Komputer ?
Indonesia ?
Manajemen Keperawatan ?
Tujuan Umum adalah Untuk mendukung Mata Kuliah Sistem Informasi Kesehatan.
Keperawatan
Manajemen
BAB II
PEMBAHASAN
a. Adanya perusahaan (yang dikelola oleh profesi keperawatan) yang menawarkan produk SIM
keperawatan yang siap pakai untuk diterapkan di Rumah Sakit. Sekalipun memiliki harga yang
cukup tinggi tetapi keberadaan perusahaan ini dapat mendukung pelaksanaan SIM keperawatan
di beberapa rumah sakit yang memiliki dana cukup untuk membeli produk tersebut.
b. Adanya UU No 8 tahun 1997 yang mengatur tentang keamanan terhadap dokumentasi yang
berupa lembaran kertas. Undang-undang ini merupakan bentuk perlindungan hukum atas
dokumen yang dimiliki pusat pelayanan kesehatan, perusahaan atau organisasi.
c. Aspek etik karena sistem ini semaksimal mungkin dirancang untuk menjaga kerahasiaan
data pasien. Hanya orang-orang tertentu saja yang boleh mengakses data melalui SIM ini,
misalnya dokter, perawat, pasien sendiri.
Ada banyak sumber daya manusia di institusi pelayanan kesehatan yang belum siap
menghadapi sistem komputerisasi, hal ini dapat disebabkan karena ketidaktahuan dan
ketidakmampuan mereka terhadap sistem informasi teknologi yang sedang berkembang.
Pemahaman yang kurang tentang manfaat SIM menjadi salah satu faktor penyebab
ketidaksiapan SDM keperawatan.
Sebagaimana kita tahu bahwa untuk mendapatkan sistem informasi manajemen keperawatan
yang sudah siap diterapkan di rumah sakit, membutuhkan biaya yang cukup besar . Masalahnya
sekarang, tidak setiap rumah sakit memiliki dana operasional yang cukup besar, sehingga
seringkali SIM keperawatan gagal diterapkan karena tidak ada sumber dana yang cukup. Aspek
keempat adalah kurangnya fasilitas Information technology yang mendukung. Pelaksanaan
SIM keperawatan tentunya membutuhkan banyak perangkat keras atau unit komputer untuk
mengimplementasikan program tersebut.
a.Semakin tingginya beban kerja perawat di rumah sakit menuntut adanya suatu sistem
teknologi informasi yang mampu mengatasinya.
b.Tuntutan adanya dokumentasi keperawatan yang lengkap dengan hanya menggunakan cara
manual tulisan tangan selama ini hanya menambah beban kerja perawat dan semakin
mengurangi jumlah waktu perawat bersama pasien. Sangat tepat apabila SIM keperawatan bisa
diaplikaskan.
c.Sistem informasi keperawatan di luar negeri sudah modern dan canggih dengan
memanfaatkan sistem teknologi informatika, sehingga perawat di luar negeri mampu bekerja
secara efisien dan dan berkualitas tinggi. Kondisi tersebut diharapkan mampu diikuti oleh
perawat di Indonesia.
e.Pelaksanaan proses asuhan keperawatan akan lebih cepat, efektif dan efisien dengan
menggunakan SIM.
f.Diharapkan hari rawat pasien lebih cepat karena interaksi pasien-perawat lebih banyak
sehingga tujuan asuhan keperawatan lebih cepat tercapai
g.Profesionalisme perawat akan semakin meningkat dan pengakuan kesetaraan antara profesi
perawat dengan medis akan lebih baik.
h.Citra perawat di masyarakat dan diantara profesi lain akan semakin baik.
a.Di RS Fatmawati Jakarta, sejak tahun 2002 mulai mengembangkan sistem pendokumentasian
keperawatan berupa SIM keperawatan. Sistem pendokumentasian keperawatan yang
terkomputerisasi sudah mulai diimplementasikan sejak tahun 2004. Sistem Informasi
Manajemen keperawatan ini baru sebatas menentukan rencana keperawatan.
c. Di RSUD Banyumas sistem pendokumentasian ini baru menerapkan dengan sistem NIC-
NOC.
d. Di RSUD Cengkareng Jakarta baru sebatas pelaksanaan Clinical pathway. Dalam penelitian
Isro (2009) mencoba merancang pengembangan sistem asuhan keperawatan stroke di ruang
stroke Rumah Sakit Islam Cempaka Putih suatu gambaran rancangan pengembangan sistem
informasi yang dapat menghasilkan informasi yang lebih cepat dan akurat, meningkatkan
keselamatan pasien, memenuhi kebutuhan pasien dengan tingkat ketergantungan yang tinggi
serta dapat mendukung tindakan keperawatan yang tepat.
