Anda di halaman 1dari 7

TREN DAN ISU KESELAMATAN PASIEN

MEGA CERIA PURNAMA ZEBUA

Megaceria25@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang. Latar belakang penelitian ini adalah bahwa setiap tindakan medis
menyimpan potensi resiko. Keselamatan pasien menjadi isu yang sangat disukai oleh
khalayak umum. Karena keselamatan pasien salah satu indikator penilaian terhadap suatu
rumah sakit. Oleh karena itu rumah sakit dituntut agar mampu mengelola kegiatannya dengan
mengutamakan pada tanggung jawab para professional di bidang kesehatan, khususnya
tenaga medis dan tenaga keperawatan dalam menjalankan tugas dan kewenangannya. Tidak
selamanya layanan medis yang diberikan oleh tenaga kesehatan dapat memberikan hasil yang
sebagaimana diharapkan semua pihak. Tenaga kesehatan yang melakukan kelalaian dapat
dapat disebut melakukan malpraktik. Tujuan:agar dapat lebih mengerti apa sih keselamatan
pasien itu? Apa hal hal yang mempengaruhi pelayanan tersebut? Metode: Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian explanatory research Kesimpulan: Keselamatan Pasien
menjadi Isu dan Tren yang sangat sering di bahas. Keselamatan pasien bergantung kepada
pemberi pelayanannya seperti perawat, dokter, tenaga medis yang lain. Semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki perawat dalam melakukan tindakan, maka semakin besar angka
keselamatan pasien

Kata Kunci: keselamatan pasien, K3RS, komunikasi SBAR


LATAR BELAKANG dengan mengutamakan pada tanggung

Latar belakang penelitian ini adalah jawab para professional di bidang

bahwa setiap tindakan medis menyimpan kesehatan, khususnya tenaga medis dan

potensi resiko. Banyaknya jenis obat, jenis tenaga keperawatan dalam menjalankan

pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah tugas dan kewenangannya. Tidak

pasien dan staf Rumah Sakit yang cukup selamanya layanan medis yang diberikan

besar terutama untuk tenaga perawat yang oleh tenaga kesehatan dapat memberikan

memiliki jumlah terbesar dalam jumlah hasil yang sebagaimana diharapkan semua

kepegawaian rumah sakit, merupakan hal pihak. Tenaga kesehatan yang melakukan

yang potensial bagi terjadinya kesalahan kelalaian dapat dapat disebut melakukan

medis (medical errors). Tenaga perawat malpraktik. Malpraktik yang dilakukan

merupakan tenaga profesional yang oleh tenaga kesehatan dapat berupa

berperan penting dalam fungsi rumah malpraktik dibidang medik dan malpraktik

sakit. Hal tersebut didasarkan atas jumlah medik. Karena banyaknya kasus

tenaga perawat sebagai porsi terbesar malpraktik, maka harus diterapkan program

didalam pelayanan rumah sakit. keselamatan pasien (Mudayana, 2014).

