Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas


perkenaan-Nyalah sehingga kami kelompok dapat menyelesaikan tugas
makalah Falsafah“ Teori Keperawatan Calista Roy“. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kemajuan dalam makalah kami ini.
Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pembimbing dan pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan pengetahuan,
khususnya dalam mata kuliah Falsafah Dan Teori Keperawatan.

Makassar,24 September 2017

Penyusun

i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 3
B. Tujuan .......................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Profil Sister Calista Roy
B. Konsep Utama Teori ................................................................................... 3
1. Input ..................................................................................................... 4
2. Kontrol .................................................................................................. 6
3. Output ................................................................................................... 6
4. Sistem Adaptasi .................................................................................... 9
C. Konsep Utama (Paradigma) Keperawatan menurut Roy
1. Keperawatan ......................................................................................... 9
2. Manusia .............................................................................................. 13
3. Kesehatan ............................................................................................ 17
4. Lingkungan ............................................................................................
D. Analisa Teori Model Sr. Calista Roy...........................................................
1. Clarity (Kejelasan)................................................................................
2. Simplicity (kesederhanaan)……………………………………….
3. Generality (generalisasi/keumuman)…………………………….
4. Empirical Precision (presisi empiris)
5. Derivable Consequence (konsekuensi yang didapat)………...

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................ 48
B. Saran .......................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai salah satu profesi yang sampai saat ini masih
dianggap profesi yang kurang eksis, kurang profesional, bahkan kurang
menjanjikan dalam hal finansial. Oleh karena itu keperawatan harus bekerja
keras untuk menunjukkan pada dunia luar bahwa keperawatan juga bisa
sejajar dengn profesi-profesi lain.
Keperawatan sebagai profesi memenuhi syarat sebagai profesi keilmuan
karena mempunyai body of knowledge yang jelas. Paradigma keperawatan
dijadikan dasar pembentukkan model konseptual akhirnya memunculkan
teori-teori keperawatan. Teori keperawatan berkembang dan diterapkan
dalam praktek klinik keperawatan, penelitian, dan pendidikan. Salah satu
konseptual model keperawatan yang dimaksud adalah konseptual model dari
Sister Callista Roy tentang Adaptation model.
Teori adaptasi menurut Roy merupakan salah satu teori tentang
bagaimana menerapkan asuhan keperawatan yang berfokus pada
kemampuan adaptasi klien. Teori ini termasuk salah satu teori yang mudah
diaplikasikan sehingga banyak digunakan dalam penerapan asuhan
keperawatan. Teori Calista Roy dalam pelaksanaannya menyentuh hampir
semua aspek kehidupan baik secara fisik, konsep diri, fungsi peran, dan
interdependensi. Calista Roy menganggap klien mempunyai daya adaptasi
dalam mengatasi masalahnya.
Oleh karena itu, kelompok memandang perlu untuk mengetahui dan
mempelajari lebih jauh tentang penerapan model keperawatan yang sesuai
dengan teori Sister Calista Roy diilapangan ataupun rumah sakit, sehingga

iii
dapat diketahui apakah teori Calista Roy dapat diaplikasikan dengan baik
dalam pelayanan keperawatan/ asuhan keperawatan.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan
2. Memberi informasi sekilas tentang profil Calista Roy
3. Memberi tambahan informasi kepada pembaca tentang teori
keperawatan beserta paradigma yang terkandung pada teori Sister
Calista Roy

iv
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Profil Sister Calista Roy


Sistar Calista Roy lahir pada tanggal 14 Oktober 1939 di Los Angeles,
California. Roy menyelesaikan pendidikan Diploma Keperawatan pada
tahun 1963 di Mount Saint Mary’s College, Los Angeles dan
menyelesaikan master keperawatan di California University pada tahun
1966 dan menyelesaikan PhD Sosiologi pada tahun 1977 di University
yang sama. Roy merupakan salah satu tokoh yang mencoba untuk
mengembangkan model konsep keperawatan, dalam hal ini Roy bersama
Dorothy E. Johnson mengembangkan teori yang sudah ada sebelumnya.
Ketika bekerja sebagai perawat anak, Roy melihat suatu perubahan
besar pada anak dan mereka berkemampuan untuk beradaptasi dalam
respon yang lebih besar terhadap perubahan fisik dan psikologis. Roy
mengembangkan dasar konsep keperawatannya pada tahun 1964-1966
dan baru dioprasionalkan pada tahun 1968. Pada saat itu Mount Saint
Mary’s College mengadopsi teori adaptasi sebagai dasar filosofi
kurikulum keperawatannya. Roy menjabat sebagai asisten Professor
pada Departemen Nursing di Mount Saint Mary’s College pada tahun
1982.

B. Konsep Utama Teori


Pada awalanya konsep adaptasi Roy termasuk dalam kerangka
konsep Harry Helson seorang ahli fisiologis-psikologis. Teori adaptasi
Roy menggunakan pendekatan yang dinamis, dimana peran perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan dengan memfasilitasi
kemampuan klien untuk melakukan adaptasi dalam menghadapi

v
perubahan kebutuhan dasarnya. Proses adaptasi Roy memandang
manusia secara holistik yang merupakan satu kesatuan. Roy
menjelaskan bahwa adaptasi merupakan suatu proses dan hasil dimana
pemikiran dan perasaan seseorang sebagai individu atau kelompok yang
sadar bahwa manusia dan lingkungan adalah satu kesatuan atau dengan
kata lain adaptasi merupakan respon positif terhadap perubahan
lingkungan (Roy, 2009).
Menurut Roy sebagai penerima asuhan keperawatan adalah individu,
keluarga, kelompok, masyarakat yang dipandang sebagai “Holistic adaptif
system” dalam segala aspek yang merupakan satu kesatuan. Sistem
adalah satu kesatuan yang dihubungkan karena fungsinya sebagai
kesatuan untuk beberapa tujuan dan adanya saling ketergantungan dari
setaip bagian-bagiannya. Sistem terdiri dari proses input, output,
kontrol,dan umpan balik dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Input
Roy menidentifikasi bahwa input sebagai stimulus, merupakan
kesatuan informasi, bahan bahan atau energy dari lingkungaan yang
dapat menimbulkan respon, dimana dibagi dalam tiga tingkatan yaitu
stimulusfokal, kontekstual dan stimulus residual.
a. Stimulus fokal yaitu suatu respon stimulus yang diberikan
langsung terhadap input yang masuk.
b. Stimulus kontekstual yaiutu semua stimulus lain yang dialami
seseorang baim internal maupun eksternal yang mempengaruhi
sutuasi dan dapat diobservasi, diukur dan secara subyektif
dilaporkan. Rangsangan ini muncul secara bersamaan dimana
dapat menimbulkan respon negative pada stimulus fokal seperti
anemia, isolasi social.
c. Stimulus residual yaitu ciri-ciri tamban yang ada dan relevan
dengan situasi yang ada tetapi sukar untuk diobservasi meliputi

vi
kepercayaan, sikap, sifat individu berkembang sesuai pengalaman
yang lalu, hal ini memberi proses belajar untuk toleransi.
2. Kontrol
Proses kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk mekanisme
koping yang digunakan. Mekanisme control ini dibagi atas regulator
dan kognator yang merupakan subsistem.
a. Subsistem regulator
Mempunyai komponen-komponen: input-proses dan output. Input
syimulus berupa internal atau eksternal. Transmitter regulator
system adalah kimia, neural atau endokri. Reflex otonom adalah
respon neural dan brain system dan spinal cord yang diteruskan
sebagai perilaku output dari regulator system. Banyak proses
fisiologis yang dapat dinilai sebagai perilaku regulator subsistem.
b. Subsistem kognator
Kognator kontrol proses berhubungan dengan fungsi otak dalam
memproses informasi, penilaian dan emosi. Emosi adalah proses
pertahanan untuk mencari keringanan, mempergunakan penilaian
dan kasih sayang.
3. Output
Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapat diamati,
diukur, atau secara subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam
maupun dari luar. Perilkau ini merupakan umpan balik untuk sistem.
Roy memperkenalkan konsep ilmu keperawatan yang unik yaitu
mekanisme control yang disebut regulator dan kognator dan
mekanisme tersebut merupakan bagian subsistem adaptis.

