Anda di halaman 1dari 153

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN


BRONKOPNEUMONIA DI RUMAH SAKIT SAMARINDA
MEDIKA CITRA

Oleh:

Yoanita Chairunisa

NIM : P07220116039

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN

SAMARINDA

2019

KARYA TULIS ILMIAH


ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGANBRONKOPNEUMONIA DI
RUMAH SAKIT SAMARINDA MEDIKA CITRA
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep)
Pada Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur

Oleh:

Yoanita Chairunisa

P07220116039

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN

SAMARINDA

2019
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi :
1. Nama : Yoanita Chairunisa
2. Tempat tanggal lahir : Tenggarong 10 Juni 1998
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Kampung kajang RT 03 Desa Loa ulung
Kecamatan Tenggarong seberang
B. Identitas Orang Tua
1. Nama Ayah/Ibu : Hairul Anwar/ Suryana
2. Pekerjaan : Swasta/ IRT
3. Alamat : Kampung kajang RT 03 Desa Loa ulung
Kecamatan Tenggarong seberang
C. Riwayat pendidikan :
1. Tahun 2002-2004 : TK TUNAS BANGSA
2. Tahun 2004-2010 : SD NEGERI 1 LOA BUKIT
3. Tahun 2010-2013 : SMP NEGERI 2 TENGGARONG
4. Tahun 2013-2016 : SMA NEGERI 1 TENGGARONG
5. Tahun 2016-2019
: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN
KESEHATAN PRODI DIII KEPERAWATAN SAMARINDA

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan

karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang

berjudul “Asuhan Keperawatan anak dengan Bronkopneumonia di Rumah Sakit

Samarinda Medika Citra”. Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahi Madya Keperawatan dari

jurusan keperawatan, Prodi DIII-Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim.

Dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini penulis tentu mengalami

kesulitan. Namun berkat bimbingan, dukungan dan semangat dari orang terdekat

sehingga penulis mampu menyelesaikannya dengan baik. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya untuk:

1. Supriadi B, S.Kp., M.Kep, selaku Direktur Politeknik Kementerian Kesehatan

Kalimantan Timur.

2. Hj. Umi Kalsum, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik

Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

3. Ns. Andi Lis Arming G, S.Kep., M.Kep, selaku Ketua Program Studi D-III

Keperawatan Politeknik Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

4. Sutrisno, APP,. M.Kes dan Ns.Andi Lis Arming G, S.Kep., M.Kep, selaku

pembimbing yang telah memberikan masukan, arahan serta semangat

sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Diah Setiani. SST., M.Kes selaku Pembimbing Akademik saya yang selalu

memberikan saya semangat untuk dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Para Dosen dan seluruh staf Keperawatan Politeknik Kementerian Kesehatan

Kalimantan Timur yang telah membimbing dan mendidik penulis dalam masa

ii
pendidikan.

7. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini

baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu.

Penulis menyadari dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kiranya kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak dan nantinya akan digunakan untuk
perbaikan dimasa mendatang.

Samarinda, 11 juni 2019

Penulis

ABSTRAK

“ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA


DI RUMAH SAKIT SAMARINDA MEDIKA CITRA”

Latar belakang. Pneumonia merupakan penyakit saluran pernafasan serius yang


sebagian besar menyerang anak balita dibawah usia 5 tahun, pneumonia

ii
i
merupakan penyakit terbesar penyebab kematian pada anak-anak di seluruh ada
15 negara dengan angka kematian tertinggi dikalangan anak-anak akibat
pneumonia, Indonesia termasuk dalam urutan ke 8 yaitu sebanyak 22.000 (WHO,
2016).Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau
beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak yang
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda asing (Wijayaningsih, Tujuan.
Untuk mendapatkan gambaran bagaimana pemberian asuhan keperawatan pada
anak dengan bronkopneumonia.
Metode. Jenis penulisan ini adalah deskriptif analitik dalam bentuk studi kasus
dengan menggunakan pendekatan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian,
diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan.
Hasil: Berdasarkan analisa data diperoleh kesimpulan terdapat persamaan
diagnosa yang muncul antara kedua anak diantaranya bersihan jalan nafas tidak
efektif, gangguan pertukaran gas, pola nafas tidak efektif, hipertermia, risiko
deficit nurisi, risiko jatuh, dan risiko infeksi. Kemudian 2 diagnosa yang hanya
muncul pada anak 2 adalah cemas dan deficit pengetahuan orang tua.
Kesimpulan: pada anak 1 terdapat 4 diagnosa aktual yang teratasi yaitu bersihan
jalan nafas, gangguan pertukaran gas, pola nafas tidak efektif, hipertermia dan 3
diagnosa risiko yang tidak terjadi yaitu risiko deficit nutrisi, risiko jatuh, risiko
infeksi. Pada anak 2 terdapat 5 diagnosa aktual yang teratasi yaitu bersihan jalan
nafas tidak efektif, gangguan pertukaran gas, pola nafas tidak efektif, hipertermia,
deficit perawatan diri, 1 diagnosa aktual teratasi sebagian yaitu cemas dan 3
diagnosa risiko tidak terjadi yaitu risiko deficit nutrisi, risiko jatuh dan risiko
infeksi.

Kata Kunci : Asuhan Keperawatan Anak, Bronkopneumonia

DAFTAR ISI

Halaman Sampul Depan


Halaman Sampul Dalam dan Prasyarat ..................................................................
i Halaman Pernyataan..............................................................................................
ii Daftar Riwayat
Hidup ..........................................................................................iii Halaman
Persetujuan ............................................................................................ iv
Halaman Pengesahan ............................................................................................
v
Halaman Kata Pengantar ...................................................................................... vi

i
v
Abstrak .............................................................................................................viii
Daftar Isi............................................................................................................... ix
Daftar Gambar ..................................................................................................... xii
Daftar Tabel .......................................................................................................xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 3
1.3.1 Tujuan Umum .............................................................................................. 3
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................................. 3
1.4 Manfaat penelitian ........................................................................................... 4
1.4.1 Bagi penulis .................................................................................................. 4
1.4.2 Bagi tempat penelitian.................................................................................. 4
1.4.3 Bagi Perkembangan ilmu Keperawatan ....................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Dasar Bronkopneumonia ................................................................... 5
2.1.1 Definisi ......................................................................................................... 5
2.1.2 Etiologi ......................................................................................................... 5
2.1.3 Manifestasi Klinis ........................................................................................ 6
2.1.4 Pathway ........................................................................................................ 7
2.1.5 Patofisiologi ................................................................................................. 8
2.1.6 Penatalaksanaan ........................................................................................... 9
2.2. Konsep Asuhan Keperawatan ...................................................................... 10
2.2.1 Pengkajian Keperawatan ............................................................................ 10
2.2.2 Diagnosa Keperawatan .............................................................................. 13
2.2.3 Intervensi Keperawatan ........................................................................... 14
2.2.4 Implementasi Keperawatan ........................................................................ 18
2.2.5 Evaluasi Keperawatan ................................................................................ 19
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ........................................................................................... 21
3.2 Subyek penelitian .......................................................................................... 21
3.3 Batasan istilah (Definisi operasional) ........................................................... 22
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................ 22

v
3.5 Prosedur dan penulisan ................................................................................. 23
3.6 Teknik dan instrumen pengumpulan data ..................................................... 23
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 23
3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data .................................................................... 24
3.7 Keabsahan Data ............................................................................................. 24
3.7.1 Data Primer ................................................................................................ 24
3.7.2 Data Sekunder ............................................................................................ 24
3.7.3 Data tersier ................................................................................................. 24
3.8 Analisis Data ................................................................................................. 25
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Studi Kasus ......................................................................................... 26
4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian` .................................................................... 26
4.1.2 Pengkajian.................................................................................................. 26
4.1.3 Diagnosa Keperawatan .............................................................................. 35
4.1.4 Perencanaan ............................................................................................. 39
4.1.5 Pelaksanaan................................................................................................ 46

v
i
4.1.6Evaluasi .................................................................................................... 56
4.2 Pembahasan ................................................................................................ 72
4.2.1 (D.0001)
Bersihan jalan nafas tidak efektif ............................................... 72
4.2.2 (D.0003)
Gangguan pertukran gas ............................................................. 74
4.2.3 (D.0005)
Pola nafas tidak efektif ............................................................... 74
4.2.4 (D.0130)
Hipertermia ................................................................................. 75
4.2.5 (D.0080)
Cemas ......................................................................................... 76
4.2.6 (D.0111)
Defisit pengetahuan orang tua .................................................... 77
4.2.7 (D.0032)
Risiko deficit nutrisi ................................................................... 78
4.2.8 (D.0143)
Risiko jatuh ................................................................................. 79
4.2.9 (D.0142)
Risiko infeksi .............................................................................. 80

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 81
5.2 Saran ............................................................................................................ 84

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 ..................................................................................................... 7

v
i
i
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perencanaan Keperawatan ........................................................... 14
Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Biodata ............................................................... 26
Tabel 4.2 Riwayat kesehatan ......................................................................... 27
Tabel 4.3 Pola kegiatan sehari-hari ................................................................ 29
Tabel 4.4 Keadaan umum ............................................................................ 29
Tabel 4.5 Pemeriksaan fisik ........................................................................... 30

v
i
i
i
Tabel 4.6 Skala jatuh humpty dumpty ........................................................... 32
Tabel 4.7 Pemeriksaan penunjang ................................................................. 34
Tabel 4.8 Penatalaksanaan terapi ................................................................... 34
Tabel 4.9 Daftar diagnose keperawatan ......................................................... 35
Tabel 4.10 Perencanaan anak 1 ...................................................................... 39
Tabel 4.11 Perencanaan anak 2 ...................................................................... 42
Tabel 4.12 Pelaksanaan anak 1 ...................................................................... 46
Tabel 4.13 Pelaksanaan anak 2 ...................................................................... 51
Tabel 4.14 Evaluasi anak 1 ............................................................................ 56
Tabel 4.15 Evaluasi anak 2 ............................................................................ 64

i
x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pneumonia merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan serius yang

sebagian besar menyerang anak balita dibawah usia 5 tahun, pneumonia

merupakan penyakit terbesar penyebab kematian pada anak-anak di seluruh

dunia, ada 15 negara dengan angka kematian tertinggi dikalangan anak-anak

akibat pneumonia, Indonesia termasuk dalam urutan ke 8 yaitu sebanyak 22.000

kematian (WHO, 2016).

Insiden penemuan kasus pneumonia pada balita usia 1-4 tahun menurut

Kemenes RI (2017), tertinggi di Provinsi Jawa Barat (126.936 kasus) dan

terendah pada Provinsi Papua (51 kasus), kemudian jumlah kematian balita karna

pneumonia tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Tengah (339 kematian) dan

terendah di Provinsi Kalimantan Tengah (1 kematian).

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, kelompok umur

penduduk, period prevalence pneumonia yang paling tertinggi terjadi pada

kelompok usia 1-4 tahun. Sedangkan period prevalence pneumonia pada balita di

Indonesia adalah 18,5% balita pneumonia yang berobat hanya 1,6 %. Lima

Provinsi yang mempunyai insiden pneumonia balita tertinggi adalah Nusa

Tenggara Timur (38,5%), Aceh (35,6%), Bangka Belitung (34,8%), dan

Kalimantan Tengah (32,7%). Insiden tertinggi pneumonia balita terdapat pada

kelompok usia 12-23 bulan (21,7%). Sedangkan pada insiden pneumonia per

1000 balita banyak dialami oleh anak berusia 12-35 bulan. Berdasarkan data

Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2013 pada pasien anak balita yang
2

di rawat inap di rumah sakit tertinggi di Provinsi Jawa Tengah (1.942 jiwa),

terendah di Provinsi Bangka Belitung (7 jiwa). Sedangkan pada pasien rawat

jalan terbesar di Jawa Barat sebesar (1.132 jiwa), terendah di Provinsi Sulawesi

Utara (5 jiwa) ( Infodatin, 2013).

Temuan kasus pneumonia pada tahun 2016 pada balita di Kota Samarinda

sebanyak 1.383 kasus, menurun ditahun 2015 sekitar 23,7%, kasus tertinggi

ditemukan di Kecamatan Sungai Kunjang (269 kasus), dan terendah pada

Kecamatan Sungai Pinang (20 kasus) (Dinkes Kab/Kota, 2016).

Masalah keperawatan yang lazim muncul pada anak dengan

bronkopneumonia adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan

dengan peningkatan produksi sputum, gangguan pertukaran gas berhubungan

dengan gangguan pengiriman oksigen, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan metabolik sekunder terhadap

deman dan proses infeksi, anoreksia yang berhubungan dengan toksin bakteri bau

dan rasa sputum, distensi abdomen atau gas, intoleransi aktifitas berhubungan

dengan insufisiensi O2 untuk aktifitas sehari-hari, resiko ketidakseimbangan

elektrolit berhubungan dengan perubahan kadar elektrolit dalam serum (diare)

(Nurarif dan Kusuma, 2015).

Salah satu upaya tindakan mandiri yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah dengan melakukan

fisioterapi dada, gangguan pertukaran gas dengan tindakan memposisikan pasien

3
untuk memaksimalkan ventilasi, masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh dengan memonitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori,

intoleransi aktivitas dengan monitor respon fisik, emosi, social, dan spiritual,

resiko ketidakseimbangan elektrolit dengan monitor status cairan intake dan

output cairan (Nurarif dan Kusuma, 2015).

Berdasarkan uraian diatas dimana masih banyaknya angka kejadian

bronkopneumonia pada anak, penulis merasa tertarik untuk memberikan asuhan

keperawatan pada anak bronkopneumonia di Rumah Sakit Samarinda Medika

Citra.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam studi

kasus ini adalah bagaimanaasuhan keperawatanpada anak dengan

bronkopneumonia.

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mendapatkan gambaran secara umum bagaimana asuhan

keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia

1.3.2 Tujuan khusus

1) Melakukan pengkajian pada anak dengan bronkopneumonia

2) Merumuskan masalah keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia

3) Menyusun rencana asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia

4) Melaksanakan tindakan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia 5)

Melakukan evaluasi keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Bagi penulis

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam


4

memberikan asuhan keperawatan, khususnya pada kasus anak dengan

bronkopneumonia.

1.4.2 Bagi tempat penelitian

Diharapkan hasil dari karya tulis ilmiah ini dapat menjadi referensi bacaan

dan pertimbangan ilmiah dalam melakukan asuhan keperawatan pada anak

dengan bronkopneumonia.

1.4.3 Bagi perkembangan ilmu keperawatan

Diharapkan karya tulis ilmiah ini bisa bermanfaat bagi perkembangan

ilmu keperawatan anak. Untuk profesi keperawatan sebagai acuan dalam

menambah pengetahuan dan pemahaman tentang asuhan keperawatan pada anak

dengan bronkopneumonia.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA

2.1 Konsep Dasar Bronkopneumonia

2.1.1 Definisi

Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau

beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat


yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda asing (Wijayaningsih,

2013).

Bronkopneumonia adalah cadangan pada parenkim paru yang meluas

sampai bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan

paru melalui cara penyebaran langsung melalui saluran pernapasan atau melalui

hematogen sampai ke bronkus. (Riyadi dan Sukarmin, 2009).

2.1.2 Etiologi

Secara umum bronkopneumonia diakibatkan penurunan mekanisme

pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang normal dan sehat

memiliki mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri

atas : reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang

menggerakkan kuman keluar dari organ dan sekresi humoral setempat.

Timbulnya bronkopneumonia disebabkan oleh bakteri virus dan jamur, antara

lain :

1) Bakteri :Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiella

5
2) Virus :Legionella Pneumoniae

3) Jamur :Aspergillus Spesies, Candida Albicans

4) Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung kedalam paru

5) Terjadi karena kongesti paru yang lama


6

(Nurarif dan Kusuma, 2015).

2.1.3Manifestasi klinis

Manifestasi klinis yang muncul pada penderita bronkopneumonia menurut

Wijayaningsih (2013), ialah :

1) Biasanya didahului infeksi traktus respiratori bagian atas


o o
2) Demam (39
-40C) kadang-kadang disertai kejang karena demam yang

tinggi.

3) Anak sangat gelisah, dan adanya nyeri dada yang terasa ditusuk-tusuk, yang

dicetuskan saat bernafas dan batuk.

4) Pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis

sekitar hidung dan mulut.

5) Kadang-kadang disertai muntah dan diare.

6) Adanya bunyi tambahan pernafasan seperti ronchi, wheezing.

7) Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksia apabila infeksinya serius.

8) Ventilasi mungkin berkurang akibat penimbunan mokus yang menyebabkan

atelectasis absorbsi.
7

2.1.4 Pathway

Gambar 2.1

(Sumber : Nurarif dan Kusuma,

2015)
8

2.1.5 Patofisiologi

Sebagian besar penyebab dari bronkopneumonia ialah mikroorganisme

(jamur, bakteri, virus) awalnya mikroorganisme masuk melalui percikan ludah

(droplet) invasi ini dapat masuk kesaluran pernafasan atas dan menimbulkan

reaksi imonologis dari tubuh. reaksi ini menyebabkan peradangan, dimana ketika

terjadi peradangan ini tubuh menyesuaikan diri maka timbulah gejala demam

pada penderita.

Reaksi peradangan ini dapat menimbulkan sekret, semakin lama sekret

semakin menumpuk di bronkus maka aliran bronkus menjadi semakin sempit dan

pasien dapat merasa sesak. Tidak hanya terkumpul dibronkus lama-kelamaan

sekret dapat sampai ke alveolus paru dan mengganggu sistem pertukaran gas di

paru.

Tidak hanya menginfeksi saluran nafas, bakteri ini juga dapat menginfeksi

saluran cerna ketika ia terbawa oleh darah. Bakteri ini dapat membuat flora

normal dalam usus menjadi agen patogen sehingga timbul masalah GI.

Dalam keadaan sehat, pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan

mikroorganisme. keadaan ini disebabkan adanya mekanisme pertahanan paru.

terdapatnya bakteri didalam paru menunjukkan adanya gangguan daya tahan

tubuh, sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan mengakibatkan

timbulnya infeksi penyakit. masuknya mikroorganisme ke dalam saluran nafas

dan paru dapat melalui berbagai cara, antara lain inhalasi langsung dari udara,

aspirasi dari bahan- bahan yang ada dinasofaring dan orofaring serta perluasan

langsung dari tempat-tempat lain, penyebaran secara hematogen ( Nurarif dan

Kusuma, 2013)
9

2.1.6 Penatalaksanaan
Ada dua jenis penatalaksanaan pada pasien bronkopneumonia yaitu secara

asuhan keperawatan dan medis

1) Asuhan keperawatan

(1) Melakukan fisioterapi dada atau mengajarkan batuk efektif pada anak yang

mengalami gangguan bersihan jalan nafas

(2) Mengatur posisi semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi

(3) Memberikan kompres untuk menurunkan demam

(4) Pantau input dan output untuk memonitor balance cairan

(5) Bantu pasien memenuhi kebutuhan ADLs

(6) Monitor tanda-tanda vital

(7) Kolaborasi pemberian


2 O

(8) Memonitor status nutrisi dan berkolaborasi dengan ahli gizi

2) Medis

(1) Farmakologi

Pemberian antibiotik misalnya penisilin G, streptomisin, ampicillin, dan

gentamicin. Pemberian antibiotik ini berdasarkan usia, keaadan penderita, dan

kuman penyebab.

(2) Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan radiologi yaitu foto thoraks, terdapat konsolidasi satu atau

beberapa lobus yang bebercak-bercak.


10

b. Pemeriksaan laboratorium biasanya terjadi peningkatan leukosit.

c. Pemeriksaan AGD untuk mengetahui status kaardiopulmuner yang

berhubungan dengan oksigen.

d. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah : untuk mengetahui

mikroorganisme penyebab dan obat yang cocok diberikan.

2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktik

keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien/pasien di berbagai

tatanan pelayanan kesehatan. Proses keperawatan terdiri dari atas lima tahap yaitu

pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Setiap tahap dari

proses keperawatan saling terkait dan ketergantungan satu sama lain (Budiono,

2015).

2.2.1 Pengkajian

Menurut Dermawan (2012) pengkajian adalah pemikiran dasar yang

bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat

mengidentifikasi, mengenal masalah-masalah kebutuhan kesehatan dan

keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial, dan lingkungan. Pengkajian pada

anak menurut Nursalam (2008) antara lain :

1) Usia :

Pneumonia sering terjadi pada bayi dan anak. Kasus terbanyak terjadi pada

anak berusia di bawah 3 tahun.


11

2) Keluhan utama :

Saat dikaji biasanya penderita bronkopneumonia mengeluh sesak nafas.

3) Riwayat penyakit sekarang :

Pada penderita bronkopneumonia biasanya merasakan sulit untuk bernafas,

dan disertai dengan batuk berdahak, terlihat otot bantu pernafasan, adanya suara

nafas tambahan, penderita biasanya juga lemah dan tidak nafsu makan, kadang

disertai diare.

4) Riwayat penyakit dahulu :

Anak sering menderita penyakit saluran pernafasan bagian atas, memiliki

riwayat penyakit campak atau pertussis serta memiliki faktor pemicu

bronkopneumonia misalnya riwayat terpapar asap rokok, debu atau polusi dalam

jangka panjang.

5) Pemeriksaan fisik :

(1)Inspeksi.

Perlu diperhatikannya adanya sianosis, dispneu, pernafasan cuping hidung,

distensi abdomen, batuk semula non produktif menjadi produktif, serta nyeri dada

pada saat menarik nafas. Batasan takipnea pada anak 2 bulan – 12 bulan adalah

50 kali/menit atau lebih, sementara untuk anak berusia 12 bulan – 5 tahun adalah

40 kali/menit atau lebih. Perlu diperhatikan adanya tarikan dinding dada ke dalam

pada fase inspirasi. Pada pneumonia berat, tarikan dinding dada ke dalam akan

tampak jelas.

(2) Palpasi
12

Fremitus biasanya terdengar lemah pada bagian yang terdapat cairan atau

secret, getaran hanya teraba pada sisi yang tidak terdapat secret.

(3) Perkusi

Normalnya perkusi ppada paru adalah sonor, namun untuk kasus

bronkopneumonia biasanya saat diperkusi terdengar bunyi redup.

(4) Auskultasi

Auskultasi sederhana dapat dilakukan dengan cara mendekatkan telinga ke

hidung atau mulut bayi. Pada anak pneumonia akan terdengar stridor, ronkhi

atau wheezing. Sementara dengan stetoskop, akan terdengar suara nafas akan

berkurang, ronkhi halus pada posisi yang sakit, dan ronkhi basah pada masa

resolusi. Pernafasan bronkial, egotomi, bronkoponi, kadang-kadang terdengar

bising gesek pleura.

6) Penegakan diagnosis :

Pemeriksaan laboratorium : Leukosit meningkat dan LED meningkat, X-foto

dada : Terdapat bercak-bercak infiltrate yang tersebar (bronkopneumonia) atau

yang meliputi satu atau sebagian besar lobus.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah proses menganalisa data subjektif dan

objektif yang telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakkan diagnosa

keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses berfikir kompleks tentang

data yang dikumpulkaan dari klien, keluarga, rekammedis, dan pemberi

pelayanan kesehatan lain (suara, dkk, 2013). Masalah keperawatan yang muncul

menurut Nurarif dan Kusuma (2015) :


13

1). (D.0001) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan

nafas.

2). (D.0003) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan

ventilasi-perfusi,perubahan membrane alveolus-kapiler.

3). (D.0019) Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan,

ketidakmampuan mencerna makanan, faktor psikologis (mis. Stress,

keengganan untuk makan)

4). (D.0056) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

suplai dengan kebutuhan oksigen, kelemahan.

5). Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, lingkungan yang
asing, ketidaknyamanan.

6). (D.0106) Gangguan tumbuh kembang b.d terpisah dari orang tua, keterbatasan
lingkungan

7). (D.0037) Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan

ketidakseimbangan cairan (mis. Dehidrasi intoksikasi air), diare.

2.2.3 Perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah yang

merupakan keputusan awal tentang suatu apa yang akan dilakukan, bagaimana

dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari semua tindakan

keperawatan (Dermawan,2012).

Tabel 2.1 Perencanaan Keperawatan


N Diagnosa Intervensi
o Tujuan dan Kriteria Hasil
14

1 (D.0001) 1.1 Auskultasi


Bersihan jalan Tujuan : suara nafas
Jalan nafas paten sebelum dan
nafas tidak
efektif sesudah
Kriteria hasil : suctioning
berhubungan 1. Mampu melakukan batuk 1.2 Keluarkan
dengan spasme efektif dan suara nafas yang sekret dengan
jalan nafas . bersih, tidak ada sianosis dan batuk efektif
Batasan dsypneu (mampu atau suction
karakteristik mengeluarkan sputum, 1.3 Berikan O2
: mampu bernafas dengan dengan
mudah, tidak ada pursed menggunaka
• Suara nafas lips). n nasal kanul
tambahan 2. Jalan nafas bersih (klien untuk
• Perubahan tidak merasa tercekik, irama memfasilitas
frekuensi nafas nafas, frekuensi pernafasan i
• Perubahan dalam rentang normal, tidak suction
irama nafas ada suara nafas abnormal). 1.4 Anjurkan
3. Mampu mengidentifikasi pasien
• Sianosis
dan mencegah faktor yang untuk
• Mengeluh
dapat menghambat jalan istirahat dan
sesak nafas
nafas. napas dalam
• Batuk tidak
1.5 Posisikan
efektif
pasien untuk
• Sputum
memaksimalk
berlebihan
an ventilasi
• gelisah 1.6 Auskultasi
suara nafas,
catat
adanya
suara
tambahan
1.7 Monitor
respirasi
dan
status O2
1.8 Lakukan
fisioterapi
dada bila
perlu
15

2. (D.0003) 2.1 Posisikan


Gangguan pasien untuk
pertukaran gas memaksimalk
berhubungan an ventilasi
dengan 2.2 Keluarkan
ketidakseimbang sekret dengan
an batuk efektif
ventilasi-perfusi, atau suction
perubahan 2.3 Atur intake
membrane untuk cairan
alveolus-kapiler mengoptimalk
an
keseimbangan
Batasan .
karakteristik 2.4 Monitor
: respirasi
dan
• Irama status O2
pernafasan 2.5 Catat
tidak teratur pergerakan
• pH darah Tujuan : dada,amati
arteri Pertukaran gas efektif kesimetrisan,
abnormal penggunaan
• pernafasan otot
Kriteria hasil : tambahan,
cuping 1. mendemonstrasikan retraksi otot
peningkatan ventilasi dan supraclavicula
oksigenasi yang adekuat r
2. Memelihara kebersihan dan
paru-paru dan bebas dari intercostal
tanda-tanda distress pernafasan 2.6 Monitor suara
3. mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas nafas,
yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspnea seperti
(mampu mengeluarkan sputum, dengkur

hidung mampu bernafas dengan mudah, tidak ada 2.7 Monitor


• gelisah pursed lips) pola nafas :
• takikardi 4. tanda-tanda vital dalam rentang normal bradipena,
• hiperkapnea - N :75-160x/menit takipenia,
• hipoksia - RR :21-30x/menit kussmaul,
• samnollen - T : 36-37oC hiperventila
• gangguan si, cheyne
penglihatan stokes, biot
• sianosis (pada 2.8 Auskultasi
neonates saja) suara nafas,
catat
areapenurun
an / tidak
adanya
ventilasi
dansuara
tambahan
2.9 Observasi
sianosis
16

khususnya
membrane
mukosa
2.10 Auskultasi
bunyi
jantung,
jumlah,
iramadan
denyut
jantung
3 ( D.0019) Defisit 3.1 Kaji adanya
. nutrisi alergi
berhubungan makanan
dengan 3.2 Kolaborasi
kurangnya dengan ahli
asupan makanan, Tujuan : gizi untuk
ketidakmampuan Kebutuhan nutrisi terpenuhi menentukan
mencerna jumlah
makanan, faktor Kriteria hasil : kalori dan
psikologis (mis. 1. Adanya peningkatan berat nutrisi yang
Stress, dibutuhkan
: keengganan badan sesuai dengan tujuan
pasien
2. Mampu mengidentifikasi
untuk makan). 3.3 Anjurkan
•  kebutuhan nutrisi
pasien
Batasan 3. Tidak ada tanda-tanda mal untuk
 karakteristik nutrisi
menigkatka
4. Menujukkan peningktan
n Fe
fungsi pengecapan dari
Diare 3.4 Anjurkan
 menelan dan tidak terjadi
Kram pasien
penurunan berat badan yang
abdomen untuk
•  berarti.
Berat badan meningkatk
an protein
  20% atau lebih
dibawah ideal dan vitamin
Kehilangan C
rambut 3.5 Berikan
 substansi gula
berlebih
Kurang makan 3.6 Yakinkan
Bising usus diet yang
dimakan
hiperaktif
mengandun
Membrane
g tinggi
mukosa pucat
serat untuk
Ketidakmamp mencegah
uan konstipasi
menghabiskan 3.7 Monitor
makanan adanya
Kekuatan otot penurun
menurun an BB
dan gula
darah
3.8 Berikan
makanan
yang
terpilih
17

(sudah
dikonsultasi
kan dengan
ahli gizi)
3.9 Monitor
intake nuntrisi
3.10
Informasika
n pada klien
dan
keluargatent
ang manfaat
nutrisi
3.11 Anjurkan
banyak minum
3.12 Monitor
turgor kulit
3.13 Monitor
kekeringan,
rambut
kusam, total
protein, Hb
dan kadar
Ht
3.14 Monitor
mual dan muntah
3.15 Monitor
pucat,
kemerahan,
dan
kekeringan
jaringan

konjungti
va
3.16 Berikan
informasi
tentang
kebutuhan
nutrisi
dan kaji
kemampu
an pasien
untuk
mendapat
kan
nutrisi
yang
````````dib
utuhkan.
18

4 (D.0056) Tujuan : 4.1 Bantu


. Intoleransi Mampu melakukan aktivitas tanpa disertai peningkatan tanda- pasien
aktifitas tanda vital mengide
berhubungan ntifikasi
dengan aktivitas
ketidakseimb yang
angan antara mamou
suplai dilakuka
dengan n
4.2 Monitor
kebutuhan respon
oksigen, fisik,
kelemahan. emosi,soc
Batasan ial, dan
karakteristik spiritual
: 4.3 Sediakan
penguatan
• Respon yang
tekanan positif
darah 4.4 Bantu
abnormal pasien/`
terhadap keluarga
aktivitas untuk
• Respon mengiden
frekuensi tifikasi
jantung kekuraga
abnormal n saat
terhadap beraktivit
aktivitas as
• Sesak 4.5 Bantu
setelah pasie
beraktivit untuk
as membuat
jadwal
• Menyatak latihan
an merasa diwaktu
letih luang
• Menyatak 4.6 Bantu
an merasa untuk
lemah mengide
• Ketidakny ntifikasi
amanan aktivitas
setelah yang
beraktivita disukai
s
19

5 Cemas Tujuan : 5.1 Pertahankan


. berhubungan sikap yang
Rasa cemas anak dapat
dengan tenang dan
berkurang atau hilang meyakinka
perpisahan
n
dengan orang Kriteria Hasil 5.2 Jelaskan
tua, 1. Anak istirahat dengan prosedur
lingkungan tenang dan
yang asing, 2. Anak mendiskusikan aktivitas
ketidaknyama prosedur dan aktivitas lain
nan tanpa bukti kecemasan sebelum
memulai
5.3 Jawab
Batasan pertanyaan
karakteristik dan
: jelaskan
• Gelisah tujuan
• Kontak aktivitas
mata buruk 5.4 Anjurkan
• Kesedihan orang
yang terdekat
mendalam bagi anak
• Ketakutan untuk tetap
• Wajah bersama
tegang anak
• Menangis sebanyak
• Peningkata mungkin
n denyut 5.5 Melakukan
nadi terapi bermain

 Marah bila
disentuh
20

6 (D.0106) Tujuan : Pertumbuhan dan perkembangan anak 6.1 Kaji faktor


. Gangguan tumbuh sesuai dengan usianya penyebab
kembang gangguan
berhubungan Kriteria Hasil : perkembang
1. Pertumbuhan dan an anak.
dengan terpisah perkembangan anak sesuai 6.2 Identifikasi
dari orang tua, dengan usianya dan gunakan
keterbatasan 2. Keluarga dan anak mampu sumber
lingkungan menggunakan koping pendidikan
terhadap tantangan karena untuk
Batasan
adanya ketidakmampuan. memfasilitas
karakteristik i
3. Keluarga mampu
: mendapatkan sumber- perkembang
• Gangguan sumber sarana komunitas. an anak yang
pertumbuhan 4. Kematangan fisik : optimal.
fisik perubahan fisik normal 6.3 Berikan
• Penurunan pada wanita yang terjadi perawatan
waktu dengan dengan transisi dari yang
respon masa kanak-kanak ke konsisten.
• Terlambat dewasa. 6.4 Tingkatkan
dalam 5. Kematangan fisik :
melakukan perubahan fisik normal komunikasi
keterampilan pada pria yang terjadi verbal dan
umum dengan transisi dari masa stimulasi
kelompok kanak-kanak ke dewasa. taktil.
usia 6. Status nutrisi seimbang. 6.5 Berikan
• Afek datar instruksi
• Ketidakmampu berulang dan
an melakukan sederhana.
aktivitas 6.6 Dorong anak
perawatan diri melakukan
yang sesuai perawatan
dengan usia sendiri.
6.7 Manajemen
• Lesu/tidak
perilaku anak
bersemangat
yang sulit.
6.8 Dorong anak
melakukan
sosialisasi
dengan
kelompok.
6.9 Ciptakan
lingkungan
yang aman.
21

7 (D.0037) Resiko 7.1 Pertahankan


. ketidakseimbangan catatan
elektrolit intake dan
berhubungan output
dengan yang
ketidakseimbangan adekuat
cairan (mis. 7.2 Monitor
Dehidrasi, status
intoksikasi air), hidrasi
diare. (kelembab
an
Batasan membrane
karakteristik mukosa,
: nadi
• Kekurangan adekuat,
volume cairan tekanan
darah
• Bab > 3x sehari
ortostatik)
• Kelebihan
7.3 Monit vital
volume cairan
sign
• Gangguan 7.4 Monitor
mekanisme masukan
makanan/
cairan dan
Tujuan : hitung
Kebutuhan elektrolit terpenuhi intake
kalori
Kriteria hasil : harian
1. Input dan output cairan 7.5
seimbang Kolaborasik
2. Tidak ada tanda-tanda an
dehidrasi pemberian
cairan IV
7.6 Monitor
status nutrisi
7.7 Dorong
kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
4. Tanda-tanda vital dalam batas normal N :75- masukan oral
160x/menit RR :21-30x/menit 7.8 Monitor
T : 36-37oC status cairan
regulasi termasuk
 Muntah intake
output cairan
7.9 Monitor
tingkat hb dan ht
(Sumber : Nurarif dan Kusuma, 2015)

2.2.4 Implementasi

Implementasi / pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk

mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana


22

tindakan disusun dan ditujukan pada nursing order untuk membantu klien

mencapai tujuan yang diharapkan (Nursalam, 2008). Ada 3 tahap implementasi :

1. Fase orentasi

Fase orientasi terapeutik dimulai dari perkenalan klien pertama kalinya

bertemu dengan perawat untuk melakukan validasi data diri.

2. Fase kerja

Fase kerja merupakan inti dari fase komunikasi terapeutik, dimana

perawat mampu memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan, maka dari itu

perawat diharapakan mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam tentang klien

dan masalah kesehatanya.

3. Fase terminasi

Pada fase terminasi adalah fase yang terakhir, dimana perawat

meninggalkan pesan yang dapat diterima oleh klien dengan tujuan, ketika

dievaluasi nantinya klien sudah mampu mengikuti saran perawat yang diberikan,

maka dikatakan berhasil dengan baik komunikasi terapeutik perawat-klien apabila

ada umpan balik dari seorang klien yang telah diberikan tindakan atau asuhan

keperawatan yang sudah direncanakan.

2.2.5 Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana

tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Meskipun tahap evaluasi


23

diletakkan pada akhir proses keperawatan, evaluasi merupakan bagian integral

pada setiap tahap proses keperawatan. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat

kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan

mengadakan hubungan dengan klien. Jenis-jenis evaluasi menurut (suara, dkk,

2013) :

1. Evaluasi Formatif

Evaluasi ini menggambarkan hasil observasi dan analisa perawat terhadap

respon klien segera setelah tindakan. Biasanya digunakan dalam catatan

keperawatan.

2. Evaluasi Sumatif

Menggambarkan rekapitulasi dari observasi dan analisa status kesehatan

klien dalam satu periode. Evaluasi sumatif menjelaskan perkembangan kondisi

dengan menilai apakah hasil yang telah diterapkan tercapai.


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penulisan ini adalah deskriptif analitik dalam bentuk studi kasus, penulisan

yang dilakukan menggunakan pendekatan asuahan keperawatan yang meliputi

pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

keperawatan. Pada penulisan ini dikhususkan untuk mengeksplorasi masalah asuhan

keperawatan pada pasien anak dengan bronkopneumonia.

3.2 Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam studi kasus ini adalah dua responden yang sedang

berada di ruang perawatan anak RS Samarinda Medika Citra, yang telah dilakukan

pengkajian dan mengalami bronkopneumonia.

3.2.1 Kriteria Inkusi

Yang menjadi kriteria inkulsi pada studi kasus ini adalah :

1) Anak berusia 3 bulan -5 tahun

2) Klien dirawat inap

21
22

3.2.2 Kriteria Ekslusi

Yang menjadi kriteria ekslusi pada studi kasus ini adalah :

1) Mengalami penurunan kesadaran

2) Klien memiliki komplikasi

3) Tidak mendapat persetujuan oleh orang tua/wali

3.3 Batasan Istilah (Definisi Oprasional)

Bronkopneumonia adalah peradangan paru terlokalisir di daerah bronkiolus dan

dapat menyebar membentuk bercak infiltrate kedaerah sekitarnya yang disebabkan

oleh berbagai macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, atau pun benda asing

sehingga dapat mengganggu proses bernapas.

Studi kasus dengan menggunakan asuhan keperawatan adalah rangkaian proses

keperawatan yang diberikan kepada individu khusunya pada balita dengan

bronkopneumonia melalui pendekatan yang meliputi tahap pengkajian, penegakan

diagnosa keperawatan, menetapkan perencanaan, melakukan implementasi atau

tindakan keperawatan, dan diakhiri dengan mengevalusi respon pasien.

3.4 Lokasi Dan Waktu

Studi kasus ini dilakukan di ruang rawat inap anak di Rumah Sakit Samarinda

Medika Citra dan dilakukan selama 3-6 hari. Dimana waktu penelitian dari tanggal 7

januari – 27 april 2019.


23

3.5 Prosedur Dan Penulisan

Prosedur penulisan studi kasus asuhan keperawatan pada anak dengan

brokopneumonia ini diawali dengan pengajuan proposal dengan menggunakan

rancanan penulisan, subyek studi kasus, definisi operasional, lokasi dan waktu studi

kasus yang diajukan kepada pembimbing, setelah disetujui penulis meminta surat izin

untuk melakukan studi kasus dan pengumpulan data di Rumah Sakit, lalu mencari dua

responden balita dengan kasus yang sama yaitu balita penderita

bronkopneumonia. Menjelaskan secara singkat tujuan dan manfaat dari keikutsertaan

anak dan keluarga dalam studi kasus yang dilakukan. Keluarga atau orang tua yang

setuju diberikan lembar persetujuan (informed consent) untuk di tanda tangani.

Kemudian penulis melakukan pengkajian, merumuskan masalah keperawatan,

menyusun intervensi, melakukan tindakan keperawatan, dan melakukan evaluasi

keperawatan.

3.6 Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data :

1) Wawancara : Menanyakan identitas pasien, menanyakan keluhan utama,

menanyakan riwayat penyakit sekarang, dahulu, dan riwayat penyakit keluarga,

menanyakan informasi tentang pasien dan keluarga.

2) Observasi atau memonitor

3) Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)


24

4) Dokumentasi laporan asuhan keperawatan

3.6.2 Instrument Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah format pengkajian asuhan

keperawatan anak.

3.7 Keabsahan Data

Untuk membuktikan kualitas data yang diperoleh dalam penelitian sehingga

menghasilkan data dengan validitas tinggi.

3.7.1 Data Primer

Data primer yakni sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari

sumber aslinya yang berupa wawancara dari individu pasien maupun hasil observasi

dari suatu objek dan kejadian.

3.7.2 Data Sekunder

Data sekunder berisi sumber data penelitian yang diperoleh melalui media

perantara atau secara tidak langsung seperti data dari kerabat atau keluarga pasien.

3.7.3 Data Tersier

Diperoleh dari catatan perawatan klien atau rekam medis klien yang merupakan

riwayat penyakit atau perawatan klien dimasa lalu.


25

3.8 Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan cara deskriptif yaitu mengemukakan fakta yang

ada yang selanjutnya akan dikaitan dan dibandingkan dengan teori yang ada

kemudian dituangkan kedalam pembahasan, hasil analisa data pada kasus ini berupa

diagnosa keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia.


BAB 4

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Studi Kasus

4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Studi kasus ini dilakukan di RS Samarinda Medika Citra yang terletak di Jalan

Kadrie Oening No.86 RT.35 Air Putih Samarinda Ulu Kota Samarinda Kalimantan

Timur. RS Samarinda Medika Citra adalah Rumah Sakit milik Perusahaan korporasi

yang bersifat RSU,diurus oleh PT. Pandan Harum perusahaan dan tercatat ke dalam

RS tipe C. Rumah Sakit ini teah teregistrasi mulai 12 Juli 2013 dengan Nomor Surat

Ijin 503/RS-002/DKK/VI/2013 dan tanggal surat ijin 16 April 2014 dari Dinas

Kesehatan Kota Samarinda dengan sifat tetap, dan berlaku sampai 2019. Setelah

menjalani akreditasi Rumah Sakit seluruh Indonesia dengan proses penahapan I

(Pelayanan 5) akhirnya ditetapkan surat lulus akreditasi rumah sakit.

4.1.2 Pengkajian

Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Biodata Pasien Anak dengan Bronkopneumonia di RS


Samarinda Medika Citra
No Identitas Pasien Anak 1 Anak 2
1 Nama Pasien Anak R Anak I
2 Tanggal Lahir 10 Agustus 2017 11 januari 2017
3 Suku/Bangsa Dayak/Indonesia Bugis/Indonesia
4 Agama Kristen Islam
5 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
6 Jl. Asrama Brimob Samarinda Jl. Muara Badak Darma Gabar
Alamat
Seberang Toko 5
7 Tanggal MRS 09 April 2019 8 mei2019
8 Tanggal Pengkajian 12 April 2019 9 mei 2019
9 Ruang Rawat Inap Ruang Perawatan Anak Ruang Perawatan Anak
10 No. Registrasi 00.07.22.xx 00.19.05.xx
11 Diagnosa Medis Bronkopneumonia Bronkopneumonia
26
No Identitas Pasien Anak 1 Anak 2
27

12 Nama Orang Tua


Tn. A Tn. I
- Ayah
- Ibu Ny. R Ny. A
13 Suku Bangsa Orang Tua
Dayak Bugis
- Ayah
- Ibu Banten Bugis
14 Agama Orang Tua
- Ayah Kristen Islam
- Ibu
15
Pendidikan Orang Tua
SMA SMP
- Ayah
- Ibu SMK SD
16 Pekerjaan Orang Tua
- Ayah Polisi Wirawasta
- Ibu IRT IRT
17 Alamat Orang Tua
Jl. Asrama Brimob Samarinda Jl. Muara Badak Darma Gabar
- Ayah
Seberang Toko 5
- Ibu

Tabel 4.2 Riwayat Penyakit Pasien Anak dengan Bronkopneumonia di RS Samarinda


Medika Citra
No Identitas Pasien Anak 1 Anak 2

19 Keluhan Utama Orang tua mengatakan anaknya Orang tua mengatakan anaknya
- Saat batuk berdahak batuk berdahak
MRS
Ibu pasien mengatakan anak R Ibu pasien mengatakan anak I
sesak tapi sudah berkurang, batuk masih batuk berdahak, demam,
- Saat Pengkajian berdahak, demam, nafsu makan sesak nafas, anak tidak nafsu
menurun. makan, dan menangis saat melihat
perawat/orang asing.
20 Orang tua mengatakan awalnya Orang tua pasien mengatakan
anaknya sempat tersedak saat anaknya batuk-batuk ± 3hari,
makan dirumah sekitar 2 hari demam dan kesulitan bernafas
kemudian anak batuk berdahak ±2 kemuadian anak dibawa ke klinik
hari dan demam kemudian pada BOHC dan mendapatkan tindakan
tanggal 09 april 2019 orang tua pemeriksaan laboratorium,
Riwayat Penyakit Sekarang mengatakan anaknya dibawa pemasangan O2, fisioterapi dada,
keklinik lalu mendapat terapi uap dan terapi obat : antrain 2mg,
siangnya anak sesak dan langsung ranitidine ¼ amp, cefotaxime
dibawa keIGD SMC, ibu 250mg, gentamicin 20 mg, nebu
mengatakan anak memiliki alergi combiven kemudian anak dirujuk
terhadap debu. ke RS SMC pada tanggal 8 mei

No Identitas Pasien Anak 1 Anak 2

2019.ibu mengatakan dirumah


28

megguanakan obat nyamuk bakar.


21 Riwayat Kehamilan dan Ibu mengatakan hamil Anak R Ibu mengatakan hamil Anak I
Kelahiran selama 39 Minggu dan Anak R selama 39 minggu dan Anak I
- Pre Natal merupakan anak ke 2 merupakan anak ke 3
Ibu mengatakan selama hamil Anak Ibu mengatakan selama hamil
- Intra Natal R pernah mengalami Tekanan Anak I tidak ada keluhan
Darah Tinggi kesehatan
Ibu mengatakan melahirkan Anak Ibu mengatakan melahirkan Anak
- Postnatal R secara cesar dengan berat badan I secara Normal dengan Berat
3600 gram 3300 gram
22 Ibu pasien mengatakan saat berusia Ibu pasien mengatakan anaknya
5 bulan Anak R pernah dirawat di belum pernah dirawat dirumah
RS SMC karna sakit asma. Pasien sakit. Pasien tidak ada riwayat
Riwayat Penyakit Dahulu memiliki riwayat alergi debu, tidak alergi, penyakit menular/ kronik,
memiliki riwayat penyakit menular/ penggunaan obat, dan operasi
kronik, penggunaan obat, dan riwayat imunisasi tidak lengkap.
operasi riwayat imunisasi lengkap.
23 Ibu pasien mengatakan memiliki Ibu pasien mengatakan memiliki
Riwayat Penyakit Keluarga penyakit asma dan menurun pada penyakit asma
Anak R
24 BB Anak R sebelum sakit dan BB Anak I sebelum sakit dan
sesudah sakit tidak mengalami sesudah sakit tidak mengalami
penurunan berat badan 11 Kg, TB penurunan 14 Kg, TB Anak I 93
Riwayat Tumbuh Kembang -
Anak R 70,7 cm, LK 48 cm, LD 52 cm, LK Anak I 49 cm, LD 54 cm,
Antropometri
cm, LILA 15,7 cm LILA 16,3 cm.
BB(sebelum dan sesudah
Interpretasi hasil KPSP jumlah Interpretasi hasil KPSP jumlah
sakit),TB,LK,LD,LILA,
jawaban “ya” = 10 , perkembangan jawaban “ya” = 9 ,
anak sesuai dengan tahap perkembangan anak sesuai dengan
perkembangannya tahap perkembangannya
Anak R dapat menunjukkkan apa Orang tua Anak I mengatakan
yang diinginkannya tanpa menangis anak sering meniru kegiatan yang
- Personal Sosial
atau merengek dilakukan ibunya misalnya
menyapu lantai
Anak R mampu berdiri sendiri tanpa Anak I dapat menendang bola
- Motorik Kasar berpegangan selama 30 detik kecil tanpa berpegangan pada
benda apapun
Anak R dapat mengatakan “papa” Anak I mampu mengucapkan kata
ketika ia melihat/memanggil kakek, nenek, dan paman
- Bahasa
ayahnya dan mengatakan “mama”
saat melihat/memanggil ibunya
Saat diberikan bola Anak R dapat Anak I dapat melepaskan
- Motorik Halus menggelindingkan dan melempar celananya secara mandiri
kembali bola

Tabel 4.3 Hasil Pengkajian Pola Kegiatan Sehari-hari Pasien Anak dengan
Bronkopneumonia di RS Samarinda Medika Citra
No Identitas Pasien Anak 1 Anak 2
25 Pola Kesehatan Sehari Hari - Dirumah ibu mengatakan anak R Ibu mengatakan anak I makan 12x
Pola Nutrisi dan memakan semua makanan yang sehari dengan jenis makanan
Metabolik diberikan, namun kurang menyukai seperti nasi, lauk pauk, sayur. Ibu
sayuran tidak ada pantangan mengatakan tidak ada pantangan
29

dan alergi makanan anak I


makanan adapun makanan yang
menyukai nugget. Untuk
disukai anak R adalah belut. minuman ibu mengatakan anak I
Semenjak sakit ibu mengatakan masih minum ASI , air putih, teh.
nafsu makan anak R menurun anak Ibu mengatakan sejak sakit anak
hanya makan ikan yang disediakan tidak nafsu makan hanya makan
namun tidak mau memamkan 1-2 sendok.
nasiya.
Ibu mengatakan anak R adalah anak Ibu mengatakan anak I anak yang
yang aktif, lebih sering bermain di aktif bermain diluar rumah dan
- Pola Aktivitas dan latihan
dalam rumah bersama ayah ataupun akrab bersama teman sebayanya
sodaranya.
Ibu mengatakan anak R selama di Ibu mengatakan anak I selama di
rumah tidur siang ± 3 jam dan tidur rumah tidur siang ± 3 jam dan
malam ± 8 jam, sedangkan di tidur malam ± 8 jam, sedangkan di
- Pola Tidur rumah sakit tidur siamg ± 1-2 jam rumah sakit tidur siamg ± 1-2 jam
dan tidur malam ± 5 jam. Anak dan tidur malam ± 5 jam. Anak
sering terbangun dimalam hari sering terbangun dimalam hari
karna batuknya. karna batuknya.
Ibu mengatakan selama di rumah Ibu mengatakan selama di rumah
dan dirmah sakit anak R untuk dan dirumah sakit anak I BAB
- Pola Eliminasi BAB/BAK dan BAB 1x/hari, BAK 1x/hari, BAK ± 4x/hari.
± 3-4x/hari.

Ibu mengatakan anak R selama Ibu mengatakan anak I belum ada


dirumah sakit mandi 1x/hari gosok mandi dan keramas ibu pasien
- Pola Kebesihan Diri
gigi 1x/hari dan cuci rambut setiap mengatakan takut memperarah
mandi penyakit anaknya

Tabel 4.4 Hasil Pengkajian Keadaan Umum Pasien Anak dengan Bronkopneumonia
di RS Samarinda Medika Citra
No Identitas Pasien Anak 1 Anak 2
26 Keadaan Umum Sedang Sedang
27 Compos Menthis Compos Menthis E4M6V5
Kesadaran
E4M6V5
28 S : 37,8 ℃ S : 38,1℃ N :
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital N : 97x/menit 106x/menit.
RR : 35X/Menit RR : 43x/menit

Tabel 4.5 Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien Anak dengan Kejang Demam di RS
Samarinda Medika Citra
No Identitas Pasien Anak 1 Anak 2

30 Pemeriksaan Kepala Kepala : Kepala :


Muka Simetris, rambut Muka Simetris, rambut berwarna
berwarna hitam dan sulit hitam dan sulit dicabut, ubun ubun
dicabut, ubun ubun besar besar menutup, Telinga
menutup, Telinga : :
30

Telinga tidak terdapat serumen, Telinga tidak terdapat serumen,


bersih bersih
Mata: Mata:
Sklera putih, tidak cekung, pupil Sklera putih, tidak cekung, pupil
isokor, refleks cahaya (+), isokor, refleks cahaya (+),
konjungtiva tidak anemis konjungtiva tidak anemis
Hidung : Hidung :
Tidak terdapat rinorea, tidak Tidak terdapat rinorea, terdapat
terdapat pernafasan cuping pernafasan cuping hidung Rongga
hidung Mulut dan Lidah :
Rongga Mulut dan Lidah : Bibir tidak kering, tidak pucat,
Bibir tidak kering, tidak pucat, Lidah tidak tremor /kotor, gigi tidak
Lidah tidak tremor /kotor, gigi mengalami caries, ukuran tonsil
tidak mengalami caries, ukuran normal
tonsil normal
31 Kelenjar getah bening teraba, Kelenjar getah bening teraba, tiroid
Pemeriksaan Leher tiroid tidak teraba, posisi trakea tidak teraba, posisi trakea letak
letak ditengah tidak ada kelainan ditengah tidak ada kelainan
32 Keluhan : Keluhan :
Ibu anak R mengatakan anaknya Anak I mengalami sesak nafas, dan
sesak nafas, dan batuk berdahak batuk berdahak Inspeksi :
Inspeksi : Bentuk dada simetris, frekuensi
Bentuk dada simetris, frekuensi nafas 42 kali/menit, irama nafas
nafas 35x/i, irama nafas tidak tidak teratur cepat dan dangkal,
teratur, cepat dan dangkal, terdapat cuping hidung saat
pernafasan cuping hidung tidak bernafas, terdapat penggunaan otot
ada, penggunaan otot bantu bantu nafas, anak I menggunakan
nafas , anak R terpasang nasal alat bantu nafas, nassal kanul 2 lpm
Pemeriksaan Thoraks
kanul 1 lpm Palpasi :
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, getaran
Tidak da nyeri tekan, saat lemah pada kedua paru
mengembang paru kiri lebih Perkusi :
rendah, getaran lemah pada pru Redup pada kedua paru
kiri Auskultasi :
Perkusi : Suara nafas ronki
Redup pada paru sinistra
Auskultasi :
Suara nafas ronki

No Identitas Pasien Anak 1 Anak 2


31

33 Inspeksi Inspeksi
- Tidak terlihat adanya pulsasi iktus - Tidak terlihat adanya pulsasi iktus
kordis kordis
- CRT < 2 detik - CRT < 2 detik
- Tidak ada sianosis - Tidak ada sianosis
Palpasi Palpasi
- Ictus Kordis teraba di ICS 5 - Ictus Kordis teraba di ICS 5
- Akral Hangat - Akral Hangat
Perkusi Perkusi
- Batas atas : ICS II line sternal - Batas atas : ICS II line sternal
dekstra dekstra
- Batas bawah : ICS V line - Batas bawah : ICS V line
midclavicula sinistra midclavicula sinistra
- Batas kanan : ICS III line sternal - Batas kanan : ICS III line sternal
Pemeriksaan Jantung dekstra dekstra
- Batas kiri : ICS III line sternal - Batas kiri : ICS III line sternal
sinistra sinistra
Auskultasi Auskultasi
- BJ II Aorta : Dub, reguler dan - BJ II Aorta : Dub, reguler dan
intensitas kuat intensitas kuat
- BJ II Pulmonal : Dub, reguler dan - BJ II Pulmonal : Dub, reguler dan
intensitas kuat intensitas kuat
- BJ I Trikuspid : Lub, reguler dan - BJ I Trikuspid : Lub, reguler dan
intensitas kuat intensitas kuat
- BJ I Mitral : Lub, reguler dan - BJ I Mitral : Lub, reguler dan
intensitas kuat intensitas kuat
- Tidak ada bunyi jantung tambahan - Tidak ada bunyi jantung tambahan
- Tidak ada kelainan - Tidak ada kelainan

34 Inspeksi : Inspeksi :
Bentuk perut datar, mengikuti gerak Bentuk perut datar, mengikuti gerak
saat bernafas, tidak terdapat saat bernafas, tidak terdapat bekas
bekas luka operasi luka operasi
Auskultasi Auskultasi
Peristaltik usus 8x/menit Palpasi : Peristaltik usus 6 x/menit
Pemeriksaan Sistem Pencernaan Tidak terdapat massa ataupun juga
tumor, nyeri tekan tidak ada Palpasi :
Perkusi Tidak terdapat massa ataupun juga
Timpani, tidak ada nyeri ketuk ginjal tumor, nyeri tekan tidak ada
Perkusi
Timpani, tidak ada nyeri ketuk ginjal

35 Anak R tidak mengalami gangguan Anak I tidak mengalami gangguan


pandangan, gangguan pendengaran, pandangan, gangguan pendengaran,
Pemeriksaan Persyarafan
dan gangguan penciuman dan gangguan penciuman

36 Pemeriksaan Muskuloskeletal dan Anak R Pergerakan sendi bebas, Anak I Pergerakan sendi bebas, tidak
Integumen tidak ada kelainan ekstermitas, ada kelainan ekstermitas,

No Identitas Pasien Anak 1 Anak 2


32

tidak ada kelainan tulang 5 5


belakang, kulit normal, turgor 5 5
kulit tidak ada kelainan tulang belakang,
baik,
Kekuatan otot : kulit normal, turgor kulit baik,
5
5 5 Kekuatan otot :
5
37 Anank R Kebersihan genetalia Anak I Kebersihan genetalia bersih,
bersih, tidak mengalami kelainan tidak mengalami kelainan pada alat
Pemeriksaan Genetalia-Anus
pada alat kelamin dan kelainan kelamin dan kelainan anus
anus

Tabel 4.6 Skala Resiko Jatuh Humpty Dumpty Pasien Anak dengan
Bronkopneumonia di RS Samarinda Medika Citra
Anak 1
No Parameter Kriteria Nilai
(Skor)
38 < 3 Tahun 4
3-7 Tahun 3
Usia 4
7-13 Tahun 2
≥ 13 Tahun 1
Laki-Laki 2
Jenis Kelamin 2
Perempuan 1
Diagnosa Neurologi 4
Perubahan Oksigenasi (Diagnosis respiratorik,
dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing, 3
Diagnosis dsb) 1
Gangguan Perilaku /Psikiatri 2
Diagnosis Lainnya 1
Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3
Gangguang Kognitif Lupa akan adanya keterbatasan 2 3
Orientasi baik terhadap diri sendiri 1
Riwayat Jatuh/bayi diletakkan di tempet tidur
4
dewasa
Pasien menggunakan alat bantu/ bayi diletakkan
Faktor Lingkungan 3 2
dalam tempat tidru bayi/perabot rumah
Pasien diletakkan di tempat tidur 2
Area diluar rumah sakit 1
Dalam 24 jam 3
Pembedahan/Sedasi/Ane Dalam 48 jam 2
-
stesi > 48 jam atau tidak menjalani
1
pembedahan/sedasi/anestesi
Penggunaan Penggunaan multiple : sedatif, obat hipnosis, 1
Medikamentosa barbiturat, fenotiazin, anti depresan, pencahar, 3
diuretik, narkose
Penggunaan salah satu obat diatas 2
Penggunaan medikasi lainnya/tidak ada 1
33

medikasi
Jumlah Skor Humpty Dumpty 13

Anak 2
No Parameter Kriteria Nilai
(Skor)
< 3 Tahun
3-7 Tahun
Usia 4
7-13 Tahun
≥ 13 Tahun
Laki-Laki
Jenis Kelamin 1
Perempuan
Diagnosa Neurologi 4
Perubahan Oksigenasi (Diagnosis respiratorik,
dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing, 3
Diagnosis dsb) 3
Gangguan Perilaku /Psikiatri 2
Diagnosis Lainnya 1
Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3
Gangguang Kognitif Lupa akan adanya keterbatasan 2 1
Orientasi baik terhadap diri sendiri 1
Riwayat Jatuh/bayi diletakkan di tempet tidur
4
dewasa
Pasien menggunakan alat bantu/ bayi diletakkan
Faktor Lingkungan 3 3
dalam tempat tidru bayi/perabot rumah
Pasien diletakkan di tempat tidur 2
Area diluar rumah sakit 1
Dalam 24 jam 3
Pembedahan/Sedasi/Ane Dalam 48 jam 2
-
stesi > 48 jam atau tidak menjalani
1
pembedahan/sedasi/anestesi
Penggunaan multiple : sedatif, obat hipnosis,
barbiturat, fenotiazin, anti depresan, pencahar, 3
Penggunaan diuretik, narkose
Penggunaan salah satu obat diatas 2 -
Medikamentosa
Penggunaan medikasi lainnya/tidak ada
1
medikasi
Jumlah Skor Humpty Dumpty 12

Table 4.7 Hasil Anamnesis Pemeriksaan Penunjang Pasien Anak dengan


Bronkopneumonia di RS Samarinda Medika Citra
Tindakan Anak 1 Anak 2
34

Pemeriksaan penunjang Jenis pemeriksaan : Jenis pemeriksaan :


Morfologi Darah Tepi Laboratorium tanggal :
tanggal : 11 april 2019 07 Mei 2019
-Result : 1. Leukosit 6400 103/ul
Eritrrosit : 2Trombosit 337.000
10’6/ul
normokromnormositer 3. Hemoglobin 9,0 g/dl
Leukosit :kesan 4. Hematokrit 29,1 %
jumlah meningkat
Trombosit : kesan jumlah Jenis pemeriksaan :
meningkat Thorax AP/PA tanggal :
08/05/2019
Jenis pemeriksaan : -Result : sinus, diagfragma
Thorax AP/PA tanggal : 11 dan cor normal
april 2019 - Pulmo :
-kesan : Bronkopneumonia perselubungan pada para
sinsitra cardial perihiler, terutama
dextra
- Kesan :
Bronkopneumonia

Tabel 4.8 Penatalaksanaan Terapi Pasien Anak dengan Bronkopneumonia di RS


Samarinda Medika Citra
Penatalaksanaa Terapi
Anak 1 Anak 2
Cefotaxime (IV) 3x300mg Dexametasone (IV) 3x 1/2 ampul
Certidex (IV) 2x2mg Paracetamol (PO) 3x 1 ctm
Puyer batuk (PO) 3x1 Sanpicilin (IV) 4x 300mg
Paracetamol (IV) 3x100mg Colsancetine (IV) 4x 125mg
Nebu ventolin (Inhalasi) /8jam Alco DMP (PO) 3x1/2 ctm IVFD
IVFD D5 1/2 10 tpm D5 1/2 10 tpm

4.1.3 Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.9 Daftar Diagnosa Keperawatan Pasien Anak dengan Bronkopneumonia di


RS Samarinda Medika Citra
Anak 1 Anak 2
35

No Tanggal Diagnosa Kep Tanggal Diagnosa Kep


ditemukan ditemukan
1 12/ 04 /2019 (D.0001) Bersihan jalan 09/ 05 /2019 (D.0001) Bersihan jalan
nafas tidak efektif b.d nafas tidak efektif b.d
peningkatan produksi peningkatan produksi
sputum sputum
DS :
DS :
• Ibu An.I mengatakan
• Ibu pasien mengatan anaknya batuk berdahak
anak R mengalami • Ibu mengatakan
sesak nafas anaknya masih sesak
• Ibu mengatakan
anak R masih batuk DO :
• Ibu pasien • Suara nafas ronki pada
mengatakan anak R kedua lapang paru
batuk tapi tidak bisa • Pernafasan cepat dan
mengeluarkan dangkal
dahaknya • Anak tidak mampu
mengeluarkan dahaknya
DO : secara mandiri
• Suara nafas ronki • Otot bantu pernafasan
pada paru kiri dada
• Pernafasan cepat dan • Terdapat cuping hidung
dangkal • Frekuensi nafas 42x/i
• Anak tidak mampu
mengeluarkan
dahaknya secara
mandiri
• Frekuensi nafas
35x/i

2 12/04/2019 (D.0003) Gangguan 09/ 05/2019 (D.0003) Gangguan


pertukaran gas b.d pertukaran gas b.d
membrane alveolus membrane alveolus kapiler
kapiler DS :
DS : • Ibu mengatakan anak I
• Ibu mengatakan anak kesulitan bernafas DO :
R mengalami sesak • terdengar bunyi nafas
nafas tambahan (ronkhi) pada
DO : kedua lapang paru
• terdengar bunyi • terdapat pernafasan
ronkhi pada paru kiri

• terdapat pernafasan cuping hidung


cuping hidung • pola nafas cepat dan
• pola nafas cepat dan dangkal
dangkal • kesadaran composmentis
• kesadaran (E4V5M6)
composmentis • warna kulit kemerahan
(E4V5M6)
• warna kulit
36

kemerahan

3 12/04/2019 (D.0005) Pola nafas 09/05/2019 (D.0005) Pola nafas tidak


tidak efektif b.d efektif b.ddefresi pusat
defresi pusat pernafasan DS:
pernafasan DS: • ibu mengatakan pasien
• ibu mengatakan kesulitan bernafas
pasien kesulitan • ibu mengatakan saat
bernafas posisi tidur telentang
• ibu mengatakan saat anak semakin merasa
posisi tidur telentang sesak nafas DO:
anak semakin merasa • terdapat otot bantu
sesak nafas pernafasan dada
DO: • pola nafas cepat dan
• terdapat otot bantu dangkal
pernafasan dada • terdapat pernafasan
• pola nafas cepat dan cuping hidung  TTV :
dangkal RR : 42x/i
• terdapat pernafasan N: 112x/i
cuping hidung  TTV T : 38,10C
:
RR : 35x/i
N: 105x/i
T : 37,80C
4 (D.0130) Hipertermia 09/ 05 /2019 (D.0130) Hipertermia b.d
b.d proses inflamasi DS : proses inflamasi DS
• Ibu mengatakan :
badan anak R teraba • Ibu pasien
hangat sejak malam mengatakan anaknya rewel
• Ibu mengatakan dan badan teraba hangat DO:
An.R demam DO • T : 38,10C
• T : 37,80C • badan teraba hangat
• badan teraba hangat

5 12/ 04/2019 (D.0032) Resiko Defisit 09/ 05 /2019 Cemas b.d lingkungan yang
Nutrisi b.d faktor asing DS
psikologis (keengganan :
untuk makan)  ibu mengatakan pasien
DS : menangis bila melihat
 Ibu pasien perawat/ orang asing
37

mengatakan anak R • ibu mengatakan pasien


nafsu makannya meangis bila
menurun ditinggalkan sendiri DO :
• Ibu pasien • anak menangis ketakutan
mengatakan anak R • menghindari kontak
hanya makan lauk mata
(ikan) tapi tidak mau • anak tampak gelisah
menghabiskan • anak cenderung lebih
nasinya. banyak diam dan tidak
Data Objektif aktif bergerak seperti
• A : BB = 11kg, TB= dirumah
70,7cm, LILA=
15,7cm
• B : terjadi
peningkatan jumlah
leukosit dan
trombosit 
C:
- Tidak ada
penurunan berat
badan
- Tidak ada
tandatanda
dehidrasi
- Rambut hitam
mengkilat

• D : MLTKTP
6 12/ 04 /2019 (D.0143) Resiko jatuh d.d 09/ 05 /2019 (D.0111) Defisit pengetahuan
anak usia 2 tahun orang tua b.d kurang terpapar
atau kurang informasi DS :
DS : • ibu pasien mengatakan
- sebelunya tidak pernah
DO : diberikan pendidikan
• usia anak < 2tahun kesehatan tentang
• jenis kelamin laki- bronkopneumonia
laki • ibu mengatakan tidak
• anak ditempatkan paham tentang penyakit
ditempat tidur orang yang diderita anaknya
dewasa • ibu mengatakan tidak
• pagar tempat tidur berani memandikan
tidak terpasang anaknya karna takut
jumlah skor penilaian memperparah
humpty dumpty 12 kondisinya
(resiko tinggi)
DO:
• Orang tua pasien hanya
diam saat ditanya tentang
penyakit anaknya
• Ibu bertanya tentang
38

penyakit anaknya

7 (D.0142) Risiko infeksi 09/ 05 /2019 (D.0032) Resiko Defisit


b.d efek prosedur Nutrisi b.d faktor psikologis
invasive DS : (keengganan untuk makan)
- DS :
DO : • Ibu pasien
• Anak terpasang IVFD mengatakan Anak I nafsu
ditangan sebelah kiri makannya menurun semenjak
• Balutan tampak bersih sakit
namun sudah longgar • Ibu mengatakan anak
• Tidak ada tanda-tanda I hanya makan 1-2 sendok
infeksi saja DO :
• terjadi • A : BB = 14kg, TB=
peningkatan 93cm, LILA= 16,3cm  B :
jumlah leukosit - Leukosit : 6400
103/ul
- Trombosit : 333.700
- Hb : 9,0 g/dL
- Ht : 29,1%  C :
- Tidak ada penurunan
berat badan
- Tidak ada tandatanda
dehidrasi
- Rambut hitam
mengkilat
- Mukosa bibir lembab
• D : MLTKTP

8 09/ 05 /2019 (D.0143) Resiko jatuh d.d


anak usia 2 tahun atau
kurang
DS :
-
DO :
• usia anak 2tahun
• anak ditempatkan
ditempat tidur orang
dewasa
• pagar tempat tidur tidak
terpasang
• jumlah skor penilaian
humpty dumpty 13
(resiko tinggi)
9 09/ 05 /2019 (D.0142) Risiko infeksi b.d
efek prosedur invasive DS :
-
DO :

 Anak terpasang IVFD


ditangan sebelah kiri
 Balutan tampak bersih
39

 Tidak ada tanda-tanda


infeksi
 Leukosit : 6400 103/ul
 Hb : 9,0 g/dL

4.1.4 Perencanaan

Tabel 4.10 Perencanaan Pasien Anak 1 dengan Bronkopneumonia di RS


Samarinda Medika Citra

NO TANGGAL DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI KEP


DITEMUKAN KEP HASIL
1 12/ 04 / 2019 (D.0001) Bersihan Setelah dilakukan 1.1 Monitor status
jalan nafas tindakan oksigen pasien
berhubungan keperawatan 3 x 24 1.2 Monitor status
dengan jam diharapkan respirasi
peningkatan jalan nafas pasien (frekuensi,irama
produksi sputum paten nafas)
dengan 1.3 Auskultasi suara
kriteria hasil : nafas catat jika
1. Suara nafas ada suara nafas
bersih, tidak ada tambahan
dypsnoe, dan 1.4 Atur poisi pasien
tandatanda untuk
sianosis memaksimalkan
2. Jalan nafas ventilasi
bersih, pasien 1.5 Lakukan fisioterapi
tidak merasa dada jika perlu
tercekik 1.6 Ajarkan teknik batuk
3. Irama nafas efektif untuk
teratur, mengeluarkan secret
frekuensi 1.7 Kolaborasi pemberian
nafas dalam O2
rentang 1.8 kolaborasi
normal pemberian terapi
(2030x/i) nebulizer
1.9 kolaborasi pemberian
antibiotik
40

2 12/04/2019 (D.0003) Setelah dilakukan 2.1 Observasi Tanda


Gangguan tindakan tanda vital anak
pertukaran gas keperawatan 3 x 24 (nadi, repirasi,
berhubungan jam diharapkan
suhu)
dengan perubahan masalah gangguan
membrane pertukaran 2.2 Kaji frekuensi,
alveolus kapiler gas teratasi Kedalaman dan
dengan kemudahan
kriteria hasil : pernafasan
1. suara nafas 2.3 Observasi warna
bersih, tidak ada kulit, membran
dypneu mukosa dan kuku
2. mampu
anak apakah terdapat
bernafas
dengan mudah sianosis
3. tanda-tanda 2.4 Mempertahankan
vital dalam istirahat dan
batas normal tidur pada anak
2.5 Kolaborasi pemberian
oksigen
3 12/ 04 /2019 (D.0005) Pola Setelah dilakukan 3.1 Observasi tanda
napas tidak efektif tindakan tanda vital anak
berhubungan keperawatan 3 x 24 (nadi, repirasi, suhu
dengan depresi jam diharapkan 3.2 Kaji frekuensi
pusat pernapasan masalah pola nafas
teratasi dengan pernapasan
kriteria hasil : 3.3 Memberikan posisi
1. Tidak ada sesak semi fowler
nafas 3.4 Kolaborasi
2. Mampu pemberian Oksigen
bernafas
dengan mudah
3. Menunjukkan
jalan nafas yang
paten (pasien
tidak merasa
tercekik,
frekuensi nafas
dalam rentang
normal, tidak
ada suara nafas
abnormal)
4 12/ 04 /2019 (D.0130) Setelah dilakukan 4.1 monitor suhu tubuh
Hipertermi tindakan sesering mungkin
berhubungan keperawatan 3 x 24 4.2 monitor warna kulit,
dengan proses jam diharapkan nadi dan RR
inflamasi Suhu tubuh kembali 4.3 berikan kompres
normal dengan pada lipat paha dan
kriteria hasil : aksila
1. suhu tubuh anak 4.4 selimuti pasien untuk
dalam mencegah
41

rentang normal hilangnya


(36-370C) kehangatan tubuh
2. tidak ada 4.5 kolaborasi
perubahan pemberian obat
warna kulit antipiretik untuk
3. tidak terjadi menurunkan
kejang panas

5 12/ 04 /2019 (D.0032) Risiko Setelah dilakukan 5.1 Kaji status nutrisi
defisit nutrisi b/d Tindakan anak
faktor psikologis Keperawatan selam 5.2 Kaji adanya alergi
3x24 jam
makanan atau
diharapkan pasien
dapat terhindar dari minuman
resiko defisit nutrisi 5.3 Ukur tinggi/panjang
dengan Kriteria badan dan berat
Hasil: badan anak
1. Mampu 5.4 Monitor turgor kulit
mengidentifikas 5.5 Monitor muntah pada
i kebutuhan anak
nutrisi
5.6 Monitor
2. Nafsu makan
anak meningkat pertumbuhan dan
3. Tidak terjadi perkembangan anak
penurunan 5.7 Kolaborasi dengan
berat badan ahli gizi untuk
membantu memilih
makanan yang dapat
memenuhi
kebutuhan gizi
selama sakit
6 12/ 04 /2019 (D.0143) Risiko Setelah dilakukan 6.1 Mengidentifikasi
jatuh berhubungan tindakan perilaku dan factor
dengan anak usia 2 keperawatan 3 x 24 yang mempengaruhi
tahun atau kurang jam diharapkan risiko jatuh
tidak ada kejadian 6.2 Mengidentifikasi
jatuh dengan karakteristik
kriteria hasil : lingkungan yang
1. Tidak ada dapat
kejadian jatuh meningkatkan
2. Perilaku potensi untuk jatuh
pencegah jatuh : 6.3 Memasang pagar
tindakan orang pengaman
tua atau tempat tidur
pemberi asuhan 6.4 Merendahkan tempat
untuk tidur
meminimalkan 6.5 Jelaskan kepada
factor resiko keluarga pasien
yang memicu tentang factor risiko
jatuh yang memicu jatuh
7 12/ 04 /2019 (D.0142) Risiko Setelah dilakukan 7.1 Cuci tangan sebelum
infeksi behubungan Tindakan dan sesudah tindakan
42

dengan efek Keperawatan selam keperawatan


prosedur invasive 3x24 jam 7.2 Batasi pengunjung
diharapkan masalah bila perlu
infeksi teratasi
7.3 Monitor tanda gejala
dengan kriteria hasil
: infeksi sistemik dan
1. Tidak ada tanda- local
tanda infeksi 7.4 Lakukan perawatan
muncul infus
2. Jumlah leukosit 7.5 Mengajarkan
dalam batas keluarga tentang
normal tanda gejala infeksi
3. Menunjukkan
7.6 Ajarkan cara
perilaku hidup
sehat menghindari infeksi
4. Menunjukkan 7.7 Kolaborasi pemberian
kemampuan antibiotic
untuk mencegah
timbulnya
infeksi

Tabel 4.11 Perencanaan Pasien Anak 2 dengan Bronkopneumonia di RS


Samarinda Medika Citra
NO TANGGAL DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI KEP
DITEMUKAN KEP HASIL
1 09/ 05 / 2019 (D.0001) Bersihan Setelah dilakukan 6.1 Monitor status
jalan nafas tindakan oksigen pasien
berhubungan keperawatan 3 x 24 6.2 Monitor status
dengan jam diharapkan respirasi
peningkatan jalan nafas pasien (frekuensi,irama
produksi sputum paten nafas)
dengan 6.3 Auskultasi suara
kriteria hasil : nafas catat jika
1. Suara nafas ada suara nafas
bersih, tidak ada tambahan
dypsnoe, dan 1.4 Atur poisi pasien
tandatanda untuk
sianosis memaksimalkan
2. Jalan nafas ventilasi
bersih, pasien 1.5 Lakukan fisioterapi
tidak merasa dada jika perlu
tercekik 1.6 Ajarkan teknik batuk
3. Irama nafas efektif untuk
teratur, mengeluarkan secret
frekuensi 1.7 Kolaborasi
nafas dalam pemberian O2
rentang 1.8 kolaborasi pemberian
normal terapi nebulizer
(2030x/i)
43

1.9 kolaborasi pemberian


antibiotik

2 (D.0003) Gangguan Setelah dilakukan 2.1 Observasi Tanda


09/ 05 / 2019 pertukaran tindakan tanda vital anak
gas keperawatan 3 x 24 (nadi, repirasi, suhu)
berhubungan jam diharapkan 2.2 Kaji frekuensi,
dengan perubahan masalah gangguan
Kedalaman dan
membrane pertukaran gas
alveolus kapiler teratasi dengan kemudahan
kriteria hasil : pernafasan
1. suara nafas 2.3 Observasi warna
bersih, tidak kulit, membran
ada dypneu mukosa dan kuku
2. mampu anak apakah terdapat
bernafas
sianosis
dengan mudah
3. tanda-tanda 2.4 Mempertahankan
vital dalam istirahat dan
batas normal tidur pada anak
2.5 Kolaborasi pemberian
oksigen
3 (D.0005) Pola Setelah dilakukan 3.1 Observasi tanda
09/ 05 / 2019 napas tidak efektif tindakan tanda vital anak
berhubungan keperawatan 3 x 24 (nadi, repirasi, suhu
dengan depresi jam diharapkan
3.2 Kaji frekuensi
pusat pernapasan masalah pola nafas
teratasi dengan pernapasan
kriteria hasil : 3.3 Memberikan posisi
1. Tidak ada sesak semi fowler
nafas 3.4 Kolaborasi pemberian
2. Mampu bernafas Oksigen
dengan mudah
3. Menunjukkan
jalan nafas yang
paten (pasien
tidak merasa
tercekik
4. frekuensi nafas
dalam rentang
normal, tidak ada
suara nafas
abnormal)
4 09/ 05 /2019 (D.0130) Setelah dilakukan 4.1 monitor suhu tubuh
Hipertermi tindakan sesering mungkin
berhubungan keperawatan 3 x 24 4.2 monitor warna kulit,
dengan proses jam diharapkan nadi dan RR
inflamasi Suhu tubuh kembali 4.3 berikan kompres pada
normal dengan lipat paha dan
44

kriteria hasil : aksila


1. suhu tubuh 4.4 selimuti pasien
anak dalam untuk mencegah
rentang normal hilangnya
(36-370C) kehangatan tubuh
2. tidak ada 4.5 kolaborasi pemberian
perubahan obat
warna kulit antipiretik untuk
3. tidak terjadi menurunkan panas
kejang

5 09/ 05 /2019 (D.0080) Cemas Setelah dilakukan 5.1 Identifikasi tingkat


berhubungan tindakan kecemasan
dengan lingkungan keperawatan 3 x 24 5.2 Pertahankan yang
yang asing jam diharapkan sikap tenang dan
cemas anak meyakinkan
berkurang atau 5.3 Jelaskan prosedur
hilang teratasi dan aktivitas
dengan kriteria yang akan
hasil : dilakukan kepada
1. Anak istirahat 5.4 orang tua dan
dengan tenang anakAnjurkan orang
2. Anak terdekat anak untuk
kooperatif dan tetap bersama anak
mau sesering mungkin
bersosialisasi 5.5 Melakukan terapi
dengan bermain
lingkungan
sekitar
3. Postur tubuh,
ekspresi wajah
dan tingkat
aktivitas
menunjukkan
cemas
berkurang
6 09/ 05 /2019 (D.0111) Defisit Setelah dilakukan 6.1 Berikan penilaian
pengetahuan tindakan tentang tingkat
berhubungan keperawatan 1 x 24 pengetahuan pasien
dengan kurang jam diharapkan mengenai proses
terpapar informasi Defisit pengetahuan penyakit
orang tua teratasi 6.2 Jelaskan
dengan kriteria Patofisiologi
hasil : penyakit dengan
1. Orang tua dapat cara yang tepat
mengungkapka 6.3 Gambarkan tanda
n pemahaman gejala yang muncul
tentang pada penyakit
penyakit dengan cara yang
anaknya tepat
45

2. Orang tua dapat 6.4 Melakukan


menjelaskan pendidikan kesehatan
kembali apa 6.5 Diskusikan
yang telah perubahan gaya
dipaparkan hidup yang
perawat mungkin diperlukan
untuk mencegah
komplikasi

7 09/ 05 /2019 (D.0032) Risiko Setelah dilakukan 7.1 Kaji status nutrisi
defisit nutrisi b/d Tindakan anak
faktor psikologis Keperawatan selam 7.2 Kaji adanya alergi
3x24 jam
makanan atau
diharapkan pasien
dapat terhindar dari minuman
resiko defisit nutrisi 7.3 Ukur tinggi/panjang
dengan Kriteria badan dan berat
Hasil: badan anak
1. Mampu 7.4 Monitor turgor kulit
mengidentifika 7.5 Monitor muntah pada
si kebutuhan anak
nutrisi
7.6 Monitor
2. Nafsu makan
anak meningkat pertumbuhan dan
3. Tidak terjadi perkembangan
penurunan anak
berat badan 7.7 Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
membantu memilih
makanan yang
dapat
memenuhi
kebutuhan gizi
selama sakit

8 09/ 05 /2019 (D.0143) Risiko Setelah dilakukan 8.1 Mengidentifikasi


jatuh berhubungan tindakan perilaku dan factor
dengan anak usia 2 keperawatan 3 x 24 yang mempengaruhi
tahun atau kurang jam diharapkan risiko jatuh
tidak ada kejadian 8.2 Mengidentifikasi
jatuh dengan karakteristik
kriteria hasil : lingkungan yang
1. Tidak ada dapat
kejadian jatuh meningkatkan
2. Perilaku potensi untuk jatuh`
pencegah jatuh : 8.3 Memasang pagar
tindakan orang pengaman
tua atau tempat tiduR
pemberi asuhan 8.4 Merendahkan tempat
untuk tidur
meminimalkan 8.5 Jelaskan kepada
factor resiko keluarga pasien
tentang factor
46

risiko
yang memicu yang memicu jatuh
jatuh
9 (D.0142) Risiko Setelah dilakukan 9.1 Cuci tangan sebelum
infeksi behubungan Tindakan dan sesudah tindakan
dengan efek Keperawatan selam keperawatan
prosedur invasive 3x24 jam diharapkan 9.2 Batasi pengunjung bila
masalah infeksi
perlu
teratasi dengan
kriteria hasil : 9.3 Monitor tanda gejala
1. Tidak ada tanda- infeksi sistemik dan
tanda infeksi local
muncul 9.4 Lakukan perawatan
2. Jumlah leukosit infus
dalam batas 9.5 Mengajarkan
normal
keluarga tentang
3. Menunjukkan
perilaku hidup tanda gejala infeksi
sehat 9.6 Ajarkan cara
4. Menunjukkan menghindari infeksi
kemampuan 9.7 Kolaborasi pemberian
untuk mencegah antibiotic
timbulnya infeksi

4.1.5 Pelaksaan

Tabel 4.12 Pelaksaan Pasien An.1 dengan Bronkopneumonia di RS Samarinda


Medika Citra
No Tannggal/ Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan Paraf
Jam
1 12/4/2019 7.1 mencuci tangan sebelum - mencuci tangan 6 langkah tangan
08:03 kontak dengan anak tampak bersih

2 12/4/2019 1.2 menghitung frekuensi - RR : 35x/i


08:05 nafas dan - Irama nafas tidak teratur
memperhatikan irama
nafas An.R

12/4/2019 2.2 melihat kedalaman dan - Pasien terlihat sesak


3 kemudahan pasien dalam
08:07 - Pernafasan cepat dan dangkal
bernafas

1.3 mendengarkan suara


12/4/2019 - Suara nafas ronki pada paru kiri
4 nafas
08:10
4.1 mengukur suhu tubuh
12/4/2019 - T = 37,80C
5
47

08:10 pasien

4.2 memantau warna kulit - Tidak ada kebiruan ataupun tanda-tada


6 12/4/2019 dan menghitung nadi sianosis, akral teraba hangat, N= 97x/i
08:12
1.1 melihat status oksigen
12/4/2019 pasien - SpO2 = 97%
7
08:15
3.4 memasang oksigen
12/4/2019 kepada pasien
8 - Terpasang nasal kanul 1lpm
08:17
2.3 melihat mukosa bibir dan
12/4/2019 kuku pasien
9 - Mukosa bibir lembab kuku tidak ada
09:00
kebiruan
6.2 melihat lingkungan
12/4/2019 yang dapat
10 meningkatkan risiko - Side rail tidak terpasang
09:02
jatuh - Anak ditempatkan ditempat tidur orang
6.1 mengkaji perilaku anak dewasa
yang dapat memicu - Posisi tempat tidur terlalu tinggi
12/4/2019
risiko jatuh
11 09:05 - Skor humpty dumpty = 12
1.9 menginjeksikan - Anak masih aktif bergerak
cefotaxime 300mg IV
12/4/2019 - Obat telah diinjeksikan dan tidak ada
12 09:10 respon negatif
3.3 mengatur posisi pasien
untuk memaksimalkan
12/4/2019 ventilasi - Menganjurkan ibu untuk memangku
13 11:40 anaknya dan mengatur posisi anak
menjadi semi fowler, anak terlihat
tenang
1.8 memberikan terapi
nebulizer ventolin
12/4/2019 - Anak menangis selama diuap, setelah
11:55 diuap ibu mengatakan anaknya lebih
14 nyaman bernafas dan tidak gelisah
4.3 memberikan kompres
pada An.R
12/4/2019 - Kompres telah diberikan
12:00 6.5 menjelaskan kepada
15
orang tua An.R tentang
12/4/2019 factor yang memicu - Orang tua mengatakan mengerti
12:02 jatuh tentang factor risiko yang memicu
16 jatuh dan dapat mengulangi kembali
apa yang telah dijelaskan perawat
6.3 memasang side rail
tempat tidur
- Side rail telah terpasang anak lebih
12/4/2019
aman
12:04 5.2 Menilai adanya alergi
17 terhadap makanan atau
minuman - Ibu mengatakan An.R tidak memiliki
12/4/2019
alergi terhadap makanan
12:06
48

18

19 12/4/2019 5.1 kaji kemampuan pasien - Ibu mengatakan kadang membelikan


12:06 untuk mendapat nutrisi makanan diluar
yang dibutuhkan - Ibu mengatakan harini ini An.R masih
tidak mau makan nasi

12/4/2019 3.3 Mengukur BB,TB. Lila - BB : 11Kg, TB : 70,7 cm , Lila = 15,7


20
12:08 cm

12/4/2019 4.4 merendahkan posisi - tempat tidur telah direndahkan


21 posisinya, tidak ada kejadian jatuh
12:10 tempat tidur

22
12/4/2019 7.3 melihat tanda- tanda - tidak ada tanda-tanda infeksi yang
12:12 infeksi pada tangan muncul
pasien yang terpasang
infus
12/4/2019 7.5 mengajarkan kepada - orang tua mampu menyebutkan secara
23 12:14 orang tua pasien tentang umum tanda gejala infeksi
tanda dan gejala infeksi

7.6 mengajarkan cara - orang tua mengatakan paham tentang


12/4/2019
24 menghindari infeksi cara menghindari infeksi
12:19
49

1 13/4/2019 7.1 mencuci tangan sebelum - tangan tampak bersih


08:05 kontak dengan pasien

2 7.4 Melakukan perawatan - plaster telah diganti balutan tampak


13/4/2019 infus bersih
08:06

3 7.3 melihat apakah ada - tidak ada tanda atau gejala infeksi
13/4/2019 tanda-tanda infeksi yang yang muncul
08:09 muncul pada tangan
pasien
7.2 memberitahu orang tua
4 - orang tua mengatakan akan
13/4/2019 untuk membatasi jumlah
melakukan saran dari perawat
08:10 pengunjung
1.3 mendengarkan suara
nafas - Terdengar suara nafas tambahan ronki
5 13/4/2019
pada lapang paru bagian kiri
08:12

3.4 menghitung frekuensi


nafas dan melihat irama - RR = 36x/i irama nafas cepat dan
6 13/4/2019
nafas dangkal pola nafas tidak teratur
08:15
2.1 mengukur suhu tubuh
dan menghitung RR dan - T = 36,60C, N = 102x/i, RR = 36x/i
7 13/4/2019
08:20 nadi anak
1.1 mengukur status
oksigen An.R - SpO2 = 98%
13/4/2019
8
08:25
50

9 13/4/2019 6.1 menghitung skor - Skor humpty dumpty = 12


08:55 humpty dumpty dan - Anak sedang rewel dan aktif
mengkaji perilaku An.R bergerak
yang mungkin
mempengaruhi resiko
jatuh

6.2 mengkaji factor Side rail tidak terpasang


10 13/4/2019 - Ibu mengatakan lupa memasang
lingkungan yang
08:57 - pagar pengaman
memicu jatuh
6.3 memasang side rail dan Pagar tempat tidur telah dipasang
- Ibu mengatakan lain kali akan
11 13/4/2019 mengingatkan orang tua - memastikan pagar tempat tidur
09:05 pasien
terpasang

Obat telah dimasukkan dan tidak ada


1.9 menginjeksikan - respon negative
13/4/2019 antibiotik cefotaxime
12 300mg IV
09:08

2.5 memberikan - Obat tekah diberikan dan tidak ada


13/4/2019
13 paracetomol 100mg IV respon negative
09:22

- Mengubah posisi pasien menjadi


3.3 mengubah posisi pasien semi fowler dan pasien terlihat
13/4/2019 tenang
14 14:30
- An.R menangis dan berusaha
1.8 memberikan terapi membuka masker nebunya
13/4/2019 nebulizer ventolin
15 14:35 - Fisioterapi dada telah diberikan ibu
1.5melakukan fisioterapi mengatakan ada sedikit dahak yang
13/4/2019 dada keluar
16 14:38

1 14/04/2019 1.4 mendengarkan suara - suara nafas bersih


08:45 nafas

- RR = 26x/i irama nafas teratur


2 14/04/2019 3.5 menghitung frekuensi
08:47 nafas dan melihat irama
nafas
- SpO2 = 99%
3 -
14/04/2019 1.1 mengukur status An.R tidak terpasang oksigen lagi
oksigen An.R - Ibu mengatakan anaknya sudah tidak
08:47
sesak

- RR = 26x/i
4 14/04/2019 3.1 mengukur tanda-tanda - T =36,3
08:50 vital
51

- N = 97x/i

5
14/04/2019 6.1 menghitung skor humpty - Skor humpty dumpty = 12
08:55 dumpty dan mengkaji - Anak sedang aktif bergerak
perilaku An.R yang
mungkin mempengaruhi
resiko jatuh

6
14/04/2019 6.2 mengkaji factor
09:00 lingkungan yang - Side terpasang
memicu jatuh - Posisi tempat tidur rendah
- Ibu mengatakan akan memastikan
pagar tempat tidur selalu terpasang
7

14/04/2019 1.9 menginjeksikan - Obat telah dimasukkan dan tidak ada


09:03 antibiotik cefotaxime respon negative
8 300mg IV

14/04/2019 1.4 mengubah posisi pasien


- Mengubah posisi pasien menjadi
09:05 semi fowler dan pasien terlihat tenang
9
- An.R menangis dan berusaha
14/04/2019 1.8 memberikan terapi membuka masker nebunya
09:10 nebulizer ventolin
1 15/04/2019 7.1 mencuci tangan sebelum - tangan tampak bersih
08:45 tindakan

2 15/04/2019 5.6 mengakaji - anak berkembang sesuai


08:47 perkemabangan anak dengan usianya

15/04/2019 7.3 melihat tanda dan gejala - tidak ada tanda gejala ifeksi yang
3
08:47 infeksi muncul

15/04/2019 6.1 menghitung skor humpty - Skor humpty dumpty = 12


4 08:50 dumpty dan mengkaji - Anak sedang aktif bergerak
perilaku An.R yang
mungkin mempengaruhi
resiko jatuh

6.2 mengkaji factor - Side terpasang


5 15/04/2019
lingkungan yang - Posisi tempat tidur rendah
08:55
memicu jatuh - Ibu mengatakan akan memastikan
pagar tempat tidur selalu terpasang
6 15/04/2019 7.7 menginjeksikan
52

09:00 antibiotik cefotaxime - Obat telah dimasukkan dan tidak ada


300mg IV respon negative

7 15/04/2019 5.7 menanyakan kepada ibu - Ibu mengatakan anak tidak ada muntah
09:03 apakah pasien muntah hari ini
hari ini

8
15/04/2019 5.3 mengukur BB, TB, Lila - BB : 11Kg, TB : 70,7 cm , Lila = 15,7
09:05 cm

Tabel 4.13 Pelaksaan Pasien An.2 dengan Bronkopneumonia


di RS Samarinda Medika Citra
No Tannggal/ Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan Paraf
Jam
53

1 09/05/2019 9.1 mencuci tangan sebelum - tangan tampak bersih


08:00 kontak dengan pasien

2 09/05/2019 9.4 melihat kondisi infus - balutan tampak bersih


08:02 pasien

3 09/05/2019 9.3 mengakaji tanda tanda - tinda ada kemerahan, bengkak, ataupun
08:04 infeksi pada infus pasien perubahan bentuk

09/05/2019 5.2 melakukan pendekatan - anak menangis melihat orang asing


4
08:05 dengan tenang

09/05/2019 5.8 mengkaji tingkat


5 - ibu mengatakan anaknya menangis
08:07 kecemasan yang
setiap kali melihat perawat/tenaga
dirasakan anak
medis lainnya
- anak tidak mau bermain dan lebih
banyak diam

09/05/2019 5.3 menjelaskan aktivitas - ibu mengerti tentang tindakan yang


6 08:09 yang akan dilakukan akan dilakukan keanak
kepada orang tua pasien

09/05/2019 2.2 menghitung frekuensi - RR : 34x/I


7 08:11 nafas dan - Irama nafas tidak teratur
mamperhatikan irama -terdapat pernapasan cuping hidung
nafas - ada otot bantu pernafasan dada

1.1 mengukur status - SpO2 = 98%


09/05/2019 oksigen pasien
08:12 - Terpasang nasal kanul 2lpm
8
1.3 Mendengarkan bunyi - Suara nafas ronki pada kedua paru
09/05/2019 nafas
9 08:15
4.1 mengukur suhu tubuh
09/05/2019 - T = 38,10C
10
54

08:17

11 09/05/2019 4.2 mengkaji warna kulit dan - Tidak ada kebiruan ataupun tanda-tada
09:00 menghitung nadi sianosis, badan teraba panas N= 97x/i

12 09/05/2019 4.1 memberikan kompres - Kompres telah diberikan anak tertidur


09:02 hangat pada lipat axila
An.I

09/05/2019 4.2 menyelimuti pasien - Selimut telah dipasang anak tertidur


13
09:05 pulas

09/05/2019 1.9 menginjeksikan - Obat telah diberikan dan tidak ada


14 09:10 antibiotic colsancetin reaksi negative
125mg IV
09/05/2019 2.5 memberikan pct puyer - Obat telah diminum tidak ada reaksi
15 09:12 via oral negative

09/05/2019 1.6 mengajarkan teknik batuk - Ibu mengatakan mengerti dan mampu
16 09:30 efektif kepada orang mendemostrasikan secara mandiri
tua An.I - Ibu mengatakan akan mengajarkan
pada An.I

09/05/2019 6.1 mengkaji - Saat ditanya terkain apa itu bp orang


17 09:40 tingkat tua pasien tampak bingung dan
pengetahuan orang tua mengatakan tidak tau
- Saat dikaji terkait kebersihan diri ibu
mengatakan anak belum ada mandi
karna takut jika mandi dapat
memperparah kondisi An.I

- Skor humpty dumpty = 13 (resiko


09/05/2019 tinggi)
10:00 8.1 mengkaji perilaku dan - Ketika rewel ibu mengatakan anaknya
18
factor yang aktif bergerak
mempengaruhi risiko
jatuh - Anak ditempatkan ditempat tidur orang
09/05/2019 dewasa
8.2 mengakaji karakteristik - Posisi tempat tidur terlalu tunggi
10:01
19 lingkungan yng - Pagar pengaman (side rail) tidak
berpotensi memicu terpasang
jatuh - Ibu mengatakan mengerti dan akan
memperhatikan dan lebih waspada
09/05/2019 8.5 menjelaskan kepada terhadap anaknya agak tidak jatuh
10:03 keluarga pasien tentang
20
factor risiko yang
memicu jatuh
- Side rail telah terpasang

09/05/2019 8.3 memasang pagar


10:10 pengaman
21 - Posisi tempat tidur lebih rendah

09/05/2019 8.4 merendahkan posisi


55

10:16 tempat tidur


22

23 09/05/2019 6.2 menjelaskan proses - Orang tua memperhatikan penjelasan


10:17 terjadinya penyakit dengan baik
bronkopneumonia - Orang tua An.R mengatakan sekarang
sudah paham tentang proses terjadinya
sakit pada anaknya
6.3 menggambarkan tanda - Orang tua mengatakan sekarang sudah
24 09/05/2019
dan gejala yang mucul bisa memahami gejala umum yang
10:23
pada penyakit muncul karna bp
bronkopneumonia

6.4 melakukan pendidikan - Orang tua mengatakan sekarang sudah


25 09/05/2019 paham bahaya asap obat nyamuk dan
kesehatan tentang
10:29 pentingnya menjaga kebersihan diri
“Bahaya Asap Obat
Nyamuk Bagi Anak”
dan “pentingnya
personal hygiene”

6.5 mengajak orang tua


- Ibu mengatakan setelah pulang akan
09/05/2019 pasien unuk berdiskusi
26 mengganti obat nyamuk dengan
10:40 perubahan gaya hidup
kelambu
yang mungkin
- Ibu mengatakan besok pagi akan
diperlukan
menyeka An.I
7.1 menanyakan kepada ibu
- Ibu mengatakan An.I tidak memiliki
apakah pasien memiliki
09/05/2019 alergi ataupun pantangan dalam makan
alergi makanan
27 11:00
7.1 menanyakan konsumsi
nutrisi pasien - Ibu mengatakan hari ini An.I hanyak
09/05/2019 makan 1-2 sendok makanannya
11:03 7.5 menanyakan apakah anak
ada muntah - Ibu mengatakan anak tidak ada muntah
28 09/05/2019
11:15 9.2 menganjurkan orang tua
untuk membatasi - Orang tua mengatakan akan mengikuti
09/05/2019 pengunjung saran perawat
29 11:20
9.5 mengajarkan orang tua
tentang tanda dan gejala - Orang tua mengatakan mengerti dan
09/05/2019 infeksi mampu menyebutkan tanda dan gejala
11:25 infeksi
30
7.3 mengukur BB, TB, Lila
- BB = 14kg, TB = 93 cm, LILA = 16,3
09/05/2019 cm
11:30 3.1 mengukur tanda tanda
56

31 vital - RR 46x/i, N : 112x/i, T : 38,1


09/05/2019
11:05
32

1 10/05/2019 5.2 melakukan pendekatan - anak tidak menangis tapi masih tidak
08:00 dengan tenang mau kontak mata dengan mahasiswa

2 10/05/2019 5.9 mengkaji tingkat - ibu mengatakan An.I masih


08:02 kecemasan yang menangis setiap kali melihat
dirasakan anak perawat/tenaga medis lainnya
- anak tidak mau bermain dan lebih
banyak diam

2.2 menghitung frekuensi - RR : 33x/I


3 10/05/2019
nafas dan - Irama nafas tidak teratur
08:05
mamperhatikan irama -terdapat pernapasan cuping hidung
nafas - ada otot bantu pernafasan dada

1.2 mengukur status - SpO2 = 98%


10/05/2019 - Terpasang nasal kanul 2lpm
4 oksigen pasien
08:07
1.3 Mendengarkan bunyi - Suara nafas ronki pada kedua lapang
10/05/2019 paru
5 nafas
08:10
2.1 mengukur suhu tubuh - T = 37,70C
10/05/2019
6 08:15

2.3 mengkaji warna kulit dan - Tidak ada kebiruan ataupun tanda-
10/05/2019 tada sianosis, badan teraba panas, N=
7 08:17 menghitung nadi
105x/i

- Kompres telah diberikan anak tertidur


10/05/2019 4.3 memberikan kompres
08:20 hangat pada lipat axila
8
anak I

1.9 menginjeksikan antibiotic - Obat telah diberikan dan tidak ada


10/05/2019 reaksi negative
colsancetin
9 09:00
125mg IV

4.5 memberikan pct puyer - Obat telah diminum tidak ada reaksi
10/05/2019 via oral negative
09:01
10
1.6 menganjurkan anak - Anak mengikuti arahan ibunya
10/05/2019 untuk batuk efektif
09:05
11
57

8.1 mengkaji perilaku dan - Skor humpty dumpty = 13 (resiko


10/05/2019 factor yang tinggi)
12 09:40 mempengaruhi risiko - Ketika rewel ibu mengatakan
jatuh anaknya aktif bergerak

8.2 mengakaji karakteristik - Anak ditempatkan ditempat tidur


lingkungan yng orang dewasa
10/05/2019
berpotensi memicu - Posisi tempat tidur terlalu tunggi
13 09:45

jatuh

14 10/05/2019 8.3 memasang pagar - Side rail telah terpasang


09:50 pengaman

15 10/05/2019 8.4 merendahkan posisi - Posisi tempat tidur lebih rendah


09:55 tempat tidur

10/05/2019 4.5 menganjurkan ibu untuk


16 - Ibu mengatakan nanti akan mengambil
10:35 membawa boneka atau
boneka untuk An.I
mainan An.I

10/05/2019 7.2 menanyakan konsumsi


17 nutrisi pasien - Ibu mengatakan hari ini An.I masih
10:40 belum menghabiskan makanannya

10/05/2019 7.4 menganjurkan pasien


18 banyak konsumsi - Ibu mengatakan mengerti dan akan
10:45 memberikan makanan yang berserat
makanan yang berserat
kepada pasien
2.6 mengisi air oksigen
10/05/2019 - Terpasang nasal kanul 2lpm
19 10:50
10/05/2019 3.3 mengubah posisi - Mengubah posisi pasien menjadi semi
20 10:52 fowler
10/05/2019 7.6 mengukur
21 10:54 perkembangan anak
dengan kpsp - Hasil : anak berkembang
7.5 menanyakan apakah sesuai usianya
10/05/2019
anak ada muntah hari ini
22 - Ibu mengatakan anak tidak ada muntah
7.4 mengecek turgor kulit
10:56 - Turgor kulit baik
23 7.7 Mengukur BB, TB, LILA
10/05/2019 - BB = 14kg, TB= 93cm, LILA=
24 10:58 16,3cm
58

1 11/05/2019 9.1 mencuci tangan sebelum - tangan tampak bersih


08:00 tindakan

11/05/2019 1.1 monitor status oksigen - SpO2 = 99%


08:05 pasien

2 11/05/2019 1.3 auskultasi suara nafas - Suara nafas bersih tadak ada suara
08:19 nafas tambahan

11/05/2019 2.1 mengukur suhu badan - RR : 26x/i, N : 98x/i, T : 36,3


3 08:20 dan menghitung RR dan
4 N
11/05/2019 2.2 melihat kedalaman dan
- Frekuensi nafas 26x/i irama nafas
08:25 kemudahan pasien
teratur pasien tidak merasa sesak
dalam bernafas
5 11/05/2019 2.3 melihat warna kulit,
08:27 membrane mukosa serta - Warna kulit kemerahan, mukosa bibir
lembab, dan tidak ada tanda-tanda
kuku pasien sianosis

6 11/05/2019 9.7 menginjeksikan - Obat telah diberikan dan tidak ada


08:55 antibiotic reaksi negatif yang muncul
7
11/05/2019 5.1 mengidentifikasi tingkat - Anak masih takut bila
09:30 kecemasan pasien melihat perawata/tenaga medis
lainnya
- Anak rewel saat terpisah dari ibunya
- Anak menarik diri dari orang asing
8
11/05/2019 7.5 menayakan apakah anak
ada muntah hari ini - Ibu mengatakan anak tidak ada muntah
09:45
hari ini
9 7.4 mengecek turgor kulit
pasien - Turgor kulit baik
8.1 mengukur skor humpty
11/05/2019 - Skore humpty dumpty = 12 (risiko
dumpty
10:23 jatuh)
10
9.3 melihat apakah ada tanda
gejala infeksi yang muncul - Tidak ada tanda gejala infeksi yang
11/05/2019 muncul
11 10:30

9.4 melakukan perawatan


11/05/2019 - Melepas infus, pembekuan darah baik
infus
10:35

4.1.6 Evaluasi

Tabel 4.14 Evaluasi Asuhan Keperawatan Pasien Anak 1 dengan


Bronkopneumonia di RS Samarinda Medika Citra
59

Hari/ Diagnosa Evaluasi ( SOAP ) Paraf


Jam Keperawatan
Hari DK 1 S : - ibu mengatakan anak R masih sulit bernafas
1 Bersihan jalan - ibu mengatakan anak R masih batuk berdahak
nafas tidak - ibu mengatakan anak tidak bisa mengeluarkan
15:00 efektif dahaknya O : - auskultasi bunyi nafas ronki pada paru kiri
- RR=35x/i
- SpO2=98%
- Ada otot bantu pernafasan dada
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 monitor status oksigenasi pasien
1.2 monitor status respirasi (irama,frekuensi)
1.3 auskultasi suara nafas catat jika ada suara nafas
tambahan
1.4 atur posisi pasien untuk memaksimalkan ventilasi
1.5 lakukan fisioterapi dada jika perlu
1.7 kolaborasi pemberian O2

1.8 kolaborasi pemberian terapi nebulizer


1.9 kolaborasi penberian antibiotic

15:10 DK 2 S : - ibu mengatakan anak masih kesulitan bernafas


Gangguan O : - terdengar bunyi ronki pada paru kiri
pertukaran gas - masih ada pernafasan cuping hidung
- pola nafas cepat dan dangkal
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2.1 observasi tanda- tanda vital anak
2.2 kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan anak dalam
bernafas
2.3 observasi warna kulit, membrane mukosa, dan kuku
anak apakah ada sianosis
2.4 mempertahankan istirahat dan tidur anak
2.5 kolaborasi pemberian oksigen

15:15 DK 3 S : - ibu mengatakan pasien kesulitan bernafas


Pola nafas - ibu mengatakan saat posisi tidur telentang anak semakin
tidak efektif merasa sesak nafas
O : - terdapat otot bantu pernafasan dada
- pola nafas cepat dan dangkal -
terdapat pernafasan cuping hidung -
TTV :
RR : 36x/i
N: 102x/i
T : 37,80C
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3.1 Observasi tanda-tanda vital anak
3.2 Kaji frekuensi pernafasan
3.3 Memberikan posisi semi fowler
3.4 Kolaborasi pemberian oksigen
60

15:20 DK 4 S:
Hipertermia - ibu mengatakan badan anak panas
- ibu mengatakan anak rewel dan demam
O:
- Saat diraba badan anak teraba panas
- T = 37,80C N:102x/i
- Anak rewel

A : Masalah belum teratasi P


: Lanjutkan intervensi :
4.1 Monitor suhu tubuh
4.2 Monitor warna kulit nadi dan RR
4.3 Berikan kompres pada lipatan paha dan axila
4.4 Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
kehangatan
4.5 Kolaborasi pemberian obat
antipiretik untuk menurunkan panas

15:25 DK 5 S : - Ibu pasien mengatakan anak R nafsu makannya menurun


Risiko Defisit - Ibu pasien mengatakan anak R hanya makan lauk (ikan)
nutrisi tapi tidak mau menghabiskan nasinya.
O : - A : BB = 11kg, TB= 70,7cm, LILA= 15,7cm
- B : terjadi peningkatan jumlah leukosit dan trombosit -
C:
- Tidak ada penurunan berat badan
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Rambut hitam mengkilat
- D : MLTKTP
A : Masalah tidak terjadi P
: Pertahankan intervensi :
5.1 Kaji status nutrisi anak
5.2 Kaji adanya alergi makanan atau minuman
5.3 Ukur tinggi/panjang badan dan berat badan anak
5.4 Monitor turgor kulit
5.5 Monitor muntah pada anak
5.6 Monitor pertumbuhan dan perkembangan anak
5.7 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu memilih
makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi
selama sakit
15:30 DK 6 S:-
Risiko jatuh O : - Tidak ada kejadian jatuh
- Side rail telah terpasang
- Skor humpty dumpty 12 (resiko tinggi)
- Tempat tidur dalam posisi yang tidak terlalu tinggi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
6.1 mengidentifikasi perilaku dan factor yang
mempengaruhi risiko jatuh
6.2 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat
meningkatkan potensi untuk jatuh
6.3 memasang pagar pengaman tempat tidur
6.4 merendahkan posisi tempat tidur
61

15:35 DK 7 S:-
Risiko infeksi O : - Anak terpasang IVFD ditangan sebelah kiri
- Balutan baru diganti
- Balutan tampak bersih
- Tidak ada kemerahan, atau pun bengkak pada daerah
tangan yang diinfus
A : Masalah tidak terjadi
P : pertahankan intervensi
7.1 Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
7.2 Batasi pengunjung jika perlu
7.3 Monitor tanda dan gejala sistemik dan lokal
7.4 Lakukan perawatan infus
7.7 Kolaborasi pemberian antibiotic

Hari Diagnosa Evaluasi (SOAP) Paraf


ke 2 Keperawatan
14:45 DK 1 S : - ibu mengatakan anak R sesaknya berkurang
Bersihan jalan - ibu mengatakan anak R masih batuk berdahak
nafas tidak - ibu mengatakan anak tidak bisa mengeluarkan dahaknya
efektif - ibu mengatakan hari ini anak mendapat terapi fisioterapi
dada
O : - auskultasi bunyi nafas ronki pada paru kiri
- RR=33x/i
- SpO2=98%
- Ada otot bantu pernafasan dada
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 monitor status oksigenasi pasien
1.2 monitor status respirasi (irama,frekuensi)
1.3 auskultasi suara nafas catat jika ada suara nafas
tambahan
1.4 atur posisi pasien untuk memaksimalkan ventilasi
1.5 lakukan fisioterapi dada jika perlu
1.7 kolaborasi pemberian O2
1.8 kolaborasi pemberian terapi nebulizer
1.9 kolaborasi penberian antibiotic

14:50 DK 2 S : - ibu mengatakan sesak anak sudah berkurang


Gangguan O : - terdengar bunyi ronki pada paru kiri
pertukaran gas - masih ada pernafasan cuping hidung
- pola nafas cepat dan dangkal
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2.1 observasi tanda- tanda vital anak
2.2 kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan anak dalam
bernafas
2.3 observasi warna kulit, membrane mukosa, dan kuku
anak apakah ada sianosis
2.4 mempertahankan istirahat dan tidur anak
62

2.5 kolaborasi pemberian oksigen

14:55 DK 3 S : - ibu mengatakan pasien kesulitan bernafas


Pola nafas - ibu mengatakan saat posisi tidur telentang anak semakin
tidak efektif merasa sesak nafas
O : - terdapat otot bantu pernafasan dada
- pola nafas cepat dan dangkal -
terdapat pernafasan cuping hidung -
TTV :
RR : 36x/i
N: 102x/i
T : 37,80C
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3.1 Observasi tanda-tanda vital anak
3.2 Kaji frekuensi pernafasan

3.3 Memberikan posisi semi fowler


3.4 Kolaborasi pemberian oksigen

15:00 DK 4 S:
hipertermia - ibu mengatakan tadi pagi anak
mendapat obat paracetamol
- ibu mengatakan badan anak R sudah tidak panas lagi O :
- Saat diraba badan anak sudah tidak panas lagi
- T = 36,70C N:102x/i
- Anak tidak rewel
A : Masalah hipertermia teratasi
P : Hentikan intervensi

15:10 DK 5 S:
Risiko deficit - Ibu pasien mengatakan anak R hanya makan ½ porsi
nutrisi bubur tapi menghabiskan lauk (ikan)
O : - A : BB = 11kg, TB= 70,7cm, LILA= 15,7cm
- B : terjadi peningkatan jumlah leukosit dan trombosit -
C:
- Tidak ada penurunan berat badan
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Rambut hitam mengkilat
- D : MLTKTP
A : Masalah tidak terjadi P
: Pertahankan intervensi :
5.1 Kaji status nutrisi anak
5.2 Kaji adanya alergi makanan atau minuman
5.3 Ukur tinggi/panjang badan dan berat badan anak
5.4 Monitor turgor kulit
5.5 Monitor muntah pada anak
5.6 Monitor pertumbuhan dan perkembangan anak
5.7 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu memilih
makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi
selama sakit
63

15:30 DK 6 S:-O
Risiko jatuh :
- Tidak ada kejadian jatuh
- Side rail telah terpasang
- Skor humpty dumpty 12 (resiko tinggi)
- Tempat tidur dalam posisi yang tidak terlalu tinggi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
6.1 mengidentifikasi perilaku dan factor yang
mempengaruhi risiko jatuh
6.2 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat
meningkatkan potensi untuk jatuh
6.3 memasang pagar pengaman tempat tidur
6.4 merendahkan posisi tempat tidur
64

- Rambut hitam mengkilat


- D : MLTKTP
65

A : Masalah tidak terjadi


P : Pertahankan
intervensi :
5.1 Kaji status nutrisi anak
5.2 Kaji adanya alergi makanan atau minuman
5.3 Ukur tinggi/panjang badan dan berat badan anak
5.4 Monitor turgor kulit
5.5 Monitor muntah pada anak
5.6 Monitor pertumbuhan dan perkembangan anak
5.7 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu memilih
makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi selama
sakit
15:30 DK 6 S:-
Risiko jatuh O:
- Tidak ada kejadian jatuh
- Side rail telah terpasang
- Skor humpty dumpty 12 (resiko tinggi)
- Tempat tidur dalam posisi yang tidak terlalu tinggi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
6.1 mengidentifikasi perilaku dan factor yang
mempengaruhi risiko jatuh
6.2 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat
meningkatkan potensi untuk jatuh
6.3 memasang pagar pengaman tempat tidur
6.4 merendahkan posisi tempat tidur

15:35 DK 7 S:-
Risiko infeksi O : - Anak terpasang IVFD ditangan sebelah kiri
- Balutan baru diganti
- Balutan tampak bersih
- Tidak ada kemerahan, atau pun bengkak pada daerah
tangan yang diinfus
A : Masalah tidak terjadi
P : pertahankan intervensi
7.1 Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
7.2 Batasi pengunjung jika perlu
7.3 Monitor tanda dan gejala sistemik dan lokal
7.4 Lakukan perawatan infus
7.7 Kolaborasi pemberian antibiotic

Hari DK 5 S : ke 4 Risiko deficit - Ibu pasien mengatakan anak R


hampir mengahbiskan
15:05 nutrisi makanannya hari ini (tersisa 2-3 sendok saja)
O : - A : BB = 11kg, TB= 70,7cm, LILA= 15,7cm - B :
terjadi peningkatan jumlah leukosit dan trombosit - C :
- Tidak ada penurunan berat badan
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Rambut hitam mengkilat
66

- D : MLTKTP
A : Masalah tidak terjadi P
: Pertahankan intervensi :
5.1 Kaji status nutrisi anak
5.2 Kaji adanya alergi makanan atau minuman
5.3 Ukur tinggi/panjang badan dan berat badan anak
5.4 Monitor turgor kulit
5.5 Monitor muntah pada anak
5.6 Monitor pertumbuhan dan perkembangan anak
5.7 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu memilih
makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi
selama sakit

15:10 DK 6 S:-O
Risiko jatuh :
- Tidak ada kejadian jatuh
- Side rail telah terpasang
- Skor humpty dumpty 12 (resiko tinggi)
- Tempat tidur dalam posisi yang tidak terlalu tinggi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
6.1 mengidentifikasi perilaku dan factor yang
mempengaruhi risiko jatuh
6.2 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat
meningkatkan potensi untuk jatuh
6.3 memasang pagar pengaman tempat tidur
6.4 merendahkan posisi tempat tidur

15:15 DK 7 S:-
Risiko infeksi O : - infus telah dilepas
- pembekuan darah baik
- Tidak ada kemerahan, atau pun bengkak pada daerah
tangan yang di infus A : Masalah tidak terjadi
P : pertahankan intervensi
7.1 Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
7.2 Batasi pengunjung jika perlu
7.3 Monitor tanda dan gejala sistemik dan local
7.4 Lakukan perawatan infus
7.7 Kolaborasi pemberian antibiotic

Tabel 4.15 Evaluasi Asuhan Keperawatan Pasien Anak 2 dengan Bronkopneumonia


di RS Samarinda Medika Citra
67

Hari/ Diagnosa Evaluasi ( SOAP ) Paraf


Jam Keperawatan
Hari DK 1 S:
1 Bersihan jalan - ibu mengatakan anak I masih sesak namun sudah
15:00 nafas tidak berkurang
efektif - ibu mengatakan anak I masih batuk berdahak
- ibu mengatakan sudah paham tentang batuk efektif
namun belum melatih anak I karna masih tidur O :
- auskultasi bunyi nafas ronki pada kedua paru
- RR=46x/i
- SpO2=98%
- Ada otot bantu pernafasan
- Anak tidak bisa mengeluarkan dahak secra mandiri A :
- Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 monitor status oksigenasi pasien

1.2 monitor status respirasi (irama,frekuensi)


1.3 auskultasi suara nafas catat jika ada suara nafas
tambahan
1.4 atur posisi pasien untuk memaksimalkan ventilasi
1.5 lakukan fisioterapi dada jika perlu
1.6 anjurkan teknik batuk efektif
1.7 kolaborasi pemberian O2
1.8 kolaborasi pemberian terapi nebulizer
1.9 kolaborasi penberian antibiotic
15:10 DK 2 S:
Gangguan - ibu mengatakan anak I masih sesak namun sudah agak
pertukaran gas mendingan
O:
- saat auskultasi terdengar bunyi nafas tambahan (ronki)
pada kedua lapang paru
- pernafasan cuping hidung
- pola nafas cepat dan dangkal
- kesadaran composmentis
- tidak ada tanda-tanda sianosis
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2.1 observasi TTV anak (nadi, respirasi, suhu)
2.2 kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernafas
2.3 observasi warna kulit, membrane mukosa dan kuku
anak apakah terdapat sianosis
2.4 mempertahankan istirahat dan tidur pada anak
2.5 kolaborasi pemberian oksigen
15:15 DK 3 S:
Pola nafas - ibu mengatakan anak kesulitan bernafas
tidak efektif - ibu mengatakan sesak anak akan bertambah bila tidur
dengan posisi telentang
68

O:
- ada tarikan dinding dada
- pola nafas cepat dan dangkal
- terdapat pernafasan cuping hidung - TTV
RR : 46x/i, N : 112x/i, T : 38,1
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3.1 Observasi tanda tanda vital
3.2 Kaji frekuensi pernafasan
3.3 Memberikan posisi semi fowler
3.4 Kolaborasi pemberian O2

15:20 DK 4 S:
Hipertermia - ibu mengatakan anak I masih demam
O:
- T = 38,10C N: 112x/i
- Badan anak teraba panas
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
4.1 Monitor suhu tubuh sesering mungkin
4.2 Monitor warna kulit dan nadi
4.3 Berikan kompres pada lipatan paha dan aksila
4.4 Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
4.5 Kolaborasi pemberian obat antipiretik untuk
menurunkan panas
15:25 DK 5 S:
Cemas - Ibu mengatakan anak I masih sering menangis jika
ditinggalkan
- Ibu anak I mengatakan pasien masih banyak diam dan
belum aktif untuk bermain

O:
- Ekspresi wajah takut dan tegang
- Anak I tidak mau kontak mata dengan lawan bicara
- Anak I menangis bila ada perawat/tenaga medis lain
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi intervensi
5.1 Identifikasi ulang tingkat kecemasan
5.2 Pertahankan sikap yang tenang dan meyakinkan
5.3 Jelaskan setiap prosedur dan aktivitas kepada orang
tua dan anak
5.4 Anjurkan orang terdekat untuk selalu mendampingi
5.5 Melakukan terapi bermain
15:30 DK 6 S:
Defisit - Ibu mengatakan sekarang sudah paham tentang penyakit
pengetahuan yang diderita anaknya
orang tua - Ibu mengatakan sudah tau bahaya
asap obat nyamuk/rokok bagi kesehatan anaknya
- Ibu mengatakan sudah paham terkait pentingnya menjaga
kebersihan diri anak
69

- Ibu mengatakan akan merubah gaya hidup menjadi lebih


baik lagi O :
- Ibu pasien dapat mengulang dan memaparkan secara
singkat terkait penyakit bronkopneumonia
- Ibu mampu menyebutkan bahaya asap obat nyamuk bagi
kesehatan anaknya
- Ibu mampu menjelaskan kembali tentang pentingnya
menjaga kebersihan diri bagi anaknya
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

15:30 DK 7 S:
Risiko deficit
nutrisi - Ibu pasien mengatakan Anak I nafsu makannya
menurun semenjak sakit
- Ibu mengatakan anak I hanya makan 1-2 sendok saja
O:
- A : BB = 14kg, TB= 93cm, LILA= 16,3cm
- B:
Leukosit : 6400 103/ul, Trombosit : 333.700, Hb : 9,0
g/dL, Ht : 29,1% - C :
- Tidak ada penurunan berat badan
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Rambut hitam mengkilat
- Mukosa bibir lembab
A : Masalah tidak terjadi P
: Pertahankan Intervensi :
7.1 Kaji status nutrisi anak
7.2 Kaji adanya alergi makanan atau minuman
7.3 Ukur tinggi panjang dan berat badan anak
7.4 Monitor turgor kulit
7.5 Monitor muntah pada anak
7.6 Monitor pertumbuhan dan perkembangan anak
7.7 Kolaborasi dengan ahli gizi

15:35 DK 8 S:-O
Risiko jatuh :
- Tidak ada kejadian jatuh
- Side rail telah terpasang
- Skor humpty dumpty 13 (resiko tinggi)
- Tempat tidur dalam posisi yang tidak terlalu tinggi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
8.1 mengidentifikasi perilaku dan factor yang
mempengaruhi risiko jatuh
8.2 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat
meningkatkan potensi untuk jatuh
8.3 memasang pagar pengaman tempat tidur
8.4 merendahkan posisi tempat tidur
70

15:40 DK 9 S:-O
Risiko infeksi :
- terpasang IVFD ditangan sebelah kiri
- tidak ada kemerahan, bengkak, dan perubahan bentuk
pada tangan yang terpasang infus
- balutan bersih dan rapi A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
9.1 cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan
9.2 batasi pengunjung bila perlu
9.3 monitor tanda dan gejala infeksi sitemik dan local
9.4 lakukan perawatan infus
9.7 kolaborasi pemberian antibiotic

Hari Diagnosa Evaluasi (SOAP) Paraf


ke 2 Keperawatan
14:45 DK 1 S:
Bersihan jalan - ibu mengatakan anak I sesaknya sudah berkurang
nafas tidak - ibu mengatakan anak I masih batuk berdahak namun
efektif sudah berkurang
- ibu mengatakan anak mau meniru melakukan batuk
efektif
- ibu mengatakan anak mampu mengeluarkan batuknya
sambil dibimbing O :
- auskultasi bunyi nafas ronki pada kedua paru namun
sudah berkurang
- RR= 40x/i
- SpO2=98%
- Ada otot bantu pernafasan
- Napas cepat dan dangkal
- Pernafasan cuping hidung
- Terpasang nasal kanul 2lpm
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 monitor status oksigenasi pasien
1.2 monitor status respirasi (irama,frekuensi)
1.3 auskultasi suara nafas catat jika ada suara nafas
tambahan
1.4 atur posisi pasien untuk memaksimalkan ventilasi
1.5 lakukan fisioterapi dada jika perlu
1.6 anjurkan teknik batuk efektif
1.7 kolaborasi pemberian O2
1.8 kolaborasi pemberian terapi nebulizer
1.9 kolaborasi penberian antibiotic
71

14:50 DK 2 S:
Gangguan - ibu mengatakan anak I masih sesak namun sudah agak
pertukaran gas mendingan
O:
- saat auskultasi terdengar bunyi nafas tambahan (ronki)
pada kedua lapang paru
- pernafasan cuping hidung
- pola nafas cepat dan dangkal
- kesadaran composmentis
- tidak ada tanda-tanda sianosis
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2.1 observasi TTV anak (nadi, respirasi, suhu)
2.2 kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernafas
2.3 observasi warna kulit, membrane mukosa dan kuku
anak apakah terdapat sianosis
2.4 mempertahankan istirahat dan tidur pada anak
2.5 kolaborasi pemberian oksigen
14:55 DK 3 S:
Pola nafas - ibu mengatakan anak kesulitan bernafas
tidak efektif - ibu mengatakan sesak anak akan bertambah bila tidur
dengan posisi telentang O :
- ada tarikan dinding dada
- pola nafas cepat dan dangkal
- terdapat pernafasan cuping hidung - TTV
RR : 40x/i, N : 105x/i, T : 36,6
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3.1 Observasi tanda tanda vital
3.2 Kaji frekuensi pernafasan
3.3 Memberikan posisi semi fowler
3.4 Kolaborasi pemberian O2

15:00 DK 4 S:
Hipertermia - ibu mengatakan An.I badannya sudah tidak panas lagi
O:
- T = 36,60C N: 78x/i
- Akral teraba hangat, kulit kemerahan tidak ada
tandatanda sianosis
A : Masalah teratasi
P : hentikan intervensi
15:05 DK 5 S:
Cemas - Ibu mengatakan anak I masih sering menangis jika
ditinggalkan ibunya
- Ibu anak I mengatakan pasien masih banyak diam dan belum
aktif untuk bermain O :
- Ekspresi wajah takut dan tegang
- Anak I tidak mau kontak mata dengan lawan bicara
- Anak I menangis bila ada perawat/tenaga medis lain
72

A : Masalah belum teratasi


P : lanjutkan intervensi intervensi
5.1 Identifikasi ulang tingkat kecemasan
5.2 Pertahankan sikap yang tenang dan meyakinkan
5.3 Jelaskan setiap prosedur dan aktivitas kepada orang tua
dan anak
5.4 Anjurkan orang terdekat untuk selalu mendampingi
5.5 Melakukan terapi bermain.
15:10 DK 7 S:
Risiko deficit - Ibu pasien mengatakan Anak I masih tidak
nutrisi menghabiskan porsi makanannya
- Ibu mengatakan anak I hanya makan 1-2 sendok saja
O:
- A : BB = 14kg, TB= 93cm, LILA= 16,3cm
- B:
Leukosit : 6400 103/ul, Trombosit : 333.700, Hb : 9,0
g/dL, Ht : 29,1% - C :
- Tidak ada penurunan berat badan
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Rambut hitam mengkilat
- Mukosa bibir lembab A : Masalah tidak terjadi P :
Pertahankan Intervensi :
7.1 Kaji status nutrisi anak
7.2 Kaji adanya alergi makanan atau minuman
7.3 Ukur tinggi panjang dan berat badan anak
7.4 Monitor turgor kulit
7.5 Monitor muntah pada anak
7.6 Monitor pertumbuhan dan perkembangan anak
7.7 Kolaborasi dengan ahli gizi

15:15 DK 8 S:-O
Risiko jatuh :
- Tidak ada kejadian jatuh
- Side rail telah terpasang
- Skor humpty dumpty 13 (resiko tinggi)
- Tempat tidur dalam posisi yang tidak terlalu tinggi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
8.1 mengidentifikasi perilaku dan factor yang
mempengaruhi risiko jatuh
8.2 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat
meningkatkan potensi untuk jatuh
8.3 memasang pagar pengaman tempat tidur
8.4 merendahkan posisi tempat tidur
15:20 DK 9 S:-O
Risiko infeksi :
- terpasang IVFD ditangan sebelah kiri
- tidak ada kemerahan, bengkak, dan perubahan bentuk
pada tangan yang terpasang infus
- balutan bersih dan rapi
73

A : Masalah tidak terjadi


P : Pertahankan intervensi
9.1 cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan
9.2 batasi pengunjung bila perlu
9.3 monitor tanda dan gejala infeksi sitemik dan local
9.4 lakukan perawatan infus
9.7 kolaborasi pemberian antibiotic
Hari DK 1 S:
ke 3 Bersihan jalan - ibu mengatakan An.I sudah tidak sesak lagi
14:45 nafas tidak - ibu mengatakan An.I batuk sudah tidak berdahak lagi
efektif O:
- auskultasi bunyi nafas bersih
- RR=25x/i
- SpO2=99%
- Tidak ada otot bantu pernafasan
- Irama nafas teratur
- Tidak ada pernafasan cuping hidung
- Tidak terpasang oksigen
A : - Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
14:50 DK 2 S:
Gangguan - ibu mengatakan anak I sudah tidak sesak lagi O :
pertukaran gas - auskultasi suara nafas bersih tidak ada suara nafas
tambahan
- tidak pernafasan cuping hidung
- pola nafas teratur
- tidak ada tarikan dinding dad
- kesadaran composmentis
- tidak ada tanda-tanda sianosis
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

14:55 DK 3 S:
Pola nafas - ibu mengatakan anak sudah tidak sesak lagi
tidak efektif - ibu mengatakan anak sudah tidak menggunakan
oksigen lagi O :
- tidak ada tarikan dinding dada
- pola nafas teratur
- tidak ada terdapat pernafasan cuping hidung
- TTV
RR : 25x/i, N : 98x/i, T : 36,3
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

15:00 DK 5 S:
Cemas - Ibu mengatakan anak I masih sering menangis jika
ditinggalkan
- Ibu anak I mengatakan pasien sekarang sudah mulai
tersenyum namun belum aktif bergerak
74
75

15:30 DK 9 S:-O
Risiko infeksi :
- infus telah dilepas
- tidak ada kemerahan, bengkak, dan perubahan bentuk
pada tangan
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
9.1 cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan
9.2 batasi pengunjung bila perlu
9.3 monitor tanda dan gejala infeksi sitemik dan local
9.4 lakukan perawatan infus
9.7 kolaborasi pemberian antibiotic

4.2 Pembahasan

4.2.1 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan

produksi sputum

Berdasarkan hasil pengkajian pada dua pasien ditemukan adanya peningkatan

produksi sputum ditandai dengan anak batuk berdahak, sesak nafas, terdengar bunyi

nafas tambahan (ronki), adanya peningkatan frekuensi nafas menjadi cepat dan

dangkal, serta adanya tarikan dinding dada dan pernafasan cuping hidung.

Menurut Nurarif dan Kusuma (2013) mikroorganisme yang masuk kesaluran

pernafasan memicu peradangan yang menimbulkan secret yang semakin lama

semakin menumpuk dibronkus sehingga aliran bronkus menjadi sempit dan pasien

merasa sesak. Menurut Nugroho (2011) akibat dari sekresi sputum yang berlebihan

meliputi batuk, dapat menyebabkan obstruksi saluran pernafasan dan sumbatan pada

saluran pernafasan, sputum terjadi karena adanya peradangan atau infeksi saluran

pernapasan. Pengeluaran dahak yang tidak lancar juga menyebabkan penumpukan

sputum yang membuat perlengketan pada jalan nafas sehingga jalan nafas tidak

efektif dan menimbukan sesak nafas. Sesuai dengan teori diatas peneliti berasumsi
76

selain karna efek peradangan yang menimbulkan mukus dan menghambat jalan nafas

bersihan jalan nafas ini juga disebabkan oleh sputum yang menumpuk karena tidak

dikeluarkan secara mandiri melalui batuk.

Berdasarkan masalah yang muncul panulis menyusun intervensi seperti

melakukan monitoring status oksigen, memonitor frekuensi dan irama nafas,

auskultasi suara nafas tambahan, mengajarkan batuk efektif pada anak 2 dan

melakukan fisioterapi dada pada anak 1, kolaborasi pemberian terapi nebulizer,

antibiotic dan oksigen.

Hasil analisa peneliti terkait kenapa anak 2 tidak mendapatkan terapi fisioterapi

dada dan terapi nebulizer seperti anak 1 adalah karena anak 1 masih berusia 1th

sehingga kurang kooperatif untuk mengikuti arahan peneliti saat mengajarkan batuk

efektif, sedangkan anak 2 sudah berusia 2th lebih dan mampu mengikuti arahan dari

ibunya sehingga anak bisa mengeluarkan dahaknya secara mandiri dengan teknik

batuk efektif.

Hasil evaluasi setelah peneliti melakukan perawatan selama 4 hari pada anak 1

dan 3 hari pada anak 2 masalah teratasi baik pada anak 1 maupun anak 2 dibuktikan

dengan data penunjang ibu megatakan anaknya tidak kesulitan bernafas lagi, suara

nafas bersih, frekuensi nafas normal, irama nafas teratur dan tidak ada tarikan dinding

dada serta tidak ada pernafasan cuping hidung.

4.2.2 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane


77

alveolus-kapiler

Berdasarkan hasil pengkajian muncul masalah gangguan pertukaran gas pada

anak 1 dan 2 dengan data ibu mengatakan anak sesak nafas, ada suara nafas tambahan

(ronki), terdapat pernafasan cuping hidung, pola nafas yang cepat dan dangkal.

Menurut Djodjosubroto (2009) gangguan pertukaran gas muncul disebabkan

daerah paru menjadi padat karna terisi oleh eksudat sehingga terjadi penurunan ratio

ventilasi dan perfusi yang berdampak pada penurunan kapasitas difusi. Sesuai dengan

teori dan data yang didapat peneliti berasumsi bahwa masalah gangguan pertukaran

gas terjadi karna efek dari peradangan yang menyebar kebagian alveolus sehingga

alveolus tidak bisa bekerja secara optimal karna terisi oleh eksudat.

Berdasarkan masalah yang muncul peneliti lalu menyusun intervensi kemudian

mengimplementasikan dikedua pasien berupa observasi tanda-tanda vital, mengkaji

frekuensi dan kemudahan pasien dalam bernafas, observasi adanya tanda-tanda

sianosis, mempertahankan istirahat, dan kolaborasi pemberian oksigen nasal kanul

pada anak 1 dan 2, hasil evaluasi masalah sama-sama teratasi di buktikan dengan

anak tidak sesak lagi, tidak ada suara nafas tambahan, frekuensi nafas dalam rentang

normal, irama nafas teratur, tidak ada otot bantu pernafasan dan cuping hidung.

4.2.3 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan defresi pusat pernafasan

Dari hasil pengkajian pada anak 1 dan anak 2 muncul masalah pola nafas tidak

efektif yang didukung data ibu mengatakan anaknya kesulitan bernafas. Menurut teori

dari Hockenberry & Wilsson (2013) obstruksi jalan nafas pada pasien pneumonia

yang disebabkan peningkatan produksi sputum menghambat suplai oksigen

kejaringan sehingga menimbulkan distress pernafasan yang merupakan kompensasi


78

tubuh karena konsentrasi oksigen yang rendah. Sesuai dengan data yang didapat

dilapangan dan didukung oleh teori peneliti berasumsi bahwa masalah pola nafas

tidak efektif muncul dikarenakan kurangnya suplai oksigen yang didapat jaringan

akibat obstruksi yang terjadi dibronkus sehingga terjadi disstres pernafasan yang

menimbulkan gejala seperti sesak dan kelelahan.

Berdasarkan masalah yang muncul peneliti melakukan implementasi sesuai

dengan intervensi yang telah disusun berupa observasi tanda-tanda vital anak,

mengkaji frekuensi nafas, mengubah posisi untuk memaksimalkan ventilasi, serta

melakukan kolaborasi pemberian oksigen. Setelah dilakukan perawatan selama 4 hari

masalah teratasi pada anak 1 dan 3 hari pada anak 2.

4.2.4 Hipertermia berhubungan dengan proses inflamasi

Berdasarkan hasil pengkajian anak 1 dan anak 2 sama-sama mengalami demam

dimana suhu badan berada diatas rentang normal anak 1 (37,80C) dan anak 2 (38,10C).

Menurut Nurarif dan Kusuma (2013) penyebab demam pada anak

bronkopneumonia adalah karna adanya peradangan yang disebabkan oleh

mikroorganisme sehingga tubuh merespon dan terjadilah demam. Menurut Sherwood

(2012) demam terjadi akibat adanya infeksi atau peradangan, sebagai respon

masuknya organisme pathogen, sel-sel fagositik tertentu (magrofag) akan

mengeluarkan pirogen endogen yang merangsang hipotalamus untuk meningkatkan

patokan termo stat. Berdasarkan hasil pengkajian dan teori yang ada peneliti

berasumsi bahwa hipertermi yang muncul pada pasien bronkopneumonia merupakan

efek dari proses peradangan yang kemudian merangsang hipotalamus.


79

Berdasarkan hasil study setelah dilakukan tindakan keperawatan dilapangan

dengan memonitor suhu tubuh, memberikan kompres pada lipatan paha atau axila,

menyelimuti pasien, dan melakukan kolaborasi pemberian antipiretik setlah dilakukan

tindakan selama 4 hari padi anak 1 dan 3 hari pada anak 2 masalah

hipertermi teratasi.

4.2.5 Cemas berhubungan dengan lingkungan asing

Dari hasil pengkajian ditemukan masalah cemas pada anak 2 yang dibuktikan

dengan data subyektif ibu pasien mengatakan anak menangis saat melihat

perawat/tenaga medis lainnya data obyektif anak cenderung diam, tampak gelisah,

kontak mata buruk dan ketakutan.

Kecemasan merupakan perasaan yang paling umum dialami oleh pasien anak

yang mengalami hospitalisasi. Kecemasan yang sering dialami seperti menangis, dan

takut pada orang baru.Banyaknya stressor yang dialami anak ketika menjalani

hospitalisasi menimbulkan dampak negatif yang mengganggu perkembangan anak.

Lingkungan rumah sakit dapat merupakan penyebab stress dan kecemasan pada anak

(Utami, 2014).

Analisa peneliti terkait masalah kecemesan yang hanya muncul pada anak 2

adalah karena anak 2 baru pertama kali di rawat inap sehingga merasa asing dengan

lingkungan yang baru berbeda dengan anak 1 yang sebelumnya sudah pernah dirawat

inap di rumah sakit dari segi perilaku pun orang tua anak 1 lebih paham tentang

kecemasan yang mungkin akan muncul pada anaknya selama dirawat di rumah sakit

sehingga orang tua anak 1 membawa mainan kesukaan anak untuk mengalihkan

perhatian anak saat ada petugas medis.


80

Berdasarkan hasil study kasus dimana setelah dilakukan tindakan pendekatan

secara tenang, menganjurkan ibu selalu mendampingi pasien dan meyakinkan lalu

melakukan terapi bermain mewarnai dengan anak setidaknya dapat mengurangi

kecemasan yang dirasakan anak karna hospitalisasi dan anak merasa lebih nyaman.

4.2.6 Defisit pengetahuan orang tua b.d kurang terpapar informasi

Dari hasil pengkajian pada orang tua anak ke 2 didapatkan data subyektif orang

tua mengatakan tidak paham terkait penyakit yang diderita anaknya, ibu mengatakan

tidak berani memandikan anaknya karna takut akan memperparah kondisi, dan ibu

mengatakan ini kali pertama anaknya dirawat dirumah sakit dan sebelumnya tidak

pernah mendapat pendidikan kesehatan tentang penyakit anaknya data obyektif yang

didapat orang tua pasien tampak bingug dan hanya diam saat ditanya terkait penyakit

anaknya, ibu aktif bertanya tentang penyakit yang diderita anak.

Menurut SDKI (2017) defisit pengetahuan adalah ketiadaan atau kurangnya

informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertetu yang bisa disebabkan oleh

beberapa hal misalnya keterbatasan kognitif, gangguan fungsi kognitif, kurang

terpapar informasi, kurang mampu mengingat ataupun ketidaktahuan menemukan

sumber informasi. Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan.

Dari hasil study peneliti berasumsi bahwa faktor yang mempengaruhi deficit

pengetahuan pada orang tua anak 2 karna ini kali pertama anaknya masuk rumah sakit

sehingga belum pernah terpapar informasi terkait Bronkopneumonia, serta adanya

pengaruh faktor pendidikan pada orang tua anak 2, setelah dilakukan pendidikan

kesehatan tentang proses penyakit, bahaya asap obat nyamuk, dan pentingnya
81

menjaga kebersihan anak terjadi peningkatan pengetahuan orang tua dan

menimbulkan motivasi bagi orang tua untuk merubah gaya hidup menjadi lebih baik

lagi.

4.2.7 Risiko deficit nutrisi ditandai dengan perubahan psikologis (keengganan

untuk makan)

Dari hasil pengkajian didapatkan data pada anak 1 sebelum sakit dan sesudah
sakit tidak mengalami penurunan berat badan 11 Kg, TB 70,7 cm, LK 48 cm, LD 52
cm, LILA 15,7 cm, dan pada anak 2 sebelum sakit dan sesudah sakit tidak mengalami
penurunan 14 Kg, TB 93 cm, LK 49 cm, LD 54 cm, LILA 16,3 cm. Sesuai dengan
kartu menuju sehat (KMS) status gizi anak 1 dan 2 berada digaris hijau yang berarti
status gizi baik namum kondisi sakit yang diderita kedua anak akan mempengaruhi
nafsu makan. Sehingga peneliti merasa perlu untuk mengangkat diagnose ini untuk
mempertahankan status nutrisi anak. Menurut Agustina (2013) penyakit infeksi
menjadi salah satu faktor langsung penyebab terjadinya gizi kurang pada balita.
Apabila dimasa ini anak tidak mendapatkan asupan yang cukup akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangannya, selain itu dengan adanya penyakit
infeksi yang berada pada tubuh anak akan menurunkan nafsu makannya dan berakibat
pada status gizi anak.
Berdasarkan teori yang ada dan hasil study penulis berasumsi bahwa pada anak
bronkopneumonia yang memiliki masalah deficit nutrisi ini berkaitan dengan faktor
psikologis yang dipicu oleh efek dari proses penyakit seperti batuk, sesak nafas, anak
mudah lelah, dan gangguan pada indra pengecap sehingga anak tidak nafsu makan.
Tidakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini diantaranya
ialah mengkaji status nutrisi, mengkaji adanya alergi makanan/minuman,mengecek
turgor kulit, monitoring adanya muntah, serta melakukan penilaian tumbang. Hasil
evaluasi masalah risiko deficit nutrisi tidak terjadi baik pada anak 1 maupun anak 2.
82

4.2.8 Risiko jatuh ditandai dengan anak usia 2tahun atau kurang

Dari hasil pengakajian didapatkan data bahwa kedua anak memiliki masalah

risiko jatuh yang didukung dengan data obyektif skor humpty dumpty anak 1 = 12

(risiko tinggi) dan skor humpty dumpty anak 2 = 13 (risiko tinggi), anak ditempatkan

dikasur orang dewasa, pagar pengaman tidak terpasang dan posisi tempat tidur yang

terlalu tinggi. Berdasarkan data tersebut peneliti merasa perlu mengangkat diagnose

risiko jatuh untuk menghindari kejadian jatuh.

Menurut trisniawati & richa (2018) kejadian pasien jatuh merupakan masalah

serius di rumah sakit terutama pada pasien rawat inap karena kejadian pasien jatuh

merupakan salah satu indikator keselamatan pasien khususnya anak dan indikator

mutu rumah sakit. Menurut SDKI (2017) risiko jatuh adalah kondisi berisiko

mengalami keruskan fisik dan gangguan kesehatan akibat terjatuh dimana faktor

risiko yang berkaitan pada kasus ini adalah usia anak 2 tahun atau kurang. Sesuai

dengan teori menurut penulis usia anak berkait an dengan risiko yang memicu jatuh

karna anak usia 2tahun atau kurang akan sangat aktif bergerak namun mengenal

bahaya disekitarnya.

Berdasarkan hasil study di lapangan selama perawatan tidak ada kejadian jatuh,

penulis berasumsi bahwa pada pasien anak usia 2tahun ataupun kurang sangat perlu

adanya kesadaran, perhatian dan kewaspadaan ekstra baik dari perawat, tenaga medis

lainnya, maupun orang tua pasien untuk meminimalisir faktor risiko agar anak

terhindar dari kejadian jatuh.


83

4.2.9 Risiko infeksi ditandai dengan efek prosedur invasive

Dari hasil pengkajian diperoleh data kedua pasien mendapat terapi intravena

dimana anak 1 sudah 3 hari terpasang infuse sedangkan anak 2 baru hari kedua

terpasang infuse tidak ada tanda gejala infeksi yang muncul seperti rubor, dolor,

kalor, tumor, dan fungsio laesa pada kedua anak , berdasarkan data tersebut peneliti

berasumsi penggunaan alat-alat invasive rentan sekali akan infeksi karena ada

jaringan yang terbuka sehingga meningkatkan risiko terpaparnya organisme pathogen

hal inilah yang mendasari peneliti mengangkat diagnose risiko inveksi. Menurut

Kartono (2009) infeksi nasokomial merupakan masalah serius yang dapat menjadi

penyebab kematian secara langsung atau tidak langsung, hal yang paling ringan yang

dapat dirasakan adalah menjadi lamanya masa rawat inap.

Untuk mengatasi masalah risiko infeksi peneliti menyusun intervensi dan

melakukan tindakan keperawatan diantaranya mencuci tangan sebelum dan sesudah

tindakan, membatasi jumlah pengunjung untuk meminimalisir sumber infeksi dari

lingkungan, monitor tanda dan gejala infeksi, melakukan perawatan infus, dan

kolaborasi untuk pemberian antibiotic. Hasil evaluasi setelah dilakukan perawatan

selama 4 hari pada anak 1 dan 3 hari pada anak 2 masalah risiko infeksi tidak terjadi.
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada anak 1 dan

anak 2 dengan penyakit Bronkpneumoniadi Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit

Samarinda Medika Citra Kalimantan Timur peneliti dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengkajian

Hasil pengkajian yang didapatkan dari kedua anak menunjukkan adanya

beberapa tanda gejala yang sama. Keluhan yang diarasakan anak 1 juga dirasakan

oleh anak ke 2. Keluhan yang memiliki kesamaan dengan teori yang

dikemukakan pada bab II ialah anak batuk berdahak, sesak nafas, frekuensi nafas

meningkat, anak demam, pada auskultasi thorak terdengar suara nafas tambahan

(ronki), ada pernafasan cuping hidung, tarikan dinding dada, terjadi penurunan

nafsu makan dan anak tampak gelisah. Dari hasil pemeriksaan penunjang pun

menunjukkan hasil yang sama yaitu kesan bronkopneumonia pada kedua anak.

Hal ini menujukkan adanya keselarasan antara teori dan fakta dilapangan.

2. Diagnosa Keperawatan

Dari 7 diagnosa yang muncul pada anak 1 dan 9 diagnosa yang muncul pada

anak 2 ada 7 diagnosa yang sama-sama dirasakan kedua anak yaitu bersihan jalan

nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum, gangguan

81
85

pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolus kapiler, pola

nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernafasan, hipertermia

berhubungan dengan proses inflamasi, risiko deficit nurisi berhubungan dengan

efek psikologis (keengganan untuk makan), risiko jatuh berhubungan dengan

anak usia 2 tahun atau kurang, dan risiko infeksi berhubungan dengan efek

prosedur invasive. Kemudian 2 diagnosa yang hanya muncul pada anak 2 adalah

cemas berhubungan dengan lingkungan yang asing dan deficit pengetahuan

orang tua berhubungan dengan kurang terpapar informasi.

3. Perencanaan

Perencanaan yang digunakan pada kedua pasien di susun berdasarkan rencana

keperawatan menurut NANDA (2015) dan sesuai dengan masalah keperawatan

yang ditegakkan berdasarkan kriteria tanda dan gejala mayor, minor serta kondisi

klien saat ini.

4. Pelaksanaan tindakan

Tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan yang telah

penulis susun diantaranya adalah memonitor status oksigen, tanda-tanda vital,

pertumbuhan dan perkembangan anak, dan memonitor status repirasi, mengkaji

status nurisi serta alergi makanan/minuman, mendengarkan suara nafas

tambahan, mengubah posisi pasien untuk memaksimalkan ventilasi, mengajarkan

batuk efektif, melakukan fisiterapi dada, berkolaborasi untuk pemberian

antibiotic dan antipiretik, memberikan kompres dan menyelimuti pasien,

mengidentifikasi tingkat kecemasan dan tingkat pengetahuan orang tua,

memberikan penyuluhan kesehatan, melakukan terapi bermain bersama anak,


86

memasang pagar pengaman tempat tidur untuk menghindari kejadian jatuh,

selalu memonitor adanya tanda/gejala infeksi yang mungkin muncul serta

melakukan perawatan infus dan selalu membiasakan mencuci tangan sebelum

ataupun sesudah tindakan untuk meminimalisir penyebaran infeksi.

5. Evaluasi

Akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan keperawatan

yang di berikan dan didasarkan pada bagaimana efektifnya tindakan keperawatan

yang telah dilakukan. Pada evaluasi yang penulis lakukan pada anak 1

berdasarkan kriteria yang penulis susun terhadap 4 diagnosa yang teratasi yaitu

Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan Peningkatan Produksi

Sputum, Gangguan Pertukaran Gas beruhubungan dengan Membrane

Alveoluskapiler, Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan Depresi Pusat

Pernafasan, Hipertermia berhubungan dengan Proses Inflamasi, 3 diagnose risiko

tidak terjadi yaitu Risiko Defisit Nutrisi, Risiko Jatuh, dan Risiko inveksi.

Sedangkan pada anak 2 dari 9 diagnosa yang mencul berdasarkan kriteria hasil

yang disusun terdapat 5 diagnosa teratasi yaitu Berihan Jalan Nafas Tidak

Efektif, Gangguan Pertukaran Gas, Pola Nafas Tidak Efektif, Hipertermia dan

Defisit Pengetahuan Orang Tua, ada 1 diagnosa keperawatan yang teratasi sebagian

yaitu Cemas, 3 diagnosa risiko tidak terjadi yaitu Risiko Deficit Nutrisi,

Risiko Jatuh, dan Risiko Infeksi.


87

5.2 Saran

Berdasarkan kasus yang diangkat penulis dengan judul Asuhan Keperawatan

Anak dengan Bronkopneumonia di Rumah Sakit Samarinda Medika Citra untuk

peningkatan mutu dalam pemberian asuhan keperawatan selanjutnya penulis

menyarankan kepada :

1. Peneliti selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengeksplorasi lebih dalam lagi terkait

asuhan keperawatan anak dengan bronkopneumonia. Dan dapat mengaplikasikan

intervensi keperawatan yang telah disusun dengan baik.

2. Perawat ruangan

Diharapkan dapat meningkatkan komunikasi yang efektif baik kepada pasien

maupun orang tua dan dapat lebih meningkatkan kepedulian terhadap kebersihan

diri pasien.

3. Pasien dan orang tua pasien

Diharapkan dapat mengenali bagaimana proses dan tanda gejala serta faktor

penyabab terjadinya bronkopneumonia sehingga untuk kedepannya dapat

merubah pola hidup menjadi lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Asmadi (2008) Konsep Dasar Keperawatan Jakarta: EGC

Agustina, I (2013) Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita dengan Perilaku
Pencegahan Penyakit Pneumonia Di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (2013) Penyakit yang


Ditularkan Melalui Udara.Jakarta: Kemenkes RI

Budiono, dkk (2015) Konsep Dasar Keperawatan Jakarta : Bumi Medika

Dermawan (2012) Proses Keperawatan Penerapan Konsep Dan Kerangka Kerja.


Yogyakarta: Gosyen Publishing

Dinkes (2016) Profil Kesehatan Kota Samarinda 2016 Samarinda: Dinas


Kesehatan Kota Samarinda

Fadhila (2013). Rule Of Diagnosis And Treatment Of Bronchopneumonia


Patiens On Baby Boys Age 6 Months

Dewi & Noprianty (2018) Risk Factors Related To Faal Incidence In


Hospitaliced Pediatric Patient Whit Theory Faye G Abdellah . NurseLine
Journal Vol.3 No. 2

Infodatin (2015) Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI Jakarta :


infodatin

Hockenberry, M.J., & Wilson, D (2009) wong’s essential of pediatric nursing.


(8th ed). St. Louis : Mosby Elsevier

Kartono (2009) Risk Factors Analysis Affecting The occurrence of Nasocomial


infection in Child. Jupri Kartono Care Unit of RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Bandar Lampung.

Kemenkes RI (2018) Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017
Jakarta : Kementrian Kesehatan RI

Notoadmodjo S (2012) Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan Jakarta: PT


Rineka Cipta
Nugroho, T (2011) Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah dan Penyakit
Dalam Yogyakarta: Nuha Medika

Nurarif, A. Huda dan Hardhi Kusuma (2015) Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC jilid 1 Yogjakarta:
Mediaction

(2013) Asuhan keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &


NANDA NIC-NOC Yogyakarta: Mediaction
Nursalam (2008) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan
Jakarta: Salemba Medika

Nursalam, Susila Ningrum dan Sri Utami


Asuhan
(2008)
Keperawatan
Bayi dan
Anak (untuk perawat dan Jakarta:
bidan) SalembaMedika

Riyadi dan Sukarmin (2009)


Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi pertama
Yogyakarta: Graha Ilmu

PPNI (2017)
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik Edisi
Jakarta
3 : DPP PPNI

Sherwood, L (2012)
Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem
Jakarta:
Edisi 6EGC

Suara, Mahyar. dkk (2013)


Konsep Dasar Keperawatan
Jakarta: CV Trans Info
Media

Wijayaningsih, Kartika Sari ) (2013


Asuhan Keperawatan Anak
Jakarta : CV
Trans Info Media

WHO (2016). Pneumonia, http://www.who.int/mediacentre/ factsheets/fs331/en/.


(diakses pada`28 oktober 2018)

FORMAT PENGKAJIAN ANAK


Nama Preceptee : Yoanita Chairunisa
NIM : P07220116039

Tanggal MRS : 8 Mei 2019 Jam Masuk : 21:15

Nama : An. I Penanggun


: 2tahun 4bulan 1hari g jawab
Umur Biaya
: 11 januari 2017 (diisi bila
Tanggal
lahir : Bugis/Indonesia penanggun
g jawab
: Islam
Suku/bangs bukan
a : Perempuan orang tua)
: Jl. Muara Badak Darma Gabak
Agama
Toko Lima
Jenis Nama :
Kelamin Tn. I

Alamat
Alamat :
Jl. Muara
Badak
II. IDENTITAS ORANG TUA Darma
Gabak
Toko
Ayah Ibu Ny. A Lima
Nama Tn. I Nama

22th
Umur
Umur 35th

Suku/bangsa Bugis/Indonesia
Suku/bangsa
Bugis/Indonesia
Agama
Agama Islam

Pendidikan
Tanggal Pengkajian : 12 Mei 2019 No. RM :

Jam Pengkajian : 08:15 Diagnosa Masuk : Bronkopneumonia

: Ruang Perawatan Anak

I. IDENTITAS PASIEN

Ruangan
Rawat Inap
Pendidikan Islam
Pekerjaan Smp
Pekerjaan
Smp
Alamat
Alamat
Wiraswasta
Wiraswasta
Jl. Muara Badak
Darma Gabak Toko
Jl. Muara Badak Lima
Darma Gabak Toko
Lima

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

1. Keluhan Utama
Saat MRS: Batuk
Saat Pengkajian: Batuk
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Orang tua pasien mengatakan anaknya batuk-batuk
± 3hari, demam dan kesulitan bernafas kemuadian anak dibawa ke klinik BOHC dan
mendapatkan tindakan pemasangan O2, fisioterapi dada, dan terapi obat : antrain 2mg,
ranitidine ¼ amp, cefotaxime 250mg, gentamicin 20 mg, nebu combiven kemudian anak
dirujuk ke RS SMC pada tanggal 8 mei 2019. Saat dikaji anak hanya berbaring ditempat
tidur orang tua mengatakan anak masih batuk berdahak dan kesulitan bernafas, orang tua
juga mengatakan anaknya tidak nafsu makan dan menangis bila melihat perawat, dari
pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh hasil : N : 98x/i RR : 34x/i T: 38,1.

IV. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN


1. Prenatal:…………………………………………………………………………….

2. Intranatal:…………………………………………………………………………..

3. Postnatal:…………………………………………………………………………..

V. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

1. Pernah dirawat : ya tidak kapan :……................... diagnosa :


………….................
2. Riwayat penyakit kronik dan menular ya tidak
jenis……………………...................................................
Riwayat kontrol :
.................................................................................................................................................
......
Riwayat penggunaan obat di rumah : ya tidak
3. Riwayat alergi ya tidak
jenis…………………….................................................
4. Riwayat operasi ya tidak
kapan……………………...............................................
5. RiwayatImunisasi : ibu pasien mengatakan imunisasi tidak lengkap

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Ya tidak `
jenis : asma

GENOGRAM

VI.
VII. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG
1. Antropometri :
a. BB – Sebelum sakit : 14 kg
b. BB – Sesudah sakit : 14 kg
c. TB/Panjang Badan : 93 cm
d. LK : 49 cm
e. LD : 57 cm
f. LILA : 16,4 cm
g. Status Gizi :
BB/U : Gizi Buruk/ Gizi Kurang/ Gizi Baik/ Gizi Lebih
PB/U : Sangat Pendek/ Pendek /Normal/Tinggi
BB/PB(TB) : Sangat Kurus/Kurus/Normal/Gemuk
IMT/U : Sangat Kurus/Kurus/Normal/Gemuk/Obesitas

2. Personal sosial : ibu mengatakan anaknya sering meniru kegiatan ibu


Kegiatan Di rumah Di Rumah
Sakit

1. Makan 3x sehari
a. Frekuensi (tidak habis)
3x sehari (habis)
b. JenisMakanan
Nasi, lauk
Nasi, lauk pauk, sayur pauk, sayur,
c. Makanan yang dan buah
disukai
Kue
Nugget
d. Makanan
Pantangan Tidak ada
2. Minum Tidak ada
a. Jenis Minuman
b. Jumlah (ml/24 Asi dan air
jam) Asi dan air putih putih
c. Minuman yang ± ±
disukai
Susu Susu

saat melakukan pekerjaan rumah (menyapu)


3. Motorik kasar : anak mampu menendang bola kecil kedepan tanpa
berpegangan pada benda apapun

4. Bahasa : anak mampu mengucapkan kata “bapak” dan


“mamak”

5. Motorik halus : anak mampu melepas celananya secara mandiri


VIII. POLA KESEHATAN SEHARI-HARI
A. Pola nutrisi dan metabolic

B. Pola aktivitas dan latihan


Kegiatan
Kegiatan Di RumahDi rumah Di Rumah SakitDi
Rumah
1. Kegiatan khusus setiap hari Bermain tidak ada hanya berbaring
Sakit
1.(bermain)
BAB (Buang Air ditempat tidur
2. Jumlah
Besar) jam kegiatan/24 jam
3. a. Frekuensi
JenisPermainan 2-3 jam
jam
b. Jumlah Tidak ada
c. Warna Boneka, petak umpet,
1x sehari
d. Konsistensi masak-masak
e. Gangguan /
Kelainan
2. BAK (Buang Air
C. Kecil)
Pola tidur
a. Frekuensi
Kegiatan Di Rumah Di Rumah Sakit
b. Jumlah
Tidur
c. Warna
a.d. Tidur siang (jam/hari)
Gangguan/kelainan
2-3 jam 2-3jam
b. Tidur malam (jam/hari)
c. Kesulitan tidur 8 jam 6 jam
Tidak ada Sering terbangun karna
d. Cara mengatasi batuk
Tidak ada
Tidak ada

D. Pola eliminasi

E. Pola kebersihan diri


Kegiatan Di Rumah Di Rumah Sakit

1. Mandi 2x sehari Belum ada


2. Gosok gigi
2x sehari 1x sehari
3. Potong kuku
4. Cuci rambut Saat panjang 2 Belum ada
hari 1x Belum ada
IX. POLA HUBUNGAN DAN PERAN

1. Yang mengasuh anak : orang tua (ayah dan ibu)


2. Hubungan dalam anggota keluarga : sebagai anak dan adik
3. Hubungan dengan teman sebaya : baik, anak berteman dengan anak
sebayanya
4. Hubungan dengan orang lain : kooperatif pada orang yang dikenalnya
saja
5. Perhatian terhadap lawan bicara :

X. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum

Sakit ringan Sakit sedang Sakit berat

2. Kesadaran :

Kualitatif :

Compos Mentis Apatis Somnolen Sopor Koma

Kuantitatif : GCS4.:M
E6V6

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

3. Pemeriksaan Tanda Tanda Vital

S : 38,10C N : 98x/I TD: - RR : 34x/i

4. Kenyamanan/nyeri

Nyeri Ya Tidak

Lama Nyeri Akut (<3 bln) Kronis (>3 bln)

P (Provokatif/Paliatif) : ......................................

Q (Qualitas/Quantitas) : ......................................

R (Region/Radiasi) : ......................................

S (Scale) : ......................................

T (Time) : ......................................
Masalah Keperawatan : hipertermi

5. Pemeriksaan Kepala

Bibir: kering: ya/tidak

Pu
cat
:
ya/
tid
ak
Lid
ah:
kot
or.
ya/
tid
ak
Kepala : normal/makro/mikrosefal tre
mo
Muka : simetris/deformitas r
:ya
Rambut : warna : hitam. mudah/sulit dicabut /ti
Ubun-ubun besar : menutup/tidak da
k
Telinga : serumen ya/tidak Mu
lut:
Membran timpani utuh sto
ma
Mata : cekung/tidak, kering/tidak titi
s
Konjungtivitis : ya/tidak
ya/
Pupil isokor : ya/tidak tid
ak
Refleks cahaya : ya/tidak Gi
gi:
Sclera : anemis /tidak 2212
Konjunctiva : ikterus /tidak 2122
6. Pemeriksaan leher

Kelenjar getah bening : ( ) teraba ( ) tidak teraba

Tiroid : ( ) teraba ( ) tidak teraba

Leher: kaku kuduk ya/tidak

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

7. Pemeriksaan Thorak (Sistem Pernafasan)

a. Keluhan : sesak nyeri waktu nafas

Batuk produktif tidak produktif

Sekret :……........................................... Konsistensi :..........................................................................

Warna :.................................................. Bau :........................................................................................

b.Inspeksi

Bentuk dada simetris asimetris barrel chest

Funnel chest Pigeons chest

Frekuensi : .......................................

Irama nafas teratur tidak teratur

Pola pernafasan : Dispnoe Kusmaul Cheyne Stokes

Bradipneatakipnea Hyperventilasi

Otot bantu pernafasan : ada tidak ....jenis retraksi

Usaha napas : posisi duduk menunduk

Alat bantu napas : ya tidak

Jenis..........................................
Flow...........................................................................lpm

c. Palpasi

Sela iga kiri = kanan ya/tidak

Nyeri tekan. ya/tidak

d. Perkusi : Sonor Redup Pekak Hipersonor/ timpani Lokasi :


e. Auskultasi :

Suara nafas : Vesikuler Bronko vesikuler rales

Ronki Wheezing suara nafas tambahan lainnya :...............................

f. Alat bantu napas ya tidak

Jenis..........................................
Flow...........................................................................lpm

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

8. Pemeriksaan Jantung (Sistem Kardio vaskuler)

a. Inspeksi :
..........................................................................................................................................................

CRT :.............detik

Ujung jari : jari tabuh : ya/tidak

b. Palpasi : ictus cordis................................................................................................................................

Akral hangat panas dingin kering


basah

c. Perkusi :

Batas atas
:.............................................................................................................................................

Batas bawah
:........................................................................................................................................

Batas kanan :...............................................................batas kiri :


.........................................................

d. Auskultasi :

BJ II –
Aorta:.......................................................................................................................................

..

BJ II –
Pulmonal:.................................................................................................................................
..

BJ I –
Trikuspidalis:...........................................................................................................................
....

BJ I – Mitral :
........................................................................................................................................

Bunyi jantung tambahan: .........................................................................................................................


Kelainan :..................................................................................................................................................

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

9. Pemeriksaan Sistem Pencernaan

Inspeksi : datar/cembung/cekung

Ikut gerak napas/tidak

Palpasi : massa tumor : ya/tidak

Nyeri tekan ya/tidak Lokasi:.......................................................................

Perkusi: timpani :ya/tidak

Pekak hepar :ya/tidak

Jika ascites: shifting dullness: +/-

Auskultasi :Peristaltik :.................................... x/menit

Luka operasi ada tidak Tanggal operasi :


........................................................

Jenis operasi :............................................................. Lokasi :


.......................................................................

Keadaan : Drain ada tidak

Jumlah :.......................................... Warna


:.............................................................................

Hepar : teraba/tidak teraba, jika teraba: teraba .. ..cm bawah arkus kosta

Konsistensi: kenyal/keras

Permukaan: rata/berbenjol-benjol

Pinggir: tumpul/tajam

Lien: teraba/tidak teraba, , jika terabaSchuffner.....Konsistensi:........................ Ginjal:

nyeri ketuk : ada tidak

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
+1 : kedalaman 1-3 mm, waktu kembali 3 detik

+2 : kedalaman3-5 mm, waktu kembali 5 detik

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

12. Sistem Genitalia - Anus


a. Hernia :
b. Kebersihan :
c. Kelainan alat kelamin :
d. Kelainan pada anus :
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

13. KEAMANAN DAN LINGKUNGAN

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

14. BALANCE CAIRAN

MONITORING BALANCE CAIRAN


Jumlah Jumla
Shif Puku Puku
Intake (cc) Out put h
t l l
(cc)
PAGI

1 Makan 1 Urine ( 0.5 -


. (Per oral / . 1
NGT) cc/KgBB/jam
)
2 Minum 2 BAB ( ± 100
. (Per oral / . cc / kali)
NGT)
3 Pemberia 3 Muntah
. n obat .
a. Obat- 4 Drain
obatan .

b. Cairan
infus
TOTAL PAGI TOTAL PAGI
SORE

1 Makan 1 Urine ( 0.5 -


. (Per oral / . 1
NGT) cc/KgBB/jam
)
2 Minum 2 BAB ( ± 100
. (Per oral / . cc / kali)
NGT)
3 Pemberia 3 Muntah
. n obat .

a. Obat- 4 Drain
obatan .
b. Cairan
infus
TOTAL SORE TOTAL SORE
MALAM

1 Makan 1 Urine ( 0.5 -


. (Per oral / . 1
NGT) cc/KgBB/jam
)
2 Minum 2 BAB ( ± 100
. (Per oral / . cc / kali)
NGT)

3 Pemberia 3 Muntah
. n obat .
a. Obat- 4 Drain
obatan .
b. Cairan
infus
TOTAL MALAM TOTAL MALAM

Air Metabolisme IWL

TOTAL PAGI + SORE + TOTAL PAGI +


MALAM+ Air SORE + MALAM
Metabolisme + IWL

Keterangan:

1. Cara Perhitungan IWL:

a. bayi : 30-50 cc/kg BB/24 jam

b. anak : (30-Usia (tahun)cc/kg BB/24 jam


c. Jika ada kenaikan suhu badan: (IWL + 200 (suhu bdan sekarang-36,80 C)

2. Cara Perhitungan Air Metabolisme:

b. 12 - 14 tahun : 5 - 6 cc / KgBB/ 24 Jam

c. c. 7 - 11 tahun : 6 - 7 cc / KgBB/ 24 Jam

d. d. 5 - 7 tahun : 8 - 8.5 cc / KgBB/ 24 Jam


3. Balance cairan

Balance cairan = Input-Output

= (.....................)cc- (.....................)cc

= (.....................)cc

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

XI. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, Radiologi, EKG, USG )

1) Pemeriksaan Laboratorium
e. e. Balita
: 8 cc /KgBB/24 Jam
Jenis Hasil Laboratorium
Pemeriksaa
n Tangga Tanggal Tanggal Tanggal
Laboratoriu l
……… Tanggal ………… ………… …………
m
. .. .. ..
………….
MRS
(Ruangan
(Saat di Rawat Inap)
IGD)
2) Rontgen (Tanggal.................)
……………………………………………………………………………………………………

………

3) CT Scan (Tanggal.................)
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………

4) USG (Tanggal.................)
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………

5) Lain-lain
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………

TERAPI

DIET: .................………………………………………………………

REHABILITASI MEDIK
: .................………………………………………………………
OBAT YANG DITERIMA

Nama Obat Kandungan Obat Kekuatan Dosis Sediaan/Bentuk Cara/rute


pemberian

………………………………………………………………………………………………
XIII.

DATA FOKUS

1. DATA SUBJEKTIF:

……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………

2. DATA OBJEKTIF:

………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

……………………20.............

Preceptee

.....................................................
NIM.

FORMAT PENGKAJIAN ANAK

Nama Preceptee : Yoanita Chairunisa


NIM : P07220116039

Tanggal MRS : 8 Mei 2019 Jam Masuk : 21:15


Nama : An. I Penanggun
: 2tahun 4bulan 1hari g jawab
Umur Biaya
: 11 januari 2017 (diisi bila
Tanggal
lahir : Bugis/Indonesia penanggun
g jawab
: Islam
Suku/bangs bukan
a : Perempuan orang tua)
: Jl. Muara Badak Darma Gabak
Agama
Toko Lima
Jenis Nama :
Kelamin Tn. I

Alamat
Alamat :
Jl. Muara
Badak
II. IDENTITAS ORANG TUA Darma
Gabak
Toko
Ayah Ibu Ny. A Lima
Nama Tn. I Nama

22th
Umur
Umur 35th

Suku/bangsa Bugis/Indonesia
Suku/bangsa
Bugis/Indonesia
Agama
Agama Islam

Pendidikan
Tanggal Pengkajian : 12 Mei 2019 No. RM :

Jam Pengkajian : 08:15 Diagnosa Masuk : Bronkopneumonia

: Ruang Perawatan Anak

I. IDENTITAS PASIEN

Ruangan
Rawat Inap
Pendidikan Islam
Pekerjaan Smp
Pekerjaan
Smp
Alamat
Alamat
Wiraswasta
Wiraswasta
Jl. Muara Badak
Darma Gabak Toko
Jl. Muara Badak Lima
Darma Gabak Toko
Lima

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

1. Keluhan Utama
Saat MRS: Batuk
Saat Pengkajian: Batuk
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Orang tua pasien mengatakan anaknya batuk-batuk
± 3hari, demam dan kesulitan bernafas kemuadian anak dibawa ke klinik BOHC dan
mendapatkan tindakan pemasangan O2, fisioterapi dada, dan terapi obat : antrain 2mg,
ranitidine ¼ amp, cefotaxime 250mg, gentamicin 20 mg, nebu combiven kemudian anak
dirujuk ke RS SMC pada tanggal 8 mei 2019. Saat dikaji anak hanya berbaring ditempat
tidur orang tua mengatakan anak masih batuk berdahak dan kesulitan bernafas, orang tua
juga mengatakan anaknya tidak nafsu makan dan menangis bila melihat perawat, dari
pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh hasil : N : 98x/i RR : 34x/i T: 38,1.

IV. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN


1. Prenatal:…………………………………………………………………………….

2. Intranatal:…………………………………………………………………………..

3. Postnatal:…………………………………………………………………………..

V. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

1. Pernah dirawat : ya tidak kapan :……................... diagnosa :


………….................
2. Riwayat penyakit kronik dan menular ya tidak
jenis……………………...................................................
Riwayat kontrol :
.................................................................................................................................................
......
Riwayat penggunaan obat di rumah : ya tidak
3. Riwayat alergi ya tidak
jenis…………………….................................................
4. Riwayat operasi ya tidak
kapan……………………...............................................
5. RiwayatImunisasi : ibu pasien mengatakan imunisasi tidak lengkap

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Ya tidak `
jenis : asma

GENOGRAM

VI.
VII. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG
1. Antropometri :
a. BB – Sebelum sakit : 14 kg
b. BB – Sesudah sakit : 14 kg
c. TB/Panjang Badan : 93 cm
d. LK : 49 cm
e. LD : 57 cm
f. LILA : 16,4 cm
g. Status Gizi :
BB/U : Gizi Buruk/ Gizi Kurang/ Gizi Baik/ Gizi Lebih
PB/U : Sangat Pendek/ Pendek /Normal/Tinggi
BB/PB(TB) : Sangat Kurus/Kurus/Normal/Gemuk
IMT/U : Sangat Kurus/Kurus/Normal/Gemuk/Obesitas

2. Personal sosial : ibu mengatakan anaknya sering meniru kegiatan ibu


saat melakukan pekerjaan rumah (menyapu)
3. Motorik kasar : anak mampu menendang bola kecil kedepan tanpa
Kegiatan Di rumah Di Rumah
Sakit

1. Makan 3x sehari
a. Frekuensi (tidak habis)

b. JenisMakanan 3x sehari (habis)


Nasi, lauk
pauk, sayur,
c. Makanan yang Nasi, lauk pauk, sayur dan buah
disukai
Kue

Nugget
d. Makanan
Tidak ada
Pantangan
2. Minum Tidak ada
a. Jenis Minuman
Asi dan air
b. Jumlah (ml/24
Asi dan air putih putih
jam)
c. Minuman yang ± ±
disukai
Susu Susu
berpegangan pada benda apapun

4. Bahasa : anak mampu mengucapkan kata “bapak” dan


“mamak”

5. Motorik halus : anak mampu melepas celananya secara mandiri

VIII. POLA KESEHATAN SEHARI-HARI


A. Pola nutrisi dan metabolic

B. Pola aktivitas dan latihan


Kegiatan Di rumah Di Rumah Sakit

1. Kegiatan khusus setiap hari Bermain tidak ada hanya berbaring


(bermain) ditempat tidur
2. Jumlah jam kegiatan/24 jam
3. JenisPermainan 2-3 jam
8 jam
Tidak ada
Boneka, petak umpet,
masak-masak
C. Pola tidur
Kegiatan Di Rumah Di Rumah Sakit

Tidur
a. Tidur siang (jam/hari)
2-3 jam 2-3jam
b. Tidur malam (jam/hari)
c. Kesulitan tidur 8 jam 6 jam
Tidak ada Sering terbangun karna
d. Cara mengatasi batuk
Tidak ada
Tidak ada

D. Pola eliminasi
Kegiatan Di Rumah Di
Rumah
Sakit
1. BAB (Buang Air
Besar) 1x sehari
a. Frekuensi
b. Jumlah
c. Warna
d. Konsistensi
e. Gangguan /
Kelainan
2. BAK (Buang Air
Kecil)
a. Frekuensi
b. Jumlah
c. Warna
d. Gangguan/kelainan
E. Pola kebersihan diri
Kegiatan Di Rumah Di Rumah Sakit

1. Mandi 2x sehari Belum ada


2. Gosok gigi
3. Potong kuku 2x sehari 1x sehari
4. Cuci rambut
Saat panjang 2 Belum ada
hari 1x Belum ada

IX. POLA HUBUNGAN DAN PERAN

1. Yang mengasuh anak : orang tua (ayah dan ibu)


2. Hubungan dalam anggota keluarga : sebagai anak dan adik
3. Hubungan dengan teman sebaya : baik, anak berteman dengan anak
sebayanya
4. Hubungan dengan orang lain : kooperatif pada orang yang dikenalnya
saja
5. Perhatian terhadap lawan bicara :

X. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum

Sakit ringan Sakit sedang Sakit berat

2. Kesadaran :

Kualitatif :

Compos Mentis Apatis Somnolen Sopor Koma

Kuantitatif : GCS4.:M
E6V6

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

3. Pemeriksaan Tanda Tanda Vital

S : 38,10C N : 98x/I TD: - RR : 34x/i

4. Kenyamanan/nyeri
Nyeri Ya Tidak

Lama Nyeri Akut (<3 bln) Kronis (>3 bln)

P (Provokatif/Paliatif) : ......................................

Q (Qualitas/Quantitas) : ......................................
R (Region/Radiasi) : ......................................

S (Scale) : ......................................

T (Time) : ......................................

Bibir: kering: ya/tidak

Pu
cat
:
ya/
tid
ak
Li
da
h:
kot
or.
ya/
tid
ak
tre
mo
r :
ya/
tid
ak
M
ulu
Kepala : normal/makro/mikrosefal t:
sto
Muka : simetris/deformitas ma
titi
Rambut : warna : hitam. mudah/sulit dicabut s
ya/
Ubun-ubun besar : menutup/tidak
tid
Telinga : serumen ya/tidak ak
Gi
Membran timpani utuh gi:
2212
Mata : cekung/tidak, kering/tidak 2122

2212 2122
ya/tidak
Pupil isokor : ya/tidak
Refleks cahaya : ya/tidak Caries: ya/tidak

Sclera : anemis /tidak Tenggoro


kan :
Konjunctiva : ikterus /tidak hiperemis
ya/tidak
Hidung: Rinorea ya/tidak
Tonsil :
Pernapasan cuping hidung ya/tidak T..../T.......
hiperemis
ya/tidak
Masalah Keperawatan : hipertermi

5. Pemeriksaan Kepala
Masalah
Keperawatan : .....................................................................................................................................
.........................

6. Pemeriksaan leher

Kelenjar getah bening : ( ) teraba ( ) tidak teraba

Tiroid : ( ) teraba ( ) tidak teraba


Leher: kaku kuduk ya/tidak

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

7. Pemeriksaan Thorak (Sistem Pernafasan)

a. Keluhan : sesak nyeri waktu nafas

Batuk produktif tidak produktif

Sekret :……........................................... Konsistensi :..........................................................................

Warna :.................................................. Bau :........................................................................................

b.Inspeksi

Bentuk dada simetris asimetris barrel chest

Funnel chest Pigeons chest

Frekuensi : .......................................

Irama nafas teratur tidak teratur

Pola pernafasan : Dispnoe Kusmaul Cheyne Stokes

Bradipneatakipnea Hyperventilasi

Otot bantu pernafasan : ada tidak ....jenis retraksi

Usaha napas : posisi duduk menunduk

Alat bantu napas : ya tidak

Jenis..........................................
Flow...........................................................................lpm

c. Palpasi

Sela iga kiri = kanan ya/tidak

Nyeri tekan. ya/tidak

d. Perkusi : Sonor Redup Pekak Hipersonor/ timpani Lokasi :

e. Auskultasi :
Suara nafas : Vesikuler
Bronko vesikuler rales
Ronki
Wheezing suara nafas tambahan lainnya :...............................
f. Alat bantu napas ya
tidak

Jenis..........................................
Flow...........................................................................lpm

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

8. Pemeriksaan Jantung (Sistem Kardio vaskuler)

a. Inspeksi :
..........................................................................................................................................................

CRT :.............detik

Ujung jari : jari tabuh : ya/tidak

b. Palpasi : ictus cordis................................................................................................................................

Akral hangat panas dingin kering


basah

c. Perkusi :

Batas atas
:.............................................................................................................................................

Batas bawah
:........................................................................................................................................

Batas kanan :...............................................................batas kiri :


.........................................................

d. Auskultasi :

BJ II –
Aorta:.......................................................................................................................................
..

BJ II –
Pulmonal:.................................................................................................................................
..

BJ I –
Trikuspidalis:...........................................................................................................................
....

BJ I – Mitral :
........................................................................................................................................

Bunyi jantung tambahan: .........................................................................................................................

Kelainan :..................................................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

9. Pemeriksaan Sistem Pencernaan

Inspeksi : datar/cembung/cekung

Ikut gerak napas/tidak

Palpasi : massa tumor : ya/tidak

Nyeri tekan ya/tidak Lokasi:.......................................................................

Perkusi: timpani :ya/tidak

Pekak hepar :ya/tidak

Jika ascites: shifting dullness: +/-

Auskultasi :Peristaltik :.................................... x/menit

Luka operasi ada tidak Tanggal operasi :


........................................................

Jenis operasi :............................................................. Lokasi :


.......................................................................

Keadaan : Drain ada tidak

Jumlah :.......................................... Warna


:.............................................................................

Hepar : teraba/tidak teraba, jika teraba: teraba .. ..cm bawah arkus kosta

Konsistensi: kenyal/keras

Permukaan: rata/berbenjol-benjol

Pinggir: tumpul/tajam

Lien: teraba/tidak teraba, , jika terabaSchuffner.....Konsistensi:........................

Ginjal: nyeri ketuk : ada tidak

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

10. Sistem Persyarafan

a. Refleks patologis babinsky brudzinsky kernig

b. Refleks fisiologis patella bicep tricep

c.. Gangguan pandangan ya tidak


Jelaskan……............................................................

d. Gangguan pendengaran ya tidak


Jelaskan……............................................................

e. Gangguan penciuman ya tidak


Jelaskan……............................................................

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

11. Sistem muskuloskeletal dan integumen

a. Pergerakan sendi bebas terbatas

b. Kekuatan otot

c. Kelainan ekstremitas ya tidak

d. Kelainan tulang belakang ya tidak

e. Scar BCG ya tidak

f. Rumple Leede Test + -

g. Vesikel ya tidak

h. Kulit ikterik sianosis kemerahan hiperpigmentasi

i. Turgor baik kurang jelek

j. Edema ektermitas :.........................................


k. Pitting edema : +/- grade : .............................

Penilaian Edema :

+1 : kedalaman 1-3 mm, waktu kembali 3 detik

+2 : kedalaman3-5 mm, waktu kembali 5 detik

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

12. Sistem Genitalia - Anus

a. Hernia :
b. Kebersihan :
c. Kelainan alat kelamin :
d. Kelainan pada anus :
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

13. KEAMANAN DAN LINGKUNGAN


Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

14. BALANCE CAIRAN

MONITORING BALANCE CAIRAN

Jumlah Jumla
Shif Puku Puku
Intake (cc) Out put h
t l l
(cc)
PAGI

1 Makan 1 Urine ( 0.5 -


. (Per oral / . 1
NGT) cc/KgBB/jam
)
2 Minum 2 BAB ( ± 100
. (Per oral / . cc / kali)
NGT)
3 Pemberia 3 Muntah
. n obat .
a. Obat- 4 Drain
obatan .
b. Cairan
infus
TOTAL PAGI TOTAL PAGI
SORE

1 Makan 1 Urine ( 0.5 -


. (Per oral / . 1
NGT) cc/KgBB/jam
)
2 Minum 2 BAB ( ± 100
. (Per oral / . cc / kali)
NGT)
3 Pemberia 3 Muntah
. n obat .
a. Obat- 4 Drain
obatan .
b. Cairan
infus
TOTAL SORE TOTAL SORE
MALAM

1 Makan 1 Urine ( 0.5 -


. (Per oral / . 1
NGT) cc/KgBB/jam
)
2 Minum 2 BAB ( ± 100
. (Per oral / . cc / kali)
NGT)
3 Pemberia 3 Muntah
. n obat .
a. Obat- 4 Drain
obatan .
b. Cairan
infus

TOTAL MALAM TOTAL MALAM

Air Metabolisme IWL

TOTAL PAGI + SORE + TOTAL PAGI +


MALAM+ Air SORE + MALAM
Metabolisme + IWL

Keterangan:

1. Cara Perhitungan IWL:

a. bayi : 30-50 cc/kg BB/24 jam

b. anak : (30-Usia (tahun)cc/kg BB/24 jam


c. Jika ada kenaikan suhu badan: (IWL + 200 (suhu bdan sekarang-36,80 C)

2. Cara Perhitungan Air Metabolisme:

b. 12 - 14 tahun : 5 - 6 cc / KgBB/ 24 Jam

c. c. 7 - 11 tahun : 6 - 7 cc / KgBB/ 24 Jam

d. d. 5 - 7 tahun : 8 - 8.5 cc / KgBB/ 24 Jam

e. e. Balita : 8 cc /KgBB/24 Jam

3. Balance cairan
Balance cairan = Input-Output

= (.....................)cc- (.....................)cc

= (.....................)cc

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

XI. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, Radiologi, EKG, USG )

1) Pemeriksaan Laboratorium

Jenis Hasil Laboratorium


Pemeriksaa
n Tangga Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal
Laboratoriu l
……… …………. ………… ………… …………
m
. .. .. ..
(Ruangan
MRS Rawat Inap)

(Saat di
IGD)
2) Rontgen (Tanggal.................)
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………

Nama Obat Kandungan Obat Kekuatan Dosis Sediaan/Bentuk Cara/rute


pemberian
3) CT Scan (Tanggal.................)

Nama Obat Kandungan Obat Kekuatan Dosis Sediaan/Bentuk Cara/rute


pemberian
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………

4) USG (Tanggal.................)
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………

5) Lain-lain
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………

TERAPI

DIET: .................………………………………………………………

REHABILITASI MEDIK
: .................………………………………………………………
OBAT YANG DITERIMA

XIII.

DATA FOKUS

1. DATA SUBJEKTIF:

……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………

2. DATA OBJEKTIF:

………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………20.............

Preceptee
.....................................................
NIM.

KPSP PADA ANAK UMUR 24 BULAN

1 Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah apakah anak meniru Sosialisasi & Y Tid
apa yang anda lakukan ? kemandirian a ak
2 Apakah anak dapat meletakkan 1 buah kubus diatas kubus yang lain Gerak halus Y Tid
tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2,5-5 a ak
cm.
3 Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit Cuma 3 kata yang Bicara & Y Tid
mempunyai arti selain “papa” dan “mama” ?. bahasa a ak

4 Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa Gerak kasar Y Tid
kehilangan keseimbangan? (anda mungkin dapat melihatnya ketika a ak
anak menarik mainannya).
5 Gerak Y Tid
halus, a ak
sosialisa
si &
kemandi
Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti : rian
baju, rok, atau celananya (topi dan kaos kaki
tidak ikut dinilai).

6 Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri ? Gerak kasar Y Tid


jawab YA jika iya naik tangga dengan posisi a ak
tegak atau berpegangan pada dinding atau
pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik
tangga dengan merangkak atau anda tidak
memperbolehkan anak naik tangga atau anak
harus berpegangan pada seseorang.

7 Tanpa bimbingan petunjuk atau bantuan anda dapatkah anak Bicara dan Y Tid
menunjuk dengan benar paling sedikit satu bagian badannya ? bahasa a ak

8 Dapatkah anak makan sendiri makanannya tanpa banyak tumpah ? Sosialisasi & Y Tid
kemandirian a ak
9 Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri atau Bicara & Y Tid
membantu mengangkat piring jika diminta ? bahasa a ak

1 Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis) kedepan Gerak kasar Y Tid
0 tanpa berpegangan pada apapun ? Mendorong tidak ikut dinilai. a ak

Hasil “YA” = 9

Interpretasi hasil KPSP pada anak I adalah sesuai dengan tahap perkembangannya.
KPSP PADA ANAK UMUR 18 BULAN

1 Tanpa bantuan apakah anak dapat bertepuk Sosialisasi & Ya Tidak


tangan atau melambai-lambai ? jawab TIDAK kemandirian
bila ia membutuhkan bantuan.
2 Apakah anak dapat mengatakan “papa” ketika melihat ayahnya, Bicara & Y Tid
atau memanggil “mama” ketika melihat ibunya ? jawab “YA” jika bahasa a ak
anak mengatakan salah satu diantaranya.

3 Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan tangan selama Gerak kasar Y Tid
kira-kira 5 detik ? a ak
4 Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 Gerak kasar Y Tid
detik atau lebih ? a ak
5 Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat Gerak kasar Y Tid
membungkuk atau memungut mainan dilantai dan kemudian berdiri a ak
kembali?
6 Sosialisasi & Y Tid
kemandirian a ak

Apakah anak dapat menunjuk apa yang di


inginkannya tanpa menangis atau merengek ?
jawab YA jika ia menunjuk, menarik, atau
mengeluarkan suara yang menyenangkan.

7 Apakah anak dapat berjalan disepanjang ruangan tanpa jatuh dan Gerak kasar Y Tid
terhuyung-huyung? a ak
8 Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis, Gerak halus Y Tid
atau potongan biscuit dengan menggunakan ibu jari dan jari a ak
telunjuk?
9 Gerak Y Tid
halus, a ak
sosialisa
si &
Jika anda menggelindingkan bola keanak,
kemandi
apakah ia menggelindingkan/melempar kembali rian
bola pada anda ?

Hasil “YA” = 10

1Interpretasi hasildapat
Apakah anak KPSPmemegang
pada anaksendiri
R adalah sesuaiatau
cangkir dengan
gelastahap
dan perkembangannya
Sosialisasi & Y Tid
0 minum dari tempat itu tanpa tumbah ? kemandirian a ak

Anda mungkin juga menyukai