Anda di halaman 1dari 19

THEORY ANALYSIS

NURSING THEORY HUMANBECOMING


ROSEMARIE RIZZO PARSE

Disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Ajar Pengembangan Teori Keperawatan

Dosen Pengampu: Prof. Achir Yani S Hamid, S.Kp., M.App.Sc., D.N.Sc

Oleh:
Amelia K
Titin Ungsianik
Tuti Afriani
Wiwin Wiarsih

Program Studi Doktor Ilmu Keperawatan


Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia
Depok, April 2019

0
NURSING THEORY HUMAN BECOMING
ROSEMARIE RIZZO PARSE

1. Latar Belakang

Rosemarie Rizzo Parse lulus dari Duquesne University di Pittsburgh, dan meraih
Master dan gelar Doktor dari University of Pittsburgh. Antara 1983 dan 1993, Parse adalah
seorang profesor dan koordinator Pusat Penelitian Keperawatan di Universitas Hunter
College Kota New York. Parse juga seorang profesor dan Ketua Niehoff di Loyola University
di Chicago dari 1993 sampai 2006. Dimulai pada Januari 2007, Parse telah bekerja sebagai
konsultan dan sarjana tamu di Universitas New York College of Nursing. Parse adalah
pendiri dan editor Nursing Science Quarterly, dan sebagai presiden dari Discovery
International, Inc. Parse juga merupakan Fellow aktif dalam American Academy of Nursing.
Sepanjang karirnya, Parse telah menerbitkan sembilan buku dan lebih dari 150 artikel dan
editorial tentang bidang keperawatan dan melakukan internasional presentasi dan workshop
lebih ke 35 negara di 5 benua. Penghargaannya termasuk dua penghargaan Lifetime
Achievement dari Society Riset Keperawatan Midwest dan Asosiasi Amerika Asia Pasifik
Nurses, pengharagaan Martha Rogers E. Golden Slinky Award Tahun 2008, New York Times
Nurses Educator Award. Tahun 2012 penghargaan the Medal of Honor dari University of
Lisbon Portugal
Rosemarie Rizzo Parse adalah pencetus teori Human Becoming Parse. Ia memiliki
banyak pengalaman yang banyak dalam penilitian, teori, administrasi, dan praktik
keperawatan. Teorinya telah digunakan untuk memandu praktik di banyak Negara, termasuk
Kanada, Finlandia, Swedia, dan Amerika Serikat. Sebagai pendiri dan presiden Discovery
International, Inc., dia mempromosikan standar kualitas yang baik dalam ilmu keperawatan
dan memberikan layanan bimbingan kesehatan untuk individu, kelompok dan keluarga di
Pittsburg. Parse pertama kalinya mempulikasikan teorinya dalam Man-Living-Health: A
Teory of Nursing (Parse, 1981) dan kemudian mengubahnya menjadi teori  Human Becoming
(1992). Mengganti human untuk manusia dan becoming untuk kesehatan. Teori yang diberi
judul baru tersebut dipublikasikan dalam The Human Becoming School of Thought: A
Perspective for Nurse and Other Health Professionals ( Parse, 1998).

2. Sumber Teori dan Asumsi Rosemarie Rizzo Parse

1
Parse menyusun teori human becoming dari prinsip-prinsip dan konsep-konsep
Martha E. Rogers dengan teori keperawatan Unitary of Human Being, serta konsep dan
prinsip-prinsip dari phenomenologic eksistensial seperti yang diungkapkan oleh Heidegger,
Sartre, dan Merleau-Ponty. Parse mensintesa teori-teori ini dengan menggabungkannya dan
membuat pendekatanbaru bahwa humans cannot be reduced to component part and be
understood.
Rosemarie Rizzo Parse dalam toeri ‘Human Becoming”. memandu perawat untuk
fokus pada asumsi dasar kualitas kesehatan manusia dan pada proses yang mempengaruhi
menjadi manusia baik yang tampak dan tidak tampak (focus on belief about human and about
their becoming visible-invisible becoming, which is health). Teori Human Becoming adalah
perpaduan antara dari faktor biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual, dengan konsep
bahwa seseorang adalah makhluk kesatuan dalam interaksi terus menerus dengan
lingkungannya itu.

Asumsi dari Human becoming:


1) Human adalah makna terstruktur, terbuka, bebas memilih makna dalam situasi (freely
choosing with situatioan).
2) Human berkonfigurasi secara ritmis dengan alam semesta.
3) Human adalah contrasending tidak terbatas dengan segala kemungkinan yang muncul
4) Human terkait dengan proses human universe yang terus menerus membentuk manusia
dengan keterkaitan yang tidak terbatas.

3 . Thema teori Human Becoming


Tiga prinsip timbul dari asumsi Human becoming, yang terdiri dari 3 bagian besar
yaitu: structuring, rhythmical pattern, and cotranscendence. Setiap prinsip saling
berinterrelasi dengan sembilan konsep dari Human becoming; 1) maging, 2) valuing, 3)
languaging, 4) revelaing-concealing, 5) enabling-limiting, 6) originating, 7) powering, 8)
originating, 9) transforming.
1.      Structuring meaning is cocreating reality through the languaging of valueing and
imaging. yang berarti manusia menciptakan reliatas yang saling keterkaitan dengan
orang lain, dan mereka menunjukan atau mengungkapkan/language realitas mereka
dengan bicara, tdk berbicara atau dengan bergerak atau diam. As people language their
realities, they language their value priorities and meanings according to this principle.
a.      Imaging

2
Imaging adalah intepretasi personal dari atas realitas. Intepretasi ini terbentuk dari
pengetahuan personal baik explicit-tacit, maupun reflektif, deliberative, perefeltif.
Menurut Parse manusia memiliki rasa ingin tahu yang luar biasa tinggi. Dalam
memenuhi hasratnya akan suatu hal tersebut manusia mencoba untuk mencari tahu
ataupun menduga jawabanya sesuai persepsi dalam memandang hal tersebut.  Perawat
tidak dapat mengetahui imaging secara lengkap tetapi perawat mampu mengungkap,
menghormati, dan memberi kesaksian sebagai pertahanan manusia dengan proses
membentuk, mencari, mengintegrasi, menolak dan mengintepretasi
b.      Valuing
Valuing merupakan konsep tentang bagaimana seseorang menegaskan
kepercayaanya atau tidak menegaskan (confirming-not confirming) mengenai perspektif
atau pandangan personal tentang dunia. Manusia selalu melakukan confirming-not
confirming dalam memutuskan untuk berfikir, betindak dan merasakan dan pilihan
mereka. Pilihan utama mereka mungkin didasarkan atas pilihan sebelumnya atau berbeda
secara radikal, yang dalam hal ini memerlukan pergeseran prioritas nilai yang dianut.
Nilai merefleksikan apa yang penting dalam kehidupan seseorang dan bagaimana
individu memperlihatkan sehat dan Human becoming. Perawat mengerti pandangan nilai
sesorang dengan bertanya hal yang paling penting dalam hidup orang tersebut.
c.       Languaging
Konsep yang tampak dan dihubungkan dengan cara manusia mensimbolkan dan
mengekspresikan realitas dan memprioritaskan nilai. Manusia berkomunikasi baik secara
verbal maupun non verbal. Setiap tindakan seperti cara berbicara, melihat, bergerak,
bahkan ketika mereka diam mengisyaratkan terjadinya komunikasi. Perawat
dapat memahami beberapa bahasa dimana manusia tersebut memperlihatkan, tetapi
mereka tidak mampu mengetahui arti dari bahasa tersebut. Untuk mengerti bahasa,
perawat harus bertanya kepada orang tersebut apa maksud dari kata-kata, tindakan dan
gerak-gerik tersebut. Mungkin terjadi seseorang belum mengetahui maksud dari yang
mereka ungkapkan, dalam kondisi ini perawat tetap menghormati proses untuk mengerti
maksud dari yang mereka ungkapkan tersebut. Jelaslah bahwa untuk mengerti itu
membutuhkan waktu, dan manusia tahu kapan untuk menjelaskan arti dan makna suatu
kejadian.
2.      Cocreating Rhytmicity patterns is “the revealing-concealing and enabling-limiting
of connecting-separating”. Maksud dari prinsip ini adalah kehidupan manusia

3
menciptakan pola-pola dari hari ke hari dan pola-pola tersebut memberitahukan tentang
arti dan nilai secara personal. Dalam pola yang saling berhubungan manusia
menciptakan, banyak kebebasan dan pembatasan pada pilihan; semua pola terlibat dalam
ikatan yang komplek dan tidak terikat dengan manusia, pikiran dan pilhan. Prinsip kedua
ini memiliki 3 konsep yaitu :
a.    Mengutarakan–menyembunyikan (Revealing-Concealing)
Cara seseorang untuk memperlihatkan dan menyembunyikan kondisinya
(becoming with, becoming visible-invisible, becoming the emerging now). Digunakan
untuk menunjukkan/mengenalkan tentang diri sendiri kepada orang lain. Terkadang
manusia mengetahui apa yang ingin dikatakan dan mereka menyalurkannya dengan
begitu jelas dan terkadang juga manusia memiliki hal yang mengejutkan diri mereka
sendiri dengan kata-kata yang mereka lontarkan. Terkadang manusia menunjukkan atau
tidak menunjukkan tentang diri mereka memakai cara yang berbeda. Perawat harus
membuat upaya untuk klien dapat menceritakan tentang diri mereka.
b.   Tidak ada batasan–terbatas (Enabling-Limiting)
Berhubungan dengan pontensi dan kesempatan yang muncul bersamaan dengan
keterbatasan dan halangan. Setiap pilihan memiliki memiliki kekuatan dan keterbatasan,
tidak mungkin untuk mengetahui semuanya sehingga manusia membuat pilihan dan
menerima apapun konsekuensi yang dapat terjadi. Perawat dapat membantu dengan cara
mendorong untuk merenungkan pilihan dan antisipasi dari konsekuen pada pilihan yang
sulit.
c.    Berhubungan– terpisah (Connecting-Separating)
Adalah cara manusia menciptakan pola untuk berhubungan dan terpisah antara
manusia dan  proyek/kegiatan. Pola ini menciptakan ungkapan prioritas terhadap nilai
bersama/komunal-sendirian dan cara orang memisahkan diri dengan yang lain utnuk
bergabung dengan yang lain lagi. Kadang-kadang seseorang dapat terhubungkan dengan
orang yang terpisah, terutama ketika berduka untuk orang lain. Nurses belajar mengenai
pola seseorang dari terhubung-terpisah dengan menanyakan tentang pentingnya arti suatu
hubungan dan proyek.
3.   Cotranscending “cotranscending with possibles is the powering and originating of
transforming”.
Arti dari prinsip ini adalah manusia secara terus menerus berubah dan
mengembangkan diri dalam kehidupannya as they engage with and choose from infinite
possibilities about how to be, what attitude or approach to have, whom to relate with, and

4
what interests or concerns to explore. Choices reflect the person’s ways of moving and
changing with the be- coming visible–invisible becoming of the emerging now. Tiga
konsep prinsip ini adalah sebagai berikut
a.      Powering
Konsep tentang kemampuan seseorang untuk berjuang dan hidup dan untuk terus
berjuang meskipun menemui  kesulitan dan ancaman. Parse menggambarkan powering
sebagai proses mendorong - menolak yang selalu terjadi dan yang menegaskan
keberadaan kita dalam kemungkinan ketidakberadaan. Powering adalah gaya yang
diberikan, yang mendorong untuk bertindak dan kemungkinan hidup dengan tujuan
untuk menegaskan dan memegang apa yang disayangi, sementara secara bersamaan
hidup dengan kehilangan dan ancaman ketidakberadaan (nonbeing). Selalu ada
perlawanan dengan kekuatan mendorong powering, karena orang-orang yang hidup
dengan orang lain yang juga menghadapi terhadap berbagai kemungkinan.
b.      Originating
Konsep tentang keunikan manusia dan memegang dua paradoks berikut: (1)
sesuai-tidak sesuai dan (2) kepastian-ketidakpastian. Orang berjuang untuk menjadi
seperti orang lain, namun mereka juga berusaha untuk menjadi unik. Pilihan tentang
originating terjadi dengan realitas kepastian-ketidakpastian. Tidak mungkin mengetahui
semua yang mungkin datang dari memilih untuk menjadi berbeda atau dari memilih
untuk menjadi seperti orang lain.  Originating dan menciptakan lagi adalah pola yang
berdampingan dengan keteguhan dan kesesuaian. Pola originating kerajinan manusia
yang unik ketika kemungkinan mereka terlibat kehidupan sehari-hari. Perawat saksi 
originating bersama orang-orang yang sedang dalam proses memilih bagaimana mereka
akan dengan mengubah pola kesehatan.
c.       Transforming
Transforming adalah tentang perubahaan yang berkelanjutan dengan pergeseran
cara pandang tentang hidup yang mereka jalani mencari seseorang yang Nampak
(necoming visible) bersamaan dengan yang tidak Nampak (invisible becoming). Orang
selalu berjuang untuk mengintegrasikan yang tidak biasa dengan yang biasa terjadi
dalam keseharian kehidupan mereka. Transformasi adalah perubahan yang berkelanjutan
dengan karakteristik mutual process dan kecerdikan manusia sebagai orang-orang yang 
menemukan cara untuk mengubah arah harapan dan impian mereka. Perawat, dengan 
cara mereka hadir dengan orang lain, membantu atau menghalangi upaya orang untuk
mengklarifikasi harapan, impian, dan arah yang diinginkan mereka.

5
Hubungan antara tiga prinsip dasar dan 9 konsep Human becoming digambarkan Parse
seperti dibawah ini.

4 Asumsi dasar Human becoming dan hubungannya dengan  Paradigma Keperawatan


Asumsi dasar paradigma keperawatan berdasarkan konsep Parse dan hubungannya
dengan paradigm Keperawatan yaitu:
1.      Perawat
Keperawatan  adalah  sebuah  ilmu  pengetahuan  manusia  dan  seni  yang
menggunakan badan abstrak pengetahuan untuk melayani orang. Parse telah
mengembangkan keyakinannya bahwa keperawatan adalah ilmu pengetahuan dasar dan
bahwa perawat memerlukan teori yang berbeda dari disiplin ilmu lain.
2.      Kesehatan
Kesehatan dipandang sebagai proses yang berubah secara terus menerus untuk
menjadi tetap sehat. Kesehatan manusia berhubugan erat dengan bagaimana perilaku
dalam hidupnya mengembangkan powering, originating, dan transforming.
3.      Manusia

6
Manusia merupakan komponen terbuka, unik dan berbeda dari komponen yang
lain secara terpisah. Parse memandang konsep manusia universal dan kesehatan sebagai
suatu kesatuan. Parse mengatakan bahwa walaupun tiap hal ini dideskripsikan secara
terpisah tetapi mereka berhubungan dalam suatu proses. Manusia mempengaruhi dan
dipengaruhi orang lain. Manusia menjadi tau dan mengerti saat mereka bekerja dengan
alam melalui orang lain dengan ide-ide,sejarah, budaya dan harapan-harapan. Konsep
manusia menurut Parse diantaranya:
1. Manusia yang hidup berdampingan sambil coconstituting pola ritmis dengan alam
semesta.
2. Manusia adalah kesatuan, terus coconstituting pola berhubungan.
3. Manusia terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, yang bertanggung jawab
atas keputusan.
4. Manusia ini melampaui multidimensional dengan possibles
5. Becoming adalah proses terbuka, dipengaruhi oleh pengalaman manusia (konsep
terbuka, coconstituting dan situasi kebebasan).
4.      Lingkungan
Lingkungan dipandang sebagai pemberi stimulus dalam proses timbal balik
dalam hubungan dengan manusia. Segala sesuatu secara pribadi dan pengalamannya
yang mampu memberikan hubungan timbal balik dengan manusia.

7
ANALISIS TEORI HUMAN BECOMING

Dalam melakukan analisis teori terdapat 6 tahapan sesuai dengan Walker dan Avant (2011),
yaitu:
1. Origin (Asal). Mengetahui asal pembentukan teori akan menimbulkan pemahanan
bagaimana dan mengapa teori tersebut disusun. Dilakukan dengan mengidentifikasi ide
utama atau konsep, dan mengisolasi hubungannya dengan statement. Langkah selanjutnya
adalah mencari tahu cara pengembangan teori, apakah deduktif atau induktif.

Pengembangan Teori Human becoming didapat secara deduktif karena Parse


menyusun teori human becoming dari prinsip-prinsip dan konsep-konsep Martha E. Rogers
dengan teori keperawatan Unitary of Human Being, serta konsep dan prinsip-prinsip dari
phenomenologic eksistensial seperti yang diungkapkan oleh Heidegger, Sartre, dan Merleau-
Ponty. Parse menyusun prinsip dan konsep di atas menjadi pendekatan baru yang
menyatakan bahwa manusia selalu berproses menjadi manusia (Human becoming)
dipengaruhi oleh universe/lingkungan dan tidak dapat di reduced menjadi bagian-bagian yang
masih dapat dianggap dan dimengerti sebagai manusia yang utuh.

Asumsi yang mendasari Human Becoming adalah:


1) Human adalah makna terstruktur, terbuka, bebas memilih makna dalam situasi (freely
choosing with situatioan).
2) Human berkonfigurasi secara ritmis dengan alam semesta.
3) Human adalah contrasending tidak terbatas dengan segala kemungkinan yang muncul
4) Human adalah proses humanuniverse yang terus menerus membentuk manusia dengan
ketekaitan yang tidak terbatas.

2. Meaning. Pada tahap ini dilakukan analisa tentang arti dan keadekuatan logis sebuah teori.
Tahap menganalisa Meaning terdiri dari:

a. Identifikasi Konsep
Identifikasi ide utama/konsep pada teori secara jelas dan terdefinisikan. Tetapkan apakah
konsep termasuk primitif, konkrit, atau abstrak. Teori Human becoming memiliki 9
konsep yang konsisten dijabarkan sepanjang teori, yaitu:

8
Konsep yang mendasari teori Human Becoming:
No Konsep Jenis konsep
1 Imaging abstract
2 Valueing abstract
3 Languaging konkrit
4 Reveling-concealing abstract
5 Enabling Limiting abstract
6 Conecting-separating abstract
7 Powering abstract
8 Originating abstract
9 Transforming abstract

b. Memeriksa definisi dan penggunaan


No Konsep dan Definisi Jenis
jenis definisi
1 Imaging Intepretasi personal dari atas realitas yang ada yang Definisi
terbentuk dari pengetahuan dan persepsi personal teoritis
2 Valueing Penilaian seseorang terhadap yang dianggap Definisi
penting dalam hidupnya. Manusia selalu membuat teoritis
keputusan dengan melakukan confirming-not
confirming dalam berfikir, betindak dan merasakan
dan pilihan mereka didasari oleh pilihan nilai
mereka.
3 Languaging Cara manusia mensimbolkan dan mengekspresikan Definisi
realitas dan memprioritaskan nilai. teoritis
Manusia berkomunikasi baik secara verbal maupun
non verbal.
4 Revealing- Cara seseorang untuk memperlihatkan dan Definisi
Concealing menyembunyikan kondisinya (becoming with, teoritis
becoming visible-invisible, becoming the emerging
now).
5 Enabling- Kemampuan seseorang mengambil keputusan Definisi
Limiting dengan menyadari pontensi dan kesempatan yang teoritis
muncul bersamaan dengan keterbatasan dan
halangan. Setiap pilihan memiliki memiliki
kekuatan dan keterbatasan, tidak mungkin untuk
mengetahui semuanya sehingga manusia membuat
pilihan dan menerima apapun konsekuensi yang
dapat terjadi.
6 Conecting- Cara manusia menciptakan pola untuk Definisi
separating berhubungan dan terpisah antara manusia dan  teoritis
proyek/kegiatan.
7 Powering Gaya yang mendorong untuk bertindak dan Definisi
menjalani hidup dengan tujuan untuk menegaskan teoritis
dan memegang apa yang disayangi, sementara

9
secara bersamaan hidup dengan kemungkinan
kehilangan dan ancaman ketidakberadaan 
(nonbeing).
8 Originating Upaya seseorang untuk menjadi seperti orang lain, Definisi
namun mereka juga berusaha untuk menjadi unik. teoritis
9 Transforming Proses perubahan yang berkelanjutan dengan Definisi
pergeseran cara pandang tentang hidup yang teoritis
mereka jalani mencari seseorang yang nampak
(necoming visible) bersamaan dengan yang tidak
Nampak (invisible becoming).

Penggunaan konsep sesuai dengan definisi dilakukan konsiten pada seluruh penjelasan
teori Human becoming. Konsep memiliki definisi descriptif dan definisi teoritis.

c. Identifikasi statement
Setelah konsep dan definisinya dapat diidentifikasi dengan jelas, maka dilakukan analisa
terhadap hubungan antara statement. Hubungan antara statement mengidentifikasikan
bagaimana konsep yang ada saling berhubungan satu sama lainnya.
Pada teori Human Becoming terdapat 3 hubungan utama antara konsep (statememt) yang
masing-masing dikelompokkan dan diberi nama sebagai berikut
1. Statement 1: languaging berhubungan dengan valuing dan imaging dikelompokkan
dalam Structuring
2. Statement 2: conecting separating berhubungan dengan revvealing dan enabling
limiting dikelompokkan dalam Configuring rhytmitical pattern
3. Statement 3: transforming berhubungan dengan powering dan originating
dikelompokkan dalam Contracending

Parse menjabarkan hubungan antara konsep didalamnya sebagai berikut:


Structuring meaning is cocreating reality through the languaging of valuing and imaging.
Cocreating Rhytmicity patterns is “the revealing-concealing and enabling-limiting of
connecting-separating”.
Cotranscending with possibles is the powering and originating of transforming”.

d. Kaji hubungan
Mengkaji hubungan dilakukan dengan: i). Kaji hubungan antara konsep, ii). Kaji batasan
yang ada pada teori, iii). Kaji apakah statement digunakan secara konstran, iv). Kaji
pendukung empiris dari statement. Hubungan antara konsep terdiri dari: 1) causal, 2)

10
asosiasi, dan 3) linearity. Hubungan causal timbul jika satu konsep selalu muncul sebagai
akibat langsung dari konsep lainnya. Hubungan asosiasi terjadi jika dua konsep terhubung
baik positif (+) jika satu konsep meningkat akan diikuti oleh peningkatan konsep lainnya,
negatif (-) jika satu konsep meningkat sedang maka konsep lain akan menurun, atau tidak
keduanya (?) jika konsep tidak diketahui hubungannya. Hubungan linearity diartikan
bahwa perubahan pada satu konsep segera akan mennimbulkan perubahan aritmatik pad
konsep lainnya. Jika koefisien dihitung, maka corelasi/hubungan akan kuat dan the slope
of best fit a stright line. Batasan (boundary) berkaitan dengan konten aktual pada teori.
Pada Praktis Teori, fokus sempit dan batasan jelas dijabarkan, phenomena yang dijelaskan
spesifik. Pada Middle Range Theory, batasan lebih lebar dan lebih abstrak, kontek dapat
sangat spesifik, namun aplikasinya dapat diterapkan pada kelompok yang lebih besar dari
Praktis teori. Pada Teori yang lebih abstark dan mencakup lebih banyak aspek dan dapat
diaplikasikan pada berbagai kasus , batasannya lebar.

Pada teori Human Becoming seluruh statement mengindikasikan hubungan asosiasi


posiitif (+). Theori Human becoming masih bersifat abstrak, batasan teori lebar dan
mencakup lebih banyak aspek serta dapat diaplikasikan pada berbagai kasus. Statement
Human Becoming belum didukung oleh banyal data empiris.

Gambar Hubungan antara konsep Teori Human Becoming

11
Hubungan antar statement:
1. Imaging dan valuing adalah struktur dasar dalam pembentukan language
2. Revealing-concealing dan enabling-limiting merupakan dasar pembentukan
kemampuan conecting-separating
3. Powering dan originating adalah dasar transforming
4. Power muncul dengan revelaing-concealing dari imaging
5. Originating muncul dengan enabling-limiting dari valuing
6. Transforming muncul dengan languaging dari conecting-separating

3. Logical adequacy
Kecukupan Logika teori mempertimbangkan: 1) adakah sistem dimana prediksi dapat
dibuat . dari teori yang independen , 2) Apakah ilmuwan pada bidangnya setuju dengan
prediksi, 3) apakah konten aktual masuk akal, 4) apakah ada kesalahan logika yang nyata.

1) Adakah sistem dimana prediksi dapat dibuat dari teori yang independen
1) Imaging (I)  valuing (V) (Positif)
2) I + V  Languing (L) (Positif)
3) Revealing-concealing (R-C)  enabling-limiting (E-L) (positif)
4) (R-C) + (E-L)  conecting-separating (CS) (positif)
5) Powering (P)  originating (O) (Positif)
6) P + O  transforming (T) (positif)
7) revealing-concealing imaging  Powering (P) (Positif)
8) enabling-limiting valuing Originating (positif)
9) languaging dari conecting-separating Transforming (Positif)

V I L R-C E-L C-S P O T


I + + (+) + + + (+) + +
V + (+) + + + + (+) +
L + (+) + + + + (+)
R-C + + (+) (+) + +
E-L + (+) + (+) +
C-S + + + (+)
P + + (+)

12
O + (+)
T +

Kecukupan Logika Teori

Proses Induktif dan deduktif adalah sentral dari teori human becoming. Teori dari Parse ini
adalah berdasarkan hasil dari membaca dan pengalaman praktis di lapangan. Ia membuat
kesimpulan deduktif-induktif dari ilmu Rogers tentang “Unitary Human Being” dan hasil
fikirnya dari existential- phenomenological. Metodologi diturunkan dari asumsi, konsep,
prinsip, praktis, dan metodologi riset.
1. Adalah memungkinkan untuk membuat dugaan dari konten. Matrik diatas prediksi
secara spesifik dapat diterapkan. Semua konsep mayor terdapat pada matrik diatas.
Penelitian menghasilkan struktur yang menentukan hubungan antar konsep misal pada
penelitian Wang (1999) pada orang yang hidup dengan Lepra di Taiwan. Struktur
teori Human Becoming digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap
fenomena, sebagai peneliti harus mempertimbangkan gambaran dari partisipan yang
berhubugnan dengan teori human becoming. Penelitian Janes & Wells (1997)
menjadikan teori Human becoming sebagai guide dalam melakukan wawancara
dengan pengalaman perawat yang merawat pasien lansia.
2. Teori ini sangat logis digunakan dan didemostrasikan pada cakupan yang lebih luas
dan diterima oleh komunitas keperawatan. Dapat diterapkan pada lingkungan praktek,
riset dan pendidikan. Teori juga diterapkan pada perawat yang bekerja untuk pasien
anak dan orang yang lebih tua, pada keluarga dalam seting rumah sakit, klinik, da
komunitas. Teori ini membantu menghasilkan kontroversi dan dialog ilmiah tentang
keperawatan sebagai disiplin ilmu dan berbeda dari human science. Namun menarik
bahwa teori human becoming memberikan keyakinan bahwa teori ini sangat cocok
dengan keperawatan karena perawat sangat erat dengan keberadaan manusia (human
being)
3. Teori Human Becoming tidak cocok untuk diuji, karena bukan teori prediktif dan
tidak didasarkan pada pandangan sebab akibat dari proses alam semesta keberadaan
manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah bukan untuk mengujinya tetapi lebih fokus
pada mengungkapkan esensi dari fenomena untuk mendapatkan pemahaman lebih
kanjut tentang eesensi dari kemanusiaan.

13
4. Logical Fallacies. Tidak ada kesalahan logika yang tampak. Perawat tidak dapat
melakukan tes karena setiap manusia mempunyai sesuatu yang unik dalam
kehidupannya, apakah ia dalam situasi bebas atau apakah ia berhubungan dengan
orang lain dan alam semesta dalam pola yang berlawanan. Untuk melakukan tes
keyakinan ini harus dibandingkang dengan keberadaan spiritual dan manusia dalam
komplek sistem.

4. Menentukan Kegunaan Teori

Walker dan Avant (2011) menegaskan kegunaan teori memperhatikan bagaimana praktik
dan teori membantu disiplin dalam memberikan pemahaman dan hasil yang mampu
diprediksi. Teori dikatakan berguna jika mampu memberikan wawasan baru dalam
fenomena dimana menolong ilmuwan menjelaskan fenomena lebih baik atau berbeda yang
akan memberikan nilai penting pada batang tubuh pengetahuan. Cara menguji kegunaan
teori meliputi: 1) Berapa banyak penelitian yang dihasilkan teori? 2) Untuk masalah klinis
apa teori itu relevan? Apakah teori berpotensi memengaruhi praktik keperawatan,
pendidikan, administrasi, atau penelitian?

Menurut gambaran Bournes dan Mitchell dalam Aligood (2014), teori humanbecoming
telah diterima oleh masyarakat keperawatan dalam area praktik, pendidikan, dan
penelitian keperawatan. Pada area praktik, teori huanbecoming telah membuat perbedaan
untuk perawat dan klien. Teori Parse memberikan pedoman praktik untuk perawat yang
bekerja dengan keluarga dan klien di seting rumah sakit dan seting komunitas, juga
menuntun pengembangan model pengambilan keputusan. Pada lingkup pendidikan, Parse
telah menciptakan model pembelajaran humanbecoming yang telah digunakan dalam
variasi cara proses pembelajaran pada seting akademik. Pemikiran teori humanbecoming
telah dimasukan kedalam kurikulum pada pendidikan keperawatan level sarjana dan
pasca sarjana di berbagai sekolah keperawatan. Ide dan teori Parse secara bertahap
dintegrasikan kedalam pendidikan sarja untuk mengembangkan untuk memperluas
pilihan bagi siswa yang diajarkan bahwa keperawatan adalah seni dan sains. Pada lingkup
riset, teori humanbecoming mengarahkan riset di banyak Negara tentang pengalaman
hidup, termasuk merasa dicintai, merasa sangat lelah, menunggu, berduka, merawat orang
yang dicintai, merasa dipahami, dan merasa didengarkan, kualitas hidup, kesehatan,
harapan, dan kepuasan.

14
Teori Humanbecoming digunakan secara luas dalam praktik keperawatan, perawat
meyakini bahwa (a) setiap orang mengetahui jalannya masing-masing dan bebas untuk
memilih, (b) perawat tidak harus meminta seseorang, keluarga atau kelompok berpindah
dari satu tempat ke tempat lain, dan (c) perawat tidak tahu apa yang terbaik untuk orang
atau keluarga atau kelompok tersebut. Dengan kata lain, perawat bukanlah seorang yang
paling tahu tentang pasien, keluarga, atau masyarakat. Dalam Pendidikan, mahasiswa
keperawatan di semua tingkat pendidikan harus diajarkan kerangka kerja dan teori-teori
disiplin. Menurut Parse, The human becoming school of thought dapat dijadikan fokus
dalam kurikulum keperawatan. The humanbecoming/ 80-20 model sebagai innovative
academic employment model juga sudah diterapkan di beberapa negara. Sedangkan dalam
penelitian, Parse yang meyakini bahwa keperawatan adalah ilmu pengetahuan dasar
(bukan ilmu terapan) merekomendasikan Teori Humanbecoming untuk menjadi acuan
dalam penelitian-penelitian dasar dan penelitian-penelitian terapan. Dalam penelitian
kualitatif, Teori Humanbecoming dapat digunakan oleh peneliti untuk mengevaluasi
perubahan, kepuasan, dan keefektifan pelayanan kesehatan yang mempraktikkan Teori
Humanbecoming (Parse, 2012; Fawcett, 2001).

5. Mendefiniskan Kemampuan Generalisasi dan Parsimoni Teori


Walker dan Avant (2011) menjelaskan kemampuan generalisasi atau kemampuan transfer
menjelaskan tingkat generalisasi dapat dibuat dari teori, dapat digunakan dalam
menjelaskan atau mepredikasi fenomena yang merefkelsikan kriteria generalisasi atau
kemampuan transfer. Makin lebar teori dapat diaplikasikan, makin mampu generalisasi.
Generalisasi dapat dilihat dari validitasi, besar sample, berasal dari berbagai populasi,
mampu replikasi dan . Parsimoni merujuk pada bagaimana sederhana dan singkatnya teori
dapat dinyataan sementara akan menjadi lengkap dalam menjelaskan fenomena dalam
pertanyaan. Parsimoni teori dinyatakan baik jika sederhana tetapi mengandung konteks
luas, dapat dilohat dari proposisi atau hubungan statemen tidak overlap, atau dari
gambaran model yang menunjukan hubungan konsep yang membantu menyampaian
verbalisasi model.
Menurut gambaran Bournes dan Mitchell dalam Aligood (2014), teori humanbecoming
digunakan oleh perawat dan profesi kesehatan lain di berbagai seting, meliputi layanan
akut, layanan jangka panjang, dan komunitas. Teori Parse membantu perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan individu, keluarga, dan kelompok dengan menghasilkan
perbedaan positif; membantu pemimpin menciptakan perubahan yang bermanfaat dalam

15
budaya organisasi dan perkembangan standar perawatan, panduan praktik, instrument
pembuatan keputusan, mentoring perawat baru dan kepemimpinan dan program riset.
Toeri Parse merubah cara berfikir, bertindak, sikap, dan pendekatan professional.

Teori Parse secara prinsip bersifat abstrak dan kompleks, Parse adalah sebuah teori, lebih
dari suatu model ketika konsep dan hubungannya adalah dalam prinsip penulisan pada
tingkat wacana abstrak, menggunakan bahasa sains. Teori Parse menembus dasar
keperawatan traditional dan perawatan kesehatan secara umum, terbatas pada celah atau
rangkaian aktivitas untuk mengembangkan pemikiran. Kondis ini mengharuskan perawat
mengeksplorasi cara yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Sesuai
dengan wacana teoretis, konsep utama humanbecoming didefinisikan dalam istilah
phisophical abstrak. Pernyataan tidak langsung yang tidak menentukan hubungan kausal
atau prediktif tentang humanuniverse tidak menyenangkan bagi sebagian orang. Konsep
humanbecoming sering beresonansi dengan orang-orang ketika mempertimbangkan
tingkat pengalaman manusia. Prinsip-prinsip Parse menggambarkan gambaran yang
kompleks dan realistis tentang humanbecoming yang menyediakan kerangka kerja yang
bermakna untuk memahami illimitability, misteri, kebebasan, dan paradoks
humanuniverse.

6. Menentukan Kemampuan Uji Teori


Walker dan Avant (2011) menyatakan kemampuan uji harus dilakukan dengan apakah
teori dapat didukung oleh data empiris. Teori menjadi valid harus mampu diuji paling
tidak dalam prinsip, yang menunjukan hipotesis dapat dihasilkan dari teori, hasil riset dan
teri didukung oleh evidens atau dimodifikasi karena evidens. Teori yang memiliki evidens
empiris yang kuat menunjukan teori yang baik.
Temuan dari beberapa penelitian untuk mengevaluasi implementasi model
Humanbecoming / 80-20 model sangat positif. Misalnya, wawancara dengan perawat,
pasien, keluarga, dan profesional kesehatan lainnya dalam studi Bournes dan Ferguson-
Pare (2007) mendukung teori Humanbecoming sebagai dasar yang efektif untuk belajar
dan menerapkan perawatan yang berpusat pada pasien yang menguntungkan perawat dan
pasien. Pasien dan keluarga dalam studi itu melaporkan bahwa mereka menghargai
pertimbangan penuh hormat yang diberikan kepada mereka oleh perawat yang telah
belajar tentang manusia dalam menjalankan perawatan yang berpusat pada pasien.

16
Mereka juga menyatakan menjadi percaya diri terlibat dalam diskusi dengan perawat
yang memahami dan penuh perhatian kepada mereka dan apa yang penting bagi mereka.
Demikian pula, peserta perawat dalam studi Bournes dan Ferguson-Pare (2007) dan
Bournes dkk. (2008) melaporkan, setelah belajar tentang humanbecoming-guided nursing
practice, mereka lebih peduli dan mendengarkan pasien dan keluarga, bersama dengan
mereka, mengenal apa yang penting bagi mereka, dan menghargai bahwa mereka
memahami tentang kualitas hidup mereka. Para partisipan dalam kedua studi
menggambarkan manfaat tidak hanya dalam kaitannya dengan hubungan mereka dengan
pasien, tetapi juga dalam mengubah pandangan mereka tentang bagaimana bersikap
terhadap rekan-rekan mereka. Selain itu, temuan penelitian menunjukkan bahwa biaya
penyediaan pendidikan tentang humanbecoming-guided practice dan 80/20 model
sebanding dengan skor kepuasan perawat dan pasien yang lebih tinggi, dan pengurangan
waktu sakit dan lembur. Hasil-hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa Teori
Humanbecoming sudah teruji dan dapat dinyatakan adekuat secara empiris (Parse, 2012).
Beberapa penelitian lain juga membuktikan keterujian Teori Humanbecoming. Teori
Humanbecoming konsisten dan sesuai dengan nilai-nilai yang membentuk praktik
keperawatan paliatif. Teorinya dijelaskan secara singkat, dan empat kesejajaran praktik
diidentifikasi: perawatan orang seutuhnya; kehadiran paradoks dalam pengalaman
manusia; keutamaan orang tersebut; dan kehadiran dan dialog, atau "bersama," orang
yang sekarat. Teori manusia menjadi relevan dan menjanjikan dalam kapasitasnya untuk
memberikan perawat paliatif dan rumah sakit kerangka kerja teoritis yang dapat
digunakan untuk memberi informasi dan membimbing praktik keperawatan dengan orang
yang sedang menghadapi kematian (Hutchings, 2002). Demikian juga dalam praktik
keperawatan perioperative. Teori Parse memberikan panduan bagi perawat perioperative
untuk menolong pasien melalui pengalaman hidup yang krusial melalui praktik
keperawatan yang humanistic dan pendekatan partisipatif dengan pasien (Mitchell &
Copplestone, 1990).

17
Daftar Pustaka

Fawcett, J. (2001). The Nurse Theorists: 21st-Century Updates—Rosemarie Rizzo Parse.


Nursing Science Quarterly, Vol. 14 No. 2, April 2001, 126-131
Glauce Araújo Ideião Lins et al. Theory of human becoming in nursing ecology: applying
meleis’ evaluation method. Text Context Nursing, Florianópolis, 2013 Out-Dez; 22(4):
1179-86. (29 April 2019). http://www.scielo.br/pdf/tce/v22n4/en_37.pdf
Hutchings, D. (2002). Parallels in practice: Palliative nursing practice and Parse’s theory of
human becoming. American Journal of Hospice & Palliative Care Volume 19, Number
6, November/December 2002
Mitchell, G.J., Copplestone, C. (1990). Applying Parse’s Theory to Perioperative Nursing.
Parse, R.R. (2012). Parse’s Humanbecoming School of Thought. Pensar Enfermagem Vol.
16 No. 1 1st Semestre de 2012
Tomey, A.m, Alligood, M. R., (2014). Nursing Theory and Their Work. 7th ed. Mosby
Elsevier. USA.
Walker L.O. , Avant K.C., (2011). Strategies for Theory Constructiona in Nursing. 5th ed.
Pearson. USA

18

Anda mungkin juga menyukai