PETROKIMIA GRESIK
Oleh:
NIM. 131614153077
SURABAYA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
tenaga kerja. Kepadatan penduduk asli dan pendatang di kota ini mengindikasikan
perlu adanya pelayanan kesehatan yang tepat. Rumah sakit merupakan sarana
ini. Dalam hal ini keberadaan Rumah Sakit Petrokimia Gresik (RSPG) memiliki
peranan penting sebagai rumah sakit rujukan utama masyarakat untuk menangani
berbagai kasus kesehatan seperti penyakit tropis, akut, kronis, kecelakaan kerja,
kesehatan masyarakat maka fungsi rumah sakit pun semakin berkembang dan
kompleks.
kesehatan masyarakat secara optimal. Oleh karena itu rumah sakit dituntut agar
layanan medis yang diberikan oleh tenaga kesehatan dapat memberikan hasil
Keselamatan menjadi isu global dan terangkum dalam lima isu penting
di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan klien dan petugas,
penting untuk dilaksanakan, namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit
dapat berjalan apabila ada klien. Keselamatan klien merupakan prioritas utama
Utah, Colorado, dan New York didapatkan hasil bhawa di Utah dan Colorado
2011).
terjadi hingga tahun 2015, seperti yang telah dimuat pada Kompas harian
tentang sederet insiden keselamatan klien seperti yang terjadi pada klien An.
di RS Kasih Ibu Aceh Utara dan masih banyak lagi insiden keselamatan klien
diterapkan di rumah sakit. Namun, hingga saat ini belum ada inovasi landasan
penerapan client safety. Watson (1985) meyakini praktek caring sebagai inti
yang universal ( kebaikan, kepedulian dan cinta terhadap diri sendiri dan orang
lain) caring digambarkan sebagai moral ideal keperawatan. Hal ini meliputi
positif, dukungan atau intervensi fisik oleh perawat (Synder, 2011). Caring
sebagai sebuah nilai professional dan personal, inti yang penting dalam
menyediakan standar normative pada tindakan dan sikap perawat dengan klien
seseorang dalam cara bermakna dan memicu eksistensi yang lebih memuaskan
mempengaruhi kepuasan klien. Klien yang puas merupakan aset yang sangat
berharga karena apabila klien merasa puas mereka akan terus melakukan
pemakaian terhadap jasa pilihannya, tetapi jika klien merasa tidak puas mereka
akan memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang pengalaman
buruknya. Untuk menciptakan kepuasan klien, rumah sakit harus menciptakan dan
mengelola suatu sistem untuk memperoleh klien yang lebih banyak dan
pelayanan kesehatan.
theory terhadap peningkatan kepuasan klien di RSPG. Hasil penelitian ini akan
RSPG.
keselamatan klien.
klien di RSPG.
1. Manfaat Praktis
a) Bagi peneliti
klien.
2. Manfaat Teoritis
mengenai budaya keselamatan klien berbasis caring theory dan tingkat kepuasan
klien
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
rumah sakit membuat asuhan pelayanan kesehatan klien lebih aman dan
dengan resiko klien, pelaporan dan analisis insiden dan tindak lanjutnya
sistem dimana rumah sakit membuat asuhan klien lebih aman yang
Liam Donaldson sebagai ketua WHO World Alliance For Client Safety,
is not an option. Its is the right of every client who entrusts their care to
our heatlh care system” yaitu pelayanan kesehatan yang aman bagi klien
kesehatan.
rumah sakit yang membuat asuhan pelayanan kesehatan klien secara aman
efektif)
f. Reduce the risk of client harm from falls (mengurangi risiko klien
Menurut Gerties dalam Rebbeca (2007) client-center care terdiri dari 7 upaya
keselamatan klien:
kebutuhannya
d. Kenyamanan fisik
e. Dukungan emosi
tahun 2002 yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi perumah sakitan
yaitu:
1. Hak klien
terjadinya insiden.
pelayanan.
klien.
mengurangi insiden.
klien.
Standar sasaran keselamatan klien juga telah disusun oleh KARS 2012
sebagai berikut:
adalah suatu bentuk kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang
pada klien, yang terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian
klien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis yang tidak dapat
dicegah.
diambil.
d. Sentinel dari suatu KTD yang mengakibatkan cedera atau cacat yang
Semua insiden ini adalah tanggung jawab dari rumah sakit khususnya
karena jika terjadi kelalaian akan mengakaibatkan dampak negative bagi klien.
