angelester85@gmail.com
Abstrak
LATAR BELAKANG : Keselamatan Pasien adalah sebuah sistem yang dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman, dan dapat mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melakukan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
TUJUAN : menganalisis program kebijakan keselamatan pasien di rumah sakit dengan menggunakan
jurnal yang akan di teliti. METODE : analisis data sekunder. HASIL :Menurut jurnal yang pertama
yaitu KESEHATAN MASYARAKAT yang judulnya ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM
KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS MANGKANG, KOTA SEMARANG, menyatakan bahwa
tidak terdapat penggerak keselamatan pasien khusus untuk setiap unit klinis yang ada di Puskesmas
Mangkang. Sedangkan menurut jurnal yang kedua yaitu KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA
tentang FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN IMPLEMENTASI KESELAMATAN
PASIEN DI RSUD AJJAPPANNGE SOPPENG TAHUN 2015 menyatakan bahwa Hasil penelitian
menunjukkan hubungan program budaya, kepemimpinan, komunikasi, kerjasama tim, dan supervisi
terhadap implementasi keselamatan pasien oleh perawat pelaksana. PEMBAHASAN : Pada jurnal
yang pertama ada empat program yang membahas pelaksanaan keselamatan pasien. Pada jurnal yang
kedua, terdapat 5 hubungan program dalam implementasi keselamatan pasien. PENUTUP:
Keselamatan pasien merupakan suatu sistem yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi
lebih aman dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
TUJUAN
Perawat adalah tenaga kesehatan
Kajian ini bertujuan untuk menganalisis
yang dekat dengan pasien. Perawat
program kebijakan keselamatan pasien di
memiliki peran penting dalam melakukan
rumah sakit dengan menggunakan jurnal
asuhan keperawatan kepada pasien.
yang akan di teliti.
Perawat juga dapat memberikan rasa aman
kepada pasien.
METODE
Pada tahun 2009, WHO (World Metode yang digunakan dalam kajian
Health Organization) menyatakan bahwa menggunakan analisis data sekunder yang
ada empat faktor yang dapat menyebabkan dimana kajian bersumber dari jurnal dan
terjadinya insiden keselamatan pasien, buku.
akan nilai keselamatan pasien adalah
HASIL keharusan setiap staf Puskesmas untuk
khusus untuk setiap unit klinis yang ada di untuk tiap unit klinis Puskesmas.
Puskesmas Mangkang. Tidak ada pelatihan Puskesmas Mangkang belum ada aktivitas
khusus terkait keselamatan pasien kepada pengelolaan risiko yang jelas Insiden
Tim Peningkatan Mutu Klinis dan pasien sesuai format dari Permenkes No 11
peranan yang tumpang tindih dengan Tim Pelaporan insiden keselamatan pasien
Langkah Menuju Keselamatan Pasien. keluarga terkait insiden yang terjadi, dan
Mangkang untuk membangun kesadaran secara terbuka dengan pihak pasien dan
keluarga. Staf Puskesmas Mangkang
melakukan komunikasi efektif terkait
edukasi yang diberikan oleh staf dalam PEMBAHASAN
penanganan medis yang akan dilakukan Pada jurnal yang pertama ada empat
oleh stafnya. Belajar dan berbagi program yang membahas pelaksanaan
pengalaman di Puskesmas Mangkang keselamatan pasien, yaitu:
dilakukan dengan menggunakan cara 1. Sumber Daya Manusia dalam
melakukan pembahasan keselamatan Pelaksanaan Keselamatan Pasien ;
pasien di rapat staf Puskesmas ketika Seluruh informan melalui
terjadi insiden keselamatan pasien. wawancara mendalam menyatakan
bahwa belum ada penggerak
Puskesmas Mangkang belum keselamatan pasien yang ditunjuk
melaksanakan RCA (Root Cause Analysis) secara khusus untuk bertanggung
dengan maksimal karena RCA jawab terhadap keselamatan pasien
dilaksanakan oleh Tim Mutu Puskesmas 2. Ketersediaan Dana dalam
tanpa melibatkan staf yang lain. Pelaksanaan Keselamatan Pasien ;
Keberjalanan. Keselamatan Pasien belum seluruh informan terkait
sesuai dengan penyelenggaraan ketersediaan dana dalam
keselamatan pasien menurut Permenkes pelaksanaan keselamatan pasien.
No 11 tahun 2017. Dana tersebut merupakan
peningkatan SDM yang dapat
Sedangkan menurut jurnal yang dikaitkan dengan keselamatan
kedua yaitu KEBIJAKAN KESEHATAN pasien jika terdapat pelatihan
INDONESIA tentang FAKTOR YANG terkait keselamatan pasien.
BERHUBUNGAN DENGAN 3. Sarana dan Prasarana dalam
IMPLEMENTASI KESELAMATAN Pelaksanaan Keselamatan Pasien;
PASIEN DI RSUD AJJAPPANNGE Sarana dan prasarana dalam
SOPPENG TAHUN 2015 menyatakan menunjang keselamatan pasien
bahwa Hasil penelitian menunjukkan terdapat kendala yang terkait pada
adanya hubungan program budaya, dana yang tidak disediakan khusus
kepemimpinan, komunikasi, kerjasama sehingga tidak ada penganggaran
tim, dan supervisi terhadap implementasi khusus untuk peningkatan sarana
keselamatan pasien oleh perawat dan prasarana yang ada seperti
pelaksana. pegangan toilet untuk lansia, dan
kondisi lantai yang belum suatu proses interaktif yang
memenuhi standar yang ada. dinamis dan mencakup tiga
4. Kebijakan dan SOP dalam dimensi yaitu pimpinan, bawahan
Pelaksanaan Keselamatan Pasien; dan situasi. Masing- masing
kebijakan/SOP/panduan terkait komponen tersebut saling
pelaksanaan keselamatan pasien. mempengaruhi, misalnya
Berupa Surat Keputusanterkait pencapaian tujuan terngantung
penanganan KTD. KNC, dan KPC bukan hanya karena sifat pribadi
serta panduan langsung terkait dari seorang pimpinan tetapi juga
poin-poin sasaran keselamatan tergantung kebutuhan bawahan dan
pasien. situasi yang sedang dihadapi6.
Hasil penelitian menunjukkan
Pada jurnal yang kedua, terdapat 5 bahwa ada hubungan
hubungan program dalam implementasi kepemimpinan atasan terhadap
keselamatan pasien, yaitu: implementasi keselamatan pasien
1. Hubungan Budaya Keselamatan oleh perawat pelaksana dalam
Dengan Implementasi Keselamatan menerapkan patient safety.
Pasien; Budaya keselamatan 3. Hubungan Komunikasi Dengan
merupakan keluaran dari nilai Implementasi Keselamatan Pasien;
individu dan kelompok, perilaku, Komunikasi merupakan hal yang
kompetensi, dan pola serta terpenting dalam menyampaikan
kebiasaan yang mencerminkan informasi dan data pasien untuk
komitmen dan gaya serta menghindari kejadian yang tidak
kecakapan dari manajemen diharapkan. Dalam hal ini
organisasi dan keselamatan komunikasi antar tenaga kesehatan
kesehatan. Budaya keselamatan sangat diperlukan untuk
merupakan suatu faktor yang keselamatan pasien.
membentuk perilaku profesi 4. Hubungan Kerjasama Tim dengan
kesehatan untuk melihat Implementasi Keselamatan Pasien;
keselamatan pasien menjadi Kerjasama tim merupakan suatu
prioritas utama. kelompok kecil orang dengan
2. Hubungan Kepemimpinan dengan keterampilan saling melengkapi
Implementasi Keselamatan Pasien; yang berkomitmen pada tujuan
Kepemimpinan diartikan sebagai bersama, sasaran-sasaran kinerja
dan pendekatan yang mereka mencegah terjadinya cedera yang
jadikan tanggung jawab bersama. disebabkan oleh kesalahan akibat
Kerjasama merupakan bentuk melaksanakan suatu tindakan atau tidak
perilaku dari perawat dalam mengambil tindakan yang seharusnya
bekerja didalam tim karena diambil. Dalam hal ini dibutuhkan
membuat individu saling beberapa program keselamatan pasien
mengingatkan, mengoreksi, untuk menunjang pelayanan kesehatan
berkomunikasi sehingga peluang yang lebih aman dan nyaman. Pada
terjadinya kesalahan dapat program keselamatan pasien ini diperlukan
terhindari. dukungan pemerintah dan para tenaga
5. Hubungan Supervisi Dengan kesehatan dan staf dalam menjalankan
Implementasi Keselamatan Pasien; program tersebut.
Supervisi adalah proses pemberian
bimbingan, pengarahan, dorongan, REFERENSI
melakukan observasi, dan evaluasi Departemen Kesehatan RI. (2008).
terhadap tindakan keperawatan Panduan Nasional Keselamatan
yang berhubungan dengan Pasien Rumah Sakit (Patient
keselamatan pasien yang dimana Safety). Jakarta: Depkes RI.
perawat berkonsultasi, memberikan
pengarahan, dan memberikan Firawati. (2012). Pelaksanaan Program
petunjuk petunjuk mengenai Keselamatan Pasien di RSUD
tindakan keperawatan yang Solok. Jurnal Kesehatan
mendukung keselamatan pasien. Masyarakat, Vol. 6, No. 2.
Hal ini berarti bahwa supervisi
berkontribusi terhadap Gillies.(2004). Manajemen keperawatan
implementasi perawat pelaksana suatu pendekatan sistem. Jakarta:
dalam penerapan program EGC
keselamatan pasien. Lundqvist,J. & Axelsson (2007). Nurses’
Perceptions of quality assurance.
PENUTUP Journal of nursing Management,
Keselamatan pasien merupakan suatu 15,51,-58.
sistem yang membuat asuhan pasien di
rumah sakit menjadi lebih aman dan
Islami, Kholifatun, dkk. (2018). Analisis Tahun 2015. Jurnal Kebijakan
Pelaksanaan Program Kesehatan Indonesia, Vol. 5, No. 4.
Keselamatan Pasien Puskesmas Simamora, R. H.(2018). Buku Ajar
Mangkang Kota Semarang. Jurnal Keselamatan Pasien Melalui
Kesehatan Masyarakat, Vol. 6, Timbang Terima Pasien berbasis
No.1 Komunikasi Efektif: SBAR.
Neri, Reno A., dkk. (2018). Analisis Triwibowo, C., Yuliawati, S., Husna, N.
Pelaksanaan Sasaran Keselamatan A. (2016). Handover sebagai
Pasien di Rawat Inap Rumah sakit Upaya Peningkatan Keselamatan
Umum Daerah Padang Pariaman. Pasien (Patient Safety) di Rumah
Jurnal Kesehatan, 50-54. Sakit. Jurnal Keperawatan
Soedirman, 76-79.
Pinzon, Rizaldy.(2008). Peresepan Widiasari, dkk. (2019). Kepuasan Pasien
Elektronik untuk meningkatkan Terhadap Penerapan Keselamatan
Keamanan Pengobatan di Rumah Pasien di Rumah Sakit. Jurnal
Sakit. CDK 161/vol.35 No. 2 Keperawatan Indonesia, Vol. 22,
No. 1.