Anda di halaman 1dari 35

ANALISIS TEORI

Self-Care Deficit Theory of Nursing


Dorothea E. Orem

Disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Ajar Pengembangan Teori Keperawatan

Dosen Pengampu: Prof. Achir Yani S Hamid, S.Kp., M.App.Sc., D.N.Sc

KELOMPOK 5:

Dwi Cahya Rahmadiyah (NPM 1806281624)


Irvantri Aji Jaya (NPM 1906341832)
Priyanto (NPM 1906428184)
Sri Yulia (NPM 1806281643)
Vetty Priscilla (NPM 1906428253)

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI DOKTOR KEPERAWATAN
DEPOK 2020
1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tentang Analisis Teori Self-Care
Deficit Theory of Nursing dari Dorothea E. Orem. Penulisan analisis teori ini dilakukan
dalam rangka memenuhi persyaratan di mata kuliah Pengembangan Teori Keperawatan
di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Kami menyadari bahwa tanpa
bantuan dan bimbingan dari semua pihak maka sangat sulit untuk saya dalam
menyelesaikan analisis teori ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada  Prof. Achir Yani S. Hamid, MN., DNSc. selaku pengampu dalam MK
Pengembangan Teori Keperawatan dan teman angkatan 2019/2020 yang telah bersama
sama memberikan masukan pada proses penyusunan analisis teori ini.

Akhir kata, kami berharap, Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga analisis teori ini dapat membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.

Depok, 2 Mei 2020


Tim Penulis

Universitas Indonesia
2

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... 0
KATA PENGANTAR .................................................................................. 1
DAFTAR ISI .................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 3
1.2 Tujuan Penulisan Makalah ...................................................................... 6
BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................... 7
2.1 Profil singkat Dorothea E. Orem.............................................................. 7
2.2 Analisis Teori Self-Care Deficit Theory of Nursing................................. 8
BAB 3 PENUTUP ........................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 33

Universitas Indonesia
3

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau definisi
yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau
fenomena-fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep
tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau
mengendalikan suatu fenomena. Teori merupakan analisis hubungan antara fakta
yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta yang disusun secara
sistematis, logis (rasional), empiris (kenyataan), juga simbolis dalam menjelaskan
suatu fenomena. Teori merupakan sistem konsep abstrak yang mengindikasikan
adanya hubungan diantara konsep-konsep untuk membantu memahami fenomena.

Menurut Fawcett (2005) teori merupakan deskripsi dari fenomena tertentu,


penjelasan tentang hubungan antara fenomena atau prediksi tentang penyebab dan
konsekuensi dari fenomena-fenomena lainnya. Teori merupakan salah satu
pandangan yang sistematis terhadap suatu gejala atau fenomena yang ada dengan
menentukan hubungan spesifik terhadap konsep yang digunakan untuk
menjelaskan, menganalisa, membayangkan atau meramalkan suatu kejadian. Teori
merupakan hubungan beberapa konsep maupun kerangka konsep. Teori yang
sudah ada dan diyakini kebenarannya dapat juga mengalami perkembangan atau
pun digugurkan bila ada suatu pembuktian yang lain dan dapat mengungguli teori
yang sudah ada.

Sedangkan teori keperawatan digunakan sebagai suatu pandangan atau pedoman


dalam keperawatan yang digunakan dalam aplikasi pelayanan. Dalam keperawatan
banyak digunakan teori yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk
melaksanakan asuhan keperawatan. Teori keperawatan dapat menjelaskan,
mengidentifikasi dan memprediksi sebuah fenomena sehingga dapat memantapkan
intervensi keperawatan. Teori keperawatan tidak terlepas dari 4 (empat) konsep
sentral. Empat konsep sentral tersebut meliputi manusia, lingkungan, sehat dan

Universitas Indonesia
4

sakit serta keperawatan. Adanya interaksi manusia dan lingkungan diharapkan


dapat menuju kondisi sehat, sehingga diperlukan intervensi keperawatan yang
tepat (Alligood, 2013).

Teori keperawatan didefiniskan sebagai konseptualisasi beberapa aspek realitas


keperawatan yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena, menjelaskan
hubungan-hubungan antar fenomena, memprediksi risiko-risiko dan menetapkan
dalam pelayanan asuhan keperawatan (McCormack & McCance, 2011). Di dunia
keperawatan banyak fenomena dan masalah yang terjadi, yang sulit untuk
dijelaskan dan diselesaikan. Namun, keperawatan memiliki teori-teori
keperawatan yang bisa digunakan untuk menjelaskannya dan memberi solusi yang
tepat untuk menyelesaikannya.

Salah satu model konseptual model keperawatan self are menurut Dorothea Orem.
Menurut Orem (2011), self are adalah kemampuan seseorang untuk merawat diri
sendiri sehingga tercapai kemandirian untuk memepertahankan kesehatan.
Pelayanan manusia yang berpusat kepada kebutuhan manusia untuk mengurus diri
bagaimana mengaturnya secara terus menerus untuk dapat menunjang kesehatan
dan kehidupan, sembuh dari penyakit atau kecelakaan dan menanggulangi
akibatnya.

Menurut Orem (2011), asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa


setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga
membantu individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan
kesejahteraannya. Oleh karena itu teori ini dikenal dengan teori self-care
(perawatan diri) atau self-care deficit. Orang dewasa dapat merawat diri mereka
sendiri, sedangkan bayi, lansia, dan orang sakit membutuhkan bantuan untuk
memenuhi aktivitas self-care mereka. Prinsip teori self-care pada usaha menolong
atau membantu pasien individu yang tidak mampu untuk terlibat dalam tindakan
self-care yang memerlukan kemandirian dan ambulansi yang terkontrol serta
penatalaksanaan medis untuk menahan diri dari aktivitas-aktivitas, perawat dan
pasien melakukan tindakan care baik maupun perawat mempunyai peran yang

Universitas Indonesia
5

besar dalam pelaksanaan tindakan perawatan untuk melakukan tindakan self-care


terapeutik yang diperlukan berorientasi secara eksternal atau internal tapi tidak
bisa melakukannya tanpa bantuan (Allison, 2007).

Teori keperawatan self-care menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan


perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri, yang
mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan pasien dalam melakukan
perawatan mandiri. Model self-care ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada
dalam keperawatan di antaranya dalam pelaksanaan berdasarkan tindakan atas
kemampuan. Di dasarkan atas kesengajaan serta dalam pengambilan keputusan di
jadikan sebagai bagian dari kebutuhan dasar manusia.

Model konsep self-care memberikan pengertian jelas bahwa bentuk pelayanan


keperawatan dipandang dari suatu pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan individu
dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan mempertahankan kehidupan,
kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan sakit yang ditekankan
pada kebutuhan pasien tentang keperawatan diri sendiri. Model self-care ini
memiliki keyakinan dan nilai yang ada dalam keperawatan diantara nya dalam
pelaksanaan berdasarkan tindakan atas kemampuan. Self-care didasarkan atas
kesengajaan serta dalam pengambilan keputusan dijadikan sebagi pedoman dalam
tindakan, setiap manusia menghendaki adanya self-care dan sebagai bagian dari
kebutuhan dasar manusia (Katherine Renpenning & Taylor, 2003).

Orem mempunyai pandangan bahwa teori dan konsep dilakukan untuk


merefleksikan antara individu dengan lingkungan, menggambarkan apa yang
mereka lakukan, menggunakan kreasi dalam berfikir dan berkomunikasi serta
dalam melakukan perbuatan. Self-care merupakan suatu kegiatan membentuk
kemandirian individu yang akan meningkatkan taraf kesehatannya. Sehingga bila
mengalami defisit, ia membutuhkan bantuan dari perawat untuk memperoleh
kemandiriannya kembali. Teori ini merupakan suatu pendekatan yang dinamis,
dimana perawat bekerja untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam merawat
dirinya sendiri dan bukan menempatkan pasien pada posisi bergantung karena

Universitas Indonesia
6

self-care merupakan perilaku yang dapat dipelajari (Clarke, Allison, Berbiglia, &
Taylor, 2009).

Orem menggunakan langkah dalam proses keperawatan dengan menggunakan


diagnosis dan perintah, menentukan mengapa keperawatan dibutuhkan,
menganalisis dan menginterprestasikan dengan membuat keputusan, merancang
sistem perawatan dengan merencanakan perawatan sesuai dengan sistem
perawatan yang dibutuhkan, mengusahakan dalam pengaturan dan pengontrolan
perawatan yang akan diberikan dalam memenuhi keterbatasan perawatan diri
sendiri, mengatasi masalah keterbatasan serta mempertahankan dan menjaga
kemampuan pasien dalam perawatan diri (Alligood, 2013).

