Anda di halaman 1dari 112

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI

PENDERITA TB PARU DI UPT PUSKESMAS PRINGSEWU


KEC.PRINGSEWU KAB. PRINGSEWU
TAHUN 2020

SKRIPSI

DISUSUN OLEH

ENDANG MAYANG SARI

NPM :1601016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2020

i
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI
PENDERITA TB PARU DI UPT PUSKESMAS PRINGSEWU
KEC.PRINGSEWU KAB. PRINGSEWU
TAHUN 2020

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
Universitas Aisyah Pringsewu Lampung

DISUSUN OLEH

ENDANG MAYANG SARI

NPM :1601016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2020

ii
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA
Skripsi, 23 Juli 2020

Endang Mayang Sari

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI


PENDERITA TB PARU DI UPT PUSKESMAS PRINGSEWU
KEC.PRINGSEWU KAB. PRINGSEWU
TAHUN 2020

XVI + 61 Halaman + 8 Tabel + 2 Skema + 9 Lampiran

ABSTRAK

Dukungan Keluarga merupakan faktor penting bagi penderita TB karena termasuk dalam
sistem pendorong yang dapat menyebabkan ketenangan pikiran bagi penderita bahwa
memiliki orang yang mendukung dan akan selalu siap memberikan pertolongan jika
diperlukan. Konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya,
karakteristik pribadinya, Motivasinya, kelemahannya kelebihannya atau kecakapannya,
kegagalannya dan sebagainyaPenderita TB Paru mempunyai konsep diri negatif karena
dukungan keluarga yang kurang, penderita sulit bergaul dimasyarakat, merasa minder
dengan penyakitnya yang dapat menularkan kepada orang lain dan rasa tidak yakin bisa
sembuh. Penderita mempunyai konsep diri yang positif dalam pengobatannya untuk bisa
sembuh.Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antara dukungan keluarga
dengan konsep diri penderita TB Paru di UPT Puskesmas Pringsewu Tahun 2020..

Jenis penelitian ini adalah penenitian kuantitatif, desain yang digunakan adalah survey
analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional dan menggunakan uji chi
square. Sampel yang digunakan sebanyak 51 responden yang menderita TB Paru di
wilayah kerja Puskesmas Pringsewu, teknik pengambilan sampel menggunakan metode
purposive sampling. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner
dukungan keluarga dan kuisioner konsep diri.

Hasil penelitian menunjukan bahwa distribusi frekuensi pasien TB Paru diwilayah kerja
Puskesmas Pringsewu yang mendapatkan dukungan kurang sebayak 26 responden (51%),
distribusi frekuensi konsep diri negatif pasien TB Paru di wilayah kerja Puskesmas
Pringsewu sebanyak 28 responden (54,9%). Berdasarkan hasil uji dengan chi square
diperoleh p value 0.069 (>0.05) yang menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara
dukungan keluarga dengan konsep diri. Diharapkan penderita TB Paru selalu mendapat
dukungan dalam menjalani pengobatan baik dari keluarga maupun teman dan orang
terdekat. Supaya penderita dapat menjalani pengobatan secara utuh dan tetap memiliki
konsep diri yang baik.

Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Konsep Diri, penderita TB Paru.

iii
iv
AISYAH UNIVERSITY OF PRINGSEWU LAMPUNG
HEALTH FACULTY
NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM
Undergraduate Thesis, July23th2020

Endang Mayang Sari


COLERATION OF FAMILY SUPPORT WITH SELF-CONCEPT OF LUNG
TB Patients at UPT PUSKESMAS PRINGSEWU KEC.PRINGSEWU KAB.
PRINGSEWU IN 2020
XVI + 61Pages + 8 Tables + 2 Schema + 9 Attachments

ABSTRACT

Family support is an important factor for TB sufferers because it is included in the


driving system which can cause peace of mind for sufferers that has people who support
and will always be ready to provide help if needed. Self-concept includes all individual
views of their physical dimensions, personal characteristics, motivations, weaknesses,
strengths or abilities, failures and so on. Patients with pulmonary TB have a negative
self-concept due to lack of family support, sufferers find it difficult to get along in the
community, feel inferior to the disease that can transmit to people and other feelings of
uncertainty can heal. Patients have a positive self-concept in treatment to get well. The
purpose of this study was to look for a relationship between family support and self-
concept of pulmonary tuberculosis patients at UPT Puskesmas Pringsewu In 2020.

This type of research is quantitative research, the design used is an analytical survey
using a cross sectional approach and using the chi square test. The sample used was 51
respondents who suffered from pulmonary tuberculosis in the Pringsewu Community
Health Center working area, the sampling technique used purposive sampling method.
The instrument used in this study was a family support questionnaire and a self-concept
questionnaire.

The results showed that the frequency distribution of pulmonary TB patients in the
working area of Pringsewu Community Health Center which received less support than
26 respondents (51%), the frequency distribution of negative self-concept of pulmonary
TB patients in the working area of Pringsewu Health Center were 28 respondents
(54.9%). Based on the results of the test with chi square obtained p value 0.069 (>0.05)
which shows that there is no relationship between family support with self-concept. It is
expected that pulmonary tuberculosis sufferers always receive support in undergoing
treatment from both family and friends and those closest to them. So that patients can
undergo treatment as a whole and still have a good self-concept.

Keywords : Family support ,Self-concept, Pulmonary Tuberculosis Patients.

v
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi :

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI


PENDERITA TB PARU DI UPT PUSKESMAS PRINGSEWU
KEC.PRINGSEWU KAB. PRINGSEWU TAHUN 2020

Nama : ENDANG MAYANG SARI

NPM : 1601016

Telah Disetujui Dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Ujian Sidang Skripsi
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Aisyah Pringsewu Lampung Tahun
Akademik Tahun 2019/2020.

Pringsewu, 23 Juli 2020


Pembimbing

Hardono, S.Kep., Ners., M.Kep


NIDN. 0231037803

Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Ikhwan Amirudin, S.Kep., Ners., M.Kep


NIDN.0228108701

vi
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi :
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI
PENDERITA TB PARU DI UPT PUSKESMAS PRINGSEWU
KEC.PRINGSEWU KAB. PRINGSEWU TAHUN 2020

Nama : ENDANG MAYANG SARI


NPM : 1601016
Diterima oleh Tim penguji pada Ujian Sidang Skripsi di Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Aisyah Pringsewu Lampung Tahun Akademik
2019/2020.

1. Penguji 1 :
Wisnu Probo W, S.Kep., Ners., MAN ______________
NIDN.0201038901

2. Penguji 2 :
Sutrisno, S.Kep., Ners., MAN ______________
NIDN.0223018701

3. Penguji 3 :
Hardono, S.Kep., Ners., M.Kep ______________
NIDN. 0231037803

Mengetahui
Universitas Aisyah Pringsewu Lampung
Dekan Fakultas Kesehatan

Feri Kameliawati, S.Kep.Ners.,M.Kep


NIDN. 0228018502

vii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS PENULIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ENDANG MAYANG SARI


NPM : 1601016
Progran Studi : Program Studi Sarjana Keperawatan
Judul Skripsi :HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KONSEP
DIRI PENDERITA TB PARU DI UPT PUSKESMAS
PRINGSEWU KEC.PRINGSEWU KAB. PRINGSEWU TAHUN
2020

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi yang saya buat tidak pernah / belum pernah dibuat oleh orang lain
dan saya menjamin orisinalitas skripsi yang saya buat.

2. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah


tersebut, maka penyusun bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan
perundang-undangan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan dapat
dipertanggung jawabkan.

Pringsewu, Juli 2020

Materai 6000

Endang Mayang Sari

viii
BIODATA PENULIS

Identitas Penulis
1. Nama : ENDANG MAYANG SARI
2. NPM : 1601016
3. Program Studi : Sarjana Keperawatan
4. Tempat/Tanggal Lahir : Sudimoro, 22 September 1998
5. Agama : Islam
6. Status : Belum menikah
7. Alamat : Sripurnomo,Semaka Kab.Tanggamus

8. Email : Endangmayangsari@gmail.com

9. Telp : 085709123712
Riwayat Pendidikan
1. SD (2004-2009) : SD Negeri 1 Sripurnomo
2. SMP (2010-2013) : MTs Bahrul Ulum Sudimoro
3. SMA (2013-2016) : MA Bahrul Ulum Sudimoro
4. S1 Keperawatan (2016-sekarang): Program Studi Keperawatan

ix
MOTTO

”Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum


sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”

(QS. Ar Ra'd : 11)

x
PERSEMBAHAN

Dengan Rahmat Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang....

Pada lembar persembahan ini penulis ingin mempersembahkan skripsi ini dan
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan Ridho dan Karunia-Nya sehinggasaya


dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.
2. Ayah (Wijianto) dan Ibu (Uminah) sebagai motivator terbesar dalam hidup
saya yang tak pernah jenuh mendoakan dan menyayangiku. Ketika dunia
menutup pintunya pada saya, ayah dan ibu membuka lengannya untuk
saya. Ketika orang-orang menutup telinga mereka untuk saya, mereka
berdua membuka hati untukku. Terima kasih karena selalu ada untukku.
3. Kakak ( Minarti ) Terimakasih telah menjadi pendengar setia, penasihat ku
serta doa yang kalian berikan pada ku hingga sampailah aku pada sebuah
harapan dan impian ku selama ini..
4. Untuk teman seperjuanganku yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu
Terimakasih telah memberikan motivasi dan inspirasi, Bersama kalian aku
belajar mamaknai hidup.
5. Untuk Pembimbing Utamaku (Hardono, S.Kep.,Ners.,M.Kep) terimakasih
atas bimbingan, arahan nasehat yang sudah diberikan kepada saya
sehingga sekarang saya sudah dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Untuk semua teman angkatan ku,, Semoga kita bisa menjadi perawat yang
Lebih Profesional, Sukses, Unggul dan Mandiri. Aamiin…

xi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan Rahmat, Hidayah, dan
KaruniaNya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Konsep Diri Penderita TB Paru Di UPT Puskesmas
Pringsewu Kec. Pringsewu Kab. Pringsewu Tahun 2020, dapat saya
selesaikan.Penyelesaian skripsi ini juga berkat dorongan dan bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini perkenankan penulis menghanturkan rasa
terimakasih kepada bapak/ibu terhormat :
1. Sukarni, S.SiT.,M.Kes selaku Ketua Yayasan Aisyah Lampung.
2. Hardono, S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku Rektor Universitas Aisyah
Pringsewu Lampung dan selaku pembimbing utama yang telah banyak
membantu penyelesaian penulisan skripsi ini.
3. Feri Kameliawati, S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Universitas
Aisyah Pringsewu Lampung.
4. Ikhwan Amirudin, S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku Ketua Program Studi S1
Keperawatan Universitas Aisyah Pringsewu Lampung.
5. Dosen penguji I bapak Wisnu Probo W, S.Kep., Ners., MAN, dosen
penguji II bapak Sutrisno, S.Kep., Ners., MAN, dan dosen penguji III
bapak Hardono, S.Kep.,Ners.,M.Kep.
6. Seluruh Staf, Dosen, dan Tata Usaha Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Aisyah Pringsewu Lampung.
7. A. Gunawan Arianto, Amd.Kep selaku Kepala UPT Puskesmas Pringsewu
yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian sehingga dapat
membuat skripsi ini.
8. Teman-teman program studi program sarjana terapan kebidanan yang telah
membantu jalannya penelitian.
Semoga Allah SWT berkenan membalas kebaikan serta bantuan
yang telah diberikan dan semoga skripsi ini dapat dijadikan referensi untuk
melakukan penelitian..Aamiin.
Pringsewu, Juli 2020
Endang Mayang Sari

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................i


HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI........................................ii
ABSTRAK....................................................................................................iii
ABSTRACT.................................................................................................iv
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................v
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................vi
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS PENULIS.......................vii
BIODATA PENULIS................................................................................viii
MOTTO........................................................................................................ix
PERSEMBAHAN.........................................................................................x
KATA PENGANTAR.................................................................................xi
DAFTAR ISI...............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................xiv
DAFTAR TABEL.......................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar belakang....................................................................................5
B. Rumusan masalah...............................................................................5
C. Tujuan penelitian................................................................................6
1. Tujuan umum................................................................................6
........................................................................................................
2. Tujuan khusus...............................................................................6
........................................................................................................
D. Manfaat penelitian..............................................................................6
E. Ruang lingkup.....................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................8
A. Tinjauan teoritis..................................................................................8
B. Keluarga dan Dukungan Keluarga....................................................13
C. Dukungan Keluarga..........................................................................20
D. Konsep Diri.......................................................................................24
E. Penelitian terkait...............................................................................29
F. Kerangka teori..................................................................................31
G. Kerangka konsep..............................................................................33
H. Hipotesis...........................................................................................33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................34
A. Jenis penelitian..................................................................................34
B. Tempat dan waktu.............................................................................34
C. Rancangan Penelitian........................................................................34
D. Subjek penelitian..............................................................................35

xii
E. Variabel penelitian............................................................................36
F. Definisi operasional..........................................................................36
G. Pengumpulan data.............................................................................37
H. Pengolahan data................................................................................40
I. Analisa data......................................................................................42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian..............................................44
B. Hasil Penelitian................................................................................46
C. Pembahasan.....................................................................................50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan......................................................................................62
B. Saran................................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiii
DAFTAR GAMBAR

Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori.............................................................................32

Gambar 2.2 Kerangka Konsep..........................................................................33

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1Definisi Operasional.........................................................................37

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Usia................................................................46

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pendidikan......................................................46

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pekerjaan........................................................47

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin.................................................47

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga.......................................48

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Konsep Diri....................................................48

Tabel 4.3 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Konsep Diri......................49

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Pre-survey

Lampiran 2. Surat Balasan Pre-survey

Lampiran 3. Surat Izin Penelitian

Lampiran 4. Surat Balasan Penelitian

Lampiran 5. Informed Consent

Lampiran 6. Lembar Kuisioner

Lampiran 7.Lembar koding

Lampiran 8.Hasil Analisis Univariat dan Bivariat

Lampiran 9.Lembar Konsul

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuberkulosis Paru atau disingkat dengan TB Paru merupakan penyakit

mematikan setelah HIV-AIDS (WHO,2017). Tuberkulosis Paru adalah

penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

yang sebagian besar menyerang paru-paru (Sylvia A.price dalam Nurarif

dkk,2015). Menurut Data World Health Organization (WHO) Secara global

pada tahun 2017 TB Paru merupakan penyebab utama kesembilan kematian

diseluruh dunia dan penyebab utama dari satu agen infeksius. Tahun 2016

terdapat 10,4 juta kasus TB Parudidunia, 56% kasus TB Paru berada di India,

Cina,Indonesia, Filipina, dan Pakistan. Tahun 2016, sekitar 1,3 juta orang

didunia meninggal karena TB Paru.

TB Paru di Indonesia berada diposisi ke-3 setelah India dan China,

yaitu sebanyak 360.565 kasus.Hasil survei pravelansi TB Paru di Indonesia

tahun 2017 memperlihatkan angka penemuan 360.770 kasus. Dari 34 provinsi

yang ada di Indonesia, provinsi Lampung berada diposisi ke-10 dengan angka

penemuan sebanyak 7.627 kasus(Kemenkes RI,2018). Data profil kesehatan

provinsi lampung tahun 2018 menunjukkan bahwa provinsi lampung mencatat

prevalensi kejadian TB Paru cukup tinggi. Menunjukan pravelensi jumlah

penderita tuberkulosis paru mencapai peningkatan 13% dari jumlah 53,3%

menjadi peningkatan sebanyak 55,5% di tahun 2018 (Riskesdas, 2018).

1
2

Kondisi atau keadaan pada penderita TB Paru dapat menarik perhatian

orang lain saat penderita beraktifitas baik dilingkungan sekitar maupun

ditempat tempat umum. Penderita TB paru, biasanya mengalami perubahan

bentuk fisik menjadi lebih kurus dan pucat, batuk, badan lemah dan

kemampuan fisik menurun. Sehingga penderita TB Paru akan membatasi diri

dalam bergaul dengan orang lain. Individu yang memiliki identitas personal

yang kuat akan memandang dirinya tidak sama dengan orang lain. Kondisi

seperti ini, akan mempengaruhi konsep diri penderita TB paru. Konsep diri

berperan penting dalam hubungan seseorang dengan anggota keluarga yang

lain. Penderita mengalami perubahan konsep diri karena sakitnya mungkin

tidak mampu lagi memenuhi harapan keluarganya, yang akhirnya

menimbulkan ketegangan dan konflik. Akibatnya anggota keluarga akan

merubah interaksi mereka dengan penderita TB Paru. Setiap perubahan dalam

kesehatan dapat menjadi stressor yang mempengaruhi konsep diri.Perubahan

fisik dalam tubuh menyebabkan perubahan citra tubuh, dimana identitas dan

harga diri juga mempengaruhi. Harga diri penderita TB Paru bisa menurun

serta akan mempengaruhi sosialisasi penderita dan anggota keluarga dengan

orang lain yang ada disekitarnya. Selain itu penderita juga akan menjadi bahan

pembicaraan dalam masyarakat (Potter & Perry, 2010).

Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang

membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi

berhubungannya dengan orang lain. Konsep diri yang negatif dapat dilihat dari

hubungan individu dan sosial yang maladaptive (Paul, 2012)


3

Konsep diri adalah citra diri (self image) keseluruhan gambaran diri,

meliputi persepsi seorang tentang diri, perasa, keyakinan, dan nilai-nilai yang

berhubungan dengan dirinya (Atwater dalam Taty Fauzi,2019). Konsep diri

adalah mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya,

karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya kelebihannya atau

kecakapannya, kegagalannya dan sebgainya. (Cawagas dalam Taty

Fauzi,2019). Konsep diri ideal, adalah gambaran seseorang tentang

keterampilan dan kepribadian yang ia inginkan (Hurlock dalam Taty

Fuazi,2019)

Sulistiyawati dan Kurniawati (2012), mengatakan bahwa penderita TB

paru dengan pengobatan lama akan mengalami tekanan psikologis dan merasa

tidak berharga bagi keluarga dan masyarakat. Dampak dari Konsep diri yang

negatif akan mengalami perasaan malu,rendah diri, dan seperti menarik diri

dari lingkungan sosial maupun keluarga (Price & Wilson, 2014)).Faktor-faktor

yang mempengaruhi konsep diri adalah perubahan fisik, hubungan dengan

keluarga, hubungan lawan atau sesama jenis, perkembangan kognitif dan

identitas personal. Konsep diri memiliki dua bentuk yaitu konsep diri positif

dan negatif, konsep diri positif memiliki karakteristik percaya bahwa dirinya

berharga, berkompetensi dan percaya diri.Sedangkan konsep diri negatif

memiliki karakteristik merasa tidak memiliki kemampuan, perasaan tidak

aman, dan merasa tidak berharga. (Partusuwido,dalam Zulfan Saam dkk 2013)
4

Pada kasus yang sering terjadi dimasyarakat, individu penderita TB

paru mendapatkan stigma dilingkungan, isolasi sosial yang terkadang terdapat

penolakan terhadap penderita TB Paru di lingkungan dan keluarga. Dukungan

sosial yang paling utama berasal dari dukungan keluarga, karena dukungan

keluarga memegang peranan penting dalam kehidupan penderita TB Paru agar

berjuang untuk sembuh, tetap berpikir maju, dan berkembang dengan rasa

optimisme yang dimilikinya dan menjadikan hidupnya lebih bermakna. Hal

yang dapat ditimbulkan dari kurangnya mendapatkan dukungan keluarga dan

lingkungannya antara lain yaitu hilangnya arti dan tujuan hidup (Ginting T.

Tuahta,dkk.2009).

Hal ini diperlukan dukungan kepada penderita TB Paru supaya

penderita TB Paru mempunyai konsep diri yang positif. Konsep diri seseorang

tidak terbentuk saat bayi dilahirkan tetapi konsep diri berkembang dalam diri

dan dipelajari melalui interaksi sosial dan pengalaman masa kecil (Yuliana

dkk,2013). Konsep diri adalah mencakup seluruh pandangan individu akan

dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya

kelebihannya atau kecakapannya, kegagalannya dan sebagainya. (Cawagas

dalam Taty Fauzi,2019).

Dukungan keluarga merupakan suatu proses hubungan antara keluarga

dengan lingkungan sosialnya yang dapat diakses oleh keluarga yang dapat

bersifat mendukung dan memberikan pertolongan kepada anggota keluarga

(Friedman,2010) .Penderita TB Paru memerlukan dukungan keluarga yaitu

dukungan informasi Karena dukungan informasi dapat menekan suatu stressor


5

dan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu terutama

dalam menghadapi penyakitnya seperti memberikan usulan, nasehat, saran,

petunjuk, dan pemberian informasi. (Selfita Wahyu,2018;Rina

Saraswati,2016)

Berdasarkan hasil data Pre survey yang dilakukan di UPT Puskesmas

Pringsewu pada tanggal 04 November 2019 didapatkan kasus TB sebanyak 51

pasien, hasil wawancara dari 5 orang, 3 penderita TB Paru mempunyai konsep

diri negatif karena dukungan keluarga yang kurang, penderita sulit bergaul

dimasyarakat,merasa minder dengan penyakitnya yang dapat menularkan

kepada orang lain dan rasa tidak yakin bisa sembuh. Hasil wawancara dari 2

keluarga penderita TB paru mengatakan selalu mendukung dalam bentuk

pengobatan pasien dan selalu mengantar pasien berobat di UPT Puskesmas

Pringsewu dan saat dirumah mengingatkan untuk selalu meminum obat dan

penderita mempunyai konsep diri yang positif dalam pengobatannya untuk

bisa sembuh.

Sehingga dalam hal tersebut peneliti tertarik untuk mengambil

penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui “Hubungan Dukungan

Keluarga dengan Konsep Diri Penderita TB paru di UPT Puskesmas

Pringsewu Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun 2020”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin mengetahui “Bagaimana

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Konsep Diri Penderita TB Paru Di

UPT Puskesmas Pringsewu Tahun 2020.


6

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Diketahui Hubungan Dukungan Keluarga dengan Konsep Diri Penderita

TB Paru Di UPT Puskesmas Pringsewu Tahun 2020.

2. Tujuan khusus

a. Diketahui Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia,

Pendidikan, Pekerjaan dan Jenis KelaminPenderita TB ParuDi UPT

Puskesmas Pringsewu Tahun 2020

b. Diketahui Distribusi Frekuensi Dukungan KeluargaPenderita TB Paru

Di UPT Puskesmas Pringsewu Tahun 2020

c. Diketahui Distribusi Frekuensi Konsep Diri Penderita TB Paru Di UPT

Puskesmas Pringsewu Tahun 2020

d. Diketahui Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Konsep Diri

Penderita TB Paru di UPT Puskesmas Pringsewu Tahun 2020

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang di peroleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Institusi Pendidikan

Penelitian ini memberikan sumbangan dalam pengembangan ilmu

pengetahuan di bidang kesehatan, dan dapat menambah wawasan dan

informasi untuk mahasiswa-mahasiswi Universitas Aisyah Pringsewu

Lampung
7

2. Lahan Wilayah Kerja Puskesmas pringsewu

Penelitian ini dapat dijadikan masukan dan pertimbangan bagi Puskesmas

Pringsewu agar pasien TB Paru dapat mengetahui pentingnya Dukungan

Keluarga Terhadap Konsep Diri Penderita TB Paru

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil dari penelitian ini sebagai bahan tambahan referensi, sebagai bahan

elaborasi, sebagai informasi sebagai acuan dan data awal dalam

melakukan penelitian selanjutnya.

E. Ruang Lingkup

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, dengan

menggunakan pendekatan cross sectional. Subjek penelitiannya adalah pasien

TB Paru yang ada di UPT Puskesmas Pringsewu.Penelitian ini dilakukan pada

bulan Juni 2020.Adapun tempat penelitiannya adalah di UPT Puskesmas

Pringsewu.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tuberkulosis Paru

1. Pengertian Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis Paru adalah suatu infeksi kronik jaringan paru, yang

disebabkan mycobacterium tuberculosis.Dulu penyakit ini tersebar

diseluruh dunia, tetapi sekarang sudah jarang di Eropa dan Amerika

Serikat, karena perbaikan hygiene dan standar hidup.Tuberkulosis adalah

penyakit infeksi yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang

menyerang paru-paru dan hampir seluruh organ tubuh lainnya. Bakteri ini

dapat masuk melalui seluruh pernafasan dan seluruh pencernaan

(Sugiyono) dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak melalui

inhalasi droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut.

(Sylvia A.price dalam Ami Huda Nurarif dkk 2015)

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh

Mycobacterium tuberculosis (M.tbc). Penularan TB umumnya terjadi

melalui droplet yang mengandung basil M.tbc. Gejala yang akan muncul

bila seseorang terinfeksi penyakit TB adalah batuk produktif yang lebih

dari 3 minggu, nyeri dada, dan hemoptysis. Gejala sistemik yang dapat

dialami oleh penderita TB seperti demam, menggigil, keringat malam,

kelemahan, hulangnya nafsu makan dan penurunan berat badan.(Charla

Syafefi,Suyatno,Rita Endriani 2015)

8
9

2. Klasifikasi

Berdasarkan klasifikasi tuberculosis dari system terbagi menjadi 3 bagian

yaitu:

a. Pembagian secara patologis

1) Tuberculosis primer (childhood tuberkulosis)

2) Tuberkulosis post-primer (adult tuberkulosis)

b. Pembagian secara aktivitas radiologis tuberkulosis paru (Koch

pulmonum) aktif, non aktif dan quiescent (bentuk aktif yang

menyembuh)

c. Pembagian secara radiologi (luas lesi)

1) Tuberkulosis minimal

2) Moderately advanced tuberculosis

3) Far advanced tuberculosis

Klasifikasi menurut American Thoracic society terbagi menjadi 4

kategori yaitu:

a. Kategori 0 : Tidak pernah terpajan, dan tidak terinfeksi, riwayat

kontak negative, tes tuberculin negative.

b. Kategori 1 : Terpajan tuberculosis, tapi tidak terbukti ada infeksi.

Disisni riwayat kontak positif, tes tuberculin negative

c. Kategori 2 : Terinfeksi tuberculosis,tetapi tidak sakit. Tes

tuberculin positif, radiologis dan sputum negative

d. Kategori 3 : Terinfeksi tuberculosis dan sakit


10

3. Etiologi

Penyebab tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosis.Basil ini

tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar

matahari, sinar ultraviolet.Ada dua macam mikobakteria tuberculosis yaitu

Tipe Human dan Tipe Bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang

menderita mastitis tuberculosis usus. Basil Tipe Human bisa berada

dibercak ludah (droplet) dan diudara yang berasal dari penderita TB paru

dan orang yang terkena rentan terinfeksi bila menghirupnya (Wim de Jong

dalam Ami Huda Nurarif dkk 2015)

Setelah organism terinhalasi, dan masuk paru-paru bakteri dapat

bertahan hidup dan menyebar kenodus limfatikus local. Penyebaran

melalui aliran darah ini dapat menyebabkan TB Paru pada orang lain,

dimana infeksi laten dapat bertahan sampai bertahun-tahun (Patrick

Davey,dalam Ami Huda Nurarif dkk 2015)

Dalam perjalanan penyakit tuberculosis paru terdapat 4 fase : (Wim de

Jong dalam Ami Huda Nurarif dkk 2015)

a. Fase 1 (fase tuberculosis primer)

Masuk kedalam paru dan berkembang biak tanpa menimbulkanreaksi

pertahanan tubuh.

b. Fase 2

c. Fase 3(fase laten) : fase dengan kuman yang tidur (bertahun-

tahun/seumur hidup) dan reaktifitas jika terjadi perubahan


11

keseimbangan daya tahan tubuh, dan bisa terdapat ditulang panjang,

vertebra, tuba fallopi, otak, kelenjar limf hilus, leher dan ginjal.

d. Fase 4 dapat sembuh tanpa cacat atau sebaliknya, juga dapat menyebar

keorgan yang lain dan yang kedua keginjal setelah keparu.

4. Manifestasi Klinis

Menurut Wim de Jong dalam Ami Huda Nurarif dkk 2015 Manifestasi

Klinis yang terjadi pada penderita TB paru yaitu :

a. Demam 40-41℃, serta ada batuk/batuk berdarah

b. Sesak nafas dan nyeri dada

c. Malaise, keringat malam

d. Suara khas pada perkusi dada, bunyi dada

e. Peningkatan sel drah putih dengan dominasi limfosit

Sedangkan manifestasi pada anak yaitu :

1. Berkurangnya BB 2 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas

atau gagal tumbuh

2. Demam tanpa sebab jelas, terutama jika berlanjut sampai 2

minggu.

3. Batuk kronik >3 minggu, dengan tau tanpa wheeze

4. Riwayat kontak dengan pasien TB paru dewasa

5. Semua anak dengan reaksi cepat BCG (reaksi local timbul < 7 hari

setelah penyuntikan) harus dievaluasi dengan system scoring TB

anak

6. Anak dengan TB juka jumlah skor > 6 (skor maksimal 13)


12

7. Pasien usia balita yang mendapat skor 5, dirujuk kerumah sakit

untuk evaluasi lebih lanjut.

5. Faktor Resiko

Faktor resiko yang terjadi pada TB menurut Brunner & suddarth dalam

Susan C.Smeltzer antara lain :

1. Kontak dengan seseorang yang menderita TB aktif

2. Status gangguan imun ( misalnya lansia, kanker, terapi kortikosteroid,

dan HIV)

3. Penggunaan obat injeksi dan alkoholisme.

4. Masyarakat yang kurang mendapat layanan kesehatan yang memadai

(misalnya gelandangan atau penduduk miskin, kalangan minoritas,

anak-anak,dan dewasa muda)

5. Kondisi medis yang sudah ada, termasukdiabetes, gagal ginjal kronis,

silikosis, dan malnutrisi.

6. Imigran dari Negara dengan insiden TB yang tinggi (misalnya

Haiti,Asia tenggara).

7. Institusionalisasi (misalnya fasilitas perawatan jangka

panjang,penajara).

8. Tinggal dilingkungan padat penduduk dan dibawah standar

9. Pekerjaan (misalnya tenaga kesehatan, terutama yang melakukan

aktivitas beresiko tinggi)


13

B. Keluarga dan Dukungan Keluarga

1. Definisi Keluarga

Keluarga merupakan sebuah kelompok sosial yang unik yang mempunyai

kebersaman, seperti pertalian darah/ikatan keluarga, emosional,

memberikan perhatian asuhan, tujuan, orientasi kepentingan, dan

memberikan asuhan untuk berkembang. (Bentler et al,dalam

Nadirawati,2018). Keluarga merupakan suatu sistem sosial yang terdiri

dari individu-individu yang bergabung dan berinteraksi secara teratur antra

satu dengan yang lain yang diwujudkan dengan adanya saling

ketergantungan dan berhubungan untuk tujuan bersama. (Leininger,dalam

Andarmoyo 2012)

2. Bentuk Keluarga

Beberapa bentuk keluarga adalah sebagai berikut :

a. Keluarga inti (nucler family)

adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang

direncankan yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak. Baik karena

kelahiran (natural) maupun adopsi.

b. Keluarga asal(family of origin)

Merupakan suatu unit keluarga tempat asal seseorang dilahirkan.

c. Keluarga Besar (extended family)

Keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan darah)

misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga

pasangan, sejenis (guy/lesbian families)


14

d. Keluarga berantai (social family)

Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari

satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.

e. Keluarga duda atau janda

Keluarga yang terbentuk karena perceraian dan kematian pasangan

yang dicintai.

f. Keluarga komposit (composite family)

Keluarga dari perkawinan poligami dan hidup bersama.

g. Keluarga kohabitasi (cohabitation)

Dua orang menjadi satu keluarg tanpa pernikahan dan bisa memiliki

anak atau tidak. Di indonesia bentuk keluarga ini tidak lazim dan

bertentangan dengan budaya timur. Namun lambat laun keluarga

kohabitasi ini mulai dapat diterima.

h. Keluarga inses (incest family)

Seiring dengan masuknya nilai-nilai global dan pengaruh informasi

yang sangat dahsyat, dijumpai bentuk keluarga yang tidak lazim,

misalnya anak perempun menikah dengan ayah kandungnya, ibu

menikah dengan adik dari satu ayah dan satu ibu, dan ayah menikah

dengan anak perempuan tirinya, walaupun tidak lazim dan melanggar

norma-norma budaya, jumlah keluarga inses semakin hari semakin

besar. Hal tersebut dapat kita cermati melalui pemberitaan dari

berbagai media cetak dan elektronik.


15

i. Keluarga tradisional dan nontradisional

Dibedakan berdasarkan ikatan perkawinan. Keluarga tradisional diikat

oleh perkawinan, contoh keluarga tradisional adalah ayah,ibu dan anak

dari hasil perkawinan atau adopsi. Contoh keluarga nontradisional

adalah sekelompok orang tinggal disebuah asrama. (Nadirawati,2018)

3. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga secara umum didefinisikan sebagai hasil akhir dari

struktur keluarga.Sedangkan fungsi dasar keluarga adalah untuk

memenuhi kebutuhan keluarga itu sendiri. Adapun 5 fungsi keluarga

menurut (friedman dalam Nadirawati,2018) adalah sebagai berikut :

a. Fungsi Afektif

Fungsi afektif merupakan suatu basis sentral bagi pembentukan dan

keberlangsungan unit keluarga inividu, dan dengan demikian, fungsi

afektif merupakan fungsi yang vital bagi keluarga.Kebahagiaan

keluarga diukur dengan kekuatan saling mengasihi antar anggota

keluarga. Keluarga harus memenui kebutuhan kasih sayang anggota

keluarganya.karena respon kasih sayang yang diberikan satu dengan

yang lainnya akan memberikan penghargaan terhadap kehidupan

dalam satu keluarga.

b. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi merujuk banyaknya pengalaman belajar yang telah

diberikan anggota keluarga dengan tujuan untuk mengajarkan anak-

anak bagaimana berfungsi menerima peran-peran sosial.Keluarga


16

bertanggung jawab untuk mentransformasikan seorang bayi menjadi

seorang individu sosial, yang berpartisipasi dalam masyarakat.

c. Fungsi reproduksi

Fungsi reproduksi merupakan salah satu fungsi dasar bagi keluarga

untuk menjaga adanya generasi baru dan menyediakan anggota baru

bagi masyarakat.

d. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan kebutuhan yang

cukup, seperti mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari dalam keluarga, pengaturan dalam penggunaan

pendapatan sebagai pemenuhan kebutuhan, serta menabung untuk

persediaan pemenuhan kebutuhan, serta menabung untuk persediaan

pemenuhan kebutuhan dimasa mendatang.

e. Fungsi perawatan kesehatan

fungsi ini merupakan penyediaan kebutuhan-kebutuhan fisik,

makanan, pakaian tempat tinggal. Dari perspektif masyarakat keluarga

merupakan sistem dasar dimana perilaku sehat dan perawatan

kesehatan diatur, dilaksanakan, dan diamankan.Keluarga memberikan

perawatan kesehtan yang bersifat preventif dan secara bersama-sama

merawat anggota keluarganya yang sakit.

Menurut peraturan pemerintah No.87 tahun 2014 membagi fungsi

keluarga sebagai berikut :


17

a. Fungsi keagamaan

Yaitu mengembangkan keluarga yang memahami, serta

menerapkan nilai-nilai agama dengan penuh iman dan taqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Fungsi budaya

Yaitu keluarga memiliki peran untuk menanamkan pola tingkah

laku kepada orang lain (sosialisasi). Keluarga juga mewariskan

budaya untuk dikembangkan dan di tanamkan kepada anggota

keluarg yng lainnya.

c. Fungsi cinta kasih sayang

Yaitu memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan yang

harmonis antar keluarga, masyarakat, serta hubungan kekerabatan

antar generasi sehungga tercipta kehidupan yang harmonis penuh

cinta dan kasih sayang antar sesama.

d. Fungsi perlindungan

Yaitu memberikan rasa aman, baik secara fisik, ekonomi, sosial

serta kehangatan dalam keluarga.

e. Fungsi reproduksi

Yaitu melanjutkan atau meneruskan (menjaga garis keturunan)

yang sehat, direncanakan, serta dalam pengasuhan yang baik.

f. Fungsi sosialisasi dan pendidikan

Yaitu untuk mendidik anak mulai dari awal sampai pertumbuhan

anak menjadi dewasa, keluarga mempunyai peran penting terhadap


18

upaya pembentukan kepribadian yang baik terhadap ana, sebelum

terjun dalam kehidupan masyarakat yang sebenar-benarnya.

g. Fungsi ekonomi

Yaitu keluarga menjadi sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup

anggota keluarga yang berada didalamnya, dimana dalam

prosesnya, fungsi ini mampu membagikan kerangka keluarga,

misalnya ayah sebagai pencari nafkah untu kebutuhan.

h. Fungsi pembinaan lingkungan

Yaitu menanamkan pada setiap anggota keluarga agar mampu

menempatkan diri secara serasi dan seimbang sesuai daya dukung

dan lingkungan yang berubah secara dinamis.

4. Tugas Perawatan Kesehatan Keluarga

Perawatan kesehatan keluarga sebagai tingkat perawatan kesehatan

masyarakat,yang ditunjukan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang

dirawat agar sehat sebagai tujuannya dan perawatan sebagai sasarannya.

Keluarga sebagai focus intervensi perawatn bagi keluarganya. Hal itu

disebabkan oleh beberapa alasan penting, alasan pertama yaitu keluarga

merupakan sumber daya penting yang memberikan layanan kesehtan

baikbagi individu maupun keluarga.Saat perawtan difokuskan kepada

keluarga efektivitas perawatan terbukti meningkat.Saat perawatan

difokuskan kepada keluarga merupakan sebuah jaringan interdependent,

yang antar anggota keluarganya saling mempengaruhi.Alasan ketiga

adalah keterkaitan yang kuat antar status kesehatan anggotanya.Sehingga


19

peran keluarga sangat penting dalam segala aspek pelayanan kesehatan

anggota keluarganya, mulai dari tahap promosi kesehatan sehingga

rehabilitasi.Alasan keempat yaitu seseorang bisa memperoleh pemahaman

yang lebih jelas dan menyeluruh mengenai individu, jika mereka

dipandang dari konteks keluarganya. (Friedman dalam Hidayanti 2014)

5. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan

Menurut (Mayage et al 2009 dalam Hidayati 2014) mengemukakan tugas

keluarga dalam bidang kesehatan yaitu :

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat penting, keluarga tidak

boleh mengabaikan masalah kesehatan setiap anggotanya. Orang tua

yang telah menyadari adanya perubahan keehatan yang terjadi perlu

mencatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa

besar terjadinya perubahan sejauh mana keluarga mengetahui dan

mengenal masalah kesehatan, yang meliputi tanda dan gejala, faktor

penyebab serta keaktifan keluarga dalam mencari pertolongan bagi

anggota keluarganya yang sakit.

b. Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini berkaitan dengan upaya mencari pertolongan bagi anggota

keluarganya yang sakit.Hal penting dalam tugas ini adalah siapa dalam

keluarga tersebut yang berhak dan mampu memutuskan suatu

tindakan.Ketidakmampuan keluarga untuk memutuskan tindakan yang


20

tepat bisa diatasi dengan meminta bantuan kepada sanak saudara-

saudara atau lingkungan terdekatnya.

c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang sakit,

keluarga harus mengetahui hal: keadaan penyakit ( komplikasi, sebab

dan penyebaran), sifat dan perkembanagan perawatan yang

dibutuhkan, keberadaan fasilitas perawatan yang dibutuhkan, sumber-

sumber yang ada dikeluarga (anggota keluarga yang bertanggung

jawab, sumber keuangan/finansial, fasilitas fisik, psikososial) dan

sikap keluarga terhadap yang sakit.

d. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi

keluarga

Keluarga dapat menggunakan fasilitas kesehatan yang berada

disekitarnya.Fasilitsas kesehatan yang dimaksud bisa berupa klinik,

RS, balai pengobatan, dsb.Yang harus diketahui oleh anggota keluarga

yang merujuk anggota keluarganya yang sakit adalah, keberadaan

fasilitas kesehatan, manfaat, tingkat kepercayaan keluarga, dan

terjangkau atau tidaknya fasilitas kesehatan tersebut bagi keluarga.

C. Dukungan Keluarga

Dukungan Keluarga merupakan faktor penting bagi penderita TB

karena termasuk dalam sistem pendorong yang dapat menyebabkan

ketenangan pikiran bagi penderita bahwa memiliki orang yang mendukung


21

dan akan selalu siap memberikan pertolongan jika diperlukan

(Friedman,2010;Hasanah dkk 2018). Dukungan keluarga adalah sikap

tindakan dan penerimaan keluarga dipandang sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Anggota keluarga memandang

bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan

dan bantuan jika diperlukan (Murniasih,2007;Makisake dkk 2018)

1. Fungsi Dukungan Keluarga

Keluarga memiliki empat fungsi dukungan, yaitu :

a. Dukungan emosional

Dukungan emosional merupakan bentuk atau jenis dukungan yang

diberikan keluarga berupa memberikan perhatian, kasih sayang, serta

empati

b. Dukungan informasi

Pemberian dukungan informasi peran keluarga dinilai sebagai pusat

informasi, artinya keluarga diharapkan mengetahui segala informasi

terkait dengan anggota keluarga dan penyakitnya.Seperti pemberian

saran, informasi yang dapat digunakan untuk mengungkap suatu

permasalahan.

c. Dukungan instrumental

Dukungan instrumental merupakan suatu dukungan atau bantuan dari

keluarga dalam bentuk memberikan bantuan tenaga, dana, maupun

meluangkan waktu untuk membantu melayani dan mendengarkan

anggota keluarga dalam menyampaikan pesannya.


22

d. Dukungan penilaian

Keluarga bertindak sebagai pemberi umpan balik untuk membimbing

dan menengahi pemecahan masalah, seperti memberikan support,

penghargan dan perhatian.Dan menunjukan respon positif dorongan

atau persetujuan terhadap gagasan, ide, juga perasaan seseorang.

e. Dukungan Tambahan

Bentuk dukungan yang didapatkan dari keluarga yang menjadi sumber

pertolongan praktis dan konkret bagi pasien.Bentuk dukungan ini

seperti penyediaan bantuan berupa finansial, yang dapat memberikan

pertolongan langsung seperti pemberian uang, pemberian barang,

makanan serta pelayanan. Bentuk ini dapat mengurangi stress karena

individu dapat langsung memecahkan masalah yang berhubungan

dengan materi.

f. Dukungan Sosial

Dukungan untuk mendapatkan informasi terhadap seseorang atau

lebih. Keluarga akan bertindak sebagai pencari dan desiminator

(penyebar) informasi tentang penyakit yang diderita anggota keluarga

yang sakit. Bentuk dukungan ini melibatkan saran atau umpan balik

tentang situasi dan kondisi pasien. (Friedman,2010;Sefrina dkk 2016)


23

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga

Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga dalam suwardiman

2011 meliputi :

a. Usia

Faktor yang mempengaruhi dukungan kaeluarga diantaranya adalah

usia (friedman 1998) adalah bukti kuat dari penelitian yang

menyatakan bahwa keluarga besar dan keluarga kecil secara kualitatif

menggambarkan pengalaman-pengalaman dalam perkembangan.

Anak-anak yang berasal dari keluarga kecil menerima lebih banyak

perhatian dari anak-anak dari keluarga besar. Selain itu dukungan yang

diberikan oleh orang tua, khususnya ibu, juga dipengaruhi oleh usia.

Menurut friedman 1998 dalam Suwardiman 2011, Ibu yang cenderung

muda tidak bisa merasakan atau mengenali kebutuhan anaknya dan

juga lebih egosentris disbanding ibu-ibu.

b. Kelas sosial ekonomi

Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga lainnya adalah

kelas sosial ekonomi.Kelas sosial ekonomi disini meliputi tingkat

pendapatan atau pekerjaan keluarga klien dan tingkat pendidikan.

Semakin tinggi tingkat pendapatan dan pendidikan keluarga akan

memberikan dukungan dan pengambilan keputusan dalam merawat

anggota keluarga yang sedang sakit. Selain itu keluarga dengan kelas

sosial yang lebih tinggi secara finansial mempunyai tingkat dukungan

keluarga, afeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi daripada keluarga


24

yang secara sosial ekonomi kurang finansial. (Friedman 2010, dalam

Suwardiman,2011)

3. Manfaat Dukungan keluarga

Dukungan sosial keluarga merupakan sebuah proses yang terjadi

sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial berbeda beda

didalam berbagai tahap-tahap kehidupan. Dukungan sosial keluarga

membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal

yang dapat meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga (Friedman

2010)

D. Konsep Diri

1. Definisi Konsep Diri

Konsep diri adalah citra diri (self image) keseluruhan gambaran diri,

meliputi persepsi seorang tentang diri, perasa, keyakinan, dan nilai-nilai

yang berhubungan dengan dirinya (Atwater dalam Taty Fauzi,2019).

Konsep diri adalah mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi

fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya

kelebihannya atau kecakapannya, kegagalannya dan sebgainya. (Cawagas

dalam Taty Fauzi,2019).

2. Klasifikasi Konsep Diri

a. Konsep diri adalah konsep diri seseorang, tentang dirinya yang

sebagian besar ditentukan oleh peran dan hubungannya dengan orang

lain serta persepsinya tentang penilaian orang terhadap dirinya.


25

b. Konsep diri ideal, adalah gambaran seseorang tentang keterampilan

dan kepribadian yang ia inginkan (Hurlock dalam Taty Fuazi,2019)

3. Ciri-Ciri Konsep Diri

Ciri-ciri konsep diri adalah sebagai berikut :

a. Konsep Diri Positif

Individu yang memiliki konsep diri yang positif memiliki karakteristik

diantaranya sebagai berikut :

1) Perasaan bahwa dirinya berharga, berkompetensi dan percaya diri

2) Memiliki kemampuan untuk memodifikasi nilai-nilai dan prinsip

hidup sesuai dengan pengalaman baru yang didapatkannya.

3) Memiliki kepercayaan diri untuk menyelesaikan masalah-masalah

hidup, meskipun dihadapkan pada kegagalan

4) Dapat menerima diri dan merasa dirinya berharga seperti orang

lain

5) Sensitif terhadap kebutuhan orang lain

b. Konsep Diri Negatif

Individu yang memiliki konsep diri yang negatif memiliki karakteristik

diantaranya sebagai berikut :

1) Merasa dirinya inferior, tidak berharga, tidak memiliki kemampuan

dan perasaan tidak aman

2) Sangat peka terhadap kritik, karena kritik dipandang sebagai bukti

lebih lanjut mengenai inferioritasnya


26

3) Sikap yang hiperkritis digunakan untuk mempertahankan citra diri

yang kurang mantap dan mengalihkannya pada kekurangan-

kekurangan yang dimiliki oleh orang lain

4) Setiap kegagalan yang dialaminya dianggap sebagai bagian dari

rencana tersembunyi dari orang lain dan kesalahan cenderung

dilimpahkan pada orang lain(Burns dalam Taty Fauzi,2019)

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

1. Tahap pengembangan, konsep diri berkembang sejak lahir secara

bertahap yaitu dengan mulai mengenai dan membedakan orang lain,

kemudian melakukan aktivitas eksplorasi pengalaman dengan diri

sendiri dan berkaitan dengan perkembangan bahasa. Pada tahap

perkembangan manusia, konsep diri merupakan suatu proses yang

terus menerus berlangsung didasarkan pada pengalaman interaksi dan

budaya, perasan positif berharga, persepsi akan kompetensi yang

dimiliki, penilaian diri sendiri, dan orang lain, serta aktualisasi diri.

2. Orang lain penting: konsep bahwa orang lain penting dalam kehidupan

manusia,sanggat mempengaruhi kehidupan seseorang. Belajar tentang

diri sendiri melalui cermin orang lain dapat mempengaruhi konsep diri.

Pada anak kecil dan keluarga,hal-hal yang akan berdampak pada

perkembangan konsep diri adalah perasaan adekuat atau tidak,perasaan

di terima atau ditolak, kesepatan identivikasi dan harapan diterima oleh

orang lain sedangkan pada remaja (pertemanan) dan orang dewasa

lain, budaya dan sosialisasi membawa dapak besar terhadap


27

perkembangan konsep diri. Konsep diri ini disebut general others yaitu

pandangan seseorang mengenai dirinya berdasarkan keseluhuran

pandangan orang lain terhadap dirinya.

3. Persepsi: persepsi individu membawa dampak pada perkembangan

konsep diri. Persepsi individual berarti baginya konsisten dengan

kebutuhan dan nilai personal. Apabila persepsi diri lemah atau negatif

maka individu akan cenderung distorsi, mempunyai pandangan yang

sempit, dan tidak memiliki rasa percaya diri. Persepsi individu yang

negatif akan membawa individu pada keadaan merasa terancam,

cemas. Sebaliknya, persepsi individu yang positif akan membawa

individu yang terbuka, jujur sehingga individu menerima keadaan

kesuksesan akan menyertainya (Taty Fauzi,2019).

5. Komponen Konsep Diri

Komponen konsep diri terdiri dari harga diri, citra diri, ideal diri, identitas

diri, dan peran sebagai berikut :

1) Citra Diri

Citra diri adalah sebuah persepsi atau perasaan masa lalu dan saat ini

tentang ukuran, penampilan, fungsi, dan potensi tubuh. Citra diri

adalah sikap,persepsi keyakinan, pengetahuan individu, secara sadar

atau tidak terhadap tubuhnya.

2) Gangguan citra diri

Perubahan persepsi tentang tubuh akibat perubahan ukuran, bentuk,

struktur, fungsi, keterbatasan , makna atau obyek yang sering kontak


28

dengan tubuh. Stressor gangguan citra tubuh umumnya berkaitan

denga operasi, vasektomi, kegagan fungsi tubuh (lumpuh), gangguan

jiwa, ketergantungan (obat tertentu, darah tinggi, jantung) tumbuh

kembang, umpan balik negatif.

3) Ideal diri

Persepsi individu tentang bagaimana ia harus berprilaku berdasarkan

standar personal, ideal diri adalah gambaran individu yang disukai,

aspirasi, tujuan, atau nilai yang ingin dicapai.

4) Harga diri

Penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisis

perilaku mencapai ideal diri.

5) Identitas diri

Kesadaran akan keunikan diri sendiri yang bersumber dari penilaian

dan observasi diri sendiri. Secara mendasar, identitas diri adalah sinetis

dari semua aspek yang mewakili diri yang diorganisasi menjadi satu

keutuhan.

6) Peran diri seperangkat prilaku yang diharapkan secara sosial yang

berhubungan dengan fungsi individu pada berbagai kelompok sosial.

Perkembangan peran dipengaruhi oleh model peran dan kesempatan

berperan. (Taty Fauzi,2019).


29

E. Penelitian Terkait

Penelitian ini adalah beberapa jurnal yang sudah dipublikasikan oleh

Efrizon H.,Fenti A., & Erni B, Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu

(2018) dengan judul “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup

Penderita TBC Di Kecamatan Selebar Kota Bengkulu”. Dengan menggunakan

Desain penelitian cross-sectional.Sampel penelitian adalah penderita TBC

sebanyak 50 orang. Hasil penelitian terhadap variabel dukungan keluarga

menunjukkan ada hubungan yang bermakna dengan nilai p value 0,03

(p<0,05) terhadap kualitas hidup penderita TBC di Kecamatan Selebar Kota

Bengkulu. Dukungan keluarga merupakan unsur yang terpenting dalam

individu menyelesaikan masalah. Dukungan keluarga akan menambah rasa

percaya diri dan memotivasi untuk menghadapi masalah dan meningkatkan

kepuasan hidup, keluarga merupakan support sistem utama bagi penderita

TBC dalam mempertahankan kesehatannya, keluarga merupakan support

sistem utama bagi penderita TBC dalam mempertahankan kesehatannya.

Selanjutnya penelitian jurnal yang sudah dipublikasikan oleh Mar’atul

H, Makhfudli & Andri S.W, Universitas Airlangga (2018). Dengan judul

“Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Efikasi Diri Penderita Tuberculosis

Multidrug Resistant (TB-Mdr) Di Poli TB-Mdr Rsud Ibnu Sina Gresik”

menggunakan Desain penelitian deskriptif korelasional melibatkan 15

responden Penderita TB-MDR yang sedang menjalani pengobatan di poli

TBMDR RSUD Ibnu Sina Gresik pada 28 Maret – 28 Juni 2018 yang di pilih

menggunakan consecutive sampling. Variabel bebas adalah dukungan


30

keluarga.Variabel terikat adalah Efikasi Diri. Data diperoleh menggunakan

kuesioner yang kemudian dianalisis menggunakan Spearman rho dengan

derajat kemaknaan α ≤ 0,05. Hasil dan Analisis : Dukungan keluarga tidak

berhubungan secara signifikan terhadap Efikasi Diri dengan p-value = 0,120

atau (p ≥ 0,05). Kesimpulan : semua responden penderita TB-MDR di Poli

TB-MDR RSUD Ibnu Sina Gresik memiliki dukungan keluarga yang positif

dan Efikasi Diri tinggi. Saran bagi peneliti selanjutnya agar meneliti tentang

hubungan antara dukungan keluarga dengan Efikasi Diri yang dapat

meningkatkan partisipasi dukungan keluarga.

Selanjutnya penelitian yang sudah dipublikasikan oleh Rina S, Nur H

& Basirun A.M, STIKES Muhammadiyah Gombong Kebumen (2016).

Dengan judul “Konsep Diri Penderita TB Paru Di RSPku Muhammadiyah

Gombong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif kuantitatif, dengan pendekatan survey. Penelitian ini berusaha untuk

mengetahui gambaran konsep diri pada penderita TB paru di RS PKU

Muhammadiyah Gombong.Populasi penelitian ini adalah penderita TB paru

yang tercatat di RS PKU Muhammadiyah Gombong pada tahun 2015

sejumlah 210 orang. Penelitian ini menggunakan sampel 15% dari jumlah

populasi yaitu sebanyak 31 orang penderita TB paru di RS PKU

Muhammadiyah Gombong.Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive

sampling.Gambaran konsep diri pada penderita TB paru di RS PKU

Muhammadiyah Gombong adalah penderita TB paru yang memiliki konsep

diri kurang yaitu sejumlah 26 orang (83.9%), kemudian penderita TB


31

paruyang memiliki konsep diri cukup yaitu sejumlah 3 orang (9.7%), dan

prosentase responden terendah adalah penderita TB paru yang memiliki

konsep diri baik sejumlah 2 orang (6.5%). Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Gombong didapatkan distribusi

frekuensi responden berdasarkan konsep diri presentase terbesar adalah

penderita TB paru yang memiliki konsep diri kurang yaitu sejumlah 26 orang

(83.9%). Pada proses pengumpulan data peneliti menemukan responden yang

mayoritas memiliki konsep diri yang kurang hal ini terjadi karena responden

merasa cemas dan takut akan perubahan perubahan fisik yang dialami, merasa

belum bisa menerima perubahan-perubahan dan penyakitnya, merasa tidak

dapat melaksanakan tugas sesuai perannya, merasa tidak berguna untuk orang

lain, dan merasa tidak percaya diri untuk berinterakasi dengan orang lain

karena perubahan-perubahan fisik yang dialami.

F. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah ringkasan dari tinjauan pustaka yang digunakan untuk

mengidentifikasi variable-variabel yang akan diteliti (diamati) yang berkaitan

dengan konteks ilmu pengetahuan yang digunakan untuk menghubungkan

kerangka konsep penelitian (Notoatmojo,2010).


32

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Dukungan Keluarga
1. Dukungan Emosional
TB PARU 2. Dukungan informasi
1. Klasifikasi 3. Dukungan instrumental
2. Etiologi 4. Dukungan penilaian
3. Manifestasi
4. Faktor resiko

Konsep Diri

1. Citra Diri
2. Gangguan Citra Diri
3. Ideal Diri
4. Identitas Diri
5. Harga Diri
6. Peran Diri

(Sumber: Notoatmojo (2010);Ami Huda Nurarif dkk (2015); Friedman

(2010);Taty Fauzi (2019).


33

G. Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 2.2
Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Konsep Diri penderita TB Paru
Dukungan Keluarga
1. Citra Diri
1. Dukungan 2. Gangguan Citra Diri
Emosional 3. Ideal Diri
2. Dukungan Informasi 4. Identitas Diri
3. Dukungan 5. Harga Diri
Instrumental 6. Peran Diri
4. Dukungan Penilaian

H. Hipoteses Penelitian

Ho:Tidak ada Hubungan antara Dukungan Keluarga Dengan Konsep Diri

Penderita TB Paru di UPT Puskesmas Pringsewu Tahun 2020


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif.

Penelitian kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk menyelidiki objek

yang dapat diukur dengan angka-angka, sehingga gejala yang diteliti dapat

diukur menggunakan skala-skala, indeks-indeks, atau table-tabel yang

kesemuanya lebih banyak menggunakan ilmu pasti (Notoatmodjo,2010).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Tahun 2020 di UPT

Puskesmas Pringsewu.

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei analitik, yaitu

survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika

korelasi antara fenomena atau antara faktor risiko dengan faktor efek. Yang

dimaksud dengan faktor efek adalah suatu akibat dari adanya faktor risiko,

sedangkan faktor risiko adalah suatu fenomena yang mengakibatkan

terjadinya efek (Notoatmodjo, 2014).

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah cross sectional.

Penelitian cross sectional (potong lintang) adalah suatu penelitian untuk

34
35

mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan

cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat

(poin time approach). Artinya, setiap subjek penelitian hanya diobservasi

sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter subjek pada saat

penelitian (Notoatmodjo, 2014).

D. Subyek Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah dari keseluruhan objek yang akan diteliti

(Notoatmodjo,2010). Populasi dalam penelitian ini adalah Pasien TB Paru

di UPT Puskesmas Pringsewu yang berjumlah 51 penderita TB Paru yang

berusia >17 tahun.

2. Sampel

a) Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

akan diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.

(Notoatmodjo,2010). Dalam penelitian ini teknik yang digunakan

adalah total sampling. Total sampling yaitu seluruh responden yang

ada dijadikan sampel Penentuan jumlah elemen/anggota sampel dari

suatu populasi minimal diambil dalam penelitian ini adalah seluruh

Pasien TB Paru dari Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pringsewu yang

berjumlah 51 orang.

b) Cara Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

Purposive sampling, pengambilan sampel secara Purposive ini


36

dilakukan dengan berdasarkan atas suatu pertimbangan tertentu seperti

sifat-sifat populasi ataupun ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya.

(Notoatmodjo,2010).Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah

pasien yang menderita TB Paru di UPT Puskesmas Pringsewu.

c) Kriteria Sampel

1) Bersedia Menjadi Responden

2) Pasien TB Paru yang berusia >17 tahun yang menderita TB Paru

di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Pringsewu

3) Pasien TB Paru yang berkunjung ke UPT Puskesmas Pringsewu

pada saat penelitian berlangsung.

E. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran

yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep

pengertian tertentu (Notoatmodjo,2010).

Variabel dalam penelitian ini adalah

1. Variable Bebas (Independent) : Dukungan Keluarga.

2. Variabel Terikat (dependent) : Konsep Diri Penderita TB Paru.

F. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah batasan pada variabel yang diamati atau diteliti

untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel

yang bersangkutan serta pengembangan instrument (Notoatmodjo,2010).

Definisi operasional bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau


37

pengamatan terhadap variable-variabel yang bersangkutan serta

pengembangan instrument atau alat ukur :

Tabel 3.1
Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Independen Ukur
Dukungan Merupakan pemberian Kuisioner Mengisi 1 Baik Ordinal
Keluarga dorongan dan motivasi serta Kuisioner
Skor ≥ 61,6
semangat dalam situasi
membuat keputusan didalam 0 Kurang
keluarga.
1. Dukungan Emosional skor <61,6
2. Dukungan informasi Sumber Aan Sofyan
3. Dukungan
instrumental (2012)
4. Dukungan penilaian
5. Dukungan tambahan
6. Dukungan social

Variabel Konsep diri adalah citra diri Kuisinoer Mengisi 1 Positif Ordinal
Dependen (self image) keseluruhan Kuisioner
Konsep Diri gambaran diri, meliputi
Skor ≥ 11,4
persepsi seorang tentang diri, 0 Negatif
perasa, keyakinan, dan nilai-
nilai yang berhubungan dengan skor <11,4
dirinya. Sumber Aan Sofyan
1. Citra Diri
2. Gangguan Citra Diri (2012)
3. Ideal Diri
4. Identitas Diri
5. Harga Diri
6. Peran Diri

G. Pengumpulan Data

1. Alat Pengumpulan Data

Instrument atau alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa

kuisioner yaitu:
38

a. Bagian A merupakan data demografi yang digunakan sebagai angket

pembuka meliputi nomor responden, tanggal pengisian dan nama petugas /

asisten peneliti (yang diisi oleh petugas), umur, jenis kelamin, agama,

pendidikan terakhir, status pernikahan, pekerjaan, saat ini tinggal bersama

dan lama menderita TB paru.

b. Bagian B merupakan kuisioner untuk mengukur dukungan keluarga yaitu

pertanyaan-pertanyaan yang berbentuk angket dengan skala likert, yang

terdiri dari 20 pertanyaan. Yang terdiri dari dukungan informasional

berisikan 5 pertanyaan, dukungan penilaian berisikan 5 pertanyaan,

dukungan instrument berisikan 5 pertanyaan, dukungan emosional

berisikan 5 pertanyaan, Adapun pilihan jawaban untuk setiap pertanyaan

terdiri 5 alternatif jawaban yaitu tidak pernah (TP), jarang (JRG), kadang-

kadang (KD), sering (Anugrah, Hasbullah, & Suarnianti), selalu (SL).

Untuk setiap pertanyaan positif alternatif jawaban Selalu (nilai 5), Sering

(nilai 4), Kadang (nilai 3), Jarang (nilai 2), Tidak pernah (nilai 1).

Sedangkan untuk pertanyaan negatif sebaliknya, untuk nilai alternatif

diberi nilai Selalu (nilai 1), Sering (nilai 2), Kadang (nilai 3), Jarang (nilai

4), Tidak pernah (nilai 5).

Alat pengukuran bagian ini mengukur tentang subvariabel:

a) Bagian pertama merupakan pertanyaan dukungan sosial yang

terdiri dari pertanyan positif no. 1,2,3, Sedangkan pertanyaan

negatif no. 4 dan 5.


39

b) Bagian kedua merupakan pertanyan mengenai dukungan penilaian

yang terdiri pertanyaan positif no.6,7,8, sedangkan pertanyaan

negatif no. 9 dan 10.

c) Bagian ketiga merupakan pertanyaan mengenai dukungan

tambahan terdiri dari pertanyaan positif no.11,12,13 sedangkan

negatif no. 14 dan 15.

d) Bagian keempat merupakan pertanyaan mengenai dukungan

emosional terdiri pertanyaan positif no. 16,17,18, sedangkan

pertanyan negatif 19 dan 20.

c. Bagian C merupakan kuisioner untuk mengukur konsep diri yaitu

pertanyan-pertanyaan yang berbentuk angket yang terdiri dari 15

pertanyaan citra tubuh terdiri dari nomor 1,2,3. Pertanyaan ideal diri terdiri

dari nomor 4,5,6. Pertanyaan harga diri terdiri dari nomor 7,8,9.

Pertanyaan peran terdiri dari nomor 10,11,12. Pertanyaan identitas

personal terdiri dari nomor 13,14,15. Adapun pilihan jawaban untuk setiap

pertanyaan terdiri dari 2 alternatif jawaban “Ya” dan “Tidak”, untuk setiap

pertanyaan positif, alternative jawaban “Ya” diberi nilai 1, “Tidak” diberi

nilai 0 dan sebaliknya untuk setiap pertanyaan negatif alternatif jawaban

“Ya” diberi nilai 0, “tidak” diberi nilai 1.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Uji validitas dan Reabilitas

Instrument penelitian untuk variabel dukungan keluarga dan konsep

diri merupakan alat ukur yang sudah baku, yang telah diuji validitas
40

oleh Aan Sofyan dalam penelitian yang berjudul Hubungan dukungan

keluarga dengan konsep diri pasien TB Paru dibalai kesehatan paru

masyarakat banda aceh tahun 2012.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian dimulai dari langkah

persiapan:

Persiapan penelitian yaitu degan membuat rancangan penelitian yang

berfungsi sebagai kerangka awal dalam penelitian, supaya penelitian yang

akan dilakukan terlaksankan sesuai tujuan yang akan dicapai. Langkah-

langkah yang dilakukan dalam tahap persiapan adalah:

1) Mengurus surat izin presurvey.

2) Membuat lembar kuisioner.

3) Peneliti melakukan pendekatan kepada calon responden.

4) Penelitian memberikan penjelasan kepada calon responden terkait

dengan penelitian yang akan dilakukan mulai dari maksud, tujuan,

manfaat serta langkah-langkah penelitian.

5) Peneliti memberikan lembar kuisioner kepada responden.

6) Peneliti mengambil kembali lembar kuisioner yang telah diisi.

H. Pengolahan Data

Untuk memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan

kesimpulan yang baik. Diperlukan proses pengolahan data. Jenis data dari

penelitian ini adalah kuantitatif, yakni data yang berhubungan dengan angka-

angka, baik yang diperoleh dari hasil pengukuran (Notoatmodjo,2012)


41

Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh,

diantaranya :

1. Editing Secara umum editing adalah merupakan kegiatan untuk

pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuisioner tersebut. Pada

tahap ini peneliti mengecek kembali lembar kuisioner apakah bagian

lembar identitas responden sudah lengkap, dalam arti semua pertanyaan

sudah terisi, apakah jawaban atau tulisan masing-masing pertanyaan cukup

jelas atau terbaca, apakah jawabannya relevan dengan pertanyaan, apakah

jawaban-jawaban pertanyaan konsisten dengan jawaban pertanyaan

lainnya. Apabila ada jawaban-jawaban yang belum lengkap, kalau

memungkinkan perlu dilakukan pengambilan data ulang untuk melengkapi

jawaban-jawaban tersebut.Tetapi apabila tidak lengkap tersebut tidak

diolah atau dimasukan dalam pengolahan “data missing”.

2. Coding

Yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau

bilangan. Coding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam

memasukan data (data entry)

3. Processing

Setelah semua kuisioner atau jawaban-jawaban dari masing-masing

responden yang dalam bentuk angka atau huruf terisi penuh dan benar

dimasukan kedalam program atau “software” computer agar data dapat

dianalisis dengan cara meng-entry data dari angket ke paket program

komputer.
42

4. Tabulating

Yaitu membuat table-tabel data, sesuai dengan tujuanpenelitian atau yang

diinginkan oleh peneliti.

5. Cleaning

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-

kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainaya,

kemudia dilakukan pembetulan atau koreksi. (Notoatmodjo,2012).

I. Analisa Data

Data yang diperoleh kemudian dianalisa dengan melakukan penyelesaian data

sesuai dengan kriteria yang ada. Langkah-langkah analisa yang dilakukan oleh

peneliti yaitu :

1. Analisa Univariat

Dimaksud untuk mengetahui distribusi frekuensi dari sub variabel

yang diamati, sehingga dapat mengetahui gambaran dari variabel yang

diteliti (Notoatmodjo,2010)

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis hubungan dukungan

keluarga dengan konsep diri dengan menggunakan uji Chi-Square dengan

tingkat kepercayaan 95% atau dapat pula dengan perbandingan nilai p

value dengan nilai = 0.05. pemrosesan data menggunakan program

komputer.
43
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum LokasiPenelitian

1. Gambaran Umum Puskesmas Pringsewu

Puskesmas pringsewu merupakan salah satu puskesmas induk diwilayah

Kecamatan Pringsewu Wilayah kerja Puskesmas Pringsewu mencangkup

8 desa yang meliputi Sidoharjo, Pringsewu Timur, Pringsewu Selatan,

Margakarya, Waluyojati, Pajarisuk, Fajar Agung , Fajar Agung Barat (2).

Luas wilayah kerja Puskesmas Pringsewu 32, 26 km2 dengan batas

wilayah kerja sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan KecamatanSukoharjo

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan KecamatanAmbarawa

c. Sebelah Timut berbatatasan denganGadingrejo

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Wilayah kerjaPuskesmas Pagelaran.

2. Visi, Misi dan Motto

a. Misi

Puskesmas Pringsewu adalah “menjadi puskesmas yang mampu

memberikan pelayanan kesehatan dasar bermutu , berkualitas , merata

dan berkeadilan”(Perbup No 46 Tahun 2014 Tentang Pola Tata Kelola

Puskesmas BLUD).

44
45

b. Visi Puskesmas

a) Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang

prima dan berkualitas

b) Pemerataan upaya pelayanankesehatan

c) Meningkatkan profesionalitas sumber daya

manusia dan berakhlakmulia

d) Mengembangkan sistem keuangan , informasi

dan pemasaran PuskesmasPringsewu

c. “Sehatmu adalahSenyumku”

3. Tata nilai PuskesmasPringsewu

Tata nilai adalah CERMATI ,yang terdiri dari :

C :Cepat

E :Efisien

R :Ramah

M :Melayani

A :Aman

T :Tepat

I:Inovasi
46

B. HasilPenelitian

1. Analisa Univariat

Analisa Univariat dilakukan pada suatu variabel dari hasil penelitian, yang

bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap

variabel penelitan.

a) Karakteristik Responden

Tabel 4.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia

No Usia Frekuensi Presentase (%)

1 Remaja Akhir (17-25 tahun) 6 11.8

2 Dewasa Awal (26-35 tahun) 11 21.6

3 Dewasa Akhir (36-45 tahun) 20 39.2

4 Lansia Awal (46-55 tahun) 14 27.5

Jumlah 51 100

Berdasarkan tabel 4.1 bahwa dari 51 responden, berdasarkan karakteristik usia

bahwa usia terbanyak pada rentang dewasa akhir (36-45 tahun) sejumlah 20

responden (39,2%).

Tabel 4.2
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi Presentase (%)

1 Petani 18 35.3

2 Wiraswasta 23 45.1

3 Guru 10 19.6

Jumlah 51 100
47

Berdasarkan tabel 4.2 dari 51 responden, didapatkan bahwa pekerjaan

terbanyak sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 23 responden (45,1%).

Tabel 4.3
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan

No Pendidikan Frekuensi Presentase (%)

1 SD 13 25.5

2 SMP 22 43.1

3 SMA 12 23.5

4 Perguruan tinggi 4 7.8

Jumlah 51 100

Berdasarkan tabel 4.3 dari 51 responden, didapatkan bahwa responden

dengan tingkat pendidikan SMP menjadi terbanyak yaitu sejumlah 22

responden (43,1%).

Tabel 4.4
Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)

1 Laki-Laki 33 64.7

2 Perempuan 18 35.3

Jumlah 51 100

Berdasarkan tabel 4.4 dari 51 responden, didapatkan bahwa responden

dengan jenis kelamin laki-laki menjadi terbanyak yaitu sejumlah 33

responden (64,7%).
48

b) Dukungan Keluaraga

Tabel 4.5
Distribusi frekuensi dukungan keluarga

No Dukungan Keluarga Frekuensi Presentase (%)


1 Kurang 26 51
2 Baik 25 49
Jumlah 51 100

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan hasil penelitian sebagian besar

responden yang mendapat dukungan keluarga kurang sebanyak 26

responden (51%), dan responden yang mendapatkan dukungan keluarga

baik hanya 25 responden (49%).

c) Konsep Diri

Tabel 4.6

Distribusi frekuensi konsep diri

No Konsep Diri Frekuensi Presentase (%)


1 Negatif 28 54,9
2 Positif 23 45,1
Jumlah 51 100

Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan hasil penelitian dari 51 responden

dengan konsep diri negatif sebanyak 28 responden (54,9%) dan yang

mendapatkan dukungan keluarga buruk sejumlah 23 responden (45,1%).


49

2. Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dilakukan untuk melihat hubungan dukungan keluarga

dengan konsep diri penderita TB Paru di UPT Puskesmas Tahun 2020.

Setelah dilakukan pengolahan data menggunakan chi-square diperoleh

hasil sebagai berikut :

Tabel 4.7
Hubungan dukungan keluarga dengan konsep diri penderita TB Paru

Konsep Diri
Dukungan Total p-value
Negatif Positif
keluarga
N % N % N %
Kurang 18 69,2 8 30,8 26 100
Baik 10 40,0 15 60,0 25 100 0.069
Total 28 54,9 23 45,1 51 100

Berdasarkan tabel 4.7 diatas diketahui bahwa dari 51 responden

dukungan keluarga kurang dengan konsep diri negatif sebanyak 18

responden (69,2%), kemudian responden dengan dukungan keluarga baik

dengan konsep diri negatif sebanyak 10 responden (40,0%) dan responden

dengan dukungan keluarga kurang yang memiliki konsep diri positif

sebanyak 8 responden (30.8%) dan sebanyak 15 responden (60,0%)

responden dengan dukungan keluarga baik yang memiliki konsep diri

positif.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0.069>0,05 artinya tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan dukungan keluarga

dengan konsep diri penderita TB Paru di UPT Puskesmas Pringsewu, dan

berarti Ho diterima.
50

C. Pembahasan

1. Analisa Univariat

a. Karaktaristik Responden

1) Usia

Diketahui bahwa dari 51 responden, berdasarkan karakteristik

usia bahwa usia terbanyak pada rentang dewasa akhir (36-45 tahun)

sejumlah 20 responden (39,2%).

Menurut penelitian (Oktavia, Mutahar, & Destriatania, 2016),

menunjukan bahwa responden pasien TB Paru didapatkan

mayoritas berusia pada rentang dewasa tengah (40-60 tahun). Masa

usia dewasapertengahan merupakan upaya untuk melaksanakan

gaya hidup sehat karena banyak perubahan-perubahan fisiologis

yang terjadi, seperti menurunnya daya tahan tubuh sehingga rentan

terhadap penyakit.

Secara teori menyatakan bahwa umur yang lebih tua dapat

meningkatkan terjadinya TB Paru. Hal ini dapat terjadi karena

terjadi karenanya faktor adanya agent, penjamu dan faktor

lingkungan perumahan yang tidak sehat. Faktor penjamu meliputi

daya tahan tubuh. Seseorang dapat terinfeksi penyakit TB Paru ini

apabila adanya agent (Mycobacterium tubercullosis) yang

mengkontaminasi udara kemudian terhirup oleh orang yang sehat

dengan jumlah bakteri yang banyak, lama pajanan yang lama dan

tentunya imunitas seseorang yang rendah (Naga, 2012).


51

Peneliti beropini bahwa penyakit TB Paru dapat menyerang

siapa saja, tetapi penyakit TB Paru lebih sering menyerang

seseorang yang memiliki daya tahan tubuh rendah termasuk usia

dewasa pertengahan. Dewasa pertengahan merupakan masa

menyesuaikan diri dan masa depan tidak lagi dipenuhi dengan

kemungkinan-kemungkinan yang tidak terhadapi yang hasilnya

membawa satu masa kritis

2) Pekerjaan

Hasil diketahui dari 51 responden, didapatkan bahwa pekerjaan

terbanyak sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 23 responden

(45,1%).

Menurut penelitian (Dotulong & Kandou, 2015), berdasarkan

pekerjaan, pada penelitian ini menujukkan bahwa

petani/nelayan/buruh/lainnya, lebih banyak menderita TB. Kondisi

di mana penyakit TB lebih banyak di pedesaan dapat dikaitkan

dengan kondisi sosial ekonomi penduduk di pedesaan itu sendiri.

Kondisi sosial ekonomi tidak hanya berhubungan langsung, namun

dapat merupakan penyebab tidak langsung seperti kondisi status

gizi yang buruk, perumahan yang tidak sehat dan rendahnya akses

terhadap pelayanan kesehatan. Rendahnya akses di pedesaan,

karena rendahnya kemampuan ekonomi untuk membayar

pelayanan, tetapi jauh lebih kompleks yaitu dibatasi oleh jarak ke

tempat pelayanan, sulitnya transportasi dan berakibat rendahnya


52

pengetahuan.

Bahwa pekerjaan seperti (buruh serabutan, buruh harian lepas,

dan pengrajin anyaman dan tenun) yang memiliki pendapatan yang

tidak tetap per bulannya sehingga sangat berpengaruh pada

makanan/gizi secara langsung serta kesehatan lingkungan

perumahan yang tidak memenuhi syarat kesehatan yang

berdampak pada kesehatan mereka sendiri. Kepala keluarga yang

mempunyai pendapatan dibawah UMR akan mengkonsumsi

makanan dengan kadar gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan

bagi setiap anggota keluarga sehingga mempunyai status gizi yang

kurang dan akan memudahkan untuk terkena penyakit infeksi

diantaranya TB paru (Rukmini & Chatarina, 2011).

Peneliti berasumsi dalam hal jenis konstruksi rumah dengan

mempunyai pendapatan yang kurang maka konstruksi rumah yang

dimiliki tidak memenuhi syarat kesehatan sehingga akan

mempermudah terjadinya penularan penyakit TB paru.

3) Pendidikan

Diketahui dari 51 responden, didapatkan bahwa responden

dengan tingkat pendidikan SMP menjadi terbanyak yaitu sejumlah

22 responden (43,1%).

Menurut penelitian (Wahyu, Nurchayati, & Herlina, 2018).

Pada penelitian ini, tingkat pendidikan rendah pada penderita TB

lebih besar berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan


53

bahwa rata-rata responden memiliki pendidikan yang rendah,

sehingga hal berdampak terhadap pengetahuan yang rendah

mengenai rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan

pengetahuan penyakit TB paru, pencegahan, serta pengobatan.

Tingkat Pendidikan seseorang akan mempengaruhi

pengetahuan seseorang diantaranya mengenai rumah yang

memenuhi syarat kesehatan dan pengetahuan penyakit TB paru,

pencegahan, dan pengobatan sehingga dengan pengetahuan yang

cukup maka seseorang akan mencoba untuk mempunyai perilaku

hidup bersih dan sehat. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka

semakin rendah kejadian TB paru. Sedangkan responden yang

memiliki pendidikan rendah akan berpengaruh terhadap

pemahaman klien tentang penyakit TB parusehingga akan lebih

mudah terpapar infeksi TB (Wibowo 2016)

Peneliti beropini masyarakat yang pendidikan tinggi, akan

lebih waspada terhadap penularan TB Paru dibandingkan dengan

pendidikan rendah. Selain itu tingkat pendidikan juga akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang mengenai rumah dan

lingkungan yang sehat, sehingga mampu menghindari penyakit TB

Paru. Untuk peningkatan pengetahuan bagi masyarakat setempat

sebaiknya diberikan komunikasi informasi dan edukasi dapat

berupa kunjungan rumah sanitarian diiringi dengan pembagian

informasi tentang penyakit tersebut kepada masyarakat agar


54

mereka memahami dan tahu cara mencegah terjadi penularan TB

paru dari satu orang ke orang sehat lainnya.

4) Jenis Kelamin

Hasil didapatkan dari 51 responden, didapatkan bahwa

responden dengan jenis kelamin laki-laki menjadi terbanyak yaitu

sejumlah 33 responden (64,7%).

Menurut penelitian (Korua, Kapantow, & Kawatu, 2014),

berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara Jenis Kelamin

dengan kejadian Tuberkulosis dapat dilihat responden yang memiliki

peluang lebih besar untuk terkena penyakit Tuberkulosis adalah

responden yang memiliki jenis kelamin laki-laki. Banyaknya jumlah

kejadian TB paru yang terjadi pada laki-laki disebabkan karena laki-

laki memiliki mobilitas yang tinggi daripada perempuan sehingga

kemungkinan untuk terpapar lebih besar.

Berdasarkan kenyataan dilapangan bahwa responden laki-laki

lebih beresiko untuk terpapar infeksi TB paru. Hal ini disebabkan

karena oleh gaya hidup seperti kebiasaan merokok pada laki-laki

yang hampir dua kali lipat dibandingkan perempuan, sehingga

menyebabkan penurunan sistem pertahanan tubuh terutama paru-

paru oleh zat yang terkandung pada rokok dan memudahkan terpapar

bakteri TB. Selain itu juga dapat dipengaruhi oleh faktor faktor

kesibukan atau tingginya aktifitas yang lebih didominasi oleh jenis

kelamin laki-laki sehingga lebih sering terpajan oleh penyebab


55

penyakit ini (Bachtiyar, 2015).

Peneliti berasumsi Hal ini sesuai dengan kepustakaan di mana

laki-laki beresiko lebih besar untuk terkena penyakit TB paru di

bandingkan dengan perempuan. Dimana laki-laki lebih banyak yang

merokok dan minum alkohol dibandingkan dengan perempuan,

merokok dan alcohol dapat menurunkan imunitas tubuh sehingga

lebih mudah terkena penyakit TB paru.Sehingga wajar jika perokok

dan peminum beralkohol sering disebut sebagai agen dari penyakit

TB Paru.

b. Dukungan Keluarga

Berdasarkan hasil analisa data dapat diketahui bahwa

dukungan keluarga pasien TB di Puskesmas Pringsewu dengan

responden yang mendapat dukungan keluarga kurang sebanyak 26

responden (51%), dan responden yang mendapatkan dukungan

keluarga baik hanya 25 responden (49%).

Penelitian ini tidak sejalan dengan (Hariadi, Aryani, & Buston,

2019), tentang Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup

Penderita Tbc Di Kecamatan Selebar Kota Bengkulu Tahun 2018.

Hasil penelitian terhadap variabel dukungan keluarga menunjukkan

ada hubungan yang bermakna dengan nilai p value 0,03 (p<0,05)

terhadap kualitas hidup penderita TBC. Dukungan keluarga

merupakan unsur yang terpenting dalam individu menyelesaikan

masalah.
56

Dukungan keluarga akan menambah rasa percaya diri dan

memotivasi untuk menghadapi masalah dan meningkatkan kepuasan

hidup, keluarga merupakan support sistem utama bagi penderita TBC

dalam mempertahankan kesehatannya, keluarga merupakan support

sistem utama bagi penderita TBC dalam mempertahankan

kesehatannya untuk mendapatkan bantuan pada saat bermasalah atau

saat menghadapi kritis (Kuntjoro dalam Rohimah,2015).

Dewi (2012) menyatakan bahwa bentuk dukungan sosial

membantu individu dalam membangun harga diri dan kompetensi.

Dukungan ini berupa ungkapan empati, kepedulian dan perhatian

terhadap orang yang bersangkutan akan membuat individu memiliki

perasaan nyaman dan yakin sehingga dapat menghadapi masalah

dengan lebih baik. Individu membutuhkan penghargaan, perhatian dan

kepercayaan yang menandakan bahwa dia dicintai dan diperhatikan.

Jika individu diterima dan dihargai secara positif oleh orang lain,

individu tersebut akan cenderung untuk mengembangkan sikap positif

terhadap diri sendiri dan lebih menghargai dirinya.

Menurut peneliti dukungan keluarga merupakan informasi

verbal, sasaran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan

oleh orang-orang yang akrab dengan subjek didalam lingkungan

sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal yang dapat memberikan

keuntungan emosional atau pengaruh pada tingkah laku

penerimaannya.
57

c. Konsep Diri

Berdasarkan hasil analisa data dapat diketahui bahwa didapatkan

hasil penelitian dari 51 responden dengan konsep diri negatif

sebanyak 28 responden (54,9%) dan yang mendapatkan dukungan

keluarga buruk sejumlah 23 responden (45,1%).

Menurut Penelitian (Saraswati, Hasanah, & Ummah, 2016)

tentang Konsep Diri Penderita TB Paru Di RS PKU Muhammadiyah

Gombong. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan

hasil bahwa sebagian besar responden mempunyai konsep diri positif

berjumlah 27 responden (55,1%) dan komponen konsep diri yang

terbanyak adalah peran diri yaitu 44 (27,1). Dalam kondisi

tuberculosis, responden tetap menjalankan peran yang dijalaninya

sesuai dengan harapan lingkungan sosial sesuai dengan fungsi

individu sebagai kelompok sosial.

Konsep diri merupakan semua perasaan, kepercayaan, dan nilai

yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu

dalam berhubungan dengan orang lain, konsep diri berkembang secara

bertahap saat bayi mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan

orang lain (Tarwoto & Wartonah, 2010). Konsep diri terdiri dari 5

komponen yaitu citra tubuh, ideal diri, harga diri, peran diri, dan

identitas diri.
58

2. Pembahasan Bivariat

a. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Konsep Diri Penderita TB

Paru di UPT Puskesmas Pringsewu Kec. Pringsewu Kab.

Pringsewu Tahun 2020.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0.069 >0.05 artinya

tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan dukungan

keluarga dengan konsep diri penderita TB Paru di UPT Puskesmas

Pringsewu Kec. Pringsewu Kab. Pringsewu Tahun 2020.

Berdasarkan tabel 4.7 diatas dari penelitin 51 responden

diketahui bahwa dari 26 orang memiliki dukungan keluarga kurang

yang memiliki konsep diri negatif sebanyak 18 (69,2 %) dan konsep

diri positif sebanyak 8 (30,8%), sedangkan dari 25 orang memilki

dukungan keluarga baik konsep diri negatif 10 (40,0 %) dan konsep

diri positif 23 (45,1 %).

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Wahyu,

Nurchayati, & Herlina, 2018), dengan judul Hubungan Dukungan

Keluarga Dengan Konsep Diri Penderita Tuberkulosis Paru. Hasil uji

statistik menggunakan uji Chi Square dengan nilai p value diperoleh p

value 0.000 < alpha 0.05, artinya H0 ditolak, maka dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap konsep diri

pasien TB Paru.

Taty Fauzi (2019) mengemukakan bahwa Faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi konsep diri meliputi : Tahap pengembangan,


59

orang lain penting dan persepsi. Selain pengaruh keluarga, konsep diri

juga dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat penerimaan dan

penolakan pada kelompok masyarakat juga berpengaruh terhadap diri

seseorang. Masyarakat juga berpengaruh terhadap konsep diri

seseorang, masyarakat mempunyai harapan tertentu terhadap individu

dan akan melakukan harapan tersebut (Aan, 2012). Faktor lain yang

mempengaruhi konsep diri menurut (Suleman, Nur, & Haskas, 2016)

yaitu hubungan sosial budaya, kepribadian, pengetahuan, dan

kehilangan kerabat.

Dukungan keluarga yang kurang namun konsep diri positif,

dukungan keluarga baik tetapi konsep dirinya negatif hal ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ; Pengetahuan, responden yang

memiliki pengetahuan yang rendah akan mempengaruhi konsep

dirinya, diantaranya mengenai rumah yang memenuhi syarat

kesehatan dan pengetahuan penyakit TB paru, pencegahan, dan

pengobatan sehingga dengan pengetahuan yang cukup maka

seseorang akan mencoba untuk mempunyai perilaku hidup bersih dan

sehat. Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan rendah akan

berpengaruh terhadap pemahaman klien tentang penyakit TB paru

sehingga akan lebih mudah terpapar infeksi TB (Wibowo 2016).

Selain itu dari segi persepsi, persepsi individu membawa dampak

pada perkembangan konsep diri. Persepsi individual berarti baginya

konsisten dengan kebutuhan dan nilai personal. Apabila persepsi diri


60

lemah atau negatif maka individu akan cenderung distorsi,

mempunyai pandangan yang sempit, dan tidak memiliki rasa percaya

diri. Persepsi individu yang negatif akan membawa individu pada

keadaan merasa terancam, cemas. Sebaliknya, persepsi individu yang

positif akan membawa individu yang terbuka, jujur sehingga individu

menerima keadaan kesuksesan akan menyertainya (Taty Fauzi,2019).

Dari sini dapat peneliti simpulkan bahwa walaupun dukungan

keluarga kurang namun responden memiliki persepsi diri dan

pengetahuan yang baik, hal ini akan berakibat positif terhadap konsep

diri yang baik sebaliknya walaupun dukungan keluarga baik namun

responden tidak memiliki pengetahuan dan persepsi diri yang baik

tentunya hal ini akan berakibat pada konsep diri yang Negatif. Ada

sebuah riwayat yang bisa dijadikan sebuah motivasi untuk tetap

bersyukur dan bertawakal terhadap musibah yang menimpa :

ْ‫ض ا َو َمن‬ ِّ ‫إِنَّ عِ َظ َم ا ْل َج َزاءِ َم َع ِع َظ ِم ا ْل َبالَءِ َوإِنَّ هَّللا َ إِ َذا أَ َح َّب َق ْو ًما ا ْب َتالَ ُه ْم َف َمنْ َرضِ َى َفلَ ُه‬
َ ‫الر‬

‫س َخ ُط‬
َّ ‫سخ َِط َفلَ ُه ال‬
َ

Artinya: “Sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besarnya

ujian, dan bahwa Allah, apabila menyayangi atau mencintai suatu

kaum, maka Allah akan mengujinya, dan bagi siapa saja ridha, maka

baginya keridhaan dari Allah, dan barangsiapa yang membencinya,

maka baginya kebenciaan dari Allah Swt.” (HR. tarmidzi : 2397 dan

Ibnu Majah: 4031).

Peneliti berpendapat bahwa banyak faktor yang dapat


61

mempengaruhi konsep diri penderita TB selain dari dukungan

keluarga, berdasarkan dari hasil wawancara saat penelitian dengan

responden didapatkan data bahwa tingkat pengetahuan mengenai

penyakitnya, sikap dan pandangan masyarakat terhadap penyakitnya

yang dianggap menular dan berbahaya bagi lingkungan sekitar, serta

persepsi penderita, individu yang memiliki persepsi yang positif akan

membawa individu yang terbuka, jujur sehingga individu menerima

keadaan dan lebih bersyukur dengan keadaan. Pada proses

pengumpulan data peneliti menemukan responden yang mayoritas

memiliki konsep diri yang kurang hal ini terjadi karena responden

merasa cemas dan takut akan perubahan perubahan fisik yang dialami,

merasa belum bisa menerima perubahan-perubahan dan penyakitnya,

merasa tidak dapat melaksanakan tugas sesuai perannya, merasa tidak

berguna untuk orang lain, dan merasa tidak percaya diri untuk

berinterakasi dengan orang lain karena perubahan-perubahan fisik

yang dialami.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa

1. Karakteristik responden penderita TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas

Pringsewu diketahui usia terbanyak pada rentang dewasa akhir (36-45

tahun) sejumlah 20 responden , kemudian tingkat pendidikan SMP

menjadi terbanyak yaitu sejumlah 22 responden, pekerjaan terbanyak

sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 23 responden dan jenis kelamin laki-

laki menjadi terbanyak yaitu sejumlah 33 responden.

2. Dukungan keluarga pasien TB Paru di wilayah kerja Puskesmas

Pringsewu sebanyak responden mendapatkan dukungan kurang 26

responden(51%) dan yang mendapatkan dukungan keluarga baik hanya

25 responden (49%).

3. Konsep diri pasien TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Pringsewu

sebanyak 28 responden (54,9%) negatif dan konsep diri positif sejumlah

23 responden (45,1%).

4. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0.069 > 0,05 artinya tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan dukungan keluarga

dengan konsep diri penderita TB Paru di UPT Puskesmas Pringsewu Kec.

Pringsewu Kab. Pringsewu, dan berarti Ho diterima.

62
63

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini maka dikemukakan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Bagi Institusi Universitas Aisyah Pringsewu Lampung

Bagi institusi Universitas Aisyah Pringsewu Lampung khususnya

perpustakaan dapat dijadikan sumber data, informasi dan bahan bacaan

bagi mahasiswa/mahasiswi mengenai Hubungan dukungan keluarga

dengan konsep diri penderita TB Paru.

2. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapakan terutama perawat diharapkan dapat

menjadi sumber informasi dalam upaya meningkatkan pelayanan

kesehatan masyarakat dan memberikan pendidikan kesehatan khususnya

yang pasien TB Paru.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat dijadikan mengembangkan

penelitian lebih lanjut terkait tentang Hubungan dukungan keluarga

dengan konsep diri penderita TB paru dan menjadi bahan elaborasi bagi

peneliti lain.
DAFTAR PUSTAKA

Aan, S. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Konsep Diri Pasien


Tuberkulosis Paru Di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Banda Aceh
Tahun 2012. Universitas Syiah Kuala, Aceh.

Anugrah, Hasbullah, H., & Suarnianti. (2013). Hubungan Obesitas, Aktivitas


Fisik, Dan Kebiasaan Merokok Dengan Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2
Pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar. Volume 1 No 6.

Bachtiyar. (2015). Pengaruh terapi suportif: kelompok terhadap perubahan harga


diri klien TB Paru di Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember (the
influence of group supportive therapy for change of self- esteem client
pulmonary TB in the District Umbulsari Jember). E-Jurnal Pustaka
Kesehatan. Volume 3 Nomor 2. Jember: Universitas Jember.

Brunner dan Suddarth.(2017).Keperawatan Medikal-Bedah.edisi 12.Jakarta:EGC.

Dewi. (2012). Teori Dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku


Manusia. Jakarta.NuhaMedika:

Dotulong, J., & Kandou. (2015). Hubungan Faktor Risiko Umur, Jenis Kelamin
Dan Kepadatan Hunian Dengan Kejadian Penyakit Tb Paru Di Desa Wori
Kecamatan Wori. Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik, Volume III
Nomor 2 57-65.

Efrizon,Fenti,Erni.(2018).Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup


Penderita TBC Di Kecamatan Selebar Kota Bengkulu. Journal of Nursing
and Public Health.

Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, E.G. (2010). Buku ajar keperawatan
keluarga: Riset, teori, dan praktik, alih bahasa, Akhir Yani S. Hamid dkk ;
Ed 5. Jakarta: EGC

Hafidz, Azza, & Komarudin (2015). Hubungan dukungan keluarga dengan harga
diri pasien tuberculosis paru di RS Paru Jember. Diperoleh tanggal 16
Desember 2017 dari http://digilib.unmuhjember.ac.id/
XHariadi, Aryani, & Buston. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kualitas Hidup Penderita Tbc Di Kecamatan Selebar Kota Bengkulu
Tahun 2018. Journal of Nursing and Public Health, Vol 7, No 1, 46-51.

Kemenkes RI.(2018).Info Datin Tuberkulosis.Jakarta Selatan.

Korua, E., Kapantow, N., & Kawatu, P. (2014). Hubungan Antara Umur, Jenis
Kelamin, Dan Kepadatan Hunian Dengan Kejadian Tb Paru Pada Pasien
Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah Noongan.

Kualitas Hidup Penderita TBC Di Kecamatan Selebar Kota Bengkulu.Journal of


Nursing and Public Health.

Louw, J., et.al., (2012). Quality of Life among Tuberculosis (TB), TB


Retreatment and/or TB-HIV Co-infected Primary Public Health Care
Patients in Three District in South Africa, Health Quality of Life Outcomes
doi: 10.1186/14777525-10-77.

Mar’atul,Makfudli,Andri.(2018).Hubungan Dukungan Keluarga dengan Efikasi


Diri Penderita Tuberculosis Multidrug Resistant (TB-MDR) di Poli TB-
MDR RSUD Sina Gresik.Jurnal Kesehatan Universitas Airlangga Vol 11
No.2

Naga, S. S. (2012). Buku panduan lengkap ilmu penyakit dalam. Yogyakarta:


Diva Press

Nadirawati.(2018).Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga(Teori dan Aplikasi


Praktik).Bandung:PT Refika Aditama.

Niven, N. (2012). Psikologi Kesehatan Pengantar Untuk Perwat


&Profesional Kesehatan Lain. Jakarta: EGC.

Notoadmodjo, S. (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoadmodjo, S. (2014).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nurarif,A,H dan Kusuma,H.(2015).Aplikasi Asuhan Keperawatan


BerdasarkanDiagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc.Jakarta :Medication Jogja

Oktavia, S., Mutahar, R., & Destriatania, S. (2016). Analisis Faktor Risiko
Kejadian Tb Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Kertapati Palembang.
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat,, 7(2) 124-138 doi:DOI:
https://doi.org/10.26553/jikm.2016.7.2.124-138

Pratiwi,Wahyu&Widiarti.(2017).Konsep Diri (Self Concept) Dan Komunikasi


Interpersonal Dalam Pendampingan Pada Siswa Smp Se Kota
Yogyakarta.JurnalInformasi Kajian Ilmu Komunikasi Volume 47. No.1

Price, S. A., & Wilson, L. M.(2014).Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit


Dalam, alih Bahasa, Andry Hartono,dkk:Edisi 5. Jakarta:EGC

Rina S, Nur H.M.,& Basirun A.U.(2016).Konsep Diri Penderita TB Paru di Rs


Pku Muhammadiyah Gombong.Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol
12 No.2 Riskesdas.(2018).Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
(LPB).Jakarta.

Rukmini, & Chatarina. (2011). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap


Kejadian Tb Paru Dewasa Di Indonesia (Analisis Data Riset Kesehatan
Dasar Tahun 2010). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, Vol. 14 No. 4
320–331.

Saraswati, R., Hasanah, N., & Ummah. (2016). Konsep Diri Penderita TB Paru Di
RS PKU Muhammadiyah Gombong. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan, Volume 12, No. 2 91-101.

Selfita,Sofiana, & Herlina.(2018).Hubungan Dukungan Keluarga dengan Konsep


Diri Penderita TB Paru di Puskesmas Harapan Raya. Jurnal Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Di Riau.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & B. Bandung.

Surakhmi,Rini& Suci,(2016)Analisis Faktor Risiko Kejadian TB Paru Di


Wilayah Kerja Puskesmas Kertapati Palembang.Jurnal Ilmu Kesehatan
Masyarakat.

Taty Fauzi.(2019).Psikologi Konseling.Tangerang:Tira Smart.

Wahyu, S., Nurchayati, S., & Herlina. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Konsep Diri Penderita Tuberkulosis Paru. 282-291.

WHO. (2016). Call for nomination of experts to serve on the Strategic Advisory
Group of Experts on immunization (SAGE) Working Group on Typhoid
Vaccines. Immunization Vaccines and Bioligicals: WHO.

Wibowo, A. T. (2016). Karakteristik TB Paru dewasa di Balai Besar kesehatan


paru masyarakat Surakarta tahun 2015. Diperoleh pada tanggal 09 Januari
2017 dari http://eprint.ums.ac.id/
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN PRODI
S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TA 2019/2020

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ........................................................

Umur : ........................................................

Pekerjaan : .................................................

Alamat : ......................................................

Dengan ini menyatakanbahwasayamenyetujui untukmenjadi

responden penelitian mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Kesehatan

Universitas Aisyah Pringsewu. Saya menyadari bahwa mahasiswa tidak

menjanjikan apapun.Kecuali akan berusaha sebaik-baiknyasesuai

pengetahuan dan batas kemampuan.

Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani dalam keadaan

sadar dan tanpa paksaan pihak manapun

Pringsewu,...............................

Mahasiswa Pasien

(.........................) (..............................)

Kuisioner Penelitian
Judul penelitian : Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Konsep Diri

Penderita TB Paru

Di UPT Puskesmas Pringsewu Tahun 2020

Nama Peneliti : Endang Mayang sari

No. responden :

Tanggal pengisian :

A. Bagian A

Petunjuk pengisian : Isilah titik dibawah ini dengan benar‼

a. Umur : …… Tahun

b. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

c. Agama :

d. Pendidikan Terakhir : SD/MIN Sederajat

SMP/MTSN Sederajat

SMA/MAN Sederajat

DII/SARJANA

e. Pekerjaan : Petani

Nelayan

PNS

Wiraswasta

Lain-lain………………

f. Status Perkawinan : Kawin

Belum Kawin
Janda/duda

g. Saat ini tinggal bersama : Ayah/Ibu

Anak

Istri/Suami

Sendiri

Lama menderita TB Paru :

B. Penilaian Dukungan Keluarga


Petunjuk pengisian : berilah tanda (√) pada pernyatan berikut yang
sesuai menurut kondisi Anda
Selalu (SL) Sering (Anugrah et al.) Kadang-Kadang (KD) Jarang
(JRG) Tidak Pernah (TP)

No. PERNYATAAN SL SR KD JRG TP

DUKUNGAN
SOSIAL
1. Keluarga
berkonsultasi dengan
dokter yang
menangani saya
tentang
perkembangan
kondisi saya?
2. Keluarga mencari
informasi dari media
massa tentang
penyakit yang saya
alami?

3. Keluarga memberi
nasehat kepada saya
untuk patuh minum
obat sesuai anjuran
dokter?
4. Keluarga tidak
mencari informasi
kepada tenaga
kesehatan tentang
penyebab penyakit
saya?

5. Keluarga tidak
mencari informasi
tentang tanda dan
gejala penyakit saya
kepada tenaga
kesehatan?

DUKUNGAN SL SR KD JRG TP
PENILAIAN
6. Keluarga mengajak
saya untuk
membicarakan
penyakit yang saya
alami?

7. Keluarga
mengingatkan saya
minum obat anti
tuberculosis?

8. Keluarga menanyakan
perkembangan gejala-
gejala yang saya
alami?

9. Keluarga tidak
membimbing saya
untuk mengambil
keputusan terkait
dengan pengobatan?

10.Keluarga tidak
memberikan
kebebasan kepada
saya untuk mengambil
keputusan tentang
penanganan penyakit
yang saya alami?

DUKUNGAN SL SR KD JRG TP
TAMBAHAN

11. Keluarga
menyediakan tempat
khusus untuk saya
membuang dahak?

12. Keluarga membiayai


pemeriksaan dan
pengobatan yang saya
butuhkan?

13. Keluarga menemani


saya ketika berobat?

14. Keluarga tidak


menyediakan kamar
atau ruangan-ruangan
lainnya mendapatkan
sinar matahari?

15. Keluarga tidak


mengingatkan saya
untuk menaati tentang
jadwal berobat
berikutnya?

DUKUNGAN SL SR KD JRG TP
EMOSIONAL
16. Keluarga memberikan
dukungan moril kepada
saya agar bersabar dan
tabah dalam menghadapi
masalah?

17. Keluarga menghibur saya


saat sedih?

18. Keluarga mendengarkan


keluhan saya?

19. Keluarga tidak memberi


semangat kepada saya
untuk menjalani
pengobatan?
20. Saya tidak nyaman
mengungkapkan perasaan
yang saya alami pada
keluarga?
C. Penilaian konsep Diri
Petunjuk Pengisian :
Pilihlah jawaban yang menurut Anda paling tepat dengan memberikan
tanda check list (√) pada kolom yang tersedia dibawah ini.

No. Jawaban
YA TIDAK
Pertanyaan
KONSEP DIRI
1. Apakah anda merasa malu
dengan penyakit yang
diderita?

2. Apakah anda merasa


percaya diri dengan
bentuk tubuh sekarang?
3. Apakah anda merasa ada
yang berubah pada diri
anda setelah menderita
penyakit TB Paru?

4. Apakah anda merasa malu


batuk dihadapan orang
lain?
5. Apakah anda merasa
cemas dengan penyakit
yang anda derita?

6. Apakah anda yakin


dengan pengobatan yang
sedang anda jalani?
7. Apakah anda mengalami
kesulitan dalam
berhubungan dengan
orang lain setelah
menderita penyakit tb
paru?

8. Apakah anda merasa


keluarga kurang
menyayangi anda setelah
menderita penyakit ini?
9. Apakah anda merasa
kurang berguna untuk
keluarga setelah menderita
penyakit ini?
10. Apakah anda masih
sanggup melakukan
aktivitas sehari-hari?

11. Apakah anda ikut terlibat


dalam pengambilan
keputusan dikeluarga?

12. Apakah anda masih dapat


melakukan kegiatan sosial
dengan kondisi tubuh
yang mudah lelah?

13. Apakah anda masih


mempuyai kemampuan
yang bisa diandalkan
setelah menderita penyakit
TB Paru?

14. Apakah anda merasa


senang menjadi diri
sendiri setelah menderita
penyakit Tb paru?

15. Apakah anda merasa


keluarga tidak lagi
menghargai anda setelah
menderita penyakit TB
Paru?

FREQUENCIES VARIABLES=dkng knsep

/STATISTICS=STDDEV MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN

/HISTOGRAM

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Notes

Output Created 26-JUN-2020 13:21:23


Comments

Input Data D:\berkas


tugas\SKRIPSIII\endang\endang
aisyah.sav

Active Dataset DataSet2

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working
51
Data File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are


treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with


valid data.

Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=dkng knsep

/STATISTICS=STDDEV
MINIMUM MAXIMUM MEAN
MEDIAN

/HISTOGRAM

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.91

Elapsed Time 00:00:00.70

Statistics

Dukungan
Keluarga Konsep Diri
N Valid 51 51

Missing 0 0

Mean .49 .45

Median .00 .00

Std. Deviation .505 .503

Minimum 0 0

Maximum 1 1

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Remaja Akhir (17-25


6 11.8 11.8 11.8
tahun)

Dewasa Awal (26-35


11 21.6 21.6 33.3
tahun)

Dewasa Akhir (36-45


20 39.2 39.2 72.5
tahun)

Lansia Awal (46-55


14 27.5 27.5 100.0
tahun)

Total 51 100.0 100.0


Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Petani 18 35.3 35.3 35.3

Wiraswasta 23 45.1 45.1 80.4

Guru 10 19.6 19.6 100.0

Total 51 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 13 25.5 25.5 25.5

SMP 22 43.1 43.1 68.6

SMA 12 23.5 23.5 92.2

Perguruan tinggi 4 7.8 7.8 100.0

Total 51 100.0 100.0

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-Laki 33 64.7 64.7 64.7

Perempuan 18 35.3 35.3 100.0

Total 51 100.0 100.0

Frequency Table

Dukungan Keluarga

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid kurang 26 51.0 51.0 51.0

Baik 25 49.0 49.0 100.0

Total 51 100.0 100.0

Konsep Diri

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid negatif 28 54.9 54.9 54.9

positif 23 45.1 45.1 100.0

Total 51 100.0 100.0

Histogram
CROSSTABS
/TABLES=dkng BY knsep

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ

/CELLS=COUNT ROW COLUMN TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

Notes

Output Created 26-JUN-2020 13:22:05

Comments

Input Data D:\berkas


tugas\SKRIPSIII\endang\endang
aisyah.sav

Active Dataset DataSet2

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working
51
Data File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are


treated as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on


all the cases with valid data in the
specified range(s) for all variables
in each table.
Syntax CROSSTABS

/TABLES=dkng BY knsep

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ

/CELLS=COUNT ROW
COLUMN TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00.02

Elapsed Time 00:00:00.02

Dimensions Requested 2

Cells Available 349496

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Dukungan Keluarga *
51 100.0% 0 0.0% 51 100.0%
Konsep Diri
Dukungan Keluarga * Konsep Diri Crosstabulation

Konsep Diri

negatif positif Total

Dukungan Keluarga kurang Count 18 8 26

% within Dukungan
69.2% 30.8% 100.0%
Keluarga

% within Konsep Diri 64.3% 34.8% 51.0%

% of Total 35.3% 15.7% 51.0%

Baik Count 10 15 25

% within Dukungan
40.0% 60.0% 100.0%
Keluarga

% within Konsep Diri 35.7% 65.2% 49.0%

% of Total 19.6% 29.4% 49.0%

Total Count 28 23 51

% within Dukungan
54.9% 45.1% 100.0%
Keluarga

% within Konsep Diri 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 54.9% 45.1% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 4.398a 1 .036

Continuity Correctionb 3.297 1 .069


Likelihood Ratio 4.463 1 .035

Fisher's Exact Test .050 .034

Linear-by-Linear
4.312 1 .038
Association

N of Valid Cases 51

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.27.

b. Computed only for a 2x2 table


LEMBAR ACC

Anda mungkin juga menyukai