4. Terhindar dari masalah duplikasi data, data tidak lengkap dan data hilang karena adanya
basis data
5. Tampilan report lebih menarik karena disajikan dalam bentuk tabel dan grafik
1. Sistem yang diusulkan untuk saat ini hanya terbatas pada ruang rawat stroke centre saja,
masih diperlukan pengembangan selanjutnya.
2. Sepenuhnya mengandalkan tenaga komputer sebagai basis data,bila tenaga listrik tidak
mendukung, sistem akan lumpuh
Menurut Jasun (2006) beberapa program yang dirancang dalam SIM Keperawatan antara lain
:
Standart Operating Procedure (SOP) adalah uraian standar tindakan perawatan yang terdapat
dalam standar asuhan keperawatan. SOP merupakan aktifitas detail dari NIC.
c. Discharge Planning
Discharge Planning adalah uraian tentang perencanaan dan nasihat perawatan setelah pasien
dirawat darii rumah sakit. Dalam sistem, discharge planning sudah tersedia uraian dimaksud,
perawat tinggal print out yang selanjutnya hasil print out tersebut dibawakan pasien pulang.
Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program komputer, sehingga penanggung
jawab ruang tinggal melakukan print.
Masalah yang banyak dikeluhkan oleh perawat adalah pembuatan angka kredit, dikarenakan
persepsi yang berbeda antara Urusan Kepegawaian dengan tenaga perawat. Disamping itu,
kesempatan perawat untuk menghitung angka kredit sangat sedikit. Sehingga penghitungan
angka kredit banyak yang tertunda dan tidak valid. Sistem yang dibuat dalam SIM
Keperawatan, angka kredit merupakan rekapan dari aktifitas perawat sehari-hari, yang secara
otomatis akan dapat diakses harian, mingguan atau bulanan.
Daftar diagnosa keperawatan direkapitulasi oleh sistem berdasar input perawat sehari-hari.
Penghitungan diagnosa keperawatan bermanfaat untuk pembuatan standar asuhan
keperawatan.
g. Laporan Implementasi
Laporan implementasi adalah rekap tindakan-tindakan perawatan pada satu periode, yang
dapat difilter berdasar ruang, pelaksana dan pasien. Laporan ini dapat menjadi alat monitoring
yang efektif tentang kebutuhan pembelajaran bagi perawat. Laporan implementasi juga dapat
dijadikan alat bantu operan shift.
h. Laporan statistik
Laporan statistik yang di munculkan dalam sistem informasi manajaman keperawatan adalah
laporan berupa BOR, LOS, TOI dan BTO di ruang tersebut.
i.Resume Perawatan
Dalam masa akhir perawatan pasien rawat inap, resume keperawatan harus dicantumkan dalam
rekam medik. Resume perawatan bermanfaat untuk melihat secara global pengelolaan pasien
saat dirawat sebelumnya, jika pasien pernah dirawat di rumah sakit. Dalam sistem, resume
perawatan dicetak saat pasien akan keluar dari perawatan. Komputer telah merekam data-data
yang dibutuhkan untuk pembuatan resume perawatan.
j.Daftar SAK
Standar Asuhan Keperawatan yang ideal adalah berdasarkan evidance based nursing, yang
merupakan hasil penelitian dari penerapan standar asuhan keperawatan yang ada. Namun
karena dokumen yang tidak lengkap, SAK banyak diadopsi hanya dari literatur yang tersedia.
Dalam sistem informasi manajemen keperawatan, SAK berdasarkan rekapan dari sistem yang
telah dibuat.
Sistem dengan jaringan WiFi memungkinkan data pasien dapat diakses dalam ruang
converence. Maka presentasi kasus kelolaan di ruang rawat dapat dilakukan on line ketika
pasien masih di rawa
Dengan system integrasi dengan SIM RS, memugkinkan perawat mengetahui jasa tindakan
yang dilakukannya.
m.Monitoring Tindakan Perawat & Monitoring Aktifitas Perawat Manajemen perawatan dapat
mengakses langsung tindakan-tindakan yang dilakukan oleh perawat, dan mengetahui pula
masing-masing perawat telah melakukan aktifitas keperawatan apa
n.Laporan Shift
Laporan shift merupakan rekapan dari aktifitas yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan
oleh perawat, tergantung item mana yang akan dilaporkan pada masing-masing pasien.
Menurut Jasun (2006) hal-hal yang harus dipersiapkan dalam penerapan SIM Keperawatan
ialah :
a.Hard Ware
Perangkat keras berupa PC / CPU pada masing-masing ruang implementasi, yang terhubung
dengan jaringan.
c.Note Book atau Laptop digunakan untuk memasukan data-data saat penglkajian di samping
pasien. Dengan menggunakan Note Book diharapkan pengkajian menjadi valid.
d. WiFi adalah perangkat keras untuk menghubungkan Note Book dengan jaringan, sehingga
tidak mengunakan kabe, tapi dengan wireless.
e.Soft Ware
f.Brain Ware
Pembentukan Mind Set bukan sesuatu yang mudah bagi perawat. Istilah gagap teknologi, tidak
percaya diri dengan membawa Note Book ke hadapan pasien, merasa repot dan lain-lain akan
menjadi faktor penentu yang cukup signifikan bagi keberhasilan penerapan SIM Keperawatan.
g.Skill
Ketrampilan perawat juga merupakan factor penting yang tidak bisa diabaikan, mengingat
standar yang dipakai adalah standar internasional. Bahasa label dalam NIC adalah sesuatu yang
baru, belum popular disamping membutuhkan pemahaman yang cukup
mendalam.Pendokumentasian keperawatan sudah saatnya untuk dikembangkan dengan
berbasis komputer, walaupun perawat umumnya masih menggunakan pendokumentasian
tertulis. Padahal pendokumentasian tertulis ini sering membebani perawat karena perawat
harus menuliskan dokumentasi pada form yang telah tersedia dan membutuhkan waktu banyak
untuk mengisinya. Permasalahan lain yang sering muncul adalah biaya pencetakan form mahal
sehingga sering form pendokumentasian tidak tersedia. Pendokumentasian secara tertulis dan
manual juga mempunyai kelemahan yaitu sering hilang. Selain itu pendokumentasian secara
tertulis juga memerlukan tempat penyimpanan dan akan menyulitkan untuk pencarian kembali
jika sewaktu-waktu pendokumentasian tersebut diperlukan.
a.Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan
bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik.
Metode pendokumentasian asuhan keperawatan saat sudah mulai menunjukkan
perkembangan, dari yang sebelumnya manual, bergeser kearah komputerisasi. Metode
pendokumentasian tersebut dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen.
- Lebih banyak waktu dengan pasien dan lebih sedikit waktu di nurse station
- Mengurangi biaya
a. Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM yang menguasai teknologi informasi.
c.Perubahan dalam teknologi informasi terjadi secara cepat dan belum tentu perusahaan
mampu melakukan adaptasi dengan cepat sehingga ada peluang teknologi yang digunakan
kurang canggih (tidak up to date).
d.Membutuhkan waktu untuk pelatihan bagi operator dan programmer sehingga ada
konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan.
e.Adanya demotivasi dari karyawan ditugaskan untuk mengembangkan sistem informasi
karena bukan merupakan core competency pekerjaan mereka.
f.Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang sistem informasi dapat menyebabkan kesalahan
persepsi dalam pengembangan distem dan kesalahan/resiko yang terjadi menjadi tanggung
jawab perusahaan (ditanggung sendiri).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Diperlukan suatu mekanisme pendokumentasian yang mudah dan cepat berkaitan dengan
dokumentasi proses keperawatan dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen
Keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito. (1985). Nursing diagnosis application to clinical practice. J.B. Lippincott Co.,.
Philadephia .
Jasun, (2006), Aplikasi Proses Keperawatan Dengan Pendekatan Nanda NOC dan NIC Dalam
Sistem Informasi Manajemen Keperawatan Di Banyumas
Hariyati. (1999). Sistem Informasi Keperawatan Berbasis Komputer Sebagai Salah Satu Solusi
Meningkatkan Profesionalisme Keperawatan. http://fikunpad.unpad.ac.id/?p=203 tanggal 21
Oktober 2010
Indirajit. (2001). Pengantar Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi Dan Teknologi
Informasi. Gramedia : Jakarta
Isro. (2009). Pengembangan Sistem Informasi Asuhan Keperawatan Stroke Di Ruang Stroke
Center Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih . Tesis tidak dipublikasikan. Depok : FKM
UI
Mahler, C. A., Elske; Wagner, Andreas; Tautz, Angelika; Happek, Torsten; Hoppe, Bettina;
Eichstädter, Ronald. (2007). Effects of a Computer-based Nursing Documentation System on
the Quality of Nursing Documentation. Journal Of Medical system Volume 31, Number 4, , pp.
274-282(279).http://www.ingentaconnect.com/content/klu/joms/2007/ 00000031/ 00000004/
00009065, 24 Oktober 2010
Sitorus R. (2006). Model Praktik Keperawatan Profesional Di Rumah Sakit. EGC : Jakarta