Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN

“TEORI KEPERAWATAN ROY”

Dosen Pengampu :

Putria Carolina, Ns., M.Kep

Disusun oleh:
Kelompok VI
1. Marina Elvarida Sirait (2021-01-14201-176)
2. Muhammad Syahputra (2021-01-14201-177)
3. Nani Septiani (2021-01-14201-178)
4. Natasia Lusiana (2021-01-14201-179)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ALIH JENJANG SI KEPERAWATAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penulisan makalah mata kuliah Falsafah Teori dalam
Keperawatan ini bisa selesai dengan tepat waktu. Adapun penulisan makalah ini sebagai
tugas diskusi kelompok. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini. Tanpa adanya bantuan dari semua pihak, makalah
ini tidak akan selesai pada tepat waktu.

Dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami masih
membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Dan semoga dengan
adanya makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak, Amin .

Palangka Raya, 13 Januari 2022

Kelompok VI

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................4
A. Pengertian Falsafah dan Paradigma dalam Keperawatan............................................4
B. Teori Keperawatan Roy...............................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................11
HASIL PEMBAHASAN........................................................................................................11
A. Hubungan Paradigma Keperawatan dan Teori Keperawatan Roy.................................11
B. Pengaplikasian Teori Calista Roy Pada Asuhan Keperawatan......................................11
BAB III....................................................................................................................................13
PENUTUP...............................................................................................................................13
A. Kesimpulan......................................................................................................................13
B. Saran................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

3
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Falsafah dan Paradigma dalam Keperawatan


Falsafah keperawatan adalah kenyakinan perawat terhadap nilai-nilai keperawatan
yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan, baik kepada individu,
keluarga, kelompok maupun masyarakat.

Falsafah keperawatan bukan suatu hal yang harus dihafal, melainkan sebuah
artibut atau nilai yang melekat pada diri perawat. Dengan kata lain, falsafah
keperawatan merupakan “jiwa” dari setiap perawat. Oleh karena itu, falsafah
keperawatan harus menjadi pedoman bagi perawat dalam menjalankan pekerjaannya.

Pada aspek lain bahwa falsafah keperawatan dapat digunakan untuk mengkaji
penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas. Dalam falsafah keperawatan
pasien di pandang sebagai mahluk holistic, yang harus dipenuhi segala kebutuhannya,
baik kebutuhan biologis, psikolois, sosial dan spiritual yang diberikan secara
komprehensif. Pelayanan keperawatan senantiasa memperhatikan aspek kemanusiaan
setiap pasien berhak mendapatkan perawatan tanpa ada perbedaan. Pelayanan
keperawatan merupakan bagian integral dari system pelayanan kesperawatan menjadikan
pasien sebagai mitra yang aktif, dalam keadaan sehat dan sakit terutama berfokus kepada
respons mereka terhadap situasi.

Sedangkan paradigma keperawatan adalah cara pandangan secara global yang


dianut atau dipakai oleh mayoritas kelompok keperawatan atau menghubungkan
berbagai teori yang membentuk suatu susunan yang mengatur hubungan diantara teori
guna mengembangkan model konseptual dan teori-teori keperawatan sebagai kerangka
kerja keperawatan. Beberapa ahli di bidang keperawatan mempunyai pendapat sendiri
tentang arti dari paradigma keperawatan. Menurut Gaffar (1997), paradigma
keperawatan adalah cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan,
memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada
dalam keperawatan. Dengan demikian, paradigma keperawatan berfungsi sebagai acuan
atau dasar dalam melaksanakan praktek keperawatan.

4
B. Teori Keperawatan Roy
BIOGRAFI CALISTA ROY

Suster Calista Roy adalah seorang suster dari Saint Joseph of Carondelet. Roy
dilahirkan pada tanggal 14 oktober 1939 di Los Angeles California. Roy menerima
Bachelor of Art Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys College dan Magister
Saint in Pediatric Nursing pada tahun 1966 di University of California Los Angeles.

Roy memulai pekerjaan dengan teori adaptasi keperawatan pada tahun 1964
ketika dia lulus dari University of California Los Angeles. Dalam Sebuah seminar
dengan Dorrothy E. Johnson, Roy tertantang untuk mengembangkan sebuah model
konsep keperawatan. Konsep adaptasi mempengaruhi Roy dalam kerangka konsepnya
yang sesuai dengan keperawatan. Dimulai dengan pendekatan teori sistem. Roy
menambahkan kerja adaptasi dari Helsen (1964) seorang ahli fisiologis – psikologis.
Untuk memulai membangun pengertian konsepnya. Helsen mengartikan respon adaptif
sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang di
butuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu :
focal stimuli, konsektual stimuli dan residual stimuli.

Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan pandangan


terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Selain konsep-konsep tersebut, Roy juga
mengadaptasi nilai “Humanisme” dalam model konseptualnya berasal dari konsep A.
H. Maslow untuk menggali keyakinan dan nilai dari manusia. Menurut Roy humanisme
dalam keperawatan adalah keyakinan, terhadap kemampuan koping manusia dapat
meningkatkan derajat kesehatan.

5
Sebagai model yang berkembang, Roy menggambarkan kerja dari ahli-ahli lain
dari ahli-ahli lain di area adaptasi seperti Dohrenwend (1961), Lazarus (1966),
Mechanic ( 1970) dan Selye (1978). Setelah beberapa tahun, model ini berkembang
menjadi sebagai suatu kerangka kerja pendidikan keperawatan, praktek keperawatan
dan penelitian. Tahun 1970, model adaptasi keperawatan diimplementasikan sebagai
dasar kurikulum sarjana muda keperawatan di Mount Saint Mary’s College. Sejak saat
it lebih dari 1500 staf pengajar dan mahasiswa- mahasiswa terbantu untuk
mengklarifikasi, menyaring, dan memperluas model. Penggunaan model praktek juga
memegang peranan penting untuk klarifikasi lebih lanjut dan penyaringan model.

Sebuah studi penelitian pada tahun 1971 dan survey penelitian pada tahun 1976-
1977 menunjukkan beberapa penegasan sementara dari model adaptasi. Perkembangan
model adaptasi keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang Roy dan
profesionalismenya. Secara filosofi Roy mempercayai kemampuan bawaan, tujuan, dan
nilai kemanusiaan, pengalaman klinisnya telah membantu perkembangan
kepercayaannya itu dalam keselarasan dari tubuh manausia dan spirit. Keyakinan
filosofi Roy lebih jelas dalam kerjanya yang baru pada model adaptasi keperawatan.

FILOSOFI
Model adaptasi Roy adalah sistem model yang esensial dan banyak digunakan
sebagai falsafah dasar dan model konsep dalam pendidikan keperawatan. Roy
menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yang
utuh. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia selalu dihadapkan berbagai persoalan
yang kompleks, sehingga dituntut untuk melakukan adaptasi. Penggunaan koping atau
mekanisme pertahanan diri, adalah berespon melakukan peran dan fungsi secara
optimal untuk memelihara integritas diri dari keadaan rentang sehat sakit dari keadaan
lingkungan sekitarnya. Jadi ada 4 faktor penting dari Roy adalah manusia, sehat-sakit,
lingkungan dan keperawatan yang saling terkait, yaitu sbb:

1. MANUSIA

 Sistem adaptasi dengan proses koping


 Menggambarkan secara keseluruhan bagian – bagian
 Terdiri dari individu atau dalam kelompok (keluarga, organisasi, masyarakat,
bangsa dan masyarakat secara keseluruhan)
 Sistem adaptasi dengan cognator dan regulator, subsistem bertindak untuk

6
memelihara adaptasi dalam 4 model adaptasi : fungsi fisiologis, konsep diri,
fungsi peran dan saling ketergantungan.
2. LINGKUNGAN
 Semua kondisi, keadaan dan pengaruh lingkungan sekitar, pengaruh
perkembangan dan tingkah laku individu dalam kelompok dengan beberapa
pertimbangan saling menguntungkan individu dan sumber daya alam.
 Tiga jenis stimulasi : fokal stimulasi, kontekstual stimulasi, dan residual
stimulasi.
 Stimulasi bermakna dalam adaptasi semua manusia termasuk perkembangan
keluarga dan budaya.
3. SEHAT-SAKIT
 Kesehatan merupakan pernyataan dan proses keutuhan dan keseluruhan refleks
individu dan lingkungan yang saling menguntungkan.
 Adaptasi : proses dan hasil dimana dengan berfikir dan merasakan seperti
individu dan kelompok, menggunakan kesadaran dengan memilih untuk
membuat kesatuan individu dan lingkungan.
 Respon adaptif : respon yang meningkatkan integritas dalam masa antara tujuan
dan sistem individu, yang bertahan, tumbuh, reproduksi, penguasaan, personal
dan perubahan lingkungan.
 Inefektif respon : respon tidak berkontribusi untuk keutuhan pencapaian tujuan
 Tujuan adaptasi menunjukkan kondisi proses kehidupan yang
menggambarkan tiga perbedaan level yaitu : integrasi, kompensasi dan
kompromi.
4. KEPERAWATAN
 Keperawatan adalah ilmu dan praktek yang memperluas kemampuan adaptasi
dan mempertinggi perubahan individu dan lingkungan.
 Tujuan adalah meningkatkan adaptasi untuk individu dan kelompok dalam
empat adaptasi model yang berkontribusi untuk kesehatan, kualitas hidup dan
kematian dengan bermartabat.
 Ini adalah pekerjaan pengkajian tingkah laku dan faktor-faktor yang
mempengaruhi adaptasi dan intervensi untuk mempertinggi kemampuan dan
memperluas interaksi lingkungan.

7
ASUMSI DASAR TEORI
Model Adaptasi dari Roy ini dipublikasikan pertama pada tahun 1970 dengan
asumsi dasar model teori ini adalah :

1. Setiap orang selalu menggunakan koping yang bersifat positif maupun negatif.
Kemampuan beradaptasi seseorang dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu ;
penyebab utama terjadinya perubahan, terjadinya perubahan dan pengalaman
beradaptasi.

2. Individu selalu berada dalam rentang sehat – sakit, yang berhubungan erat dengan
keefektifan koping yang dilakukan untuk memelihara kemampuan adaptasi.

Roy menjelaskan bahwa respon yang menyebabkan penurunan integritas tubuh


akan menimbulkan suatu kebutuhan dan menyebabkan individu tersebut berespon
melalui upaya atau perilaku tertentu. Setiap manusia selalu berusaha menanggulangi
perubahan status kesehatan dan perawat harus merespon untuk membantu manusia
beradaptasi terhadap perubahan ini. Terdapat 3 tingkatan stimuli adaptasi pada manusia,
diantaranya :

1. Stimuli Fokal yaitu stimulus yang langsung beradaptasi dengan seseorang dan akan
mempunyai pengaruh kuat terhadap seorang individu.

2. Stimuli Kontekstual yaitu stimulus yang dialami seseorang dan baik internal
maupun eksternal yang dapat mempengaruhi, kemudian dapat dilakukan observasi,
diukur secara subyektif.