Peran perawat dalam aplikasi teori self-care Orem adalah membantu


meningkatkan kemampuan pasien untuk mandiri pada area klinis yang akan
meningkatkan kualitas hidup saat pasien berada pada area klinik maupun
komunitas. Sudut pandang perawat mempunyai kemampuan dalam merancang dan
menentukan manajemen self-care untuk meningkatkan kemampuan fungsi
manusia sampai level yang efektif berdasarkan metode pemberian bantuan yang
tepat. Memahami teori konsep self-care sangat penting dengan terlebih dahulu
memahami konsep-konsep yang ada di dalamnya, sebelum melakukan
penerapakan dalam aplikasi pelayanan. Oleh karena itu makalah ini dibuat untuk
menganalisis teori self-care dalam rangka mencermati untuk mendapatkan
gambaran secara detail berbagai informasi penting yang ada dalam teori ini.

1.2. Tujuan Penulisan


1.2.1. Tujuan Umum
Untuk menjelaskan analisis teori self-care menurut Dorothea Orem dengan
menggunakan pendekatan menurut Walker and Avant (2011)
1.2.2. Tujuan Khusus
1.2.2.1.Menentukan asal teori self-care menurut Dorothea Orem
1.2.2.2.Menguji makna teori self-care menurut Dorothea Orem
1.2.2.3.Menganalisis kecukupan logika teori self-care menurut Dorothea Orem

Universitas Indonesia
7

1.2.2.4.Menentukan kemanfaatan teori self-care menurut Dorothea Orem


1.2.2.5.Menjelaskan tingkat kemampuan generalisasi dan parsimoni teori self-
care menurut Dorothea Orem
1.2.2.6.Menentukan kemampuan uji teori self-care menurut Dorothea Orem

BAB 2

Universitas Indonesia
8

ANALISIS TEORI

A. Profil Singkat Dorothea E. Orem


Dorothea Orem (1914 s.d 2007) adalah salah seorang teoritis keperawatan
terkemuka di Amerika. Dorothea Orem lahir di Baltimore, Maryland, tahun 1914.
Ia memperoleh gelar diploma di Providence Hospital – Washington, DC, menjadi
sarjana keperawatan pada tahun 1939 dan Master Keperawatan pada tahun 1945 di
Catholic University of America. Selama karir profesionalnya, dia bekerja sebagai
seorang staf keperawatan, perawat pribadi, perawat pendidik dan administrasi, serta
menjadi perawat konsultan. Ia menerima gelar Doktor pada tahun 1976.

Pada tahun 1971, Orem menerbitkan Nursing: Concepts of Practice, karya yang
menguraikan tentang teori keperawatannya: The Self-Care Deficit Theory of
Nursing (Teori Defisit Perawatan-Diri). Keberhasilan menghadirkan teori ini
menetapkan Orem sebagai ahli teori praktik dan pendidikan keperawatan yang
terkenal. Karyanya yang kedua pada tahun 1980 dan yang terakhir di tahun 1995.
Pada tahun 1959, Dorothea Orem menciptakan Teori Defisit Perawatan-Diri yang
mencakup tiga teori yang saling terkait yaitu Teori Sistem Perawatan, Teori
Perawatan-Diri, dan Teori Defisit Perawatan-Diri.

Orem menjelaskan bahwa dalam keadaan normal, orang normal dapat memberikan
perawatan diri hingga sehat. Orem juga menjelaskan bahwa sekali seseorang jatuh
sakit atau mengalami proses penyakit maka pasien akan mengalami defisit
perawatan diri. Ketika pasien dirawat di rumah sakit, perawat menilai kemampuan
pasien untuk memenuhi aktivitas hidup sehari-hari mereka sendiri. Aktifitas hidup
sehari-hari terdiri dari mampu makan, mandi, berdandan, berpakaian, ambulasi,
menyikat gigi, dan dapat menggunakan kamar mandi untuk diri mereka sendiri
secara mandiri. Ketika pasien dirawat, hubungan perawat-pasien sangat diperlukan
untuk menilai kebutuhan dan kemampuan pasien dalam menyediakan atau
mengalihkan pemenuhana ADL mereka dan untuk memberikan bantuan terhadap
kebutuhan yang kurang dari pasien sampai pasien selesai dirawat dan menjadi lebih
kuat (Younas, 2017).

Universitas Indonesia
9

B. Tahapan Analisis Teori Self-Care Deficit Theory Of Nursing


Relevansi teori ditentukan oleh kemungkinan teori tersebut digunakan baik pada
lingkup pendidikan, penelitian maupun praktek klinik. Menurut Avant & Walker
(2011), langkah-langkah dalam melakukan analisis teori terdiri dari: 1) Menentukan
asal teori (Origin), 2) Menguji makna teori (Meaning), 3) Menganalisis kecukupan
logika (Logical adequacy), 4) Menentukan kemanfaatan teori (Usefulness), 5)
Menjelaskan tingkat kemampuan generalisasi dan parsimoni (Generalizability and
parsimony)), dan 6) Menentukan kemampuan teori untuk diuji (Testability).
Deskripsi berikut merupakan pembahasan yang berkaitan dengan analisis teori
terhadap Self Care Deficit Theory dengan menggunakan langkah-langkah tersebut.

2.1. Origin (Asal)


Orem mendefinisikan perawatan diri sebagai kegiatan yang mendewasakan dan
individu yang dewasa memulai dan melakukan, dalam jangka waktu tertentu demi
kepentingan mereka sendiri, upaya untuk menjaga kehidupan, fungsi yang sehat,
melanjutkan pengembangan pribadi dan kesejahteraan. Perawat dibutuhkan saat
seseorang tidak dapat mempertahankan kuantitas dan kualitas perawatan diri untuk
mempertahankan kehidupan dan kesehatannya, untuk pulih dari penyakit atau cedera,
atau untuk mengatasi efek penyakit atau cedera.

Asal-usul teori ini dikembangkan mulai tahun 1949 dan terus didefinisikan ulang
hingga tahun-tahun awal 2000 (McEwen & Wills, 2014). Sebagai bagian dari paritas
totalitas, Orem menggambarkan manusia mampu beradaptasi dengan lingkungannya
sendiri sambil memberikan perawatan diri. Kerangka kerja Orem dibawa ke hasil
melalui pengalamannya seorang perawat, direktur keperawatan, dekan universitas
dan pengamatan pribadi perawat dan hubungan pasien dalam pengaturan pelayanan
kesehatan rehabilitasi (Younas, 2017).

Menurut Orem (2001, dalam Alligood, 2014) keperawatan merupakan bagian dari
pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada orang yang benar-benar membutuhkan
pelayanan perawatan kesehatan karena memiliki gangguan kesehatan. Menurutnya

Universitas Indonesia
10

keperawatan memiliki karakteristik sosial dan interpersonal yang mencirikan


hubungan saling membutuhkan kepada pelayanan keperawatan. Awal mulanya,
Orem mengakui bahwa keperawatan adalah bidang keilmuan yang terdepan dalam
praktik sehingga membutuhkan tubuh pengetahuan keperawatan yang terstruktur.
Sumber utama untuk ide-ide Orem tentang keperawatan adalah pengalamannya
dalam situasi praktek keperawatan. Melalui refleksi situasi praktik keperawatan,
Orem mampu mengidentifikasi objek yang tepat, atau fokus, dari keperawatan.
Pertanyaan yang mengarahkan pemikiran Orem (2001) dalam Alligood (2014)
adalah, “Apa yang ada dalam diri seseorang ketika Orem menemukan kondisi
dimana manusia membutuhkan perawat untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya,
dan ini menjadi objek dan fokus Orem dalam menentukan domain dan batas-batas
keperawatan dalam bidang pengetahuan maupun praktik keperawatan. Orem fasih
dalam literatur dan pemikiran keperawatan kontemporer sehingga ini mempengaruhi
pengembangan karyanya selanjutnya.

Spesifikasi dari objek keperawatan yang tepat menandai awal karya teoritis Orem.
Upaya Orem, yang bekerja secara independen maupun dengan kolega, menghasilkan
dalam pengembangan dan perbaikan Self Care Deficit Theory (SCDNT). Awalnya,
tiga teori spesifik diartikulasikan, yaitu teori sistem keperawatan, teori defisit
perawatan diri, dan teori perawatan diri. Kemudian dilanjutkan dengan teori
tambahan, yaitu teori perawatan ketergantungan. Teori ini dianggap sejajar dengan
teori perawatan diri dan berfungsi untuk mengilustrasikan pengembangan SCDNT
yang sedang berlangsung.

Self-Care Deficit Nursing Theory (SCDNT) Orem adalah sistem filsafat realisme
moderat dimana mengungkapkan konsistensi antara pandangan orem mengenai 5
sifat realitas, manusia, lingkungan, dan keperawatan sebagai ilmu yang terkait. Orem
tidak membahas secara khusus sifat realitas, namun pernyataan yang diungkapkan
mencerminkan sebuah pandangan realis moderat. Orem (2001, dalam Alligood,
2014) ada empat kategori entitas yang membangun ontologi dari teorinya. Keempat
kategori tersebut adalah orang dibatasi oleh ruang dan waktu, atribut dan karakter
dari manusia, gerakan atau perubahan, dan produk yang dihasilkan. Hal ini sejalan

Universitas Indonesia
11

seperti pendapat Marriner (2001), yang menyatakan bahwa di tahun 1958, Orem
memiliki pandangan spontan mengenai mengapa individu-individu yang memerlukan
dan dapat dibantu melalui perawatan yang memudahkannya merumuskan dan
mengekspresikan konsep keperawatannya, sehingga Orem melakukan strategi dalam
menyusun pengembangan teorinya. Strateginya dilihat dari pandangan spontan Orem
membawanya untuk memformalkan dan kemudian mengekspresikan suatu konsep
umum ilmu keperawatan. Generalisasi hal itu memungkinkan membuat cara berpikir
deduktif mengenai keperawatan (Mariner, 2001). Pendapat lain menyatakan
wawasan Orem menuntun pada formalisasi awal dan ekspresi berikutnya dari konsep
umum keperawatan. Generalisasi ini kemudian memungkinkan pemikiran induktif
dan deduktif tentang keperawatan (Alligood, 2014).

Pemikiran Orem dipengaruhi oleh cukup banyak teman dekat yang sekaligus juga
dianggapnya sebagai guru. Ia meyakini kerjasama dengan banyak perawat selama
bertahun-tahun memberikan banyak sekali pengalaman belajar. Ia memandang
kerjasamanya dengan mahasiswa-mahasiswa serta kerjasama dengan kolega-
koleganya sebagai usaha yang berharga. Pemikiran Orem juga dipengaruhi oleh
rekannya saat masih bekerja di CUA dimana Orem membentuk komite dalam
pengembangan konsep (Marriner, 2001). Orem juga menyebutkan beberapa nama
perawat-perawat lain yang memberikan sumbangan-sumbangan bagi ilmu
keperawatan diantaranya Abdellah, Henderson, Jhonson, King, Levine, Nightingale,
Orlando, Peplau, Riehl, Rogers, Roy, Travelbee dan Wiedenbach (Alligood, 2014).
Orem juga menyebutkan sejumlah penulis dari displin ilmu lain, diantaranya yang
paling berpengaruh adalah Arnold (1960) dan Kotarbinski (1965) tentang
pemikirannya mengenai kegiatan manusia secara normal, Parsons (1937, 1951) yang
mempengaruhi pemikirannya tentang actions (kegiatan). Lonergans (1958) juga
mempengaruhi pemikirannya dan masih banyak lagi ilmuwan yang mempengaruhi
dasar pemikiran Orem (Fawcett, 2005). Selain itu Orem menyebutkan Eugenia K.
Spaulding sebagai teman terhebat dan gurunya, namun ia tidak menunjukkan telah
dipengaruhi secara langsung oleh pemimpinpemimpin dalam ilmu keperawatan
dalam karyanya.

Universitas Indonesia
12

2.2. Meaning
2.2.1. Identifikasi Konsep
Konsep utama yang digunakan dalam Self Care Deficit Nursing Theory adalah
sebagai berikut (Alligood, 2014): Nursing, Humans, Environment, Health, Self-Care,
Self-Care Agency, Basic Conditioning Factors, Therapeutic Self-Care Demand, Self-
Care Deficit, Nursing Agency. Teori Orem menunjukkan fokus yang luar biasa dari
apa yang dikerjakan Orem yaitu peduli pada diri sendiri. Meskipun ada berbagai
ruang lingkup yang terlihat dalam teori mengenai sistem keperawatan, Orem
memperlihatkan dengan jelas melalui setiap konsep yang disajikannya bahwa asuhan
keperawatan merupakan cara untuk memberikan bantuan kepada orang lain.

2.2.2. Memeriksa Definisi Konsep


Penjelasan mengenai konsep utama yang masuk dalam tahap definisi konsep yang
digunakan dalam Self Care Deficit Nursing Theory dalam Alligood (2014) adalah:
1) Keperawatan (Nursing)
Pengertian keperawatan menurut Orem adalah pelayanan manusia yang berpusat
kepada kebutuhan manusia untuk mengurus diri bagaimana mengaturnya secara terus
menerus untuk dapat menunjang kesehatan dan kehidupan, sembuh dari penyakit
atau kecelakaan dan menanggulangi akibat-akibatnya. Menurut Orem, asuhan
keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang mempunyai
kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu memenuhi
kabutuhan hidup, memlihara kesehatan dan kesejahteraannya, oleh karena itu teori
ini dikenal sebagai Self Care (perawatan diri) atau Self Care Defisit Theory. Orang
dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia, dan orang sakit
membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas Self Care mereka.

2) Manusia (Humans)
Suatu kesatuan yang dipandang sebagai fungsi secara biologis simbolik dan sosial
serta berinisiasi dan melakukan kegiatan asuhan/perawatan mandiri untuk
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Kegiatan asuhan

Universitas Indonesia
13

keperawatan mandiri terkait dengan udara, air, makanan, eliminasi, kegiatan dan
istirahat, interaksi social, pencegahan terhadap bahaya kehidupan, kesejahteraan dan
peningkatan fungsi manusia.

3) Lingkungan (Environment)
Lingkungan sekitar individu yang membentuk sistem terintegrasi dan interaktif.
Lingkungan terdiri dari fisik, kimia, dan biologis, termasuk keluarga, budaya, dan
komunitas.

4) Kesehatan (Health)
Kesehatan adalah keutuhan atau kesehatan secara struktural dan fungsional. Selain
itu, kesehatan adalah keadaan yang mencakup kesehatan individu dan kelompok, dan
kesehatan manusia adalah kemampuan untuk merefleksikan diri sendiri,
melambangkan pengalaman, dan berkomunikasi dengan orang lain. Kesehatan juga
berarti bahwa suatu keadaan yang dicirikan oleh keutuhan struktur manusia yang
berkembang dan berfungsi secara fisik dan jiwa yang meliputi aspek fisik,
psikologik, interpersonal dan sosial. Kesejahteraan digunakan untuk menjelaskan
tentang kondisi persepsi individu terhadap keberadaannya. Kesejahteraan merupakan
suatu keadaan yang dicirikan oleh pengalaman yang menyenangkan dan berbagai
bentuk kebahagiaan lain, pengalaman spiritual, gerakan untuk memenuhi ideal diri
seseorang dan melalui personalisasi berkesinambungan. Kesejahteraan berhubungan
dengan kesehatan, keberhasilan dalam usaha dan sumber yang memadai.

5) Perawatan Diri (Self-Care)


Perawatan diri adalah kinerja atau praktik kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan
oleh individu atas nama mereka sendiri untuk mempertahankan kehidupan,
kesehatan, dan kesejahteraan.

6) Agen perawatan diri (Self-Care Agency)


Agen perawatan diri adalah kemampuan atau kekuatan manusia untuk terlibat dalam
perawatan diri dan dipengaruhi oleh faktor-faktor terkait kondisi yang mendasar.

Universitas Indonesia
14

7) Basic Conditioning Factors


Faktor-faktor kondisi yang mendasar adalah usia, jenis kelamin, keadaan
perkembangan, keadaan kesehatan, orientasi sosial-budaya, faktor sistem perawatan
kesehatan, faktor sistem keluarga, pola hidup, faktor lingkungan, dan kecukupan
sumber daya dan ketersediaan.

8) Therapeutic Self-Care Demand


Merupakan tindakan perawatan diri yang akan dilakukan selama beberapa waktu
untuk memenuhi persyaratan perawatan diri yang diketahui dengan menggunakan
metode yang valid dan serangkaian tindakan dan prosedur yang terkait.

9) Self-Care Deficit
Defisit perawatan-diri menggambarkan saat dimana keperawatan diperlukan.
Perawatan diperlukan ketika orang dewasa (atau memiliki orang tua atau wali) tidak
mampu atau terbatas dalam penyediaan perawatan diri yang efektif dan
berkelanjutan.

10) Nursing Agency


Merupakan properti atau atribut kompleks dari orang-orang yang dididik dan dilatih
sebagai perawat yang memungkinkan mereka untuk bertindak, mengetahui, dan
membantu orang lain memenuhi tuntutan perawatan diri terapeutik melalui latihan
atau mengembangkan agensi perawatan diri mereka sendiri.

11) Nursing System


Sistem Keperawatan adalah produk dari serangkaian hubungan antara orang-orang:
perawat yang sah dan klien yang sah. Sistem ini aktif ketika permintaan perawatan
diri terapeutik klien melebihi agen perawatan mandiri yang tersedia, dan hal ini
mengarah pada kebutuhan untuk perawatan.

Merujuk pada definisi konsep yang telah dijelaskan sebelumnya tampak bahwa
konsep telah didefinisikan dengan jelas dan konsisten serta tidak ada tumpang tindih.

Universitas Indonesia
15

2.2.3. Mengidentifikasi Statement


Identifikasi hubungan antar konsep yang dibangun dalam teori Orem mengacu pada
penjelasan teori ini mengenai 3 teori yang mendukung di dalamnya. Teori tersebut
sebagaimana yang ada dalam penjelasan berikut:
1) Self Care
Teori self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang sesuai dengan kebutuhan.
Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh seorang
perawat yang berlangsung secara kontinyu sesuai dengan keadaan dan
keberadaannya, keadaan kesehatan dan kesempurnaan. Perawatan diri sendiri
merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam memelihara kesehatannya
serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar pemberi self care
dengan penerima self care dalam hubungan terapetik. Orem mengemukakan tiga
kategori/persyaratan self care yaitu: persyaratan universal, persyaratan
pengembangan dan persyaratan kesehatan. Penekanan teori self care secara umum
mencakup:
a. Pemeliharaan intake udara
b. Pemeliharaan intake air
c. Pemeliharaan intake makanan
d. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
e. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
f. Pemeliharaan keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial
g. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia
h. Peningkatan fungsi tubuh dan pertimbangan manusia dalam kelompok sosial sesuai
dengan potensinya.

2) Self Care Deficit


Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem. Yang menggambarkan
kapan keperawatan diperlukan. Oleh karena perencanaan keperawatan pada saat
perawatan yang dibutuhkan. Bila dewasa (pada kasus ketergantungan, orang tua,
pengasuh) tidak mampu atau keterbatasan dalam melakukan self care yang efektif.
Teori self care deficit diterapkan bila anak belum dewasa, kebutuhan melebihi

Universitas Indonesia
16

kemampuan perawatan atau kemampuan sebanding dengan kebutuhan tapi diprediksi


untuk masa yang akan datang.

3) Nursing system
Teori ini membahas bagaimana kebutuhan self care pasien dapat dipenuhi oleh
perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan atau direncanakan
berdasarkan kebutuhan self care dan kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas self
care. Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System menjadi:
a. The Wholly compensatory system
Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh
kepada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan
keperawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan,
pengontrolan dan ambulasi, serta adanya manipulasi gerakan.
b. The Partly compensantory system
Merupakan sistem dalam memberikan perawatan diri secara sebagian saja dan
ditujukan pada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada pasien
post operasi abdomen dimana pasien ini memiliki kemampuan seperti cuci tangan,
gosok gigi, akan tetapi butuh pertolongan perawat dalam ambulasi dan melakukan
perawatan luka.
c. The supportive – Educative system
Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk dipelajari,
agar mampu melakukan perawatan mandiri. Metode bantuan berupa perawat
membantu klien dengan menggunakan sistem dan melalui lima metode bantuan yang
meliputi:
1) Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
2) Mengajarkan klien
3) Mengarahkan klien
4) Menssuport klien
5) Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan berkembang.

Berdasarkan statement yang ada dalam teori tersebut menunjukkan bahwa hubungan
antar konsep telah dijelaskan dengan baik dan lengkap. Fokus terhadap Hubungan

Universitas Indonesia
17

antar konsep yang digambarkan dalam teori menunjukkan hubungan sebab akibat.
Definisi konsep yang ada dalam SCDNT membedakan fokus keperawatan dari
disiplin ilmu lain. Meskipun disiplin ilmu lain menemukan tentang teori perawatan
diri membantu dan berkontribusi pada pengembangannya, teori sistem keperawatan
memberikan sebuah fokus yang unik untuk keperawatan.

Jika dimaknai secara lebih mendalam dari statement yang ada dalam teori Orem
tersirat bahwa definisi kesehatan sering dipandang dinamis dan terus berubah. Ini
yang mungkin menjadi keterbatasan dalam statement yang mendukung teori ini.
Selain itu secara keseluruhan definisi yang digambarkan melalui statement yang ada
menunjukkan orientasi teori yang berorientasi pada kondisi sakit.

2.2.4. Memeriksa hubungan antara konsep


Teori ini berfokus pada perawatan diri. Asumsi teori Perawatan-Diri Dorothea Orem
ini adalah: (1) Agar tetap hidup dan tetap berfungsi, manusia terlibat dalam
komunikasi yang konstan dan terhubung di antara mereka sendiri dan lingkungan
mereka. (2) Kekuatan untuk bertindak sengaja dilakukan untuk mengidentifikasi
kebutuhan dan untuk membuat penilaian yang diperlukan. (3) Manusia dewasa
memiliki privasi dalam bentuk tindakan dalam menjaga diri sendiri dan orang lain
untuk melakukan tindakan untuk mempertahankan hidup dan mengatur fungsi. (4)
Hak pilihan manusia dilakukan untuk menemukan, mengembangkan, dan
mentransmisikan kepada orang lain cara dan sarana untuk mengidentifikasi
kebutuhan, dan membuat input ke dalam, diri sendiri dan orang lain. (5) Kelompok
manusia dengan hubungan terstruktur mengelompokkan tugas dan mengalokasikan
tanggung jawab untuk memberikan perawatan kepada anggota kelompok.

Asumsi tersebut sebagaimana terdapat dalam diagram berikut:

Universitas Indonesia
18

Berbagai riset menunjukkan bahwa statement yang membangun teori ini memiliki
kelogisan. Statement yang ada juga telah banyak diuji dalam berbagai setting pelayanan
yang relevan. Salah satunya Wilson (2009) menemukan bahwa pembuktian terhadap
asumsi yang ada dalam teori Orem mendukung teori ini untuk menjadi lebih aplikatif
dibandingkan teori lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan empiris yang
signifikan dan terbukti validitasnya berdasarkan riset yang ada untuk mendukung
kesimpulan mengenai pernyataan yang ada dalam teori ini.

Diagram diatas menunjukkan bahwa hubungan antar statement dalam teori ini yang
menunjukkan tidak ada kerancuan logika yang membangun hubungan antar statement
atau dengan kata lain merupakan adalah logika yang logis. Salah satu studi yang
mendukung hal ini adalah studi yang dilakukan oleh Mohammadpour et.al. (2015) yang
menemukan bahwa intervensi pendidikan yang dikembangkan berdasarkan pada teori
perawatan-diri Orem dapat membantu penyedia layanan kesehatan mengidentifikasi dan
memenuhi kebutuhan perawatan diri pasien. Kelogisan hubungan antar statement
terbukti salah satunya melalui studi ini.

2.3. Logical Adequacy

Universitas Indonesia
19

Untuk menganalisis kecukupan logika suatu teori dibutuhkan langkah-langkah


meliputi (Avant & Walker, 2011):
2.3.1. Prediksi Tentang Independensi Teori
Teori Orem adalah teori defisit perawatan diri yang merupakan middle range theory
yang berasal dari praktik keperawatan dan dapat diterapkan dalam praktik klinis. Wa
wasan orem menuntun pada formalitas awal dan ekspresi berikutnya dari konsep umu
m keperawatan. Generalisasi ini kemudian memingkinkan pemikiran induktif dan de
duktif tentang keperawatan. Dari teori SCDNT membedakan faktor keperawatan dari
displin lain menemukan toeri perawatan diri membantu dan memberikan kontribusi d
alam pengembangannya, teori sistem keperawatan memberikan fokus yang unik untu
k keperawatan. Teori Orem menyajikan pandangan visioner tentang praktik, pendidik
an, dan pengembnagan praktik keperawatan kontemporer yang di ungkap teori umum

2.3.2. Pernyataan Dari Scientist Lain Tentang Teori Orem


Penggunaan spesifik tentang terkait teori dalam situasi klinis dibahas dalam bagian d
asar penerimaan praktik Banfield (1997) dan Taylor & Kolega (2000) meneliti dasar
filosofikal dari teori Orem. Berikut adalah pernyataan Biggs (2008) bahwa teori Ore
m telah digunakkan lebih dari 800 referensi dan sekolah sekolah di Amerika menggu
nakan SCDNT sebagai kerangka kurikulum (Berbiglia, 2012). Pengaruh SCDNT Ore
m telah berlanjut di tingkat internasional melalui penjabaran Nursing Consepts of Pra
ctise kedalam beberapa spanyol tahun 1993, bahasa jerman tahun 2002 dan bahasa je
pang tahun 2005. Pengembangan konseptualisasi teori Orem telah menuntun kepada
ekspresi dari theory of Dependent Care ( Taylor, Renpenning, Geden, et al, 2001) da
n pondasi dari ilmu perawatan diri ( Denyes, Orem, & Bekel, 2001).

2.3.3. Substansi Teori SCDNT Orem Ini Masuk Akal Atau Tidak
Teori SCDNT Orem secara keseluruhan adalah kongruen secara logis. Orem megga
mbarkan model dan pentingnya hubungan antar konsep yang saling berhubungan yai
tu perawatan diri, Permintaan perawatan diri, Agen keperawatan dan Agen perawatan
diri. Model ini diarahkan untuk mengetahui struktur proses-proses yang bersifat oper
asional atau menjadi operasional dalam produksi sistem keperawatan. Sistem kepera

Universitas Indonesia
20

watan untuk individu atau unit ketergantungan keperawatan atau unit multi-person ya
ng dilayani oleh perawat.

2.3.4. Apakah Terjadi Kesalahan Logika


Kesalahan logika tidak ditemukan dari teori ini karena Orem telah mendefinisikan ist
ilah dan menguraikan struktur subtansi konsep dengan cara yang unik namun tetap k
ongruen secara logika dimana Orem terlibat dalam pengembangan berkelanjutan dar
i konsep-konsep yang mendukung teorinya. Toeri SCDNT Orem melalui tahap penge
mbangan dari model konseptualisasi dan pengetahuan keperawatan terstuktur dengan
menggunakan unsur-unsur teori. Toeri SCDNT Orem telah menumbuhkan pemaham
an yang komprenhensif tentang pandangannya terhadap keperawatan sebagai bidang
ilmu pengetahuan dan sebagai bidang praktik.

Gambar 2.3.1. Hubungan Antar Variabel

a) BCF = basic conditioning factors


b) SCA = self-care agency
c) TSCD = therapeutic self-care demand
d) SCDF = self-care deficit
e) DCD = dependent-care demand

Universitas Indonesia
21

f) DCA = dependent-care agency


g) CS = self-care system.

SCA TSCD SCDF DCD DCA SCS


SCA + + (+) + + +
TSCD + (+) + + +
SCDF + (+) + -
DCD + + -
DCA + (+)
SCS +

2.4. Menentukan Kegunaan Dan Kemanfaatan Teori


2.4.1. Praktik
Praktik keperawatan berbasis Orem telah dikembangkan dalam perawatan pasien
berbagai usia dengan segala jenis kebutuhan perawatan diri, pemeliharaan kesehatan
dan kebutuhan perkembangan (Parker, 2006). Sebagai contoh, pasien remaja dengan
penerima transplantasi, menyatakan bahwa pelayanan keperawatan berdasarkan teori
Orem signifikan dalam peningkatan kualitas hidup populasi remaja (Norris, 1991
dalam Parker, 2006). Hass (1990, dalam Parker, 2006) juga menyatakan bahwa
kegunaan Teori Defisit Perawatan Diri Orem sebagai basis praktik keperawatan yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan perawatan anak dengan masalah kesehatan
kronis.

Teori Orem telah digunakan untuk mendefinisikan dan menggambarkan berbagai


peran perawat dalam multipel seting. Peran perawat klinis spesialis, peran manajer
kasus, peran praktek tingkat lanjut dan peran perawat primer didokumentasikan
sebagai peran yang memiliki penggalian makna melalui aplikasi teori. Peran
administratif dan pentingnya self care deficit nursing theory dalam merancang sistem
perawatan juga dideskripsikan. Allison dan Repening (1999) menggambarkan baik
proses teori terintegrasi pada praktek dan contohnya termasuk pengkajian dan
rencana perawatan. Dokumentasi pertama penggunaan Teori Orem sebagai dasar
untuk kerangka praktek ditemukan dalam gambaran perawat manajer kllinik di

Universitas Indonesia
22

Rumah Sakit John Hopkins tahun 1973 (Allison, 1973; Backsheider, 1974 dalam
Aliigood, 2013). Sejak saat itu, terdapat gambaran penggunaan Teori Orem dalam
berbagai populasi klinik dan kelompok usia. Literatur juga memasukkan penggunaan
self care deficit nursing theory dalam beberapa populasi yang secara ethnic dan
budaya berbeda. Sebagai contoh, Villarruel & Denyes (1997 dalam Meleis, 2011)
meneliti pengalaman nyeri pada budaya Meksiko-Amerika, dan Wang (1997 dalam
Meleis, 2011) meneliti pada wanita di Thailand. Praktek keperawatan lainnya yang
memfokuskan pada kemampuan self-care yang diperlukan untuk manajemen
diabetes mellitus (Allison, 2003). Situasi klinis atau masalah kesehatan yang telah
diteliti dengan menggunakan komponen self care deficit nursing theory termasuk
semua kelompok usia, gender spesifik, keluarga, isu onkologi, tunawisma, konsep
psikiatri, isu kehamilan, promosi kesehatan, perawatan primer dan konsep terkait
penyakit spesifik. 

Newark Beth Israel adalah rumah sakit perawatan akut yang pertama dimana para
praktisinya merancang rujukan perawatan dan sistem dokumentasi dari Teori Orem
(NLN Editorial Review Board News, 1987 dalam Meleis, 2011). Beberapa perawatan
kesehatan okupasi mendasarkan prakteknya pada self care deficit nursing theory.
Masih banyak bahaya kesehatan dan faktor resiko terkait pekerjaan yang harus
diwaspadai perawat. Kemampuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan,
menginterpretasikan penemuan dan menggambarkan kesimpulan konsep adalah hal-
hal kritis terkait dalam keperawatan okupasi (Komulainen, 1991). Binghamton
General Hospital menggunakan teori Orem sebagai bagian dari proses orientasi
perawat baru lulus. Pengalaman kerja yang pertama kali sering menjadi yang tersulit
karena terjadi beberapa konflik ketidaksesuaian antara pembelajaran di sekolah dan
nilai-nilai kerja. Program pendidikan berbasis self care deficit nursing theory
membantu perawat ini untuk menggabungkan pembelajaran di sekolah dengan
pekerjaan perawatan yang dilaksanakan setelah lulus (Feldsine, 1982 dalam Fawcett,
2012).  

Orem menggarisbawahi bahwa penggunaan self care deficit nursing theory berkaitan
dengan perawatan diri, defisit perawatan diri dan sistem keperawatan. Sistem

Universitas Indonesia
23

keperawatan suportive-edukatif telah didokumentasikan dan dinilai efektif


diintervensikan kepada wanita hamil, pasien dengan gagal jantung lanjut, dan anak
dengan kanker (Betz, 2000; Hart dan Foster, 1998; Jaarsma, Halfens, Senten, Saad
dan Dracup, 1998; Rieg, 2000 dalam Aliigood, 2013). Selanjutnya, Wholly
compensatory nursing care digambarkan oleh Evers berkaitan dengan intake
makanan per enteral. Selanjutnya, tinjauan singkat dari beberapa proyek penelitian
yang berfokus pada teori defisit perawatan diri Orem menggambarkan penggunaan
teori dalam praktik keperawatan. Tiga perawat dari Thailand melakukan penelitian
terhadap orang tua mengenai kepuasan hidup mereka. Studi ini didasarkan pada
definisi Orem tentang kesejahteraan dan perilaku perawatan diri. Dua tim yang terdiri
dari 73 peserta yang berusia antara 60 dan 94 tahun yang menghadiri klub tua
dicocokkan sesuai dengan tingkat kepuasan hidup mereka. Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa individu yang berpartisipasi dalam praktik kesehatan positif
harian yang lebih besar, atau perawatan diri, menunjukkan tingkat kepuasan yang
lebih tinggi daripada mereka yang tidak. Beberapa praktik, seperti minum susu dan
berolahraga 30 menit sehari, mendapat sedikit perhatian oleh kedua kelompok
(Othaganont, Sinthuvorakan, & Jensupakarn, 2002). Para peneliti berpendapat bahwa
penting bagi para tetua Thailand untuk menyadari praktik-praktik yang tidak biasa ini
dan bahwa para perawat dan profesional layanan kesehatan lainnya mempromosikan
penggunaannya untuk memastikan kehidupan yang lebih memuaskan.