Dampak tersebut dapat berupa cedera ringan, cacat fisik, cacat permanen bahkan
semua pihak maka rumah sakit hendaknya memperhatikan dan membuat prosedur
keselamatan klien tersebut menurut Agency for Healthcare Research and Quality
obat/kesalahan pengobatan)
i. Falls (terjatuh)
pembuluh darah)
laporan kejadian)
(KNC) sangat rentan terjadi di Rumah sakit. Pada tahun 2005 WHO menyebutkan
kemungkinan kecelakaan yang terjadi di Rumah sakit adalah 1:3000, lebih besar
risiko, yaitu salah satu caranya dengan mengembangkan sistem pelaporan dan
sistem analisis. Sistem pelaporan ini dipastikan akan mengajak semua orang
(KKP-RS, 2008).
semua insiden keselamatan klien yang telah dilaporkan oleh pihak Rumah sakit
setelah mendapatkan rekomendasi dan solusi dari Tim Keselamatan Klien Rumah
dan tidak mudah diakses oleh yang tidak berhak. Pelaporan insiden keselamatan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
masalah
2) KKP-RS (Eksternal)
1) Setiap insiden harus dilaporkan secara internal kepada TKP-RS dalam waktu
memberikan umpan balik (feedback) dan solusi atas laporan insiden tersebut
dari keperawatan, caring sangat penting bagi semua orang dimana berfokus
aplikasi yang terarah dari pikiran, tubuh dan jiwa menuju hasil maksimal
yang positif dalam diri seseorang yang di rawat. Caring cukup luas tidak
2001).
universal ( kebaikan, kepedulian dan cinta terhadap diri sendiri dan orang
lain) caring digambarkan sebagai moral ideal keperawatan. Hal ini meliputi
2011).
Caring sebagai tindakan di sengaja membawa rasa aman baik fisik
dan emosi serta keterikatan yang tulus dengan orang lain atau sekelompok
digambarkan sebagai suatu emosi, perasaan belas kasih atau empati terhadap
klien.
Dengan demikian perasaan tersebut harus ada dalam diri setiap
interpersonal.
2. Caring terdiri dari faktor caratif yang berasal dari kepuasan dalam
keluarga.
4. Caring merupakan respon yang diterima oleh seseorang tidak hanya saat
klien. Aplikasi teori Watson membuat perubahan secara sadar dengan tujuan
sebagai makhluk yang caring dan penuh kasih sayang untuk meningkatkan
asuhan keperawatan Watson (1987, dikutip dari Potter & Perry, 2005 ).
dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk
kebutuhan fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual baik klien maupun
dengan ilmu pengetahuan dasar dalam memberikan asuhan. Oleh karena itu,
perawat perlu mengembangkan filosofi humanistik dan nilai serta seni yang
(1979, dalam Asmadi, 2008). Dibangun dari Sepuluh faktor caratif tersebut
adanya dan lebih lebih sensitif kepada orang lain dan menjadi lebih tulus
jiwanya.
dengan berusaha merasakan apa yang dirasakan oleh klien dan sikap
menerima perasaan orang lain serta memahami prilaku mereka dan juga
pengambilan keputusan.
pengobatan lain, dalam hal ini, perawat harus mampu memahami persepsi
masalahnya.
perawat agar semua aspek dalam diri klien dapat ditangani dengan baik
melalui penerapan faktor curatif ini diharapkan perawat juga dapat belajar
untuk dapat lebih memahami diri sendiri sebelum memahami orang lain.
(Nurrahmah, 2016)
merupakan dasar ilmu sosial yang terdiri dari kemampuan terapeutik dan
asuhan keperawatan secara total kepada klien, maka ketiga unsur harus
penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Care mendasari kejujuran,
autonomi, dan keadilan serta etik dan moral yang penting bagi keperawatan.
tidak menerima uang dari klien, memberi waktu dan perhatian, bekerja
secara dini perubahan status kesehatan klien, serta memberikan rasa aman
2007).
sensitifitas terhadap diri sendiri dan orang lain, hubungan saling percaya dan
caring perawat (Valentine, 1997, dalam Wolf, Miller, & Devine, 2003).
dengan banyaknya “apa yang ada”. Wexley dan Yukl, lebih menegaskan
bahwa seseorang akan terpuaskan jika tidak ada selisih antara sesuatu atau
dan semakin banyak hal penting yang diinginkan, semakin besar rasa
sakit atau luka.Penilaian klien terhadap mutu atau pelayanan yang baik,
diberikan dengan harapannya. Klien akan merasa puas jika pelayanan yang
diberikan sesuai harapan klien atau bahkan lebih dari apa yang diharapkan
klien.
etik profesi
klien apabila pelayanan yang diberikan mengikuti standart serta kode etik
yang disepakati dalam suatu profesi, atau dengan kata lain yaitu bila suatu
dari kode etik yang berlaku bagi profesi tersebut. Ukuran-ukuran yang
(safety).
b. Ghost shopping
pengalaman mereka.
ini lebih fokus pada apa yang ingin diteliti sehingga hasilnya pun akan
lebih valid.
2. tidak memuaskan
3. cukup memuaskan
4. memuaskan
5. sangat memuaskan
Klien akan merasa sangat tidak puas apabila hasil pelayanan yang
diberikan / didapatkan klien jauh dibawah harapannya, jika hasil pelayanan yang
diberikan belum memenuhi harapan klien maka klien akan merasa tidak
pelayanaan saja, tetapi juga dipengaruhi faktor dari luar maupun dari dalam diri
sikap.Faktor dari luar mencakup budaya, sosial ekonomi, keluarga dan situasi
kepuasan klien dengan berfokus pada aspek fungsi dari proses pelayanan
1. Tangibles (Wujud nyata) adalah wujud langsung yang meliputi fasilitas fisik,
SDM perusahaan dan keselarasan antara fasilitas fisik dengan jenis jasa yang
diberikan.
keandalan penyampaian jasa sejak awal, ketepatan waktu pelayanan sesuai dengan
terhadap staf.
kepada konsumen yang meliputi perhatian kepada konsumen, perhatian staf secara
konsumen.
1. Komunikasi
yaitu tata cara informasi yang diberikan pihak penyedia jasa dan
Komunikasi dalam hal ini juga termasuk perilaku, tutur kata, keacuhan,
merasa cukup puas karena dilayani dengan sikap yang menghargai perasaan
2. Pelayanan
lain yang berkunjung. Kepuasan muncul dari kesan pertama masuk klien
pelayanan.
3. Lokasi
pusat jasa kesehatan lainnya (Heriandi, 2007). Umumnya semakin dekat pusat
transportasi dan lingkungan yang baik akan semakin menjadi pilihan bagi klien
4. Fasilitas
kepuasan klien, misalnya fasilitas kesehatan baik sarana dan prasarana, tempat
parkir, ruang tunggu yang nyaman dan ruang kamar rawat inap. Walaupun hal
ini tidak vital menentukan penilaian kepuasan klien, namun pusat kesehatan
menarik konsumen.
5. Biaya (Cost)
klien dari segi biaya yang dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga
cenderung puas terhadap jasa pelayanan tersebut. Menurut, Lusa (2007) , biaya
pelayanan yang murah, tepat guna, tidak ada diagnosa dan terapi yang
rumah sakit di Utah, Colorado, dan New York didapatkan hasil bhawa di
Utah dan Colorado ditemukan kejadian tidak diinginkan (KTD) sebesar 2,9%,
isu global dan terangkum dalam lima isu penting yang terkait di rumah
kelangsungan hidup rumah sakit. Fokus perhatian dalam penelitian ini yaitu
meliputi:
(highalert)
yang dilandasi dengan 10 aspek caring theory menurut Jean Watson maka
penelitian ini menjadi inovasi yang bertujuan untuk menerapkan client safety
Mengoptimalkankualitas
pelayanan kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Agency For Health Care Research and Quality. 2014. Hospital Survei on Client
Survey Culture. Agency For Health Care Research and Quality: Page 1 – 5
Colla, J.B., Bracken, A,C., Kinney, L.M. and Weeks, W.B. (2015). Measuring
Client Safety Climate: a Review of Surveys. Qual. Saf. He1alth. Care. 14;
364 – 366.
DepKes RI. 2011. Panduan Nasional Keselamatan Klien Rumah Sakit (Client
Hughes, Ronda. G. 2016. Client Safety and Quality an Evidence Based Handbook
dbk.
Laschinger, Spence., K, Heather, PhD, RN., Michael, Leiter, PhD. 2016. The
Lestari, Nenny Puji et al. 2013. Konsep Manajemen Keselamatan Klien Berbasis
Linda Mc Gillis, Hall, PhD, RN., et al. 2014. Nurse Staffing Models, Nursing
UGM: Yogyakarta.
Republik Indonesia.
Yogyakarta.
Yun Wang et, al. 2014. National Trends In Client Safety For Four Common