3. Stimuli Residual yaitu stimulus lain yang merupakan ciri tambahan yang ada atau
sesuai dengan situasi dalam proses penyesuaian dengan lingkungan yang sukar
dilakukan observasi.
Proses adaptasi yang dikemukakan Roy:

a. Mekanisme koping. Pada sistem ini terdapat dua mekanisme yaitu pertama
mekanisme koping bawaan yang prosesnya secara tidak disadari manusia tersebut,
yang ditentukan secara genetik atau secara umum dipandang sebagai proses yang
otomatis pada tubuh. Kedua yaitu mekanisme koping yang didapat dimana coping
tersebut diperoleh melalui pengembangan atau pengalaman yang dipelajarinya

b. Regulator subsistem. Merupakan proses koping yang menyertakan subsistem tubuh


yaitu saraf, proses kimiawi, dan sistem endokrin.

c. Cognator subsistem. Proses koping seseorang yang menyertakan empat sistem


8
pengetahuan dan emosi: pengolahan persepsi dan informasi, pembelajaran,
pertimbangan, dan emosi.
Sistem adaptasi memiliki empat model adaptasi yang akan berdampak terhadap
respon adaptasi diantaranya, sbb:

a. Fungsi Fisiologis; Sistem adaptasi fisiologis diataranya adalah oksigenasi, nutrisi,


eliminasi, aktivitas dan istirahat, integritas kulit, indera, cairan dan elektrolit, fungsi
neurologis dan endokrin.

b. Konsep diri; Bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi sosial dalam


berhubungan dengan orang lain.

c. Fungsi peran; Proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana peran


seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi sosial dalam berhubungan dengan
orang lain.

d. Interdependen; Kemampuan seseorang mengenal pola-pola tentang kasih sayang,


cinta yang dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada tingkat individu
maupun kelompok.

Terdapat dua respon adaptasi yang dinyatakan Roy yaitu:

1. Respon yang adaptif dimana terminologinya adalah manusia dapat mencapai tujuan
atau keseimbangan sistem tubuh manusia.

2. Respon yang tidak adaptif dimana manusia tidak dapat mengontrol dari terminologi
keseimbangan sistem tubuh manusia, atau tidak dapat mencapai tujuan yang akan
diraih.

9
Respon tersebut selain menjadi hasil dari proses adaptasi selanjutnya akan juga
menjadi umpan balik terhadap stimuli adaptasi.

Proses keperawatan menggambarkan pandangan Roy tentang manusia sebagai


sistem adaptif. Menurut Roy ada 6 (enam) tahap identifikasi dalam proses keperawatan
yaitu: pengkajian perilaku, pengkajian stimulus, penentuan diagnosa keperawatan,
penentuan tujuan, intervensi, dan evaluasi.

10
BAB II
HASIL PEMBAHASAN

A. Hubungan Paradigma Keperawatan dan Teori Keperawatan Roy

Paradigma Keperawatan Menurut Sister Callista Roy

1. Manusia
Roy mengungkapkan bahwa manusia merupakan suatu sistem adaptif. Manusia di
pandang sebagai makhluk bio-psiko-spiritual yang selalu berinteraksi dengan
perubahan lingkungan, serta berinteraksi dengan menggunakan inisiasi bawaan dan
mekanisme di dapat. Mereka termasuk individu, grup, keluarga, organisasi,
komunitas.
2. Lingkungan
3 jenis lingkungan yaitu :
Fokal : Mencakup lingkungan internal dan eksternal yang di hadapi
manusia Kontekstual : Semua stimulus pada setiap situasi yang
bekontribusi memberikan pengaruh terhadap lingkungan fokal.
Residual : Faktor yang efeknya tidak jelas dalam suatu kondisi.
Menurut Roy, semua kondisi lingkungan tersebut akan mempengaruhi perkembangan
dan perilaku manusia.
3. Kesehatan
Manusia di katakan berada dalam suatu rentang sehat dan sakit, yang merupakan
suatu dimensi yang tidak dapat di hindari oleh manusia.
4. Keperawatan
Keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan individu dan keluarga
terhadap 4 model adaptif. Yang berkontribusi terhadap kesehatan, kualitas
kehidupan, kematian dengan martabat dengan mengkaji perilaku dan faktor
kemampuan adaptif.

B. Pengaplikasian Teori Calista Roy Pada Asuhan Keperawatan


Calista Roy berpendapat bahwa ada empat elemen yang sangat penting dalam teori Roy
yang dapat diterapkan di rumah sakit yaitu:

1. Elemen Keperawatan

11
Roy (dalam Roy dan Andrews, 1991) berpendapat bahwa keperawatan sebagai ilmu
dan praktik berperan dalam meningkatkan adaptasi individu dan kelompok terhadap
kesehatan sehingga sikap yang muncul semakin positif. Melalui elemen keperawatan
perawat dapat meningkatkan interaksi individu dengan lingkungan sehingga adaptasi
dalam setiap aspek semakin meningkat.
2. Elemen Manusia
Manusia adalah suatu kumpulan unit yang saling berhubungan mempunyai masukan,
proses control, keluaran dan umpan balik. Manusia dalam sistem ini berperan
sebagai penerima asuhan keperawatan.
3. Elemen Lingkungan
Perawat harus mengatasi lingkungan klien yang meliputi privasi klien, kondisi,
keadaan, dan faktor yang lainnya.
4. Elemen Sehat
Kesehatan adalah hal yang utama diinginkan semua orang begitu pula dengan klien
yang ingin sehat seperti semula, perawat dalam elemen ini harus berpikir
kedepannya bagaimana cara klien mendapatkan kesehatan tersebut perawat harus
memberikan asuhan keperawatan yang tepat (Budiono, 2019)

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan kajian ini adalah perawat dapat
mengaplikasikan teori-teori yang telah dijelaskan di dalam rumah sakit. Teori- teori
keperawatan dapat membamtu perawat dalam melakukan asuhan keperawatan yang
sistematis dan bermutu tinggi.
Implementasi dan intervensi yang ditegakkan penulis di atas sudah sesuai dengan
teori-teori keperawatan yang bisa dipelajari oleh perawat untuk memberi asuhan
keperawatan.

B. Saran
Kepada pihak pelayanan kesehatan diharapkan menerapkan aplikasi teori
keperawatan pada klien sesuai dengan teori-teori diatas agar klien lebih merasa puas
dengan pelayanan dan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang maksimal.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://lettre-de-raphael.blogspot.co.id/2013/06/teori-keperawatan-calista-roy.html

https://www.scribd.com/doc/310702667/MAKALAH-calista-roy

http://abiperawat.bogspot.com/2007/050model-adaptasi-callista-roy.html

http://abiperawat.bogspot.com/2007/050model-adaptasi-callista-roy.html

http://abiperawat.bogspot.com/2007/050model-adaptasi-callista-roy.html

Tomey, M.A. 1994. Nursing Theorist and Their Work. St. Louis : Msby Company

Erickson, H. C., Tomlin, E. M., and Swain, M.A.P. 2000. Modeling and Role Modeling : A
Theory and paradigm for nursing.Fifth edition. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall

Budiono, & Pertami, S. B. (2016). Konsep Dasar Keperawata.. Jakarta: Bumi Medika.
Djaruu, S. A.F., Kanine, E., & Tololiu, T. (2016). Aplikasi Konsep Stress Adaptasi Menurut
Calista Roy Terhadap Pengalaman Ibu Rumah Tangga Pasca Trauma Kekerasan
dalam Rumah Tangga. E-Jurnal Sariputra, 3(1).
Susanti, I. (2017). Aplikasi Teori Model Calista Roy dalam Pemberian Asuhan Keperawatan
Pada Ny. S dengan Kista Ovarium di Sukamaju Kota Bengkulu. Journal of Nursing
and Public Health, 5(2).
Susilowati, Y. A., Setyowati, & Afiyanti, Y. (2014). Penerapan Teori Adaptasi Roy Pada
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Kista Ovarium. Journal of Nursing and Public
Health, 5(2).

14

Anda mungkin juga menyukai