Dalam menjalankan fungsinya, Keselamatan pasien rumah sakit


perawat merupakan staf yang memiliki adalah suatu sistem dimana rumah sakit
kontak terbanyak dengan pasien. Perawat membuat asuhan pasien lebih aman yang
juga merupakan bagian dari suatu tim, meliputi asesmen resiko, identifikasi dan
yang didalamnya terdapat berbagai pengelolaan hal yang berhubungan dengan
profesional lain seperti dokter. Luasnya resiko pasien, pelaporan dan analisis
peran perawat memungkinkannya insiden, kemampuan belajar dari insiden
terjadinya risiko dan tindak lanjutnya serta implementasi
kesalahan pelayanan (Cahyono, Hubungan solusi untuk meminimalkan timbulnya
Karakteristik dan Tingkat Pengetahuan resiko dan mencegah terjadinya cedera
Perawat Terhadap Pengelolaan yang disebabkan oleh kesalahan akibat
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit, melaksanakan suatu tindakan atau tidak
2015). mengambil tindakan yang seharusnya
Keselamatan pasien menjadi isu diambil (Pagala, Shaluhiyah, & Widjasena,
yang sangat disukai oleh khalayak umum. 2017).
Karena keselamatan pasien salah satu
Keselamatan adalah sesuatu hal
indikator penilaian terhadap suatu rumah
yang membuat manusia khawatir di setiap
sakit. Oleh karena itu rumah sakit dituntut
agar mampu mengelola kegiatannya
langkahnya. Ketika seseorang berpergian timbulnya risiko. Keselamatan pasien
pasti dirinya akan berpikir tentang merupakan suatu sistem untuk mencegah
keselamatan perjalananya. Begitu pula terjadinya cedera yang disebabkan oleh
pasien yang datang berobat ke rumah sakit, kesalahan akibat melaksanakan suatu
ia datang dengan harapan agar sakit tindakan atau tidak mengambil tindakan
penyakit yang ia derita dapat segera yang seharusnya diambil (TKPRS RSUP
membaik ketika dirawat sehingga ia dapat Sanglah Denpasar, 2011).
beraktivitas kembali.
Keperawatan merupakan profesi
yang berfokus pada pelayanan terhadap

METODE pasien. Perawat harus mengerti dan


memahami bahwa saat memberikan
Rancangan penugasaan kajian ini
asuhan banyak resiko yang dapat
menggunakan buku teks, buku referensi, e-
mengancam nyawa pasien, untuk itu perlu
book, jurnal dengan menganalisa dan
kesadaran penuh saat melakukan asuhan
kajian bebas. Penelitian ini menggunakan
keperawatan. Tingkat pengetahuan tenaga
jenis penelitian explanatory research.
medis khususnya perawat sangatlah
Penelitian eksplanatori ( explanatory
penting dalam meiaksanakan asuhan
research ) bersifat penjelasan dan
keperawatan. Semakin tinggi pengetahuan
bertujuan untuk menguji suatu teori atau
perawat tentang kode etik dan hukum
hipotesis guna memperkuat atau bahkan
kesehatan maka semakin baik pula kinerja
menolak teori atau hipotesis hasil
perawat dalam melaksanakan asuhan
penelitian yang sudah ada.
keperawatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Upaya untuk menambahkan tingkat
Menurut DepKesRI Keselamatan pengetahuan Perawat atau tenaga
pasien rumah sakit adalah suatu sistem kesehatan yang lain yaitu melalui pelatihan
yang diterapkan untuk mencegah atau seminar' Pelatihan dan seminar dapat
terjadinya cedera akibat perawatan medis bermanfaat untuk melakukan evaluasi
dan kesalahan pengobatan melalui suatu terhadap program dan standar termasuk
sistem assesment resiko, identifikasi dan standar asuhan keperawatan. Standar
pengelolaan faktor risiko, pelaporan dan asuhan keperawatan harus selalu ditinjau
analisis insiden, kemampuan belajar dan keakuratannya sehingga tidak terjadi suatu
tindak lanjut dari insident serta kesalahan yang dapat merugikan pasien,
implementasi solusi untuk meminimalkan selain itu perawat harus dibina untuk
mencapai kinerja yang professional dan berhubungan dengan pasien (Pambudi,
bertanggung jawab. Desnani, & Yasin , 2018).