2.4.2. Pendidikan
Orem adalah seseorang di antara yang paling dikenal dan diterima dari teori perawat
di Amerika Serikat dan secara global. Teorinya diadopsi oleh sejumlah besar sekolah
keperawatan sebagai kerangka kerja pengorganisasian untuk kurikulum selama tahun
1970-an, ketika kriteria akreditasi memerlukan kerangka teori. Banyak sekolah
keperawatan terus menggunakan kerangka kerja seperti Orem, Teori ini pertama kali
dikenal tahun 1950, lalu diformalkan dan pertama kali dipublikasikan tahun 1972
untuk tujuan ”meletakkan kerangka pengetahuan keperawatan dan mengarahkan
domain pengetahuan keperawatan”(Taylor, 1998 dalam Alliigood, 2013). Orem
memulai berpikir tentang perlunya sebuah struktur pengetahuan spesifik keperawatan
saat menjadi direktur sekolah Providence hospital di Detroit. Orem menulis bab

Universitas Indonesia
24

keperawatan untuk laporan pelayanan keperawatan untuk Devision of Hospital and


Institutional Services of the Indiana State Board of Health (Orem, 1956 dalam
Aliigood, 2013). Orem kembali ke Washington D.C, dan menjadi pegawai Kantor
Pendidikan, seksi vokasional dari divisi teknis, yang memiliki proyek untuk
mengupgrade pelatihan perawat praktek. Saat itu, Orem memulai kerja formal dalam
menyusun teorinya. Orem menyimpulkan bahwa pertanyaan berikut perlu jawaban :
mengapa orang butuh keperawatan? Beberapa elemen self care deficit nursing theory
tampak dan dilaporkan dalam Guides for Developing Curriculum for the Education
of Practical Nurses (Orem, 1959 dalam Aliigood, 2013).  Setelah publikasi Guides
for Developing Curriculum for the Educational of Practical Nurses, Orem mulai
menyusun buku, Foundation on Nursing and Its Practice (Orem, 1967 dalam
aliigood, 2013), yang dipublikasikan secara privat dan digunakan di Morris Harvey
College(sekarang menjadi University of Charleston). Seksi pada pendidikan
ditemukan pada setiap publikasi buku Orem berikutnya.

Beberapa laporan di literature menggambarkan penggunaan self care deficit nursing


theory sebagai basis untuk kurikulum (Berbiglia & Saenz, 2000; Hartweg, 1995,
2000; Raithel & Meyer, 2000 dalam aliigood, 2013). Setidaknya 45 sekolah
keperawatan telah memakai self care deficit nursing theory sebagai basis kurikulum
mereka (data dari No. Orem Society). Taylor (1985 dalam Aliigood, 2013)
menggambarkan penggunaan teori dalam pendidikan keperawatan preservice dan
dalam pengajaran. The Sinclair School of Nursing, University of Missouri di
Kolombia telah menggunakan self care deficit nursing theory sebagai kerangka
kurikulum dan pengajaran sejak 1978. Teori digunakan pada seluruh level kurikulum
dan pendidikan berkelanjutan. Oakland University, College of St. Benedict,
Oklahoma City University dan Anderson College adalah empat (4) sekolah yang
design kurikulumnya dengan SCDNT. Hartweg (2000) menggambarkan pengalaman
20 tahun dengan teori di Ilinois Wesleyan University, termasuk basis kurikulum dan
perubahan yang telah dilakukan. Illinois Wesleyan University menemukan self care
deficit nursing theory adalah kerangka yang kuat dan efektif dalam merancang
kurikulum
.

Universitas Indonesia
25

2.4.3. Penelitian
Bebarapa laporan penelitian mengambarkan penggunaan self care deficit nursing
theory Orem dalam pengembangan pendekatan pengukuran klinis. Intervensi pertama
yang dikerjakan pada area ini diteliti oleh Horn dan Swain (1978 dalam Aliigood,
2013). Mereka mengembangkan kriteria tindakan perawatan yang berfokus
pada universal self-care requisites dan health deviation self care requisites.
Intervensi ini masih relevan dan berguna. Selanjutnya, beberapa instrumen klinik
juga telah dikembangkan. Moore dan Gaffney (1989 dalam Aliigood, 2003)
mengembangkan kuesioner dependent care agen untuk mengukur aktivitas
perawatan yang dilakukan oleh ibu-ibu untuk anak mereka. Graff, Thomas,
Hollingsworth, Cohen dan Rubin (1992 dalam Fawcett, 2012) mengembangkan form
pengkajian diri post operatif menggunakan konsep Orem bahwa perawat membantu
pasien dalam perawatan diri. Riley (1996 dalam Aliigood, 2013) mengembangkan
skala tindakan perawatan diri untuk pasien penyakit paru obstruksi menahum
(PPOM). Denyes self care agency instrument (DSCAI) dan Denyes Self Care
Practice Instrument (DSCPI) juga berguna dalam praktek klinis (Denyes, 1980
dalam Parker & Smith, 2006). Instrumen telah juga dikembangkan untuk meneliti
pasien psikiatri dan hambatan pemberi layanan (Pipatananond & Hanucharurnkul,
2003 dalam Aliigood, 2013), osteoporosis (Ailinger, Lasus dan Braun, 2003 dalam
Aliigood, 2013), inventory perawatan diri pasien gagal jantung (Ahrens, 2001 dalam
Aliigood, 2013) dan perawatan diri wanita (Weber, 2000 dalam Aliigood, 2013).

2.5. Mendefiniskan Kemampuan Generalisasi dan Parsimoni Teori


Langkah ke-5 dalam analisis teori menurut Walker and Avant (2011) adalah
menjelaskan tingkat kemampuan generalisasi dan parsimony.
2.5.1. Kemampuan Generalisasi Teori Self-care
Bukti generalisasi teori Orem dalam aplikasi pelayanan telah banyak diterapkan di
berbagai pelayanan kesehatan, terutama rumah sakit. Keperawatan adalah sebuah
disiplin praktik, dengan demikian, banyak pertanyaan penelitian terkait dengan
pertanyaan praktik. Dokumentasi pertama penggunaan teori Orem sebagai dasar untuk
kerangka praktik ditemukan dalam gambaran perawat manajer kllinik di Rumah Sakit
John Hopkins tahun 1973. Sejak saat itu, terdapat gambaran penggunaan teori Orem

Universitas Indonesia
26

dalam berbagai populasi klinik dan kelompok usia. Rekonstruksi dari studi awal yang
memfokuskan pada kemampuan self-care dan keperawatan yang diperlukan untuk
manajemen berbagai penyakit kronis (Allison, 2007).

Self-Care Deficit Nursing Theory (SCDNT) yang dikembangkan oleh Orem, terdiri
dari 3 teori yang saling berhubungan yaitu teori self-care, self-care deficit, dan nursing
system. SCDNT telah digunakan dalam berbagai variasi seting seperti di Binghamton
General Hospital yang menggunakan teori Orem sebagai bagian dari proses orientasi
perawat baru. Untuk mereka, pengalaman kerja pertama kali sering menjadi persoalan
yang tersulit dalam memulai karier dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan
pada pasien. Program pendidikan berbasis SCDNT membantu perawat ini untuk
menggabungkan pembelajaran di sekolah dengan pekerjaan perawatan yang
dilaksanakan setelah lulus.

Teori Orem telah digunakan untuk mendefinisikan dan menggambarkan berbagai


peran perawat dalam multipel seting. Peran perawat klinis spesialis, peran manajer
kasus, peran praktik tingkat lanjut dan peran perawat primer didokumentasikan
sebagai peran yang memiliki penggalian makna melalui aplikasi teori. Teori Orem
menggambarkan dengan baik proses teori terintegrasi pada praktik, termasuk
pengkajian dan rencana perawatan. Terdapat beberapa laporan mengenai penggunaan
SCDNT Orem dalam pengembangan pendekatan pengukuran klinis, yaitu kriteria
tindakan perawatan yang berfokus pada universal self-care requisites dan health
deviation self-care requisites Allison (2007).

Kebanyakan literatur yang telah dipublikasikan terbatas pada teori Orem tentang
perawatan diri dan defisit perawatan diri atau komponen lain dari teori tersebut sebagai
cara untuk menjelaskan praktik. Orem menegaskan bahwa penggunaan yang sesuai
dari SCDNT mengaitkan ketiga teori yaitu perawatan diri, defisit perawatan diri dan
sistem keperawatan. Sistem keperawatan suportive-educatif telah didokumentasikan
efektif pada wanita hamil, pasien dengan gagal jantung lanjut, dan termasuk pada anak
dengan kanker. Teori sistem keperawatan dapat dilihat dari literatur, bagaimanapun itu
tidak digunakan secara eksplisit, mungkin karena kompleksitas dari praktik. Orem

Universitas Indonesia
27

menegaskan bahwa keperawatan yang diteliti dari perspektif ilmu praktis manusia
adalah sangat kompleks tapi bukan sebagai alasan untuk bertolak dari visi keseluruhan
dari ilmu keperawatan (Katherine Renpenning & Taylor, 2003).

Selain generalisasi dalam bidang pelayanan, Teori Orem telah diterapkan sebagai
bagian dari kurikulum dalam bidang pendidikan keperawatan. Teori ini pertama kali
dikenal tahun 1950, lalu diformalkan dan pertama kali dipublikasikan tahun 1972
untuk tujuan meletakkan kerangka pengetahuan keperawatan dan mengarahkan
domain pengetahuan keperawatan. Beberapa studi telah melaporkan penggunaan
SCDNT sebagai basis untuk kurikulum. Setidaknya 45 sekolah keperawatan telah
memakai SCDNT sebagai basis kurikulum pendidikan (Clarke et al., 2009).
Penggunaan teori ini dalam pendidikan keperawatan telah lama diterapkan seperti di
University of Missouri, telah menggunakan SCDNT sebagai kerangka kurikulum dan
pengajaran sejak 1978. Teori digunakan pada seluruh level kurikulum dan pendidikan
berkelanjutan. Temasuk di Oakland University, College of St. Benedict, Oklahoma
City University dan Anderson College juga menerapkan desain kurikulumnya dengan
SCDNT, termasuk basis kurikulum dan perubahan yang telah dilakukan. Illinois
Wesleyan University menemukan SCDNT adalah kerangka yang kuat dan efektif
dalam merancang kurikulum (Clarke et al., 2009).

2.5.2. Parsimony
2.5.2.1.Kesederhaan Teori
Dalam teori ini menggunakan istilah yang sederhana, mudah dipahami dan terbatas
dalam mengemukaan konsep-konsepnya. Teori Orem mencakup 3 teori konstituen
yaitu: self-care, self-care deficit dan nursing system. Teori ini merupakan sintesis
pengetahuan tentang 8 entitas,yaitu:  selfcare, self-care agency, therapeutic self-care
demands, self-care deficit, nursing agency dan nursing system. Konsep ini secara
konstruksi sederhana, namun mampu menjelaskan kompleksitas teori yang diperlukan
dalam penerapannya (Alligood, 2013).
1) Kejelasan Teori
Self-care didefinisikan secara jelas, menggunakan bahasa secara konsisten dalam
filosofi, konsep dan teori dalam aplikasi praktik. Self-care memiliki makna yang

Universitas Indonesia
28

berbeda pada berbagai disiplin, namun Orem (2011) telah mendefinisikan dan
merinci struktur elemen dari konsep secara sistematis, dengan menggunakan analisis
interpretasi yang jelas. Referensi dalam teori ini secara jelas telah dibuat untuk
mengatasi kesulitan dalam pemahaman teori (Katherine Renpenning & Taylor,
2003).

2) Keumuman Teori
Teori self-care dapat menjelaskan situasi konkrit praktik keperawatan yang dapat
diteapkan secara umum kepada individu dengan menggunakan konsep umum yang
dapat diterapkan pada semua tatanan pelayanan keperawatn (Alligood, 2017). Teori
ini secara umum digunakan sebagai konsep umum dalam aplikasi pemberikan
pelayanan oleh perawat dalam praktik keperawatan, terutama dalam pengembangan
dan validasi pengetahuan, pemahamanan keperawatan.

3) Ketepatan Empiris
Entitas teoritikal didefinisikan dengan baik, namun instrumen belum dikembangkan
untuk semua entitas. Ketepatan empiris tergantung pada definisi operasional yang
disusun peneliti untuk populasi yang akan diteliti Lebih jauh, nilai entitas teoritikal
tidak konstan di semua populasi. Keunggulan teori Orem ada pada skope,
kompleksitas dan manfaat klinis dalam membangun hipotesa dan menambahkan
pada batang tubuh keilmuan keperawatan (Alligood, 2017).

4) Konsekuensi Yang Ditimbulkan


Kelemahan teori Orem sangat sulit untuk ditemukan karena dilihat dari kejelasan
teori, teori ini sangat jelas didefinisikan dari kemudahan. Teori Orem dengan mudah
digambarkan dalam sebuah diagram dan diterapkan dalam sistem
keperawatan. Untuk sifat keumuman, teori Orem tidak hanya ditujukan pada situasi
tertentu tapi bisa diterapkan hampir di semua tatanan layanan kesehatan, pendidikan
dan penelitian (Alligood, 2013). Teori ini telah diteliti baik secara kualitatif dan
kuantitatif dan dapat diterapkan untuk disiplin yang lain. Beberapa kelemahan teori
ini antara lain: 1) Orem melihat manusia sebagai manusia dewasa dan bukan anak-
anak, yang mempunyai tahap perkembangan yang berbeda dengan manusia dewasa.

Universitas Indonesia
29

2) Orem lebih menekankan dan memgutamakan pada aspek fisik sehingga kebutuhan
yang bersifat psikologis belum banyak dijelaskan; 3) Banyak definisi untuk
menjelaskan konsep-konsep yang dimunculkan, sehingga dibutuhkan pemahaman
yang baik tentang teori sebelum melakukan implementasi dalam praktik pelayanan
keperawatan.

2.6. Menentukan Kemampuan Uji Teori


Walker dan Avant (2011) menyatakan kemampuan uji harus dilakukan dengan apakah
teori dapat didukung oleh data empiris. Teori menjadi valid harus mampu diuji paling
tidak dalam prinsip, yang No. hipotesis dapat dihasilkan dari teori, hasil riset dan teri
didukung oleh evidens atau dimodifikasi karena evidens. Teori yang memiliki evidens
empiris yang kuat No. teori yang baik. Temuan dari beberapa penelitian untuk
mengevaluasi implementasi model selfcare theory sangat positif.
Tabel 2. 6.1. Instrumen Untuk Menguji Self-Care Deficit Theory of Nursing
No. Instrumen Deskripsi
Exercise of Self-Care Agency Mengukur agen perawatan diri pasien di Amerika Serikat,
Scale (Kearey & Fleischer, Prancis, Swedia, Jerman Timur, dan populasi Jepang.
1979; McBride, 1987, 1991;
Riesch & Hauck, 1988;
Robichaud-Ekstrand &
Loiselle, 1998; Whetstone,
1987; Whetstone & Hansson,
1989; Yamashita, 1998;
Young et al., 2001)
Perception of Self-Care Mengukur persepsi orang dewasa tentang agensi perawatan
Agency Questionnaire diri mereka; item mencerminkan 10 komponen daya.
(Hanson, 1981; Bickel, 1982; Mungkin tidak sesuai untuk digunakan dengan orang
Hanson & Bickel, 1985; dewasa yang lebih tua.
Weaver, 1987; Bottorff, 1988;
Cleveland, 1989; McBride,
1991; Young et al., 2001)
Children’s Self-Care Mengukur kinerja kegiatan perawatan diri di bidang
Performance Questionnaire persyaratan perawatan mandiri universitas, perkembangan,
(Mosher & Moore, 1998; dan penyimpangan kesehatan oleh anak-anak dengan
Young et al., 2001) kanker.
Child and Adolescent Self- Mengukur kinerja anak-anak dan remaja dari kegiatan
Care Practice Questionnaire perawatan diri di bidang kebutuhan perawatan diri
(Moore, 1995; Moore & universal, perkembangan, dan penyimpangan kesehatan.
Mosher, 1997; Young et al.,
2001)
Denyes Self-Care Agency Mengukur agensi perawatan diri remaja.
Scale (DSCAI) (Denyes,
1980, 1982; Gaut &

