Anda di halaman 1dari 79

SKRIPSI

HUBUNGAN METODE PEMBELAJARAN DARING DENGAN


TINGKAT STRES PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

(LITERATUR REVIEW)

Oleh:
MONICA PEBRIANTI
NIM: 2019C08B0169

YAYASAN EKA HARAP


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) EKA HARAP
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN 2020
SKRIPSI

HUBUNGAN METODE PEMBELAJARAN DARING DENGAN TINGKAT


STRES PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

Dibuat Sebagai Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang Skripsi Dan


Melanjutkan Penelitian Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap

Oleh:

MONICA PEBRIANTI

(NIM: 2019C08b0169)

YAYASAN EKA HARAP


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) EKA HARAP
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN 2020
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Monica Pebrianti


Tempat, Tanggal Lahir : Hurung Bunut, 9 Februari 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Rumah : Jl. Bukit Indah V, Palangka Raya
No. Hp : 082256430576
Email : monicapebrianti09@gmail.com
Riwayat Pendidikan
1. Tahun 2004-2010 : SDN-1 Tumbang Tahai
2. Tahun 2010-2013 : SMPN 13 Palangka Raya
3. Tahun 2013-2016 : SMAN 6 Palangka Raya
4. Tahun 2016-2019 : STIKES Eka Harap Program Studi D-3
Keperawatan
Data Orang Tua
Ayah : Jarwoko, S.Pd
Pekerjaan : PNS
Ibu : Yani , S.Pd
Pekerjaan : PNS

i
SURAT PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA TULIS DAN BEBAS PLAGIASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Monica Pebrianti
NIM : 2019.C.08b.0169
Program Studi : Sarjana Keperawatan
Judul Proposal : Hubungan Metode Pembelajaran Daring Dengan
Tingkat Stres Pada Mahasiswa Keperawatan
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi tersebut secara
keseluruhan adalah murni karya saya sendiri, bukan dibuat oleh orang lain,
baik sebagian maupun keseluruhan, bukan plagiasi atau keseluruhan dari
karya tulis orang lain, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sebagai sumber
pustaka sesuai dengan aturan penulisan yang berlaku.
Apabila di kemudian hari didapat bukti bahwa skripsi saya tersebut
merupakan hasil karya orang lain, dibuat oleh orang lain baik sebagian maupun
keseluruhan dan/atau plagiasi karya orang lain, saya sanggup menerima sanksi
peninjauan kembali kelulusan saya, pembatalan kelulusan, pembatalan dan
penarikan ijazah saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh dan tanpa
paksaan dari pihak manapun.Atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Palangka Raya, 19 Februari 2021


Yang menyatakan,

Monica Pebrianti
2019.C.08b.0169

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Hubungan Metode Pembelajaran Daring Dengan Tingkat


Stres Pada Mahasiswa Keperawatan

Nama : Monica Pebrianti

NIM : 2019.C.08b.0169

Skripsi ini telah disetujui untuk diuji

Tanggal, 07 Februari 2021

Pembimbing I Pembimbing II,

Vina Agustina, Ners., M.Kep Agustina Nugrahini,S.Kep,Ners., M.Si

iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Judul : Hubungan Metode Pembelajaran Daring Dengan Tingkat


Stres Pada Mahasiswa Keperawatan

Nama : Monica Pebrianti

NIM : 2019.C.08b.0169

Skripsi ini Telah Diuji dan Disetujui Oleh Tim Penguji

Pada Tanggal, 19 Februari 2021

PANITIA PENGUJI

Ketua : Putria Carolina, Ns., M.Kep

Anggota I : Vina Agustina., Ners., M.Kep

Anggota II : Agustina Nugrahini,S.Kep,Ners., M.Si

Mengetahui,

KPS Sarjana Keperawatan,

Meilitha Carolina, Ners., M.Kep.

iv
PENGESAHAN SKRIPSI

Judul : Hubungan Metode Pembelajaran Daring Dengan Tingkat


Stres Pada Mahasiswa Keperawatan
Nama : Monica Pebrianti
NIM : 2019.C.08b.0169

Skripsi Ini Telah Diuji dan Disetujui Oleh Tim Penguji


Pada Tanggal, 19 Februari 2021

TIM PENGUJI

Ketua : Putria Carolina, Ns., M.Kep

Anggota I : Vina Agustina, Ners., M.Kep

Anggota II : Agustina Nugrahini,S.Kep,Ners., M.Si

Mengetahui,

Ketua Ketua Program Studi


STIKes Eka Harap Sarjana Keperawatan,

Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes. Meilitha Carolina, Ners., M.Kep.

v
MOTTO

“ALWAYS INVOLVE GOD IN YOUR PLANS AND WORK”

vi
ABSTRAK
HUBUNGAN METODE PEMBELAJARAN DARING DENGAN
TINGKAT STRES PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

Monica Pebrianti, 2021


Program Studi Sarjana Keperawatan, STIKES Eka Harap di Palangka Raya
Pembimbing 1: Vina Agustina, Ns., M.Kep
Pembimbing 2: Agustina Nugrahini, S. Kep., Ns., M. Si

XIV + 45 Halaman+ 2 Tabel + 1 Gambar + 8 Lampiran


Latar Belakang : Pandemi Covid 19 yang sedang melanda dunia saat ini
menyebabkan semua aktivitas terbatas guna memutuskan mata rantai penyebaran,
dampak dari lockdown sendiri menyebabkan banyak mahasiswa melakukan
program yang di berikan melalui pembelajaran berubah menjadi daring, yang
memiliki ketebatasan dalam penggunaannya salah satunya harus adanya jaringan
internet, dan harus mempunyai smartphone serta laptop, dampaknya pada
perubahan system dari tatap muka menjadi daring dapat menyebabkan mahasiswa
keperawatan menjadi stress.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan metode pembelajaran daring
dengan tingkat stres pada mahasiswa keperawatan.
Metode Penelitian : Menggunakan metode literature Review. Penelusuran jurnal
menggunakan database akademik google scholar dan portal garuda yang
dipublikasikan pada tahun 2019-2020 menggunakan bahasa Indonesia. Desain
penelitian yang digunakan adalah Analitik korelasiona,Deskriptif analitik, dan
Kuantitatif .
Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil penelitian analisis yang diperoleh dari 6
jurnal penelitian terdapat kesenjangan antara fakta dan teori menunjukan bahwa
adanya hubungan metode pembelajaran daring dengan tingkat stress pada
mahasiswa keperawatan dari setiap universitas dimana metode pembelajaran
daring pada mahasiswa yang berbeda disetiap institusi, rata-rata hasil uji statistic
dengan nilai 0,001 (p-value = < 0,05).
Kesimpulan : berdasarkan hasil penelitian dengan metode literature review
tentang hubungan metode pembelajaran dengan tingkat stress pada mahasiswa
keperawatan, diperoleh adanya hubungan yang bermakna antara metode
pembelajaran dengan tingkat stress pada ma5hasiswa keperawatan, wabah covid-
19 menimbulkan banyak perubahan dan tekanan termasuk dalam kesulitan
memahami materi perkuliahan daring juga menimbulkan stress tambahan bagi
mahasiswa, di tambah lagi dengan terbatasnya aktivitas dapat menimbulkan stress
sebagian besar tingkat stress mahasiswa berada pada kategori stress sedang.
Kata Kunci : Metode Pembelajaran daring, Tingkat stress, dan Mahasiswa
keperawatan.
Daftar Pustaka : 25 (2019 – 2020)

vii
ABSTRACT
CORRELATION WITH THE LINE OF LEARNING METHOD LEVEL OF
STRESS IN NURSING STUDENTS

Monica Pebrianti, 2021


Nursing Undergraduate Study Program, STIKES Eka Harapan in Palangka Raya
Supervisor 1: Vina Agustina, Ns., M.Kep
Supervisor 2: Agustina Nugrahini, S. Kep., Ns., M. Si
XIV + 45 pages + 2 Table + 1 pictures + 8 attachment
Background: The Covid 19 pandemic currently hitting the world has caused all
activities to be limited in order to break the chain of distribution, the impact of the
lockdown itself has caused many students to carry out programs given through
learning to turn online, which have limitations in their use, one of which must be
a network. the internet, and having to have smartphones and laptops, the impact
on changing the system from face to face to online can cause nursing students to
become stressed.
Research Objectives: To determine the correlation between online learning
methods and stress levels in nursing students.
Research Methods: Using the Literature Review method. Journal searches use
the google scholar academic database and the Garuda portal published in 2019-
2020 using Indonesian. The research design used is analytical correlation,
descriptive analytic, and quantitative.
Research Results: Based on the results of research analysis obtained from 6
research journals, there is a gap between facts and theories, indicating that there
is a relationship between online learning methods and stress levels in nursing
students from each university where online learning methods for different students
in each institution, the average results statistical test with a value of 0.001 (p-
value = <0.05).
Conclusion: based on the results of research with the literature review method on
the relationship of learning methods with stress levels in nursing students, it was
found that there was a significant relationship between learning methods and
stress levels in nursing students, the covid-19 outbreak caused many changes and
pressures including difficulty understanding lecture material. Online also creates
additional stress for students, in addition to the limited activity it can cause stress.
Most of the stress levels of students are in the medium stress category.
Keywords: Online Learning Methods, Stress Levels, and Nursing Students.
Bibliography: 25 (2019 - 2020)

viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“Hubungan Metode Pembelajaran Daring Dengan Tingkat Stres Pada
Mahasiswa Keperawatan” tepat pada waktunya. Penulisan Skripsi ini tidak lepas
dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak.Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada.
1) DR.dr. Andriansyah Arifin, MPH selaku ketua Yayasan Eka Harap Palangka
Raya atas dukungan kepada penulis.
2) Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua STIKES Eka Harap
yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk
mengikuti dan menyelesaikan Pendidikan Sarjana Keperawatan.
3) Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep, selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan yang memberikan dukungan dalam penyelesaian Skripsi ini.
4) Ibu Putria Carolina, Ns., M.Kep selaku ketua penguji yang telah membimbing
dan memberi saran dalam menyelesaikan Skripsi ini.
5) Ibu Vina Agustina,Ners., M.Kep, selaku pembimbing I yang telah membantu,
bersedia membagikan ilmunya dan membimbing saya dalam pembuatan
Skripsi ini, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
6) Ibu Agustina Nugrahini,S.Kep,Ners,M.Si selaku pembimbing II yang
membantu, bersedia membagikan ilmunya dan membimbing serta
mengarahkan saya dalam pembuatan Skripsi ini, sehingga Skripsi ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
7) Seluruh staf pengajara Program Studi Sarjana Keperawatan yang telah
memberikan bimbingan ilmu pengetahuan selama ini.
8) Kedua orang tua, saudara kandung saya, seluruh keluarga, dan seseorang
yang selalu mendukung, memberikan perhatian, dan selalu memberikan
dorongan do’a selama penulis menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.
9) Aprildeo Yustrisiandre Antang dan Seluruh teman-teman program studi S1
Keperawatan angkatan VIII tahun ajaran 2020/2021 dan semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

ix
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan proposal ini
banyak terdapat kekurangan, tetapi penulis sudah berusaha untuk dapat
menyajikan yang terbaik, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.
Palangka Raya, 07 februari 2021

Monica Pebrianti
2019.C.08b.0169

x
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN SAMPUL
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................................i
SURAT PERNYATAAN........................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI.......................................................iv
PENGESAHAN SKRIPSI.......................................................................................v
MOTTO..................................................................................................................vi
ABSTRAK.............................................................................................................vii
ABSTRACT...........................................................................................................viii
KATA PENGANTAR..........................................................................................viii
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR TABEL................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiv
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................5
1.4.1 Perkembangan IPTEK........................................................................5
1.4.2 Mahasiswa..........................................................................................5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
2.1 Konsep Dasar Mahasiswa..............................................................................6
2.1.1 Pengertian Mahasiswa.............................................................................6
2.1.2 Karakteristik perkembangan mahasiswa.................................................6
2.2 Konsep Pengertian Daring..............................................................................9
2.2.1 Pengertian Daring....................................................................................9
2.2.2 Karakteristik/ciri-ciri Pembelajaran Daring/ E-Learning.....................10
2.2.3 Manfaat Pembelajaran Daring/ E-Learning...........................................11
2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring/E-Learning.............13
2.2.5 Kekurangan pembelajaran daring/e-learning.........................................14
2.3 Konsep Stres Akademik..........................................................................16
2.3.1 Pengertian Stres Akademik..............................................................16
2.3.2 Etiologi Stres Akademik..................................................................16
2.3.3 Tahapan Stres...................................................................................17
2.3.4 Dampak Akibat Stres.............................................................................20
2.3.5 Faktor yang Mempengaruhi Stres Akademik........................................20
2.3.6 Pengukuran Stres Akademik..................................................................22
2.3.7 Respon terhadap Stres Akademik..........................................................22
2.4 Konsep Mahasiswa..................................................................................22
2.4.1 Pengertian Mahasiswa......................................................................22
2.4.2 Pengertian Mahasiswa Keperawatan...............................................23
2.5 Konsep Perawat............................................................................................23
2.5.1 Pengertian..............................................................................................23
2.5.2 Peran Perawat........................................................................................24
2.5.3 Karakteristik Perawat.............................................................................25

xi
2.5.4 Wewenang Perawat...............................................................................25
2.5.5 Hak dan Kewajiban Perawat.................................................................26
BAB 3 METODE PENELITIAN..........................................................................28
3.1 Metode Penelitian..................................................................................28
3.2 Kriteria Kelayakan Literatur Review......................................................28
3.3 Sumber Literatur..........................................................................................29
3.4 Seleksi Literatur...........................................................................................30
3.5 Tahap Pengumpulan Data............................................................................31
3.6 Metode Analisis.......................................................................................32
BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN..............................................33
4.1 Hasil Analisis..........................................................................................33
4.1.1 Karakteristik Literature....................................................................33
4.1.2 Karakteristik Responden..................................................................33
4.1.3 Analisis Studi Literature..................................................................33
4.2 Pembahasan.............................................................................................37
4.2.1 Data Umum......................................................................................37
4.2.2 Metode Pembelajaran Daring pada mahasiswa keperawatan..........38
4.2.3 Tingkat Stress Pada Mahasiswa Keperawatan.................................41
4.2.4 Hubungan metode pembelajaran daring dengan tingkat stress pada
mahasiswa keperawatan..................................................................................43
4.3 Keterbatasan Study Literature.................................................................47
BAB 5 KESIMPULAN..........................................................................................45
5.1 Kesimpulan..............................................................................................45
5.2 Conflict Of Interest..................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................46

xii
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 3.1 Stress Pembelajaran Online Berhubungan Dengan Strategi


Koping Mahasiswa Selama Pandemi Covid-19(2020). ........................29
Tabel 4.1 Rangkuman Analisis Literatur Review..................................................34

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Stress Pembelajaran Daring Berhubungan Dengan


Strategi Koping Mahasiswa Selama Pandemi Covid-
19 (2020).
Lampiran 2 : Tingkat Stress Mahasiswa S1 Keperawatan Tingkat
Satu Dalam Menghadapi Wabah Covid 19 Dan
Perkuliahan Daring Di STIKES Karya Husada
Institusi Kediri (2020)

Lampiran 3 : Tugas Pembelajaran Penyebab Stres Mahasiswa


Selama Pandemi (2020)

Lampiran 4 : Dampak Perkuliahan Daring Saat Pandemic Covid-


19 Terhadap Mahasiswa Indonesia Jurnal Ilmiah
Kesehatan Dan Aplikasinya, Vol.8 (2) (2020)

Lampiran 5 Gambaran Tingkat Stress Mahasiswa Profesi Ners


Universitas Kusuma Husada Surakarta Selama Study
From Home Di Masa Pandemic Covid-19 Indah
Novitasari, Sahuri Teguh Kurniawan, Maria Wisnu
Kanita (2020).

Lampiran 6 : Respon Mahasiswa Pada Proses Pembelajaran


Matakulf Iah Daring (Sri Widayati 2019)

xiv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa pandemic coronavirus (covid-19) yang terjadi saat ini ternyata
menimbulkan dampak tersendiri pada sector pendidikan di Indonesia. Penyebab
virus covid-19 yang begitu cepat menciptakan kekhawatiran bagi pemerintah,
khususnya Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, kalangan orang tua dan
peserta didik, serta tenaga pengajar yaitu dengan keluarnya surat edaran Dirjen
Dikti Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan nomor 1 tahun 2020 (Livana, PH
et all., 2020) tentang pencegahan virus covid-19 di Perguruan Tinggi. Proses
Pembelajaran Daring menerapkan metode pemberian tugas secara online,
penugasan itu dilakukan melalui berbagai media social yang tersedia terutama di
aplikasi grub. kondisi darurat karna adanya pandemic saat ini bentuk penugasan
yang di pandang efektif dalam proses pembelajaran secara daring konsekuensinya,
pengenalan konsep mengenai suatu pembelajaran sebagaimana yang diterapkan
dalam pembelajaran tatap muka tidak bisa berjalan dengan baik. Dalam
pembelajaran tatap muka akan ada penyampaian konsep pembelajaran dan tujuan
terlebih dahulu. Kemudian pembelajaran pembelajaran berlanjut sampai
pemahaman dan pengembangannya. Tahapan-tahapan tersebut tidak berjalan
dengan baik dalam situasi darurat (Charismiadji, 2020). Metode pembelajaran
daring disertai dengan tumpukan tugas menunjukan bahwa tingkat penyebab
stress pada mahasiswa selama pandemic (Livana, et al, 2020) Stress adalah suatu
dampak dari masalah yang tidak dapat diselesaikan. Setiap manusia pasti pernah
mendapatkan masalah atau melakukan kesalahan. Stress mahasiswa yang sering
dialami adalah stress akademik timbulnya pemicu stress pada mahasiswa adalah
terhadap suatu kondisi akademik yang bersumber dari proses pembelajaran seperti
tuntutan menyelesaikan tugas, mendapat nilai ujian yang tinggi dan tuntutan
mengatur waktu belajar (Mulyana et al., 2020).
World Health Organization (WHO) pada tahun 2019 melaporkan 264 juta
penduduk di dunia mengalami stress, kemudian di Indonesia terdapat 6,1%

1
2

penduduk berusia > 15 tahun yang mengalami stress. Pada tanggal 18 maret 2020
276 perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia menerapkan kuliah daring.
Penelitian yang di lakukan oleh (Setiawan et al., 2020) menunjukan 60,5%
mahasiswa siap beradaptasi dengan proses pembelajaran daring 59,5% keberatan
atas tugas yang di berikan dosen yang berakibat tingkat stress mahasiswa 60% dan
92% mahasiswa memilih dan lebih suka perkuliahan tatap muka di ruangan
dibandingkan dengan perkuliahan daring karena salah satunya faktornya tidak
dapat mengikuti perkuliahan daring terbatasnya kouta internet, menurut Kartika
Sari, (2020) Peneliti mendapatkan jumlah sampel sebanyak 70 responden. Data
dikumpulkan menggunakan kuisioner dengan teknik purposive sampling untuk
mendapatkan jumlah sampel melalui geoogle from didapatkan sebagian besar
mahasiswa mengalami stress sedang (38,57%), sabagian mahasiswa mengalami
stress berat (28,57%), dan mahasiswa mengalami stress ringan (32,86%).
(Liviana PH, & Hasanah et al., 2020) menunjukan bahwa tugas pembelajaran dan
tidak dapat mengaplikasikan pembelajaran praktek laboratorium karena
ketidaksediaan alat merupakan penyebab stress utama pada mahasiswa selama
pandemic. Data Penelitian (Mubin Mohammad Fatkhul & Basthomi, 2020)
analisis menunjukan tugas pembelajaran (70,29%), bosan di rumah (57,8%),
proses pembelajaran daring yang mulai membosankan (55,8%), tidak dapat
bertemu dengan teman-teman (40,2%) tidak dapat mengikuti pembelajaran online
karena keterbatasan sinyal (3 7,4%), tidak dapat melaksanakan hoby seperti biasa
(35,8%) tidak dapat mengaplikasikan pembelajaran praktek laborratorium karena
ketidak sediaan alat. Hasil penelitian menunjukan bahwa tugas pembelajaran
merupakan factor utama peningkatan stress pada mahasiswa, perkuliahan online
tidak.
Perkuliahan beberapa bulan ini dilaksanakan melalui beberapa aplikasi media
daring yang tersedia. Metode pembelajaran daring Pembelajaran daring
merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan
aksesibilitas, konektivitas, flesibelitas, dan kemampuan untuk memunculkan
berbagai jenis interaksi pembelajaran. Pembelajaran daring memiliki tujuan agar
mutu pendidikan meningkat dan revelansi pendidikan serta meningkatkan
pemerataan akses dan perluasan pendidikan. yang di gunakan oleh Universitas
3

untuk melaksanakan proses pembelajaran walaupun tidak dengan tatap muka.


Proses Pembelajaran Daring merupakan keputusan yang harus di lakukan oleh
Universitas agar tujuan pendidikan dapat di laksanakan secara efektif dan efesien.
Organisasi modern yang harus beradaptasi dengan perubahan lingkungan. di
tengan pandemic harus tetap menjalankan proses pembelajaran dengan
mengubahnya menjadi daring ini menjadi tantangan bagi setiap mahasiswa untuk
menjalankan tujuan pendidikan. Menurut Kartika Sari, (2020) penggunaan
internet dan multimedia mampu merombak cara penyampaian pengetahuan dan
dapat menjadi alternative pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas
pembelajaran daring mampu mempertemukan mahasiswa dengan dosen untuk
melaksanakan interaksi pembelajaran dengan bantuan internet pada tatanan
pembelajaran daring memerlukan perangkat-perangkat seperti smartphone, laptop,
computer, dan tablet yang di gunakan untuk mengakses informasi kapan saja dan
dimana saja. Perguruan tinggi pada masa pandemic perlu melaksanakan
pembelajaran daring. Pembelajaran daring sudah menjadi tuntutan dunia
pendidikan sejak beberapa bulan terakhir. Dalam proses pelaksaan pembelajaran
daring menimbulkan beberapa masalah bagi mahasiswa yang mengeluh karena
kuliah berbasis online membuat mahasiswa kurang paham materi-materi
perkuliahan yang di sampaikan, dan pemberian tugas yang jumlahnya lebih
banyak dibandingkan kuliah seperti biasa oleh karena itu tidak sedikit mahasiswa
mengalami stress di karenakan sistem perkuliahan daring ini. Mahasiswa
keperawatan dapat menyebabkan stress karena mahasiswa di wajibkan untuk
mengikuti pembelajaran klinik (untuk mahasiswa keperawatan) untuk
meningkatkan kopetensi propesional mahasiswa keperawatan, pendidikan
keperawatan menekankan pada tumbuh kembang kopetensi klinik untuk menjadi
seorang perawat propesional (Putri, Della Indah Sari et al., 2020). Akibat dari
metode pembelajaran daring menyebutkan bahwa stressor yang paling sering
menjadi pemicu terjadinya stress pada mahasiswa yaitu fasilitas pembelajaran
yang kurang memadai. Penelitian ini juga menunjukan bahwa mahasiswa tidak
hanya stress, akan tetapi kondisi stress mental juga menyebabkan stress secara
fisik pada mahasiswa. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa ada 10 gejala atau
gangguan kesehatan antara lain kelelahan, nafsu makan menurun, masalah
4

pencernaan, demam, insomnia, sistem urinaria, sakit kepala, dan denyut jantung
meningkat dan masalah system pernafasan dan dampaknya prestasi mahasiswa
menurun. Penelitian sebelumnya dapat di ketahui bahwa stress baik secara mental
dan fisik, banyak terjadi pada mahasiswa kemudian diketahui juga bahwa factor
akademik seperti fasilitas pembelajaran yang kurang memadai, kesulitan dalam
belajar untuk jangka lama, terlalu banyak tugas dan beban akademik , dapat
menyebabkan stress pada mahasiswa.
Faktannya khusus di Indonesia atau beberapa perguruan tinggi merasa belum
siap menggunakan teknologi pembelajaran dengan sistem daring atau online.
Bahkan dengan diterapkannya sistem ini di temukan ada mahasiswa yang
terganggu stress dan tidak dapat mengikuti proses Pembelajaran daring dengan
baik dan benar. Beberapa permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan
sistem pembelajaran daring, baik berupa kesiapan mahasiswa, penguasaan
teknologi, kendala-kendala lain yang di alami selama mengunakan system ini,
akan terjawab dalam penelitian ini sehingga evaluasi bisa di lakukan untuk
meminimalisirkan kendala dan permasalahan yang di hadapi mahasiswa selama
menggunakan cara ini (Sahuri Teguh&Kurniawan, et all.,2020).
Salah satu solusi agar pembelajaran daring tidak berdampak dengan tingkat
stress pada mahasiswa dengan cara merubah metode pembelajaran menjadi
ringan, dan pengurangan tugas. Berdasarkan jurnal artikel penelitian maka penulis
tertarik untuk melaksanakan penelitian literature review tentang hubungan metode
pembelajaran daring dengan tingkat stress pada mahasiswa keperawatan. Dampak
yang mungkin terjadi pada mahasiswa dalam metode pembelajaran daring
menyebabkan penurunan prestasi, dan kurangnya minat belajar mahasiswa karena
proses pembelajaran kurang menyenangkan selama metode pembelajaran daring.
Tujuan yang akan dilaksanakan ini untuk menciptakan pengalaman belajar yang
menarik bagi mahasiswa pada proses pembelajaran daring, serta bagaimana cara
mengoptimalkan potensi dan menciptakan, memelihara lingkungan belajar yang
positif, membangun komunitas belajar memberikan umpan balik yang konsisten
secara tepat waktu dan menggunakan teknologi yang benar untuk mengirimkan
tugas yang di berikan. Oleh sebab itu peran perawat saat lah penting yaitu dengan
berbagai kompetensi dan kemampuan intelektualnya perawat diharapkan juga
5

mampu melakukan penelitian sederhana dibidang keperawatan dengan cara


menumbuhkan ide dan rasa ingin tahu serta mencari jawaban terhadap fenomena
yang terjadi pada klien dikomunitas maupun klinis. Penelitian ini di lakukan untuk
mengetahui Hubungan Metode Pembelajaran Daring Dengan Tingkat Stres Pada
Mahasiswa Keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah


Metode pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang memanfaatkan
teknologi dengan menggunakan internet dimana dalam proses pembelajarannya
tidak di lakukan dengan face to face tetapi menggunakan metode elektronik yang
mampu memudahkan mahasiswa untuk belajar kapanpun dan dimana pun dan
kapan pun. Pembelajaran daring memiliki kekurangan dan kelebihan yaitu
mempermudah proses pembelajaran, pembelajaran dapat di lakukan dimana saja,
mudahnya mengakses materi. Kekuarngan dari pembelajaran daring kurangnya
pemahaman materi, tugas yang diberikan terlalu banyak, dan mahasiswa bosan di
rumah. “Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah bagaimana” Hubungan Metode Pembelajaran Daring
Dengan Tingkat Stres Pada Mahasiswa Keperawatan.?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini yaitu mengetahui apa saja Hubungan Metode
Pembelajaran Daring Dengan Tingkat Stres Pada Mahasiswa.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Perkembangan IPTEK
Diharapkan penelitian ini mampu memberikan kontribusi, data dan
referensi terkait hubungan metode pembelajaran daring dengan tingkat stress
pada mahasiswa
1.4.2 Mahasiswa
Memberikan pengalaman tentang penulisan ilmiah dan meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan dalam mengevaluasi suatu permasalahan serta
menambah wawasan tentang hubungan metode pembelajaran daring dengan
tingkat stress pada mahasiswa keperawatan ini bisa dijadikan sumber informasi
bagi penelitian selanjutnya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Mahasiswa


2.1.1 Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu
ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk
perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut
dan universitas Dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI), mahasiswa didefinisikan
sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi (Kamus Bahasa Indonesia Online,
kbbi.web.id) Menurut Siswoyo (2007: 121) mahasiswa dapat didefinisikan
sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik
negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi.
Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam
berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan
cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap
mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi. Seorang mahasiswa
dikategorikan pada tahap perkembangan yang usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap
ini dapat digolongkan pada. masa remaja akhir sampai masa dewasa awal dan
dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini
ialah pemantapan pendirian hidup (Yusuf, et. All., 2012: 27). Berdasarkan uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa ialah s eorang peserta didik berusia 18
sampai 25 tahun yang terdaftar dan menjalani pendidikannnya di perguruan tinggi
baik dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas. Sedangkan
dalam penelitian ini, subyek yang digunakan ialah dua mahasiswa yang berusia 23
tahun dan masih tercatat sebagai mahasiswa aktif.
2.1.2 Karakteristik perkembangan mahasiswa
Seperti halnya transisi dari sekolah dasar menuju sekolah menengah
pertama yang melibatkan perubahan dan kemungkinan stres, begitu pula masa
transisi dari sekolah menengah atas menuju universitas. Dalam banyak hal,
terdapat perubahan yang sama dalam dua transisi itu. Transisi ini melibatkan

6
7

gerakan menuju satu struktur sekolah yang lebih besar dan tidak bersifat pribadi,
seperti interaksi dengan kelompok sebaya dari daerah yang lebih beragam dan
peningkatan perhatian pada prestasi dan penilaiannya (Santrock, 2002: 74)
Perguruan tinggi dapat menjadi masa penemuan intelektual dan pertumbuhan
kepribadian. Mahasiswa berubah saat merespon terhadap kurikulum yang
menawarkan wawasan dan cara berpikir baru seperti; terhadap mahasiswa lain
yang berbeda dalam soal pandangan dan nilai, terhadap kultur mahasiswa yang
berbeda dengan kultur pada umumnya dan terhadap anggota fakultas yang
memberikan model baru. Pilihan perguruan tinggi dapat mewakili pengejaran
terhadap hasrat yang menggebu atau awal dari karir masa depan (Papalia dkk,
2008: 672 )
Ciri-ciri perkembangan remaja lanjut atau remaja akhir (usia 18 sampai 21
tahun) dapat dilihat dalam tugas-tugas perkembangan yaitu (Gunarsa: 2001: 129-
131);
(1) Menerima keadaan fisiknya; perubahan fisiologis dan organis yang
sedemikian hebat pada tahun-tahun sebelumnya, pada masa remaja
akhir sudah lebih tenang. Struktur dan penampilan fisik sudah menetap
dan harus diterima sebagaimana adanya. Kekecewaan karena kondisi
fisik tertentu tidak lagi mengganggu dan sedikit demi sedikit mulai
menerima keadaannya.
(2) Memperoleh kebebasan emosional; masa remaja akhir sedang pada
masa proses melepaskan diri dari ketergantungan secara emosional dari
orang yang dekat dalam hidupnya (orangtua). Kehidupan emosi yang
sebelumnya banyak mendominasi sikap dan tindakannya mulai
terintegrasi dengan fungsi-fungsi lain sehingga lebih stabil dan lebih
terkendali. Dia mampu mengungkapkan pendapat dan perasaannya
dengan sikap yang sesuai dengan lingkungan dan kebebasan
emosionalnya.
(3) Mampu bergaul; dia mulai mengembangkan kemampuan mengadakan
hubungan sosial baik dengan teman sebaya maupun orang lain yang
berbeda tingkat kematangan sosialnya. Dia mampu menyesuaikan dan
8

memperlihatkan kemampuan bersosialisasi dalam tingkat kematangan


sesuai dengan norma sosial yang ada.
(4) Menemukan model untuk identifikasi; dalam proses ke arah
kematangan pribadi, tokoh identifikasi sering kali menjadi faktor
penting, tanpa tokoh identifikasi timbul kekaburan akan model yang
ingin ditiru dan memberikan pengarahan bagaimana bertingkah laku
dan bersikap sebaik-baiknya.
(5) Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri; pengertian dan
penilaian yang objektif mengenai keadaan diri sendiri mulai terpupuk.
Kekurangan dan kegagalan yang bersumber pada keadaan kemampuan
tidak lagi mengganggu berfungsinya kepribadian dan menghambat
prestasi yang ingin dicapai.
(6) Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma; nilai
pribadi yang tadinya menjadi norma dalam melakukan sesuatu tindakan
bergeser ke arah penyesuaian terhadap norma di luar dirinya. Baik yang
berhubungan dengan nilai sosial ataupun nilai moral. Nilai pribadi
adakalanya harus disesuaikan dengan nilai-nilai umum (positif) yang
berlaku dilingkungannya.
(7) Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-kanakan; dunia
remaja mulai ditinggalkan dan dihadapannya terbentang dunia dewasa
yang akan dimasuki. Ketergantungan secara psikis mulai ditinggalkan
dan ia mampu mengurus dan menentukan 22 sendiri. Dapat dikatakan
masa ini ialah masa persiapan ke arah tahapan perkembangan
berikutnya yakni masa dewasa muda. Apabila telah selesai masa remaja
ini, masa selanjutnya ialah jenjang kedewasaan. Sebagai fase
perkembangan, seseorang yang telah memiliki corak dan bentuk
kepribadian tersendiri. Menurut Langeveld (dalam Ahmadi & Sholeh,
1991: 90) ciri-ciri kedewasaan seseorang antara lain; a) Dapat berdiri
sendiri dalam kehidupannya. Ia tidak selalu minta pertolongan orang
lain dan jika ada bantuan orang lain tetap ada pada tanggung jawabnya
dalam menyelesaikan tugas-tugas hidup. b) Dapat bertanggung jawab
dalam arti sebenarnya terutama moral. c) Memiliki sifat-sifat yang
9

konstruktif terhadap masyarakat dimana ia berada. Dengan demikian


dapat disimpulkan bahwa karakteristik mahasiswa ialah pada
penampilan fisik tidak lagi mengganggu aktifitas dikampus, mulai
memiliki intelektualitas yang tinggi dan kecerdasan berpikir yang
matang untuk masa depannya, memiliki kebebasan emosional untuk
memiliki pergaulan dan menentukan kepribadiannya. Mahasiswa juga
ingin meningkatkan prestasi dikampus, memiliki tanggung jawab dan
kemandirian dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah.
2.2 Konsep Pengertian Daring
2.2.1 Pengertian Daring
Pembelajaran Daring /Internet Learning Pengertian Pembelajaran Daring
/Internet Learning Istilah daring merupakan akronim dari “dalam jaringan“ yaitu
suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan sistem daring yang memanfaatkan
internet. Menurut Bilfaqih & Qomarudin (2015, hlm. 1) “pembelajaran daring
merupakan program penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam jaringan untuk
menjangkau kelompok target yang masif dan luas”. Thorme dalam Kuntarto
(2017, hlm. 102) “pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan
teknologi multimedia, kelas virtual, CD ROM, streaming video, pesan suara,
email dan telepon konferensi, teks online animasi, dan video streaming online”.
Sementara itu Rosenberg dalam Alimuddin, Tawany & Nadjib (2015, hlm. 338)
menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk
mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan.
Menurut Ghirardini dalam Kartika (2018, hlm. 27) “daring memberikan
metode pembelajaran yang efektif, seperti berlatih dengan adanya umpan balik
terkait, menggabungkan kolaborasi kegiatan dengan belajar mandiri, personalisasi
pembelajaran berdasarkan kebutuhan mahasiswa dan menggunakan simulasi dan
permainan”. Sementara itu menurut Permendikbud No. 109/2013 pendidikan jarak
jauh adalah proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh melalui
penggunaan berbagai media komunikasi.
Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membawa
perubahan dan kemajuan diberbagai sektor terutama pada bidang pendidikan.
10

Peranan dari teknologi informasi dan komunikasi pada bidang pendidikan sangat
penting dan mampu memberikan kemudahan kepada guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran daring ini dapat diselenggarakan dengan cara masif
dan dengan peserta didik yang tidak terbatas. Selain itu penggunaan pembelajaran
daring dapat diakses kapanpun dan dimana pun sehingga tidak adanya batasan
waktu dalam penggunaan materi pembelajaran.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring
atau e-learning merupakan suatu pembelajaran yang memanfaatkan teknologi
dengan menggunakan internet dimana dalam proses pembelajarannya tidak
dilakukan dengan face to face tetapi menggunakan media elektronik yang mampu
memudahkan siswa untuk belajar kapanpun dan dimanapun.
2.2.2 Karakteristik/ciri-ciri Pembelajaran Daring/ E-Learning.
Tung dalam Mustofa, Chodzirin, & Sayekti et all., (2019, hlm. 154)
menyebutkan karakteristik dalam pembelajaran daring antara lain:
1) Materi ajar disajikan dalam bentuk teks, grafik dan berbagai elemen
multimedia,
2) Komunikasi dilakukan secara serentak dan tak serentak seperti video
conferencing, chats rooms, atau discussion forums. Digunakan untuk
belajar pada waktu dan tempat maya,
3) Dapat digunakan berbagai elemen belajar berbasis CD-ROM untuk
meningkatkan komunikasi belajar,
5) Materi ajar relatif mudah diperbaharui,
6) Meningkatkan interaksi antara mahasiswa dan fasilitator,
7) Memungkinkan bentuk komunikasi belajar formal dan informal,
8) Dapat menggunakan ragam sumber belajar yang luas di internet Selain
itu Rusma dalam Herayanti, Fuadunnazmi, & Habibi et all., (2017, hlm.
211) mengatakan bahwa karaktersitik dalam pembelajaran e learning
antara lain:
1) Interactivity (interaktivitas),
2) Independency (kemandirian),
3) Accessibility (aksesibilitas),
4) Enrichment (pengayaan).
11

Pembelajaran daring harus dilakukan sesuai dengan tata cara pembelajaran


jarak jauh. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(PERMENDIKBUD) nomor 109 tahun 2013 ciri-ciri dari pembelajaran
daring adalah:
1) Pendidikan jarak jauh adalah proses belajar mengajar yang dilakukan
secara jarak jauh melalui penggunaan berbagai mendia komunikasi.
2) Proses pembelajaran dilakukan secara elektronik (e-learning), dimana
memanfaatkan paket informasi berbasis teknologi informasi dan
komunikasi untuk kepentingan pembelajaran yang dapat diakses oleh
peserta didik kapan saja dan dimana saja.
3) Sumber belajar adalah bahan ajar dan berbagai informasi
dikembangkan dan dikemas dalam bentuk yang berbasis teknologi
informasi dan komunikasi serta digunakan dalam proses pembelajaran.
4) Pendidikan jarak jauh memiliki karakteristik bersifat terbuka, belajar,
mandiri, belajar tuntas, menggunakan teknlogi informasi dan
komunikasi, menggunakan teknologi pendidikan lainnya, dan
berbentuk pembelajaran terpadu perguruan tinggi.
5) Pendidikan jarak jauh bersifat terbuka yang artinya pembelajaran yang
diselenggarakan secara fleksibel dalam hal penyampaian, pemilihan
dan program studi dan waktu penyelesaian program, jalur dan jenis
pendidikan tanpa batas usia, tahun ijazah, latar belakang bidang studi,
masa registrasi, tempat dan cara belajar, serta masa evaluasi hasil
belajar.
Dari penejelasan tentang karakteristik/ciri dari pembelajaran daring maka
dapat disimpulkan bahwa karakteristik/ciri pembelajaran daring yaitu
dengan menggunakan media elektronik, pembelajaran yang dilaksanakan
menggunakan internet, pembelajaran dapat dilaksanakan kapanpun dan
dimanapun serta pembelajaran daring bersifat terbuka.
2.2.3 Manfaat Pembelajaran Daring/ E-Learning.
Bilfaqih dan Qomarudin (2105, hlm. 4) menjelaskan beberapa manfaat dari
pembelajaran daring sebagai beikut :
12

2.2.2.1 Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan dengan


memanfaatkan multimedia secara efektif dalam pembelajaran.
2.2.2.2 Meningkatkan keterjangkauan pendidikan dan pelatihan yang
bermutu melalui penyelenggaraan pembelajaran dalam jaringan.
2.2.2.3 Menekan biaya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang
bermutu melalui pemanfaatan sumber daya bersama.

Selain itu Manfaat pembelajaran daring menurut Bates dan Wulf dalam
Mustofa, Chodzirin, & Sayekti et all., (2019, hlm. 154) terdiri atas 4 hal,
yaitu:
1) Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan
guru atau instruktur (enhance interactivity),
2) Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan
saja (time and place flexibility),
3) Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach
a global audience),
4) Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran
(easy updating of content as well as archivable capabilities)
Adapun manfaat e-learning menurut Hadisi dan Muna (2015, hlm. 127)
adalah:
1) Adanya fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat
mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang.
2) Peserta didik dapat berkomunikasi dengan guru setiap saat. Artinya,
peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi
pembelajaran.
Dapat disimpulkan bahwa manfaat dari proses pembelajaran daring
diantaranya yaitu adanya kemajuan dalam bidang teknologi yang mampu
meningkatkan mutu pendidikan serta mampu meningkatkan proses
pembelajaran dengan meningkatkan interaksi, mempermudah proses
pembelajaran karena dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun selain itu
mudahnya mengakses materi pembelajaran dan mampu menjangkau peserta
didik dengan cakupan yang luas.
13

2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring/E-Learning


Kelebihan pembelajaran daring/e-Learning Kelebihan pembelajaran
daring/e-learning menurut Hadisi dan Muna (2015, hlm. 130) adalah:
2.2.4.1 Biaya, e-learning mampu mengurangi biaya pelatihan. Pendidikan
dapat menghemat biaya karena tidak perlu mengeluarkan dana untuk
peralatan kelas seperti penyediaan papan tulis, proyektor dan alat tulis.
2.2.4.2 Fleksibilitas waktu e-learning membuat pelajar dapat menyesuaikan
waktu belajar, karena dapat mengakses pelajaran kapanpun sesuai
dengan waktu yang diinginkan.
2.2.4.3 Fleksibilitas tempat e-learning membuat pelajar dapat mengakses
materi pelajaran dimana saja, selama komputer terhubung dengan
jaringan Internet.
2.2.4.4 Fleksibilitas kecepatan pembelajaran e-learning dapat disesuaikan
dengankecepatan belajar masingmasing siswa.
2.2.4.5 Efektivitas pengajaran e-learning merupakan teknologi baru, oleh
karena itu pelajar dapat tertarik untuk mencobanya juga didesain
dengan instructional design mutahir membuat pelajar lebih mengerti
isi pelajaran.
2.2.4.6 Ketersediaan On-demand E-Learning dapat sewaktu-waktu diakses dari
berbagai tempat yang terjangkau internet, maka dapat dianggap
sebagai “buku saku” yang membantu menyelesaikan tugas atau
pekerjaan setiap saat.
Adapun kelebihan pembelajaran daring/e-learning menurut Seno &
Zainal (2019, hlm. 183) adalah:
(1) Proses log-in yang sederhana memudahkan siswa dalam memulai
pembelajaran berbasis e-learning.
(2) Materi yang ada di e-learning telah disediakan sehingga mudah
diakses oleh pengguna.
(3) Proses pengumpulan tugas dan pengerjaan tugas dilakukan secara
online melalui google docs ataupun form sehingga efektif untuk
dilakukan dan dapat menghemat biaya.
14

(4) Pembelajaran dilakukan dimana saja dan kapan saja. Sedangka


kelebihan pembelajaran daring menurut Hendri (2014, hlm. 24)
diantaranya adalah:
(1) Menghemat waktu proses belajar mengajar
(2) Mengurangi biaya perjalanan
(3) Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur,
peralatan, buku-buku)
(4) Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas
(5) Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu
pengetahuan.
2.2.5 Kekurangan pembelajaran daring/e-learning
Kekurangan pembelajaran daring/e-learning menurut Hadisi dan Muna
(2015, hlm. 131) antara lain:
2.2.5.1 Kurangnya interaksi antara guru dan siswa bahkan antar-siswa itu
sendiri yang mengakibatkan keterlambatan terbentuknya values dalam
proses belajar-mengajar.
2.2.5.2 Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis.
2.2.5.3 Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan dari pada
pendidikan.
2.2.5.4 Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung
gagal.
2.2.5.5 Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini
berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun
komputer).
Adapun kekurangan pembelajaran daring/e-learning menurut Seno &
Zainal (2019, hlm. 183) antara lain:
(1) Tampilan halaman login yang masih membutuhkan petunjuk lebih
dalam.
(2) Materi yang diberikan kurang luas dan disajikan dalam bentuk Bahasa
inggris sehinggga merepotkan dalam mempelajarinya.
15

(3) Adanya pengumpulan tugas yang tidak terjadwal serta tidak adanya
pengawasan secara langsung atau face to face dalam pengerjaan tugas
yang membuat pengumpulan tugas menjadi molor.
(4) Materi pembelajaran menjadi kurang dimengerti saat pembelajaran
tidak ditunjang dengan penjelasan dari guru secara langsung.
Sedangkan kekurangan pembelajaran daring/e-learning menurut Munir
dalam Sari (2015, hlm. 28) adalah:
(1) Penggunaan e-learning sebagai pembelajaran jarak jauh, membuat
peserta didik dan guru terpisah secara fisik, demikian juga antara
peserta didik satu dengan lainnya, yang mengakibatkan tidak
adanya interaksi secara langsung antara pengajar dan peserta didik.
Kurangnya interaksi ini dikhawatirkan bisa menghambat
pembentukan sikap, nilai (value), moral, atau sosial dalam proses
pembelajaran sehingga tidak dapat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
(2) Teknologi merupakan bagian penting dari pendidikan, namun jika
lebih terfokus pada aspek teknologinya dan bukan pada aspek
pendidikannya maka ada kecenderungan lebih memperhatikan
aspek teknis atau aspek bisnis/komersial dan mengabaikan aspek
pendidikan untuk mengubah kemampuan akademik, perilaku, sikap,
sosial atau keterampilan peserta didik.
(3) Proses pembelajaran cenderung ke arah pelatihan dan pendidikan
yang lebih menekankan aspek pengetahuan atau psikomotor dan
kurang memperhatikan aspek afektif.
(4) Pengajar dituntut mengetahui dan menguasai strategi, metode atau
teknik pembelajaran berbasis TIK. Jika tidak mampu menguasai,
maka proses transfer ilmu pengetahuan atau informasi jadi
terhambat dan bahkan bisa menggagalkan proses pembelajaran.
(5) Proses pembelajaran melalui e-learning menggunakan layanan
internet yang menuntut peserta didik untuk belajar mandiri tanpa
menggantungkan diri pada pengajar. Jika peserta didik tidak
16

mampu belajar mandiri dan motivasi belajarnya rendah, maka ia


akan sulit mencapai tujuan pembelajaran.
(6) Kelemahan secara teknis yaitu tidak semua peserta didik dapat
memanfaatkan fasilitas internet karena tidak tersedia atau
kurangnya komputer yang terhubung dengan internet.
(7) Jika tidak menggunakan perangkat lunak sumber terbuka, bisa
mendapatkan masalah keterbatasan ketersediaan perangkat lunak
yang biayanya relatif mahal.
(8) Kurangnya keterampilan mengoperasikan komputer dan internet
secara lebih optimal.
Dari penjelasan di atas maka kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran
daring atau e-learning yaitu mempermudah proses pembelajaran, pembelajaran
dapat dilakukan dimana saja, mudahnya mengakses materi, melatih pembelajar
lebih mandiri, serta pengumpulan tugas secara online. Tetapi ada juga kekurangan
dari pembelajaran daring/e-learning yaitu tidak adanya pengawasan karena
pembelajaran dilaksanakan secara face to face, jika peserta didik tidak mampu
belajar mandiri dan motivasi belajarnya rendah, maka ia akan sulit mencapai
tujuan pembelajaran serta kurangnya pemahaman terhadap materi, serta
pengumpulan tugas yang tidak terjadwalkan.
2.3 Konsep Stres Akademik
2.3.1 Pengertian Stres Akademik
Pengertian Stres Akademik Menurut Olejnik dan Holschuh (2016) stres
akademik adalah respon atau reaksi yang muncul karena terlalu banyak tuntutan
dan tugas yang harus dikerjakan siswa.Menurut Weidner, Kohlmann, Dotzauer,&
Burns (2015) Stres Akademik adalah stres yang terjadi karena faktor atau kegiatan
pendidikan yang terjadi dalam pendidikan yang disebabkan oleh tuntutan yang
timbul saat mahasiswa dalam masa pendidikan dalam Resti (2015).
2.3.2 Etiologi Stres Akademik
Menurut MacGeorge, Samter, dan Gillihan penyebab stres akademik
adalah hal yang normal terjadi karena bagian dari perkembangan diri, seperti
menyesuaikan diri dengan tatanan sosial baru, mendapatkan peran dan tanggung
jawab baru sebagai 8 mahasiswa, mempunyai beban belajar dan konsep-konsep
17

pendidikan yang berbeda dengan masa sekolah sebelumnya dalam indriana


(2014).
2.3.2.1 Klasifikasi Stres
Menurut Stuart dan Sundeen (2005), membagi atau mengklasifikasikan
tingkat stres menjadi 3, yakni :
2.3.2.2 Stres Ringan
Stres ini biasa terjadi di kehidupan sehari-hari dan pada kondisi ini
dapat membantu seorang untuk waspada, dan bagaimana untuk mencegah
suatu hal yang akan terjadi.
2.3.2.3. Stres Sedang
Pada kondisi ini seorang lebih fokus pada hal penting saat ini dan
mengesampingkan hal lain dan dapat mempersempit lahan persepsinya.
2.3.2.4 Stres Berat
Pada kondisi ini kemampuan seorang sangat menurun dan lebih
cenderung memusatkan perhatian pada hal-hal lain. Ini bertujuan untuk
mengurangi stres sehingga memerlukan banyak penegarahan. Stres ringan
juga termasuk dalam kelompok stres fisiologis dan stres sedang dan berat
dalam kelompok patologis.
2.3.3 Tahapan Stres
Gejala-gejala yang dialami pada saat stres sering kali tidak disadari karena
perjalanan awal tahapan stres timbul secara lambat. Stres akan 9 dirasakan saat
tahapan gejala sudah lanjut dan mengganggu di lingkungan beraktifitas. Tahapan
stres berdasarkan Hidayat (2011) antara lain sebagai berikut :
2.3.3.1 Stres Tahap I
Tahapan ini merupan tahapan yang paling ringan dan disertai dengan
perasaan- perasaan sebagai berikut :
(1) Semangat yang berlebihan
(2) Penglihatan tajam tidak sebagaimana biasanya
(3) Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya; tetapi
tanpa disadari cadangan energi dihabiskan (disertai rasa gugup yang
berlebihan
18

(4) Merasa senang dengan pekerjaannya itu dan semakin bertambah


semangat, tetapi tanpa disadari cadangan energi semakin menipis.
2.3.3.2 Stres Tahap II
(1) Merasa letih sewaktu bangun pagi, yang seharusnya merasa segar
bugar
(2) Merasa mudah lelah dan lekas merasa letih menjelang sore hari.
(3) Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman (bowel discomfort)
dan detakan jantung lebih keras dari biasanya atau berdebar-debar
(4) Otot punggung dan tengkuk terasa tegang.
2.3.3.3 Stres Tahap III
Bila seseorang memaksakan diri dalam melakukan kegiatan atau
rutinitas, maka yang akan menunjukan keluhan-keluhan yang semakin nyata
dan menggangu sebagai berikut :
(1) Keluhan gastritis dan diare
(2) Ketegangan otot semakin terasa
(3) Ketegangan emosional semakin meningkat
(4) Ganguan pola tidur (insomnia) yang menunjukan kualitas tidur rendah
2.3.3.4 Stres Tahap IV
(1) Aktivitas atau rutinitas yang biasa dilakukan semula menyenangkan
menjadi membosankan dan terasa lebih sulit
(2) Seseorang yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan
kemampuan untuk merespons secara memadai (adequate).
(3) Sering kali menolak ajakan karena tidak semngat dan bergairah
(4) Daya konsentrasi dan daya ingat menurun
(5) Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan
apa penyebabnya.
2.3.3.5 Stres Tahap V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang akan jatuh ke stres tahap V, yang
ditandai sebagai berikut :
(1) Kelelahan fisik dan mental semakin mendalam (physical and
psychological exhaustion)
(2) Ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan
19

(3) Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastrointestinal disorder)


(4) Mudah bingung dan panik
2.3.3.6 Stres Tahap VI
Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, yaitu seseorang yang mengalami
serangan panik (panic attack). Gambaran stres tahap VI sebagi berikut :
(1) Debaran jantung terasa amat keras
(2) Sesak atau susah bernafas
(3) Badan tersa tremor dan keringat
(4) Ketiadaan tenaga untuk hal-hal ringan
2.3.3.7 Reaksi Psikologis terhadap Stres
Ada beberapa reaksi psikologis terhadap stres yang dapat muncul
antara lain kecemasan, kemarahan dan agresi, depresi
2.3.3.7.1 Kecemasan
Respon yang paling umum, kecemasan adalah emosi yang tidak
menyenangkan atau khawatir, tegang, takut dan keluar jeringat dingin srta
mulut terasa kering dan terdapat gangguan tidur.
2.3.3.7.2 Kemarahan dan Agresi
Merupakan perasaan jengkel sebagai respon terhadap cemas atau
kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman. Agresi merupakan 12
kemarahan yang meluap-luap, serta orang melakukan serangan kasar
dengan jalan yang tidak wajar.
2.3.3.8.3 Depresi
Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat.
Terkadanb diserai rasa sedih. Selain itu juga terdapat riset yang dari Hans
Selye (1946), dua respon fisiologis terhadap stres, yaitu :
(1) LAS (Lokal Adaptasion Syndrome) Dimana tubuh menghasilkan
banyak respon terhadap stres, bentuk respon dalam jangka pendek
dengan karakteristik. Respon terjadi hanya setempat, respon bersifat
adaptif dan tidak terus menerus.
(2) GAS (General Adaptasion Syndrom) Respon ini melibatkan sarat
otonom dan sistem endokrin, biasanya GAS sering di sebut dengan
Sistem Neutoendokrin.
20

2.3.4 Dampak Akibat Stres


Dampak stes dibedakan menjadi tiga kategori :
2.3.4.1 Dampak fisiologik Secara umum orang yang mengalamistres akan
mengalami sejumlah gangguan fisik seperti mudah masuk angin, kejang otot,
mudah mengalmi kegemukan atau sebaliknya (menjadi kurus), serta juga
menderita penyakit yang lebih serius seperti hipertensi ganguan pada
kardiovaskular, dan juga penyakit lainnya. Dapat diklasifikasikan sebagai berikut
(1) Gangguan pada organ tubuh hiperaktif dalam salah satu tertentu, sebagai
contoh muscle myopathy, kram otot, kelemahan, tekanan darah naik,
diare dan gastritis.
(2) Gangguan pada sistem reproduksi, sebagai contoh tertahannya menstruasi
(amenore), kegagalan ovulasi pada perempuan, impoten pada pria dan
kehilang gairah seks.
(3) Gangguan pada sistem pernafasan,sebagai contoh asma dan bronkitis
2.3.4.2 Dampak psikologik
(1) Keletihan emosi, jenuh, penghayatan ini merupakan tanda pertama dan
punya peran sentral begi terjadinya “burnout”
(2) Terjadinya “depersonalisasi” atau dalam keadaan stres berkepanjangan
seiring dengan kewalahan/ keletihan emosi.
(3) Pencapaian pribadi yang bersangkutan menurun, sehingga berakibat pula
menurunnya rasa kompeten.
2.3.4.3 Dampak perilaku (Behavior)
Saat stres akan menjadi distres, yang menjadikan prestasi pelajar
menurun seiring terjadi tingkah laku yang dapat diterima oleh masyarakat.
Level stres ini cukup tinggi berdampak negatif pada kemampuan mengingat
informasi, mengambil keputusan dan mengambil langkah yang tepat. Pada
mahasiswa yang stres berat (overstressed) sering kali banyak membolos atau
tidak aktif dalam mengikuti jam kegiatan pembelajaran.
2.3.5 Faktor yang Mempengaruhi Stres Akademik
Menurut Alvin (2007) faktor-faktor yang mempengaruhi stres akademik
dapat diklasifisikan menjadi dua yaitu :
21

2.3.5.1 Faktor Internal


(1) Pola pikir Mahasiswa atau pelajar yang berfikir tidak dapat
mengendalikan situasi, cenderung akan mengalami stres berat.
Semakin besar kendali dalam berfikir, kemungkinan kecil stres yang
akan dialami mahasiswa atau pelajar.
(2) Kepribadian Ada berbagai kepribadian setiap individu, kepribadian
mahasiswa dapat mentukan tingkat toleransi terhadap stres. Pada
mahasiswa yang optimis biasanya tingkat stres lebih kecil dibanding
mahasiswa yang pesimis.
(3) Keyakinan atau pemikiran terhadap diri sendiri Keyakinan terhadap
diri sendiriakan memainkan peran penting dalam menginterpretasikan
situasi disekitar individu. Pemikiran yang diyakini mahasiswa dapat
mengubah pola fikir terhadap situasi tetentu, bahkan dalam jangka
panjang akan membawa stres psikologis.
2.3.5.2 Faktor Eksternal
(1) Pelajaran Dari tahun ke tahun, sistem pendidikan akan ditambah dari
segi kualitas dengan standar yang lebih tinggi. Dampaknya, waktu
untuk belajar bertambah dan beban pelajar semakin berat karena
tuntutan untuk bersaing. Hal tersebut dapat meejadikan tingkat stres
pada mahasiswa akan meningkat.
(2) Tekanan untuk berprestasi tinggi Mahasiswa atau pelajar akan ditekan
untuk dapat berprestasi dengan baik di lingkungan pendidikannya.
Orang tua, tetangga, dan teman adalah sebagia contoh tekanan ini
datang.
(3) Status sosial Sebagian individu akan mengatakan pendidikan adalah
simbol status sosial, semakin tinggi pendidikan dan prestasi baik yang
didapat maka individu tersebut akan dihormati di lingkungan
masyarakat. Individu yang tidak bersprstasi akan dianggap sebagai
pembuat masalah dan diabaikan oleh lingkungan.
(4) Orang Tua Sering kali orang tua akan mengarahkan anaknya dalam
pendidikan, dimana siswa kadang kurang cocok dengan pilihan orang
tua murid.
22

2.3.6 Pengukuran Stres Akademik


Pengukuran stres akademik menggunakan Depression Axiety Stress Scale
(DASS), menurut lovibond (1995, dalam wahit iqbal 2015) Depression Axiety
Stress Scale (DASS) adalah seperangkat skala subjektif yang dibentuk untuk
mengukur ststus emosional negatif dari depresi, kecemasan, dan stres. Depression
Axiety Stress Scale (DASS) terdiri dari 42 pertanyaan dan dibentuk tidak hanya
untuk mengukur 16 secara konvensional mengenai status emosi, tetapi untuk
proses yang lebih lanjut ntuk pemahaman, pengertian, dan pengukuran yang
berlaku. dimanapun dari status emosional, secara signifikan biasanya
digambarkan sebagai stres. Depression Axiety Stress Scale (DASS) dapat
digunakan baik oleh kelompok atau individu untuk tujuan penelitian. Khusus
untuk stres mengambil 14 pertanyaan yang khusus untuk mengukur stres dan
sedikit dimodifikasi. Nilai Skala : Skor 0-14 = normal Skor 15-18 = Stres Ringan
Skor 19-25 = Stres sedang Skor 26-33 = Stres Berat Skor >34 = Stres sangat berat
2.3.7 Respon terhadap Stres Akademik
Menurut Olejnik dan Holschuh (2016) respon terhadap stres akademik
yaitu :
2.3.5.1 Pemikiran Reaksi dari pemikiran anatara lain yaitu kurangnya rasa
percaya diri, sulit berkonsentrasi, cemas dan takut gagal.
2.3.5.2 Perilaku Reaksi dari perilaku, antara lain seperti tidur terlalu banyak
atau sedikit, makan terlalu banyak atau sedikit, menarik diri.
2.3.5.3 Respon tubuh Respon tubuh yang muncul akibat dari stres akademik
seperti mulut kering, telapak tangan yang berkeringat, nyeri kepala
hingga kecepatan jantung yang meningkat.
2.3.5.4 Perasaan Reaksi ini bisa seperti cemas, murung dan mudah emosi.
2.4 Konsep Mahasiswa
2.4.1 Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa adalah individu yang sedang menimba ilmu dan menempuh
pendidikan di di salah satu perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, dalam
bentuk universitas, sekolah tinggi, akademik dan politeknik (hartaji, 2012).
Mahasiswa adalah dewasa muda yang memiliki peran penting untuk kemajuan
bangsa. Mahasiswa sebagai salah satu individu penting di masyarakat yang dapat
23

memperbaiki kondisi di masyarakat, bangsa maupun negara. Mahasiswa


diharapkan mempunyai ilmu pengetahuan yang lebih dan memiliki kemampuan,
visi, dan karakter yang lebih maju dibandingkan masyarakat umumnya (Ilham,
2011).
2.4.2 Pengertian Mahasiswa Keperawatan
Mahasiswa keperawatan adalah individu yang menempuh pendidikan
perawat yang disiapkan untuk menjadi perawat profesional yang memiliki rasa
tanggung jawab, dimana rasa tanggung jawab tersebut wajib dimiliki pada diri
mahasiswa keperatan agar setelah lulus pendidikanya menjadi perawat yang
memiliki akuntabilitas Oharella, (2011). 18 Sebagai salah satu sistem pendidikan
tinggi keperawatan sebagai landasan integral, merupakan aspek kesatuan dari staf
akademik yang memilki potensi dalam belajar, profesi, ilmiah, sera kreasi yang
tinggi, dilengkapi dengan sarana penelitian yang melingkupi keseluruhan potensi
belajar untuk menciptakan pembangunan. Kesehatan masyarakat secara umum
dan juga pembangunan keperawatan (Nursalam, 2008).
2.5 Konsep Perawat
2.5.1 Pengertian
Menurut KBBI perawat adalah orang yang mendapat pendidikan khusus
untuk merawat, terutama merawat orang sakit. Dalam hal ini perawat adalah suatu
profesi dimana profesi itu didefinisikan sebagai suatu bidang pekerjaan yang
dilandasi oleh pendidikan keahlian seperti keterampilan dan kejuruan tertentu,
profesi merupakan pekerjaan namun belum tentu semua pekerjaan adalah profesi.
Dalam menjalankan tugasnya seorang perawat harus memiliki sertifikat
kompetensi yang berarti bahwa perawat tersebut telah lulus dan dapat melakukan
praktik keperawatan, Julianto (2016). Setelah itu perawat melakukan registrasi
supaya ia tercatat secara hukum bahwa ia adalah seorang perawat lalu terbitlah
surat tanda registrasi (STR) sebagai bentuk tertulis yang diberikan oleh konsil
keperawatan. Ada lagi surat izin praktik perawat (SIPP) yang diberikan oleh
pemerintah kabupaten/kota kepada perawat sebagai perizinan untuk menjalankan
praktik keperawatan.
Menurut Kozier (2016) terdapat 5 nilai-niai profesionalisme dalam
keperawatan yaitu:
24

a. Altruism yang berarti perawat memperhatikan atau mementingkan


kesejahteraan orang lain
b. Autonomy berarti perawat menghargai hak-hak pasien dalam membuat
keputusan tentang perawatan dirinya
c. Human dignity berarti perawat menghargai martabat klien sebagai manusia
dengan segala nilai dan keunikan yang dimilikinya
d. Integrity yaitu nilai yang diwujudkan dengan tindakan-tindakan yang sesuai
dengan kode etik dan standar praktik keperawatan.
e. Social justice berarti perawat menjunjung tinggi prinsip moral, legal, dan
kemanusiaan. Disini perawat tidak membeda-bedakan klien berdasarkan
SARA ataupun hal-hal lain.

2.5.2 Peran Perawat


1) Care provider (pemberi asuhan) yaitu dalam pelayanan berupa asuhan
keperawatan perawat dituntut menerapkan keterampilan berpikir kritis dan
pendekatan sistem untuk penyelesaian masalah serta pembuatan keputusan
perawat dalam konteks pemberian asuhan keperawatan komprehensif dan
holistik berlandaskan aspek etik dan legal
2) Manager dan Community leader (pemimpin komunitas) yaitu dalam
menjalankan peran sebagai perawat dalam suatu komunitas atau kelompok
masyarakat, perawat terkadang dapat menjalankan peran kepemimpinan,
baik komunitas profesi maupun komunitas sosial dan juga dapat
menerapkan kepemimpinan dan manajemen keperawatan dalam asuhan
klien.
3) Educator yaitu dalam menjalankan perannya sebagai perawat klinis,
perawat komunitas,maupun individu, perawat harus mampu berperan
sebagai pendidik klien dan keluarga yang menjadi tanggung jawabnya.
4) Advocate (Pembela) yaitu dalam menjalankan perannya perawat diharapkan
dapat mengavokasikan atau memberikan pembelaan dan perlindungan
kepada pasien atau komunitas sesuai dengan pengetahuan dan
kewenangannya.
5) Researcher yaitu dengan berbagai kompetensi dan kemampuan
intelektualnya perawat diharapkan juga mampu melakukan penelitian
25

sederhana dibidang keperawatan dengan cara menumbuhkan ide dan rasa


ingin tahu serta mencari jawaban terhadap fenomena yang terjadi pada klien
dikomunitas maupun klinis. Dengan harapan dapat menerapkan hasil kajian
dalam rangka membantu mewujudkan Evidence Based Practice (EBNP).
2.5.3 Karakteristik Perawat
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Maksydayan (2017) karakteristik
individu merupakan ciri-ciri yang dimiliki oleh seorang yang berhubungan dengan
semua aspek kehidupan dengan lingkunganya. Karakteristik tersebut terbentuk
oleh faktor-faktor biologis dan sosiopsikologis. Faktor biologis meliputi genetik,
sistem saraf, dan hormonal, sedangkan faktor sosiopsikologis terdiri dari
komponen-komponen kognitif (intelektual), kognitif (kebiasaan dan kemauan
bertindak), afektif emosional.

2.5.4 Wewenang Perawat


Berikut ini tugas dari perawat bertugas dalam menyelenggarakan praktik
keperawatan menurut UU 38 Tahun 2014 Pasal 29 ayat 1:
2.1.4.1 Pemberi asuhan keperawatan
2.1.4.2 Penyuluh dan konselor bagi klien
2.1.4.3 Pengelola pelayanan keperawatan
2.1.4.4 Peneliti keperawatan
2.1.4.5 Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang dan atau
2.1.4.6 Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu
Menurut Undang-undang Keperawatan, perawat juga wewenang dalam
menjalankan tugas dibeberapa bidang seperti:
2.1.4.7 Tugas pemberi asuhan keperawatan di bidang upaya kesehatan
perorangan
2.1.4.8 Tugas sebagai penyuluh dari konselor bagi klien dibidang upaya
kesehatan masyarakat
2.1.4.9 Tugas sebagai peneliti
2.1.4.10 Tugas berdasarkan pelimpahan wewenang oleh tenaga
medis kepada perawat untuk melakukan sesuatu tindakan medis
dibawah pemgawasan
26

2.1.4.11 Tugas dalam keadaan terbatasan tertentu seperti pada


keadaan tidak adannya tenaga medis dan atau tenaga
kefarmasian disuatu wilayah tempat perawat bertugas
2.1.4.12 Tugas perawat dalam keadaan darurat untuk memberikan
pertolongan pertama, dapat melakukan tindakan medis dan
pemberian obat sesuai dalam kompetensinya.
2.5.5 Hak dan Kewajiban Perawat
Berikut ini hak perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan menurut
UU 36 Tahun 2014 Pasal 36:
1. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur operasional,
dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
2. Memperoleh informasi yang benar, jelas, dan jujur dari klien dan atau
keluarganya
3. Menerima imbalan jasa atas pelayanan keperawatan yang telah diberikan
4. Menolak keinginan klien atau pihak lain yang bertentangan dengan kode
etik, standar pelayanan,standar profesi, standar prosedur operasional, atau
ketentuan peraturan perundang-undangan lain.
5. Memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar
Sementara kewajiban perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan
menurut UU 38 tahun 2014 Pasal 37:
(1)Melengkapi sarana dan prasarana pelayanan keperawatan dengan standar
pelayanan keperawatan tertentu Peraturan Perundang-undangan
(2)Memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan kode etik, standar
pelayanan keperawatan, standar profesi, standar prosedur operasional,
dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
(3)Merujuk klien yang tidak dapat ditangani kepada perawat atau tenaga
kesehatan lain yang lebih tepat sesuai dengan lingkup dan tingkat
kompetensinya.
(4)Mendokumentasikan asuhan keperawatan sesuai standar keperawatan
27

(5)Memberikan informasi yang lengkap, jujur, benar, jelas, dan mudah


dimengerti, mengenai tindakan keperawatan pada klien dan atau
keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya.
(6)Melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga kesehatan lain
yang sesuai dengan kompetensi perawat
(7)Melaksanakan tugas khusus yang ditetapkan oleh pemerintah.
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode penelitian adalah langkah yang dimiliki dan dilakukan oleh peneliti
dalam rangka untuk mengumpulkan informasi atau data serta melakukan
investigasi pada data yang telah didapatkan tersebut. Metode penelitian
memberikan gambaran rancangan penelitian yang meliputi antara lain: prosedur
dan langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, dan
dengan langkah apa data-data tersebut diperoleh dan selanjutnya diolah dan
dianalisis. (Hidayat, 2017).Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah literatur review. Literatur review adalah analisis terintegrasi tulisan ilmiah
yang terkait langsung dengan pertanyaan penelitian (Nursalam, 2020).
Literature review adalah analisis terintegrasi (bukan hanya ringkasan) tulisan
ilmiah yang terkait langsung dengan pertanyaan penelitian. Artinya, literatur
menunjukkan korespondensi antara tulisan-tulisan dan pertanyaan penelitian yang
dirumuskan. Literature review dapat berupa karya yang berdiri sendiri atau
pengantar untuk makalah penelitian yang lebih besar, tergantung pada jenis
kebutuhannya. Literature review penting karena dapat menjelaskan latar belakang
penelitian tentang suatu topik, menunjukkan mengapa suatu topik penting untuk
diteliti, menemukan hubungan antara studi/ide penelitian, mengidentifikasi tema,
konsep, dan peneliti utama pada suatu topik, identifikasi kesenjangan utama dan
membahas pertanyaan penelitian lebih lanjut berdasarkan studi sebelumnya
dalam Nursalam, 2020).

3.2 Kriteria Kelayakan Literatur Review


Startegi yang digunakan untuk mencari literatur dalam penelitin ini adalah
menggunakan PICOS dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun kriteria inklusi
dan ekslusi dalam penelitian ini sebagai berikut.

28
29

Adapun kriteria inklusi dan ekslusi dalam penelitian ini sebagai berikut :
Tabel 3.1 Stress Pembelajaran Online Berhubungan Dengan Strategi Koping
Mahasiswa Selama Pandemi Covid-19 (2020).
Kriteria Inklusi Eksklusi
Population Seluruh mahasiswa fakultas Mahasiswa yang
Ilmu Keperawatan Universitas sedang sakit atau yang
Nahdlatul Ulama Surabaya. mengalami kondisi
serius
Intervensi Tidak ada intervensi Tidak ada intervensi
Comparison Variabel pembanding dalam Tidak ada
jurnal terkait yang diambil
Outcome Variabel yang mencantumkan Tidak mencantumkan
adanya hubungan pembelajaran pembelajaran daring
daring dengan tingkat stress dengan tingkat stress
pada mahasiswa keperawatan mahasiswa
keperawatan
Study Design Desain penelitian dengan Selain penelitian
Analitik korelasional analitik korelasional
Publication years Tahun publikasi 2019-2020 Sebelum tahun 2020
Language Bahasa Indonesia dan Bahasa Selain Bahasa
Inggris Indonesia dan Bahasa
Inggris

3.3 Sumber Literatur


Data sebagai sumber literatur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti-peneliti terdahulu. Adapaun sumber data sekunder yang didapat berupa
artikel jurnal nasional maupun internasional. Dalam pencarian sumber literatur
data sekunder peneliti menggunakan 2 database yaitu google scoolar dan portal
garuda dengan menggunakan Keyword “ Metode Pembelajaran Daring AND
Tingkat Stress AND Mahasiswa Keperawatan ”.
30

3.4 Seleksi Literatur


Peneliti menguraikan proses dan hasil seleksi artikel yang ditemukan
menggunakan diagram flow dengan tahapan seleksi yaitu identifikasi, screening,
kelayakan, dan kriteria inklusi.(Nursalam, 2020):
Berdasarkan hasil pencarian literatur melalui tiga database Google Scoolar
dan PubMed, dengan menggunakan kata kunci “Metode Pembelajaran Daring
AND Tingkat Stress AND Mahasiswa Keperawatan. Peneliti berhasil
mendapatkan 40 artikel baik nasional dan internasional. Hasil pencarian artikel
yang didapatkan tersebut kemudian diperiksa duplikasi dan ditemukan sebanyak
17 artikel yang duplikasi atau sama sehingga dikeluarkan dan tersisa 23 artikel.
Kemudian peneliti melakukan screening berdasarkan judul yang disesuaikan
dengan tema dan variabel, sebanyak 10 artikel yang di ekslusi karena tidak sesuai
dengan tema dan tersisa 13 artikel. Kemudian peneliti menyeleksi berdasarkan
abstrack (didalam abstrack tidak ditemukan hasil atau pembahasan terkait variabel
yang diteliti) sebanyak artikel di ekslusi, dan tersisa 11 artikel. Peneliti
memeriksa kelengkapan 9 artikel secara full/ lengkap mulai dari judul, abstrak,
latar belakang, metode, hasil, pembahasan dan daftar pustaka didapatkan
sebanyak 6 artikel yang bisa dipergunakan dan memenuhi kelengkapan tersebut.
Sedangkan 3 artikel sisanya tidak memenuhi. Seleksi literatur di tampilkan dalam
diagram flow berikut
31

IDENTIFIKAS Identifikasi Pencarian Melalui 2 database:


I Google Scoolar,portal Garuda (n=40)

Screening identifikasi judul


SCREENIN (n=23) Dikeluarkan tidak
GG sesuai judul
(n=10)

Idnetifikasi berdasarkan abstrak


(n=11)

KELAYAKAN
Artikel full Text Artikel Ekslusi
(n=9) (n=6)

INKLUSI Artikel sesuai kriteria Inklusi


(n=3)

Diagram 3.1 Diagram flow Seleksi literatur review Hubungan metode


pembelajaran daring dengan tingkat stres pada mahasiswa
Keperawatan

3.5 Tahap Pengumpulan Data


Tahapan Pengumpulan Data Peneliti menguraikan dan menjelaskan tahapan
proses pengumpulan data meliputi (Siswanto, 2012; Nursalam, 2020):
1) Proses penyusunan proposal
Menguraikan tentang persiapan dan penyusunan proposal mulai dari bab 1
sampai bab 3
2) Menentukan Pertanyaan Penelitian
Peneliti menentukan pertanyaan penelitian berdasarkan tujuan penelitian untuk
dijawab dalam hasil penelitian literature pertanyaan penelitian dalam
penelitian ini yaitu apa saja metode pembelajaran daring dengan tingkat stres
pada mahasiswa keperawatan
32

3) Mencari literatur dengan menentukan Geoogle Scholar,dan portal garuda


dengan kata kunci “ Pembelajaran Daring AND Tingkat Stress AND
Mahasiswa Keperawatan”.
Peneliti menguraikan dan menyebutkan database yang akan digunakan serta
kata kunci untuk pencarian artikel.
4) Seleksi Kelayakan study
Untuk mendapatkan literatur yang layak sesuai dengan topik, peneliti
menentukan kriteria kelayakan artikel adengan strategi seleksi artikel
menggunakan PICOS yang disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
5) Seleksi literature yang berkualitas
Melakukan seleksi literatur dengan membaca keseluruhan isi dari artikel mulai
dari judul, abstrack, latar belakang, metode, hasil, pembahasan dan daftar
pustaka.
6) Melakukan Ekstraksi
Peneliti membaca artikel satu persatu, kemudian memilih dan mengambil hasil
penelitian yang ditemukan dan digabung dengan hasil penelitian artikel yang
lain.
7) Melakukan Sintesis data
Penelitian melakukan sintesis dengan memberikan argument dan gagasan
dalam pembahasan yang dilakukan dari hasil penelitian literatur.
3.6 Metode Analisis
Metode analisis literatur dalam penelitian ini menggunakan metode
analisfr is deskriptif yaitu menyajikan data dan menjabarkan secara naratif hasil-
hasil penelitian yang didapatkan dari artikel yang dijadikan sebagai sumber
literatur.
BAB 4
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Analisis
4.1.1 Karakteristik Literature
Artikel penelitian yang berhasil didapatkan dalam penelitian ini berasal
dari Indonesia. Di dapatkan 6 artikel yang sesuai dengan karakteristik kriteria
inklusi dan eksklusi yang telah dibuat. Dari 6 artikel yang dipilih, sesuai dengan
kriteria inklusi dan eksklusi yang dipilih tidak melakukan intervensi kepada
respondenya. Sesuai kriteria inklusif semua artikel yang digunakan yaitu artikel
yang dipublikasikan dari antara 2019-2020 terdiri dari 6 artikel publikasi pada
tahun 2020. Untuk design penelitian, artikel 1 (Andikawati, et all., 2020)
menggunakan metode Analitik Korelasional menggunakan pendekatan cross
sectional, artikel 2 (Melani, et all., 2020) menggunakan metode Cross Sectional,
artikel 3 (livana PH, et all., 2020) menggunakan metode desain analitik, artikel 4
(Niken, et all 2020) menggunakan metode Cross Sectional, artikel 5 (Indah,et
all., 2020) menggunakan metode deskriptif kualitatif melalui pendekatan cross
sectional, artikel 6 (widayati, et all., (2020) menggunakan metodel Cross
Sectional dengan pendekatan kualitatif.
4.1.2 Karakteristik Responden

Responden penelitian dalam 6 artikel penelitian yang ditemukan adalah


mahasiswa yang sedang melakukan metode pembelajaran daring. Jumlah
responden penelitian dalam artikel bervariasi, jumlah responden terbanyak yaitu
1.124 responden dan paling sedikit sebanyak 58 responden. Rata-rata usia
responden yaitu usia 18-25 tahun.

4.1.3 Analisis Studi Literature

Sebanyak 6 artikel yang didapatkan berdasarkan analisis literature dan


selanjutnya akan dibuatkan rangkuman hasil literature. Berikut hasil rangkuman
literature yang disajikan menggunakan PICOT.

33
34

Tabel 4.1 Rangkuman Analisis Literature Review

No. Nama Peneliti dan Responden


Tempat Penelitian Desain Penelitian Hasil Penelitian
Tahun Penelitian

1. Andikawati program studi S1 Analitik Sebanyak 132 Terdapat hubungan antara


Fitriasari, et all., Keperawatn Korelasional responden yang tingkat stress dengan strategi
(2020) Fakultas mengikuti metode coping pada mahasiswa
keperawatan dan pembelajaran Universitas Nahdlatul Ulama
Kebidanan, daring. Surabaya, Jatim. Sampel
Universitas sebanyak 132 responden
Nahdlatul Ulama menggunakan teknik purposive
Surabaya sampling. Kriteria responden
berdasarkan jenis kelamin
perempuan 118 orang 89,4% dan
berusia 18-20 th sebanyak 76
orang 57,6% . didapatkan bahwa
sebagian responden berada pada
kategori stress sedang sebesar
100 orang 75,8% dengan
problem focused coping sebesar
110 orang 83,3%. Uji statistic
menggunakan spearman rank
test. Hasil uji statistic
menunjukan =0,001 (p-value
<0,05)
Tingkat stress mahasiswa s1
2. Melani Kartika Sari, STIKes Karya Cross Sectional Sebanyak 70
35

keperawatan tingkat satu dalam


et all., 2020) Husada Kediri responden
menghadapi wabah covid 19
dalam perkuliahan daring Stikes
karya husada Kediri, sebagian
besar mahasiswa mengalami
stress sedang (38,86%), stress
berat (28,57%), stress ringan
(32,86%. Stressor yang paling
menyebabkan stress yaitu
kesulitan memahami materi
secara daring dan kekhawatiran
tertular covid-19.
Tugas pembelajaran merupakan
3. livana PH, M.fatkhul Sekolah Tinggi Deskriptif Analitik Sebanyak 1.129
factor utama penyebab stress
mubin, Yazid Ilmu Kesehatan responden dari
mahasiswa selama pandemi
basthomi, et all., Kendal Universitas beberapa provinsi
covid-19. Semarang, malang.
(2020) Muhammadiyah di Indonesia
Dalam kategori (70,29%) tugas
Semarang,
pembelajaran, (57,8%) bosan di
Universitas Negeri
rumah, ( 55,8%) proses
Malang.
pembelajaran mulai
membosankan, 40,2% tidak
dapat bertemu teman, 37,4%
tidak dapat melakukan hoby,
35,8% tidak dapat
mengaplikasikan pembelajaran
praktek laboratorium karena
ketersediaan alat.
Berdasarkan hasil penelitian
4. Niken Bayu Universitas sebelas Cross Sectional Sebanyak 90
36

memiliki beberapa dampak 1.


Argaheni, et all maret, Surakarta responden
Pembelajaran daring masih
(2020)
membingungkan mahasiswa 2.
Mahasiswa menjadi pasif 3.
Penumpukan informasi
mehasiswa berkurang 4.
Mahasiswa mengalami stress
Terdapat hubungan antara stress
5. Indah novitasari,et Indonesia Deskriptif kualitatif Sebanyak 124
dengan profesi ners, Surakarta.
all., (2020) (Universitas responden
Tidak mengalami stress
Kusuma husada
sebanyak 48,4%, stress riangan
Surakarta )
40,3%, stress sedang 6,5%,
stress berat 8%.
6. Sri widayati, et all., Indonesia Kuantitatif Sebanyak 67 Pembelajaran daring cukup
(2020) (Universitas negeri responden efektif dan efesien untuk
Surabaya ) menggantikan perkuliahan
secara tatap muka.
37

4.2 Pembahasan

Dari hasil penelitian dengan menggunakan literature riview dari 6 artikel


penelitian yang sudah terdahulu yang berhasil didapatkan dan dianalisis oleh
peneliti, maka peneliti menemukan hubungan metode pembelajaran daring dengan
tingkat stress pada mahasiswa keperawatan yang akan dibahas sebagai berikut.

4.2.1 Data Umum

Dari hasil penelitian dengan menggunakan literature review dari 6 artikel


penelitian yang terdahulu yang berhasil di dapatkan yaitu penelitian, yaitu tentang
hubungan metode pembelajaran daring dengan tingkat stress mahasiswa
keperawatan yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan beberapa
data sebagai berikut seluruh responden yang diteliti adalah mahasiswa
keperawatan di beberapa universitas dengan jenis kelamin laki-laki dan
perempuan, dengan latar belakang pendidikan Diploma 3 keperawatan, Sarjana
Keperawatan, Profesi Ners. Jumlah responden dari masing-masing artikel
memiliki jumlah yang berbeda-beda mulai dari Universitas Nahdlatul Ulama
Surabaya 132 mahasiswa, laki-laki 14 responden (10,0%) dan perempuan 118
responden (89,4%). STIKes karya Husada Kediri 70 mahasiswa, laki-laki 10
responden (14,3%) dan perempuan 60 responden (85,7%) berdasarkan
karakteristik usia 18-25 tahun. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal Universitas
Muhammadiyah Semarang, Universitas Negeri Malang 1.129 mahasiswa, laki-
laki 190 responden (16,8%) dan perempuan 939 responden (83,2%) berdasarkan
karakteristik diketahui usia rata-rata 18-22 tahun. Universitas sebelas maret,
Surakarta 90 mahasiswa, laki-laki 30 responden (54,5%) dan perempuan (45,5%)
berdasarkan karakterik usia rata-rata mahasiswa 19-25 tahun. Universitas
Kusuma husada Surakarta 124 mahasiswa, laki-laki 34 responden (27,4%) dan
perempuan 90 responden (72,6%) berdasarkan karaktelistik rata-rata usia
mahasiswa 19-23 tahun. dan Universitas negeri Surabaya 67 mahasiswa, laki-laki
33 responden (48,0%) dan perempuan 34 responden (52,0%) berdasarkan
karakterlistrik berdasarkan usia rata-rata mahasiswa keperawatan 19-25 tahun.
Maka peneliti menemukan beberapa yang dapat menyebabkan tingkat stress pada
mahasiswa keperawatan.
38

4.2.2 Metode Pembelajaran Daring pada mahasiswa keperawatan

Berdasarkan hasil karakteristik responden, metode pembelajaran daring


pada mahasiswa keperawatan. online memiliki dampak terhadap mahasiswa
(Argaheni, 2020). Menurut fitriasari (2020) dari 132 responden 1. Tugas
pembelajaran 85 responden (64,4%),2. Bosan saat melaksanakan pembelajaran
daring 17 responden (12,9%), 3. Tidak bisa keluar rumah dengan bebas 8
responden (6%). Menurut (Sari, 2020) dari 70 responden menunjukan 1. Tugas
pembelajaran 23 responden (32,86%), 2. Bosan saat melaksanakan pembelajaran
daring 27 responden (38,57%), 3. Tidak bisa keluar rumah dengan bebas 20
responden (28,57%). Menurut Livana, (2020) dari 1.129 responden menunjukan
metode pada mahasiswa hasil penelitian (70,29%) tugas pembelajaran, (20,71%)
bosan dirumah (9,01%). Menurut Argaheni, (2020) dari 90 responden
menunjukan beberapa dampak dari pembelajaran daring 1. Tugas pembelajaran 30
responden 25,5% 2. Bosan saat melaksanakan pembelajaran daring 45 responden
54,5% 3. Tidak bisa keluar rumah dengan bebas 15 responden 20,0%, menurut
novitasari, (2020) dari 124 responden menunjukan hasil penelitian mahasiswa 1.
Tugas pembelajaran 110 responden (88,7%), 2. Bosan saat melaksanakan
pembelajaran daring 10 responden (6,5%), 3. Tidak bisa keluar rumah dengan
bebas 4 responden (4,8%). Menurut Widayati, (2020) dari 67 responden
menunjukan hasil bahwa 1. Tugas pembelajaran 27 responden (73,0%) 2. Bosan
saat melaksanakan pembelajaran daring 21 responden (18,2%) 3. Tidak bisa
keluar rumah dengan bebas 19 responden (8,2%).

Metode pembelajaran daring merupakan program penyelenggaraan kelas


pembelajaran dalam jaringan untuk menjangkau kelompok target yang massif dan
luas. Menurut Ghirardini dan Kartika (2019,hlm,28) daring memberikan metode
pembelajaran yang efektif, seperti berlatih dengan adanya umpan balik terkait,
menggabungkan kolaborasi kegiatan dengan belajar mandiri, pembelajaran
berdasarkan kebutuhan mahasiswa dan menggunakan simulasi dan permainan.
Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membawa
perubahan dan kemajuan diberbagai sector terutama bidang pendidikan.
Kementrian pendidikan dan kebudayaan juga ikut serta menentukan kebijakan
kerjasama dengan gugus covid-19 yaitu menerapkan metode pembelajaran daring.
39

Model pembelajaran daring merupakan metode pebelajaran baru bagi beberapa


perguruan tinggi, dalam pengunaanya butuh beradaptasi baik oleh mahasiswa
maupun dosen proses beradaptasi mampu menimbulkan dampak pada mahasiswa
dan dosen. kesiapan dalam proses penggunaan daring yang belum matang Sarwar
dkk, et all., (2019). Kemudian hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa yang
menunjukan adanya perubahan kebiasaan pembelajaran dilakukan secara mandiri
tanpa adannya interaksi social dengan mahasiswa lain serta kesulitan
berkoordinasi dalam pengerjaan tugas yang diselesaikan secara kelompok.
Kurikulum profesi keperawatan, berbeda pada kurikulum profesi lain, yaitu pada
kurikulum perawat merupakan gabungan antara praktek dengan pengetahuan
sehingga untuk menjadi mahasiswa yang kompeten harus menguasai keduannya.

Pada metode pembelajaran daring untuk pemahaman materi dibandingkan


dengan saat pembelajaran tatap muka secara langsung. Pembelajaran daring
memerlukan kesiapan RPS ( rencana pembelajaran semester ), bahan ajaran yang
sudah matang untuk bahan ajaran berbentuk PDF dan PPT, atau video-video
pembelajaran yang mendukung mahasiswa agar mampu memahami materi dan
membantu untuk dapat mengerjakan tugas pembelajaran daring secara maksimal
setiawan dkk, et all., (2019). Metode pembelajaran daring juga memiliki
kekurangan dan kelebihan nya masing-masing, kelebihan dari penggunaan metode
pembelajaran daring itu sendiri yaitu, mampu mengurangi biaya pendidikan
karena tidak perlu mengeluarkan banyak dana untuk pelaratan yang di perlukan,
membuat mahasiswa dapat mengakses materi, dapat di akses sewaktu-waktu di
tempat yang memiliki sinyal yang kuat, materi yang di sediakan mudah diakses,
proses pengumpulan tugas dilakukan secara online sehingga efektif untuk di
lakukan. Kekurangan dari metode pembelajaran daring yaitu, kurangnya interaksi
antara dosen dan mahasiswa dan mahasiswa, mahasiswa tidak mempunyai
motivasi belajar yang tinggi, tidak semua tempat memiliki akases internet, materi
yang diberikan kurang luas dan disajikan secara singkat sehingga merepotkan
dalam pembelajaran, pengumpulan tugas yang tidak terjadwal serta tidak adanya
pengawasan secara langsung , kurangnya keterampilan mengoperasikan komputer
dan internet secara lebih optimal. Menurut Rusdiana dan Nugroho 2020
menyebutkan bahwa metode dukungan perguruan tinggi dan dosen menjadi aspek
40

penting mendukung keberhasilan pembelajaran daring. Dukungan perguruan


tinggi dalam menyediakan sana dan prasaranan dosen menyampaikan materi
sesuai dengan tujuan metode pembelajaran daring. Metode pembelajaran
menggunakan jaringan untuk berkomunikasi, dilakukan karena adanya atisipasi
pada pencegahan penyebaran virus dan untuk memutus mata rantai covid-19.

Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dari jurnal penelitian di atas


bahwa terdapat kesenjangan antara fakta dan teori menunjukan sebagian besar
metode pembelajaran daring pada mahasiswa keperawatan juga memiliki
kekurangan dan kelebihan. Kekurangan dari pembelajaran daring yaitu kurangnya
interaksi antara dosen dan mahasiswa, mahasiswa kurang motivasi untuk belajar
dan tidak semua tempat memiliki fasilitas internet, terutama bagi mahasiswa
keperawatan kurangnya skil dalam melaksanakan tindakan yang berhubungan
secara langsung untuk pasien. Dan kelebihan dari pembelajaran daring dapat
menghemat biaya karena tidak perlu menggunakan proyektor dan alat tulis serta
tugas di berikan secara online sehingga efektif untuk mahasiswa, flesibilitas
tempat melakukan proses pembelajaran, melatih mahasiswa mandiri dalam
mendapatkan ilmu pengetahuan, dan menghemat waktu proses pembelajaran.
Menurut peneliti tentang metode pembelajaran daring memang terbilang baru dan
membutuhkan adaptasi dan usaha agar berjalan lancar dan mulai dari belajar
aplikasi yang menunjang perkuliahan, serta harus dilakukan secara tatap muka
karena harus dilakukan secara praktek dan teori agar mempermudah mahasiswa
keperawatan memahami teori dan peraktik laboratorium secara bersamaan.
Perkuliahan daring memang membutuhkan adaptasi dan usaha agar dapat berjalan
lancar, di Indonesia metode pembelajarab daring terbilang sangat baru, mungkin
banyak mahasiswa dan dosen yang belum pernah melakukannya sebelumnya.
Perkuliahan yang dilakukan secara tatap muka, sekarang terpaksa dilakukan
secara daring. Hal ini tentu menjadi beban tersendiri dan membutuhkan adaptasi
perkuliahan daring membutuhkan akses internet yang mumpuni, sedangkan tidak
semua daerah terdapat sinyal internet. Selain itu dibutuhkan usaha untuk
memahasi materi yang biasannya disampaikan secara lisan menjadi tulisan dan
video atau live streaming.
41

4.2.3 Tingkat Stress Pada Mahasiswa Keperawatan

Berdasarkan hasil Tingkat stress pada mahasiswa keperawatan memiliki


dampak stres terhadap mahasiswa Menurut Argaheni, (2020). Menurut Fitriasari
(2020), dari 132 responden tingkat stress ringan 17 responden (12,9%), tingkat
stress sedang 85 responden (64,4%), tingkat stress berat 8 responden (6%).
Menurut Sari, (2020) dari 70 responden menunjukan tingkat stress ringan 23
responden (32,86%), tingkat stress sedang 27 responden (38,57%), tingkat stress
berat 20 responden (28,57%). Menurut Livana PH, (2020) dari 1.129 responden
penyebab tingkat stress pada mahasiswa hasil penelitian stress ringan dengan 180
responden (17,70%), stress sedang dengan responden 900 (70,29%), tingkat
stress berat 39 responden (12,01%), Menurut Argaheni, (2020) dari 90 responden
tingkat stress ringan pada mahasiswa 30 responden (25,5%),tingkat stress sedang
pada mahasiswa 45 responden (54,5%), dan tingkat stress berat pada mahasiswa
15 responden (20,0%). Menurut novitasari, (2020) dari 124 responden hasil
penelitian mahasiswa tingkat stress ringan 110 responden (88,7%), tingkat stress
sedang 6 responden (4,8%), tingkat stress berat sebanyak 8 responden (6,5%).
Menurut Widayati, (2020) dari 67 responden hasil tingkat stress ringan 21
responden (18,2%) tingkat stress sedang 27 responden (73,0%), tingkat stress
berat 19 responden (8,2%).

Tingkat stress pada mahasiswa keperawatan adalah respon atau reaksi


yang muncul karena banyak tuntutan dan tugas yang harus dikerjakan mahasiswa,
stress akademik terjadi karena factor atau kegiatan pendidikan yang terjadi dalam
pendidikan yang timbul saat mahasiswa dalam masa pendidikan. Stress yang
dialami mahasiswa akibat wabah covid-19 ini dipengaruhi oleh beberapa hal,
penyebab stress mahasiswa selama pandemi adalah tugas perkuliahan akademik
akibat masalah kegiatan pembelajaran, akibat hubungan social, akibat dorongan
dan keingin sertaan akitivas kelompok. Namun dalam keadaan tidak pandemi
tugas-tugas kuliah tidak mempunyai pengaruh yang siknifikan terhadap tingkat
stress mahasiswa hal ini terjadi karena mahasiswa terbiasa dengan pembelajaran
tatap muka secara regular. Perubahan pola pembelajaran ini memberikan
permasalahan tersendiri bagi mahasiswa sehingga munculnya tekanan dan stress
pada mahasiswa yang melakukan pembelajaran jarak jauh. Hidayatulloh,dan
42

Aminoto, et all., (2019). Dampak akibat dari stress itu sendiri memiliki tahapan,
stres ringan semangat yang berlebihan, merasa mampu menyelesaikan perkerjaan
lebih dari biasanya, merasa senang dengan perkerjaan itu. Stress sedang merasa
mudah lelah dan lekas letih, sering mengeluh lambung atau perut tidaknyaman,
detang jantung lebih kencancang dari biasanya atau berdebar-debar, otot
punggung dan tengkuk terasa tegang. Stress berat ketegangan otot semakin terasa
keseluruh tubuh, ketegangan emosional semakin meningkat, gangguan pola tidur
(insomnia) yang menunjukan kualitas tidur rendah, kelelahan fisik berlanjut sesak
nafas, dan penyakit yang berdampak negative bagi mahasiswa tersebut itu sendiri.

Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dari jurnal penelitian di atas


penelitian di atas bahwa terdapat kesenjangan antara fakta dan teori, menurut
peneliti disebabkan pada masa pandemi ini tentu membutuhkan adaptasi bagi
mahasiswa keperawatan ketebatasan melakukan aktifitas secara luas.
menyebabkan tugas pembelajaran semakin meningkat, pembelajaran mulai
membosankan, tidak dapat bertemu dengan teman-teman dan keterbatasan sinyal
dapat mempengaruhi tingkat stress pada mahasiswa. Tingkat stress memiliki 2
faktor yaitu factor internal mahasiswa yang berfikir tidak dapat mengendalikan
situasi, cenderung akan mengalami stress berat. Pada mahasiswa yang optimis
biasanya tingkat stress lebih kecil dibandingkan mahasiswa yang pesimis,
pemikiran yang diyakini mahasiswa dapat mengubah pola fikir terhadap situasi
tertentu, bahkan dalam jangka panjang akan membawa stress psikologis. Factor
eksternal dampaknya, waktu untuk belajar bertambah dan beban pelajaran
semakin berat karena tuntutan bersaing, hal tersebut menyebabkan tingkat stress
pada mahasiswa meningkat. Tekanan untuk berprestasi tinngi mahasiswa atau
mahasiswa akan ditekan untuk dapat berprestasi dengan baik di lingkungan
pendidikannya, semakin tinggi pendidikan dan prestasi baik yang didapat maka
individu tersebut akan di hormati dilikungkuan masyarakat. Mahasiswa kadang
kurang cocok dengan pilihan orang tua. Respon dari stress yaitu kurangnya rasa
percaya diri, sulit kosentrasi, cemas dan takut gagal. Reaksi tidur sebetar, makan
terlalu sedikit, menarik diri, dan nyeri kepala serta kecepatan jantung mingkat
dapat menyebabkan reaksi yang negative bagi mahasiswa itu sendiri
43

Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dari jurnal penelitian di atas


Tingkat stress yang di alami mahasiswa keperawatan di pengaruhi oleh perubahan
metode pembelajaran tugas menumpuk perkuliahan daring dilakukan setiap hari.
terdapat kesenjangan antara fakta dan teori menunjukan bahwa tingkat stress
dapat dialihkan dengan cara mengalihkan fikiran dengan melakukan aktivitas lain
atau jika mengalami masalah sinyal mahasiswa akan mengikuti pembelajaran
dengan mencari tempat yang mempunyai akses untuk jaringan internet yang lebih
kuat. Saat stress akan menjadi distres menjadikan mahasiswa menurun level stress
ini cukup tinggi berdampak negative pada kemampuan mengingat informasi,
mengambil keputusan dan mengambil langkah yang tepat. Beberapa dampak yang
terjadi pada mahasiswa keperawatan salah satunya adalah kecemasan terhadap
sesuatu yang membuat tingkat stress meningkat respon yang paling umum, emosi
yang tidak menyenangkan atau khawatir, tegang, takut dan keluar keringat dingin
serta mulut terasa kering dan terdapat gangguan tidur. Mahasiswa keperawatan
harus mengubah cara pandang terhadap stress yang dialami saat pembelajaran
daring terasa membosankan dengan mengubah sudut pandang dari membosankan
menjadi membiasakan diri dengan suatu yang menyenangkan, dapat membuat
tubuh terasa rileks kembali dan tingkat stress berkurang dari sedang menjadi
ringan.

4.2.4 Hubungan metode pembelajaran daring dengan tingkat stress pada


mahasiswa keperawatan

Hasil analisa dari 6 jurnal penelitian ini, menurut Fitriasari (2020) dari
penelitian bahwa adanya hubungan metode pembelajaran daring dengan tingkat
stress pada mahasiswa keperawatan dan diperoleh yang memilih menyebabkan
proses pembelajaran daring menjadi lebih susah yaitu tugas pembelajaran
Menunjukan dengan 85 responden (64,4%) dengan tingkat stress yang sedang
sebanyak 85 responden (64,4%). Maka dari itu disimpulkan bahwa adanya
hubungan metode pembelajan daring dengan tingkat stress pada mahasiswa
keperawatan. Semakin banyak tugas yang di berikan pada mahasiswa semakin
berat tingkat stress yang dirasakan pada mahasiswa. Menurut Sari, (2020)
Menunjukan bahwa adanya hubungan metode pembelajaran daring dengan tingkat
stress pada mahasiswa keperawatn adalah bermakna, yang dimana artinya bahwa
44

kedua variable tersebut memiliki hubungan yang positif dan diperoleh


menunjukan 1. Tugas pembelajaran 23 responden (32,86%), dengan menunjukan
tingkat stress ringan 23 responden (32,86%), 2. Bosan saat melaksanakan
pembelajaran daring 27 responden (38,57%), dengan tingkat stress sedang 27
responden (38,57%), 3. Tidak bisa keluar rumah dengan bebas 20 responden
(28,57%) dengan tingkat stress berat 20 responden (28,57%). Maka disimpulkan
semakin banyak tugas yang diberikan kepada mahasiswa dapat menimbulkan
stress, semakin sulit untuk penerapan proses pembelajaran daring dikarekan
semakin banyak tugas dan semakin membosankan saat melakukan pembelajaran
daring. Menurut Livana, (2020) dari bahwa adanya hubungan metode
pembelajaran daring dengan tingkat stress pada mahasiswa pada mahasiswa hasil
penelitian dengan tugas pembelajaran 10 responden (70,29%) dengan stress
sedang dengan responden 900 (70,29%), maka dapat disimpulkan bahwa
mahasiswa dengan tugas pembelajaran yang banyak tidak selamanya berpengaruh
kepada tingkat stress yang dirasakan. Menurut novitasari, (2020) dari hubungan
metode pembelajaran dengan tingkat stress pada mahasiswa, hasil penelitian pada
mahasiswa 1. Tugas pembelajaran 110 responden (88,7%), dengan tingkat stress
ringan 110 responden (88,7%), 2. Bosan saat melaksanakan pembelajaran daring
10 responden (6,5%), dengan tingkat stress sedang 6 responden (4,8%), 3. Tidak
bisa keluar rumah dengan bebas 4 responden (4,8%). Dengan tingkat stress berat
sebanyak 8 responden (6,5%). Maka dapat disimpulkan tingkat stress sedang dan
berat juga berada pada bosannya pembelajaran dan mulai tidak tertarik dengan
metode pembelajaran daring serta mahasiswa tidak dapat keluar rumah dengan
bebas atau terbatas dikarekan masalah pandemi yang belum terselesaikan.
Menurut Widayati, (2020) dari hubungan metode pembelajaran dengan tingkat
stress pada mahasiswa bahwa 1. Tugas pembelajaran 27 responden (73,0%)
dengan menunjukan hasil tingkat stress ringan 21 responden (18,2%), 2. Bosan
saat melaksanakan pembelajaran daring 21 responden (18,2%) dengan tingkat
stress sedang 27 responden (73,0%), 3. Tidak bisa keluar rumah dengan bebas 19
responden (8,2%), Dengan tingkat stress berat 19 responden (8,2%). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa mahasiswa juga mengingikan pembelajaran off line
45

kembali karena merasa bosan dengan metode pembelajaran daring secara terus
menerus.

Menurut Ghirardini dan Kartika (2019, hlm. 27) “daring memberikan


metode pembelajaran yang efektif, seperti berlatih dengan adanya umpan balik
terkait, menggabungkan kolaborasi kegiatan dengan belajar mandiri, personalisasi
pembelajaran berdasarkan kebutuhan mahasiswa dan menggunakan simulasi dan
permainan”. Sementara itu menurut Permendikbud No. 109/2013 pendidikan jarak
jauh adalah proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh melalui
penggunaan berbagai media komunikasi. Dengan adanya kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi membawa perubahan dan kemajuan diberbagai sektor
terutama pada bidang pendidikan. Peranan dari teknologi informasi dan
komunikasi pada bidang pendidikan sangat penting dan mampu memberikan
kemudahan kepada dosen dan mahasiswa dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran daring ini dapat diselenggarakan dengan cara masif dan dengan
peserta didik yang tidak terbatas. Selain itu penggunaan pembelajaran daring
dapat diakses kapanpun dan dimana pun sehingga tidak adanya batasan waktu
dalam penggunaan materi pembelajaran. Stress yang muncul karena metode
pembelajaran daring ini adalah karena mahasiswa belum terbiasa menggunakan
dan bahkan bisa jadi ini adalah pengalaman pertama bagi mahasiswa misalnya
tatap muka dengan dosen dan mahasiswa memiliki interaksi dan hubungan yang
dekat dan memiliki pendamping namun ketika menggunakan metode
pembelajaran system daring interaksi antara dosen dan mahasiswa hanya melalui
platform dan terkadang interaksi dilakukan menggunakan non verbal, ini
mengakibatkan informasi kurang, komunikasi terbatas, dan dampak bagi
mahasiswa tidak mampu mengeksplore keingintahuan dan ada beberapa
permasalahn yang tidak paham namun sulit untuk dijelaskan ( Julian, 2019).
Berdasarkan hasil penelitian analisis yang diperoleh dari 6 jurnal
penelitian terdapat kesenjangan antara fakta dan teori menunjukan bahwa adanya
hubungan metode pembelajaran daring dengan tingkat stress pada mahasiswa
keperawatan dari setiap universitas dimana metode pembelajaran daring pada
mahasiswa yang berpengaruh pada tingkat stress mahasiswa dikarena
menumpuknya tugas pembelajaran yang di berikan kurang baik bagi mahasiswa.
46

Metode pembelajaran daring cukup banyak sehingga mahasiswa merasa bosan


dengan metode pembelajaran daring, akibat negative dari rasa bosan dan
menumpuknya tugas yang diberikan. Metode pembelajaran daring juga memiliki
kekurangan dan kelebihan nya masing-masing, kelebihan dari penggunaan metode
pembelajaran daring itu sendiri yaitu, mampu mengurangi biaya pendidikan
karena tidak perlu mengeluarkan banyak dana untuk pelaratan yang di perlukan,
membuat mahasiswa dapat mengakses materi, dapat di akses sewaktu-waktu di
tempat yang memiliki sinyal yang kuat, materi yang di sediakan mudah diakses,
proses pengumpulan tugas dilakukan secara online sehingga efektif untuk di
lakukan. Kekurangan dari metode pembelajaran daring yaitu, kurangnya interaksi
antara dosen dan mahasiswa dan mahasiswa, mahasiswa tidak mempunyai
motivasi belajar yang tinggi, tidak semua tempat memiliki akases internet, materi
yang diberikan kurang luas dan disajikan secara singkat sehingga merepotkan
dalam pembelajaran, pengumpulan tugas yang tidak terjadwal serta tidak adanya
pengawasan secara langsung , kurangnya keterampilan mengoperasikan komputer
dan internet secara lebih optimal. akan muncul tingkat stress yang dirasakan
berdampak buruk bagi produktivitas mahasiswa itu sendiri. Tingkat stress yang
dirasakan ada 3 yaitu ringan, sedang dan berat, stress ringan semangat yang
berlebihan saat mengerjakan tugas, merasa mampu mengerjakan tugas lebih dari
biasannya. Stress sedang ketegangan otot semakin terasa, gangguan pola tidur,
asam lambung meningkat dan disertai dengan gangguan pencernaan. Stress beras
debaran jantung terasa amat keras, susah bernafas, keringat dingin, tremor dan
keluhan fisik semakin meningkat. akan menimbulkan adanya potensi bahaya
yang mungkin bisa terjadi pada mahasiswa dan lingkungan seperti bahaya yang
terjadi mahasiswa mengalami berbagai macam penyakit yang perlu ditindak
lanjuti. Maka dari itu, diperlukan upaya untuk mengatasi masalah yang dirasakan
dengan cara diterapkannya metode pembelajaran daring secara menarik dan
diberikan teknik distraksi atau pengalihan jika mahasiswa itu sendiri mulai bosan
dengan proses metode pembelajaran, agar tidak meningkatnya stress yang
dirasakan mahasiswa keperawatan.
47

4.3 Keterbatasan Study Literature

Selama proses pengumpulan data perankuman literature terdapat beberapa


keterbatasan yang dialami peneliti, adapun keterbatasan tersebut sebagai berikut:

1. Proses pencarian riteratur masih belum maksimal dan memerlukan waktu


yang lama dan teori yang kurang.
2. Keterbatasan dalam menemukan kata kunci yang tepat, sehingga artikel
yang sesuai dengan tema tida banyak yang muncul.
3. Masih belum banyak artikel yang dipublis di jurnal penelitian tentang
hubungan metode pembelajaran dengan tingkat stress pada mahasiswa
keperawatan
4. Factor yang berhubungan metode pembelajaran dengan tingkat stress
kurang banyak dilakukan penelitian.
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian dengan metode literature review tentang hubungan metode


pembelajaran dengan tingkat stress pada mahasiswa keperawatan, diperoleh
adanya hubungan yang bermakna antara metode pembelajaran dengan tingkat
stress pada mahasiswa keperawatan, dikarenakan pemberian tugas yang banyak,
mahasiswa jarang keluar rumah karena mengerjakan tugas pembelajaran, yang di
timbulkan rasa bosan dan dapat berdampak negative kepada mahasiswa itu sendiri
membuat tingkat stress mahasiswa menjadi lebih. karena setiap institusi
pendidikan harus meningkatkan metode pembelajaran dengan cara memodifikasi
lingkungan dengan pembelajaran agar memenuhi target kopetensi yang dilakukan
via daring. wabah covid-19 menimbulkan banyak perubahan dan tekanan
termasuk dalam kesulitan memahami materi perkuliahan daring juga
menimbulkan stress tambahan bagi mahasiswa, di tambah lagi dengan terbatasnya
aktivitas dapat menimbulkan stress sebagian besar tingkat stress mahasiswa
berada pada kategori stress sedang.

5.2 Conflict Of Interest

dalam proses penyusunan dan pelaksanaan penelitian ini, tidak ada


kepentingan lain turut andil selama proses ini berlangsung, penelitian ini murni
disusun dan dilakukan oleh peneliti sendiri untuk kepentingan dalam pendidikan.

45
DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, U., Ludiana, Immawati, & PH, L. (2020). Gambaran Psikologis


Mahasiswa Dalam Proses Pembelajaran Selama Pandemi Covid-19. Jurnal
Keperawatan Jiwa, 8(3), 299–306.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKJ/article/view/5941
Hidayat, A. (2017). Metode Penelitian: Pengertian, Tujuan, Jenis. Stastikian.
Com.
Indah Novitasari, Sahuri Teguh, Kurniawan, M. W. K. (2020). Gambaran Tingkat
Stress Mahasiswa Profesi Ners Universitas Kusuma Husada Surakarta
Selama Study From Home (Sfh) Di Masa Pandemi Covid-19. Gambaran
Tingkat Stress Mahasiswa Profesi Ners Universitas Kusuma Husada
Surakarta Selama Study From Home (Sfh) Di Masa Pandemi Covid-19, 46,
1–12.
Kartika Sari, M. (2020). Tingkat Stres Mahasiswa S1 Keperawatan Tingkat 19
and Online Lecturer At Karya Husada Health Institute. 31–35.
Livana, Mubin Mohammad Fatkhul & Basthomi, Y. (2020). Penyebab Stres
Mahasiswa Selama Pandemi Covid-19. Jurnsl Ilmu Keperawatan Jiwa, 3(2),
203–208.
Mulyana, M., Rainanto, B. H., Astrini, D., & Puspitasari, R. (2020). Persepsi
Mahasiswa Atas Penggunaan Aplikasi Perkuliahan Daring Saat Wabah
Covid-19. JAS-PT (Jurnal Analisis Sistem Pendidikan Tinggi Indonesia),
4(1), 47. https://doi.org/10.36339/jaspt.v4i1.301
Nursalam. (2020). Penulis Literature Review Dan Systematic Review Pada
Pendidikan Kesehatan (Contoh).
Setiawan, A. R., Puspaningrum, M., & Umam, K. (2019). Pembelajaran Fiqh
Mu’Āmalāt Berorientasi Literasi Finansial. TARBAWY : Indonesian Journal
of Islamic Education, 6(2), 187–192. https://doi.org/10.17509/t.v6i2.20887
Siswanto, S. (2012). Systematic Review Sebagai Metode Penelitian Untuk
Mensintesis Hasil-Hasil Penelitian (Sebuah Pengantar). Buletin Penelitian
Sistem Kesehatan, 13(4 Okt). https://doi.org/10.22435/bpsk.v13i4
Siswoyo. Dkk. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press.

46
47

Yusuf, Syamsu. (2012). Pisikologi Perkembangan Remaja & Dewasa Awal,


bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Santrock. J.W. (2002). Adolescence: Perkembangan Remaja. (edisi keenam)
Jakarta: Erlangga.
Bilfaqih, Y., Qomarudin, M.N., 2015. Esensi Penyusunan Materi Daring Untuk
Pendidikan Dan Pelatihan. Yogyakarta: DeePublish.
Kuntarto, E. (2017). Keefektifan Model Pembelajaran Daring dalam Perkuliahan
Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Indonesian Language Education.
Mustofa, M, I., CHOdZirin, M., & Sayekti, L. (2019) Formulasi Model
Perkuliahan Daring Sebagai Upaya Menekan Disparitas kualitas Perguruan
Tinggi. 151-159.
Bilfaqih, Y., Qomarudin, M.N., 2015. Esensi Penyusunan Materi Daring Untuk
Pendidikan Dan Pelatihan. Yogyakarta: DeePublish.
Hadisi, L., & Muna, W. (2015). Pengelolaan Teknologi Informasi dalam
Menciptakan Model Inovasi Pembelajaran (E-Learning). Jurnal Al-Ta’dib,
8(1), 117–140.
Weidner, G., Kohlmann, C. W., Dotzauer, E., & Burns, L. R. (2015). The effects
of academic stress on health behaviors in young adults. Anxiety, stress, and
coping, 9(2), 123-133
Notoatmodjo, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam (2017). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Edisi 2: Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam, 2020. Manajemen Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Dina M.T. (2017). Model pengembangan kemampuan dosen dan mahasiswa


dalam melaksanakan pembelajran daring. (Online Open Educational
Resources/Program /Coursew Are).

Tabroni, 2020. Trend kuliah daring di tengah wabah virus corona / republika
online. (n.d). retrieved aprol 28,2020, from
48

https://republika.co.ic/berita/q85myf469/trend-kuliah-daring-di-tengah-
wabah-virus-corona.

Adrian,2020. Pentingnya Menerapkan SocialDistancing Demi Mencegah COVID-


19 - Alodokter. (n.d.).

Retrieved April 28, 2020,from https://www.alodokter.com/pentingnya-


menerapkan-social-distancing-demi- mencegah-covid-19

Fong, 2020. Fong, M. W., Gao, H., Wong, J. Y., Xiao, J., Shiu, E. Y. C., Ryu, S.,
& Cowling, B. J. (2020). Nonpharmaceutical Measures for Pandemic
Influenza in Nonhealthcare Settings—Social Distancing Measures.
Emerging Infectious Diseases, 26(5).
https://doi.org/10.3201/eid2605.190995

Gloria, 2020. WHO Ubah Social Distancing Jadi Physical Distancing, Apa
Maksudnya? Halaman 2 - Kompas.com. (n.d.). RetrievedApril 29, 2020,
from https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/ 24/120000023/who-
ubah-social-distancing-jadi-physical-distancing-apa-maksudnya- ?page=2

Rania, 2020. Konsep Kuliah Online Masih Sering Gagal Dipahami. Di Satu Sisi,
Praktik Ini Memang Masih Baru sih. (n.d.). RetrievedApril 29, 2020, from
https://www.hipwee.com/feature/kuliah- online-karena-virus-corona/

Kemenkes, 2020. Beranda | Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.


(n.d.). Retrieved April 28, 2020, from https://www.covid19.go.id/

Tabroni, 2020. Trend Kuliah Daring di TengahWabah Virus Corona | Republika


Online. (n.d.). Retrieved April 28, 2020, from
https://republika.co.id/berita/q85myf469/trend-kuliah-daring-di-tengah-
wabah-virus- corona

WHO, 2020. Pertanyaan jawaban terkait COVID- 19 untuk publik. (n.d.).


Retrieved April 28,2020, fromhttps://www.who.int/indonesia/news/novel-
coronavirus/qa-for-public
49

LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Monica Pebrianti

Nim : 2019.C.08b.0169

Prodi : sarjana keperawatan

Nama pembimbing I : Vina Agustina, Ners., M.kep

No Hari/Tgl/ Catatan Pembimbing Tanda Tangan


. Waktu
Pembimbing Mahasiswa

1. Senin, 25 1. Rapikan penulisan


januari 2. Pembahasan sesuaikan
2021 dengan point tujuan
yang ada bab 1 dan
Vina pembahasan
Agustina, menjawab tiap tujuan
Ners., 3. Untuk pembahasan
M.Kep sesuaikan urutan FTO
4. Buat abstrak

2 Rabu, 3 1. Perbaiki abstrak


februari 2. Sesuaikan ada di
2021 bab 1
3. Latar belakang
Vina kesimpulan
Agustina, masalah yang
didapat sehingga
Ners.,
peneliti mau
M.Kep mengangkat judul
tersebut.
50

LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Monica Pebrianti

Nim : 2019.C.08b.0169

Prodi : sarjana keperawatan

Nama pembimbing II : Agustina Nugrahini, S.Kep Ners., M.Si

No. Hari/Tgl/ Catatan Pembimbing Tanda Tangan


Waktu
Pembimbing Mahasisw
a

1. 03 Februari 1. Untuk nama


2021 peneliti tetap tulis
nama depannya
Agustina sehingga antara
Nugrahini, sumber dengan
S.Kep daftar pustaka
Ners., M.Si singkron
2. Rapikan penulisan
rata kiri rata kanan
3. Bahasa asing cetak
miring koreksi
semua
4. Coba cek antara
nama sumber di
tiap bab 1 sd 4
tidak
singkrondengan
daftar pustaka
5. Perbaiki lagi
pembahasan

2 05 februari 1. Perbaiki judul


2021 abstrak dalam
Bahasa inggris
Agustina 2. Perbaiki lampiran
Nugrahini, 3. Penulisan nama
S.Kep sumber cukup 1
kata saja
Ners., M.Si
4. Perbaiki bab 4
menurut saran
5. Perbaiki
51

kesimpulan
3 07 februari 1. Abtrak judul
2021 b.inggris belum
sesuai
2. Perhatikan daftar
pustaka
3. Rapikan penulisan
4. Jadwalkan ujian.
52

KEGIATAN BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Monica Pebrianti

Nim : 2019.C.08b.0169

Prodi : sarjana keperawatan

Nama pembimbing I : Putria Carolina, Ns., M.Kep

No Hari /Tgl/waktu Catatan Tanda tangan


pembimbing Mahasiswa Pembimbing

1. 17 februari 2021 Acc Skripsi


Lanjut ke
Pembimbing
2

KEGIATAN BIMBINGAN SKRIPSI


53

Nama : Monica Pebrianti

Nim : 2019.C.08b.0169

Prodi : sarjana keperawatan

Nama pembimbing II : Vina Agustina, Ners., M.kep

No Hari /Tgl/waktu Catatan Tanda tangan


pembimbing Mahasiswa Pembimbing

1. 17 februari 2021 Acc Skripsi


Lanjut ke Poster
dan Manuskrip
2

KEGIATAN BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Monica Pebrianti


54

Nim : 2019.C.08b.0169

Prodi : sarjana keperawatan

Nama pembimbing III : Agustina Nugrahini, S.Kep Ners., M.Si

No Hari /Tgl/waktu Catatan Tanda tangan


pembimbing Mahasiswa Pembimbing

1. 17 februari 2021 Acc Skripsi


Lanjut ke Poster
dan Manuskrip
2
55

LAMPIRAN 1
56

LAMPIRAN 2
57

LAMPIRAN 3
58

LAMPIRAN 4
59

LAMPIRAN 5
60

LAMPIRAN 6

Anda mungkin juga menyukai