Anda di halaman 1dari 13

Rumusan Masalah

1.2.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Keperawatan ?

1.2.2 Apakah Keuntungan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan Berbasis

Komputer ?

1.2.3 Apakah Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Sistem Informasi

Manajemen Keperawatan di Indonesia ?

1.2.4 Bagaimana Kecenderungan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan di

Indonesia ?

1.2.5 Bagaimana Aplikasi Sistem informasi Manajemen Berhubungan Dengan

Sistem Informasi keperawatan di Rumah Sakit ?

1.2.6 Bagaimana Program-Program Dalam Sistem Informasi

Manajemen Keperawatan ?

1.2.7 Bagaimana Kelebihan dan Kekurangan Sisten Informasi Manajemen Keperawatan ?

1.3 Tujuan Masalah

Tujuan Umum adalah Untuk mendukung Mata Kuliah Sistem Informasi Kesehatan.

Tujuan Khusus adalah :

1.3.1 Mengetahui Pengertian Sistem Informasi Manajemen Keperawatan

1.3.2 Mengetahui Keuntungan Sistem Informasi Manajemen Bebasis Komputer

1.3.3 Mengetahui Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Sistem

Informasi Manajemen Keperawatan di Indonesia

1.3.4 Mengetahui Sistem Informasi Manejemen Keperawatan di Indonessia

1.3.5 Mengetahui Aplikasi Sistem Informasi Keperawatan di Indonesia

1.3.6 Mengetahui Program – Program Dalam Sistem Informasi Manajemen

Keperawatan

1.3.7 Mengetahui Kelebihan dan Kekurang Sistem Informasi Keperawatan

Manajemen
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Informatika Manajemen Keperawatan

Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah rangkaian kegiatan atau komponen


pengumpulan data yang satu sama lain berkaitan dalam mengolah data kemudian diproses
menjadi informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan yang akurat, cepat dan
bermutu (Hafizurachman, 2000). Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen-
komponen dalam organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran
informasi. Sistem informasi mempunyai komponen-komponen yaitu proses, prosedur, struktur
organisasi, sumber daya manusia, produk, pelanggan, supplier dan rekanan (Eko, 2001)

Sistem Informasi Keperawatan merupakan suatu kumpulan dari komponen-


komponen dalam organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran
informasi. Sistem Informasi mempunyai komponen- komponen yaitu proses, prosedur, struktur
organisasi, sumber daya manusia, produk, pelanggan, supplier, dan rekanan. (Eko,I.
2001).Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan
ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan
informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan
keperawatan (Gravea & Cococran,1989 dikutip oleh Hariyati, RT., 1999). Sedangkan
menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995 dikutip oleh Hariyati, RT , 1999) .Sistem informasi
keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi
dan pengetahuan tentang standar dokumentasi , komunikasi, mendukung proses pengambilan
keputusan,mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan
kualitas,efektifitas dan efisiensi asuhan keperawatan dan memberdayakan pasien untuk
memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu
organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan
dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk
suatu organisasi.Selanjutnya pendokumentasian keperawatan yang menggunakan Sistem
Informasi Manajemen Keperawatan, dimana fasilitas yang dibuat menjadi lebih lengkap,
bahkan menurut Jasun (2006) Sistem Informasi Manajemen Keperawatan merupakan “papper
less” untuk seluruh dokumen keperawatan.

2.2 Keuntungan Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer

Sistem Informasi Manajemen Keperawatan mempunyai banyak keuntungan jika


dilihat dari segi efisien dan produktivitas. Beberapa keuntungan menggunakan sistem
informasi manajemen keperawatan adalah meningkatkan kualitas dokumentasi, meningkatkan
kualitas asuhan, meningkatkan produktifitas kerja, memudahkan komunikasi antara tim
kesehatan, memudahkan dalam mengakses informasi, meningkatkan kepuasan kerja perawat,
perawat memiliki waktu lebih banyak untuk melayani pasien, menurunkan Hospital Cost,
menurunkan Lost of data and information, mencegah Redundancy (Kerangkapan
Informasi).Sistem informasi manajemen berbasis komputer dapat menjadi pendukung
pedoman bagi pengambil kebijakan atau keputusan di keperawatan /Decision support system
dan Executive information system (Eko, 2001). Informasi asuhan keperawatan dalam sistem
informasi manajemen yang berbasis komputer dapat digunakan dalam menghitung pemakaian
tempat tidur, BOR pasien, angka nosokomial, penghitungan budget keperawatan . Data yang
akurat pada keperawatan dapat digunakan untuk informasi bagi tim kesehatan yang lain. Sistem
informasi asuhan keperawatan juga dapat menjadi sumber dalam pelaksanaan riset
keperawatan secara khusus dan riset kesehatan pada umumnya.

2.3 Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Sistem Informasi Manejemen


keperawatan di Indonesia

Sistem informasi manajemen (SIM) berbasis komputer banyak kegunaannya, namun


pelaksanan SIM di Indonesia masih banyak mengalami kendala.

2.3.1 Faktor Pendukung Pelaksanaan SIM Keperawatan di Indonesia yaitu :

a. Adanya perusahaan (yang dikelola oleh profesi keperawatan) yang menawarkan produk SIM
keperawatan yang siap pakai untuk diterapkan di Rumah Sakit. Sekalipun memiliki harga yang
cukup tinggi tetapi keberadaan perusahaan ini dapat mendukung pelaksanaan SIM keperawatan
di beberapa rumah sakit yang memiliki dana cukup untuk membeli produk tersebut.

b. Adanya UU No 8 tahun 1997 yang mengatur tentang keamanan terhadap dokumentasi yang
berupa lembaran kertas. Undang-undang ini merupakan bentuk perlindungan hukum atas
dokumen yang dimiliki pusat pelayanan kesehatan, perusahaan atau organisasi.
c. Aspek etik karena sistem ini semaksimal mungkin dirancang untuk menjaga kerahasiaan
data pasien. Hanya orang-orang tertentu saja yang boleh mengakses data melalui SIM ini,
misalnya dokter, perawat, pasien sendiri.

2.3.2 Faktor Penghambat Pelaksanaan SIM Keperawatan di Indonesia yaitu :

a.Untuk memutuskan menerapkan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan berbasis


komputer tidak terlalu mudah. Hal ini kerena pihak manajemen harus memperhatikan beberapa
aspek yaitu struktur organisasi keperawatan di Indonesia, sebagai contoh pengambil keputusan
atau kebijakan bukan dari profesi perawat , sehingga seringkali keputusan tentang pelaksanaan
SIM yang sudah disepakati oleh tim keperawatan dimentahkan lagi karena tidak sesuai dengan
keinginan pengambil keputusan.Pihak manajemen rumah sakit masih banyak yang
mempertanyakan apakah SIM keperawatan ini akan berdampak langsung terhadap kualitas
pelayanan keperawatan dan kualitas pelayanan rumah sakit secara keseluruhan.

b. Ketidaksiapan Sumber Daya Manusia keperawatan

Ada banyak sumber daya manusia di institusi pelayanan kesehatan yang belum siap
menghadapi sistem komputerisasi, hal ini dapat disebabkan karena ketidaktahuan dan
ketidakmampuan mereka terhadap sistem informasi teknologi yang sedang berkembang.
Pemahaman yang kurang tentang manfaat SIM menjadi salah satu faktor penyebab
ketidaksiapan SDM keperawatan.

c.Faktor Sumber Dana

Sebagaimana kita tahu bahwa untuk mendapatkan sistem informasi manajemen keperawatan
yang sudah siap diterapkan di rumah sakit, membutuhkan biaya yang cukup besar . Masalahnya
sekarang, tidak setiap rumah sakit memiliki dana operasional yang cukup besar, sehingga
seringkali SIM keperawatan gagal diterapkan karena tidak ada sumber dana yang cukup. Aspek
keempat adalah kurangnya fasilitas Information technology yang mendukung. Pelaksanaan
SIM keperawatan tentunya membutuhkan banyak perangkat keras atau unit komputer untuk
mengimplementasikan program tersebut.

2.4. Kencenderungan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan di Indonesia

a.Semakin tingginya beban kerja perawat di rumah sakit menuntut adanya suatu sistem
teknologi informasi yang mampu mengatasinya.

b.Tuntutan adanya dokumentasi keperawatan yang lengkap dengan hanya menggunakan cara
manual tulisan tangan selama ini hanya menambah beban kerja perawat dan semakin
mengurangi jumlah waktu perawat bersama pasien. Sangat tepat apabila SIM keperawatan bisa
diaplikaskan.

c.Sistem informasi keperawatan di luar negeri sudah modern dan canggih dengan
memanfaatkan sistem teknologi informatika, sehingga perawat di luar negeri mampu bekerja
secara efisien dan dan berkualitas tinggi. Kondisi tersebut diharapkan mampu diikuti oleh
perawat di Indonesia.

d.Perlunya keperawatan di Indonesia memiliki sistem informasi manajemen keperawatan


dalam melakukan pelayanan kepada pasien di rumah sakit, sehingga perawat bisa bekerja lebih
efektif dan efisien.

e.Pelaksanaan proses asuhan keperawatan akan lebih cepat, efektif dan efisien dengan
menggunakan SIM.

f.Diharapkan hari rawat pasien lebih cepat karena interaksi pasien-perawat lebih banyak
sehingga tujuan asuhan keperawatan lebih cepat tercapai

g.Profesionalisme perawat akan semakin meningkat dan pengakuan kesetaraan antara profesi
perawat dengan medis akan lebih baik.

h.Citra perawat di masyarakat dan diantara profesi lain akan semakin baik.

i.Penggunaan SIM keperawatan akan meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit .

2.6. Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Keperawatan di Indonesia

Di Indonesia telah dikembangkan Sistem Informasi Keperawatan bahkan telah


diaplikasikan di salah satu rumah sakit yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas, Rumah
Sakit Fatmawati, Rumah Sakit Islam Pondok Kopi dan Rumah Sakit Charitas Palembang.

a.Di RS Fatmawati Jakarta, sejak tahun 2002 mulai mengembangkan sistem pendokumentasian
keperawatan berupa SIM keperawatan. Sistem pendokumentasian keperawatan yang
terkomputerisasi sudah mulai diimplementasikan sejak tahun 2004. Sistem Informasi
Manajemen keperawatan ini baru sebatas menentukan rencana keperawatan.

b. Di RS Charitas Palembang, sistem dokumentasi keperawatan terkomputerisasi mulai


dikembangkan sejak tahun 2002.

c. Di RSUD Banyumas sistem pendokumentasian ini baru menerapkan dengan sistem NIC-
NOC.
d. Di RSUD Cengkareng Jakarta baru sebatas pelaksanaan Clinical pathway. Dalam penelitian
Isro (2009) mencoba merancang pengembangan sistem asuhan keperawatan stroke di ruang
stroke Rumah Sakit Islam Cempaka Putih suatu gambaran rancangan pengembangan sistem
informasi yang dapat menghasilkan informasi yang lebih cepat dan akurat, meningkatkan
keselamatan pasien, memenuhi kebutuhan pasien dengan tingkat ketergantungan yang tinggi
serta dapat mendukung tindakan keperawatan yang tepat.

Keunggulan sistem ini adalah :

1. Memudahkan pengelola data dalam proses pengolahan/analisis data.

2. Proses dilakukan secara otomatis.

3. Informasi yang disajikan lebih cepat dan akurat.

4. Terhindar dari masalah duplikasi data, data tidak lengkap dan data hilang karena adanya
basis data

5. Tampilan report lebih menarik karena disajikan dalam bentuk tabel dan grafik

6. Implementasi lebih efektif karena adanya sistem monitoring

Kelemahan Sistem ini adalah :

1. Sistem yang diusulkan untuk saat ini hanya terbatas pada ruang rawat stroke centre saja,
masih diperlukan pengembangan selanjutnya.

2. Sepenuhnya mengandalkan tenaga komputer sebagai basis data,bila tenaga listrik tidak
mendukung, sistem akan lumpuh

3. Prototype ini masih perlu penyempurnaan-penyempurnaan sesuai metode prototyping,


melalui penyesuaian interface dan penambahan keluaran yang sesuai kebutuhan pemakai.

