Anda di halaman 1dari 83

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN


KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI
UPT RSUD MASSEREMPULU

OLEH

IRFAN FINANDAR

NIM: B0218318

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

TAHUN 2022
SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN


KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI
UPT RSUD MASSEREMPULU

Diajukan sebagai satu syarat untuk menperoleh gelar S1 Keperawatan

OLEH

IRFAN FINANDAR

NIM: B0218318

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

TAHUN 2022
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Irfan Finandar

NIM : B0218318

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan di
dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam menperoleh gelar sarjana
keperawatan di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan
yang diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah maupun belum/tidak
dipublikasikan, seumbernya dijelaskan dalam tulisan dan daftar pustaka.

Majene, Juli 2022

Irfan Finandar

NIM : B0218318
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN BEBAN KERJA PERAWAT


DENGAN KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN
KEPERAWATAN DI RSUD MASSERENPULU

Disusun dan diajukan oleh:

Irfan Finandar

B0218318

Telah Disetujui Untuk Disajikan Dihadapan Tim Penguji Pada Seminar Hasil
Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sulawesi Barat

Dewan pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

(Junaedi Yunding,M.Kep,Sp.Kep.MB) (Maryati,S.Kep.,Ns.M.Kep)

Ketua Program Studi S1-Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sulawesi Barat

(Indrawati,S.Kep.,Ns.,M.Kes)

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


i
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi/Karya tulis Ilmiah dengan judul:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN


KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI
UPT RSUD MASSEREMPULU

Disusun dan diajukan oleh:

IRFAN FINANDAR

B0218318

Telah dipertahankan dihadapan dewan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang
diperlukan untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan pada Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sulawesi Barat.

Ditetapkan dimajene tanggal, Juli 2022

Dewan Penguji

Indrawati , S.Kep.,Ns.,M.Kes ( )

Kurnia Harli, BSN., MSN ( )

Irna Megawati, S.Kep., Ns.,M.Kep ( )

Dewan Pembimbing

Junaedi Yunding, M.Kep.,Sp.Kep.MB ( )

Maryati, S.Kep.,Ns.,M.Kep ( )

Mengetahui

Dekan Ketua

Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Keperawatan

Prof. Dr. Muzakkir, M.Kes Indrawati, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


ii
ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN


KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI UPT
RSUD MASSEREMPULU

Latar Belakang: Salah satu upaya dalam peningkatan mutu pelayanan keperawatan
yaitu dengan melakukan pendokumentasian proses asuhan keperawatan, akan tetapi
pendokumentasian oleh sebagian besar perawat masih kurang optimal. Salah satu
penyebab terjadinya hal tersebut karena kurangnya pengetahuan dan beban kerja
perawat yang berlebih Tujuan Penelitian: Tujuan Penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan pengetahuan dan beban kerja perawat dengan kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan di UPT RSUD Masserempulu Metode
Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana yang bertugas di
enam ruang perawatan rumah sakit umum daerah masserempulu yang berjumlah 84
perawat. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total
sampling. Instrumen Penelitian untuk mengetahui pengetahuan dan beban kerja
perawat menggunakan kuesioner. Data menggunakan uji satistik chi square dan
Kolmogorov-smirnov Hasil penelitian didapatkan bahwa perawat dengan
pengetahuan baik dalam pengisian dokumentasi dalam kategori lengkap sejumlah 30
(35,7%) responden. Berdasarkan analisis chi square diperoleh hasil p=0.63 (p>0,05)
berarti tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan, dan perawat dengan beban kerja sedang
dalam mengisi dokumentasi asuhan keperawatan kurang lengkap sejumlah 14
(16,7%). Berdasarkan uji Kolmogorov-smirnov diperoleh hasil p=0,00 (p<0,05)
berarti ada hubungan antara beban kerja dengan kelengkapan pendokumentasian
asuhan keperawatan .

Kata Kunci: Pengetahuan, Beban Kerja, Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


iii
ABSTRACT

RELATIONSHIP KNOWLEDGE AND WORKLOAD OF NURSES WITH


COMPLETENESS OF NURSING CARE DOCUMENTATION AT UPT RSUD
MASSEREMPULU

Background: One of the efforts to improve the quality of service is by documenting


the 2000 process, but the documentation by most nurses is still not optimal. One of
the causes of this occurrence is due to lack of knowledge and excessive workload of
nurses. The purpose of this study was to determine the relationship between
knowledge and workload of nurses with the completeness of documentation of
nursing care at UPT RSUD Masserempulu Research Methods: This study is a
quantitative study using cross sections. The population in this study were nurses who
recorded in six treatment rooms at the masserempulu general hospital consisting of 84
nurses. Sampling in this study used a total sampling technique. Research Instruments
to determine the knowledge and workload of nurses using a questionnaire. Data using
chi square and Kolmogorov-Smirnov statistical tests. The results showed that nurses
with good knowledge in filling out documentation were in the complete category of
30 (35.7%) respondents. The results of the chi square analysis obtained p = 0.63 (p>
0.05) meaning that there is no relationship between knowledge and the completeness
of nursing care documentation, and maintenance with a moderate workload in the
development of care. Based on a lack of 14 (16.7%). Based on the Kolmogorov-
Smirnov test, p = 0.00 (p <0.05) means that there is a relationship between workload
and the completeness of 2000 care documentation.

Keywords: Knowledge, Workload, Nursing Care Documentation

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


iv
KATA PENGATAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan Dan Beban Kerja Perawat
Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan keperawatan Di RSUD
Masserempulu”, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Sarjana
(S1) Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sulawesi Barat.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya
dukungan, bantuan, bimbingan, dan nasehat dari berbagai pihak selama penyusunan
skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya
kepada:

1. Kedua orang tua penulis, yang selalu memberikan kasih sayang, doa, nasehat,
serta kesabaran yang luar biasa dalam setiap langkah hidup penulis, yang
merupakan anugrah terbesar dalam hidup penulis dan berharap dapat menjadi
anak yang dapat dibanggakan.
2. Kedua adik laki-laki saya, terima kasih atas doa dan segala dukungan.
3. Bapak Dr. Ir. H Akhsan Djalaluddin, Ms selaku rektor Universitas Sulawesi
Barat
4. Bapak Prof. Dr. Muzakkir M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Sulawesi Barat
5. Bapak Muhammad Irwan, S.Kep.,Ns.,M.Kes,Selaku Wakil Dekan I
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sulawesi Barat
6. Ibu Nurgadima A Dj SKM.,M.Kes Selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Sulawesi Barat
7. Ibu Indrawati, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Kaprodi S1 Keperawatan yang
telah memberikan izin penelitian untuk keperluan skripsi ini.

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


v
8. Bapak Junaedi Yunding, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.KMB selaku dosen
pembimbing I yang telah menberikan bimbingan, pengarahan, kritik, saran
dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
9. Ibu Maryati, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen pembimbing II yang telah
menberikan bimbingan, pengarahan, kritik, saran dan motivasi dalam
penyusunan skripsi ini.
10. Seluruh staf pengajar Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Sulawesi barat
yang telah menberikan ilmu pengetahuan yang tak ternilai selama penulis
menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sulawesi
Barat.
11. Teman-teman seperjuangan Keperawatan A 2018 terimakasih atas dukungan
dan bantuannya .
12. Seluruh teman-teman penulis di Keperawatan angkatan 2018 yang tidak dapat
disebutkan namanya satu persatu, terima kasih atas pertemanan selama ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, dengan tulus ikhlas
memberikan doa dan motivasi sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, karena itu
segala kritik dan saran yang membangun akan menyempurnakan penulisan skripsi ini
serta bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Majene, Mei 2022

Irfan Finandar

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................................................i

KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii

DAFTAR TABEL.........................................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR....................................................................................................................vi

BAB I.............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................3

1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................................................3

1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................................................3

BAB II...........................................................................................................................................5

TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................5

2.1 Tinjauan Umum Pengetahuan Dokumentasi Asuhan Keperawatan..........................................5

2.2 Tinjauan Umum Beban Kerja Perawat.....................................................................................8

2.3 Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan...........................................................13

2.4 Hubungan Pengetahuan dan Beban Kerja Perawat Dengan Kelengkapan


Pendokumentasian Asuhan Keperawatan...............................................................................19

2.5 Kerangka Teori.........................................................................................................................20

BAB III..........................................................................................................................................21

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS.....................................................................21

3.1 Kerangka Konseptual...............................................................................................................21

3.2 Hipotesis...................................................................................................................................21

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


vii
BAB IV..........................................................................................................................................22

METODE PENELITIAN............................................................................................................22

4.1 Desain Penelitian......................................................................................................................22

4.2 Waktu Penelitian......................................................................................................................22

4.3 Populasi, Sampel dan Sampling................................................................................................22

4.4 Kerangka Kerja.........................................................................................................................23

4.5 Indentifikasi Variabel...............................................................................................................24

4.6 Defenisi Operasional................................................................................................................24

4.7 Instrumen Penelitian.................................................................................................................25

4.8 Uji Validasi dan Rehabilitas.....................................................................................................27

4.9 Metode Analisa Data................................................................................................................28

4.10 Etika Penelitian.......................................................................................................................28

BAB V...........................................................................................................................................29

HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................................................29

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian.........................................................................................29

5.2 Hasil Penelitian........................................................................................................................29

5.3 Pembahasan..............................................................................................................................33

5.4 Keterbatasan penelitian.............................................................................................................35

BAB VI..........................................................................................................................................36

KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................................36

6.1 Kesimpulan...............................................................................................................................36

6.2 Saran.........................................................................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................38

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


viii
DAFTAR TABEL

4.1 Defenisi Operasional Hubungan Pengetahuan dan Beban Kerja Perawat Dengan
Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan ..............................................21
......................................................................................................................................

4.2 Blueprint Kuesioner Pengetahuan Pendokumentasian Keperawatan...........................22

4.3 Blueprint Kuesioner Beban Kerja.................................................................................23

4.4 Blueprint Kuesioner Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan.............23

5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di Ruang Perawatan


ICU, Perinatologi, Interna Selatan, Interna Utara, Bedah dan Anak............................29

5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Di Ruang Perawatan ICU,


Perinatologi, Interna Selatan, Interna Utara, Bedah dan Anak.....................................29

5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Di Ruang Perawatan


ICU, Perinatologi, Interna Selatan, Interna Utara, Bedah dan Anak............................30

5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja Di Ruang Perawatan


ICU, Perinatologi, Interna Selatan, Interna Utara, Bedah dan Anak............................30

5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Ruang Dinas Di Ruang Perawatan


ICU, Perinatologi, Interna Selatan, Interna Utara, Bedah dan Anak............................31

5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Di Ruang Perawatan


ICU, Perinatologi, Interna Selatan, Interna Utara, Bedah dan Anak............................31

5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Beban Kerja Di Ruang Perawatan


ICU, Perinatologi, Interna Selatan, Interna Utara, Bedah dan Anak............................31

5.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelengkapan pendokumentasi Di


Ruang Perawatan ICU, Perinatologi, Interna Selatan, Interna Utara, Bedah dan
Anak..............................................................................................................................32

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


ix
5.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hubungan Pengetahuan dengan
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawaran Di Ruang Perawatan ICU,
Perinatologi, Interna Selatan, Interna Utara, Bedah dan Anak.....................................32

6.0 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hubungan Beban Kerja dengan


kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawaran Di Ruang Perawatan ICU,
Perinatologi, Interna Selatan, Interna Utara, Bedah dan Anak.....................................33

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


x
DAFTAR GAMBAR

2.1 Proses Penegakan diagnosa Keperawatan.....................................................................17

2.2 Kerangka Teori Hubungan Pengetahuan dan Beban Kerja Perawat Dengan
Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan...............................................17
......................................................................................................................................

3.1 Kerangka Konsep Hubungan Pengetahuan dan Beban Kerja Perawat Dengan
Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan ..............................................18

4.1 Kerangka Kerja Hubungan Pengetahuan dan Beban Kerja Perawat Dengan
Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan ..............................................20

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Salah satu kriteria penentu kualitas dan reputasi rumah sakit adalah pelayanan
keperawatan. Pendokumentasian pelayanan keperawatan yang diberikan oleh
perawat merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan
tersebut. Setelah intervensi keperawatan langsung pada pasien, dokumentasi
merupakan komponen penting dalam mengevaluasi kinerja profesi keperawatan.
Konsep dan protokol komunikasi dalam pelayanan kesehatan berkembang seiring
dengan perkembangan teknologi informasi. (Kimalaha, 2019).
Dokumentasi adalah kegiatan merekam, melaporkan, atau merekam suatu
peristiwa dan kegiatan yang dilakukan dalam bentuk pemberian jasa yang
dianggap penting dan berharga. Keperawatan didokumentasikan menurut
Pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi adalah semua
bagian dari pendekatan proses keperawatan. Standar dokumentasi merupakan hal
terpenting dalam setiap tindakan keperawatan, hal ini terkadang tidak disadari
oleh tenaga keperawatan. Format catatan keperawatan yang dibuat untuk rumah
sakit tidak pernah diisi, dan bahkan staf perawat saat ini tampaknya
melupakannya untuk menulis diagnosa medis. (Ramadani, 2018).
Indonesia masih memiliki tingkat kelengkapan dokumentasi keperawatan
yang rendah. Hal ini ditunjukkan oleh penelitian dengan menggunakan 300
sampel rekam medis, yang mengungkapkan bahwa 69,3 persen dokumentasi
keperawatan dalam kategori tidak lengkap, hanya 25 persen dokumentasi
pengkajian yang diisi, 50 persen diagnosa keperawatan yang terdokumentasi,
hanya 37,5 persen perencanaan yang terpenuhi. Didokumentasikan, 37,5 persen
implementasi didokumentasikan, dan hanya 25 persen evaluasi yang
didokumentasikan. Hanya 63 persen dokumen keperawatan yang selesai, dengan
penyelesaian penilaian hanya 53 persen, diagnosis 61 persen, dan implementasi
dan evaluasi 75 persen (Fatmawati, 2019). Hal ini karena sikap perawat terhadap
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
1
pendokumentasian asuhan keperawatan akan dipengaruhi secara negatif oleh
kurangnya keahlian mereka, sehingga dokumentasi keperawatan tidak sebanyak
yang seharusnya. Menulis akan mempengaruhi nilai dokumentasi keperawatan di
bidang-bidang seperti administrasi, undang-undang, keuangan, penelitian, dan
pengajaran (Khoirunisa, 2017).
Dalam pelaksanaan pendokumentasian keperawatan, perilaku perawat itu
sendiri sangat dipengaruhi dengan perilaku dipengaruhi oleh tiga set faktor yaitu
faktor predisposisi, diwujudkan dalam pengetahuan, sikap, keyakinan-keyakinan,
nilai, dan variabel demografis predisposisi. terjadinya perilaku memfasilitasi atau
mempengaruhi seseorang. (Togubu, 2019).
Hal ini penting untuk memastikan bahwa pasien menerima asuhan
keperawatan yang unggul. Untuk dapat mendokumentasikan asuhan keperawatan
secara benar dan efektif, perawat harus mengetahui pengertian, tujuan, dan
manfaat dokumentasi keperawatan. Pengetahuan tentang dokumen keperawatan
merupakan dasar kemampuan untuk melengkapi dokumen keperawatan, artinya
tingkat pengetahuan yang tinggi meningkatkan kemampuan perawat untuk
melengkapi dokumen secara benar dan kualitatif. Pengetahuan seseorang erat
kaitannya dengan perilaku, termasuk perilaku untuk mendokumentasikan
pengobatan. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang dokumentasi
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkesinambungan. Ini
penting untuk memberikan perawatan yang lebih baik kepada pasien (Fatmawati,
2019).
Perawat yang merawat klien harus menginvestasikan waktu dan tenaga
dalam memenuhi kebutuhan dasar setiap klien. Memiliki tanggung jawab
mempengaruhi dan mempengaruhi beban kerja perawat. Beban kerja perawat
meliputi semua kegiatan atau kegiatan yang dilakukan oleh seorang perawat
selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi beban kerja perawat yaitu kondisi pasien yang terus berubah, rata-
rata jumlah jam perawatan yang dibutuhkan untuk merawat pasien secara
langsung, dan banyaknya tugas tambahan yang harus dilakukan oleh perawat.

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


2
Perawat memiliki berbagai macam pekerjaan, termasuk memberikan obat,
mengangkat, memindahkan pasien, dan membantu pasien memobilisasi. Memiliki
beban kerja yang menjadi tanggung jawab perawat seringkali menyebabkan
berbagai penyakit yang diderita perawat. (Sumangando, 2017).
Selain kondisi pasien yang terus berubah, rata-rata jumlah jam yang
dibutuhkan untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien melebihi
kapasitas perawat pelaksana, juga keinginan pasien, tuntutan pekerjaan yang
tinggi, dan jumlah perawat per shift dalam memberikan asuhan keperawatan.
asuhan keperawatan, semakin bertambahnya beban kerja perawat dapat
berdampak pada penurunan atau peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2016,
hanya 48,2 persen perawat yang melakukan tanggung jawab keperawatan,
dibandingkan dengan 23,5 persen yang bekerja pada peran administratif (Saragih,
2020).
Tingkat stres, kurangnya pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit (SIMRS) untuk memastikan pelayanan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan semakin meluas, pekerjaan di luar pengertian keperawatan, dan
motivasi kerja perawat merupakan beberapa elemen yang mempengaruhi beban
kerja perawat.Waktu kerja yang tidak mencukupi seperti diharuskan untuk
melakukan pengawasan pasien secara ketat selama 24 jam merupakan salah satu
variabel yang mempengaruhi beban perawat dalam melaksanakan tugasnya.
Akibatnya, butuh waktu lama untuk menyelesaikan tugas. Untuk mendapatkan
beban kerja yang lebih ringan, perawat harus mencurahkan lebih banyak
waktunya untuk tugas-tugas produktif (Ernawati, 2020).
Berdasarkan survey awal yang dilakukan di RSUD Masserempulu Enrekang
di enam ruang rawat inap yaitu, ruang perawatan ICU, Perinatologi, Interna Utara,
Interna Selatan, Perawatan Anak dan Bedah dengan jumlah perawat 98. Peneliti
melakukan wawancara dengan perawat pelaksana, salah satunya diruang
perawatan ICU. Di dapatkan ketidak kelengkapan rekam medic seperti penulisan

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


3
tanggal tindakan, pengkajian keperawatan dan assessment pada lembar catatan
perkembangan pasien teritegrasi.
Berdarsarkan hasil observasi ditemukan ada ruang perawatan dimana
perawat pelaksananya hanya dua orang yang sedang shift dan ditemukan juga di
salah satu ruang perawatan, perawat pelaksana yang masih melakukan shift diluar
dari jam kerjannya.
Dari fenomena tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
hubungan pengetahuan dan beban kerja perawat dengan kelengkapan
pendokumentasian keperawatan di RSUD Masseempulu Kabupaten Enrekang.
1.2 Rumusan Masalah
Maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah, apakah ada
hubungan antara pengetahuan dan beban kerja perawat dengan kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan di UPT RSUD Masserempulu?
1.3 Tujuan Penelitian
1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk diketahui hubungan
pengetahuan dan beban kerja perawat dengan kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan.
2 Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan gambaran kelengkapan pendokumentasian asuhan
keperawatan.
b. Mendeskripsikan pengetahuan perawat tentang dokumentasi asuhan
keperawatan.
c. Mendeskripsikan beban kerja perawat tentang dokumentasi asuhan
keperawatan
d. Mendeskripsikan hubungan pengetahuan dengan kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan.
e. Mendeskripsikan beban kerja perawat dengan kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan.

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


4
1.4 Manfaat Penelitian
1. Institusi tempat penelitian
Fasilitas pelayanan kesehatan, khususnya lembaga penelitian, menggunakan
temuan penelitian sebagai masukan.
2. Institusi pendidikan
1) Dukungan teoritis tentang Hubungan Pengetahuan dan beban kerja
Perawat tentang pendokumentasian Asuhan Keperawatan Dengan
Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan.
2) Sebagai bahan bacaan dan pedoman bagi peningkatan pemahaman
mahasiswa keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sulawesi
Barat
3. Peneliti
Akademisi lain Penelitian ini membantu penulis untuk lebih memahami
hubungan antara pengetahuan perawat dan beban kerja dengan kelengkapan
dokumentasi keperawatan. Ini juga berfungsi sebagai landasan untuk
penelitian masa depan oleh peneliti lain.

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Pengetahuan Dokumentasi Asuhan Keperawatan


2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Mengetahui adalah hasil penginderaan, yang terjadi setelah orang
menjadi sadar akan objek tertentu. Panca indera tubuh manusia terdiri dari
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan sentuhan yang digunakan
untuk persepsi. Mata dan pendengaran adalah sumber utama pengetahuan
manusia. (Notoadmodjo, 2012).
Menurut Sunaryo (2014) Tingkat Pengetahuan dalam domain kognitif
mencakup 6 tingkatan, yaitu :
1. Pengetahuan
Tingkat dasar pengetahuan adalah pengetahuan. Mengetahui sesuatu
berarti mampu mengingat sesuatu yang telah anda pelajari
sebelumnya. Jika seseorang dapat menyebutkan, mendefinisikan,
mendemonstrasikan, dan menunjukkan sesuatu, mereka dikatakan
mengetahuinya.
2. Understanding
Understanding yaitu kemampuan individu untuk menjelaskan dan
menginterpretasikan objek yang diketahui dengan benar. Siapa pun
yang sudah memahami sesuatu harus bisa menjelaskan, memberi
contoh, dan menarik kesimpulan.
3. Aplikasi
Aplikasi yaitu keterampilan yang menggunakan apa yang dipelajari
dalam keadaan dan kondisi aktual atau menerapkan aturan, rumus,
dan teknik dalam keadaan aktual.

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


6
4. Analisis
Analisis adalah kapasitas untuk memecah suatu objek menjadi
komponen-komponen yang lebih kecil sambil mempertahankan
struktur keseluruhan dan hubungan timbal baliknya. Untuk
menjelaskan, mewakili, membedakan, dan mengklasifikasikan teori
adalah ukuran kemampuan..
5. Sintesis
Kapasitas untuk mengintegrasikan komponen menjadi satu kesatuan
yang baru atau membuat formulasi baru dari formulasi yang sudah
ada dikenal sebagai sintesis. Kemampuan untuk merakit, meringkas,
merencanakan, dan mengadaptasi teori atau formulasi yang ada
berfungsi sebagai ukuran bakat.
6. Evaluasi
Kapasitas untuk menilai atau mempertahankan suatu objek adalah
evaluasi. Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan standar
yang sudah ada sebelumnya atau dengan mengembangkan yang baru.
2.1.2 Defenisi Dokumentasi Asuhan Keperawtan
Menurut Prabowo (2017), Komunikasi tertulis yang dikenal sebagai
dokumentasi secara permanen yang mencatat berbagai informasi yang
berkaitan dengan berbagai pengaturan kesehatan pasien. Catatan hukum
dan hukum yang terkait dengan pemeriksaan pasien, proses diagnostik,
perencanaan, implementasi, dan proses penilaian juga dianggap sebagai
dokumentasi.
Pencatatan peristiwa, hal, atau kegiatan untuk pemberian jasa yang
dianggap berharga dan penting dikenal sebagai dokumentasi.
Menurut pakar Prabowo (2017), berikut ini:
a. Tuang Palan (1983)
Sebuah catatan yang dapat diverifikasi adalah dokumentasi. Selain itu,
rekaman ini dapat digunakan sebagai bukti dalam kasus pengadilan.
Dokumentasi adalah bukti yang benar-benar nyata dari suatu peristiwa

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


7
yang telah terjadi dan dapat berbentuk tulisan, gambar, gambar diam,
atau gambar bergerak (video). Pembuktian tersebut dapat ditetapkan
secara sah dan ditagih sesuai dengan aturan yang berlaku. Bukti ini
dapat digunakan untuk melindungi pasien serta personel dan
organisasi keperawatan. Pasien dapat menggunakan dokumen
keperawatan terorganisir sebagai bukti kuat di pengadilan, terutama
dalam kasus yang melibatkan kesalahan obat.
b. Fisbach (1991)
Dokumen yang berisi data lengkap, nyata, dan terekam tentang pasien
disebut dokumentasi keperawatan. Catatan-catatan ini berkaitan
dengan jenis, kualitas, dan jumlah pelayanan kesehatan yang
ditawarkan kepada pasien agar sesuai dengan tuntutan mereka, di
samping tingkat keparahan penyakit pasien. Ketika catatan diatur,
didokumentasikan dengan baik, dan metodis, staf perawat dapat
menggunakannya sebagai arsip untuk melihat apa yang telah
dilakukan dengan pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
c. Hidayat (2002)
Catatan dan laporan staf keperawatan ditunjukkan oleh dokumentasi
keperawatan. Pasien, perawat, dan tim perawatan kesehatan lainnya
yang bekerja untuk memberikan layanan kesehatan kepada pasien,
semuanya dapat memperoleh manfaat dari pencatatan dokumentasi
perawatan. Berdasarkan komunikasi yang tepat antara pasien dan
perawat, catatan dibuat. Selain itu teliti dan terorganisir secara
sistematis adalah catatan. Catatan milik perawat yang menyelesaikan
proses dokumentasi.
d. Fischach (1991)
Tujuan dokumentasi keperawatan adalah untuk mencatat setiap
langkah proses keperawatan. Dokumentasi ini merupakan upaya untuk
menyusun catatan riwayat kesehatan pasien, perawatan yang
diperlukan, dan berbagai perawatan yang diterima.

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


8
e. Departemen Kesehatan RI (1994)
Proses menangkap dan mengumpulkan banyak bukti dari
implementasi penuh proses keperawatan dikenal sebagai dokumentasi
keperawatan. Pendekatan proses keperawatan digunakan dalam
prosedur dokumentasi ini untuk merekam reaksi pasien atau respon
yang berbeda terhadap berbagai intervensi keperawatan dan medis
yang dilakukan oleh perawat. Reaksi pasien terhadap penyakitnya dan
metode pengobatan tim perawatan juga dimasukkan dalam catatan.
2.2 Tinjauan Umum Beban Kerja Perawat
2.2.1 Defenisi Beban kerja
Yang dimaksud dengan "beban" adalah kewajiban yang harus
dipenuhinya sebagai akibat statusnya sebagai tanggung jawabnya.
Pekerjaan adalah segala kegiatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menerima imbalan (Sunarso dan Kusdi; 2010). Terlalu banyak tenaga
kerja bisa membuat seseorang tegang dan stres, klaim Danang Sunyoto
(2012; 64). Ini bisa jadi sebagai akibat dari tingginya tingkat kemampuan
yang diperlukan, kecepatan kerja yang cepat, volume kerja yang tinggi,
dll. Tubuh manusia dibangun untuk melakukan aktivitas kerja sehari-hari,
klaim Arika (2011). Kita dapat bergerak dan bekerja karena kita memiliki
massa otot, yang membentuk lebih dari setengah berat badan kita.
Pekerjaan itu penting di satu sisi.
2.2.2 Beban Kerja Perawat
Upaya keperawatan dan kompleksitas pasien rawat inap didefinisikan
sebagai beban kerja keperawatan (nursing workload/intensity of nursing)
(Huber; 2006). Jumlah pasien-hari, atau jumlah prosedur, pemeriksaan,
kunjungan pasien, suntikan, dan tindakan lain yang diberikan kepada
pasien, Marquis dan Huston (2001) menggambarkan beban kerja
keperawatan. Semua tugas atau tugas yang dilakukan perawat selama
bertugas di unit pelayanan keperawatan termasuk dalam beban kerja
perawat. (Marquis dan Huston, 2013).

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


9
2.2.3 Faktor-Faktor Yang Menpengaruhui Beban Kerja
Dalam literature beban kerja secara konsisten disebut sebagai faktor
yang mempengaruhi kinerja beban kerja. Hal ini didukung oleh Lysaght et
al. (dalam Damos; 1991) berkaitan dengan sejumlah faktor yang
mempengaruhi beban kerja. Berikut penjelasan dari unsur-unsur tersebut:
a. Tuntutan Situasi dan Pengaruh Eksternal
1. Kebutuhan akan tenaga kerja dan pembagian kerja. Tahap awal
dalam perancangan sistem adalah memisahkan fungsi manusia dari
fungsi sistem, dan pemisahan ini pada akhirnya akan menghasilkan
tuntutan situasional pada pekerja. Tim desain memilih tugas mana
yang akan didelegasikan ke sistem dan yang mana kepada orang-
orang di seluruh desain sistem. Setelah dialokasikan, personel
dipandu oleh desain dan fungsi operasi dan penampilan. Tugas
yang diberikan kepada karyawan berfungsi sebagai representasi
dari kerja mereka. Strategi analisis tugas faktor manusia
berkonsentrasi pada mencari tahu bagaimana aktivitas ini
mempengaruhi seluruh pekerjaan pekerja dan berapa banyak dari
mereka yang tidak mungkin diselesaikan dengan standar yang
diinginkan. Persepsi beban kerja karyawan dapat dipengaruhi oleh
tugas dalam berbagai cara. Contohnya termasuk langkah-langkah
yang harus diambil seorang pekerja untuk menyelesaikan tugas,
jumlah dan jenis tugas yang diperlukan, batas waktu yang
ditetapkan untuk menyelesaikan tugas, dan tingkat akurasi yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas. Ini semua adalah elemen
yang mempengaruhi perkembangan kebutuhan situasional.
2. Lingkungan, khususnya pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja,
tidak dilakukan oleh mereka sendiri. Lingkungan di mana suatu
tugas dilakukan mungkin berdampak pada seberapa sulit pekerjaan
itu bagi pekerja. Kinerja dan beban kerja secara signifikan
dipengaruhi oleh interaksi pekerja dengan lingkungannya.

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


10
Lingkungan eksternal di mana tugas dilakukan (seperti panas,
kelembaban, kebisingan, pencahayaan, getaran, dan gravitasi),
desain manusia hingga pertukaran informasi unit mesin (seperti
jenis dan ukuran mesin), tampilan dan kontrol serta pengaturannya,
desain kemasan manusia (seperti pakaian pelindung, posisi tempat
duduk), dan desain keseluruhan tempat kerja (seperti ukuran,
interkoneksi, dan pengaturan), adalah beberapa faktor eksternal
yang dapat mengubah tuntutan situasi dan mempengaruhi tingkat
kesulitan.
3. Karyawan Setiap karyawan menghadapi situasi dampak yang dapat
mengganggu kinerja. Kondisi sementara disebut sebagai kondisi
awal, seperti tingkat kesegaran fisik seseorang, yang dapat
menyulitkannya dalam menjalankan tugas. Kondisi seorang
pekerja ditentukan oleh sejumlah sifat yang sulit diubah, seperti
tujuan/motivasi, pengetahuan/keterampilan, dan kapasitas proses
berpikir. Sifat-sifat tersebut bersifat permanen/bawaan, yang tidak
hanya bersifat sementara. Kapasitas proses kognitif ini untuk
berinteraksi dan berintegrasi dengan pengetahuan dan kemampuan
untuk mencapai tujuan tugas Tujuan, sejauh mana mereka telah
dicapai sejauh ini, dan sejauh mana penyelesaian tugas dipandang
sebagai pencapaian tujuan bervariasi antara orang-orang. Mereka
juga berbeda dalam persepsi mereka tentang kecepatan dan akurasi
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas. Elemen-elemen ini
pada akhirnya berdampak pada kemauan seseorang untuk
berkomitmen dan insentif untuk menyelesaikan aktivitas.
Pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari seseorang melalui
pendidikan dan pengalaman berbeda dari kapasitas berpikirnya.
Pengetahuan (seperti informasi tentang fakta, hukum, atau cara
menggunakan perangkat) dapat dilihat sebagai sumber daya yang
dimiliki individu dan tersedia untuk digunakan oleh proses

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


11
kognitif. Untuk mengingat dan mengelola pengetahuan yang
diperlukan untuk menyelesaikan tugas, seseorang harus
mengaktifkan proses dinamis lainnya. Untuk mengumpulkan
informasi dari tampilan dan mengoperasikan kontrol saat ini,
diperlukan kemampuan pemrosesan kognitif. Manajer perlu
menyadari sejumlah elemen yang mempengaruhi beban kerja
untuk memperkirakan jumlah pekerjaan yang diharapkan
dilakukan perawat di bangsal pasien tertentu, termasuk (Caplan &
Sadock dalam Mastini; 2013):
1. Berapa banyak pasien yang dimasukkan ke unit perhari, bulan
atau tahun
2. Kondisi pasien di unit tersebut
3. Rata-rata pasien menginap
4. Tindakan perawatan langsung dan tidak langsung yang akan
dibutuhkan oleh masing-masing pasien
5. Frekuensi masing-masing tindakan keperawatan yang harus
dilakukan
6. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan masing-
masing tindakan perawatan langsung dan tak langsung
2.2.4 Indikator Beban Kerja
Menurut (Suci R.Mar'ih; 2017) Ada sejumlah faktor yang dapat
digunakan untuk menilai berapa banyak tenaga kerja yang harus dicapai
seseorang di tempat kerja. Tanda-tanda tersebut terdiri dari:
a. Situasi Kerja Lingkungan tempat kerja yang bersangkutan
mempengaruhi seberapa baik seseorang memahami posisinya.
b. Pemanfaatan Waktu Kerja Beban kerja karyawan tentunya akan
berkurang dengan menjadwalkan jam kerja sesuai dengan SOP.
Namun, ada kasus di mana perusahaan tidak memiliki SOP atau
menerapkannya secara tidak konsisten. Karyawan sering menerima
pekerjaan yang terlalu luas atau sangat spesifik.

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


12
c. Tujuan pekerjaan yang Harus Dicapai oleh perusahaan tentu akan
berdampak langsung pada beban yang harus ditanggung karyawan.
Jumlah pekerjaan yang diterima dan dialami oleh karyawan
meningkat sebanding dengan jumlah waktu yang dialokasikan untuk
menyelesaikan tugas tertentu atau perbedaan antara tenggat waktu
pelaksanaan dan volume pekerjaan yang diberikan.
2.2.5 Dimensi Beban Kerja
Metode Subjective Workload Assessment Technique (SWAT) pertama
kali dikembangkan oleh Gary Reid dari Human Engineering Division di
Armstrong Laboratory, Ohio, USA, dan digunakan untuk menganalisis
beban kerja fisik dan mental seseorang yang harus melakukan tugas yang
bervariasi dan timbul. karena meningkatnya kebutuhan akan pengukuran
subjektif yang dapat digunakan di lingkungan nyata (Mastini; 2013).
Dalam penggunaannya, SWAT akan menawarkan skala subjektif
yang cepat dan mudah untuk mengukur beban kerja tugas yang harus
dilakukan karyawan. Tiga dimensi atau faktor beban waktu, beban mental,
dan beban psikologis membentuk model beban kerja multidimensi yang
akan digunakan SWAT untuk mendefinisikan sistem kerja. Masing-
masing memiliki tiga tingkatan: rendah, sedang, dan tinggi (Sritomo
dalam Mastini: 2013). Menurut definisi, dimensi mengacu pada berikut
ini:
1. Jumlah waktu yang tersedia untuk perencanaan, pelaksanaan, dan
pemantauan tugas ditunjukkan oleh pemanfaatan waktu. Beban waktu
rendah, sedang, dan tinggi).
2. Beban usaha mental adalah perkiraan jumlah usaha mental yang
diperlukan untuk merencanakan dan menyelesaikan suatu tugas (beban
usaha mental rendah, beban usaha mental sedang, beban usaha mental
tinggi).
3. Tingkat bahaya, ambiguitas, dan frustrasi yang terkait dengan kinerja
atau penyelesaian tugas diukur dengan tekanan psikologis (tekanan

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


13
psikologis rendah, tekanan psikologis sedang, tekanan psikologis
tinggi).
2.3 Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
2.3.1 Defenisi Kelengkapan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) di Lektur.ID (2019),
lengkap memiliki tiga definisi. Karena memiliki ejaan dan pengucapan
yang sama dengan lengkap tetapi maknanya berbeda, lengkap adalah
homofon. Complete dapat mengubah kata benda atau kata ganti dengan
menambahkan kata sifat atau kelas kata sifat, biasanya dengan
menguraikannya atau mempersempitnya.
2.3.2 Faktor Yang Menpengaruhui Kelengkapan Dokumentasi Asuhan
Keperawatan
Menurut hasil penelitian Noviari (2015), ada beberapa faktor yang
menjadi kendala kelengkapan catatan keperawatan yaitu :
a. Kurangnya Sumber Daya
Beban kerja perawat yang berat dan dokumentasi perawatan yang
tidak memadai keduanya dipengaruhi oleh kekurangan tenaga kerja
ini. Apakah mereka memiliki pendidikan formal atau tidak, seseorang
yang secara aktif bekerja di sektor kesehatan yang membutuhkan
kekuatan untuk melakukan inisiatif kesehatan disebut sebagai
"pekerja kesehatan". Peningkatan beban kerja dipengaruhi oleh
kekurangan pekerja. Oleh karena itu, perencanaan sumber daya
manusia diperlukan untuk mengurangi beban kerja dan meningkatkan
dampak keluaran pekerjaan. Pedoman Penyusunan Perencanaan
Tenaga Kesehatan Tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Rumah
Sakit, Kepmenkes No. 81/MENKES/SK/I/2004.
b. Tingginya Beban Kerja
Menurut Moekijat yang dikutip oleh Mastini (2013) dalam Noviari
(2015), Beban kerja adalah jumlah total pekerjaan yang dihasilkan
oleh berbagai karyawan di lokasi tertentu. Dimungkinkan untuk

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


14
melihat kuantitas pekerjaan yang harus dilakukan oleh tim atau
individu dalam periode waktu atau beban kerja tertentu dari perspektif
objektif dan subjektif. Semua tugas atau tugas yang dilakukan perawat
selama bertugas di unit pelayanan keperawatan termasuk dalam beban
kerja perawat. Beban kerja perawat terdiri dari tugas keperawatan dan
administrasi, klaim Noviari (2015). Namun, sebagian besar pekerjaan
perawat adalah administratif.
c. Pengetahuan Perawat
Penting untuk mempertimbangkan dan memeriksa apa yang harus
dan tidak boleh dicatat saat membuat dokumentasi daripada hanya
mencatat sesuatu di formulir. Karena beban kerja staf keperawatan
yang berat, terkadang masih ada elemen dalam dokumentasi
keperawatan yang terlewatkan. Pelaksanaan pekerjaan dapat
dipengaruhi oleh pengetahuan tentang seberapa komprehensif
dokumentasi keperawatan. Bahkan satu titik kelupaan dalam catatan
keperawatan diterima sebagai tipikal tanpa keinginan untuk
mematahkan polanya.
d. Motivasi Perawat
Keterlibatan dipengaruhi oleh karakteristik psikologis orang yang
disebut motivasi. Ini mencakup unsur-unsur yang memicu,
mempengaruhi, dan mempertahankan perilaku manusia dengan cara
tertentu. (Nursalam, 2017). Motivasi kerja perawat akan menurun
ketika beban kerja di ruang operasi besar, namun tidak semua perawat
akan mengalami hal ini; itu akan bervariasi pada masing-masing
perawat. Pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien akan
dipengaruhi oleh rendahnya motivasi perawat, terutama bagaimana
pasien diberikan informasi kesehatan..
2.3.3 Langkah-Langkah Proses Keperawatan
Lima langkah membentuk proses keperawatan, yang masing-masing
saling berhubungan. Selain itu, strategi metodis harus digunakan untuk

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


15
mengembangkan kerangka kerja yang saling mendukung untuk mencapai
hasil terapi yang komprehensif. Dalam perawatan pasien, ketelitian ini
diantisipasi. (Mufidaturromah, 2017).
Mufidaturromah, (2017) tahapan proses keperawatan tersebut sebagai
berikut:
1. Pengkajian
Tahap pengkajian adalah proses dinamis yang direncanakan yang
terdiri dari tiga tugas utama: pengumpulan data yang sistematis,
pemilihan dan pengorganisasian data yang sistematis, dan dokumentasi
data yang sistematis dengan cara yang dapat diambil kembali.
Informasi yang dikumpulkan harus dapat mendefinisikan dua hal,
yaitu keadaan kesehatan pasien dan masalah kesehatan yang
dimilikinya. Penilaian membutuhkan kemampuan yang meliputi
observasi, pemeriksaan fisik, dan wawancara. Data subyektif dan
observasional digunakan untuk lebih memperjelas hasil pengumpulan
data. Informasi pasien merupakan sumber data subjektif. Sedangkan
data yang berasal dari pengamatan, pengukuran, dan pemeriksaan fisik
dianggap sebagai data yang objektif.
Ada beberapa cara dalam proses pengelompokan data, dimana kita
dapat memilih salah satu diantaranya, yaitu:
a. Pengelompokan berdasarkan sistem tubuh
b. Pengelompokan data berdasarkan kebutuhan dasar (Maslow)
c. Pengelompokan data berdasarkan teori keperawatan
d. Pengelompokan data berdasarkan pola kesehatan fungsional Gordon
2. Diagnosa keperawatan
Pada dasarnya, diagnosis keperawatan lebih merupakan deskripsi
eksplisit dari kondisi kesehatan klien, masalah, atau risiko aktual untuk
mengidentifikasi dan menggambarkan perawatan keperawatan untuk
mengurangi, mengakhiri, atau menghindari masalah kesehatan klien.

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


16
Adapun tujuan dari diagnosa keperawatan adalah sebagai berikut :
a. Menberikan bahasa yang mudah dipahami oleh perawat, sehingga
terbentuk jalinan informasi dalam persamaan persepsi.
b. Meningkatkan indentifikasi tujuan yang tepat sehingga pemilihan
intervensi lebih akurat dan menjadi pedoman dalam melakukan
evaluasi.
c. Menciptakan standar praktik keperawatan
d. Menberikan dasar peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.
Jenis diagnosa keperawatan
a. Diagnosa aktual
Diagnosis negatif adalah diagnosis akurat yang membutuhkan
intervensi perawat untuk diberikan. Pasien yang berisiko sakit atau
yang sudah merasakan sakit diberikan diagnosis ini. Prognosis
suram ini meliputi:
1) Diagnosa aktual
Diagnostik yang menggambarkan keadaan pasien dalam
konteks masalah kesehatan atau fase kehidupan yang dialami
pasien.
2). Diagnosa resiko
Diagnostik ini menyoroti respons klien terhadap masalah
kesehatan atau peristiwa kehidupan yang dapat menempatkan
klien pada risiko masalah kesehatan.
b. Diagnosa positif
Diagnosis yang menunjukkan pasien dalam keadaan sehat dan
berpotensi mencapai keadaan ideal atau paling sehat. Istilah
diagnostik untuk promosi kesehatan juga digunakan untuk
menggambarkan kondisi ini. Prosedur untuk memperoleh
diagnosis keperawatan
Proses ini terdiri dari tiga langkah sistematis, yaitu tahap pertama
adalah analisis data, identifikasi masalah, dan kemudian
memasuki tahap perumusan diagnosis.

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


17
Dalam, tahap ini bandingkan
Analisa data kondisi pasien dengan nilai normal
kelompokkan data-data

Indentifikasi data-data yangdiperoleh,


Indentifikasi masalah kelompokkan dan masukkan dalam
masalah actual, resiko dan atau dalam
kelompok promosi kesehatan

Perumusan Diagnosa Actual: Masalah b.d Penyebab d.d


Tanda/gejala

Resiko; Masalah d.d Faktor resiko

Promkes: Masalah d.d tanda/gejala

Gambar 2.1 Proses penegakan diagnosa keperawatan

3. Intervensi
a. Menentukan prioritas masalah
Ada empat hal penting yang harus diperhatikan dalam perencanaan,
yaitu :
1) Berdasarkan Griffith-Kenney Chritensen, dengan urutan:
 Ancaman kehidupan
 Sumber daya dan dana yang tersedia
 Peran serta klien
 Prinsip ilmiah dan praktik keperawatan
2) Berdasarkan Hierarki Maslow, yaitu : fisiologis,
keamanan/keselamatan, mencintai dan memiliki, harga diri, dan
aktualisasi diri.
b. Menentukan tujuan
Dalam menentukan tujuan, digambarkan kondisi yang diharapkan
disertai jangka waktu.
Uraian kondisi yang dimaksud dimaksudkan untuk menjelaskan
tujuan yang diharapkan dalam jangka waktu tertentu untuk hasil yang
diinginkan.
c. Menentukan Kriteria hasil
Apa yang harus diperhatikan saat menentukan kriteria hasil?
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
18
 Bersifat spesifik dalam hal isi dan waktu.
 Bersifat realistic, artinya dalam menentukan tujuan harus
dipertimbangkan faktor fisiologis/patologi penyakit yang dialami
dan sumber yang tersedia serta waktu pencapaian
 Dapat diukur, misalnya pasien dapat menyebutkan tujuan batuk
efektif dengan benar dan mendemostrasikan cara batuk efektif
 Menpertimbangkan keadaan dan keinginan pasien.
d. Merumuskan intervensi dan aktivitas perawatan.
Cara penulisan intervensi keperawatan yang sederhana, efisien dan
efektif sedang dikembangkan sehingga tidak banyak penulisan dan
catatan intervensi.
4. Implementasi
Tindakan terjadwal dari rencana perawatan disebut implementasi.
Kedua intervensi keperawatan otonom dan kolaboratif tersedia.
Setiap tindakan yang diambil oleh perawat yang tidak bergantung pada
arahan atau perintah dari profesional kesehatan lain harus didasarkan
pada penilaian atau penentuan perawat itu sendiri. Sementara
keputusan kolektif memberikan dasar untuk kegiatan kolaboratif,
seperti yang diambil oleh dokter dan profesional kesehatan lainnya.
Bentuk-bentuk implementasi keperawatan antara lain:
 Pengkajian untuk mengidentifikasi masalah baru atau
mempertahankan masalah yang ada.
 Pengajaran atau pendidikan kesehatan pada pasien untuk
membantu menambah pengetahuan tentang kesehatan
 Konseling pasien untuk memutuskan kesehatan pasien
 Bentuk penatalaksanaan secara spesifik atau tindakan untuk
memecahkan masalah kesehatan
 Menbantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri
 Konsultasi atau diskusi dengan tenaga professional kesehatan
lainnya
5. Evaluasi
Hasil dapat digunakan untuk mengukur kemajuan pasien dalam hal
kesehatan. Mencari tahu seberapa banyak tujuan perawatan dapat
dicapai dan memberikan umpan balik tentang perawatan yang
diberikan adalah tujuan. Berikut ini adalah beberapa langkah evaluasi:
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
19
Jika tujuan tidak tercapai, penting untuk menilai di mana kegagalan
terjadi, mencari jawaban, kemudian mendokumentasikan apa yang
ditemukan dan apakah perubahan pada intervensi diperlukan.
2.4 Hubungan Pengetahuan Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kelengkapan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan masih belum selesai.
Pengetahuan perawat, beban kerjanya, dan sarana prasarana rumah sakit untuk
memaksimalkan kesembuhan klien merupakan faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. (Kimalaha, 2018).
Semakin besar tingkat pengetahuan perawat terhadap dokumentasi
keperawatan maka akan semakin baik pula kemampuan mereka untuk
menerapkannya. Pekerjaan akan terganggu, layanan perawatan tidak akan
maksimal, dan perawat akan mengabaikan tanggung jawab mereka dikarnakan
beban yang tidak merata. Dokumentasi keperawatan merupakan tugas yang
sering diabaikan oleh perawat (Ernawati, 2020).
Kemampuan perawat untuk menyelesaikan dokumen dengan baik dan
akurat akan meningkat dengan bertambahnya pengetahuan. Selain itu, jika
beban kerja perawat terlalu berat, kinerjanya tidak optimal, yang ditunjukkan
oleh berbagai faktor, termasuk perawatan pasien di bawah standar dan
dokumentasi asuhan keperawatan yang tidak memadai. (Khoirunnisaa, 2019).

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


20
2.5 Kerangka Teori
Pedoman karakteristik
Proses keperawatan,meliputi : dokumentasi keperawatan
yang berkualitas :
1. Pengkajian keperawatan
2. Diagnosis keperawatan 1. Factual
3. Intervensi keperawatan 2. Akurat
4. Implementasi keperawatan 3. Lengkap
5. Evaluasi keperawatan 4. Terorganisasi

Factor yang menpengaruhui proses Factor yang mempengaruhui


keperawatan, meliputi : kelengkapan pendokumentasian
1. Pengetahuan asuhan keperawatan :
2. Beban kerja 1. Kurangnya sumber daya
3. Penerapan proses 2. Tingginya beban kerja
keperawatan 3. Pengetahuan perawat
4. Hubungan sosiodemografi 4. Motivasi perawat
5. Factor pengaktifan dan
penguatan

Gambar 2.2 Kerangka Teori

Sumber :

(Potter dan Perry, 2010; Rosdhal dan Kowalski, 2014; Hagos dkk, 2014; Triyanto dan
Kamalludin, 2008; Siswanto dkk, 2013; Nuryani dan Hariyati, 2014; Noorkasiani
dkk, 2015

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


21
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS


a. Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini, apakah ada hubungan pengetahuan dan beban kerja perawat
dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan.

1. Variabel independen meliputi : Pengetahuan dan Beban Kerja

2. Variabel dependen meliputi : Kelengkapan Pendokumentasian


Asuhan Keperawatan

Adapun gambaran dari kerangka konsep penelitian ini dapat dilihat pada bagan
sebagai berikut :

Skema 3.1 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan

Kelengkapan dokumentasi asuhan


keperawatan

Beban Kerja

b. Hipotesis
Hipotesis adalah temuan atau jawaban sementara dari penelitian. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara beban kerja
perawat dengan pemahaman perawat tentang kelengkapan pendokumentasian
asuhan keperawatan.

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


22
BAB IV

METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kuantitatif. Untuk memastikan


hubungan antar variabel, desain penelitian ini termasuk dalam kategori
korelasional. Metodologi Cross Sectional digunakan, di mana variabel independen
dan dependen diukur hanya sekali, sekaligus. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan dan beban kerja
perawat dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan..

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2022

4.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di ruang perawatan ICU, Perinatologi, Interna


Utara, Interna Selatan, Bedah, dan perawatan anak rumah sakit umum daerah
Masserempulu kabupaten Enrekang

4.3 Populasi, Sampel dan Sampling

4.3.1 Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah enam ruang perawatan di
UPT RSUD Masserempulu dengan jumlah perawat sebanyak 84 orang.

4.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang sedang diselidiki atau bagian dari
kualitas yang membentuk populasi. Sampel penelitian terdiri dari 84 perawat yang
bekerja di enam ruang perawatan di Unit Pelayanan Terpadu Rumah Sakit Umum
Daerah Masserempulu.

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


23
4.3.3 Sampling

Total sampling digunakan sebagai metode sampel dalam penelitian ini. Total
sampling, menurut Arikunto (2006: 120), menggunakan sampel yang sama dengan
populasi yang ada.

4.4 Kerangka Kerja (Frame Work)

persiapan

perizinan

Pengamatan lapangan

Penentuan masalah

Kajian pustaka

Penyusunan kuesioner

Penyebaran kuesioner
Pengumpulan data

Kesimpulan dan saran Hasil penelitian dan


Alternative usulan Hasil kuesioner

Gambar 4.1 Kerangka kerja hubungan pengetahuan dan beban kerja perawat dengan
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di RSUD Masserempulu

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


24
4.5 Indentifikasi Variabel

Variabel adalah tindakan atau sifat yang mempengaruhi bagaimana sesuatu dinilai
(benda, orang, dll).

1. Variabel terpisah (gratis)

Penelitian memanipulasi variabel independen, stimulus aktivitas, untuk


menghasilkan efek. Pengetahuan dan beban kerja perawat merupakan faktor
independen dalam penelitian ini.

2. Faktor Dependen (terikat)

Variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas dikenal sebagai variabel terikat.
Sejauh mana asuhan keperawatan didokumentasikan adalah variabel dependen
penelitian.

4.6 Defenisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan pada karakteristik yang


diamati dari istilah yang dijelaskan. Suatu objek atau fenomena harus dapat
diamati agar peneliti dapat melakukan pengamatan atau pengukuran secara
menyeluruh yang dapat diulangi oleh orang lain.

Variabel Defenisi operasional Cara ukur Alat Ukur Hasil ukur Skala
Independ Pemahaman seseorang Pertanyaan Kuesioner Skor1: Setiap Ordinal
ent terhadap dokumentasi dalam bentuk jawaban salah
Pengetah dari proses keperawatan kuesioner Skor2: Setiap
uan jawaban benar
Kategori:
 Baik: x
≥ median
 Tidak
baik: x
¿ median
Independ Seluruh kegiatan atau Pertanyaan Kuesioner Beban Kerja Ordinal
ent aktifitas yang dilakukan dalam bentuk Berat= 13-25
Beban perawat selama bertugas kuesioner Beban Kerja
kerja disuatu unit pelayanan Sedang=26-38
keperawatan Beban Kerja
Ringan=39-52
Dependen Dari penilaian hingga Meliputi Mengisi Kriteria : Ordinal
Kelengka evaluasi, halaman rekam pengkajian lembar Lengkap =
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
25
pan medis pasien terisi dan evaluasi observasi Mengisi semua
pendoku penuh. keperawatan. untuk Tidak lengkap =
mentasian asuhan ada yang tidak di
asuhan keperawatan isi
keperawa regular
tan

Tabel 4.1. Definisi operasional hubungan Pengetahuan dan beban kerja dengan kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan di RSUD Masserempulu.

4.7 Instrumen Penelitian

Kuesioner tentang hubungan pengetahuan dan beban kerja perawat dengan


kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan merupakan metode pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini. Di UPT Rumah Sakit Masserempulu,
metode pengisian kuesioner digunakan untuk menilai faktor pengetahuan, beban
kerja, dan kelengkapan pendokumentasian tindakan keperawatan.

1. Pengetahuan pendokumentasian keperawatan


Untuk mengukur pengetahuan perawat dalam dokumentasi keperawatan,
Nurdianah (2019) menggunakan kuesioner dokumentasi asuhan keperawatan
yang dikembangkan oleh Pribadi pada tahun 2009. Survei ini terdiri dari 13
pertanyaan, dan setiap jawaban diberi skor.
Tabel 4.2 Blueprint kuesioner pengetahuan pendokumentasian keperawatan

Variabel Indikator Nomor Jumlah


Pertanyaan pertanyaan
Pengetahuan 1.Defenisi 1,2,7 3
dokumentasi 2.Tujuan 3,4 2
keperawatan 3.Aspek 5,6,8,11,12,13 6
legal
4.Kompone 9 1
n 10 1
5.Waktu

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


26
13 13

Tabel 4.3 Blueprint kuesioner beban kerja perawat


2. Beban kerja perawat
Beban kerja perawat terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan
diukur dalam penelitian ini menggunakan kuesioner beban kerja perawat
(Nursalam, 2017) yang dikembangkan oleh Buanawati (2019). Ada 13
pertanyaan dalam survei, dan setiap jawaban diberi skor.

Variabel Indikator Nomor Jumlah


Pertanyaan Pertanyaan
Beban kerja 1.Aktifitas 3,5,8,9,13 5
perawat pekerjaan
2.Kegiatan 2,6,7,10 4
yang
dilakukan
3.Penggunaan 1,4,11,12 4

waktu kerja
13 13

Tabel 4.4 Blueprint kuesioner kelengkapan pendokumentasian asuhan


keperawatan

3. Kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


27
Kuesioner Maharani.rtf digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur
seberapa komprehensif dokumentasi keperawatan. Ada 23 pertanyaan dalam
survei, dan setiap jawaban diberi skor.

Variabel Indikator Nomor Jumlah


Pertanyaan pertanyaan
Kelengkapan 1.Pengkajian 1,2,3,4 4
pendokumentasian 2.Diagnosa 5,6,7 3
asuhan keperawatan
keperawatan 3.Perencanaan 8,9,10,11,12,13 6
keperawatan
4.Implementasi 14,15,16 3

keperawatan
5.Evaluasi 17,18 2

6.Catatan 19,20,21,22,23 5

asuhan
keperawatan
23 23

4.8 Uji Validasi dan Rehabilitas

Kemampuan suatu instrumen untuk mengukur apa yang hendak diukur


ditentukan dengan uji validasi. Sedangkan tujuan dari uji reliabilitas adalah untuk
menunjukkan seberapa handal perangkat tersebut.

Ada hubungan antara pengetahuan dan beban kerja dengan kelengkapan


pendokumentasian asuhan keperawatan, dengan taraf signifikansi 0,05 yang
menunjukkan apakah hubungan kedua variabel tersebut signifikan atau tidak.
Sedangkan p>0,05 tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan beban kerja
dengan ketuntasan rekam asuhan keperawatan RS Masserempulu.

4.9 Metode Analisa Data


Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
28
Dengan bantuan program SPSS, data yang terkumpul akan diperiksa dengan
analisis univariat dan bivariat.

4.9.1 Analisis Univariat


Distribusi frekuensi variabel-variabel yang dianalisis yaitu jumlah
pengetahuan dan beban kerja digambarkan dengan menggunakan teknik yang
disebut analisis univariat..
4.9.2 Analisis Bivariat
Menentukan hubungan antara variabel bebas (tingkat pengetahuan dan beban
kerja) dengan variabel terikat menggunakan analisis bivariat (kelengkapan
dokumentasi asuhan keperawatan).
4.10 Etika Penelitian
4.10.1 Informend Consent
Sebuah pemahaman antara peneliti dan subjek dikenal sebagai persetujuan
informan. Dengan menandatangani formulir persetujuan untuk berpartisipasi
dalam penelitian ini, peserta memberikan persetujuan mereka sebelum penelitian
dimulai. Tujuan dari informed consent adalah untuk memastikan bahwa peserta
menyadari tujuan dan sasaran penelitian dan efek potensial pada mereka..
4.10.2 Anonimity (tanpa nama)
Dengan menahan atau menghilangkan nama, kesulitan etika menjamin
penggunaan peserta penelitian. Responden hanya menuliskan kode pada halaman
pengumpulan data atau hasil belajar untuk ditampilkan pada lembar respon alat
ukur.
4.10.3 Confidentiality (kerahasiaan)
Dengan memastikan kerahasiaan hasil penelitian, serta informasi dan
kesulitan lainnya, masalah ini menjadi masalah etis. Peneliti menjamin
kerahasiaan semua data yang dikumpulkan, dan hanya pengelompokan data
tertentu yang akan diungkapkan dalam temuan penelitian.

BAB V

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


29
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


UPT RSUD Masserempulu Berlokasi di JL. Jenderal Sudirman, Keppe, Kota
Enrekang, Kecamatan Enrekang, dan Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi
Selatan, Masserempulu merupakan salah satu rumah sakit umum yang ada di
daerah tersebut. berdasarkan penggunaan kawasan sebagai pusat kota. Pusat Kab.
Enrekang adalah lokasi ini. Mengingat kondisi infrastruktur jalan yang menjadi
poros utama Makassar, Enrekang, dan Toraja, kondisi jalan yang baik digunakan
oleh banyak jenis kendaraan, baik pribadi maupun umum, serta aksesibilitas bagi
pejalan kaki, situs ini tidak diragukan lagi. sangat penting. Karena lokasi ini
dekat dengan institusi pendidikan dan kantor pusat pemerintahan kabupaten,
maka lokasi ini menjadi pilihan yang tepat untuk peruntukan Rumah Sakit
Umum Daerah Massenrempulu. Enrekang dan lingkungan sekitarnya.
5.2 Hasil Penelitian
5.2.1 Data Umum
a. Krakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Ruang
Rawat Inap ICU, Perinatologi, Interna Selatan, Interna Utara, Bedah,
dan Anak RSU Masserempulu Kab.Enrekang

No Jenis Kelamin Frekuensi (f) Presentase (%)


1 Laki-Laki 8 9,5%
2 Perempuan 76 90,5%
TOTAL 84 100%
Sumber Data: Primer Mei 2022
Pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa responden paling banyak adalah berjenis
kelamin perempuan dengan jumlah 76 responden (90,5%).

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


30
b. Krakteristik Responden berdasarkan usia
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia di Ruang Rawat
Inap ICU, Perinatologi, Interna Selatan, Interna Utara, Bedah, Anak
Sumber Data : Primer Mei 2022
No Usia Frekuensi Presentase (%)
1 20-29 34 40,4%
2 30-45 50 59,6%
TOTAL 84 100%
Pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa responden paling banyak rentang usia 30-45
Tahun, yaitu sebanyak 50 orang (59,6%).
c. Krakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
Ruang Rawat Inap ICU, Perinatologi, Interna Selatan, Interna Utara,
Bedah, dan Anak RSU Masserempulu Kab.Enrekang

No Pendidikan Frekuensi (f) Presentase (%)


1 S1 Keperawatan 75 89,3%
2 D3 Keperawatan 9 10,7%
TOTAL 84 100%
Sumber: Data Primer Mei 2022
Pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki sebagian
besar adalah S1 Keperawatan sebanyak 75 Orang (89,3%).

d. Krakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja


Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
Ruang Rawat Inap ICU, Perinatologi, Interna Selatan, Interna Utara,
Bedah, dan Anak RSU Masserempulu Kab.Enrekang

No Masa Kerja Frekuensi (f) Presentase (%)


1 ¿ 5 Tahun 64 76,2%
2 ≤ 5Tahun 20 23,8%
TOTAL 84 100%
Sumber: Data Primer Mei 2022
Pada Tabel 5.4 menunjukkan bahwa masa kerja yang telah dilalui perawat
sebanyak 64 orang (76,2%) selama ¿ 5 tahun.

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


31
e. Krakteristik Responden Berdasarkan Ruang Dinas Perawat
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Ruang Dinas di Ruang
Rawat Inap ICU, Perinatologi, Interna Selatan, Interna Utara, Bedah,
dan Anak RSU Masserempulu Kab.Enrekang

No Ruang Dinas Frekuensi (f) Presentase (%)


1 ICU 16 19,1%
2 Perinatologi 9 10,7
3 Interna Selatan 20 23,8
4 Interna Utara 10 11.9
5 Bedah 20 23,8
6 Anak 9 10,7
TOTAL 84 100%
Sumber: Data Primer Mei 2022
Pada Tabel 5.5 menunjukkan bahwa sebanyak 20 orang ( 23,8) berasal dari
ruang Interna Selatan dan Bedah.

5.2.2 Data Khusus


a. Krakteristik Pengetahuan Perawat Ruang Rawat ICU, Perinatologi,
Interna Selatan, Interna Utara, Bedah dan Anak

No Pengetahuan Frekuensi (f) Presentase (%)


1 Baik 45 53,6%
2 Tidak Baik 39 46,4%
TOTAL 84 100%
Sumber: Data Primer Mei 2022
Berdasarkan tabel 5.6 dapat terlihat bahwa dari 84 jumlah responden, kategori
pengetahuan baik sebanyak 45 (53,6%) dan kategori pengetahuan tidak baik
sebanyak 39 responden (46,4%).

b. Krakteristik Beban Kerja Perawat Ruang Rawat ICU, Perinatologi,


Interna Selatan, Interna Utara, Bedah dan Anak

No Beban Kerja Frekuensi (f) Presentase (%)


1 Ringan 52 61,9%
2 Sedang 25 29,8%
3 Berat 7 8,3%
TOTAL 84 100%
Sumber: Data Primer Mei 2022

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


32
Berdasarkan tabel 5.7 dapat terlihat bahwa dari 84 jumlah responden, kategori
beban kerja ringan sebanyak 52 (61,9%), kategori beban kerja sedang sebanyak 25
(29,8%) dan kategori beban kerja berat sebanyak 7 (8,3%).

c. Kelengkapan Ruang Rawat ICU, Perinatologi, Interna Selatan, Interna


Utara, Bedah dan Anak

No Dokumentasi Frekuensi (f) Presentase (%)


1 Lengkap 57 67,9%
2 Tidak Lengkap 27 32,1%
TOTAL 84 100%
Sumber : Data Primer Mei 2022
Berdasarkan tabel 5.8 menunjukan bahwa kelengkapan pendokumentasian
asuhan keperawatan paling banyak kategori lengkap yaitu sejumlah 57
(67,9%) dan kategori tidak lengkap 27 (32,1%).
d. Hubungan Pengetahuan Perawat Dengan Kelengkapan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Rawat Inap ICU,
Perinatologi, Interna Selatan, Interna Utara, Bedah dan Anak

Kelengkapan Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan P
Total
Pengetahuan Value
Legkap Tidak Lengkap
n % n % n %
Baik 30 35,7 15 17,9 45 83,3
Tidak Baik 27 32,1 12 14,3 39 16,7 0.63
Total 57 67,8 27 32,2 84 100
Sumber : Data Primer Mei 2022
Tabel 5.9 menunjukkan hubungan antara pengetahuan perawat dengan
kelengkapan dokumentasi keperawatan di ICU, Perinatologi, Interna Utara,
Interna Selatan, Bedah, dan Ruang Keperawatan Anak, yaitu didapatkan
bahwa perawat dengan pengetahuan baik dengan kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan lengkap yaitu 30 perawat (35,7%),
sedangkan perawat dengan jumlah 12 (14,3%) memiliki sedikit pengetahuan
dengan dokumentasi yang tidak lengkap, sebagian responden mengisi
dokumentasi asuhan keperawatan dengan lengkap sebanyak 27 (32,1) dan
kurang lengkap sebanyak 15 (17,9). Berdasarkan hasil uji chi square pvalue =

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


33
0,063 (p > 0,05) menunjukkan pValue > 0,05 artinya Ha diterima dan Ho
ditolak artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kelengkapan
dokumentasi asuhan.

e. Hubungan Beban kerja Perawat Dengan Kelengkapan


Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Rawat Inap ICU,
Perinatologi, Interna Selatan, Interna Utara, Bedah dan Anak

Kelengkapan Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan P
Beban Total
Value
Kerja Legkap Tidak Lengkap
N % n % n %
Berat 1 1,2 6 7,1 7 8,3
Sedang 11 13,1 14 16,7 25 29,8
0,000
Ringan 45 53,6 7 8,3 52 61,9
Total 57 67,9 27 32,1 84 100
Sumber: Data Primer Mei 2022
Tabel 6.0 diatas yang menyatakan bahwa di dapatkan respoden beban kerja
berat dengan kelengkapan pendokumentasian 1 (1,2%), beban kerja sedang
dengan kelengkapan pendokumentasian 11 (13,1%) sedangkan beban kerja
ringan dengan kelengkapan pendokumentasian 45 (53,6%). Berdarkan hasil
analisa data, terdapat hubungan antara beban kerja perawat dengan
kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan di ruang ICU, Perinatologi,
Interna Utara, Interna Selatan, Bedah, dan Ruang Perawatan Anak, dengan
hasil Kolmogorov-Smirnov Z pvalue = 0,000 (p<0,05) menunjukkan bahwa
nilai p < 0,05 berarti hipotesis diterima yang berimplikasi bahwa ada
hubungan antara beban kerja perawat dengan kelengkapan dokumentasi
keperawatan.

5.3 Pembahasan
5.3.1 Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Dokumentasi Asuhan
Keperawatan
Berdasarkan penelitian di ICU, Perinatologi, Internal Selatan, Internal
Utara, Bedah, dan Perawatan Anak terhadap 84 responden, UPT RSUD
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
34
Massereempulu Enrekang menemukan bahwa 45 (53,6%) responden yang
disurvei termasuk dalam kategori pengetahuan baik, dan 39 orang termasuk
dalam kategori pengetahuan tidak baik (46,4%). Artinya perawat di enam ruang
perawatan RS Masserempulu menpunyai tingkat pengetahuan yang cukup baik
tentang pendokumentasian asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian,
diagnose, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Menurut Utami (2016) dalam Firadika (2020) faktor-faktor yang
menpengaruhui pengetahuan yaitu pendidikan, pekerjaan, pengalaman, umur,
minat, informasi dan kebudayaan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Nursyinta Kimalaha (2018) dengan pengetahuan baik 53 (81,5%)
responden dan kurang sebanyak 12 (18,5%) responden. Kemudian hasil
penelitian Eni Purwanti (2019) ditemukan hasil pengetahuan perawat mengenai
pendokumentasian asuhan keperawatan termasuk kategori cukup yaitu sebesar
55,6%.

5.3.2 Beban Kerja Perawat


Menurut 84 responden yang mengikuti penelitian di ICU, Perinatologi,
Internal Selatan, Internal Utara, Bedah dan Anak UPT RSU Masserempulu, 7
orang (8,3%) memiliki beban kerja berat, 25 orang (29,8%) memiliki beban
kerja sedang. , dan 52 orang memiliki beban kerja ringan (61,9%) Tugas
perawat sangat luas dan beragam. Temuan penelitian di atas didukung oleh
penelitian Nursalam (2017) bahwa aktivitas kerja, aktivitas yang dilakukan, dan
pemanfaatan waktu kerja semuanya termasuk dalam beban kerja.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yang menjadi beban kerja berat
perawat yaitu, melakukan observasi pasien selama jam kerja, beragamnya jenis
pekerjaan yang harus dilakukan demi keselamatan pasien, kontak lansung
perawat dengan pasien di ruangan secara terus menerus selama jam kerja,
kurangnya tenaga perawat di ruangan dibandingkan dengan klien, harapan
pimpinan rumah sakit terhadap pelayanan yang berkualitas, tugas pemberian
obat-obatan dan tindakan penyalamatan pasien.
Perawat memberikan perawatan pasien sepanjang waktu. Peneliti
mengungkapkan bahwa dari tiga indikator beban kerja, tindakan perawat
termasuk membawa pasien ke dalam ruangan, memasang kateter intravena,
mendokumentasikan perawatan, dan bertanggung jawab atas layanan pelanggan
memiliki nilai tertinggi. Ramadhani, dkk (2018). Berdasarkan standar
nasional/beban kerja ideal 120–150 jam per bulan dan beban kerja psikologis
ditentukan oleh pemikiran responden tentang beban kerja, beban kerja perawat

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


35
adalah keseluruhan tugas yang diselesaikan oleh perawat dalam jam kerja
bulanan.
Meskipun berbagai kegiatan profesional, perawat diharapkan untuk
menawarkan perawatan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa aktivitas
yang dilakukan oleh perawat adalah yang memiliki skor rendah. Pemberian
obat secara intensif kepada pasien merupakan salah satu contoh kegiatan
keperawatan langsung yang umum dilakukan.

5.3.3 Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan


Berdasarkan hasil penelitian dari 84 responden yang ada di enam ruang
perawatan yaitu, ICU, Perinatologi, Interna Selatan, Interna Utara, Bedah dan
perawatan Anak RSUD Masserempulu. Kelengkapan dokumentasi yang diisi
lengkap oleh perawat sebanyak 57 (67,9%) dan dokumen yang diisi kurang
lengkap oleh perawat sebanyak 27 dokumen (32,1%). Artinya perawat di
RSUD Masserempulu menpunyai kelengkapan dokumentasi asuhan
keperawatan yang cukup baik.
Menurut Utami (2016) pentingnya pendokumentasian keperawatan yang
akurat pada lembar rekam medis sebagai alat komunikasi antar tenaga
kesehatan, untuk pembelaan yang kuat jika terjadi gugatan, dan khususnya
sebagai alat bukti dalam perkara pengadilan. Untuk rumah sakit, profesional
kesehatan, dan pasien, catatan ini juga dapat berfungsi sebagai pedoman
hukum. Karena memberikan dokumentasi tertulis tentang perawatan pasien
selama mereka menerima perawatan di rumah sakit, fungsi perawat sangat
penting untuk standar perawatan kesehatan yang diberikan di rumah sakit, yang
sangat dipengaruhi oleh profesional kesehatan yang bekerja di sana.
Menurut Nuryani, (2014) Setelah pasien menerima perawatan, perawat
harus mengisi dokumen asuhan keperawatan dengan lengkap dan akurat. Pasal
2 ayat 1 Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008 yang mengamanatkan
agar rekam medis disusun secara lengkap dan jelas, sejalan dengan hal tersebut.
Setiap pasien yang datang berobat, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya akan
mendapatkan informasi lengkap tentang riwayat penyakit masa lalu secara
komprehensif berkat kesinambungan informasi yang dicantumkan dalam rekam
medis yang lengkap.
Dari hasil penelitian Utami (2016) diketahui kelengkapan dokumentasi
keperawatan seimbang yaitu 50% pada kategori lengkap dan tidak lengkap
dengan jumlah dokumen yang diteliti sebanyak 26 dokumen. Kemudian
berdasarkan hasil penelitian Nuryinta Kimalaha (2018) jumlah dokumen yang
lengkap sebanyak 34 dan kurang lengkap sebanyak 31.

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


36
5.33 Hubungan Pengetahuan dan Beban Kerja Perawat Dengan Kelengkapan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
5.3.3.1 Hubungan Pengetahuan Dengan Kelengkapan Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan
Hasil penelitian yang dilakukan di ruang perawatan ICU, Perinatologi,
Interna Selatan, Interna Utara, Bedah dan perawatan Anak di UPT RSUD
Masserempulu bahwa dari 84 responden yang memiliki pengetahuan baik
sebanyak 45 (53,6%) dengan jumlah 30 responden mengisi dokumentasi
asuhan keperawatan dengan lengkap dan 15 responden kurang lengkap.
Berdasarkan hasil uji Chi Squared dengan nilai pvalue = 0,063 (p>0,05) yang
menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan
kelengkapan dokumentasi keperawatan.
Menurut asumsi peneliti pada dasarnya pengetahuan perawat tentang
pengisian dokumentasi asuhan keperawatan dengan kelengkapan pengisian
dokumentasi asuhan keperawatan adalah baik, tingkat pendidikan berkaitan
erat dengan pengetahuan seseorang dimana semakin tinggi pendidikan
seseorang semakin banyak pula teori ataupun materi yang didapatkan, tiap
tingkat pendidikan memiliki silabus materi yang berbeda. Dari disrtribusi
tingkat pendidikan didapat data tingkat pendidikan S1 sebanyak 75 (89,3%),
tingkat pendidikan D3 sebanyak 9 (10,7%).
Menurut Notoatmojo, (2012) Pendidikan adalah salah satu kebutuhan
dasar manusia yang sangat tinggi yang diperlukan untuk pengembangan diri,
semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka akan semakin mudah
bagi mereka untuk mempelajari informasi tentang sesuatu atau berhubungan
dengan pengetahuan. Akan lebih mudah untuk memperoleh dan memajukan
pengetahuan dan teknologi, semakin tinggi pendidikan seseorang.
Pengetahuan adalah aspek penting dalam menentukan tindakan seseorang, dan
karena perilaku didasarkan pada pengetahuan, semakin banyak pengetahuan
yang dimiliki seseorang, semakin baik perilakunya.
Dalam penelitian ini terdapat pengetahuan baik, tetapi 15 (17,9%)
responden kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan kurang
lengkap hal ini dipengaruhui oleh usia, tingkat pendidikan serta masa kerja
responden di rumah sakit. Hasil penelitian ini pada dasarnya menunjukkan
bahwa umur 20 tahun keatas merupakan usia muda, dimana pengalaman
kerjanya belum maksimal sehingga pelaksanaan pendokumentasian asuhan
keperawatan masih kurang lengkap. Menurut Siswanto, (2013) dalam
penelitiaanya faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan, menunjukkan bahwa umur 30 tahun
keatas merupakan umur yang paling optimal dalam untuk mendukung

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


37
pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di rumah sakit. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Potter dan Perry (2010) dalam Siswanto, (2013)
bahwa usia dewasa menegah yaitu usia30-an sampai 60 tahun, merupakan
fase masa tenang atau fase keberhasilan.
Menurut asumsi peneliti pendidikan yang tinggi akan mencerminkan
kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dengan
baik. Orang yang menpunyai pendidikan tinggi maka mempunyai pengalaman
yang tinggi pula, dan memiliki pola pikir yang lebih matang sehingga bisa
menbedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Pada penelitian ini
terdapat orang yang memiliki pendidikan tinggi tetapi pendokumentasian
asuhan keperawatan kurang lengkap. Dalam Penelitian Amalia, (2018)
Pendidikan yang tinggi akan menunjukkan kemampuan seseorang untuk
melaksanakan suatu tugas dengan baik. Individu yang berpendidikan lebih
tinggi memiliki pengalaman hidup yang lebih besar, pola pikir yang lebih
berkembang, dan kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan yang
buruk. Semakin tinggi pekerjaan yang akan diemban individu, semakin
penting pendidikan mereka dalam menentukan posisinya. Berbeda dengan
seseorang dengan tingkat pendidikan yang rendah, seseorang dengan tingkat
pendidikan yang tinggi akan mampu berpikir matang dan logis, sehingga
pekerjaannya tampak lebih berkualitas.
Pada penelitian ini didapatkan masa kerja kategori lama kerja diatas dari
5 tahun yang tidak bisa melakukan pendokumentasian dengan baik ini
disebabkan oleh adanya kejenuhan ketika menulis laporan dan asuhan
keperawatan hal ini disebabkan karena pekerjaan yang monoton. Menurut
Amalia, (2018) Kualitas perawat di ruangan sangat dipengaruhi oleh masa
kerja perawat. Dibandingkan dengan perawat yang telah berada di ruangan
untuk sementara waktu, mereka yang baru menjabat memiliki pengalaman
yang lebih sedikit. Perawat dengan masa kerja lama lebih mampu
mendokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan di ruangan selama
bertahun-tahun saat mereka dipekerjakan oleh rumah sakit. Biasanya,
seseorang yang telah bekerja di bidang tertentu untuk waktu yang lama lebih
menyadari tugas dan kewajiban pencatatan asuhan keperawatan ketika mereka
menjadi lebih muda, memberikan mereka kesempatan untuk belajar lebih
banyak tentang pencatatan asuhan keperawatan, tindakan pada pasien, dan
penyesuaian, ke lingkungan mereka.
Berbeda hal dengan penelitian Mastini, dkk (2015) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara pengetahuan dan motivasi dengan prilaku perawat
dalam pendokumentasian . Penelitian Mastini, dkk (2015) sejalan dengan teori
yang menyatakan bahwa perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
38
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Namun
Peningkatan pengetahuan tidak selalu berdampak pada perubahan perilaku.
Beberapa faktor yang menpengaruhui perilaku sesorang adalah pengetahuan
dan sikap, namun pembentukan perilaku juga dipengaruhui oleh banyak faktor
yang sangat kompleks. Individu yang menpunyai pengetahuan yang baik akan
memiliki sikap yang positif dan adanya sikap yang positif akan menumbuhkan
motivasi untuk meningkatkan kinerja. Perilaku merupakan hasil atau
resultante antara stimulus atau faktor eksternal dengan respon atau faktor
internal dalam subjek atau orang yang berperilaku tersebut. Dengan perkataan
lain perilaku seseorang adalah pengetahuan, sikap, dan perubahan perilaku.
Perubahan perilaku diawali dengan adanya perubahan pengetahuan
terhadap kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan dan selanjutnya
akan muncul sikap untuk melakukan kelengkapan pengisian dokumen asuhan
keperawatan di ruang rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Masserempulu.
Berdasarkan hasil penelitian Mastini, dkk, (2015) disarankan bahwa untuk
meningkatkan kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan diperlukan
upaya-upaya untuk meningkatkan pengetahuan perawat baik dalam bentuk
pelatihan maupun upaya peningkatan pengetahuan lainnya.
5.3.3.2 Hubungan Beban kerja Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov Z pvalue = 0,000 (p<0,05) menunjukkan
bahwa nilai p < 0,05 berarti hipotesis diterima yang berimplikasi bahwa ada
hubungan antara beban kerja perawat dengan kelengkapan dokumentasi
keperawatan di enam ruang perawatan RSUD Masserempulu. Hubungan
yang terjadi adalah hubungan yang ringan karena nilainya berada pada rentang
39-52. Hasil tabulasi silang pada tabel 6 diatas menyatakan bahwa prosentase
responden beban kerja berat dengan kelengkapan pendokumentasian sebanyak
1 respondeng (1,2%), hasil tabulasi silang beban kerja sedang dengan
kelengkapan pendokumentasian sebanyak 11 responden (13,1%), dan hasil
tabulasi silang beban kerja ringan dengan kelengkapan pendokumentasian
sebanyak 45 responden (53,6%).
Penelitian ini menunjukkan bahwa beban kerja berat perawat ditemukan
di ruang perawatan interna dan perawatan bedah. Berdasarkan teori dan
penelitian sebelumnya dapat disimpulkan beban kerja perawat yang cukup
tinggi di ruang interna dan ruang bedah RSUD Masserempulu Kabupaten
Enrekang diakibatkan karena masih kurangnya tenaga keperawatan yang
bertugas di ruang tersebut. Selain itu juga waktu kerja yang berlebih
mengakibatkan beban kerja perawat diruang tersebut tinggi, hal ini sesuai
dengan teori dan penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa salah satu

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


39
penyebab pendokumentasian asuhan keperawatan tidak lengkap di Ruang
Interna dan Ruang Bedah RSUD Masserempulu Kabupaten Enrekang yaitu
beban kerja yang tidak sesuai dengan jumlah pekerja atau beban kerja yang
tinggi. Selain itu, pengetahuan juga merupakan salah satu faktor lainnya yang
mempengaruhi kelengkapan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan
karena pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk menentukan
tindakan seseorang, sehingga perilaku yang di dasari pengetahuan akan lebih
bertahan lama di bandingkan yang tidak di dasari oleh pengetahuan, artinya
semakin tinggi pengetahuan seseorang di harapkan semakin baik pula perilaku
yang dilakukan pendokumentasian asuhan keperawatan tersebut.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rozi, (2017) tentang
hubungan beban kerja perawat dengan penerapan pendokumentasian di ruang
inap RSUD Wates yang menunjukkan hasil uji Spearman Rank meghasilkan
nilai signifikan sebesar 0,013 Nilai uji signifikan 0,013 yang lebih kecil dari
0,05 menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara beban kerja perawat
dengan penerapan pendokumentasian di ruang rawat inap RSUD Wates.
Menurut Yunarti (2009) Karena mereka begitu fokus dalam memberikan
perawatan kepada pasien, perawat yang terlibat dalam perawatan langsung
merasa sulit untuk melacak waktu yang dihabiskan untuk berbagai tugas.
Dalam penelitian ini ada faktor-faktor yang menpengaruhui beban kerja berat
dengan pendokumentasian lengkap yang diansumsikan oleh peneliti adalah
faktor umur, dimana umur yang semakin muda akan lebih efektif dalam
bekerja dibandingkan dengan umur yang lebih tua. Hal ini sesuai dengan
penelitian Notoadmojo dalam Maysari (2016), Penerimaan tugas akan
bervariasi tergantung pada usia pekerja. Dibandingkan dengan orang yang
lebih tua, seorang pekerja yang relatif lebih muda lebih mampu menangani
tugas.
Temuan penelitian ini sesuai dengan masalah, terutama kurangnya
pengetahuan tentang dasar-dasar dokumentasi asuhan keperawatan, yang
mempengaruhi pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan. Tidak adanya
keseragaman dalam penerapan dokumentasi keperawatan akibat latar
belakang pendidikan yang bervariasi. Terkadang dokumentasi keperawatan
tidak lengkap dan tidak akurat karena ditulis tanpa mengacu pada standar
yang telah ditetapkan. Dokumentasi keperawatan dipandang sebagai beban
karena banyaknya formulir yang harus dilengkapi untuk mencatat data pasien
dan intervensi keperawatan. Dalam pengaturan perawatan kesehatan, tidak ada
cukup perawat, maka perawat hanya dapat berfungsi dengan perspektif
berorientasi tindakan. Terlalu sedikit waktu untuk merekam setiap aktivitas

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


40
yang telah diberikan pada lembar format dokumentasi keperawatan (Rozi,
2017).

5.4 Keterbatasan Penelitian


Selama penelitian, ada beberapa keterbatasan yang dialami oleh peneliti
terkait penelitian ini, antara lain sebagai berikut:
1. Karena sistem dan peraturan rumah sakit, peneliti tidak dapat memastikan
bahwa pengambilan sampel dilakukan secara acak.
2. Dalam penelitian ini variabel pengetahuan dan beban kerja perawat dengan
dokumentasi keperawatan yang lengkap tidak dikumpulkan secara langsung,
tetapi hanya digunakan kuesioner, sehingga data yang dikumpulkan bersifat
subjektif dari perspektif keperawatan.

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


41
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan
1. Pengetahuan perawat di ruang perawatan ICU, Perinatologi, Interna Selatan,
Interna Utara, Bedah dan Anak UPT RSUD Masserempulu adalah Baik
2. Beban kerja perawat di ruang perawatan ICU, Perinatologi, Interna Selatan,
Interna Utara, Bedah dan Anak UPT RSUD Masserempulu adalah Berat.
3. Kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang perawatan ICU,
Perinatologi, Interna Selatan, Interna Utara, Bedah dan Anak UPT RSUD
Masserempulu adalah Lengkap
4. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
antara pengetahuan dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan
keperawatan.
5. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara beban kerja perawat dengan kelengkapan pendokumentasian asuhan
keperawatan.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diberikan saran sebagai
berikut:
a. Bagi Rumah sakit
1. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan memperoleh
derajat kesehatan, perawat didorong untuk lebih memperhatikan
pengetahuan dengan mengkaji dan mensosialisasikan kelengkapan
dokumentasi keperawatan.
2. Penilaian beban kerja dan kemungkinan faktor lain harus dilakukan
sehingga tugas pekerjaan yang diberikan kepada perawat dapat
meminimalkan pekerjaan yang belum selesai dll.
3. Menciptakan lingkungan yang mendukung dengan membagi shift kerja agar
tidak mengalami kelelahan akibat beban kerja yang diterima dan

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


42
menyadarkan setiap perawat akan tanggung jawab atas pemenuhan tugasnya
masing-masing.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan
yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk melakukan penelitian
selanjutnya.
c. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menggunakan model penelitian yang
berbeda, misalnya menggunakan Metode observasi responden, sehingga data
primer yang diperoleh bersifat objektif. Peneliti selanjutnya dapat melakukan
penelitian serupa pada responden yang berbeda, misalnya di unit perawatan
intensif atau rawat jalan.

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


43
DAFTAR PUSTAKA
Fatmawati, D. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dokumentasi Terhadap
Kelengkapan Asuhan Keperawatan Oleh Perawat Pelaksana di Ruangan IGD
RSU Anutapura Palu. Journal Of Midwifery And Nursing, 1(2), 2656-0739.

Kimalaha, N. (2018). Pengetahuan dan Beban Kerja Perawat Berhubungan Dengan


KelengkapanPendokumentasian Asuhan Keperawatan di Bangsal Penyakit
Dalam dan Bedah. Indonesian Journal of Hospital Administration, 1(2), 2621-
2668.

Ramadani, F. R. (2018). Hubungan Beban Kerja dan Motivasi Kerja Perawat dengan
Kelengkapan Pendokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Bedah dan
InternaRSUD dr. H. Andi Abdurrahman Noor Kabupaten Tanah Bumbu.
Dinamika Kesehatan, 9(2), 313-327.

Sumangando, M. (2017). Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Kejadian Low


Back Pain (LBP) Pada Perawat Pelaksana Di RS TK. III R.W Monginsidi
Manado. ejoural Keperawatan, 5(1), 1-9.

Togubu, F. N. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pendokumentasian


Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit Daerah Kota Tidore Kepulauan. Jurnal
KESMAS, 8(3), 60-68.

Saragih, M., Silitonga, E., & Sipayung, R. (2020). Hubungan Beban Kerja Dengan
Motivasi Kerja Kerja Perawat Dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan.
Jurnal Keperawatan Priority.

Ernawati, D. (2020). Hubungan Beban Kerja Perawat Dan Pelaksanaan Dokumentasi


Asuhan Keperawatan Metode EMR (Electron Medical Record) Di Ruang
Rawat Inap RS Premier Surabaya. Jurnal Ilmiah Keperawatan.

Khoirunnisa, D. 2019. Beban Kerja Perawat Berhubungan Dengan Kelengkapan


Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Rawat Inap RSUD Panembahan
Senopati Bantul. Jurnal Teknologi Kesehatan.

Notoatmodjo. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Sunaryo, Y . (2014). Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan


Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematik Siswa SMA Di Kota
Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan dan Keguruan, 1(2), 2356-3915.

Prabowo, T . (2017). Dokumentasi Keperawatan . Yogyakarta: Pustaka Baru Press.


Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
44
Huber, L. D. 2006. Leadership and nursing care management fitht
edition.Philadelphia : Saunders Elsevier.455 hal

Marquis, B.L & Huston C.J. (2013). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan.
Alih bahasa Widyawati, dkk. Jakarta: EGC.

Mastini. (2013). Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Beban Kerja Dengan


Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan IRNA di RSUP
Sanglah Denpasar: Universitas Udayana

Suci Mar'ih Koesomowidjojo. 2017. Analisis Beban Kerja, Raih Asa Sukses, Jakarta

Rizky. 2019. Arti Lengkap Menutur KBBI https://lektur.id/arti;lengkap

Noviari, Elgiana Ayu dan Dewi Dahlia Susanti. 2015. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhui Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Ruang
Bedah Rsud Dr.Soekardjo Kota Tasikmalaya. Jurnal Manajemen Informasi
Kesehatan Indonesia.

Arika. (2011). Jurnal artikel Analisis Beban Kerja Ditinjau dari Faktor Usia Dengan
Pendekatan Recommended Weight Limit.

Ernawati, D. (2020). Hubungan Beban Kerja Perawat Dan Pelaksanaan Dokumentasi


Asuhan Keperawatan Metode EMR (ELECTRONIC MEDICAL RECORD)
Di ruang Rawat Inap RS PREMIER SURABAYA. Jurnal Ilmiah
Keperawatan.

Mufidaturromah. (2017). Dasar-Dasar Keperawatan (1st ed.; Turi, ed.).

Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara

Pribadi, A. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Pengetahuan, Motivasi, Dan Persepsi


Perawat Tentang Supervisi Kepala Ruang Terhadap Pelaksanaan
Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap RSUD Kelet
Provinsi Jawa Tengah Di Jepara. Tesis. Semarang: Program Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro.

Maharani. 2019. Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Ruang


Rawat Inap RSUD A, DADI TJOKRODIPO Tahun 2019.

Firadika, 2020 . Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Dokumentasi Asuhan


Keperawatan Dengan Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di
RS. ISLAM FAISAL MAKASSAR

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


45
Kimalaha, Nursyinta, 2018. Pengetahuan Dan Beban Kerja Perawat Berhubungan
Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Bangsal
Penyakit Dalam Dan Bedah . Indonesia Jurnal Of Hospital Administration.

Nursalam, 2017. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Rozi, 2017. Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Kelengkapan


Pendokumentasian Di Ruang Inap RSUD Wates.

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


46
Lampiran 1

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Irfan Finandar

NIM : B0218318

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Jl. A. Cori no.17 Maroangin

Bermaksud akan melakukan penelitian yang berjudul “ Hubungan Pengetahuan


Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan Di Rumah Sakit Umum Masserempulu “ .Penelitian ini mempunyai
tujuan untuk mendeskripsikan hubungan pengetahuan dan beban kerja perawat yang
dapat menpengaruhui pelaksanaan pendokumentasian keperawatan. Manfaat dari
penelitian ini yaitu dapat menberikan solusi untuk memecahkan masalah yang
dialami para perawat di rumah sakit dalam melakukan pendokumentasian
keperawatan. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat dalam menempuh
program pendidikan sarjana keperawatan di Universitas Sulawesi Barat. Penelitian ini
tidak menimbulkan kerugian dan bahaya bagi responden dan indentitas responden
yang bersangkutan tidak akan peneliti camtunkan. Data yang diperoleh dari
responden murni hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Demikian
penjelasan dari penelitian yang saya sampaikan, atas perhatiannya saya ucapkan
terimaksih.

Enrekang, 30 Mei 2022

Hormat Saya

Irfan Finandar

B0218318

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


47
Lampiran 2

PERSETUJUAN RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama :

Alamat :

Menyatakan bersedia menjadi responden penelitian ini dalam keadaan sadar, jujur,
dan tidak ada paksaan dalam penelitian yang dilakukan oleh :

Nama : Irfan Finandar

NIM : B0218318

Asal : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sulawesi Barat

Prodi : S1 Keperawatan

Judul : Hubungan Pengetahuan Dan Beban Kerja Perawat Dengan Kelengkapan


Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di RSUD Masserempulu.

Setelah diberikan maksud dan tujuan dari penelitian ini, tanpa adanya paksaan dari
peneliti saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini tidak menbawa
kerugian atau resiko yang menbahayakan responden. Peneliti akan menjamin untuk
menjaga kerahasiaan data dan saya telah memahami manfaat yang akan diperoleh
dari penelitian ini.

Dengan ini saya menyatakan secara sukarela bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini serta bersedia menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh peneliti
secara sadar dan sebenar-benarnya.

Enrekang, Mei 2022

Responden

(……………………………)

Nama terang dan tanda tangan

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


48
Lampiran 3

KUESIONER PENGETAHUAN DAN BEBAN KERJA PERAWAT


DENGAN KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN

ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD MASSEREMPULU

I. Identitas Responden

Petunjuk pengisian:
Isilah jawaban anda pada titik di bawah ini dan beri tanda ( √ ) pada
pernyataan yang sesuai

1. Nama : ……………………………………….
2. Tempat/Tanggal lahir : ………………………………………
3. Umur : ……………tahun……………bulan
20 - 29 tahun
30-45 tahun

4. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan

5. Pendidikan : D3 S1 SPK
6. Masa kerja : …………..tahun…………….bulan
≤ 5 tahun
¿ 5 tahun
7. Unit kerja : ………………………………………

Lampiran 4
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
49
KUESIONER PENGETAHUAN
PENDOKUMENTASIAN KEPERAWATAN

Petunjuk Pengisian :

Berilah tanda √ pada kolom di depan pernyataan dengan ketentuan:


Y : apabila menurut anda pernyataan benar
Tidak : apabila menurut anda Pernyataan tidak benar

No Pernyataan Ya Tidak

1 Asuhan Keperawatan adalah rangkaian kegiatan praktik


keperawatan dengan pendekatan lima tahap proses
keperawatan
2 Pengertian dokumentasi asuhan keperawatan adalah catatan
yang dapat dibuktikan kebenarannya secara hukum, berisi
kumpulan informasi yang dikumpulkan oleh perawat sebagai
pertanggung jawaban terhadap pelayanan yang telah diberikan,
yang memuat seluruh informasi untuk standar asuhan
keperawatan
3 Dokumentasi asuhan keperawatan sedikit berperan dalam
kesinambungan asuhan keperawatan
4 Dengan dokumentasi asuhan keperawatan, dapat diketahui
sampai jauh mana masalah pasien dapat teratasi
5 Dokumentasi asuhan keperawatan tidak mempunyai nilai
hukum, keuangan, dan pendidikan
6 Perawat dapat terjerat masalah hukum jika tidak melengkapi
dokumentasi asuhan keperawatan
7 Penulisan dokumentasi asuhan keperawatan merupakan tugas
samping perawat
8 Apakah anda tahu mengenai hal-hal yang wajib ditulis dalam
formulir dokumentasi asuhan keperawatan
9 Pada tahap pengkajian, data subjektif dan objektif di peroleh
dari pasien
10 Penulisan dokumentasi asuhan keperawatan dikerjakan segera
setelah pasien pulang
11 Tahukah anda bahwa setiap selesai melakukan
pendokumentasian, harus melakukan pengesahan dengan
menuliskan nama dan tanda tangan
12 Bila melakukan kesalahan dalam penulisan, maka cara
membetulkannya adalah dengan cara menghapusnya kemudian
ditulis ulang dengan catatan yang betul
13 Apabila pasien setelah pulang, ternyata kemudian diketahui
ada tempat isian yang kosong dalam formulir, maka harus
segera dilengkapi
Sumber : (Pribadi, 2009)

KUESIONER BEBAN KERJA PERAWAT


Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
50
PERTANYAAN BEBAN KERJA

1. Berilah tanda ( √ ) pada jawaban yang tersedia sesuai dengan pendapat dan keadaan
yang sebenarnya.
2. Kode jawaban dalam kuesioner ini adalah :
4 = Tidak Menjadi Beban 2 = Beban Kerja Sedang
3 = Beban Kerja ringan 1 = Beban Kerja Berat

No PERTANYAAN 1 2 3 4
1 Melakukan observasi pasien selama jam kerja
2 Banyak jenis pekerjaan yang harus dilakukan
demi keselamatan pasien
3 Beragamnya jenis pekerjaan yang harus
dilakukan demi keselamatan pasien
4 Kontak lansung perawat dengan pasien di
ruangan secara terus menerus selama jam kerja
5 Kurangnya tenga perawat di ruangan
dibandingkan dengan klien
6 Pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
tidak mampu mengimbangi tuntutan pekerjaan
7 Harapan pimpinan rumah sakit terhadap
pelayanan yang berkualitas
8 Tuntutan keluarga untuk keselamatan pasien
9 Setiap saat dihadapkan pada keputusan yang
tepat
10 Tanggung jawab dalam melaksanakan
perawatan klien
11 Setiap saat menghadapi klien dengan
karakteristik
12 Tugas pemberian obat-obatan yang diberikan
secara intensif
13 Tindakan penyelamatan pasien
Sumber : Nursalam (2017)

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


51
PENILAIAN KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN
KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD
MASSEREMPULU
Petunjuk Umum Pengisian

1. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian yaitu krakteristik medical record dan
kegiatan pendokumentasian asuhan keperawatan
2. Krakteristik medical record berisi daftar isian tentang indentitas medical
record.
A. Krakteristik Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Kode : …………………………………
Ruangan : …………………………………
No MR : …………………………………
Tanggal masuk : …………………………………

B. Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan


Petunjuk pengisian
1. Berilah tanda “√ ” jika kegiatan dilakukan pada kolom yang tersedia
2. Jika akan mengganti jawaban yang salah, maka berilah tanda “× pada
jawaban awal dan beri tanda “√ ” pada kolom yang tersedia, sesuai
dengan alternative jawabanyang dikehendaki
3. Pilihan :
a. Ya : Jika dokumentasi dilakukan dengan lengkap
b. Tidak : Jika dokumentasi dilakukan dengan tidak lengkap

No Aspek Yang Dinilai YA Tidak


A Pengkajian
1 Mencatat data yang dikaji sesuai dengan pendoman
pengkajian
2 Data dikelompokan (bio-psiko-sosial-spritual)
3 Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang
4 Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan
antara status kesehatan dengan norma dan pola
fungsi hidup
B Diagnosa Keperawatan
5 Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang
telah dirumuskan

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


52
6 Diagnosea keperawatan actual dirumuskan
berdasarkan prioritas
7 Dignosa keperawatan resiko dirumuskan
C Perencanaan Keperawatan
8 Rencana tindakan berdasarkan diagnosa
keperawatan
9 Rencana tindakan disusun menurut urutan
perioritas
10 Rumusan tujuan mengandung komponen pasien,
perubahan perilaku, kondisi pasien dan atau kriteria
waktu
11 Rencanatindakan mengacu pada tujuan dengan
kalimat perintah, terincih dan jelas
12 Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan
pasien dan keluarga
13 Rencana tindakan menggambarkan kerjasama
dengan tim kesehatan lain
D Implementansi Keperawatan
14 Perawat mengobservasi respons pasien terhadap
tindakan keperawatan
15 Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi
16 Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat
ringkas dan jelas
E Evalusi
17 Evaluasi mengacu pada tujuan
18 Hasil evaluasi di catat
F Catatan Asuhan Keperawatan
19 Menulis pada format yang baku
20 Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang
dilaksanakan
21 Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah
yang baku, dan benar
22 Setiap melakukan tindakan/kegiatan, perawat
mencantumkan paraf/nama jelas, tanggal dan jam
dilakukan tindakan
23 Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
Sumber : Kusioner Maharani ,pdf

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


53
Lampiran 5

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


54
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
55
Lampiran 6

Ranks

Kelengkapan
Dokumentasi N Mean Rank Sum of Ranks

Beban Kerja Tidak Lengkap 27 26.43 713.50

Lengkap 57 50.11 2856.50

Total 84

Test Statisticsa

Beban Kerja

Mann-Whitney U
335.500

Wilcoxon W
713.500

Z
-4.845

Asymp. Sig. (2-tailed)


.000

a. Grouping Variable: Kelengkapan


Dokumentasi

Frequencies

Kelengkapan
Dokumentasi N

Beban Kerja Tidak Lengkap


27

Lengkap
57

Total
84

Test Statisticsa

Beban Kerja

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


56
Test Statisticsa

Beban Kerja

Mann-Whitney U
335.500

Wilcoxon W
713.500

Z
-4.845

Asymp. Sig. (2-tailed)


.000

Most Extreme Differences Absolute


.530

Positive
.000

Negative
-.530

Kolmogorov-Smirnov Z
2.270

Asymp. Sig. (2-tailed)


.000

a. Grouping Variable: Kelengkapan Dokumentasi

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan * Kelengkapan
84 100.0% 0 .0% 84 100.0%
Dokumentasi

Beban Kerja * Kelengkapan


84 100.0% 0 .0% 84 100.0%
Dokumentasi

Crosstab

Kelengkapan Dokumentasi Total

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


57
Test Statisticsa

Beban Kerja

Mann-Whitney U
335.500

Wilcoxon W
713.500

Z
-4.845

Asymp. Sig. (2-tailed)


.000

Tidak Lengkap Lengkap

Pengetahuan Tidak Baik Count


12 27 39

Expected Count
12.5 26.5 39.0

% of Total
14.3% 32.1% 46.4%

Baik Count
15 30 45

Expected Count
14.5 30.5 45.0

% of Total
17.9% 35.7% 53.6%

Total Count
27 57 84

Expected Count
27.0 57.0 84.0

% of Total
32.1% 67.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .063a 1 .802

Continuity Correction b
.000 1 .987

Likelihood Ratio .063 1 .802

Fisher's Exact Test .820 .494

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


58
Test Statisticsa

Beban Kerja

Mann-Whitney U
335.500

Wilcoxon W
713.500

Z
-4.845

Asymp. Sig. (2-tailed)


.000

Linear-by-Linear Association .062 1 .803

N of Valid Casesb 84

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,54.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for Pengetahuan


.889 .354 2.231
(Tidak Baik / Baik)

For cohort Kelengkapan


Dokumentasi = Tidak .923 .493 1.727
Lengkap

For cohort Kelengkapan


1.038 .774 1.393
Dokumentasi = Lengkap

N of Valid Cases
84

Crosstab

Kelengkapan Dokumentasi

Tidak Lengkap Lengkap Total

Beban Kerja Berat Count 6 1 7

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


59
Test Statisticsa

Beban Kerja

Mann-Whitney U
335.500

Wilcoxon W
713.500

Z
-4.845

Asymp. Sig. (2-tailed)


.000

Expected Count
2.2 4.8 7.0

% of Total
7.1% 1.2% 8.3%

Sedang Count
14 11 25

Expected Count
8.0 17.0 25.0

% of Total
16.7% 13.1% 29.8%

Ringan Count
7 45 52

Expected Count
16.7 35.3 52.0

% of Total
8.3% 53.6% 61.9%

Total Count
27 57 84

Expected Count
27.0 57.0 84.0

% of Total
32.1% 67.9% 100.0%

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


60
Test Statisticsa

Beban Kerja

Mann-Whitney U
335.500

Wilcoxon W
713.500

Z
-4.845

Asymp. Sig. (2-tailed)


.000

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)

Pearson Chi-Square
24.055a 2 .000

Likelihood Ratio
24.369 2 .000

Linear-by-Linear Association
23.537 1 .000

N of Valid Cases
84

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is 2,25.

Risk Estimate

Value

Odds Ratio for Beban Kerja a

(Berat / Sedang)

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


61
Test Statisticsa

Beban Kerja

Mann-Whitney U
335.500

Wilcoxon W
713.500

Z
-4.845

Asymp. Sig. (2-tailed)


.000

a. Risk Estimate statistics cannot be


computed. They are only computed for a
2*2 table without empty cells.

Lampiran 7

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


62
Lampiran 8

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


63
Lampiran 9

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


64
Lampiran 10

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


65
Lampiran 11

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


66
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
67
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
68
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
69

Anda mungkin juga menyukai