Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

ROLEPLAY
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Falsafah
Dosen Pengampu : Ns. Innez Karunia Mustikarani, M.Kep

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 10

1. Ganestria Laila R
2. Mawar Nunggah W
3. Rika Defiani
4. Titik Purwanti
5. Zolanda Merinsky
S19 D

PEROGRAM SETUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2019/2020
COVER

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan Penulisan

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Dialog Roleplay

B. Lampiran

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep,

atau definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-

gejala atau fenomena-fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara

konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan,

meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah

atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian.

Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984), sebagai usaha untuk

menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori

keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu

lain dan bertujuan untuk menggambarkan,menjelaskan, memperkirakan dan

mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.

Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu objek,

benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi

seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan. Kumpulan beberapa konsep

ke dalam suatu kerangka yang dapat dipahami membentuk suatu model atau

kerangka konsep. Konsep dapat dianalogikan sebagai batu bata dan papan

untuk membangun sebuah rumah dimana rumah yang dibangun diibaratkan

sebagai kerangka konsep.


Macam-Macam Model Teori Menurut Beberapa Ahli Keperawatan

1. Model Konsep dan Teori Keperawatan Florence Nigtingale

Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori

keperawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan

mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia

pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang

sakit yang dikenal teori lingkungannya.

Model konsep Florence Nigtingale memposisikan lingkungan adalah

sebagai focus asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami

seluruh proses penyakit model konsep ini dalam upaya memisahkan antara

profesi keperawatan dan kedokteran. Orientasi pemberian asuhan

keperawatan/tindakan keperawatan lebih di orientasikan pada yang adequate,

dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan

pengobatan semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu

menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan profesi

lain.

2. Model Konsep dan Teori Keperawatan Marta E. Rogers

Model konsep dan teori keperawatan menurut Martha E. Rogers

dikenal dengan nama konsep manusia sebagai unit. Dalam memahami

konsep model dan teori ini, Martha berasumsi bahwa manusia merupakan

satu kesatuan yang utuh, yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda-

beda. Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis, manusia selalu


berinteraksi dengan lingkungan yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi,

serta dalam proses kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu

dengan yang lain dan manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan

tersendiri.

Asumsi tersebut didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara

alamiah yaitu keutuhan manusia dan lingkungan, kemudian system

ketersediaan sebagai satu kesatuan yang utuh serta proses kehidupan

manusia berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri dari:

a. Integritas : Individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan yang

tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi satu dengan yang

lain.

b. Resonansi: Proses kehidupan antara individu dengan lingkungan

berlangsung dengan berirama dengan frekuensi yang bervariasi.

c. Helicy: Terjadinya proses interaksi antara manusia dengan lingkungan

akan terjadi perubahan baik perlahan-lahan maupun berlangsung dengan

cepat.

3. Model Konsep dan Teori Keperawatan Myra Levine

Model konsep Myra Levine memandang klien sebagai makhluk hidup

terintegrasi yang saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap

lingkungannya. Dan intervensi keperawatan adalah suatu aktivitas

konservasi dan konservasi energi adalah bagian yang menjadi pertimbangan.

Kemudian sehat menurut Levine itu dilihat dari sudut pandang konservasi

energi, sedangkan dalam keperawatan terdapat empat konservasi di


antaranya energi klien, struktur integritas, integritas personal dan integritas

social, sehingga pendekatan asuhan keperawatan ditunjukkan pada

pengguanaan sumber-sumber kekuatan klien secara optimal.

4. Virginia Henderson (Teori Henderson)

Virginia henderson memperkenalkan defenition of nursing (defenisi

keperawatan). Defenisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar

belakang pendidikannya.Ia menyatakan bahwa defenisi keperawatan harus

menyertakan prinsip kesetimbangan fisiologis. Henderson sendiri kemudian

mengemukakan sebuah defenisi keperawatan yang ditinjau dari sisi

fungsional. Menurutnya, tugas unik perawat adalah membantu individu,

baik dalam keadaan sakit maupun sehat, melalui upayanya melaksanakan

berbagai aktivitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu

atau proses meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan secara mandiri

oleh individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau

pengetahuan untk itu. Di samping itu, Henderson juga mengembangkan

sebuah model keperawatan yang dikenal dengan “The Activities of

Living”.Model tersebut menjelaskan bahwa tugas perawat adalah membantu

individu dalam meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin. Perawat

menjalankan tugasnya secara mandiri, tidak tergantung pada dokter.Akan

tetapi perawat tetap menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu

mengunjungi pasien.
a. Konsep Utama Teori Henderso

Konsep utama teori Henderson mencakup manusia, keperawatan,

kesehatan,dan lingkungan.

Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan

untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta

bantuan untuk meraih kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar

manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan komponen penanganan

perawatan. Keempat belas kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Bernapas secara normal

2) Makan dan minum dengan cukup

3) Membuang kotoran tubuh

4) Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan

5) Tidur dan istirahat

6) Memilih pakaian yang sesuai

7) Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan

menyesuaikan pakaian dan mengubah lingkungan

8) Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integumen

9) Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai

10) Berkomunikasi dengan orang lain dalam menungkapkan emosi,

kebutuhan, rasa takut, atau pendapat

11) Beribadah sesuai dengan keyakinan

12) Bekerja dengan tata cara yang mengandung prestasi

13) Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi


14) Belajar mengetahui atau memuaskan atau rasa penasaran yang

menuntun pada perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan

fasilitas kesehatan yang tersedia.

Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat

dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan

keluarga, mereka merupakan satu kesatuan (unit).

Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat

dengan klien. Menurut henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam

tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan

sangat mandiri.

a) Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien

b) Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien

c) Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.

Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pengganti di

dalam memenuhi kebutuhan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan,

atau kemampuan pasien yang berkurang.Di sini perawat berfungsi untuk

“melengkapinya”.Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada fase

pemulihan, perawat berperan sebagai penolong untuk menolong atau

membantu pasien mendapatkan kembali kemandiriannya. Kemandirin ini

sifatnya relatif, sebab tidak ada satu pun manusia yang tidak bergantung

pada orang lain. Meskipun demikian, perawat berusaha keras saling

bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien.Sebagai mitra, perawat

dan pasien bersama-sama merumuskan rencana perawatan bagi


pasien.Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien tetap memiliki

kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja, kebutuhan dasar

tersebut dimodifikasi berdasarkan kondisi patologis dan faktor lainnya,

seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status sosial atau budaya, serta

kekuatan fisik dan intelektual.

Kaitannya dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat

bahwa perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter.

Henderson sendiri mempertanyakan filosofi yang membolehkan seorang

dokter memberi perintah kepada pasien atau tenaga kesehatan lainnya.

5. Imogene King (Teori King)

King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan

menggunakan pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang

konstan dengan lingkungan, sehingga King mengemukakan dalam model

konsep interaksi.

Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep

kerjanya yang meliputi adanya system personal, system interpersonal dan

system social yang saling berhubungan satu dengan yang lain.

Menurut King system personal merupakan system terbuka dimana

didalamnya terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran

tubuh, ruang dan waktu dari individu dan lingkungan, kemudian hubungan

interpersonal merupakan suatu hubungan antara perawat dan pasien serta

hubungan social yang mengandung arti bahwa suatu interaksi perawat dan

pasien dalam menegakkan system social, sesuai dengan situasi yang ada.
Melalui dasar sistem tersebut, maka King memandang manusia merupakan

individu yang reaktif yakni bereaksi terhadap situasi, orang dan objek.

Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas dari

masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang

dan sebagai makhluk social manusia akan hidup bersama orang lain yang

akan berinteraksi satu dengan yang lain.

Berdasarkan hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar

yaitu:

a. Informasi kesehatan

b. Pencegah penyakit

c. Kebutuhan terhadap perawat ketika sakit

6. Dorothe E. Orem (Teori Orem)

Pandangan Teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan

ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan

keperewatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep

keperawatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori self care diantaranya :

1) Perawatan Diri Sendiri (self care)

Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi :

pertama, self care itu sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari

individu serta dilaksanakan oleh individu itun sendiri dalam memenuhi

serta mempertahankan kehidupan, keshatan serta kesejahteraan


Kedua, self care agency, merupakan suatu kemampuan inidividu dalam

melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia,

perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.

Ketiga, adanya tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri

yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu

untuk perawatn diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam

tindakan yang tepat ; keempat, kebutuhan self care merupakan suatu

tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang

bersifat universal dan berhubungan dengan prises kehidupan manusia

serta dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh, self care yang bersifat

universal itu adalah aktivitas sehari-hari (ADL) dengan mengelompokkan

ke dalam kebutuhan dasar manusianya.

2) Self Care Defisit

Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana segala

perencanaan kepereawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan

yang dapat diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan

yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan

penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam

peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas.

3) Teori Sistem Keperawatan

Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan

perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang

didasari pada Orem yang mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan


diri sendiri,kebutuhan pasien dan kemampuan pasien dalam melakukan

perawatan mandiri.

7. Jean Watson (Teori Watson)

Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori

pengetahuan manusia dan merawat manusia.Tolak ukur pandangan Watson ini

didasari pada unsure teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini

memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang

saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk

hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan

kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi

kebutuhan aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial

(kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan

organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk

pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Teori human caring

Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah

“human science and humancare”. Watson percaya bahwa focus utama dalam

keperawatan adalah pada carative factor yang bermula dari perspektif himanistik

yang dikombinasikan dengan dasar poengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, perawat

perlu mengembangkan filososfi humanistic dan system nilai serta seni yang

kuat.Filosofi humanistic dan system nilai ini member fondasi yang kokoh bagi

ilmu keperawatan, sedangkan dasar seni dapat membantu perawat

menbgembangkan vidsi mereka serta nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir

kritis.Pengembangan keterampilan berpikir kritis.Pengembangan keterampilan


berpikir kritis dibutuhkan dalam asuhan keperawatan, namun fokusnya lebih pada

peningkatan kesehatan, bukan pengobatan penyakit.

Asumsi dasar tentang ilmu keperawatan Watson

Beberapa asumsi dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut:

a. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara interpersonal.

b. Asuhan keperawatterlaksana oleh adanya factor carative yang

menghasilkan kepuasan pada kebutuhan manusia.

c. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan

perkembangan individu dan keluarga.

d. Respons asuhan keperawatan tidak ahanya menerima seseorang sebagaimana

mereka sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya nantinya.

e. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan

kemungkinan perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi seseorang

untuk memilih kegiatan yang tebaik bagi dirinya dalam waktu yang telah

ditentukan.

8. Sister Calista Roy (Teori Roy)

Model Adaptasi Roy

ROY berpendapat bahwa ada empat elemen penting dalam model adaptasi

keperawatan, yakni keperawatan, tenaga kesehatan, lingkungan, dan sehat.

a. Elemen keperawatan

Keperawatan adalah suatu disiplin ilmu dan ilmu tersebut menjadi landasan

dalam melaksanakan praktik keperawatan (Roy, 1983).


