Anda di halaman 1dari 122

SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA


LEAFLET TERHADAP PENGETHUAN DAN SIKAP PENCEGAHAN
PENULARAN PADA KELUARGA DENGAN TUBERKULOSIS PARU
DI POLIKLINIK PARU RSU PKU MUHAMAMDIYAH
ROGOJAMPI BANYUWANGI

Oleh :

ANINDITA AMALIA RIZKY


NIM. 2021030444

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG
TAHUN AKADEMIK 2023
SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA


LEAFLET TERHADAP PENGETHUAN DAN SIKAP PENCEGAHAN
PENULARAN PADA KELUARGA DENGAN TUBERKULOSIS PARU
DI POLIKLINIK PARU RSU PKU MUHAMAMDIYAH
ROGOJAMPI BANYUWANGI

PENELITAN QUASY EKSPERIMEN


(ONE GROUP PRE-POST TEST DESIGN)

Skripsi penelitian ini dilaksanakan untuk Memperolah Gelar Sarjana Keperawatan


(S.Kep) dalam Program Studi Ilmu Keperawatan Pada Program Studi S1
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada Jombang

Oleh :

ANINDITA AMALIA RIZKY


NIM. 2021030444

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG
TAHUN AKADEMIK 2023
SURAT PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan belum
pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai
jenjang di Perguruan Tinggi manapun

Jombang, 14 September 2023


Yang Menyatakan

Anindita Amalia Rizky


NIM: 2021030444

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Leaflet Terhadap


Pengetahuan dan Sikap Pencegahan Penularan Pada Keluarga Dengan
Tuberkulosis Paru Di Poliklinik Paru RSU PKU Muhamamdiyah
Rogojampi Banyuwangi

Skripsi ini telah dikonsulkan serta siap dipresentasikan dan dipertanggung jawabkan
pada sidang Skripsi pada :

Tanggal : 14 September 2023

Oleh :

Pembimbing 1

Prawito, S.Kep., Ns., M.Kep


NPP. 011305109

Pembibing II

Fakhrun Nisa’ F, S.Kep., Ns., M.Kep


NPP. 011305144

iv
PENETAPAN PANITIA PENGUJI

Skripsi Penelitian ini telah diuji dan di tetapkan


Pada Tanggal : 14 September 2023

PANITIA PENGUJI

Ketua : Enny Puspita, SST., M.Kes (………………….)


NPP. 011305105

Anggota : 1. Prawito, S.Kep., Ns., M.Kep (………………….)


NPP. 011305109

2. Fakhrun Nisa’ F, S.Kep., Ns., M.Kep (………………….)


NPP. 011305144

Mengetahui,

KETUA
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ka. Prodi Sarjana Keperawatan STIKES
Husada Jombang HUSADA Jombang

Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes., MM Sylvie Puspita, S.Kep., Ns., M.Kep
NPP. 010201001 NPP. 011305103

v
BIODATA

Nama Mahasiswa : Anindita Amalia Rizky


Nim : 2021030444
Tempat, Tanggal Lahir : Banyuwangi, 4 Oktober 1996
Alamat : Dsn. Semalan Rt 02 Rw 01, Desa Sumbersari,
Kec. Srono – Banyuwangi.

Riwayat Pendidikan
2003-2009 : SD Negeri 3 Parangharjo
2009-2012 : SMP Negeri 1 Songgon
2012-2015 : SMK Kesehatan Darussalam Blokagung
2016-2019 : D3 Keperawatan Akademi Kesehatan Rustida

Riwayat pekerjaan
Bekerja di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Rogojampi Kabupaten
Bnayuwangi

vi
MOTTO

KECERDASAN ITU SEPERTI CELANA DALAM, PENTING UNTUK


DIMILIKI DAN DIGUNAKAN TAPI TIDAK UNTUK DIPAMERKAN.

-Merry Riana-

vii
ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN MEDIA


LEAFLET TERHADAP PENGETHUAN DAN SIKAP PENCEGAHAN
PENULARAN PADA KELUARGA DENGAN TUBERKULOSIS PARU
DI POLIKLINIK PARU RSU PKU MUHAMAMDIYAH
ROGOJAMPI BANYUWANGI

Anindita Amalia R1
Ns. Prawito, S.Kep., M.Kep2, Ns. Fakhrun Nisa’ F, S.Kep., M.Kep3

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada Jombang


Alamat: Jl Veteran Mancar Jombang, Phone: (0321)877025
Website: www.husadajombang.ac.co.id., Email : aninditaamalia100@gmail.com

Tuberculosis paru masih menjadi masalah kesehatan global. WHO tahun 2017
melaporkan terdapat 300.000 kematian diakibatkan Tuberculosis paru. Tuberculosis
merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Hal
tersebut menunjukkan bahwa tuberculosis terus menjadi ancaman bagi kesehatan.
Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan menyampaikan pesan
kesehatan kepada individu, kelompok atau masayarakat. Dengan adanya pesan
tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan
yang lebih. Tujuan penelitian ini adalah pengaruh pendidikan kesehatan
menggunakan media leaflet terhadap pengtahuan dan sikap pencegahan penularan
pada keluarga dengan tuberculosis paru.
Penelitian ini merupakan penelitian quasy eksperimen dengan one group pre-
post test design. Populasi terdiri dari seluruh keluarga dengan pasien Tuberculosis
yang aktif berobat di RSU PKU Muhamamdiyah Rogojampi Banyuwangi. Penelitian
dilakukan pada 28 Agustus 2023 dengan Sampel berjumlah 20 responden yang
direkrut berdasarkan kriteria inklusi dengan menggunakan quota sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data selanjutnya
dianalisis dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan tingkat kemaknaan ρ ≤0.05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada
kelompok usia 17-27 tahun, mayoritas berjenis kelamin perempuan, dengan
tingkat Pendidikan terakhir SD dan SMP serta sebagian besar tidak bekerja.
Pengetahuan dan sikap responden sebelum intervensi menunjukkan tingkat
pengtahuan cukup (75%) dan sikap pencgahan cukup (80%), sedangakan sesudah
intervensi menunjukkan tingkat pengtahuan baik (90%) dan dan sikap pencgahan
cukup (95%). Dari hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test pngetahuan dan sikap
menunjukkan nilai signifikan ρ: 0.00
Kesimpulannya, pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet
berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap pencegahan penularan
Tuberculosis Paru.

Kata kunci : Pendidikan kesehatan, Pengetahuan, Sikap, Penularan Tuberculosis

viii
ABSTRACK

THE INFLUENCE OF HEALTH EDUCATION USING LEAFLET MEDIA ON


KNOWLEDGE AND ATTITUDE TO PREVENTION BEHAVIOR IN FAMILY
WITH PULMONARY TUBERCULOSIS IN THE PULMONARY POLIKLINIK
HOSPITAL PKU MUHAMAMDIYAH ROGOJAMPI BANYUWANGI

Anindita Amalia R1
Ns. Prawito, S.Kep., M.Kep2, Ns. Fakhrun Nisa’ F, S.Kep., M.Kep3

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada Jombang


Alamat: Jl Veteran Mancar Jombang, Phone: (0321)877025
Website: www.husadajombang.ac.co.id., Email : aninditaamalia100@gmail.com

Pulmonary tuberculosis is still a global health problem. WHO in 2017


reported that there were 300,000 deaths due to pulmonary tuberculosis. Tuberculosis
is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. This shows that
tuberculosis continues to be a threat to health. Health education is essentially an
activity to convey health messages to individuals, groups or society. With this
message, it is hoped that it can increase knowledge and attitudes about health. The
aim of this research is the effect of health education using leaflet media on
knowledge and attitudes towards preventing transmission in families with pulmonary
tuberculosis.
This research is a quasi-experimental with one group pre-post test design. The
population consists of all families with Tuberculosis patients who are actively seeking
treatment at RSU PKU Muhamamdiyah Rogojampi Banyuwangi. This research was
conducted on August 23, 2023 with a sample size of 20 respondents who were
recruited based on inclusion criteria using quota sampling. Data collection was
carried out using a questionnaire. The data were then analyzed using the Wilcoxon
Signed Rank Test with a significance level of ρ ≤0.05
The results showed that the majority of respondents were in the 17-27 year
age group, the majority were female, with an education level of elementary school or
junior high school and most were not working. Respondents' knowledge and attitudes
before the intervention showed a sufficient level of knowledge (75%) and sufficient
preventive attitudes (80%), while after the intervention showed a good level of
knowledge (90%) and sufficient preventive attitudes (95%). From the results of the
Wilcoxon Signed Rank Test, knowledge and attitudes show a significant value of
ρ:0.00.
In conclusion, health education using leaflet media has an effect on increasing
knowledge and attitudes towards preventing the transmission of pulmonary
tuberculosis.

Keywords : Health education, Knowledge, Attitude, Tuberculosis transmission

ix
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena hanya dengan
Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Skripsi dengan
judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Leaflet terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Pencegahan Penularan pada Keluarga dengan Tuberkulosis
Paru di Poliklinik Paru RSU PKU Muhamamdiyah Rogojampi Banyuwangi” dapat
Saya selesaikan dengan baik. Sebagai persyaratan Akademik untuk menyusun
Skripsi, dalam rangka menyelesaikan Laporan Tugas Akhir (LTA) Program Studi
Sarjana Ilmu/Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada Jombang.
Penulisan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, baik materi, moral maupun spiritual. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Fuadi Siham selaku Direktur RSU PKU Muhammadiyah Rogojampi
Banyuwangi;
2. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes., MM, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Husada Jombang;
3. Sylvie Puspita, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ka. Prodi Sarjana Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada Jombang;
4. Enny Puspita, SST., M.Kes, selaku Ketua Penguji Skripsi ini;
5. Prawito, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku pembimbing 1 Skripsi, yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dengan tekun dan sabar dalam
penyusunan Skripsi ini;
6. Fakhrun Nisa’ F, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku pembimbing 2 Skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dengan tekun dan sabar dalam
penyusunan Skripsi ini;
7. Semua Dosen Program Studi S-1 Ilmu/Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Husada Jombang yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis
sebagai bekal dalam pembuatan Skripsi ini;
8. Suami & anak penulis tercinta, Mohammad Safri Maulana & Khalisa Aiza
Azzahra Maulana terimakasih atas doa, nasehat, dan dukungannya;
9. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan dan do’a
untuk keberhasilan ini;
Penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu saran dan kritik demi perbaikan sangat penulis harapakan. Dan semoga
Skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis pembaca serta perkembangan ilmu
keperawatan pada umumnya.

Jombang, 14 September 2023


Penulis,

Anindita Amalia Rizky

x
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN
SAMPUL DALAM
SURAT PERNYATAAN.................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................................ii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI..............................................................................iii
BIODATA.....................................................................................................................iii
MOTTO........................................................................................................................iv
ABSTRAK.....................................................................................................................v
KATA PENGANTAR.................................................................................................viii
DAFTAR ISI.................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL........................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................xv
DAFTAR LAMBANG...............................................................................................xvi
DAFTAR SINGKATAN.............................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum...............................................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus..............................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................................5
1.4.1 Manfaat Teoritis............................................................................................5
1.4.2 Manfaat Praktisi............................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan..............................................................................7
2.1.1 Definisi Pendidikan Kesehatan.....................................................................7
2.1.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan.......................................................................7
2.1.3 Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan.........................................................8
2.1.4 Media dalam Pendikan Kesehatan................................................................8
2.1.5 Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatanh.......................................................9

xi
2.1.6 Media Leaflet..............................................................................................10
2.2 Konsep Perilaku....................................................................................................12
2.2.1 Definisi........................................................................................................12
2.2.2 Prosedur pembantukan perilaku..................................................................12
2.2.3 Faktor yang mempengaruhi Perilaku..........................................................13
2.2.4 Domain Perilaku.........................................................................................14
2.2.5 Klasifikasi Perilaku.....................................................................................17
2.2.6 Pngukuran Perilaku.....................................................................................18
2.3 Konsep Keluarga..................................................................................................21
2.3.1 Definisi........................................................................................................21
2.3.2 Tipe Keluarga..............................................................................................21
2.3.3 Peran keluarga.............................................................................................22
2.3.4 Struktu Keluarga.........................................................................................22
2.3.5 Fungsi Keluarga..........................................................................................23
2.3.6 Tahapan Perkembangan Keluarga..............................................................24
2.3.7 Tugas keluarga............................................................................................25
2.4 Konsep Tuberculosis Paru....................................................................................25
2.4.1 Definisi........................................................................................................25
2.4.2 Etiologi........................................................................................................26
2.4.3 Manifestasi Klinis.......................................................................................26
2.4.4 Kalsifikasi...................................................................................................27
2.4.5 Komplikasi..................................................................................................27
2.4.6 Diagnosis Tuberculosis...............................................................................29
2.4.7 Penatalaksanaan..........................................................................................29
2.5 Upaya pencgahan penularan pada keluarga dengan Tubeculosis Paru................35
2.6 Kerangka Teori.....................................................................................................37
2.7 Penelitian Terkait..................................................................................................39
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep.................................................................................................40
3.2 Hipotesis Penelitian..............................................................................................41
BAB IV METODELOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian..................................................................................................42
4.2 Populasi, Sampel dan Sampling Penelitian..........................................................44

xii
4.2.1 Populasi Penelitian......................................................................................44
4.2.2 Sampel Penelitian........................................................................................44
4.2.3 Sampling Penelitian....................................................................................46
4.3 Variable penelitian................................................................................................46
7.2.1 Variabel independent..................................................................................46
7.2.2 Variabel dependent.....................................................................................46
7.2.3 Definisi Operasional...................................................................................47
4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................................49
4.5 Pengumpulan dan Analisis Data...........................................................................49
4.5.1 Pengumpulan Data......................................................................................49
4.5.2 Prosedur Pengumpulan Data.......................................................................49
4.4.1 Instrumen penelitian....................................................................................50
4.4.2 Pengolahan Data.........................................................................................51
4.4.3 Analisis Data...............................................................................................54
4.6 Etika Penelitian.....................................................................................................54
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
5.1 HASIL PENELITIAN..........................................................................................49
5.1.2 Data Umum.................................................................................................49
5.1.2 Data Khusus................................................................................................52
5.2 PEMBAHASAN PENELITIAN..........................................................................54
5.2.2 Pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet terhadap
pengetahuan keluarga sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan
kesehatan dalam upaya pencegahan Tuberculosis Paru..............................54
5.2.2 Pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet terhadap sikap
keluarga sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan dalam
upaya pencegahan Tuberkulosis Paru.........................................................56
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan...........................................................................................................59
6.2 Saran.....................................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................61
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Dosis paduan OAT KDT untuk Kategori 1 (2HRZE / 4HR3).................32


Tabel 2. 2 Dosis panduan OAT – Kompipak untuk Kategori 1................................32
Tabel 2. 3 Dosis paduan OAT KDT untuk Kategori 2 (2HRZES/HRZE/5HR3E3). 32
Tabel 2.4 Dosis panduan OAT – Kompipak untuk Kategori 2................................33
Tabel 2.5 Dosis KDT untuk sisipan..........................................................................33
Tabel 2.6 Dosis panduan OAT – Kompipak untuk sisipan......................................33
Tabel 2.7 Dosis OAT KDT pada anak......................................................................34
Tabel 2.8 Dosis OAT Kompipak pada anak.............................................................34
Tabel 2.9 Obat Anti Tuberkulosis (OAT) lini Pertama............................................34
Tabel 2.10 Penelitian Terkait.....................................................................................39

Tabel 4.1 Definisi Operasional pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan


media leaflet terhadap perilaku pencegahan penularan padakeluarga dengan
Tuberkulosis paru di poliklinik paru RSU PKU Muhamamdiyah Rogojampi
Banyuwangi. 47
Tabel 4.2 Daftar kode dalam penelitian pengaruh pendidikan kesehatan
menggunakan media leaflet terhadap perilaku pencegahan penularan pada
keluarga dengan Tuberkulosis paru di poliklinik paru RSU PKU
Muhamamdiyah Rogojampi Banyuwangi................................................52
Tabel 4.3 Scoring Pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet
terhadap perilaku pencegahan penularan pada keluarga dengan
tuberkulosis paru di poliklinik paru RSU PKU Muhamamdiyah
Rogojampi Banyuwangi...........................................................................53

Tabel 5. 1 Distribusi responden berdasarkan usia pada penelitian pendidikan


kesehatan menggunakan media leaflet terhadap perilaku pencegahan penularan pada
keluarga dengan Tuberkulosis paru di poliklinik paru RSU PKU Muhamamdiyah
Rogojampi Banyuwangi. 51
Tabel 5. 2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin pada penelitian
pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet terhadap perilaku
pencegahan penularan pada keluarga dengan Tuberkulosis paru di
poliklinik paru RSU PKU Muhamamdiyah Rogojampi Banyuwangi.....51
Tabel 5. 3 Distribusi responden berdasarkan pendidikan pada penelitian pendidikan
kesehatan menggunakan media leaflet terhadap perilaku pencegahan
penularan pada keluarga dengan Tuberkulosis paru di poliklinik paru
RSU PKU Muhamamdiyah Rogojampi Banyuwangi..............................52
Tabel 5. 4 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan pada penelitian peangaruh
pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet terhadap perilaku
pencegahan penularan pada keluarga dengan Tuberkulosis paru di
poliklinik paru RSU PKU Muhamamdiyah Rogojampi Banyuwangi.....52

xiv
Tabel 5. 5 Pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet terhadap
pengetahuan keluarga sebelum dan sesudah diberikan pendidikan
kesehatan pencegahan penularan Tuberkulosis paru di poliklinik paru
RSU PKU Muhamamdiyah Rogojampi Banyuwangi..............................53
Tabel 5. 6 Pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet terhadap
sikap keluarga sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan
pencegahan penularan Tuberkulosis paru di poliklinik paru RSU PKU
Muhamamdiyah Rogojampi Banyuwangi...............................................53

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku.............................14


Gambar 2.2 Kerangka Teori....................................................................................37

Gambar 3.1 Kerangka konseppengaruh pendidikan kesehatan menggunakan


media leaflet terhadap perilaku pencegahan penularan padakeluarga dengan
tuberkulosis paru di poliklinik paru RSU PKU Muhamamdiyah Rogojampi
Banyuwangi 40

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Formulir Pengajuan Judul Skripsi..........................................................41


Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian................................................................................42
Lampiran 3 Surat Balasan Penelitian.........................................................................43
Lampiran 4 Etik Penelitian........................................................................................44
Lampiran 5 Permohonan Menjadi Responden...........................................................45
Lampiran 6 Informed Consent...................................................................................46
Lampiran 7 Lembar Konsultasi dospem 1.................................................................47
Lampiran 8 Lembar Konsultasi dospem 2.................................................................48
Lampiran 9 Jadwal Penelitian....................................................................................41
Lampiran 10 Kuesioner...............................................................................................41
Lampiran 11 SAP.........................................................................................................45
Lampiran 12 Materi Penyuluhan.................................................................................48
Lampiran 13 Leaflet....................................................................................................41
Lampiran 14 Distribusi Frekuensi Responden............................................................41
Lampiran 15 Data Kuesioner Pre Test Pengtahuan.....................................................41
Lampiran 16 Data Kuesioner Post Test Pengtahuan...................................................42
Lampiran 17 Data Kuesioner Pre Test Sikap..............................................................41
Lampiran 18 Data Kuesioner Post Test Sikap.............................................................42
Lampiran 19 Uji Statistik Frekuensi Responden.........................................................43
Lampiran 20 Uji Wilcoxon Signed Rank Test Pre-Post Test Pengetahuan.................45
Lampiran 21 Uji Wilcoxon Signed Rank Test Pre-Post Test Sikap............................46
Lampiran 22 Foto Pengambilan Data..........................................................................47

xvii
DAFTAR LAMBANG

% : Persen
≥ : Lebih besar sama dengan
P : Koefisien korelasi spearman
n : Ukuran sampel/jumlah responden
N : Ukuran populasi
e2 : Prosentase kesalahan (0.05) pengambilan sampel yang masih diinginkan
N : Nilai yang didapat dalan bentuk prosentase
Sp : Skor yang didapat oleh Responden
Sm : Skor maksimal

xviii
DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization


TB : Tuberculosis
DINKES : Dinas Kesehatan
RSU : Rumah Sakit Umum
PKU : Pusat Kesehatan Umat
OAT : Obat Anti Tuberculosis
KDT : Kombinasi Dosis Tetap
RHZE : Rifampisin (R), Isoniazid (H), Pyrazinamide (Z), Etambutol (E)
MDR : Multi Drug Resistant
BCG : Bacille Calmette Guerin
MTB : Mycobacterium tuberculosis
BTA : Bakteri Tahan Asam
RI : Republik Indonesia

xix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuberculosis paru adalah infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh

bakteri. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga

memerlukan waktu lama untuk mengobatinya, bakteri ini lebih sering

menginfeksi 90% organ paru-paru dari pada organ lain tubuh manusia (Wahyuni,

2021). Tuberculosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh

Mycobacterium tuberculosis. Dan sampai saat ini, masih menjadi penyakit

infeksi menular yang paling berbahaya di dunia (Putri & Apriali, 2022). Bakteri

Mycobacterium tuberculosis dapat ditularkan melalui percikan dahak (droplet

(Wulandari, 2019). Sekali batuk dapat menghasilkan 3000 percikan dahak

(droplet). Bakteri ini berbentuk batang tahan asam yang dapat tumbuh lambat di

suhu dingin dan sensitif tehadap panas dan sinar matahari (Wulandari, 2019).

Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada di

waktu yang lama. Daya penularan seseorang pasien ditentukan oleh banyaknya

bakteri yang dikeluarkan dari paru-parunya. Makin tinggi derajat kepositifan

hasil pemeriksaan dahak, makin tinggi pula tingkat penularanya (Agustiwan &

Ramli, 2022).

Tuberculosis paru masih menjadi masalah kesehatan global. WHO tahun

2017 melaporkan terdapat 300.000 kematian diakibatkan Tuberculosis paru.

Indonesia merupakan negara dengan peringkat ketiga setelah India dan Cina

dalam kasus Tuberculosis paru, ditunjukkan dari dua per tiga jumlah kasus

1
2

Tuberculosis paru di dunia diduduki delapan negara, diantaranya India 27%,

Cina 9%, Indonesia 8%, Filipina 6%, Pakistan 5%, Nigeria dan Bangladesh

masing-masing 4% dan Afrika Selatan 3% . Prevalensi Tuberculosis (TBC) paru

di Indonesia terbagi menjadi tiga wilayah, diantaranya Sumatera 33%, Jawa dan

Bali 23%, dan Indonesia bagian timur 44%.

Penemuan kasus Tuberculosis paru selama kurun waktu 4 Tahun 2016-

2019 di wilayah kabupaten Banyuwangi mengalami peningkatan dan pada tahun

2020 kasus Tuberculosis paru yang ditemukan mengalami penurunan signifikan

sebesar 24% dibandingkan dengan penemuan kasus 2019. Angka Penemuan

Kasus di Banyuwangi adalah sebesar 54% (DINKES, 2020). Kasus Tuberculosis

paru di RSU PKU Muhamadiyah Rogojampi Banyuwangi pada tahun 2022-2023

mengalami peningkatan di tahun 2023. Pada bulan Januari-Juni 2023 ditemukan

145 Terduga Tuberculosis paru Sensitif Obat, sedangakan Jumlah Tuberculosis

paru yang terdiagnosis klinis 40 orang, Jumlah Tuberculosis paru yang

terkonfirmasi bakteriologis 13 orang dan pasien Tuberculosis paru yang memulai

pengobatan 30 orang.

Tuberculosis paru merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahya.

Kuman TB sangat mudah menyebar, satu orang penderita TB dapat menularkan

kuman tersebut kepada 10-15 orang lainnya, dan 10% dari orang tersebut akan

berkembang dan menderita penyakit Tuberculosis paru. Daya penularan

penderita TB ditentukan oleh banyaknya kuman TB yang dikeluarkan dari paru

ketika batuk (Agustiwan & Ramli, 2022). Faktor pengetahuan, sikap, dan

perilaku mempunyai pengaruh besar terhadap status kesehatan individu maupun


3

masyarakat dan berperan penting dalam menentukan keberhasilan pengobatan

serta pencegahan penularannya. Perilaku penularan penyakit tuberkulosis yang

masih sering ditemukan adalah ketidakpatuhan penderita dalam menjalankan

pengobatan, serta tidak menerapkan perilaku pencegahan standar seperti

memakai masker, menutup mulut saat batuk atau bersin, dan meludah di

sembarang tempat (Wulandari, 2019). Upaya Pencegahan penularan Tuberculosis

paru tidak hanya menjadi tanggungjawab bidang kesehatan namun juga perlu

melibatkan keluarga penderita Tuberculosis paru yang setiap harinya ada

bersama penderita Tuberculosis. Keluarga mempunyai peran yang sangat penting

dalam merawat anggota keluarganya yang menderita Tuberculosis paru.

Untuk itu keluarga perlu diberikan pendidikan kesehatan agar perilaku

keluarga dapat mendukung upaya pencegahan penularan Tuberculosis paru (Putri

& Apriali, 2022). Pendidikan kesehatan merupakan suatu harapan agar terjadi

perubahan pada pengetahuan, sikap, dan perilaku individu, keluarga maupun

masyarakat dalam memelihara prilaku hidup sehat ataupun peran aktif sebagai

upaya dalam penanganan derajat kesehatan yang optimal (Siregar, 2020).

Pendidikan kesehatan menggunakan media pendidikan sebagai alat saluran

menyampaikan informasi kesehatan, karena media alat tersebut mempermudah

penerimaan pesan kesehatan bagi masyarakat. Media atau alat edukasi tersebut

seperti leaflet, poster dan booklet (Pramudaningsih & Pujiati, 2021). Media

leaflet dianggap sebagai media pembelajaran dalam penyajianya dibentuk secara

simple dan ringkas. Media leaflet dapat didistribusikan dalam berbagai


4

kesempatan. Desain yang simple tersebut membuat penerima tidak membutuhkan

banyak waktu dalam membacanya

Berdasarkan uraian ditas, maka peneliti tertatirik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media

Leaflet Terhadap Pengtahuan dan Sikap Pencegahan Penularan pada Keluarga

dengan Tuberculosis Paru di Poliklinik Paru RSU PKU Muhamamdiyah

Rogojampi Banyuwangi”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut: Apakah ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Leaflet

Terhadap Pengtahuan dan Sikap Pencegahan Penularan pada Keluarga dengan

Tuberculosis Paru di Poliklinik Paru RSU PKU Muhamamdiyah Rogojampi

Banyuwangi ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini betujuan untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Kesehatan

Menggunakan Media Leaflet Terhadap Pengtahuan dan Sikap Pencegahan

Penularan pada Keluarga dengan Tuberculosis Paru di Poliklinik Paru RSU PKU

Muhamamdiyah Rogojampi Banyuwangi.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan keluarga tentang pencegahan

penularan Tuberculosis Paru sebelum dan setelah diberikan Pendidikan


5

Kesehatan menggunakan media leaflet di Poliklinik Paru RSU PKU

Muhamamdiyah Rogojampi Banyuwangi

2. Mengidentifikasi sikap pencegahan penularan Tuberculosis Paru keluarga

sebelum dan setelah diberikan Pendidikan Kesehatan menggunakan media

Leaflet di Poliklinik Paru RSU PKU Muhamamdiyah Rogojampi

Banyuwangi

3. Menganalisis Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media

Leaflet Terhadap Pengtahuan tentang Pencegahan Penularan pada

Keluarga dengan Tuberculosis Paru di Poliklinik Paru RSU PKU

Muhamamdiyah Rogojampi Banyuwangi

4. Menganalisis Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media

Leaflet Terhadap Sikap Pencegahan Penularan pada Keluarga dengan

Tuberculosis Paru di Poliklinik Paru RSU PKU Muhamamdiyah

Rogojampi Banyuwangi

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan

teori keperawatan medikal bedah, khususnya tentang Pengtahuan dan Sikap

pencegahan penularan penyakit Tuberculosis Paru pada keluarga.


6

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi responden

Peneliti berharap penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan

sikap responden tentang Pengtahuan dan Sikap pencegahan penularan

penyakit dan dapat mencegah peningakatan penularan Tuberculosis Paru.

2. Bagi tenaga kesehatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam mengembangkan

intervensi keperawatan khususnya untuk mengetahui seberapa besar

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Leaflet Terhadap

Pengtahuan dan Sikap Pencegahan Penularan pada Keluarga dengan

Tuberculosis Paru

3. Bagi rumah sakit

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi rumah sakit

dalam dunia kesehatan untuk mampu meningkatkan pencegahan

penularan Tuberculosis Paru.

4. Bagi penulis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar dalam

melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan Pengtahuan

dan Sikap pencegahan penularan penyakit khususnya pada penderita

Tuberculosis Paru dengan desain dan metode yang berbeda.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan

2.1.1 Definisi Pendidikan Kesehatan

Menurut (Notoadmodjo, 2018) pendidikan kesehatan adalah

sebuah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat

mau melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara, dan meningkatkan taraf

kesehatannya.

Pendidikan kesehatan juga dapat didefinisikan sebagai proses perubahan

yang dinamis, bukan hanya pemindahan materi dari individu ke orang lain dan

bukan sepeangkat prosedur yang akan dilaksanakan atau hasil yang akan

dicapai (Anggraini, 2023).

2.1.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan

Tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku orang

atau masyarakat dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat

(Puastiningsih, 2018). Seperti kita ketahui bila perilaku tidak sesuai dengan

prinsip kesehatan maka dapat menyebabkan terjadinya gangguan terhadap

kesehatan. Tujuan pendidikan kesehatan ini dapat diperinci diantaranya :

1. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat.

2. Menolong individu agar mampu secaa mandiri atau berkelompok

mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.

3. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana

pelayanan kesehatan yang ada.

7
8

2.1.3 Langkah-langkah dalam Pendidikan Kesehatan

Menurut (Hasnidar, 2020) langkah – langkah pendidikan kesehatan dapat

dilakukan antara lain:

1. Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat

2. Menetapkan masalah kesehatan masyarakat

3. Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu untuk ditangani melalui

penyuluhan kesehatan masyarakat

4. Menyusun perencanaan penyuluhan, seperti :

a. Menetapkan tujuan

b. Penentuan sasaran

c. Menyusun materi atau isi penyuluhan

d. Memilih metoda yang tepat

e. Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan

5. Pelaksanaan penyuluhan

6. Penilaian hasil penyuluhan

7. Tindak lanjut dari penyuluhan

2.1.4 Media dalam Pendikan Kesehatan

Menurut (Widiyastuti & Ratnasari, 2022) Media dalam pendidikan

kesehatan antara lain

1. Media cetak

a. Booklet : digunakan untuk menyampaikan informasi dalam bentuk

buku, berupa gambar maupun tulisan.


9

b. Leaflet : berbentuk lembarn yang dilipat, berisi informasi dalam

bentuk tulisan atau gambar dan bisa keduanya.

c. Flyer (selebaran) : seperti leaflet namun tidak bentuk lipatan.

d. Flip chart (lembar balik) : berupa pesan atau atau informasi kesehatan

yang berbentuk lembar balik.

e. Poster : sebuah bentuk media cetak yang berisi informasi atau pesan

kesehatan, biasanya ditempel di dinding.

f. Foto : digunakan sebagai bentuk cara mengungkapkan sebuh informasi

kesehatan.

2. Media elektronik

a. Televisi : berupa quiz, Forum diskusi/ tanya jawab

b. Radio : berupa obrolan, ceramah atau tanya jawab

c. Slide : berupa pesan kesehatan yang bebetuk slide

d. Film strip : sampaian sebuah pesan kesehatan

3. Media papan

Bilboard adalah Poster atau promosi iklan berbayar yang berlokasi di luar

ruangan dan termasuk ke dalam kategori Advertising.

2.1.5 Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatanh

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai

dimensi, antara lain dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan

atau aplikasinya dan dimensi tingkat pelayanan (Hasnidar, 2020).

Dari dimensi sasarannya, pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi

3 yakni:
10

1. Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu

2. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok

3. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas

Dimensi tempat pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung

diberbagai tempat, dengan sendirinya sasarannya berbeda pula, misalnya:

1. Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran

murid

2. Pendidikan kesehatan di rumah sakit, dilakukan di rumah sakit dengan

sasaran pasien atau keluarga pasien, dipuskesmas pada individu dan

kelompok masyarakat

3. Pendidikan kesehatan di tempat kerja dengan sasaran buruh atau

karyawan

Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan

berdasarkan lima tingkat pencegahan dariLeavel and Clark sebagai berikut:

1. Promosi kesehatan (Health Promotion)

2.1.6 Media Leaflet

1. Definisi

Leaflet adalah selebaran kertas cetak yang berlipat 2-3 halaman.

Leaflet merupakan media penyampai informasi dan himbauan. Penggunaan

gambar, warna, layout, dan informasi yang disampaikan merupakan hal-hal

yang perlu diperhatikan dalam leaflet. Leaflet merupakan bentuk media

komunikasi yang termasuk salah satu publikasi singkat berupa selebaran.


11

Leaflet juga merupakan suatu informasi yang dapat berpengaruh terhadap

pengetahuan seseorang (Fitriah, 2018).

2. Karakteristik media leaflet

Media leaflet pada umumnya diletakkan ditempat umum dan mudah

terlihat. Hal ini disebabkan karakteristik media leaflet yang memang khusus

didesain untuk dibaca secara cepat oleh penerimanya (Fitriah, 2018).

3. Kelebihan dan kekurangan media leaflet

Menurut Notoatmodjo dalam (Fitriah, 2018) terdapat kelebihan dan

kekurangan media leaflet. Kelebihan media leaflet adalah pembelajaran

dalam penyajianya dibentuk secara simpel dan ringkas. Media leaflet dapat

didistribusikan dalam berbagai kesempatan. Desain sebagai media yang

simpel tersebut membuat penerima tidak membutuhkan banyak waktu

dalam membacanya. Sedangkan kekurangan media leaflet sebagai media

pembelajaran adalah informasi yang disajikan sifatnya terbatas dan kurang

spesifik. Desain yang digunakan harus menyoroti fokus-fokus tertentu yang

diinginkan, sehingga dalam leaflet kita tidak terlalu banyak memainkan

tulisan dan hanya memuat sedikit gambar pendukung.

4. Syarat Pembuatan Leaflet yang baik

syarat pembuatan leaflet juga perlu diperhatikan. Syarat pembuatan

leaflet menurut Agustiansyah (Lestari, 2021) antara lain:

a. leaflet harus dibuat menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah

dimengerti pembaca
12

b. pemberian judul harus dibuat semenarik mungkin untuk menarik minat

pemabaca

c. tidak banyak tulisan yang nantinya akan membuat bosan pembaca

d. mengkombinasikan anatara tulisan, gambar, dan tampilan agar

menimbulkan kesan menarik bagi pembaca, dan

e. materi harus sesuai dengan target sasaran yang dituju.

2.2 Konsep Pengetahuan

2.2.1 Definisi

Menurut Notoatmodjo, (2018) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya yakni indra

pendengaran, indra penciuman, indra penglihatan, indra penciuman, dan

indera peraba.

2.2.2 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (oven behavior). Menurut

(Notoadmodjo, 2018) tingkat pengethuan dibagi menjadi 6 tingkatan yaitu:

1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) terhadap sesuatu yang spesifik.

2. Memahami (Comprehention) Memahami suatu objek bukan hanya

sekedar tahu terhadap objek tersebut, dan juga tidak sekedar


13

menyebutkan, tetapi orang tersebut dapat menginterpretasikan secara

benar tentang objek yang diketahuinya.

3. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan apabila orang yang telah

memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan ataupun

mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi atau kondisi

yang lain

4. Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang dalam

menjabarkan atau memisahkan, lalu kemudian mencari hubungan antara

kompone komponen dalam suatu objek atau masalah yang diketahui.

5. Sintesis (Syntesis) Sintesis merupakan kemampuan seseorang dalam

merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari

komponen pengetahuan yang sudah dimilikinya. Dengan kata lain suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang sudah

ada sebelumnya.

6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian

berdasarkan suatu 17 kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma

yang berlaku dimasyarakat

2.2.3 Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan sebagai berikut

(Jennifer, 2017):

1. Pendidikan
14

Merupakan bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain

mengenai suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri,

makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah seseorang menerima

informasi baru dan semakin banyak juga pengetahuan yang dimilikinya.

2. Pekerjaan

Di dalam lingkungan pekerjaan, seseorang dapat memperoleh

pengalaman sekaligus pengetahuan baik secara langsung maupun tidak

langsung.

3. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang, maka orang tersebut akan

mengalami perubahan pada aspek psikis dan psikologis.

4. Minat

Merupakan suatu keinginan yang tinggi terhadap sesuatu hal yang

mengakibatkan seseorang mencoba dan menekuni suatu hal yang

membuatnya memperoleh pengetahuan.

5. Pengalaman

Merupakan suatu peristiwa yang pernah dialami oleh seseorang pada

saat berinteraksi dengan lingkungannya. Kebudayaan lingkungan sekitar

Tergantung dari budaya yang ada di lingkungan seseorang menetap saat

itu, misalnya, lingkungan tersebut mempunyai budaya untuk menjaga

kebersihan, maka masyarakat yang ada di lingkungan itu akan mempunyai

sikap untuk selalu menjaga kebersihan.


15

6. Informasi

Melalui informasi yang didapat dapat membantu seseorang untuk

memperoleh suatu pengetahuan yang baru. Informasi bisa diperoleh dari

mana saja termasuk melalui penyuluhan.

2.2.4 Pengukuran pengetahuan

Menurut (Mahrida, 2020) Pengetahaun dapat diukur dengan cara tes

wawancara serta angket kuesioner, dimana tes tersebut berisi pertanyaan-

pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang ingin diukur dari subyek

penelitian. Pengukuran tingkat pengetahuan bertujuan untuk mengetahui

status pengetahuan seseorang dan dirangkum dalam table distribusi frekuensi.

Pengukuran pengetahuan seseorang dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Pengetahuan baik jika responden mampu menjawab pertanyaan pada

kuesioner dengan benar sebesar 76-100% dari seluruh pernyataan dalam

kuesioner

2. Pengetahuan cukup jika responden mampu menjawab pertanyaan pada

kuesioner dengan benar sebesar 56 - 75% dari seluruh pernyataan dalam

kuesioner

3. Pengetahuan kurang jika responden mampu menjawab pertanyaan pada

kuesioner dengan benar sebesar <56% dari seluruh pernyataan dalam

kuesioner.
16

2.3 Konsep Sikap

2.3.1 Definisi

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu stimulus atau objek. Dalam kehidupan sehari-hari, sikap

merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan

pelaksanaan motif tertentu. Sikap mempunyai tiga komponen pokok, yakni :

1. Keperayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek

2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek

3. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)

2.3.2 Tingkatan Sikap

1. Menerima (receiving), menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang

terhadap gizi, dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian seseorang

terhadap ceramah-ceramah.

2. Merespon (responding), memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu

indikasi dari sikap. Suatu usaha untuk menjawab suatu pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan berarti orang dapat menerima ide

tersebut.
17

3. Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu

indikasi sikap tingkatan yang ketiga. Misalnya : seorang ibu yang

mengajak ibu yang lain untuk pergi menimbang anaknya ke Posyandu.

4. Bertanggung jawab (responsible), bertanggu jawab atas segala sesuatu

yang dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

2.3.3 Komponen Sikap

Menurut Azwar (2012), komponen sikap dibedakan menjadi 3, yaitu:

1. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh

individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotype

yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamarkan penanganan

(opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang

kontroversal.

2. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional.

Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai

komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap

pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang

komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang

terhadap sesuatu.

3. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu

sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau

kecenderungan untuk bertindak/ bereaksi terhadap sesuatu dengan cara -

cara tertentu dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis
18

untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam

bentuk tendensi perilaku

2.3.4 Pngukuran sikap

1. Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pertanyaan

responden terhadap suatu objek. Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan

menilai pernyataan sikap seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian

kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai objek sikap yang hendak

diungkapkan. Pernyataan sikap mungkin berisi atau mengatakan hal-hal

yang positif mengenai objek sikap, yaitu kalimat yang bersifat mendukung

atau memihak pada objek sikap. Pernyataan ini disebut dengan pernyataan

yang favourable. Sebaliknya pernyataan sikap mungkin pula berisi

pernyataan negative mengenai objek sikap yang bersifat tidak mendukung.

Pernyataan ini disebut dengan pernyataan yang tidak favourable. Salah satu

metode pengukuran sikap adalah dengan menggunakan Skala Likert

menurut Arikunto dalam (Utari, 2018)

2.4 Konsep Keluarga

2.4.1 Definisi

Keluarga merupakan dua orang tau lebih yang hidup bersama dengan

ikatan dan kedekatan emosional baik yang tidak memiliki hubungan darah,

perkawinan, atau adopsi dan tidak memiliki batas keanggotaan dalam

keluarga (Salamung & Pertiwi, 2021).


19

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga

didefinsikan dengan istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu

ikatan perkawinan dengan menjadi orang tua. Dalam arti luas anggota

keluarga merupakan mereka yang memiliki hubungan personal dan timbal

balik dalam menjalankan kewajiban dan memberi dukungan yang disebabkan

oleh kelahiran, adopsi, maupun perkawinan (Wahyuni, 2021).

2.4.2 Tipe Keluarga

Menurut (Salamung & Pertiwi, 2021) tipe keluarga antara lain :

1. Keluarga inti (suami-istri) merupakan keluarga dengan ikatan pernikahan

terdiri dari suami istri, dan anakanak, baik dari anak hasil perkawinan,

adopsi atau keduanya.

2. Keluarga orientasi (keluarga asal) merupakan unit keluarga dimana

seseorang dilahirkan

3. Keluarga besar merupakan keluarga inti dan orang yang memiliki ikatan

darah, dimana yang paling sering adalah anggota dari keluarga orientasi

salah satu dari kelurga inti. seperti kakek-nenek, bibi, paman, keponakan,

dan sepupu

2.4.3 Peran keluarga

Peran keluarga menggambarkan seperangakat perilaku interpersonal,

sifat dan kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi

tertntu. Peran keluarga menurut (Esti & Johan, 2020) adalah sebagai berikut :
20

1. Peran ayah : Berperang sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan

pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga, anggota dari kelompok sosial

dan dari anggota masyarakat lingkungannya.

2. Peran ibu : ibu mempunyai peran mengurus rumah tangga, sabagai

pendidik dan pengasuh anak-anaknya, pembimbing dan ibu juga dapat

berperan sbagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

3. Peran anak : anak-anak melaksanakan peran psikososisal sesuai tingkat

perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.

2.4.4 Struktu Keluarga

Menurut (Salamung & Pertiwi, 2021) struktur keluarga terdiri dari :

1. Patrilinear merupakan keluarga yang terdiri dari sanak saudara dan

memiliki hubungan darah yang terdiri beberapa generasi dari garis

keturunan ayah

2. Matrilinear merupakan keluarga yang terdiri dari sanak saudara dan

memiliki hubungan darah yang terdiri beberapa generasi dari garis

keturunan ibu

3. Matrilokal merupakan keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang

tinggal bersama dengan keluarga yang sedarah dengan istri

4. Patrilokal merupakan keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang tinggal

bersama dengan keluarga yang sedarah dengan suami

5. Keluarga kawin merupakan hubungan sepasang suami istri sebagai

pembinaan kelurga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagaian dari

keluarga karena ada hubungan dengan suami atau istri


21

2.4.5 Fungsi Keluarga

1. Fungsi afektif merupakan fungsi utama dalam megajarkan keluarga segala

sesuatu dalam mempersiakan anggota keluarga dapat bersosialisasi dengan

orang lain.

2. Fungsi sosialisasi merupakan fungsi dalam Keperawatan Keluarga dalam

mengembangkan dan mengajarkan anak bagaimana berekehidupan sosial

sebelum anak meninggalkan rumah dan bersosialisasi dengan orang lain di

luar rumah.

3. Fungsi reproduksi merupakan fungsi untuk mempertahankan keturunan

atau generasi dan dapat menjaga kelangsungan keluarga.

4. Fungsi ekonomi merupakan keluarga yang berfungsi dalam memenuhi

kebutuhan ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan

individu sehingga meningkatkan penghasilan dalam memenuhi kebutuhan

keluarga.

5. Fungsi perawatan merupakan fungsi dalam mempertahankan status

kesehatan keluarga dan anggota keluarga agar tetap produktif (Salamung &

Pertiwi, 2021).

2.4.6 Tahapan Perkembangan Keluarga

Menurut (Wahyuni, 2021), terdapat 8 tahapan perkembangan keluarga

(Eight-Stage Family Life Cycle):

1. Married couples (without children, pasangan nikah dan belum memiliki

anak.
22

2. Childbearing family (oldest child birth-30 month), keluarga dengan

seorang anak pertama yang baru lahir

3. Families with preschool children (oldest child 2,5-6 years, keluarga

dengan anak pertama yang berusia prasekolah.

4. Families with school children (oldest child 6-13 years), keluarga dengan

anak yang telah masuk sekolah dasar.

5. Families with teenagers (oldest child 13- 20 years), keluarga dengan anak

yang telah remaja.

6. Families launching young adults (first child gone to last child’s leaving

home, keluarga dengan anak yang telah dewasa dan telah menikah.

7. Middle aged parents (empty nest to retirement, keluarga dengan orang tua

yang telah pensiun.

8. Aging family members (retirement to death of both spouse), keluarga

dengan orang tua yang telah lanjut usia

2.4.7 Tugas keluarga

Sesuai dengan fungsi kesehatan dalam keluarga, keluarga mampunyai

tugas dibidang kesehatan. (Salamung & Pertiwi, 2021) membagi tugas kelurga

dalam 5 bidang kesehatan yaitu:

1. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya

2. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang

tepat

3. Keluarga mampu memberikan perawatan pada anggota keluarganya yang

sakit
23

4. Kelurga mampu mempertahankan suasana dirumah

5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

2.5 Konsep Tuberculosis Paru

2.5.1 Definisi

Tubeculosis Paru adalah suatu penyakit infeksi yang menyerang paru-

paru yang secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan

menimbulkan nekrosi jaringan. Penyakit ini bersifat menahun dan dapat

menular dari penderita ke orang lain (Manurung, 2016).

Tubeculosis paru atau TB paru adalah suatu penyakit menular yang

paling sering mengenai parenkim paru, biasanya disebabkan oleh

Mycobacterium tuberculosis. TB paru dapat menyebar ke setiap bagian tubuh,

termasuk meningen, ginjal, tulang dan nodus limfe (Brunner & Bare, 2015).

2.5.2 Etiologi

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang

dapat menyerang paru. TBC sangat mudah menular , yaitu lewat cairan

disaluran nafas yang keluar ke udara lewat batuk atau bersin dan dihirup oleh

orang orang disekitarnya (Andreto, 2015).

Penyakit infeksi yang menyebar dengan rute naik di udara. Infeksi

disebabkan oleh penghisapan air liur yang berisi bakteri tuberculosis

(mycrobacterium tuberculosis). Seorang yang terkena infeksi dapat

menyebarkan partikel kecil melalui batuk, bersin, atau berbicara.

Berhubungan dekat dengan mereka yang terinfeksi meningkatkan kesempatan


24

untuk trasmisi. Begitu terhisap, organisme secara khas diam di dalam paru-

paru, tetapi dapat menginfeksi organ tubuh lainnya (Aulawi, 2014).

2.5.3 Manifestasi Klinis

Menurut (Manurung, 2016) manifestasi klinis yang terdapat pada klien

Tuberkulosis Paru antara lain :

1. Batuk lebih dari tiga minggu

2. Batuk berdarah

3. Sakit di dada selama lebih dari tiga minggu

4. Demam lebih dari 3 minggu

Dapat juga ditemukan :

1. Penurunan berat badan secara drastic

2. Keringan dingin pada malam hari

3. Anoreksia

4. Hipotermia

2.5.4 Kalsifikasi

Menurut (Saferi, 2017) Tuberkulosis Paru diklasifikasikan berdasar

program Gerdunas P2TB dibagi sebagai berikut:

1. TB Paru BTA Positif dengan kriteria :

a. Dengan atau tanpa gejala klinis

b. BTA positif : mikroskopik positif 2 kali, mikroskopik positif 1 kali

disokong biakan positif 1 kali atau disokong radiologik positif 1 kali

c. Gambaran radiologik sesuai dengan TB paru

2. TB paru BTA negatif dengan kriteria :


25

a. Gejala klinik dan gambaran radiologik sesuai dengan TB paru aktif

b. BTA negatif, biakan negatif tetapi radiologik positif

3. Bekas TB paru dengan kriteria :

a. Bakteriologi (mikroskopik dan biakan) negatif

b. Gejala klinik tidak ada atau gejala sisa akibat kelainan paru

c. Radiologik menunjukan gambaran lesi TB inaktif, menunjukan senal

foto yang tidak berubah

d. Ada riwayat pengobatan OAT yang adekuat

2.5.5 Komplikasi

Menurut (Manurung, 2016) komplikasi yang timbul pada TB paru

dapat berupa :

1. Malnutrisi

Meningkatnya seputum pada saluran napas secara tidak langsung

akan memengaruhi sistem persarafan khususnya saluran cerna,

akibatnya klien biasanya mengalami mual, muntah, penurunan nafsu

makan sehingga kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi dan mengalami

penurunan berat badan.

2. Empiema

Bakteri Mycrobacterium tuberculosis yang menginfeksi paru-paru

menyebabkan akumulasi pus diantara paru dan membran yang

menyelimutinya (ruang pleuran), pus ini berisi sel-sel darah putih yang

berperan untuk melawan agen infeksi dan juga berisi protein darah yang
26

berperan dalam pembekuan. Ketika pus terkumpul dalam ruang pleura

maka peningkatan tekanan pada paru sehingga pernapasan menjadi sulit

dan terasa nyeri.

3. Efusi pleura

Pada tuberkulosis komplikasi efusi pleura timbul karena reaksi

hipersensitivitas terhadap tuberkuloprotein, sehingga meningkatkan

permebilitas dinding pembuluh darah pleura Peradangan pleura akan

menyebabkan permebiliti dinding kapiler meningkat sehingga cairan

dan protein yang melewati dinding itu akan meningkat maka terbentuk

efusi pleura.

4. Hepatitis, ketulian dan gangguan gastrointestinal (sebagai efek samping

obat-obatan).

2.5.6 Diagnosis Tuberculosis

Menurut (Kemenkes, 2019) diagnosis tuberkulosis dapat ditegakkan

melalui pemeriksaan spesimen dahak sewaktu-pagi-sewaktu (SPS) yang

dilakukan secara mikroskopis dalam waktu 2 hari.

1. Diagnosis TB paru

Diagnosis TB paru pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya

kuman TB. Pada program TB nasional, penemuan BTA melalui

pemeriksaan dahak mikroskopis merupakan diagnosis utama.

Pemeriksaan lain seperti foto thoraks, biakan dan uji kepekaan dapat

digunakan sebagai penunjang diagnosis sesuai indikasinya. Tidak

dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks


27

saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas pada TB

paru, sehingga sering terjadi overdiagnosis.

2. Diagnosis TB ekstra paru

Didasarkan pada gejala dan keluhan tergantung organ yang terkena,

misalnya kaku kuduk pada Meningitis TB, nyeri dada pada TB pleura

(Pleuritis), pembesaran kelenjar limfe superfisialis pada limfadenitis TB

dan deformitas tulang belakang (gibbus) pada spondilitis TB dan lain-

lain. Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan klinis, bakteriologis

dan atau histopatologi yang diambil dari jaringan tubuh yang terkena.

2.5.7 Penatalaksanaan

Pengobatan tuberculosis mencakup tujuan pengobatan, panduan OAT

di Indonesia, pengobatan TB, efek samping obat TB, jenis dan dosis obat TB

(Kemenkes, 2019).

1. Tujuan Pengobatan

Pengobatan Tuberculosis paru bertujuan untuk menyembuhkan

penderita, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai

penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap Obat Anti

Tuberkulosis (OAT).

2. Paduan OAT yang digunakan di Indonesia

Paduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional Pengendalian

Tuberkulosis di Indonesia (sesuai rekomendasi WHO dan ISTC) disediakan

dalam bentuk paket, berupa obat kombinasi dosis tetap (OAT-KDT) yang

terdiri dari kombinasi 2 atau 4 jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya
28

disesuaikan dengan berat badan pasien dengan tujuan untuk memudahkan

pemberian obat dan menjamin kelangsungan (kontinuitas) pengobatan sampai

selesai. Paduan ini dikemas dalam satu (1) paket untuk satu (1) pasien dalam

satu (1) masa pengobatan.

Sedangkan paket Kombipak adalah paket obat lepas yang terdiri dari

Isoniasid, Rifampisin, Pirazinamid dan Etambutol yang dikemas dalam bentuk

blister. Paduan OAT ini digunakan dalam pengobatan pasien yang mengalami

efek samping OAT KDT. Jumlah tablet yang ditelan jauh lebih sedikit

sehingga pemberian obat menjadi sederhana dan meningkatkan kepatuhan

pasien.

3. Pengobatan TB

Menurut (Kemenkes, 2019), pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap,

yaitu tahap intensif dan lanjutan.

a. Tahap awal (intensif)

Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu

diawasi secara langsung selama 2 – 3 bulan untuk mencegah terjadinya

resistensi obat. Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara

tepat, biasanya pasien menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu.

Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi)

dalam 2 bulan.

b. Tahap Lanjutan
29

Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam

jangka waktu yang lebih lama (4-7 bulan). Tahap lanjutan penting untuk

membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.

4. Jenis dan Dosis OAT

Panduan obat tuberculosis yang digunakan terdiriatas obat utama dan obat

tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi

WHO adalah Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid, Streptomisin, dan Etambutol

(Kemenkes RI, 2019).

a. Kategori 1 (2HRZE / 4HR3).

Panduan OAT ini diberikan untuk pasien baru: 1) pasien baru TB paru

BTA positif, 2) pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif, dan 3)

pasien TB ekstra paru.

Tabel 2. 1 Dosis paduan OAT KDT untuk Kategori 1 (2HRZE / 4HR3)

Tahap Intensif tiap hari selama 56 Tahap Lanjutan 3 kali seminggu


Berat badan
hari RHZE (150/75/400/275) selama 16 minggu RH (150/150)
30-37kg 2 tablet 4KDT 2 tablet 2KDT
38-54kg 3 tablet 4KDT 3 tablet 2KDT
55-70kg 4 tablet 4KDT 4 tablet 2KDT
≥ 71 kg 5 tablet 4KDT 5 tablet 2KDT

Tabel 2. 2 Dosis panduan OAT – Kompipak untuk Kategori 1

Dosis per hari/ kali Jumlah


Tahap Tablet hari /
Lama Kaplet Tablet Tablet
Pengobata Isoniazid kali
pengobatan Rifampisin Pirazinami Etambutol
n @300 menelan
@450 mgr d @500 mgr @250 mgr
mgr obat
Intensif 2 bulan 1 1 3 3 56
Lanjutan 4 bulan 2 1 - - 48

b. Kategori 2 (2HRZES/HRZE/5HR3E3).
30

Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati

sebelumnya, seperti: 1) pasien kambuh (relaps), 2) pasien gagal (failure),

dan 3) pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (default).

Tabel 2. 3 Dosis paduan OAT KDT untuk Kategori 2 (2HRZES/HRZE/5HR3E3)

Berat Tahap Intensif tiap hari RHZE Tahap Lanjutan 3 kali seminggu
badan (150/75/400/275) +S RH (150/150) + E 400
30-37kg 2 tablet 4KDT+500 mg Streptomisin inj. 2 tablet 2KDT+ 2 tab Ethambutol
38-54kg 3 tablet 4KDT+750 mg Streptomisin inj. 3 tablet 2KDT+ 2 tab Ethambutol
55-70kg 4 tablet 4KDT+1000 mg Streptomisin inj. 4 tablet 2KDT+ 2 tab Ethambutol
≥ 71 kg 5 tablet 4KDT+1000 mg Streptomisin inj. 5 tablet 2KDT+ 2 tab Ethambutol

Tabel 2. 4 Dosis panduan OAT – Kompipak untuk Kategori 2

Ethambutol Jumlah
Tablet
Kaplet Tablet Tablet Tablet hari /
Tahap Lama Isoniazid
Rifampisin Pirazinamid @250 @400 kali
Pengobatan pengobatan @300
@450 mg @500 mgr mgr mgr menelan
mgr
obat
Intensif
2 bulan 1 1 3 3 - 56
(dosis
1 bulan 1 1 3 3 - 28
harian)
Lanjutan
(dosis 3x 4 bulan 2 1 - 1 2 60
seminggu)

c. OAT sisipan (HRZE)

Paket sisipan KDT adalah sama seperti paduan paket untuk tahap intensif

kategori 1 yang diberikan selama sebulan (28 hari).

Tabel 2. 5 Dosis KDT untuk sisipan


31

Berat badan Tahap Intensif tiap hari selama 28 hari RHZE (150/75/400/275)
30-37kg 2 tablet 4KDT
38-54kg 3 tablet 4KDT
55-70kg 4 tablet 4KDT
≥ 71 kg 5 tablet 4KDT

Tabel 2. 6 Dosis panduan OAT – Kompipak untuk sisipan

Jumlah
Tablet Tablet Tablet
Tahap Kaplet hari /
Lama Isoniazid Pirazinami Etambut
Pengobata Rifampisin kali
pengobatan @300 d @500 ol @250
n @450 mgr menelan
mgr mgr mgr
obat
Intensif
(dosis 1 bulan 1 1 3 3 28
harian)

d. Kategori Anak (2HRZ/4HR)

Prinsip dasar pengobatan TB adalah minimal 3 macam obat dan diberikan

dalam waktu 6 bulan. OAT pada anak diberikan setiap hari, baik pada

tahap intensif maupun tahap lanjutan dosis obat harus disesuaikan dengan

berat badan anak. Obat juga harus diberikan secara utuh, tidak boleh

dibelah. OAT KDT dapat diberikan dengan cara ditelan secara utuh atau

digerus sesaat sebelum diminum.

Tabel 2. 7 Dosis OAT KDT pada anak


Jenis Obat BB < 10 kg BB 10 – 19 kg BB 20 -23 kg
Isoniazid 50 mg 100 mg 200 mg
Rifampisin 75 mg 150 mg 300mg
Pirasinamid 150 mg 300 mg 600 mg

Tabel 2. 8 Dosis OAT Kompipak pada anak


Berat badan 2 bulan tiap hari RHZ (75/50/150) 4 bulan tiap hari RH (75/150)
5-9 1 tablet 1 tablet
10-14 2 tablet 2 tablet
15-19 3 tablet 3 tablet
20-32 4 tablet 4 tablet

e. Kategori Resisten OAT (TB MDR)


32

Obat yang digunakan dalam tatalaksana pasien TB resistan obat di

Indonesia terdiri dari OAT lini ke-2 yaitu Kanamycin, Capreomisin,

Levofloksasin, Ethionamide, sikloserin dan PAS, serta OAT lini-1, yaitu

pirazinamid and etambutol.

5. Efek Samping OAT

Menurut Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis (2014), efek

samping OAT antara lain sebagai berikut:

Tabel 2. 9 Obat Anti Tuberkulosis (OAT) lini Pertama


Jenis Sifat Efek Samping
Isoniazid (H) Bakterisidal Neuropati perifer, psikosis toksik, gangguan fungsi
hati, kejang.
Rifampisin (R) Bakterisidal Flu syndrome, gangguan gastrointestinal, urine
berwarna merah, gangguan fungsi hati, trombositopeni,
demam, skin rash, sesak nafas, anemia hemolitik.
Pirasinamid (Z) Bakterisidal Gangguan gastrointestinal, gangguan fungsi hati, gout
artritis.
Streptomycin (S) Bakterisidal Nyeri di tempat suntikan, gangguan keseimbangan dan
pendengaran, renjatan anafilatik, anemia,
agranulositosis, trombositopeni.
Ethambutol Bakteriostatik Gangguan penglihatan, buta warna, neuritis perifer

2.6 Upaya pencgahan penularan pada keluarga dengan Tubeculosis Paru

1. Pencegahan Tuberculosis

Menurut (DINKES, 2020) adapun cara untuk membantu pencegahan TB

paru agar infeksi bakteri tidak menular kepada orang – orang disekitar baik itu

teman atau keluarga di rumah adalah:

a. Sebaiknya penderita tidak tidur sekamar dengan orang lain atau keluarga

sendiri sebagai usaha pencegahan TB paru agar tidak menular.

b. Selalu menggunakan masker untuk menutup mulut baik di dalam maupun

di luar rumah, dan membuang masker yang sudah tidak dipakai lagi pada
33

tempat yang tepat dan aman dari kemungkinan terjadinya penularan

M.Tuberkulosis ke lingkungan sekitar.

c. Selalu menutup mulut ketika batuk atau bersin menggunakan sapu tangan.

d. Jangan meludah di sembarangan tempat.

e. Hindari udara dingin dan selalu mengusahakan ventilasi yang cukup agar

pancaran sinar matahari dan udara segar dapat masuk ke ruangan tempat

tidur.

f. Usahakan selalu menjemur kasur, bantal, dan pakaian sesering mungkin

dan terkena cahaya matahari.

g. Semua barang atau alat (handuk, piring, gelas, dll) yang digunakan

penderita TB paru harus terpisah dan tidak boleh digunakan oleh orang lain

termasuk keluarganya sendiri.

h. Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak kadar karbohidrat dan

protein tinggi.

i. Mencuci tangan dan berhenti merokok

Menurut (Wulandari, 2019) Tuberkulosis paru bisa diobati, asalkan

benar-benar mempunyai keinginan dan semangat yang besar untuk sembuh

yang disertai dorongan dari keluarga dan orang disekitar sangatlah diperlukan.

Pemeriksaan yang intensif dan teliti serta disiplin minum obat yang diberikan

dokter juga harus dilakukan penderita agar penyakit yang dideritanya segera

sembuh. Pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak terjadi penularan TB

paru antara lain:

a. Berusaha mengurangi kontak dengan penderita TB paru aktif.


34

b. Selalu menjaga standar hidup yang baik, dengan cara mengkonsumsi

makanan yang bernilai gizi tinggi, menjaga lingkungan sehat baik itu di

rumah maupun di tempat kerja (kantor), dan menjaga kebugaran tubuh

dengan menyempatkan dan meluangkan waktu untuk berolah raga.

c. Pemberian vaksin BCG, untuk mencegah terjadinya kasus infeksi

Tuberculosis yang lebih berat. Vaksin BCG secara rutin diberikan kepada

semua balita
37

2.7 Kerangka Teori

Pendidikan kesehatan
(tentang upaya pencgahan
penularan pada keluarga
dengan Tubeculosis Paru)

Reaksi / respon untuk


Media pendidikan kesehatan Perubahan Pengetauan dan bertindak dalam upaya
(Leaflet) Sikap Keluarga pencgahan penularan
Tubeculosis Paru

Melakukan upaya pencegahan penularan Tuberculosis


paru
- Menutup mulut menggunakan masker atau tisu saat bersin,
batuk, dan berbicara.
- Tidak membuang ludah sembarangan.
- Keadaan ventilasi ke ruang tidur cukup.
- Barang atau alat penderita TB paru harus terpisah dan tidak
boleh digunakan orang lain.
- Menjemur kasur, bantal, pakaian sesering mungkin.
- Mengkonsumsi makanan sehat tinggi karbohidrat dan protein.
- Ketaatan berobat.
- Mencuci tangan dan berhenti merokok

Gambar 2. 1 Kerangka Teori


38

2.8 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Leaflet Terhadap

Pengetahuan Dan Sikap Pencegahan Penularan Pada Keluarga Dengan

Tuberkulosis Paru

Berikut adalah hasil penelitian yang berhubungan dengan Pengaruh

pendidikan kesehatan keluarga terhadap perilaku (pengetahuan dan sikap)

keluarga dalam upaya pencegahan penularan tuberkulosis peneliti yang

dilakukan oleh Reni Wismiati pada tahun 2017. Hasil penelitian menunjukan

terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan

keluarga dalam upaya pencegahan penularan Tuberkulosis Paru, terdapat

pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap keluarga dalam upaya pencegahan

penularan Tuberkulosis Paru, terdapat adanya pengaruh pendidikan kesehatan

terhadap tindakan keluarga dalam upaya pencegahan penularan Tuberkulosis

Paru.

Kedua penelitian yang dilakukan oleh Novi Kurnia Sri Wulandari pada

tahun 2019 peneliti ini berjudul Pengaruh Edukasi Terhadap Perilaku Pencegahan

Penularan Penyakit Penderita Tuberkulosis Paru di Poli TB RSUD Ibnu Sina

gresik. Menyatakan bahwa Seluruh penderita TB menunjukkan perilaku

pencegahan penularan berada pada kategori baik, terdapat perubahan perilaku

pencegahan penularan pada responden yang menderita TB paru setelah diberikan

edukasi, ada pengaruh edukasi terhadap perilaku pencegahan penularan penyakit

penderita TB paru
39

2.9 Penelitian Terkait

Tabel 2. 10 Penelitian Terkait


No. Variabel Peneliti Sebelumnya Peneliti Sebelumnya Peneliti Sebelumnya
1. Judul Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pengaruh Edukasi Terhadap Perilaku Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap
Keluarga Terhadap Perilaku Keluarga Pencegahan Penularan Penyakit Perilaku Keluarga Penderita TB dalam
Dalam Upaya Pencegahan Penularan Penderita Tuberkulosis Paru di Poli TB Upaya Penanggulangan TB Dewasa di
Tuberkulosis Di Puskesmas Pandaan RSUD Ibnu Sina gresik Kabupaten ABC Sumatera Barat

2. Tempat Penelitian Puskesmas Pandaan RSUD Ibnu Sina gresik Kabupaten ABC Sumatera Barat
3. Tahun Penelitian 2017 2019 2020
4. Peneliti Reni Wismiati Novi Kurnia Sri Wulandari Gusneli, Rizanda Machmud, Mahathir
5. Desain Penelitian Pre experiment One Group Prates/ Pre Test and Post Test one Group Design Pre Test and Post Test Two Group Design
Posttes Design.
6. Populasi Seluruh keluarga dengan salah satu Semua penderita Tuberculosis Paru yang Keluarga penderita TB dewasa di Kabupaten
anggota keluarga menderita menjalani pengobatan di Poli TB RSUD ABC Sumatera Barat
tuberkulosis paru Ibnu Sina gresik

7. Jumlah Sampel 20 responden 25 Pasien 30 orang/pasien


8 Hasil Penelitian Terdapat pengaruh pendidikan sebelum edukasi diberikan terdapat 60% hasil penelitian didapatkan bahwa hampir
kesehatan terhadap peningkatan responden yang perilaku pencegahan separo responden 6 orang (40,0%) berada
pengetahuan keluarga dalam upaya penularannya cukup, 24% responden pada kelompok umur 55-65 tahun pada
pencegahan penularan Tuberkulosis menunjukkan perilaku pencegahan yang kelompok intervensi dan 35-44 tahun dan
Paru baik, dan 16% responden yang perilaku 45-54 tahun (66,6%) pada kelompok
pencegahan penularannya kurang. Dan kontrol. Berdasarkan jenis kelamin sebagian
setelah edukasi jumlah prosentase 96% besar 11 orang (73,3%) pada kelompok
menunjukkan perilaku pencegahan intervensi dan pada kelompok kontrol 8
penularan yang baik. orang (53,3%) adalah perempuan.
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian merupakan abstraksi dari suatu realitas

sihingga dapat dikomunikasikan dan membentuk teori yang menjelaskan

keterkaitan atara variable yang diteliti (Nursalam, 2017).

O1 X O2

Pre test Pendidikan Kesehatan Post test


Pengetahuan dan Sikap dengan media Pengetahuan dan Sikap
(Kuesioner) Leaflet (Kuesioner)

Gambar 3. 1 Kerangka konseppengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet terhadap


Pengtahuan dan Sikap pencegahan penularan pada keluarga dengan tuberkulosis paru di
poliklinik RSU PKU Muhamamdiyah Rogojampi Banyuwangi.

Keterangan:

O1 : Nilai pre test, yaitu skor tingkat pengetahuan dan sikap keluarga sebelum diberikan
Pendidikan Kesehatan dengan media Leaflet tentang Pencegahan Tuberkulosis Paru
X : Treatment (perlakuan), yaitu pemberian Pendidikan Kesehatan dengan media Leaflet
tentang Tuberkulosis Paru
O2 : Nilai post test, yaitu skor tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat sebelum diberikan
Pendidikan Kesehatan dengan media Leaflet tentang Pencegahan Tuberkulosis Paru.

40
41

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan

penelitian (Nursalam, 2018). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

Hipotesis Kerja (H1) yang berarti hipotesis yang menyatakan adanya pengruh

antara variabel independen dan variabel dependen yang diteliti

HI : ada pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet

terhadap Pengtahuan dan Sikap pencegahan penularan pada keluarga dengan

tuberkulosis paru
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang

valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu

pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk

memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah (Sugiyono, 2019).

Penelitian ini merupakan penelitian quasy eksperimen dengan one group

pre-post test design yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan

kesehatan menggunakan media leaflet terhadap Pengtahuan dan Sikap

pencegahan penularan pada keluarga dengan Tuberkulosis paru.

42
43

4.2 Kerangka kerja

Kerangka kerja merupakan langkah-langkah dalam aktivitas ilmiah,

mulai dari penetapan populasi, sampel dan seterusnya, yaitu kegiatan sejak

awal dIlaksanakannya penelitian (Nursalam, 2013).

Populasi
Keluarga penderita Tuberculosis Paru yang berjumlah 20 pada tanggal
28 Agustus 2023

Sampling
Quota sampling

Sample
Keluarga yang sesuai dengan kriteria Inklusi

Desain penelitian
one group pre-post test design

Pengumpulan data
pra-post pendidikan kesehatan (kuisioner)

Pengolahan data
Editing, Coding, Scoring, Tabulating, dan Uji Statistik

Analisa data
Wilcoxon Sign Rank Test (Pre-Post)

Kesimpulan

Gambar 4.1 Kerangka Kerja pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet
terhadap Pengtahuan dan Sikap pencegahan penularan pada keluarga dengan
tuberkulosis paru di poliklinik paru RSU PKU Muhamamdiyah Rogojampi
Banyuwangi
44

4.3 Populasi, Sampel dan Sampling Penelitian

4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian merupakan objek atau subjek yang memiliki

kualitas serta berkarakter disuatu wilayah yang dijadikan peneliti untuk

dipelajari dan ditarik sebuah kesimpulan (Sugiyono, 2016). Populasi

yang digunakan pada penelitian yaitu seluruh keluarga yang salah satu

keluarganya menderita Tuberculosis paru yang menjalani pengobatan di

poliklinik paru RSU PKU Muhamamdiyah Rogojampi Banyuwangi pada

tanggal 28 Agustus 2023 sebanyak 20 orang.

4.3.2 Sampel Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2019) sampel ialah bagian dari populasi yang

menjadi sumber data dalam penelitian, dimana populasi merupakan bagian

dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam

penelitian ini sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi :

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu

populasi target dan terjangkau yang akan diteliti (Nursalam,

2015). Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :

a. Keluarga penderita Tuberculosis Paru usia lebih dari 17 tahun.

b. Dapat berkomunikasi dangan baik.

c. Penderita Tuberculosis Paru tidak sedang di rawat di rumah sakit.

d. Penderita Tuberculosis Paru yang sedang menjalani pengobatan di

poliklinik paru RSU PKU Muhammadiyah Rogojampi

Banyuwangi.
45

2. Kriteria eksklusi

Menurut (Nursalam, 2015) Kriteria eksklusi merupakan menghilangkan

atau mengeluarkan subyek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi

karena berbagai sebab antara lain :

a. Keluarga tidak bersedia menjadi responden.

b. Penderita Tuberculosis Paru yang pindah pengobatan dari poliklinik

paru RSU PKU Muhammadiyah Rogojampi Banyuwangi.

Dalam menentukan besar sampel yang akan diteliti, peneliti

menggunakan Rumus Slovin yaitu sebuah rumus untuk mengitung jumlah

sampel minimal apabila populasi diketahui jumlahnya dengan tingkat

kepercayaan 95%, dan tingkat error 5% adalah sebagai berikut:

N
n= 2
¿
1 + (N x e ¿

20
n= 2
¿
1 + ( 20 x 0,05 ¿

20
n= ¿
1 + ( 20 x 0,0025 ¿

20
n=
1, 0 5

n=19.04 = 19 sampel/Responden

Keterangan :

n : ukuran sampel/jumlah responden


N: ukuran populasi
e2 : prosentase kesalahan (0.05) pengambilan sampel yang masih
diinginkan.
46

4.3.3 Sampling Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2019) teknik sampling merupakan teknik

pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam

penelitian. Pada penelitian ini, menggunakan teknik Quota sampling yaitu

sebanyak 20 responden pada tanggal 28 Agustus 2023 sehingga sampel

tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dibuat

sebelumnya.

4.4 Variable penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai

beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Nursalam, 2013).

4.4.1 Variabel independent

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel

dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang termasuk variabel independen

adalah pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet.

4.4.2 Variabel dependent

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena variabel independen (bebas).

Dalam penelitian ini yang termasuk variabel dependen adalah pengetahuan

dan sikap pencegahan penularan pada keluarga dengan tuberkulosis paru.


47

4.4.3 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penentuan sifat yang akan dipelajari untuk menjadi suatu variabel sehingga dapat

diukur (Sugiyono, 2016).

Tabel 4. 1 Definisi Operasional pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet terhadap perilaku pencegahan penularan pada
keluarga dengan Tuberkulosis di poliklinik paru RSU PKU Muhamamdiyah Rogojampi Banyuwangi.

No Variabel Definisi Parameter Alat ukur Skala Hasil


1 Independent Kegiatan pendidikan Pendidikan kesehatan (media Leaflet) tentang : - - -
Pendidikan menggunakan media  Pengertian Tuberculosis paru, cara penularan dan
kesehatan leaflet yang dilakukan pencegahanya
(media leaflet) dengan cara  Akibat jika tidak dilakukan upaya pencegahan penularan
menyebarkan pesan dan Tuberculosis paru.
menanamkan keyakinan  Upaya pencegahan penularan Tuberculosis paru :
pada keluarga sehingga - Menutup mulut menggunakan masker atau tisu saat bersin,
tidak hanya sadar, tahu batuk, dan berbicara.
dan mengerti, tetapi juga - Tidak membuang ludah sembarangan.
mau dan bisa melakukan - Keadaan ventilasi ke ruang tidur cukup.
suatu anjuran tentang
- Barang atau alat penderita TB paru harus terpisah dan tidak
pencegahan penularan
Tuberculosis paru boleh digunakan orang lain.
- Menjemur kasur, bantal, pakaian sesering mungkin.
- Mengkonsumsi makanan sehat tinggi karbohidrat dan
protein.
- Ketaatan berobat.
- Mencuci tangan dan berhenti merokok
48

No Variabel Definisi Parameter Alat ukur Skala Hasil


2 Dependen

Pengetahuan Pengertian dan  Pengertian Tuberculosis paru, cara penularan dan Kuesioner Ordinal Baik 76-100%
pemahaman keluarga pencegahanya
tentang Tuberculosis paru  Akibat jika tidak dilakukan upaya pencegahan penularan Cukup 56-75%
penularanya Tuberculosis paru.
 Upaya pencegahan penularan Tuberculosis paru : Kurang >56%
- Menutup mulut menggunakan masker atau tisu saat bersin,
batuk, dan berbicara.
- Tidak membuang ludah sembarangan.
- Keadaan ventilasi ke ruang tidur cukup.
- Barang atau alat penderita TB paru harus terpisah dan tidak
boleh digunakan orang lain.
- Menjemur kasur, bantal, pakaian sesering mungkin.
- Mengkonsumsi makanan sehat tinggi karbohidrat dan
protein.
- Ketaatan berobat.
- Mencuci tangan dan berhenti merokok

Sikap Pernyataan positif atau  Mendukung upaya pencegahan penularan Tuberkulosis paru Kuesioner Ordinal Baik 76-100%
negatif terhadap Upaya  Memberi motivasi atau suport pada keluarga yang menderita
pencegahan penularan Tuberkulosis paru dalam program pengobatan Cukup 56-75%
Tuberculosis paru
Kurang >56%
49

4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di poliklinik paru RSU PKU

Muhamamdiyah Rogojampi Banyuwangi. Waktu yang diperlukan dalam

menyusun skripsi ini dimulai bulan Mei 2023, sedangkan penelitian ini telah

dilakukan pada September 2023

4.6 Pengumpulan dan Analisis Data

4.6.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian. Langkah-langkah dalam pengumpulan data bergantung pada

rancangan penelitian dan instrument penelitian yang digunakan (Nursalam,

2017).

Pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan kuesioner

yang diadopsi dari hasil tugas akhir Wismiati (2017) dan wualndari (2019).

Kuesioner yang diadopsi peneliti telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan

keperluan penelitian mengenai pengaruh pendidikan kesehatan terhadap

perilaku pencegahan penularan pada keluarga dengan Tuberkulosis paru. Data

diambil sebelum dan sesudah dilakukan intervensi.

4.6.2 Prosedur Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang

didapatkan secara langsung dari responden di Poliklinik RSU PKU

Muhammadiyah Rogojampi Banyuwangi. Setelah responden menyetujui


50

pemyataan kesediaan sebagai responden, selanjutnya peneliti akan memberikan

kuesioner kepada responden tentang pengetahuan dan sikap sebelum dilakukan

pendidikan kesehatan. Setelah kuesioner terisi, peneliti akan melakukan

Pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dengan media leaflet selama ±15

menit. Setelah itu responden akan mengisi kembali kuesioner yang sama setelah

pendidikan kesehatan, setelah mengisi kuesioner. Kemudian, akan dilaksanakan

tanya jawab dengan responden untuk beberapa hal yang tidak dipahami oleh

responden. Selanjutnya jika data sudah terkumpul maka akan dilakukan

pengolahan dan analisis data serta penarikan kesimpulan.

4.6.3 Instrumen penelitian

Isntrumen penelitian adalah alat dan cara yang diperlukan dalam

penelitian untuk mengumpulkan data yang baik, sehingga data yang

dikumpulkan merupakan data yang valid, reliable, dan actual (Nursalam, 2017).

Instrumen tiap variabel adalan sebagai berikut:

1. Variabel Independen pendidikan kesehatan menggunakan metode ceramah

dengan panduan leaflet tentang upaya Pencegahan Penularan pada

Keluarga dengan Tuberkulosis Paru.

2. Variabel Dependen yang meliputi pengetahuan dan sikap, penilaianya

dengan menggunakan kuesioner.

a. Pengetahuan keluarga tentang upaya pencegahan penularan

Tuberkulosis Paru pada Keluarga, penilaian jawaban benar atau salah.

Jika benar nilainya = 5 dengan nomor (1, 2, 5, 6, 7 ,8, 10, 13, 14, 15,

16, 17, 18, 19,20 ) dan jika jawaban salah nilainya = 0 dengan nomor
51

(3, 4, 9, 11, 12). Untuk tingkat pengetahuan nilai dikategorikan baik

adalah 76% - 100 %, cukup 56% -75 %, dan kurang <56%.

b. Sikap keluarga tentang upaya pencegahan penularan Tuberkulosis Paru

pada Keluarga dengan menggunakan skala likerts, untuk responden

yang menjawab sangat tidak setuju nilai (1), tidak setuju (2), setuju (3),

dan sangat setuju nilai (4) dikategorikan baik adalah 76% - 100%,

cukup 56% -75 %, dan kurang <56%.

4.6.4 Pengolahan Data

Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut:

1. Editing

Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau

kuesioner. Peneliti memeriksa jawaban responden pada lembar kuesioner,

responden telah memberikan jawaban pada seluruh pertanyaan dalam lembar

kuesioner.

2. Coding

Merupakan tahap dimana peneliti akan memberikan kode pada data yang

telah tersusun dalam tahap arranging. Pada tahap coding didalamnya ada

data umum dan data khusus untuk membedakannya, seperti pada table

dibawah ini:
52

Tabel 4. 2 Daftar kode dalam penelitian pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan


media leaflet terhadap pengetahuan dan sikap pencegahan penularan pada
keluarga dengan Tuberkulosis paru di poliklinik paru RSU PKU
Muhamamdiyah Rogojampi Banyuwangi.

N
Aspek Karakteristik Kode Keterangan
o
1 Demografi 1 Laki-laki
Jenis Kelamin
2 Perempuan
1 17-27 Tahun
2 28-38 Tahun
Usia
3 39-49 Tahun
4 50-60 Tahun
1 Tidak sekolah
2 SD
Pendidikan 3 SMP
4 SMA
5 D3/Perguruan Tinggi
1 Tidak bekerja
2 Karyawan swasta
Pekerjaan 3 Wiraswasta
4 PNS/pensiunan PNS
5 Lain-lain
2  Pengetahuan - Pengertian Tuberkulosis
tentang paru
pencegahan - Pengetahuan cara 0 Benar
penularan Tuberkulosis 5 Salah
paru
- Pengetahuan tentng upaya
pencegahan yang
dilakukan
3  Sikap - Mendukung upaya 1 Sangat tidak setuju
pencegahan pencegahan penularan 2 Tidak setuju
Tuberkulosis paru 3 Setuju
- Memberi motivasi atau 4 Sangat setuju
suport pada keluar yang
menderita Tuberkulosis
paru dalam program
pengobatan

3. Scoring

Pada tahap ini, peneliti akan memberikan skor pada data sesuai dengan

pedoman yang telah dibuat sebelumnya. Dimana data yang diberikan skor

adalah hasil dari perilaku (pengetahuan dan sikap) pencegahan penularan


53

pada keluarga dengan Tuberculosis paru sebelum dan sesudah diberikan

pendidikan kesehatan.

Tabel 4. 3 Scoring Pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet


terhadap pengetahuan dan sikap pencegahan penularan pada keluarga
dengan tuberkulosis paru di poliklinik paru RSU PKU Muhamamdiyah
Rogojampi Banyuwangi

Variabel Skor
Dependen : -
Pendidikan Kesehatan
Independen
1. Pengetahuan Perilaku Baik bila 76-100%
2. Sikap Perilaku Cukup bila 56-75%
Perilaku Kurang bila >56%

4. Tabulating

Tabulating adalah kegiatan memasukkan data yang masuk ke dalam

table-tabel yang telah dibuat kemudian menghitung banyaknya frekuensi

untuk tiap data yang terkumpul, baik data umum maupun data khusus agar

mudah terbaca dan teranalisa.

5. Persentase

Setelah data dikelompokkan dalam tabel distribusi frekuensi,

kemudian dilakukan perhitungan dengan persentase dengan rumus berikut:

Sp
N= x 100
Sm

Keterangan:

N : Nilai yang didapat dalam bentuk persentase


Sp : Skor yang didapat oleh Responden
Sm : Skor maksimal
54

4.6.5 Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah

dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2019).

Data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan

menggunakan uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test. Peneliti melakukan

pengujian data menggunakan statistik Wilcoxon Sign Rank Test (Pre-Post)

terhadap satu sampel untuk membandingkan adanya pengaruh antara variabel

independent dan variabel dependent dengan skala data ordinal. Kemudian data

diolah dengan uji statistik menggunakan bantuan SPSS dengan tingkat

kemaknaan ρ ≤0.05 artinya jika hasil uji statistik menunjukkan ρ ≤0.05, maka

H0 ditolak.

4.7 Etika Penelitian

Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap

kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti

(subjek peneliti) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil

penelitian tersebut (Notoadmojo, 2018). Sudah dilakukan uji etik dan lolos kaji

etik dengan nomor 1239-KEPKSHJ di STIKES Husada Jombang.


55

4.6.1 Lembar persetujuan (Informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang akan diteliti.

Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan kepada

responden. Jika responden setuju dan bersedia menjadi sampel penelitian, maka

diminta menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan, tetapi bila

responden tidak bersedia diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap

menghormati hak responden.

4.6.2 Kerahasiaan (Confidentiality)

Informasi yang diberikan oleh subyek dijamin oleh peneliti, hanya

kelompok data akhir saja yang akan disajikan atau ditampilkan dalam forum

akademik oleh peneliti sebagai hasil dari penelitian.

4.6.3 Tanpa nama (Anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, maka peneliti akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (observasi),

cukup dengan memberi kode (huruf depan nama inisial) pada masing-masing

lembar tersebut.
49

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini meliputi data umum dan data khusus. Penelitian

dilakukan di tanggal 28 Agustus 2023 dengan sampel 20 responden yang berada

di wilayah kerja RSU PKU Muhammadiyah Rogojampi Banyuwangi.

5.1.1 Data Umum

Data umum terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian dan

karakteristik responden.

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Lokosi penelitan secara umum tergambar berdasarkan letak geografis

a. Letak geografis

Secara geografis RSU PKU Muhammadiyah Rogojampi Kabupaten

Banyuwangi merupakan rumah sakit tipe D yang terletak di Jalan

Diponegoro No.20, Gitik, Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi. Rumah

sakit ini merupakan rumah sakit rujukan dari puskesmas, klinik dan bidan

praktek mandiri. Adapun fasilitas kesehatan yang dekat RSU PKU

Muhammadiyah Rogojampi yaitu : Dr. Gigi Suniyah (196m), PKM Gitik

(550m), BPM laila (781m), Klinik Namira (900m), Klinik Pratama (1,8km),

RS Nahdlatul Ulama (5km). RSU PKU Muhammadiyah Rogojampi

Banyuwangi memiliki beberapa instalasi yang satu sama lain saling

berhubungan, diantaranya adalah Instalasi Rawat Inap, Unit Gawat Darurat


50

(UGD), Intensive Care Unit (ICU), Instalasi Rawat Jalan (Poli), Instalasi

Gizi, Kamar Operasi, Laboratorium, Radiologi, Apotek, Transit Jenazah.

Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Paru RSU PKU

Muhammadiyah Rogojampi Banyuwangi. Poliklinik Paru merupakan

instalasi rawat jalan penyakit Tuberculosis yang terdiri dari 2 ruangan yaitu

Poliklinik Paru dan Ruang isolasi dimana ruangan ini diperuntukkan bagi

pasien yang diadviskan dokter untuk nebulasi. Di Poliklinik Paru terdapat 3

pegawai yang menangani pasien, satu dokter , dua perawat. Fasilitas yang

ada di Poliklinik Paru terdiri dari bilik dahak, alat pengukur tekanan darah,

stetoskop, termometer, pot sputum steril, ruang tunggu dengan ventilasi

yang baik, tempat khusus untuk membuang dahak, tempat sampah infesius

dan non infeksius. Fasilitas ini sudah memenuhi syarat pencegahan dan

pengendalian infeksi (PPI) yang bertujuan meningkatkan rasa nyaman dan

untuk mengurangi resiko penularan silang ke pasien lain.

Untuk meningkatkan angka kesembuhan, menurunkan angka kematian

dan menurunkan pasien drop out maka di cetuskanlah program pengobatan

selama 6 bulan minum obat tidak boleh putus. Program lain yang ada di

Poliklinik Paru salah satunya adalah dengan pemberian pendidikan

kesehatan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui poster

maupun leaflet mengenai tuberkulosis untuk meningkatkan pengetahuan

pasien maupun keluarga sehingga mau menerapkan perilaku pencegahan

penularan.
51

2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden terdiri dari: jenis kelamin, pekerjaan,

pendidikan, usia.

a. Usia

Tabel 5. 1 Distribusi responden berdasarkan usia pada penelitian pendidikan kesehatan


menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan dan sikap pencegahan
penularan pada keluarga dengan Tuberkulosis paru di poliklinik paru RSU PKU
Muhamamdiyah Rogojampi Banyuwangi.

N Usia Frekuensi Persentase %


o
1 17-27 tahun 8 40 %
2 28-38 tahun 6 30 %
3 39-49 tahun 3 15 %
4 50-60 tahun 3 15 %
Jumlah 20 100 %

Berdasarkan Tabel 5.1 diketahui bahwa responden yang berusia 17-27

tahun (40%), usia 28-38 tahun (30%), sedangakan usia 39-49 tahun dan usia

50-60 tahun (15%).

b. Jenis kelamin

Tabel 5. 2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin pada penelitian pendidikan


kesehatan menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan dan sikap
pencegahan penularan pada keluarga dengan Tuberkulosis paru di poliklinik
paru RSU PKU Muhamamdiyah Rogojampi Banyuwangi.

N Jenis Kelamin Frekuensi Persentase %


o
1 Laki-laki 6 30 %
2 Perempuan 14 70 %
Jumlah 20 100%

Berdasarkan Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 20 responden hampir

seluruhnya berjenis kelamin Perempuan (70%) dan jenis kelamin laki-laki

(30%).
52

c. pendidikan

Tabel 5. 3 Distribusi responden berdasarkan pendidikan pada penelitian pendidikan


kesehatan menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan dan sikap
pencegahan penularan pada keluarga dengan Tuberkulosis paru di poliklinik
paru RSU PKU Muhamamdiyah Rogojampi Banyuwangi.

N Pendidikan Frekuensi Persentase %


o
1 Tidak Sekolah 0 0%
2 SD 6 30 %
3 SMP 6 30 %
4 SMA 5 25 %
5 D3/Perguruan Tinggi 3 15 %
Jumlah 20 100%

Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 20 responden hampir

stengah responden berpendidikan SD dan SMP (30%), dan SMA (25%)

sedangkan D3/Perguruan Tinggi (15%).

d. Pekerjaan

Tabel 5. 4 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan pada penelitian peangaruh


pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan dan
sikap pencegahan penularan pada keluarga dengan Tuberkulosis paru di
poliklinik paru RSU PKU Muhamamdiyah Rogojampi Banyuwangi.

N Pekerjaan Frekuensi Persentase %


o
1 Tidak bekerja 8 40%
2 Karyawan swasta 4 20%
3 Wiraswasta 7 35%
4 PNS/pensiunan PNS 1 5%
5 Lain-lain 0 0%
Jumlah 20 100%

Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 20 responden pada

penelitian ini mayoritas Tidak bekerja (40%), Karyawan Swasta (20%),

Wiraswasta (35%), dan PNS/Pensiuanan PNS (5%).

5.1.2 Data Khusus


53

1. Pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet terhadap

pengetahuan keluarga dalam upaya pencegahan Tuberkulosis Paru

Tabel 5. 5 Pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan


keluarga sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan pencegahan
penularan Tuberkulosis paru di poliklinik paru RSU PKU Muhamamdiyah
Rogojampi Banyuwangi.

Pengetahuan
Kritaeria Pengetahuan
Sebelum Persentase Sesudah Persentase
Baik 3 15% 18 90%
Cukup 15 75% 2 10%
Kurang 2 10% 0 0%
Jumlah 20 100% 20 100%
Nilai signifikan ρ : 0.00
Wilcoxon Sign Rank Test

Dari gambar diatas diketahui bahwa dari 20 responden sebelum

diberikan pendidikan kesehatan, responden mempunyai tingkat pengetahuan

cukup (75%), pengtahuan baik (15%), pengetahuan kurang (10%) dan setelah

diberikan pendidikan kesehatan responden mempunyai tingkat pengetahuan

baik yaitu (90 %), pengtahuan cukup (10%).

2. Pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet terhadap sikap

keluarga dalam upaya pencegahan Tuberkulosis Paru

Tabel 5. 6 Pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet terhadap sikap


keluarga sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan pencegahan
penularan Tuberkulosis paru di poliklinik paru RSU PKU Muhamamdiyah
Rogojampi Banyuwangi.

Sikap
Kritaeria Sikap
Sebelum Persentase Sesudah Persentase
Baik 2 10% 19 95%
Cukup 16 80% 1 5%
Kurang 2 10% 0 0%
Jumlah 20 100% 20 100%
Nilai signifikan ρ: 0.00
Wilcoxon Sign Rank Test
54

Dari gambar diatas diketahui bahwa dari 20 responden sebelum

diberikan pendidikan kesehatan responden mempunyai tingkat sikap cukup

yaitu (80%), sikap baik dan kurang (10%) dan sesudah diberikan pendidikan

kesehatan mayoritas (95%) mempunyai tingkat sikap baik, (5%) mempunyai

tingkat sikap cukup.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Tingkat pengetahuan keluarga tentang pencegahan penularan

Tuberculosis Paru sebelum dan setelah diberikan Pendidikan Kesehatan

menggunakan media leaflet

Berdasarkan data pada tabel 5.5 mengenai pengetahuan keluarga

pencegahan penularan penyakit Tuberculosis paru sebelum diberikan

pendidikan kesehatan di poliklinik paru RSU PKU Muhamamdiyah

Rogojampi Banyuwangi tahun 2023, didapatkan bahwa dari 20 responden,

terdapat 75% responden yang pengetahuan pencegahan penularannya cukup,

15% responden menunjukkan pengetahuan pencegahan yang baik, dan 10%

responden yang pengetahuan pencegahan penularannya kurang.

Sedangakan data pada table 5.5 mengenai pengetahuan keluarga

tentang pencegahan penularan penyakit Tuberculosis paru sesudah diberikan

pendidikan kesehatan di poliklinik paru RSU PKU Muhamamdiyah

Rogojampi Banyuwangi tahun 2023, didapatkan bahwa dari 20 responden,

terdapat sebagian besar responden dengan jumlah prosentase 90%

menunjukkan tingkat pengetahuan pencegahan penularan yang baik, dan


55

sebagian kecil 10% responden tingkat pengetahuan pencegahan penularan

berada pada kategori cukup.

Menurut (Swarjana, 2022) Pengetahuan adalah informasi,

pemahaman dan keterampilan yang kita peroleh dari pendidikan atau

pengalaman. Menurut (Wulandari, 2019) faktor yang mempengaruhi

pengetahuan salah satunya yaitu Pendidikan. Pendidikan merupakan

bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain mengenai suatu hal

agar mereka dapat memahami. Pendidikan kesehatan adalah sebuah upaya

persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau

melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara, dan meningkatkan taraf

kesehatannya (Notoadmojo, 2018). Pendidikan ialah salah satu usaha untuk

meningkatkan karakter seseorang agar orang tersebut dapat memiliki

kemampuan yang baik.

Berdasarkan teori dan penelitian terkait, peneliti berasumsi bahwa

pengalarnan responden tentang Tuberculosis Paru dan tingkat pendidikan

responden yang bervariasi, hal tersebut dapat mempengaruhi perubahan

tingkat pengetahuan. Adapun Tingkat usia responden sebagian besar berusia

17-28 tahun dimana usia ini sudah cukup matang atau dewasa dalam

menerima informasi dan memiliki motivasi untuk meningkatkan kesehatan

baik untuk diri sendiri dan juga keluarganya. Peningkatan pengetahuan yang

terjadi pada keluarga penderita Tuberkulosis Paru tersebut juga disebabkan

adanya pemberian pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan dalam

pelaksanaanya didukung oleh materi pendidikan kesehatan yang sesuai


56

dengan kebutuhan keluarga dan metode yang sesuai dengan pendidikan

responden.

5.2.2 Sikap pencegahan penularan Tuberculosis Paru keluarga sebelum dan

setelah diberikan Pendidikan Kesehatan menggunakan media Leaflet

Berdasarkan data pada tabel 5.6 mengenai sikap keluarga tentang

pencegahan penularan penyakit Tuberculosis paru sebelum diberikan

pendidikan kesehatan di poliklinik paru RSU PKU Muhamamdiyah

Rogojampi Banyuwangi tahun 2023, didapatkan bahwa dari 20 responden,

terdapat 80% responden menunjukkan sikap pencegahan penularannya cukup,

10% responden menunjukkan sikap pencegahan penularan yang baik dan

kurang.

Sedangakan data pada table 5.6 mengenai sikap keluarga tentang

pencegahan penularan penyakit Tuberculosis paru sesudah diberikan

pendidikan kesehatan di poliklinik paru RSU PKU Muhamamdiyah

Rogojampi Banyuwangi tahun 2023, didapatkan bahwa dari 20 responden,

terdapat sebagian besar responden dengan jumlah prosentase 95%

menunjukkan sikap pencegahan penularan yang baik, dan sebagian kecil 5%

responden tingkat pengetahuan pencegahan penularan berada pada kategori

cukup.

Menurut (Wulandari, 2019), sikap dapat didefinisikan kesiapan

pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu.

Sikap ini dapat bersifat positif, dan dapat pula bersifat negative. Menurut
57

(Notoatmodjo, 2016) menyatakan bahwa sikap terdapat tiga komponen yaitu

kepercayaan atau keyakinan, kehidupan emosional dan kecenderungan untuk

bertindak trend to behave. Kesadaran responden terhadap kesehatan didukung

oleh motivasi yang tinggi. Menurut (Notoatmodjo, 2016) menyatakan sikap

adalah kesiapan untuk bertindak, berdasarkan hal tersebut kesiapan tidak akan

terwujud tanpa adanya kesadaran dan motivasi yang tinggi. Dukungan sosial

kususnya keluarga yang lain dan tenaga kesehatan.

Berdasarkan teori dan penelitian terkait, peneliti berasumsi bahwa

masih terdapat tingkat sikap responden yang cukup 5%. Hal ini mungkin

disebabkan oleh: pengetahuan responden dan keluarga yang tidak mendukung,

tingkat pendidikan responden yang sebagian besar SD/SMP. Kebudayaan dan

keyakinan yang kuat yang menyebabkan resistensi terhadap perubahan dalam

kesehatan, persepsi keluarga tentang upaya pencegahan penularan

Tuberculosis paru yang memerlukan waktu, biaya, dan perhatian khusus.

5.2.3 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Leaflet Terhadap

Pengtahuan tentang Pencegahan Penularan pada Keluarga dengan

Tuberculosis Paru

Dalam tabel 5.5 mengenai pengaruh pendidikan kesehatan

menggunakan media leflet terhadap pengetahuan tentang pencegahan

penularan penyakit Tuberculosis paru sebelum dan setelah diberikan

pendidikan kesehatan di poliklinik paru RSU PKU Muhamamdiyah

Rogojampi Banyuwangi tahun 2023 didapatkan, dari 20 responden sebagian


58

besar responden mempunyai tingkat pengetahuan cukup (75%) dan setelah

diberikan pendidikan kesehatan mayoritas mempunyai tingkat pengetahuan

baik yaitu (90 %) responden. Hasil pengujian stastitik dengan uji Wilcoxon

Signed Rank Test menunjukkan nilai signifikasi ρ=0,000, maka H0 ditolak

yang berarti ada pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet

terhadap pengetahuan tentang pencegahan penularan pada keluarga dengan

Tuberculosis Paru.

Dalam teori pemberian pendidikan kesehatan merupakan hal yang

penting dilakukan sebagai upaya promotif dan preventif yang dapat

meningkatkan pengetahuan serta keterampilan individu. Inilah yang akan

meningkatkan penetahuan seseorang. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh (Gusneli & Rizanda, 2020) Pengaruh pendidikan kesehatan

terhadap perilaku keluarga penderita tb dalam upaya penanggulangan TB

dewasa di Kabupaten ABC Sumatera Barat menunjukkan bahwa seluruhnya

menunjukkan perubahan perilaku setelah diberikan pendidikan kesehatan.

Berdasarkan fakta dan teori diatas peneliti berasumsi, dari hasil uji

stastitik dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan nilai signifikasi

ρ=0,000 dan dengan ditolaknya H0 maka peneliti menyatakan bahwa faktor

yang menyebabkan perubahan pengetahua tentang pencegahan penularan

penyakit pada responden seperti yang dapat dilihat pada tabel 5.5 adalah

perlakuan pendiidkan kesehatan. Hal ini dapat terjadi karena pendidikan

kesehatan adalah salah satu cara yang dapat meningkatkan pengetahuan

responden.
59

5.2.4 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Leaflet Terhadap

Sikap Pencegahan Penularan pada Keluarga dengan Tuberculosis Paru

Dalam tabel 5.6 mengenai pengaruh pendidikan kesehatan

menggunakan media leflet terhadap sikap pencegahan penularan penyakit

Tuberculosis paru sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan di

poliklinik paru RSU PKU Muhamamdiyah Rogojampi Banyuwangi tahun

2023 didapatkan, dari 20 responden sebagian besar responden mempunyai

tingkat sikap cukup yaitu (80%), sikap baik dan kurang (10%) dan sesudah

diberikan pendidikan kesehatan mayoritas (95%) mempunyai tingkat sikap

baik, (5%) mempunyai tingkat sikap cukup. Hasil uji stastitik dengan uji

Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan nilai signifikasi ρ=0,000, maka H0

ditolak yang berarti ada pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media

leaflet terhadap sikap pencegahan penularan pada keluarga dengan

Tuberculosis Paru.

Menurut pendapat (Menga, 2020) sikap adalah tanggapan

berdasarkan penalaran atau pengolahan terhadap sumber informasi serta

keyakinan yang beda. Sikap juga di tentukan oleh seberapa baik penalaran

responden untuk memilih atau mengolah informasi. Salah satu komponen

sikap adalah kognitif yang terbentuk dari informasi yang diterima yang

selanjutnya diproses menghasilkan sesuatu keputusan untuk bertindak. Sikap

akan diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada banyak atau sedikitnya

pengalaman seseorang. Menurut (Wulandari, 2019) faktor yang


60

mempengaruhi pengetahuan salah satunya yaitu Pendidikan. Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang.

Berdasarkan fakta dan teori diatas peneliti berasumsi, dari hasil uji

stastitik dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan nilai signifikasi

ρ=0,000 dan dengan ditolaknya H0 maka peneliti menyatakan bahwa faktor

yang menyebabkan perubahan sikap pencegahan penularan penyakit pada

responden seperti yang dapat dilihat pada tabel 5.6 adalah perlakuan

pendiidkan kesehatan. Hal ini dapat terjadi karena pendidikan kesehatan

adalah salah satu cara yang dapat meningkatkan pengetahuan responden. Hal

tersebut yang selanjutnya diproses menghasilkan sesuatu keputusan untuk

bertindak.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian mengenai pengaruh

pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan dan

sikap pencegahan penularan pada keluarga dengan Tuberculosis Paru di

Poliklinik Paru RSU PKU Muhamamdiyah Rogojampi Banyuwangi, dapat

diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut:

6.1 Kesimpulan

1. Hasil penelitian terhadap pengetahuan keluarga tentang pencegahan

Tuberculosis paru sebelum dilakukan pendidikan kesehatan mayoritas


61

menunjukkan tingkat pengetahuan cukup 75% dan setelah pendidikan

kesehatan menunjukkan tingkat pengetahuan baik yaitu 90 %, dan dapat

disimpulkan bahwa terdapat perubahan terhadap tingkat pengetahuan keluarga

tentang pencegahan penularan Tuberculosis paru setelah dialkukan pendidikan

kesehatan.

2. Hasil penelitian terhadap sikap pencegahan pada keluarga dengan

Tuberculosis paru sebelum dilakukan pendidikan kesehatan mayoritas

menunjukkan sikap cukup 80% dan setelah pendidikan kesehatan hampir

seluruh responden menunjukkan sikap baik yaitu 95 %, dan dapat disimpulkan

bahwa Terdapat perubahan terhadap sikap keluarga tentang pencegahan

penularan Tuberculosis paru setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

3. Hasil uji stastitik pengetahuan dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test

menunjukkan nilai signifikasi ρ=0,000, maka ada pengaruh pendidikan

kesehatan menggunakan media leaflet terhadap pengethauan keluarga tentang

pencegahan penularan Tuberculosis paru.

4. Hasil uji stastitik sikap dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan

nilai signifikasi ρ=0,000, maka ada pengaruh pendidikan kesehatan

menggunakan media leaflet terhadap sikap pencegahan penularan pada

keluarga dengan Tuberculosis Paru.

6.2 Saran

Setelah melakukan uji analisa data dan menyimpulkan bahwa terdapat

pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet terhadap perilaku


62

pencegahan penularan pada keluarga dengan Tuberculosis Paru peneliti

mengharapkan beberapa hal, diantaranya:

1. Bagi responden

Peneliti mengharapkan responden untuk tetap mempertahankan pemberian

pendididkan kesehatan yang telah diberikan dan dapat dijadikan sebagai

pengetahuan dan sikap responden tentang Pengtahuan dan Sikap pencegahan

penularan penyakit dan dapat mencegah peningakatan penularan Tuberculosis

Paru.

2. Bagi tenaga kesehatan

Diharapkan dapat dijadikan dasar dalam mengembangkan intervensi

keperawatan khususnya untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh

Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Leaflet Terhadap Pengtahuan dan

Sikap Pencegahan Penularan pada Keluarga dengan Tuberculosis Paru

3. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan mampu memberikan masukan bagi rumah sakit dalam dunia

kesehatan untuk mampu meningkatkan pencegahan penularan Tuberculosis

Paru.

4. Bagi penulis/peneliti

Peneliti berharap dapat digunakan sebagai data dasar dalam melaksanakan

penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan Pengtahuan dan Sikap

pencegahan penularan penyakit khususnya pada penderita Tuberculosis Paru

dengan desain dan metode yang berbeda..


63

DAFTAR PUSTAKA

Adventus. (2019). Buku Ajar Promosi Kesehatan. Jakarta: Universitas Kristen


Indonesia Jakarta.
Agustiwan, & Ramli. (2022). Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta: PT. GLOBAL
EKSEKUTIF TEKNOLOGI.
Andreto. (2015). Penyakit Menular di Sekitar Anda edisi 1. Jakarta: Pustaka Ilmu
Semesta.
Anggraini. (2023). Promosi dan Pendidikan Kesehatan. Sumatera Barat: PT.
GLOBAL EKSEKUTIF TEKNOLOGI.
Aulawi. (2014). Keperawatan Medikal Bedah (Edition 1). Yogyakarta: Rapha
Publishing.
Brunner, & Bare. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8. Jakarta: EGC.
64

Damayanti. (2017). Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang PHBS Tatanan
Rumah Tangga (ASI Eksklusif) Di Kabupaten Sambas melalui Media Leaflet
Berbahasa Daerah. Jurnal Promosi Promosi Kesehatan Indonesia.
Damayanti, M., & Sofyan, O. (2021). Hubungan Tingkat Pendidikan Terhadap
Tingkat Pengtahuan Masyarakat. Majalah Farmaseutik, 221.
DINKES. (2020). Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi 2020. pemerintah
kabupaten banyuwangi.
Esti, & Johan. (2020). Keperawatan Keluarga dan Askep Stroke. Sumatera Barat:
Pustaka Galeri Mandiri.
Fitriah, M. (2018). Komunikasi Pemasaran Melalui Desain Visual. Yogyakarta:
Deepublish.
Hasnidar. (2020). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Medan: Yayasan Kita Menulis.
65

Kemenkes. (2019). PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN


TATA LAKSANA TUBERKULOSIS. Menteri Kesehatan Indonesia.
Lestari, D. E. (2021). Efektivitas Media Leaflet untuk Meningkatkan Pengetahuan
Siswi Tentang Sadari. Universitas Negeri Semarang.
Manurung. (2016). Asuhan Keperawatan Sistem Respiratory. Jakarta: CV. Trans Info
Media.
Notoadmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan, Cetakan Ketiga.
Yogyakarta: PT Rineka Cipta.
Notoatmodjo. (2016). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.
Nursalam. (2015). Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis. Edisi 4. Jakarta: Salemba
Medika.
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (4th ed). Jakarta:
Salemba Medika.
Nursalam. (2018). Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Pramudaningsih, I. N., & Pujiati, E. (2021). EDUKASI MELALUI MEDIA
BOOKLET TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN COVID-19. Jurnal
Keperawatan dan Kesehatan Masyarkat, 256.
Puastiningsih. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Model Pembelajaran
Think Pair Shareterhadap Pengetahuan Dan Sikap Anak Usia Sekolah Dalam
Konsumsi Sayur. Universitas Airlangga Surabaya, 1-246.
Putri, & Apriali. (2022). Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan dan
Tindakan Keluarga dalam Pencegahan Penularan Tuberkulosis. Jurnal
Akademika Baiturrahim Jambi (JABJ), 227.
Saferi, W. A. (2017). KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH. YOGYAKARTA: Nuha
Medika.
Salamung, N., & Pertiwi, M. R. (2021). KEPERAWATAN KELUARGA (FAMILY
NURSING). Pamekasan: Duta Media Publishing.
Siregar. (2020). Keperawatan Komunitas. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.
Sugiyono. (2019). Metodelogi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan R&D.
Bandung: PT. Alfabeta.
Utari, P. (2018). Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Tentang Pemberian
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Dini pada Bayi Usia 0-6
Bulan. Perpustakaan Poltekkes Denpasar, 13.
Wahyuni. (2021). Buku Ajar Dasar Biomedik Lanjutan. Yogyakarta: Deepublish.
Widiyastuti, P., & Ratnasari. (2022). (2022). Promosi dan Pendidikan Kesehatan. PT
SADA KURNIA PUSTAKA.
Wulandari, N. S. (2019). Pengaruh Edukasi Terhadap Perilaku Pencegahan Penularan
Penyakit Penderita Tuberculosis Paru. PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS
AIRLANGGA LAPORAN, 1.
66
Lampiran 1 Formulir Pengajuan Judul Skripsi

FORMULIR PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI

Kepada : LPPM

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATN STIKES HUSADA JOMBANG


BIODATA MAHASISWA NIM : 2021030444 IPK :
Nama Anindita Amalia Rizky
Tempat Tanggal Lahir Banyuwangi, 4 Oktober 1996
Alamat Tinggal Dsn. Semalang Rt 02 Rw 01, Desa
Sumbersari, Kec. Srono-Banyuwangi.
No Telp 085259560556
Alamat Email Aninditaamalia100@gmail.com
Lainnya -

PROFIL PENELITIAN

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Leaflet Terhadap


Judul
Perilaku Pencegahan Penularan pada Keluarga dengan Tuberkulosis Paru di
Skripsi
Poliklinik Paru RSU PKU Muhamamdiyah Rogojampi Banyuwangi
Pembimbing I Pembibing II

Prawito, S.Kep., Ns., M.Kep Fakhrun Nisa’ F, S.Kep., Ns., M.Kep


NPP. 011305109 NPP. 011305144

Mengetahui

KETUA
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ka. Prodi Sarjana Keperawatan STIKES
Husada Jombang HUSADA Jombang

Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes., MM Sylvie Puspita, S.Kep., Ns., M.Kep
NPP. 010201001 NPP. 011305103
MAHASISWA

Anindita Amalia Rizky


NIM: 2021030444
Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 3 Surat Balasan Penelitian
Lampiran 4 Etik Penelitian
Lampiran 5 Permohonan Menjadi Responden

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Anindita Amalia Rizky
NIM : 2021 03 0444
Adalah mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKES Husada
Jombang. Saya bermaksud akan melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Menggunakan Media Leaflet Terhadap Pengetahuan dan Sikap
Pencegahan Penularan pada Keluarga Dengan Tuberkulosis Paru di Poliklinik Paru
RSU PKU Muhammadiyah Rogojampi Banyuwangi”. Dosen pembimbing dalam
penelitian saya ini adalah Prawito, S.Kep., Ns., M.Kep dari STIKES Husada Jombang
dan Fakhrun Nisa’ F, S.Kep., Ns., M.Kep dari STIKES Husada Jombang.
Penelitian ini bermanfaat sebagai Upaya Pencegahan penularan Tuberculosis
paru pada keluarga dan Pencegahan penularan Tuberculosis tidak hanya menjadi
tanggungjawab bidang kesehatan namun juga perlu melibatkan keluarga penderita
Tuberculosis paru yang setiap harinya ada bersama penderita TB. Keluarga
mempunyai peran yang sangat penting dalam merawat anggota keluarganya yang
menderita Tuberculosis paru.
Saya mohon partisipasi Bapak/ Ibu menjadi responden dalam penelitian ini.
Semua data yang telah dikumpulkan akan dirahasiakan. Apabila dalam penelitian ini
responden merasa tidak nyaman dengan kegiatan yang dilakukan, responden berhak
untuk mengundurkan diri.
Apabila Bapak/ Ibu bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, silahkan
menandatangani pada lembar persetujuan yang telah disediakan. Atas perhatian dan
partisipasinya saya mengucapkan terimakasih
Hormat Saya

(Anindita Amalia R)
Lampiran 6 Informed Consent
PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)
RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
Telah mendapatkan keterangan secara terinci dan jelas mengenai:
1. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media
Leaflet Terhadap Pengetahuan dan Sikap Pencegahan Penularan pada Keluarga
dengan Tuberculosis Paru “
2. Perlakuan yang akan diterapkan pada subyek
3. Manfaat ikut sebagai subyek penelitian
4. Bahaya yang ditimbulkan
5. Prosedur penelitian dan mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan yang
berhubungan dengan penelitian tersebut.

Oleh karena itu saya bersedia tidak bersedia *) menjadi subjek penelitian dengan
penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan. Demikian pernyataan ini saya buat dengan
sebenarnya tanpa tekanan dari pihak manapun.
Jombang, 28 Agustus 2023
Peneliti Responden

(Anindita Amalia Rizky) (………………………….)


Saksi Saksi

(………………………….) (………………………….)
Lampiran 7 Lembar Konsultasi dosen pembimbing 1

LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG

Nama : Anindita Amalia Rizky


NIM : 2021.03.0444
Judul skrisi Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Leaflet
Terhadap Pengetahuan dan Sikap Pencegahan Penularan pada
:
Keluarga dengan Tuberkulosis Paru di Poliklinik Paru RSU PKU
Muhamamdiyah Rogojampi Banyuwangi
Dosen Pembimbing 1 : Prawito, S.Kep., Ns., M.Kep

TANDA TANGAN
NO TANGGAL HASIL KONSULTASI
PEMBIMBING 1
1. 08/05/2023 ACC JUDUL 1
2 30/06/2023 - Ujian Proposal
- Ganti Judul Proposal
3 01/07/2023 Pengajuan judul yg ke 2
- Acc judul ke 2
4 21/07/2023 Bab 1
- Latar belakang MSKS
Bab 2
- bagian akhir diberi review jurnal
minimal 3 penelitian dalam bentuk tabel
Bab 4
- lengkapi instrumen penelitian
5 28/07/2023 Acc
Lanjut etik
Lampiran 8 Lembar Konsultasi dosen pembimbing 2

LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG

Nama : Anindita Amalia Rizky


NIM : 2021.03.0444
Judul skrisi Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Leaflet
Terhadap Pengetahuan dan Sikap Pencegahan Penularan pada
:
Keluarga dengan Tuberkulosis Paru di Poliklinik Paru RSU PKU
Muhamamdiyah Rogojampi Banyuwangi
Dosen Pembimbing 2 : Fakhrun Nisa’ F.,S.Kep., Ns., M.Kep

TANDA TANGAN
NO TANGGAL HASIL KONSULTASI
PEMBIMBING 1
1. 08/05/2023 ACC JUDUL 1
2 30/06/2023 - Ujian Proposal
- Ganti Judul Proposal
3 01/07/2023 Pengajuan judul yg ke 2
- Acc judul ke 2
4 05/08/2023 Perbaiki daftar tabel, gambar, lampiran
Bab 1
- dari judul saja medianya menggunakan
leaflet. Tp tidak ada disinggung dan
dibahas sama sekali terkait leaflet untuk
pasien tbc
- perbaiki tujuan khusus
- review jurnal dipindal di bagian ahir bab 2
Bab 2
- direvisi untuk penambahan, pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen belum ditambahkan
Bab 3
- terkait leafletnya juga belum ada , jadi
harus konsisten. Antara judul --> kerangka
konsep --> hipotesis --> Defisini
operasional --> BAB IV mulai desain
penelitian dll
Lampiran 9 Jadwal Penelitian

JADWAL PENELITIAN
Mei
Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des
No Kegiatan 202
2023 2023 2023 2023 2023 2023 2023
3
1 Pembagian Pembimbing dan Buku
Pedoman
2 Pengajuan Judul Penelitian
3 Studi Pendahuluan (Surat
Permohonan)
4 Penyusunan Bab I
5 Penyusunan Bab II
6 Penyusunan Bab III
7 Penyusunan Bab IV
8 Ujian Proposal
9 Revisi Proposal Skripsi
10 Pengumpulan data penelitian
11 Penyusunan Skripsi
12 Uji Etik
13 Pengambilan Data
14 Konsultasi Skripsi
15 Revisi Skripsi
16 Ujian Skripsi
17 Revisi Skripsi
18 Pengumpulan Skripsi
Lampiran 10 Kuesioner
KUESIONER

Judul : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Leaflet


Terhadap Pengetahuan dan Sikap Pencegahan Penularan Pada
Keluarga Dengan Tuberkulosis Paru di Poliklinik Paru Rsu Pku
Muhamamdiyah Rogojampi Banyuwangi

Kode Responden :

Petunjuk : Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan sejujurnya, sesuai


dengan hati nurani anda. Coretlah dengan tanda ( √) pada kotak
sebelah kiri jawaban yang anda pilih.

A. DATA UMUM RESPONDEN


1. USIA

17-27 tahun
28-38 tahun
39-49 tahun
50-60 tahun

2. JENIS KELAMIN

Laki-Laki
Perempuan

3. PENDIDIKAN

SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
4. PEKERJAAN

Karyawan Swasta
Wiraswasta
PNS/pensiunan PNS
Tidak Bekerja
Lain-lain…

B. KUESIONER PENGETAHUAN

Petunjuk:
Jawablah pertanyaan dibawah ini, tentukan pilihan jawaban yang anda anggap paling
benar dengan memberikan tanda silang (x) pada kolom yang tersedia.

NO PERTANYAAN BENAR SALAH


1 Penyakit TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh
bakteri tuberculosis.
2 Infeksi tuberkuosis menular ketika penderita aktif
bemyanyi dan berbicara sehingga menimbulkan percikan
ludah yang kemudian masuk pada orang
3 Kuman TBC dapat mengkontaminasi keorang lain ketika
penderita bemafas dihadapan orang lain sehingga teijadi
pertukaran nafas.
4 Kuman TBC dapat pula menular pada orang lain pada
saat bersentuhan kulit.
5 Salah satu keluhan dari penyakit TBC adalah batuk atau
batuk darah selama 3 minggu.
6 Penderita yang batuk lebih dari 3 minggu harus diperiksa
dahak untuk mengetahui penyakitnya.
7 Alat makan dan minum penderita TBC harus dipisahkan
dan dicuci tersendiri dari anggota keluarga lain, karena
bakteri TBC juga bisa menular lewat makanan.
8 Bagi penderita TBC harus dipisahkan tempat khusus
untuk membuang ludah, dan diberi cairan karbol, lisal
atau sabun.
9 Penderita TBC diperbolehkan tidur satu kamar dengan
keluarga lain asalkan tempatnya agak berjauhan.
10 Mengupayakan sirkulasi udara dan cahaya matahari yang
cukup dapat menurunkan resiko penularan TBC, karena
sinar matahari dapat membunuh kuman TBC.
11 Salah satu upaya lain mencegah penularan TBC adalah
dengan menutup jendela agar kuman tidak bisa masuk
ketempat lain.
12 Minum obat dilakukan pada saat batuk darah bagi
penderita TBC dapat mencegah penularan pada orang
lain.
13 Salah satu upaya pencegahan penu1aran TBC bisa
dilakukan dengan makan makanan yang bergizi.
14 Pada keluarga yang mempunyai balita untuk mencegah
penularan TBC yaitu dengan memberikan imunusasi
BCG.
15 Meludah di tempat yang terkena sinar matahari
diperbolehkan bagi penderita TBC, jika tidak ada tempat
untuk meludah.
16 Lingkungan rumah tentang pencahayaan dan kelembaban
ruangan mempengaruhi terjadinya penularan TBC.
17 Menjemur tempat tidur bekas penderita TBC secara
teratur dapat menurunkan resiko penularan TBC.
18 Pada penderita TBC, bila terlambat minum obat harus
mengulang lagi dari awal.
19 Putus berobat bagi penderita TBC menyebabkan kuman
kebal dan sulit disembuhkan.
20 Memberikan makanan yang cukup gizi pada penderita
TBC dapat meningkatkan proses penyembuhan.

C. KUESIONER SIKAP

Petunjuk pengisian :
Beri tanda (√) pada pernyataan menurut pilihan anda.
Keterangan :
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat tidak setuju

STS TS S SS
N
PERNYTAAN
O 1 2 3 4
1 Sebagai keluarga saya akan menganjurkan penderita
TBC harus selalu menutup mulut bila batuk atau
bersin.
2 Menurut saya penting bagi penderita TBC diberikan
tempat khusus untuk membuang ludah.
3 Dalam keluarga tidak benar jika penderita TBC
menggunakan alat makan bersama dengan keluarga
lain.
4 Memeriksakan anggota keluarga lainnya apakah
juga terkena penularan TBC adalah penting.
5 Saya akan memodifikasi lingkungan untuk
menurunkan resiko penularan TBC pada keluarga
saya.
1. Memercik air sebelum menyapu.
2. Membersihkan debu dengan lap basah.
3. Membuka pintu & jendela pada pagi & siang
hari.
6 Penderita TBC tidak boleh tinggal sekamar dengan
anggota keluarga lainnya.
7 Penting bagi anggota keluarga untuk makan
makanan yang bergizi dalam mencegah penularan
dan meningkatkan daya tahan tubuh.
8 Sebagai keluarga saya akan menganjurkan pada
penderita TBC, tidak boleh putus berobat sebelum
sembuh.
9 Penting bagi penderita dan anggota keluarga lain
untuk menjaga stamina dan membiasakan hidup
sehat.
10 Imunisasi BCG penting untuk diberikan pada
anggota keluarga keluarga yang mempunyai anak
balita
Lampiran 11 SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Tuberculosis Paru (TBC)


Sasaran : Keluarga penderita Tuberculosis Paru
Tempat : Poliklinik Paru RSU PKU Muhammadiyah Rogojampi Bnayuwangi.
1. Tujuan
a. Tujuan Penyuluhan Umum (TPU)
Untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dalam
upaya pencegahan penularan tuberculosis paru.
b. Tujuan Penyuluhan Khusus (TPK)
Setelah diberikan penyuluhan keluarga dengan salah satu anggota yang
menderita TBC dapat:
1) Menyebutkan pengertian TBC.
2) Menyebutkan tujuan upaya pencegahan penularan TBC.
3) Menyebutkan cara-cara penularan TBC.
4) Menyebutkan upaya pencegahan penularan yang dapat dilakukan.

2. Materi Penyuluhan
a. Pengertian TBC.
b. Tujuan upaya pencegahn penularan TBC.
c. Cara-cara penularan TBC.
d. Upaya pencegahan penulran TBC.
3. Kegiatan Penyuluhan
a. Metode:
 Ceramah
 Tanya jawab terhadap keluarga
4. Langkah – langkah

N Kegiatan
Pertemuan
o Penyuluh Sasaran
1. Pembukaan a. Salam pembuka a. Menjawab salam
5 menit b. Perkenalan b. Mendengarkan dengan
c. Menjelaskan maksud dan seksama
tujuan penyuluhan c. Mendengarkan

2. Pembahasan a. Menjelaskan tentang a. Memperhatikan dan


15 menit pengertian TBC mendengarkan penjelasan
memperhatikan b. Menerima penjelasan yang
b. Menjeaskan tentang tujuan di sampaikan
pencegahan penularan TBC c. Mendengarkan dan
c. Menjelaskan tentang cara- cara memperhatikan
d. Mendengarkan dan
penularan TBC
memperhatikan
d. Menjelaskan tentang upaya
pencegahan penularan TBC
3. Penutup a. Melakukan evaluasi a. Mendengarkan dan
10 menit b. Menyimpulkan kegiatan memperhatikan
c. Salam penutup b. Menyimpulkan bersama
c. Menjawab salam

5. Alat/ Sarana dan Sumber Pembelajaran


a. Alat/ Sarana : Leaflet
6. Kriteri evaluasi
a. Kriteria struktur
- Peserta : Keluarga penderita TBC yang menjalani pengobatan di Poliklinik
paru RSU PKU Muhammadiyah Rogojampi Banyuwangi.
- Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum
penyuluhan.
b. Kriteria proses
- Peserta TBC antusias terhadap materi penyuluhan.
- Peserta konsentrasi mendengar penyuluhan.
- Peserta aktif bertanya dan menjawab pertanyaan secara lengkap dan benar

c. Kriteria hasil
- Keluarga mengetahui tentang pengertian TBC
- Keluarga mengetahui tentang tujuan pencegahan penularan TBC
- Keluarga mengetahui tentang cara-cara penularan TBC
- Keluarga mengetahui upaya pencegahan penularan TBC
Lampiran 12 Materi Penyuluhan
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian TBC

Tubeculosis Paru adalah suatu penyakit infeksi yang menyerang paru-


paru yang secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan
nekrosi jaringan. Penyakit ini bersifat menahun dan dapat menular dari penderita
ke orang lain (Manurung, 2016).
B. Cara penularan

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang


dapat menyerang paru. TBC sangat mudah menular , yaitu lewat cairan disaluran
nafas yang keluar ke udara lewat batuk atau bersin dan dihirup oleh orang orang
disekitarnya (Andreto, 2015).
Penyakit infeksi yang menyebar dengan rute naik di udara. Infeksi
disebabkan oleh penghisapan air liur yang berisi bakteri tuberculosis
(mycrobacterium tuberculosis). Seorang yang terkena infeksi dapat menyebarkan
partikel kecil melalui batuk, bersin, atau berbicara. Berhubungan dekat dengan
mereka yang terinfeksi meningkatkan kesempatan untuk transmisi. Begitu
terhisap, organisme secara khas diam di dalam paru-paru, tetapi dapat
menginfeksi organ tubuh lainnya (Aulawi, 2014).
C. Gejala umum Tuberculosis Paru

Menurut (Manurung, 2016) manifestasi klinis yang terdapat pada klien


Tuberkulosis Paru antara lain :
1. Batuk lebih dari tiga minggu
2. Sesak napas
3. Batuk berdarah
4. Sakit di dada selama lebih dari tiga minggu
5. Demam lebih dari 3 minggu

D. Diagnosis Tuberculosis Paru

Menurut (Kemenkes RI, 2019) diagnosis tuberkulosis dapat ditegakkan


melalui pemeriksaan spesimen dahak sewaktu-pagisewaktu (SPS) yang dilakukan
secara mikroskopis dalam waktu 2 hari.
3. Diagnosis TB paru
Diagnosis TB paru pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya
kuman TB. Pada program TB nasional, penemuan BTA melalui pemeriksaan
dahak mikroskopis merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan lain seperti foto
thoraks, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang
diagnosis sesuai indikasinya. Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya
berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu
memberikan gambaran yang khas pada TB paru, sehingga sering terjadi
overdiagnosis.
4. Diagnosis TB ekstra paru
Didasarkan pada gejala dan keluhan tergantung organ yang terkena, misalnya
kaku kuduk pada Meningitis TB, nyeri dada pada TB pleura (Pleuritis),
pembesaran kelenjar limfe superfisialis pada limfadenitis TB dan deformitas
tulang belakang (gibbus) pada spondilitis TB dan lain-lain. Diagnosis pasti
ditegakkan dengan pemeriksaan klinis, bakteriologis dan atau histopatologi
yang diambil dari jaringan tubuh yang terkena.
E. Tujuan upaya pencegahan
1. Keluarga dapat melakukan tindakan upaya pencegahan penularan TB paru.
2. Menurunkan resiko terjadinya penularan pada anggota keluarga yang lain
maupun orang lain.
F. Tindakan pencegahan Tuberculosis paru
1. Menutup mulut bila batuk dan bersin
2. Tidak membuang ludah di sembarang tempat
3. Membuang ludah atau dahak pada wadah tertutup yang telah disediakan
misalnya kaleng yang telah diisi pasir atau cairan lisol.
4. Tidak tinggal sekamar dengan anggota keluarga yang lain.
5. Jemur tempat tidur bekas penderita cukup teratur.
6. Minum obat secara teratur sampai selesai program pengobatan.
7. Memisahkan alat makanan dan minum dengan anggota keluarga yang lain.
8. Memeriksa anggota keluarga lainnya apakah juga terkena penularan
Tubeculosis paru atau TBC.
9. Menganjurkan kepada anggota keluarga lain untuk menjaga stamina dan
membiasakan hidup sehat.
10. Menganjurkan kepada anggota keluarga untuk. memberikan imunisasi BCG
kepada anggota keluarganya yang mempunyai anak balita.
11. Memodifikasi lingkungan yang dapat menurunkan resiko penularan
Tuberculosis paru atau TBC antara lain :
- Jendela atau ventilasi yang cukup ( 20 % dari luas lantai )
- Bebas dari debu rumah
- Lantai yang tidak lembab
- Kebersihan lingkungan harus dijaga
- Pencahayaan cukup yaitu ± 15% sampai ± 20% luas lantai, diupayakan
sinar matahari dapat langsung masuk kedalam ruangan, dan diusahakan
matahari lama menyinari lantai bukan dinding.
Lampiran 13 Leaflet
Lampiran 14 Distribusi Frekuensi Responden

Distribusi Frekuensi Responden

Kode Jenis
USIA Pendidikan Pekerjaan
Resp. Kelamin
01 50 Perempuan SD Karyawan Swasta
02 37 Perempuan SMA Tidak Bekeja
03 35 Perempuan SD Tidak Bekeja
04 50 Perempuan SD Wiraswasta
05 48 Laki-Laki SD Wiraswasta
06 33 Perempuan SMP Karyawan Swasta
07 50 Laki-Laki D3/Perguruan Tinggi Wiraswasta
08 40 Laki-Laki SMA Wiraswasta
09 26 Perempuan SMP Tidak Bekeja
10 43 Perempuan SMP Tidak Bekeja
11 21 Perempuan D3/Perguruan Tinggi Tidak Bekeja
12 18 Perempuan SD Wiraswasta
13 20 Perempuan SMP Karyawan Swasta
14 35 Perempuan SD Karyawan Swasta
15 35 Perempuan D3/Perguruan Tinggi PNS/pensiunan PNS
16 35 Laki-Laki SMA Wiraswasta
17 27 Perempuan SMA Tidak Bekeja
18 26 Perempuan SMP Tidak Bekeja
19 24 Laki-Laki SMP Wiraswasta
20 27 Laki-Laki SMA Tidak Bekeja
Lampiran 15 Data Kuesioner Pre Test Pengtahuan

Data Kuesioner Pre Test Pengtahuan

Kode Pernyataan Pre Test


Jumlah
Resp 1 1 Skor % Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 16 17 18 20 Skor
. 5 9
01 5 5 0 5 5 5 0 5 0 0 0 5 0 5 5 0 5 5 0 5 60 60% Perilaku Cukup
02 5 5 5 5 5 5 0 5 0 5 0 5 0 5 5 0 5 5 0 5 70 70% Perilaku Cukup
03 5 5 0 5 0 5 5 5 0 0 5 5 0 5 0 0 5 5 0 5 60 60% Perilaku Cukup
04 5 5 5 0 5 5 0 5 5 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 80 80% Perilaku Baik
05 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 0 5 0 5 0 5 75 75% Perilaku Cukup
06 5 0 0 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 80 80% Perilaku Baik
07 5 5 0 0 5 5 5 5 0 5 5 0 5 5 0 5 5 0 0 0 60 60% Perilaku Cukup
08 5 5 0 5 5 5 5 5 0 5 5 0 5 5 0 5 5 5 0 5 75 75% Perilaku Cukup
09 5 5 5 5 5 0 5 5 0 5 5 0 5 5 0 0 5 5 0 5 70 70% Perilaku Cukup
10 5 5 0 5 5 5 0 5 0 0 0 5 0 5 5 0 5 5 0 5 60 60% Perilaku Cukup
11 5 5 5 5 5 0 0 5 0 5 5 0 5 5 0 0 5 5 0 5 65 65% Perilaku Cukup
12 5 0 5 5 5 0 5 0 5 5 0 0 5 0 5 5 0 5 5 5 65 65% Perilaku Cukup
13 5 5 0 5 5 5 5 5 0 5 5 0 5 5 0 5 5 5 0 5 75 75% Perilaku Cukup
14 5 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 80 80% Perilaku Baik
15 5 5 0 0 5 0 5 0 0 5 0 0 5 5 0 5 5 5 5 5 60 60% Perilaku Cukup
16 5 5 0 5 5 5 0 5 0 0 0 5 0 5 0 0 5 5 0 5 55 55% Perilaku Kurang
17 5 5 0 5 5 5 5 5 0 5 5 0 5 5 0 5 5 5 0 5 75 75% Perilaku Cukup
18 5 5 0 0 5 0 5 5 0 5 0 0 5 5 0 5 5 0 0 5 55 55% Perilaku Kurang
19 5 5 0 0 5 0 0 5 0 5 5 0 5 0 0 5 5 5 5 5 60 60% Perilaku Cukup
20 5 5 5 5 5 0 5 5 0 5 5 0 5 5 0 0 5 5 0 5 70 70% Perilaku Cukup
Lampiran 16 Data Kuesioner Post Test Pengtahuan

Data Kuesioner Post Test Pengtahuan

Kode Pernyataan Post Test


Jumlah
Resp 1 1 1 Skor % Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13 15 16 18 19 20 Skor
. 1 4 7
01 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 85 85% Perilaku Baik
02 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 0 5 0 5 5 0 5 5 5 5 80 80% Perilaku Baik
03 5 5 0 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 80 80% Perilaku Baik
04 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95 95% Perilaku Baik
05 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 90 90% Perilaku Baik
06 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 85 85% Perilaku Baik
07 5 5 0 0 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 80 80% Perilaku Baik
08 5 5 0 5 5 5 5 5 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 85 85% Perilaku Baik
09 5 5 5 5 5 0 5 5 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 85 85% Perilaku Baik
10 5 0 0 5 5 5 0 5 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 75% Perilaku Cukup
11 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 90 90% Perilaku Baik
12 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5 80 80% Perilaku Baik
13 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95 95% Perilaku Baik
14 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95 95% Perilaku Baik
15 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95 95% Perilaku Baik
16 5 5 0 5 5 5 0 5 0 5 0 5 5 5 5 0 5 5 5 5 75 75% Perilaku Cukup
17 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 0 5 5 0 5 5 5 5 5 85 85% Perilaku Baik
18 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90 90% Perilaku Baik
19 5 5 5 5 5 5 0 5 0 5 5 0 5 0 5 5 5 5 5 5 80 80% Perilaku Baik
20 5 5 5 5 5 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90 90% Perilaku Baik
Lampiran 17 Data Kuesioner Pre Test Sikap

Data Kuesioner Pre Test Sikap

Kode PERNYATAAN Jumlah


Skor % Kategori
Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor
01 3 3 1 2 3 2 3 4 3 3 27 68% Perilaku Cukup
02 3 2 1 2 3 3 3 4 3 3 27 68% Perilaku Cukup
03 3 3 1 1 3 2 3 4 3 2 25 63% Perilaku Cukup
04 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 26 65% Perilaku Cukup
05 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 28 70% Perilaku Cukup
06 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 27 68% Perilaku Cukup
07 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 28 70% Perilaku Cukup
08 3 4 3 3 3 2 3 4 4 3 32 80% Perilaku Baik
09 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 27 68% Perilaku Cukup
10 2 4 1 3 3 2 3 3 3 3 27 68% Perilaku Cukup
11 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 26 65% Perilaku Cukup
12 3 3 2 1 3 3 3 4 3 3 28 70% Perilaku Cukup
13 2 3 2 3 3 3 4 3 3 2 28 70% Perilaku Cukup
14 3 3 1 3 3 3 3 4 3 3 29 73% Perilaku Cukup
15 3 3 3 2 4 2 4 3 3 3 30 75% Perilaku Cukup
16 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 31 78% Perilaku Baik
17 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 29 73% Perilaku Cukup
18 2 2 1 1 3 2 3 2 3 3 22 55% Perilaku Kurang
19 3 2 1 2 3 2 3 1 3 2 22 55% Perilaku Kurang
20 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 28 70% Perilaku Cukup
Lampiran 18 Data Kuesioner Post Test Sikap

Data Kuesioner Post Test Sikap

NO PERNYATAAN Jumlah
Resp Skor % Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor
.
01 3 3 2 2 3 3 4 3 3 4 30 75% Perilaku Cukup
02 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 38 95% Perilaku Baik
03 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 36 90% Perilaku Baik
04 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 33 83% Perilaku Baik
05 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 35 88% Perilaku Baik
06 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 37 93% Perilaku Baik
07 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 34 85% Perilaku Baik
08 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 37 93% Perilaku Baik
09 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 32 80% Perilaku Baik
10 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 33 83% Perilaku Baik
11 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 35 88% Perilaku Baik
12 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 35 88% Perilaku Baik
13 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 32 80% Perilaku Baik
14 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 36 90% Perilaku Baik
15 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 36 90% Perilaku Baik
16 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 33 83% Perilaku Baik
17 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 34 85% Perilaku Baik
18 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 33 83% Perilaku Baik
19 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 34 85% Perilaku Baik
20 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 37 93% Perilaku Baik

Lampiran 19 Uji Statistik Frekuensi Responden


Uji Statistik Frekuensi Responden

Statistics
Pendidikan
Usia Jenis Kelamin Terakhir Pekerjaan
N Valid 20 20 20 20
Missing 0 0 0 0
Percentiles 25 26,00
50 35,00
75 42,25

Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 18 1 5,0 5,0 5,0
20 1 5,0 5,0 10,0
21 1 5,0 5,0 15,0
24 1 5,0 5,0 20,0
26 2 10,0 10,0 30,0
27 2 10,0 10,0 40,0
33 1 5,0 5,0 45,0
35 4 20,0 20,0 65,0
37 1 5,0 5,0 70,0
40 1 5,0 5,0 75,0
43 1 5,0 5,0 80,0
48 1 5,0 5,0 85,0
50 3 15,0 15,0 100,0
Total 20 100,0 100,0

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-Laki 6 30,0 30,0 30,0
Perempuan 14 70,0 70,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
Pendidikan Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid D3/Perguruan Tinggi 3 15,0 15,0 15,0
SD 6 30,0 30,0 45,0
SMA 5 25,0 25,0 70,0
SMP 6 30,0 30,0 100,0
Total 20 100,0 100,0

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Karyawan Swasta 4 20,0 20,0 20,0
PNS/pensiunan PNS 1 5,0 5,0 25,0
Tidak Bekeja 8 40,0 40,0 65,0
Wiraswasta 7 35,0 35,0 100,0
Total 20 100,0 100,0

Lampiran 20 Uji Wilcoxon Signed Rank Test Pre-Post Test Pengetahuan


Uji Wilcoxon Signed Rank Test

Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pre Test Pengetahuan 20 67,50 8,507 55 80
Post Test Pengetahuan 20 85,75 6,544 75 95

Wilcoxon Signed Ranks Test


Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
a
Post Test Pengetahuan - Pre Negative Ranks 0 ,00 ,00
Test Pengetahuan Positive Ranks 20b 10,50 210,00
c
Ties 0
Total 20
a. Post Test Pengetahuan < Pre Test Pengetahuan
b. Post Test Pengetahuan > Pre Test Pengetahuan
c. Post Test Pengetahuan = Pre Test Pengetahuan

Test Statisticsa
Post Test
Pengetahuan - Pre
Test Pengetahuan
Z -3,946b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.

Lampiran 21 Uji Wilcoxon Signed Rank Test Pre-Post Test Sikap


Uji Wilcoxon Signed Rank Test

Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pre Test Sikap 20 27,35 2,477 22 32
Post Test Sikap 20 34,50 2,065 30 38

Wilcoxon Signed Ranks Test


Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Post Test Sikap - Pre Test Sikap Negative Ranks 0a ,00 ,00
Positive Ranks 20b 10,50 210,00
c
Ties 0
Total 20
a. Post Test Sikap < Pre Test Sikap
b. Post Test Sikap > Pre Test Sikap
c. Post Test Sikap = Pre Test Sikap

Test Statisticsa
Post Test Sikap -
Pre Test Sikap
Z -3,928b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.

Lampiran 22 Foto Pengambilan Data


Kegiatan Responden saat Diberikan Soal Pre test

Responden saat diberikan Pendidikan Kesehatan

Kegiatan Responden saat Diberikan Soal Post test

Anda mungkin juga menyukai