Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH KESELAMATAN PASIEN

MATERNITAS (IBU HAMIL)

Angel Ester Simanjuntak / 181101142


angelester85@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit.
Ada enam sasaran keselamatan pasien di rumah sakit yaitu ketepatan identifikasi, peningkatan
komunikasi efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi, tepat
prosedur, tepat pasien operasi, pengurangan resiko infeksi terkait pelayanann kesehatan pengurangan
resiko pasien jatuh (Depkes, 2011). Tujuan : untuk mengetahui penerapan langkah-langkah
keselamatan pasien maternitas terutama ibu hamiMetode : analisis data sekunderHasil : Menurut
jurnal PENERAPAN MODEL KEPERAWATAN NEED FOR HELP WIEDENBACH DAN SELF
CARE OREM PADA ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN KONTRAKSI DINI
menyatakan bahwa Asuhan keperawatan yang dilakukan pada ibu hamil dengan kontraksi dini tidak
hanya merupakan aplikasi peran sebagai pemberi pelayanan keperawatan, namun juga sebagai
kolaborator, komunikator dan koordinator pada saat bekerjasama dengan tim kesehatan
lainnya.Pembahasan : Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan profesional
keperawatan yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan sistem
reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40
hari, beserta keluarganya, berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasi secara fisik
dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Penutup : penerapan langkah-langkah keselamatan pasien maternitas(ibu hamil) sangat
penting. Ibu hamil dapat mengalami resiko jika tidak dilakukan penerapan patient safety dengan baik.

Kata Kunci : Keselamatan Pasien, Maternitas, Ibu Hamil


LATAR BELAKANG tepat prosedur, tepat pasien operasi,
pengurangan resiko infeksi terkait
Keperawatan maternitas
pelayanann kesehatan pengurangan resiko
merupakan salah satu bentuk pelayanan
pasien jatuh (Depkes, 2011).
profesional keperawatan yang ditujukan
kepada wanita pada masa usia subur Keenam aspek tersebut sangat

(WUS) berkaitan dengan sistem penting untuk dilaksanakan di setiap

reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, rumah sakit. Namun harus diakui kegiatan

antara dua kehamilan dan bayi baru lahir institusi rumah sakit dapat berjalan

sampai umur 40 hari, beserta keluarganya, apabila adapasien. Keselamatan pasien

berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar merupakan prioritas utama untuk

dalam beradaptasi secara fisik dan dilaksanakan dan hal tersebut terkait

psikososial untuk mencapai kesejahteraan dengan isu mutu dan citra

keluarga dengan menggunakan pendekatan perumahsakitan (Depkes, 2011).

proses keperawatan.
Keselamatan pasien dapat

Keselamatan pasien rumah sakit menimbulkan insiden. Insiden keselamatan

adalah suatu sistem yang diterapkan untuk pasien merupakan suatu kejadian yang

mencegah terjadinya cedera akibat tidak disengaja dan akan mengakibatkan

perawatan medis dan kesalahan cedera yang dapat dicegah pada pasien.

pengobatan melalui suatu sistem


Rumah sakit harus mendidik pasien
assesment resiko, identifikasi dan
dan keluarganya tentang kewajiban dan
pengelolaan faktor risiko, pelaporan dan
tanggung pasien dalam asuhan kesehatan
analisis insiden, kemampuan belajar dan
pasien. Keselamatan pasien dalam
tindak lanjut dari insident serta
pemberian pelayanan dapat di tingkatkan
implementasi solusi untuk meminimalkan
dengan keterlibatan pasien yang
timbulnya risiko (Dep Kes RI, 2006).
merupakan patner dalam proses pelayanan.

Keselamatan (safety) telah menjadi Karena itu di rumah sakit harus ada sistem

isu global termasuk juga untuk rumah dan mekanisme mendidik pasien dan

sakit. Ada enam sasaran keselamatan keluarganya tentang kewajiban dan

pasien di rumah sakit yaitu ketepatan tanggung jawab pasien dalam asuhan

identifikasi, peningkatan komunikasi pasien.

efektif, peningkatan keamanan obat yang


Rumah sakit merupakan suatu
perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi,
instansi yang memberikan layanan
kesehatan. Rumah Sakit harus mampu DENGAN KONTRAKSI DINI
menciptakan kualitas pelayanan yang menyatakan bahwa Asuhan keperawatan
optimal kepada pasien. Salah satu cara yang dilakukan pada ibu hamil dengan
untuk mewujudkan pelayanan yang kontraksi dini tidak hanya merupakan
optimal ialah dengan memperhatikan aplikasi peran sebagai pemberi pelayanan
keselamatan pasien. keperawatan, namun juga sebagai
kolaborator, komunikator dan koordinator
Patient Safety atau keselamatan
pada saat bekerjasama dengan tim
pasien adalah suatu system yangmembuat
kesehatan lainnya.
asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih
Pelaksanaan praktik residensi juga
aman. Sistemini men5egah terjadinya
memberikan kesempatan untuk
5edera yang disebabkan oleh
menerapkan peran sebagai pengelola yaitu
kesalahanakibat melaksanakan suatu
dengan melaksanakan manajemen
tindakan atau tidak mengambil
keperawatan dengan metoda tim,
tindakanyang seharusnya diambil.
melakukan koordinasi dengan tenaga
TUJUAN kesehatan lainnya, membantu membuat
standar asuhan keperawatan melalui
Kajian ini bertujuan untuk
perumusan clinical pathway pada kasus
mengetahui penerapan langkah-langkah
Preeklampsi berat.Selain itu, peran sebagai
keselamatan pasien maternitas terutama
pengelola suhan keperawatan dan sebagai
ibu hamil
peneliti diwujudkan dengan pemberian

METODE asuhan keperawatan pada lima kasus ibu


hamil dengan kontraksi dini yang
Metode yang digunakan dalam dilakukan di dua rumah sakit saat
kajian menggunakan analisis data sekunder melaksanakan praktik residensi.
yang dimana kajian bersumber dari jurnal Peran sebagai educator dilakukan
dan buku. pada saat memberikan pendidikan
kesehatan pada klien. Peran sebagai
HASIL
change agent diwujudkan pada saat
Menurut jurnal PENERAPAN melaksanakan proyek inovasi di setiap
MODEL KEPERAWATAN NEED FOR lahan praktik yang digunakan.
HELP WIEDENBACH DAN SELF
CARE OREM PADA ASUHAN ,
KEPERAWATAN IBU HAMIL
PEMBAHASAN maumenjadi mau dan tidak mampu
menjadi mampu
Keperawatan maternitas
3. Konselor: Perawat sebagai seorang
merupakan salah satu bentuk pelayanan
yang mempunyai keahlian dalam
profesional keperawatan yang ditujukan
memberikan konseling kepada
kepada wanita pada masa usia subur
klien,konselor bertanggungjawab
(WUS) berkaitan dengan sistem
memberikan layanan dan konseling.
reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas,
4. Role Model bagi para ibu: Panutan bagi
antara dua kehamilan dan bayi baru lahir
para ibu-ibu yang sedang menjalankan
sampai umur 40 hari, beserta keluarganya,
keperawatan maternitas.
berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar
5. Role model bagi teman sejawat:
dalam beradaptasi secara fisik dan
Panutan sesame perawat atau saling
psikososial untuk mencapai kesejahteraan
bekerja sama antar perawat.
keluarga dengan menggunakan pendekatan
6. Perumus masalah: Mengetahui
proses keperawatan.
masalah-masalah yang muncul pada
Menurut Reeder(1997), peran pasien dan merumuskan masalah
perawat dalam keperawatan maternitas tersebut.
adalah:
keselamatan pasien (patient safety)
1. Pelaksana: Meningkatkan kesehatan dapat diterapkan pada keperawatan
yaitu mengidentifikasi maternitas terutama pada ibu hamil.
dan memaksimalkan Beberapa hal yang perlu perawat
kemampuan klien yang spesifik dan perhatikan agar dapat melakukan
unik untuk mencapai hasil maksimal penerapan keselamatan pasien kepada
dan hidup yang berkwalitasatau perawatan maternitas, yaitu:
kematian yang tenang; mengurangi
1. Mengidentifikasi Ibu hamil: perawat
resiko sakit, meningkatkankebiasaan
melakukan pengkajian tentang
gaya hidup sehat mempertahankan
identitas ibu hamil. Ketika
keadaan optimal.
pengkajian data, perawat juga
2. Pendidik: Bertanggung jawab dalam
melakukan pemeriksaan kepada ibu
hal pendidikan dan pengajaran ilmu
hamil untuk dapat mengidentifikasi
keperawatan dan tenagakesehatan
kesehatan ibu dan janin.
lainnya, bagi klien yang dalam keadaan
Pemeriksaan yang dilakukan adalah
tidak tahu menjadi tahu, tidak
mengukur TTV, melakukan palpasi
leopold, dan melakukan aukskultasi REFERENSI
DJJ.
Ali, Z. (2002). Dasar-Dasar Keperawatan,
2. Adanya komunikasi yang efektif:
Profesional. Jakarta: Widya Medika.
berlangsungnya komunikasi yang
tepat dalam maternitas dapat Budiati, d. (2014). PENERAPAN MODEL
membantu kefektifan dalam dunia KEPERAWATAN NEED FOR HELP
keperawatan maternitas. WIEDENBACH DAN. JURNAL
Komunikasi efektif dapat dilakukan KEPERAWATAN,Volume 5, Nomor 2 ,
antara perawat ke dokter, perawat 173 - 177.
ke perawat, perawat ke pasien
Fauziah. (2015). Buku AjarKeperawatan
maupun dokter ke pasien. Perawat
Maternitas, Vol.2. Jakarta: Kencana.
dapat menjelaskan tentang keadaan
kesehatan si ibu dan janinnya Hamilton, P. (1995). Dasar-Dasar
kepada suami dan ibu Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
hamil. Komunikasi efektif antara
Helen, F. (1999). Perawatan Maternitas,
perawat ataupun dokter ke pasien
Edisi 2. Jakarta: EGC.
dalam hal ini ibu hamil dapat
membantu ibu sejak pra konsepsi Kamil, H. (2016). PATIENT SAFETY.
untuk mengorganisasikan Idea Nursing Journal Vol 1, No 1 , 2087-
2879.
perasaannya, pikirannya untuk
menerima dan memelihara karjatin. (2016). MODUL BAHAN AJAR
kehamilannya. CETTAK KEPERAWATAN,
3. Obat-obatan: Ibu hamil sensitif KEPERAWATAN MATERNITAS.
dengan obat, maka dari itu perawat KEMENTERIAN KESEHATAN
harus teliti dalam pemberian obat REPUBLIK INDONESIA.

PENUTUP Rachmawati, A. R. (2017). Analisis


Pelaksanaan Tujuh Langkah Menuju
dari kajian ini dapat disimpulkan bahwa Keslamatan Pasien Di Rumah Sakit Islam
penerapan langkah-langkah keselamatan Sultan Agung Semarang. Jurnal
pasien maternitas(ibu hamil) sangat Kesehatan Masyarakat (e-journal) Volume
penting. Ibu hamil dapat mengalami resiko 5, Nomor 1 , 2356-3346.
jika tidak dilakukan penerapan patient
safety dengan baik.
Rahayu. (2016). Panduan Praktikum
Keperawatan Maternitas. Yogyakarta:
DEEPUBLISHI.

Simamora , R. H. (2018). Buku Ajar


Keselamatan Pasien Melalui Timbang
Terima Pasien berbasis Komunikasi
Efektif: SBAR.

Triwibowo, C., Yuliawati, S., & Husna, N.


A. (2016). HANDOVER SEBAGAI
UPAYA PENINGKATAN
KESELAMATAN PASIEN (PATIENT
SAFETY) DI RUMAH SAKIT. Jurnal
Keperawatan Soedirman (The Soedirman
Journal of Nursing), Volume 11, No.2, Juli
.

Wagiyo. (2016). Asuhan Keperawatan


Antenatal, Intranatal dan Bayi Baru Lahir
Fisiologis dan Patologis. Yogyakarta: CV.
ANDI OFFSET.

Winkjosastro. (2007). Ilmu Kandungan,


cetakan kelima. Jakarta: YAYASAN
BINA PUSTAKA SARWONO
PRAWIRAHARDJO.

Yusuf, M. (2017). Penerapan Patient


Safety Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Zainoel. Jurnal Ilmu
Keperawatan 5:1 , 2338-6371.

Anda mungkin juga menyukai