Anda di halaman 1dari 6

Makalah Pengembangan sains keperawatan

Makalah Pengembangan sains keperawatan dan hubungan interaktif antara pendidikan,


pelayanan/praktik, dan riset keperawatan dalam pengembangan sains keperawatan

1.1 Latar Belakang

Sains keperawatan merupakan ilmu yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan respon
manusia terhadap lingkungannya. Perkembangan sains keperawatan didasari oleh falsafah dan
paradigma keperawatan sebagai kerangka ilmu untuk meningkatkan pelayanan keperawatan secara
holistik. Sains keperawatan memiliki falsafah berupa keyakinan dan kerangka berpikir secara
sistematis dan ilmiah yang mendasari suatu gambaran yang berdasarkan pada realitas dan logika
sehingga menjadi panduan perawat untuk memberikan pelayanan asuhan keperawatan secara
profesional. Ilmu keperawatan juga memiliki paradigma keperawatan sebagai kerangka ilmu untuk
berfokus pada pelaksanaan praktek pelayanan keperawatan yang terdiri dari manusia, lingkungan,
sehat, dan keperawatan.

Pelayanan keperawatan profesional merupakan area yang dapat memunculkan berbagai


perkembangan ilmu dan teori keperawatan. Hal ini didukung dengan perkembangan sains
keperawatan yang diintegrasikan dalam pendidikan, pelayanan/ praktik, dan riset keperawatan.
Ketiga hal tersebut memiliki peran masing-masing untuk meningkatkan pelayanan keperawatan yang
lebih baik dan memberikan manfaat kepada masyarakat. Hasil dari pemberian pelayanan
keperawatan profesional dengan pendekatan sains keperawatan dapat menjadi solusi dari fenomena
keperawatan sehingga dapat meningkatkan kualitas perawatan sebagai bagian dari pelayanan
kesehatan. Oleh sebab itu, pengembangan sains keperawatan memiliki hubungan interaktif antara
pendidikan, pelayanan/praktik, dan riset keperawatan sebagai ilmu terapan yang memiliki otonomi
profesional.

Melalui makalah ini, kelompok tertarik untuk membahas tentang pengembangan sains keperawatan
dan hubungan antara pendidikan, pelayanan/praktik dan riset keperawatan dalam
pengembangannya.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menganalisis pengembangan sains keperawatan dan hubungan interaktif antara
pendidikan, pelayanan/praktik dan riset keperawatan dalam pengembangan sains keperawatan.

1.2.2 Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu mengetahui hubungan interaktif antara pengembangan sains keperawatan


dengan pendidikan

Mahasiswa mampu mengetahui hubungan interaktif antara pengembangan sains keperawatan


dengan pelayanan

Mahasiswa mampu mengetahui hubungan interaktif antara pengembangan sains keperawatan


dengan riset keperawatan

Mahasiswa mampu mengetahui pengembangan sains keperawatan dan hubungan interaktif antara
pendidikan, pelayanan/praktik dan riset keperawatan dalam pengembangan sains keperawatan.

1.3 Manfaat

Manfaat dari penyusunan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu mengetahui, menganalisis, dan
menerapkan pengembangan sains keperawatan di pendidikan, pelayanan, dan riset keperawatan
sebagai bagian dari pelayanan keperawatan profesional.
TINJAUAN TEORI

2.1 Sains Keperawatan

Sains keperawatan memiliki karakteristik tersendiri yang membedakan dengan ilmu di bidang lain.
Selain itu, sains keperawatan memiliki falsafah dan paradigma keperawatan yang mendasari
berbagai aspek untuk meningkatkan pelayanan keperawatan profesional di bidang pendidikan,
pelayanan/praktik, dan riset keperawatan (Ali, 2001). Sehingga, sains merupakan tubuh pengetahuan
yang sistematis yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran tentang dunia melalui proses
perbaikan diri yang berkesinambungan yang melibatkan perkembangan teori dan uji empiris.

Ilmu merupakan sebuah pengetahuan tentang sebab akibat atau asal usul yang memiliki ciri adanya
suatu metodologi yang harus dicapai secara logis dan koheren, memiliki hubungan dengan tanggung
jawab ilmuwan, bersifat universal, memiliki objektifitas tanpa disisipi oleh prasangka prasangka
subjektif, dapat dikomunikasikan, kritis, terbuka dan berguna sebagai wujud hubungannya antara teori
dan praktek (Hidayat, 2008). Hidayat (2008) juga menjelaskan bahwa keperawatan adalah suatu
bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar
manusia(biologis, psikologis, sosial dan spiritual) yang dapat ditujukan kepada individu, keluarga atau
masyarakat dalam rentang sehat sakit.

2.2 Pendidikan Keperawatan

Pendidikan keperawatan merupakan sebuah proses long life education sangat penting bagi perawat
dalam rangka sebagai sarana untuk mencapai profesionalisme dan peningkatan kinerja perawat.
Perkembangan perawatan sebagai pelayanan profesional didukung juga oleh IPTEK yang didapatkan
dari pendidikan dan pelatihan. Dari berbagai aspek pembangunan nasional, pembangunan dalam
bidang pendidikan merupakan bagian yang paling mendasar dalam pengembangan sumber daya
manusia.

Pengembangan pendidikan keperawatan profesional dengan landasan yang kokoh perlu


memperhatikan wawasan keilmuan, orientasi pendidikan serta kerangka konsep pendidikan.
Pengembangan pendidikan terutama berpedoman pada kebijakan pendidikan tinggi, khususnya UU
No. 2 tahun 1989 dan PP No. 30 tahun 1990 serta Undang Undang kesehatan No. 23 tahun 1992.
Pengembangan pendidikan keperawatan profesional diselenggarakan dalam berbagai jenjang dan
jenis sesuai kebutuhan masyarakat.

Sebagai pendidikan profesional, pendidikan keperawatan harus dilandasi dengan kerangka konsep
yang kokoh yang memiliki karakteristik pendidikan akademik-profesional yaitu penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan, penyelesaian masalah secara ilmiah, pembinaan sikap dan
tingkah laku profesional, belajar aktif, mandiri serta pendidikan di lingkungan masyarakat.

2.3 Pelayanan Keperawatan

Praktik keperawatan merupakan tindakan mandiri perawat profesional melalui kolaborasi dengan
pasien dengan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup
wewenang dan tanggung jawabnya. Praktik keperawatan ini menggunakan pengetahuan teoritik yang
kuat dari berbagai ilmu dasar (biomedik, fisika, biologi, sosial, perilaku) dan ilmu keperawatan sebagai
landasan dalam melakukan pengkajian, diagnosa keperawatan, menyusun perencanaan,
melaksanakan asuhan keperawatan dan mengevaluasi tindakan serta mengadakan penyesuaian
rencana keperawatan untuk menentukan tindakan selanjutnya.

Keperawatan sebagai suatu profesi diharapakan mampu mengembangkan ilmu yang dimiliki agar
dapat diaplikasikan dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan profesional. Perawat harus
mampu menganalisis informasi dan mengambil keputusan dalam memecahkan masalah klien.

2.4 Riset Keperawatan

Delaune (2002) menjelaskan bahwa riset keperawatan adalah metode sistematis dari hasil eksplorasi,
deskripsi, penjelasan dari fenomena yang ada yang berhubungan dengan berbagai faktor yang
menyebabkan perubahan dari suatu fenomena tersebut dan bagaimana fenomena tersebut
mempengaruhi fenomena yang lain. Aktivitas pelayanan keperawatan adalah substansi sehingga
menghasilkan hasil yang valid dan reliabel untuk klien baik secara individu, keluarga, group, maupun
komunitas yang didapat dari berbagai riset keperawatan yang memiliki kerangka pengetahuan (body
of knowledge).

Carper (1978, 1992) dalam Delaune (2002) menjelaskan bahwa riset keperawatan harus memiliki
empat pola fundamental. Empat pola fundamental tersebut antara lain bersifat empirik: menggunakan
riset sebagai hal yang menjelaskan, mendeskrisikan, dan memprediksikan, etikal: memperluas
pengetahuan untuk menilai, mengklarifikasi, dan advokasi, personal: berfokus pada diri dan orang
lain, serta estetik: menginterpretasi, mensintesis dari suatu pengetahuan.

Delaune (2002) menjelaskan bahwa riset keperawatan memiliki berbagai manfaat untuk
pengembangan sains keperawatan. Manfaat tersebut antara lain memperkuat dasar dasar keilmuan
yang nantinya akan menjadi landasan dala kegiatan praktik klinik, pendidikan, dan manajemen
keperawatan. Selain itu, dapat meningkatan kualitas pelayanan keperawatan melalui pemanfaatan
hasil penelitian ilmiah, meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembiyaan pelayanan keperawatan,
serta memahami fenomena secara profesional sehingga dapat menyusun perencanaan, memprediksi
hasil, pengambilan keputusan, dan meningkatkan perilaku sehat klien

PEMBAHASAN

3.1 Hubungan Interaktif Antara Pendidikan Dalam Pengembangan Sains Keperawatan

Florence Nightingale merupakan salah satu tokoh keperawatan yang berjasa dalam perkembangan
sains keperawatan dalam bidang pelayanan dan pendidikan. Florence juga membuat standar pada
pendidikan keperawatan dan standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efisien serta
membedakan praktek keperawatan dengan kedokteran dan perawatan pada orang sakit dengan
orang sehat. Dan masih banyak tokoh lainnya yang mengemukakan Teori Model Keperawatan demi
perbaikan mutu pelayanan dan pendidikan keperawatan demi tercapainya profesoinalime.

Berkembangnya sains keperawatan maka akan mempengaruhi perkembangan di bidang pendidikan


ataupun sebaliknya. Pendidikan dan pengembangan sains keperawatan saling mempengaruhi.
Pengembangan ilmu keperawatan dalam pendidikan ditandai dengan adanya pengelompokan ilmu
keperawatan dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu keperawatan komunitas yang
merupakan cabang ilmu keperawatan yang terus berkembang dan tidak menutup kemungkinan pada
tahun-tahun yang akan datang akan selalu ada cabang ilmu keperawatan yang khusus atau
subspesialisasi yang diakui sebagai bagian ilmu keperawatan. Sehingga teori-teori keperawatan
dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan atau lingkup bidang ilmu perawatan. Menurut Gaffar
(1999) pendidikan khusus berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi, penataan jenjang
studi/pendidikan keperawatan, penyusunan kurikulum pendidikan, metode pembelajaran yang
digunakan dan penyusunan kompetensi perawat di pendidikan tinggi adalah merupakan
pengembangan sains keperawatan dalam pendidikan hingga diharapan mampu menjadi mitra kerja
dalam memberikan standar pelayanan kesehatan yang profesional.

Dalam sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori keperawatan.
Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan kurikulum keperawatan yang jelas,
akan tetapi sekarang keperawatan telah memiliki sistem pendidikan keperawatan yang terarah sesuai
dengan kebutuhan rumah sakit sehingga teori-teori keperawatan juga berkembang dengan orientasi
pada pelayanan keperawatan. Kemudian juga, berkembangnya standar kompetensi dalam
pendidikan, metode/sistem pembelajaran berdasarkan student center learning sehingga mahasiswa
diajarkan mampu untuk berfikir kritis, menganalisa dan mengambil keputusan, berorientasi pada
perkembangan pelayanan keperawatan secara global serta menyiapkan para lulusan akedemika
yang mampu bekerja secara profesional baik ditingkat regional, nasional dan dunia (Siswanto, 2009).

Keperawatan di Indonesia juga mengalami kemajuan yang signifikan. Melalui lokakarya nasional
keprawatan dengan kerjasama antara Depdikbud RI, Depkes RI dan DPP PPNI (1983) yang
menerima keperawatan sebagai pelayanan profesional (profesional service) dan pendidikan
keperawatan sebagai pendidikan profesi (professional education) serta ditetapkannya definisi, tugas,
fungsi dan kompetensi tenaga perawat professional di Indonesia. Pendidikan tinggi keperawatan
diharapkan menghasilkan tenaga keperawatan professional yang dapat mengadakan pembaharuan ,
menjadi change agent, model keperawatan (nursing model) dan perbaikan mutu pelayanan/ asuhan
keperawatan secara komprehensif dan holistik, serta penataan perkembangan pendidikan tinggi
keperawatan.

Keperawatan sebagai suatu profesi, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab
pengembangannya harus mampu mandiri. Untuk itu memerlukan suatu wadah yang mempunyai
fungsi utama untuk menetapkan, mengatur serta mengendalikan berbagai hal yang berkaitan dengan
profesi seperti pengaturan hak dan batas kewenangan, standar praktek, standar pendidikan, legislasi,
kode etik profesi dan peraturan lain yang berkaitan dengan profesi keperawatan. Hal ini
mengakibatkan profesi keperawatan selalu dituntut untuk mengembangkan diri dan berpartisipasi aktif
dalam pengembangan profesionalime keperawatan dan peningkatan sistem pelayanan.

Melalui pendidikan tinggi keperawatan diharapkan terjadi percepatan proses transisi keperawatan
yang awalnya sebagai okupasional menjadi profesional. Berdasarkan RUU Keperawatan level
keperawatan dibagi menjadi 4 yaitu perawat vokasional, profesional, spesialis dan konsulen.
Penekanan pengembangan dan pembinaan pendidikan tinggi keperawatan lebih diarahkan pada
upaya meningkatkan mutu pendidikan pada masa mendatang sehingga lulusan benar-benar
menunjukkan sikap profesional, menguasai ilmu keperawatan secara optimal dan juga menguasai
keterampilan keperawatan secara professional. Pada Mei 2006, diadakan pertemuan antara AIPNI
dan PPNI untuk menyepakati Standar Kompetensi Ners dan Penetapan Kurikulum Inti. Kurikulum inti
60% (87 sks) untuk program akdemik 25 sks untuk program profesi. Program alih jenjang untuk
akedemik 60-70 sks dan profesi 25 sks.

3.2 Hubungan Interaktif AntaraPelayanan/ Praktik Keperawatan Dalam Pengembangan Sains


Keperawatan

Perkembangan sains keperawatan saat ini sudah berkembang cukup pesat terutama dalam bidang
pelayanan. Pengembangan ini didukung dengan adanya riset yang dilakukan, sehingga hasilnya
dapat digunakan dalam bidang pelayanan. Praktik keperawatan berorientasi pada pelayanan yang
bersifat membantu (assistive in nature) dan pelayanan keperawatan mencakup seluruh rentang
pelayanan Penerapan manajemen asuhan keperawatan profesional dapat menjadi salah satu contoh
dalam pengembangan sains keperawatan di bidang pelayanan/praktik.

Tingkat praktik perawat secara langsung berhubungan dengan tingkat pengetahuan, pengalaman dan
keahlian perawat. Menurut Bener yang dikutip Christensen dan Kenney dalam Potter & Perry (2009)
terdapat lima tingkatan keahlian perawat, yaitu: pemula, pemula lanjut, kompeten, terampil dan ahli.
Perawat pemula bekerja berdasarkan pedoman/peraturan dalam melakukan tindakan. Sedangkan
perawat pemula lanjut menggunakan prosedur yang telah dipelajari untuk menentukan suatu
tindakan. Kemudian, perawat kompeten memiliki pengalaman lebih banyak, sehingga mereka
memiliki kepercayaan diri untuk mengenali masalah dan melakukan tindakan keperawatan yang
sesuai.

Perawat terampil memiliki kemampuan untuk mengenali lebih lanjut kondisi kliennya karena telah
memiliki pengalaman yang lama dalam merawat pasien. Mereka lebih peka terhadap perubahan
status klien, mengintepretasi situsi baru lebih cepat serta memahami perubahan halus pada pola klien
dengan lebih baik. Sedangkan, perawat ahli dengan cepat memahami aspek-aspek penting dari
situasi klien dan dapat mengidentifikasi perubahan-perubahan penting. Mereka memiliki kemampuan
intuisi yang tinggi untuk mengenali faktor-faktor tersembunyi yang berinteraksi, mengidentifikasi
faktor-faktor yang relevan dan melakukan tindakan yang sesuai. Pemahaman mereka tidak
didasarkan atas pengetahuan formal, meskipun hal ini tetap ada dalam latar belakang pendidikan
mereka, namun demikian mereka tidak mengabaikan fakta-fakta penting dan tidak hanya bergantung
pada intuisi mereka untuk mengambil keputusan.

Seiring dengan bertambahnya pengalaman dan berkembangnya ilmu pengetahuan, perawat mampu
mengintegrasikan dan mensintesis pengalaman mereka dengan menggunakan model keperawatan
untuk diaplikasikan dalam pelayanan keperawatan. Seorang perawat diharapkan mengetahui isue-
isue keperawatan yang berkembang, tidak hanya berfokus pada individu tapi juga pada keluarga,
kelompok atau komunitas.
Tuntutan akan pelayanan keperawatan yang bermutu memberikan dampak pada sistem pelayanan
keperawatan. Oleh karena itu terjadi pergeseran dalam pelayanan keperawatan. Dahulu, pelayanan
keperawatan hanya didasarkan oleh keterampilan saja, namun setelah berkembangnya sains
keperawatan, pelayanan yang diberikan telah didasari oleh ilmu pengetahuan dan teknolgi
keperawatan.

Adanya kecenderungan perkembangan penyakit degeneratif saat ini mendorong pergeseran peran
perawat yang dahulunya memiliki peran kuratif yang didominasi dokter menjadi peran preventif dan
promotif. Adanya perkembangan sains juga menjadikan keperawatan saat ini terfragmentasi menjadi
beberapa bidang pelayanan keperawatan, seperti bidang pelayanan keperawatan medikal bedah,
anak, jiwa, maternitas, komunitas dan keperawatan gerontik. Pelayanan keperawatan harus dilandasi
penguasaan iptek serta kiat keperawatan dalam memecahkan masalah klien. Oleh karena itu
dibutuhkan tenaga keperawatan yang berkualitas.

3.3 Hubungan Interaktif Antara Riset Keperawatan Dalam Pengembangan Sains Keperawatan

Riset keperawatan sebagai salah satu unsur penunjang dalam pengembangan ilmu keperawatan
yang dapat memberikan kontribusi yang sangat besar dalam penyelesaian masalah keperawatan
secara ilmiah. Riset keperawatan itu sendiri merupakan suatu usaha yang sistematis, terkendali dan
empiris dalama pengembangan ilmu pengetahuan dan penyelesaian masalah. Riset keperawatan
juga merupakan proses ilmiah yang sangat berguna dalam menvalidasi pengetahuan yang ada dan
membangun pengetahuan baru baik langsung/tidak langsung dapat mempengaruhi praktik
keperawatan. Selain itu riset keperawatan juga dapat digunakan sebagai proses pencarian kebenaran
secara sistematis yang di desain untuk meningkatkan pemahaman kita tentang isu isu yang terkait
dengan keperawatan.

Pengembangan riset itu sendiri sangat berkaitan dengan pengembangan sains keperawatan dimana
keterkaitan tersebut dapat menjadi hubungan timbal balik yang saling menopang dalam keberhasilan
riset keperawatan. Pengembangan sains keperawatan dalam bidang penelitian/riset ini mampu
mengembangkan mengenai teori-teori model keperawatan yang berguna bagi pengembangan profesi
keperawatan.

Hasil dari riset keperawatan yang salah satunya digunakan dalam praktik keperawatan berbasis
temuan ilmiah (evidence based practice) sangat membantu perkembangan praktik ilmu keperawatan.
Dengan adanya hasil dari riset keperawatan diharapkan mampu diaplikasikan dalam tindakan
keperawatan melalui dukungan dari pemerintah yang terus memberikan kesempatan dalam
pengembangan lembaga penelitian yang berfokus pada proses keperawatan.

Hasil dari riset keperawatan yang salah satunya digunakan dalam praktik keperawatan berbasis
temuan ilmiah (evidence based practice) sangat membantu perkembangan praktik ilmu keperawatan.
Dengan adanya hasil dari riset keperawatan diharapkan mampu diaplikasikan dalam tindakan
keperawatan melalui dukungan dari pemerintah yang terus memberikan kesempatan dalam
pengembangan lembaga penelitian yang berfokus pada proses keperawatan.

Riset yang dikembangkan berdasarkan sains keperawatan memiliki pengembangan domain yang
berbeda dengan pengembangan ilmu lainnya. Berdasarkan National Iinstitutes of Health Clinical
Center Nursing and Patient Care Services, riset keperawatan memiliki pengembangan domain yang
terdiri dari manajemen kasus, praktik klinik, koordinasi dan kesinambungan perawatan, berkontribusi
kepada sains keperawatan, dan proteksi manusia sebagai subjek. Oleh sebab itu, riset keperawatan
menjadi hal yang substansi untuk pengembangan sains keperawatan. Hal ini dikarenakan, riset
keperawatan memiliki falsafah dan paradigma keperawatan dari setiap fenomena yang akan memiliki
pengaruh dibidang pendidikan dan pelayanan keperawatan profesional.

3.4 Hubungan Interaktif antara Pendidikan, Pelayanan/praktik dan Riset Keperawatan dalam
Pengembangan Sains Keperawatan.

Interaksi antara pendidikan, pelayanan, dan riset keperawatan saling berkaitan dan mempengaruhi
pengembangan sains keperawatan. Dalam pendidikan, sains keperawatan menjadi dasar untuk
pengembangan kurikulum sehingga dapat memberikan kerangka ilmiah dan pemikiran analitis untuk
menjawab fenomena-fenomena yang ditemukan di pelayanan/praktik. Melalui pendidikan,
metodemetode ilmiah dipelajari dan teori keperawatan dikembangkan untuk menjadi tuntunan dalam
melakukan riset keperawatan.

Pelayanan keperawatan juga memiliki hubungan interaksi dengan pendidikan dan riset. Pelayanana,
dapat dijadikan sumber fenomena keparawatan yang terjadi, sehingga dapat menghasilkan model
praktik keperawatan yang sesuai dengan teori yang dikembangkan di pendidikan dan telah dibuktikan
melalui riset keperawatan. Sedangkan riset keperawatan menjadi hal substansi dalam
pengembangan sains keperawatan, karena melalui riset keperawatan dapt dibuktikan suatu teori
yang dikembangkan di pendidikan sehingga dapat bermanfaat dan dipraktekkan di pelayanan
kesehatan. Seperti pada Journal Advance Nursing pada perawatan luka dengan balutan madu, telah
membuktikan bahwa balutan madu memiliki keuntungan klinis pada perawatan luka yaitu dapat
mempersingkat penyembuhan luka sebesar 46% dibandingkan dengan merawat luka menggunakan
balutan konvensional (Robson, 2009). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pendidikan, pelayanan
dan riset keperawatan saling memiliki hubungan interaksi yang tidak dapat dipisahkan.

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Pendidikan tinggi keperawatan dalam pengembangan sains keperawatan memiliki peran dalam
mengembangkan kurikulum pendidikan yang disesuaikan dengan sains keperawatan sehingga dapat
meningkatkan profesionalisme dalam keperawatan

2. Pelayanan keperawatan menjadi sumber untuk pengembangan sains keperawatan karena


pelayanan keperawatan menjadi model untuk memberikan pelayanan asuhan keperawatan
profesional

3. Riset keperawatan merupakan hal substansi untuk pengembangan sains keperawatan karena riset
keperawatan memiliki bukti empirik, menggunakan metode sistematis dan ilmiah untuk menjelaskan
berbagai fenomena berdasarkan falsafah dan paradigma keperawatan yang dapat mempengaruhi
pendidikan dan pelayanan keperawatan profesional.

4. Pendidikan, pelayanan, dan riset keperawatan memiliki hubungan interaksi yang saling
mempengaruhi dalam pengembangan sains keperawatan

4.2 Saran

1. Untuk meningkatkan pendidikan tinggi keperawatan profesional, diperlukan pembinaan dari


organisasi profesi, kementerian kesehatan dan kementerian pendidikan dan budaya serta lintas
sektoral lainnya dalam pelaksanaan pendidikan tinggi keperawatan.

2. Untuk meningkatkan pelayanan keperawatan, diperlukan perawat profesional untuk melakukan


asuhan keperawatan melalui pendekatan teori keperawatan

3. Untuk meningkatkan riset keperawatan, diperlukan berbagai usaha baik dari pendidikan tinggi
keperawatan maupun pelayanan. Dikembangkanya penelitian yang akan menjadi evidence based
nursing di pendidikan dan pelayanan.

Jika Anda Tertarik untuk mengcopy Makalah ini, maka secara ikhlas saya mengijinkannya,
tapi saya berharap sobat menaruh link saya ya..saya yakin Sobat orang yang baik. selain
MakalahMakalah Pengembangan sains keperawatan, anda dapat membaca Makalah
lainnya diAneka Ragam Makalah. dan Jika Anda Ingin Berbagi Makalah Anda ke blog saya
silahkan anda klik disini.Salam saya Ibrahim Lubis. email :ibrahimstwo0@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai