BATU 10 TANJUNGPINANG
NOVA KRISMONIKA
NIM P07220116 1305
TAHUN 2019
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN M DAN TN I DENGAN
MASALAH TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA
PUSKESMASBATU 10 TANJUNGPINANG
NOVA KRISMONIKA
NIM P07220116 1305
TAHUN 2019
i
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama :Islam
RT/RW : 005/002
Riwayat Pendidikan
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah STW, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn M Dan Tn I Dengan Tuberkulosis Paru Di
Wilayah Kerja Puskesmas Batu 10” sebagai syarat ujian untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Keperawatan.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis banyak menemui hambatan dan
kesulitan. Namun berkat bimbingan, bantuan, serta saran dari berbagai pihak penulis
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Maka pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Novian Aldo,SST.,MM. selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang dan
selaku pembimbing II penulis yang telah memberikan arahan, semangat dalam
memberikan bimbingan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Adil Candra, S. Kep.,Ners, M.Kep. selaku ketua prodi D III Keperawatan
3. Artia Diarina, SKM,MKM. Selaku pembimbing I yang telah membimbing penulis
dengan sabar dalam memberikan masukan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah
ini.
4. Kepada pihak Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang dan pihak Puskesmas Batu 10
yang telah membantu penulis mendapatkan informasi (data) guna penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Seluruh staf dosen dan administrasi prodi keperawatan serta Direktorat poltekkes
kemenkes Tanjungpinang yang telah memberi fasilitas, masukan dan semangat
kepada penulis selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Kepada kedua orang tua penulis dan keluarga besar H. Kasan Mulyo yang selalu
memberikan semangat serta selalu mendoakan penulis untuk segala hal yang
penulis perjuangkan.
7. Kepada seluruh teman seperjuangan khususnya 3 A prodi D III keperawatan
Angkatan 2016 yang sudah mau berkerja sama dan sudah mau menjadi saudara
vi
selama 3 tahun ini serta untuk sahabat terbaik Eristya Angelina yang sudah selalu
siap untuk susah dan senang bersama penulis.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran dari semua
pihak yang telah membaca Karya Tulis Ilmiah ini guna kesempurnaan penyusunan
yang akan datang. Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat dilanjutkan untuk
semua pelaksanaaan penelitian sebagai tugas akhir pendidikan.
Penulis
vii
FAMILY NURSING CARE TO MR M AND MR I WITH THE PROBLEM OF
FAMILY WITH TUBERCULOSIS IN PUSKESMAS BATU
10 TANJUNGPINANG WORKING AREA
Lecture
Hj. Artia Diarina,SKM.,MKM
Novian Aldo, SST.,MM
ABSTRACT
World Health Organization (WHO) year 2014 saying that there were 450.000 world residents in year
2013 had been infected with Tuberculosis germs. Another 170.000 people died of pulmonary TB.
Nearly 90% of pulmonary TB sufferers attack almost all age groups, especially in productive age (15-
50 years). Based on data from the Tanjungpinang City Health Office 2016, in Batu 10 Health Center
there were the most patients with pulmonary tuberculosis among the Puskesmas in Tanjungpinang,
which were 24 people. Infectious diseases caused by mycobacterium tuberculosis where most of these
diseases attack the lung organs, do not cover the possibility of also being able to attack other organs of
the body. This disease can be transmitted by patients, airborne transmission in the form of sparks when
coughing or sneezing. The purpose of the study was to describe the implementation of Nursing Care in
families with Pulmonary Tuberculosis with Knowledge Deficiency Problems in the Work Area of Batu
Puskesmas 10 Tanjungpinang. This type of research is descriptive with a nursing care approach that
includes assessment, nursing diagnosis, planning, implementation and evaluation conducted four times
in two patients with cases and problems that are the same nursing, namely research conducted from
June 19 to July 1, 2019. As a subject in this case study, there were two families, namely case I, family
Mr. M and case II family Mr. I with the same problem namely deficiency of knowledge. When the
formulation of nursing diagnoses is the priority of the authors is knowledge deficiency associated with
the inability of families to recognize health problems Tuberculosis Lung. Nursing planning in both
patients is the same which is aimed at overcoming problems that arise in patients. The implementation
is carried out by providing health education through leaflet media and providing opportunities for
families to practice it. In the evaluation record, the problem is the priority of the author, the issue is
resolved. Based on the results of the nursing care described, It is expected that the family can use it as
a learning material and reference material in providing nursing care to family members affected by
pulmonary tuberculosis.
viii
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN M DAN TN I DENGAN
MASALAH DEFISIENSI PENGETAHUAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BATU 10 TANJUNGPINANG
TAHUN 2019
Dosen Pembimbing
Hj. Artia Diarina,SKM.,MKM
Novian Aldo, SST.,MM
ABSTRAK
World Health Organization (WHO) tahun 2014 menyatakan bahwa terdapat 450.000 penduduk dunia
tahun 2013 telah terinfeksi kuman tuberkulosis. 170.000 orang lainnya meninggal karena TB paru.
Hampir 90% penderita TB paru menyerang hampir semua golongan umur khususnya di usia produktif
(15-50 tahun). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang 2016, di Puskesmas Batu 10
terdapat pasien penderita Tuberkulosis Paru terbanyak diantara Puskesmas yang ada di Tanjungpinang
ini yaitu sebanyak 24 jiwa. Penyakit menular yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis
dimana sebagian besar penyakit ini menyerang organ paru, tidak menutupi kemungkinan juga dapat
menyerang organ tubuh yang lainnya. Penyakit ini dapat ditularkan oleh penderita , penularan melalui
udara dalam bentuk percikan pada saat batuk atau bersin. Tujuan penelitian adalah untuk
menggambarkan pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada keluarga Tuberkulosis Paru Dengan Masalah
Defisiensi Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas Batu 10 Tanjungpinang. Jenis penelitian yang
digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaa, pelaksanaan dan evaluasi yang dilakukan selama empat kali pada
dua pasien dengan kasus dan masalah yang keperawatan yang sama yaitu penelitian dilakukan mulai
dari 19 Juni sampai dengan 01 Juli 2019. Sebagai subjek dalam studi kasus ini adalah dua keluarga
yaitu kasus I keluarga Tn.M dan kasus II keluarga Tn.I dengan masalah yang sama yaitu defisiensi
pengetahuan . Saat dilakukan perumusan diagnosa keperawatan yang menjadi prioritas penulis adalah
defisiensi pengetahuan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Tuberculosis Paru. Perencanaan keperawatan pada kedua pasien sama yaitu bertujuan untuk mengatasi
masalah yang timbul pada pasien. Implementasi yang dilakukan yaitu memberikan pendidikan
kesehatan melalui media leaflet dan memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
mempraktikannya. Dalam catatan evaluasi, dari masalah yang ada menjadi prioritas penulis, masalah
teratasi. Berdasarkan hasil asuhan keperawatan yang telah dijelaskan, diharapkan keluarga dapat
menggunakannya sebagai bahan pembelajaran dan bahan acuan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada anggota keluarga yang terkena Tuberkulosis Paru.
ix
Kata Kunci :Tuberkulosis Paru, Defisiensi Pengetahuan, asuhan keperawatan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………..…...i
HALAMAN PERSETUJUAN……...……………………………………….............ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………....iii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………....vi
ABSTRACT…………………………………………………………………...…...viii
ABSTRAK…………………………………………………………………………...ix
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………x
DAFTAR TABLE………………………………………………………….............xiv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………..xv
DAFTAR SINGKATAN…………………………………………………………..xvi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………...xvii
BAB I PENDAHULUAN
x
BAB II TINJUAN TEORITIS
2.2.1 Definisi…………………………………………………………….............16
2.2.2 Anatomi……………………………………………………………............17
2.2.3 Fisiologi……………………………………………………………............20
2.2.4 Etiologi……....…………………………………………………………….21
2.2.5 Klasifikasi…...…………………….……………………………………….22
2.2.6 WOC…….…………………………………………………………………23
2.2.7 Patofisiologi………………………………………………………………..24
2.2.8 Manifestasiklinis………………………………………………….………..24
xi
2.2.9 Penatalaksanaan………….……………………………………….………..26
2.2.11 Komplikasi………………………………………………………..............28
2.3.1 Definisi…………………………………………………………………….28
2.4.1 Pengkajian………………………………………………………….............30
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.6 Pembahasan……………………………………………………………………...95
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan………………………………………………………………………99
5.2 Saran……………………………………………………………………………100
DAFTAR PUSTAKA
xiii
DAFTAR TABEL
scoring
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
DAFTAR SINGKATAN
TB : Tuberkulosis Paru
SR : Success Rate
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB III :Merupakan metode penelitian secara deskriptif yang terdiri dari
rancangan studi kasus, fokus studi, definisi operasional, lokasi dan
waktu, pengumpulan waktu, pengumpulan data, penyajian data dan
etika studi kasus.
BAB II
TINJAUAN TIORITIS
2.1 Konsep Keluarga
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi.
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka akan tetap
memperhatikan satu sama lain.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai
peran sosial: suami, istri, anak, kakak dan adik.
4. Mempunyai tujuan yaitu : menciptakan dan mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
2.1.3 Struktur Keluarga
5
6
2.1.81 Keluarga merupakan system sosial karena terdiri dari kumpulan dua orang
atau lebih yang mempunyai peran sosial yang berbeda dengan ciri saling
berhubungan antar individu.
hubungan perkawinan.
3) Membantu orangtua lanjut usia yang sakit-sakitan dari suami maupun istri.
7. Tahap keluarga usia pertengahan (middle age families)
Dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Tahap ini dirasakan sulit
karena masalah lanjut usia. Pada tahap ini semua anak meninggalkan rumah,
maka pasangan berfokus untuk menjaga kesehatan dengan berbagai aktivitas.
Pasangan mempertahankan hubungan dengan teman sebaya dan keluarga
anaknya dengan mengadakan pertemuan keluarga antar generasi, sehingga
pasangan dapat merasakan kebahagiaan sebagai kakek nenek.
Tugas perkembangan keluarga :
1) Mempertahankan kesehatan
2) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat
sosial dan waktu santai.
3) Memulihkan hubungan antar generasi muda tua.
4) Keakraban dengan pasangan.
5) Memelihara hubungan / kontak dengan anak dan keluarga.
6) Persiapan masa tua atau pensiun.
Menurut Carter dan Mc.Goldik, 1988, Duval dan Miler, 1985 tugas
perkembangan keluarga meliputi :
1) Menyediakan lingkungan yang sehat
2) Mempertahankan hubungan yang mengesankan dengan para orangtua lansia
dan anak-anak.
3) Mempererat hubungan perkawinan.
8. Tahap keluarga lanjut usia
Dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun samapai salah satu
pasangan meninggal. Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan
merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini. Hasil riset Day and Day, 1993
Tugas perkembangan keluarga :
1) mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2) adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan.
14
2.1.11.1 Pendidik
Perawat harus memberikan pendidikan kesehatan kepada keluaga agar
keluarga dapat melakukan asuhan keperawatan keluarga secara mandiri
terhadap masalah kesehatan keluarga.
2.1.11.2 Koordinator
Diperlukan untuk perawat yang berkelanjutan agar pelayanan yang
komperhensif dapat tercapai.
2.1.11.3 Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga di klinik, rumah sakit
ataupun di rumah bertanggung jawab untuk memberikan asuhan keperawatan
secara langsung.
2.1.11.4 Pengawas Kesehatan
Perawat melakukan home visite atau kunjungan rumah yang teratur
untuk mengobservasi kondisi kesehatan keluarga.
2.1.11.5 Konsultan
Perawat sebagai narasumber untuk keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan.
2.1.11.6 Kolaborasi
15
Perawat keluarga harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau
anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang
optimal.
2.1.11.7 Fasilitator
Membantu keluarga menghadapi hambatan untuk meningkatkan derajat
kesehatannya.
2.1.11.8 Penemu Kasus
Mengidentifikasi masalah kesehatan sejak dini sehingga tidak terjadi
penyakit jangkit yang lainnya.
2.4.11.9 Modifikasi Lingkungan
Perawat harus bisa merubah lingkungan yang bersih dan jauh dari sumber
penyakit baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat sekitar.
2.1.12 Keluarga sejahtera
1) Keluarga Prasejahtera
Yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan
pengajaran agama, pangan, sandang, papan, dan kesehatan.
16
2.2.1 Definisi
TBC atau disebut Tuberculosis paru adalah infeksi yang disebabkan oleh
Basil Tahan Asam (BTA) mycobacterium tuberculosis. TBC merupakan penyakit
menular yang biasanya menjadi sasaran yang paling banyak ditemui ialah paru-
paru sehingga di sebut tuberculosis paru. Namun demikian, TBC juga bisa
menyerang berbagai organ tubuh lainnya.
Penyakit TBC merupakan penyakin menahun atau kronis. Penderita yang
paling sering terkena TBC ialah orang-orang yang berusia 15-35 tahun, terutama
mereka yang bertubuh lemah, kurang gizi atau yang tinggal satu rumah dan
berdesakan bersama penderita TBC tanpa menggunakan masker atau APD
lainnya. Penyakit ini merupakan penyakit tertua yang masih menyerang manusia.
Jika diterapi dengan benar TBC dapat disembuhkan. Tanpa terapi, penyakit ini
mengakibatkan kematian.
17
2.2.2 Anatomi
karbon dioksida yang meningkat (100 kali) menjadi 4%. Kandungan nitrogen
tidak berubah yaitu 79%.
Pernapasan dapat di bagi dua jenis, yaitu :
1. Pernapasan interna.
Pernapasan ini terjadi di dalam semua jaringan tubuh. Oksigen yang
terdapat di dalam darah di gunakan untuk metabolisme jaringan, sedangkan
karbondioksida dan uap air yang dihasilkan oleh jaringan tersebut dii keluarkan
ke dalam darah.
2. Pernapasan eksterna.
Pernapasan ini terjadi di paru-paru. Udara sampai ke dalam alveolus
tersusun atas satu lapis jaringan. Kapiler darah yang mengelilingi alveolus juga
tersusu demikian. Struktur dinding seperti ini sangat permeable terhadap gas.
Pertukaran gas terjadi dengan cara difusi. Oksigen dari alveolus masuk ke
dalam darah, kemudian berkaitan dengan hemoglobin dari sel darah merah.
Karbondioksida dan uap air keluar dari darah, kemudian masuk ke
dalam alveolus dan di lepaskan keluar. Sebagian besar karbondioksida terdapat
di dalam pembuluh darah dalam bentuk asam karbonat dan natrium karbonat.
Hanya sedikit karbondioksida yang berbentuk gas dan berikatan dengan
hemoglobin. Karbondioksida merupakan salah satu limbah tubuh namun tidak
semua gas ini tersingkir keluar. Hanya 10% saja yang di keluarkan, sisanya
tetap terdapat di dalam darah untuk menyegarkan pusat pernapasan di medula
oblongata.
2.2.4 Etiologi
berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar matahari, dan sinar
ultraviolet. Ada dua macam mikrobakteria tuberculosis yaitu tipe human dan tipe
bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang menderita mastitis
tuberculosis usus. Basil tipe ini human bisa berada di bercak ludah (doplet) dan
diudara yang berasal dari penderita tuberculosis dan orang yang terkena rentan
paru bakteri dapat bertahan hidup dan menyebar ke nodus limfatikus lokal.
Penyebaran melalui aliran darah ini dapat menyebabkan tuberculosis pada orang
lain, dimana infeksi laten dapat bertahan sampai bertahun-tahun (Nurarif &
Kusuma, 2015).
2.2.5 Klasifikasi
Tuberkulosa
Menempel pada paru
Keluar dari Dibersihkan oleh magrofag Menetap di jar paru
Tracheobionchial bersama
Secret terjadi proses peradangan
Sembuh tanpa Pengeluaran zat pirogen Tumbuh & berkembang
Pengobatan di sitoplasma magrofag
Mempengaruhi hypothalamus
Sarang primer/afek primer
Memperngaruhi sel point (tokus ghon)
Mk. Hipertermi
2.2.7 Patofisiologi
2) Batuk darah
Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa
garis atau bercak darah, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat
banyak. Batuk darah terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringanya
batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah. Kita
harus memastikan bahwa pendarahan dari nasofaring dengan cara membedakan
cirri-cirinya sebagai berikut :
(1) Batuk darah
a. Darah dibatukan dengan rasa panas di tenggorokan.
b. Darah berbuih bercampur udara
c. Darah segar berwarna merah muda
d. Darah bersifat alkalis
e. Anemia kadang-kadang terjadi
f. Benzidin tes negative
(2) Muntah darah
a. Darah dimuntahkan dengan rasa mual
b. Darah bercampur sisa makanan
c. Darah berwarna hitam karena bercampur asam lambung
d. Darah bersifat asam
e. Anemia sering terjadi
f. Benzidin tes positif
(3) Epistaksis
a. Darah menetes dari hidung
b. batuk pelan kadang keluar
c. Darah berwarna merah segar
d. Darah bersifat alakalis
e. Anemia jarang terjadi
3) Sesak napas
Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, dimana
infiltrasinya sudah setengah bagian dari paru-paru. Gejala ini ditemukan ila
26
kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai
seperti efusi pleura, pneumothoraks, anemia, dan lain-lain.
4) Nyeri dada
Nyeri dada pada tuberculosis termasuk nyeri pleurik yang ringan. Gejala
ini timbul apabila system pernapasan di pleura terkena.
2. Gejala sistemik, meliputi :
1) Demam
Biasanya subfebril menyerupai demam influenza. Tapi kadang-kadang
panas bahkan dapat mencapai 40-41C, keadaan ini sangat dipengaruhi daya
tahan tubuh penderita dan berat ringanya infeksi kuman tuberculosis yang
masuk. Demam merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada
sore dan malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan makin panjang
seranganya sedang masa bebas serangan makin pendek.
2) Gejala sistemik lain
Gejala sistemik lain adalah keringat malam, anoreksia, penurunan berat
badan serta malaise (Gejala malaise sering ditemukan berupa : tidak nafsu
makan, sakit kepala, meriang, nyeri otot, dll). Timbulnya gejala biasanya
gradual dalam beberapa minggu hingga bulan, akan tetapi penampilan akut
dengan batuk, panas, sesak nafas walaupun jarang dapat juga timbul
menyerupai gejala pneumonia (Naga,S.2012).
2.2.9 Penatalaksaaan
4. Chest X-ray
5. Histologi atau kultur jaringan: positif untuk mycrobacterium tuberculosis
6. needle biopsy of lung tissue: positif unutk granuloma TB, adanya sel-sel besar
yang mengindikasikan nekrosis
7. Elektrolit
8. Bronkografi
9. Test fungsi paru-paru dan pemeriksaan darah
2.2.11 Komplikasi
2.3.1 Definisi
2.3.1.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah sesuatu yang didapatkan dari hasil daya tahu yang
nantinya dapat berbentuk sebuat informasi.
2.3.1.2 Defisiensi pengetahuan
Defisiensi pengetahuan adalah tidak ada atau kurang informasi kognitif
tentang topic tertentu (M. Walkinson, Judith M, 2016).
29
8. Rujuk pasien pada group atau agensi di komunitas lokal, dengan cara
yang tepat.
2.4.1. Pengkajian
3 3
Laki-laki Perempuan Menikah Cerai Pisah Tinggal serumah
Table 2.1.2.1
Dapat dikelompokan dalam tidak atau kurang sehat diberikan bobot yang
lebih tinggi karena masalah tersebut memerlukan tindakan yang segera dan
biasanya masalah dirasakan apa didasari oleh keluarga.
2. Kemungkinan masalah dapat di ubah.
Fator yang harus di perhatikan untuk menentukan skor kemungkinan
masalah dapat di perbaiki adalah :
1) pengetahuan dan teknologi
2) sumber yang ada pada keluarga, dalam bentuk fisik, keuangan atau tenaga
3) sumber dari keperawatan, dalam bentuk pengetahuan, pengetahuan,
ketrampilan maupun waktu.
4) sumber dari masyarakat, dalam bentuk fasilitas kesehatan, organisasi
masyarakat serta dukungan sosial masyarakat.
3. Potensi masalah bisa dicegah
Fator yang harus di perhatikan untuk menentukan skor potensi masalah bias
di cegah adalah :
1) Kepelikan dari masalah
Makin besar masalah tersebut makin sedikit kemungkinan untuk
mengubah atau mencegah sehingga makin kecil potensi masalah yang
akan timbul.
2) Lamanya masalah
Berkaitan dengan jangka waktu terjadinya masalah tersebut.
3) Adanya kelompok resiko tinggi
Adanya kelompok tersebut ada keluarga akan menambah potensi masalah
bila dicegah.
4. Menonjolnya masalah
Yang perlu diperhatikan dalam memberikan skor pada kriteria ini yaitu
perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga tersebut melihat
masalah. Jika keluarga menyadari masalah ini, maka harus diberi skor yang
tinggi.
37
nasotrakea, sebagaimana
mestinya
12.Ajarkan pasien bagaimana
mengunakan inhaler sesuai
resep, sebagimana
mestinya
13.Posisikan untuk
meringankan sesak nafas
14.Monitor status pernafasan
dan oksigenasi,
sebagaimana mestinya
Monitor pernafasan
1. Monitor kecepatan,
irama, kedalaman dan
kesulitan bernafas
2. Monitor suara nafas
tambahan seperti
mengorok atau mengi
3. Monitor pola nafas
(misalnya
bradipneu,takipneu,hiperve
ntilasi pernafasan
kusmaul,pernafasan 1:1,
apneustik, respirasi biot,
dan pola ataxic)
4. Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
5. Perkusi torak anterior dan
posterior, dari apeks ke
basis paru, kanan dan kiri
6. Auskultasi suara nafas,
catat area dimana
terjadi penurunan atau
tidak adanya ventilasi
dan keberadaan suara
nafas tambahan
7. Auskultasi suara nafas
setelah tindakan, untuk
dicatat
8. Monitor peningkatan
kelelahan, kecemasan dan
kekurangan udara pada
pasien
9. Monitor kemampuan batuk
efektif pasien
10.Monitor sekresi pernafasan
pasien
41
Perlindungan infeksi
1. monitor adanya tanda dan
gejala infeksi sistemik dan
lokal
2. monitor kerentanan
terhadap infeksi
3. batasi jumlah pengunjung
yang sesuai
4. hindari kontak dengan
hewan peliharaan dan
penjamu dengan imunitas
yang membahayakan
(immunocompromised)
5. pertahankan asepsis untuk
pasieen beresiko
48
6. pertahankan teknik-teknik
isolasi yang sesuai
7. tingkatkan asupan
nutrisi yang cukup
8. anjurkan asupan
cairan dengan tepat
9. anjurkan istirahan
10.anjurkan pernapasan dalam
dan batuk dengan tepat
11.berikan agen imunisasi
dengan tepat
12.instruksikan pasien untuk
minum antibiotic yang
diresepkan
13.ajarkan pasien dan
keluarga mengenai tanda
dan gejala infeksi dan
kapan harus
melaporkannya kepada
pemberi layanan kesehatan
14.ajarkan pasien dan anggota
keluarga bagaimana cara
menghindari infeksi
15.berikan ruang pribadi
yang di perlukan
7 NOC NIC
Ketidakseimbanga Status nutrisi:
n nutrisi kurang asupan makanan Manajemen
dari kebutuhan dan cairan Gangguan Makan
Definisi: asupan Kriteria hasil: 1. Tentukan pencapaian
Asupan makanan berat badan harian
nutrisi tidak cukup secara oral sesuai keinginan
untuk memenuhi Asupan makanan 2. Ajarkan dan dukung
kebutuhan secara tube konsep nutrisi yang
metabolik feeding baik dengan klien
Asupan cairan (dan orang terdekat
secara oral klien dengan tepat)
3. Dorong klien untuk
Asupan cairan
mendiskusikan
intravena
makanan yang
Asupan nutrisi
disukai bersama
parenteral dengan ahli gizi
4. Timbang berat
badan klien secara
secara rutin (pada
hari yang sama dan
setelah BAB/BAK)
49
5. Monitor intake/asupan
dan asupan cairan
secara tepat
6. Monitor asupan kalori
makanan harian
7. Dorong klien untuk
memonitor sendiri
asupan makanan
harian dan
menimbang berat
badan secara tepat
8. Batasi makanan sesuai
dengan jadwal,
makanan pembuka
dan makanan ringan
9. Monitor perilaku klien
yang berhubungan
dengan pola makan,
penambahan dan
kehilangan berat badan
Manajemen Nutrisi
1. Tentukan status
gizi pasien dan
kemampuan pasien
untuk memenuhi
kebutuhan gizi
2. Identifikasi adanya
alergi atau intoleransi
makanan yang
dimiliki pasien
3. Tentukan apa yang
menjadi preferensi
makanan bagi pasien
4. Atur diet yang
diperlukan (yaitu,
menyediakan
makanan protein
tinggi, menyarankan
menggunakan bumbu
dan rempah-rempah
sebagai alternative
untuk garam,
menyediakan
pengganti gula,
menambah atau
mengurangi kalori,
menambah atau
mengurangi vitamin,
minerat atau
suplemen)
5. Ciptakan lingkungan
yang optimal pada
saat mengkonsumsi
makan (misalnya,
bersih, berventilasi,
santai dan bebas dari
bau yang menyengat)
6. Lakukan atau bantu
pasien terkait dengan
perawatan mulut
sebelum makan
7. Beri obat-obatan
sebelum makan
(misalnya, penghilang
rasa sakit, antimetik)
jika diperlukan
badan
1. Monitor mual muntah
2. Kaji penyebab mual
muntah dan tangani
dengan tepat
3. Monitor asupan kalori
setiap hari
4. Dukung peningkatan
asupan kalori
5. Kaji makanan kesukaan
pasien baik itu kesukaan
pribadi atau yang di
anjurkan budaya dan
agama
6. Berikan istirahat yang
cukup
7. Lakukan perawatan mulut
sebelum makan
8. Ciptakan lingkungan yang
menyenangkan dan
menenangkan
9. Sajikan makanan dengan
menarik
10. Diskusikan dengan pasien
dan keluarga mengenai
persepsi atau faktor
penghambat kemampuan
atau keinginan untuk
makan
11. Ajarkan pasien dan
keluarga merencanakan
makan
12. Sediakan suplemen
makanan jika diperlukan
13. Ciptakan suasana sosial
yang tepat untuk makan
52
METODE PENELITIAN
55
56
HASIL PENELITIAN
58
59
Berdasarkan tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa Tn.M berusia 48 tahun yaitu
usia produktif untuk bekerja, sedangkan Tn.I berusia 73 tahun yaitu usia lansia.
Pendidikan terakhir Tn.M yaitu SD yang bekerja sebagai pedagang sate, sedangkan
Tn.I pendidikan terakhirnya S1 yang sekarang pensiunan PNS. Penghasilan keluarga
Tn.M sebagai penjual sate setiap bulannya berkisar ± 2.000.000,00, Tn.M
mengatakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Penghasilan
Keluarga Tn.I dari uang pensiunan di tambah dengan uang gaji Nn.C perbulannya
berkisar ± 3.000.000,00, Keluarga Tn.I mengatakan tercukupi untuk kebutuhan
sehari-harinya.
61
Tabel 4.2
Gambaran status imunisasi keluarga
4 Cucu - Lengkap
Gambar 4.1
Genogram Keluarga Tn. M
Gambar 4.2
Genogram Keluarga Tn I
Ket :
Laki-laki Anak kandung
Klien
Menikah
63
Tabel 4.3
Gambaran Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga Responden
No Riwayat tahap
perkembangan Keluarga Tn.M Keluarga Tn I
keluarga
1 Tahap perkembangan Tahap perkembangan Tahap perkembangan
keluarga saat ini keluarga Tn. M saat ini keluarga Tn.I saat ini adalah
adalah Lauching Center Families With Teenagers
Families (keluarga usia (keluarga usia remaja) karena
dewasa) karena anak pertama cucu pertama Tn.I berusia 20
Tn.M sudah berusia dewasa tahun.
yaitu 25 tahun.
2 Tahap perkembangan Keluarga Tn.M mengatakan Keluarga Tn.I mengatakan
keluarga yang belum agar Nn.M bisa segera bahwa keluarganya ingin
terpenuhi sembuh serta Tn.M dan Ny.S untuk Nn.C melanjutkan
bisa menabung untuk bekal pendidikan ke jenjang kuliah
masa depan Nn.M dan An.R namun terkendala dengan
agar bisa menyekolahkan biaya dan keluarga Tn.I
keduanya ke jenjang yang menginginkan agar Ny.J dan
lebih tinggi lagi. Nn.C sembuh dari
penyakitnya yaitu Hipertensi
dan TB Paru.
3 Riwayat keluarga Keluarga Tn.M mengatakan Keluarga Tn.I mengatakan
bahwa di dalam keluarganya bahwa di dalam keluarganya
yaitu Tn.M menderita asma istrinya yaitu Ny.J menderita
bronkial sejak 6 tahun yang penyakit Hipertensi. Ny.j
lalu hingga sekarang, Tn.M sudah sekitaran 10 tahun
berobat ke dokter umum terakhir menderita penyakit
praktek swasta di daerah KM Hipertensi, Ny.J sampai
2 ketika asmanya kambuh dan sekarang masih
tidak bisa ditangani dirumah . mengkonsumsi obat jika
Sementara Ny.S menderita kepalanya terasa pusing.
penyakit Hipertensi sejak
kehamilan anak terakhir
(An.R) seusia kehamilan 9
bulan, Ny.S jika merasa
pusing berat, hanya membeli
obat di warung saja, Ny.S
juga jarang memeriksakan
kesehatannya.
4 Riwayat keluarga Keluarga Tn.M mengatakan Keluarga Tn.I mengatakan di
sebelumnya sebelumnya di keluarganya sebelumnya di keluarganya
tidak ada yang menderita sebelumnya tidak ada yang
penyakit seperti Nn.M. menderita penyakit seperti
Nn.C.
64
Tabel 4.4
Gambaran Karakteristik Lingkungan Keluarga Responden
No Lingkungan Keluarga Tn.M Keluarga Tn.I
1 Karakteristik rumah Rumah keluarga Tn.M Rumah keluarga Tn.I
merupakan rumah milik merupakan rumah pribadi,
pribadi dengan luas rumah dengan luas rumah sebesar 5
sebesar 5 X 16. rumah X 15 . rumah keluarga Tn.I
keluarga Tn.M merupakan merupakan rumah
rumah permanen, lantai permanen, lantai rumah
rumah terbuat dari semen, terbuat dari semen dan
dinding rumah terbuat dari keramik, dinding rumah
batu bata dan semen tidak di terbuat dari batu bata dan
warnai,didalam rumah semen, di warnai merah
Keluarga Tn.M terdapat 1 muda serta di lingkari pagar
ruang tamu bergabung berwarna hitam, didalam
dengan ruang keluarga,3 rumah keluarga Tn.I
kamar tidur, 1 dapur didalam terdapat 2 ruang tamu, 2
dapur terdapat sumur, serta 1 kamar, 1 ruang keluarga, 1
kamar mandi dengan jamban dapur dan 1 kamar mandi.
yang terletak jauh kebawah. Jenis jamban yang
Jenis jamban yang digunakan keluarga Tn.I
digunakan krluarga Tn.M yaitu closet jongkok,
yaitu closet jongkok, jarak sumber air keluarga Tn.I
sumur ke septitank <10 m yaitu dari sumur pribadi
tetapi letak septitank yang airnya jernih tidak
menjorok ke tanah bawah berbau dan tidak berasa,
sedangkan sumur di tanah jarak sumur ke septitank
bagian atas, sumber air yang >10m, penerangan dalam
digunakan keluarga Tn.M rumah keluarga Tn.I kurang
berasal dari sumur milik karena di dalam rumah
pribadi yang airnya jernih hanya terdapat dua jendela
tidak berbau juga tidak di ruang tamu pertama serta
berasa, penerangan di dalam kamar pertama yang jendela
rumah keluarga Tn.M maupun gordennya jarang
kurang, terdapat 2 pintu di dibuka sehingga cahaya
ruang tamu dan ruang matahari tidak masuk ke
keluarga yang jarang dibuka, dalam rumah, selain itu
1 jendela di kamar 1 dan 3 jumlah ventilasi dirumah
yang jarang dibuka dan keluarga Tn.I hanya terdapat
kamar ke 2 tidak terdapat di belakang rumah yaitu di
jendela, masing-masing dapur dan di kamar mandi
ruangan terdapat ventilasi saja, keluarga Tn.I
namun tidak memadahi. membuang sampah dengan
66
cara di buang ke
tempat penampungan
sampah terdekat.
Gambar 4.3
Denah Rumah keluarga Tn.M
Keluarga Tn.M Keluarga Tn.I
wc
WC dapur
dapur R. Tv K. 2
K.3 K.2 15 m
(K. klien) R. tamu 2
R. tamu 1
R. Tv 16 m k. 1
R. Tamu k.1 5m
5m
Tabel 4.5
Struktur Keluarga
Tabel 4.6
Fungsi Keluarga
No Fungsi keluarga Keluarga Tn M Keluarga Tn I
1 Fungsi Afektif Keluarga Tn.M merupakan Keluarga Tn.I merupakan
keluarga yang saling keluarga yang saling
mendukung satu sama lain menyayangi satu sama
dalam hal yang positif, lainnya dan Bila mengambil
selain itu keluarga Tn.M keputusan selalu di
memiliki perasaan kasih musyawarahkan terlebih
sayang sesama anggota dahulu dengan anggota
keluarga satu sama lainnya, keluarga lainnya serta
tidak membeda bedakan saling menjaga anggota
anggota keluarganya. keluarga satu sama lain di
usia senjanya.
2 Fungsi Sosial Keluarga Tn.M mampu Keluarga Tn.I mampu
berhubungan baik dengan berhubungan baik dengan
sanak keluarganya dan juga sanak keluarganya dan juga
Dengan tetangganya. Jika dengan tetangganya. Jika ada
ada kegiatan perkumpulan perkumpulan di daerah
seperti acara dirumah rumahnya keluarga Tn.I
keluarga lainnya jika selalu mengikuti
mendapatkan panggilan perkumpulan tersebut, dari
undangan keluarga Tn.M perkumpulan tersebut yang
selalu mengikuti dan juga sering di datangi anggota
mengikuti perkumpulan- keluarga Tn.I yaitu acara
perkumpulan yang diadakan pengajian dan arisan.
oleh tokoh masyarakat
dengan syarat keluarga di
undamg langsung oleh
tokoh masyarakat atau
anggola masyarakat yang
membuat perkumpulan.
3 Fungsi Perawatan Didalam keluarga Tn.M bila Didalam keluarga Tn.I bila
Kesehatan ada yang terserang penyakit ada yang terserang penyakit
anggota keluarga mengenali anggota keluarga mengenali
terlebih dahulu penyakit terlebih dahulu penyakit
tersebut, setelah tau penyakit tersebut, setelah tau penyakit
tersebut jika bisa diatasi tersebut jika bisa diatasi
dengan obat-obatan warung dengan obat-obatan warung
keluarga tidak perlu keluarga tidak perlu
membawa anggota keluarga membawa anggota keluarga
yang terserang penyakit yang terserang penyakit
tersebut ke pelayanan tersebut ke pelayanan
kesehatan. kesehatan.
4 Fungsi Reproduksi Didalam Keluarga Tn.M Didalam Keluarga Tn.I tidak
tidak ada yang memiliki ada yang memiliki gangguan
gangguan kesehatan kesehatan reproduksi.
72
Tabel 4.7
Stress dan Koping Keluarga
No Stress dan Koping
Keluarga Keluarga Tn M Keluarga Tn I
4 Strategi Adaptasi Keluarga Tn.M tidak pernah Keluarga Tn.I tidak pernah
menyelesaikan masalah menyelesaikan masalah
Disfungsional
dengan kekerasan, melainkan dengan kekerasan,
selalu dengan kepala dingin melainkan selalu dengan
sehingga tidak muncul kepala dingin sehingga
perpecahan dalam keluarga. tidak muncul perpecahan
dalam keluarga.
Tabel 4.8
Pola Aktivitas Keluarga
Pola ADK Keluarga Tn.M Keluarga Tn.I
Pola nutrisi Pola nutrisi keluarga Tn.M Pola nutrisi keluarga Tn.I baik,
baik, yaitu makan 3 X sehari yaitu makan 3 X sehari dan
dan minum dalam jumlah yang minum dalam jumlah yang
terbilang cukup. terbilang cukup.
Pola eliminasi Pola eliminasi keluarga Tn.M Pola eliminasi keluarga Tn.I
tidak ada gangguan, yaitu BAB tidak ada gangguan, yaitu BAB
dan BaK dalam batasan normal. dan BaK dalam batasan normal.
Pola istirahat Pola istirahat keluarga Tn.M Pola istirahat keluarga Tn.I tidak
tidak ada gangguan, yaitu ada gangguan, yaitu dalam
dalam jumlah waktu normal. jumlah waktu normal.
Pola aktivitas Pola aktivitas keluarga Tn.M Pola aktivitas keluarga Tn.I tidak
tidak ada gangguan, yaitu ada gangguan, yaitu dilakukan
dilakukan secara mandiri. secara mandiri.
Berdasarkan tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa pola aktivitas keluarga Tn.M
dan keluarga Tn.I tidak ada masalah atau kedua keluarga dalam keadaan baik.
76
Tabel 4.9
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik Keluarga Tn.M Keluarga Tn.I
TD, nadi, suhu badan, Seluruh anggota keluarga dengan Seluruh anggota keluarga
RR, BB, dan TB. TD normal, kecuali Ny.S dengan TD normal, kecuali
memiliki TD sedikit lebih tinggi Ny.J memiliki TD sedikit
(130/80mmHg). Sementara BB lebih tinggi (140/60mmHg).
Nn.M (40 kg) dibawah standar Sementara BB Nn.C (45 kg)
normal (40 kg/155cm). dibawah standar normal (45
kg/157cm).
Rambut Inspeksi dan Palpasi tidak Inspeksi dan Palpasi tidak
ditemukan masalah pada ditemukan masalah pada
semua anggota keluarga. semua anggota keluarga.
(140/60 mmHg). Selain itu Tn.M memiliki masalah pada dada/thoraks dikarenakan
Tn..M menderita asma bronkial.
78
Tabel 4.10
Harapan Keluarga
Keluarga Tn.M Keluarga Tn.I
Keluarga Tn.M mengharapkan agar Keluarga Tn.I mengharapkan agar
penyakit yang diderita Nn.M segera penyakit yang diderita Nn.C segera
sembuh dan keluarga berharap agar tidak sembuh dan keluarga berharap agar tidak
ada lagi anggota keluarga yang memiliki ada lagi anggota keluarga yang memiliki
penyakit yang sama seperti Nn.M. penyakit yang sama seperti Nn.C.
Berdasarkan tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa keluarga Tn.M dan keluarga
Tn.I sama-sama menginginkan anggota keluarganya sembuh dari penyaki
Tuberkulosis Paru.
79
Tabel 4.11
Analisa Data
No Keterangan Keluarga 1 Keluarga 2
1 Data 1. Data subjektif: 1. Data Subjektif:
Keluarga mengatakan Nn.M Keluarga mengatakan Nn.C batuk
sudah 1 bulan batuk tidak sudah satu bulan lebih tidak
sembuh-sembuh, Nn.M sembuh-sembuh, batuk berdahak
mengatakan batuk bercampur tidak disertai darah, badan panas,
dahak dan berdarah, Nn.M berkeringat pada malam hari
mengatakan badannya panas dan disertai mual muntah. Nn.C sudah
berkeringat ketika tidur dimalam minum obat yang dibelinya di
hari, Nn.M sudah berobat namun warung tetapi tidak sembuh-
tidak ada perubahan. Nn.M sembuh, Nn.C memeriksakan
berobat ke puskesmas dan kondisinya ke Puskesmas Batu 10
mendapatkan hasil Laboraturium dan mendapatkan hasil
positif Tuberkulosis paru. Laboraturium positif Tuberkulosis
Keluarga tidak tau cara merawat Paru. Keluarga Tn.I tidak tau cara
anggota keluarga yang mengalami memodifikasi kondisi rumah untuk
penyakit Tuberkulosis Paru agar anggota keluarga yang terkena
tidak menular ke anggota Tuberkulosis Paru.
keluarga lainnya dan kondisi
rumah yang bagaimana untuk 2. Data Objektif:
merawat anggota keluarga dengan -Tn I tamatan S 1 dan Ny J tamatan
Tuberkulosis Paru. SMA
-Tn I dan Ny J termasuk usia lansia
2. Data Objektif: - Hasil pemeriksaan Laboraturium
-Tn M tamatan SD sedangkan positif Tuberkulosis Paru.
Ny S tidak sekolah - pencahayaan di setiap ruangan
-Tn M dan Ny S usia produktif didalam rumah kurang, ventilasi
- Hasil pemeriksaan Laboraturium hanya terdapat di dapur dan
positif Tuberkulosis Paru. kamar mandi serta jendela dan
- keluarga tidak tau cara pintu jarang sekali dibuka.
memodifikasi lingkungan rumah
ditandai dengan pencahayaan
setiap ruangan dalam rumah
kurang, jarangnya jendela dan
pintu dibuka, cahaya matahari
masuk kedalam rumah sangat
kurang sekali lewat ventilasi.
2 Etiologi 1. Ketidakmampuan keluarga 1. Ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah mengenal masalah
kesehatan Tuberculosis Paru kesehatan Tuberculosis Paru
3 Masalah 1. Defisiensi Pengetahuan 1. Defisiensi Pengetahuan
Dari Tabel 4.11 dapat disimpulkan bahwa keluarga Tn.M dan Keluarga Tn.I
memiliki perbedaan pada tingkat pendidikan dan usia yang menyebabkan persamaan
keduanya memiliki defisiensi pengetahuan pada penyakit Tuberkulosis paru. Tn M
dan Ny S usia produktif namun rendahnya tingkat pendidikan yang membuat
80
Tabel 4.12
Tabel 4.13
Diagnosa keperawatan
Keluarga Tn.M Keluarga Tn.I
Berdasarkan rumusan prioritas masalah Berdasarkan rumusan prioritas masalah
diatas, maka dapat diketahui prioritas diatas, maka dapat diketahui prioritas
permasalahan yang terjadi pada keluarga permasalahan yang terjadi pada keluarga Tn.I
Tn.M adalah sebagai berikut: adalah sebagai berikut:
2.setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. kaji pengetahuan keluarga tentang akibat jika
selama 25 menit, Tuberkulosis tidak ditangani dengan tepat
- keluarga Tn.M mampu mengambil 2. jelaska pada keluatga akibat bila Tuberkulosis paru
keputusan dengan tindakan yang tepat tidak ditangani dengan tepat
- keluarga Tn.M dapat menjelaskan akibat 3. tanyakan kembali materi yang sudah dijelaskan
dari komplikasi yang tidak di tangani. 4. motivasi keluarga untuk mengambil keputusan yang
tepat guna menangani Tuberkulosis Paru
5. beri reinforcement positif atas keputusan
Keluarga
84
3. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. kaji pengetahuan keluarga tentang cara perawatan
selama 25 menit keluarga Tn.M dapat pasien Tuberkulosis Paru
merawat anggota keluarga yang sakit 2. jelaskan pada keluarga tentang perawatan pasien
dengan Tuberkulosis Paru, meliputi: Tuberkulosis Paru
- dapat menjelaskan cara merawat 3. berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
klien dengan Tuberkulosis paru. 4. tanyakan kembali materi yang sudah diberikan
- dapat mendemostrasikan cara yang 5. mendemonstrasikan cara perawatan pasien
dilakukan untuk merawat klien Tuberkulosis Paru
dengan Tuberkulosis Paru 6. menjelaskan kepada keluarga tentang cara
- dapat memodifikasi rumah dan memodifikasi rumah dan lingkungan rumah
lingkungan rumah untuk penderita 7. beri kesempatan keluarga untuk
Tuberkulosis Paru mendemosnstrasikannya
8. berikan reinforcement positif atas
keterampilan keluarga
4. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. kaji pengetahuan keluarga tentang cara pencegahan
selama 25 menit, keluarga Tn.M dapat Tuberkulosis Paru
memodifikasi lingkungan yang sehat, 2. jelaskan kepada keluarga pencegahan Tuberkulosis
meliputi: Paru
- Dapat menjelaskan cara pencegahan 3. berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
Tuberkulosis paru yang dapat 4. anyakan kembali hal-hal yang dijelaskan
dilakukan keluarga di rumah. 5. beri reinforcement positif atas jawaban keluarga
- Memodifikasi rumah untuk anggota 6. praktikan dan laksanakan kebersihan lingkungan
keluarga dengan Tuberkulosis paru
5. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. kaji pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan
selama 25 menit, keluarga mampu yang dapat digunakan untuk berobat hipertensi
memanfaatkan fasilitas kesehatan, 2. jelaskan kepada keluarga tentang fasilitas kesehatan
meliputi: yang bisa digunakan
- dapat membawa anggota keluarga yang 3. tanyakan kenbali materi yang sudah dijelaskan
sakit ke fasilitas kesehatan (puskesmas, 4. memotivasi keluarga untuk mengunjungi fasilitas
rumah sakit, praktik dokter). kesehatan yang dipilih
5. beri reinforcement positif atas keputusan
Keluarga
85
Rencana Keperawatan Keluarga Tn.I
Diagnose
No Tujuan & Kriteria Hasil NIC
Keperawatan
1 Defisiensi NOC NIC
pengetahuan Knowledge: disease process Teacihing: disease process
berhubungan Knowledge: health behavior 1. Kaji pengetahuan keluarga tentang
dengan kurangnya penyakit Tuberkulosis Paru.
pengetahuan Kriteria hasil: 2. Diskusikan bersama keluarga mengenai pengertian
keluarga tentang 1.Setelah dilakukan tindakan penyebab dan gejala tuberculosis paru
penyakit keperawatan selama 25 menit, keluarga 3. bimbing keluarga untuk menjelaskan ulang
Tuberkulosis Paru Keluarga mampu mengenali masalah pengertian penyebab tanda dan gejala Tubeerkulosis
Tuberkulosis Paru yang di derita Nn.C, paru.
meliputi: 4. Beri reinforcement positif atas jawaban yang
- pengertian Tuberkulosis paru diberikan.
- penyebab Tuberkulosis paru
- tanda dan gejala tuberkulosis
2.setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. kaji pengetahuan keluarga tentang akibat jika
selama 25 menit, Tuberkulosis tidak ditangani dengan tepat
- keluarga Tn.I mampu mengambil 2. Jelaska pada keluatga akibat bila Tuberkulosis paru
keputusan dengan tindakan yang tepat tidak ditangani dengan tepat
- keluarga Tn.I dapat menjelaskan 3. tanyakan kembali materi yang sudah dijelaskan
akibat dari komplikasi yang tidak di 4. motivasi keluarga untuk mengambil keputusan yang
tangani. tepat guna menangani Tuberkulosis Paru
5. beri reinforcement positif atas keputusan
Keluarga
3. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. kaji pengetahuan keluarga tentang cara perawatan
selama 25 menit keluarga Tn.I dapat pasien Tuberkulosis Paru
merawat anggota keluarga yang sakit 2. jelaskan pada keluarga tentang perawatan pasien
dengan hipertensi, meliputi: Tuberkulosis Paru
- dapat menjelaskan cara merawat 3. berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
klien dengan hipertensi 4. tanyakan kembali materi yang sudah diberikan
86
- dapat mendemostrasikan cara 5. mendemonstrasikan cara perawatan pasien
yang dilakukan untuk merawat Tuberkulosis Paru
klien dengan Tuberkulosis Paru 6. beri kesempatan keluarga untuk
- dapat memodifikasi rumah dan mendemosnstrasikannya
lingkungan rumah untuk penderita 7. menjelaskan kepada keluarga tentang cara
Tuberkulosis Paru memodifikasi rumah dan lingkungan rumah
8. berikan reinforcement positif atas keterampilan
keluarga
4. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. kaji pengetahuan keluarga tentang cara pencegahan
selama 25 menit, keluarga Tn.I dapat Tuberkulosis Paru
memodifikasi lingkungan yang sehat, 2. jelaskan kepada keluarga pencegahan Tuberkulosis
meliputi: Paru
- Dapat menjelaskan cara pencegahan 3. berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
Tuberkulosis paru yang dapat 4. anyakan kembali hal-hal yang dijelaskan
dilakukan keluarga di rumah. 5. beri reinforcement positif atas jawaban keluarga
- Memodifikasi rumah untuk anggota 6. praktikan dan laksanakan
keluarga dengan Tuberkulosis paru kebersihan lingkungan
5. Setelah dilakukan tindakan 1. kaji pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan
keperawatan selama 25 menit, keluarga yang dapat digunakan untuk berobat hipertensi
mampu memanfaatkan fasilitas 2. jelaskan kepada keluarga tentang fasilitas kesehatan
kesehatan, meliputi: yang bisa digunakan
- dapat membawa anggota 3. tanyakan kenbali materi yang sudah dijelaskan
keluarga yang sakit ke fasilitas 4. memotivasi keluarga untuk mengunjungi
kesehatan (puskesmas, rumah sakit, fasilitas kesehatan yang dipilih
praktik dokter). 5. beri reinforcement positif atas keputusan
Keluarga
87
4.5 Implementasi keperawatan dan Evaluasi keluarga Tn.M dan keluarga Tn.I
Tabel 4.15
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.M
88
Intervensi dilanjutkan
Kamis 1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang S:
20 juni 19 cara perawatan Tuberkulosis Paru Keluarga Tn.M mengatakan mengerti
10.00 WIB 2. Menjelaskan pada keluarga tentang dan paham tentang penyebab dan
perawatan Tuberkulosis Paru tanda gejala dari Tuberkulosis Paru
3. Memberikan kesempatan kepada Keluarga Tn.M mengatakan mengerti
keluarga untuk bertanya tentang akibat jika Tuberkulosis Paru
4. Menanyakan kembali materi yang sudah tidak ditangani dengan tepat
diberikan Keluarga Tn.M mengatakan sudah
5. Mendemonstrasikan cara yang mengerti cara perawatan Tuberkulosis
dilakukan untuk merawat klien dengan Paru yang benar
Tuberkulosis Paru Keluarga Tn.M mengatakan akan
6. Memberi reinforcement positif atas segera melakukan cara yang telah
keterampilan keluarga diajarkan perawat
O:
Ny.S tampak aktif bertanya
Ny.S mampu mendemonstrasikan
ulang cara untuk melakukan
perawatan Tuberkulosis Paru
A:
Keluarga mengerti dan paham
tentang penyebab dan tanda gejala
dari Tuberkulosis Paru
Keluarga mengerti
perawatan Tuberkulosis Paru
Keluarga dapat melakukan cara
perawatan Tuberkulosis Paru
P:
Pertahankan tujuan yang
sudah tercapai
89
Lanjutkan intervensi
90
mengunjungi fasilitas kesehatan yang anggota keluarganya yang sakit
dipilih O:
5. Memberi reinforcement positif atas Ny.S tampak senang diberikan
keputusan keluarga penjelasan mengenai fasilitas kesehatan
Ny.S aktif bertanya dan mengulang
penjelasan yang diberikan
A:
Intervensi tercapai
Keluarga mampu merawat Nn.M
dengan penyakit Tuberkulosis Paru
P:
Pertahankan intervensi yang telah
tercapai
Intervensi di hentikan
91
Pelaksanaan Asuhan keluarga Tn.I
No Diagnosa Hari/ Implementasi Evaluasi
Keperawatan Waktu
1 Defisiensi Rabu 1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang S:
pengetahuan 19 juni 19 Tuberkulosis Paru Keluarga Tn.I mengatakan
berhubungan dengan 15.00 WIB 2. Memberi motivasi keluarga untuk mengerti dan paham tentang
kurangnya mengemukakan pendapatnya tentang penyebab dan tanda gejala
pengetahuan keluarga Tuberkulosis Paru dari Tuberkulosis Paru
tentang penyakit 3. Mendiskusikan bersama keluarga Keluarga Tn.I mengatakan
Tuberkulosis Paru mengenai pengertian, penyebab dan mengerti tentang akibat jika
gelaja Tuberkulosis Paru Tuberkulosis Paru tidak ditangani
4. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang dengan tepat
akibat jika Tuberkulosis Paru tidak Keluarga Tn.M mengatakan senang
ditangani dengan tepat setelah diberikan penkes tentang
5. Menjelaskan pada keluarga akibat bila penyakit Tuberkulosis Paru.
Tuberkulosis Paru tidak ditangani O:
dengan tepat Ny.S tampak aktif bertanya dan
6. Menanyakan kembali materi yang sudah mengulangi penjelasan yang
dijelaskan diberikan
7. Memotivasi keluarga untuk mengambil
keputusan yang tepat guna menangani A:
Tuberkulosis Paru Intervensi tercapai sebagian
8. Memberi reinforcement positif atas Keluarga mengenal pengertian,
keputusan keluarga penyebab, gejala dan akibat
Tuberkulosis Paru.
P:
Pertahankan tujuan yang sudah
tercapai
Lanjutkan intervensi
92
Kamis 1. Mengkaji pengetahuan keluarga S:
20 juni 10 tentang cara perawatan Tuberkulosis Keluarga Tn.I mengatakan
15.00 Paru mengerti dan paham tentang
2. Menjelaskan pada keluarga tentang penyebab dan tanda gejala
perawatan Tuberkulosis Paru dari Tuberkulosis Paru
3. Memberikan kesempatan kepada Keluarga Tn.I mengatakan
keluarga untuk bertanya mengerti tentang akibat jika
4. Menanyakan kembali materi yang Tuberkulosis Paru tidak ditangani
sudah diberikan dengan tepat
5. Mendemonstrasikan cara yang Keluarga Tn.I mengatakan
dilakukan untuk merawat klien dengan sudah mengerti cara perawatan
Tuberkulosis Paru Tuberkulosis Paru yang benar
6. Memberi reinforcement positif atas Keluarga Tn.I mengatakan akan
keterampilan keluarga segera melakukan cara yang
telah diajarkan perawat
O:
Nn.C tampak aktif bertanya
Nn.C mampu mendemonstrasikan
ulang cara untuk melakukan
perawatan Tuberkulosis Paru
A:
Keluarga mengerti dan paham
tentang penyebab dan tanda gejala
dari Tuberkulosis Paru
Keluarga mengerti perawatan
Tuberkulosis Paru
Keluarga dapat melakukan cara
perawatan Tuberkulosis Paru
P:
Pertahankan tujuan yang sudah
93
tercapai
Lanjutkan intervensi
Jumat 1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang S:
21 juni 19 cara pencegahan Tuberkulosis Paru Keluarga Tn.I mengatakan
15.00 yang dapat dilakukan dirumah mengerti cara pencegahan
2. Menjelaskan kepada keluarga Tuberkulosis Paru yang
pencegahan Tuberkulosis Paru dapat dilakukan dirumah.
3. Memberikan kesempatan kepada Keluarga Tn.I mengatakan mengerti
keluarga untuk bertanya setelah di berikan penkes tentang
7. Menjelaskan kepada keluarga cara masalah Tuberkulosis Paru.
memodifikasi rumah dan lingkungan Keluarga mengerti cara
rumah untuk penderita Tuberkulosis memodifikasih rumah dan
Paru dan lingkungan rumah.
4. Menanyakan kembali hal-hal yang O:
dijelaskan Nn.C tampak antusias saat
5. Memberikan reinforcement positif atas diberi penjelasan
jawaban keluarga. Nn.C tampak sudah tidak bingung
saat diberikan penjelasan
A:
Intervensi tercapai
Keluarga sudah mengerti cara
pencegahan Tuberkulosis Paru
di rumah
P:
Pertahankan Intervensi
1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang S:
Senin
fasilitas kesehatan yang dapat Keluarga mengatakan sudah
01 juni 10
digunakan untuk berobat Tuberkulosis mengerti dengan penjelasan yang
14.00
paru diberikan
2. Menjelaskan kepada keluarga tentang Keluarga Tn.I mengatakan
fasilitas kesehatan yang bisa digunakan pengetahuannya bertambah setelah
94
3. Menanyakan kembali materi yang di berikan penkes tentang
sudah dijelaskan masalah Tuberkulosis Paru
4. Memotivasi keluarga untuk Keluarga mengatakan akan
mengunjungi fasilitas kesehatan yang berobat ke pelayanan kesehatan
dipilih jika terdapat anggota keluarganya
5. Memberi reinforcement positif atas yang sakit
keputusan keluarga O:
Nn.C tampak senang
diberikan penjelasan
mengenai fasilitas kesehatan
Nn.C aktif bertanya dan mengulang
penjelasan yang diberikan
A:
Intervensi tercapai
Keluarga mampu merawat Nn.C
dengan penyakit Tuberkulosis Paru
P:
Pertahankan intervensi yang telah
tercapai
Intervensi di hentikan
95
96
4.6 Pembahasan
1. pengkajian
Pengkajian yang dilakukan penulis telah sesuai dengan konsep pengkajian
asuhan keperawatan keluarga dengan Tuberkulosis Paru. Pengkajian yang dilakukan
oleh penulis antara lain mengenai data umum, riwayat dan tahap perkembangan
keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga,
serta pemeriksaan fisik terhadap anggota keluarga.
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 19 Juni 2019 pada Nn M dan Nn C
didapatkan data bahwa keduanya mempunyai riwayat penyakit Tuberkulosis Paru.
Saat dilakukan pengkajian Nn M yang berusia 14 tahun dan Nn C berusia 20 tahun
sama-sama mengeluhkan batuk yang tidak sembuh selama satu bulan, demam tinggi,
serta berkeringat pada malam hari. hal ini sesuai dengan manifestasi klinis dan juga
keluarga sama-sama tidak mengetahui semua masalah yang berhubungan dengan
Tuberkulosis Paru (defisiensi pengetahuan), keluarga hanya mengetahui tentang cara
minum obat untuk penderita Tuberkulosis Paru saja, dan juga kondisi rumah yang
sangat tidak mendukung untuk kesembuhan pasien dengan Tuberkulosis Paru.
Perbedaannya adalah Nn M batuk berdahak disertai darah sedangkan Nn C batuk
berdahak tapi tidak berdarah, dan faktor usia serta tingkat pendidikan keluarga yang
sangat mempengaruhi.
97
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan yang telah disusun oleh penulis mengacu pada
rumusan diagnose keperawatan NANDA (2015). Berdasarkan teori NANDA bahwa
terdapat 5 diagnosa yang mungkin muncul pada Tuberkulosis Paru yaitu Defisiensi
pengetahuan, hipertermi, ketidakefektifan bersihan jalan nafas, resiko infeksi dan
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Berdasarkan hasil pengkajian, diagnosa yang ditemukan pada kedua klien
yaitu Defisiensi Pengetahuan. Diagnosa di atas dirumuskan berdasarkan batasan
karakteristik serta faktor resiko yang terdapat dalam diagnose keperawatan NANDA.
Diagnosa hipertermi, ketidakefektifan bersihan jalan nafas, resiko infeksi dan
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak dapat ditegakkan,
dikarenakan kurang adanya data yang mendukung untuk menegakkan diagnose
keperawatan tersebut. Selain itu etiologi ditemukan 1 tugas kesehatan keluarga yaitu
memodifikasi lingkungan keluarga dan memanfaatkan fasilitas kesehatan dikarenakan
disaat pengkajian keluarga Tn M dan keluarga Tn I tidak mengenal penyakit
Tuberkulosis paru kedua keluarga tersebut hanya mengerti cara minum obat untuk
Tuberkulosis paru.
3. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan adalah sekumpulan tindakan yang di temukan oleh
perawat untuk dilaksanakan guna memecahkan masalah kesehatan dan masalah
keperawatan yang telah diidentifikasi. Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari
penetapan tujuan, yang mencangkup tujuan umum (untuk mengatasi masalah /
masalah pada individu yang sakit) dan tujuan khusus (pemecahan masalah dengan
mengacu pada 5 tugas keluarga dalam hal kesehatan/keperawatan) serta dilengkapi
dengan kriteria dan standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik
tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan
khusus yang ditetapkan.
Perencanaan keperawatan pada masing-masing diagnose keperawatan lebih
focus pada situasi yang nyata yang didapatkan dari hasil pengkajian kondisi klien dan
98
4. Implementasi
Implementasi keperawatan keluarga merupakan pelaksanaan dari rencana
asuhan keperawatan yang telah disusun. Semua intervensi yang disusun telah
dilaksanakan. Pada pelaksanaan implementasi keperawatan keluarga Tn M dan
keluarga Tn I mampu dilaksanakan secara keseluruhan dan dilakukan dalam waktu
yang sama selama 4 hari. hal ini dikarenakan intervensi ini sudah mencakup
menyampaikan informasi untuk beberapa diagnose. Intervensi tersebut dilakukan
dengan metode ceramah, diskusi, Tanya jawab, pemberian latihan langsung dan
pemberian leaflet kepada keluarga Tn M dan keluarga Tn I.
Pada implementasi yang dilakukan, keluarga sangat aktif dan kooperatif.
Keluarga telah memahami tentang pengertian Tuberkulosis Paru, tanda dan gelaja
Tuberkulosis Paru, cara penularan Tuberkulosis Paru, cara perawatan pasien
Tuberkulosis Paru, memodifikasi keadaan rumah dan lingkungan untuk pasien
Tuberkulosis Paru, dan untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan. Pencapaian
implementasi ini sudah baik, karena keluarga Tn M dan keluarga Tn I sudah
memahami apa yang disampaikan.
99
5. Evaluasi
Sesuai dengan rencana tinddakan yang telah diberikan, tahap penilaian
diberikan untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak atau belum berhasil, maka perlu
disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat
dilakukan dalam satu kali kunjungan keluarga. Oleh karena itu dapat dilakukan
kunjungan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga. Dalam
penilaian evaluasi keperawatan ini, disesuaikan antara tujuan dan kriteria hasil yang
telah ditetapkan pada intervensi keperawatan dengan evaluasi keperawatan yang
diperoleh.
Pada evaluasi keperawatan, diagnose yang muncul pada keluarga Tn M dan
keluarga Tn I dapat di atasi secara keseluruhan. Namun terdapat masalah pada saat
melaukukan evaluasi pada keluarga Tn M dan keluarga Tn I, yaitu kedua keluarga
tersebut sangat sulit untuk memahami penkes yang diberikan. Ada 2 faktor yang
menyebabkan dua keluarga tersebut sulit untuk memahami penkes, yaitu faktor
pendidikan dan faktor usia yang dimana keluarga Tn M yaitu Tn M sebagai kepala
keluarga sekaligus ayah dan Ny S sebagai istri sekaligus sebagai ibu dari klien
memiliki tingkat pendidikan yang rendah sehingga sulitnya memahami penkes yang
diberikan. Selain itu keluarga Tn I yaitu Tn I sebagai kepala keluarga sekaligus
sebagai kakek dan Ny J sebagai istri sekaligus sebagai nenek dari klien yang memiliki
usia lansia sehingga sulit untuk memahami penkes yang diberikan. Namun penkes
yang diberikan penulis secara perlahan kepada kedua keluarga tersebut membuat
kedua keluarga tersebut memahami penkes tersebut sehingga kedua keluarga tersebut
bisa mengerti dan melakukan hal yang seharus dilakukan sesuai dengan penkes
tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah menyelesaikan asuhan keperawatan pada keluarga Tn.M dan keluarga
Tn.I dengan Tuberkulosis Paru atas indikasi Defisiensi Pengetahuan di Wilyah kerja
Puskesmas Batu 10 anjungpinang yang dikelola selama 4 hari kunjungan dimulai dari
19 juni 2019. Pengkajian yang dilakukan pada keluarga Tn.M dan keluarga Tn.I jika
dibandingkan dengan studi kepustakaan yang ada pada bab II. Menurut mitayani 2011
tidak jauh perbedaannya karena semua langkah-langkah mulai dari pengkajian
keperawatan, merumuskan diagnose, merumuskan intervensi, melakukan
implementasi keperawatan dan dengan evaluasi keperawatan semua sesuai dengan
teori yang penulis paparkan pada bab II.
Data yang diperoleh dari keluarga dan catatan medis semuanya didapatkan
dengan baik dan penulis tidak mendapatkan kesulitan yang berarti dikarenakan
komunikasi, kerjasama dan dukungan yang baik dari pihak keluarga sehingga data
tersebut didapatkan oleh penulis.berdasarkan pengkajian didapatkan diagnose pada
keluarga Tn.M yaitu Defisiensi Pengetahuan ditandai dengan Ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan Tuberculosis Paru, Defisiensi Pengetahuan
ditandai dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi dan
pemeliharaan kesehatan tidak efektif ditandai dengan Ketidak mampuan keluarga
dalam mengenal penyakit anggota keluarganya yang sakit Asma Bronkial. Sedangkan
diagnose pada keluarga Tn.I yaitu Defisiensi Pengetahuan ditandai dengan
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan Tuberculosis Paru,
Defisiensi Pengetahuan ditandai dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah hipertensi. Hal ini sesuai dengan diagnose teoritis yang penulis paparkan
pada bab tinjauan teoritis dan mengacu pada diagnose NANDA dan NIC, NOC.
99
100
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis memberikan saran sebagai berikut:
5.2.1 Saran Bagi Poltekkes
Untuk Penulis selanjutnya khususnya mahasiswa Poltekkes Kemenkes
Tanjungpinang diharapkan bisa memberikan kontribusi kepada seluruh unit kesehatan
dengan memberikan asuhan keperawatan keluarga Pada pada pasien Tuberkulosis
Paru Dengan masalah defisiensi pengetahuan yaitu dengan berbagai macam
permasalahan yang lebih mendasar dan sesuai dengan standar operasional prosedur
yang telah ditentukan. Diharapkan juga untuk penulis mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Tanjungpinang selanjutnya dapat memberikan inovasi terbaru bagaimana
menghadapi klien Tuberculosis paru dengan masalah Defisiensi Pengetahuan agar
tidak terjadi defisiensi pengetahuan secara berulang.
Pertemuan ke : 1
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks, dengan menggunakan
pendekatan sistematis untuk kerja sama dengan keluarga dan individu sebagai anggota
keluarga (Harmoko,2012). Berdasarkan survei yang penulis lakukan di wilayah kerja
Puskesmas Tanjungpinang, didapatkan keluarga dengan masalah Tuberkulosis Paru. Sesuai
dengan proses keperawatan penulis akan melakukan pengkajian kepada keluarga tersebut.
1. Diagnose keperawatan
Defisiensi pengetahuan
2. Tujuan umum
Setelah dilakukan kunjungan selama 40 menit diharapkan penulis mendapatkan
data pengkajian.
3. Tujuan khusus
a) Melakukan pengkajian pada keluarga Tn.M mengenai data umum.
b) Melakukan pengkajian pada keluarga Tn.M mengenai riwayat dan tahap
perkembangan keluarga.
c) Melakukan pengkajian pada keluarga Tn.M mengenai pengkajian lingkungan
d) Melakukan pengkajian pada keluarga Tn.M mengenai struktur keluarga
e) Melakukan pengkajian pada keluarga Tn.M mengenai pemeriksaan fisik
f) Melakukan pengkajian pada keluarga Tn.M mengenai harapan keluarga.
C. Rencana kegiatan
1. Topik : Melakukan pengkajian
2. Metode : Wawancara, observasi
3. Media : Nursing kids, pena, buku
4. Waktu : 40 menit
5. Tempat : Rumah keluarga Tn.M
6. Strategi pelaksanaan
7. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
Media tersedia sesuai rencana.
Melakukan pengkajian pada keluarga mengenai data umum, melakukan
pengkajian pada keluarga mengenai riwayat dan tahap perkembangan keluarga,
melakukan pengkajian pada keluarga mengenai pengkajian lingkungan, melakukan
pengkajian padakeluarga mengenai struktur keluarga, melakukan pengkajian pada
keluarga mengenai pemeriksaan fisik, melakukan pengkajian pada keluarga mengenai
harapan keluarga.
b. Evaluasi proses
keluarga Tn.M mengikuti kegiatan dengan baik dan dapat berpartisipasi dalam
kegiatan.
c. Evaluasi hasil
penulis mendapatkan 80% data yang diperlukan mengenai data umum, riwayat dan
tahap perkembangan keluarga, pengkajian lingkungan, struktur keluarga, pemeriksaan
fisik, dan harapan keluarga.
PRE PLANNING KUNJUNGAN
Pertemuan ke :2
Hari/tanggal :kamis 20 Juni 2019
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan sebelumnya, data yang didapatkan oleh
penulis belum sepenuhnya sehingga penulis akan melakukan pengkajian lanjutan pada
anggota keluarga yang mengalami masalah Tuberkulosis Paru.
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
a. Pemeriksaan fisik
b. stress dan koping keluarga
c. harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
3. Masalah keperawatan
Belum ditemukan
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
2. Tujuan umum
Setelah melakukan kunjungan rumah selama 40 menit diharapkan data
pengkajian terlengkapi.
3. Tujuan khusus
Setelah dilakukan kunjungan selama 40 menit diharapkan penulis mendapatkan data
antara lain:
a. stress dan koping keluarga
b. pemeriksaan fisik pada keluarga.
7. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
Media tersedia sesuai rencana
Pemeriksaan fisik pada keluarga, stress dan koping keluarga pada keluarga
binaan, harapan keluarga pada petugas kesehatan pada keluarga binaan bintan.
b. Evaluasi proses
Keluarga Tn.S dapat mengikuti kegiatan dengan baik dan dapat berpartisipasi
c. Evaluasi hasil
Penulis mendapatkan data 100% untuk melengkapi pengkajian pemeriksaan fisik, stress
dan koping keluarga dan harapan keluarga pada petugas kesehatan
PRE PLANNING KUNJUNGAN
Pertemuan ke : 3
A. pendahuluan
1. Latar Belakang
Berdasarkan pertemuan sebelumnya yaitu penulis akan melakukan 5 tugas
kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan keluarga
2. Data yang perlu dikaji
Pengetahuan keluarga Tn.M mengenai masalah penyait yang diderita
anggota keluarganya yang sakit Tuberkulosis Paru
3. Masalah keperawatan
a. Defisiensi pengetahuan
b. Defisiensi pengetahuan
B. Rencana keperawatan
1. Diagnose keperawatan
a. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan defisiensi pengetahuan
keluarga mengenal penyakit Nn.M yang sakit Tuberkulosis Paru
b. Defisiensi pengetahuan pada penyakit Tuberkulosis Paru berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga memodifiksi lingkungan yang sehat
2. Tujuan umum
Setelah dilakukan kunjungan selama 40 menit diharapkan keluarga mampu mengenal
penyakit yang diderita anggota keluarganya
3. Tujuan khusus
Setelah dilakukan kunjungan selama 40 menit diharapkan keluarga mengerti tentang:
a. Pengertian Tuberkulosis Paru
b. penyebab Tuberkulosis Paru
c. Tanda dan gejala Tuberkulosis Paru
C. Rencana kegiatan
1. Topik
Mengenal masalah kesehatan keluarga
2. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
3. Media
Lembar balik
4. Waktu
40 menit
5. Tempat
Rumah keluarga Tn.M
6. Strategi pelaksanaan
No Kegiatan mahasiswa Kegiatan keluarga Waktu
1 Pembukaan : a. Menjawab salam dan bertanya 5 menit
a. Memberi salam b. Menyimak dan menyetujui
b.Menyampaikan maksud dan
tujuan
c. Melakukan kontrak (topik,
waktu dan tempat)
2 Pelaksanaan: Menyimak, berikan pendapat dan 30 menit
a. Kajian pengetahuan bertanya
keluarga tentang pengertian,
penyebab dan tanda gejala
Tuberkulosis Paru
b.Beri motivasi keluarga
untuk mengemukakan
pendapatnya tentang
Tuberkulosis Paru
c. Bimbing keluarga untuk
menjelaskan ulang
pengertian, penyebab, tanda
gejala Tuberkulosis Paru
d. Diskusikan bersama
keluarga mengenai
pengertian, penyebab dan
gejala Tuberkulosis Paru
e. Beri reinforcement positif
atas jawaban yang diberikan
3 Penutup: a. Menyimak dan bertanya 5 menit
a. Evaluasi b. Menyetujui dan bertanya
b. Membuat kontrak c. Menjawab salam
selanjutnya
c. Mengucapkan salam
7. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
Media tersedia sesuai rencana
Pengertian Tuberkulosis Paru, penyebab Tuberkulosis Paru, tanda dan
gejala Tuberkulosis Paru
b. Evaluasi proses
Keluarga dapat mengerti, mengikuti kegiatan dengan baik dan dapat
berpartisipasi dalam kegiatan
c. Evaluasi hasil
Keluarga dapat menyebutkan pengertian Tuberkulosis Paru, keluarga dapat
menyebutkan penyebab Tuberkulosis Paru, keluarga dapat menyebutkan tanda
dan gejala Tuberkulosis Paru.
PRE PLANNING KUNJUNGAN
Pertemuan ke : 4
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
Berdasarkan pertemuan sebelumnya, penulis akan melanjutkan dengan 5
tugas kesehatan keluarga yaitu mengambil keputusan yang tepat.
2. Data yang dikaji
Pengetahuan keluarga Tn.M mengenai akibat yang akan muncul jika
Tuberkulosis Paru tidak ditangani dengan tepat dan cepat.
3. Masalah keperawatan
a. Defisiensi pengetahuan
b. Defisiensi pengetahuan
B. Rencana keperawatan
1. Diagnose keperawatan
a. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan keluara
mengenal penyakit Nn.M yang sakit Tuberkulosis Paru.
b. Defisiensi pengetahuan pada keluarga Tn.M berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
2. Tujuan umum
Setelah dilakukan kunjungan selama 40 menit diharapkan keluarga dapat
mengambil keputusan dengan tindakan yang tepat.
3. Tujuan khusus
Setelah dilakukan kunjungan selama 40 menit diharapkan keluarga dapat:
a. Keluarga Tn.M dapat mengambil keputusan dengan tindakan yang tepat
b. Keluarga Tn.M mengerti tentang manfaat dari mengambil keputusan
dengan tindakan yang tepat dalam menghadapi masalah Tuberkulosis Paru
c. Keluarga Tn.M dapat menjelaskan akibat dari komplikasi yang tidak ditangani
dan cara mencegah Tuberkulosis Paru
Keluarga Tn.M dapat menjelaskan cara pencegahan penularan dan minum
obat untuk penderita Tuberkulosis Paru.
C. Rencana kegiatan
1. Topic
Mengambil keputusan yang tepat
2. Metode
Ceramah, Tanya jawab
3. Media
Lembar balik
4. Waktu
40 menit
5. Lokasi
Rumah keluarga Tn.M
6. Strategi pelaksanaan
No Kegiatan mahasiswa Kegiatan keluarga Waktu
1 Pembukaan: a. Menjawab salam 5 menit
a. Memberi salam b. Menyimak
b. Menyampaikan maksud dan c. Menyimak dan menyetujui
tujuan
c. Melakukan kontrak
(topik, waktu dan tempat)
2 Pelaksanaan: a. Menyimak 30 menit
a. Mendiskusikan dengan b. Memperhatikan dan
keluarga bagaimana mengobati bertanya
Tuberkulosis Paru untuk
mengambil keputusan
selanjutnya.
b. Memotivasi keluarga untuk
memutuskan mengenai
penyakit Tuberkulosis Paru
yang tepat
c. Membimbing dan beri
motivasi pada keluarga untuk
mengambil keputusan dalam
menangani masalah
Tuberkulosis Paru, berikan
pujian atas keputusan yang
di ambil keluarga
d. Keluarga mengerti tentang
manfaat dari mengambil
keputusan dengan tindakan
yang tepat dalam menghadapi
masalah Tuberkulosis Paru
e. Menjelaskan komplikasi
dari Tuberkulosis Paru jika
tidak ditangani
f. Menjelaskan cara minum obar
dan cara pencegahan penularan
3 Penutupan: a. Menyimak bertanya dan 5 menit
a. Evaluasi mengucapkan terimakasih
b. Mengucapkan terimakasih dan b. Mengucapkan salam
memberitahukan jika ini
adalah kunjungan terakhir
c. Mengucapkan salam