Disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Ajar Pengembangan Teori Keperawatan
KELOMPOK 5:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tentang Analisis Teori Self-Care
Deficit Theory of Nursing dari Dorothea E. Orem. Penulisan analisis teori ini dilakukan
dalam rangka memenuhi persyaratan di mata kuliah Pengembangan Teori Keperawatan
di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Kami menyadari bahwa tanpa
bantuan dan bimbingan dari semua pihak maka sangat sulit untuk saya dalam
menyelesaikan analisis teori ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada Prof. Achir Yani S. Hamid, MN., DNSc. selaku pengampu dalam MK
Pengembangan Teori Keperawatan dan teman angkatan 2019/2020 yang telah bersama
sama memberikan masukan pada proses penyusunan analisis teori ini.
Akhir kata, kami berharap, Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga analisis teori ini dapat membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.
Universitas Indonesia
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... 0
KATA PENGANTAR .................................................................................. 1
DAFTAR ISI .................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 3
1.2 Tujuan Penulisan Makalah ...................................................................... 6
BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................... 7
2.1 Profil singkat Dorothea E. Orem.............................................................. 7
2.2 Analisis Teori Self-Care Deficit Theory of Nursing................................. 8
BAB 3 PENUTUP ........................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 33
Universitas Indonesia
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Universitas Indonesia
4
Salah satu model konseptual model keperawatan self are menurut Dorothea Orem.
Menurut Orem (2011), self are adalah kemampuan seseorang untuk merawat diri
sendiri sehingga tercapai kemandirian untuk memepertahankan kesehatan.
Pelayanan manusia yang berpusat kepada kebutuhan manusia untuk mengurus diri
bagaimana mengaturnya secara terus menerus untuk dapat menunjang kesehatan
dan kehidupan, sembuh dari penyakit atau kecelakaan dan menanggulangi
akibatnya.
Universitas Indonesia
5
Universitas Indonesia
6
self-care merupakan perilaku yang dapat dipelajari (Clarke, Allison, Berbiglia, &
Taylor, 2009).
Universitas Indonesia
7
BAB 2
Universitas Indonesia
8
ANALISIS TEORI
Pada tahun 1971, Orem menerbitkan Nursing: Concepts of Practice, karya yang
menguraikan tentang teori keperawatannya: The Self-Care Deficit Theory of
Nursing (Teori Defisit Perawatan-Diri). Keberhasilan menghadirkan teori ini
menetapkan Orem sebagai ahli teori praktik dan pendidikan keperawatan yang
terkenal. Karyanya yang kedua pada tahun 1980 dan yang terakhir di tahun 1995.
Pada tahun 1959, Dorothea Orem menciptakan Teori Defisit Perawatan-Diri yang
mencakup tiga teori yang saling terkait yaitu Teori Sistem Perawatan, Teori
Perawatan-Diri, dan Teori Defisit Perawatan-Diri.
Orem menjelaskan bahwa dalam keadaan normal, orang normal dapat memberikan
perawatan diri hingga sehat. Orem juga menjelaskan bahwa sekali seseorang jatuh
sakit atau mengalami proses penyakit maka pasien akan mengalami defisit
perawatan diri. Ketika pasien dirawat di rumah sakit, perawat menilai kemampuan
pasien untuk memenuhi aktivitas hidup sehari-hari mereka sendiri. Aktifitas hidup
sehari-hari terdiri dari mampu makan, mandi, berdandan, berpakaian, ambulasi,
menyikat gigi, dan dapat menggunakan kamar mandi untuk diri mereka sendiri
secara mandiri. Ketika pasien dirawat, hubungan perawat-pasien sangat diperlukan
untuk menilai kebutuhan dan kemampuan pasien dalam menyediakan atau
mengalihkan pemenuhana ADL mereka dan untuk memberikan bantuan terhadap
kebutuhan yang kurang dari pasien sampai pasien selesai dirawat dan menjadi lebih
kuat (Younas, 2017).
