OLEH:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha Esa, atas limpahan rahmatnya
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan suatu apapun.
Ucapkan terima kasih kami sampaikan kepada ibu dina putri sebagai dosen pengampu mata
kuliah falsafah dan teori keperawatan yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari
itu penyusun sangat mengharapkan keritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
BAB I
PENDAHULUAN
JEAN WATSON
WATSON (1988) dan George (1990) mendefinisikan caring lebih
Dari sebuah exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual,
baginya caring adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi
bila dimensi spritualnya meningkat ditujukan dengan penerimaan diri, tingkat
kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuititf.
“Theory of Human Caring” (Watson),
Mempertegas jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi
dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai
manusia yang mempengaruhi kesanggupaan pasien untuk sembuh.
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan Human
Caring Theory. Tolak ukur pandangan Watson ini di sadari pada unsur teori
kemanusiaan. Jean Watson, 1985 ( dalam B. Talento, 1995 ) membagi
kebutuhan dasar manusia dalam dua peringkat utama, yaitu kebutuhan yang
tingkatnya lebih rendah (lower order needs) dan kebutuhan yang tingkatnya
lebih tinggi (higher order needs).
BAB II
PEMBAHASAN
Caring adalah salah satu bentuk perilaku yang ditunjukkan olehperawat dalam melaksanakan
pelayanan asuhan keperawatan.
Curing menurut Watson (1979),ada sepuluh faktor dalam unsur-unsur karatif, yaitu: niali-
nilai humanistik-altruistik, menanamkansemangat dan harapan,menumbuhkan kepekaan terhadap
diri dan oranglain,mengembangkan sikap saling tolong-menolong,mendorong danmenerima
pengalaman ataupun perasaan baik atau buruk,mampumemecahkan masalah,dan mandiri dalam
pengambilan keputusan,prinsipbelajar mengajar,mendorong,melindungi dan memperbaiki
kondisi baikfisik,mental,sosiokultural dan spiritual,memenuhi kebutuhan dasar
Watson merumuskan tiga factor karatif yang menjadi filosofi dasar dari konsep caring. Tiga
factor karatif tersebut adalah : penmbentukan system nilai humanistik dan alirustik, memberikan
harapan dan kepercayaan, serta menumbuhkan sensifitas terhadap diri sndiri dan orang lain.
BAB III
KONSEP CARING DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1. KEHADIRAN
Kehadiran adalah suatu pertemuan antara sesorang dengan sesorang lainya
yang merupakan sarana untuk mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat
caring. Menurut fredriksson (1999), kehadiran berati “ada di” dan “ada dengan”.
“ada di” berarti kehadiran tidak hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga
komunikasi dan pengertian.
Sedangkan “ada dengan” berarti perawatan selalu bersedia dan ada untuk
klien (Pederson, 1993), melalui kehadiran, kontak mata, bahsa tubuh, nada suara,
mendengarkan serta memiliki sikap positif dan bersemangat yang dilakukan oleh
perawat, akan membentuk suasana keterbukaan dan saling mengerti.
2. SENTUHAN
Sentuhan akan membawa perawat dan klien ke dalam suatu hubungan
sentuhan dapat berupa kontak dan non-kontak. Perawat menggunakan sentuhan
berorientasi tugas saat melakasanakan tugas dan prosedur. Perlakuan yang ramah
dan cekatan ketika melaksanakan prosedur keperawatan akan memberikan rasa
aman.
Sentuhan caring adalah suatu bentuk komunikasi non-verbal yang dapat
mempengarui keamanan dan kenyamanan klien, meningkatkan harga diri, dan
memperbaiki orientasi tentang kenyatan memberikan perhatian dan dukungan,
memgang tangan klien, memberikan pijatan ke punggung klien, mendapatkan klien
dengan hati-hati,atau ikut serta dalam pembicaraan.
Sentuhan perlindungan adalah suatu bentuk sentuhan yang digunakan
untuk melindungi perawat dan/atau klien (fredriksson, 1999), contoh dari
sentuhan perlindungan adalah mencegah terjadinya kecelakan dengan acara
menjaga dan meningkatkan klien agar tidak tejatuh.
3. MENDENGARKAN
Mendengarkan merupakan kunci, sebab hal ini menunjukan perhatian
penuh dan ketertarikan perawat. Mendengarkan termasuk “mengerti” apa yang
klien katakan, dengan memahami dan mengerti maksud klien serta memberikan
respon balik terhadap lawan bicaranya (kemper, 1992), mengerti maksud dari apa
yang klien bicarakan akan menciptakan hubungan yang saling menguntungkan.
4. MEMAHAMI KLIEN
Salah satu proses caring menurut swanson (1991) adalah memahami
klien, memahai klien berati perewat menghindari asumsi, fokus pada klien, dan
ikut serta dalam hubungan caring dengan klien yang memberikan informasi dan
petunjuk untuk dapat berpikir inti suatu proses digunakan oleh perawat dalam
membuat keputusan klinis.
5. Caring DALAM SPRITUAL
Sebut spiritual terjadi ketika individu menemukan keseimbangan antara
nilai-nilai dalam kehidupanya, tujuan, dan kepercayaan dirinya dengan orang lain.
Penelitian-penelitian menunjukan hubungan antara jiwa, daya pikir, dan tubuh,
kepercayaan dan harapan individu mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan fisik
sesorang (potter, 2010;166-170).
Dalam relasi dengan pasien, perawat dapat menjadi lebih menyadari nilai
budaya dan spritualnya sendiri melalui aktifitas klarifikasi nilai budaya proses
relasi tesebut.
6. PERAWAT KELUARGA
Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi
keperawatan sering bergantung pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi
dengan perawat untuk menyampaikan terapi yang dianjurkan menjamin kesehatan
klien dan membantu keluarga untuk aktif dalam proses penyembuhan klien
merupakan tugas penting anggota keluarga.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hubungan teori Jean Watson ini dengan konsep utama keperawatan, yaitu
adanya unsur teori kemanusiaan dalam pandangannya Yanga mengatakan bahwa
manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai ragam
perbedaan.
1. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Jean Watson. 2007.“Watson’s Theory of Human Caring and Subjective Living
Experiences: Carative Factors/Caritas Pricesses As a Disciplinary GuideTo The Professional
Nursing Practice”.