Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KELOMPOK 3

TEORI KEPERAWATAN SUSTER CALISTA ROY

Titis Fatmasari : 221100564

Nurul Ainun Abdullah : 221100592

Emilia Fitri Wulandari : 221100576

Tria Debiani Ate : 221100625

Tia Saputri : 221100599

Triana Pangestuti : 221100611

PROGRAM STUDI S1 ILMUKEPERAWATAN

STIKES YOGYAKARTA

2022
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami
membahas mengenai Konsep Teori dalam Keperawatan menurut Suster Calista
Roy. Penulisan makalah ini merupalan salah satu tugas yang diberikan ibu Dina
Putri Utami Lubis, S.Kep.,Ns.,M.Kep. Dalam mata kuliah falsafah dan teori
keperawatan.

Yogyakarta, 14 September 2022


Penulis

Kelompok 3

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1


DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................. 4
A. Latar belakang .............................................................................................. 4
B. Biografi ........................................................................................................ 5
C. Filosofi ......................................................................................................... 7
BAB II ................................................................................................................... 8
ISI .......................................................................................................................... 8
A. Pola Pengembangan Model Konseptual Calista Roy ..................................... 8
B. Paradigma Keperawatan Sister Calista Roy .................................................. 9
BAB III .................................................................................................................12
PENUTUP ............................................................................................................12
A. Kesimpulan..................................................................................................12

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia selalu dihadapkan dengan berbagai


persoalan yang kompleks, sehingga dituntut untuk melakukan adaptasi. Ketidak
mampuan manusia dalam melakukan adaptasi dengan perubahan yang terjadi akan
memberikan dampak yang negatif bagi kehidupannya salah satu bentuk kegagala
manusia dalam proses adaptasi tehadap perubahan yang ada adalah ketika manusia
jatuh dalam keadaan sakit.

Untuk menghadapi masalah kesehatan yang terjadi maka perawat dituntut


untuk mampu memberikan pelayanan keperawatan yang sesuai degan kebutuhan
pasien. Salah satu model pelayanan keperawatan yang dapat digunakan adalah
model adaptasi Calista Roy, dimana Roy memandang setiap manusia pasti
mempunyai potensi untuk dapat beradaptasi terhadap stimulus baik eksternal
maupun internal.

Teori adaptasi Roy merupakan teori model keperawatan yang menguraikan


bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatannya dengan cara
mempertahankan perilaku adaptif serta mampu merubah perilaku yang inadaptif.
Roy menyatakan jika manusia merupakan sistem yang adaptif. Sehingga makhluk
biopsikososial, dalam memenuhi kebutuhannya, selalu dihadapkan berbagai
persoalan yang kompleks, sehingga dituntut untuk mampu beradaptasi.

3
B. Biografi

Suster Calista Roy adalah seorang biarawati di San Jose de Carondelet. Roy
lahir pada 14 Oktober 1939 di Los Angeles, California. Roy memperoleh gelar
sarjana keperawatan dari Mount Saint Mary's College pada tahun 1963 dan gelar
master dalam keperawatan anak dari University of California, Los Angeles pada
tahun 1966. Angeles. Dalam seminar dengan Dorothy E.
Johnson, Roy diundang untuk mengembangkan model
konsep keperawatan.

Konsep adaptasi mempengaruhi Roy dalam


kerangka konseptual yang ramah keperawatan. Mulailah
dengan pendekatan teori sistem. Roy menambahkan
karya yang sesuai dari Helsen, seorang ahli fisiologi-
psikolog, pada tahun 1966 . Mulailah dengan
membangun pemahaman konsep. Helsen mendefinisikan
respon adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapai tingkat
adaptasi individu. Tingkat adaptasi dibentuk oleh penyajian tiga jenis rangsangan,
antara lain: rangsangan fokal, rangsangan kontekstual, dan rangsangan residual.

Roy menggabungkan teori adaptasi Helson dengan definisi dan pandangan


manusia sebagai sistem adaptif. Selain konsep-konsep tersebut, Roy juga
menekankan nilai “humanisme” dalam model konseptualnya berdasarkan konsep
A.H. Maslow untuk mempelajari keyakinan dan nilai-nilai orang. Menurut Roy,
humanisme dalam keperawatan adalah keyakinan bahwa keterampilan koping
manusia dapat meningkatkan hasil kesehatan.

4
Seiring berkembangnya model, Roy menggunakan karya para ahli lain di
bidang adaptasi, seperti Dohrenwend (1961), Lazarus (1966), Mechanic (1970),
dan Selye (1978).

Selama bertahun-tahun, model ini telah berkembang menjadi kerangka


kerja untuk pendidikan, praktik, dan penelitian keperawatan. Pada tahun 1970,
Model Keperawatan Adaptif diadopsi sebagai dasar kurikulum keperawatan di
Mount Saint Mary's College. Sejak itu, lebih dari 1.500 guru dan siswa telah
didukung untuk memperjelas, menyempurnakan, dan memperluas model tersebut.
Mempekerjakan model empiris juga memainkan peran penting dalam memperjelas
dan menyempurnakan model lebih lanjut.

Sebuah studi penelitian tahun 1971 dan penelitian tahun 1976-1977


menunjukkan beberapa validasi awal dari model adaptasi. Pengembangan model
perawatan adaptif dipengaruhi oleh latar belakang dan pengalaman profesional
Roy. Secara filosofis, Roy percaya pada kemampuan, tujuan, dan nilai bawaan
manusia, dan pengalaman klinisnya telah memupuk kepercayaan ini pada harmoni
tubuh dan pikiran manusia. Keyakinan filosofis Roy paling jelas dalam karya
terbarunya tentang model keperawatan adaptif.

5
C. Filosofi

Filsafat tidak didasarkan pada masalah empiris, tetapi keyakinan dan


pernyataan terkait dengan praktik keperawatan yang mempengaruhi munculnya
model konseptual. Asumsi humanisme dan kejujuran, yang diturunkan dari teori
spiritualitas oleh Swimm dan Berry pada tahun 1992, merupakan sifat filosofis dari
teori ini.

Humanisme menegaskan bahwa orang atau pengalaman manusia penting


bagi pengetahuan dan nilai mereka. Itu bisa menjadi kekuatan kreatif. Kejujuran
menekankan pada keyakinan, nilai, dan makna dalam semua kehidupan manusia.
Selain itu, asumsi teori sistem dan teori tingkat adaptasi digabungkan menjadi satu
hipotesis ilmiah.

Dari teori sistem, sistem adaptif manusia dipandang sebagai hal-hal interaktif
yang bekerja sama sebagai satu kesatuan untuk mencapai tujuan. Sistem adaptif
manusia merupakan suatu hal yang kompleks, melibatkan banyak faktor dan juga
merespon rangsangan lingkungan untuk mencapai adaptasi. Dengan beradaptasi
terhadap rangsangan lingkungan, manusia memiliki kemampuan untuk mengubah
lingkungan.

6
BAB II

ISI

A. Pola Pengembangan Model Konseptual Calista Roy

Suster Calista Roy mengembangkan Model Adaptasi Keperawatan pada


tahun 1966. Model ini banyak digunakan sebagai filosofi dasar dan model
konseptual dalam pendidikan keperawatan. Model adaptasi oleh Roy merupakan
model sistem yang penting dalam keperawatan. Roy menjelaskan bahwa manusia
secara keseluruhan adalah makhluk biopsikososial. Dalam memenuhi kebutuhan
manusia, berbagai masalah yang kompleks selalu muncul. Roy memecahkan
masalah ini dan mengusulkan teori adaptasi. Penggunaan mekanisme koping atau
pertahanan diri yang konsisten dengan kinerja optimal peran dan tugas untuk
menjaga integritas keadaan lingkungan dalam kontinum kesehatan dan penyakit.

Sumber yang mendukung perkembangan teori ini:


Berdasarkan teori adaptasi Helson, yang menyatakan bahwa respon adaptif adalah
fungsi yang terjadi ketika ada stimulus, dan tingkat adaptif stimulus adalah semua
faktor yang menyebabkan respon. Motivasi bisa datang dari lingkungan internal
maupun eksternal. Setelah mengembangkan teorinya, Roy memasukkan teori
tersebut ke dalam praktik keperawatan, penelitian, dan pendidikan keperawatan.

Selain itu, lebih dari 1500 mahasiswa fakultas tempat K. Roy bekerja
berkontribusi pada pengembangan model konseptual C. Roy. Pemerintah Amerika
saat itu sangat mendukung perkembangan teori ini, termasuk menyediakan 100.000
perawat di Amerika Serikat yang siap menggunakan teori ini.

7
B. Paradigma Keperawatan Sister Calista Roy

Empat Elemen utama dari teori Roy adalah : Manusia sebagai penerima
asuhan keperawatan, Konsep lingkungan, Konsep sehat dan Keperawatan. Dimana
antara keempat elemen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain karena
merupakan suatu sistem.

1. Manusia
Manusia merupakan fokus utama yang perlu diperhatikan karena manusialah
yang menjadi penerima asuhan keperawatan, baik itu individu, keluarga, kelompok
maupun masyarakat, yang dipandang sebagai “Holistic Adaptif System”. Dimana
“Holistic Adaptif System “ ini merupakan perpaduan antara konsep sistem dan
konsep adaptasi.
a. Konsep Sistem
Roy memandang manusia sebagai mahluk holistik yang dalam sistem
kehidupannya akan selalu berinteraksi dengan lingkungannya, dimana diantara
keduanya akan terjadi pertukaran informasi, “matter” dan energi. Sistem Roy
memiliki input, output, kontrol, dan umpan balik.
b. Konsep adaptasi
Hasil dari sistem adaptasi ini berupa respon perilaku individu yang dapat
dievaluasi oleh perawat baik secara objektif maupun subjektif. Respon perilaku ini
dapat memberikan umpan balik bagi individu dan lingkungan. Roy
mengklasifikasikan hasil dari sistem adaptif ini sebagai respon adaptif dan respon
maladaptif. Respon adaptif dapat meningkatkan integritas individu, sedangkan
respons maladaptif mungkin tidak mendukung pencapaian tujuan terapi individu.

8
Roy menggunakan istilah mekanisme koping untuk menggambarkan kontrol
terperinci dalam sistem adaptif ini. Beberapa strategi koping bersifat genetik,
seperti B.: WBC (sel darah putih) sebagai pertahanan tubuh terhadap mikroba,
sedangkan strategi kontra lainnya adalah hasil belajar, mis. B) penggunaan
antiseptik untuk membersihkan luka. Roy menyebut mekanisme kontrol ini dengan
istilah "Regulator" dan "Cognator". Pemancar sistem pengaturan adalah sistem
kimia, saraf atau saraf dan endokrin yang secara otomatis dapat merespons
perubahan pada individu. Respon dari sistem kontrol ini dapat memberikan umpan
balik ke sistem Cognator. Proses kontrol kognitif ini erat kaitannya dengan fungsi
otak yang berkaitan dengan fungsi persepsi atau pemrosesan informasi,
pengambilan keputusan dan emosi.
2. Lingkungan
Menurut Roy, motivasi dari orang dan lingkungannya merupakan unsur
lingkungan. Lingkungan, seperti yang didefinisikan oleh Roy, adalah "semua
keadaan, kondisi dan pengaruh di sekitar seseorang yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku individu dan kelompok" (Roy dan Andrews, 1991
dalam Nursing Theory: 260). Dalam hal ini, Roy berpendapat bahwa lingkungan
dapat dirancang untuk meningkatkan kemampuan individu untuk beradaptasi atau
untuk meminimalkan risiko yang dihadapi individu selama perubahan.

9
3. Sehat
Roy mendefinisikan kesehatan sebagai "keadaan dan proses menjadi dan
menjadi pribadi yang utuh dan utuh." Integritas individu dapat diekspresikan
melalui kemampuan mempertahankan, tumbuh, berkembang biak dan “diri”.
Keperawatan berdasarkan model Roy bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
individu dengan meningkatkan respon adaptif.

4. Keperawatan
Seperti dijelaskan di atas, tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan
respons adaptif seseorang dan mengurangi respons tidak efektif orang tersebut
dalam keadaan sakit atau sehat. Peduli, selain untuk meningkatkan kesehatan
dalam segala proses kehidupan, juga bertujuan agar orang meninggal dengan
tenang. Untuk mencapai tujuan ini, perawat harus mampu mengelola stimulus
fokal, kontekstual, dan residual yang ada pada individu, dengan fokus yang lebih
besar pada stimulus fokal, stimulus tertinggi.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Peran perawat yang diharapkan berdasarkan teori Roy. Perawat harus


mampu meningkatkan respon adaptif pasien pada situasi sehat atau sakit. Perawat
dapat mengambil tindakan untuk memanipulasi stimuli fokal, kontextual maupun
residual stimuli dengan melakukan analisa sehingga stimuli berada pada daerah
adaptasi. Perawat harus mampu bertindak untuk mempersiapkan pasien
mengantisipasi perubahan melalui penguatan regulator, cognator dan mekanisme
koping yang lain. Pada situasi sehat, perawat berperan untuk membantu pasien
agar tetap mampu mempertahankan kondisinya sehingga integritasnya akan tetap
terjaga. Misalnya melalui tindakan promotif perawat dapat mengajarkan
bagaimana meningkatkan respon adaptif.

Pada situasi sakit, pasien diajarkan meningkatkan respon adaptifnya akibat


adanya perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal. Misalnya, seseorang
yang mengalami kecacatan akibat amputasi karena kecelakaan. Perawat perlu
mempersiapkan pasien untuk menghadapi realita. Dimana pasien harus mampu
berespon secara adaptif terhadap perubahan yang terjadi didalam dirinya.
Kehilangan salah satu anggota badan bukanlah keadaan yang mudah untuk
diterima. Jika perawat dapat berperan secara maksimal, maka pasien dapat
bertahan dengan melaksanakan fungsi perannya secara optimal.

11

Anda mungkin juga menyukai