Lebih spesifik Roy (1986) berpendapat bahwa keperawatan sebagai ilmu

dan praktik berperan dalam meningkatkan adaptasi individu dan kelompok

terhadap kesehatan sehingga sikap yang muncul semakin positif.

Keperawatan memberi perbaikan pada manusia sebagai sutu kesatuan yang

utuh untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan dan

berespons terhadap stimulus internal yang mempengaruhi adaptasi.Jika stressor

terjadi dan individu tidak dapat menggunakan “koping” secara efektif maka

individu tersebut memerlukan perawatan.

Tujuan keperawatan adalah meningkatkan interaksi individu dengan

lingkungan, sehingga adaptasi dalam setiap aspek semakin meningkat.Komponen-

komponen adaptasi mencakup fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan

saling ketergantungan.

b. Elemen manusia

Manusia merupakan bagian dari sistem adaptasi, yaitu suatu kumpulan unit

yang saling berhubungan mempunyai masukan, proses kontrol, keluaran dan

umpan balik (Roy, 1986). Proses kontrol adalah mekanisme koping yang

dimanifestasikan dengan adaptasi secara spesifik. Manusia dalam sistem ini

berperan sebagai kognator dan regulator (pengaturan) untuk mempertahankan

adaptasi.

Terdapat empat cara adaptasi, mencakup adaptasi terhadap fungsi fisologis,

konsep diri, fungsi peran dan terhadap kebutuhan saling ketergantungan.


Pada model adaptasi keperawatan, manusia dilihat dari sistem kehidupan

yang terbuka, adaptif, melakukan pertukaran energi dengan zat/benda dan

lingkungan.

Manusia sebagai masukan dalam sistem adaptif, terdiri dari lingkungan

eksternal dan internal. Proses kontrol manusia adalah mekanisme koping yakni

sistem regulator dan kognator. Keluaran dari sistem ini dapat berupa respons

adaptif atau respons tidak efektif.

c. Elemen lingkungan

Lingkungan didefenisikan sebagai semua kondisi, keadaan, dan faktor lain yang

mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu atau kelompok.

d. Elemen sehat

Kesehatan didefenisikan sebagai keadaan yang muncul atau proses yang

terjadi pada mahluk hidup dan terintegrasi dalam individu seutuhnya (Roy, 1984).

Proses adaptasi

Proses adaptasi melibatkan seluruh fungsi secara holistik, mencakup semua

interaksi individu dengan lingkungannya dan dibagi menjadi dua proses, seperti

yang berikut.

1) Proses yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan internal dan eksternal.

Perubahan ini merupakan stresor atau stimulus fokal. Apabila stresor atau

stimulus tersebut mendapat dukungan dari faktor-faktor konseptual dan resitual

maka akanmuncul interaksi yang biasa disebut stres. Dengan demikian adaptasi

sangat diperlukan untuk mengatasi stres.


2) Proses mekanisme koping yang dirangsang untuk menghasilkan respons

adaptif atau tidak efektif. Hasil dari proses adaptasi adalah suatu kondisi yang

dapat meningkatkan pencapaian tujuan individu mencakup kelangsungan hidup,

pertumbuhan, reproduksi, dan integritas.

Dan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah tentang teori Dorothe E.

Orem

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah adalah agar mahasiswa dapat mengetahui tentang

teori dan model keperawatan. Sehingga mahasiswa mampu menerapkan teori dan

model keperawatan tersebut dalam profesi maupun kehidupan sehari-hari. Selain

itu, tujuan penulisan makalah ini agar mahasiswa dapat mengembangkan

kreatifitas mereka, dan ini merupakan pembelajaran dan pengetahuan yang

penting dan berguna dalam profesi maupun tindakan profesional.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Dialog Role Play

Tujuan Tugas

Mengaplikasikan teori self care dalam proses keperawatan padapasien di

klinik.

Kasus

Ibu Lala saat ini dirawat di rumah sakit karena habis operasi usus buntu hari

kedua. Saat ini mengeluh nyeri pada luka bekas operasi, dengan skala nyeri 8.

Dari hasil pengkajian didapatkan data luka bekas operasi masih basah,

sepanjang 10cm, tampak bersih, tidak kemerahan, suhu tubuh 370C.

Prolog : Suatu pagi di rumah sakit Ulin Banjarmasin terdapat seorang pasien

bernama Ibu Lala berusia 23 tahun,dirawat dalam rangka pemulihan post

operasi appendiciti.

Tahap Pengkajian

Perawat melakukan kunjungan pada pasien.

Perawat : Selamat pagi Ibu. Perkenalkan saya Perawat Fitri dan ini rekan

saya Perawat Deni.

Benar dengan Ibu Lala usia 23th?

Pasien : (Mengangguk)

Perawat : Bagaimana Ibu perasaannya pagi ini? Kok kelihatannya

masih pucat, semalam tidurnya nyenyak atau tidak bu?


Pasien : Saya merasa bekas oprasinya itu nyeri mba, tidak nyaman

rasanya, saya itu merasagelisah sekali mba jadi ya tidurnya tidak nyenyak mba,

sebentar-sebentar terbangun.

Perawat : Aduh pantas mukanya tampak lesu sekali.

Hari ini bu, saya dan rekan-rekan perawat shift pagi akan membantu merawat

bapak sampai jam 2 siang nanti.

Nah bu, seperti yang telah kita sepakati sebelumnya pagi ini saya akan

meminta waktu ibu sebentar partner saya akan memeriksa sekitar 10 menit saja

untuk mengumpulkan data kondisi kesehatan ibu dengan menanyakan beberapa

pertanyaan dan melakukan beberapa pemeriksaan ringan.

Ibu sudah siap? Posisinya sekarang sudah nyaman atau belum bu?

Pasien : Iya mba saya sudah siap, sudah nyaman juga kok mba.

Perawat : Agar lebih cepat saya mulai sekarang ya bu.

Ibu merasa sulit untuk bernafas atau tidak?

Pasien : Iya mba, saya itu merasa sesak nafas.

Perawat : Merasa sesak nafasnya terus menerus atau hanya sesekali bu?

Pasien : Sesekali sih mba kadang sesak mba kadang ya lega napasnya

(Sembari bertanya perawat memeriksa RR pasien untuk memvalidasi

pernyataan pasien)

Perawat : Ibu sejak semalam sudah minum berapa banyak ?

Suami Pasien : Ini mba habis 4 gelas ini mba (menunjukkan sebuah gelas)

Perawat : Lalu Ibu tadi sarapannya dihabiskan atau tidak?

Suami Pasien : Ini mba cuma dimakan 3 sendok saja.


Perawat : Aduh kok makannya cuma sedikit, ditambah ya Bu makannya

supaya tidak lemas. Sedikit-sedikit saja makannya tidak apa-apa tapi sering ya.

Lalu tadi sayurnya dimakan apa tidak?

Suami Pasien : Dimakan kok mba, dihabiskan malahan, cuma Ibu ini makan

nasinya itu lho mba yang susah.

Perawat : Oh bagus sekali sayurnya dihabiskan nanti siang nasinya juga di

habiskan ya bu.

Pasien : (tersenyum dan mengangguk)

Perawat : Ibu muntah atau tidak? Ada rasa mual?

Istri Pasien : Muntah tidak mba, mual juga tidak.

Perawat : Sejak semalam Ibu sudah BAB belum?

Pasien : Sudah mba.

Perawat : Berapa kali bu? BAB-nya lancar atau tidak? Banyak atau

sedikit?

Suami Pasien : Satu kali, Lancar mba.

Pasien : Seperti biasa mba BAB-nya seperti sebelum sakit.

Perawat : Lalu untuk BAK-nya? Sejak semalam sudah BAK berapa kali?

Suami Pasien : Pipisnya sudah tiga kali mba.

Perawat : Pipisnya banyak atau tidak? Apa ibu memperhatikan warna

urine Ibu?

Suami Pasien : Pipisnya ya segini ini lho mba, warnanya kuning pekat mba

(menunjukkan pispot yang berisi urine pasien)


Perawat : Ini ibu kurang minum bu, minumnya ditambah ya bu sedikit-

sedikit saja kalau tidak bisa banyak yang penting sering.

Suami pasien : Iya mba.

Tu bu dengar kata mbarnya, ibu minumnya harus dibanyakin.

Pasien : (tersenyum simpul)

Perawat : Lalu apakah ada keluhan lain bu soal BAB dan BAK-nya?

Pasien : Setelah operasi mba saya merasakan sakit tiap pipis

Perawat : Sakitnya seperti apa ya bu?

Pasien : Seperti terbakar gitu mba rasanya saat pipis

Perawat : Ada lagi yang lain bu?

Pasien : Itu mba saya masih belum bisa kentut semenjak operasi

Perawat : Untuk luka operasinya sendiri bagaimana bu? Ada keluhan?

Pasien : Rasanya itu mba sakit sekali perut saya yang bagian di operasi

itu lho mba yang sakit sekali.

Perawat : Sakitnya itu seperti apa ya bu?

Pasien : Nyeri gitu mba rasanya.

Perawat : Permisi ya bu, saya lihat ya bu luka operasinya.

(Perawat melihat luka operasi pasien dan mendapati luka masih basah namun

tidak kemerahan dan luka operasi tersebut bersih)

Perawat : Bu ini bekas operasinya bagus kok, lukanya bersih juga

tidak kemerahan. Hanya belum kering saja.

Pasien : Memang lukanya memang keringnya lama ya mba?


Perawat : Ya semuanya tergantung kondisi ibu juga, kalau kondisi ibu

stabil luka bekas operasinya juga aka cepat kering.

Nah ibu, apakah ibu merasakan gangguan istirahat dan aktivitas?

Pasien : Kalau istirahat ya terganggu mba, kan saya merasa nyeri jadi

tidak bisa nyenyak tidurnya.

Perawat : Lalu untuk aktifitasnya sendiri bu? Ibu sudah bisa duduk?

Pasien : Belum mba, tiduran saja sakit.

Perawat : Oh begitu ya, jadi ibu masih memerlukan bantuan untuk

melakukan aktivitas yang ringan?

Pasien : Iya mba, badan saya masih lemas, apa-apa perlu dibantu. Tapi

kalau hanya menggerakkan tangan dan kaki saya masih bisa kok mba.

Perawat : Kok hanya Bapak yang nungguin bu?

Suami pasien : Anak-anak kan sekolah mba, tapi nanti adiknya bapak akan

gantikan saya jaga ibu soalnya saya mau bereskan pekerjaan dirumah. Tidak

enak juga mba nitip anak-anak ke tetangga lama-lama.

Perawat : Oh begitu ya, tu Ibu kasihan anak-anaknya ditinggal dirumah,

ibu banyak istirahat dan makan ya dan jangan banyak bergerak dulu supaya

lekas pulih kondisinya. Jadi dapat segera berkumpul dengan anak-anak.