2.5 Program-Program yang dirancang dan dipersiapkan dalam Sistem Informasi


Manajemen Keperawatan

Menurut Jasun (2006) beberapa program yang dirancang dalam SIM Keperawatan antara lain
:

a. Standar Asuhan Keperawatan

Standar Asuhan Keperawatan menggunakan standar Internasional dengan mengacu pada


Diagnosa Keperawatan yang dikeluarkan oleh North American Nursing Diagnosis Association,
standar outcome keperawatan mengacu pada Nursing Outcome Clasification dan standar
intervensi keperawatan mengacu pada Nursing Intervention Clasification (NIC) yang
dikeluarkan oleh Iowa Outcomes Project. Standar Asuhan Keperawatn ini juga telah dilengkapi
dengan standar pengkajian perawatan dengan mengacu pada 13 Divisi Diagnosa Keperawatan
yang disusun oleh Doenges dan Moorhouse dan standar evaluasi keperawatan dengan mengacu
pada kriteria yang ada dalam Nursing Outcome Clasification (NOC) dengan model skoring.

b.Standart Operating Procedure (SOP)

Standart Operating Procedure (SOP) adalah uraian standar tindakan perawatan yang terdapat
dalam standar asuhan keperawatan. SOP merupakan aktifitas detail dari NIC.

c. Discharge Planning

Discharge Planning adalah uraian tentang perencanaan dan nasihat perawatan setelah pasien
dirawat darii rumah sakit. Dalam sistem, discharge planning sudah tersedia uraian dimaksud,
perawat tinggal print out yang selanjutnya hasil print out tersebut dibawakan pasien pulang.

d. Jadwal dinas perawat

Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program komputer, sehingga penanggung
jawab ruang tinggal melakukan print.

e. Pembuatan angka kredit

Masalah yang banyak dikeluhkan oleh perawat adalah pembuatan angka kredit, dikarenakan
persepsi yang berbeda antara Urusan Kepegawaian dengan tenaga perawat. Disamping itu,
kesempatan perawat untuk menghitung angka kredit sangat sedikit. Sehingga penghitungan
angka kredit banyak yang tertunda dan tidak valid. Sistem yang dibuat dalam SIM
Keperawatan, angka kredit merupakan rekapan dari aktifitas perawat sehari-hari, yang secara
otomatis akan dapat diakses harian, mingguan atau bulanan.

f.Daftar diagnosa keperawatan terbanyak.

Daftar diagnosa keperawatan direkapitulasi oleh sistem berdasar input perawat sehari-hari.
Penghitungan diagnosa keperawatan bermanfaat untuk pembuatan standar asuhan
keperawatan.

g. Laporan Implementasi

Laporan implementasi adalah rekap tindakan-tindakan perawatan pada satu periode, yang
dapat difilter berdasar ruang, pelaksana dan pasien. Laporan ini dapat menjadi alat monitoring
yang efektif tentang kebutuhan pembelajaran bagi perawat. Laporan implementasi juga dapat
dijadikan alat bantu operan shift.
h. Laporan statistik

Laporan statistik yang di munculkan dalam sistem informasi manajaman keperawatan adalah
laporan berupa BOR, LOS, TOI dan BTO di ruang tersebut.

i.Resume Perawatan

Dalam masa akhir perawatan pasien rawat inap, resume keperawatan harus dicantumkan dalam
rekam medik. Resume perawatan bermanfaat untuk melihat secara global pengelolaan pasien
saat dirawat sebelumnya, jika pasien pernah dirawat di rumah sakit. Dalam sistem, resume
perawatan dicetak saat pasien akan keluar dari perawatan. Komputer telah merekam data-data
yang dibutuhkan untuk pembuatan resume perawatan.

j.Daftar SAK

Standar Asuhan Keperawatan yang ideal adalah berdasarkan evidance based nursing, yang
merupakan hasil penelitian dari penerapan standar asuhan keperawatan yang ada. Namun
karena dokumen yang tidak lengkap, SAK banyak diadopsi hanya dari literatur yang tersedia.
Dalam sistem informasi manajemen keperawatan, SAK berdasarkan rekapan dari sistem yang
telah dibuat.

k.Presentasi Kasus On Line

Sistem dengan jaringan WiFi memungkinkan data pasien dapat diakses dalam ruang
converence. Maka presentasi kasus kelolaan di ruang rawat dapat dilakukan on line ketika
pasien masih di rawa

l.Mengetahui Jasa Perawat

Dengan system integrasi dengan SIM RS, memugkinkan perawat mengetahui jasa tindakan
yang dilakukannya.

m.Monitoring Tindakan Perawat & Monitoring Aktifitas Perawat Manajemen perawatan dapat
mengakses langsung tindakan-tindakan yang dilakukan oleh perawat, dan mengetahui pula
masing-masing perawat telah melakukan aktifitas keperawatan apa

n.Laporan Shift

Laporan shift merupakan rekapan dari aktifitas yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan
oleh perawat, tergantung item mana yang akan dilaporkan pada masing-masing pasien.

o. Monitoring Pasien oleh Kepala Ruang saat sedang Rapat


Monitoring pasien oleh Kepala Ruang dapat dilakukan ketika Kepala Ruang sedang rapat di
ruang converence. Akan diketahui apakah seorang pasien telah dilakukan pegkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi dan evaluasi atau belum.

Menurut Jasun (2006) hal-hal yang harus dipersiapkan dalam penerapan SIM Keperawatan
ialah :

a.Hard Ware

Perangkat keras berupa PC / CPU pada masing-masing ruang implementasi, yang terhubung
dengan jaringan.

b. Printer digunakan untuk mencetak dokumen yang telah dibuat..

c.Note Book atau Laptop digunakan untuk memasukan data-data saat penglkajian di samping
pasien. Dengan menggunakan Note Book diharapkan pengkajian menjadi valid.

d. WiFi adalah perangkat keras untuk menghubungkan Note Book dengan jaringan, sehingga
tidak mengunakan kabe, tapi dengan wireless.

e.Soft Ware

Program yang dibuat sesuai dengan kebutuhan perawat.

f.Brain Ware

Pembentukan Mind Set bukan sesuatu yang mudah bagi perawat. Istilah gagap teknologi, tidak
percaya diri dengan membawa Note Book ke hadapan pasien, merasa repot dan lain-lain akan
menjadi faktor penentu yang cukup signifikan bagi keberhasilan penerapan SIM Keperawatan.

g.Skill

Ketrampilan perawat juga merupakan factor penting yang tidak bisa diabaikan, mengingat
standar yang dipakai adalah standar internasional. Bahasa label dalam NIC adalah sesuatu yang
baru, belum popular disamping membutuhkan pemahaman yang cukup
mendalam.Pendokumentasian keperawatan sudah saatnya untuk dikembangkan dengan
berbasis komputer, walaupun perawat umumnya masih menggunakan pendokumentasian
tertulis. Padahal pendokumentasian tertulis ini sering membebani perawat karena perawat
harus menuliskan dokumentasi pada form yang telah tersedia dan membutuhkan waktu banyak
untuk mengisinya. Permasalahan lain yang sering muncul adalah biaya pencetakan form mahal
sehingga sering form pendokumentasian tidak tersedia. Pendokumentasian secara tertulis dan
manual juga mempunyai kelemahan yaitu sering hilang. Selain itu pendokumentasian secara
tertulis juga memerlukan tempat penyimpanan dan akan menyulitkan untuk pencarian kembali
jika sewaktu-waktu pendokumentasian tersebut diperlukan.

2.7. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan

Kelebihan SIM Keperawatan yaitu :

a.Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan
bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik.
Metode pendokumentasian asuhan keperawatan saat sudah mulai menunjukkan
perkembangan, dari yang sebelumnya manual, bergeser kearah komputerisasi. Metode
pendokumentasian tersebut dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen.

b.Sistem informasi manajemen berbasis komputer tidak hanya bermanfaat dalam


pendokumentasian asuhan keperawatan, namun juga dapat menjadi pendukung pedoman bagi
pengambil kebijakan/pengambil keputusan di keperawatan/Decision Support System dan
Executive Information System (Eko,I. 2001).

c. Manfaat sistem informasi dalam keperawatan (Malliarou & zyga, 2009):

- Lebih banyak waktu dengan pasien dan lebih sedikit waktu di nurse station

- Mengurangi penggunaan kertas

- Dokumentasi keperawatan secara automatis

d. Standar yang sama dalam perawatan (proses keperawatan)

- Mengurangi biaya

- Kualitas pelayanan keperawatan dapat di ukur

Kekurang Sistem Informasi Manajemen Keperawatan yaitu :

a. Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM yang menguasai teknologi informasi.

b.Pengembangan sistem informasi membutuhkan waktu yang lama karena konsentrasi


karyawan harus terbagi dengan pekerjaan rutin sehari-hari sehingga pelaksanaannya menjadi
kurang efektif dan efisien.

c.Perubahan dalam teknologi informasi terjadi secara cepat dan belum tentu perusahaan
mampu melakukan adaptasi dengan cepat sehingga ada peluang teknologi yang digunakan
kurang canggih (tidak up to date).

d.Membutuhkan waktu untuk pelatihan bagi operator dan programmer sehingga ada
konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan.
e.Adanya demotivasi dari karyawan ditugaskan untuk mengembangkan sistem informasi
karena bukan merupakan core competency pekerjaan mereka.

f.Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang sistem informasi dapat menyebabkan kesalahan
persepsi dalam pengembangan distem dan kesalahan/resiko yang terjadi menjadi tanggung
jawab perusahaan (ditanggung sendiri).

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain :

1. Pendokumentasian Keperawatan merupakan hal penting yang dapat menunjang


pelaksanaan mutu asuhan keperawatan.
2. Sistem informasi manajemen berbasis komputer bermanfaat dalam pendokumentasian
asuhan keperawatan, dan dapat menjadi pendukung pedoman bagi pengambil kebijakan
atau pengambil keputusan di keperawatan
3. Pendokumentasian keperawatan yang menggunakan Sistem Informasi Manajemen
Keperawatan perlu diterapkan, dimana fasilitas yang dibuat menjadi lebih lengkap,
karena memuat berbagai aspek pendokumentasian.
3.2 Saran

Diperlukan suatu mekanisme pendokumentasian yang mudah dan cepat berkaitan dengan
dokumentasi proses keperawatan dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen
Keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito. (1985). Nursing diagnosis application to clinical practice. J.B. Lippincott Co.,.
Philadephia .

Hariyati, S. T. (1999). Hubungan antara pengetahuan aspek hukum dari perawat

dan karakteristik perawat terhadap kualitas dokmentasi keperawatan di RS.Bhakti Yudha,


Tidak dipublikasikan

Jasun, (2006), Aplikasi Proses Keperawatan Dengan Pendekatan Nanda NOC dan NIC Dalam
Sistem Informasi Manajemen Keperawatan Di Banyumas

Alfitri. (2006). Peningkatan Kualitas Dokumen Keperawatan Melalui Penggunaan Aplikasi


Pendokumentasian Berbasis Komputer. http://www.fik.ui.ac.id/pkko tanggal 24 Oktober 2010

Hariyati. (1999). Sistem Informasi Keperawatan Berbasis Komputer Sebagai Salah Satu Solusi
Meningkatkan Profesionalisme Keperawatan. http://fikunpad.unpad.ac.id/?p=203 tanggal 21
Oktober 2010

Hasna, F. ( 2009). Nursing Information Systems In Jordan. International Journal of Nursing


Practice, 15, 69–73. http://www.ebscho.com tanggal 24 Oktober 2010

Indirajit. (2001). Pengantar Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi Dan Teknologi
Informasi. Gramedia : Jakarta
Isro. (2009). Pengembangan Sistem Informasi Asuhan Keperawatan Stroke Di Ruang Stroke
Center Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih . Tesis tidak dipublikasikan. Depok : FKM
UI

Kadir. (2003). Pengenalan Sistem Informasi. Andi : Yogyakarta

LEE. (2006). Nurses’ perceptions of their documentation experiences in a computerized


nursing care planning system. Journal of Clinical Nursing, 15, 1376–1382.
http://www.ebscho.com tanggal 30 September 2010

Mahler, C. A., Elske; Wagner, Andreas; Tautz, Angelika; Happek, Torsten; Hoppe, Bettina;
Eichstädter, Ronald. (2007). Effects of a Computer-based Nursing Documentation System on
the Quality of Nursing Documentation. Journal Of Medical system Volume 31, Number 4, , pp.
274-282(279).http://www.ingentaconnect.com/content/klu/joms/2007/ 00000031/ 00000004/
00009065, 24 Oktober 2010

Murphy, J. (2010). Nursing Informatics: The Intersection of Nursing, Computer, And


Information Sciences. Nursing Economics, Vol. 28 No. 3. http://www.ebscho.com tanggal 30
September 2010

Sitorus R. (2006). Model Praktik Keperawatan Profesional Di Rumah Sakit. EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai