Oleh:
Nama : Atikah Qanitah Ulipia Harahap
NIM : 215070209111005
Kelas : SAP Reguler
PENDAHULUAN
Kemunduran fungsi sosial yang dialami seseorang di dalam diagnosa keperawatan
jiwa disebut isolasi sosial. Perilaku menarik diri merupakan percobaan untuk
menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan maupun
komunikasi dengan orang lain. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima,
kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain.
Sosialisasi merupakan suatu upaya membantu klien berhubungan dengan orang
lain, sosialisasi bisa dilakukan melalui komunikasi dan hubungan interpersonal.
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi sangat penting dilakukan untuk membantu
dan memfasilitasi klien isolasi sosial untuk mampu bersosialisasi secara bertahap.
A. Definisi
Terapi dalam bentuk berkelompok merupakan terapi kejiwaan yang dapat
dilakukan dalam berkelompok untuk memberikan stimulus pada pasien dengan
gangguan antar individu. Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu terapi
modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama (Saswati and Sutinah, 2018)
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) adalah suatu upaya
memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan
sosial, yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok
secara bertahap (Pambudi, Dewi and Sulistyorini, 2017)
B. Tujuan
Terapi aktivitas kelompok sosial bertujuan untuk membantu dan
memfasilitasi klien isolasi sosial untuk mampu bersosialisasi secara bertahap
(Efendi, Rahayuningsih and Muharyati, 2016) TAKS juga memiliki tujuan
khusus yaitu bertujuan agar klien mampu memperkenalkan diri, klien mampu
berkenalan dengan anggota kelompok, klien mampu bercakap-cakap dengan
anggota kelompok, klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik
percakapan, klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi
1
pada orang lain, klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi
kelompok, klien mampu menyampikan pendapat tentang manfaat kegiatan
tentang TAKS yang telah dilakukan.
2
pasien kembali mengikuti permainan, jika ada pasien lain yang ingin mengikuti
permainan, beri penjelasan pada pasien tersebut bahwa permainan ini ditujukan
pada pasien yang dipilih, katakan pada pasien lain tersebut bahwa akan ada waktu
khusus untuk mereka.
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi untuk membantu atau memfasilitasi
pasien yang menarik diri/isolasi sosial untuk mampu bersosialisasi secara bertahap
melalui 7 sesi untuk melatih kemampuan sosialisasi klien. Berikut ini ketujuh sesi
kegiatan terapi aktivitas kelompok sosialisasi:
1. Sesi 1: Kemampuan Memperkenalkan Diri
Pada sesi ini bertujuan agar pasien dapat memperkenalkan dirinya
dengan menyebutkan jati dirinya seperti nama lengkap, nama panggilan, asal
dan hobi. Pasien juga dapat menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal
dan hobi dari anggota kelompok lain.
2. Sesi 2: Kemampuan Berkenalan dengan Anggota Kelompok
Pada sesi ini bertujuan agar pasien mampu meningkatkan hubungan
interersonal anggota kelompok, berkomunikasi, saling memperhatikan,
mampu berespon terhadap stimulasi yang diberikan. Pasien dapat
memperkenalkan rekannya (nama lengkap, nama panggilan, asal, hobby)
3. Sesi 3: Kemampuan Bercakap-Cakap
Pada sesi ini bertujuan agar pasien mampu mengajukan pertanyaan
tentang kehidupan pribadi kepada satu orang kelompok. Pasien dapat
menjawab pertanyaan tentang kehidupan pribadinya misalnya orang
terdekatnya siapa.
4. Sesi 4: Kemampuan Menyampaikan dan Membicarakan Suatu Topik
Pada sesi ini bertujuan agar pasien mampu menyampaikan dan
membicarakan topik tertentu yang ingin dibicarakan misalnya cara mencari
teman.
5. Sesi 5: Kemampuan Bercakap-Cakap Masalah Pribadi
Pada sesi ini bertujuan agar pasien mampu menyampaikan dan
membicarakan masalah pribadi dengan orang lain. Pasien memilih masalah
yang ingin dibicarakan dan setelah masalah ditentukan pasien dapat
memberikan pendapatnya. Pasien mampu menceritakan perasaannya.
3
6. Sesi 6: Kemampuan Bekerja Sama
Pada sesi ini bertujuan agar pasien mampu bekerjasama dalam permainan
sosialisasi kelompok misalnya pasien bertanya dan meminta sesuai dengan
kebutuhan pada orang lain, pasien menjawab dan memberi pada orang lain.
Tujuannya agar pasien dapat bertanya, meminta, menjawab, dan memberi
terhadap sesama.
7. Sesi 7: Evaluasi Kemampuan Sosialisasi
Pada sesi ini bertujuan agar pasien mampu menyampaikan pendapat
tentang manfaat kegiatan kelompok yang telah dilakukan. Pasien dapat
menyebutkan manfaat 6 kali pertemuan terapi aktivitas kelompok sosialisasi.
4
giliran. Bagi pasien yang dapat menyebutkan dengan baik dan benar
diberikan reinforcement yaitu dengan pujian atau tepuk tangan. Setelah
semuanya mendapatkan giliran, selanjutnya leader membacakan aturan main
tentang hal-hal yang harus disepakati bersama selama kegiatan TAK
berlangsung.
3) Fase Kerja
Pada bagaian fase kerja, tujuan penggunaan terapi ini sebenarnya lebih
mengkhususkan untuk pasien yang mengalami gangguan jiwa isolasi sosial:
menarik diri. Pada mulanya, seluruh peserta duduk melingkar dengan seorang
leader berada di tengah. Kemudian fasilitator memperkenalkan diri kepada
para peserta. Urutan ditunjuk oleh leader, dan dimulai dengan menyebutkan
nama, kemudian leader menjelaskan tujuan dan peraturan kegiatan dalam
kelompok. Bila peserta akan mengemukakan perasaannya, maka diminta
untuk menunnjukkan tangannya. Selain itu, jika klien ingin keluar untuk
minum, BAB/BAK harus minta ijin pada perawat. Setelah menjelaskan aturan
selama kegaiatan TAKS berlangsung, leader dapat memulai acara tersebut
tergantung sesi yang akan dilaksanakan. Selama kegiatan berlangsung,
observer mengamati jalannya acara
4) Fase Terminasi
Pada fase ini, leader akan mengeksplor perasaan klien satu persatu
setelah mengikuti kegiatan TAK tersebut. Pada tahap ini diharapkan klien
menyatakan senang dan puas dengan kegiatan TAK tersebut. Hal ini dapat
dibuktikan dengan selama kegiatan berlangsung, pasien tetap antusias dan
kooperatif bahkan sampai melewati kontrak yang ditentukan pun mereka
tidak merasa bosan ataupun lelah. Setelah itu pasien dievaluasi secara
obyektif yaitu diminta untuk menyebutkan kembali tujuan darikegiatan yang
sudah dilaksanakan kemudian leader menjelaskan kembali tentang tujuan dan
manfaat dari kegiatan kelompok ini sekaligus menutup kegiatan dengan
kesimpulan bersama-sama.
5
DAFTAR PUSTAKA
Adrikni, T. (2019) ‘Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi pada Pasien dengan
Isolasi Sosial di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang’, Karya
Tulis Ilmiah, Universitas Muhammadiyah Magelang, Magelang.