Oleh :
2017.B.18.0471
Disusun Oleh :
2017.B.18.0471
Nim : 2017.B.18.0471
Nim : 2017.B.18.0471
PENGUJI PRAKTIK
Penguji
Mengetahui,
Puji syukur kami panjatkan kehadiaran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
kasih dan karunianya asuhan keperawatan pada Tn.S dengan DHF di poli umum UPT
Puskemas Pahandut Palangka Raya dapat diselesaikan tepat waktunya. Penulis
laporan asuhan keperawatan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, baik materi, moral, maupun spiritual. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Maria Adelheid Ensia, S.Pd.,M.Kes. Selaku ketua Stikes Eka Harap Palangka
Raya atas dukungannya kepada penulis dalam menuntut Ilmu Keperawatan dan
perkembangannya.
2. Dewi Apriliyanti.Ns, M.Kep selaku Ketua Prodi Diploma III Keperawatan di
STIKes Eka Harap Palangka Raya
3. Kepada kaka-kaka perawat yang diruang poli umum UPT Puskemas Pahandut
Palangka Raya yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang telah
membantu saya dalam menuntut ilmu
4. Dian Mitra D. Silalahi, S.Kep. Ners selaku Pembimbing dalam penyusunan
Laporan Asuhan Keperawatan ini.
5. Para dosen dan pegawai di STIKes Eka Harap Palangka Raya yang tidak dapat
saya sebutkan satu-persatu yang telah membantu saya dalam menuntut ilmu.
6. Kedua orang tuaku yang selalu mendukung dan mendoakan, serta memberikan
kasih sayangnya selama ini
Penulis berusaha untuk tidak dapat menyelesaikan Laporan Asuhan
Keperawatan ini dengan sebaik-baiknya. Namaun demikian penulis menyadari bahwa
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, demi kesempurnaan, penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak, untuk
menyempurnakannya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan atas
segala kebaikannya dan diberikan pahala yang setimpal
Palangka Raya, Mei 2020
Penulis
BAB 1
PENDAHLUAN
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan umum
Diharapkan dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn.S dengan DHF di
ruang Poli Umum UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya
1.3. Manfaat
1.3.1. Teoritis
Sebagai bahan pembelajaran untuk memberikan asuhan keperawatan pada Tn.S
dengan DHF di ruang Poli Umum UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya
1.3.2. Praktis
1.3.2.1. Bagi mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
dengan menerapkan proses keperawatan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh selama menempuh pendidikan di Program Studi D3 Keperawatan STIKes
Eka Harap Palangka Raya.
1.3.2.2. Bagi institusi STIKes Eka Harap Palangka Raya.
Sebagai sumber informasi dan sebagai acuan dalam menilai kemampuan
mahasiswa dalam aplikasi teori Asuhan Keperawatan dengan diagnosa DHF sebagai
bahan pengetahuan.
1.3.2.3. Bagi tenaga kesehatan
Memberi pengetahuan pada pembaca tentang pentingnya asuhan keperawatan
pada klien dengan DHF serta dapat mengaplikasikan tindakannya dalam asuhan
keperawatan pada kasus yang sma sehingga tercapainya kehidupan yang lebih baik
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Intervensi:
1. Jelaskan arti penyakit DHF
2. Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit DHF
3. Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan.
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi
penyakit DHF.
Sasaran: Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahui akibat lebih
lanjut dari penyakit DHF.
Tujuan: Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota
keluarga dengan DHF setelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria: Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat mengambil
tindakan yang tepat dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Standar: Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana akibat DHF
dan dapat mengambil keputusan yang tepat.
Intervensi:
1. Diskusikan tentang akibat penyakit DHF
2. Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota
keluarga yang menderita DHF.
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan DHF
Sasaran: Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat anggota
keluarga yang menderita penyakit DHF.
Tujuan: Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap anggota
keluarga yang menderita DHF setelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria: Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara pencegahan dan
perawatan penyakit DHF
Standar: Keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluarga yang
menderita penyakit DHF secara tepat.
Intervensi:
1. Jelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit DHF.
2. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat, diet yang tepat dan olah
raga khususnya untuk anggota keluarga yang menderita DHF.
4) Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan
yang dapat mempengaruhi penyakit DHF berhubungan.
Sasaran: Setelah tindakan keperawatan keluarga mengerti tentang pengaruh
lingkungan terhadap penyakit DHF.
Tujuan: Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang
penyembuhan dan pencegahan setelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria: Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang pengaruh
lingkungan terhadap proses penyakit DHF
Standar: Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat mempengaruhi
penyakit DHF.
Intervensi:
1. Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan mengatasi
penyakit hipertensi misalnya:
a. Jaga lingkungan rumah agar bebas dari lingkungan yang kotor
misalnya merapikan baju dan membuang sampah pada tempatnya.
b. Gunakan pengharum ruangan.
2. Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan.
5) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna
perawatan dan pengobatan DHF.
Sasaran: Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.
Tujuan: Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat
untuk mengatasi penyakit DHF setelah dua kali kunjungan rumah.
Kriteria: Keluarga dapat menjelaskan secara lisan ke mana mereka harus
meminta pertolongan untuk perawatan dan pengobatan penyakit DHF.
Standar: Keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan secara tepat.
Intervensi: Jelaskan pada keluarga ke mana mereka dapat meminta pertolongan
untuk perawatan dan pengobatan
2.3.2 Etiologi
Pada umumnya masyarakat kita mengetahui penyebab dari Dengue
Haemoragic Fever adalah melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Virus Dengue
mempunyai 4 tipe, yaitu : DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4, yang ditularkan
melalui nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk ini biasanya hidup dikawasan tropis dan
berkembang biak pada sumber air yang tergenang. Keempatnya ditemukan di
Indonesia dengan DEN-3 serotipe terbanyak. Infeksi salah satu serotip akan
menimbulkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe yang lain sangat kurang,
sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe yang
lain tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh
3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan
diberbagai daerah di Indonesia (Sudoyo dkk. 2010)
Virus Dengue berbentuk batang, bersifat termoragil, sensitif terhadap
inaktivitas oleh distiter dan natrium diaksikolat, stabil pada suhu 700C. Keempat tipe
tersebut telah ditemukan pula di Indonesia dengan tipe DEN 3 yang paling banyak
ditemukan (Hendarwanto 2010).
2.3.3 Patofisiologi
Ketika penderita DBD digigit nyamuk Aedes aegypti, maka virus yang ada di
dalam darah akan ikut terisap dan tersebar diberbagai jaringan tubuh nyamuk
termasuk kelenjar air liurnya. Setelah satu minggu setelah menghisap darah, nyamuk
tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain. Virus dengue tersebut tetap berada
pada tubuh nyamuk dan merupakan penularan (infektif) sepanjang hidupnya.
Penularan ini terjadi karena nyamuk menggigit dan belum menghisap darah, maka
nyamuk dapat mengeluarkan kelenjar air liur melalui probosis, agar darah yang
dihisap tidak membeku. Bersama dengar air liur virus dengue dipindahkan dari
nyamuk keorang lain.
Virus Dengue masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk terjadi
viremia, yang ditandai dengan demam mendadak tanpa penyebab yang jelas disertai
gejala lain seperti sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot, pegal di seluruh tubuh,
nafsu makan berkurang dan sakit perut, bintik-bintik merah pada kulit. Selain itu
kelainan dapat terjadi pada sistem retikulo endotel atau seperti pembesaran kelenjar-
kelenjar getah bening, hati dan limpa. Pelepasan zat anafilaktoksin, histamin dan
serotonin serta aktivitas dari sistem kalikrein menyebabkan peningkatan
permeabilitas dinding kapiler atau vaskuler sehingga cairan dari intravaskuler keluar
ke ekstravaskuler atau terjadinya perembesaran plasma akibatnya terjadi pengurangan
volume plasma yang terjadi hipovolemia, penurunan tekanan darah, hemokonsentrasi,
hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Selain itu sistem retikulo endotel bisa terganggu
sehingga menyebabkan reaksi antigen anti body yang akhirnya bisa menyebabkan
Anaphylaxia. Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran darah akan
menyebabkan depresi sumsum tulang sehingga akan terjadi trombositopenia yang
berlanjut akan menyebabkan perdarahan karena gangguan trombosit dan kelainan
koagulasi dan akhirnya sampai pada perdarahan kelenjar adrenalin. Plasma merembas
sejak permulaan demam dan mencapai puncaknya saat renjatan. Pada pasien dengan
renjatan berat, volume plasma dapat berkurang sampai 30% atau lebih. Bila renjatan
hipovolemik yang terjadi akibat kehilangan plasma yang tidak dengan segera diatasi
maka akan terjadi anoksia jaringan, 14 asidosis metabolik dan kematian. Terjadinya
renjatan ini biasanya pada hari ke-3 dan ke-7.
Reaksi lainnya yaitu terjadi perdarahan yang diakibatkan adanya gangguan
pada hemostasis yang mencakup perubahan vaskuler, trombositopenia (trombosit <
100.000/mm3), menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi
(protrombin, faktor V, IX, X dan fibrinogen). Pembekuan yang meluas pada
intravaskuler (DIC) juga bisa terjadi saat renjatan. Perdarahan yang terjadi seperti
petekie, ekimosis, purpura, epistaksis, perdarahan gusi, sampai perdarahan hebat pada
traktus gastrointestinal (Rampengan, 1997).
Faktor kurangnya pengetahuan orang tua
Pathways
mengenai perawatan diri anak
Virus dengue
Defisit perawatan diri
Gigitan nyamuk
Aedes Aegypti Penampilan pasien tidak rapi, pakaian kotor,
bau, serta kuku kotor
Viremia
Keringat
Hepatomega
Hipertermi Nyeri akut li Kebocoran plasma
Dehidrasi Penumpukan Hematokit
Mendesak abdomen dan Trombositopeni
Dehidrasi cairan ekstra
Ht meningkat, Viskositas
vaskuler dan
Hipoproteinemia, Efusi darah
Defisit rongga serosa
serosa, Hiponatremi meningkat Fungsi trombosit
volume cairan Kelemahan Mual muntah
menurun,
dan elektrolit Pleura Faktor koagulasi
Tidak mampu melakukan Aliran darah menurun,
Nafsu makan menurun lambat Hematokrit
aktivitas Hipovelemi
Efusi menurun
2.3.6 Komplikasi
Komplikasi yang sering timbul adalah DDS ( Dengue Syok Sindrome) yang
disebabkan oleh karena kebocoran dinding pembuluh darah sehingga cairran atau
serum elektrolit serta ke luar dari pembuluh darah sampai menimbulkan hypovolemia
syok
1) Efulsi pleura
2) Asikes
3) Sepsis
4) Kematian
2.3.9 Penatalaksanaan
1) Tirah baring
2) Diet makan lunak
3) Minum banyak (2 - 2,5 liter/24 jam) dapat berupa susu, teh manis, sirup dan
beri penderita oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi
penderita DHF.
4) Pemberian cairan intravena (biasanya Ringer Laktat, NaCl faali). Ringer Laktat
merupakan cairan intravena yang paling sering digunakan, mengandung Na+
130 mEg/l, K+ 4 mEg/l, korektor basa 28 mEg/l, Cl - 109 mEg/l, dan Ca++ 3
mEg/l.
5) Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernapasan). Jika
kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.
6) Periksa Hb, Ht dan Trombosit setiap hari.
7) Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminofen, eukinin, dan
dipiron (kolaborasi dengan dokter).
8) Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.
9) Pemberian antibiotika bila terdapat kekhawatiran infeksi sekunder (kolaborasi
dengan dokter).
10) monitor tanda-tanda dini renjatan meliputi keadaan umum, perubahan tanda-
tanda vital, hasil-hasil pemeriksaan laboratorium yang memburuk.
11) Bila timbul kejang dapat diberikan diazepam (kolaborasi dengan dokter).
ASUHAN KEPERAWATAN
2.4 Konsep Keperawatan
2.4.1 Pengkajian
1. Identitas pasien Keluhan utama
2. Riwayat penyakit sekarang
3. Riwayat penyakit dahulu
4. Riwayat tumbuh kembang, penyakit yang pernah diderita, apakah pernah
dirawat sebelumnya.
5. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang pernah mengalami kejang demam, apakah
ada riwayat penyakit keturunan, kardiovaskuler, metabolik, dan sebagainya.
6. Riwayat psikososial
Bagaimana riwayat imunisasi, bagaimana pengetahuan keluarga mengenai
demam serta penanganannya.
a) Data subyektif
Merupakan data yang dikumpulkan berdasarkan keluhan pasien atau
keluarga pada pasien DHF, data subyektif yang sering ditemukan antara
lain:
a. Panas atau demam
b. Sakit kepala
c. Anoreksia, mual, haus, sakit saat menelan.
d. Lemah
e. Nyeri ulu hati, otot dan sendi
f. Konstipasi
b) Data obyektif
Merupakan data yang diperoleh berdasarkan pengamatan perawat pada
keadaan pasien. Data obyektif yang sering ditemukan pada penderita
DHF antara lain:
a. Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor
b. Tampak bintik merah pada kulit (petekia), uji torniquet (+), epistaksis,
ekimosis,hematoma, hematemesis, melena
c. Hiperemia pada tenggorokan
d. Nyeri tekan pada epigastrik
e. Pada palpasi teraba adanya pembesaran hati dan limpa
f. Pada renjatan (derajat IV) nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas
dingin, gelisah, sianosis perifer, nafas dangkal.
g. Suhu tubuh tinggi, menggigil, wajah tampak kemerahan
2.4.5 Evaluasi
Menurut Craven dan Hirnle (2011) evaluasi didefenisikan sebagai keputusan
dari efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah
ditetapkan dengan respon prilaku klien yang tampil.
Tujuan evaluasi antara lain :
1) Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien.
2) Untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dari tindakan keperawatan
yang telah diberikan.
3) Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
4) Mendapatkan umpan balik
5) Sebagai tanggung jawab dan tanggunggugat dalam pelaksanaan pelayanan
keperawatan
BAB 3 B. Riwayat Perkembangan Keluarga
ASUHAN KEPERAWATAN
Tahap perkembangan (8 tahap perkembangan) keluarga saat ini :
Nama : Febrianto Eka Putra Tgl : 05 Mei 2020 Pkl : 10.00 WIB
III. Skoring Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga IV. Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga
Kriteria Skore Pembenaran Prioritas Diagnosa Keperawatan Skore
Sifat Masalah (Bobot 1) 3/3x1= 1 karena masalah sudah terjadi sesuai 1 Kurang pengetahuan keluarga Tn.S tentang 4
Skala: dengan data subyektif dan objektif DHF b/d Ketidakmampuan Keluarga Tn.S dalam
yang mendukung mengenal masalah anggota keluarga dengan
3 : Aktual
dengue haemorhagic fever
2 : Resiko
1 : Pontensial
Kemungkinan Masalah 1/2x2=1 karena Tn. S dapat dengan mudah
Dapat Diubah (Bobot 2) menangkap penjelasan petugas.
Skala:
2 : Mudah
1 : Sebagian
0 : Rendah
Pontensial Masalah Untuk 3/3x1=1 Masalah dapat dicegah agar tidak
Dicegah (Bobot 1) bertambah parah, namun sangat
membutuhkan peran serta keluarga
Skala: dalam mengubah perilaku hidup
3 : Tinggi bersih dan sehat
2 : Cukup
1 : Rendah
Menonjolnya Masalah 2/2x1=1 Anggapan keluarga masalah DHF
(Bobot 1) penting segera diatasi
2 : Berat, Segera ditangani
1 : Tidak Perlu Segera
ditangani
0 : Tidak Dirasakan
TOTAL 4
V. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
Diagnosa Keperawatan : DHF
Tujuan Khusus Kriteria Standart Hasil Intervensi Keperawatan
Setelah dilakukan penyuluhan selama Kemampuan verbal dan kognitif Keluarga mengetahui cara untuk 1. Diskusikan bersama keluarga Tn.S tentang :
1x30 menit diharapkan keluarga keluarga menjaga kebersihan lingkungan a. Pengertian tentang dengue haemorhagic fever//DHF
mampu mengenal penyebab b. Cara Untuk Mencegah dengue haemorhagic fever//DHF
terjadinya DHF serta dapat c. Pengertian PHBS
menerapkan hidup bersih dan sehat d. Manfaat Dari PHBS
e. Perilaku apa saja mengenai PHBS
f. Gaya hidup yang PHBS & Peran dalam upaya kesehatan
2. Anjurkan keluarga untuk tidak menumpuk pakaian dibelakang
pintu, membuang sampah pada tempat nya dan membuang
genangan air atau air yang tidak terpakai didalam rumah.
