Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN TUGAS MANDIRI 11

MATA KULIAH KEPERAWATAN PSIKIATRI

LITERATURE REVIEW: KONSEP TERAPI AKTIVITAS


KELOMPOK SOSIALISASI DALAM ASUHAN
KEPERAWATAN JIWA

Oleh:
Nama : Atikah Qanitah Ulipia Harahap
NIM : 215070209111005
Kelas : SAP Reguler

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
LITERATURE REVIEW: KONSEP TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
SOSIALISASI DALAM ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

Atikah Qanitah Ulipia Harahap

PENDAHULUAN
Kemunduran fungsi sosial yang dialami seseorang di dalam diagnosa keperawatan
jiwa disebut isolasi sosial. Perilaku menarik diri merupakan percobaan untuk
menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan maupun
komunikasi dengan orang lain. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima,
kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain.
Sosialisasi merupakan suatu upaya membantu klien berhubungan dengan orang
lain, sosialisasi bisa dilakukan melalui komunikasi dan hubungan interpersonal.
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi sangat penting dilakukan untuk membantu
dan memfasilitasi klien isolasi sosial untuk mampu bersosialisasi secara bertahap.

A. Definisi
Terapi dalam bentuk berkelompok merupakan terapi kejiwaan yang dapat
dilakukan dalam berkelompok untuk memberikan stimulus pada pasien dengan
gangguan antar individu. Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu terapi
modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama (Saswati and Sutinah, 2018)
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) adalah suatu upaya
memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan
sosial, yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok
secara bertahap (Pambudi, Dewi and Sulistyorini, 2017)

B. Tujuan
Terapi aktivitas kelompok sosial bertujuan untuk membantu dan
memfasilitasi klien isolasi sosial untuk mampu bersosialisasi secara bertahap
(Efendi, Rahayuningsih and Muharyati, 2016) TAKS juga memiliki tujuan
khusus yaitu bertujuan agar klien mampu memperkenalkan diri, klien mampu
berkenalan dengan anggota kelompok, klien mampu bercakap-cakap dengan
anggota kelompok, klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik
percakapan, klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi

1
pada orang lain, klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi
kelompok, klien mampu menyampikan pendapat tentang manfaat kegiatan
tentang TAKS yang telah dilakukan.

C. Indikasi Terapi Aktivitas Kelompok Sosial


1. Pasien yang mengalami isolasi sosial yang telah mulai melakukan
interaksi interpersonal
2. Klien menarik diri yang cukup kooperatif
3. Pasien yang mengalami kerusakan komunikasi verbal yang telah
berespons sesuai dengan stimulus. TAK Sosialisasi terdiri dari 2 sesi,
yaitu sesi 1 yaitu memperkenalkan diri dan sesi 2 yaitu berkenalan
dengan anggota kelompok
4. Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat (tidak sedang
mengidap penyakit fisik tertentu seperti diare, thypoid dan lain-lain)
5. Klien halusinasi yang sudah dapat mengontrol halusinasinya
6. Klien dengan riwayat marah/amuk yang sudah tenang

D. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi dalam Asuhan Keperawatan Jiwa


Terapi Aktivitas Kelompok atau Sosialisasi (TAKS) merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang sangat penting dilakukan untuk membantu dan
memfasilitasi klien isolasi sosial agar dapat berinteraksi atau bersosialisasi dengan
orang lain, agar dapat mengungkapkan perasaannya atau bercerita apa yang
dialaminya dengan orang lain.
Saat TAKS berlangsung diharapkan pasien dapat melakukan permainan,
pasien dapat memberikan pendapat/komentar dari permainan, pasien dapat
berperan aktif dalam kelompok dengan cara mengungkapkan pengalamannya dan
memberikan dukungan kepada klien lain, pasien dapat mengontrol emosinya
selama kegiatan berlangsung dan pasien tidak meninggalkan kelompok pada saat
permainan. Namun jika terdapat beberapa masalah saat TAKS berlangsung dapat
diantisipasi misalnya jika ada pasien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
penanganannya adalah dengan memberikan motivasi oleh fasilitator, jika ada
pasien meninggalkan permainan tanpa ijin maka terapis dapat memanggil nama
pasien, tanyakan alasan pasien meninggalkan permainan, berikan motivasi agar

2
pasien kembali mengikuti permainan, jika ada pasien lain yang ingin mengikuti
permainan, beri penjelasan pada pasien tersebut bahwa permainan ini ditujukan
pada pasien yang dipilih, katakan pada pasien lain tersebut bahwa akan ada waktu
khusus untuk mereka.
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi untuk membantu atau memfasilitasi
pasien yang menarik diri/isolasi sosial untuk mampu bersosialisasi secara bertahap
melalui 7 sesi untuk melatih kemampuan sosialisasi klien. Berikut ini ketujuh sesi
kegiatan terapi aktivitas kelompok sosialisasi:
1. Sesi 1: Kemampuan Memperkenalkan Diri
Pada sesi ini bertujuan agar pasien dapat memperkenalkan dirinya
dengan menyebutkan jati dirinya seperti nama lengkap, nama panggilan, asal
dan hobi. Pasien juga dapat menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal
dan hobi dari anggota kelompok lain.
2. Sesi 2: Kemampuan Berkenalan dengan Anggota Kelompok
Pada sesi ini bertujuan agar pasien mampu meningkatkan hubungan
interersonal anggota kelompok, berkomunikasi, saling memperhatikan,
mampu berespon terhadap stimulasi yang diberikan. Pasien dapat
memperkenalkan rekannya (nama lengkap, nama panggilan, asal, hobby)
3. Sesi 3: Kemampuan Bercakap-Cakap
Pada sesi ini bertujuan agar pasien mampu mengajukan pertanyaan
tentang kehidupan pribadi kepada satu orang kelompok. Pasien dapat
menjawab pertanyaan tentang kehidupan pribadinya misalnya orang
terdekatnya siapa.
4. Sesi 4: Kemampuan Menyampaikan dan Membicarakan Suatu Topik
Pada sesi ini bertujuan agar pasien mampu menyampaikan dan
membicarakan topik tertentu yang ingin dibicarakan misalnya cara mencari
teman.
5. Sesi 5: Kemampuan Bercakap-Cakap Masalah Pribadi
Pada sesi ini bertujuan agar pasien mampu menyampaikan dan
membicarakan masalah pribadi dengan orang lain. Pasien memilih masalah
yang ingin dibicarakan dan setelah masalah ditentukan pasien dapat
memberikan pendapatnya. Pasien mampu menceritakan perasaannya.

3
6. Sesi 6: Kemampuan Bekerja Sama
Pada sesi ini bertujuan agar pasien mampu bekerjasama dalam permainan
sosialisasi kelompok misalnya pasien bertanya dan meminta sesuai dengan
kebutuhan pada orang lain, pasien menjawab dan memberi pada orang lain.
Tujuannya agar pasien dapat bertanya, meminta, menjawab, dan memberi
terhadap sesama.
7. Sesi 7: Evaluasi Kemampuan Sosialisasi
Pada sesi ini bertujuan agar pasien mampu menyampaikan pendapat
tentang manfaat kegiatan kelompok yang telah dilakukan. Pasien dapat
menyebutkan manfaat 6 kali pertemuan terapi aktivitas kelompok sosialisasi.

Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam TAKS yaitu tahap


persiapan, orientasi, tahap kerja dan tahap terminasi dengan menggunakan metode
dinamika kelompok, diskusi atau tanya jawab serta bermain peran atau stimulasi
(Hastutiningtyas and Setyabudi, 2016) Berikut ini proses terapi aktivitas
kelompok sosialisasi:
1) Fase Prainteraksi/Persiapan
Pada tahap persiapan perawat membuat kontrak dengan klien yang
sesuai indikasi. Perawat juga empersiapkan tempat dengan setting tempat
duduk pasien duduk melingkar. Perawat membagi tugas untuk melakasanakan
TAKS seperti leader, co leader, fasilitator, observer dan operator. Perawat
mempersiapkan alat yang dibutuhkan seperti tape recorder, kaset dengan lagu
yang ceria, bola tenis, buku catatan dan pulpen dan jadwal kegiatan pasien.
2) Fase Orientasi
Pada fase ini, setelah leader memberikan salam kepada semua peserta,
selanjutnya leader memberikan kesempatan kepada salah satu pasien untuk
memimpin doa agar apa yang dilakukannya hari ini memberikan manfaat dan
berkah sebanyak-banyaknya. Setelah selesai doa, leader memperkenalkan diri
dan menjelaskan tujuan dankontrak dengan pasien yang sebelumnya
dievaluasi atau melakukan validasi dengan pasien yaitu dengan cara pasien
diminta untuk memperkenalkan diri dan menyebutkanminimal tiga orang
temannya (anggota kelompoknya) dan menyebutkan minimal duaorang
perawat yang ada di dekatnya sampai semua peserta TAKS mendapatkan

4
giliran. Bagi pasien yang dapat menyebutkan dengan baik dan benar
diberikan reinforcement yaitu dengan pujian atau tepuk tangan. Setelah
semuanya mendapatkan giliran, selanjutnya leader membacakan aturan main
tentang hal-hal yang harus disepakati bersama selama kegiatan TAK
berlangsung.
3) Fase Kerja
Pada bagaian fase kerja, tujuan penggunaan terapi ini sebenarnya lebih
mengkhususkan untuk pasien yang mengalami gangguan jiwa isolasi sosial:
menarik diri. Pada mulanya, seluruh peserta duduk melingkar dengan seorang
leader berada di tengah. Kemudian fasilitator memperkenalkan diri kepada
para peserta. Urutan ditunjuk oleh leader, dan dimulai dengan menyebutkan
nama, kemudian leader menjelaskan tujuan dan peraturan kegiatan dalam
kelompok. Bila peserta akan mengemukakan perasaannya, maka diminta
untuk menunnjukkan tangannya. Selain itu, jika klien ingin keluar untuk
minum, BAB/BAK harus minta ijin pada perawat. Setelah menjelaskan aturan
selama kegaiatan TAKS berlangsung, leader dapat memulai acara tersebut
tergantung sesi yang akan dilaksanakan. Selama kegiatan berlangsung,
observer mengamati jalannya acara
4) Fase Terminasi
Pada fase ini, leader akan mengeksplor perasaan klien satu persatu
setelah mengikuti kegiatan TAK tersebut. Pada tahap ini diharapkan klien
menyatakan senang dan puas dengan kegiatan TAK tersebut. Hal ini dapat
dibuktikan dengan selama kegiatan berlangsung, pasien tetap antusias dan
kooperatif bahkan sampai melewati kontrak yang ditentukan pun mereka
tidak merasa bosan ataupun lelah. Setelah itu pasien dievaluasi secara
obyektif yaitu diminta untuk menyebutkan kembali tujuan darikegiatan yang
sudah dilaksanakan kemudian leader menjelaskan kembali tentang tujuan dan
manfaat dari kegiatan kelompok ini sekaligus menutup kegiatan dengan
kesimpulan bersama-sama.

5
DAFTAR PUSTAKA
Adrikni, T. (2019) ‘Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi pada Pasien dengan
Isolasi Sosial di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang’, Karya
Tulis Ilmiah, Universitas Muhammadiyah Magelang, Magelang.

Efendi, S., Rahayuningsih, A. and Muharyati, W. (2016) ‘Pengaruh Pemberian


Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi terhadap Perubahan Perilaku Klien
Isolasi Sosial’, NERS Jurnal Keperawatan, 8(2), pp. 105–114. doi:
10.25077/njk.8.2.105-114.2012.

Hastutiningtyas, W. R. and Setyabudi, I. (2016) ‘Peran Terapi Aktivitas


Kelompok Sosialisasi (TAKS) terhadap Kemampuan Interaksi Sosial dan
Masalah Isolasi Sosial Pasien’, Jurnal care, 4(3), pp. 62–69.

Indriani, N. (2019) ‘Penerapan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi untuk


Meningkatkan Interaksi Sosial pada Pasien Isolasi Sosial’, Karya Tulis
Ilmiah, Universitas Islam Sultan Agung, Semarang.

Nirmala, A. (2020) ‘Gambaran Tindakan Pelaksanaan Terapi Aktifitas Kelompok


Sosialisasi pada Pasien Isolasi Sosial di Ruang Palm RS Khusus Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan’, Karya Tulis Ilmiah, STIKES Panakkukang,
Makassar.

Pambudi, W. E., Dewi, E. I. and Sulistyorini, L. (2017) ‘Pengaruh Terapi


Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) terhadap Kemampuan Interaksi
Sosial pada Lansia dengan Kesepian di Pelayanan Sosial Lanjut Usia
(PSLU) Jember’, e-Jurnal Pustaka Kesehatan, 5(2), pp. 253–259. Available
at: https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/article/view/5774.

Saswati, N. and Sutinah (2018) ‘Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi


terhadap Kemampuan Sosialisasi Klien Isolasi Sosial’, Jurnal Endurance,
3(2), pp. 292–301. doi: 10.22216/jen.v3i2.2492.

Suwarni and Rahayu, D. A. (2020) ‘Peningkatan Kemampuan Interaksi pada


Pasien Isolasi Sosial dengan Penerapan Terapi Aktivitas Kelompok
Sosialisasi Sesi 1-3’, Jurnal Unimus, 1(1), pp. 11–17. doi:
10.26714/nm.v1i1.5482.

Tim Keperawatan Kesehatan Jiwa (2018) ‘Modul Praktikum Keperawatan jiwa


II’, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.

Zakiyah, Hamid, A. Y. S. and Susanti, H. (2018) ‘Penerapan Terapi Generalis,


Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi, dan Social Skill Training pada
Pasien Isolasi Sosial’, Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia [JIKI], 2(1),
pp. 19–32. doi: 10.31000/jiki.v2i1.967.

Anda mungkin juga menyukai