Anda di halaman 1dari 82

SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERAN


MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT COVID-19

(LITERATUR REVIEW)

Oleh:
SAHRAWANI.J
NIM: 2017.c.09a.0863

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S-1 KEPERAWATAN
2021
SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERAN


MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT COVID-19

(LITERATUR REVIEW)

Dibuat Sebagai Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang Skripsi Dan


Melanjutkan Penelitian Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap
Stikes Eka Harap Palangka Raya

Oleh:
SAHRAWANI.J
NIM: 2017.c.09a.0863

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S-1 KEPERAWATAN
2021

i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sahrawani.J
Tempat, Tanggal Lahir : Rantau Kujang, 2 Oktober 1998
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat Rumah : Jl. Tinggang No.50, Palangka Raya
No. Hp : 082248579392
Email : waway0987@gmail.com
Riwayat Pendidikan
1. Tahun 2006-2011 : SDN 1 Rantau Kujang
2. Tahun 2011-2014 : SMPN 1 Jenamas
3. Tahun 2014-2017 : SMAN 1 Jenamas
4. Tahun 2017-2021 : STIKES Eka Harap Program Studi S-1
Keperawatan
Data Orang Tua
Ayah : Jawari
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Ibu : Sariah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

ii
SURAT PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA TULIS DAN BEBAS PLAGIASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Sahrawani.J
NIM : 2017.C.09a.0863
Program Studi : Sarjana Keperawatan
Judul Skripsi : Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Peran
Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Covid-19
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi tersebut secara
keseluruhan adalah murni karya saya sendiri, bukan dibuat oleh orang lain,
baik sebagian maupun keseluruhan, bukan plagiasi atau keseluruhan dari
karya tulis orang lain, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sebagai sumber
pustaka sesuai dengan aturan penulisan yang berlaku.
Apabila di kemudian hari didapat bukti bahwa Skripsi saya tersebut
merupakan hasil karya orang lain, dibuat oleh orang lain baik sebagian maupun
keseluruhan dan/atau plagiasi karya orang lain, saya sanggup menerima sanksi
peninjauan kembali kelulusan saya, pembatalan kelulusan, pembatalan dan
penarikan ijazah saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh dan tanpa
paksaan dari pihak manapun.Atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Palangka Raya, 12 Mei 2021


Yang menyatakan,

Sahrawani.J
2017.C.09a.0863

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Peran Masyarakat


Dalam Pencegahan Penyakit Covid-19

Nama : Sahrawani.J

NIM : 2017.C.09a.0863

Skripsi ini telah disetujui untuk diuji

Tanggal, 16 Juni 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Vina Agustina, Ners., M.Kep Kristin Rosela.,SST.,M.Kes

iv
PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI

JUDUL : Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Peran Masyarakat


Dalam Pencegahan Penyakit Covid-19
NAMA : Sahrawani. J
NIM : 2017.C.09a.0863

Skripsi ini Telah Diuji dan Disetujui Oleh Tim Penguji


Tanggal, 18 Juni 2021

Ketua : Maria Adelheid Ensia, S.,Pd., M.Kes. (…………………….)

Anggota I : Vina Agustina, Ners., M.Kep (…………………….)

Anggota II : Kristin Rosela.,SST.,M.Kes (…………………….)

TIM PENGUJI :

Mengetahui,
KUP Program Studi Sarjana
Keperawatan,

Meilitha Carolina, Ners, M.Kep.

v
PENGESAHAN SKRIPSI

Judul: Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Peran Masyarakat Dalam


Pencegahan Penyakit Covid-19
Nama : Sahrawani.J
NIM : 2017.C.09a.0863

Skripsi ini Telah Diuji dan Disetujui Oleh Tim Penguji


Tanggal,18 Juni 2021

TIM PENGUJI :
Ketua : Maria Adelheid Ensia, S.,Pd., M.Kes. (…………………….)

Anggota I : Vina Agustina, Ners., M.Kep (…………………….)

Anggota II : Kristin Rosela.,SST.,M.Kes (…………………….)

Mengetahui,

Ketua KUP Program Studi Sarjana


STIKes Eka Harap Keperawatan

Maria Adelheid Ensia, S.,Pd., M.Kes. Meilitha Carolina, Ners, M.Kep.

vi
MOTTO

“Bila kita takut akan kegagalan, berarti kita telah membatasi kemampuan
kita ’’

“if we are afraid of failure, then we have limited our abilities”

vii
ABSTRAK
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERAN
MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN
PENYAKIT COVID-19

Sahrawani.J, 2021
Program Studi Sarjana Keperawatan, STIKES Eka Harap di Palangka Raya
Pembimbing 1: Vina Agustina, Ns., M.Kep
Pembimbing 2: Kristin Rosela., SST.,M.Kes

XIV + 62 Halaman+ 3 Tabel + 4 Gambar + 6 Lampiran


Latar Belakang : Di seluruh dunia saat ini kasus pandemi covid-19 semakin
meningkat sejak tanggal 11 Maret 2020. Covid-19 adalah penyakit yang
disebabkan oleh corona virus. Masyarakat memiliki peran penting dalam memutus
mata rantai penularan covid-19 dengan cara menerapkan protokol kesehatan
diantaranya wajib 4 M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak,
menghindari kerumunan). Beberapa hal yang mempengaruhi 4 M diantaranya
adalah tingkat pengetahuan dan peran dari masyarakat dimana masyarakat masih
belum mematuhi pencegahan melalui protokol kesehatan wajib 4 M .
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan
peran masyarakat dalam pencegahan penyakit covid-19
Metode Penelitian : Menggunakan metode literature Review. Penelusuran jurnal
menggunakan database akademik google scholar dan portal garuda yang
dipublikasikan pada tahun 2016-2021 menggunakan bahasa Indonesia. Desain
penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, metode analitik, metode
penelitian deskriptif, metode kuantitatif.
Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil penelitian analisis yang diperoleh dari 6
jurnal penelitian terdapat beberapa fakta dan teori menunjukan sebagian besar
saling mendukung adanya hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan
peran masyarakat dalam upaya pencegahan covid-19, rata-rata hasil uji statistic
dengan nilai p-value = 0,000 (<0,05).
Kesimpulan : Hasil penelitian dengan metode literature review tentang hubungan
tingkat pengetahuan dengan peran masyarakat dalam pencegahan penyakit covid-
19, diperoleh adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan
dengan peran masyarakat , hampir seluruh masyarakat memiliki sikap positif
mengenai covid-19 yaitu berhati-hati dan memiliki tindakan usaha peningkatan
kesehatan pribadi.
Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Peran masyarakat, Covid-19
Daftar Pustaka : 16 (2016– 2021)

viii
ABSTRACT
RELATIONSHIP LEVEL OF KNOWLEDGE WITH THE ROLE OF
COMMUNITY IN PREVENTION
DISEASE COVID-19
Sahrawani.J, 2021
Nursing Undergraduate Study Program, STIKES Eka Please in Palangka Raya
Advisor 1: Vina Agustina, Ns., M.Kep
Advisor 2: Kristin Rosela., SST.,M.Kes

XIV + 62 Pages+ 3 Tables + 4 Images + 6 Attachments


Background: All over the world currently the cases of the covid-19 pandemic
have been increasing since March 11, 2020. Covid-19 is a disease caused by the
corona virus. The community has an important role in breaking the chain of
transmission of covid-19 by implementing health protocols including the
mandatory 4 M (wearing masks, washing hands, maintaining distance, avoiding
crowds). Several things that affect the 4 M include the level of knowledge and the
role of the community where the community still does not comply with the
prevention through the 4 M mandatory health protocol.
Research Objectives: To determine the relationship between the level of
knowledge and the role of the community in the prevention of covid-19 disease.
Research Methods: Using the literature review method. Journal searches use the
Google Scholar academic database and the Garuda portal published in 2016-
2021 using Indonesian. The research design used is cross sectional, analytical
method, descriptive research method, quantitative method.
Research Results: Based on the results of analytical research obtained from 6
research journals, there are several facts and theories that show that most of
them are mutually supportive of the relationship between public knowledge and
the role of society in preventing covid-19, the average statistical test result with a
p-value = 0.000 (<0.05).
Conclusion: The results of the study using the literature review method on the
relationship between the level of knowledge and the role of the community in
preventing the disease covid-19, obtained a significant relationship between the
level of knowledge and the role of the community, almost all people have a
positive attitude about covid-19, namely being careful and having business
actions personal health improvement.
Keywords: Level of knowledge, role of society, Covid-19
Bibliography : 16 (2016– 2021)

ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul “Hubungan Tingkat
Pengetahuan dengan Peran Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Covid-
19 ”. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu dan membimbing dalam pembuatan Skripsi ini, yaitu
kepada:
1) DR. dr. Andryansyah Arifin, MPH selaku ketua yayasan STIKes Eka Harap,
yang telah menyediakan sarana dan prasarana kepada penulis dalam
mengikuti pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap
Palangka Raya.

2) Maria Adelheid Ensia, S.Pd.,M.Kes. selaku ketua STIKes Eka Harap


Palangka Raya dan selaku penguji yang menyediakan waktu dan pemberi
masukan untuk penyusunan Skripsi.
3) Meilitha Carolina, Ners, M.Kep. selaku ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan yang memberikan dukungan dalam menyelesaikan Skripsi ini
4) Vina Agustina Ners,. M.Kep pembimbing I yang telah membimbing
dengan sabar dan memberi saran dalam menyelesaikan Skripsi ini.
5) Kristin Rosela.,SST.,M.Kes Pembimbing II yang telah membimbing dengan
sabar dan memberi saran dalam menyelesaikan Skripsi ini.
6) Seluruh pengajar dan pegawai yang tidak bisa disebut nama nya satu persatu
yang telah bersedia memberikan ilmu, membimbing ,mendidik ,dan
membantu penulis selama pembelajaran di STIKes Eka Harap Palangka
Raya.
7) Kedua Orang Tua saya yang selalu memberikan doa dan dukungan selama
penulis mengikuti pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Eka Harap
Palangka Raya.
8) Sahabat-sahabat saya yang selalu memberikan doa dan dukungan selama
proses penelitian dan penyusunan Skripsi ini.
9) Seluruh teman–teman yang telah memberi dukungan, serta semangat kepada
penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.

x
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu diharapkan kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak. Atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih. Semoga
penulisan Skripsi ini dapat berguna bagi pembaca khususnya untuk mahasiswa
keperawatan.

Palangka Raya, 12 Mei 2021

Penulis

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN..............................................................................


HALAMAN SAMPUL DALAM..........................................................................i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………………..ii
LEMBAR SURAT PERNYATAAN...................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iv
LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI..................................................v
PENGESAHAN SKRIPSI....................................................................................vi
HALAMAN MOTTO..........................................................................................vii
ABSTRAK...........................................................................................................viii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................x
DAFTAR ISI.........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xv
DAFTAR BAGAN...............................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xvii

BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................1


1.1 latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................5
1.4.1 Perkembangan IPTEK........................................................................ 5
1.4.2 Mahasiswa...........................................................................................5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................6


2.1 Konsep Dasar Pengetahuan...................................................................6
2.1.1 Definisi Pengetahuan...........................................................................6
2.1.2 Proses Terjadinya Pengetahuan..........................................................7
2.1.3 Tingkat Pengetahuan ..........................................................................8
2.1.4 Jenis Pengetahuan................................................................................9
2.1.5 Cara Memperoleh Pengetahuan.........................................................11
2.1.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan............................12
2.1.7 Pengukuran Pengetahuan..................................................................15
2.2 Konsep Dasar Peran
2.2.1 Definisi Peran ...................................................................................16
2.2.2 Ciri-Ciri Peran...................................................................................16
2.2.3 Peran Masyarakat..............................................................................16
2.2.4 Peran Keluarga..................................................................................18
2.2.5 Macam-Macam Peran Keluarga........................................................19
2.2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Peran...............................20
2.3 Konsep Dasar Penyakit Covid-19
2.3.1 Definisi Covid-19..............................................................................21
2.3.2 Patofisiologi.......................................................................................21
2.3.3 SARS CoV-2.....................................................................................25

xii
2.3.4 Gejala Klinis......................................................................................28
2.3.5 Klasifikasi Klinis...............................................................................28
2.3.6 Tanda dan Gejala...............................................................................31
2.3.7 Data Penunjang..................................................................................32
2.3.8 Penatalaksanaan Medis......................................................................33
2.4 Konsep Pencegahan Covid-19
2.4.1 Pengertian..........................................................................................35
2.4.2 Tindakan Pencegahan........................................................................35

BAB 3 METODE PENELITIAN........................................................................40


3.1 Metode Penelitian.................................................................................40
3.2 Kriteria Kelayakan Literatur Riview....................................................40
3.3 Sumber Literatur...................................................................................41
3.4 Seleksi Literatur...................................................................................42
3.5 Tahap Pengumpulan Data....................................................................43
3.6 Metode Analisis....................................................................................45

BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN............................................46


4.1 Hasil Analisis.......................................................................................46
4.1.1 Karateristik Literatur.........................................................................46
4.1.2 Karateristik Responden.....................................................................47
4.1.3 Analisis Studi Literatur.....................................................................48
4.2 Pembahasan..........................................................................................53
4.2.1 Tingkat Pengetahuan Pencegahan Covid-19.....................................53
4.2.2 Peran Masyarakat Dalam Pencegahan Covid-19..............................55
4.2.3 Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Peran Masyarakat Dalam
Pencegahan Penyakit Covid-19 .......................................................57
4.3 Keterbatasan Study Literatur ...............................................................60

BAB 5 KESIMPULAN........................................................................................61
5.1 Kesimpulan ..........................................................................................61
5.2 Conflict Of Interest ..............................................................................62

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Iklusi dan Ekslusi dengan format Picos…................................41


Tabel 2.4 Kriteria severe CAP…..........................................................................29
Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Literatur Review.......................................................48

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ilustrasi transmisi coronavirus … …………………...…..……..22


Gambar 2.2 Siklus hidup coronavirus…………………………………….…24
Gambar 2.3 Gambaran mikroskopik SARS-Cov-2 menggunakan transmission
electron microscopy ………………….………………………..26
Gambar 2.4 Gambaran CT Scan Toraks pasein pnemonia covid-19 di Wuhan
Tiongkok..…………………………………………………..........33

xv
DAFTAF BAGAN

Bagan 3.1 Diagram flow Seleksi literatur riview Hubungan tingkat pengetahuan
berhubungan dengan peran masyarakat dalam pencegahan penyakit
covid-19….....................................................................................…..43

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hubungan Persepsi Masyarakat Terhadap Tindakan


Pencegahan Covid-19 Di Desa Bangun Rejo Dusun Iii
Tanjung Morawa

Lampiran 2 : Hubungan Pengetahuan Dan Persepsi Masyarakat Dengan


Upaya Pencegahan Covid-19 Di Kelurahan Srondol,
Wetan, Semarang (2021).
Lampiran 3 : Pengetahuan Terkait Usaha Pencegahan Coronavirus
Disease ( Covid-19) Di Indonesia (2020).
Lampiran 4 : Hubungan Pengetahuan Tentang Covid-19 Dengan
Kepatuhan Physical Distancing Di Tarakan (2020).

Lampiran 5 : Peran Keluarga Sebagai Pendidik Dalam Meningkatkan


Pengetahuan Tentang Pencegahan Covid-19 (2021).

Lampiran 6 : Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Masyarakat


Kabupaten Wonosobo Tentang Covid -19 ( 2020).

xvii
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di seluruh dunia saat ini kasus pandemi covid 19 semakin meningkat
sejak tanggal 11 Maret 2020. Covid 19 adalah penyakit yang disebabkan oleh
corona virus. Coronaviruses (CoV) merupakan bagian dari keluarga virus yang
menyebabkan penyakit mulai dari flu hingga penyakit yang lebih berat seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) and Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS-CoV, Widiyani, 2020). Masyarakat memiliki peran penting
dalam memutus mata rantai penularan covid-19 dengan cara menerapkan protokol
kesehatan diantaranya wajib 4 M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga
jarak, menghindari kerumunan). Beberapa hal yang mempengaruhi 4 M (memakai
masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan) diantaranya
adalah tingkat pengetahuan dan peran dari masyarakat dimana masyarakat masih
belum mematuhi pencegahan melalui protokol kesehatan wajib 4 M (memakai
masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan). Pengetahuan
adalah pemahaman teoritis dan praktis (know-how) yang dimiliki oleh manusia.
Pengetahuan yang dimiliki seseorang sangat penting bagi intelegensia orang
tersebut (Wawan A. & Dewi M., 2017 : 11). Peran adalah suatu rangkaian pola
pada perilaku yang diharapkan yang dikaitkan dengan seseorang yang menduduki
posisi tertentu dalam unit sosial (Saraswati & Sirait, 2015 : 182). Fenomena ini
dipicu karena pengetahuan dan peran masyarakat masih kurang dalam pencegahan
penyakit covid-19 seperti mematuhi protokol kesehatan wajib 4 M (memakai
masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan) Namun
masih banyak masyarakat yang tidak mematuhi peraturan ini.

Berdasarkan data dari WHO (World Health Organization) tahun 2020


memperkirakan jumlah kasus sebanyak 4.170.424 kasus dengan 287.399 kasus
kematian. Di Indonesia, penambahan jumlah kasus covid-19 terkonfirmasi terus
meningkat, dimana pada bulan mei tahun 2020 masih berada pada angka 10.551
kasus dengan 800 orang meninggal dunia ,akan tetapi hingga 16 Juni 2020 kasus
bertambah cukup signifikan berjumlah 40.400 kasus dengan jumlah kematian

1
2

sebanyak 2231 kematian (Aula, 2020). Satuan tugas percepatan penanganan


covid-19 provinsi Kalimantan Tengah mengeluarkan data perkembangan terbaru
kasus covid-19 pada tanggal 18/4/2021) Pukul 15.00 WIB. Berdasarkan data yang
rilis oleh Media Center Satuan Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Kalteng,
jumlah akumulasi data sampai dengan saat ini, pasien konfirmasi positif covid-19
di Kalteng bertambah sebanyak 92 orang dengan total kasus mencapai 18.936
orang, pasien dinyatakan sembuh sebanyak 96 orang dan pasien dinyatakan
meninggal dunia sebanyak 484 orang atau dengan tingkat kematian Case Fatality
Rate (CFR) 2,5 %. Kasus sembuh covid-19 di Kalteng yang semula hanya
berjumlah 16.637 orang menjadi 16.733 orang saat ini. Kasus sembuh covid-19
mengalami penambahan sebanyak 96 orang dalam 24 jam terakhir. Dari 18.936
kasus konfirmasi yang dilaporkan yakni 16.733 orang sudah dinyatakan sembuh,
484 orang meninggal dunia dan sisanya sebanyak 1.719 pasien konfirmasi yang
masih menjalani perawatan di sejumlah RS rujukan covid-19 di Kalteng. Terjadi
penambahan sebanyak 21 warga kota dinyatakan positif covid-19. Jumlah pasien
positif covid-19 di Kota Palangka Raya kembali meningkat. Data terbaru telah
terjadi penambahan 21 kasus sehingga akumulasi pasien positif covid-19 tercatat
1.909 kasus, berdasar data yang dihimpun satgas, untuk warga Ibu Kota Provinsi
Kalimantan Tengah yang masih dalam perawatan sebanyak 360 orang atau
sebanyak 18,86 % dari total kasus positif. Sementara itu tingkat kesembuhan
berada di angka 76,43 % dari total kasus positif atau tercatat sebanyak 1.459 kasus
sembuh dari paparan covid-19 setelah bertambah lima pasien sembuh Dari seluruh
kasus covid-19 yang ada juga tercatat jumlah kematian pasien sebanyak 90 orang
setelah terjadi penambahan satu kasus meninggal dunia. Sementara masyarakat
yang berstatus suspek covid-19 tercatat 895 orang (mmc.kalteng.go.id). Pasien
yang dirawat di RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya sebanyak 62 orang.
Penyebaran kasus penyakit covid-19 terbanyak di Kalimantan Tengah terjadi di
Kabupaten Kotawaringin Barat dengan jumlah kasus 2.984 orang, yang
dinyatakan sembuh sebanyak 2.821 orang dan yang meninggal dunia 54 orang
(mmc.kalteng.go.id). Terkait dengan adanya pandemi covid-19 yang tak kunjung
mereda di Indonesia, terutama Provinsi Kalimantan Tengah dan kota Palangka
Raya maka pemerintah Provinsi dan kota mengambil kebijakan baru yang disebut
3

new normal ini diambil karena WHO mengeluarkan pernyataan bahwa virus
corona ini tidak akan hilang. Virus ini akan terus ada dan membayangi kehidupan
masyarakat, maka dari itu pemerintah mengungkapkan bahwa kita mau tak mau
harus hidup berdampingan dengan virus corona. Selain itu juga pemerintah
mengelurakan aturan protokol kesehatan sebagai pencegahan covid-19
diantaranya dengan menerapkan protokol kesehatan melalui 4 M yaitu memakai
masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak dan menghindari
kerumunan ( Tristia. 2020 : 41).
Proses perjalanan penyakit ini masih belum banyak diketahui, namun
diduga tidak berbeda jauh denngan perjalanan penyakit dari virus pernafasan
lainnya yang sudah diketahui (Li X dalam Susilo, 2020). Pada manusia apabila
virus ini masuk ke dalam saluran pernafasan dapat mengakibatkan kerusakan
alveoli paru dan menyebabkan gagal nafas.Akan tetapi banyak orang yang
terinfeksi Sars-Cov 2 ini mengalami gejala ringan sampai sedang pada saluran
pernafasan yang dapat sembuh dengan sendirinya dan tidak memerlukan
penanganan khusus. Penularan melalui kontak dekat dan droplet, bukan melalui
transmisi udara. Orang yang berisiko terinfeksi adalah yang berhubungan dekat
dengan orang yang positif covid-19. Bagi kelompok orang dengan masalah
kesehatan lain seperti penyakit kardiovaskuler, penyakit pernafasan kronis,
diabetes dan kanker, jika mengalami infeksi covid-19 ini dapat mengalami
masalah yang lebih serius hingga dapat menyebabkan kematian (WHO, 2020).
Masyarakat memiliki peran penting dalam memutus mata rantai penularan covid-
19 dengan cara menerapkan protokol kesehatan diantaranya wajib 4 M (memakai
masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan). Beberapa hal
yang mempengaruhi 4 M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak,
menghindari kerumunan) diantaranya adalah tingkat pengetahuan dan peran dari
masyarakat dimana masyarakat masih belum mematuhi pencegahan melalui
protokol kesehatan wajib 4 M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak,
menghindari kerumunan). Pengetahuan adalah pemahaman teoritis dan praktis
(know-how) yang dimiliki oleh manusia. Pengetahuan yang dimiliki seseorang
sangat penting bagi intelegensia orang tersebut (Wawan A. & Dewi M., 2017 :
11). Peran adalah suatu rangkaian pola pada perilaku yang diharapkan yang
4

dikaitkan dengan seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam unit sosial
(Saraswati & Sirait, 2015 : 182). Fenomena ini dipicu karena pengetahuan dan
peran masyarakat masih kurang dalam pencegahan penyakit covid-19 seperti
mematuhi protokol kesehatan wajib 4 M (memakai masker, mencuci tangan,
menjaga jarak, dan menghindari kerumunan) Namun masih banyak masyarakat
yang tidak mematuhi peraturan ini.

Berdasarkan masalah diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian ini


karena penderita penyakit covid-19 mengalami peningkatan angka kejadian yang
meningkat di Indonesia. Maka untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya
adalah dengan meningkatkan hubungan tingkat pengetahuan dengan peran
masyarakat dalam pencegahan penyakit covid-19 dengan menerapkan pencegahan
protokol kesehatan melalui 4 M yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan
sabun, menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Dan solusi yang dapat
disarankan adalah dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang sudah ada
untuk meminimalisir terjadinya penularan yang banyak dan tidak dapat terkontrol
lagi. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis ingin meneliti tentang
Hubungan Tingkat Pengetahuan Berhubungan Dengan Peran Masyarakat Dalam
Pencegahan Penyakit Covid-19 .

1.2 Rumusan Masalah


Pengetahuan masyarakat dan peran masyarakat sangat berguna pada masa
pandemi covid-19 saat ini dikarenakan dapat memutus mata rantai penularan
penyakit ini secara berkala. Maka dari pengetahuan masyarakat tentang cara
pencegahan covid-19 dengan protokol kesehatan melalui 4 M sangat penting
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat bagaimana cara penularan covid-19
maupun pencegahannya, dari peran masyarakat adalah untuk menyadarkan pada
diri masyarakat bahwa sangat berguna pencegahan melalui 4 M ini untuk
menghindari penularan covid-19 .Berdasarkan latar belakang di atas maka
rumusan masalah pada penelitian ini yaitu “Bagaimana Hubungan Tingkat
Pengetahuan dengan Peran Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Covid-19 ?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Tingkat
Pengetahuan dengan Peran Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Covid-19 .
5

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Perkembangan IPTEK
Diharapkan penelitian ini mampu memberikan kontribusi, data dan referensi
terkait Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Peran Masyarakat Dalam
Pencegahan Penyakit Covid-19 .
1.4.2 Mahasiswa
Memberikan pengalaman tentang penulisan ilmiah dan meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan dan mengevaluasi suatu permasalahan serta
menambah wawasan tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Peran
Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Covid-19 ini bisa dijadikan sumber
informasi bagi penelitian selanjutnya.
6

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Pengetahuan


2.1.1 Definisi Pengetahuan
Ilmu pengetahuan ilmiah adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui
penelitian dan pengamatan panca indera dan penalaran akal budi disusun secara
untuk menjelaskan fakta yang sedang dihadapi yang merangsang panca indera dan
pikiran manusia. Pengetahuan ini didapat berdasarkan penelitian dan ada bukti
yang dapat diterima (Wawan A. & Dewi M., 2017 : 11).
Pengetahuan adalah pemahaman teoritis dan praktis (know-how) yang
dimiliki oleh manusia. Pengetahuan yang dimiliki seseorang sangat penting bagi
intelegensia orang tersebut. Pengetahuan dapat disimpan dalam buku, teknologi,
praktik, dan tradisi. Pengetahuan yang disimpat tersebut dapat mengalami
transformasi jika digunakan sebagaimana mestinya. Pengetahuan berperan penting
terhadap kehidupan dan perkembangan individu, masyarakat, atau oraganisasi
(Wawan A. & Dewi M., 2017 : 11).
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau diakui
oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, namun tidak terbatas pada deskripsi,
hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang Probabilitas Bayesian adalah
benar atau berguna. Dalam arti lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang
ditemui dan manusia diperoleh melalui akal pengamatan. Pengetahuan muncul
ketika seseorang menggunakan kecerdasan untuk mengenali obyek atau peristiwa
tertentu yang tidak pernah melihat atau rasakan sebelumnya. Misalnya ketika
seseorang yang akrab rasa masakan baru, ia akan mendapatkan pengetahuan
tentang bentuk, rasa, dan aroma makanan.
Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan
pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang kemudian tertanam dalam benak
seseorang. Secara umum, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap
sesuatu sebagai hasil dari pengakuan pola. Ketika informasi dan data dari mampu
untuk menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan, pengetahuan

6
7

mampu tindakan langsung. Ini adalah apa yang disebut potensi menindaki (Donsu
., 2020 : 21).
Dapat di simpulkan bahwasanya Pengetahuan merupakan suatu Informasi
yang di sudah di padu dengan pemahaman serta potensi untuk memutuskan dan
selanjutnya terekam pada pikiran setiap orang. Dengan kata lain pengetahuan
mempunyai arti sebuah kemampuan prediktif pada sesuatu hasil dari pengenalan
pola. Jadi, pada saat informasi dan juga data yang masih dalam kerancuan atau
kebigungan, maka pengetahuan dalam hal ini mampu menangani hal tersebut. Dan
inilah yang di maksud dengan potensial menindaki.
2.1.2 Proses Terjadinya Pengetahuan
Perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidaklah berlangsung
secara mendadak, melainkan terjadi secara bertahap, evolutif. Oleh karena untuk
memahami sejarah perkembangan ilmu mau tidak mau harus melakukan
pembagian atau klasifikasi. Secara periodik/periode menampilkan ciri khas
tertentu dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
(Donsu, 2020 : 21) pengetahuan mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses sebagai
berikut:
1) Kesadaran (Awareness), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi (obyek).
2) Merasa (Interest), tertarik terhadap stimulasi atau obyek tersebut disini
sikap obyek mulai timbul.
3) Menimbang-nimbang (Evaluation), terhadap baik dan tidaknya stimulasi
tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4) Mencoba (Trial), dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai
dengan apa yang dikehendaki.
8

5) Adaptasi (Adaption), dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan


pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulasi.
2.1.3 Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo dalam (Wawan A. & Dewi M., 2017 : 15)
pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

2.1.3.1 Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari


sebelumnya, pada tingkatan ini reccal (mengingat kembali) terhadap sesuatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang yang diterima. Oleh
sebab itu tingkatan ini adalah yang paling rendah.

2.1.3.2 Memahami (Comprehension)


Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi
tersebut secara benar tentang objek yang dilakukan dengan menjelaskan,
menyebutkan contoh dan lain-lain.

2.1.3.3 Aplikasi (Application)


Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip
dan sebagainya dalam kontak atau situasi yang lain.

2.1.4.4 Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek ke


dalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitan satu sama lain, kemampuan analisis ini dapat dilihat
dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya.

2.1.5.5 Sintesis (Synthesis)


9

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau


menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan untuk menyusun, dapat
merencanakan, meringkas, menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang
telah ada.

2.1.6.6 Evaluasi (Evaluation)


Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakuksan penilaian
terhadap suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria
yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Dari teori tingkat pengetahuan diatas dapat disimpulkan bahwa
pengetahauan memiliki 6 tingkatan pengetahuan dimana tingkat pengetahuan
tersebut diantaranya tingkat pertama tahu setelah mendapatkan pengetahuan,
tingkat kedua memahami pengetahuan yang didapatkan, tingkat ketiga dapat
mengaplikasikanpengetahuan dalam kehidupan sehari-hari, tingkat keempat
mampu menjabarkan suatu materi atau menganalisis, tingkat kelima dapat
mensintesis atau menunjukan kemampuan untuk meringkas suatu materi, dan
tingkat pengetahuan yang keenam seseorang mempunyai kemampuan untuk
melakukan penilaian terhadap suatu materi.

2.1.4 Jenis Pengetahuan


Pemahaman masyarakat mengenai pengetahuan dalam konteks kesehatan
sangat beraneka ragam. Pengetahuan merupakan bagian perilaku kesehatan.
(Notoatmodjo , 2018 : 20) jenis pengetahuan diantaranya sebagai berikut :
2.1.4.1 Pengetahuan implisit
Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam
bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata,
seperti keyakinan pribadi, persfektif, dan prinsip. Biasanya pengalaman seseorang
sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lisan.
Pengetahuan implisit sering kali berisi kebiasaan dan budaya bahkan bisa
tidak disadari. Contoh seseorang mengetahui tentang bahaya merokok bagi
kesehatan, namun ternyata ia merokok.
10

2.1.4.2 Pengetahuan eksplisit


Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan
atau tersimpan dalam wujud nyata, bisa dalam wujud perilaku kesehatan.
Pengetahuan nyata dideskripsikan dalam tindakan-tindakan yang berhubungan
dengan kesehatan. Contoh seseorang yang telah mengetahui bahaya merokok bagi
kesehatan dan ia tidak merokok.
2.1.4.3 Pengetahuan Empiris
Pengetahuan Empiris adalah pengetahuan yang lebih mengedepankan
pengamatan serta pengalaman atau yang lebih dikenal dengan sebutan
pengetahuan empiris atau pengetahuan posteriori. Untuk mendapatan pengetahuan
ini memerlukan pengamatan yang harus di lakukan secara empiris dan rasional.
Pengetahuan empiris bisa di kembangkan menjadi pengetahuan deskriptif yang
mana jika seseorang melukiskan atau menguraikan dengan berbagai penjelasan
berkenaan dengan semua ciri-ciri, karakteristik serta efek yang terdapat pada
objek empiris.
Pengetahuan empiris sebenarnya bisa di dapatkan dengan melalui
pengalaman pribadi manusia yang terjadi secara berulang-ulang. Contohnya saja,
seseorang apabila terpilih untuk menjadi pimpinan pada suatu organisasi maka di
pastikan mendapatkan pengetahuan mengenai bagaimana manajemen organisasi.
2.1.4.3 Pengetahuan Rasionalisme
Pengetahuan Rasionalisme merupakan suatu pengetahuan yang di dapatkan
dari lewat akal. Rasionalisme lebih menekankan berdasarkan pengetahuan yang
tidak ada penekanan berdarkan pengalaman. Contohnya dari pengetahuan
matematika yang maka dalam ilmu matematika hasil dari 1 + 1 = 2 tidak di
dapatkan dari pengalaman atau pengamatan empiris, tetapi lebih melalui pikiran
untuk dapat berpikir logis.

2.1.5 Cara Memperoleh Pengetahuan


11

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal


dari berbagai macam sumber, misalnya: media massa, media elektronik, buku
petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya.
( Elisa , 2017 : 12 ) dari berbagai macam cara yang telah di gunakan untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan
menjadi dua yakni:

2.1.5.1 Cara tradisional atau non ilmiah


Cara tradisional terdiri dari empat cara yaitu :
1). Trial and Error
Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin
sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu bila seseorang menghadapi persoalan
atau masalah, upaya yang dilakukan hanya dengan mencoba-coba saja. Cara coba-
coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan
masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil maka di coba
kemungkinan yang lain sampai berhasil. Oleh karena itu cara ini disebut dengan
metode Trial (coba) dan Error (gagal atau salah atau metode coba salah adalah
coba-coba).

2). Kekuasaaan atau otoritas


Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan dan tradisi
yang dilakukan oleh orang, penalaran, dan tradisi-tradisi yang dilakukan itu baik
atau tidak. Kebiasaan ini tidak hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja,
melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan - kebiasaan ini seolah-
olah diterima dari sumbernya berbagai kebenaran yang mutlak. Sumber
pengetahuan ini dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal
maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya.

3). Berdasarkan pengalaman pribadi


12

Adapun pepatah mengatakan “Pengalaman adalah guru terbaik“. Pepatah ini


mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau
pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.

4). Jalan pikiran


Sejalan perkembangan kebudayaan umat kebudayaan umat manusia cara
berpikir umat manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu
menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain,
dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menjalankan jalan
pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. Induksi dan deduksi pada
dasarnya adalah cara melahirkan pemikiran secara tidaklangsung melalui
pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan.

2.1.5.2 Cara modern atau cara ilmiah :


Cara baru memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis
dan ilmiah yang disebut metode ilmiah. Kemudian metode berfikir induktif bahwa
dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi
langsung, membuat catatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang
diamati.

2.1.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan


Menurut Notoatmodjo dalam (Wawan A. & Dewi M., 2017 : 17) faktor-
faktor yang mempengaruhi pengetahuan, sebagai berikut:
2.1.6.1 Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan didalam dan diluar sekolah (baik formal maupun nonformal),
berlangsung seumur hidup. Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan mempengaruhi proses
belajar, makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut
menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi, maka seseorang akan semakin
cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media
massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan
13

yang didapat mengenai kesehatan. Peningkatan pengetahuantidak mutlak


diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan
nonformal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek juga mengandung dua
aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek inilah akhirnya akan
menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek
positif dari objek yang diketahui, maka akan menumbuhkan sikap makin positif
terhadap objek tersebut.

2.1.6.2 Informasi/media massa

Informasi adalah adalah suatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang
menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu, informasi juga
dapat didefinisikan sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,
menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisis dan menyebarkan
informasi dengan tujuan tertentu (Undang-Undang Teknologi Informasi).
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun nonformal dapat
memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan
perubahan atau peningkatan pengetahuan. Berkembang nya teknologi akan
menyediakan bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sehingga sarana komunikasi,
berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-
lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan
orang. Penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, mediamassa juga
membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini
seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan
kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

2.1.6.3 Pekerjaan
Seseorang yang bekerja di sektor formal memiliki akses yang lebih baik,
terhadap berbagai informasi, termasuk kesehatan.

2.1.6.4 Sosial, budaya dan ekonomi


14

Kebiasaan dan tradisi yang biasa dilakukan orang-orang tidak melalui


penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian, seseorang
akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi
seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk
kegiatan tertentu sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi
pengetahuan seseorang.

2.1.6.5 Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada dalam lingkungan
tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak, yang
akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

2.1.6.6 Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa
lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan akan memberikan
pengetahuan dan keterampilan profesional, serta dapat mengembangkan
kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manisfestasi dari keterpaduan
menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang
kerja.

2.1.6.7 Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya
sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya,
individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial, serta
lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri
menuju usia tua. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan
verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
15

Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup


adalah sebagai berikut:
1) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai
semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuan.
2) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua
karena telah mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat
diperkirakan IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia,
khususnya pada beberapa kemampuan yang lain, seperti kosa kata dan
pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan
menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia.
2.1.7 Pengukururan Pengetahuan
Menurut Wawan & Dewi (2017 : 11), pengukuran dapat dilakukan
dengan cara wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi
yang diukur dari subjek penelitian atau responden. Pengukuran dapat dilakukan
dengan memberikan seperangkat alat tes atau kuesioner tentang objek
pengetahuan yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Selanajutnya
dilakukan penelitian dimana setiap jawaban benar dari masing-masing pertanyaan
beri nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0.
Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban
dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya
berupa presentase dengan rumusan yang digunakan sebagai berikut;
Nilai:

N=

Dimana: N = Niilai pengetahuan


Sp = Skor yang didapat
Sm = Skor tertinggi maksimum

Sedangkan penekanan kategori penelitian dinilai sebagai berikut:


1) Jika pertanyaan dijawab benar oleh responden termasuk kategori baik: ≥ 76-
100%
16

2) Jika pertanyaan dijawab benar oleh responden termasuk kategori cukup: 56-
75%
3) Jika pertanyaan dijawab benar oleh responden termasuk kategori kurang baik:
< 56%.
2.2 Konsep Dasar Peran
2.2.1 Definisi Peran

Peran adalah seperangkat harapan –harapan yang dikenakan pada individu


yang menempati kedudukan sosial tertentu (Gros, dkk dalam Alamsyah, 2014).
Peran menurut Soekanto dalam (Khufron, 2014., : 12) adalah suatu aspek
dinamis kedudukan (status) yang apabila seseorang menjalankan hak dan
kewajibannya maka ia dikatakan melakukan suatu peranan yang dapat dilakukan
oleh orang, badan, atau lembaga yang menempati suatu posisi.
Sedangkan Robbins and Judge yang diterjemahkan oleh Saraswati & Sirait
(2015: 182) mengatakan bahwa peran adalah suatu rangkaian pola pada perilaku
yang diharapkan yang dikaitkan dengan seseorang yang menduduki posisi
tertentu dalam unit sosial.
Berdasarkan pengertian di atas, peran adalah suatu sikap atau perilaku
yang diharapkan oleh banyak orang atau sekelompok orang terhadap seseorang
yang memiliki status atau kedudukan tertentu.
2.2.2 Ciri – Ciri Peran
Menurut Anderson Carter dalam Andarmoyo (2012) menyebutkan cirri-ciri
peran antara lain :
1) Terorganisasi, yaitu adanya interaksi
2) Terdapat keterbatasan dalam menjalankan tugas dan fungsi
3) Terdapat perbedaan dan kekhususan
2.2.3 Peran Masyarakat
Salah satu definisi dari masyarakat pada awalnya adalah " a union of
families" atau masyarakat merupakan gabungan atau kumpulan dari keluarga-
keluarga. Awal dari masyarakat pun dapat kita katakan berasal dari hubungan
17

antar individu, kemudian kelompok yang lebih membesar lagi menjadi suatu
kelompok besar orang-orang yang disebut dengan masyarakat (Khairuddin, 2018).
Masyarakat adalah suatu kesatuan yang selalu berubah yang hidup karena
proses masyarakat. Masyarakat terbentuk melalui hasil interaksi yang kontinyu
antar individu. Dalam kehidupan bermasyarakat selalu dijumpai saling pengaruh
mempengaruhi antar kehidupan individu dengan kehidupan bermasyarakat
(Soetomo, 2019). Istilah Masyarakat (Society) artinya tidak diberikan ciri-ciri atau
ruang lingkup tertentu yang dapat dijadikan pegangan, untuk mengadakan suatu
analisa secara ilmiah. Istilah masyarakat mencakup masyarakat sederhana yang
buta huruf, sampai pada masyarakat-masyarakat industrial moderen yang
merupakan suatu negara. Istilah masyarakat juga digunakan untuk menggambar
kelompok manusia yang besar, sampai pada kelompok-kelompok kecil yang
terorganisasi (Soekanto, 2016).
Definisi Masyarakat adalah golongan besar atau kecil yang terdiri dari
beberapa manusia yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan
dan pengaruh-mempengaruhi satu sama lain. Istilah Masyarakat kadang-kadang
digunakan dalam artian "gesellaachafi" atau sebagai asosiasi manusia yang ingin
mencapai tujuan-tujuan tertentu yang terbatas isinya, sehingga direncanakan
pembentukan organisasi- organisasi tertentu (Soekanto, 2016). Masyarakat adalah
kelompok manusia yang sengaja dibentuk secara rasional untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tertentu. Suatu totalitas dari orang-orang yang saling
tergantung dan yang mengembangkan suatu kebudayaan tersendiri juga disebut
masyarakat. Walaupun penggunaan istilah-istilah masyarakat masih sangat samar-
samar dan umum, akan tetapi hal itu dapat dianggap indikasi dari hakikat manusia
yang senantiasa ingin hidup bersama dengan orang-orang lain. Bagaimanapun
juga penggunaan istilah masyarakat tak akan mungkin dilepas dari nila-nilai,
norma-norma tradisi, kepentingan-kepentingan, dan lain sebagainya. Oleh karena
itu pengertian masyarakat tak mungkin dipisahkan dari kebudayaan dan
kepribadian (Soekanto, 2016). Berdasarkan pengertian menurut pendapat diatas
maka dapat disimpulkan masyarakat adalah hubungan satu orang/sekelompok
orang- orang yang hidup secara mengelompok maupun individu dan berinteraksi
18

satu sama lain saling pengaruh dan mempengaruhi menimbulkan perubahan sosial
dalam kehidupan.
2.2.4 Peran Keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat
dan keinginan yang berhubungan dengan individu dalam posisi tertentu. Peranan
individu dalam keluarga di dasari oleh harapan pola perilaku keluarga, kelompok
dan masyarakat ( Indriyani & Asmuji, 2014 : 12 )
Selanjutnya menurut Friedman (2016), ada beberapa peran dalam keluarga,
yaitu sebagai berikut.
1) Peran ayah adalah menggunakan kepemimpinan moral dalam keluarga.
Sebaliknya pencari nafkah yang berjarak menggambarkan peran utama ayah
sebagai penyedia tetapi tidak terlibat dalam perawatan anak.
2) Peran ibu dalam keluarga sebagai pemeran peranan penting yang tertumpu
yaitu sebagai istri, pemimpin, dan pemberi asuhan kesehatan.

3) Peran kakak/adik dalam keluarga yaitu ketika anak telah beranjak dewasa
peran sebagai kakak adik (sibling rule) mendapat arti yang penting sebagai
pelaku yang mampu melakukan sosialisasi (socializing age)
19

2.2.5 Macam-Macam Peran Keluarga


2.2.5.1 Peran Formal Keluarga
Peran formal bersifat eksplisit. Peran formal keluarga adalah :
1) Peran Prenteral dan Perkawinan
Nye dan Gecas, (2010) yang dikutip Andarmoyo (2012), telah
mengidentifikasi enam peran dasar yang membentuk bentuk sosial sebagai suami-
ayah dan istri-ibu. Peran tersebut adalah; 1) Peran provider/penyedia, 2) Peran
pengatur rumah tangga, 3) Peran perawatan anak, 4) Peran sosialisasi anak, 5)
Peran rekreasi, 6) Peran persaudaraan/kindship/pemelihara hubungan keluarga
paternal dan maternal, 7) Peran terapeutik/memenuhi kebutuhan afektif dari
pasangan, 8) Peran seksual.
2) Peran Anak
Peran anak adalah melaksanakan tugas perkembangan dan pertumbuhan
fisik, psikis, dan sosial.
3) Peran Kakek/Nenek
Menurut Bengtson (2008) yang dikutip dalam Andarmoyo (2012), peran
kakek/nenek dalam keluarga adalah: 1) Semata-mata hadir dalam keluarga, 2)
Pengawal (menjaga dan melindungi bila diperlukan), 3) Menjadi hakim
(arbritrator), negosiasi antara anak dan orang tua, 4) Menjadi partisipan aktif,
menciptakan keterkaitan antara, masa lalu dengan sekarang serta masa yang akan
datang.
2.2.5.2 Peran Informal Keluarga
Peran informal bersifat implisit biasanya tidak tampak ke permukaan dan
dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional individu
(Andarmoyo, 2012 : 3 ) dan/atau untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga.
Keberadaan peran informal penting bagi tuntutan-tuntutan integratif dan adaptif
kelompok keluarga (Andarmoyo, 2012 : 3). Beberapa contoh peran informal yang
bersifat adaptif dan merusak kesejahteraan keluarga diantaranya sebagai berikut :
20

1) Pendorong
Pendorong memuji, setuju dengan, dan menerima konstribusi dari orang
lain. Akibatnya dapat merangkul orang lain dan membuat mereka merasa
bahwa pemikiran mereka penting dan bernilai untuk didengar.
2) Pengharmonis
Pengharmonis menengahi perbedaan yang terdapat di antara para anggota
menghibur menyatukan kembali perbedaan pendapat.
3) Inisiator-konstributor
Inisiator-konstributor mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau
cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.
4) Pendamai
Pendamai (compromiser) merupakan salah satu bagian dari konflik dan
ketidaksepakatan. Pendamai menyatakan posisinya dan mengakui
kesalahannya, atau menawarkan penyelesaian “setengah jalan”.
5) Penghalang
Penghalang cenderung negatif terhadap semua ide yang ditolak tanpa
alasan.
6) Dominator
Dominator cenderung memaksakan kekuasaan atau superioritas dengan
memanipulasi anggota kelompok tertentu dan membanggakan
kekuasaannya dan bertindak seakan-akan mengetahui segala-galanya dan
tampil sempurna.
7) Perawat keluarga
Perawat keluarga adalah orang yang terpanggil untuk merawat dan
mengasuh anggota keluarga lain yang membutuhkan.
8) Penghubung keluarga
Perantara keluarga adalah penghubung, ia (biasanya ibu) mengirim dan
memonitor komunikasi dalam keluarga
2.2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Peran
Menurut Kurniawan (2015 : 12) faktor- faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan peran serta meliputi:
21

2.2.6.1 Kelas sosial


Fungsi dari peran suami tertentu dipengaruhi oleh tuntutan kepentingan
dan kebutuhan yang ada dalam keluarga.
2.2.6.2 Bentuk keluarga
Keluarga dengan orang tua tunggal jelas berbeda dengan orang tua yang
masih lengkap demikian juga antara keluarga inti dengan keluarga besar
yang beragam dalam pengambilan keputusan dan kepentingan akan rawan
konflik peran.

2.3 Konsep Dasar Penyakit Covid-19


2.3.1 Definisi Covid-19
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan
tidak bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga
Coronaviridae. Coronaviridae dibagi dua subkeluarga dibedakan berdasarkan
serotipe dan karakteristik genom. Terdapat empat genus yaitu alpha coronavirus,
betacoronavirus, deltacoronavirus dan gamma coronavirus
SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit
pernapasan yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi saluran
pernafasan yang disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus.

SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah suatu jenis kegagalan


paru-paru dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya
pengumpulan cairan di paru-paru (edema paru).

2.3.2 Patofisiologi
Kebanyakan Coronavirus menginfeksi hewan dan bersirkulasi di hewan.
Coronavirus menyebabkan sejumlah besar penyakit pada hewan dan
kemampuannya menyebabkan penyakit berat pada hewan seperti babi, sapi, kuda,
kucing dan ayam. Coronavirus disebut dengan virus zoonotik yaitu virus yang
ditransmisikan dari hewan ke manusia. Banyak hewan liar yang dapat membawa
patogen dan bertindak sebagai vektor untuk penyakit menular tertentu.
Kelelawar, tikus bambu, unta dan musang merupakan host yang biasa
ditemukan untuk Coronavirus. Coronavirus pada kelelawar merupakan sumber
utama untuk kejadian severe acute respiratory syndrome (SARS) dan Middle East
22

respiratory syndrome (MERS). Namun pada kasus SARS, saat itu host
intermediet (masked palm civet atau luwak) justru ditemukan terlebih dahulu dan
awalnya disangka sebagai host alamiah. Barulah pada penelitian lebih lanjut
ditemukan bahwa luwak hanyalah sebagai host intermediet dan kelelawar tapal
kuda (horseshoe bars) sebagai host alamiahnya.Secara umum, alur Coronavirus
dari hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia melalui transmisi kontak,
transmisi droplet, rute feses dan oral.
Berdasarkan penemuan, terdapat tujuh tipe Coronavirus yang dapat
menginfeksi manusia saat ini yaitu dua alphacoronavirus (229E dan NL63) dan
empat betacoronavirus, yakni OC43, HKU1, Middle East respiratory syndrome-
associated coronavirus (MERS-CoV), dan severe acute respiratory syndrome-
associated coronavirus (SARS- CoV). Yang ketujuh adalah Coronavirus tipe baru
yang menjadi penyebab kejadian luar biasa di Wuhan, yakni Novel Coronavirus
2019 (2019-nCoV). Isolat 229E dan OC43 ditemukan sekitar 50 tahun yang lalu.
NL63 dan HKU1 diidentifikasi mengikuti kejadian luar biasa SARS. NL63
dikaitkan dengan penyakit akut laringotrakeitis (croup).

Gambar 2.1 Ilustrasi transmisi Coronavirus19


Coronavirus terutama menginfeksi dewasa atau anak usia lebih tua, dengan
gejala klinis ringan seperti common cold dan faringitis sampai berat seperti SARS
atau MERS serta beberapa strain menyebabkan diare pada dewasa. Infeksi
Coronavirus biasanya sering terjadi pada musim dingin dan semi. Hal tersebut
terkait dengan faktor iklim dan pergerakan atau perpindahan populasi yang
cenderung banyak perjalanan atau perpindahan. Selain itu, terkait dengan
23

karakteristik Coronavirus yang lebih menyukai suhu dingin dan kelembaban tidak
terlalu tinggi.
Semua orang secara umum rentan terinfeksi. Pneumonia Coronavirus jenis
baru dapat terjadi pada pasien immunocompromis dan populasi normal,
bergantung paparan jumlah virus. Jika kita terpapar virus dalam jumlah besar
dalam satu waktu, dapat menimbulkan penyakit walaupun sistem imun tubuh
berfungsi normal. Orang-orang dengan sistem imun lemah seperti orang tua,
wanita hamil, dan kondisi lainnya, penyakit dapat secara progresif lebih cepat dan
lebih parah. Infeksi Coronavirus menimbulkan sistem kekebalan tubuh yang
lemah terhadap virus ini lagi sehingga dapat terjadi re-infeksi.
Pada tahun 2002-2003, terjadi kejadian luar biasa di Provinsi Guangdong,
Tiongkok yaitu kejadian SARS. Total kasus SARS sekitar 8098 tersebar di 32
negara, total kematian 774 kasus. Agen virus Coronavirus pada kasus SARS
disebut SARS-CoV, grup 2b betacoronavirus Penyebaran kasus SARS sangat
cepat total jumlah kasus tersebut ditemukan dalam waktu sekitar 6 bulan. Virus
SARS diduga sangat mudah dan cepat menyebar antar manusia. Gejala yang
muncul dari SARS yaitu demam, batuk, nyeri kepala, nyeri otot, dan gejala infeksi
saluran napas lain. Kebanyakan pasien sembuh sendiri, dengan tingkat kematian
sekitar 10-14% terutama pasien dengan usia lebih dari 40 tahun dengan penyakit
penyerta seperti penyakit jantung, asma, penyakit paru kronik dan diabetes.
Tahun 2012, Coronavirus jenis baru kembali ditemukan di Timur Tengah
diberi nama MERS-CoV (grup 2c β-coronavirus). Kasus pertama MERS pada
tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 ditemukan jumlah total 1143 kasus.
Berbeda dengan SARS, MERS cenderang tidak bersifat infeksius dibandingkan
SARS. Dalam 3 tahun ditemukan jumlah kasus 1143. MERS diduga tidak mudah
menyebar dari manusia ke manusia, namun SARS dapat dengan mudah dan cepat
menyebar dari manusia ke manusia. Namun, disisi lain MERS lebih tinggi tingkat
kematiannya, jika SARS sekitar 10%, tingkat kematian MERS mencapai sekitar
40%.
Coronavirus hanya bisa memperbanyak diri melalui sel host-nya. Virus
tidak bisa hidup tanpa sel host. Berikut siklus dari Coronavirus setelah
menemukan sel host sesuai tropismenya. Pertama, penempelan dan masuk virus
24

ke sel host diperantarai oleh Protein S yang ada dipermukaan virus.5 Protein S
penentu utama dalam menginfeksi spesies host-nya serta penentu tropisnya.5 Pada
studi SARS-CoV protein S berikatan dengan reseptor di sel host yaitu enzim
ACE-2 (angiotensin- converting enzyme 2). ACE-2 dapat ditemukan pada mukosa
oral dan nasal, nasofaring, paru, lambung, usus halus, usus besar, kulit, timus,
sumsum tulang, limpa, hati, ginjal, otak, sel epitel alveolar paru, sel enterosit usus
halus, sel endotel arteri vena, dan sel otot polos.20 Setelah berhasil masuk
selanjutnya translasi replikasi gen dari RNA genom virus. Selanjutnya replikasi
dan transkripsi dimana sintesis virus RNA melalui translasi dan perakitan dari
kompleks replikasi virus. Tahap selanjutnya adalah perakitan dan rilis virus.12
Berikut gambar siklus hidup virus (gambar 3). Setelah terjadi transmisi, virus
masuk ke saluran napas atas kemudian bereplikasi di sel epitel saluran napas atas
(melakukan siklus hidupnya). Setelah itu menyebar ke saluran napas bawah. Pada
infeksi akut terjadi peluruhan virus dari saluran napas dan virus dapat berlanjut
meluruh beberapa waktu di sel gastrointestinal setelah penyembuhan. Masa
inkubasi virus sampai muncul penyakit sekitar 3-7 hari.

Gambar 2.2 Siklus hidup Coronavirus (SARS)


25

Studi pada SARS menunjukkan virus bereplikasi di saluran napas bawah


diikuti dengan respons sistem imun bawaan dan spesifik. Faktor virus dan sistem
imun berperan penting dalam patogenesis. Pada tahap pertama terjadi kerusakan
difus alveolar, makrofag, dan infiltrasi sel T dan proliferasi pneumosit tipe 2. Pada
rontgen toraks diawal tahap infeksi terlihat infiltrat pulmonar seperti bercak-
bercak. Pada tahap kedua, organisasi terjadi sehingga terjadi perubahan infiltrat
atau konsolidasi luas di paru. Infeksi tidak sebatas di sistem pernapasan tetapi
virus juga bereplikasi di enterosit sehingga menyebabkan diare dan luruh di feses,
juga urin dan cairan tubuh lainnya.
Studi terbaru menunjukkan peningkatan sitokin proinflamasi di serum
seperti IL1B, IL6, IL12, IFNγ, IP10, dan MCP1 dikaitkan dengan inflamasi di
paru dan kerusakan luas di jaringan paru-paru pada pasien dengan SARS. Pada
infeksi MERS-CoV dilaporkan menginduksi peningkatan konsentrasi sitokin
proinflamasi seperti IFNγ, TNFα, IL15, dan IL17. Patofisiologi dari tingginya
patogenitas yang tidak biasa dari SARS-CoV atau MERS-CoV sampai saat ini
belum sepenuhnya dipahami.
2.3.3 SARS CoV-2
Virus SARS-CoV-2 merupakan Coronavirus, jenis baru yang menyebabkan
epidemi, dilaporkan pertama kali di Wuhan Tiongkok pada tanggal 31 Desember
2019. Analisis isolat dari saluran respirasi bawah pasien tersebut menunjukkan
penemuan Coronavirus tipe baru, yang diberi nama oleh WHO covid-19. Pada
tanggal 11 Februari 2020, WHO memberi nama penyakitnya menjadi Coronavirus
Disease 2019 (covid-19). Coronavirus tipe baru ini merupakan tipe ketujuh yang
diketahui di manusia. SARS-CoV-2 diklasifikasikan pada genus betaCoronavirus.
Pada 10 Januari 2020, sekuensing pertama genom SARS-CoV-2 teridentifikasi
dengan 5 subsekuens dari sekuens genom virus dirilis. Sekuens genom dari
Coronavirus baru (SARS-CoV-2) diketahui hampir mirip dengan SARS-CoV dan
MERS-CoV. Secara pohon evolusi sama dengan SARS-CoV dan MERS-CoV
tetapi tidak tepat sama.
Kejadian luar biasa di Wuhan mirip dengan kejadian luar biasa SARS di
Guangdong pada tahun 2002. Keduanya terjadi di musim dingin. Apabila
dibandingkan dengan SARS, Pneumoni covid-19 cenderung lebih rendah dari segi
26

angka kematian. Angka kematian SARS mencapai 10% dan MERS 37%. Namun,
saat ini tingkat infektivitas virus pneumoni COVID-19 ini diketahui setidaknya
setara atau lebih tinggi dari SARS-CoV. Hal ini ditunjukkan oleh R0-nya, dimana
penelitian terbaru menunjukkan R0 dari virus pneumoni SARS- CoV-2 ini adalah
4,08. Sebagai perbandingan, R0 dari SARS-CoV adalah 2,0. Coronavirus jenis
baru ini bersifat letal namun tingkat kematian masih belum pasti, serta saat ini
masih dapat dicegah dan dikontrol.

Gambar 2.3 Gambaran mikroskopik SARS-CoV-2 menggunakan


transmission electron microscopy
Evolusi group dari SARS-CoV-2 ditemukan di kelelawar sehingga diduga
host alami atau utama dari SARS-CoV-2 mungkin juga kelelawar. Coronavirus
tipe baru ini dapat bertransmisi dari kelelawar kemudian host perantara kemudian
manusia melalui mutasi evolusi. Ada kemungkinan banyak host perantara dari
kelelawar ke manusia yang belum dapat diidentifikasi.Coronavirus baru,
memproduksi variasi antigen baru dan populasi tidak memiliki imunitas terhadap
strain mutan virus sehingga dapat menyebabkan pneumonia. Pada kasus ini
ditemukan kasus “super-spreader” yaitu dimana virus bermutasi atau beradaptasi
di dalam tubuh manusia sehingga memiliki kekuatan transmisi yang sangat kuat
27

dan sangat infeksius. Satu pasien menginfeksi lebih dari 3 orang dianggap super-
spreader, jika lebih dari 10 lebih tepat lagi dikatakan super spreader.

Secara patofisiologi, pemahaman mengenai covid-19 masih perlu studi lebih


lanjut. Pada SARS-CoV-2 ditemukan target sel kemungkinan berlokasi di saluran
napas bawah.2 Virus SARS-CoV-2 menggunakan ACE-2 sebagai reseptor, sama
dengan pada SARS-CoV. Sekuens dari RBD (Reseptor-binding domain) termasuk
RBM (receptor- binding motif) pada SARS-CoV-2 kontak langsung dengan
enzim ACE 2 (angiotensin-converting enzyme 2). Hasil residu pada SARS-CoV-2
RBM (Gln493) berinteraksi dengan ACE 2 pada manusia, konsisten dengan
kapasitas SARS-CoV-2 untuk infeksi sel manusia. Beberapa residu kritis lain dari
SARS-CoV-2 RBM (Asn501) kompatibel mengikat ACE2 pada manusia,
menunjukkan SARS-CoV-2 mempunyai kapasitas untuk transmisi manusia ke
manusia. Analisis secara analisis filogenetik kelelawar menunjukkan SARS-CoV-
2 juga berpotensi mengenali ACE 2 dari beragam spesies hewan yang
menggunakan spesies hewan ini sebagai inang perantara.22 Pada penelitian 41
pasien pertama pneumonia covid-19 di Wuhan ditemukan nilai tinggi dari IL1β,
IFNγ, IP10, dan MCP1, dan kemungkinan mengaktifkan respon sel T-helper-1
(Th1).2 Selain itu, berdasarkan studi terbaru ini, pada pasien-pasien yang
memerlukan perawatan di ICU ditemukan konsentrasi lebih tinggi dari GCSF,
IP10, MCP1, MIP1A, dan TNFα dibandingkan pasien yang tidak memerlukan
perawatan di ICU.2 Hal tersebut mendasari kemungkinan adanya cytokine storm
yang berkaitan dengan tingkat keparahan penyakit. Selain itu, pada infeksi SARS-
CoV- 2 juga menginisiasi peningkatan sekresi sitokin T-helper-2 (seperti IL4 dan
IL10) yang berperan dalam menekan inflamasi, yang berbeda dengan infeksi
SARS-CoV.2.
Berdasarkan pohon filogeni 2020 menunjukkan semua sampel berkaitan
serta terdapat lima mutasi relatif terhadap induknya, membuktikan adanya
transmisi dari manusia ke manusia. Selain itu, filogeni menunjukkan adanya
indikasi infeksi pertama manusia pada November 2019 diikuti dengan bertahan
transmisi dari manusia ke manusia.
28

2.3.4 Gejala Klinis


Infeksi covid-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat.
Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >38ᵒC), batuk dan kesulitan
bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala
gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien
timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan
progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan
perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa
pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam.
Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan sebagian kecil dalam kondisi
kritis bahkan meninggal. Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi.
2.3.5 Klasifikasi Klinis
Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi.
2.3.5.1 Tidak berkomplikasi
Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa gejala
yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk, dapat
disertai dengan nyeri tenggorok, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan nyeri
otot. Perlu diperhatikan bahwa pada pasien dengan lanjut usia dan pasien
immunocompromises presentasi gejala menjadi tidak khas atau atipikal. Selain
itu, pada beberapa kasus ditemui tidak disertai dengan demam dan gejala relatif
ringan. Pada kondisi ini pasien tidak memiliki gejala komplikasi diantaranya
dehidrasi, sepsis atau napas pendek.26
2.3.5.2 Pneumonia ringan
Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun tidak
ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat
ditandai dengan batuk atau susah bernapas atau tampak sesak disertai napas cepat
atau takipneu tanpa adanya tanda pneumonia berat.
Definisi takipnea pada anak:
1) < 2 bulan : ≥ 60x/menit
2) 2-11 bulan : ≥ 50x/menit
3) 1-5 tahun : ≥ 40x/menit.
29

2.3.5.3 Pneumonia berat Pada pasien dewasa


1) Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran
napas
2) Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas: > 30x/menit),
distress pernapasan berat atau saturasi oksigen pasien <90% udara luar.

Kriteria definisi Severe Community-acquired Pneumonia (CAP) menurut


Diseases Society of America/American Thoracic Society.
Tabel 2.4 Kriteria severe CAP
Jika terdapat salah satu kriteria mayor atau ≥ 3
kriteria minor
Kriteria minor Frekuensi napas ≥ 30x/menit Rasio Pa02/FiO2 ≤
250 Infiltrat multilobular Penurunan kesadaran
Uremia (BUN) ≥ 20 mg/dL
Leukopenia (<4000 cell/mikrol) Trombositopenia
(< 100.000/microliter) Hipotermia (<360C)
Hipotensi perlu resusitasi cairan agresif
Kriteria mayor Syok septik membutuhkan vasopressor
Gagal napasmembutuhkan
ventilasi mekanik
Pada pasien anak-anak:
1) Gejala: batuk atau tampak sesak, ditambah satu diantara kondisi berikut:
1. Sianosis central atau SpO2 < 90%
2. Distress napas berat (retraksi dada berat)
3. Pneumonia dengan tanda bahaya (tidak mau menyusu atau minum;
letargi atau penurunan kesadaran; atau kejang)
Dalam menentukan pneumonia berat ini diagnosis dilakukan dengan
diagnosis klinis, yang mungkin didapatkan hasil penunjang yang tidak
menunjukkan komplikasi.
2.3.5.4 Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
Onset: baru atau perburukan gejala respirasi dalam 1 minggu setelah
diketahui kondisi klinis. Derajat ringan beratnya ARDS berdasarkan kondisi
hipoksemia. Hipoksemia didefinisikan tekanan oksigen arteri (PaO₂) dibagi fraksi
oksigen inspirasi (FIO₂) kurang dari< 300 mmHg.
Pemeriksaan penunjang yang penting yaitu pencitraan toraks seperti foto
toraks, CT Scan toraks atau USG paru. Pada pemeriksaan pencitraan dapat
ditemukan: opasitas bilateral, tidak menjelaskan oleh karena efusi, lobar atau
30

kolaps paru atau nodul. Sumber dari edema tidak sepenuhnya dapat dijelaskan
oleh gagal jantung atau kelebihan cairan, dibutuhkan pemeriksaan objektif lain
seperti ekokardiografi untuk mengeksklusi penyebab hidrostatik penyebab edema
jika tidak ada faktor risiko. Penting dilakukan analisis gas darah untuk melihat
tekanan oksigen darah dalam menentukan tingkat keparahan ARDS serta terapi.
Berikut rincian oksigenasi pada pasien ARDS.
Dewasa:
1) ARDS ringan : 200 mmHg < PaO2/FiO2 ≤ 300 mmHg (dengan PEEP
atau CPAP ≥ 5 cmH2O atau tanpa diventilasi)
2) ARDS sedang : 100 mmHg < PaO2/FiO2 ≤ 200 mmHg dengan PEEP ≥ 5
cmH2O atau tanpa diventilasi
3) ARDS berat : PaO2/FiO2 ≤ 100 mmHg dengan PEEP ≥ 5 cmH2O atau
tanpa diventilasi
4) Tidak tersedia data PaO2 : SpO2/FiO2 ≤ 315 diduga ARDS (termasuk
pasien tanpa ventilasi)
Anak:
1) Bilevel NIV atau CPAP ≥ 5 cmH2O melalui masker full wajah :
PaO2/FiO2 ≤ 300 mmHg atau SpO2/FiO2 ≤ 264
2) ARDS ringan (ventilasi invasif): 4 ≤ oxygenation index (OI) < 8 or 5 ≤
OSI < 7.5
3) ARDS sedang (ventilasi invasif): 8 ≤ OI < 16 atau 7.5 ≤
oxygenation index using SpO2 (OSI) < 12.3
4) ARDS berat (ventilasi invasif): OI ≥ 16 atau OSI ≥ 12.3
2.3.5.5 Sepsis
Sepsis merupakan suatu kondisi respons disregulasi tubuh terhadap suspek
infeksi atau infeksi yang terbukti dengan disertai disfungsi organ. Tanda disfungsi
organ perubahan status mental, susah bernapas atau frekuensi napas cepat, saturasi
oksigen rendah, keluaran urin berkurang, frekuensi nadi meningkat, nadi teraba
lemah, akral dingin atau tekanan darah rendah, kulit mottling atau terdapat bukti
laboratorium koagulopati, trombositopenia, asidosis, tinggi laktat atau
hiperbilirubinemia.
31

Skor SOFA dapat digunakan untuk menentukan diagnosis sepsis dari nilai
0-24 dengan menilai 6 sistem organ yaitu respirasi (hipoksemia melalui tekanan
oksigen atau fraksi oksigen), koagulasi (trombositopenia), liver (bilirubin
meningkat), kardivaskular (hipotensi), system saraf pusat (tingkat kesadaran
dihitung dengan Glasgow coma scale) dan ginjal (luaran urin berkurang atau
tinggi kreatinin). Sepsis didefinisikan peningkatan skor Sequential (Sepsis-
related) Organ Failure Assesment (SOFA) ≥ 2 poin.
Pada anak-anak didiagnosis sepsis bila curiga atau terbukti infeksi dan ≥ 2
kriteria systemic inflammatory Response Syndrom (SIRS) yang salah satunya
harus suhu abnormal atau hitung leukosit.
2.3.5.6 Syok septik
Definisi syok septik yaitu hipotensi persisten setelah resusitasi volum
adekuat sehingga diperlukan vasopressor untuk mempertahankan MAP ≥ 65
mmHg dan serum laktat > 2 mmol/L. Definisi syok septik pada anak yaitu
hipotensi dengan tekanan sistolik < persentil 5 atau > 2 SD dibawah rata rata
tekanan sistolik normal berdasarkan usia atau diikuti dengan 2-3 kondisi berikut :
1) Perubahan status mental
2) Bradikardia atau takikardia
a) Pada balita: frekuensi nadi < 90 x/menit atau > 160x/menit
b) Pada anak-anak: frekuensi nadi < 70x/menit atau
> 150x/menit26
3) Capillary refill time meningkat (> 2 detik) atau vasodilatasi hangat dengan
bounding pulse
4) Takipnea
5) Kulit mottled atau petekia atau purpura
6) Peningkatan laktat
7) Oliguria
8) Hipertemia atau hipotermia
2.3.6 Tanda dan Gejala
Suhu badan lebih dari 38ᵒC, ditambah batuk, sulit bernapas, dan napas
pendek-pendek. Jika sudah terjadi gejala-gejala itu dan pernah berkontak dekat
dengan pasien penyakit ini, orang bisa disebut suspect SARS. Kalau setelah di
32

rontgen terlihat ada pneumonia (radang paru-paru) atau terjadi gagal pernapasan,
orang itu bisa disebut probable SARS atau bisa diduga terkena SARS.
Gejala lainnya sakit kepala, otot terasa kaku, diare yang tak kunjung henti,
timbul bintik-bintik merah pada kulit, dan badan lemas beberapa hari. Ini semua
adalah gejala yang kasat mata bisa dirasakan langsung oleh orang yang diduga
menderita SARS itu. Tapi gejala itu tidak cukup kuat jika belum ada kontak
langsung dengan pasien. Tetap diperlukan pemeriksaan medis sebelum seseorang
disimpulkan terkena penyakit ini. Paru-parunya mengalami radang, limfositnya
menurun, trombositnya mungkin juga menurun. Kalau sudah berat, oksigen dalam
darah menurun dan enzim hati akan meningkat. Ini semua gejala yang bisa dilihat
dengan alat medis. Tapi semua gejala itu masih bisa berubah. Penelitian terus
dilangsungkan sampai sekarang.
2.3.7 Data Penunjang
1) Pemeriksaan radiologis : air bronchogram : Streptococcus pneumonia.
2) Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi
pernafasan abnormal (seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah
seringkali rendah dan kulit, bibir serta kuku penderita tampak kebiruan
(sianosis, karena kekurangan oksigen).
3) Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis SARS :
a) Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan di tempat
yang seharusnya terisi udara)
b) Gas darah arteri
c) Hitung jenis darah dan kimia darah
d) Bronkoskopi.
4) Pemeriksaan Laboratorium : Leukosit.
5) Pemeriksaan Bakteriologis : sputum, darah, aspirasi nasotrakeal atau
transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal, torakosentesis, bronskoskopi,
biopsy
6) Test DNA sequencing bagi coronavirus yang dapat diperoleh hasilnya
dalam 8 jam dan sangat akurat. Test yang lama hanya mampu mendeteksi
antibody.
33

Gambar 2.4 Gambaran CT Scan Toraks pasien pneumonia COVID-19


di Wuhan, Tiongkok.
1) CT Toraks Transversal, laki-laki 40 tahun, menunjukkan multiple lobular
bilateral dan area subsegmental konsolidasi hari ke-15 setelah onset gejala.
2) CT Toraks transversal, wanita 53 tahun, opasitas ground-glass bilateral dan
area subsegmental konsolidasi, hari ke-8 setelah onset gejala.
3) Dan bilateral ground-glass opacity setelah 12 hari onset gejala.
2.3.8 Penatalaksanaan Medis
2.3.8.1 Terapi supportif umum : meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi
yang adekuat, pemberian multivitamin dan lain-lain.
34

1) Terapi oksigen
2) Humidifikasi dengan nebulizer
3) Fisioterapi dada
4) Pengaturan cairan
5) Pemberian kortokosteroid pada fase sepsis berat
6) Obat inotropik
7) Ventilasi mekanis
8) Drainase empiema
9) Bila terdapat gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori cukup

2.3.8.2 Terapi antibiotik


Agen anti-bakteri secara rutin diresepkan untuk SARS karena menyajikan
fitur non-spesifik dan cepat tes laboratorium yang dapat diandalkan untuk
mendiagnosis SARS-cov virus dalam beberapa hari pertama infeksi belum
tersedia. Antibiotik empiris yang sesuai dengan demikian diperlukan untuk
menutupi terhadap patogen pernafasan Common per nasional atau pedoman
pengobatan lokal bagi masyarakat-diperoleh atau nosokomial pneumonia.
Setelah mengesampingkan patogen lain, terapi antibiotik dapat ditarik.
Selain efek antibakteri mereka, beberapa antibiotik immunomodulatory dikenal
memiliki sifat, khususnya quinolones dan makrolid. Efeknya pada kursus SARS
adalah belum ditentukan.
SARS dapat hadir dengan spektrum keparahan penyakit. Sebagian kecil
pasien dengan penyakit ringan pulih baik bentuk khusus tanpa pengobatan atau
terapi antibiotik saja.
Antibiotik :
1) Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
2) Utama ditujukan pada S.pneumonia, H.Influensa dan S.Aureus
35

2.4 Konsep Dasar Pencegahan Covid-19


2.4.1 Pengertian
2.4.1.1 Pencegahan Penyakit
Pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh
Pemerintah pusat , Pemerintah Daerah, dan Pemerintah Kabupaten/Kota, dan/atau
masyarakat untuk menghindari atau mengurangi risiko, masalah, dan dampak
buruk akibat penyakit baik penyakit menular maupun tidak menular (Swaesti ,
2020 : 5).
2.4.1.2 Pencegahan Covid-19
Cara mencegah dan menghindari virus corona dilakukan dengan
menerapkan perilaku hidup bersih sehat. Pencegahan ini dianggap cara terbaik
untuk menghindari penyakit covid-19 ini dan juga dengan mengikuti penerapan
protokol kesehatan yang telah di buat oleh pemerintah (Swaesti , 2020 : 5).
2.4.1.3 Pencegahan Covid-19 Sebagai Peran Masyarakat
Masyarakat memiliki peran penting dalam memutus mata rantai penularan
covid-19 agar tidak menimbulkan sumber penularan baru/cluster pada tempat-
tempat dimana terjadinya pergerakan orang, interaksi antar manusia dan
berkumpulnya banyak orang. Masyarakat harus dapat beraktivitas kembali dalam
situasi pandemi covid-19 dengan beradaptasi pada kebiasaan baru yang lebih
sehat, lebih bersih, dan lebih taat, yang dilaksanakan oleh seluruh komponen yang
ada di masyarakat serta memberdayakan semua sumber daya yang ada. Peran
masyarakat untuk dapat memutus mata rantai penularan covid-19 (risiko tertular
dan menularkan) harus dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan.
Protokol kesehatan secara umum harus memuat: Perlindungan Kesehatan Individu
Penularan covid-19 terjadi melalui droplet yang dapat menginfeksi manusia
dengan masuknya droplet yang mengandung virus SARS-CoV-2 ke dalam tubuh
melalui hidung, mulut, dan mata (Prayitno et al., 2020 : 20).
2.4.2 Tindakan Pencegahan
Prinsip pencegahan penularan covid-19 pada individu dilakukan dengan
menghindari masuknya virus melalui 10 cara efektif tindakan pencegahan
diantaranya:
36

1) Tinggal di rumah
Anda harus membatasi aktivitas di luar rumah, kecuali untuk memperoleh
layanan kesehatan. Selain itu, disarankan untuk tidak pergi bekerja, ke
sekolah, atau mengunjungi tempat-tempat publik. Hindari menggunakan
transportasi publik, berbagi kendaraan, atau taksi.
2) Menggunakan Masker
Gunakan masker saat berada di sekitar orang lain, binatang peliharaan,
atau jika akan tempat publik. Jika anda tidak dapat menggunakan masker,
orang yang tinggal bersama anda tidak diperbolehkan untuk berada dalam
ruangan yang sama. Atau sebaliknya, orang tersebut harus menggunakan
masker ketika masuk ke ruangan anda.
3) Sering mencuci tangan
Cuci tangan lebih sering dengan menggunakan sabun dan air setidaknya
20 detik. Jika sabun dan air tidak tersedia, cucilah tangan dengan
pembersih tangan yang mengandung setidaknya 60 persen alkohol.
4) Membersihkan permukaan benda yang sering disentuh
Permukaan benda yang seringkali disentuh, termasuk meja, gagang pintu,
perlengkapan kamar mandi, toilet, telepon, keyboard, tablet, hingga tempat
tidur. Selain itu, bersihkan pula semua permukaan yang mungkin
tersentuh darah, feses, atau cairan tubuh. Gunakan semprotan pembersih
dan lakukan pembersihan sesuai instruksi atau petunjuk yang tertera.
Misalnya, prosedur pemakaian sarung tangan hingga ventilasi yang cukup
saat penggunaan semprotan pembersih.
5) Menghindari penggunaan alat-alat pribadi bersama
Penggunaan alat-alat pribadi bersama yang harus dihindari misalnya
adalah gelas, peralatan makan, dan handuk. Setelah digunakan, peralatan
tersebut harus segera dicucui dengan sabun dan air. 
6) Menutupi batuk dan bersin
Tutupi mulut dan hidung Anda dengan tisu ketika batuk atau bersin.
Buang tisu yang telah digunakan dalam tempat sampah. Setelah itu,
segera mungkin cuci tangan dengan sabun dan air selama setidaknya 20
37

detik. Selain itu, bisa juga membersihkan tangan dengan pembersih tangan
yang mengandung 60 persen hingga 95 persen alkohol.
7) Tidak berjabat tangan
Dengan tidak berjabat tangan, akan menghindarkan terjadinya kontak
kulit. Hal itu akan sedikit mampu mencegah penyebaran virus corona.
8) Hindari kontak dekat
Sebisa mungkin, hindari kontak dekat dari orang lain yang sedang sakit.
Selain itu, jangan memegang binatang peliharaan ataupun hewan lain saat
sakit.
9) Perhatikan gejala yang muncul
Carilah pertolongan medis sebelum penyakit semakin memburuk. Sebelum
mencari layanan tersebut, jangan lupa untuk menghubungi terlebih dahulu
dan menceritakan apa yang dialami untuk segera dievaluasi. Jika anda
memiliki kondisi darurat, hubungi hotline dari kewenangan kesehatan
setempat. Jika memungkinkan, gunakan masker sebelum petugas medis
darurat datang.
10) Mengunjugi layanan kesehatan
Sebelum mengunjungi layanan kesehatan, Anda dapat menghubungi
dokter untuk memastikan apakah anda mungkin mengalami covid-19 atau
tidak.  Langkah ini dapat membantu penyedia layanan kesehatan untuk
mengambil langkah sekaligus menjaga orang lain untuk terinfeksi atau
terpapar ( Swaesti , 2020 :70).

2.4.2.1 Vaksinasi
Vaksin dibuat untuk mencegah penyakit. vaksin covid-19 adalah harapan
terbaik untuk menekan penularan virus corona. Namun, mungkin masih banyak
masyarakat awam yang masih mempertanyakan manfaat vaksin covid-19, cara
kerjanya, atau mungkin efek samping yang dapat terjadi. Infeksi covid-19 dapat
menyebabkan komplikasi medis yang parah dan menyebabkan kematian pada
beberapa orang. Tidak ada cara untuk mengetahui bagaimana virus corona ini
mempengaruhi kondisi tubuh seseorang. Mendapatkan vaksin covid-19 maka bisa
melindungi tubuh dengan menciptakan respons antibodi di tubuh tanpa harus sakit
38

karena virus corona. Vaksin covid-19 mampu mencegah seseorang terkena virus
corona. Atau, apabila kamu tertular covid-19, vaksin dapat mencegah tubuh dari
sakit parah atau potensi hadirnya komplikasi serius. Dengan mendapatkan vaksin,
kamu juga akan membantu melindungi orang-orang di sekitar dari virus corona.
Terutama orang-orang yang berisiko tinggi terkena penyakit parah akibat covid-
19. Sasaran penerima vaksin covid-19 tenaga medis, TNI/Polri, aparat hukum, dan
pelayanan publik sebanyak 3,4 juta orang, tokoh agama/masyarakat, perangkat
daerah (kecamatan, desa, RT/RW) sebanyak 5,6 juta orang, seluruh tokoh/tenaga
pendidik mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, sampai sederajat perguruan
tinggi, sebanyak 4,3 juta orang, aparatur pemerintah (pusat, daerah, dan legislatif)
sebanyak 2,3 juta penerima vaksin, penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS
Kesehatan sebanyak 86 juta orang, masyarakat usia 19 hingga 59 tahun, sebesar
57 juta orang (Widyani,dkk. 2020 : 25 ). 

2.4.2.2 Protokol Kesehatan 4 M


Menerapkan pencegahan protokol kesehatan melalui 4 M yaitu:
1) Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan
mulut hingga dagu, jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang
lain yang tidak diketahui status kesehatannya (yang mungkin dapat
menularkan covid-19). Apabila menggunakan masker kain, sebaiknya
gunakan masker kain 3 lapis.
2) Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dengan
air mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis
alkohol/handsanitizer. Selalu menghindari menyentuh mata, hidung, dan
mulut dengan tangan yang tidak bersih (yang mungkin terkontaminasi
droplet yang mengandung virus).
3) Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari
terkena droplet dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari
kerumunan, keramaian, dan berdesakan. Jika tidak memungkinkan
melakukan jaga jarak maka dapat dilakukan berbagai rekayasa administrasi
dan teknis lainnya. Rekayasa administrasi dapat berupa pembatasan jumlah
orang, pengaturan jadwal, dan sebagainya. Sedangkan rekayasa teknis
39

antara lain dapat berupa pembuatan partisi, pengaturan jalur masuk dan
keluar, dan lain sebagainya.
4) Menghindari kerumunan adalah langka yang tepat yang dapat dilakukan
oleh semua lapisan masyarakat sebagai upaya antisipasi penularan covid-19.
Hal ini karena setiap orang bisa menjadi carrier virus corona dan tidak
diketahui tanda secara fisik bila tanpa gejala (mmc.kalteng.go.id).
40

BAB 3
METODE PENELITIAN
Dalam penyusunan bab 3 tentang Metode Penelitian terdiri dari 6 sub bab
seperti berikut ( Nursalam, 2020) :
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah langkah yang dimiliki dan dilakukan oleh peneliti
dalam rangka untuk mengumpulkan informasi atau data serta melakukan
investigasi pada data yang telah didapatkan tersebut. Metode penelitian
memberikan gambaran rancangan penelitian yang meliputi antara lain: prosedur
dan langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, dan
dengan langkah apa data-data tersebut diperoleh dan selanjutnya diolah dan
dianalisis. (Hidayat, 2017).Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah literature review. Literature review adalah analisis terintegrasi tulisan
ilmiah yang terkait langsung dengan pertanyaan penelitian (Nursalam, 2020 : 4).
Literature review adalah analisis terintegrasi (bukan hanya ringkasan) tulisan
ilmiah yang terkait langsung dengan pertanyaan penelitian. Artinya, literatur
menunjukkan korespondensi antara tulisan-tulisan dan pertanyaan penelitian yang
dirumuskan. Literature review dapat berupa karya yang berdiri sendiri atau
pengantar untuk makalah penelitian yang lebih besar, tergantung pada jenis
kebutuhannya. Literature review penting karena dapat menjelaskan latar belakang
penelitian tentang suatu topik, menunjukkan mengapa suatu topik penting untuk
diteliti, menemukan hubungan antara studi/ide penelitian, mengidentifikasi tema,
konsep, dan peneliti utama pada suatu topik, identifikasi kesenjangan utama dan
membahas pertanyaan penelitian lebih lanjut berdasarkan studi sebelumnya
(Nursalam,2020 : 4 ).
3.2 Kriteria Kelayakan Literature Review
Startegi yang digunakan untuk mencari literatur dalam penelitin ini adalah
menggunakan PICOS dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun kriteria inklusi
dan ekslusi dalam penelitian ini sebagai berikut.
Adapun kriteria inklusi dan ekslusi dalam penelitian ini sebagai berikut :

40
41

3.2.1 Kriteria Inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2011).

3.2.2 Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang


memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai alasan (Nursalam,
2011).
Tabel 3.1 Kriteria Iklusi dan Ekslusi
Kriteria Inklusi Eksklusi
Population Masyarakat Masyarakat yang
sedang sakit
Intervensi Tidak ada intervensi Tidak ada intervensi
Comparison Variabel pembanding dalam Tidak ada
jurnal terkait yang diambil
Outcome Variabel yang mencantumkan Tidak mencantumkan
adanya hubungan tingkat
pengetahuan dengan peran
masyarakat dalam pencegahan
penyakit covid-19
Study Design Desain penelitian dengan analitik korelasional
cross-sectional
Publication years Tahun publikasi 2016-2021 Sebelum tahun 2016
Language Bahasa Indonesia dan Inggris Bahasa Japan dan
Cina

3.3 Sumber Literatur


Data sebagai sumber literatur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti-peneliti terdahulu. Adapaun sumber data sekunder yang didapat berupa
artikel jurnal nasional maupun internasional. Dalam pencarian sumber literatur
data sekunder peneliti menggunakan 2 database yaitu google scoolar dan portal
garuda dengan menggunakan Keyword “ hubungan tingkat pengetahuan AND
peran masyarakat dalam pencegahan covid-19 ”.

3.4 Seleksi Literatur


42

Peneliti menguraikan proses dan hasil seleksi artikel yang ditemukan


menggunakan diagram flow dengan tahapan seleksi yaitu identifikasi, screening,
kelayakan, dan kriteria inklusi.(Nursalam, 2020 : 9):
Berdasarkan hasil pencarian literatur melalui tiga database Google Scoolar
dan portal garuda , dengan menggunakan kata kunci “Hubungan tingkat
pengetahuan AND peran masyarakat pencegahan covid-19. Peneliti berhasil
mendapatkan 111 artikel baik nasional dan internasional. Hasil pencarian artikel
yang didapatkan tersebut kemudian diperiksa duplikasi dan ditemukan sebanyak
50 artikel yang duplikasi atau sama sehingga dikeluarkan dan tersisa 61 artikel.
Kemudian peneliti melakukan screening berdasarkan judul yang disesuaikan
dengan tema dan variabel, sebanyak 35 artikel yang di ekslusi karena tidak sesuai
dengan tema dan tersisa 26 artikel. Kemudian peneliti menyeleksi berdasarkan
abstrack (didalam abstrack tidak ditemukan hasil atau pembahasan terkait variabel
yang diteliti) sebanyak artikel di ekslusi, dan tersisa 26 artikel. Peneliti
memeriksa kelengkapan 26 artikel secara full/ lengkap mulai dari judul, abstrak,
latar belakang, metode, hasil, pembahasan dan daftar pustaka didapatkan
sebanyak 6 artikel yang bisa dipergunakan dan memenuhi kelengkapan tersebut.
Sedangkan 20 artikel sisanya tidak memenuhi. Seleksi literatur di tampilkan
dalam diagram flow berikut :
43

IDENTIFIKAS Identifikasi Pencarian Melalui 2 database:


I Google Scoolar,portal Garuda (n=111)

Screening identifikasi judul


SCREENIN Dikeluarkan tidak
(n=61)
GG sesuai judul
(n=50)

Dikeluarkan tidak
Idnetifikasi berdasarkan abstrak
berdasarkan
(n=26)
abstark (n=35)
Artikel full Text Artikel Ekslusi
KELAYAKAN (n=6) (n=20)

INKLUSI Artikel sesuai kriteria Inklusi


(n=6)

Bagan 3.1 Diagram flow Seleksi literature riview Hubungan tingkat


pengetahuan berhubungan dengan peran masyarakat dalam
pencegahan penyakit covid-19

3.5 Tahap Pengumpulan Data


Tahapan Pengumpulan Data Peneliti menguraikan dan menjelaskan tahapan
proses pengumpulan data meliputi (Menurut Siswanto, 2012 dalam Nursalam,
2020 : 11):
3.5.1 Proses penyusunan Skripsi
Dalam melakukan penyusun skripsi, peneliti terlebih dahulu
menyelesaikan proposal sampai dengan di setujui dengan judul penelitian literatur
yaitu Hubungan tingkat pengetahuan berhubungan dengan peran masyarakat
dalam pencegahan penyakit covid-19. Setelah proposal selesai maka peneliti
melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu menyususn bab 4 (Hasil Analisis,
Pembahasan dan Keterbatasan Study Literatur) dan bab 5 (Kesimpulan dan
Conflict Of Interest).
44

3.5.2 Menentukan Pertanyaan Penelitian


Peneliti menentukan pertanyaan penelitian berdasarkan tujuan penelitian untuk
dijawab dalam hasil penelitian literature pertanyaan penelitian dalam
penelitian ini yaitu apa saja hubungan tingkat pengetahuan dengan peran
masyarakat dalam pencegahan penyakit covid-19
3.5.3 Mencari literatur
Dengan menentukan Geoogle Scholar,dan portal garuda dengan kata kunci
“hubungan pengetahuan AND peran masyarakat ”. Peneliti menguraikan dan
menyebutkan database yang akan digunakan serta kata kunci untuk pencarian
artikel.
3.5.4 Seleksi Kelayakan study
Untuk mendapatkan literatur yang layak sesuai dengan topik, peneliti
menentukan kriteria kelayakan artikel adengan strategi seleksi artikel
menggunakan PICOS yang disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
3.5.5 Seleksi literature yang berkualitas
Melakukan seleksi literatur dengan membaca keseluruhan isi dari artikel mulai
dari judul, abstrack, latar belakang, metode, hasil, pembahasan dan daftar
pustaka.
3.5.6 Melakukan Ekstraksi data
Peneliti membaca artikel satu persatu, kemudian memilih dan mengambil hasil
penelitian yang ditemukan dan digabung dengan hasil penelitian artikel yang
lain.
3.5.7 Melakukan Sintesis data
Setelah dilalakukan ekstraksi data dan telah ditemukan data-data hasil
penelitian tentang Hubungan tingkat pengetahuan berhubungan dengan peran
masyarakat dalam pencegahan penyakit covid-19. Kemudian peneliti
melakukan pembahasan tentang hasil penelitian yan didapatkan serta
melakukan sintesis atau menuangkan ide, gagasan berupa data-data informasi
baru yang sebelumnya belum pernah di tulis oleh orang lain dalam bentuk
naratif.
45

3.6 Metode Analisis


Metode analisis literature dalam penelitian ini menggunakan metode
analisis deskriptif yaitu menyajikan data dan menjabarkan secara naratif hasil-
hasil penelitian yang didapatkan dari artikel yang dijadikan sebagai sumber
literature. Literature reveiw ini sintesis menggunakan metode naratif dengan
mengelompokkan data-data hasil ekstraksi yang sejenis sesuai dengan hasil yang
diukur untuk menjawab tujuan jurnal penelitian yang sesuai dengan kriteria
inklusi kemudian dikumpulkan dan dibuat ringkasan jurnal meliputi nama
peneliti, tahun terbit jurnal, negara penelitian, judul penelitian, metode dan
ringkasan hasil atau temuan. Ringkasan jurnal penelitian tersebut dimasukkan ke
dalam tabel diurutkan sesuai alphabet dan tahun terbit jurnal sesuai dengan format
tersebut di atas. Untuk lebih memperjelas analisis abstrak dan full text , jurnal
dibaca dan dicermati. Ringkasan jurnal tersebut kemudian dilakukan analisis
terhadap isi yang terdapat dalam tujuan penelitian dan hasil / temuan penelitian.
Analisis yang digunakan menggunakan analisis isi jurnal, kemudian dilakukan
koding terhadap isi jurnal yang di review menggunakan kategori data yang sudah
terkumpul kemudian dicari persamaan dan perbedaannya lalu dibahas untuk
menarik kesimpulan.
46

BAB 4
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini terdapat hasil dan analisis terdiri dari empat sub bab, yang
pertama karakteristik literatur, terdapat beberapa poin yang di uraikan meliputi
tempat/negara dilakukan penelitian pada artikel yang ditemukan menggunakan
intervensi atau tidak, desain penelitian yang digunakan dan tahun publikasi dan
yang kedua karakteristik responden dalam penjelasan karakteristik responden
terdapat poin-poin yang yang akan di uraikan dengan jelas gambaran secara
keselurhan dari semua artikel yang di dapat meliputi : kriteria populasi dan
responden, jumlah responden, jenis kelamin responden, usia responden dan
pendidikan responden yang ketiga analisis studi literatur Dalam analisis studi
literatur poin yang di sajikan berupa hasil analisis atau rangkuman dari literatur
yang didapatkan. Sub bab yang ke empat adalah pembahasan peneliti membahas
dengan menguraikan dan menjelaskan hasil dari analisis literatur secara
keseluruhan. Dalam pembahasan mengadung unsur FTO (Fakta, Teori, Opini)
(Nursalam, 2020 : 6 ).

4.1 Hasil Analisis


4.1.1 Karateristik Literatur
Artikel atau jurnal penelitian yang berhasil didapatkan dalam penelitian ini
berasal dari Negara Indonesia sebanyak 6 artikel. Kota Semarang ( Jawa Tengah)
Ada 2 Artikel, Kota Tarakan ( Kalimantan Utara) ada 1 artikel . Kota
Palembang ( Sumatra Selatan) ada 1 artikel , Kota Wonosobo ( Jawa Tengah)
ada 1 artikel, Kota Medan ( Sumatra Utara) ada 1 artikel. Jumlah 6 artikel dari
berbagai Provinsi Dari 6 artikel yang didapatkan semua tidak menggunakan
intervensi, Untuk design penelitian sebanyak 3 artikel dengan design penelitian
cross sectional dan 1 artikel dengan design Observasi Analitik dengan 2 artikel
dengan desain metode deskriptif Tahun publikasi artikel digunakan 3 tahun
terakhir, sebanyak 5 artikel publikasi pada tahun 2020 dan 1 artikel pada tahun
2021.

46
47

4.1.2 Karakteristik Responden


Responden penelitian dalam 6 artikel penelitian yang ditemukan adalah
Masyarakat meliputi. Jumlah responden penelitian dalam artikel bervariasi jumlah
responden terbanyak yaitu 1.096 respoden dan paling sedikit sebanyak 70
responden. Rata-rata usia responden yaitu usia 19-56 tahun, dengan jenis kelamin
reponden didominasi oleh perempuan dengan Tingkat Pendidikan dari SD sampai
S1.
48

4.1.3 Analisis Studi Literatur

Sebanyak 6 artikel yang didapatkan berdasarkan analisis literature dan selanjutnya akan dibuatkan rangkuman hasil literature
dengan kriteria inklusi dalam bentuk tabel berikut

Tabel 4.1 Rangkuman Analisis Literature Review

Tempat Design Responden


No. Judul dan Penulis Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian Penelitian

1. Hubungan Persepsi Universitas Cross sectional 230 responden 1. Pengetahuan tentang manfaat yang diperoleh
Masyarakat Islam Sumatra masyarakat bila menghindari terinfeksi covid-19 juga
Terhadap Tindakan Utara mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan
Pencegahan Covid- pencegahan tersebut. Di dapatkan hasil sebesar 67,8%
19 Di Desa Bangun dan 22,2%.
Rejo Dusun Iii 2. Didapatkan hasil hubungan persepsi masyarakat akan
Tanjung Morawa kerentanan dan keparahan dari covid-19 memiliki
hubungan yang signifikan dengan tindakan pencegahan
Covid 19 yang dilakukan oleh masyarakat. Sebesar
Umi Sartika, dkk 40,4% dan 59,6 %.
(2020). 3. Uji korelasi Spearman terhadap masing- masing skor
persepsi berdasarkan Health Belief Model dengan
tindakan pencegahan covid-19 didapatkan seluruhnya
memiliki korelasi yang bermakna (p<0,05).
49

2. Hubungan Indonesia Metode Analitik 120 responden 1. Hasil penelitian pada 120 responden menunjukkan
Pengetahuan Dan Universitas tingkat pengetahuan responden tentang covid-19 yang
Persepsi Diponegoro baik sebesar 93,9% dan tingkat pengetahuan yang cukup
Masyarakat Dengan sebesar 6,7%.
Upaya Pencegahan 2. Didapatkan hasil persepsi masyarakat yang memiliki
Covid-19 Di persepsi baik sebesar 91,7%.
Kelurahan Srondol, 3. Didapatkan hasil upaya pencegahan sebanyak 51,7%.
Wetan, Semarang . 4. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Fatma Nur dengan upaya pencegahan covid-19 dengan p -
Suryanigrum ,dkk., value dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,358 yaitu
(2020) menunjukkan kekuatan hubungan yang cukup dan arah
hubungan yang positif, lalu terdapat hubungan yang
signifikan antara persepsi dengan upaya pencegahan
covid-19 dengan p value sebesar 0,045 dengan nilai
koefisien korelasi sebesar 0,184 yaitu menunjukkan
tingkat hubungan yang sangat lemah dan arah hubungan
yang positif.
3. Pengetahuan Program Studi Cross sectional 1.096 responden 1. Didapatkan hasil gambaran pengetahuan mengenai
Terkait Usaha Ilmu Kesehatan deskripsi umum virus covid-19, sebanyak (83,7%)
50

Pencegahan Masyarakat, sudah mengetahui bahwa virus ini menyebabkan


Coronavirus Fakultas penyakit saluran pernafasan.
Disease ( Covid-19) Kesehatan 2. Didapatkan hasil Usaha pencegahan covid-19 dapat
Di Indonesia . Masyarakat , dilihat dari sikap seseorang terhadap infeksi tersebut.
Jesica Moundy, dkk Universitas Penilaian sikap yang pertama adalah dengan
(2020) Sriwijaya, menanyakan secara langsung mengenai sikap apa yang
Indonesia seharusnya dalam menanggapi berita mengenai covid
19. Sebanyak (91,9%).
3. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Zhong .
dengan topik yang sama pada masyarakat China.
Penelitian tersebut menemukan skor pengetahuan yang
lebih tinggi berhubungan signifikan sebagai faktor
protektif terhadap tindakan yang tidak baik terhadap
covid-19, yaitu pergi ke tempat keramaian (OR:0,90,
p<0,001) dan tidak menggunakan masker di luar
(OR:0,78, p<0.,001) . Hal ini mendukung teori adaptasi
yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan baik
dapat mendorong seseorang untuk mempunyai tindakan
yang baik pula.

4. Hubungan Cross sectional 781 responden 1. Didapatkan hasil hubungan pengetahuan sebanyak
Indonesia
Pengetahuan (Universitas (94,4%) .
Tentang Covid-19 Borneo Tarakan 2. Didapatkan hasil mayoritas melakukan physical
51

Dengan Kepatuhan ) distancing yaitu 215 responden (99,1%).


Physical Distancing 3. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan nilai p-
Di Tarakan (2020) value lebih kecil dari α 0,05 dapat disimpulkan bahwa
Zulhafandi, dkk., pengetahuan tentang covid-19 berhubungan dengan
(2020) kepatuhan physical distancing pada subyek di kota
Tarakan Kalimantan Utara. Penelitian ini menyarankan
perlunya penelitian dengan subyek yang lebih besar
serta menggunakan tehnik sampling secara random
sampling.
5. Peran Keluarga Universitas Metode Penelitian 70 responden 1. Didapatkan hasil pengetahuan yang baik sebesar 54%.
Sebagai Pendidik Katolik Musi Deskriptif 2. Didapatkan hasil peran keluarga pemberi edukasi
Charitas
Dalam Palembang sebanyak 75%.
Meningkatkan
Pengetahuan
Tentang
Pencegahan Covid
-19
Lilik Pranata , dkk,
(2021)

6. Tingkat FIKES UNSIQ Metode Kuantitatif 144 responden 1. Pengetahuan tentang covid-19 pada masyarakat
Pengetahuan Dan Dengan Design Kabupaten wonosobo menunjukkan pengetahuan yang
Perilaku
Masyarakat Penelitian Analitik tinggi. Menyebutkan bahwa 99% masyarakat Indonesia
52

Kabupaten Korelasi mempunyai pengetahuan yang baik, 59% mempunyai


Wonosobo Tentang sikap yang positif dan 93% mempunyai perilaku yang
Covid -19 ( 2020).
baik terhadap upaya pencegahan covid-19 di Indonesia
dengan social distancing.
2. Dalam penelitian ini, menunjukkan sebanyak 95,8%
masyarakat Wonosobo mempunyai perilaku yang baik.
3. Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa .
Hubungan signifikan dengan Terdapat hubungan
bermakna antara pengetahuan dengan perilaku
masyarakat tentang covid-19 dengan p-value 0,047
(<0,05).
53

4.2 Pembahasan

Dari hasil penelitian dengan menggunakan literature review dari 6 artikel


penelitian yang sudah terdahulu yang berhasil didapatkan dan dianalisis oleh
peneliti, maka peneliti menemukan hubungan tingkat pengetahuan dengan peran
masyarakat dalam pencegahan penyakit covid-19 yang akan dibahas sebagai
berikut.

4.2.1 Tingkat Pengetahuan Pencegahan Covid-19

Berdasarkan hasil karakteristik responden, hubungan tingkat pengetahuan


dalam pencegahan penyakit covid. Ilmu pengetahuan ilmiah adalah ilmu
pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian dan pengamatan panca indera dan
penalaran akal budi disusun secara untuk menjelaskan fakta yang sedang dihadapi
yang merangsang panca indera dan pikiran manusia. Pengetahuan ini didapat
berdasarkan penelitian dan ada bukti yang dapat diterima (Wawan A. & Dewi M.,
2017 : 11). Pengetahuan adalah pemahaman teoritis dan praktis (know-how) yang
dimiliki oleh manusia. Pengetahuan yang dimiliki seseorang sangat penting bagi
intelegensia orang tersebut. Pengetahuan dapat disimpan dalam buku, teknologi,
praktik, dan tradisi. Pengetahuan yang disimpat tersebut dapat mengalami
transformasi jika digunakan sebagaimana mestinya. Pengetahuan berperan penting
terhadap kehidupan dan perkembangan individu, masyarakat, atau oraganisasi
(Wawan A. & Dewi M., 2017 : 11). Pengetahuan adalah informasi atau maklumat
yang diketahui atau diakui oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, namun tidak
terbatas pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang
Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna. Dalam arti lain, pengetahuan
adalah berbagai gejala yang ditemui dan manusia diperoleh melalui akal
pengamatan. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan kecerdasan
untuk mengenali obyek atau peristiwa tertentu yang tidak pernah melihat atau
rasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang yang akrab rasa masakan baru, ia
akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma makanan.
Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan
potensi untuk menindaki; yang kemudian tertanam dalam benak seseorang. Secara
umum, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil
54

dari pengakuan pola. Ketika informasi dan data dari mampu untuk
menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan, pengetahuan mampu
tindakan langsung. Ini adalah apa yang disebut potensi menindaki (Donsu, 2020 :
21).

Berdasarkan hasil uji statistik antara variabel pengetahuan masyarakat dan


variabel upaya pencegahan covid-19 diperoleh p-value = 0,000 (<0,05) artinya
ada hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan upaya pencegahan covid-
19. Nilai coefficient correlation 0,358 menyatakan bahwa ada hubungan yang
kuat dan searah antara pengetahuan dengan upaya pencegahan covid-19, yang
artinya semakin baik tingkat pengetahuan masyarakat, maka semakin baik upaya
pencegahan yang dilakukan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini
terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam menimbulkan rasa percaya diri,
sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan dalam penelitian ini
adalah responden mampu mengetahui tentang covid-19 dan upaya
pencegahannya. Pengetahuan yang diteliti pada penelitian ini adalah tentang
penyebab covid 19, gejala dan akibat fatal dari covid-19, media penularan, belum
ditemukannya obat dan vaksin, serta upaya pencegahan covid-19. Hasil penelitian
pada 120 responden menunjukkan tingkat pengetahuan responden tentang covid-
19 yang baik sebesar 93,9% dan tingkat pengetahuan yang cukup sebesar 6,7%.
Berdasarkan hasil penelitian yang tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden di wilayah Kelurahan Srondol Wetan Kota Semarang memiliki
pengetahuan yang baik tentang covid-19. Sebagian besar masyarakat telah
mengetahui bahwa covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
virus, dapat menyerang semua kelompok masyarakat dengan tanda dan gejala
berupa demam, batuk, dan sesak napas atau kesulitas bernapas.

Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dari jurnal penelitian di atas


bahwa terdapat beberapa fakta dan teori yang saling mendunkung dan
menunjukan sebagian besar hubungan pengetahuan dalam pencegahan covid-19.
Menurut peneliti besar hubungan pengetahuan dalam pencegahan covid-19
55

membutuhkan adaptasi dan usaha agar berjalan lancar dan mulai dari pencegahan
maupun penularan covid-19 secara teori agar mempermudah masyarakat
memahami teori covid-19 dan pencegahan secara bersamaan masih terdapat
vasiasi pada tingkat pengetahuan masyarakat Indonesia terhadap pencegahan
covid-19. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka
semakin paham seseorang dengan suatu penyakit, maka orang tersebut semakin
mengerti dan memahami dalam menghadapi bencana penyakit atau suatu wabah
penyakit. Sama halnya dengan sikap yang dapat menjadi suatu faktor pencetus
yang memper mudah untuk bertindak. Faktor penyebab terjadinya peran pada diri
seseorang merupakan pengetahuan dan sikap seseorang terhadap apa yang telah
dilakukan. Masyarakat yang memiliki pengetahuan baik juga memiliki sikap dan
perilaku yang baik pula.

4.2.2 Peran Masyarakat Dalam Pencegahan Covid-19

Hasil karakteristik responden penelitian ini peran masyarakat dalam


pencegahan penyakit covid-19 didapatkan hasil pengetahuan yang baik sebesar
54% dan didapatkan hasil peran keluarga pemberi edukasi sebanyak 75%. Peran
adalah seperangkat harapan –harapan yang dikenakan pada individu yang
menempati kedudukan sosial tertentu (Gros, dkk dalam Alamsyah, 2014). Peran
menurut Soekanto (Khufron, 2014) adalah suatu aspek dinamis kedudukan
(status) yang apabila seseorang menjalankan hak dan kewajibannya maka ia
dikatakan melakukan suatu peranan yang dapat dilakukan oleh orang, badan, atau
lembaga yang menempati suatu posisi. Sedangkan Robbins and Judge yang
diterjemahkan oleh Saraswati & Sirait (2015: 182) mengatakan bahwa peran
adalah suatu rangkaian pola pada perilaku yang diharapkan yang dikaitkan dengan
seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam unit sosial. Berdasarkan
pengertian di atas, peran adalah suatu sikap atau perilaku yang diharapkan oleh
banyak orang atau sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki status
atau kedudukan tertentu. Peran orang tua pada keluarga dalam mencegah
covid-19 setiap orang tua menginginkan keluarganya selalu dalam keadaan sehat
apalagi dalam kondisi pandemi covid-19 ini tentu orang tua akan semakin
khawatir. Salah satu peran yang dapat dilakukan orang tua adalah mengingatkan
56

anggota keluarganya agar menjalani pola hidup sehat dan bersih agar terhindar
dari berbagai macam penyakit dengan cara menjalani protokol kesehatan.

Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat


dan keinginan yang berhubungan dengan individu dalam posisi tertentu. Peranan
individu dalam keluarga di dasari oleh harapan pola perilaku keluarga, kelompok
dan masyarakat ( Indriyani & Asmuji, 2014 : 12 . Selanjutnya menurut Friedman
(2016), ada beberapa peran dalam keluarga, yaitu sebagai berikut.

1) Peran ayah adalah menggunakan kepemimpinan moral dalam keluarga.

Sebaliknya pencari nafkah yang berjarak menggambarkan peran utama


ayah sebagai penyedia tetapi tidak terlibat dalam perawatan anak.

2) Peran ibu dalam keluarga sebagai pemeran peranan penting yang tertumpu
yaitu sebagai istri, pemimpin, dan pemberi asuhan kesehatan.

3) Peran kakak/adik dalam keluarga yaitu ketika anak telah beranjak dewasa
peran sebagai kakak adik (sibling rule) mendapat arti yang penting sebagai
pelaku yang mampu melakukan sosialisasi (socializing age)

Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dari jurnal penelitian di atas


bahwa terdapat beberapa fakta dan teori menunjukan sebagian besar saling
mendukung terhadap peran masyarakat dalam melakukan pencegahan covid-19 .
Menurut peneliti besar peran masyarakat dalam pencegahan covid-19
membutuhkan adaptasi dan usaha agar berjalan lancar dan mulai dari pencegahan
maupun penularan covid-19 secara teori agar mempermudah masyarakat
memahami teori covid-19 dan pencegahan secara bersamaan masih terdapat
vasiasi pada tingkat peran masyarakat Indonesia terhadap pencegahan covid-19.
Berdasarkan cara penularan tersebut, maka pencegahan covid-19 difokuskan pada
peran masyarakat yang aman yaitu melakukan langkah pencegahan seperti
kebersihan diri, makanan sehat, pemakaian masker, isolasi mandiri dengan tinggal
dirumah saja. Rendahnya peran masyrakat dalam upanya pencegahan dan
kesadaran masyarakat khususnya terhadap kesehatan dan penyakit menyebabkan
sulitnya mendeteksi penyakit yang terjadi pada masyarakat.
57

4.2.3 Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Peran Masyarakat Dalam


Pencegahan Penyakit Covid-19

Berdasarkan hasil karakteristik responden, hubungan tingkat pengetahuan


dalam pencegahan penyakit covid. Ilmu pengetahuan ilmiah adalah ilmu
pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian dan pengamatan panca indera dan
penalaran akal budi disusun secara untuk menjelaskan fakta yang sedang dihadapi
yang merangsang panca indera dan pikiran manusia. Pengetahuan ini didapat
berdasarkan penelitian dan ada bukti yang dapat diterima (Wawan A. & Dewi M.,
2017 : 11). Pengetahuan adalah pemahaman teoritis dan praktis (know-how) yang
dimiliki oleh manusia. Pengetahuan yang dimiliki seseorang sangat penting bagi
intelegensia orang tersebut. Pengetahuan dapat disimpan dalam buku, teknologi,
praktik, dan tradisi. Pengetahuan yang disimpat tersebut dapat mengalami
transformasi jika digunakan sebagaimana mestinya. Pengetahuan berperan penting
terhadap kehidupan dan perkembangan individu, masyarakat, atau oraganisasi
(Wawan A. & Dewi M., 2017 : 11). Pengetahuan adalah informasi atau maklumat
yang diketahui atau diakui oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, namun tidak
terbatas pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang
Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna. Dalam arti lain, pengetahuan
adalah berbagai gejala yang ditemui dan manusia diperoleh melalui akal
pengamatan. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan kecerdasan
untuk mengenali obyek atau peristiwa tertentu yang tidak pernah melihat atau
rasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang yang akrab rasa masakan baru, ia
akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma makanan.
Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan
potensi untuk menindaki; yang kemudian tertanam dalam benak seseorang. Secara
umum, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil
dari pengakuan pola. Ketika informasi dan data dari mampu untuk
menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan, pengetahuan mampu
tindakan langsung. Ini adalah apa yang disebut potensi menindaki.

Berdasarkan hasil uji statistik antara variabel pengetahuan masyarakat dan


variabel upaya pencegahan covid-19 diperoleh p-value 0,000 < 0,05 sehingga ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang covid-19 dengan ketaatan
58

physical distancing. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan diperlukan
sebagai dukungan dalam menimbulkan rasa percaya diri, sehingga dapat
dikatakan bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan dalam penelitian ini adalah
responden mampu mengetahui tentang covid-19 dan upaya pencegahannya.
Pengetahuan yang diteliti pada penelitian ini adalah tentang penyebab covid-19,
gejala dan akibat fatal dari covid-19, media penularan, belum ditemukannya obat
dan vaksin, serta upaya pencegahan covid-19. Hasil penelitian pada 120
responden menunjukkan tingkat pengetahuan responden tentang covid-19 yang
baik sebesar 93,9% dan tingkat pengetahuan yang cukup sebesar 6,7%.
Berdasarkan hasil penelitian yang tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden di wilayah Kelurahan Srondol Wetan Kota Semarang memiliki
pengetahuan yang baik tentang covid-19. Sebagian besar masyarakat telah
mengetahui bahwa covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
virus, dapat menyerang semua kelompok masyarakat dengan tanda dan gejala
berupa demam, batuk, dan sesak napas atau kesulitas bernapas.

Hasil karakteristik responden penelitian ini peran masyarakat dalam


pencegahan penyakit covid-19. Peran adalah seperangkat harapan –harapan yang
dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu (Gros, dkk
dalam Alamsyah, 2014). Peran menurut Soekanto (Khufron, 2014) adalah suatu
aspek dinamis kedudukan (status) yang apabila seseorang menjalankan hak dan
kewajibannya maka ia dikatakan melakukan suatu peranan yang dapat dilakukan
oleh orang, badan, atau lembaga yang menempati suatu posisi. Sedangkan
Robbins and Judge yang diterjemahkan oleh Saraswati & Sirait (2015: 182)
mengatakan bahwa peran adalah suatu rangkaian pola pada perilaku yang
diharapkan yang dikaitkan dengan seseorang yang menduduki posisi tertentu
dalam unit sosial. Berdasarkan pengertian di atas, peran adalah suatu sikap atau
perilaku yang diharapkan oleh banyak orang atau sekelompok orang terhadap
seseorang yang memiliki status atau kedudukan tertentu. Peran orang tua pada
keluarga dalam mencegah covid-19 setiap orang tua menginginkan keluarganya
59

selalu dalam keadaan sehat apalagi dalam kondisi pandemi covid-19 ini tentu
orang tua akan semakin khawatir. Salah satu peran yang dapat dilakukan orang tua
adalah mengingatkan anggota keluarganya agar menjalani pola hidup sehat dan
bersih agar terhindar dari berbagai macam penyakit dengan cara menjalani
protokol kesehatan.

Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat


dan keinginan yang berhubungan dengan individu dalam posisi tertentu. Peranan
individu dalam keluarga di dasari oleh harapan pola perilaku keluarga, kelompok
dan masyarakat ( Indriyani & Asmuji, 2014 : 12 . Selanjutnya menurut Friedman
(2016), ada beberapa peran dalam keluarga, yaitu sebagai berikut.

1) Peran ayah adalah menggunakan kepemimpinan moral dalam keluarga.

Sebaliknya pencari nafkah yang berjarak menggambarkan peran utama


ayah sebagai penyedia tetapi tidak terlibat dalam perawatan anak.

2) Peran ibu dalam keluarga sebagai pemeran peranan penting yang tertumpu
yaitu sebagai istri, pemimpin, dan pemberi asuhan kesehatan.

3) Peran kakak/adik dalam keluarga yaitu ketika anak telah beranjak dewasa
peran sebagai kakak adik (sibling rule) mendapat arti yang penting sebagai
pelaku yang mampu melakukan sosialisasi (socializing age)

Berdasarkan hasil penelitian literatur yang dilakukan tersebut diatas


sejalan dengan teori yang ada. Dimana hasil penelitian pada ke enam artikel
penelitian yaitu terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan peran masyarakat
dalam pencegahan penyakit covid-19, sama dengan teori yang diungkapkan
(Notoatmodjo, 2014) Berdasarkan teori bahwa seseorang yang memiliki
pengetahuan baik tentang kesehatan cenderung akan berperilaku sehat. Pemberian
informasi akan meningkatkan pengetahuan seseorang. Hasil penemuan penelitian
literatur juga mendapatkan satu artikel yang hasil penelitian tidak menyajikan data
uji statistik hubungan tingkat pengetahuan dengan peran masyarakat dalam
pencegahan covid-19 pada yaitu penelitian Lilik Pranata , dkk, (2021) Walaupun
satu penelitian ini tidak menyajikan hasil statistik, namun variabel-variabel dalam
penelitian tersebut terkait dengan judul dalam penelitian ini, sehingga peneliti
60

mengambil artikel tersebut untuk dianalisis lebih lanjut. Berdasarkan hasil analisis
literatur pada 6 artikel, peneliti berasumsi bahwa pengetahuan sangat menentukan
setiap individu sehingga akan mempengaruhi tindakan atau peran dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat pengetahuan
seseorang maka semakin paham seseorang dengan suatu penyakit, maka orang
tersebut semakin mengerti dan memahami dalam menghadapi bencana penyakit
atau suatu wabah penyakit. Sama halnya dengan peran yang dapat menjadi suatu
faktor pencetus yang memper mudah untuk bertindak.

4.3 Keterbatasan Study Literatur


Selama proses pengumpulan data perankuman literature terdapat beberapa
keterbatasan yang dialami peneliti, adapun keterbatasan tersebut sebagai berikut:

1. Proses pencarian riteratur masih belum maksimal dan memerlukan waktu


yang lama dan teori yang kurang.
2. Keterbatasan dalam menemukan kata kunci yang tepat, sehingga artikel
yang sesuai dengan tema tida banyak yang muncul.
3. Masih belum banyak artikel yang dipublis di jurnal penelitian tentang
hubungan tingkat pengetahuan dengan peran masyarakat dalam
pencegahan penyakit covid-19.
4. Faktor yang berhubungan tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan
peran masyarakat dalam pencegahan penyakit covid-19 .
61

BAB 5
KESIMPULAN
Dalam bab kesimpulan terdiri dari dua sub bab untuk sub yang pertama
yaitu kesimpulan berisi simpulan atau rangkuman secara keselurahan dari hasil
penelitian sub bab yang kedua conflict of interst atau bisa juga di artikan sebagai
mengemukan penyusnan atau penulisan literatur ini dilakukan dan didanai oleh
individu secara mandiri, sehingga tindak terdapat konflik kepentingan dalam
pemanfaatan hasil penelitian. (Nursalam, 2020 : 8 )

5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian dengan metode literature review tentang hubungan tingkat
pengetahuan dengan peran masyarakat dalam pencegahan penyakit covid-19,
diperoleh adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan
peran masyarakat , hampir seluruh masyarakat memiliki sikap positif mengenai
covid-19 yaitu berhati-hati dan memiliki tindakan usaha peningkatan kesehatan
pribadi. Hasil pengetahuan berpengaruh terhadap sikap dan tindakan individu
sebagai usaha pencegahan covid-19, pemberian pengetahuan yang spesifik, valid,
dan tepat sasaran dapat meningkatkan perilaku dalam usaha pencegahan
masyarakat dan meningkatkan peran masyarakat dalam usaha pencegahan
terhadap penyakit covid-19.

1) Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Pencegahan Covid-19


Dapat disimpulkan bahwa hal ini juga sejalan dengan teori-teori dan fakta
yang mengatakan bahwa pengatahuan atau kongnitif merupakan hal yang sangat
penting dalam terbentuknya tindakan seseorang. Tingkat pengetahuan yang
didapat dari pengetahuan yang baik tentu akan melahirkan perilaku yang sesuai
dengan pengetahuan yang dimiliki. Dengan ada pengetahuan maka sangat
menentukan setiap individu sehingga akan mempengaruhi tindakan atau perilaku
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat
pengetahuan seseorang maka semakin paham seseorang dengan suatu penyakit,
maka orang tersebut semakin mengerti dan memahami dalam menghadapi
bencana penyakit atau suatu wabah penyakit.

61
62

2) Peran Masyarakat Terhadap Pencegahan Covid-19


Berdasarkan hasil analisa terkait dapat
61 disimpulkan kesamaan antara fakta
dan teori dibuktikan dengan sikap secara bersama saling mendukung terhadap
peran masyarakat dalam menghadapi virus corona. Hal ini menunjukkan bahwa
adanya pengetahuan dan sikap tentang merebaknya virus corona mendorong
masyarakat untuk berperan mengantisipasinya dengan selalu menggunakan
masker dan hand sanitizer. Pengetahuan dan peran sangat berpengaruh terhadap
masyarakat yang menjadi sasaran dalam pemberian informasi yang edukatif
dengan metode yang lebih inovatif. Cara pencegahan penyebaran covid-19 yang
paling efektif adalah memutus rantai penularan covid-19.

5.2 Conflict Of Interest

Dalam proses penyusunan dan pelaksanaan penelitian ini, tidak ada


kepentingan lain turut andil selama proses ini berlangsung, penelitian ini murni
disusun dan dilakukan oleh peneliti sendiri untuk kepentingan dalam pendidikan.
18

DAFTAR PUSTAKA

Beitzke, G., Coing, H., Firsching, K., & Korkisch, F. (2020). Artikel 9. Einleitung,
Artikel 7, 8, 9 Und 11 EGBGB, 123–151. https://doi.org/10.1515/9783112313589-
005
Hidayat, A. (2017). Metode Penelitian: Pengertian, Tujuan, Jenis. Stastikian. Com.
Notoatmodjo, S. . (2014). Metodologi penelitian. Rineka cipta.
Nursalam. (2020). Penulis Literature Review Dan Systematic Review Pada
Pendidikan Kesehatan (Contoh).
Nurul Aula, S. K. (2020). Peran Tokoh Agama Dalam Memutus Rantai Pandemin
Covid-19 Di Media Online Indonesia. Living Islam: Journal of Islamic Discourses,
3(1), 125. https://doi.org/10.14421/lijid.v3i1.2224
Rahayu, C. D., & Mulyani, S. (2020). Jurnal Ilmiah Kesehatan 2020 Jurnal Ilmiah
Kesehatan 2020. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 19(Mei), 33–42.
Siswanto, S. (2012). Systematic Review Sebagai Metode Penelitian Untuk
Mensintesis Hasil-Hasil Penelitian (Sebuah Pengantar). Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan, 13(4 Okt). https://doi.org/10.22435/bpsk.v13i4
Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Jakarta: Salemba Medika.
Tambun, Lenny Tristia.2020. Ini Tugas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid
-19 https://koran.tempo.co/read/opini/451249/pembatasan-mobilitas-dan-peran gugus
tugas-corona.

BPBPK PBPK Prov Kalteng https://mmc.kalteng.go.id/berita/read/31680/stop-


penyebaran-covid-19-dengan-menerapkan-protokol-kesehatan-4m 27 Desember
2020 14:12

Widyaningrum , Nurvika,dkk.2020, Serba Covid Cegah Covid-19 Sehat untuk


semua. Badan POM.

Ahmadi (2013).Kesehatan Masyarakat, teori dan aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo.


Almi.(2020). https://almi.or.id/2020/06/05/analisis- penyebab-masyarakat tidak-
patuh-pada-protokol-covid-19/diakses 28 Juni 2020
Audri Okta AWD (2019) Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Perilaku
Cuci Tangan pada Masyarakat Kelurahan Pegirian, Jurnal Promkes : The
Indonesian Journal of Health Promotion And Health Education, vol 7 No, 1
(2019) 1-11 DOI : 10.20473/jpk.V7.11.2019 .1-11
Ika (2020), Efektifitas Masker Kain Cegah Covid-19,
https://ugm.ac.id/id/newsPdf/19280-efektivitas-masker-kain-cegah-covid- 19-paling
rendah Kamus.
Purnamasari I, Raharyani AE. Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat
Kabupaten Wonosobo Tentang Covid-19. J Ilm Kesehat. 2020;10(1):33-42.
19

Anda mungkin juga menyukai