vii
4. Sistem adaptasi
Sistem adaptasi memliki empat mode adaptasi diantaranya:
a. Mode adaptasi fisiologis
Mode ini berhubungan dengan proses fisik dan kimiawi yang
berhungan dengan fungsi dan aktivitas kehidupan (Tomey &
Aligood, 2010).
Ada lima kebutuhan yang berhungan dengan kebutuhan dasar dari
mode fisiologi yaitu:
1) Oksigenasi yang merupakan kebutuhan tubuh untuk
memperoleh oksigen dan proses dasar kehidupan yang
meliputi ventilasi, pertukaran gas dan transport gas.
2) Nutrisi yang merupakan kebutuhan yang berhungan dengan
sistem pencernaan seperti ingesti dan asimilasi dari
metabolisme dan makanan, penyimpanan energy, membentuk
jaringan dan regulasi dari proses metabolisme.
3) Eliminasi merupakan proses fisiologis untuk mengekskresikan
pembuangan hasil hasil metabolisme melalui ginjal dan
intestinal.
4) Aktivitas dan istirahat merupakan keseimbangan dalam proses
dasar
5) Eliminasi merupakan proses fisiologis untuk mengekskresikan
pembuangan hasil hasil metabolisme melalui ginjal dan
intestinal.
6) Aktivitas dan istirahat merupakan keseimbangan dalam proses
dasar kehidupan yang mencakup mobilisasi dan tidur yang
memberikan fungsi fisiologis yang optimal drari semua
komponen dan periode perbaikan dan pemulihan.

viii
7) Proteksi merupakan perlindungan pada dua proses kehidupan
dasar yaitu proses pertahanan spesifik dan non spesifik atau
imunitas.
Ada empat proses kompleks yang berkontribusi dalam mode
fisiologi yaitu:
1) Sensasi merupakan proses sensori penglihatan, pendengaran,
sentuhan, rasa, bau yang memungkinkan seseorang
berinteraksi dengan lingkungan. Sesnasi nyeri adalah fokus
partikuler komponen ini.
2) Cairan dan eletrolit, keseimbangan asam basa. Keseimbangan
cairan dan elektrolit serta asam basa adalah proses yang
berhubungan dengan cairan, eletrolit dan asam basa yang
diterima seluler, ekstraseluler dan intertisial serta fungsi
system
3) Fungsi neurologis, hubungan-hubungan neurologis merupakan
bagian integral dari regulator koping mekanisme seseorang,
dan berfungsi untuk mengontrol dan mengkoordinasikan
proses perpindahan, kesadaran dan kognitif dan sebagai
regulasi aktivitas tubuh.
4) Endokrin, aksi endokrin adalah pengeluaran hormone sesuai
dengan fungsi tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai peran
yang signifikan dalam respon stress dan merupakan dari
regulator koping mekanisme.
b. Mode adaptasi konsep diri
Fokus spesifiknya adalah psikologi dan spiritual pada manusia
sebagai sistem. Konsep diri merupakan bentuk dari reasksi
persepsi internal dan persepsi lainnya.

ix
c. Mode fungsi peran
Adalah saatu dari dua mode social dan fokus terhadap peran
seseorang dalam masyarakat. Fungsi peran merupakan proses
penyesuaian yang berhungan dengan bagaimana peran
seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi social dalam
berhubungan dengan orang lain. Peran dibagi menjadi peran
primer, sekunder dan tertier. Peran primer yaitu peran yang
ditentukan oleh jenis kelamin, usia dan tahapan tumbuh kembang.
Peran sekunder yaitu peran yang harus di selesaikan oleh tugas
peran primer. Peran tertier merupakan cara individu menemukan
harapan dari peran mareka, fokusnya pada bagaimana dirinya di
masyarakat sesuai kedudukannya (Roy, 2009, Tomey & Aligood,
2010).
d. Mode adaptasi interdependensi
Adalah bagian akhir dari metode yang dijabarkan oleh Roy,
berfokus pada hubungan seseorang dengan orang lain. Hubungan
interdependens didalamnya mempunyai keinginan dan
kemampuan memberi dan menerima semua aspek seperti cinta,
hormat, nilai, rasa memiliki, waktu dan bakat (Roy, 2009; Tomet &
Aligood, 2010).
Dalam proses penyesuaian diri individu harus meningkatkan
energi agar mampu melaksanakan tujuan untuk kelangsungan
kehidupan, perkembangan, reproduksi dan keunggulan sehingga
proses ini memliki tujuan meningkatkan respon adaptasi.
Berikut keterangan gambarannya:

x
INPUT CONTROL EFFECTORS OUTPUT
PROCESSES

Coping Physiological
Stimuli functions Adapatif and
mechanisme
adaptation Self concept ineffective
level Regulator Role function
responses
Cognator Interdependence

FEED BACK

Aplikasi Model Adaptasi Roy


Model ini digunakan dalam penelitian keperawatan, dan sebagai
pedoman dalam memberikan perawatan pada anak-anak, lansia dan
komunitas. Model ini lebih menekankan pada faktor psikologis.

C. Konsep Utama (Paradigma) Keperawatan Menurut Roy


Konsep dalam model konseptual Sister Calista Roy yang meliputi
manusia sebagai system adaptif, lingkungan, kesehatan dan
keperawatan. Model adaptasi Roy ini berdasarkan asumsi yang ada
bahwa ada empat faktor yang akan menjelaskan adaptasi antara lain:
1. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu disiplin ilmu dan ilmu tersebut menjadi
landasan dalam melaksanakan praktik keperawatan.
Roy menjelaskan bahwa keperawatan sebagai proses interpersonal
yang diawal adanya maladaptasi akibat perubahan lingkungan baik
internal maupun eksternal. Manusia sebagai sistem, berinteraksi
dengan lingkungan dan mengatasi lingkungan melalui mekanisme
adaptasi bio-psikososial. Adaptasi ditingkatkan bila terjadi peningkatan
atau pengurangan pemenuhan kebutuhan.

xi
Peran perawat adalah memfasilitasi potensi klien untuk
mengadakan adaptasi dalam menghadapi perubahan kebuthan
dasarnya untuk mempertahankan homeostatis atau integritasnya.
2. Manusia
Manusia merupakan bagian dari sistem adaptasi, yaitu suatu
kumpulan unit yang saling berhubungan mempunyai masuka, proses
control, keluaran, dan umpan balik.
Manusia dijelaskan oleh Roy adalah holistik dan merupakan sistem
adaptasi. Sebagai suatu system adaptasi,system manusia
menggambarkan bahwa keseluruhan bagian atau fungsinya
merupakan satu kesatuan untuk mencapai tujuan. Roy juga
menjelaskan secara filosofi manusia adalah makhluk biopsikososial
sebagai satu kesatuan yang utuh. Manusia selalu dihadapkan masalah
yang kompleks, sehingga dituntut untuk melakukan adaptasi. (Tomey
& Aligood, 2010).
3. Kesehatan
Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan yang muncul atau proses
yang terjadi pada makhluk hidup dan terintergrasi dalam individu
seutuhnya.
Kesehatan adalah suatu keadaan dan proses berfungsinya manusia
karena terjadinya adaptasi terus-menerus. Respon adaptis dalam
kesehatan merupakan respon yang meningkatkan integritas dalam
masa antara tujuan dan sistem individu, yang bertahan,
tumbuh,reproduksi, penguasaan, personal dan perubahan lingkungan.
4. Lingkungan
Menurut Roy lingkungan merupakan konsep utama dalam interaksi
manusia secara konstan. Lingkungan adalah semua kondisi, keadaan
dan kondisi tertentu yanag dapat mempengaruhi perkembangan dan
perilaku individu maupun kelompok. Interaksi lingkungan adalah input

xii
untuk individu atau kelompok yang disebut sebagai system adapatsi.
Input tersebut meliputi faktor internal dan eksternal yang dikategorikan
sebagai stimulus fokal, konstektual dan residual.

D. Analisa Teori Model Sr. Calista Roy


1. Clarity (kejelasan)
Teori keperawatan Roy mampu mengidentifikasi dan mejabarkan
konsep khusus yang berhubungan dengan hal-hal nyata dalam
keperawatan.
2. Simplicity (kesederhanaan)
Dalam menunjang aplikasi, teori Roy sederhana sehingga dapat
digunakan perawat untuk dapat mengkaji respon perilkau pasien
terhadap stimulus yaitu mode fungsi fisiologi, konsep diri, mode fungsi
peran dan mode interpendensi, selain itu juga dapat mengkaji stressor
yang dihadapi oleh pasien yaitu stimulus fokal, kontesktual dan
residual, sehingga diagnosa yang dilakukan oleh perawat dapat lebih
lengkap dan akurat.
3. Generality (generalisasi/keumuman)
Teori dan model adaptasi yang dikemukakan oleh Roy memudahkan
perawat untuk dapat digunakan pada setaip tatanan. Dengan
penerapan dari teori adaptasi Roy perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan dapat mengetahui dan lebih memahami individu, tentang
hal-hal yang menyebabkan stress pada individu, proses mekanisme
koping dan effektor sebagai upaya individu untuk mengatasi stress.
4. Empirical Precision (presisi empiris)
Teori dan keperawatan Roy memudahkan kita sebagai perawat untuk
mengaplikasikan dan menggunakannya, kerana adanya definisi-
definisi dan asumsi-asumsi yang dapat digunakan dalam praktik
keperawatan dan berguna dalam penelitian. Di dalam mode konsep

xiii
Roy ini beberapa model adaptasi yang digunakan melai mode adaptasi
fisiologis, mode peran, konsep diri dan adaptasi interdependensi.
5. Derivable Consequence (konsekuensi yang didapat)
Teori keperawatan Roy yang mengenai adapasi memberikan kerangka
berpikir yang mengarah pada tindakan keperawatan yang
berhubungan dengan mode adaptasi fisiologi, mode peran, konsep diri
dan adaptasi interdependensi.

xiv
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Roy sebagai penerima asuhan keperawatan adalah individu,
keluarga, kelompok, masyarakat yang dipandang sebagai “Holistic adaptif
system” dalam segala aspek yang merupakan satu kesatuan. Dalam
konsep teorinya Roy menjelaskan bahwa adaptasi merupakan suatu
proses dan hasil dimana pemikiran dan perasaan seseorang sebagai
individu atau kelompok yang sadar bahwa manusia dan lingkungan
adalah satu kesatuan atau dengan kata lain adaptasi merupakan respon
positif terhadap perubahan lingkungan. Antara sistem dan lingkungan
terjadi pertukaran informasi bahan dan energi. Interaksi yang konstan
antara orang dan lingkungannya akan menyebabkan perubahan baik
internal maupun eksternal. Dalam menghadapi perubahan ini individu
harus memelihara integritas dirinya dan selalu beradaptasi.
Didalam sistem adaptasi yang dikemukakan Roy, terdapat empat
mode adaptasi diantaranya: Mode adaptasi fisiologis, mode adaptasi
konsep diri, Mode fungsi peran, Mode adaptasi interdependensi.

B. Saran
Saran yang dapat kelompok sampaikan lewat makalah ini sebagai
pembaca terlebih khusus perawat adalah kita mampu mempelajari setiap
konsep dan model keperawatan yang sudah berkembang dan mampu
membandingkan teori dan model praktek yang sesuai dengan ilmu
keperawatan itu sendiri sehingga tidak bertentangan dengan etika,
norma, dan budaya. Perawat berperan untuk membantu pasien agar
tetap mampu mempertahankan kondisi sehingga integritasnya akan tetap

xv
terjaga. Misalnya melalui tindakan promotif perawat dapat mengajarkan
bagaimana meningkatkan respon adaptif.

xvi
DAFTAR PUSTAKA

Kasron, sahran.2016. Teori Keperawatan Dan Tokohnya. CV Trans Info Media.


Jakarta

Zaidin.2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Widya Medika. Jakarta

xvii

Anda mungkin juga menyukai