Disusun untuk memenuhi tugas mata ajar Etik dan Hukum Keperawatan
Disusun Oleh :
Suyatno (1706096582)
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
KATA PEGANTAR..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................................2
1.3 Manfaat........................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................3
2.1 Dasar Pembentukan Etika dan Moral..........................................................................3
2.1.1 Konsep Etik..........................................................................................................3
2.1.2 Konsep Moral.......................................................................................................8
2.1.3 Sejarah Pembentukan Moral dan Etika................................................................9
2.1.4 Tahap Perkembangan Etik dan Moral menurut Kohlberg (1995)......................14
2.2 Caring Ethics/Etika Kepedulian................................................................................16
2.2.1 Perspektif caring ethics......................................................................................16
2.2.2 Sejarah Perkembangan dan Mengapa Caring Ethics Muncul............................18
2.3 Keperawatan Sebagai Profesi (Kontrol Sosial, Dimensi, Ciri-Ciri)..........................20
2.4 Etika dalam Keperawatan..........................................................................................24
2.4.1 Perangkat Etik....................................................................................................24
2.4.2 Kode Etik...........................................................................................................25
2.4.3 Prinsip etik.........................................................................................................28
2.5 Keputusan Etik Dan Standar Keperawatan...............................................................29
2.5.1 Masalah dan Dilema Etik...................................................................................29
2.5.2 Pengambilan Keputusan Etik.............................................................................30
2.5.3 Standar Keperawatan.........................................................................................31
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................34
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................35
4.1 Kesimpulan................................................................................................................35
4.2 Saran..........................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................36
2
KATA PEGANTAR
Puji Syukur kepada Allah swt, Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan
kuasaNya sehingga penyusunan makalah dengan judul Dasar Pembentukan Etik, Moral dan
Keputusan Etik dapat diselesasikan oleh penyusun. Makalah ini disusun sebagai memenuhi
tugas mata ajar Etika dan Hukum dalam Keperawatan pada Program Magister Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia.
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari arahan dan bimbingan dari berbagai pihak,
oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dra. Junaiti Sahar, S.Kp., M. App.Sc., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia.
2. Dr. Krisna Yetti, S.Kp., M.App.Sc. selaku Koordinator Mata Ajar Etika dan Hukum
dalam Keperawatan.
3. Dr. Etty Rekawati, S.Kp., MKM. selaku Dosen Fasilitator Kelas D mata ajar Etika dan
Hukum dalam Keperawatan.
4. Seluruh rekan mahasiswa Program Magister Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia angkatan 2017.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu ktirik
dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan.
Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Permasalahan etik merupakan permasalahan yang sangat krusial dalam sebuah profesi
seperti profesi keperawatan karena berkaitan erat dengan sistem nilai, norma dan moral yang
ada dalam diri individu maupun masyarakat dan profesi keperawatan merupakan profesi yang
sangat dekat dengan konsep dan praktek etik maupun moral.
Menurut Chris Gastmas, keperawatan dianggap sebagai praktik moral dengan 3
komponen utama yaitu : hubungan kepedulian (kondisi praktik keperawatan), perilaku peduli
(integrasi nilai kebaikan dan aktivitas kepakaran) dan perawatan yang baik yang didefinisikan
sebagai tujuan akhir praktik keperawatan. Merawat dianggap sebagai cara spesifik untuk
menghubungkan diri dengan yang lain dalam konteks relasional antara pasien dan perawat
dalam memberikan perhatian (caring) selama aplikasi asuhan keperawatan. Perilaku peduli
melibatkan integrasi kebaikan (kebaikan altruistik terhadap perawatan dengan fitur kognitif
dan afektif-motivasi) dan aktivitas kepakaran.
Permasalahan yang mendasar pada profesi keperawatan Indonesia saat ini adalah
perawat masih belum melaksanakan peran caring secara profesional dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada klien (Nursalam, 2014). Kualitas perawat di rumah sakit masih
membutuhkan bimbingan pengawasan. Hal ini dapat dilihat dari banyak komplain pasien
terkait pelayanan keperawatan (Darwis, 2016), senada dengan hal tersebut, hasil penelitian
Purba, Suza, Erniyati (2015) merekomendasikan perlunya evaluasi terhadap penerapan
caring oleh perawat di rumah sakit serta memfasilitasi perawat dalam mengaplikasikan
caring dalam asuhan keperawatan.