Universitas Indonesia
30

Kieckhefer, 1988; McBride,


1991; Young et al., 2001)
Denyes Self-Care Practice Mengukur tindakan perawatan diri yang dilakukan oleh
Instrument (DSCPI) (Denyes remaja.
1980, 1988; Gast et al., 1989;
Young et al., 2001)
Self-Care Limitations Tool Mengukur keterbatasan dalam selfcare
(Beech et al., 1996)

2.6.1. Kekuatan
Kekuatan utama dari teori Dorothea Orem adalah bahwa teori ini berlaku untuk
keperawatan oleh praktisi pemula maupun dokter lanjut. Teori Orem memberikan dasar
komprehensif untuk praktik keperawatan. Ini memiliki utilitas untuk keperawatan
profesional di bidang praktik keperawatan, pendidikan keperawatan dan administrasi.
Istilah perawatan diri, sistem keperawatan, dan defisit perawatan diri mudah dipahami
oleh perawat siswa awal dan dapat dieksplorasi secara lebih mendalam karena perawat
memperoleh lebih banyak pengetahuan dan pengalaman. Orem secara khusus
mendefinisikan kapan keperawatan diperlukan: Keperawatan diperlukan ketika individu
tidak dapat mempertahankan terus menerus jumlah dan kualitas perawatan diri yang
diperlukan untuk mempertahankan hidup dan kesehatan, pulih dari penyakit atau cedera,
atau mengatasi efeknya. Pendekatan perawatan kontemporer Orem sama dengan konsep
promosi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. Tiga sistem keperawatan yang dapat
diidentifikasi jelas digambarkan dan mudah dipahami.

2.6.2. Keterbatasan
Teori Orem, secara umum, dipandang sebagai satu kesatuan utuh sedangkan Orem
mendefinisikan suatu sistem sebagai satu kesatuan utuh. Teori Orem sederhana namun
kompleks. Penggunaan perawatan-diri dalam banyak istilah, seperti agen perawatan-
diri, permintaan perawatan-diri, defisit perawatan-diri, syarat-syarat perawatan-diri, dan
perawatan-diri universal, dapat sangat membingungkan pembaca.  Definisi kesehatan
Orem dibatasi dalam tiga kondisi statis yang ia maksudkan dengan “sistem keperawatan
yang konkret,” yang mengartikan kekakuan. Sepanjang pekerjaannya, ada pengakuan
terbatas tentang kebutuhan emosional individu. Kesehatan sering dipandang dinamis
dan selalu berubah.

Universitas Indonesia
31

BAB 3
PENUTUP
3.1. Simpulan
Self care deficit nursing theory merupakan salah satu middle range teori yang
dikemukakan oleh Dorothea Elisabeth Orem. Teori ini mencakup tiga teori yang

Universitas Indonesia
32

saling terkait yaitu Teori Sistem Perawatan, Teori Perawatan-Diri, dan Teori Defisit
Perawatan-Diri. Berdasarkan analisis teori mengunakan Walker and Avant (2011)
dapat digambarkan bahwa manusia mampu beradaptasi dengan lingkungannya
sendiri sambil memberikan perawatan diri, memberikan meaning dengan
mengindentifikasi konsep dengan fokus yang luar biasa dari apa yang dikerjakan
Orem yaitu peduli pada diri sendiri, Teori Orem menyajikan pandangan visioner tent
ang praktik, pendidikan, dan pengembangan praktik keperawatan kontemporer yang
di ungkap teori umum. Kegunaan dan kemanfaatan teori ini dapat dilihat pada praktik
keperawatan seperti kemampuan self care pada manajemen diabetes melitus, pada
pendidikan keperawatan seperti memasukan elemen self care deficit nursing theory
dalam Guides for Developing Curriculum for the Education of Practical Nurses dan
pada penelitian keperawatan seperti mengembangkan kuesioner dependent care
agen untuk mengukur aktivitas perawatan yang dilakukan oleh ibu-ibu untuk anak
mereka. Konsep ini secara konstruksi sederhana, namun mampu menjelaskan
kompleksitas teori yang diperlukan dalam penerapannya.

3.2. Saran
Adapun saran dapat diberikan kepada:
3.2.1. Pelayanan kesehatan, agar dapat mengaplikasikan teori orem pada saat
melakukan asuhan keperawatan baik pelayanan kesehatan di rumah sakit
maupun di masyarakat
3.2.2. Pendidikan, memasukan teori orem pada kurikulum keperawatan sebagai upaya
untuk mengembangkan kurikulum berdasarkan kebutuhan masyarakat.
3.2.3. Peneliti, dengan mengunakan instrument penelitian terkait self care deficit teori
untuk mengembangkan keilmuan keperawatan, sehingga hasil penelitian dapat
digunakan oleh masyarakat secara umum khususnya perawat.

Universitas Indonesia
33

DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M. R. (2013). Nursing theory-E-book: Utilization & application: Elsevier


Health Sciences.
Alligood, M. R. (2017). Nursing theorists and their work-e-book: Elsevier Health
Sciences.
Allison, S. E. (2007). Self-care requirements for activity and rest: An Orem nursing
focus. Nursing science quarterly, 20(1), 68-76.
Allison, S E & Renpening, K. (1999). Nursing Theory and Nursing Administration.
Sage Publications. 1999.
Clarke, P. N., Allison, S. E., Berbiglia, V. A., & Taylor, S. G. (2009). The impact of
Dorothea E. Orem's life and work: an interview with Orem scholars. Nursing
science quarterly, 22(1), 41-46.
Fawcett, J. (2005). Criteria for evaluation of theory. Nursing science quarterly, 18(2),
131-135.
Fawcett, J. (2006). Contemporary nursing knowledge: Analysis and evaluation of
nursing models and theoriest. (2nd ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Hartweg, D.L. (2000). Dorothea orem: Self care deficit theory. Sage publication
Katherine Renpenning, M., & Taylor, S. G. (2003). Self-care theory in nursing:
Selected papers of Dorothea Orem: Springer publishing company.
Komulainen, P. (1991). Occupational health nursing based on self care theory. AAOHN
JOURNAL, july 1991, vol. 39, no.7 diakses dari
http//:www.journals.sagepub.com
McCormack, B., & McCance, T. (2011). Person-centred nursing: theory and practice:
John Wiley & Sons.
McEwen, M., & Wills, E. M. (2014). Theoretical basis for nursing (4th ed.).
Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins
Marriner, A. (2001). Teori ilmu keperawatan: Para ahli dan berbagai pandangannya.
(Ismail Ekawijaya & Ridlo Riyono, penerjemah). Jakarta.
Mohammadpour, A. et.al. (2015). The effect of a supportive educational intervention
developed based on the Orem’s self-care theory on the self-care ability of patients
with myocardial infarction: a randomised controlled trial. Journal of Clinical
Nursing, doi: 10.1111/jocn.12775
Orem, D. E. (2011). The self-care deficit nursing theory. Nursing Theories: The Base
for Professional Nursing Practice, 6, 113.
Othaganont, Sinthuvorakan, & Jensupakarn (2002). Daily living practice of the life-
satisfied Thai Elderly. Journal of transcultural nursing .doi:
10.1177/104365960201300105
Parker, M. E & Smith, M.C. (2006). Nursing theories and nursing practice.2 nd Ed.
Philadelphia : F.A. Davis Company.
Tomey, A.m, Alligood, M. R., (2014). Nursing Theory and Their Work. 7th ed. Mosby
Elsevier. USA.

Universitas Indonesia
34

Wilson, J. dan Gramling, L. (2009). The Application of Orem’s Self-Care Model to


Burn Care. Journal of Burn Care & Research. 30 (5): 852-858. DOI:
10.1097/BCR.0b013e3181b48a2d
Walker L.O. , Avant K.C., (2011). Strategies for Theory Constructiona in Nursing. 5th
ed. Pearson. USA
Younas, A. (2017). A foundational analysis of Dorothea Orem’s Self-Care Theory and
evaluation of its significance for nursing practice and research. Creative Nursing,
23(1), 13-23. doi:http://dx.doi.org.ezproxy.uta.edu/10.1891/1078-4535.23.1.13

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai