Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

“LITERATURE REVIEW: INFECTION PREVENTION IN THE


OPERATING ROOM ANESTHESIA WORK AREA”

Oleh:
Kelompok 7
1. Yulia Apiyani (215070209111003)
2. Atikah Qanitah Ulipia Harahap (215070209111005)
3. Angga Anggriawan (215070209111020)
4. Fatmawati Keliobas (215070209111028)
5. Dhia Oryza Sativa (215070209111043)
6. Deswita Aridhya Anjali (215070209111045)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
ABSTRAK
Introduksi: Ruang operasi (OR) adalah suatu tempat yang menantang untuk
mempengaruhi praktik pencegahan dan pengendalian infeksi yang ideal serta
kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi khusus untuk perawatan anestesi
di OR tidak universal. Tujuan penulisan: untuk melihat bagaimana pengendalian
dan pencegahan infeksi di area kerja anestesi ruang operasi dalam mengurangi
risiko bahaya yang ditimbulkan pada petugas perioperative dan pasien pada area
tersebut. Metode: Penulisan ini bersifat deskriptif dengan menggunakan desain
literature review, jumlah sampel yang digunakan sebanyak 20 artikel yang telah
dipublikasikan. Analis data disajikan dalam bentuk tabel keaslian penulis. Hasil:
perlu adanya standar yang digunakan secara universal dan diakui oleh institusi
yang berwenang dalam pencegahan dan pengendalian infeksi di area kerja
anestesi ruang operasi. Kesimpulan: Dari beberapa artikel yang telah di review
mengatakan bahwa terdapat perbedaan pengendalian dan pencegahan infeksi
disetiap area kerja anestesi ruang operasi

Kata kunci: Pencegahan infeksi, Area kerja anestesi ruang operasi


A. Pendahuluan
Resiko infeksi dapat berbeda dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya
tergantung kegiatan klinis dan pelayanan rumah sakit, populasi pasien yang
dilayani, lokasi geografi, jumlah pasien dan jumlah pegawai rumah sakit (Depkes
RI, 2012). Prosedur tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi mutlak harus
diterapkan di rumah sakit termasuk di kamar operasi. Kamar operasi merupakan
suatu unit khusus di rumah sakit tempat melakukan pembedahan (Masloman, A.P
et all, 2015). Mencegah infeksi setelah tindakan operasi adalah sebuah proses
kompleks yang bermula di kamar operasi dengan mempersiapkan dan
mempertahankan lingkungan yang aman untuk melakukan pembedahan.
tantangan yang signifikan untuk menerapkan serangkaian rekomendasi
pencegahan dan pengendalian infeksi untuk mempengaruhi budaya OR secara
umum, dan alur kerja penyedia anestesi pada khususnya. Administrator fasilitas
perlu berkolaborasi secara aktif dengan pimpinan departemen anestesi untuk
membuat rencana implementasi yang tepat waktu, komprehensif, dan
multidisiplin, dan yang akan mengalokasikan sumber daya rumah sakit untuk
mendidik tenaga kesehatan dan untuk memperoleh komponen pencegahan dan
pengendalian infeksi baru (misalnya, laringoskop sekali pakai). Kegagalan tenaga
kesehatan ruang operasi dalam menerapkan hand hygiene sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dapat menyebabkan kontaminasi alat, sehingga dapat
menginfeksi pasien berikutnya. Misalnya pada kontaminasi telepon, keyboard,
mesin anastesi, dan kran infus set. Tenaga kesehatan ruang operasi juga
melakukan tindakan invasif seperti intubasi trakea, pemasangan infus dan
pemasangan kateter, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan kontaminasi
infeksi pada pasien normal sekalipun (Krediet, A.C et all, 2011). Petugas
kesehatan harus dibekali bagaimana melindungi diri agar tidak terkena resiko
infeksi (Arifin dan Solikhah, 2005). Universal Precautions rnerupakan upaya
yang dilakukan dalarn rangka perlindungan, pencegahan dan meminimalkan
infeksi silang (cross infection) antara petugas kesehatan dengan pasien akibat
adanya kontak langsung dengan pasien atau cairan tubuh pasien yang terinfeksi.
Oleh sebab itu, petugas layanan kesehatan harus meningkatkan universal
precautions secara penuh dalam berinteraksi dengan semua pasien.
B. Tujuan Analisis
Tujuan dari literature review ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pencegahan infeksi dalam mengurangi risiko bahaya yang ditimbulkan pada
petugas perioperative dan pasien pada area anestesi ruang operasi.

C. Luaran Analisis
Luaran Analisis dari penilitian penceghaan infeksi diarea kerja anetesi ruang
operasi ditemukan:
1. Meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan infeksi di ruang operasi
2. Perawatan dan penggunaan mesin anetesi di ruang operasi untuk pencegahan
infeksi
3. Peningkatan pengetahuan tentang penggunaan Alat Pelindung Diri
4. Menfasilitasi pendidikan staf tentang penerapan pedoman pengendalian

infeksi

D. Metode
Desain makalah ini adalah Literature Riview atau tinjauan pustaka. Study
Litetarur Riview adalah cara yang dipakai untuk mengumpulkan data atau sumber
yang berhubungan pada sebuah topik tertentu yang bisa didapat dari berbagai
sumber, seperti jurnal, buku, internet. Penelitian ini dibuat tidak didasari dari
penelitian langsung, akan tetapi bersumber dari jurnal-jurnal penelitian yang berisi
rangkuman referensi dari beberapa buku maupun jurnal yang disusun menjadi
tinjauan pustaka yang terkait dengan judul yang diambil yaitu “Infection
Prevention in The Operating Room Anesthesia Work Area”. Adapun kriteria
meliputi tahun sumber literatur yang diambil yaitu 5 tahun terkahir 2015-2021 dan
kesesuaian antara kata kunci dan hasil dari jurnal tersebut. Strategi dalam
pengumpulan jurnal sebagai literatur dengan mengggunakan situs jurnal yang
telah terakreditasi yaitu google scholar. Setalah membaca semua jurnal yang
sudah sesuai tujuannya dengan penulis, penulis mendapatkan kesimpulan cocok
tidaknya pemakaian literatur tersebut.
E. Diagram Prisma
F. Hasil
Database Google Schoolar
No Author + Judul Tahu Metode Intervensi Hasil Kesimpulan
. n
1. Author: 2015 Deskriptif - Pelaksanaan Menunjukan bahwa pelaksanaan Diharapakn ahli anestesi
Masloman, A. P., dengan kebersihan tangan di kebersihan tangan, pemakaian alat menjalankan tugas dengan selalu
Kandou, G. D., menggunakan kamar operasi RSUD pelindung diri, pemrosesan memperhatikan pedoman
& Tilaar, C. R. metode DR. Sam Ratulangi peralatan pasien, pengelolaan pencegahan dan pengendalian
Judul: kualitatif Tondano limbah, pengelolaan lingkungan, infeksi di kamar operasi sesuai
Analisis - Penggunaan Alat program kesehatan petugas dengan SPO yang telah ada dan
Pelaksanaan Pelindung Diri kesehatan, penempatan pasien, selalu proaktif untuk
Pencegahan dan - Pemrosesan hygiene respirasipraktek menyuntik mengkomunikasikan
Pengendalian Peralatan Pasien dan yang aman dan praktek untuk kendala-kendala yang ada di
Infeksi di Kamar Pengelolaan Linen lumbal pungsi belum berjalan sesuai kamar operasi dengan pihak
Operasi RSUD - Kebersihan dengan pedoman pencegahan dan manajemen RSUD DR. Sam
Dr Sam Lingkungan Rumah pengendalian infeksi Kementerian Ratulangi Tondano, agar
Ratulangi Sakit Kesehatan masalah yang ada dapat segera
Tondano - Perlindungan Petugas ditangani.
Kesehatan
- Penempatan Pasien
- Hygiene
Respirasi/Etika
Batuk
- Praktek Menyuntik
yang Aman
- Praktek untuk
Lumbal Pungsi
2. Author: 2015 Menggunaka Praktik perawat dalam pencegahan Terdapat hubungan pengetahuan
Yunita Puspasari, n deskriptif infeksi nosocomial dipengaruhi oleh dengan praktik perawat dalam
Rejeki, S., & korelasi sikap perawat. Semakin negative pencegahan infeksi nosocomial
Haayati, N. dengan sikap perawat dalam pencegahan dengan ρ value sebesar 0,002
Judul: pendekatan infeksi nosocomial maka praktik (α<0,05). Terdapat hubungan
Hubungan cross perawat akan semakin baik. sikap dengan praktik perawat
Pengetahuan, sectional. dalam pencegahan infeksi
Sikap Dengan nosocomial dengan ρ value
Praktik Perawat sebesar 0,017 (α < 0,05)
Dalam
Pencegahan
Infeksi
Nosokomial
Diruang Rawat
Inap Rumah
Sakit Islam
Kendal
3. Author: 2016 Analitik Terdapat hubungan Secara keseluruhan dari dua
Suharto, S., & dengan desain pengetahuan tentang APD dengan variabel yang diteliti yaitu
Suminar, R. cross tindakan pencegahan infeksi di pengetahuan dan sikap tentang
Judul: sectional Ruang ICU Rumah Sakit Tk II Putri APD secara signifikan memiliki
Hubungan Hijau (p=0,024<0,05). Terdapat hubungan dengan tindakan
Pengetahuan dan hubungan sikap dengan tindakan pencegahan infeksi di Ruang ICU
Sikap Perawat pencegahan infeksi di Ruang ICU Rumah Sakit Tk II Putri Hijau.
dengan Tindakan Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Variabel yang memiliki hubungan
Pencegahan (p=0,026<0,05). yang lebih kuat dengan tindakan
Infeksi di Ruang pencegahan infeksi di Ruang ICU
Icu Rumah Sakit Rumah Sakit Tk II Putri Hijau
yaitu pengetahuan tentang APD
dengan nilai ρ sebesar 0.024 lebih
kecil dariα 0,05 (ρ=0,024>α=0,05)
4. Author: 2017 Deskriptif Hasil penelitian memperlihatkan Berdasarkan hasil PCR didapatkan
Barung, S., dengan desain dari 16 sampel yang diteliti 7 jenis kuman pada infeksi luka
Sapan, H.B., potong ditemukan 3 sampel negative operasi dari pasien multitrauma di
Sumanti, W.M. lintang (18,75%) dan 13 sampel positif RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
and Tubagus, R. (81,25%). Berdasarkan hasil PCR Manado, kesemuanya tergolong
Judul: ditemukan pertumbuhan kuman bakteri Gram negatif, dan yang
Pola Kuman dari terbanyak ialah Pseudomonas tersering ialah Pseudomonas
Infeksi Luka aeruginosa sejumlah 6 sampel aeruginosa.
Operasi pada (46,1%), diikuti Escherichia coli
Pasien sejumlah 2 sampel (15,4%), serta
Multitrauma Enterobacter hormaechei,
Alkaligenes faecalis, Enterobacter
cloacae, Bacteroides fragilis, dan
Proteus mirabilis,
masing-masing sejumlah 1 sampel
(7,7%).
5. Author: 2017 Metode Hipotesis tentang context dalam Program penanggulangan kejadian
Hakim, S realist penelitian ini adalah penerapan luar biasa IDO pasca operasi
Judul: evaluation Bundles IDO untuk menanggulangi seksio cesaria di Departemen
Evaluasi dengan pola masalah kejadian luar biasa IDO. Obsgin pada tahun 2014 setelah
Program context, Dari telaah yang telah dilakukan dievaluasi menggunakan metode
Penanggulangan mechanism, dan SPO yang sudah dibuat untuk realist evaluation dinyatakan
Kejadian Luar dan outcome. mencegah dan menanggulangi IDO berhasil.
Biasa Infeksi telah dibuat suatu pedoman tentang
Daerah Operasi Bundles IDO. Tetapi sebelum
Pasca SC di kejadian KLB IDO tahun 2014
Departemen belum ada upaya penerapan yang
Obsgin RSCM intensif. Setelah terjadi KLB ini
maka PPIRS bekerja sama dengan
stakeholder yang lain yaitu,
manajemen Departemen,
manajemen ruang pelayanan, para
dokter DPJP maupun PPDS, dan
perawat yang bertugas di ruang
pelayanan untuk menerapkan
Bundles IDO secara ketat.
6. Author: 2017 Observasiona Hasil uji statistik univariat Pengetahuan dan sikap tentang
Suharto, S. and l analitik, didapatkan bahwa berdasarkan APD secara signifikan memiliki
Suminar, R. dengan desain pengkategorian sub variabel hubungan dengan tindakan
Judul: cross pengetahuan tentang APD yang pencegahan infeksi di Ruang ICU
Hubungan sectional paling besar berada pada kategori Rumah Sakit Tk II Putri Hijau.
Pengetahuan dan kurang yaitu sebanyak 13 orang Variabel yang memiliki hubungan
Sikap Perawat (56,5%) dan selebihnya berada pada yang lebih kuat dengan tindakan
dengan Tindakan kategori baik sebanyak 10 orang pencegahan infeksi di Ruang ICU
Pencegahan (43,5%) dan Sub variabel sikap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau
Infeksi Di Ruang menunjukan yang paling besar yaitu pengetahuan tentang APD
ICU Rumah berada pada kategori baik yaitu dengan nilai ρ sebesar 0.024 lebih
Sakit. sebanyak 15 orang (65,2%) dan kecil dari α 0,05
selebihnya berada pada kategori (ρ=0,024>α=0,05).
kurang sebanyak 8 orang (34,8%).
Dan variabel tindakan pencegahan
menujukan bahwa yang paling besar
berada pada kategori baik yaitu
sebanyak 13 orang (56,5%) dan
selebihnya berada pada kategori
kurang sebanyak 10 orang (43,5%).
7. Author: 2018 Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan Ada hubungan teknik aseptik anti
Joko Pitoyo, adalah studi tindakan teknik aseptik sebagian septik petugas kamar operasi
Isnaeni DTN, korelasi, besar sesuai dengan prosedur 68%. dengan risiko infeksi luka operasi
Miftachul dengan jenis Kemudian kejadian risiko infeksi pada pasien bedah mayor di
Isnandar penelitian luka operasi pada pasien bedah RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.
Judul: yang mayor yaitu 8 (27%) responden. Tindakan teknik aseptikantiseptik
Teknik Aseptik digunakan Kemudian hasil uji PLS (partial sebagian besar (68%) sudah
Antiseptik observasional least squares) didapatkan hubungan dilakukan sesuai standart
Petugas Kamar analitik, serta yang signifikan antara tindakan operasional prosedur, meskipun
Operasi dengan menggunakan aseptik-antiseptik dengan risiko masih ada tindakan yang belum
Irisiko Infeksi metode infeksi luka operasi memiliki sesuai prosedur (32%). Hal ini
Luka Operasi pendekatan koefisien jalur sebesar -0,361. disebabkan karena petugas kurang
pada Pasien ekspla-natori. Dimana hubungan nya adalah memperhatikan kesterilan saat
Bedah Mayor signifikan (t = 1,279; p 0,006 < operasidan kurangnya
0,05). pengawasan terhadap petugas
operasi. Resiko infeksi luka
operasi pada penelitian ini yaitu
27%. Hasil risiko infeksi luka
operasi berdasarkan jenis operasi
adalah operasi sectio caesareae
(SCTP) 7 (31%)
danapendiktomi 1 (8%). Masih
adanya risiko infeksidisebabkan
oleh faktor teknik aseptik
antiseptikyang masih belum sesuai
dengan prosedur dan ada faktor
lain yang mempengaruhi
terjadinya risiko infeksi luka
operasi. Misalnya penyakit
hormonal, status nutrisi, dan
teknik perawatan luka post
operatif.
8. Author: 2019 Penelitian Rekomendasi HMEF berfungsi untuk Penggunaan HMEF pada
Dewi & Siwi penggunaan heat and menghangatkan, melembabkan dan breathing circuit
Judul: moisture exchanging memfilter mikroorganisme direkomendasikan untuk tindakan
Heat and filter (HMEF) termasuk bakteri dan virus. Alat ini general anestesi pasien dengan
Moisture dikembangkan untuk dipasang pada ujung yang resiko infeksi. Hal ini dilakukan
Exchanging mencegah pekerja berhubungan langsung dengan untuk mencegah kontaminasi
Filter pada menghirup partikel pasien untuk melembabkan udara silang antar
Pasien COVID- radioaktif halus selama proses ventilasi. Beberapa pasien.
19 yang pengecualian bisa diterapkan dalam
Menjalani Sectio pengunaan HMEF pada ibu hamil.
Caesarea Misalkan pada kasus dengan edema
pulmonal. Pada kasus dengan
sputum yang banyak dikatakan
bahwa filter akan gagal membentuk
barier aktif terhadap virus. Hal ini
disebabkan cairan sekret dapat
melewati membran filter dan bisa
menyebabkan obstruksi pada filter
9. Author: 2019 Patient care Pengamatan di 3 area Hasilnya dibandingkan dengan Menunjukkan peningkatan dalam
Plemmons et al. praktik anestesi menggunakan uji eksak Fisher. 2 dari 3 perilaku praktik bersih
Judul: sebelum dan 3 minggu yang diminati oleh staf perawat
Improving dan 3 bulan setelah anestesi sebagai produk
infection control pendidikan staf, pendidikan, pengingat, dan
practices of nurse penempatan pengingat pengamatan langsung
anesthetists in visual, dan penerapan
the anesthesia pedoman pengendalian
workspace infeksi.
10. Author: 2020 Penelitian Tehnik anestesi Tenaga kesehatan yang terpapar Regional anestesi baik epidural
Isngadi, I., regional (epidural dan berisik terinfeksi apabila tidak dan atau spinal anestesi
Septica, R. I., & atau spinal) untuk menggunakan APD sesuai standard, merupakan teknik anestesi pilihan
Chandra, S. operasi obstetri dengan sehingga semua tenaga harus utama untuk operasi obstetri
Judul: COVID-19 menggunakan APD sesuai dengan C0VID-19. Tehnik
Tatalaksana levelnya. Dokter Anestesi dalam anestesi umum hanya digunakan
Anestesi pada melaksanakan tindakan anestes apabila gagal dengan tehnik
Operasi Obstetri pada operasi obstetri harus regional anestesi, ada
dengan Covid-19 mengutamakan keselamatan diri kontraindikasi dengan tehnik
dengan cara menggunakan Alat anestesi regional atau
perlindunga Diri (APD) yang tepat, maternal mengalami desaturasi
mengurangi tindakan yang (saturasi <93%).
memanipulasi airway dan tindakan
lain yang menimbulakan aerosol.
Regional anestesi baik epidural dan
atau spinal anestesi merupakan
teknik anestesi pilihan utama untuk
operasi obstetri dengan C0VID-19.
Tehnik anestesi umum hanya
digunakan apabila gagal dengan
tehnik regional anestesi, ada
kontraindikasi dengan tehnik
anestesi regional atau maternal
mengalami desaturasi (saturasi
<93%).
11. Author: 2020 Penulisan - Penggunaan anestesi Meskipun teknik anestesi regional Anastesi Regional bermanfaat
Nurcahyo & tinjauan regional menjadi memiliki keunggulan terhadap dalam pencegahan komplikasi
Nurbianto Pustaka kunci selama pasien dengan COVID-19, terdapat pascaoperasi, teknik regional yang
Judul: pandemic beberapa pertimbangan dalam tepat dapat menjaga fungsi
Pemilihan - Dapat mengurangi menentukan teknik anestesi itu pernapasan dan menghindari
Anestesi kebutuhan untuk sendiri dan perlu dilakukan aerosolisasi dan instrumentasi
Regional dan anestesi umum dan penelitian lebih lanjut, beberapa jalan napas untuk mencegah
Anestesi Umum risiko terkait dari alasannya adalah penularan virus covid-19
Untuk Pasien prosedur yang 1. Gangguan koagulasi, yang
COVID-19 menghasilkan aerosol mana sering terjadi pada pasien
Sebagai Upaya yang terinfeksi COVID-19
Mengurangi berat
Risiko Penularan 2. Fungsi miokard dapat
menyulitkan prosedur anestesi
3. Penyebaran COVID-19 ke
sistem saraf pusat dapat
menimbulkan keraguan
terhadap keamanan anestesi
regional/spinal
12. Author: 2020 Kuesioner Pemantauan suhu Rasio pemantauan suhu keseluruhan Pentingnya pemantauan suhu
Yüksek et al. diukur sebagai 5,5%. Pemantauan perioperatif harus lebih sering
Judul: suhu adalah yang paling sering ditekankan dalam pertemuan
Perioperative digunakan untuk kelompok pasien anestesi dan program pendidikan
temperature operasi kardiovaskular. Pada
monitoring in anestesi neuraksial, pemantauan
general and suhu hanya 1,5%. Alasan paling
neuraxial umum untuk tidak menggunakan
anesthesia: a monitor suhu adalah kurangnya
survey peralatan yang sesuai (45%). Area
study pemantauan suhu yang paling
umum adalah zona aksila (48%).
13. Author: 2020 Penelitian Hasil penelitian ini Kantong ampul efektifdijadikan
Yustiana Olfah, ini menunjukkan bahwa kecelakaan alternatif pencegahan
Abdul Ghofur, menggunakan akibat tergores ampul mencapai kecelakaan kerja dengan nilai
Nia Ayu Bintari metode 78,6% sedangkan pemanfaatan r=-0,532; sig α =
Judul: observasional kantong ampul efektif sebesar 0,001(bermakna), tetapi perlu
Efektivitas 92,1%. Bahan kantong ampul adanya penelitian lanjutan sesuai
Kantong Ampul semua masukan perawat bedah dengan masukan atas desain
Suatu Inovasi dan anestesi adalah bahan katun kantong ampul dengan praktikan
untuk (50%), desain sesuai contoh maupun tenaga kesehatan
Pencegahan (60,5%), ukuran sesuai ampul yang sesuai sebagai
Kecelakaan (100%) dan warna terang responden. Masukan atas desain
Kerja (42,1%).Sementara itu hubungan kantong ampul adalah bahan
antara pemanfaatan kantong ampul katun, desain menyesuaikan
dengan kecelakaan kerja (tergores bentuk ampul, ukuran sesuai
ampul) secara statistik bermakna ampul dan warna terang.
(r=-0,532; sig α = 0,001), tetapi
perlupenelitian lanjutan terkait
desain ampul dengan praktikan
dan tenaga kesehatan yang sesuai
sebagai responden.
14. Author: 2021 Review - Manajemen Partisi - Beberapa rumah sakit siap Organisasi kesehatan dunia telah
Li et al. Articel Alokasi personil di dalam menerima pasien dengan mendeklarasikan pandemi virus
Judul: Ruang Operasi infeksi covid-19 dengan fasilitas corona. Penyebaran penyakit ini
Anesthesia untuk pasien yang mendukung untuk sangat cepat mengalami
Management and suspek/terdiagnosi mencegahnya dampak infeksi peningkatan ddan petugas
Perioperative s - Dalam hal ini harus berhati-hati kesehatan berada dalam jalur
Infection Control - Manajemen jika menemukan pasien dengan utama penularan, ahli anetesi
in Patients With anestesi konfimasi atau suspek kita harus berada pada risiko terpaparnya
the Novel - Induksi anetesi menggunakan pelindung medis selama manajemen perioperatif
Coronavirus umum dan intubasi yang sangat lengkap agar melalui kontak langsung terutama
trakea mengurangi infeksi silang pada saat intubasi trakea sehingg
- Ekstubasi dan - Induksi cepat dengan intubasi kita perlu manajemen anestesi
pemulihan anestesi bijaksana dianjurkan untuk dalam masa ini untuk mencegah
mengurangi penyebaran aerpsol infeksi di area anetesi ruang
partikel virus operasi untuk pasien atau tenaga
- Ekstubasi harus dilakukan untuk kesehatan.
meminimalkan penyebaran
aerosol melalui batuk
15. Author: 2021 Metode Penatalaksanaan Covid 19 pada ibu Wanita dalam siklus kehamilan-
Nasriyah et al. dalam bersalin disesuaikan dengan pasca persalinan lebih rentan
Judul: penelitian ini prosedur yang telah ditetapkan oleh terhadap komplikasi bila terinfeksi
menggunakan organisasi POGI, diantaranya oleh novel Coronavirus. Oleh
artikel review penanganan kasus oleh tenaga yang karena itu, penting untuk
dari jurnal. muti-disiplin seperti dokter memperoleh pengetahuan tentang
paru/penyakit dalam, dokter rekomendasi utama terkait asuhan
kandungan, anestesi, bidan, dokter yang diberikan kepada perempuan
neonatologi dan perawat neonatal. saat melahirkan, nifas, dan juga
Penunggu pasien hanya satu orang perawatan anak.
dan harus memakai APD saat
16. Author: 2021 Penelitian 1. Mesin Anetesi  Organisasi kesehatan dunia Diharapkan ahli anestesi dapat
Obara - Penecegahan merekomendasikan unutk memiliki pengelaman dan hasil
Judul: mesin anestesi melkaukan HH atau yang studi tentang penularan infeksi
Anesthesiologist penularan dikenal 5 momen, sayangnya dan harus menyadari dan
Behavior and SARS-Cov-2 ahli anastesi telah dicatat tidak menerima praktik standar baru
Anesthesia - Penggunaan memadai karna jika mereka yang berfokus pada pencegahan
Machine Use in mesin anestesi mencoba 5 momen banyak infeksi covid-19
The Operating versus ventilator prsedur mereka yang sering
Room During ICU dihentikan. Kurangnya HH ini
The COVID-19 2. Manajemen kamar akan bermasalah jika pasien
Pandemic: operasi tanpa gejala diperlakukan
Awareness and - Menghindari sebagai pasien tidak menular.
Change to Cope Kontaminasi  Pengguanaan yang efektif
with The Risk of - Jarak sosial di untuk mengendalikan GE Aisy
Infection ruang operasi dapat mengurangi risiko infeksi
Transmission bagis staf medis
3. Penjadwalan ruang  Ketika pasien masuk atau
operasi keluar dari ruang operasi upaya
yang harus dilakukan
adalah mengurangi penularan
virus ke lingkungan
 Jarak sosial di ruang operasi
sangat menjadi tantangan
karena komunikasi sangat
penting namun hal ini
bermanfaat untuk mengurangi
penyebaran
 Mengoptimalisasikan
penjadwalan sangat penting
17. Author: 2021 Kualitatif Terdapat tiga konteks utama yang Diperlukan perubahan perilaku
Prawirodihardjo, perlu dibenahi selama masa dalam menerapkan alur pelayanan
L., Muliarini, P., pandemi dan new normal, yaitu alur pasien di kamar operasi,
Rubianti, S., pasien dan petugas, penggunaan penggunaan APD yang sesuai
Salna, H., & Alat Pelindung Diri (APD), dan standar. Diperlukan penetapan
Sumarsono, E. metode skrining untuk pasien. metode skrining pasien yang jelas
Judul: Seluruh responden menyatakan demi melindungi tenaga kesehatan
Perubahan bahwa alur pasien dan petugas dan lingkungan RS. Diperlukan
Perilaku masih sama seperti masa sebelum sosialisasi secara intensif dan
Pelayanan pandemi sehingga harus dipisahkan berkelanjutan kepada para pasien
Anestesi Dan tentang pentingnya dan asas
Bedah Di Rumah manfaat dari standar operasional
Sakit Pada Era prosedur yang diterapkan pada
New Normal Di masa pandemi dan new normal
Kota Makassar
18. Author: 2021 Review Pengguanaan Penggunanaan barang sekali pakai Penggunanaan medis sekali pakai
Reynier et al. articel perangkat sekali pakai memang banyak digunakan namum memang banyak dipilih oleh
Judul: memiliki dampak yang signifikan fasilitas perawatan kesehatan
Moving Towards terhadap lingkungan, beban namun dengan menggunakan alat
Green keuangan yang besar bahkan yang dapat digunakan kembali
Anaesthesia: Are sesekali menepatkan pasien pada lebih ramah lingkungan dan
Patient Safety risiko ketika perangkat sekali pakai mengurangi dampak lingkungan
and kurang tepat atau efisein namun
Environmentally untuk barang yang akan digunakan
Friendly kembali asalkan dicuci dengan
Practices benar, pemantauan pada alat,
Compatible? A tingkat desinfeksi area kerja antar
Focus on Single- pasien dan lebih penting lagi
Use Devices tingkatkan kebersihan tangan diarea
kerja anestesi terutama setelah
melakukan intubasi
19. Author: 2021 Studi Cross- - Pengetahuan - Lebih 50% ahli anetesi memiliki Studi ini mengungkapkan bahwa
Yetneberk et al. Sectional tentang pengetahuan yang tidak dari 50% ahli anetesi tidak
Judul: penecegahan infeksi memadai dan praktik IP yang memiliki pengetahuan tentang IP
An investigation - Sikap terhadap tidak aman dan hampir setengahnya memiliki
of infection pencegahan infeksi - Lebih dari seperuh ahli anetesi praktik pencegahan infeksi yang
prevention - Praktik dokter memiliki sikap yang baik buruk
practices among anetesi terhadap mengenai tindakan pencegahan
anesthetists penecegahan infeksi keselamatan
- Faktor yang terkait - Proporsi ahli anetesi yang
dengan tampaknya mengikuti praktik IP
pengetahuan, sikap yang baik adalah 47,5%
dan praktik rendahnya persentase dalam
pencegahan infeksi kepatuah IP karena kurang
ketersediaan hana penvegah
yang memadai di wilayah
kerjanya dan tidak adanya
pedoman IP diwilayah kerjanya
20. Author: 2021 Penelitian 1. Kewaspadaan Pencegahan infeksi diarea bedah ini Diharapkan untuk lebih dekta
Zorrilla-Vaca et berbasis transmisi dengan menciptakan tim terlibat dalam pencegah IDO
al. 2. Profilaksis medis multidisiplin dan menyeseusaikan dengan mengadvokasi
Judul:
terhadap SSI dengan ketersediaan peralatan dan pemanfaatan yang memadai dari
Sterility and
3. Pertimbangan sumber daya. Ahli anestesi kewaspadaan berbasis tramisis.
Infection
lingkungan memainkan peran penting untuk
Prevention
4. Protokol dan bundel penerapan strategi pencegahan
Standards for
di LMIC infeksi seperti profiksasi
Anesthesiologists
antimikroba, normotermia,kontrol
in LMICs:
glukosa intraoperatif dan
Preventing
oenanganan anestesi intervena yang
Infections and
memdai. Sayangnya kurangnya
Antimicrobial
praktik kohesif dan struktur
Resistance
kepemimpinan bersama dngan
sistem pengawasan yang buruk
masih menjadi hambatan umum.
G. Diskusi
Ditinjau dari hasil literature review 20 jurnal yang didapatkan mengenai
pencegahan infeksi di area kerja anestesi dan ruang operasi, tingkat respons yang
rendah dari penyedia anestesi, sulit untuk menentukan bagaimana temuan yang
dapat digeneralisasikan untuk semua institusi dan semua penyedia anestesi. Jika
responden mewakili penyedia layanan yang paling tertarik untuk mengikuti
praktik pencegahan dan pengendalian infeksi, hasil ini kemungkinan melebih-
lebihkan kepatuhan dengan pencegahan dan pengendalian infeksi dalam
pengaturan di ruang kerja anestesi dan operasi. Infeksi yang terjadi di kamar
operasi dan area anastesi dipengaruhi beberapa faktor, yaitu kepatuhan petugas
dalam pencegahan infeksi, standarisasi ruang operasi, serta pengembangan SDM
dengan cara memberikan pelatihan terkait infeksi (HAIs).
Pencegahan infeksi yang sesuai dengan strandar SOP akan menghasilkan
lingkungan yang aman baik untuk tenaga kesehatan dan pasien itu sendiri. Untuk
mengurangi risiko kontaminasi di ruang operasi, penyedia harus
mempertimbangkan untuk memakai APD sesuai dengan kebutuhan.

H. Kesimpulan
Dari beberapa jurnal yang ditemukan tentang pencegahan infeksi di area
anetesi dengan menerapkan pelaksanaan kebersihan tangan, pemakaian alat
pelindung diri, perawatan dan pengloaan alat atau ruang operasi terdapat adanya
peningkatan dalam pencegahan infeksi diarea anetesi hal ini sangat berdampak
baik bagi pasien ataupun tenaga kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Barung, S., Sapan, H.B., Sumanti, W.M. and Tubagus, R., 2017. Pola kuman dari
infeksi luka operasi pada pasien multitrauma. JURNAL BIOMEDIK:
JBM, 9(2).
Dewi, F. H., & Siwi, G. N. (2019). Heat and Moisture Exchanging Filter pada
Pasien COVID-19 yang Menjalani Sectio Caesarea. 131–141.
Hakim, S., 2017. Evaluasi Program Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Infeksi
Daerah Operasi Pasca SC di Departemen Obsgin RSCM. Jurnal
Kebijakan Kesehatan Indonesia: JKKI, 6(1), pp.13-19.
Isngadi, I., Septica, R. I., & Chandra, S. (2020). Tatalaksana Anestesi pada
Operasi Obstetri dengan Covid-19. Jurnal Anestesi Obstetri
Indonesia, 3(1), 35-46.
Li, W., Huang, J., Guo, X., Zhao, J., & Mandell, M. S. (2021). Anesthesia
Management and Perioperative Infection Control in Patients With the
Novel Coronavirus. Journal of Cardiothoracic and Vascular Anesthesia,
35(5), 1503–1508. https://doi.org/10.1053/j.jvca.2020.03.035
Masloman, A. P., Kandou, G. D., & Tilaar, C. R. (2015). Analisis Pelaksanaan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Kamar Operasi RSUD Dr Sam
Ratulangi Tondano. Jikmu, 5(2), 238–249.
Nasriyah, E., Asiyah, N., Muhammadiyah, U., Jl, K., Indonesia, P. K., &
Korespondensi, E. (2021). IMPLIKASI COVID-19 PADA PERSALINAN.
12(2), 298–302.
Nurcahyo, W. I., & Nurbianto, G. (2020). Pemilihan Anestesi Regional dan
Anestesi Umum Untuk Pasien COVID-19 Sebagai Upaya Mengurangi
Risiko Penularan. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia), 12(2), 37–46.
https://doi.org/10.14710/jai.v12i2.30757
Obara, S. (2021). Anesthesiologist behavior and anesthesia machine use in the
operating room during the COVID-19 pandemic: awareness and changes
to cope with the risk of infection transmission. Journal of Anesthesia,
35(3), 351–355. https://doi.org/10.1007/s00540-020-02846-z
Olfah, Y., Ghofur, A., & Bintari, N. A. (2020). Efektivitas Kantong Ampul Suatu
Inovasi untuk Pencegahan Kecelakaan Kerja. Proceeding of The
URECOL, 177-185.
Pitoyo, J., Isnaeni, D. T. N., & Isnandar, M. (2018). Teknik Aseptik Antiseptik
Petugas Kamar Operasi Dengan Irisiko Infeksi Luka Operasi Pada Pasien
Bedah Mayor. Jurnal Keperawatan Terapan (e-Journal), 4(1), 44-49.
Plemmons, M. M., Marcenaro, J., Oermann, M. H., Thompson, J., & Vacchiano,
C. A. (2019). Improving infection control practices of nurse anesthetists in
the anesthesia workspace. American Journal of Infection Control, 47(5),
551–557. https://doi.org/10.1016/j.ajic.2018.12.009
Prawirodihardjo, L., Muliarini, P., Rubianti, S., Salna, H., & Sumarsono, E.
(2021). Perubahan Perilaku Pelayanan Anestesi dan Bedah Di Rumah Sakit
Pada Era New Normal Di Kota Makassar. The Journal of Hospital
Accreditation, 3(2), 91–95. https://doi.org/10.35727/jha.v3i2.89
Reynier, T., Berahou, M., Albaladejo, P., & Beloeil, H. (2021). Moving towards
green anaesthesia: Are patient safety and environmentally friendly
practices compatible? A focus on single-use devices. Anaesthesia Critical
Care and Pain Medicine, 40(4).
https://doi.org/10.1016/j.accpm.2021.100907
Suharto, S. and Suminar, R., 2017. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Perawat
dengan Tindakan Pencegahan Infeksi Di Ruang ICU Rumah Sakit. Jurnal
Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan, 1(1), pp.1-9XYetneberk, T.,
Firde, M., Adem, S., Fitiwi, G., & Belayneh, T. (2021). An investigation
of infection prevention practices among anesthetists. Perioperative Care
and Operating Room Management, 24(April), 100172.
https://doi.org/10.1016/j.pcorm.2021.100172
Yüksek, A., Talih, G., Kantekin, C. U., & Yardımcı, C. (2020). Perioperative
temperature monitoring in general and neuraxial anesthesia: a survey
study. Ain-Shams Journal of Anesthesiology, 12(1).
https://doi.org/10.1186/s42077-020-00065-y
Yunita Puspasari, Rejeki, S., & Haayati, N. (2015). Hubungan Pengetahuan, Sikap
Dengan Praktik Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Diruang
Rawat Inap Rumah Sakit Islam Kendal. Hubungan Pengetahuan, Sikap
Dengan Praktik Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Diruang
Rawat Inap Rumah Sakit Islam Kendal, 8(1), 23–43.

Zorrilla-Vaca, A., Marmolejo-Posso, D., Caballero-Lozada, A. F., & Miño-


Bernal, J. F. (2021). Sterility and Infection Prevention Standards for
Anesthesiologists in LMICs: Preventing Infections and Antimicrobial
Resistance.Current Anesthesiology Reports. https://doi.org/10.1007/s4014
0-021-00441-w

Anda mungkin juga menyukai