Pasien : Iya mba saya juga tidak mau lama-lama di rumah sakit.

Perawat : Nah ibu saya sudah selesai, ada keluhan lain yang ingin ibu

sampaikan atau barangkali ada yang ingin ditanyakan?

Suami pasien : Ini mba badan istri saya kok rasanya panas ya mba?

Pasien : Iya mba saya merasa panas badan saya


Perawat : Saya ukur suhunya dan sekalian tensinya ya bu (perawat

melakukan validasi pernyataan pasien dengan mengukur suhu tubuh dan

tensi pasien)

Suami pasien : Bagaimana mba suhu badan istri saya berapa?Tensinya

berapa?

Perawat : Suhunya normal kok 370 Cs dan tekanan darahnya juga normal

120/80mmhg.

Baik ibu, saya sudah mendapatkan data yang saya butuhkan. Jadi ibu merasa

luka operasinya nyeri dan lukanya juga masih basah, ibu juga terkadang merasa

sesak nafas ya bu, makannya hanya tiga sendok, minumnya sudah empat gelas,

BAB-nya seperti biasa, sejak selesai opersi sampai saat ini belum kentut ya,

BAK-nya sudah tiga kali warna urinenya kuning pekat dan ibu merasakan sakit

saat kencing, lalu untuk melakukan aktivitas ringan masih memerlukan

bantuan dan tidurnya belum bisa nyaman ya bu.

Pasien : Iya mba benar

Perawat : Nah ibu sudah bagus sekali ibu mau makan pagi ini meskipun

belum dihabiskan dan ibu juga sudah banyak minum sejak semalam tapi nanti

siang makannya dihabiskan ya bu dan minumnya ditambah lagi.

Pasien : Iya baik mba

Perawat : Baik ibu, cukup sekian dari saya, setelah ini akan ada perawat

lagi yang akan kemari, mungkin saya atau rekan perawat yang lainnya untuk

menyampaikan diagnosa keperawatan dari gangguan kesehatan yang ibu alami.

Ibu silahkan dilanjutkan istirahatnya, terima kasih atas waktunya, kalau perlu
bantuan silahkan pencet belnya kami siap membantu ibu, saya permisi dulu ya

pak, bu (berpamitan).

Tahap Diagnosa

Perawat : Selamat pagi Ibu. Perkenalkan saya Perawat Dayah.

Benar dengan Ibu Lala berumur 23 tahun? Saya lihat gelangnya ya Bu.

Istri Pasien : Iya suster benar

Pasien : (Mengangguk)

Perawat : Bagaimana Bu perasaannya pagi ini? Kok kelihatannya

masih pucat?

Pasien : Saya merasa bekas operasinya itu nyeri Sus, tidak nyaman

rasanya, saya itu merasa gelisah sekali sus jadi ya tidurnya tidak nyenyak sus,

sebentar-sebentar terbangun.

Perawat : Aduh pantas saja wajahnya belum cerah.

Hari ini Bu, saya dan rekan-rekan perawat shift pagi akan membantu merawat

ibu sampai jam 2 siang nanti.

Nah Bu, seperti yang telah disampaikan perawat sebelumnya akan ada perawat

lagi yang akan kemari ya Bu untuk menyampaikan diagnosa keperawatan

mengenai gangguan kesehatan yang Ibu alami saat ini.

Ibu sudah siap menerima penjelasan dari saya? Posisinya sekarang sudah

nyaman atau belum bu?

Pasien : Iya suster silahkan saya sudah siap, posisi saya sudah enak kok

sus.
Perawat : Ibu, berdasarkan data yang telah kami peroleh dan telah kami

kaji kami mendiagnosa ibu mengalami nyeri akut berhubungan dengan agens

cedera atau nyeri yang ibu rasakan disebabkan operasi usus buntu yang baru

saja dijalani. Ibu juga beresiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh

primer yang tidak adekuat atauibu ada resiko infeksi karena kekebalan tubuh

ibu menurun. Tapi ibu tidak perlu khawatir infeksi itu hanya resiko dan kami

disini berupaya mencegah resiko tersebut dengan sebaik-baiknya.

Perawat : Nah ibu saya sudah selesai menyampaikan diagnosa

keperawatan, ada keluhan yang ingin ibu sampaikan atau barangkali ada yang

ingin ditanyakan?Atau ada penjelasan saya yang kurang jelas?

Pasien : Tidak suster, saya sudah mengerti.

Perawat : Baik ibu, cukup sekian dari saya, setelah ini akan ada perawat

lagi yang akan kemari, mungkin saya atau rekan perawat yang lainnya untuk

menyampaikan rencana tindakan keperawatan yang akan bapak terima selama

dirawat disini. Ibu silahkan dilanjutkan istirahatnya, terima kasih atas

waktunya, kalau perlu bantuan silahkan pencet belnya, saya permisi dulu ya

pak, bu (berpamitan).

Tahap Intervensi

Perawat : Selamat pagi bapak. Perkenalkan saya suster Nurfa.

Benar dengan Ibu Lala 23 thn? Saya lihat gelangnya ya pak.

Pasien : (Mengangguk)

Perawat : Bagaimana bu perasaannya pagi ini? Kok kelihatannya kurang

semangat?
Pasien : Ini sus saya merasa bekas oprasinya itu nyeri sus, tidak nyaman

rasanya, saya itu merasa gelisah sekali sus jadi saya tidak bisa nyaman

beristirahat.

Perawat : Aduh pantas mukanya tampak lesu sekali.

Hari ini bu, saya dan rekan-rekan perawat shift pagi akan membantu merawat

ibu sampai jam 2 siang nanti.

Seperti yang telah disampaikan perawat sebelumnya akan ada perawat lagi

yang akan kemari ya bu untuk menyampaikan rencana tindakan keperawatan

yang akan ibu terima selama menjalani perawatan disini.

Nah, ibu sudah siap? Posisinya sekarang sudah nyaman atau belum bu?

Pasien : Iya suster saya sudah siap, sudah nyaman juga kok sus

posisinya.

Perawat : Tadi kan ibu sudah diberitahu gangguan kesehatan yang ibu

alami. Kami sudah berkolaborasi dengan Dokter dan ibu mendapat terapi obat.

Ada obat analgesic untuk diminum dan ada antibiotik yang suntikkan..Obat ini

berfungsi agar nyeri yang bapak rasakan berkurang serta mencegah infeksi

lebih lanjut.Kami juga akan membersihkan luka operasi ibu secara berkala.

Untuk antibiotiknya sendiri harganya cukup mahal jadi kami minta persetujuan

dulu dan perlu tanda tangan dari pihak keluarga jika setuju.

Suami Pasien : Memang harga antibiotiknya berapa ya sus?

Perawat : Harganya Rp 200.000,00 tiap suntikan dan satu hari bapak akan

disuntik 2 kali jadi untuk antibiotiknya saja sehari biayanya Rp 400.000,00.

Suami Pasien : Gimana bu, mau tidak?


Pasien : Mau lah bu, Ibu inign cepat sembuh.

Suami Pasien : Baik sus, saya akan menandatanganinya.

Perawat : Silahkan bu tanda tangan disini.

Nah ibu saya sudah selesai menyampaikan rencana tindakan keperawatan yang

akan ibu terima selama menjalani perawatan disini supaya bapak lekas sembuh,

bagaimana ibu sudah jelas atau belum? Perlu saya ulang ibu penjelasannya?

Pasien : Sudah cukup sus saya sudah jelas.

Perawat : Baik ibu, cukup sekian dari saya, setelah ini akan ada perawat

lagi yang akan kemari, mungkin saya atau rekan perawat yang lainnya untuk

melaksanakan rencana tindakan keperawatan yangbaru saja saya jelaskan

kepada ibu. Ibu silahkan dilanjutkan istirahatnya, jika perlu bantuan silahkan

pencet bel ya bu. Terimakasih atas waktunya, saya permisi dulu ya bu, pak

(berpamitan).

Tahap Implementasi

Perawat : Selamat pagi ibu . Perkenalkan saya suster Munica Surtiono.

Benar dengan ibu Lala berumur 23 tahun? Saya lihat gelangnya ya bu.

Pasien : (Mengangguk)

Perawat : Bagaimana bu perasaannya pagi ini? Sudah merasa baikan atau

belum?

Pasien : Belum sus saya masih merasa bekas oprasinya itu nyeri sus,

tidak nyaman rasanya, saya itu merasa gelisah sekali sus jadi ya tidurnya tidak

nyenyak sus, sebentar-sebentar terbangun.

Perawat : Jadi nyerinya masih terasa sekali ya bu?


Pasien : Iya suster.

Perawat : Nah bu, seperti yang telah disampaikan perawat sebelumnya

akan lagi yang akan kemari ya bu untuk melaksanakan tindakan keperawatan

yang tadi sudah dijelaskan. Nah, ibu sudah siap?

Pasien : Iya suster saya sudah siap.

Perawat : Permisi bu saya bersihkan dulu ya luka operasinya. (perawat

membersihkan luka bekas operasi pasien).Nah ibu ini obatnya yang untuk

diminimun, bisa minum obatnya sendiri kan ibu?

Suami Pasien : Biar saya saja sus yang bantu minumkan.

Pasien : Tidak usah pak, ibu bisa kok minum obatnya sendiri

Perawat : Iya bu memang sebaiknya obatnya diminum sendiri, sekalian

ibu latihan bergerak sedikit-sedikit. Saya suntikkan ya antibiotiknya.

(pasien meminumobat dan perawat menyuntikan antibiotik)

Perawat : Baik ibu, saya sudah selesai melaksanakan tindakan

keperawatan untuk ibu.

Mungkin ada yang ingin ditanyakan? Atau ada keluhan yang ingin

disampaikan?

Pasien : Tidak sus terimakasih saya mau istirahat sus ngantuk rasanya

habis minum obat.

Perawat : Iya bu memang seharusnya ibu banyak istirahat supaya lekas

sembuh. Baik ibu, cukup sekian dari saya, setelah ini akan ada perawat lagi

yang akan kemari, mungkin saya atau rekan perawat yang lainnya untuk

melakukan evaluasi kondisi kesehatan ibu dari pagi sampai siang ini setelah
mendapatkan serangkaian asuhan keperawatan dari kami. ibu silahkan

dilanjutkan istirahatnya, terima kasih atas waktunya, jika perlu bantuan

silahkan pencet belnya ya, saya permisi dulu bu, pak (berpamitan).

Tahap Evaluasi

Perawat : Selamat siang bapak. Perkenalkan saya perawat Ifdy dan ini

rekan saya suster Ayu.

Benar dengan Ibu Lala 23thn ? Saya lihat gelangnya ya bu.

Pasien : (Mengangguk)

Perawat : Bagaimana bu perasaannya siang ini?

Pasien : Sudah lebih baik mas dari pada pagi tadi.

Perawat : Aduh pantas mukanya sudah lebih cerah.

Nah bu, seperti yang telah disampaikan perawat sebelumnya akan ada perawat

lagi yang akan kemari ya bu untuk melihat kondisi ibu setelah mendapatkan

serangkaian tindakan keperawatan dari kami dari pagi tadi sampai siang

ini.Nah saya akan menanyakan beberapa pertanyaan dan melakukan beberapa

pemeriksaan ringan.Nah, ibu sudah siap? Posisinya sekarang sudah nyaman

atau belum ibu?

Pasien : Iya mas saya sudah siap

Perawat : Apakah sudah merasa baikan atau masih merasakan nyeri di

luka bekas operasinya?

Pasien : Sudah lebih baik mas, ya masih nyeri tapi nyerinya tidak terus

menerus seperti pagi tadi.


(Perawat melihat luka operasi pasien dan mendapati luka mulai kering, tidak

kemerahan dan luka operasi tersebut bersih)

Perawat : ibu ini bekas operasinya bagus kok, lukanya bersih juga

tidak kemerahan dan sudah mulai kering.

Ibu masih merasa sesak napas bu ?

Pasien : Sudah tidak mas, tidak sama sekali.

(Sembari bertanya perawat memeriksa RR pasien untuk memvalidasi

pernyataan pasien)

Perawat : ibu sejak pagi sampai siang ini sudah minum berapa banyak ?

Suami Pasien : Ini mas habis 2 botol air mineral.

Perawat : Lalu ibu makan siangnya dihabiskan atau tidak?

Suami Pasien : Dihabiskan mas semuanya.

Perawat : Oh bagus sekali ibu nafsu makannya sudah kembali

Pasien : (tersenyum dan mengangguk).

Perawat : Ibu muntah atau tidak? Ada rasa mual?

Suami Pasien : Muntah tidak mas, mual juga tidak.

Perawat : Dari tadi pagi ibu sudah BAB belum?

Pasien : Belum mas.

Perawat : Lalu untuk BAK-nya? Dari pagi tadi sudah BAK berapa kali?

Suami Pasien : Sudah 2 kali mas.

Perawat : Pipisnya banyak atau tidak? Apa Bapak memperhatikan warna

urine ibu ?
Pasien : Pipisnya seperti biasa mas warnanya juga seperti bisa sebelum

sakit.

Perawat : Lalu apakah ibu sudah bisa kentut?

Pasien : Sudah sus, perut saya rasanya lega sekali.

Perawat : Lalu kencingnya masih sakit bu?

Pasien : Sudah tidak kok mass.

Perawat : Nah ibu, apakah ibu masih merasakan gangguan istirahat dan

aktivitas?

Pasien : Kalau istirahat saya sudah mulai bisa nyenyak tidurnya mas, kan

nyerinya sudah banyak berkurang.

Perawat : Lalu untuk aktifitasnya sendiri bu ?

Pasien : Saya tadi sempat duduk sebentar mas dan rasanya badan saya

sudah mulai enak untuk digerakan.

Perawat : Sudah mulai bisa duduk ya, nah selanjutnya ibu berlatih untuk

bangun dari tempat tidur ya. Sekarangsaya ukur suhunya dan sekalian tensinya

ya bu . Suhunya normal 370 C dan tekanan darahnya juga normal

120/80mmHg.

Baik ibu, saya sudah mendapatkan data yang saya butuhkan. Jadi ibu merasa

nyeri luka operasinya sudah berkurang ya, ibu juga sudah tidak sesak nafas,

makan siangnya dihabiskan, minumnya juga banyak, ibu belum BAB tapi

sudah bisa kentut ya bu, BAK-nya dua kali warna urinenya jernih seperti

sebelum sakit dan ibu sudah tidak merasakan sakit saat kencing, lalu ibu sudah

bisa duduk dan tidurnya sudah mulai nyenyak ya bu.


Pasien : Iya mas benar

Perawat : ibu sudah mengalami kemajuan yang cukup baik dibandingkan

kondisi ibu pagi tadi. Dipertahankan ya bu, juga berlatih bergerak sedikit-

sedikit ya bu supaya kondisinya lekas pulih sepenuhnya.

Pasien : Iya mas baik

Perawat :Baik ibu, cukup sekian dari saya, setelah ini ibu akan dibantu

rekan-rekan perawat shift siang untuk melakukan pengecekan kondisi

kesehatan ibu secara berkala, sekalian saya dan rekan-rekan perawat shift pagi

mohon pamit. Jika ibu butuh bantuan silahkan pencet bel. Silahkan dilanjutkan

istirahatnya, terima kasih atas waktunya, saya permisi dulu ya bu,

(berpamitan).

B. Lampiran

Form Pengkajian Pasien

I. Identitas Pasien

No RM : 9989/10122013/P

Nama : Laila Noor Fitriana

Usia : 23 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tgl Lahir : Banjarmasin, 01 Februari 1992

Alamat : Jl. Ahmad Yani No. 40, Banjarbaru

No Telp : 085389833793

Pendidikan : Sarjana Ekonomi


Agama : Islam

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Status Perkawinan : Sudah Kawin

II. Identitas Penanggung Jawab

Nama : M. Rizwan Luthfi

Alamat : Jl. Ahmad Yani No. 40, Banjarbaru

No Telp : 0821988998999

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Hubungandengan Pasien : Suami

III. Pengkajian (Senin 6 Oktober 2019 pukul 08.00 WITA)

a. Oksigen

*Pasien menyatakan terkadang merasa sesak napas.

Pemeriksaan RR pasien 18x/menit.

1. Cairan

*Pasien menyatakan badannya panas.

Pemeriksaan suhu tubuh 370C.

Pasien minum 4 gelas air.

1. Nutrisi / Makanan

Pasien makan 3 sendok nasi dari porsi makan yang disediakan RS.

Pasien tidak merasa mual dan tidak muntah.


1. Eliminasi Febal / BAB

*Pasien menyatakan sudah 1x BAB dan BAB normal seperti sebelum sakit.

*Pasien menyatakan belum bisa buang gas sejak setelah operasi.

1. Eliminasi Urine / BAK

*Pasien menyatakan sudah 3x BAK dan merasa sakit seperti terbakar saat

BAK.

Urine pasien berwarna kuning sedikit pekat.

1. Akifitas

*Pasien menyatakan badannya masih lemas dan memerlukan bantuan untuk

melakukan aktivitas bahkan aktifitas ringan dan pasien belum dapat duduk.

1. Istirahat

*Pasien menyatakan belum dapat beristirahat dengan nyaman dan belum dapat

tidur dengan nyenyak.

1. Seksualitas

*Pasien menyatakan memiliki dua orang anak

1. Privasi dan Interaksi Sosial

*Pasien menyatakan berhubungan baik dengan orang-orang disekitarnya

1. Pencegahan Resiko

*Pasie menyatakan jarang bergerak setelah operasi

1. Promosi kesehatan

Pasien disarankan untuk lebih banyak beristirahat dan makan.


IV. Pemeriksaan Fisik

Luka post operasi appendictomi masih basah, tidak kemerahan dan bersih.

RR 18x/menit

Suhu tubuh 370C.

Tekanan darah 120/80mmHg.

Nadi 78x/menit.

V. Diagnosa Keperawatan

A. Nyeri Akut berhubungan dengan agens cedera.

B. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang tidak

adekuat.

VI. Intervensi

A. Lakukan kalaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi obat.

B. Lakukan manajemen nyeri.

C. Lakukan pencegahan resiko infeksi.

D. Lakukan pemeriksaan TTV tiap 4jam.

Terapi Obat

1. Analgesik (oral) 125mg 3kali/hari setelah makan.

2. Antibiotik (rectal injeksi) 50cc 2kali/hari.

VII. Implementasi

A. Berikan terapi obat analgesik (oral) 125mg 3kali/hari setelah makan. Dan

antibiotik (rectal injeksi) 50cc 2kali/hari.


B. Beri posisi nyaman pada pasien.

C. Periksa dan bersihkan luka post operasi apendictomi 2kali/hari.

D. Periksa TTV pasien tiap 4jam

VIII. Evaluasi (Jumat 13 Desember 2013 pukul 13.30 WIB)

Oksigen

*Pasien menyatakan sudah tidak sesak napas.

Pemeriksaan RR pasien 18x/menit.

1. Cairan

Pasien minum 2 botol air mineral

1. Nutrisi / Makanan

Pasien menghabiskan makanan yang disediakan RS.

*Pasien tidak merasa mual dan tidak muntah.

1. Eliminasi Febal / BAB

*Pasien menyatakan belum BAB sejak pagi.

*Pasien menyatakan sudah bisa buang gas dan perutnya terasa lega.

1. Eliminasi Urine / BAK

*Pasien menyatakan sudah 2x BAK dan sudah tidak merasa sakit saat BAK.

*Pasien menyatakan banyak dan warna urine seperti saat sebelum sakit.

1. Akifitas

*Pasien menyatakan sudah dapat duduk sebentar, badannya terasa lebih enak

saat bergerak.

1. Istirahat
*Pasien menyatakan dapat beristirahat dengan nyaman dan dapat tidur dengan

nyenyak.

1. Seksualitas

*Pasien menyatakan memiliki dua orang anak

1. Privasi dan Interaksi Sosial

*Pasien menyatakan berhubungan baik dengan orang-orang disekitarnya

1. Pencegahan Resiko

*Pasie menyatakan jarang bergerak setelah operasi

1. Promosi kesehatan

Pasien disarankan untuk mulai belajar turun dari tempat tidur

Pasien termasuk dalam katagori partial care dan mambutuhkan Partly

Compensatory Nursing System.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori Orem sangat mungkin dikembangkan karena masalah keperawatan

semakin kompleks dan bantuan keperawatan sangat dibutuhkan, sehingga klien

diharapkan tidak selalu bergantung pada perawat dalam self care. Terutama dalam

proses keperawatan teori Orem sangat berperan penting dalam membantu pasien

untuk membawa pada pada perawatan mandiri untuk diri pasien sehingga tidak

selalu bergantung pada perawat. Selain itu proses keperawatan yang berlandaskan

pada teori Orem akan mempermudan pasien untuk selanjunya mempertahankan

kesehatannya karena mendapatkan pendidikan pula dari perawat.

B. Saran

Berhati-hatilah dalam melalukan tindakan keperawatan, karena sekecil

apapun yang kita lakukan kalau tindakan tersebut salah maka akan membawa

dampak yang besar.


DAFTAR PUSTAKA

Peggy, Chinn, dkk. 1987. Theory and Nursing. St. Louis: The C.V. Mosby Company.

Fitzpatrick, JJ dan Whall. 1989. Conceptual Models of Nursing: Analysis and

Application. California: Appleton & Lange.

George, JB. 1995. Nursing Theories: The Base for Professional Nursing Practice.

California: Appleton & Lange.

Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Konsep dan Praktek. Jakarta:

Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai