SKRIPSI
Disusun Oleh:
AFIFAH INDAH SARI
NPM : 20.156.01.11.043
SKRIPSI
Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Medistra Indonesia
SKRIPSI
Disusun Oleh :
AFIFAH INDAH SARI
NPM: 20.156.01.11.043
Pembimbing,
Mengetahui :
Kepala Program Studi Ilmu Keperawatan (S1)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh :
Nama : Afifah Indah Sari
NPM : 20.156.01.11.043
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi : Hubungan Komunikasi Terapeutik Dengan Motivasi
Sembuh Pada Pasien Diabetes Melitus Di Puskesmas Kecamatan Cakung
DEWAN PENGUJI
Mengetahui
Wakil Ketua I Bidang Akademi Kepala Program Studi Ilmu Keperawatan (S1)
STIKes Medistra Indonesia STIKesn Medistra Indonesia
Disahkan,
Ketua STIKes Medistra Indonesia
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar – benar hasil
karya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang
saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil jiplakan, maka
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena
berkat Taufik, rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan
Solawat beserta salam tidak lupa tercurahkan kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi
Mahasiswa wajib mengerjakan tugas proposal skripsi sampai dengan tuntas karena ini
merupakan bagian dari syarat wajib bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana
Selesainya skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat
membantu baik dari segi moril ataupun materil dengan secara langsung maupun tidak
3. Dr. Lenny Irmawaty Sirait, SST., M.Kes Selaku Ketua STIKes Medistra Indonesia
4. Puri Kresnawati, SST., M.Kes Wakil Ketua I Bidang Akademik STIKes Medistra
Indonesia.
v
6. Hainun Nisa, SST., M.Kes Selaku Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan
7. Kiki Deniati, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Kepala Program Studi Ilmu Keperawatan
8. Rotua Suyani S, SKM., M.Kes Selaku Koordinator Skripsi dan dosen pembimbing
yang telah memberikan arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
9. Dinda Nur Fajri Hidayati Bunga, S.Kep., Ns., M.Kep sebagai anggota penguji
skripsi
10. Lisna Agustina, S.Kep, NS., M. Kep selaku dosen pembimbing akademik
11. Arabta Malem P, S.Kep, Ns., M.Kep selaku wali kelas atas arahan dan bimbingan
12. Seluruh Jajaran dosen dan staff STIKes Medistra indonesia ang turut membantu
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari semua pihak agar kedepannya bisa semakin lebih baik lagi. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan umunya bagi pembaca.
vi
ABSTRAK
Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Motivasi Sembuh Pada
Pasien Diabetes Melitus Di Puskesmas Kecamatan Cakung
Peneliti1, Pembimbing2
Afifah Indah Sari1, Rotua Suriany Simamora2
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia2
afifahindah10595@gmail.com, rotuasuriany12@gmail.com
Latar Belakang: Motivasi sembuh merupakan dorongan yang timbul pada diri sendiri untuk kembali
keadaan semula. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi sembuh yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik.
Faktor intrinstik yaitu kepatuhan minum obat, pola makan, dan aktivitas fisik. Sedangkan faktor
ektrisnsik yaitu dukungan petugas kesehatan berupa komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik
merupakan komunikasi antara perawat dengan pasien sangatlah berperan penting untuk proses kesehatan
pasien.
Tujuan Penelitian: Menganalisis hubungan komunikasi traupeutik perawat dengan motivasi sembuh
pada pasien diabetes melitus di Puskesmas Kecamatan Cakung
Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat observasional analitik kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional study yaitu jenis variabel bebas (independen) maupun variabel terikat (dependen) merupakan
rancangan penelitian dengan melakukan pengamatan pada saat bersamaan. Teknik sampling yang
digunakan purposive sampling dengan jenis sampling yaitu simple random sampling. Populasi pada
pasien diabetes melitus sebanyak 84 responden.
Hasil penelitian: Didapatkan hasil teridentifikasinya perawat menggunakan komunikasi terapeutik yang
baik dengan motivasi sembuh tinggi sebanyak 38 responden (70,4%). Terdapat hasil uji chi- squre dengan
tingkat signifikan 95% atau nilai α (0,05) diperolah p value (0,000) < nilai α (0,05) sehingga dapat
disimpulkan dari hasil H0 ditolak artinya terdapat hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan
motivasi sembuh pada pasien diabetes melitus di Puskesmas Kecamatan Cakung.
Kesimpulan: Terdapat hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan motivasi sembuh pada pasien
diabetes melitus di Puskesmas Kecamatan Cakung
vii
ABSTRACT
The relationship between nurses' therapeutic communication and recovery motivation in diabetes
melitus patients at the Cakung District Health Center
Researcher1, Counselor2
Afifah Indah Sari 1, Rotua Suriany Simamora2
College of Health Sciences Medistra Indonesia 1
College of Health Sciences Medistra Indonesia2
afifahindah10595@gmail.com, rotuasuriany12@gmail.com
Background: Healing motivation is an impulse that arises in oneself to return to its original state. The
factors that influence the motivation to heal are intrinsic and extrinsic. Intrinsic factors represent drives
within the individual, while extrinsic drives from outside the individual. Intrinsic factors are adherence to
taking medication, diet, and physical activity. The external factor is the support of health workers in the
form of therapeutic communication. Therapeutic communication is communication between nurses and
patients that is very important for the patient's health process.
Research Objective: Analyze the relationship between nurses' therapeutic communication with recovery
motivation in diabetes Mellitus patients at the Cakung District Health Center
Research Method: This research is quantitative analytical observational with a cross-sectional study
approach, namely the types of independent variables (independent) and dependent variables (dependent)
is a research design by making observations at the same time. The sampling technique used is purposive
sampling with a type of sampling, namely simple random sampling. The population of diabetes mellitus
patients was 84 respondents
Results of the study: Nurses identified using good therapeutic communication with high recovery
motivation as many as 38 respondents (70.4%). There are chi-square test results with a significant level of
95% or α value (0.05) obtained p-value (0.000) < α value (0.05) so that it can be concluded from the
results Ha rejected means that there is a relationship between nurse therapeutic communication and
recovery motivation in diabetes Mellitus patients at the Cakung District Health Center.
Conclusio: There is a relationship between nurses' therapeutic communication and recovery motivation in
diabetes Mellitus patients at the Cakung District Health Center
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..............................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..........................................................iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................................v
ABSTRAK......................................................................................................................vii
ABSTRACT...................................................................................................................viii
DAFTAR ISI....................................................................................................................ix
DAFTAR BAGAN..........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL..........................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................6
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................6
1. Tujuan Umum.....................................................................................................6
2. Tujuan Khusus....................................................................................................6
D. Manfaat Penelitian..................................................................................................7
1. Manfaat Teoris....................................................................................................7
2. Manfaat Praktisi..................................................................................................7
E. Keaslian Penelitian.................................................................................................8
BAB II TINJUAN PUSTAKA........................................................................................10
A. Tinjuan Teori........................................................................................................10
1. Konsep Komuniksi Terapeutik.........................................................................10
2. Konsep Motivasi Sembuh.................................................................................20
3. Konsep Diabetes Melitus..................................................................................25
4. Indikator Motivasi Sembuh Pada Pasien Diabetes Melitus..............................32
B. Kerangka Teori.....................................................................................................41
C. Kerangka Konsep.................................................................................................42
D. Hipotesis...............................................................................................................43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................................44
A. Jenis dan Rancangan Penelitian............................................................................44
B. Populasi dan Sampel.............................................................................................44
1. Populasi.............................................................................................................44
2. Sampel..............................................................................................................44
3. Teknik Sampling...............................................................................................45
C. Ruang Lingkup Penelitian....................................................................................46
1. Lokasi Penelitian...............................................................................................46
2. Waktu Penelitian...............................................................................................47
D. Variabel Penelitian...............................................................................................33
E. Definisi Operasional.............................................................................................33
F. Jenis Data..............................................................................................................35
1. Data Primer.......................................................................................................35
2. Data Sekunder...................................................................................................35
G. Teknik Pengumpulan Data................................................................................35
ix
H. Instrumen Penelitian.........................................................................................36
1. Instrumen Data Demografi...............................................................................37
2. Instrumen Komunikasi Terapeutik...................................................................37
3. Instrumen Motivasi Sembuh.............................................................................37
I. Uji Validitas dan Reabilitas..................................................................................38
J. Pengolaan Data.....................................................................................................39
1. Pengecekan Data (editing)................................................................................40
2. Pemberian Code Data (coding).........................................................................40
3. Tabulasi Data....................................................................................................41
4. Pengolahaan (processing).................................................................................41
5. Pemberian Nilai (scoring).................................................................................41
6. Pembersihan (cleaning)....................................................................................43
K. Analisis Data.....................................................................................................43
1. Analisis Univariat.............................................................................................43
2. Analisis Bivariat...............................................................................................43
L. Etika Penelitian.....................................................................................................44
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................46
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian....................................................................46
B. Interprestasi Hasil Penelitian................................................................................46
C. Pembahasan..........................................................................................................51
D. Keterbatasan.........................................................................................................62
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................63
A. Simpulan...............................................................................................................63
B. Saran.....................................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................65
LAMPIRAN....................................................................................................................69
LEMBAR PERSEMBAHAN........................................................................................102
x
DAFTAR BAGAN
Bagan 2. 1 Kerangka Teori....................................................................................41
Bagan 2. 2 Kerangka Konsep.................................................................................42
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian..................................................................................8
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Bukti Bimbingan Skripsi..............................................................................70
Lampiran 2 Surat Pengantar permohonan Studi Pendahuluan Suku Dinas Kesehatan...73
Lampiran 3 Permohonan Menggunakan Kuesioner Penelitian Sebelumnya..................74
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian.....................................................................................75
Lampiran 5 Surat Balasan Izin Penelitian.......................................................................76
Lampiran 6 Bukti Seminar Proposal...............................................................................77
Lampiran 7 Bukti Ujian Skripsi......................................................................................78
Lampiran 8 Dokumentasi Pengambilan Data..................................................................79
Lampiran 9 Lembar Persetujuan.....................................................................................80
Lampiran 10 Karateristik Responden..............................................................................81
Lampiran 11 Kuesioner Komunikasi Terapeutik............................................................82
Lampiran 12 Kuesioner Motivasi Sembuh......................................................................84
Lampiran 13 Uji Validitas Kuesioner Motivasi Sembuh................................................86
Lampiran 14 Hasil Uji Reliabelitas Motivasi Sembuh....................................................87
Lampiran 15 Master Tabel..............................................................................................88
Lampiran 16. Analisis Univariat.....................................................................................98
Lampiran 17 Lampiran Analisis Brivariat.....................................................................100
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
untuk kembali keadaan semula, jika tidak didukung adanya motivasi untuk
sembuh dari diri dipastikan akan menghambat proses kesembuhan. Upaya yang
gula darah. Keberhasilan pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan
kepatuhan minum obat, mengatur pola makan dan aktivitas fisik untuk
khusus untuk pasien yang terkena penyakit DM. Motivasi yang tinggi dapat
minum obat yang baik terutama untuk pola makan dan pemeriksaan kadar gula
(Syaftriani, Afina Muharani, et al., 2023)
darah . Sedangkan aktivitas fisik
merupakan setiap pergerakan tubuh yang didapatkan oleh otot kerangka yang
membutuhkan tenaga.
1
2
(Eltrikanawati T et al., 2020) pola makan tidak seimbang dengan kadar gula
darah yang tinggi pada pasien diabetes melitus tipe 2 sebesar (92,7%) dan pola
aktivitas fisik ringan dengan kadar gula darah yang tinggi sebesar (91,4%).
obat, mengatur pola makan dan aktivitas fisik kurang akan berdampak
bahwa jumlah orang yang menderita diabetes di Indonesia akan terus bertambah
dan mencapai peringkat keempat di dunia pada tahun 2030. Pada tahun 2021
International Diabetes Federation (IDF) mencatat bahwa sebesar 537 juta orang
sebanyak 6,7 juta orang. Tiongkok menjadi negara dengan jumlah yang
menderita dm terbanyak di dunia mencapai 140,87 juta pada tahun 2021. India
Amerika Serikat memiliki populasi sebanyak 32,22 juta orang. Indonesia berada
pada peringkat kelima dengan jumlah penderita DM sebanyak 19,47 juta orang
pada populasi sebesar 179,72 juta jiwa. Hal, ini menunjukkan prevalensi DM di
dengan tingginya kadar gula darah akibat gangguan sekresi insulin, kerja insulin,
(P2PTM & Kemenkes RI, 2020)
atau keduanya. Menurut DM merupakan suatu
kondisi kronis yang ditandai oleh meningkatnya kadar gula darah yang melebihi
(Widiasari et al., 2021)
nilai normal. Menurut faktor penyebab penderita DM
bisa terjadi karena obesitas, usia, faktor genetik, pola makan yang salah dan
dorongan dalam diri dan kemauan, faktor ekstrinsik yaitu dorongan dari luar.
Salah satu faktor ekstrinsik berupa tenaga kesehatan yang sering di kunjungi
merupakan titik awal saling pengertian antara perawat dan pasien. Perawat yang
perawat dan pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Teluk Kuantan dalam kategori
baik. Artinya adanya komunikasi terapeutik yang baik dilakukan perawat kepada
di dapat prevelensi penyakit DM di tahun 2022 sebanyak 1602 orang. Hal ini
terus meningkat dimana pada bulan januari-april 2022 sebesar 490 orang
ke puskesmas, lupa minum obat, makan sembarangan, dan tidak mengecek gula
kepada pasien untuk selalu minum obat teratur, menjaga pola makan,
mengontrol gula darah dan rutin berkunjung ke puskesmas setiap 1 bulan sekali.
kabar pasien, gejala atau penyakit lain yang diderita, kepatuhan minum obat, dan
pola makannya. Hasil dari wawancara oleh pengunjung Puskesmas yang ingin
yang di lakukan oleh perawat baik dengan selalu menanyakan keadaan, adakah
gejala atau penyakit lainnya, menanyakan obat habis atau tidak. Motivasi yang
diberikan oleh perawat berupa patuh minum obat, jaga pola makan, dan akrivitas
fisik.
baik di lakukan perawat sehingga muncul motivasi sembuh dalam diri pasien
berupa kepatuhan minum obat, kepatuhan pola makan dan aktivitas fisik agar
B. Rumusan Masalah
dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan komunikasi terapeutik perawat
Kecamatan Cakung?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Kecamatan Cakung
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoris
a. Bagi peneliti
Selain itu juga sebagai tambahan referensi atau acuan bagi peneliti yang
2. Manfaat Praktisi
a. Bagi Responden
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian
No Nama Penelitian Judul Tahun Hasil
1. Rizki Romadhon, Kepatuhan 2020 Berdasarkan hasil penelitian
Yardi Saibi, Terhadap terdapat 71 responden memiliki
Narila Mutia Pengobatan tingkat kepatuhan sedang dalam
Nasir Pasien Diabetes menggunakan obat antidiabetes.
Melitus Tipe 2 di Alasan utama ketidakpatuhan
Puskesmas responden adalah bosan. Ada
Jakarta Timur hubungan bermakna antara tingkat
kepatuhan dan kadar gula darah.
TINJUAN PUSTAKA
A. Tinjuan Teori
dan communicatus yang berarti suatu alat yang berhubungan dengan sistem
pertukaran, pengiriman, dan penerimaan berita, gagasan, atau informasi dari satu
(Rika Sarfika et al., 2018)
orang ke orang lain . Menurut Efendy dalam
Saefullah (2007), komunikasi berasal dari bahasa latin communico yang berarti
membagi. Membagi disini merupakan berbagi dalam gagasan, ide, atau pikiran
yang diperlukan untuk pertukaran informasi, perasaan dan ide guna untuk
(Hanafi et al., 2022)
membentuk kedekatan yang terapeutik . Pendapat lain
10
11
dilakukan oleh perawat dan pasien yang mendorong mereka untuk mencapai
perawat dan pasien yang dimulai dengan saling memahami. Fokus dari jenis
komunikasi ini adalah kebutuhan yang saling tercipta antara perawat dan pasien.
Hal ini dapat digolongkan sebagai bentuk komunikasi personal antara perawat
dan pasien, di mana perawat memberikan bantuan dan pasien menerima bantuan
(Aniharyati, 2011)
tersebut . Berdasarkan definisi disimpulkan komunikasi
3. Mental fisik dapat dipengaruhi oleh orang lain, lingkungan dan diri sendiri.
a. Kemampuan
12
melihat.
b. Persepsi
Peranan dan hubungan antara membuat pesan dan penerima pesan juga
d. Pengetahuan
e. Nilai
g. Emosi
Emosi adalah perasaan subjektif tentang suatu peristiwa seperti marah, sedih,
h. Sikap
komunikasi.
13
i. Lingkungan
yang tenang, bebas dari kebisingan, ventilasi yang baik, suhu kamar yang
j. Waktu
kemudian perawat muncul akan bereaksi berbeda dengan pasien yang tidak
menunggu lama.
Menurut (Hanafi et al., 2022) dalam buku Komunikasi terapeutik oleh Lamria
terapeutik, yaitu:
1. Mendengarkan
4. Mengulang (restating/repeating)
5. Klarifikasi (clarification)
klien. Teknik ini digunakan jika perawat tidak mengerti atau tidak
untuk menyamakan persepsi dengan klien. Contoh, “Ceritakan lagi apa arti
6. Memfokuskan (focusing)
Metode ini dilakukan untuk tujuan membatasi topik agar lebih spesifik dan
7. Merefleksikan (reflecting/feedback)
membuat keputusan.
9. Diam (silence)
Klien mungkin tidak siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang
lain atau klien mungkin tidak dapat memahami dirinya sendiri. Biasanya
percakapan
15. Refleksi
16. Humor
Humor yang dimaksud adalah humor yang efektif. Humor ini bertujuan
a. Fase Prainteraksi
b. Fase Orientasi
Fase ini dimulai ketika perawat bertemu dengan klien untuk pertama
kalinya. Hal utama yang perlu dikaji oleh seorang perawat adalah alasan
Kontrak yang harus dibuat dan disepakati bersama yaitu kontrak tempat,
c. Fase Kerja
terapeutik (Stuart, G.W, 1998). Pada tahap ini perawat dan klien bekerja
d. Fase Terminasi
1. Terminasi Sementara.
2. Terminasi Akhir.
keperawatan.
dan konsep) mengatakan, motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movore yang
berarti gerak atau dorongan untuk bergerak. Dalam bahasa Inggris, motivasi
berasal dari kata motive, yaitu daya gerak atau alasan, sedangkan dalam Bahasa
Indonesia, motivasi berasal dari kata “motif” yang berarti kekuatan dalam diri
(Saryanto et al., 2021)
individu yang mendorong untuk melakukan sesuatu .
Motivasi diartikan sebagai suatu kondisi internal yang dapat membuat seseorang
untuk bertindak, mendorong untuk mencapai tujuan tertentu dan tertarik dalam
(Ridho, 2020)
kegiatan tertentu
Sembuh merupakan kondisi dimana fungsi didalam tubuh menjadi pulih atau
kembali dalam keadaan semula, yang dartikan meskipun sudah merasa sembuh
akan masih ada bibit penyakit yang suatu saat nanti akan menimbulkan penyakit
(P2PTM Kemenkes RI, 2022)
lagi. Sedangkan, menurut sehat merupakan
kondisi dimana sehat baik secara fisisk, mental,spritual, maupun sosial yang
motivasi sembuh adalah suatu kekuatan yang mendorong diri pasien untuk
Berikut ini beberapa teori tentang motivasi menurut (Kadji, 2012) sebagai
berikut:
dibagian atas.
2. Teori McClelland
sedang.
berusaha lebih keras demi kepuasan dan jarak. Dua faktor itu disebut
yang menjelaskan bahwa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang dia
yakini tidak dapat dia lakukan, bahkan jika dia benar-benar menginginkan
tertentu).
yang diharapkan.
1. Kebutuhan
yaitu:
2. Tingkah laku
3. Tujuan
24
Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dikejar dan dicapai untuk memenuhi
a. Faktor Intrinsik
Faktor dorongan yang timbul didalam diri sendiri. Faktor-faktor yang secara
b. Faktor Ekstrinsik
Faktor dorongan yang timbul dari luar. Faktor-faktor yang secara tidak
beberapa aspek motivasi untuk sembuh yang harus ada pada diri
a) Memiliki sikap positif, yaitu dimana pada diri orang tersebut memiliki
kepercayaan diri dan perencanaan diri yang tinggi serta selalu optimis.
dalam diri, lingkungan dan keyakinan akan adanya kekuatan yang akan
berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai yaitu kesembuhan dan memiliki
dorongan dari dalam diri, lingkungan, keluarga serta keyakinan untuk sembuh.
“pancuran air”, dan kata Latin melitus, “rasa manis” yang umum dikenal sebagai
kadar gula darah) yang terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan.
kadar gula darah akibat gangguan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.
(P2PTM & Kemenkes RI, 2020)
Menurut DM merupakan suatu kondisi kronis
yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah yang melebihi nilai
normal. Dimana tingkat normal glukosa darah sewaktu (GDS) / tanpa puasa
adalah < 200 mg/dl sementara tingkat glukosa darah puasa (GDP) < 126 mg/dl.
melitus umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit yang ditandai
a) Obesitas
Obesitas menurunkan jumlah reseptor insulin dari sel target di seluruh tubuh,
metabolik.
b) Usia
c) Faktor Genetik
kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja insulin. Pada awalnya
tampak terdapat resistensi dari sel-sel sasaran terhadap kerja insulin. Insulin
kelainan dalam pengikatan insulin dengan reseptor. Hal ini disebabkan oleh
insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi memadai
Kebiasaan makan yang buruk dan tidak terkontrol akan berpengaruh pada
kinerja insulin atau kerusakan insulin akibat dari tubuh yang mengalami
malnutrisi.
Diabetes sering berkembang tanpa gejala. Namun, ada beberapa gejala yang
sering dialami oleh penderita diabetes adalah poliuria (sering buang air kecil),
tangan dan kaki, gatal (gatal), yang seringkali sangat mengganggu, dan
penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas adalah keluhan umum. Tanda
(P2PTM & Kemenkes RI, 2020)
atau gejala penyakit Diabetes Melitus (DM)
sebagai berikut:
28
Gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada. Diabetes Melitus Tipe 2
tipe 2 seringkali lebih rentan terhadap infeksi, luka yang sulit disembuhkan,
penglihatan yang lebih buruk, dan sering menderita penyakit tekanan darah
saraf.
berikut :
Diabetes Melitus yang terjadi karena kerusakan atau destruksi sel beta di
kerusakan sel beta termasuk autoimun & idiopatik. Penderita DM tipe 1 ini
insulin yang rendah oleh kelenjar insulin. Defisiensi insulin juga relatif
mungkin terjadi pada penderita diabetes tipe/1 dan sangat mungkin terjadi
Diabetes tipe ini ditandai dengan peningkatan kadar gula darah selama
menghi langkan tanda dan gejala diabetes tipe/1 menjaga kesehatan mental, dan
diabetes tipe 2 adalah untuk mengurangi insiden dan mortalitas diabetes tipe 2.
Kontrol gula darah, tekanan darah, berat badan, dan profil lipid harus dicapai
1. Edukasi
diabetes harus diberikan. Bahan ajar meliputi bahan ajar tingkat pemula dan
Terapi nutrisi medis (TNM) atau diet adalah bagian dari pengelolaan
diabetes tipe 2. Kunci keberhasilan TNM adalah keterlibatan penuh dari staf
medis (dokter, spesialis), ahli gizi, petugas kesehatan lainnya serta pasien
pola makan seimbang yang memenuhi kebutuhan kalori dan gizi setiap
yang sangat penting untuk diperhatikan terutama pada pasien yang menjalani
31
terapi insulin. Untuk pasien obesitas, penurunan berat badan adalah kunci
dihitung menurut rumus Brocca, yaitu: Berat badan ideal (BBI) = (TB-100)-
10% Status gizi: BB kurang (BB < 90% BBI), BB normal (BB = 90-110%
3. Latihan Jasmani
Latihan yang dilakukan secara rutin 3-4 kali seminggu, sekitar 30 menit
artinya latihan fisik dilakukan secara terus menerus tanpa henti, otot sering
seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Latihan fisik
harus sesuai dengan usia dan tingkat kebugaran Anda. Penderita diabetes
olahraga.
32
4. Intervensi Farmakologi
obatan kepada pasien DM tipe 2 yaitu obat oral dan obat suntik. Obat dalam
penghambat DPP-IV.
a. Definisi
perilaku pasien yang dapat mentaati semua nasehat dan petunjuk yang
obat adalah sejauh mana perilaku seseorang sesuai ketentuan yang diberikan
(Syaftriani, Afina Muharani, et al., 2023)
professional kesehatan .
antaranya:
1) Lupa (forgetting)
minum obat yang tinggi dapat dinilai dari rendahnya frekuensi kelupaan
minum obat. Perencanaan pengobatan terdiri dari jadwal minum obat dan
karena alasan lupa. Kepatuhan minum obat yang tinggi dapat dilihat dari
penyedia kesehatan lainnya. Hal ini dilakukan saat pasien merasa tidak
perlu lagi meminum obat karena kondisi tubuh yang terasa sudah
lainnya. Ketika pasien merasa kondisinya lebih baik atau buruk, pasien
2. Pola Makan
a. Definisi
Menurut (Depkes RI, 2019) pola makan merupakan cara atau upaya
dalam mengatur jumlah dan jenis makanan dengan penjelasan gambaran yang
tingkah laku manusia atau sekelompok manusia dalam memenuhi makanan yang
terbentuknya pola makan yaitu faktor ekonomi, faktor sosial budaya, agama,
(Rajagukguk, 2022)
pendidikan dan lingkungan . Pola makan yang tepat
mengonsumsi banyak
(Rajagukguk, air putih, dan makan 3 kali dalam sehari
2022)
Secara umum pola makan memiliki 3 (tiga) komponen yang terdiri dari jenis
1) Jenis makan
Jenis makanan adalah makanan yang dimakan pada setiap hari. Jenis
makanan meliputi makanan utama, lauk hewani, lauk nabati, sayuran dan
2) Jumlah makan
Jumlah makan merupakan berapa kali seorang individu makan pada pagi,
(2018) frekuensi makan adalah jumlah makan per hari. Dalam proses
oleh sistem pencernaan dari mulut sampai usus halus. Lama makan dalam
lambung tergantung sifat dan jenis makanan dan rata-rata labumg kosong 3-
4 jam.
vitamin dan mineral. Pola makan dalam sehari berupa makan pagi, makan
siang, makan malam dan cemilan. (Fandinata & Ernawati, 2020). Menurut
Suryanti, 2021 jadwal makan penderita dalam harus teratur agar hasil
sebagai berikut :
3) Jumlah makan
a) Faktor ekonomi
Pantangan terhadap jenis makanan ini dapat dipengaruhi oleh faktor sosial
c) Agama
Dalam agama, pola makan adalah suatu cara makan diawali dengan berdoa
sebelum makan, dan makan mengunakan tangan kanan (Depkes RI, 2008).
Dalam pendidikan pola makan salah satu ilmu yang mempelajari terhadap
2011).
38
d) Lingkungan
e) Kebiasaan Makan
dalam jumlah tiga kali dengan frekuensi dan jenis makanan yang dimakan.
memiliki kebiasaan makan dalam tiga kali sehari adalah kebiasaan makan
3. Aktivitas Fisik
a. Pengertian
Aktivitas fisik merupakan setiap gerakan badan yang dihasilkan oleh otot
Aktivitas fisik merupakan salah satu dari empat pilar dalam pengelolaan
diabetes melitus yang berperan untuk meningkatkan respons insulin dan juga
ke dalam sel tanpa bergantung pada insulin, selain itu aktivitas fisik juga dapat
energi tubuh oleh otot yang aktif, juga terjadi reaksi tubuh yang kompleks
sistem saraf otonom. Pada saat beristirahat, metabolisme otot hanya sedikit
glukosa dan lemak akan digunakan sebagai sumber energi utama. Diharapkan
dengan menggunakan glukosa sebagai sumber energi utama, kadar gula darah
(Azitha et al., 2018) (Sari & Purnama, 2019)
akan menurun . Menurut prinsip
4 kali perminggu
4. Intensitas : sedang
aktivitas fisik yaitu aktif dan tidak aktif. Klasifikasi aktif dikatakan apabila
sengal. Energi yang dikeluarkan selama beraktivitas fisik berat yaitu >7
Kcal/ menit
B. Kerangka Teori
Bagan 2. 1
Kerangka Teori
Diabetes Melitus
Penyebab berupa:
Obesitas, usia, faktor genetik, pola
makan yang salah, dan kurangya
aktivitas fisik.
Motivasi Sembuh
2. Faktor Ekstrinsik
1. Faktor Intristik
yang mempengaruhi
Fisik
luar dari diri individu
Proses mental
Keinginan dalam didi
sendiri
Kemampuan Komunikasi
Terapeutik Perawat
Indikator meliputi :
1.Kepatuhan minum obat
2.Pola makan
3.Aktivitas fisik Komunikasi Terapeutik
mempengaruhi:
1. Fase Prainteraksi
2. Fase Orientasi
Baik Kurang 3. Fase Kerja
4. Fase Terminasi
Sumber (Chrismawati, 2008), (Dandy Maslow Panungkunan, 2014a), (P2PTM & Kemenkes RI, 2020)
,
(Hanafi et al., 2022)
43
Keterangan :
= Tidak Diteliti
= Diteliti
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah bagian dari penelitian yang menyajikan konsep atau
dari suatu realistis agar dapat didokumentasikan dan membetuk suatu variabel
yang akan diteliti. Dalam kerangka konsep terdapat 2 variabel yaitu variabel
a. Variabel Independen
Variabel ini disebut variabel bebas. Variabel bebas dapat mempengaruhi atau
b. Variabel Dependen
Variabel ini sering disebut variabel hasil, syarat dan tetap. Dalam bahasa
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi hasil, karena adanya variabel
bebas.
Komunikasi Terapeutik
Motivasi Sembuh
Perawat
44
Keterangan :
Variabel Independen
Variabel Dependen
Penghubung
D. Hipotesis
merupakan suatu pendapat peneliti yang berdasarkan teori namun masih perlu
untuk dibuktikan dengan data atau fakta sesuai penelitian. Dalam statistika
hipotesis dibedakan menjadi dua yaitu hipotesis Nol (Ho) yang menyatakan
tidak ada hubungan atau tidak ada perbedaan antar variabel dan hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN
hubungan antar variable dan menekankan waktu pengukuran data hanya satu
kali pertemuan pada saat itu. Jenis pendekatan cross-sectional yang mana
1. Populasi
Cakung.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi studi atau contoh dari seluruh
45
46
N
n= 2
1+ N . e
Keterangan:
N = ukuran populasi
N
n=
1+ N . e ²
107
n=
1+107.(0.5)²
107
n=
1+107.(0.0025)
107
n=
1,2675
n=84 , 41 atau 84
3. Teknik Sampling
diteliti dan mewakili dari populasi tempat penelitian. Teknik sampling yang
peluang yang sama kepada setiap individu dalam populasi untuk dipilih
baik secara individu maupun secara kolektif, untuk dipilih menjadi anggota
sampel.. Penentuan sampel ini didasarkan pada tujuan penelitian yang ingin
(Rifa’i Abubakar, 2021)
dicapai
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
tanggal dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 1 bulan,
1 bulan pengumpulan data dan 5 bulan pengolahan data yang meliputi penyajian
dalam bentuk skripsi dan proses bimbingan berlangsung. Berikut tabel waktu
penelitian.
32
1. Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
judul
penelitian
2 Studi
pendahuluan
3 Penyusunan
proposal
4 Sidang
proposal
6 Penelitian
7 Bimbingan
hasil
penelitian
8 Sidang hasil
Penelitian
9 Sidang
Skripsi
10 Pembuatan
Jurnal
penelitian
33
D. Variabel Penelitian
variabel adalah sebuah ide atau konsep seperti laki-laki berbentuk dalam jenis
kelamin dan insyaf dalam bentuk konsep kesadaran. Selain itu, Kerlinger
penghasilan, pendidikan, posisi sosial, jenis kelamin, efektivitas kerja, dan lain
karakteristik atau ciri dari individu atau objek yang memiliki variasi yang
ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan menarik kesimpulan dari data
tersebut. Melalui variabel peneliti akan mempelajari informasi atau data yang
Cakung
E. Definisi Operasional
Jika Scor
(20-39)
F. Jenis Data
1. Data Primer
Data primer adalah jenis data utama atau data yang langsung
langsung dari tangan pertama atau sumber utama dari fenomena yang sedang
dikaji tanpa perantara. Dalam penelitian ini data primer yang diperoleh langsung
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah jenis data yang tidak langsung memberikan data
kepada peneliti atau yang sudah dikumpulkan oleh orang lain. Data sekunder
biasanya berupa dari orang lain, dokumen, buku, situs atau laporan historis yang
tersimpan dalam arsip. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa rekam
medik dan dari informasi orang lain yang terkait dengan komunikasi terapeutik
Teknik pengumpulan data adalah teknik yang dipakai oleh peneliti untuk
Kesehatan
Concent.
berisi pertanyaan
peneliti
H. Instrumen Penelitian
hasilnya lebih optimal. Instrumen yang dipakai untuk mengukur variabel dalam
Pada isntrumen data demografi responden terdiri dari nama (inisial nama),
terdiri dari (18) dan mencakup 4 item pra-orientasi, 5 item fase orientasi, 5 item
fase kerja, dan 2 item fase terminasi dengan pertanyaan obsion 4 jawaban, antara
sembuh dalam penelitian ini terdiri dari (20) pertanyaan dengan obsion 4
atau sahih sebuah alat penelitian. Instrumen yang valid atau sahih memiliki
keabsahan yang rendah. Instrumen yang valid dapat mengukur apa yang
diinginkan, sehingga dapat menghasilkan data dari variabel yang diteliti dengan
akurat. Tinggi atau rendahnya keabsahan alat menunjukkan sejauh mana data
memiliki kualitas yang baik. Instrumen yang berkualitas baik tidak memiliki
Instrumen yang dapat dipercaya, atau reliabel, akan menghasilkan data yang
dapat dipercaya, yang berarti bahwa data tersebut akurat sesuai dengan
kenyataan, bahkan jika dikumpulkan berulang kali. Oleh karena itu, keandalan
r > 0,05 sehingga keseluruhan item soal dinyatakan valid sedangkan Uji
J. Pengolaan Data
data adalah proses yang terstruktur untuk menyusun data yang diperoleh dari
wawancara, catatan lapangan, dan sumber lainnya, agar dapat dipahami dan
(editing), pemberian code data (coding), pemberian nilai (scoring), tabulasi data,
processing, cleaning.
40
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh
terkumpul.
Pengodean adalah proses pemberian numerik atau angka pada data yang terdiri
dari beberapa kategori. Dalam proses pengodean data, data tersebut diubah
Tabulasi data merupakan penyusunan dan penggolongan data dalam format tabel
untuk mempermudah pemahaman data dan analisis data penelitian. Tabulasi data
4. Pengolahaan (processing)
dikumpulkan dan telah dirubah dalam bentuk pengkodean maka data perlu
menggunakan SPSS (Statistical Program For Social Science Versi 26) sebagai
2. Menentukan range
3. Nilai Scor
1) Baik = 45 – 72
2) Rendah = 18 – 44
2) Variabel Motivasi Sembuh (Dependent)
Scoring untuk motivasi sembuh yaitu, 1= Tidak Sering 2 = Jarang 3 =
Kadang-kadang 4 = Setuju. Menentukan interpretasi komunikasi terapeutik
diperlukan hal-hal berikut yaitu :
1. Menetapkan nilai tertinggi dan terendah
1) jumlah pertanyaan x nilai jawaban tertinggi yaitu 20 x 4 = 80
2) jumlah pertanyaan x nilai jawaban terendah yaitu 20 x 1 = 20
2. Menentukan range
Nilai tertinggi – nilai terendah : 3 yaitu 80-20 : 3 = 20
3. Nilai Scor
1) Tinggi = 60 – 80
2) Sedang = 40 – 59
3) Rendah = 20 - 39
43
6. Pembersihan (cleaning)
K. Analisis Data
data lainnya, agar dapat dipahami dan disampaikan kepada orang lain. Proses
satuan analisis, melakukan sintesis, mengatur dalam pola tertentu, memilih dan
memilah data yang signifikan untuk dipelajari, serta menarik kesimpulan dari
(Rifa’i Abubakar, 2021)
hasil analisis tersebut . Dalam analisis data ini
1. Analisis Univariat
sembuh
2. Analisis Bivariat
L. Etika Penelitian
a. Kerahasiaan (confidentialy)
dijamin dengan menggunakan enkripsi alih-alih identitas peserta. Selain itu, para
dalam bentuk lembar persetujuan partisipasi studi, data biografi, rekaman audio
dan transkrip wawancara di tempat khusus hanya untuk peneliti. Semua formulir
penelitian agar responden tidak perlu takut data rahasia dan pribadi yang
b. Kesempatan (justice)
Penelitian ini tidak merugikan responden dan peneliti dengan mencoba untuk
perekam dan penggunaan data penelitian untuk dapat dialami oleh peserta dan
45
berhenti wawancara dulu dan mulai lagi ketika persyaratan terpenuhi, stabil dan
BAB V
sudah mengalami 2 kali renovasi yaitu tahun 2003 dan telah memenuhi standar
pada awal tahun 2015. Puskesmas Kecamatan Cakung memliki luas wilayah
4.247,98 Ha, yang dimana memiliki 7 kelurahan, 85 Rw, dan 1.015 RT.
pelayanan.
1. Analisis Univariat
Jenis analisis ini digunakan untuk penelitian variabel. Analisis ini dilkaukan
Cakung
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin di Puskesmas Kecamatan
Cakung
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia di Puskesmas Kecamatan Cakung
Kategori Jumlah Presentase (%)
35-45 7 8.3
46-50 21 25.0
51-55 39 46.4
56-60 17 20.2
Total 84 100.0
(Sumber : hasil pengolahan data dan komputerisasi dilakukan oleh Afifah Indah
responden (20,2%)
Cakung
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas Kecamatan
Cakung
Kategori Jumlah Presentase (%)
SD 38 45.2
SMP 22 26.2
SMA/SMK 20 23.8
Perguruan Tinggi 3 3.6
Tidak Sekolah 1 1.2
Total 84 100.0
(Sumber : hasil pengolahan data dan komputerisasi dilakukan oleh Afifah Indah
Cakung
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas Kecamatan
Cakung
Kategori Jumlah Presentase (%)
Wirausaha 11 13.1
Wiraswasta 9 10.7
Ibu Rumah Tangga 46 54.8
Tidak Bekerja 18 21.4
49
Dan lain-lain 0 0
Total 84 100.0
(Sumber : hasil pengolahan data dan komputerisasi dilakukan oleh Afifah Indah Sari;
Desember 2023)
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Komunikasi Terapeutik di Puskesmas
Kecamatan Cakung
Kategori Frekuensi Presentase (%)
Baik 54 64.3
Kurang 30 35.7
Total 84 100.0
(Sumber : hasil pengolahan data dan komputerisasi dilakukan oleh Afifah Indah Sari ;
Desember 2023)
Kecamatan Cakung
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Motivasi Sembuh di Puskesmas
Kecamatan Cakung
50
responden (20.2%).
2. Analisis Brivariat
Tabel 4. 7
Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Motivasi Sembuh Pada
Pasien Diabetes Melitus Di Puskesmas Kecamatan Cakung
Berdasarkan uji statistik Chi- square dengan tingkat signifikan 95% atau α
C. Pembahasan
Hal ini sesuai dengan teori Sarfika & Maisa (2018) yang
terapeutik dengan baik dan sebagian besar pasien menyatakan telah puas
orieteraksi, fase kerja, dan fase terminasi. Fase orientasi dilakukan pada
pasien, bersikap tenang dan dapat mengontrol perasaan saat bertemu dengan
dan mudah dipahami, tersenyum dan ramah saat melakukan tindakan. Dan
meninggalkan ruangan.
Penelitian ini sejalan (Novita et al., 2020) mengatakan hal ini terjadi
karena pada fase kerja, perawat dan pasien memiliki waktu tatap muka yang
lebih lama dan perawat aktif mendengarkan dengan segala perhatian yang
Cakung
kesembuhan dapat dibagi menjadi dua faktor intrinsik dan faktor ekstrinstik.
Kepatuhan minum obat yang sering diingatkan perawat berupa minum obat
berpergian jauh dari rumah, dan minum obat secara tepat waktu. dalam hal
tersebut responden patuh dengan minum obat agar mengontrol kadar gula
dikarenakan perilaku akan sulit diubah kearah yang positif jika individu
memiliki motivasi dari luar saja, bukan dari keinginan individu itu sendiri.
bosen minum obat setiap hari. Awal kebosanan yang dirasakan responden
merupakan kejenuh minum obat seumur hidup. Selain itu, responden sering
lupa minum obat dikarenakan sibuk dalam bekerja atau beraktivitas yang
biasanya dilakukan setiap hari, dan jika kondisi tubuh merasakan membaik
(Mokolomban et al., 2018)
maka tidak minum obat. Penelitian ini sejalan
responden tidak patuh karena pasien diabetes merasa kadar gula yang ada
pada dirinya telah normal, padahal kenormalan atau stabilitas kadar gula
minum obat. Pasien akan memiliki dorongan yang tinggi untuk menjaga
minum obat, menjaga pola makan yang baik sangat penting dilakukan bagi
penderita diabetes.
56
dan jadwal makan yang teratur. Perencanaan pola makan bertujuan untuk
dapat mengontrol kadar gula darah, lemak, dan tekanan darah. Perencanaan
harinya.
penderita diabetes dalam kepatuhan pola makan yang telah ditentukan oleh
(Dafriani, 2018)
dokter. Penelitian yang dilakukan oleh menjelaskan bahwa
adanya hubungan pada pola makan dengan kontrol glukosa darah pada
penderita DM. Pola makan yang sehat dan seimbang harus diperhatikan
setiap hari untuk menjaga berat badan ideal, dengan pola makan seimbang
timbulnya diabetes.
mengontrol kadar gula darah, sedangkan porsi makan yang besar akan
diulangi dalam jangka waktu yang lama, kondisi ini dapat memicu
komplikasi diabetes. Oleh karena itu, makan sebelum lapar, karena makan
menyatakan dengan terjaganya pola makan yang baik maka kadar gula
dalam darah menjadi lebih stabil. Pola makan yang dijalankan responden
baik, hal ini dimana timbul motivasi dalam diri untuk menjaga pola makan.
(Purnama & Bertalina, 2016)
Penilitian menurut mengatakan motivasi
terhadap menjalani diet tubuh akan merasa lebih baik karena gula darah
terus terkontrol.
baik, hal ini dilihat dari hasil data kuesioner terbanyak responden konsistem
antara karbohidrat dan komponen lain yang dibutuhkan tubuh. Hal ini
Selain pola makan yang sehat, aktivitas fisik juga menjadi faktor
yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan energi. Aktivitas fisik
penting bagi penderita diabetes karena dapat menurunkan gula darah dan
aktivitas fisik lansia maka semakin tinggi pula risiko peningkatan gula
darah hingga 3,217 kali, dibandingkan lansia yang aktivitas fisiknya teratur.
(Nasution & Azwar Siregar, 2021)
Hal ini sejalan dengan penelitian bahwa
darah dalam tubuh karena pengguna glukosa dalam otot sebagai mediator
nilai α 5% (0,05) diperoleh p value (0,000) < nilai α (0,05) sehingga dapat
motivasi sembuh yang tinggi terdapat hubungan cukup searah dengan nilai
menggali seluruh aspek kehidupan pasien dari masa sekarang dan masa
klien melalui komunikasi. Hal ini sesuai dengan teori Sarfika & Maisa
pada fase pra-interaksi, fase orientasi, fase kerja dan fase terminasi
diri.
mencapai suatu tujuan. Faktor internal dorongan dalam diri atau kemauan
diri individu. Didalam faktor intrinsik motivasi yang dilakukan pada pasien
diabetes terdapat tiga indikator yaitu kepatuhan minum obat, mengaja pola
(Rahmadanti et al., 2020)
makan dan aktivitas fisik. Berdasarkan penelitian
kepatuhan minum obat, mengatur pola makan dan aktivitas fisik untuk
diabetes saat memasuki usia dewasa awal. Setelah usia 30 tahun wanita
kejadian penyakit diabetes. Selain itu berat badan perempuan yang sering
seiring dengan umur khususnya pada usia lebih dari 40 tahun disebabkan
menjaga kesehatan.
mayoritas sebagai ibu rumah tangga. Pekerjaan juga termasuk aktivitas fisik
hubungan yang baik dan menjadi alat terapi yang dapat meningkatkan
D. Keterbatasan
2. Pengkajian vaariabel ini terbatas dengan variabel yang lain padahal masih
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
hasil kesimpulan :
p value 0,002 < 0,05. Penerapan komunikasi terapeutik yang baik akan
B. Saran
1. Bagi Perawat
2. Bagi Responden
65
kepatuhan minum obat secara rutin, menjaga pola makan dengan baik dan
DAFTAR PUSTAKA
Aniharyati. (2011). Komunikasi Terapeutik Sebagai Sarana Efektif Bagi Terlaksananya Tindakan
Keperawatan Yang Optimal. Jurnal Kesehatan Prima, 5(Vol 5 No 02), 749–755.
Arya Ramadia, Rahmaniza, & Afzal Maulidi. (2022). Hubungan Komunikasi Teraupetik Perawat
Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap. Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ),
Volume 10(Volume 10 No 2), 393–402.
Asri Riyashatul Ulya, Ani Anggraeni, & Arabta M.Peraten Pelawi. (2023). Hubungan Komunikasi
Teraupetik Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pelayanan Kesehatan Pasien Rawat Jalan Di Poli
Umum Puskesmas Bojong Menteng Tahun 2022. Borneo Nursing Journal, Vol. 5, No. 1(Vol. 5,
No. 1, Januari 2023), 28–35.
Azhari, R., Matuty, A., & Suhamdani, H. (2022). Gambaran Komunikasi Terapeutik Perawat di
Ruang Rawat Inap Selama Masa Pandemi COVID-19 RSUD Awet Muda Narmada. Jurnal
Kesehatan Qamarul Huda, 10(2), 196–200. https://doi.org/10.37824/jkqh.v10i2.2022.394
Azitha, M., Aprilia, D., & Ilhami, Y. R. (2018). Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kadar Glukosa
Darah Puasa pada Pasien Diabetes Melitus yang Datang ke Poli Klinik Penyakit Dalam Rumah
Sakit M. Djamil Padang. In Jurnal Kesehatan Andalas (Vol. 7, Issue 3).
http://jurnal.fk.unand.ac.id
Dafriani, P. (2018). Hubungan Pola Makan dan Aktifitas Fisik Terhadap Kejadian Diabetes Melitus
di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD dr. Rasidin Padang. NERS Jurnal Keperawatan, 13(2), 70.
https://doi.org/10.25077/njk.13.2.70-77.2017
Dandy Maslow Panungkunan. (2014a). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Persepsi Perawat
Terhadap Komunikasi Terapeutik Di ruang Rawat Inap Rumah Sakit X tahun 2012. Jurnal
Inohim, 2(Vol 2 No 1, Juni 2014), 123–132.
Dandy Maslow Panungkunan. (2014b). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Persepsi Perawat
Terhadap Komunikasi Terapeutik Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit X Tahun 2012 .
Jurnal Inohim, 2(No 1), 123–132.
Eltrikanawati T, Nurlaila, & Tampubolon Masitoh. (2020). Hubungan Pola Makan Dan Pola
Aktivitas Fisik Terhadap Kadar Gula Darah Sewaktu Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2.
Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda, 6(2).
http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEPERAWATAN
Hanafi, W., Susanto, A., Rachman, N., Situmeang, L., Nurhikmah, S., Wa, P., Yunike, N., Laela, A.,
Wahyu, M., Agustin, R., Sulistiyani, S., Kusumawaty, I., & Saherna, J. (2022). Komunikasi
Dalam Keperawatan (S. Pd. , Ns. , M. Kes. Dr. Neila Sulung & S. Tr. K. Rantika Maida Sahara,
Eds.). PT GLOBAL EKSEKUTIF TEKNOLOGI Anggota IKAPI No. 033/SBA/2022.
www.globaleksekutifteknologi.co.id
Hanna, T., Nababan, B., Fajri, D. N., & Santosa, P. R. (2021). Hubungan Komunikasi Terapeutik
Perawat Dengan Motivasi Penyembuhan Pada Pasien Tb Paru Sensitif Obat Di Puskesmas
Bakauheni Lamsel Tahun 2023. Jurnal Medicare, 2(3).
67
Kadji, Y. (2012). Tentang Teori Motivasi. Jurnal Inova, 9(No 1), 1–14.
Karwati. (2022). Hubungan Aktivitas Fisuk Dengan Kadar Gula Darah Pada Lansia Penderita
Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Situ. Jurnal Ilmu Keperawatan Sebelas
April, 4(1), 11–17. https://ejournal.unsap.ac.id/index.php/jiksa
Kementerian Kesehatan RI, & Riskesdes 2018. (2019). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) 2018.
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan.
http://repository.bkpk.kemkes.go.id/id/eprint/3514
Kurniyawati Ningrum, D. (2020). Kepatuhan Minum Obat pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II.
HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH RESEARCH AND DEVELOPMENT.
https://doi.org/10.15294/higeia.v4iSpecial%203/36213
Marcelina Somba, Narmi, & Mien. (2022). Hubungan Pengetahuan dan Motivasi dalam Pelaksanaan
Komunikasi Teraupetik Perawat. . Jurnal Kesehatan Masyarakat Celebes, 3(Volume 3 No 2
Agustus |2022), 42–47.
Marlina Manalu, R., Manurung, T., & Manurung. (2020). Hubungan Motivasi Dengan Kepatuhan
Pelaksanaan Diet Pada Penderita Diabetes Melitus. Jurnal Keperawatan Priority, 3(2).
Mokolomban, C., Wiyono, W. I., & Mpila, D. A. (2018). Kepatuhan Mimum Obat Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 Disertai Hipertensi Dengan Menggunakan Metode MMAS-8. In
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT (Vol. 7, Issue 4).
Nasution, F., & Azwar Siregar, A. (2021). Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus (Risk Factors for
The Event of Diabetes Melitus). Jurnal Ilmu Kesehatan, 9(2).
Novita, R., Nugroho, S. A., Handoko, Y. T., & Koesnadi Bondowoso, R. (2020). Hubungan
Komunikasi Terapeutik Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Baru di Ruang UGD Puskesmas
Tamanan Bondowoso. Jurnal Keperawatan Profesional (JKP), 8.
P2PTM, & Kemenkes RI. (2020). Infodatin 2020 Diabetes Melitus. P2PTM, Kemenkes RI.
https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin
%202020%20Diabetes%20Melitus.pdf
P2PTM Kemenkes RI. (2022). Pengertian Sehat Kemenkes RI. P2PTM Kemenkes RI.
Perkeni. (2021). Pedoman Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa Di
Indonesia-2021. In Tim Penyusun Bukupedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus
Tipe 2 Dewasa di Indonesia 2021 (Ed.), Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes
Melitus Tipe 2 di Indonesia Tipe 2. PB PERKENI.
Purnama, & Bertalina. (2016). Hubungan Lama Sakit, Pengetahuan, Motivasi Pasien Dan Dukungan
Keluarga Dengan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Melitus. Jurnal Kesehatan, VII(2), 329–340.
Putri Kristyaningsih. (2021). Penerapan Komunikasi Teraupetik Perawat Di Ruang Rawat Inap.
Jurnal Ilmu Kesehatan, 10(https://ejurnaladhkdr.com/index.php/jik/issue/view/19).
68
Rahmadanti, Mustika, Diani Noor, & Agianto. (2020). Motivasi dan Self Management Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan, 8(1), 87.
https://doi.org/10.20527/dk.v8i1.7359
Rajagukguk, M. (2022). Hubungan Pengetahuan Pola Asuh dan Pola Makan pada Balita. In Journal
of Social and Cultural Anthropology) (Vol. 7, Issue 2).
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/anthropos
Riadi, M. (2020). Komunikasi Terapeutik (Pengertian, Fungsi, Karakteristik, Prinsip dan Teknik).
Kajianpustaka.Com.
Ridho, M. (2020). Teori Motivasi Mc Clelland Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran PAI. Jurnal
Studi Keislaman Dan Ilmu Pendidikan, 8(1), 2–16. https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/palapa
Rifa’i Abubakar. (2021). Pengantar Metodologi Penelitian (M. A. Dr. Drs. H. Rifa’i Abubakar, Ed.).
SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga.
Rika Sarfika, Esthika Ariani Maisa, & Windy Freska. (2018). Buku Ajar Keperawatan Dasar 2
Komunikasi Terapeutik (Ikhsanul Anwar, Dyans Fahrezionaldo, & Safriyani, Eds.; Ikhsanul
Anwar). Andalas University Press.
Rizki Romadhon, Yardi Saibi, & Narila Mutia Nasir. (2020). Kepatuhan Terhadap Pengobatan Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Jakarta Timur. Jurnal Farmasi Galenika (Galenika
Journal of Pharmacy, Vol 6 No 1, 94–103.
Sari, N., & Purnama, A. (2019). Aktivitas Fisik dan Hubungannya dengan Kejadian Diabetes Melitus.
Jurnal Kesehatan, 1(2).
Saryanto, Andria Ningsih, Mohammad Rudiyanto, Fitri Nasution, Nurhikmah, Yuan Badrianto,
Novia Sandra Dewi, Ria Kasanova, Aditya Wardhana, Hariyanto R. Djatola Djampagau, & Alfi
Rochmi. (2021). Teori Motivasi (M. M. Dr. Hartini. SE., Ed.). CV. MEDIA SAINS
INDONESIA.
Syaftriani, Afina Muharani, Kaban, Ani Rahmadhani, Siregar, Maya Ardilla, Haryanti Butar-Butar, &
Maria. (2023). Hubungan Motivasi Diri Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe II. Journal Healthy Purpose, 2(1), 85–90. https://doi.org/10.56854/jhp.v2i1.178
Syarif Hidayatullah, M., Khotimah, H., & Adi Nugroho, S. (2020). Hubungan Komunikasi
Terapeutik Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Puskesmas Tapen Kabupaten Bondowoso.
Jurnal Keperawatan Profesional (JKP), 8.
Vene Aulia Wulandari. (2021). Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Peningkatan
motivasi Kesembuhan Pasien Di DPM Dr. Andre Sidoarjo. Skripsi.
Widiasari, K. R., Made, I., Wijaya, K., & Suputra, P. A. (2021). Diabetes Melitus Tipe 2: Faktor
Risiko, Diagnosis, Dan Tatalaksana. Ganesha Medicina Journal, 1, 114–120.
https://doi.org/https://doi.org/10.23887/gm.v1i2.40006
69
LAMPIRAN
70
INFORMED CONSENT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Menyatakan kesediaan saya untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan
mahasiswa STIKes Medistra Indonesia Program Studi Ilmu Keperawatan (S1) atas
nama Afifah Indah Sari yang berjudul “Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat
Dengan Motivasi Sembuh Pada Pasien Diabetes Melitus Di Puskesmas Kecamatan
Cakung.”
Saya memberikan persetujuan ini atas kehendak sendiri. Saya telah memahami bahwa
penelitian ini tidak merugikan saya, tidak memberi dampak buruk terhadap saya dan
segala informasi dan identitas saya akan dirahasiakan oleh peneliti sebagai responden.
Bekasi,........................2023
Responden
( )
81
a. Data Responden
Petunjuk Pengisian :
1. Lembar di isi oleh responden.
2. Pilih jawaban yang sesuai dengan memberi tanda (√)
3. Apabila ada yang kurang jelas, bisa bertanya kepada peneliti.
3. Usia : ( ) 35-45
( ) 46-50
( ) 51-55
( ) 56-60
4. Pendidikan : ( ) SD
( ) SMP
( ) SMK
( ) Perguruan Tinggi
( ) Tidak Sekolah
5. Pekerjaan : ( ) Wiraswasta
( ) Wirausaha
( ) Ibu Rumah Tangga (IRT)
( ) Tidak Bekerja
( ) Dan lain lain
82
1. Karateristik Responden
42 Tn. A 1 2 3 2
43 Ny. S 2 4 1 3
44 Tn. S 1 3 2 3
45 Ny. M 2 2 3 3
46 NY.R 2 2 4 2
47 Ny. N 2 3 2 3
48 Tn. M. 1 3 2 1
49 Ny.M 2 4 2 3
50 Ny. A 2 2 3 3
51 Ny. I 2 2 1 3
52 Tn. M. 1 3 3 4
53 Tn. K 1 2 2 2
54 Ny. T 2 4 1 3
55 Ny. K 2 4 2 3
56 Ny. L 2 3 4 3
57 Tn. D 1 4 2 4
58 Ny. E 2 3 1 3
59 Ny. H 2 3 1 3
60 Tn. E 1 2 3 1
61 Ny. S 2 3 2 3
62 Ny. S 2 2 1 3
63 Ny. E 2 3 3 3
64 Ny. P 2 3 1 3
65 Ny. N 2 3 5 2
66 Ny. R 2 3 1 3
67 Ny. S 2 2 2 3
68 Ny. M 2 1 3 3
69 Ny. K 2 3 1 3
70 Ny. T 2 3 1 1
71 Ny. S 2 1 1 3
72 Ny. W 2 2 2 3
73 Ny. T 2 3 3 2
74 Tn. U 1 3 1 4
75 Ny. A 2 2 1 4
76 Ny. A 2 3 2 1
77 Tn. M. 1 2 1 2
78 Ny. E 2 3 2 1
79 Tn. E 1 1 3 1
80 Tn. S 1 2 2 1
81 Tn. S 1 1 1 1
82 Tn. P 1 3 1 4
83 Ny. D 2 3 2 3
84 Tn. B 1 2 2 4
90
2. Variabel Independen
Jumlah
Responde P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 Total
n
1 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 67
2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 69
3 4 3 4 2 1 1 3 2 1 2 2 1 2 2 3 2 3 4 42
4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 67
5 3 4 4 4 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62
6 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 66
7 4 4 1 2 2 4 1 2 4 2 3 1 1 1 2 3 2 3 42
8 4 4 1 2 2 3 3 1 4 1 2 4 3 2 2 2 3 1 44
9 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71
10 2 1 1 3 2 4 2 3 2 4 3 1 2 3 1 4 2 3 43
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 70
12 2 4 1 1 2 2 4 1 4 2 1 1 4 3 4 3 4 1 44
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 70
14 3 3 1 2 3 2 2 3 1 4 1 1 2 4 3 2 3 4 44
15 1 4 4 1 2 4 2 1 1 4 2 4 2 1 3 2 4 2 44
16 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 67
17 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70
18 4 4 1 2 2 4 1 2 4 2 3 1 1 1 2 3 2 3 42
19 4 4 1 2 2 4 1 2 4 2 3 1 1 1 2 3 2 3 42
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 71
21 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 69
91
22 4 4 1 2 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 63
23 4 4 3 4 2 1 1 4 1 3 2 2 2 1 2 2 4 2 44
24 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70
25 4 4 4 3 2 1 2 1 3 2 1 2 1 3 2 1 4 2 42
26 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 67
27 4 4 4 4 2 3 2 2 1 3 2 3 1 1 2 2 1 3 44
28 4 4 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67
29 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 1 1 3 2 1 2 1 2 43
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
32 4 4 4 4 1 2 1 2 4 2 2 2 1 1 3 1 3 1 42
33 2 1 3 4 1 2 1 3 4 1 4 2 2 2 4 2 4 2 44
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
36 4 2 2 1 2 2 4 1 4 1 4 4 1 2 3 2 2 1 42
37 4 4 4 4 2 1 3 1 1 2 1 2 2 4 1 2 3 2 43
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
39 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71
40 4 4 4 3 1 3 4 1 1 2 3 3 1 2 1 3 1 1 42
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
42 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71
43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 71
45 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
46 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71
47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
92
48 4 4 1 2 2 4 1 2 4 2 3 1 1 1 2 3 2 3 42
49 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 69
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
51 4 1 2 4 1 2 1 2 3 2 1 3 2 3 2 4 3 2 42
52 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71
53 2 2 2 4 1 4 2 4 2 4 1 2 1 2 1 4 3 2 43
54 4 3 4 2 2 3 1 3 3 1 4 1 3 2 4 1 2 1 44
55 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70
56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
57 4 4 2 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 64
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
59 2 3 2 4 1 2 4 1 3 1 3 2 3 2 4 2 3 1 43
60 3 3 2 1 2 3 2 4 2 3 1 1 2 3 1 4 1 3 41
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 66
62 3 4 1 3 2 3 2 1 2 1 2 1 4 1 3 4 4 2 43
63 2 1 3 3 4 2 4 3 2 2 1 2 2 3 1 3 1 4 43
64 4 3 2 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 64
65 3 4 4 3 4 1 4 3 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4 61
66 2 4 1 1 3 1 2 4 1 3 3 1 4 2 3 3 2 1 41
67 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 3 56
68 2 3 1 3 3 2 2 4 2 4 2 2 2 1 2 2 4 2 43
69 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 66
70 4 3 4 3 4 2 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 62
71 4 4 3 4 3 3 2 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 61
72 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 63
73 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 3 62
93
74 3 4 3 3 3 2 2 1 2 1 2 1 4 2 3 2 4 1 43
75 4 3 3 4 4 2 3 3 4 4 2 2 1 4 3 3 2 3 54
76 3 4 1 3 1 2 1 1 3 2 4 1 4 2 1 4 3 4 44
77 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 63
78 1 3 2 2 4 2 4 1 2 2 1 4 1 3 2 4 1 3 42
79 2 3 4 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 1 3 4 4 3 60
80 3 4 4 1 1 4 1 4 2 1 2 4 1 1 2 4 3 2 44
81 1 1 4 2 4 1 3 1 2 3 2 3 4 2 4 1 2 3 43
82 4 3 4 2 2 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 62
83 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 60
84 3 3 2 2 1 4 4 2 1 4 1 2 3 3 1 1 4 3 44
94
3. Variabel Dependent
Jumlah
Tota
Responde P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20
l
n
1 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 4 2 2 4 4 4 3 4 71
2 4 4 3 4 2 2 1 2 2 4 3 3 4 3 4 2 4 2 3 2 58
3 1 3 1 1 2 3 2 4 2 1 1 4 1 1 2 2 2 2 3 1 39
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 77
5 4 4 3 4 3 3 4 4 2 4 2 1 2 4 4 4 4 4 4 4 68
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 76
7 4 4 3 4 2 2 1 2 2 4 3 3 4 3 4 2 4 2 3 2 58
8 4 1 2 1 2 1 1 3 1 3 2 1 2 1 1 4 2 2 2 1 37
9 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78
10 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 74
11 4 1 2 1 2 1 1 3 1 3 2 1 2 1 1 4 2 2 2 1 37
12 4 4 3 4 2 2 1 2 2 4 3 2 4 3 4 2 4 2 3 2 57
13 1 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 70
14 4 1 2 1 2 1 1 3 1 3 2 1 2 1 1 4 2 2 2 1 37
15 4 4 3 4 2 2 1 2 2 4 3 2 4 3 4 2 4 2 3 2 57
16 3 2 2 1 2 4 2 4 1 4 1 2 2 4 1 2 2 4 3 2 48
17 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 73
18 4 1 2 1 2 1 1 3 1 3 2 1 2 1 1 4 2 2 2 1 37
19 4 4 3 4 2 2 1 2 2 4 3 2 3 3 4 2 4 2 3 2 56
20 4 1 2 1 2 1 1 3 1 3 2 1 2 1 1 4 2 2 2 1 37
21 1 3 1 4 1 4 4 4 1 2 2 3 4 4 2 4 4 2 3 1 54
22 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 72
95
23 4 1 2 1 2 1 1 3 1 3 2 1 2 1 1 4 2 2 2 1 37
24 1 4 4 4 3 4 3 4 1 2 2 1 2 4 2 4 2 4 3 3 57
25 4 4 4 4 1 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 73
26 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 75
27 4 1 2 1 2 1 1 3 1 3 2 1 2 1 1 4 2 2 2 1 37
28 4 4 3 4 2 2 1 2 2 4 3 2 3 3 4 2 4 2 3 2 56
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 3 4 75
30 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 73
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 76
32 1 2 4 4 4 4 1 2 1 1 4 1 2 1 4 4 4 4 3 4 55
33 4 1 2 1 2 1 1 3 1 3 2 1 2 1 1 4 2 2 2 1 37
34 2 3 4 4 4 4 3 4 2 3 2 3 1 3 4 4 4 4 1 4 63
35 4 2 1 4 3 1 1 4 4 2 2 1 1 2 4 4 1 3 4 4 52
36 4 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 1 4 68
37 4 1 2 4 2 4 2 4 2 4 3 3 2 1 4 2 3 4 4 4 59
38 4 1 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 71
39 4 4 4 4 2 3 4 4 4 2 1 4 4 3 4 4 2 3 4 4 68
40 4 1 2 1 2 1 1 3 1 3 2 1 2 1 1 4 2 2 2 1 37
41 1 2 4 4 4 4 1 2 1 1 4 1 2 1 4 4 4 4 3 4 55
42 4 4 2 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 72
43 2 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 3 1 4 4 4 4 4 1 4 67
44 4 1 2 1 2 1 1 3 1 3 2 1 2 1 1 3 2 2 2 1 36
45 1 2 4 4 4 4 1 2 1 1 4 1 2 1 4 4 4 4 3 4 55
46 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 74
47 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 74
48 4 2 2 4 3 4 2 3 1 1 2 3 3 4 3 4 4 1 4 3 57
96
49 4 1 2 1 2 1 1 3 1 3 2 1 2 1 1 3 2 2 2 1 36
50 1 2 2 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 69
51 4 2 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75
52 1 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 72
53 4 4 1 4 4 4 3 2 4 2 2 3 4 1 4 4 4 1 4 4 63
54 4 1 2 1 2 1 1 3 1 3 2 1 2 1 1 3 2 2 2 1 36
55 1 2 4 4 4 4 1 2 1 1 4 1 2 1 4 4 4 4 3 4 55
56 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 76
57 4 1 2 1 2 1 1 3 1 3 2 1 2 1 1 3 2 2 2 1 36
58 1 1 2 1 2 2 3 2 1 2 1 3 1 4 1 1 3 1 4 2 38
59 4 2 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 71
60 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 73
61 4 1 2 1 2 1 1 3 1 3 2 1 2 1 1 4 2 2 2 1 37
62 2 1 1 2 4 2 1 1 4 1 3 1 3 2 1 1 4 2 2 1 39
63 1 1 2 1 2 2 3 2 1 2 1 3 1 4 1 1 3 1 4 2 38
64 1 4 2 4 4 4 2 4 1 4 1 3 4 1 4 4 1 4 2 4 58
65 3 4 4 4 2 4 2 2 3 2 1 1 1 3 3 4 4 4 3 3 57
66 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 69
67 3 1 2 2 3 2 2 1 2 1 2 1 3 1 2 2 4 1 1 1 37
68 2 1 2 3 1 1 3 4 2 3 1 3 1 4 3 3 1 1 1 2 42
69 3 4 2 4 3 2 3 4 3 3 2 3 4 3 4 3 1 2 2 4 59
70 1 4 4 2 2 3 3 1 1 4 3 3 4 2 1 1 2 4 3 2 50
71 1 3 1 2 3 1 3 2 1 3 1 1 1 1 3 4 2 1 2 1 37
72 1 4 4 2 3 4 1 3 1 2 1 3 2 3 2 3 1 3 3 3 49
73 3 3 1 3 2 1 1 1 3 3 1 1 4 4 3 2 3 3 3 3 48
74 3 3 2 3 1 4 2 2 3 4 1 1 2 3 3 3 3 3 4 2 52
97
75 1 4 1 1 2 3 2 3 1 1 2 2 1 1 1 4 2 3 3 3 41
76 1 1 1 3 3 2 2 1 1 3 3 3 1 3 1 2 4 4 3 3 45
77 1 3 3 4 3 3 1 2 1 3 1 2 1 1 2 4 3 1 4 3 46
78 4 4 4 4 4 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 1 4 3 61
79 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 72
80 1 4 3 4 2 3 2 3 1 1 2 3 1 1 4 2 2 3 1 1 44
81 3 1 1 4 3 2 3 2 3 1 1 1 1 2 1 1 3 4 4 3 44
82 3 2 4 4 3 3 4 4 3 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 70
83 4 4 2 3 3 4 2 4 2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 68
84 1 3 1 3 2 1 4 1 3 4 2 3 1 1 2 1 2 1 2 1 39
98
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 35-45 7 8.3 8.3 8.3
46-50 21 25.0 25.0 33.3
51-55 39 46.4 46.4 79.8
56-60 17 20.2 20.2 100.0
Total 84 100.0 100.0
Pendidikan
Cumulative
Frequency 8Percent Valid Percent Percent
Valid SD 38 45.2 45.2 45.2
SMP 22 26.2 26.2 71.4
SMA/SMK 20 23.8 23.8 95.2
Perguruan Tinggi 3 3.6 3.6 98.8
Tidak sekolah 1 1.2 1.2 100.0
Total 84 100.0 100.0
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Wiraswasta 11 13.1 13.1 13.1
Wirausaha 9 10.7 10.7 23.8
IRT 46 54.8 54.8 78.6
Tidak Bekerja 18 21.4 21.4 100.0
Total 84 100.0 100.0
99
a. Data Diri
Nama Lengkap : Afifah Indah Sari
Usia : 22 Tahun
TTL : Jakarta, 13 Juli 2001
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Kp. Buaran Rt 005/ Rw 002 Kel. Cakung Timur
Kec. Cakung. Jakarta Timur 13910
No. HandPhone : 0895703102868
Email : afifahindah10595@gmail.com
b. Riwayat Hidup
SD : SDN 06 CAKUNG BARAT
SMP : SMPN 193 Jakarta Timur
SMA : SMK Dinamika Pembangunan 2 Jakarta
Perguruan Tinggi : STIKes Medistra Indonesia Kota Bekasi
102
LEMBAR PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT, kita memuji-Nya, dan meminta
dari kejahatan diri kita dan keburukan amal kita. Barang siapa mendapatkan petunjuk
dari Allah, maka tidak akan ada yang menyesatkannya dan barang siapa yang sesat
maka tidak ada pemberi petunjuk baginya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Semoga doa,
shalawat tercurah pada junjungan dan suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW,
keluarganya, dan sahabat serta siapa saja yang mendapat petunjuk hingga hari kiamat.
Aamiin.
Persembahan tugas akhir ini dan terima kasih saya ucapkan untuk:
1. Terimakasih untuk diriku sendiri bisa bertahan sampai dititik sekarang, kamu
2. Terkhusus kepada ibu dan ayah tercinta yang dengan penuh keyakinan hati
banyak berkorban demi keberhasilan anaknya, terdengar atau pun tidak do’a nya
dan ucapan kalian anak mu tetap yakin bahwa segala urusan ini dipermudahkan
dengan baik
4. Terimakasih kepada “kamu” yang telah memberikan support dan semangat dari
luang, dan menjadi tempat cerita keluh kisah saya selama awal kuliah hingga
sekarang.
5. Terimakasih kepada anabul saya yang memberikan mood saya selalu stabil dan
6. Terimakasih kepada partner yang bernisisal R.A & D.A.N yang telah
7. Terimakasih kepada temen ku khususnya dari awal masuk kuliah sampai selesai