Anda di halaman 1dari 101

i

HUBUNGAN LINGKUNGAN PEMBELAJARAN KLINIK DENGAN

KOMPETENSI KESELAMATAN PASIEN PADA ALUMNI PROGRAM

PENDIDIKAN NERS

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Keperawatan

Oleh :

Aulia Maranantha Castrena

175070201111019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2021

i
ii

HALAMAN PENGESAHAN
TUGAS AKHIR

HUBUNGAN LINGKUNGAN PEMBELAJARAN KLINIK DENGAN


KOMPETENSI KESELAMATAN PASIEN PADA ALUMNI PROGRAM
PENDIDIKAN NERS

Oleh:
Aulia Maranantha Castrena
NIM. 175070201111019

Telah diuji pada


Hari : Senin
Tanggal : 28 Juni 2021
dan dinyatakan lulus oleh:

Penguji I,

Dr. Ahsan, S.Kp., M.Kes


NIP. 196408141984011001

Penguji II/Pembimbing I, Penguji III/Pembimbing II,

Dr. Kuswantoro Rusca Putra, S.Kp., M.Kep Ns. Linda Wieke Noviyanti, S.Kep., M.Kep
NIP. 197905222005021005 NIP. 2013018811292001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan

Dr. Yati Sri Hayati, S.Kp., M.Kes


NIP. 197710052002122002
iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Aulia Maranantha Castrena

NIM : 175070201111019

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas


Kedokteran, Universitas Brawijaya

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil-alihan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran
saya. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini
adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.

Malang, 28 Juni 2021

Yang membuat pernyataan

Aulia Maranantha Castrena

NIM. 175070201111019
iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberi rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan Tugas

Akhir dengan judul “Hubungan Lingkungan Pembelajaran Klinik dengan

Kompetensi Keselamatan Pasien pada Alumni Program Pendidikan Ners”.

Ketertarikan penulis akan topik ini didasari oleh fakta bahwa angka insiden

keselamatan pasien pada mahasiswa keperawatan klinik yang tinggi dan

dipengaruhi oleh penempatan mahasiswa di lingkungan pembelajaran klinik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lingkungan pembelajaran

klinik dengan kompetensi keselamatan pasien pada Alumni Program Pendidikan

Ners.

Dengan selesainya Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan terimakasih

yang tak terhingga kepada:

1. Dr. dr. Wisnu Barlianto, M. Si.Med., Sp. A(K), selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Brawijaya yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas

Brawijaya, Malang.

2. Dr. Yati Sri Hayatai, S.Kep., M.Kep selaku Ketua Ketua Porgram Studi

Sarjana Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya yang

telah membimbing penulis menuntut ilmu di Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

3. Dr. Kuswantoro Rusca Putra, S.Kp., M.Kep sebagai pembimbing pertama

yang telah membimbing penulis dengan sangat baik, sehingga dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini.


v

4. Ns. Linda Wieke Noviyanti, S.Kep., M.Kep sebagai pembimbing kedua

yang telah membimbing penulis dengan sangat baik, sehingga dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Dr. Ahsan S.Kp., M.Kes, sebagai ketua tim penguji ujian tugas akhir penulis

yang telah memberikan masukan untuk menyempurnakan naskah Tugas

Akhir ini.

6. Pihak Jurusan Pendidikan Profesi Keperawatan UB dan UMM yang telah

membantu dan memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan

penelitian di universitas terkait

7. Segenap anggota Tim Pengelola Tugas Akhir FKUB, yang telah membantu

melancarkan urusan administrasi, sehingga penulis dapat melaksanakan

Tugas Akhir dengan lancar.

8. Keluarga saya Bapak Agus Setiyawan, Ibu Wahyu Handhari, dan adik saya

Rama Apryan Lokanantha yang selalu memberikan semangat dan kasih

sayang.

9. Teman-teman PSIK FKUB 2017 yang selalu memberi dukungan, saran dan

nasihat yang bermanfaat selama pengerjaan tugas akhir.

10. Terimakasih kepada diri sendiri karena telah mengusakan yang terbaik

untuk melewati proses perkuliahan sampai berada di titik ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang

membangun. Akhirnya, semoga Tugas Akhir ini dapat menambah

wawasan dan bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Malang, 28 Juni 2021

Penulis
vi

ABSTRAK
Castrena, Aulia Maranantha. 2021. Hubungan Lingkungan Pembelajaran Klinik
dengan Kompetensi Keselematan Pasien pada Alumni Program
Pendidikan Ners. Tugas Akhir, Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Pembimbing: (1) Dr.
Kuswantoro Rusca Putra, S. Kp., M. Kep. (2) Ns. Linda Wieke Noviyanti,
S.Kep., M.Kep

Selama berada di lingkungan klinik, laporan insiden keselamatan pasien


pada mahasiswa masih tinggi terutama pada pelaksanaan tindakan pembedahan,
peningkatan pengalaman dan pemberian obat. Kebijakan keselamatan pasien
perlu dikembangkan dalam pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dan praktik profesional. Tujuan penelitian adalah mengetahui
hubungan antara lingkungan pembelajaran klinik dengan kompetensi keselamatan
pasien pada Alumni Program Pendidikan Ners. Metode pengambilan sampel yaitu
consecutive sampling sehingga didapatkan subjek penelitian berjumlah 68 orang.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah analitik korelasional dengan metode
cross-sectional. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Clinical Learning
Environment Inventory (CLEI) untuk menilai variabel lingkungan pembelajaran
klinik dan Instrumen Health Professional Education in Patient Safety Survey (H-
PEEPS) untuk menilai variabel kompetensi keselamatan pasien. Analisis data
menggunakan uji korelasi pearson. Hasil penelitian menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara lingkungan pembelajaran klinik dengan
kompetensi keselamatan pasien pada alumni program pendidikan Ners di
Universitas Brawijaya (p<0,001; α= 0,05), semakin baik persepsi lingkungan
pembelajaran klinik maka semakin baik persepsi kompetensi keselamatan pasien
(r=0,509). Lingkungan pembelajaran klinik yang baik akan meningkatkan
kepuasan mahasiswa dan menumbuhkan pengalaman belajar yang positif dalam
pengembangan keterampilan dan kompetensi klinis. Oleh karena itu, perlunya
meningkatkan kualitas proses pembelajaran klinik melalui peningkatan peran
pembimbing klinik, pengadaan program orientasi rumah sakit, menanamkan rasa
kepercayaan diri dan melibatkan kegiatan inovasi pada mahasiswa keperawatan
sehingga menghasilkan kepuasan dan pengalaman belajar yang positif selama
berada di lingkungan pembelajaran klinik.

Kata kunci: Lingkungan Pembelajaran Klinik, Kompetensi Keselamatan Pasien,


Mahasiswa Keperawatan
vii

ABSTRACT

Castrena, Aulia Maranantha. 2021. The Relationship between Clinical Learning


Environment and Patient Safety Competence in the Alumni of the
Nurse Education Program. Final Project, Nursing Study Program,
Faculty of Medicine, Brawijaya University. Advisors: (1) Dr. Kuswantoro
Rusca Putra, S. Kp., M. Kep. (2) Ns. Linda Wieke Noviyanti, S.Kep.,
M.Kep

While in the clinical environment, reports of patient safety incidents in


students are still high, especially in the implementation of surgery,
improving experience and administering drugs. Patient safety policies
need to be developed in health services to improve the quality of
education and professional practice. This study aims to determine the
relationship between the clinical learning environment with patient safety
competencies in the Alumni of the Nurses Education Program. The
sampling method was consecutive sampling so that the research
subjects were 68 people. The research design used was correlational
analytic with cross-sectional method. The instruments used were the
Clinical Learning Environment Inventory (CLEI) questionnaire to assess
the clinical learning environment variables and the Health Professional
Education in Patient Safety Survey (H-PEEPS) to assess patient safety
competency variables. Data analysis using Pearson correlation test. The
results showed that there was a significant relationship between the
clinical learning environment and patient safety competence on the
alumni of the Nursing education program at Brawijaya University
(p<0,001; α= 0,05), the better the perception of the clinical learning
environment, the better the perception of patient safety competence
(r=0.509). A good clinical learning environment will increase student
satisfaction and foster a positive learning experience in developing
clinical skills and competencies. Therefore, it is necessary to improve
the quality of the clinical learning process through increasing the role of
clinical supervisors, providing hospital orientation programs, instilling a
sense of self-confidence and involving innovation activities in nursing
students so as to produce satisfaction and positive learning experiences
while in the clinical learning environment.

Keywords: Clinical Learning Environment, Patient Safety Competency, Nursing


Students
viii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. ii


HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii
DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................ 6
1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................................... 6
1.3.2 Tujuan Khusus ..................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................... 6
1.4.1 Manfaat Akademik ............................................................................... 6
1.4.2 Manfaat Praktis .................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 7
2.1 Konsep Keselamatan Pasien ..................................................................... 7
2.1.1 Pengertian Keselamatan Pasien .......................................................... 7
2.1.2 Domain Kompetensi Keselamatan Pasien ........................................... 8
2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kompetensi Keselamatan Pasien .......... 11
2.2 Konsep Lingkungan Pembelajaran ........................................................... 13
2.2.1 Pengertian Lingkungan Pembelajaran Klinik ...................................... 13
2.2.2 Domain Lingkungan Pembelajaran Klinik ........................................... 13
2.2.3 Dampak Positif Lingkungan Pembelajaran Klinik ............................... 17
2.2.4 Dampak Negatif Lingkungan Pembelajaran Klinik .............................. 18
2.3 Hubungan Lingkungan Pembelajaran Klinik dengan Kompetensi
Keselamatan Pasien ...................................................................................... 19
BAB III ................................................................................................................. 7
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ....................................... 7
3.1 Kerangka Konsep ....................................................................................... 7
ix

3.2 Hipotesa Penelitian .................................................................................. 23


BAB IV ............................................................................................................... 24
METODE PENELITIAN...................................................................................... 24
4.1 Rancangan Penelitian .............................................................................. 24
4.2 Populasi dan Sampel ............................................................................... 24
4.2.1 Populasi ............................................................................................. 24
4.2.2 Sampel .............................................................................................. 24
4.3 Variabel Penelitian ................................................................................... 25
4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 25
4.5 Bahan dan Alat/ Instrumen Penelitian....................................................... 25
4.5.1 Karakteristik Demografis .................................................................... 25
4.5.2 Instrumen Lingkungan Pembelajaran Klinik ....................................... 25
4.5.3 Instrumen Kompetensi Keselamatan Pasien ...................................... 26
4.5.4 Uji Validitas ........................................................................................ 26
4.5.5 Uji Reliabilitas .................................................................................... 27
4.6 Definisi Operasional ................................................................................. 28
4.7 Prosedur Penelitian .................................................................................. 30
4.8 Analisa Data ............................................................................................. 30
4.9 Prinsip Etik dalam Penelitian .................................................................... 31
BAB V ................................................................................................................ 34
HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ........................................................ 34
5.1 Analisis Univariat ...................................................................................... 34
5.1.1 Data Karakteristik Responden ........................................................... 34
5.1.2 Data Lingkungan Pembelajaran Klinik................................................ 35
5.1.3 Data Kompetensi Keselamatan Pasien .............................................. 36
5.2 Analisis Bivariat ........................................................................................ 37
5.2.1 Analisa Data ...................................................................................... 37
BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................... 39
6.1 Persepsi Lingkungan Pembelajaran Klinik pada Alumni Program Pendidikan
Ners…………………………………………………………………………………..39
6.2 Persepsi Kompetensi Keselamatan Pasien pada Alumni Program
Pendidikan Ners ............................................................................................. 41
6.3 Hubungan Antara Lingkungan Pembelajaran Klinik dengan Kompetensi
Keselamatan Pasien pada Alumni Program Pendidikan Ners ........................ 42
6.4 Implikasi Terhadap Keperawatan......................................................... 46
x

6.5 Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 46


BAB VII .............................................................................................................. 48
7.1 Kesimpulan .............................................................................................. 48
7.2 Saran ....................................................................................................... 48
7.2.1 Bagi Institusi Terkait........................................................................... 48
7.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya ................................................................... 49
Daftar Pustaka ................................................................................................... 50
xi

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Kerangka Konsep Hubungan Lingkungan Pembelajaran Klinik
dengan Kompetensi Keselamatan Pasien pada Alumni Program Pendidikan
Ners.................................................................................................................................... 7
Gambar 4. 1 Kerangka Prosedur Penelitian……………………………………………………….30
xii

DAFTAR TABEL
Tabel 5. 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ................................. 34
Tabel 5. 2 Distribusi Karakteristik Lingkungan Pembelajaran Klinik (N=68) 35
Tabel 5. 3 Distribusi Karakteristik Kompetensi Keselamatan Pasien (N=68)36
xiii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Kelaikan Etik ............................................................................... 56
Lampiran 2. Surat Keterangan Bebas Plagiasi .................................................... 57
Lampiran 3. Penjelasan Untuk Mengikuti Penelitian .......................................... 58
Lampiran 4. Kuesioner Penelitian............................................................................ 59
Lampiran 5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................... 65
Lampiran 6. Tabulasi data lingkungan pembelajaran klinik ............................. 69
Lampiran 7. Hasil Tabulasi Data Kompetensi Keselematan Pasien ............... 72
Lampiran 8. Analisis Data Univariat Lingkungan Pembelajaran Klinik ......... 75
Lampiran 9. Analisis Data Univariat Kompetensi Keselamatan Pasien ........ 79
Lampiran 10. Uji Normalitas ...................................................................................... 83
Lampiran 11 Uji Korelasi Pearson ........................................................................... 84
Lampiran 12 Curriculum Vitae .................................................................................. 85
xiv

DAFTAR SINGKATAN
CLEI : Clinical Learning Environment Inventory
CPSI : Canadian Patient Safety Institute
DKK : Dan kawan-kawan
H-PEPSS : Health Professional Education in Patient Safety Survey
SPSS : Software Product and Service Solution for windows
WHO : World Health Organization
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkatan insiden kecelakaan dalam pelayanan kesehatan

menjadikan pendidikan mengenai dasar-dasar keselamatan pasien

penting diberikan kepada praktisi kesehatan untuk mengurangi resiko

insiden dan memajukan budaya keselamatan dalam pelayanan kesehatan

yang kompleks (Lukewich et al., 2015). Jumlah laporan Insiden

Keselamatan Pasien di Indonesia pada tahun 2019 mengalami

peningkatan sebesar 7465 kasus dengan presentasi KNC sebesar 38%

(Daud, 2020). Perawat merupakan salah satu praktisi kesehatan yang

berperan dalam meningkatkan keselamatan pasien selama memberikan

pelayanan kesehatan (Kim, Jeong and Kwon, 2018). Selama menempuh

pendidikan sarjana, mahasiswa keperawatan telah mendapatkan

pengetahuan keselamatan pasien sehingga diharapkan mampu

menerapkan konsep keselamatan pasien yang terintegrasi di lingkungan

pembelajaran klinik (Lukewich et al., 2015).

Kebijakan keselamatan pasien dalam pelayanan kesehatan perlu

dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan praktik

professional (Sherwood, 2011). Keselamatan pasien adalah prioritas

masalah untuk semua system perawatan kesehatan di seluruh dunia

dengan tujuan memberikan perawatan yang bebas dan aman dari

kesalahan (Basuni dan Bayoumi, 2015). Keselamatan pasien didefinisikan

sebagai cara pencegahan munculnya cidera atau kejadian tidak diinginkan

1
2

akibat proses keperawatan (Nieva dan Sorra, 2018). Peningkatan kualitas

dan keselamatan pasien dapat dicapai perawat melalui pengkajian,

manajemen dan pelaporan masalah yang memiliki dampak negative pada

hasil perawatan pasien (Vaismoradi, Salsali dan Marck, 2011).

Mahasiswa keperawatan yang berada di lingkungan pembelajaran

klinik merupakan kelompok penyedia pelayanan kesehatan yang mungkin

memiliki kekurangan pengetahuan dan keterampilan keselamatan pasien

sehingga cenderung membuat kesalahan dalam praktik klinik yang

kompleks (Mansour, 2015). Hasil penelitian (Sari, 2015) menunjukkan

sebesar 55.6% mahasiswa keperawatan klinik termasuk dalam kategori

tidak baik ketika melaksanaan program keselamatan pasien pada

komponen ketepatan lokasi operasi, prosedur dan pasien yang akan

dibedah. Penelitian (Kuo et al., 2020) menunjukkan bahwa mahasiswa

keperawatan klinik pernah melakukan kesalahan dalam pemasangan

gelang identifikasi sebesar 90.9% dan memberikan obat dengan dosis

yang salah sebesar 87.9%. Pengetahuan, keterampilan dan perilaku

terhadap keselamatan pasien merupakan bagian penting dari pendidikan

keperawatan yang dapat membantu mahasiswa dalam mengidentifikasi

situasi klinik beresiko tinggi dan menjalankan praktik medis yang aman

(Suliman, 2019). Oleh karena itu penting bagi mahasiswa keperawatan

untuk memiliki pengetahuan, kompetensi dan persepsi keselamatan

pasien untuk mengidentifikasi potensi resiko keselamatan dan memiliki

kepercayaan diri untuk mencegah pasien dari bahaya atau efek samping

perawatan (Mansour, 2013).


3

Kompetensi keselamatan pasien pada mahasiswa keperawatan

klinik terdiri dari 6 domain yaitu kontribusi pada budaya keselamatan

pasien, bekerja dalam tim, komunikasi efektif, pengelolaan resiko

keselamatan, mengoptimalkan factor manusia dan lingkungan dan

mengenali serta mengungkapkan kejadian buruk yang terjadi di lingkungan

klinik (Ginsburg dkk, 2012). Hasil penelitian (Ginsburg, Tregunno dan

Norton, 2013) menunjukkan bahwa mahasiswa keperawatan memiliki

persepsi kurang baik pada dimensi bekerja dalam tim, komunikasi efektif

dan budaya keselamatan pasien ketika beralih dari pembelajaran kelas

menuju pembelajaran klinik. Prinsip keselamatan pasien pada mahasiswa

diperoleh melalui pembelajaran formal di kelas, dukungan psikologis dan

hubungan interprofessional serta peningkatan lingkungan pembelajaran

klinik yang berfokus pada pengembangan kompetensi professional dan

perbaikan system yang mendasari praktik (Dimitriadou et al., 2021).

Mahasiswa keperawatan mengembangkan sebagian besar

pembelajaran dan pelatihan mereka dalam area perawatan praktik klinis

yaitu selama berada di lingkungan pembelajaran klinik (Mara et al., 2014).

Lingkungan pembelajaran klinik adalah lingkungan fisik yang dipengaruhi

oleh factor psikososial, budaya organisasi dan komunikasi yang baik (Flott

dan Linden, 2016). Lingkungan pembelajaran klinik memainkan peran

penting dalam pembelajaran sarjana mahasiswa keperawatan (Killam and

Heerschap, 2013). Lingkungan pembelajaran klinik dapat membentuk

identitas keperawatan, merfleksikan praktik keperawatan dan

mengembangkan pemikiran kritis dan nilai praktik professional

keperawatan yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi umum


4

dan khusus dalam memberikan perawatan berkualitas (Mohammadi,

Yousefy and Yazdannik, 2015). Lingkungan pembelajaran klinik yang

optimal diharapkan mampu mengembangkan kemandirian, kemampuan

berpikir kritis, keterampilan pemecahan masalah, etika, rasa tanggung

jawab dan praktik keselamatan pasien pada mahasiswa keperawatan

(D’Souza et al., 2015).

Pembelajaran klinis dalam pendidikan keperawatan dapat

memberikan dampak positif kepada mahasiswa melalui penerapan

keterampilan praktik, mengelola kesenjangan antara teori dan praktik dan

meningkatkan professional keperawatan (Jabien Labrague, 2013).

Mahasiswa keperawatan yang berada di lingkungan pembelajaran klinik

perlu mendapatkan pengarahan dari pembimbing klinik untuk menerapkan

budaya pemberian asuhan keperawatan kompleks sehingga mahasiswa

berhasil memperoleh pengalaman belajar selama di klinik (Lordly dan

MacLellan, 2012). Memahami factor-faktor yang mempengaruhi kualitas

dan kuantitas pembelajaran klinis dapat membantu memecahkan masalah

yang berkaitan dengan proses pelaksanaan pendidikan klinis (Heidari dan

Norouzadeh, 2015). Mahasiswa keperawatan juga perlu melakukan

evaluasi terhadap lingkungan pembelajaran klinik dimana keterampilan

dan pengetahuan diterapkan untuk perawatan pasien dan mempengaruhi

hasil belajar dan kepuasan mahasiswa terhadap profesi keperawatan (Flott

dan Linden, 2016).

Mahasiswa keperawatan yang berada di lingkungan pembelajaran

klinik akan mendapatkan pengalaman sebagai individu dan professional

untuk mengembangkan keterampilan dalam memberikan perawatan


5

pasien (Arkan, Ordin dan Yılmaz, 2018). Lingkungan pembelajaran klinik

yang optimal diharap dapat memberikan kepuasan kepada mahasiswa

dalam menumbuhkan pengalaman belajar yang positif (Phillips dkk, 2017).

Kepuasan dengan pengalaman yang diperoleh dalam pembelajaran klinik

sangat penting bagi mahasiswa keperawatan karena signifikan untuk

mengembangkan keterampilan dan kompetensi klinis. Kepuasan

mahasiswa dapat meningkatkan kepercayaan diri, menghasilkan

pengembangan keterampilan dan meningkatkan pengetahuan (Nejad dkk,

2019). Oleh karena itu pentingnya meningkatkan kualitas lingkungan

pembelajaran klinik yang optimal untuk mengembangkan kemandirian,

kemampuan berpikir kritis, keterampilan pemecahan masalah, etika, rasa

tanggung jawab dan praktik keselamatan pasien pada mahasiswa

keperawatan (D’Souza dkk., 2015).

Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti tertarik untuk

mengetahui hubungan lingkungan pembelajaran klinik dan kompetensi

keselamatan pasien pada alumni mahasiswa keperawatan klinik

Universitas Brawijaya. Maka dalam penelitian ini, peneliti mengambil judul

Hubungan lingkungan pembelajaran klinik dengan kompetensi

keselamatan pasien pada alumni mahasiswa keperawatan klinik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan

penelitian yaitu “Apakah Ada Hubungan Lingkungan Pembelajaran Klinik

Dengan Kompetensi Keselamatan Pasien Pada Alumni Program

Pendidikan Ners”
6

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan lingkungan pembelajaran klinik dengan

kompetensi keselamatan pasien pada alumni program pendidikan Ners.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi persepsi lingkungan pembelajaran klinik pada alumni

program pendidikan Ners.

2. Mengidentifikasi persepsi kompetensi keselamatan pasien pada alumni

program pendidikan Ners.

3. Menganalisa hubungan lingkungan pembelajaran klinik dengan

kompetensi keselamatan pasien pada alumni program pendidikan

Ners.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada para

mahasiswa keperawatan dan institusi pendidikan untuk menanamkan

proses pembelajaran, keterampilan, perilaku dan sikap yang sesuai

dengan konsep keselamatan pasien di lingkungan klinik.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para

pembaca dan peneliti selanjutnya untuk menciptakan lingkungan

pembelajaran klinik yang aman, komunikatif dan sesuai dengan

pengembangan professional sehingga dapat menghasilkan kompetensi

yang baik bagi mahasiswa keperawatan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keselamatan Pasien

2.1.1 Pengertian Keselamatan Pasien

Keselamatan pasien didefinisikan sebagai cara pencegahan munculnya

cidera atau kejadian tidak diinginkan akibat proses keperawatan (Nieva dan Sorra,

2018). Keselamatan pasien adalah disiplin ilmu keperawatan yang berkembang

dalam system perawatan kesehatan yang bertujuan untuk mencegah dan

mengurangi resiko kesalahan dan kerugian yang terhadi pada pasien selama

pemberian pelayanan kesehatan (WHO, 2019). Dapat disimpulkan bahwa

keselamatan pasien adalah tindakan pencegahan terjadinya cidera atau kejadian

tidak diinginkan pada pasien dan tenaga kesehatan melalui proses asuhan

keperawatan terintegritas.

Mahasiswa keperawatan yang berada di lingkungan pembelajaran klinik

merupakan kelompok penyedia pelayanan kesehatan yang mungkin memiliki

kekurangan pengetahuan dan keterampilan keselamatan pasien sehingga

cenderung membuat kesalahan dalam praktik klinik yang kompleks (Mansour,

2015). Pengetahuan, keterampilan dan perilaku terhadap keselamatan pasien

merupakan bagian penting dari pendidikan keperawatan yang dapat membantu

mahasiswa dalam mengidentifikasi situasi klinik beresiko tinggi dan menjalankan

praktik medis yang aman (Suliman, 2019). Oleh karena itu, penerapan strategi

keselamatan pasien dapat dicapai dengan keterlibatan kebijakan keselamatan

pasien, kepemimpinan dan tenaga professional keperawatan yang terampil dalam

memberikan perawatan yang aman, efektif dan efisien (WHO, 2019).

7
8

2.1.2 Domain Kompetensi Keselamatan Pasien

Domain kompetensi keselamatan pasien dirancang untuk mengukur

pengetahuan mahasiswa dalam melaporkan dimensi keselamatan pasien selama

berada di lingkungan klinik. Kompetensi keselamatan pasien pada mahasiswa

keperawatan klinik dibagi menjadi 6 domain (Ginsburg dkk., 2012) yaitu :

1. Berkontribusi pada Budaya Keselamatan Pasien

Budaya keselamatan pasaien adalah pola tindakan dan perilaku

individu dan organisasi yang terintegrasi berdasarkan keyakinan dan nilai

meminimalkan potensi bahaya pasien yang mungkin timbul dari proses

pemberian perawatan. Budaya keselamatan pasien dicirikan dengan

kepemimpinan yang dapat dipercaya, komunikasi terbuka, transparansi

informasi serta keterlibatan pasien dan keluarga (Safety, 2020). Kunci

kompetensi tenaga kesehatan dalam menjalankan budaya keselamatan

pasien adalah memahami cara perawatan kompleks, memiliki sikap

mengutarakan pendapat, mendorong peningkatan budaya keselamatan

pada pasien dan memahami sifat system (Ginsburg dkk, 2012). Tenaga

kesehatan perlu memahami budaya keselamatan pasien untuk

meningkatkan keamanan psikologis dan komunikasi efektif ketika suatu

masalah teridentifikasi (Safety, 2020).

2. Bekerja dalam Tim untuk Keselamatan Pasien

Bekerja dalam tim bertujuan untuk memaksimalkan keselamatan

pasien, kualitas perawatan dan hasil perawatan. Kolaborasi tim yang

efisienm efektif dan aman melibatkan kinerja tinggi tim interprofessional

meliputi tim perawatan inti, tim koordinasi, administrasi dan layanan


9

pendukung (Safety, 2020). Kompetensi perawat dalam menjalankan kerja

tim adalah mengetahui dinamika tim dan perbedaan otoritas, manajemen

konflik interpersonal, mendukung anggota tim setelah mengalami cidera

atau keadaan berbahaya, melibatkan pasien dalam perawatan sentral,

keterlibatan dalam kepemimpinan dan pengambilan keputusan,

mendorong anggota tim untuk bertanggung jawab dalam menangani

masalah keselamatan pasien (Ginsburg dkk, 2012).

3. Komunikasi Efektif untuk keselamatan pasien

Komunikasi efektif adalah interaksi sosisal yang melibatkan pasien

dan anggota keluarga dalam dialog terbuka untuk mempromosikan

keselamatan pasien dan untuk mencegah insiden keselamatan (Safety,

2020). Kompetensi perawat dalam menjalankan komunikasi efektif adalah

meningkatkan keselamatan pasien melalui komunikasi efektif dengan

pasien dan tenaga kesehatan, meningkatkan kemampuan komunikasi

verbal dan nonverbal untuk mencegah kejadian buruk (Ginsburg dkk,

2012).

4. Mengelola Resiko Keselamatan

Mengelola resiko keselamatan pasien adalah cara untuk

mengidentifikasi, menilai dan mengurangi resiko keselamatan bagi pasien

dan penyedia pelayanan kesehatan. Hal ini dapat dicapai melalui

keterlibatan pasien dan anggota keluarga dalam menerapkan prinsip

keselamatan pasien (Safety, 2020). Domain pengelolaan resiko

keselamatan memungkinkan tenaga kesehatan untuk mengenali dan

mengelola resiko secara dinamis dan situasional dalam manajemen tugas,


10

kerja tim dan pengambilan keputusan berbasis sitem dan klinis.

Kompetensi perawat dalam mengelola resiko keselamatan adalah

mengenali situasi terjadinya masalah keselamatan pasien,

mengidentifikasi dan menerapkan solusi keselamatan pasien,

mengantisipasi dan mengelola situasi beresiko tinggi (Ginsburg dkk, 2012).

5. Mengoptimalkan factor manusia dan lingkungan

Mahasiswa dapat mengelola hubungan antara karakteristik individu

dan lingkungan untuk mengoptimalkan keselamatan pasien. Peningkatan

keselamatan pasien bergantung pada interaksi dinamis antara individu,

pasien, karakteristik teknologi dan organisasi selama berada di lingkungan

praktik. Dalam factor manusia, kinerja manusia dibentuk oleh

pengetahuan, keterampilan, pengalaman, kepribadian dan sikap toleransi

serta kesejahteraan indvidu yang berkaitan dengan keseimbangan

kehidupan kerja, kelelahan dan kesehatan pribadi. Dalam factor

lingkungan, kinerja perawat memperhatikan system organisasi seperti

kebijakan, prosedur, alokasi sumber daya, budaya kerja dan struktur

organisasi (Safety, 2020). Kompetensi perawat dalam mengoptimalkan

factor manusia dan lingkungan adalah mengenali factor manusia dan

lingkungan yang mempengaruhi keselamatan pasien seperti kelelahan,

shift kerja, sumber daya manusia, ergonomic dan aplikasi teknologi yang

aman (Ginsburg dkk, 2012).

6. Mengenali, menanggapi dan mengungkapkan kejadian buruk


11

Mahasiswa dapat mengenali terjadinya peristiwa buruk atau

keadaan berbahaya dan memberikan respon efektif dalam mengurangi

kerugian pasien, memastikan pengungkapan kejadian dan mencegah

kejadian berulang. Tenaga kesehatan perlu memiliki pengetahuan dan

penilaian klinis untuk dapat mengenali kejadian buruk dan tepat waktu

dalam mencegah bahaya yang berlanjut. Tenaga kesehatan memahami

bahwa pengungkapan fakta kejadian penting di diskusikan dengan pasein

untuk memutuskan rencana perawatan kedepan nya. Tenaga kesehatan

juga perlu menyadari bahwa anggota tim mungkin membutuhkan

dukungan dalam menanggapi kerjadian buruk dan melaporkan kejadian

buruk sehingga dapat dilakukan tinjauan kejadian buruk (Safety, 2020).

Kompetensi perawat dalam megurangi bahaya adalah mengenali kejadian

buruk, mengurangi bahaya dengan menangani resiko, mengungkapkan

kejadian buruk pada pasien, berpartisipasi dalam analisis, praktik dan

perencanaan secara tepat waktu untuk mencegah bahaya berulang

(Ginsburg dkk, 2012).

2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kompetensi Keselamatan Pasien

Untuk mencapai tujuan akhir kompetensi keselamatan pasien yaitu

menumbuhkan budaya keselamatan pasien dalam memberikan praktik yang aman

dan meningkatkan kualitas perawatan diperlukan kolaborasi dari pekerja, pendidik

dan pemimpin. Penerapan kerangka kompetensi keselamatan pasien melibatkan

perubahan system organisasi, pengembangan kurikulum pembelajaran dan

professional, lingkungan klinik, kolaborasi tim, kompetensi praktisi, kemampuan

berfikir kritis, (cpsi, 2020) factor individu, pembimbing klinis dan teknologi
12

kesehatan (Rika Endah dan Nurbaiti, 2015). Faktor individu yang mempengaruhi

kompetensi mahasiswa adalah kepercayaan diri, kelelahan kerja dan stress

(Nurhidayah, 2013). Rasa kepercayaan diri perlu ditanamkan pada diri mahasiswa,

karena terdapat hubungan signifikan antara rerata skor kompetensi dengan skor

kepercayaan diri yaitu mahasiswa yang merasa kompeten juga merasa percaya

diri (Kim, 2014). Selain itu, kelelahan kerja yang berkaitan dengan beban kerja

tinggi dapat berdampak pada kinerja dalam penerapan budaya keselamatan

pasien (Yarnita and Efitra, 2020).

Mahasiswa keperawatan juga membutuhkan pengetahuan dan pelatihan

dasar tentang keselamatan pasien yang dapat dipelajari saat terlibat dalam

pembelajaran di ruang kelas, bangsal, lingkungan klinik dan demonstrasi dari

pemimbing untuk menjaga pasien tetap aman (Walton dkk, 2014). Pembelajaran

keselamatan pasien di ruang kelas diselenggarakan untuk memberikan

pengetahuan teoritis dan keterampilan, sedangkan pembelajaran di lingkungan

klinik membantu mahasiswa memiliki pengalaman dalam mengambil keputusan

terkait kondisi pasien sesuai dengan ilmu yang telah dipelajari (Aktaş dan

Karabulut, 2016). Mahasiswa memperoleh kompetensi paling efektif selama

berada dalam lingkungan klinik karena berpartisipasi memberikan perawatan dan

bekerja sama dengan staff yang mendukung dan mendorong mahasiswa selama

pembelajaran klinik (Mbakaya et al., 2020). Mahasiswa keperawatan yang berada

di lingkungan pembelajaran klinik akan mendapatkan pengalaman sebagai

individu dan professional untuk mengembangkan keterampilan dalam memberikan

perawatan pasien (Arkan, Ordin dan Yılmaz, 2018).


13

2.2 Konsep Lingkungan Pembelajaran

2.2.1 Pengertian Lingkungan Pembelajaran Klinik

Lingkungan pembelajaran klinik adalah lingkungan fisik yang dipengaruhi

oleh factor psikososial, budaya organisasi dan komunikasi yang baik (Flott dan

Linden, 2016). Lingkungan pembelajaran klinik memainkan peran penting dalam

pembelajaran sarjana mahasiswa keperawatan (Killam dan Heerschap, 2013).

Lingkungan pembelajaran klinik dapat membantu mahasiswa dalam membentuk

identitas keperawatan, merfleksikan praktik keperawatan dan mengembangkan

pemikiran kritis dan nilai praktik professional keperawatan yang bertujuan untuk

mengembangkan kompetensi umum dan khusus dalam memberikan perawatan

berkualitas (Mohammadi, Yousefy dan Yazdannik, 2015). Lingkungan

pembelajaran klinik yang optimal diharapkan mampu mengembangkan

kemandirian, kemampuan berpikir kritis, keterampilan pemecahan masalah, etika,

rasa tanggung jawab dan praktik keselamatan pasien pada mahasiswa

keperawatan (D’Souza dkk, 2015). Dapat disimpulkan bahwa lingkungan

pembelajaran adalah suatu wadah interaksi sosial antara pemimbing dan

mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kompetensi.

2.2.2 Domain Lingkungan Pembelajaran Klinik

Menurut (Chan dan Ip, 2007) domain lingkungan pembelajaran terdiri dari

Individualisasi, Inovasi, Kepuasan, Keterlibatan, Personalisasi dan Orientasi tugas

yang bertujuan untuk menilai persepsi mahasiswa keperawatan terkait

karaktertistik psikososial dari lingkungan pembelajaran klinik yang melibatkan

lingkungan, mahasiswa, pasien, dokter, pembimbing klinik dan tenaga kesehatan

lain.
14

1. Individualisasi

Domain Individualisasi menilai sejauh mana fungsi otonomi

mahasiswa keperawatan sebagai pelajar, keterlibatan mahasiswa dalam

pengambilan keputusan dan perlakuan staff terhadap kemampuan

mahasiswa. Mahasiswa keperawatan menyatakan bahwa mereka

umumnya tidak merasakan otonomi yang besar saat bekerja di bangsal.

Perlakuan staff terhadap mahasiswa tergantung pada staff mana yang

mereka hadapi, beberapa staff akan memperlakukan mahasiswa sebagai

individu dan beberapa yang lain hanya memberi perintah untuk

melaksanakan tindakan keperawatan.

2. Inovasi

Domain Inovasi mencerminkan sejauh mana pembimbing klinik

merencakan suatu hal yang baru, menarik dan produktif bagi mahasiswa

selama proses pembelajaran klinik. Mahasiswa keperawatan memiliki

persepsi kurang baik pada domain Inovasi selama berada di lingkungan

pembelajaran klinik. Mahasiswa keperawatan menyatakan bahwa awalnya

tidak nyaman dengan strategi pembelajaran klinik yang mengharuskan

mereka untuk mengatahui diagnose, pengobatan, perawatan,

menyaksikan operasi, serta melaporkan catatan perkembangan secara

teratur. Meskipun demikian, pada akhirnya mahasiswa keperawatan

menyatakan bahwa strategi tersebut bermanfaat dan efektif dalam

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang jauh lebih baik

daripada informasi yang didapat dari buku.


15

3. Keterlibatan

Domain keterlibatan menilai sejauh mana mahasiswa dapat

berpartisipasi aktif dan penuh perhatian selama kegiatan di Rumah Sakit.

Sebagian besar mahasiswa keperawatan menganggap penempatan klinis

sebagai kesempatan dalam menerapkan apa yang telah mereka pelajari

selama di kelas (teori) menjadi tindakan (praktek). Mahasiswa

keperawatan juga menyatakan bahwa mereka harus beradaptasi dengan

rutinitas di lingkungan pembelajaran klinik terutama dalam pemberian

perawatan langsung pada pasien. Mahasiswa keperawatan menunjukkan

kepuasan tinggi ketika meraka dapat terlibat aktif dalam perawatan pasien

dan menunjukkan kepuasan rendah ketika para staff tidak mempercayai

kemampuan mereka sehingga mereka hanya diperbolehkan melihat dan

terlibat secara pasif selama di bangsal.

4. Personalisasi

Domain Personalisasi menekankan pada peluang bagi mahasiswa

untuk berinteraksi dengan pemimbing sehingga terbentuk hubungan saling

percaya dan pemimbing dapat memperhatikan kesejahteraan mahasiswa.

Mahasiswa keperawatan memiliki persepsi baik pada domain

Personalisasi selama berada di lingkungan pembelajaran klinik. Selama

pembelajaran di klinik, mahasiswa keperawatan rentan mendapat kritikan

oleh sebab itu mahasiswa berusaha mencari dukungan, pengakuan dan

rasa hormat dari pembimbing selama penempatan di klinik sehingga dapat

terbentuk hubungan saling percaya. Mahasiswa keperawatan menyatakan

salama pembelajaran klinik mereka menerima respon baik dan buruk dari
16

pembimbing. Respon baik yang diterima adalah beberapa pembimbing

mudah diajak berkomunikasi dan memperlakukan mereka seperti anggota

tim sehingga mahasiswa menikmati proses kegiatan di bangsal.

Mahasiswa keperawatan lain menyatakan bahwa mereka terintimidasi oleh

pemimbing klinik karena keberadaannya sering diabaikan dan kinerja nya

tidak dipercaya. Lingkungan pembelajaran yang posisitf harus

menunjukkan hubungan interpersonal yang baik antara mahasiswa dan

pembimbing klinik.

5. Orientasi tugas

Domain Orientasi tugas digunakan untuk melihat sejauh mana

kegiatan di Rumah Sakit berjalan dengan jelas dan terorganisir. Mahasiswa

keperawatan yang didefinisikan sebagai tenaga kesehatan pemula yang

kurang memiliki pengalaman situasional dalam klinik perlu menerima

pengarahan yang jelas selama melakukan tindakan keperawatan.

Mahasiswa keperawatan menyatakan bahwa pembimbing nya selalu

terorganisir selama perawatan kepada pasien dan memberi bimbingan

mengenai pengelolaan waktu pada mahasiswa sehingga meningkatkan

kepercayaan diri. Mahasiswa keperawatan juga menyatakan bahwa

mereka mendapatkan orientasi rumah sakit dan bangsal di hari pertama

penempatan mereka sehingga dapat membantu proses penyesuaian

lingkungan baru.

6. Kepuasan
17

Domain kepuasan digunakan untuk menilai persepsi kepuasan

mahasiswa selama pembelajaran klinik. Mahasiswa keperawatan merasa

puas selama pembelajaran klinik karena mendapat keterampilan baru dan

dapat menerapkan keterampilan yang telah dipelajari selama di kelas.

Mahasiswa keperawatan juga menyatakan bahwa mereka mengalami

peningkatan kemampuan komunikasi dan hubungan interpersonal selama

pembelajaran klinik. Pujian dari pasien, staff dan pemimbing selama

mahasiswa memberikan perawatan merupakan hal berharga karena

mereka merasa upaya yang diberikan memberika manfaat dan kepuasan

bagi sekitar.

2.2.3 Dampak Positif Lingkungan Pembelajaran Klinik

Mahasiswa keperawatan yang berada di lingkungan pembelajaran klinik

akan mendapatkan pengalaman sebagai individu dan professional untuk

mengembangkan keterampilan dalam memberikan perawatan pasien (Arkan,

Ordin dan Yılmaz, 2018). Lingkungan pembelajaran klinik dapat membentuk

identitas keperawatan, merfleksikan praktik keperawatan dan mengembangkan

pemikiran kritis dan nilai praktik professional keperawatan yang bertujuan untuk

mengembangkan kompetensi umum dan khusus dalam memberikan perawatan

berkualitas (Mohammadi, Yousefy dan Yazdannik, 2015). Lingkungan

pembelajaran klinik yang optimal diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada

mahasiswa dalam menumbuhkan pengalaman belajar yang positif (Phillips dkk,

2017). Kepuasan dengan pengalaman yang diperoleh dalam pembelajaran klinik

sangat penting bagi mahasiswa keperawatan karena signifikan untuk

mengembangkan keterampilan dan kompetensi klinis. Kepuasan mahasiswa


18

dapat meningkatkan kepercayaan diri, menghasilkan pengembangan

keterampilan dan meningkatkan pengetahuan (Nejad dkk,2019). Lingkungan

pembelajaran klinik yang tepat diharapkan mampu mengembangkan kemandirian,

kemampuan berpikir kritis, keterampilan pemecahan masalah, etika, rasa

tanggung jawab dan praktik keselamatan pasien pada mahasiswa keperawatan

(D’Souza dkk, 2015).

2.2.4 Dampak Negatif Lingkungan Pembelajaran Klinik

Pendidikan profesi Ners adalah proses dimana mahasiswa

mengaplikasikan teori-teori dan konsep yang telah didapat selama menempuh

pembelajaran di lingkungan akademik ke dalam masalah klinik yang nyata

(Nurhidayati, 2014). Mahasiswa keperawatan yang menjalani program profesi

rentan terhadap stress karena adaya transisi dari kehidupan kampus ke kehidupan

lapangan klinik (Singh, 2015). Menurut (Permata dan Lombu, 2018) mahasiswa

keperawatan mengalami stress sedang terkait interkasi dengan anggota tim

kesehatan yaitu sikap tidak peduli terhadap mahasiswa perawat oleh staf bangsal,

staf perawat mendelegasikan tanggung jawab perawatan pasien kepada

mahasiswa, tidak mampu menguasai instruksi dari instruktur klinis dan staf

bangsal pada waktu yang sama, perilaku yang tidak menyenangkan dari anggota

tim kesehatan, staf perawat yang sangat kasar. Mahasiswa keperawatan juga

menyatakan bahwa sering melakukan tindakan yang tidak berhubungan langsung

dengan manajemen pasien, yang berdampak pada mahasiswa tidak melakukan

kegiatan yang berhubungan dengan kompetensi yang harus dicapai (Endah, 2015)
19

2.3 Hubungan Lingkungan Pembelajaran Klinik dengan Kompetensi

Keselamatan Pasien

Penerapan kerangka kompetensi keselamatan pasien melibatkan

perubahan system organisasi, pengembangan kurikulum pembelajaran dan

professional, lingkungan klinik, kolaborasi tim, kompetensi praktisi, kemampuan

berfikir kritis, system pelayanan kesehatan yang complex (Cpsi, 2020) factor

individu, pembimbing klinis dan peralatan (Rika Endah dan Nurbaiti, 2015).

Mahasiswa keperawatan membutuhkan pengetahuan dan pelatihan dasar tentang

keselamatan pasien yang dapat dipelajari saat terlibat dalam pembelajaran di

ruang kelas, bangsal, lingkungan klinik dan demonstrasi dari pemimbing untuk

menjaga pasien tetap aman (Walton dkk, 2014). Lingkungan pembelajaran klinik

dapat membantu mahasiswa dalam membentuk identitas keperawatan,

merfleksikan praktik keperawatan dan mengembangkan pemikiran kritis dan nilai

praktik professional keperawatan yang bertujuan untuk mengembangkan

kompetensi umum dan khusus dalam memberikan perawatan berkualitas

(Mohammadi, Yousefy dan Yazdannik, 2015). Untuk menghasilkan kompetensi

mahasiswa yang baik perlu menciptakan lingkungan pembelajaran klinik yang

aman selama proses pembelajaran melalui pendekatan holistic berpusat pada

mahasiswa, melibatkan partisipasi aktif mahasiswa, dan sesuai dengan

pengembangan professional keperawatan (Wei dkk, 2020). Mahasiswa

memperoleh kompetensi paling efektif selama berada dalam lingkungan klinik

karena berpartisipasi memberikan perawatan dan bekerja sama dengan staff yang

mendukung dan mendorong mahasiswa selama pembelajaran klinik (Mbakaya

dkk, 2020). Lingkungan pembelajaran klinik yang tepat diharapkan mampu

mengembangkan kemandirian, kemampuan berpikir kritis, keterampilan


20

pemecahan masalah, etika, rasa tanggung jawab dan praktik keselamatan pasien

pada mahasiswa keperawatan (D’Souza dkk, 2015).


BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Faktor yang mempengaruhi


kompetensi keselamatan pasien
(Cpsi, 2020; Rika Endah dan Nurbaiti,
2015) : Kompetensi Keselamatan Pasien
(Ginsburg dkk, 2012) :
- Faktor Individu 1. Budaya keselamatan pasien

Mahasiswa Lingkungan Pembelajaran 2. Bekerja dalam tim


Klinik (Chan, 2001) : 3. Komunikasi efektif
Profesi Ners
1. Individualisasi 4. Pengelolaan resiko
2. Inovasi keselamatan
3. Keterlibatan 5. Mengoptimalkan factor manusia
4. Personalisasi dan lingkungan
5. Orientasi Tugas
6. Mengenali serta
6. Kepuasan
mengungkapkan kejadian buruk di
- lingkungan klinik
- Teknologi Kesehatan
- Kolaborasi Tim

Gambar 3. 1 Kerangka Konsep Hubungan Lingkungan Pembelajaran Klinik


dengan Kompetensi Keselamatan Pasien pada Alumni Program Pendidikan
Ners

Keterangan :

Diteliti

Tdak diteliti

21
23

Mahasiswa Keperawatan yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah

Alumni Program Pendidikan Ners Universitas Brawijaya. Penelitian ini akan

berfokus pada lingkungan pembelajaran klinik dan kompetensi keselamatan

pasien pada mahasiswa keperawatan klinik. Mahasiswa keperawatan telah

mendapatkan pengetahuan keselamatan pasien selama menempuh pendidikan

sarjana sehingga diharapkan mampu menerapkan konsep keselamatan pasien

yang terintegrasi di lingkungan pembelajaran klinik. Kompetensi keselamatan

pasien dipengaruhi oleh factor individu, lingkungan klinik, teknologi kesehatan dan

kolaborasi tim dengan tenaga kesehatan lain (Cpsi, 2020; Rika Endah dan

Nurbaiti, 2015). Penempatan mahasiswa dalam lingkungan klinik merupakan

bagian dari kurikulum pendidikan keperawatan yang bertujuan untuk memfasilitasi

mahasiwa dalam penerimaan pengetahuan dan memahami tindakan praktik.

Mahasiswa keperawatan perlu mengenali karakteristik lingkungan pembelajaran

yang terdiri dari 6 domain yaitu individualisasi, inovasi, keterlibatan mahasiswa,

personalisasi, orientasi tugas dan kepuasan (Chan, 2001) selama menerapkan

pengetahuan dan keterampilan keselamatan pasien di lingkungan klinik.

Lingkungan pembelajaran klinik yang baik diharapkan mampu memberikan

dampak positif terhadap mahasiswa seperti meningkatkan kulitas asuhan

keperawatan, kepuasan professional mahasiswa, kemandirian, kemampuan

berpikir kritis dan praktik keselamatan pasien pada mahasiswa keperawatan.

Mahasiswa keperawatan dapat menilai persepsi kompetensi keselamatan pasien

yang dimiliki berdasarkan 6 domain yaitu kontribusi pada budaya keselamatan

pasien, bekerja dalam tim, komunikasi efektif, pengelolaan resiko keselamatan,

mengoptimalkan factor manusia dan lingkungan dan mengenali serta

mengungkapkan kejadian buruk yang terjadi di lingkungan klinik (Ginsburg dkk,


24

2012). Lingkungan pembelajaran klinik menjadi faktor efektif dalam meningkatkan

kompetensi mahasiswa, termasuk kompetensi keselamatan pasien karena

mahasiswa terlibat dalam pemberian perawatan dan bekerja sama dengan staff

selama berada di klinik.

3.2 Hipotesa Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep diatas maka hipotesis dalam penelitian

adalah “Ada hubungan lingkungan pembelajaran klinik dengan kompetensi

keselamatan pasien pada alumni program pendidikan Ners”


BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah penelitian analitik korelasional

menggunakan metode cross-sectional yang bertujuan untuk menguji variable

berdasarkan teori yang ada dan mengetahui hubungan korelatif antar variable.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah alumni program pendidikan Ners

bulan Agustus 2019 – Februari 2020.

4.2.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah alumni program pendidikan Ners bulan

Agustus 2019 – Februari 2020.

4.2.3 Teknik Sampling

Teknik sampling dalam penelitian ini adalah Probability sampling yaitu

Consecutive sampling. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian berjumlah

68 responden dengan kriteria sampel :

Kriteria Inklusi :

- Alumni program pendidikan Ners Angkatan 2014 (Profesi bulan agustus

2019 – Februari 2020).

- Alumni program pendidikan Ners Angkatan 2014 yang bersedia dan

mampu mengisi link kuesioner online.

48
25

Kriteria Eksklusi :

- Alumni program pendidikan Ners Angkatan 2014 yang memiliki kendala

selama pengisian kuisioner online.

4.3 Variabel Penelitian

1. Variabel Independen adalah lingkungan pembelajaran klinik.

2. Variabel Dependen adalah kompetensi keselamatan pasien.

4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan kepada Alumni program pendidikan Ners

melalui penyebaran kuisioner online pada bulan Januari – Juni 2021.

4.5 Bahan dan Alat/ Instrumen Penelitian

4.5.1 Karakteristik Demografis

Karakteristik demografis dalam penelitian meliputi nama, usia, jenis

kelamin, tahun studi dan lama pembelajaran klinik.

4.5.2 Instrumen Lingkungan Pembelajaran Klinik

Kuisioner Clinical Learning Environment Inventory (CLEI) yang

dikembangkan oleh Dominic Chan (2001) digunakan untuk menilai

persepsi mahasiswa keperawatan tentang lingkungan pembelajaran klinis.

Instrumen Clinical Learning Environment Inventory (CLEI) terdiri dari 40

pertanyaan yang mencakup 6 domain yaitu Individualisasi, Inovasi,

Keterlibatan, Personalisasi, Kepuasan, Orientasi tugas. Tanggapan untuk

setiap pertanyaan menggunakan skala likert 1-5 dengan ketentuan :

• Skor 1 : Sangat tidak disetuju

• Skor 2 : Tidak setuju


26

• Skor 3 : Ragu-ragu

• Skor 4 : Setuju

• Skor 5 : Sangat setuju

4.5.3 Instrumen Kompetensi Keselamatan Pasien

Kuisioner Health Professional Education in Patient Safety Survey

(H-PEPSS) yang dikembangkan oleh Liane Ginsburg (2012) digunakan

untuk menilai persepsi mahasiswa klinik terhadap kompetensi

keselamatan pasien. Instrumen Health Professional Education in Patient

Safety Survey (H-PEPSS) terdiri dari 23 item yang mencakup 6 domain

yaitu Berkontribusi pada Budaya Keselamatan Pasien, Bekerja dalam Tim

untuk Keselamatan Pasien, Komunikasi Efektif, Mengelola Resiko

Keselamatan, Mengoptimalkan factor manusia dan lingkungan dan

Mengenali, menanggapi dan mengungkapkan kejadian buruk. Tanggapan

untuk setiap pertanyaan di instrument menggunakan skala likert 1-5

dengan ketentuan :

• Skor 1 : Sangat tidak setuju

• Skor 2 : Tidak setuju

• Skor 3 : Ragu-ragu

• Skor 4 : Setuju

• Skor 5 : Sangat setuju.

4.5.4 Uji Validitas

Uji validitas kuisioner Clinical Learning Environment Inventory

(CLEI) dan Health Professional Education in Patient Safety Survey (H-

PEPSS) menggunakan Uji Korelasi Pearson. Uji Validitas dilakukan pada

25 alumni program pendidikan Ners Universitas Muhammadiyah Malang


27

Angkatan 2014 melalui penyebaran kuesioner online. Hasil uji validitas

kuesioner Clinical Learning Environment Inventory (CLEI) menunjukkan

nilai r hitung > 0.396 dan terdapat 32 pertanyaan yang valid. Untuk uji

validitas kuesioner kompetensi keselamatan pasien menggunakan Health

Professional Education in Patient Safety Survey (H-PEPSS) menunjukkan

nilai r hitung > 0.396 dan terdapat 20 pertayaan yang valid. Pertanyaan

yang tidak valid peneliti hapus. Hasil uji validitas tersebut menunjukkan

bahwa kuesioner memiliki nilai R hitung lebih bersar dari R table yang

bermakna kedua kuesioner CLEI dan H-PEEPS merupakan instrument

yang valid.

4.5.5 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan alat ukur untuk mengukur suatu indikator

yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang

digunakan sebagai alat pengumpulan data dan mampu mengungkap

informasi yang sebenarnya di lapangan (Sugiharto dan Situnjak, 2006). Uji

Reliabilitas yang digunakan adalah Cronbach Alpha yang memiliki rentang

nilai dari 0-1, nilai 0 menunjukkan tidak ada reliabilitas dan nilai 1

menunjukkan reliabilitas sempurna (Coakes dan Steed, 1997).

Pada penelitian ini nilai reliabilitas kuesioner Clinical Learning

Environment Inventory (CLEI) yang di dapatkan adalah 0.933. Sedangkan

untuk nilai reliabilitas kuesioner Health Professional Education in Patient

Safety Survey (H-PEPSS) di dapatkan adalah 0.951 yang berarti semua

kuesioner dinyatakan dapat diterima reliabilitasnya.


28

4.6 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Hasil Ukur

Variabel Persepsi mahasiswa 1. Individualisasi Instrumen Interval - Total skor min : 40

Independen: terhadap lingkungan 2. Inovasi Clinical - Total skor max : 200

Lingkungan pembelajaran klinik 3. Keterlibatan Learning

Pembelajaran selama melakukan 4. Personalisasi Environment

praktik di Institusi 5. Kepuasan Inventory

Kesehatan 6. Orientasi tugas (CLEI))

Variabel Persepsi mahasiswa 1. Berkontribusi pada Budaya Instrumen Interval - Total skor min : 23

Dependen : terhadap kompetensi Keselamatan Pasien Health - Total skor max : 115

Kompetensi keselamatan pasien 2. Bekerja dalam Tim untuk Professional

Keselamatan selama melakukan Keselamatan Pasien Education in

Pasien praktik di Institusi 3. Komunikasi Efektif Patient

Kesehatan 4. Mengelola Resiko Keselamatan Safety


29

5. Mengoptimalkan factor Survey (H-

manusia dan lingkungan PEPSS)

6. Mengenali, menanggapi dan

mengungkapkan kejadian

buruk
30

4.7 Prosedur Penelitian

Pembuatan Proposal

Ujian Proposal

Pengajuan Etik Penelitian

Izin pihak institusi terkait : Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas


Brawijaya

Populasi : 68 Alumni program pendidikan Ners

Pengambilan sampel : Consecutive sampling

Subjek penelitian yang sudah ditetapkan

Pengisian kuisioner online oleh semua subjek penelitian

Memeriksan kelengkapan jawaban kuisioner

Analisa data dengan uji statistik

Penarikan kesimpulan

Presentasi hasil kesimpulan


Gambar 4. 1 Kerangka Prosedur Penelitian

4.8 Analisa Data

a. Analisis Univariat

Pada analisis univariat, semua variabel dianalisis menggunakan

bantuan software SPSS for Windows. Data demografi yang meliputi usia,
31

jenis kelamin, tahun studi profesi, lama pendidikan profesi dan IPK profesi

akan disajikan dalam bentuk tabel. Data variabel meliputi lingkungan

pembelajaran klinik dan kompetensi keselamatan pasien disajikan melalui

Analisa statistic deskriptif tabel Mean, standar deviasi, nilai minimum, nilai

maximum dan 95% Confidence Interval.

b. Analisis Bivariat

Pada analisis bivariat menggunakan Uji Parametrik Pearson dengan

aplikasi SPSS (Software Product and Service Solution) for windows karena

didapatkan hasil sebaran data normal.

4.9 Prinsip Etik dalam Penelitian

Dalam melaksanakan penilitian, peneliti harus memahami prinsip etika

penelitian untuk melindungi hak-hak otonomi manusia sebagai responden.

Secara umum prinsip etika dalam penelitian menurut (Nursalam, 2016) dibagi

menjadi 3 bagian yaitu :

1. Prinsip manfaat

a. Bebas dari penderitaan

Dalam penelitian ini pengambilan data melalui kuisioner online dan tidak

memberikan tindakan khusus sehingga penelitian bebas dari penderitaan.

b. Bebas dari eksploitasi

Peneliti mencantumkan lembar inform consent yang menyatakan bahwa

data yang didapat hanya digunakan untuk keperluan penelitian.

c. Risiko
32

Resiko yang muncul selama penelitian adalah waktu yang responden

gunakan untuk pengisian kuisioner.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia

a. Hak untuk ikut/ tidak menjadi responden

Responden mempunyai hak untuk memutuskan apakah bersedia menjadi

repsonden atau tidak, tanpa adanya sangsi yang didapat.

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan

Peneliti memberikan penjelasan secara terperinci dan bertanggung jawab

jika ada sesuatu hal terjadi kepada responden. Jika muncul

ketidaknyamanan selama pengambilan data, responden dapat

menghubungi contact person peneliti.

c. Informed consent

Peneliti mencantumkan inform consent dalam halaman pertama kuesioner

online yang berisi tujuan penelitian, karakteristik responden, kelaikan etik

penelitian, supervise penelitian dan reward.

3. Prinsip keadilan

a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil

Responden diperlakukan adil sebelum, selama dan sesudah penelitian

tanpa adanya diskriminasi apabila responden tidak bersedia atau

dikeluarkan dari penelitian.

b. Hak dijaga kerahasiannya


33

Dalam penelitian hanya mencamtukan nama inisial untuk menjaga

kerahasiaan responden.
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA

Data Penelitian yang diperoleh dari 68 responden alumni program pendidikan

Ners disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Penyajian data dikelompokkan menjadi

dua yaitu analisis data univariat dan analisis data bivariat berupa hasil pengisian

kuesioner lingkungan pembelajaran klinik dan kompetensi keselamatan pasien.

Analisa data disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

5.1 Analisis Univariat

5.1.1 Data Karakteristik Responden

Karakter responden yang diukur dalam penelitian ini yaitu usia, jenis

kelamin, tahun studi profesi, lama pendidikan profesi dan IPK profesi.

Tabel 5. 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Jumlah Persentase
Karakteristik (n) (%)
Usia 23 tahun 5 7,4
24 tahun 26 38,2
25 tahun 35 51,5
26 tahun 2 2,9
Jenis kelamin Laki-laki 11 16,2
Perempuan 57 83,8
Tahun Studi Profesi 2018-2019 48 70,6
2019-2020 20 29,4
Lama Pendidikan Profesi 12 bulan 13 19,1
13 bulan 53 77,9
14 bulan 1 1,5
18 bulan 1 1,5

IPK Profesi > 3.5 59 86,8


3.01 - 3.50 9 13,2

48
35

Tabel 5.1 menunjukkan 68 data karakteristik alumni program pendidikan

Ners berdasarkan usia, jenis kelamin, tahun studi, lama pendidikan dan IPK.

Sebanyak 35 (51,5%) alumni program pendidikan Ners berusia 25 tahun. Jenis

kelamin perempuan lebih dominan yaitu sebanyak 57 (83,8%). Sebanyak 48

(70,6%) menempuh pendidikan profesi pada tahun 2018-2019. Data di atas

juga menunjukkan bahwa sebanyak 53 (77,9%) menempuh pendidikan

selama 13 bulan. Selama menempuh pendidikan Profesi sebanyak 59 (86,8%)

mendapatkan IPK > 3.5.

5.1.2 Data Lingkungan Pembelajaran Klinik

Pada penelitian ini, karakteristik lingkungan pembelajaran klinik

disajikan melalui Analisa statistic deskriptif table Mean, standar deviasi, nilai

minimum, nilai maximum dan 95% Confidence Interval.

Tabel 5. 2 Distribusi Karakteristik Lingkungan Pembelajaran Klinik (N=68)

No. Domain Mean SD Min Max CI 95%


1 Kepuasan 4,31 0,52 3 5 4,18 – 4,44

2 Orientasi Tugas 3,85 0,46 3 5 3,74 – 3,97


3 Personalisasi 3,71 0,71 2 5 3,53 – 3,88

4 Keterlibatan 3,53 0,58 2 5 3,39 – 3,67


5 Individualisasi 3,50 0,76 2 5 3,32 – 3,68

6 Inovasi 3,09 0,51 2 4 2,96 – 3,21

Total Skor 3,59 0,496 3 4 3,47 – 3,71


Lingkungan
Pembelajaran
Klinik
36

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa mahasiswa keperawatan ragu-ragu jika

persepsi lingkungan pembelajaran klinik adalah baik. Mahasiswa keperawatan setuju

dengan domain kepuasan selama berada di lingkungan pembelajaran klinik. Sebagian

besar mahasiswa keperawatan cenderung ragu-ragu dengan domain Individualisasi,

personalisasi, keterlibatan dan orientasi tugas. Mahasiswa keperawatan memiliki

kecenderungan tidak setuju dengan domain Inovasi (CI 95% = 2,96 – 3,21) selama

berada di lingkungan pembelajaran klinik.

5.1.3 Data Kompetensi Keselamatan Pasien

Pada penelitian ini, karakteristik lingkungan pembelajaran klinik

disajikan melalui Analisa statistic deskriptif table Mean, standar deviasi, nilai

minimum, nilai maximum dan 95% Confidence Interval.

Tabel 5. 3 Distribusi Karakteristik Kompetensi Keselamatan Pasien (N=68)

No Domain Mean SD Min Max CI 95%


1 Komunikasi Efektif 4,76 0,42 4 5 4,66 – 4,87
2 Budaya keselamatan 4,53 0,61 2 5 4,38 – 4,68
pasien
3 Faktor manusia dan 4,41 0,55 3 5 4,28 – 4,55
lingkungan
4 Mengelola resiko 4,34 0,66 3 5 4,18 – 4,50
keselamatan
5 Bekerjasama dalam 4,24 0,52 3 5 4,11 – 4,36
Tim
5 Mengenali kejadian 4,12 0,61 3 5 3,97 – 4,27
buruk
Total Skor 4,37 0,486 4 5 4,25 – 4,49
Kompetensi
Keselamatan Pasien
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa mahasiswa keperawatan setuju jika persepsi

kompetensi keselamatan pasien adalah baik. Sebagian besar mahasiswa


37

keperawatan setuju dengan domain komunikasi efektif, budaya keselamatan pasien,

factor manusia dan lingkungan, bekerja sama dalam tim dan mengelola resiko

keselamatan. Mahasiswa keperawatan memiliki kecenderungan ragu-ragu dengan

domain Mengenali kejadian buruk (CI 95% = 3,97 – 4,27) selama berada di lingkungan

pembelajaran klinik.

5.2 Analisis Bivariat

5.2.1 Analisa Data


Analisa data untuk menguji hipotesis penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan uji parametrik Pearson Product Moment. Hasil uji korelasi

Pearson yang menggunakan SPSS for Windows 2016 di sajikan dalam bentuk

tabel berikut ini :

Tabel 5. 4 Uji Korelasi Pearson

Variabel P-value r

Lingkungan Pembelajaran Klinik

0,000 0,509
Kompetensi Keselematan Pasien

Dari hasil uji korelasi Pearson dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara lingkungan pembelajaran klinik dengan kompetensi

keselamatan pasien pada alumni program pendidikan Ners di Universitas Brawijaya

(p<0,001; α= 0,05), semakin baik persepsi lingkungan pembelajaran klinik maka

semakin baik persepsi kompetensi keselamatan pasien (r=0,509). Kekuatan korelasi


38

(r) sebesar 0,509 sehingga dapat diartikan bahwa kedua variabel memiliki kekuatan

korelasi moderat/sedang (0,41-0,60).


BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Persepsi Lingkungan Pembelajaran Klinik pada Alumni Program Pendidikan

Ners

Penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa keperawatan memiliki persepsi

baik terhadap domain Kepuasan selama berada di lingkungan pembelajaran klinik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Shivers, Hasson dan Slater (2017) dimana

mahasiswa keperawatan menyatakan memiliki persepsi baik terhadap domain

Kepuasan dan orientasi tugas.

Domain kepuasan digunakan untuk menilai persepsi kepuasan mahasiswa

selama menempuh pendidikan Ners di lingkungan pembelajaran klinik (Chan and Ip,

2007). Hasil penelitian yang dilakukan Putra, Hany dan Ariningpraja (2021)

menunjukkan bahwa semakin baik lingkungan pembelajaran klinik akan

meningkatkan kepuasan mahasiswa. Lingkungan pembelajaran klinik yang baik dapat

memberikan kepuasan kepada mahasiswa dan menumbuhkan pengalaman belajar

yang positif (Phillips dkk, 2017). Dalam penelitian ini didapatkan data bahwa sebagian

besar mahasiswa keperawatan menempuh pendidikan profesi selama 13 bulan. Lama

pendidikan profesi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan

mahasiswa dalam pemahaman terkait peran perawat, pembimbing klinik dan

komponen komunikasi efektif (Layuk dkk., 2016). Mahasiswa keperawatan yang telah

melewati banyak stase profesi Ners akan memiliki persepsi positif pada lingkungan

pembelajaran (Nugroho, 2009). Kepuasan mahasiswa keperawatan selama berada di

48
40

lingkungan pembelajaran klinik memberikan manfaat signifikan untuk

mengembangkan keterampilan dan kompetensi klinis (Nejad dkk, 2019) serta

meningkatkan kepercayaan diri dan pengetahuan (Levett-Jones dkk, 2011).

Mahasiswa keperawatan yang menjalani pendidikan profesi selama 13 bulan

juga memiliki persepsi baik terhadap domain orientasi tugas. Domain orientasi tugas

digunakan untuk melihat sejauh mana kegiatan di Rumah Sakit berjalan dengan

teratur dan terorganisir (Chan, 2001). Lama pendidikan profesi dapat menunjang

proses pembelajaran mahasiswa dalam merumuskan tujuan yang ingin dicapai

selama memberikan asuhan keperawatan berkualitas pada pasien di bangsal (Layuk,

Y. T. dkk, 2016). Mahasiswa dapat berpartisipasi memberikan asuhan keperawatan

dan bekerja sama dengan staff yang mendukung dan mendorong mahasiswa selama

pembelajaran klinik (Mbakaya, B. C dkk, 2020). Keterlibatan kepala ruang dalam

menyusun rencana pembelajaran sangat penting untuk menciptakan lingkungan

pembelajaran klinik yang efektif (Jokisaari, 2013).

Mahasiswa keperawatan memiliki persepsi kurang baik pada domain Inovasi

selama berada dalam lingkungan pembelajaran klinik. Domain Inovasi mencerminkan

sejauh mana pembimbing klinik merencakan suatu hal yang baru, menarik dan

produktif bagi mahasiswa selama proses pembelajaran klinik (Chan, 2001). Hasil

penelitian (Wei dkk, 2020) menunjukkan bahwa pembimbing klinik tidak melibatkan

kegiatan inovatif dan kreativitas pada mahasiswa selama pendidikan klinis. Dalam

penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa berusia 25 tahun, yaitu

rentang usia yang memiliki tingkat produktivitas dan kreativitas lebih tinggi

dibandingkan dengan tenaga kerja yang sudah berusia tua (Utami, 2015). Oleh karena
41

itu partisipasi aktif pembimbing klinik dalam membentuk strategi pembelajaran inovatif

diperlukan untuk memungkinkan mahasiswa mengembangkan kepercayaan diri dan

kemandirian dalam kompetensi klinik (Serena and Anna, 2019).

6.2 Persepsi Kompetensi Keselamatan Pasien pada Alumni Program Pendidikan


Ners

Penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa keperawatan memiliki persepsi

baik terhadap domain komunikasi efektif dan budaya keselamatan pasien. Hal ini

sejalan dengan penelitian Amilia, R., dan Nurmalia, D (2020) menunjukkan bahwa

mahasiswa keperawatan memiliki persepsi baik terhadap keterampilan komunikasi

yang efektif dan budaya keselamatan pasien.

Komunikasi efektif adalah proses penyampaian dan penerimaan informasi

yang dinamis dan berkelanjutan secara verbal, non-verbal, format tertulis dan

penggunaan alat komunikasi elektronik (Ginsburg dkk, 2012). Mahasiswa

keperawatan memiliki keyakinan untuk berkomunikasi dengan pasien, keluarga dan

tenaga kesehatan lain secara bertahap yaitu setelah menjalani praktik klinik selama 6

bulan kumulatif (Pfaff, Baxter, Jack Ploeg, 2014). Hal ini sejalan dengan penelitian

dimana mahasiswa keperawatan telah menjalani pendidikan profesi selama 13 bulan.

Adanya Kerjasama dan koordinasi multidispliner dapat meningkatkan komunikasi,

kolaborasi dan keselamatan pasien (Lancaster dkk, 2015)

Mahasiswa keperawatan juga memiliki persepsi baik terhadap domain budaya

keselamatan pasien. Budaya keselamatan pasien mengacu pada komitmen praktisi

kesehatan, institusi dan organisasi untuk meminimalkan bahaya pasien,

meningkatkan kesejahteraan pasien dan penyedia perawatan kesehatan, mengurangi


42

kemungkinan kejadian buruk dan berkomunikasi efektif ketika kejadian buruk muncul

(Cpsi, 2020). Hasil penelitian Amilia dan Nurmalia (2020) menunjukkan bahwa

mahasiswa keperawatan memiliki persepsi baik terhadap budaya keselamatan pasien

karena telah mempelajari aspek keselamatan pasien sejak awal menempuh

pendidikan keperawatan. Menurut Stevanin dkk (2015) mahasiswa yang menempuh

pendidikan profesi dapat menerapakan budaya keselamatan pasien karena telah

terlibat dalam kegiatan klinis dan memberi asuhan keperawatan pada pasien. Budaya

keselamatan pasien dapat ditingkatkan melalui dorongan setiap indivdu untuk

bertanggung jawab akan keselamatan diri sendiri, tenaga kesehatan, pasien dan

pengunjung yang telah disesuaikan dengan tujuan organisasi (Beginta, 2012).

Mahasiswa keperawatan memiliki persepsi kurang baik pada domain

Mengenali, menanggapi dan mengungkapkan kejadian buruk. Kompetensi perawat

dalam mengurangi bahaya adalah mengenali kejadian buruk, menangani resiko,

mengungkapkan kejadian buruk pada pasien, berpartisipasi dalam analisis, praktik

dan perencanaan secara tepat waktu untuk mencegah bahaya berulang (Ginsburg

dkk, 2012). Mahasiswa keperawatan yang berusia sama atau kurang dari 25 tahun

memiliki persepsi kurang baik dalam pelaksanaan keselamatan pasien (Suryani,

Handiyani dan Hastono, 2015).

6.3 Hubungan Antara Lingkungan Pembelajaran Klinik dengan Kompetensi

Keselamatan Pasien pada Alumni Program Pendidikan Ners

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara

lingkungan pembelajaran klinik dengan kompetensi keselamatan pasien pada alumni

program pendidikan Ners di Universitas Brawijaya dengan kekuatan korelasi sedang


43

dan memiliki arah korelasi positif. Hal ini berarti semakin baik persepsi lingkungan

pembelajaran klinik maka semakin baik persepsi kompetensi keselamatan pasien.

Lingkungan pembelajaran klinik adalah lingkungan fisik yang dipengaruhi oleh factor

psikososial, budaya organisasi dan komunikasi yang baik (Flott dan Linden, 2016).

Lingkungan pembelajaran klinik yang optimal diharapkan mampu mengembangkan

kemandirian, kemampuan berpikir kritis, keterampilan pemecahan masalah, etika,

rasa tanggung jawab dan praktik keselamatan pasien pada mahasiswa keperawatan

(D’Souza dkk, 2015). Keselamatan pasien didefinisikan sebagai cara pencegahan

munculnya cidera atau kejadian tidak diinginkan akibat proses keperawatan (Nieva

dan Sorra, 2018).

Hal tersebut sejalan dengan penelitian Duff (2019) menunjukkan bahwa

terdapat hipotesis positif antara lingkungan pembelajaran dengan kompetensi

keselamatan pasien. Lingkungan pembelajaran memungkinkan mahasiswa

keperawatan merasa lebih mandiri dalam menentukan asuhan keperawatan, memiliki

kompetensi dalam melakukan pekerjaan, mampu mengendalikan situasi klinis dan

menggunakan budaya keselamatan untuk mengembangkan kompetensi keselamatan

pasien. Lingkungan pembelajaran klinik memainkan peran penting dalam

pembentukan identitas mahasiswa keperawatan, implementasi keterampilan

keperawatan dan mengembangkan pemikiran kritis (Rodríguez-García, 2019). Untuk

menghasilkan kompetensi mahasiswa yang baik perlu menciptakan lingkungan

pembelajaran klinik yang aman selama proses pembelajaran (Chan, 2001)

pendekatan holistic berpusat pada mahasiswa, melibatkan partisipasi aktif mahasiswa

dan sesuai dengan pengembangan professional keperawatan (Wei dkk, 2020).


44

Kompetensi keselamatan pasien dapat dicapai dengan keterlibatan

keterlibatan pembimbing klinik dalam mengkoordinasi dan mengawasi praktik

mahasiswa yang termasuk dalam domain personalisasi (Rodríguez-García, 2019).

Pembimbing klinik perlu mempertahankan pengetahuan dan keterampilan secara

teori dan praktik melalui pembaharuan penelitian, kreativitas dan inovasi dalam

lingkungan keperawatan dan perawatan kesehatan (WHO, 2016). Pembimbing klinik

yang memiliki pengetahuan dan keterampilan baik akan dapat membantu mahasiswa

dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan (Suryani, Handiyani dan Hastono,

2015). Hal ini sejalan dengan penelitian (Rika Endah dan Nurbaiti, 2015) yang

menyatakan bahwa pembimbing klinik memfasilitasi pencapaian kompetensi

mahasiswa dengan cara melakukan tanya jawab, diskusi dan mempraktikkan hal-hal

yang perlu diketahui mahasiswa selama berada di lingkungan pembelajaran klinik.

Lingkungan pembelajaran yang positif harus menunjukkan hubungan interpersonal

yang baik antar mahasiswa dan pembimbing klinik.

Pembaruan inovasi pembimbing klinik selama berada di lingkungan

pembelajaran kilnik di dukung oleh perkembangan teknologi yang di sesuaikan

dengan kebutuhan pembelajaran mahasiswa keperawatan (Wulandari dan Kanita,

2021). Salah satu inovasi yang dapat dilakukan adalah memodifikasi metode

pembelajaran menggunakan komputer dan teknologi informasi yang mampu

meningkatkan pengetahuan, penalaran klinis, keterampilan mahasiswa keperawatan

dalam memberi asuhan keperawatan dan peningkatan kepuasan belajar (Jawaid dkk,

2019). Pembimbing klinik juga dapat melibatkan mahasiswa keperawatan dalam

kegiatan inovasi sistem informasi keperawatan, yaitu membuat rancangan aplikasi


45

yang bermanfaat untuk perawat seperti aplikasi deteksi dini kondisi abnormal pasien,

penanganan perencanaan pulang pasien dan pendokumentasian alat-alat kesehatan

(Sianturi dkk, 2021).

Mahasiswa keperawatan juga memperoleh kompetensi paling efektif selama

berpartisipasi aktif dalam memberikan perawatan dan bekerja sama dengan staff yang

mendukung dan mendorong mahasiswa selama pembelajaran klinik (Mbakaya dkk,

2020). Lingkungan pembelajaran klinik dapat menunjang proses pembelajaran

mahasiswa melalui perumusan tujuan yang akan dicapai mahasiswa secara jelas dan

terorganisir (Layuk dkk, 2016). Hal ini berkebalikan dengan penelitian Rika Endah dan

Nurbaiti (2015) menunjukan bahwa mahasiswa keperawatan sering melakukan

tindakan tambahan yang tidak berkaitan langsung dengan penatalaksanaan pasien.

Dampaknya mahasiswa tidak melakukan kegiatan yang berhubungan dengan

kompetensi yang harus dicapai. Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan,

mahasiswa keperawatan perlu mendapatkan program orientasi rumah sakit dan

bangsal yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar mahasiswa, bimbingan

mengenai pengelolaan waktu dan pelatihan keterampilan klinis (Kim, 2007).

Pencapaian kompetensi mahasiswa juga dipengaruhi oleh factor individu yaitu

kepercayaan diri, kelelahan kerja dan stress. Penelitian yang dilakukan Nurhidayah

(2013) menunjukkan bahwa tidak semua mahasiswa keperawatan memiliki

kepercayaan diri untuk melakukan tindakan keperawatan terutama tindakan invasive.

Rasa kepercayaan diri perlu ditanamkan pada diri mahasiswa, karena terdapat

hubungan signifikan antara rerata skor kompetensi dengan skor kepercayaan diri yaitu

mahasiswa yang merasa kompeten juga merasa percaya diri (Kim, 2014). Selain itu,
46

kelelahan kerja yang berkaitan dengan beban kerja tinggi dapat berdampak pada

kinerja dalam penerapan budaya keselamatan pasien (Yarnita dan Efitra, 2020).

Keseimbangan semua factor seperti hubungan interpersonal mahasiswa dan

pembimbing klinik, supervisor, tenaga profesi lain dan pengembangan suasana klinik

yang positif akan mempengaruhi tingkat kepercayaan diri dan kepuasan mahasiswa

(D’Souza dkk., 2015). Lingkungan pembelajaran klinik yang baik diharapkan dapat

memberikan kepuasan kepada mahasiswa dan menumbuhkan pengalaman belajar

yang positif (Phillips dkk, 2017).

6.4 Implikasi Terhadap Keperawatan

Dengan adanya hubungan antara lingkungan pembelajaran klinik dengan kompetensi

keselamatan pasien pada mahasiswa menunjukkan perlunya meningkatkan kualitas

proses pembelajaran klinik melalui peningkatan peran pembimbing klinik, pengadaan

program orientasi rumah sakit, menanamkan rasa kepercayaan diri dan melibatkan

kegiatan inovasi pada mahasiswa keperawatan sehingga menghasilkan kepuasan

dan pengalaman belajar yang positif selama berada di lingkungan pembelajaran klinik.

6.5 Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1. Meskipun terdapat hubungan korelasi sedang antara lingkungan

pembelajaran klinik dan kompetensi keselamatan pasien, ada beberapa

factor lain yang mempengaruhi kompetensi keselamatan pasien yaitu factor

individidu, factor peralatan atau teknologi kesehatan dan kolaborasi tim.


47

2. Karakteristik responden hanya berfokus pada mahasiswa keperawatan

Perguruan Tinggi Negeri, sehinga dapat menimbulkan bias jika di

generalisasi.
BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian “Hubungan Lingkungan Pembelajaran Klinik

dengan Kompetensi Keselamatan Pasien pada Alumni Program Pendidikan Ners”

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Lingkungan pembelajaran klinik dipersepsikan ke arah baik oleh sebagian

besar alumni program pendidikan Ners.

2. Kompetensi keselamatan pasien dipersepsikan baik oleh sebagian besar

alumni program pendidikan Ners.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan pembelajaran klinik

dengan kompetensi keselamatan pasien pada alumni program pendidikan

Ners di Universitas Brawijaya (p<0,001; α= 0,05) semakin baik persepsi

lingkungan pembelajaran klinik maka semakin baik persepsi kompetensi

keselamatan pasien (r=0,509).

7.2 Saran

7.2.1 Bagi Institusi Terkait

Diharapkan bagi lembaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas proses

pembelajaran klinik melalui peningkatan peran pembimbing klinik, pengadaan

program orientasi rumah sakit, menanamkan rasa kepercayaan diri dan melibatkan

kegiatan inovasi pada mahasiswa keperawatan sehingga menghasilkan kepuasan

dan pengalaman belajar yang positif selama berada di lingkungan pembelajaran klinik.

48
49

7.2.2 Bagi Peniliti Selanjutnya

1. Penelitian selanjutnya, diharapkan untuk bisa memperluas penelitian tentang

factor-faktor lain yang mempengaruhi kompetensi keselamatan pasien seperti factor

individu, peralatan atau teknologi kesehatan dan kolaborasi tim.

2. Penelitian selanjutnya, bisa menambahkan karakteristik responden dari PTN

(Perguruan Tinggi Negeri) dan PTS (Perguruan Tinggi Swasta) agar penelitian dapat

di generalisasi.
50

Daftar Pustaka

Aspden P, Corrigan JM, Wolcott J, Erickson SM. (2004). ‘Institute of Medicine (US)

Committee on Data Standards for Patient Safety’. Patient Safety: Achieving a

New Standard for Care., editors. Washington (DC): National Academies Press

(US). PMID: 25009854.

Aktaş, Y. Y. and Karabulut, N. (2016) ‘A Survey on Turkish nursing students’ perception of

clinical learning environment and its association with academic motivation and

clinical decision making’, Nurse Education Today, 36, pp. 124–128. doi:

10.1016/j.nedt.2015.08.015.

Amilia, R. and Nurmalia, D. (2020) ‘A comparison of patient safety competencies between

clinical and classroom settings among nursing students’, Nurse Media Journal of

Nursing, 10(1), pp. 66–75. doi: 10.14710/nmjn.v10i1.25231.

Arkan, B., Ordin, Y. and Yılmaz, D. (2018) ‘Undergraduate nursing students’ experience

related to their clinical learning environment and factors affecting to their clinical

learning process’, Nurse Education in Practice, 29(December 2017), pp. 127–132.

doi: 10.1016/j.nepr.2017.12.005.

Basuni, E. M. and Bayoumi, M. M. (2015) ‘Improvement critical care patient safety: using

nursing staff development strategies, at Saudi Arabia’, Global journal of health

science, 7(2), pp. 335–343. doi: 10.5539/gjhs.v7n2p335.

Chan, D. S. K. (2001) ‘Combining qualitative and quantitative methods in assessing hospital

learning environments’, International Journal of Nursing Studies, 38(4), pp. 447–

459. doi: 10.1016/S0020-7489(00)00082-1.

Chan, D. S. K. and Ip, W. Y. (2007) ‘Perception of hospital learning environment: A survey

of Hong kong nursing students’, Nurse Education Today, 27(7), pp. 677–684. doi:

10.1016/j.nedt.2006.09.015.

Cpsi (2009) The Safety Competencies, Canadian Patient Safety Institute. Available at:

papers://07bf99f5-e4dd-47c9-bf40-da9a6d07b924/Paper/p104.
51

D’Souza, M. S. et al. (2015) ‘Perception of and satisfaction with the clinical learning

environment among nursing students’, Nurse Education Today. Elsevier Ltd,

35(6), pp. 833–840. doi: 10.1016/j.nedt.2015.02.005.

Daud, A. (2020) ‘Sistem pelaporan dan pembelajaran keselamatan pasien nasional

(sp2kpn)’, p. 38.

Dimitriadou, M. et al. (2021) ‘The knowledge about patient safety among undergraduate

nurse students in Cyprus and Greece : a comparative study’. BMC Nursing, pp. 1–

12.

Duff, E. (2019) ‘A structural equation model of empowerment factors affecting nurse

practitioners competence’, Nurse Education in Practice. Elsevier, 38(June), pp.

145–152. doi: 10.1016/j.nepr.2019.06.002.

Endah, R. (2015) ‘Inhibiting Factors of Nursing Students ’ Skills Competencies Achievement

during Nursing Professional Education Program in Faculty of Nursing , University

Of Sumatera Utara , Medan , Indonesia’, 2(2), pp. 13–17. doi:

10.15640/ijn.v2n2a3.

Ginsburg, L. et al. (2012) ‘The H-PEPSS: An instrument to measure health professionals’

perceptions of patient safety competence at entry into practice’, BMJ Quality and

Safety, 21(8), pp. 676–684. doi: 10.1136/bmjqs-2011-000601.

Ginsburg, L. R., Tregunno, D. and Norton, P. G. (2013) ‘Self-reported patient safety

competence among new graduates in medicine, nursing and pharmacy’, BMJ

Quality and Safety, 22(2), pp. 147–154. doi: 10.1136/bmjqs-2012-001308.

Heidari, M. R. and Norouzadeh, R. (2015) ‘Nursing students’ perspectives on peer coaching’,

Journal of advances in medical education & professionalism, 3(1), pp. 39–43.

Available at:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25587554%0Ahttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/

pubmed/25587554.

Jawaid, M. et al. (2019) ‘Effect of Paper- and Computer-based Simulated Instructions on

Clinical Reasoning Skills of Undergraduate Medical Students: A Randomized


52

Control Trial’, Cureus, 11(11), pp. 4–8. doi: 10.7759/cureus.6071.

Killam, L. A. and Heerschap, C. (2013) ‘Nurse Education Today Challenges to student

learning in the clinical setting : A qualitative descriptive study’, YNEDT. Elsevier

Ltd, 33(6), pp. 684–691. doi: 10.1016/j.nedt.2012.10.008.

Kim, C. H., Jeong, S. Y. and Kwon, M. S. (2018) ‘Effects of hazard perception training (HPT)

on nursing students’ risk sensitivity to patient safety and developing safety control

confidence’, Applied Nursing Research. Elsevier, 39(April 2017), pp. 160–166. doi:

10.1016/j.apnr.2017.10.020.

Kuo, S. Y. et al. (2020) ‘Comparison of the effects of simulation training and problem-based

scenarios on the improvement of graduating nursing students to speak up about

medication errors: A quasi-experimental study’, Nurse Education Today. Elsevier,

87(June 2019), p. 104359. doi: 10.1016/j.nedt.2020.104359.

Layuk, Y. T. et al. (2016) ‘Dengan Perilaku Caring Pada Mahasiswa Profesi Ners’, 01(02).

Lordly, D. and MacLellan, D. (2012) ‘Dietetic students’ identity and professional socialization:

In preparation for practice’, Canadian Journal of Dietetic Practice and Research,

73(1), pp. 7–13. doi: 10.3148/73.1.2012.7.

Lukewich, J. et al. (2015) ‘Undergraduate baccalaureate nursing students’ self-reported

confidence in learning about patient safety in the classroom and clinical settings:

An annual cross-sectional study (2010-2013)’, International Journal of Nursing

Studies. Elsevier Ltd, 52(5), pp. 930–938. doi: 10.1016/j.ijnurstu.2015.01.010.

Mansour, M. (2013) ‘Examining patient safety education in pre-registration nursing

curriculum: Qualitative study’, Journal of Nursing Education and Practice, 3(12),

pp. 157–167. doi: 10.5430/jnep.v3n12p157.

Mansour, M. (2015) ‘Factor analysis of nursing students’ perception of patient safety

education’, Nurse Education Today. Elsevier Ltd, 35(1), pp. 32–37. doi:

10.1016/j.nedt.2014.04.020.

Mara, L. O. et al. (2014) ‘Nurse Education in Practice Challenging clinical learning

environments : Experiences of undergraduate nursing students’, Nurse Education


53

in Practice. Elsevier Ltd, 14(2), pp. 208–213. doi: 10.1016/j.nepr.2013.08.012.

Mbakaya, B. C. et al. (2020) ‘Nursing and midwifery students’ experiences and perception

of their clinical learning environment in Malawi: a mixed-method study’, BMC

Nursing. BMC Nursing, 19(1), pp. 1–14. doi: 10.1186/s12912-020-00480-4.

Mohammadi, S., Yousefy, A. and Yazdannik, A. (2015) ‘SC’, Nurse Education Today.

Elsevier B.V. doi: 10.1016/j.nedt.2015.07.028.

Nieva and Sorra (2018) ‘Safety Culture Assessment: a Tool for Improving Patient Safety in

Hospital’, Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit, 7(2), pp. 17–23.

doi: 10.18196/jmmr.7265.

Nurhidayati, T. (2014) ‘TINGKAT STRES MAHASISWA PROFESI NERS STASE

KOMUNITAS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG’, Jurnal

Keperawatan, 7(1), pp. 1–8.

Permata, I. and Lombu, S. (2018) ‘Hubungan Tingkat Stres Dengan Strategi Koping

Mahasiswa Reguler Profesi Ners Di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara TALENTA Conference Series Hubungan Tingkat Stres Dengan Strategi

Koping Mahasiswa Reguler Profesi Ners Di Fakultas Keperawatan ’, 1(1), pp. 36–

40.

Putra, K. R., Hany, A. and Ariningpraja, R. T. (2021) ‘The Effect of Clinical Learning’. doi:

10.24990/injecv6i1.393.

Rika Endah, N. and Nurbaiti, N. (2015) ‘Inhibiting Factors of Nursing Students’ Skills

Competencies Achievement during Nursing Professional Education Program in

Faculty of Nursing, University Of Sumatera Utara, Medan, Indonesia’, International

Journal of Nursing, 2(2), pp. 13–17. doi: 10.15640/ijn.v2n2a3.

Rodríguez-García, M. C. (2019) ‘Nursing Degree students’ perception about their clinical

practice environment: A phenomenological study’, Enfermería Clínica (English

Edition). Elsevier España, S.L.U., 29(5), pp. 264–270. doi:

10.1016/j.enfcle.2018.10.007.

Safety, E. P. (2020) Enhancing Patient Safety Across the Health Professions 2020,.
54

Sari, D. P. P. (2015) ‘Patient Safety the Description of Implementation Patient Safety By

Ners’, Nurscope (Jurnal Keperawatan dan Pemikiran Ilmiah), pp. 1–11.

Serena, P. and Anna, B. (2009) ‘Italian nursing students’ perception of their clinical learning

environment as measured with the CLEI tool’, Nurse Education Today. Elsevier

Ltd, 29(8), pp. 886–890. doi: 10.1016/j.nedt.2009.05.016.

Sherwood, G. (2011) ‘Integrating quality and safety science in nursing education and

practice’, Journal of Research in Nursing, 16(3), pp. 226–240. doi:

10.1177/1744987111400960.

Shivers, E., Hasson, F. and Slater, P. (2017) ‘Pre-registration nursing student’s quality of

practice learning: Clinical learning environment inventory (actual) questionnaire’,

Nurse Education Today. Elsevier, 55(July 2016), pp. 58–64. doi:

10.1016/j.nedt.2017.05.004.

Sianturi, S. R. et al. (2021) ‘Inovasi Penguatan Sistem Digital Bagi Mahasiswa Innovation To

Increase Digital Literacy in Nursing’, 3(1), pp. 46–54.

Stevanin, S. et al. (2015) ‘Knowledge and competence with patient safety as perceived by

nursing students: The findings of a cross-sectional study’, Nurse Education Today.

Elsevier Ltd, 35(8), pp. 926–934. doi: 10.1016/j.nedt.2015.04.002.

Suliman, M. (2019) ‘Measuring Patient Safety Competence among Nursing Students in the

Classroom and Clinical Settings’, Nursing Education Perspectives, 40(3), pp. E3–

E7. doi: 10.1097/01.NEP.0000000000000460.

Suryani, L., Handiyani, H. and Hastono, S. P. (2015) ‘Peningkatan Pelaksanaan

Keselamatan Pasien oleh Mahasiswa melalui Peran Pembimbing Klinik’, Jurnal

Keperawatan Indonesia, 18(2), pp. 115–122. doi: 10.7454/jki.v18i2.412.

Vaismoradi, M., Salsali, M. and Marck, P. (2011) ‘Patient safety: Nursing students’

perspectives and the role of nursing education to provide safe care’, International

Nursing Review, 58(4), pp. 434–442. doi: 10.1111/j.1466-7657.2011.00882.x.

Walton, M. et al. (2014) ‘The WHO patient safety curriculum guide for medical schools’,

Quality and Safety in Health Care, 19(6), pp. 542–546. doi:


55

10.1136/qshc.2009.036970.

Wei, M. et al. (2020) ‘Nursing students ’ views and satisfaction of their clinical learning

environment in Singapore’, (April), pp. 1909–1919. doi: 10.1002/nop2.581.

Wulandari, I. S. and Kanita, M. W. (2021) ‘Jurnal Keperawatan & Kebidanan Jurnal

Keperawatan & Kebidanan’, Jurnal Keperawatan, 13(1), pp. 213–226.

Yarnita, Y. and Efitra, E. (2020) ‘Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Budaya

Keselamatan Pasien pada Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Arifin Achmad

Provinsi Riau’, Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(3), p. 827. doi:

10.33087/jiubj.v20i3.1064.
56

Lampiran 1. Surat Kelaikan Etik


57

Lampiran 2. Surat Keterangan Bebas Plagiasi


58

Lampiran 3. Penjelasan Untuk Mengikuti Penelitian

1. Saya adalah Aulia Maranantha Castrena mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, dengan ini meminta anda untuk

berpartisipasi dengan sukarela dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Lingkungan

Pembelajaran Klinik dengan Kompetensi Keselamatan Pasien pada Alumni

Program Pendidikan Ners”.

2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Persepsi Lingkungan Pembelajaran

Klinik Dengan Persepsi Kompetensi Keselamatan Pasien Pada Alumni Program

Pendidikan Ners. Penelitian ini dapat memberi manfaat berupa menanamkan proses

pembelajaran keselamata pasien dan menciptakan lingkungan pembelajaran klinik yang

aman, komunikatif dan sesuaid engan pengembangan professional keperawatan.

Penelitian ini berlangsung sekali saja dengan sampel sejumlah 60 alumni program

pendidikan Ners.

3. Prosedur pengambilan sampel adalah dengan metode pengisian kuesioner, cara ini tidak

membahayakan bagi keselamatan dan kesehatan anda.

4. Keuntungan yang anda peroleh dengan keikutsertaan anda adalah meningkatkan

wawasan dan pengetahuan. Ketidaknyamanan / risiko yang mungkin muncul yaitu waktu

anda akan sedikit terganggu.

5. Jika muncul ketidaknyamanan/kerugian yang anda rasakan, maka anda dapat

menghubungi peneliti/contact person sebagai berikut 081233810054.

6. Seandainya anda tidak menyetujui cara ini maka anda dapat memilih cara lain atau anda

boleh tidak mengikuti penelitian ini sama sekali. Untuk itu anda tidak akan dikenai sanksi

dalam bentuk apapun.

7. Nama dan jati diri anda akan tetap dirahasiakan oleh peneliti.
59

Lampiran 4. Kuesioner Penelitian

Data Responden

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

Tahun Studi Profesi :

Lama Pendidikan Profesi :

IPK Profesi :

No. Hp :

Petunjuk Pengisian

Klik pada pilihan skala yang benar-benar menggambarkan persepsi anda mengenai

lingkungan pembelajaran klinik dan kompetensi keselamatan pasien


60

Kuesioner Clinical Learning Environment Inventory (CLEI)

Sangat Tidak
Invalid Setuju Sangat
Domain Pertanyaan tidak Setuju
(3) (4) setuju (5)
Setuju (1) (2)
Mahasiswa diperbolehkan merundingkan pembagian tugas dalam
bangsal
Pembelajaran klinik memungkinkan mahasiswa untuk melakukan
Individualisasi
pekerjaan sesuai caranya sendiri
(4 item)
Mahasiswa diizinkan untuk bekerja dengan caranya sendiri
Semua staf di bangsal diharapkan melakukan pekerjaan dengan
prosedur yang sama
Jarang membuat ide-ide baru selama di bangsal
Siswa nampak mengerjakan tugas yang sama disetiap shift
Pembimbing jarang menggunakan cara yang baru dan berbeda untuk
mengajar mahasiswa selama di bangsal
Inovasi
Mahasiswa bekerja dengan anggota staff yang sama selama di
(6 item)
bangsal
Pemimbing sering memikirkan kegiatan yang menarik untuk
mahasiswa
Pemimbing memikirkan kegiatan inovatif untuk mahasiswa
Personalisasi Pemimbing berusaha membantu mahasiswa
61

(7 item) Pemimbing membantu mahasiswa yang kesusahan dengan


pekerjaan
Pembimbing mempertimbangkan perasaan mahasiswa
Pembimbing berbicara secara individu dengan mahasiswa
Pembimbing tidak ramah dan tidak perhatian terhadap mahasiswa
Pemimbing tidak tertarik dengan masalah mahasiswa
Pembimbing jarang berkeliling bangsal untuk berbicara dengan
mahasiswa
Mahasiswa memperhatikan ucapan orang lain selama di bangsal
Mahasiswa terus melihat jam selama di bangsal (Tidak bisa
menunggu sampai akhir shift)
Keterlibatan Mahasiswa mempunyai peluang kecil untuk terlibat dalam timbang
(5 item) terima pasien.
Mahasiswa berkesempatan menyampaikan pendapat selama di
bangsal
Mahasiswa selalu berusaha selama berada di bangsal
Pengalaman pembelajaran praktik membosankan
Mahasiswa senang datang ke bangsal
Kepuasan
Pengalaman pembelajaran praktik ini hanya membuang waktu
(4 item)
Mahasiswa merasa tidak puas dengan apa yang telah diselesaikan di
bangsal ini
Pembimbing sering bingung (Perhatiannya terbagi)
62

Tugas yang diberikan jelas sehingga mahasiswa tahu apa yang harus
dilakukan
Orientasi Alokasi pembagian tugas direncanakan dengan cermat
tugas Anggota staff datang tepat waktu
(6 item) Bangsal ini merupakan tempat yang tidak teratur
Mahasiswa mampu menyelesaikan sejumlah pekerjaan penting dalam
bangsal
63

Kuesioner Health Professional Education in Patient Safety Survey (H-PEPSS)

"Saya merasa yakin dengan apa yang saya pelajari


Skor
tentang …"
Sangat tidak Tidak Tidak Setuju Sangat
Domain Item
setuju (1) setuju (2) tahu (3) (4) setuju (5)
Mengelola konflik antar profesional
Memberi arahan dan dukungan pada anggota setelah
kejadian buruk atau keadaan berbahaya
Perawatan yang berpusat pada pasien
Bekerja sama
Pembagian wewenang, kepemimpinan dan
dalam tim (5 item)
pengambilan keputusan
Mendorong anggota tim untuk berbicara, bertanya dan
bertanggung jawab saat menangani masalah
keselamatan pasien
Keselamatan pasien dapat ditingkatkan melalui
komunikasi efektif dengan pasien
Komunikasi Efektif Keselamatan pasien dapat ditingkatkan melalui
(3 item) komunikasi efektif dengan tenaga kesehatan lain
Kemampuan komunikasi verbal dan non verbal yang
efektif dapat mencegah kejadian buruk
Mengenali situasi dimana masalah keselamatan
mungkin muncul
64

Mengelola Resiko Mengidentifikasi dan menerapkan solusi keselamatan


Keselamatan (3 pasien
item) Mengantisipasi dan mengelola situasi beresiko tinggi
Kelelahan dapat mempengaruhi keselamatan pasien
Mengoptimalkan
Arah kerja dan sumberdaya tim dapat mempengaruhi
faktor manusia dan
keselamatan pasien
lingkungan (3 item)
Penggunaan teknologi kesehatan yang aman
Mengenali kejadian buruk atau kejadian berbahaya
Mengenali,
Mengurangi bahaya dengan penanganan resiko pada
menanggapi dan
pasien dan orang lain yang terlibat
mengungkapkan
Mengungkapkan kejadian buruk kepada pasien
kejadian buruk (4
Berpartisipasi dalam analisis peristiwa, perencanaan
item)
untuk mencegah pengulangan kejadian bahaya
Diperlukan sikap berani bertanya dan berbicara saat
Budaya
melihat hal-hal yang mungkin tidak aman
keselamatan (2
Diperlukan lingkungan RS yang mendukung pasien
item)
untuk berani bicara mengenai masalah keselamatan
Lampiran 5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Lingkungan Pembelajaran Klinik

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 25 100.0
Excludeda 0 .0
Total 25 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.933 32

48
66

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
X1.1 107.84 429.723 .415 .932
X1.3 108.52 428.593 .362 .933
X1.4 108.92 421.493 .471 .932
X1.6 107.56 436.757 .488 .932
X1.7 108.40 427.667 .441 .932
X1.9 107.96 431.873 .360 .932
X1.10 108.60 414.333 .621 .930
X1.11 108.60 421.583 .527 .931
X1.12 108.56 423.257 .429 .932
X1.13 108.28 430.293 .375 .932
X1.14 107.72 436.043 .461 .932
X1.15 107.80 436.167 .444 .932
X1.16 108.12 430.443 .451 .931
X1.17 108.24 422.357 .563 .930
X1.18 109.40 405.417 .849 .927
X1.19 108.92 410.243 .662 .929
X1.20 108.72 413.793 .612 .930
X1.22 109.24 410.273 .598 .930
X1.23 109.04 411.873 .675 .929
X1.24 108.28 419.877 .478 .932
X1.25 107.48 436.593 .352 .932
X1.26 107.40 439.750 .331 .932
X1.27 109.64 398.990 .923 .925
X1.29 107.92 429.577 .552 .931
X1.31 110.04 398.790 .849 .926
X1.33 109.44 411.423 .706 .928
X1.34 108.88 408.277 .723 .928
X1.35 107.68 438.727 .396 .932
X1.36 107.64 436.573 .463 .932
67

X1.37 108.04 431.623 .368 .932


X1.38 108.96 415.873 .629 .929
X1.39 107.68 439.977 .392 .932

2. Kompetensi Keselamatan Pasien

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 25 100.0
Excludeda 0 .0
Total 25 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.951 20
68

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
X2.2 84.24 105.440 .599 .950
X2.3 84.28 100.460 .777 .947
X2.4 84.16 105.140 .758 .947
X2.5 84.32 104.393 .739 .947
X2.6 84.28 99.627 .785 .947
X2.7 83.96 107.373 .646 .949
X2.8 83.92 106.160 .842 .947
X2.9 84.00 104.583 .782 .947
X2.10 84.00 105.833 .763 .947
X2.11 83.92 109.493 .647 .949
X2.12 84.00 106.083 .743 .947
X2.13 84.00 105.917 .756 .947
X2.14 83.96 109.790 .609 .949
X2.15 84.04 106.957 .760 .947
X2.16 83.96 108.207 .763 .948
X2.17 83.96 104.957 .835 .946
X2.18 84.96 102.123 .445 .959
X2.19 84.16 103.473 .703 .948
X2.21 83.84 107.140 .786 .947
X2.22 83.92 105.327 .736 .947
Lampiran 6. Tabulasi data lingkungan pembelajaran klinik

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Total
1 5 4 3 5 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 21
2 4 3 2 4 5 1 3 2 4 4 5 4 3 3 4 5 4 2 4 3 3 3 3 3 5 4 4 3 3 3 4 4 21
3 4 4 4 4 4 2 3 5 3 3 4 4 3 4 2 3 3 2 3 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 21
4 5 3 2 2 4 4 4 2 1 1 4 3 2 2 3 2 3 4 3 2 5 5 3 3 5 4 5 4 4 2 4 5 20
5 5 4 2 5 5 1 4 1 3 4 5 5 5 5 5 4 4 1 1 5 5 5 5 3 4 5 2 5 5 4 5 5 24
6 5 5 5 4 4 1 1 4 4 4 5 5 3 5 5 5 5 1 1 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 2 4 25
7 5 5 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 3 4 1 4 5 4 4 5 4 5 2 4 5 5 4 4 3 23
8 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 2 2 2 4 3 3 2 4 3 2 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 20
9 5 5 5 5 3 2 4 2 4 4 5 5 4 5 4 4 4 3 2 4 5 5 5 4 5 5 2 4 4 4 4 4 25
10 2 2 2 3 2 2 4 2 2 3 4 4 2 5 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 20
11 3 2 2 4 2 2 2 2 3 3 4 3 3 2 4 4 4 2 2 4 4 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 18
12 5 3 2 4 2 3 2 5 5 5 5 5 3 3 4 4 3 1 2 4 4 4 5 2 5 4 3 5 4 3 5 3 22
13 4 2 2 4 4 2 2 2 4 4 4 4 3 2 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 3 4 20
14 3 4 5 4 5 3 3 3 4 4 5 4 3 4 4 3 3 3 2 3 4 3 4 5 4 2 3 4 5 3 2 4 22
15 4 4 3 5 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 21
16 4 5 4 4 3 2 3 2 4 3 5 4 4 3 4 4 3 1 4 3 4 5 5 5 5 5 2 4 3 5 3 5 23
17 4 3 2 4 4 2 2 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 5 4 2 4 4 4 4 4 21
18 4 5 5 3 4 5 2 3 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 4 5 23
19 5 3 3 3 3 4 1 5 1 1 4 3 3 1 3 1 1 5 5 3 4 5 5 3 5 3 5 1 3 1 1 5 19
20 5 3 3 5 4 2 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 3 4 5 5 5 5 5 5 2 4 5 3 4 4 25
21 5 1 1 5 1 5 5 1 1 5 5 5 5 1 5 1 5 5 5 1 5 5 5 3 5 1 1 5 5 5 5 5 22

48
70

22 5 3 2 4 3 2 2 4 3 3 5 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 5 4 3 5 3 5 3 3 3 4 3 21
23 2 2 2 4 3 2 3 2 2 2 4 3 3 3 3 2 2 4 4 1 4 5 4 4 4 4 5 3 4 3 3 4 19
24 3 5 5 3 3 1 1 3 4 4 3 3 3 2 5 5 4 1 4 3 5 5 5 5 5 5 1 4 4 3 3 4 22
25 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 5 3 3 4 2 2 2 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 23
26 2 2 2 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 3 4 5 4 3 5 4 3 3 3 4 3 4 20
27 4 2 3 4 2 3 5 4 1 1 4 1 1 2 4 3 1 2 4 3 5 5 4 4 5 4 4 4 4 3 3 5 20
28 5 2 2 5 3 2 3 2 4 3 5 4 3 4 5 4 5 2 4 5 4 4 4 4 5 3 2 4 5 4 4 4 22
29 4 5 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 22
30 2 4 3 3 2 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 2 4 2 4 4 4 5 3 5 4 3 4 4 4 3 3 21
31 5 2 2 5 1 5 4 1 1 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 3 4 21
32 3 5 4 5 2 4 2 2 3 3 5 5 4 5 5 5 5 2 1 4 5 5 5 4 5 5 3 5 4 5 5 5 24
33 4 4 4 2 4 2 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 4 3 4 4 5 5 5 4 2 3 4 2 4 5 22
34 4 3 2 5 2 5 2 3 1 2 3 5 3 2 4 4 4 5 5 2 5 4 5 4 5 4 4 4 4 3 3 4 22
35 5 3 3 4 3 4 4 2 2 2 3 2 1 2 3 3 1 5 3 1 3 4 4 3 5 2 4 3 3 3 2 4 19
36 2 1 2 3 4 1 1 2 5 5 5 4 3 3 5 5 5 1 1 5 5 5 3 4 5 2 2 5 4 5 4 4 20
37 4 3 2 4 3 2 3 2 4 4 4 4 4 2 4 3 4 2 2 3 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 4 20
38 5 4 5 5 4 2 2 3 3 2 5 5 3 3 5 4 3 1 1 5 5 5 5 4 5 4 1 5 4 4 5 5 23
39 4 3 3 4 4 2 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 21
40 4 2 2 2 4 2 3 2 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 20
41 5 2 2 5 3 1 4 2 3 4 5 4 2 3 5 2 5 4 1 5 5 5 5 4 5 5 2 4 3 3 4 4 22
42 3 2 3 4 4 2 3 2 4 4 4 4 3 2 4 4 3 2 2 3 4 4 5 3 5 4 3 3 3 3 3 4 20
43 5 4 4 3 3 3 4 4 2 2 4 4 3 2 3 2 1 5 5 5 5 5 5 2 5 4 5 2 2 2 2 5 22
44 3 2 1 3 4 2 4 2 4 3 5 4 3 4 5 5 5 1 2 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4 3 22
45 4 4 3 5 3 4 3 4 3 3 5 4 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 4 3 5 3 3 4 4 4 3 3 21
46 4 1 1 1 2 4 2 2 3 4 4 4 3 2 4 3 2 1 2 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 19
47 4 4 5 3 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 5 3 3 4 4 3 4 4 22
71

48 5 1 1 4 4 3 2 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 5 4 2 5 4 5 4 4 22
49 2 2 1 5 3 3 3 2 2 4 4 3 3 2 5 5 3 2 4 3 5 5 5 4 5 4 4 3 3 3 5 4 21
50 4 1 1 4 3 3 4 3 3 5 5 3 2 3 5 4 2 2 3 4 4 5 2 4 5 4 3 2 2 4 4 5 20
51 4 3 3 4 4 3 5 2 2 2 4 5 3 3 2 3 2 5 4 2 5 4 3 4 5 4 2 2 2 4 2 4 20
52 4 2 2 3 4 2 4 3 3 3 5 4 3 3 4 3 3 2 2 4 4 5 5 4 5 5 3 4 4 3 3 4 21
53 4 1 1 5 4 2 2 2 4 4 4 4 4 3 5 5 3 2 3 3 5 4 5 4 5 5 3 4 4 3 3 4 21
54 2 5 4 4 4 2 1 2 4 4 5 4 4 3 4 5 4 3 2 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 22
55 2 3 2 4 3 3 2 2 5 5 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 3 3 3 4 3 4 4 21
56 2 2 2 4 2 2 3 2 2 3 3 3 1 3 3 3 2 2 4 2 4 5 2 3 4 2 3 3 3 2 4 4 17
57 5 4 3 5 3 3 3 1 3 3 5 5 4 4 5 5 5 3 3 3 4 5 5 4 5 5 1 5 5 4 3 5 24
58 4 2 1 5 5 2 2 4 4 4 4 4 2 3 4 4 2 1 4 5 5 5 5 4 5 4 2 5 5 4 3 5 22
59 5 4 3 5 3 3 3 1 3 3 5 5 4 4 5 5 5 3 3 3 4 5 5 4 5 5 1 5 5 4 3 5 24
60 2 2 2 4 2 2 4 2 2 2 4 4 2 4 4 2 2 2 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 18
61 2 2 2 4 3 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 21
62 1 1 1 5 5 1 2 2 3 3 5 5 4 4 5 5 4 1 2 4 4 5 5 5 5 5 2 4 4 4 5 4 21
63 4 1 1 5 4 2 2 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 1 3 4 5 5 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 21
64 5 4 3 5 3 5 1 5 2 3 5 4 3 3 4 4 4 5 2 5 4 5 5 4 5 5 5 3 4 4 5 5 25
65 2 1 1 4 4 2 1 2 2 2 4 3 3 2 4 5 4 1 2 5 4 5 4 4 5 4 2 4 4 5 4 4 19
66 5 5 1 5 5 1 5 1 5 5 3 5 3 5 3 2 2 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 25
67 2 1 1 4 4 2 1 2 2 2 4 3 3 2 4 5 4 1 2 5 4 5 4 4 5 4 2 4 4 5 4 4 19
68 4 5 2 5 4 3 2 4 3 3 4 4 3 5 4 4 4 1 1 5 5 5 5 4 5 4 3 3 4 4 4 5 23
72

Lampiran 7. Hasil Tabulasi Data Kompetensi Keselematan Pasien

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total Kategori
1 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 29 1
2 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 3 5 4 3 2 4 5 4 25 1
3 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 3 4 5 5 28 1
4 4 2 5 4 2 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 27 1
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 30 1
6 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 2 4 5 5 28 1
7 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 2 4 4 4 27 1
8 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 5 25 1
9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 30 1
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24 2
11 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 5 4 3 3 3 2 3 4 4 21 2
12 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 23 2
13 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 3 5 3 5 4 4 2 4 4 3 24 2
14 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 26 1
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 24 2
16 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 3 3 5 5 27 1
17 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24 2
18 4 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 28 1
19 3 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 5 5 27 1
20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 30 1
21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 30 1
22 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 28 1
73

23 4 3 4 4 3 5 5 5 4 5 4 2 4 3 4 4 2 3 3 4 23 2
24 4 4 5 5 4 5 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 5 5 26 1
25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 3 5 5 4 27 1
26 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 24 2
27 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 3 2 5 4 26 1
28 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 26 1
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 24 2
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 3 4 4 4 24 2
31 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 29 1
32 2 3 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 3 3 4 4 26 1
33 4 5 4 2 4 4 5 5 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 25 1
34 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 29 1
35 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 24 2
36 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 28 1
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24 2
38 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 28 1
39 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 22 2
40 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 5 5 4 4 4 3 3 4 5 24 2
41 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 3 4 3 5 5 5 27 1
42 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 5 4 3 4 4 3 4 4 4 24 2
43 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 4 2 3 3 5 27 1
44 4 4 5 5 4 5 5 5 4 3 1 5 5 4 3 3 4 3 5 5 25 1
45 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 25 1
46 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 24 2
47 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 29 1
48 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 2 3 5 5 4 2 3 4 3 24 2
74

49 3 4 5 5 4 5 5 5 4 4 2 5 5 4 3 3 3 4 3 5 24 2
50 3 2 3 3 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 2 5 5 27 1
51 2 4 5 3 4 3 5 5 4 4 3 4 3 5 3 3 3 3 4 4 23 2
52 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 25 1
53 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 4 4 4 4 4 5 27 1
54 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 25 1
55 3 4 4 4 3 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 4 3 3 3 4 23 2
56 3 2 4 3 2 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 24 2
57 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 29 1
58 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 2 3 5 5 28 1
59 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 29 1
60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24 2
61 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 24 2
62 4 4 5 4 4 5 5 5 3 3 3 5 5 4 4 4 3 5 5 4 25 1
63 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 29 1
64 3 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 5 4 4 5 27 1
65 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 28 1
66 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 5 3 5 2 2 25 1
67 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 28 1
68 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 28 1
75

Lampiran 8. Analisis Data Univariat Lingkungan Pembelajaran Klinik


76

Lingkungan Pembelajaran Klinik


Statistic Std. Error
Individualisasi Mean 3.50 .093
95% Confidence Lower Bound 3.32
Interval for Mean Upper Bound 3.68
5% Trimmed Mean 3.50
Median 4.00
Variance .582
Std. Deviation .763
Minimum 2
Maximum 5
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness -.312 .291
Kurtosis -.285 .574
Inovasi Mean 3.09 .062
95% Confidence Lower Bound 2.96
Interval for Mean Upper Bound 3.21
5% Trimmed Mean 3.10
Median 3.00
Variance .261
Std. Deviation .511
Minimum 2
Maximum 4
Range 2
Interquartile Range 0
Skewness .153 .291
Kurtosis .873 .574
Personalisasi Mean 3.71 .087
95% Confidence Lower Bound 3.53
Interval for Mean Upper Bound 3.88
5% Trimmed Mean 3.72
Median 4.00
Variance .509
77

Std. Deviation .714


Minimum 2
Maximum 5
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness -.261 .291
Kurtosis .042 .574
Keterlibatan Mean 3.53 .071
95% Confidence Lower Bound 3.39
Interval for Mean Upper Bound 3.67
5% Trimmed Mean 3.52
Median 4.00
Variance .342
Std. Deviation .585
Minimum 2
Maximum 5
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness .113 .291
Kurtosis -.500 .574
Kepuasan Mean 4.31 .064
95% Confidence Lower Bound 4.18
Interval for Mean Upper Bound 4.44
5% Trimmed Mean 4.32
Median 4.00
Variance .276
Std. Deviation .526
Minimum 3
Maximum 5
Range 2
Interquartile Range 1
Skewness .195 .291
Kurtosis -.679 .574
Orientasi Mean 3.85 .056
Lower Bound 3.74
78

95% Confidence Upper Bound


3.97
Interval for Mean
5% Trimmed Mean 3.84
Median 4.00
Variance .217
Std. Deviation .466
Minimum 3
Maximum 5
Range 2
Interquartile Range 0
Skewness -.514 .291
Kurtosis 1.060 .574
Total Mean 3.59 .060
95% Confidence Lower Bound 3.47
Interval for Mean Upper Bound 3.71
5% Trimmed Mean 3.60
Median 4.00
Variance .246
Std. Deviation .496
Minimum 3
Maximum 4
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness -.367 .291
Kurtosis -1.923 .574
79

Lampiran 9. Analisis Data Univariat Kompetensi Keselamatan Pasien


80

Lingkungan Pembelajaran Klinik


Statistic Std. Error
Bekerjasama dalam Mean 4.24 .063
tim 95% Confidence Lower Bound 4.11
Interval for Mean Upper Bound 4.36
5% Trimmed Mean 4.25
Median 4.00
Variance .272
Std. Deviation .522
Minimum 3
Maximum 5
Range 2
Interquartile Range 1
Skewness .243 .291
Kurtosis -.137 .574
Komunikasi efektif Mean 4.76 .052
95% Confidence Lower Bound 4.66
Interval for Mean Upper Bound 4.87
5% Trimmed Mean 4.79
Median 5.00
Variance .183
Std. Deviation .427
Minimum 4
Maximum 5
Range 1
Interquartile Range 0
Skewness -1.276 .291
Kurtosis -.383 .574
Mengelola Mean 4.34 .080
95% Confidence Lower Bound 4.18
Interval for Mean Upper Bound 4.50
5% Trimmed Mean 4.38
Median 4.00
Variance .436
81

Std. Deviation .660


Minimum 3
Maximum 5
Range 2
Interquartile Range 1
Skewness -.496 .291
Kurtosis -.684 .574
Mengoptimalkan Mean 4.41 .067
95% Confidence Lower Bound 4.28
Interval for Mean Upper Bound 4.55
5% Trimmed Mean 4.43
Median 4.00
Variance .306
Std. Deviation .553
Minimum 3
Maximum 5
Range 2
Interquartile Range 1
Skewness -.185 .291
Kurtosis -.941 .574
Mengenali Mean 4.12 .074
95% Confidence Lower Bound 3.97
Interval for Mean Upper Bound 4.27
5% Trimmed Mean 4.13
Median 4.00
Variance .374
Std. Deviation .612
Minimum 3
Maximum 5
Range 2
Interquartile Range 1
Skewness -.064 .291
Kurtosis -.297 .574
Budaya Mean 4.53 .074
Lower Bound 4.38
82

95% Confidence Upper Bound


4.68
Interval for Mean
5% Trimmed Mean 4.58
Median 5.00
Variance .372
Std. Deviation .610
Minimum 2
Maximum 5
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness -1.334 .291
Kurtosis 2.802 .574
TOTAL Mean 4.37 .059
95% Confidence Lower Bound 4.25
Interval for Mean Upper Bound 4.49
5% Trimmed Mean 4.35
Median 4.00
Variance .236
Std. Deviation .486
Minimum 4
Maximum 5
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness .561 .291
Kurtosis -1.737 .574
83

Lampiran 10. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
N 68
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.91339293
Most Extreme Absolute .099
Differences Positive .099
Negative -.065
Kolmogorov-Smirnov Z .820
Asymp. Sig. (2-tailed) .512
a. Test distribution is Normal.
84

Lampiran 11 Uji Korelasi Pearson

Correlations
Lingkungan Kompetensi
Pembelajaran Keselamatan
Klinik Pasien
Lingkungan Pearson
1 .509**
Pembelajaran Klinik Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 68 68
Kompetensi Pearson
.509** 1
Keselamatan Pasien Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 68 68
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
85

Lampiran 12 Curriculum Vitae

CURRICULUM VITAE
Data Pribadi

Nama : Aulia Maranantha Castrena

Tempat, Tanggal Lahir: Malang, 16 Agustus 1999

Alamat di Malang : Jl. Candi Bima 2 No.1B Malang

No.Hp : 081233810054

Email : raramc6@gmail.com

Jenjang Pendidikan Formal

Tahun Pendidikan
2005-2011 SDN Blimbing 03 Malang
2011-2014 SMPN 03 Malang
2014-2017 SMAN 07 Malang
2017-sekarang Universitas Brawijaya Malang

Organisasi yang Sudah dan Sedang dijalankan:

No. Organisasi Divisi dan Jabatan Tahun

1. HIMKAJAYA Staff Keuangan 2017 – 2018

2. BEM Staff Biro Administrasi 2017 – 2018

3. BEM Wakabiro Administrasi 2018 – 2019

Kepanitiaan yang Sudah dan Sedang dijalankan :

No. Pelaksana Nama Kegiatan Divisi dan jabatan Tahun

1. BEM Veni Vidi Vici 2018 Sekretaris 2018

2. BEM Studi Banding BEM 2018 Kordi Kestari 2018

3. BEM Speak Up 2018 Kordi Humas 2018


86

4. BEM Pengabdian Masyarakat FKUB Staff Humas 2018


2018

5. HIMKAJAYA NuNO 2018 Kordi Humas 2018

6. HIMKAJAYA Nursing Scientific Festival 2017 Staff LO/Marketing 2018

7. HIMKAJAYA Staff Magang 2018 Staff Acara 2018

8. BEM Rapat Kerja Kolegium FKUB Kordi Kestari 2019


2019

9. BEM Sertifikat Lembaga 2019 SC 2019


42

Anda mungkin juga menyukai