Dewi, Syam, dan Daulay (2015) mengatakan bahwa rumah sakit perlu
mengoptimalkan kinerja perawat untuk menerapkan prinsip etik dengan meningkatkan
budaya perilaku caring, memperhatikan prinsip etik di rumah sakit dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada klien, perlu dibuat aturan baku pelaksanaan perilaku caring, prinsip etik
bagi perawat, pelaksanaan supervisi berkala, dan pelatihan caring.
Dengan mencermati beberapa fenomena diatas, dalam makalah ini penulis ingin
membahas dan menganalisa konsep etik dalam keperawatan yang meliputi: Dasar
pembentukan Etik dan Moral, Etika Kepedulian, Keperawatan sebagai Profesi, Keputusan
Etik dan Standar Keperawatan dan Etik dalam Keperawatan.
2 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah:
1. Mengidentifikasi keberadaan Etik dalam Filsafat Ilmu
2. Membandingkan dan membedakan antara Etik dan Moral
3. Menganalisa Teori Etik secara umum
4. Menganalisa teoro etik pada area keperawatan dan membandingkan serta
membedakan dengan teori Etik secara umum
5. Menganalisis kode etik keperawatan di Indonesia dan dinegara lain.
3 Manfaat
Manfaat penyusunan makalah ini adalah:
1. Profesi keperawatan
Sebagai sumber studi kepustakaan dalam pengembangan etik dan moral dalam
keperawatan sehingga dapat menambah pemahaman tentang konsep etik dan
moral dan mengaplikasikan dalam praktek keperawatan.
2. Institusi pendidikan keperawatan
Sebagai sumber kepustakaan dalam pengembangan etik dan moral bagi institusi
keperawatan.
3. Mahasiswa keperawatan
Sebagai salah satu acuan kepustakaan dalam pemahaman konsep etik dan moral
dalam keperawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Chris Gastmans
Keperawatan dianggap sebagai praktik moral dengan 3 komponen utama yaitu :
hubungan kepedulian (kondisi praktik keperawatan), perilaku peduli (integrasi nilai
kebaikan dan aktivitas kepakaran) dan perawatan yang baik yang didefinisikan sebagai
tujuan akhir praktik keperawatan. Merawat dianggap sebagai cara spesifik untuk
menghubungkan diri dengan yang lain dalam konteks relasional antara pasien dan
perawat dalam memberikan perhatian (caring) selama aplikasi asuhan keperawatan.
Perilaku peduli melibatkan integrasi kebaikan (kebaikan altruistik terhadap perawatan
dengan fitur kognitif dan afektif-motivasi) dan aktivitas kepakaran. Gastmans
menjelaskan perawatan yang baik adalah tujuan dasar praktik keperawatan. Gastmans
mengadopsi perspektif filosofis Eropa tentang being human yang menguraikan enam
dimensi pasien yaitu : fisik, relasional, sosial, psikologis, moral dan spiritual. Secara
keseluruhan, keperawatan digambarkan sebagai hubungan kepedulian integrasi kebaikan
dan aktivitas ahli serta perawatan yang baik sebagai tujuan praktik keperawatan (Scott,
A.P. 2017).
4. Held (2007)
Etika kepedulian menawarkan pendekatan komitmen moral untuk merawat, melindungi,
menyembuhkan, memberi dukungan sekaligus menjadi tata sosial yang adil.
5. Watson (1999)
Watson menggambarkan hubungan caring transpersonal adalah hubungan manusia yang
bersifat bersatu dengan orang lain dengan menghargai seseorang itu sepenuhnya termasuk
dengan keberadaannya di dunia. Watson memberikan penekanan pada aspek kualitas
interpersonal dan transpersonal yang meliputi empati, keselarasan dan kehangatan.
Berdasarkan kelima perspektif dari para ahli, caring ethics merupakan komitmen
moral yang menekankan pada aspek interpersonal maupun transpersonal yang diwujudkan
dalam bentuk memperhatikan, merawat, melindungi, menyembuhkan, dan memberi
dukungan. Perbedaannya, pendekatan Carol Gilligan lebih menekankan aspek feminis dari
beberapa perspektif lainnya.
5.2 Sejarah Perkembangan dan Mengapa Caring Ethics Muncul
Konsep etika kepedulian pertama kali digagas oleh Carol Gilligan selama tahun 1960
an. Carol melihat etik dari sisi feminisme. Lalu sejak saat itu, etika kepedulian telah
digunakan dalam berbagai bidang profesional seperti keperawatan, kesehatan, pendidikan,
hubungan interpersonal, hukum dan politik (Held, 2005). Di awal karirnya, Carol Gilligan
bekerja dengan psikologLawrence Kohlberg saat Kohlberg meneliti tentang perkembangan
moral. Gilligan mulai meneliti teori tentang perkembangan moral perempuan sebagai respon
terhadap hasil penelitian Kohlberg yang berbasis laki-laki. Gilligan berpendapat bahwa teori
yang berkembang saat itu hanya menekankan pada pandangan keadilan saja dan ini
merupakan pandangan yang dimiliki oleh laki-laki. Sementara itu menurut Gilligan wanita
memiliki pandangan moral yang berbeda dimana menekankan pada solidaritas, komunitas,
dan kepedulian tentang orang lain atau adanya hubungan ketergantungan satu sama lainnya.
Pandangan wanita ini mengenai moral telah diabaikan atau diremehkan karena secara
tradisional wanita berada pada posisi terbatas akan kekuasaan dan pengaruh (Gilligan, 2003).
Pandangan moral keadilan/etik keadilan berfokus pada hal yang benar dan harus
dilakukan. Sedangkan pandangan moral kepedulian/etik kepedulian mengarah pada kita dapat
dan harus mengutamakan kepentingan orang yang dekat dengan kita dan harus
mengutamakan/menumbuhkan kemampuan alami kita untuk merawat orang lain dan diri kita
sendiri (Gilligan, 2003).
Teori etika kepedulian Gilligan berkisar pada pegangan bahwa manusia tidak patut
disakiti. Gilligan banyak menuju tentang perasaan, tanggung jawab dan hubungan manusia
terutama dari sudut pandang wanita. Teori ini menyatakan adanya tanggung jawab
membantu, tidak membebankan dan menyakiti orang lain (Mukhsin, 2007). Teori Gilligan
menyatakan tahap perkembangan moral sebagai berikut :
1. Pra konvensional : melihat kepentingan diri sendiri. Peralihan yang terjadi yaitu
kesadaran antara kepentingan diri dan tanggung jawab pada orang lain.
2. Konvensional : kepentingan orang lain. Peralihan yang terjadi menyelesaikan perselisihan
antara kepentingan orang lain dan diri sendiri.
3. Pasca konvensional : harus dengan prinsip jangan menyakiti
Dalam perkembangannya Carol Gilligan menghasilkan karya dalam sebuah buku
dengan judul in a different voice tahun 1982. Mengikuti karya Gilligan tersebut pada tahun
1984 Nel Nodding mengatakan kunci untuk memahami etika kepedulian adalah mematuhi
gagasan dan etik kepedulian secara khusus. Nodding mengatakan kepedulian berakar pada
penerimaan, ketergantungan satu sama lain dan responsif.
Menurut Bertens (2013) bertanggung jawab berarti dapat menjawab bila
dipertanyakan tentang perbuatan-perbuatan yang dilakukan. Tanggung jawab ada 2 jenis yaitu
retrospektif dan prospektif. Retrospektif adalah tanggung jawab atas perbuatan yang telah
berlangsung dan segala konsekuensinya. Prospektif adalah tanggung jawab atas perbuatan
yang akan datang. Kaitan caring ethics dengan tanggung jawab : kepedulian yang dilakukan
dan diberikan tempat sentral dalam praktik keperawatan dan bentuk setiap tindakan yang
dilakukan disertai dengan tanggung jawab.
Permasalahan yang mendasar pada profesi keperawatan Indonesia saat ini adalah
perawat masih belum melaksanakan peran Caring secara profesional dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada klien (Nursalam, 2014). Berdasarkan kajian Nursalam (2005)
perawat Indonesia belum mampu berperan profesional karena 4 faktor yaitu :
1. Kualitas sumber daya Ners masih rendah
2. Batang tubuh ilmu pengetahuan dan kewenangan perawat yang belum jelas.
3. Model praktik keperawatan yang tidak tertata dengan baik dan belum adanya UU yang
mengatur praktik keperawatan.
4. Fokus pendidikan keperawatan hanya berorientasi menyediakan lulusan untuk bekerja
memberikan layanan, kurang menciptakan soft skill/membangun karakter yang
diperlukan stakeholder
Untuk point 2 dan 3 sudah ada perkembangan di tingkat peraturan dan undang-
undang. Saat ini telah ada pengkategorian kewenangan klinis perawat yaitu perawat klinik
(PK) tingkat 1 sampai PK 5. Sedangkan terkait UU, baru saja pemerintah mengesahkan UU
praktik keperawatan yang dapat dijadikan acuan bagi perawat dalam memberikan layanan
keperawatan.
PPNI sebagai organisasi profesi keperawatan di Indonesia sudah membuat Kode Etik
Keperawatan yang berisi standar kompetensi dan standar praktik keperawatan. Hal ini
sebagai bentuk perlindungan baik kepada perawat maupun masyarakat terhadap layanan
keperawatan yang bermutu. Darwis (2016) mengungkapkan bahwa kualitas perawat di
rumah sakit masih membutuhkan bimbingan pengawasan. Hal ini dapat dilihat dari banyak
komplain pasien terkait pelayanan keperawatan. Senada dengan hal tersebut, hasil penelitian
Purba, Suza, Erniyati (2015) merekomendasikan perlunya evaluasi terhadap penerapan caring
oleh perawat di rumah sakit serta memfasilitasi perawat dalam mengaplikasikan caring dalam
asuhan keperawatan. Namun Erienh, Setiawan, Wahyuni (2015) telah melalukan riset terkait
caring di ICU dan memperoleh hasil yang menjelaskan bahwa perawat menunjukkan
perilaku caring dan perawat menunjukkan rasa peduli yang tinggi terhadap pasien dan
keluarga pasien dalam perawatan kritis.
Untuk itu perlu dilakukan kajian berkala tentang perkembangan penerapan caring
ethics di Indonesia. Sebagaimana dijelaskan oleh Dewi, Syam, dan Daulay (2015) bahwa
rumah sakit perlu mengoptimalkan kinerja perawat untuk menerapkan prinsip etik dengan
meningkatkan budaya perilaku caring, memperhatikan prinsip etik di rumah sakit dalam
pemberian asuhan keperawatan kepada klien, perlu dibuat aturan baku pelaksanaan perilaku
caring, prinsip etik bagi perawat, pelaksanaan supervisi berkala, dan pelatihan caring.
Profesi keperawatan berbeda dari profesi yang lain, sehingga memiliki ciri-ciri profesi
yang spesifik untuk membedakan dari profesi yang lain dalam hal pelayanan, prosedur, fokus
penerima pelayanan, dan kode etik. Berdasarkan ciri-ciri di atas, masih terdapat beberapa
kesenjangan yang terjadi dalam profesi keperawatan di Indonesia, antara lain :
1. Mempunyai body of knowledge ;
Profesi keperawatan di Indonesia memegang Body of knowledege, akan tetapi tidak
semua perawat di Indonesia menguasai ilmu pengetahuan keperawatan yang setara.
2. Pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi ;
Perawat Indonesia belum semua mengenyam pendidikan profesional yang sama. Masih
banyak ditemukan perawat yang latar belakang pendidikan diploma (vokasional)
3. Memberi pelayanan kepada masyarakat melalui praktek dalam bidang profesi melalui
praktek profesional yang spesifik
Masih banyak perawat terutama didaerah yang melaksanakan praktek medis, contohnya
melakukan tindakan khitanan, pemberian obat-obatan dll
4. Memiliki perhimpunan organisasi profesi
Di Indonesia sudah memiliki organisasi profesi yaitu PPNI, namun belum semua perawat
terdaftar menjadi anggota PPNI.
5. Pemberlakuan kode etik keperawatan
Perawat Indonesia memiliki kode etik keperawatan, namun dalam pelaksanaannya masih
banyak ditemukan pelanggaran, contohnya menjaga kerahasiaan pasien seperti kondisi
pasien (upload luka pasien). Dalam menghadapi pelanggaran etik tersebut, belum ada
tindakan tegas dari organisasi profesi.
6. Otonomi
Perawat di RS kebanyakan tidak sempat melakukan tindakan-tindakan keperawatan
mandiri, lebih banyak melaksanakan tindakan kolaboratif (delegasi dokter).
7. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukan
Perawat di Indonesia memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap tindakan
yang dilakukan
8. Merupakan karier seumur hidup
9. Mempunyai fungsi mandiri dan kolaborasi
9 Kesimpulan
Pemberian pelayanan keperawatan harus diberikan secara komprehensif. Dan dalam
upaya tersebut perawat harus tetap berdasar pada prinsip etik dan moral. Hal ini sangat
berguna dalam melindungi perawat dan pasien dalam asuhan keperawatan tersebut. Karena
dalam prinsip etik seperti halnya autonom, beneficience, nonmalaficience, fidelity,
confidentiality, veracity dan justice merupakan sebagai upaya dalam melindungi pasien.
Apabila terdapat pelanggaran dalam prinsip etik tersebut maka ada beberapa elemen dari
keperawatan untuk menanggulanginya. Sebagai contohnya yaitu dibentuknya komite
keperawatan dalam suatu rumah sakit. Dalam komite tersebut masih dibagi lagi dalam
beberapa sub yaitu kredensial, etik dan disiplin profesi dan mutu profesi. Dimana pada bagian
komite etik dan disiplin profesi yang akan memproses perawat yang melakukan pelanggaran
prinsip etik dan memberikan sanksi apabila diperlukan.
Salah satu yang tidak boleh ditinggalkan dalam perawatan yaitu moral. Dimana masih
terdapat hubungan antara penerapan etik dan moral, yaitu perawat yang terbiasa dengan
menerapkan etika keperawatan dengan baik maka akan membentuk moral yang baik pula.
Dalam tahap perkembangan moral bisa dilihat atau dikaji dalam tingkat usia maupun dalam
jenis kelamin. Seperti teori yang dikemukakan oleh Kohlberg maupun Gilligan.
10 Saran.
1. Perawat harus selalu meningkatkan kemampuan dibidang ilmu keperawatan baik skill
maupun knowledgenya guna pengembangan profesi.
2. Perawat melakukan tindakan keperawatan harus sesuai dengan kompetensi,standar dan
kode etik keperawatan.
3. Perawat harus mampu melakukan praktek keperawatan sesuai dengan standar etik yang
berfokus pada pelayanan masyarakat (altruism).
4. Perawat harus bertanggung jawab dan tanggung gugat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.
5. Pembentukan etik dan moral dalam keperawatan mulai ditanamkan dalam pendidikan
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Alligood. (2014). Teori keperawatan. Edisi ke.8 Volume 2. Elsevier ; Singapura
Bertens,K. (2002). Etika edisi ke-7. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Cusveller, Bart. (2012). Nurses serving on clinical ethics committees : a qualitative
exploration of a competency profile. Diakses melalui www.ncbi.nlm.nih.gov/
Darwis. (2016). Nursing behavior towards our satisfaction patients in hospital general city
of Makassar Indonesia. International Journal of Emerging Trends in Science and
Technology. 4902-4909.
Dewi, R., Syam, B., Daulay, W. (2015). Hubungan perilaku caring dan motivasi terhadap
kinerja perawat pelaksana menerapkan prinsip etik keperawatan dalam asuhan
keperawatan di rumah sakit jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Medan. Jurnal Riset
Keperawatan Indonesia. Vol 3. No.2. 181-186.
Eraut, Michael. (1994). Developing professional knowledge and competence. UK :
Routledge Falmer.
Erienh, R. S., Setiawan, Wahyuni. S. E. (2015). Pengalaman keluarga pasien tentang caring
pada pasien yang mengalami perawatan kritis di ruang ICU. Jurnal Riset Keperawatan
Indonesia. Vol 3. No.2.112-117.
Fowler, Martha D, M. (2010). Code of ethics for nurse interpretation and application.
Diakses melalui www.nursing.rutgers.edu/
Hunter, T., Nelson, J.R., & Birmingham, J. (2013). Preventing readmissions through
comprehensive discharge planning. Professional Case Management. 56-63.
International Council of Nurses. (2012). The ICN code of ethics for nurses. Diakses melalui
www.icn.ch
James H, H., & Husted, G. L. (2008). Ethical Decision Making in Nursing and Health Care:
The Symphonological Approach. Tschudin, V. (2003). Ethics in Nursing : The Caring
Relationship. Third edition. London : Elsevier.
Watson, J. (2008). Nursing : The philosophy and science of caring. Revised edition.
Colorado: University Press of Colorado.
Wilkinson, Judith M., Treas, Leslie S., Barnett, Karen L., Smith, Mable H. (2016).
Fundamental of nursing theory, concepts, and applications, vol 1, 3 rd edition. Diakses
melalui www.libgen.pw/