Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bentuk pelayanan

yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin termasuk tim

keperawatan. Keperawatan adalah ujung tombak pelayanan kesehatan di

Rumah Sakit yang menghadapi kesehatan klien selama 24 jam secara terus

menerus. Selama dirawat klien membutuhkan perawatan yang dapat teratasi

baik dari aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial yaitu dengan perilaku

dari perawat yang diberikan dalam asuhan keperawatan.1

Keamanan adalah prinsip yang paling fundamental dalam pemberian

pelayanan kesehatan maupun keperawatan, dan sekaligus aspek yang paling

kritis dari manajemen kualitas. Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah

suatu sistem dimana Rumah Sakit membuat asuhan pasien lebih aman,

mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat

melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang

seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan risiko, identifikasi

dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan

analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan

implementasi solusi untuk meminimalkan risiko.2


2

Menurut Simamora (2012) upaya yang dilakukan untuk menjaga

keselamatan pasien, salah satunya dengan menerapkan Standar Procedure

Operational (SPO) dalam setiap tindakan perawat. SPO berisikan tata cara

atau tahapan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja

tertentu. Adanya Standar Prosedur Operasional ini agar mengetahui dengan

jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi perawat dalam organisasi,

memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas terkait.

Penerapan SPO adalah bagian dari perilaku individu dalam bekerja sesuai

dengan tugasnya.

Ada aspek-aspek yang harus dibangun dalam penerapan sistem

keselamatan pasien di Rumah Sakit. Aspek-aspek tersebut diantaranya

pengetahuan dan sikap terhadap sistem keselamatan pasien. Pengetahuan

adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melihat terhadap suatu

objek tertentu. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang. Sikap merupakan semacam kesiapan untuk

bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu, dan juga merupakan

suatu reaksi atau respon seseorang terhadap suatu objek. Oleh karena itu

aspek-aspek ini ikut berpengaruh dalam penerapan sistem keselamatan

pasien.4

Keberhasilan penerapan patient safety dapat dicapai apabila perawat

mengetahui dengan tepat sesuatu yang mengancam keselamatan pasien

selama perawatan di Rumah Sakit. Perawat dengan pengetahuan baik dapat


3

ditunjukkan melalui sikap atau perilaku perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan dengan tetap memprioritaskan keselamatan pasien.

Arif Sumanto (2013) dalam penelitiannya tentang penerapan patient

safety di Ruang perawatan inap RSUD Andi Makkasau Parepare

menunjukkan bahwa variabel pengetahuan berhubungan dengan kinerja

perawat pelaksana dalam melaksanakan program patient safety dengan

keeratan hubungan dalam kategori sedang (p=0,000; c=0,482). Penelitian

juga menunjukkan bahwa motivasi berhubungan dengan kinerja perawat

pelaksana dalam melaksanakan program patient safety dengan keeratan

hubungan dalam kategori kuat (p=0,000; =0,564).

Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum terletak di Semarang Jawa

Tengah didirikan tahun 1973 dibawah kepemilikan YAKKUM (Yayasan

Kesehatan Kristen Untuk Umum). Dalam program peningkatan mutu

layanan, Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum telah memperoleh Sertifikasi

ISO 9000 dan Akreditasi 12 pelayanan serta pada tahun 2014 melakukan

upaya penerapan keselamatan pasien dengan membentuk Komite Mutu dan

Keselamatan Pasien (KMKP) yang menetapkan suatu kebijakan yaitu

Standar Prosedur Operasional (SPO) Keselamatan Pasien. 5

Tabel 1.1 Data Insiden Keselamatan Pasien

Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang


4

2015
No Insiden 2013 2014 (s/d Mei)

1. KTD 17 kasus 34 kasus 3 kasus


2. KNC 16 kasus 3 kasus 19 kasus
3. KTC 22 kasus 13 kasus 3 kasus
4. KPC 4 kasus - -
5. Kejadian - - -
Sentinel
59 kasus 50 kasus 25 kasus
Sumber : dok. Tim KMKP RSPWC

Berdasarkan tabel 1.1 dari tim Patient Safety Rumah Sakit Panti

Wilasa Citarum, peneliti mendapatkan laporan insiden patient safety dari tim

Patient Safety pada tahun 2013 sebanyak 59 kasus meliputi 17 kasus KTD,

16 kasus KNC, 22 kasus KTC, dan 4 kasus KPC. Pada tahun 2014

mengalami sedikit penurunan kasus, dengan jumlah 50 kasus . Di tahun

2015 sampai dengan bulan Mei masih ditemukan juga 25 kasus. Banyak

dampak yang merugikan dari insiden patient safety contohnya mengeluarkan

uang untuk pemeriksaan penunjang, hari rawat menjadi panjang, dan tidak

ada kepercayaan pasien terhadap pelayanan Rumah Sakit. Harapan Rumah

Sakit Panti Wilasa Citarum terhadap insiden patient safety adalah nol/zero.

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, maka peneliti

tertarik untuk merancang penelitian dengan judul “Hubungan Antara

Pengetahuan dan Sikap Perawat dalam Penerapan Sistem Keselamatan

Pasien Di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2015”


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat di ambil perumusan

masalah yaitu : “Adakah Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Perawat

dalam Penerapan Sistem Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit Panti Wilasa

Citarum Semarang Tahun 2015?”

C. Tujuan

a. Tujuan umum

- Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat dalam

penerapan sistem keselamatan pasien di Rumah Sakit Panti Wilasa

Citarum Semarang Tahun 2015.

b. Tujuan khusus

1) Mendiskripsikan pengetahuan perawat tentang sistem keselamatan

pasien di RS Panti Wilasa Citarum Semarang.

2) Mendiskripsikan sikap perawat tentang sistem keselamatan pasien di

RS Panti Wilasa Citarum Semarang.

3) Mendiskripsikan perilaku perawat dalam penerapan sistem

keselamatan pasien di RS Panti Wilasa Citarum Semarang.

4) Menganalisis hubungan pengetahuan perawat dalam penerapan

sistem keselamatan pasien di RS Panti Wilasa Citarum Semarang.

5) Menganalisis hubungan sikap perawat dalam penerapan sistem

keselamatan pasien di RS Panti Wilasa Citarum Semarang.


6

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan

penulis tentang hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat

dalam penerapan sistem keselamatan pasien di Rumah Sakit Panti

Wilasa Citarum Semarang

2. Bagi Rumah Sakit, khususnya bagi Komite Mutu dan Keselamatan

Pasien (KMKP) sebagai bahan evaluasi mengenai pentingnya

pengetahuan dan sikap perawat dalam penerapan sistem keselamatan

pasien untuk mengurangi insiden keselamatan pasien di Rumah Sakit

Panti Wilasa Citarum Semarang.

3. Bagi karyawan, penelitian ini dapat menjadi bahan informasi mengenai

Standar Prosedur Operasional (SPO) Keselamatan Pasien.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Lingkup tempat

Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inap Rumah Sakit Panti

Wilasa Citarum Semarang.

2. Lingkup materi

Materi dalam penelitian ini adalah materi-materi yang berhubungan

dengan materi keselamatan pasien dan ilmu kesehatan masyarakat.


7

3. Lingkup waktu

Penelitian berfokus pada hasil pengumpulan data terkini yang diperoleh

selama 7 (tujuh) hari kerja perawat pada bulan Juni 2015.

F. Keaslian penelitian

Untuk memperkuat penelitian ini, ada beberapa penelitian dengan penilaian

variabel yang sama diantaranya yaitu Ariyani tahun 2013 dari Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang, Teguh Kuncoro

tahun 2011 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, dan Arif

Sumarianto 2013 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Uraian hasil analisa dari penelitian tersebut bisa dilihat di tabel 1.1.

Tabel 1.1

Keaslian Penelitian
8

Nama Judul Hasil penelitian


peneliti
Ariyani Analisis pengetahuan dan Hasil analisis bivariat menunjukkan
2009 motivasi perawat yang bahwa ada hubungan yang signifikan
Fakultas mempengaruhi sikap antara pengetahuan dan motivasi
Kesehatan yang mendukung terhadap sikap mendukung penerapan
Masyarakat penerapan patient safety program patient safety (p<0,05).
Universitas di Instalasi perawatan Hasil penelitian multivariat
Diponegoro intensif RSUD Dr. menunjukkan adanya pengaruh
Semarang Moewardi Surakarta bersama-sama antara pengetahuan
tahun 2008 (p=0,006, Exp B=2,3220, motivasi
(p=0,020, Exp B=2,093) terhadap
sikap mendukung penerapan program
patient safety di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta tahun 2008

Teguh Hubungan antara Hasil penelitian dengan uji statistik


Kuncoro pengetahuan, sikap dan Chi Square Test menunjukkan tidak
2011 kualitas kehidupan kerja ada korelasi secara signifikan antara
Fakultas dengan kinerja perawat pengetahuan, sikap dan kualitas
Kesehatan dalam penerapan sistem kehidupan kerja dengan kinerja
Masyarakat keselamatan pasien di perawat di Rumah Sakit XY tahun
Universitas Rumah Sakit XY tahun 2011
Indonesia 2011

Arif Hubungan Pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan bahwa


Sumarianto Dan Motivasi Terhadap variabel pengetahuan berhubungan
2013 Kinerja Perawat Dalam dengan kinerja perawat pelaksana
Fakultas Penerapan Program dalam melaksanakan program patient
Kesehatan Patient Safety Di Ruang safety dengan keeratan hubungan
Masyarakat Perawatan Inap RSUD dalam kategori sedang (p=0,000;
Universitas Andi Makkasau Kota c=0,482). Penelitian juga
Hasanuddin Parepare menunjukkan bahwa motivasi
berhubungan dengan kinerja perawat
pelaksana dalam melaksanakan
program patient safety dengan
keeratan hubungan dalam kategori
kuat (p=0,000; =0,564).

Anda mungkin juga menyukai