Kejadian di rumah sakit tidak dapat Komunikasi yang baik antar


diprediksi, banyak kemungkinan yang petugas medis dengan pasien akan
terjadi. Di rumah sakit terdapat berbagai memberikan dampak yang positif terhadap
macam obat, prosedur, tes, serta alat mutu pelayanan kesehatan di suatu rumah
kesehatan dengan teknologi canggih yang sakit serta dimungkinkan menurunkan
jumlahnya tidak sedikit. Pelayanan kesalahpahaman apabila terjadi
kesehatan yang diberikan oleh tenaga kecelakaan. Komunikasi dapat dilakukan
profesi dan non profesi semakin kompleks dengan metode SBAR. Kerangka
seiring dengan berkembangnya ilmu komunikasi efektif yang digunakan di
pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut rumah sakit adalah komunikasi SBAR
memungkinkan terjadinya Kejadian Tidak (Situation,
Diharapkan (KTD) bila kompleksitas Background,Assessment,Recommendation
tersebut tidak dikelola dengan baik. ), metode komunikasi ini digunakan pada
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang saat perawat melakukan handover ke
jumlahnya terbesar di rumah sakit (sebesar pasien. Komunikasi SBAR adalah kerangka
40–60 %) memiliki jobdesk yang dituntut teknik komunikasi yang disediakan untuk
untuk selalu menerapkan 6 Sasaran petugas kesehatan dalam menyampaikan
Keselamatan Pasien sehingga memiliki kondisi pasien. SBAR adalah metode
peran kunci dalam menentukan terstruktur untuk mengkomunikasikan
keberhasilan akreditasi JCI tingkat informasi penting yang membutuhkan
paripurna. Sikap perawat dalam perhatian segera dan tindakan berkontribusi
mendukung penerapan 6 Sasaran terhadap eskalasi yang efektif dan
Keselamatan Pasien sangat diutamakan meningkatkan keselamatan pasien. SBAR
untuk menjamin keselamatan pasien. juga dapat digunakan secara efektif untuk
Asuhan keperawatan memiliki peran yang meningkatkan serah terima antara shift atau
sangat penting dalam mencegah KTD yang antara staf di daerah klinis yang sama atau
terjadi pada pasien dan lingkungan berbeda
keperawatan. Jasa perawat dibutuhkan
WHO menyebutkan bahwa ada
selama 24 jam oleh pasien sehingga
beberapa faktor yang berhubungan dengan
memiliki waktu kontak paling banyak
keselamatan yaitu:
dibanding tenaga kesehatan lain untuk
 Komunikasi
 struktur/proses kerja tim individual perawat yang bersangkutan agar dapat
 kesadaran situasi, pengambilan belajar lagi. kelalaian dan ataupun
keputusan, stres, kelelahan malpraktik. Pelayanan kesehatan yang
 lingkungan kerja yang berbahaya bermutu yaitu pelayanan kesehatan yang
dapat memuaskan setiap pemakai jasa
Leape, Dineen, AHRQ, Depkes,
pelayanan sesuai dengan kode etik dan
Henrikson menyebutkan bahwa faktor-
standar pelayanan yang telah ditetapkan.
faktor yang berkontribusi terhadap
Pelayanan perawatan yang sesuai dengan
terjadinya kejadian keselamatan pasien
standar memiliki dampak yang lebih besar
meliputi faktor karakteristik individu, sifat
terhadap citra pelayanan rumah sakit.
dasar pekerjaan, lingkungan fisik, interaksi
antara sistem dan manusia, lingkungan Sasaran keselamatan pasien yaitu
organisasi dan sosial, manajemen, dan ketepatan identifikasi pasien, peningkatan
lingkungan eksternal. komunikasi yang efektif, peningkatan
keamanan obat yang perlu diwaspadai
Perawat memiliki SOP yang
(highalert), kepastian tepat-lokasi tepat
tujuannya agar tindakan yang dilakukan
prosedur, tepat pasien operasi,
menjadi lebih valid dan sesuai dengan
pengurangan risiko infeksi terkait
standar prosedur pengerjaannya. Jika
pelayanan kesehatan, pengurangan risiko
perawat melakukannya sesuai dengan SOP
pasien jatuh.
maka tidak akan terjadi kesalahan, untuk
itu lah perawat harus mengikuti SOP,
jangan karena lagi malas, mempunyai
Beberapa tren dan isu penyebab
masalah maka perawat tersebut tidak
keselamatan pasien dapat terancam ialah:
melakukan tindakan sesuai Standar
Prosedur.  Kesalahan dalam mengidentifikasi
pasien.
Hal yang dapat terjadi ketika
 Komunikasi yang tidak efektif,
perawat tidak melakukanya sesuai SOP
 Penggunaan obat high alert yang
maka jika terjadi kesalahan dengan
tidak aman
tindakannya maka pasien/keluarga pasien
 Tidak tepat lokasi, prosedur, dan
dapat menuntut perawat tersebut, dapat
pasien operasi,
terjadi malpraktik yang seharusnya tidak
 Pencegahan risiko infeksi yang
terjadi jika perawat melakukannya dengan
buruk,
tepat. Jika ada perawat yang begitu maka
 Pencegahan pasien jatuh yang
sebaiknya di lakukan pelatihan lagi kepada
buruk.
Keselamatan pasien rumah sakit adalah diruang rawat inap kelas I,II,II
suatu sistem dimana rumah sakit membuat RSUD Dr.Soedirman Kebumen.
asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut
Fadriyanti, Y., & Suryarinilsih, Y. (2018).
meliputi penilaian risiko, identifikasi dan
HUBUNGAN JAM KERJA DAN
pengelolaan hal yang berhubungan dengan
KARAKTERISTIK PERAWAT
risiko pasien, pelaporan dan analisis
PELAKSANA DENGAN.
insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya serta implementasi Isnaini, N. (2014). Pengalaman perawat
solusi untuk meminimalkan timbulnya pelaksana dalam menerapkan
risiko. keselamatan pasien. Jurnal
Manajemen Keperawatan.

Mudayana, A. A. (2014). PERAN ASPEK


KESIMPULAN
ETIKA TENAGA MEDIS
Keselamatan Pasien menjadi Isu dan Tren DALAM PENERAPAN.
yang sangat sering di bahas. Keselamatan
Pagala, I., Shaluhiyah, Z., & Widjasena, B.
pasien bergantung kepada pemberi
(2017). Perilaku Kepatuhan
pelayanannya seperti perawat, dokter,
Perawat Melaksanakan SOP
tenaga medis yang lain. Semakin tinggi
terhadap kejadia Keselamatan
pengetahuan yang dimiliki perawat dalam
Pasien di RS X Kendari. Jurnal
melakukan tindakan, maka semakin besar
Promosi Kesehatan Indonesia.
angka keselamatan pasien. Semakin
perawat peduli dan tidak lalai dengan Pambudi, Y. D., Desnani, D., & Yasin , D.
asuhan keperawatan yang dia lakukan D. (2018). Faktor-Faktor Yang
maka pelayanan yang diterima pasien lebih Mempengaruhi Perawat Dalam
besar. Penerapan 6 Skp (Sasaran
Keselamatan Pasien) Pada
DAFTAR PUSTAKA
Akreditasi Jci (Joint Commission
Cahyono, A. (2015). Hubungan
International) Di Ruang Rawat
Karakteristik dan Tingkat
Inap Rumah Sakit Panti Waluya
Pengetahuan Perawat Terhadap
Malang. Nursing News.
Pengelolaan Keselamatan Pasien
di Rumah Sakit. Simamora, R. H. (2018). Buku ajar
keselamatan pasien melalui
Dewi, Y. A. (2017). Faktor-Faktor yang
timbang terima pasien berbasis
mempengaruhi penerapan
sasaran keselamatan pasien pada
perawat
komunikasi efektif: SBAR. Medan:
USUpress.

Simamora, R. H., & Fathi, A. (2019). The


Influence Of Training Handover
Based SBAR Communication For
Improving Patients Safety. Indian
journal of public health research &
development, 10(9), 1280-1285.

Simamora, R. H., & Nurmaini. (2019).


Knowledge of Nurses about
Prevention of Patient Fall Risk in
Inpatient Room of Private Hospital
in Medan. Indian Journal Of
Public Health Research &
Development.

Anda mungkin juga menyukai