Universitas Indonesia
9
Asal-usul teori ini dikembangkan mulai tahun 1949 dan terus didefinisikan ulang
hingga tahun-tahun awal 2000 (McEwen & Wills, 2014). Sebagai bagian dari paritas
totalitas, Orem menggambarkan manusia mampu beradaptasi dengan lingkungannya
sendiri sambil memberikan perawatan diri. Kerangka kerja Orem dibawa ke hasil
melalui pengalamannya seorang perawat, direktur keperawatan, dekan universitas
dan pengamatan pribadi perawat dan hubungan pasien dalam pengaturan pelayanan
kesehatan rehabilitasi (Younas, 2017).
Menurut Orem (2001, dalam Alligood, 2014) keperawatan merupakan bagian dari
pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada orang yang benar-benar membutuhkan
pelayanan perawatan kesehatan karena memiliki gangguan kesehatan. Menurutnya
Universitas Indonesia
10
Spesifikasi dari objek keperawatan yang tepat menandai awal karya teoritis Orem.
Upaya Orem, yang bekerja secara independen maupun dengan kolega, menghasilkan
dalam pengembangan dan perbaikan Self Care Deficit Theory (SCDNT). Awalnya,
tiga teori spesifik diartikulasikan, yaitu teori sistem keperawatan, teori defisit
perawatan diri, dan teori perawatan diri. Kemudian dilanjutkan dengan teori
tambahan, yaitu teori perawatan ketergantungan. Teori ini dianggap sejajar dengan
teori perawatan diri dan berfungsi untuk mengilustrasikan pengembangan SCDNT
yang sedang berlangsung.
Self-Care Deficit Nursing Theory (SCDNT) Orem adalah sistem filsafat realisme
moderat dimana mengungkapkan konsistensi antara pandangan orem mengenai 5
sifat realitas, manusia, lingkungan, dan keperawatan sebagai ilmu yang terkait. Orem
tidak membahas secara khusus sifat realitas, namun pernyataan yang diungkapkan
mencerminkan sebuah pandangan realis moderat. Orem (2001, dalam Alligood,
2014) ada empat kategori entitas yang membangun ontologi dari teorinya. Keempat
kategori tersebut adalah orang dibatasi oleh ruang dan waktu, atribut dan karakter
dari manusia, gerakan atau perubahan, dan produk yang dihasilkan. Hal ini sejalan
Universitas Indonesia
11
seperti pendapat Marriner (2001), yang menyatakan bahwa di tahun 1958, Orem
memiliki pandangan spontan mengenai mengapa individu-individu yang memerlukan
dan dapat dibantu melalui perawatan yang memudahkannya merumuskan dan
mengekspresikan konsep keperawatannya, sehingga Orem melakukan strategi dalam
menyusun pengembangan teorinya. Strateginya dilihat dari pandangan spontan Orem
membawanya untuk memformalkan dan kemudian mengekspresikan suatu konsep
umum ilmu keperawatan. Generalisasi hal itu memungkinkan membuat cara berpikir
deduktif mengenai keperawatan (Mariner, 2001). Pendapat lain menyatakan
wawasan Orem menuntun pada formalisasi awal dan ekspresi berikutnya dari konsep
umum keperawatan. Generalisasi ini kemudian memungkinkan pemikiran induktif
dan deduktif tentang keperawatan (Alligood, 2014).
Pemikiran Orem dipengaruhi oleh cukup banyak teman dekat yang sekaligus juga
dianggapnya sebagai guru. Ia meyakini kerjasama dengan banyak perawat selama
bertahun-tahun memberikan banyak sekali pengalaman belajar. Ia memandang
kerjasamanya dengan mahasiswa-mahasiswa serta kerjasama dengan kolega-
koleganya sebagai usaha yang berharga. Pemikiran Orem juga dipengaruhi oleh
rekannya saat masih bekerja di CUA dimana Orem membentuk komite dalam
pengembangan konsep (Marriner, 2001). Orem juga menyebutkan beberapa nama
perawat-perawat lain yang memberikan sumbangan-sumbangan bagi ilmu
keperawatan diantaranya Abdellah, Henderson, Jhonson, King, Levine, Nightingale,
Orlando, Peplau, Riehl, Rogers, Roy, Travelbee dan Wiedenbach (Alligood, 2014).
Orem juga menyebutkan sejumlah penulis dari displin ilmu lain, diantaranya yang
paling berpengaruh adalah Arnold (1960) dan Kotarbinski (1965) tentang
pemikirannya mengenai kegiatan manusia secara normal, Parsons (1937, 1951) yang
mempengaruhi pemikirannya tentang actions (kegiatan). Lonergans (1958) juga
mempengaruhi pemikirannya dan masih banyak lagi ilmuwan yang mempengaruhi
dasar pemikiran Orem (Fawcett, 2005). Selain itu Orem menyebutkan Eugenia K.
Spaulding sebagai teman terhebat dan gurunya, namun ia tidak menunjukkan telah
dipengaruhi secara langsung oleh pemimpinpemimpin dalam ilmu keperawatan
dalam karyanya.
Universitas Indonesia
12
2.2. Meaning
2.2.1. Identifikasi Konsep
Konsep utama yang digunakan dalam Self Care Deficit Nursing Theory adalah
sebagai berikut (Alligood, 2014): Nursing, Humans, Environment, Health, Self-Care,
Self-Care Agency, Basic Conditioning Factors, Therapeutic Self-Care Demand, Self-
Care Deficit, Nursing Agency. Teori Orem menunjukkan fokus yang luar biasa dari
apa yang dikerjakan Orem yaitu peduli pada diri sendiri. Meskipun ada berbagai
ruang lingkup yang terlihat dalam teori mengenai sistem keperawatan, Orem
memperlihatkan dengan jelas melalui setiap konsep yang disajikannya bahwa asuhan
keperawatan merupakan cara untuk memberikan bantuan kepada orang lain.
2) Manusia (Humans)
Suatu kesatuan yang dipandang sebagai fungsi secara biologis simbolik dan sosial
serta berinisiasi dan melakukan kegiatan asuhan/perawatan mandiri untuk
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Kegiatan asuhan
Universitas Indonesia
13
keperawatan mandiri terkait dengan udara, air, makanan, eliminasi, kegiatan dan
istirahat, interaksi social, pencegahan terhadap bahaya kehidupan, kesejahteraan dan
peningkatan fungsi manusia.
3) Lingkungan (Environment)
Lingkungan sekitar individu yang membentuk sistem terintegrasi dan interaktif.
Lingkungan terdiri dari fisik, kimia, dan biologis, termasuk keluarga, budaya, dan
komunitas.
4) Kesehatan (Health)
Kesehatan adalah keutuhan atau kesehatan secara struktural dan fungsional. Selain
itu, kesehatan adalah keadaan yang mencakup kesehatan individu dan kelompok, dan
kesehatan manusia adalah kemampuan untuk merefleksikan diri sendiri,
melambangkan pengalaman, dan berkomunikasi dengan orang lain. Kesehatan juga
berarti bahwa suatu keadaan yang dicirikan oleh keutuhan struktur manusia yang
berkembang dan berfungsi secara fisik dan jiwa yang meliputi aspek fisik,
psikologik, interpersonal dan sosial. Kesejahteraan digunakan untuk menjelaskan
tentang kondisi persepsi individu terhadap keberadaannya. Kesejahteraan merupakan
suatu keadaan yang dicirikan oleh pengalaman yang menyenangkan dan berbagai
bentuk kebahagiaan lain, pengalaman spiritual, gerakan untuk memenuhi ideal diri
seseorang dan melalui personalisasi berkesinambungan. Kesejahteraan berhubungan
dengan kesehatan, keberhasilan dalam usaha dan sumber yang memadai.
Universitas Indonesia
14
9) Self-Care Deficit
Defisit perawatan-diri menggambarkan saat dimana keperawatan diperlukan.
Perawatan diperlukan ketika orang dewasa (atau memiliki orang tua atau wali) tidak
mampu atau terbatas dalam penyediaan perawatan diri yang efektif dan
berkelanjutan.
Merujuk pada definisi konsep yang telah dijelaskan sebelumnya tampak bahwa
konsep telah didefinisikan dengan jelas dan konsisten serta tidak ada tumpang tindih.
Universitas Indonesia
15
Universitas Indonesia
16
3) Nursing system
Teori ini membahas bagaimana kebutuhan self care pasien dapat dipenuhi oleh
perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan atau direncanakan
berdasarkan kebutuhan self care dan kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas self
care. Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System menjadi:
a. The Wholly compensatory system
Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh
kepada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan
keperawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan,
pengontrolan dan ambulasi, serta adanya manipulasi gerakan.
b. The Partly compensantory system
Merupakan sistem dalam memberikan perawatan diri secara sebagian saja dan
ditujukan pada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada pasien
post operasi abdomen dimana pasien ini memiliki kemampuan seperti cuci tangan,
gosok gigi, akan tetapi butuh pertolongan perawat dalam ambulasi dan melakukan
perawatan luka.
c. The supportive – Educative system
Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk dipelajari,
agar mampu melakukan perawatan mandiri. Metode bantuan berupa perawat
membantu klien dengan menggunakan sistem dan melalui lima metode bantuan yang
meliputi:
1) Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
2) Mengajarkan klien
3) Mengarahkan klien
4) Menssuport klien
5) Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan berkembang.
Berdasarkan statement yang ada dalam teori tersebut menunjukkan bahwa hubungan
antar konsep telah dijelaskan dengan baik dan lengkap. Fokus terhadap Hubungan
Universitas Indonesia
17
antar konsep yang digambarkan dalam teori menunjukkan hubungan sebab akibat.
Definisi konsep yang ada dalam SCDNT membedakan fokus keperawatan dari
disiplin ilmu lain. Meskipun disiplin ilmu lain menemukan tentang teori perawatan
diri membantu dan berkontribusi pada pengembangannya, teori sistem keperawatan
memberikan sebuah fokus yang unik untuk keperawatan.
Jika dimaknai secara lebih mendalam dari statement yang ada dalam teori Orem
tersirat bahwa definisi kesehatan sering dipandang dinamis dan terus berubah. Ini
yang mungkin menjadi keterbatasan dalam statement yang mendukung teori ini.
Selain itu secara keseluruhan definisi yang digambarkan melalui statement yang ada
menunjukkan orientasi teori yang berorientasi pada kondisi sakit.
Universitas Indonesia
18
Berbagai riset menunjukkan bahwa statement yang membangun teori ini memiliki
kelogisan. Statement yang ada juga telah banyak diuji dalam berbagai setting pelayanan
yang relevan. Salah satunya Wilson (2009) menemukan bahwa pembuktian terhadap
asumsi yang ada dalam teori Orem mendukung teori ini untuk menjadi lebih aplikatif
dibandingkan teori lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan empiris yang
signifikan dan terbukti validitasnya berdasarkan riset yang ada untuk mendukung
kesimpulan mengenai pernyataan yang ada dalam teori ini.
Diagram diatas menunjukkan bahwa hubungan antar statement dalam teori ini yang
menunjukkan tidak ada kerancuan logika yang membangun hubungan antar statement
atau dengan kata lain merupakan adalah logika yang logis. Salah satu studi yang
mendukung hal ini adalah studi yang dilakukan oleh Mohammadpour et.al. (2015) yang
menemukan bahwa intervensi pendidikan yang dikembangkan berdasarkan pada teori
perawatan-diri Orem dapat membantu penyedia layanan kesehatan mengidentifikasi dan
memenuhi kebutuhan perawatan diri pasien. Kelogisan hubungan antar statement
terbukti salah satunya melalui studi ini.
Universitas Indonesia
19
2.3.3. Substansi Teori SCDNT Orem Ini Masuk Akal Atau Tidak
Teori SCDNT Orem secara keseluruhan adalah kongruen secara logis. Orem megga
mbarkan model dan pentingnya hubungan antar konsep yang saling berhubungan yai
tu perawatan diri, Permintaan perawatan diri, Agen keperawatan dan Agen perawatan
diri. Model ini diarahkan untuk mengetahui struktur proses-proses yang bersifat oper
asional atau menjadi operasional dalam produksi sistem keperawatan. Sistem kepera
Universitas Indonesia
20
watan untuk individu atau unit ketergantungan keperawatan atau unit multi-person ya
ng dilayani oleh perawat.
Universitas Indonesia
21
Universitas Indonesia
22
Rumah Sakit John Hopkins tahun 1973 (Allison, 1973; Backsheider, 1974 dalam
Aliigood, 2013). Sejak saat itu, terdapat gambaran penggunaan Teori Orem dalam
berbagai populasi klinik dan kelompok usia. Literatur juga memasukkan penggunaan
self care deficit nursing theory dalam beberapa populasi yang secara ethnic dan
budaya berbeda. Sebagai contoh, Villarruel & Denyes (1997 dalam Meleis, 2011)
meneliti pengalaman nyeri pada budaya Meksiko-Amerika, dan Wang (1997 dalam
Meleis, 2011) meneliti pada wanita di Thailand. Praktek keperawatan lainnya yang
memfokuskan pada kemampuan self-care yang diperlukan untuk manajemen
diabetes mellitus (Allison, 2003). Situasi klinis atau masalah kesehatan yang telah
diteliti dengan menggunakan komponen self care deficit nursing theory termasuk
semua kelompok usia, gender spesifik, keluarga, isu onkologi, tunawisma, konsep
psikiatri, isu kehamilan, promosi kesehatan, perawatan primer dan konsep terkait
penyakit spesifik.
Newark Beth Israel adalah rumah sakit perawatan akut yang pertama dimana para
praktisinya merancang rujukan perawatan dan sistem dokumentasi dari Teori Orem
(NLN Editorial Review Board News, 1987 dalam Meleis, 2011). Beberapa perawatan
kesehatan okupasi mendasarkan prakteknya pada self care deficit nursing theory.
Masih banyak bahaya kesehatan dan faktor resiko terkait pekerjaan yang harus
diwaspadai perawat. Kemampuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan,
menginterpretasikan penemuan dan menggambarkan kesimpulan konsep adalah hal-
hal kritis terkait dalam keperawatan okupasi (Komulainen, 1991). Binghamton
General Hospital menggunakan teori Orem sebagai bagian dari proses orientasi
perawat baru lulus. Pengalaman kerja yang pertama kali sering menjadi yang tersulit
karena terjadi beberapa konflik ketidaksesuaian antara pembelajaran di sekolah dan
nilai-nilai kerja. Program pendidikan berbasis self care deficit nursing theory
membantu perawat ini untuk menggabungkan pembelajaran di sekolah dengan
pekerjaan perawatan yang dilaksanakan setelah lulus (Feldsine, 1982 dalam Fawcett,
2012).
Orem menggarisbawahi bahwa penggunaan self care deficit nursing theory berkaitan
dengan perawatan diri, defisit perawatan diri dan sistem keperawatan. Sistem
Universitas Indonesia
23
2.4.2. Pendidikan
Orem adalah seseorang di antara yang paling dikenal dan diterima dari teori perawat
di Amerika Serikat dan secara global. Teorinya diadopsi oleh sejumlah besar sekolah
keperawatan sebagai kerangka kerja pengorganisasian untuk kurikulum selama tahun
1970-an, ketika kriteria akreditasi memerlukan kerangka teori. Banyak sekolah
keperawatan terus menggunakan kerangka kerja seperti Orem, Teori ini pertama kali
dikenal tahun 1950, lalu diformalkan dan pertama kali dipublikasikan tahun 1972
untuk tujuan ”meletakkan kerangka pengetahuan keperawatan dan mengarahkan
domain pengetahuan keperawatan”(Taylor, 1998 dalam Alliigood, 2013). Orem
memulai berpikir tentang perlunya sebuah struktur pengetahuan spesifik keperawatan
saat menjadi direktur sekolah Providence hospital di Detroit. Orem menulis bab
Universitas Indonesia
24
Universitas Indonesia
25
2.4.3. Penelitian
Bebarapa laporan penelitian mengambarkan penggunaan self care deficit nursing
theory Orem dalam pengembangan pendekatan pengukuran klinis. Intervensi pertama
yang dikerjakan pada area ini diteliti oleh Horn dan Swain (1978 dalam Aliigood,
2013). Mereka mengembangkan kriteria tindakan perawatan yang berfokus
pada universal self-care requisites dan health deviation self care requisites.
Intervensi ini masih relevan dan berguna. Selanjutnya, beberapa instrumen klinik
juga telah dikembangkan. Moore dan Gaffney (1989 dalam Aliigood, 2003)
mengembangkan kuesioner dependent care agen untuk mengukur aktivitas
perawatan yang dilakukan oleh ibu-ibu untuk anak mereka. Graff, Thomas,
Hollingsworth, Cohen dan Rubin (1992 dalam Fawcett, 2012) mengembangkan form
pengkajian diri post operatif menggunakan konsep Orem bahwa perawat membantu
pasien dalam perawatan diri. Riley (1996 dalam Aliigood, 2013) mengembangkan
skala tindakan perawatan diri untuk pasien penyakit paru obstruksi menahum
(PPOM). Denyes self care agency instrument (DSCAI) dan Denyes Self Care
Practice Instrument (DSCPI) juga berguna dalam praktek klinis (Denyes, 1980
dalam Parker & Smith, 2006). Instrumen telah juga dikembangkan untuk meneliti
pasien psikiatri dan hambatan pemberi layanan (Pipatananond & Hanucharurnkul,
2003 dalam Aliigood, 2013), osteoporosis (Ailinger, Lasus dan Braun, 2003 dalam
Aliigood, 2013), inventory perawatan diri pasien gagal jantung (Ahrens, 2001 dalam
Aliigood, 2013) dan perawatan diri wanita (Weber, 2000 dalam Aliigood, 2013).
Universitas Indonesia
26
dalam berbagai populasi klinik dan kelompok usia. Rekonstruksi dari studi awal yang
memfokuskan pada kemampuan self-care dan keperawatan yang diperlukan untuk
manajemen berbagai penyakit kronis (Allison, 2007).
Self-Care Deficit Nursing Theory (SCDNT) yang dikembangkan oleh Orem, terdiri
dari 3 teori yang saling berhubungan yaitu teori self-care, self-care deficit, dan nursing
system. SCDNT telah digunakan dalam berbagai variasi seting seperti di Binghamton
General Hospital yang menggunakan teori Orem sebagai bagian dari proses orientasi
perawat baru. Untuk mereka, pengalaman kerja pertama kali sering menjadi persoalan
yang tersulit dalam memulai karier dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan
pada pasien. Program pendidikan berbasis SCDNT membantu perawat ini untuk
menggabungkan pembelajaran di sekolah dengan pekerjaan perawatan yang
dilaksanakan setelah lulus.
Kebanyakan literatur yang telah dipublikasikan terbatas pada teori Orem tentang
perawatan diri dan defisit perawatan diri atau komponen lain dari teori tersebut sebagai
cara untuk menjelaskan praktik. Orem menegaskan bahwa penggunaan yang sesuai
dari SCDNT mengaitkan ketiga teori yaitu perawatan diri, defisit perawatan diri dan
sistem keperawatan. Sistem keperawatan suportive-educatif telah didokumentasikan
efektif pada wanita hamil, pasien dengan gagal jantung lanjut, dan termasuk pada anak
dengan kanker. Teori sistem keperawatan dapat dilihat dari literatur, bagaimanapun itu
tidak digunakan secara eksplisit, mungkin karena kompleksitas dari praktik. Orem
Universitas Indonesia
27
menegaskan bahwa keperawatan yang diteliti dari perspektif ilmu praktis manusia
adalah sangat kompleks tapi bukan sebagai alasan untuk bertolak dari visi keseluruhan
dari ilmu keperawatan (Katherine Renpenning & Taylor, 2003).
Selain generalisasi dalam bidang pelayanan, Teori Orem telah diterapkan sebagai
bagian dari kurikulum dalam bidang pendidikan keperawatan. Teori ini pertama kali
dikenal tahun 1950, lalu diformalkan dan pertama kali dipublikasikan tahun 1972
untuk tujuan meletakkan kerangka pengetahuan keperawatan dan mengarahkan
domain pengetahuan keperawatan. Beberapa studi telah melaporkan penggunaan
SCDNT sebagai basis untuk kurikulum. Setidaknya 45 sekolah keperawatan telah
memakai SCDNT sebagai basis kurikulum pendidikan (Clarke et al., 2009).
Penggunaan teori ini dalam pendidikan keperawatan telah lama diterapkan seperti di
University of Missouri, telah menggunakan SCDNT sebagai kerangka kurikulum dan
pengajaran sejak 1978. Teori digunakan pada seluruh level kurikulum dan pendidikan
berkelanjutan. Temasuk di Oakland University, College of St. Benedict, Oklahoma
City University dan Anderson College juga menerapkan desain kurikulumnya dengan
SCDNT, termasuk basis kurikulum dan perubahan yang telah dilakukan. Illinois
Wesleyan University menemukan SCDNT adalah kerangka yang kuat dan efektif
dalam merancang kurikulum (Clarke et al., 2009).
2.5.2. Parsimony
2.5.2.1.Kesederhaan Teori
Dalam teori ini menggunakan istilah yang sederhana, mudah dipahami dan terbatas
dalam mengemukaan konsep-konsepnya. Teori Orem mencakup 3 teori konstituen
yaitu: self-care, self-care deficit dan nursing system. Teori ini merupakan sintesis
pengetahuan tentang 8 entitas,yaitu: selfcare, self-care agency, therapeutic self-care
demands, self-care deficit, nursing agency dan nursing system. Konsep ini secara
konstruksi sederhana, namun mampu menjelaskan kompleksitas teori yang diperlukan
dalam penerapannya (Alligood, 2013).
1) Kejelasan Teori
Self-care didefinisikan secara jelas, menggunakan bahasa secara konsisten dalam
filosofi, konsep dan teori dalam aplikasi praktik. Self-care memiliki makna yang
Universitas Indonesia
28
berbeda pada berbagai disiplin, namun Orem (2011) telah mendefinisikan dan
merinci struktur elemen dari konsep secara sistematis, dengan menggunakan analisis
interpretasi yang jelas. Referensi dalam teori ini secara jelas telah dibuat untuk
mengatasi kesulitan dalam pemahaman teori (Katherine Renpenning & Taylor,
2003).
2) Keumuman Teori
Teori self-care dapat menjelaskan situasi konkrit praktik keperawatan yang dapat
diteapkan secara umum kepada individu dengan menggunakan konsep umum yang
dapat diterapkan pada semua tatanan pelayanan keperawatn (Alligood, 2017). Teori
ini secara umum digunakan sebagai konsep umum dalam aplikasi pemberikan
pelayanan oleh perawat dalam praktik keperawatan, terutama dalam pengembangan
dan validasi pengetahuan, pemahamanan keperawatan.
3) Ketepatan Empiris
Entitas teoritikal didefinisikan dengan baik, namun instrumen belum dikembangkan
untuk semua entitas. Ketepatan empiris tergantung pada definisi operasional yang
disusun peneliti untuk populasi yang akan diteliti Lebih jauh, nilai entitas teoritikal
tidak konstan di semua populasi. Keunggulan teori Orem ada pada skope,
kompleksitas dan manfaat klinis dalam membangun hipotesa dan menambahkan
pada batang tubuh keilmuan keperawatan (Alligood, 2017).
Universitas Indonesia
29
2) Orem lebih menekankan dan memgutamakan pada aspek fisik sehingga kebutuhan
yang bersifat psikologis belum banyak dijelaskan; 3) Banyak definisi untuk
menjelaskan konsep-konsep yang dimunculkan, sehingga dibutuhkan pemahaman
yang baik tentang teori sebelum melakukan implementasi dalam praktik pelayanan
keperawatan.
Universitas Indonesia
30
2.6.1. Kekuatan
Kekuatan utama dari teori Dorothea Orem adalah bahwa teori ini berlaku untuk
keperawatan oleh praktisi pemula maupun dokter lanjut. Teori Orem memberikan dasar
komprehensif untuk praktik keperawatan. Ini memiliki utilitas untuk keperawatan
profesional di bidang praktik keperawatan, pendidikan keperawatan dan administrasi.
Istilah perawatan diri, sistem keperawatan, dan defisit perawatan diri mudah dipahami
oleh perawat siswa awal dan dapat dieksplorasi secara lebih mendalam karena perawat
memperoleh lebih banyak pengetahuan dan pengalaman. Orem secara khusus
mendefinisikan kapan keperawatan diperlukan: Keperawatan diperlukan ketika individu
tidak dapat mempertahankan terus menerus jumlah dan kualitas perawatan diri yang
diperlukan untuk mempertahankan hidup dan kesehatan, pulih dari penyakit atau cedera,
atau mengatasi efeknya. Pendekatan perawatan kontemporer Orem sama dengan konsep
promosi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. Tiga sistem keperawatan yang dapat
diidentifikasi jelas digambarkan dan mudah dipahami.
2.6.2. Keterbatasan
Teori Orem, secara umum, dipandang sebagai satu kesatuan utuh sedangkan Orem
mendefinisikan suatu sistem sebagai satu kesatuan utuh. Teori Orem sederhana namun
kompleks. Penggunaan perawatan-diri dalam banyak istilah, seperti agen perawatan-
diri, permintaan perawatan-diri, defisit perawatan-diri, syarat-syarat perawatan-diri, dan
perawatan-diri universal, dapat sangat membingungkan pembaca. Definisi kesehatan
Orem dibatasi dalam tiga kondisi statis yang ia maksudkan dengan “sistem keperawatan
yang konkret,” yang mengartikan kekakuan. Sepanjang pekerjaannya, ada pengakuan
terbatas tentang kebutuhan emosional individu. Kesehatan sering dipandang dinamis
dan selalu berubah.
Universitas Indonesia
31
BAB 3
PENUTUP
3.1. Simpulan
Self care deficit nursing theory merupakan salah satu middle range teori yang
dikemukakan oleh Dorothea Elisabeth Orem. Teori ini mencakup tiga teori yang
Universitas Indonesia
32
saling terkait yaitu Teori Sistem Perawatan, Teori Perawatan-Diri, dan Teori Defisit
Perawatan-Diri. Berdasarkan analisis teori mengunakan Walker and Avant (2011)
dapat digambarkan bahwa manusia mampu beradaptasi dengan lingkungannya
sendiri sambil memberikan perawatan diri, memberikan meaning dengan
mengindentifikasi konsep dengan fokus yang luar biasa dari apa yang dikerjakan
Orem yaitu peduli pada diri sendiri, Teori Orem menyajikan pandangan visioner tent
ang praktik, pendidikan, dan pengembangan praktik keperawatan kontemporer yang
di ungkap teori umum. Kegunaan dan kemanfaatan teori ini dapat dilihat pada praktik
keperawatan seperti kemampuan self care pada manajemen diabetes melitus, pada
pendidikan keperawatan seperti memasukan elemen self care deficit nursing theory
dalam Guides for Developing Curriculum for the Education of Practical Nurses dan
pada penelitian keperawatan seperti mengembangkan kuesioner dependent care
agen untuk mengukur aktivitas perawatan yang dilakukan oleh ibu-ibu untuk anak
mereka. Konsep ini secara konstruksi sederhana, namun mampu menjelaskan
kompleksitas teori yang diperlukan dalam penerapannya.
3.2. Saran
Adapun saran dapat diberikan kepada:
3.2.1. Pelayanan kesehatan, agar dapat mengaplikasikan teori orem pada saat
melakukan asuhan keperawatan baik pelayanan kesehatan di rumah sakit
maupun di masyarakat
3.2.2. Pendidikan, memasukan teori orem pada kurikulum keperawatan sebagai upaya
untuk mengembangkan kurikulum berdasarkan kebutuhan masyarakat.
3.2.3. Peneliti, dengan mengunakan instrument penelitian terkait self care deficit teori
untuk mengembangkan keilmuan keperawatan, sehingga hasil penelitian dapat
digunakan oleh masyarakat secara umum khususnya perawat.
Universitas Indonesia
33
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Indonesia
34
Universitas Indonesia