3. Tanyakan Kembali pada keluarga Tn.S serta beri motivasi agar
mau menyebutkan pengertian dengue haemorhagic
fever//DHF,cara untuk mencegah,pengertian,manfaat, perilaku
apa saja yang PHBS,gaya hidup PHBS serta peran dalam
upaya kesehatan
VI. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Keluarga
Hari/Tanggal Pukul Implementasi Evaluasi
Rabu, 05 Mei 2020 10.00 1. Mendiskusikan bersama keluarga Tn.S tentang : 1. Struktur
a) Pengertian tentang dengue haemorhagic fever//DHF Rencana yang akan dilakukan adalah melakukan
pendidikan kesehatan tentang dengue haemorhagic
b) Cara Untuk Mencegah dengue haemorhagic fever//DHF
fever//DHF dan PHBS
c) Pengertian PHBS
d) Manfaat Dari PHBS 2. Proses
Melakukan kunjungan dan penyuluhan kesehatan
e) Perilaku apa saja mengenai PHBS
tentang dengue haemorhagic fever//DHF dan PHBS
f) Gaya hidup yang PHBS & Peran dalam upaya kesehatan langsung kerumah Tn.S dengan metode leaflet dan
2. Menganjurkan keluarga untuk tidak menumpuk pakaian dibelakang Tanya jawab
pintu, membuang sampah pada tempat nya
3. Hasil
3. Menanyakan Kembali pada keluarga Tn.S serta beri motivasi agar mau Setelah dilakukan pemberian pendidikan penyuluhan
menyebutkan pengertian dengue haemorhagic fever//DHF,cara untuk kesehatan tentang dengue haemorhagic fever//DHF dan
mencegah,pengertian,manfaat, perilaku apa saja yang PHBS,gaya PHBS didapatkan hasil :
a) Pemahaman tentang pengertian dengue haemorhagic
hidup PHBS serta peran dalam upaya kesehatan
fever//DHF dan PHBS.
b) Manfaat dari PHBS bagi diri sendiri dan orang lain
c) Dapat menyebutkan gaya hidup sehat & peran serta
dalam upaya kesehatan
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan yang penulis temukan antara
konsep dasar teori dengan kasus nyata Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn. S
Dengan DHF pada tanggal 05 Mei 2020, dari tahap pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi, dan evaluasi serta pada tahap penulisan akhir dari penulisan laporan
studi kasus ini, penulis akan memberikan kesimpulan dan saran, yang diharapkan
dapat memberi manfaat dalam meningkatkan asuhan keperawatan pada pasien,
khususnya pada pasien dengan DHF
4.1 Pengkajian
Kasus asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama DHF pada Tn. S
didapat data awal dari rekam medis di yaitu berupa nama, diagnosa dan alamat
pasien.
Penulis datang ke rumah keluarga untuk bertemu dengan pasien dan
keluarganya dalam rangka melakukan pengkajian sesuai format asuhan keperawatan
keluarga yang telah disediakan. Proses pengkajian tidak mengalami hambatan dan
semua item bisa diperolah informasi dengan jelas karena keluarga kooperatif.
Data keluarga yang diperoleh meliputi data demografi, sosio kultural, data
lingkungan, struktur dan fungsi keluarga, stress dan koping keluarga yang digunakan
keluarga dan perkembangan keluarga. Data yang berkaitan dengan individu sebagai
anggota keluarga meliputi pemeriksaan fisik, mental, emosi, sosio dan spiritual
didapatkan pada semua anggota keluarga sejumlah 4 orang yaitu Tn. S, Ayah, Ibu,
kaka ke 1 dan cucu. Tahap pengkajian keperawatan pada keluarga Tn. S tidak
mengalami kesulitan, keluarga kooperatif dan mau memberikan informasi yang
dibutuhkan. Hal yang menjadi hambatan adalah ketika akan melakukan proses
pengkajian Tn. S sekitar kamar Tn.S sampah-sampah sisa makanan berserakan,
tempat sampah penuh dan kurang rapi nya baju dan menumpuk dibelakang pintu
yang mengakibatkan banyak nyamuk.
4.2 Diagnosa Keperawatan
Pada penentuan skor masalah dan prioritas masalah tidak mengalami hambatan
dan ditemukan satu masalah dari delapan kemungkinan diagnosa keperawatan
keluarga yang mungkin muncul yaitu kurang pengetahuan keluarga. Sedangkan
penyebab yang muncul pada asuhan keperawatan keluarga pada Tn. S dengan
diagnosa Kurang pengetahuan keluarga didapatkan 2 yaitu:
1) Ketidakmampuan mengenal masalah pada penyakit dengue haemorhagic fever
yaitu ditunjukkan dengan data bahwa demam, nyeri otot atau nyeri sendi.
2) Ketidakmampuan merawat yaitu belum tahu cara merawat Tn. S yang
menderita dengue haemorhagic fever dibuktikan dengan data bahwa keluarga
tidak tahu cara merawat Tn. S apabila mengalami keluhan akibat penyakit
dengue haemorhagic fever
Sesuai tinjauan pustaka terdapat 5 kemungkinan penyebab yang muncul pada
asuhan keperawatan keluarga dan 3 kemungkinan penyebab tidak ditemukan dengan
rasonalisasi sebagai berikut:
1) Keluarga mampu mengambil keputusan tepat dengan masalah utama dengue
haemorhagic fever yaitu Tn. S secara rutin mebersihakan kamar, tidak
menggantungkan pakain sembarang, kontrol dan minum obat
2) Keluarga memelihara dan memodifikasi lingkungan yang mendukung proses
terapi dan penyembuhan yaitu dengan menciptakan rumah yang bersih,
menjaga lingkungan.
3) Keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yaitu dibuktikan dengan Tn.
S kontrol secara rutin. Intervensi keperawatan yang disusun sesuai dengan
tinjaun pustaka dan bisa dilaksanakan asuhannya dengan baik. Dibuktikan
dengan data pada evaluasi bahwa keluarga mengatakan sudah memahami
tentang cara merawat keluarga dengan dengue haemorhagic fever dengan
memperhatikan kebersihan kamar, membuang sampah pada tempatnya dan
kontrol secara teratur sudah mampu menyebutkan kembali tentang masalah
yang mungkin muncul pada penderita dengue haemorhagic fever dan keluarga
mampu mengikuti langkah yang diajarkan oleh penulis tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat
Penentuan diagnosa keperawatan dan penyebabnya tidak mengalami hambatan
dikarenakan adanya faktor pendukung yaitu, data wawancara dan pemeriksaan fisik
lengkap sesuai kebutuhan. Pada tahap perencanaan keperawatan masalah diagnosa
Kurang Pengetahuan Keluarga pada kasus keluarga Tn. S dengan masalah utama
dengue haemorhagic fever tidak mengalami kesulitan, dengan membaca tinjauan
pustaka sebagai landasan teori penyusunan dengan memperhatikaan data obyektif dan
subyektif yang ditemukan. Faktor pendukungnya adalah keluarga memahami masalah
yang ditegakkan dan mau mengikuti perencanaan keperawatan yang disusun.
Keluarga menyatakan paham tentang perencanaan yang disusun untuk mengatasi
masalah keperawatan yang muncul, ditunjukkan dengan menyatakan paham
penjelasan yang diberikan
4.5 Evaluasi
Menurut Suchman yang dikutip oleh Arikunto, Jabar, & Abdul (2010), evaluasi
dipandang sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai dalam
beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.
Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan
rencana tindakan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan
klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
Pada tahap evaluasi, didapatkan data bahwa masalah bisa teratasi sebagian dan
masih perlu tindakan keperawatan. Keluarga kooperatif dengan menyatakan bahwa
mau melakukan apa yang sudah dianjurkan dan dilatihkan untuk menunjang upaya
penyembuhan Tn. S. Masih ada data bahwa Tn. S masih merasakan demam, nyeri
otot atau nyeri sendi dan menerapkan pendidikan kesehatan yang diberikan yaitu,
menyatakan bahwa bagaimana hidup bersih dan sehat untuk menjaga kenyamanan
lingkungan sekitar rumah.
Proses asuhan keperawatan mampu dilakukan tanpa mengalami hambatan berat
dengan adanya faktor pendukung yaitu pihak keluarga kooperatif dan mampu
bekerjasama mulai dari saat pengkajian sampai evaluasi. Hambatan yang ditemukan
tidak sampai mengganggu jalannya asuhan keperawatan
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dengue hemoragic fever (DHF) merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh
virus dengue yang termasuk golongan arbovirus (Arthropadborn Virus) dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aides (Aides albopictus dan Aedes Aegepty).
Penyakit ini terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot
dan sendi yang disertai leukopenia, dengan atau tanpa ruam (rash) dan limfadenopati,
serta Trombocytopenia ringan dan bintik-bintik perdarahan. Jadi demam berdarah
dengue adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan
menifestasi klinis demam disertai gejala perdarahan dan bila timbul renjatan dapat
menyebabkan kematian.
1) Kasus keluarga Tn. S telah dilakukan asuhan keperawatan keluarga yang
dimulai dari pengkajian sampai tahap evaluasi.
2) Pendokumentasian asuhan keperawatan keluarga Tn. S dilakukan bersama-
sama keluarga Tn. S melalui proses yang dimulai dari pengkajian sampai tahap
evaluasi dengan diawali penulisan tanggal, jam dan diakhiri nama dan tanda
tangan.
3) Faktor pendukung keluarga kooperatif sedangkan faktor penghambat adalah
kesibukan keluarga sebagai guru dan kantoran sehingga tidak bisa mengontrol
aktifitas.
4) Didapatkan pula diagnosa keperawatan yaitu Kurang Pengetahuan Keluarga Tn.
S tentang DHF berhubungan dengan Ketidakmampuan Keluarga Tn.S dalam
mengenal masalah anggota keluarga dengan dengue haemorhagic fever/DHF.
Dengan intervensi:
1. Diskusikan bersama keluarga Tn.S tentang :
a) Pengertian tentang dengue haemorhagic fever//DHF
b) Cara Untuk Mencegah dengue haemorhagic fever//DHF
c) Pengertian PHBS
d) Manfaat Dari PHBS
e) Perilaku apa saja mengenai PHBS
f) Gaya hidup yang PHBS & Peran dalam upaya kesehatan
2. Anjurkan keluarga untuk tidak menumpuk pakaian dibelakang pintu,
membuang sampah pada tempat nya dan membuang genangan air atau air
yang tidak terpakai didalam rumah.
3. Tanyakan Kembali pada keluarga Tn.S serta beri motivasi agar mau
menyebutkan pengertian dengue haemorhagic fever//DHF,cara untuk
mencegah,pengertian,manfaat, perilaku apa saja yang PHBS,gaya hidup
PHBS serta peran dalam upaya kesehatan
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Tempat Praktek
Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
meningkatkan motivasi dan kemampuan perawat dalam penerapan asuhan
keperawatan dan semoga laporan ini dapat menjadi bahan masukan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami dengue haemorhagic
fever//DHF.
5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai referensi bacaan untuk
digunakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembacanya.
5.2.3 Bagi Laporan Selanjutnya
Diharapkan dari hasil laporan studi kasus ini dapat memberikan manfaat bagi
mahasiswa-mahasiswi yang akan datang yaitu sebagai bahan masukan mengenai
asuhan keperawatan pada pasien dengan dengue haemorhagic fever//DHF serta
laporan selanjutnya hendaknya menggali lebih dalam lagi gambaran atau faktor-
faktor yang menyebabkan perbedaan antara teori dan praktek dalam asuhan
keperawatan pada pasien dengan dengue haemorhagic fever//DHF.
DAFTAR PUSTAKA