Oleh:
Yoanita Chairunisa
NIM : P07220116039
SAMARINDA
2019
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGANBRONKOPNEUMONIA DI
RUMAH SAKIT SAMARINDA MEDIKA CITRA
Oleh:
Yoanita Chairunisa
P07220116039
SAMARINDA
2019
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi :
1. Nama : Yoanita Chairunisa
2. Tempat tanggal lahir : Tenggarong 10 Juni 1998
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Kampung kajang RT 03 Desa Loa ulung
Kecamatan Tenggarong seberang
B. Identitas Orang Tua
1. Nama Ayah/Ibu : Hairul Anwar/ Suryana
2. Pekerjaan : Swasta/ IRT
3. Alamat : Kampung kajang RT 03 Desa Loa ulung
Kecamatan Tenggarong seberang
C. Riwayat pendidikan :
1. Tahun 2002-2004 : TK TUNAS BANGSA
2. Tahun 2004-2010 : SD NEGERI 1 LOA BUKIT
3. Tahun 2010-2013 : SMP NEGERI 2 TENGGARONG
4. Tahun 2013-2016 : SMA NEGERI 1 TENGGARONG
5. Tahun 2016-2019 : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN
KESEHATAN PRODI DIII KEPERAWATAN SAMARINDA
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
Samarinda Medika Citra”. Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahi Madya Keperawatan dari
Dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini penulis tentu mengalami kesulitan.
Namun berkat bimbingan, dukungan dan semangat dari orang terdekat sehingga
penulis mampu menyelesaikannya dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan
Kalimantan Timur.
2. Hj. Umi Kalsum, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
3. Ns. Andi Lis Arming G, S.Kep., M.Kep, selaku Ketua Program Studi D-III
4. Sutrisno, APP,. M.Kes dan Ns.Andi Lis Arming G, S.Kep., M.Kep, selaku
ii
5. Diah Setiani. SST., M.Kes selaku Pembimbing Akademik saya yang selalu
memberikan saya semangat untuk dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Kalimantan Timur yang telah membimbing dan mendidik penulis dalam masa
pendidikan.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini
baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kiranya kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak dan nantinya akan digunakan untuk
perbaikan dimasa mendatang.
Penulis
iii
ABSTRAK
iv
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 3
1.3.1 Tujuan Umum .............................................................................................. 3
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................................. 3
1.4 Manfaat penelitian ........................................................................................... 4
1.4.1 Bagi penulis .................................................................................................. 4
1.4.2 Bagi tempat penelitian.................................................................................. 4
1.4.3 Bagi Perkembangan ilmu Keperawatan ....................................................... 4
v
2.1.5 Patofisiologi ................................................................................................. 8
2.1.6 Penatalaksanaan ........................................................................................... 9
2.2. Konsep Asuhan Keperawatan ...................................................................... 10
2.2.1 Pengkajian Keperawatan ............................................................................ 10
2.2.2 Diagnosa Keperawatan .............................................................................. 13
2.2.3 Intervensi Keperawatan ........................................................................... 14
2.2.4 Implementasi Keperawatan ........................................................................ 18
2.2.5 Evaluasi Keperawatan ................................................................................ 19
vi
4.1.6 Evaluasi .................................................................................................... 56
4.2 Pembahasan ................................................................................................ 72
4.2.1 (D.0001) Bersihan jalan nafas tidak efektif ............................................... 72
4.2.2 (D.0003) Gangguan pertukran gas ............................................................. 74
4.2.3 (D.0005) Pola nafas tidak efektif ............................................................... 74
4.2.4 (D.0130) Hipertermia ................................................................................. 75
4.2.5 (D.0080) Cemas ......................................................................................... 76
4.2.6 (D.0111) Defisit pengetahuan orang tua .................................................... 77
4.2.7 (D.0032) Risiko deficit nutrisi ................................................................... 78
4.2.8 (D.0143) Risiko jatuh ................................................................................. 79
4.2.9 (D.0142) Risiko infeksi .............................................................................. 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 ..................................................................................................... 7
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perencanaan Keperawatan ........................................................... 14
Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Biodata ............................................................... 26
Tabel 4.2 Riwayat kesehatan ......................................................................... 27
Tabel 4.3 Pola kegiatan sehari-hari ................................................................ 29
Tabel 4.4 Keadaan umum ............................................................................ 29
Tabel 4.5 Pemeriksaan fisik ........................................................................... 30
Tabel 4.6 Skala jatuh humpty dumpty ........................................................... 32
Tabel 4.7 Pemeriksaan penunjang ................................................................. 34
Tabel 4.8 Penatalaksanaan terapi ................................................................... 34
Tabel 4.9 Daftar diagnose keperawatan ......................................................... 35
Tabel 4.10 Perencanaan anak 1 ...................................................................... 39
Tabel 4.11 Perencanaan anak 2 ...................................................................... 42
Tabel 4.12 Pelaksanaan anak 1 ...................................................................... 46
Tabel 4.13 Pelaksanaan anak 2 ...................................................................... 51
Tabel 4.14 Evaluasi anak 1 ............................................................................ 56
Tabel 4.15 Evaluasi anak 2 ............................................................................ 64
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Insiden penemuan kasus pneumonia pada balita usia 1-4 tahun menurut
terendah pada Provinsi Papua (51 kasus), kemudian jumlah kematian balita karna
kelompok usia 1-4 tahun. Sedangkan period prevalence pneumonia pada balita di
Indonesia adalah 18,5% balita pneumonia yang berobat hanya 1,6 %. Lima
kelompok usia 12-23 bulan (21,7%). Sedangkan pada insiden pneumonia per
1
2
1000 balita banyak dialami oleh anak berusia 12-35 bulan. Berdasarkan data
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2013 pada pasien anak balita yang
di rawat inap di rumah sakit tertinggi di Provinsi Jawa Tengah (1.942 jiwa),
jalan terbesar di Jawa Barat sebesar (1.132 jiwa), terendah di Provinsi Sulawesi
Temuan kasus pneumonia pada tahun 2016 pada balita di Kota Samarinda
sebanyak 1.383 kasus, menurun ditahun 2015 sekitar 23,7%, kasus tertinggi
deman dan proses infeksi, anoreksia yang berhubungan dengan toksin bakteri bau
dan rasa sputum, distensi abdomen atau gas, intoleransi aktifitas berhubungan
Salah satu upaya tindakan mandiri yang dapat dilakukan untuk mengatasi
intoleransi aktivitas dengan monitor respon fisik, emosi, social, dan spiritual,
Citra.
bronkopneumonia.
bronkopneumonia.
Diharapkan hasil dari karya tulis ilmiah ini dapat menjadi referensi bacaan
dengan bronkopneumonia.
dengan bronkopneumonia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda asing (Wijayaningsih,
2013).
sampai bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan
paru melalui cara penyebaran langsung melalui saluran pernapasan atau melalui
2.1.2 Etiologi
pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang normal dan sehat
atas : reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang
lain :
5
6
tinggi.
3) Anak sangat gelisah, dan adanya nyeri dada yang terasa ditusuk-tusuk, yang
4) Pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis
7) Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksia apabila infeksinya serius.
atelectasis absorbsi.
7
2.1.4 Pathway
Gambar 2.1
2015)
8
2.1.5 Patofisiologi
(droplet) invasi ini dapat masuk kesaluran pernafasan atas dan menimbulkan
reaksi imonologis dari tubuh. reaksi ini menyebabkan peradangan, dimana ketika
terjadi peradangan ini tubuh menyesuaikan diri maka timbulah gejala demam
pada penderita.
semakin menumpuk di bronkus maka aliran bronkus menjadi semakin sempit dan
sekret dapat sampai ke alveolus paru dan mengganggu sistem pertukaran gas di
paru.
Tidak hanya menginfeksi saluran nafas, bakteri ini juga dapat menginfeksi
saluran cerna ketika ia terbawa oleh darah. Bakteri ini dapat membuat flora
normal dalam usus menjadi agen patogen sehingga timbul masalah GI.
dan paru dapat melalui berbagai cara, antara lain inhalasi langsung dari udara,
aspirasi dari bahan- bahan yang ada dinasofaring dan orofaring serta perluasan
9
Kusuma, 2013)
2.1.6 Penatalaksanaan
1) Asuhan keperawatan
(1) Melakukan fisioterapi dada atau mengajarkan batuk efektif pada anak yang
2) Medis
(1) Farmakologi
kuman penyebab.
10
tatanan pelayanan kesehatan. Proses keperawatan terdiri dari atas lima tahap yaitu
proses keperawatan saling terkait dan ketergantungan satu sama lain (Budiono,
2015).
2.2.1 Pengkajian
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat
keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial, dan lingkungan. Pengkajian pada
1) Usia :
Pneumonia sering terjadi pada bayi dan anak. Kasus terbanyak terjadi pada
2) Keluhan utama :
dan disertai dengan batuk berdahak, terlihat otot bantu pernafasan, adanya suara
nafas tambahan, penderita biasanya juga lemah dan tidak nafsu makan, kadang
disertai diare.
bronkopneumonia misalnya riwayat terpapar asap rokok, debu atau polusi dalam
jangka panjang.
5) Pemeriksaan fisik :
(1) Inspeksi.
distensi abdomen, batuk semula non produktif menjadi produktif, serta nyeri
dada pada saat menarik nafas. Batasan takipnea pada anak 2 bulan – 12 bulan
adalah 50 kali/menit atau lebih, sementara untuk anak berusia 12 bulan – 5 tahun
12
adalah 40 kali/menit atau lebih. Perlu diperhatikan adanya tarikan dinding dada
ke dalam pada fase inspirasi. Pada pneumonia berat, tarikan dinding dada ke
(2) Palpasi
Fremitus biasanya terdengar lemah pada bagian yang terdapat cairan atau
secret, getaran hanya teraba pada sisi yang tidak terdapat secret.
(3) Perkusi
(4) Auskultasi
hidung atau mulut bayi. Pada anak pneumonia akan terdengar stridor, ronkhi
atau wheezing. Sementara dengan stetoskop, akan terdengar suara nafas akan
berkurang, ronkhi halus pada posisi yang sakit, dan ronkhi basah pada masa
6) Penegakan diagnosis :
objektif yang telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakkan diagnosa
pelayanan kesehatan lain (suara, dkk, 2013). Masalah keperawatan yang muncul
1). (D.0001) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan
nafas.
5). Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, lingkungan yang
asing, ketidaknyamanan.
6). (D.0106) Gangguan tumbuh kembang b.d terpisah dari orang tua, keterbatasan
lingkungan
2.2.3 Perencanaan
merupakan keputusan awal tentang suatu apa yang akan dilakukan, bagaimana
14
keperawatan (Dermawan,2012).
konjungtiva
3.16 Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi dan kaji
kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
````````dibutuhkan.
4. (D.0056) Intoleransi Tujuan : 4.1 Bantu pasien
aktifitas berhubungan Mampu melakukan aktivitas mengidentifikasi aktivitas
dengan tanpa disertai peningkatan yang mamou dilakukan
ketidakseimbangan tanda-tanda vital 4.2 Monitor respon fisik,
antara suplai dengan emosi,social, dan spiritual
kebutuhan oksigen, Kriteria hasil : 4.3 Sediakan penguatan yang
kelemahan. 1. Mampu melakukan positif
aktivitas fisik tanpa di 4.4 Bantu pasien/` keluarga
Batasan karakteristik sertai peningkatan tekanan untuk mengidentifikasi
: darah kekuragan saat
2. Mampu melakukan beraktivitas
Respon tekanan kativitas sehari-hari 4.5 Bantu pasie untuk
darah abnormal (ADLs) secara mandiri membuat jadwal latihan
terhadap aktivitas 3. Tanda-tanda vital normal diwaktu luang
Respon frekuensi 4. Mampu berpindah dengan 4.6 Bantu untuk
jantung abnormal atau tanpa bantuan alat mengidentifikasi aktivitas
terhadap aktivitas 5. Sirkulasi status baik yang disukai
Sesak setelah 6. Status respirasi pertukaran
beraktivitas gas dan ventilasi adekuat
Menyatakan
merasa letih
Menyatakan
merasa lemah
Ketidaknyamanan
setelah beraktivitas
5. Cemas berhubungan Tujuan : 5.1 Pertahankan sikap yang
dengan perpisahan Rasa cemas anak dapat tenang dan meyakinkan
dengan orang tua, berkurang atau hilang 5.2 Jelaskan prosedur dan
aktivitas lain sebelum
lingkungan yang asing,
memulai
ketidaknyamanan Kriteria Hasil 5.3 Jawab pertanyaan dan
1. Anak istirahat dengan jelaskan tujuan aktivitas
Batasan karakteristik tenang 5.4 Anjurkan orang terdekat
: 2. Anak mendiskusikan bagi anak untuk tetap
Gelisah prosedur dan aktivitas bersama anak sebanyak
Kontak mata buruk tanpa bukti kecemasan mungkin
Kesedihan yang 5.5 Melakukan terapi bermain
mendalam
Ketakutan
Wajah tegang
Menangis
Peningkatan
denyut nadi
17
Marah bila
disentuh
2.2.4 Implementasi
tindakan disusun dan ditujukan pada nursing order untuk membantu klien
1. Fase orentasi
2. Fase kerja
perawat mampu memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan, maka dari itu
3. Fase terminasi
meninggalkan pesan yang dapat diterima oleh klien dengan tujuan, ketika
dievaluasi nantinya klien sudah mampu mengikuti saran perawat yang diberikan,
apabila ada umpan balik dari seorang klien yang telah diberikan tindakan atau
2.2.5 Evaluasi
pada setiap tahap proses keperawatan. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat
kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan
2013) :
1. Evaluasi Formatif
keperawatan.
2. Evaluasi Sumatif
METODE PENELITIAN
Jenis penulisan ini adalah deskriptif analitik dalam bentuk studi kasus, penulisan
Subyek penelitian dalam studi kasus ini adalah dua responden yang sedang
berada di ruang perawatan anak RS Samarinda Medika Citra, yang telah dilakukan
21
22
oleh berbagai macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, atau pun benda asing
Studi kasus ini dilakukan di ruang rawat inap anak di Rumah Sakit Samarinda
Medika Citra dan dilakukan selama 3-6 hari. Dimana waktu penelitian dari tanggal 7
rancanan penulisan, subyek studi kasus, definisi operasional, lokasi dan waktu studi
kasus yang diajukan kepada pembimbing, setelah disetujui penulis meminta surat izin
untuk melakukan studi kasus dan pengumpulan data di Rumah Sakit, lalu mencari
dua responden balita dengan kasus yang sama yaitu balita penderita
anak dan keluarga dalam studi kasus yang dilakukan. Keluarga atau orang tua yang
keperawatan.
keperawatan anak.
Data primer yakni sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber aslinya yang berupa wawancara dari individu pasien maupun hasil observasi
Data sekunder berisi sumber data penelitian yang diperoleh melalui media
perantara atau secara tidak langsung seperti data dari kerabat atau keluarga pasien.
Diperoleh dari catatan perawatan klien atau rekam medis klien yang merupakan
Analisa data dilakukan dengan cara deskriptif yaitu mengemukakan fakta yang
ada yang selanjutnya akan dikaitan dan dibandingkan dengan teori yang ada
kemudian dituangkan kedalam pembahasan, hasil analisa data pada kasus ini berupa
Studi kasus ini dilakukan di RS Samarinda Medika Citra yang terletak di Jalan
Kadrie Oening No.86 RT.35 Air Putih Samarinda Ulu Kota Samarinda Kalimantan
Timur. RS Samarinda Medika Citra adalah Rumah Sakit milik Perusahaan korporasi
yang bersifat RSU,diurus oleh PT. Pandan Harum perusahaan dan tercatat ke dalam
RS tipe C. Rumah Sakit ini teah teregistrasi mulai 12 Juli 2013 dengan Nomor Surat
Ijin 503/RS-002/DKK/VI/2013 dan tanggal surat ijin 16 April 2014 dari Dinas
Kesehatan Kota Samarinda dengan sifat tetap, dan berlaku sampai 2019. Setelah
4.1.2 Pengkajian
26
27
19 Keluhan Utama Orang tua mengatakan anaknya Orang tua mengatakan anaknya
- Saat MRS batuk berdahak batuk berdahak
Ibu pasien mengatakan anak R Ibu pasien mengatakan anak I
sesak tapi sudah berkurang, batuk masih batuk berdahak, demam,
- Saat Pengkajian berdahak, demam, nafsu makan sesak nafas, anak tidak nafsu
menurun. makan, dan menangis saat melihat
perawat/orang asing.
20 Orang tua mengatakan awalnya Orang tua pasien mengatakan
anaknya sempat tersedak saat anaknya batuk-batuk ± 3hari,
makan dirumah sekitar 2 hari demam dan kesulitan bernafas
kemudian anak batuk berdahak ±2 kemuadian anak dibawa ke klinik
hari dan demam kemudian pada BOHC dan mendapatkan tindakan
tanggal 09 april 2019 orang tua pemeriksaan laboratorium,
Riwayat Penyakit Sekarang
mengatakan anaknya dibawa pemasangan O2, fisioterapi dada,
keklinik lalu mendapat terapi uap dan terapi obat : antrain 2mg,
siangnya anak sesak dan langsung ranitidine ¼ amp, cefotaxime
dibawa keIGD SMC, ibu 250mg, gentamicin 20 mg, nebu
mengatakan anak memiliki alergi combiven kemudian anak dirujuk
terhadap debu. ke RS SMC pada tanggal 8 mei
28
Tabel 4.3 Hasil Pengkajian Pola Kegiatan Sehari-hari Pasien Anak dengan
Bronkopneumonia di RS Samarinda Medika Citra
Tabel 4.4 Hasil Pengkajian Keadaan Umum Pasien Anak dengan Bronkopneumonia
di RS Samarinda Medika Citra
Tabel 4.5 Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien Anak dengan Kejang Demam di RS
Samarinda Medika Citra
30 Kepala : Kepala :
Muka Simetris, rambut berwarna Muka Simetris, rambut berwarna
hitam dan sulit dicabut, ubun hitam dan sulit dicabut, ubun ubun
ubun besar menutup, besar menutup,
Telinga : Telinga :
Telinga tidak terdapat serumen, Telinga tidak terdapat serumen,
bersih bersih
Mata: Mata:
Sklera putih, tidak cekung, pupil Sklera putih, tidak cekung, pupil
isokor, refleks cahaya (+), isokor, refleks cahaya (+),
Pemeriksaan Kepala
konjungtiva tidak anemis konjungtiva tidak anemis
Hidung : Hidung :
Tidak terdapat rinorea, tidak Tidak terdapat rinorea, terdapat
terdapat pernafasan cuping pernafasan cuping hidung
hidung Rongga Mulut dan Lidah :
Rongga Mulut dan Lidah : Bibir tidak kering, tidak pucat,
Bibir tidak kering, tidak pucat, Lidah tidak tremor /kotor, gigi tidak
Lidah tidak tremor /kotor, gigi mengalami caries, ukuran tonsil
tidak mengalami caries, ukuran normal
tonsil normal
31 Kelenjar getah bening teraba, Kelenjar getah bening teraba, tiroid
Pemeriksaan Leher tiroid tidak teraba, posisi trakea tidak teraba, posisi trakea letak
letak ditengah tidak ada kelainan ditengah tidak ada kelainan
32 Keluhan : Keluhan :
Ibu anak R mengatakan anaknya Anak I mengalami sesak nafas, dan
sesak nafas, dan batuk berdahak batuk berdahak
Inspeksi : Inspeksi :
Bentuk dada simetris, frekuensi Bentuk dada simetris, frekuensi
nafas 35x/i, irama nafas tidak nafas 42 kali/menit, irama nafas
teratur, cepat dan dangkal, tidak teratur cepat dan dangkal,
pernafasan cuping hidung tidak terdapat cuping hidung saat
ada, penggunaan otot bantu nafas bernafas, terdapat penggunaan otot
, anak R terpasang nasal kanul 1 bantu nafas, anak I menggunakan
Pemeriksaan Thoraks
lpm alat bantu nafas, nassal kanul 2 lpm
Palpasi : Palpasi :
Tidak da nyeri tekan, saat Tidak ada nyeri tekan, getaran
mengembang paru kiri lebih lemah pada kedua paru
rendah, getaran lemah pada pru Perkusi :
kiri Redup pada kedua paru
Perkusi : Auskultasi :
Redup pada paru sinistra Suara nafas ronki
Auskultasi :
Suara nafas ronki
31
33 Inspeksi Inspeksi
- Tidak terlihat adanya pulsasi - Tidak terlihat adanya pulsasi
iktus kordis iktus kordis
- CRT < 2 detik - CRT < 2 detik
- Tidak ada sianosis - Tidak ada sianosis
Palpasi Palpasi
- Ictus Kordis teraba di ICS 5 - Ictus Kordis teraba di ICS 5
- Akral Hangat - Akral Hangat
Perkusi Perkusi
- Batas atas : ICS II line sternal - Batas atas : ICS II line sternal
dekstra dekstra
- Batas bawah : ICS V line - Batas bawah : ICS V line
midclavicula sinistra midclavicula sinistra
- Batas kanan : ICS III line - Batas kanan : ICS III line sternal
Pemeriksaan Jantung sternal dekstra dekstra
- Batas kiri : ICS III line sternal - Batas kiri : ICS III line sternal
sinistra sinistra
Auskultasi Auskultasi
- BJ II Aorta : Dub, reguler dan - BJ II Aorta : Dub, reguler dan
intensitas kuat intensitas kuat
- BJ II Pulmonal : Dub, reguler - BJ II Pulmonal : Dub, reguler dan
dan intensitas kuat intensitas kuat
- BJ I Trikuspid : Lub, reguler - BJ I Trikuspid : Lub, reguler dan
dan intensitas kuat intensitas kuat
- BJ I Mitral : Lub, reguler dan - BJ I Mitral : Lub, reguler dan
intensitas kuat intensitas kuat
- Tidak ada bunyi jantung - Tidak ada bunyi jantung
tambahan tambahan
- Tidak ada kelainan - Tidak ada kelainan
34 Inspeksi : Inspeksi :
Bentuk perut datar, mengikuti Bentuk perut datar, mengikuti gerak
gerak saat bernafas, tidak terdapat saat bernafas, tidak terdapat bekas
bekas luka operasi luka operasi
Auskultasi Auskultasi
Peristaltik usus 8x/menit Peristaltik usus 6 x/menit
Pemeriksaan Sistem Pencernaan Palpasi :
Tidak terdapat massa ataupun Palpasi :
juga tumor, nyeri tekan tidak ada Tidak terdapat massa ataupun juga
Perkusi tumor, nyeri tekan tidak ada
Timpani, tidak ada nyeri ketuk Perkusi
ginjal Timpani, tidak ada nyeri ketuk
ginjal
35 Anak R tidak mengalami Anak I tidak mengalami gangguan
gangguan pandangan, gangguan pandangan, gangguan pendengaran,
Pemeriksaan Persyarafan
pendengaran, dan gangguan dan gangguan penciuman
penciuman
36 Pemeriksaan Muskuloskeletal Anak R Pergerakan sendi bebas, Anak I Pergerakan sendi bebas,
dan Integumen tidak ada kelainan ekstermitas, tidak ada kelainan ekstermitas,
32
Tabel 4.6 Skala Resiko Jatuh Humpty Dumpty Pasien Anak dengan
Bronkopneumonia di RS Samarinda Medika Citra
Anak 1
No Parameter Kriteria Nilai
(Skor)
38 < 3 Tahun 4
3-7 Tahun 3
Usia 4
7-13 Tahun 2
≥ 13 Tahun 1
Laki-Laki 2
Jenis Kelamin 2
Perempuan 1
Diagnosa Neurologi 4
Perubahan Oksigenasi (Diagnosis respiratorik,
dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing, 3
Diagnosis dsb) 1
Gangguan Perilaku /Psikiatri 2
Diagnosis Lainnya 1
Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3
Gangguang Kognitif Lupa akan adanya keterbatasan 2 3
Orientasi baik terhadap diri sendiri 1
Riwayat Jatuh/bayi diletakkan di tempet tidur
4
dewasa
Pasien menggunakan alat bantu/ bayi diletakkan
Faktor Lingkungan 3 2
dalam tempat tidru bayi/perabot rumah
Pasien diletakkan di tempat tidur 2
Area diluar rumah sakit 1
Dalam 24 jam 3
Pembedahan/Sedasi/Ane Dalam 48 jam 2 -
stesi > 48 jam atau tidak menjalani
1
pembedahan/sedasi/anestesi
33
Anak 2
No Parameter Kriteria Nilai
(Skor)
< 3 Tahun 4
3-7 Tahun 3
Usia 4
7-13 Tahun 2
≥ 13 Tahun 1
Laki-Laki 2
Jenis Kelamin 1
Perempuan 1
Diagnosa Neurologi 4
Perubahan Oksigenasi (Diagnosis respiratorik,
dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing, 3
Diagnosis dsb) 3
Gangguan Perilaku /Psikiatri 2
Diagnosis Lainnya 1
Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3
Gangguang Kognitif Lupa akan adanya keterbatasan 2 1
Orientasi baik terhadap diri sendiri 1
Riwayat Jatuh/bayi diletakkan di tempet tidur
4
dewasa
Pasien menggunakan alat bantu/ bayi diletakkan
Faktor Lingkungan 3 3
dalam tempat tidru bayi/perabot rumah
Pasien diletakkan di tempat tidur 2
Area diluar rumah sakit 1
Dalam 24 jam 3
Pembedahan/Sedasi/Ane Dalam 48 jam 2 -
stesi > 48 jam atau tidak menjalani
1
pembedahan/sedasi/anestesi
Penggunaan multiple : sedatif, obat hipnosis,
barbiturat, fenotiazin, anti depresan, pencahar, 3
Penggunaan diuretik, narkose
-
Medikamentosa Penggunaan salah satu obat diatas 2
Penggunaan medikasi lainnya/tidak ada
1
medikasi
Jumlah Skor Humpty Dumpty 12
34
Anak 1 Anak 2
No
Tanggal Diagnosa Kep Tanggal Diagnosa Kep
ditemukan ditemukan
1 12/ 04 /2019 (D.0001) Bersihan jalan 09/ 05 /2019 (D.0001) Bersihan jalan
nafas tidak efektif b.d nafas tidak efektif b.d
peningkatan produksi peningkatan produksi
sputum sputum
DS :
DS :
Ibu An.I mengatakan
Ibu pasien mengatan anaknya batuk berdahak
anak R mengalami Ibu mengatakan
sesak nafas anaknya masih sesak
Ibu mengatakan
anak R masih batuk DO :
Ibu pasien Suara nafas ronki pada
mengatakan anak R kedua lapang paru
batuk tapi tidak bisa Pernafasan cepat dan
mengeluarkan dangkal
dahaknya Anak tidak mampu
mengeluarkan dahaknya
DO : secara mandiri
Suara nafas ronki Otot bantu pernafasan
pada paru kiri dada
Pernafasan cepat dan Terdapat cuping hidung
dangkal Frekuensi nafas 42x/i
Anak tidak mampu
mengeluarkan
dahaknya secara
mandiri
Frekuensi nafas 35x/i
5 12/ 04/2019 (D.0032) Resiko Defisit 09/ 05 /2019 Cemas b.d lingkungan yang
Nutrisi b.d faktor asing
psikologis (keengganan DS :
untuk makan) ibu mengatakan pasien
DS : menangis bila melihat
Ibu pasien perawat/ orang asing
37
D : MLTKTP
6 12/ 04 /2019 (D.0143) Resiko jatuh 09/ 05 /2019 (D.0111) Defisit
d.d anak usia 2 tahun pengetahuan orang tua b.d
atau kurang kurang terpapar informasi
DS : DS :
- ibu pasien mengatakan
DO : sebelunya tidak pernah
usia anak < 2tahun diberikan pendidikan
jenis kelamin laki- kesehatan tentang
laki bronkopneumonia
anak ditempatkan ibu mengatakan tidak
ditempat tidur orang paham tentang penyakit
dewasa yang diderita anaknya
pagar tempat tidur ibu mengatakan tidak
tidak terpasang berani memandikan
jumlah skor penilaian anaknya karna takut
humpty dumpty 12 memperparah
(resiko tinggi) kondisinya
DO:
Orang tua pasien hanya
diam saat ditanya tentang
penyakit anaknya
Ibu bertanya tentang
38
penyakit anaknya
4.1.4 Perencanaan
5 12/ 04 /2019 (D.0032) Risiko Setelah dilakukan 5.1 Kaji status nutrisi
defisit nutrisi b/d Tindakan anak
faktor psikologis Keperawatan selam 5.2 Kaji adanya alergi
3x24 jam
makanan atau
diharapkan pasien
dapat terhindar dari minuman
resiko defisit nutrisi 5.3 Ukur tinggi/panjang
dengan Kriteria badan dan berat
Hasil: badan anak
1. Mampu 5.4 Monitor turgor kulit
mengidentifikas 5.5 Monitor muntah
i kebutuhan
pada anak
nutrisi
2. Nafsu makan 5.6 Monitor
anak meningkat pertumbuhan dan
3. Tidak terjadi perkembangan anak
penurunan berat 5.7 Kolaborasi dengan
badan ahli gizi untuk
membantu memilih
makanan yang dapat
memenuhi
kebutuhan gizi
selama sakit
6 12/ 04 /2019 (D.0143) Risiko Setelah dilakukan 6.1 Mengidentifikasi
jatuh berhubungan tindakan perilaku dan factor
dengan anak usia 2 keperawatan 3 x 24 yang mempengaruhi
tahun atau kurang jam diharapkan risiko jatuh
tidak ada kejadian 6.2 Mengidentifikasi
jatuh dengan karakteristik
kriteria hasil : lingkungan yang
1. Tidak ada dapat meningkatkan
kejadian jatuh potensi untuk jatuh
2. Perilaku 6.3 Memasang pagar
pencegah jatuh pengaman tempat
: tindakan orang tidur
tua atau 6.4 Merendahkan
pemberi asuhan tempat tidur
untuk 6.5 Jelaskan kepada
meminimalkan keluarga pasien
factor resiko tentang factor risiko
yang memicu yang memicu jatuh
jatuh
42
7 12/ 04 /2019 (D.0142) Risiko Setelah dilakukan 7.1 Cuci tangan sebelum
infeksi Tindakan dan sesudah
behubungan Keperawatan selam tindakan
dengan efek 3x24 jam
keperawatan
prosedur invasive diharapkan masalah
infeksi teratasi 7.2 Batasi pengunjung
dengan kriteria bila perlu
hasil : 7.3 Monitor tanda gejala
1. Tidak ada tanda- infeksi sistemik dan
tanda infeksi local
muncul 7.4 Lakukan perawatan
2. Jumlah leukosit
infus
dalam batas
normal 7.5 Mengajarkan
3. Menunjukkan keluarga tentang
perilaku hidup tanda gejala infeksi
sehat 7.6 Ajarkan cara
4. Menunjukkan menghindari infeksi
kemampuan 7.7 Kolaborasi
untuk mencegah
pemberian antibiotic
timbulnya infeksi
7 09/ 05 /2019 (D.0032) Risiko Setelah dilakukan 7.1 Kaji status nutrisi
defisit nutrisi b/d Tindakan anak
faktor psikologis Keperawatan selam 7.2 Kaji adanya alergi
3x24 jam
makanan atau
diharapkan pasien
dapat terhindar dari minuman
resiko defisit nutrisi 7.3 Ukur tinggi/panjang
dengan Kriteria badan dan berat
Hasil: badan anak
1. Mampu 7.4 Monitor turgor kulit
mengidentifika 7.5 Monitor muntah
si kebutuhan
pada anak
nutrisi
2. Nafsu makan 7.6 Monitor
anak meningkat pertumbuhan dan
3. Tidak terjadi perkembangan anak
penurunan berat 7.7 Kolaborasi dengan
badan ahli gizi untuk
membantu memilih
makanan yang dapat
memenuhi
kebutuhan gizi
selama sakit
4.1.5 Pelaksaan
4 12/4/2019 1.3 mendengarkan suara - Suara nafas ronki pada paru kiri
08:10 nafas
08:10 pasien
9 12/4/2019 2.3 melihat mukosa bibir - Mukosa bibir lembab kuku tidak ada
09:00 dan kuku pasien kebiruan
17 12/4/2019 6.3 memasang side rail - Side rail telah terpasang anak lebih
12:04 tempat tidur aman
18 12/4/2019 5.2 Menilai adanya alergi - Ibu mengatakan An.R tidak memiliki
12:06 terhadap makanan atau alergi terhadap makanan
minuman
48
22 12/4/2019 7.3 melihat tanda- tanda - tidak ada tanda-tanda infeksi yang
12:12 infeksi pada tangan muncul
pasien yang terpasang
infus
23 12/4/2019 7.5 mengajarkan kepada - orang tua mampu menyebutkan secara
12:14 orang tua pasien tentang umum tanda gejala infeksi
tanda dan gejala infeksi
3 13/4/2019 7.3 melihat apakah ada - tidak ada tanda atau gejala infeksi
08:09 tanda-tanda infeksi yang yang muncul
muncul pada tangan
pasien
4 13/4/2019 7.2 memberitahu orang tua - orang tua mengatakan akan
08:10 untuk membatasi jumlah melakukan saran dari perawat
pengunjung
5 13/4/2019 1.3 mendengarkan suara - Terdengar suara nafas tambahan
08:12 nafas ronki pada lapang paru bagian kiri
5
6.1 menghitung skor humpty - Skor humpty dumpty = 12
14/04/2019 dumpty dan mengkaji - Anak sedang aktif bergerak
08:55 perilaku An.R yang
mungkin mempengaruhi
resiko jatuh
6
6.2 mengkaji factor - Side terpasang
14/04/2019 lingkungan yang - Posisi tempat tidur rendah
09:00 memicu jatuh - Ibu mengatakan akan memastikan
pagar tempat tidur selalu terpasang
7
1.9 menginjeksikan - Obat telah dimasukkan dan tidak ada
14/04/2019 antibiotik cefotaxime respon negative
09:03 300mg IV
8
1.4 mengubah posisi pasien - Mengubah posisi pasien menjadi
14/04/2019 semi fowler dan pasien terlihat
09:05 tenang
9
1.8 memberikan terapi - An.R menangis dan berusaha
14/04/2019 nebulizer ventolin membuka masker nebunya
09:10
1 15/04/2019 7.1 mencuci tangan sebelum - tangan tampak bersih
08:45 tindakan
15/04/2019 7.3 melihat tanda dan gejala - tidak ada tanda gejala ifeksi yang
3 08:47 infeksi muncul
- Side terpasang
15/04/2019 6.2 mengkaji factor - Posisi tempat tidur rendah
5 08:55 lingkungan yang - Ibu mengatakan akan memastikan
memicu jatuh pagar tempat tidur selalu terpasang
7 15/04/2019 5.7 menanyakan kepada ibu - Ibu mengatakan anak tidak ada muntah
09:03 apakah pasien muntah hari ini
hari ini
8 15/04/2019 5.3 mengukur BB, TB, Lila - BB : 11Kg, TB : 70,7 cm , Lila = 15,7
09:05 cm
9 09/05/2019 1.3 Mendengarkan bunyi - Suara nafas ronki pada kedua paru
08:15 nafas
08:17
11 09/05/2019 4.2 mengkaji warna kulit - Tidak ada kebiruan ataupun tanda-tada
09:00 dan menghitung nadi sianosis, badan teraba panas N= 97x/i
17 09/05/2019 6.1 mengkaji tingkat - Saat ditanya terkain apa itu bp orang
09:40 pengetahuan orang tua tua pasien tampak bingung dan
mengatakan tidak tau
- Saat dikaji terkait kebersihan diri ibu
mengatakan anak belum ada mandi
karna takut jika mandi dapat
memperparah kondisi An.I
26 09/05/2019 6.5 mengajak orang tua - Ibu mengatakan setelah pulang akan
10:40 pasien unuk berdiskusi mengganti obat nyamuk dengan
perubahan gaya hidup kelambu
yang mungkin - Ibu mengatakan besok pagi akan
diperlukan menyeka An.I
27 09/05/2019 7.1 menanyakan kepada ibu - Ibu mengatakan An.I tidak memiliki
11:00 apakah pasien memiliki alergi ataupun pantangan dalam makan
alergi makanan
09/05/2019 7.1 menanyakan konsumsi - Ibu mengatakan hari ini An.I hanyak
11:03 nutrisi pasien makan 1-2 sendok makanannya
28
09/05/2019 7.5 menanyakan apakah - Ibu mengatakan anak tidak ada muntah
11:15 anak ada muntah
29 09/05/2019 9.2 menganjurkan orang tua - Orang tua mengatakan akan mengikuti
11:20 untuk membatasi saran perawat
pengunjung
30 09/05/2019 9.5 mengajarkan orang tua - Orang tua mengatakan mengerti dan
11:25 tentang tanda dan gejala mampu menyebutkan tanda dan gejala
infeksi infeksi
31 09/05/2019 7.3 mengukur BB, TB, Lila - BB = 14kg, TB = 93 cm, LILA = 16,3
11:30 cm
1 10/05/2019 5.2 melakukan pendekatan - anak tidak menangis tapi masih tidak
08:00 dengan tenang mau kontak mata dengan mahasiswa
5 10/05/2019 1.3 Mendengarkan bunyi - Suara nafas ronki pada kedua lapang
08:10 nafas paru
7 10/05/2019 2.3 mengkaji warna kulit - Tidak ada kebiruan ataupun tanda-tada
08:17 dan menghitung nadi sianosis, badan teraba panas, N=
105x/i
10 10/05/2019 4.5 memberikan pct puyer - Obat telah diminum tidak ada reaksi
09:01 via oral negative
jatuh
16 10/05/2019 4.5 menganjurkan ibu untuk - Ibu mengatakan nanti akan mengambil
10:35 membawa boneka atau boneka untuk An.I
mainan An.I
17 10/05/2019 7.2 menanyakan konsumsi - Ibu mengatakan hari ini An.I masih
10:40 nutrisi pasien belum menghabiskan makanannya
2 11/05/2019 1.3 auskultasi suara nafas - Suara nafas bersih tadak ada suara
08:19 nafas tambahan
8 11/05/2019 7.5 menayakan apakah anak - Ibu mengatakan anak tidak ada muntah
09:45 ada muntah hari ini hari ini
10 9.3 melihat apakah ada tanda - Tidak ada tanda gejala infeksi yang
11/05/2019 gejala infeksi yang muncul muncul
10:30
11
11/05/2019 9.4 melakukan perawatan - Melepas infus, pembekuan darah baik
10:35 infus
4.1.6 Evaluasi
15:20 DK 4 S:
Hipertermia - ibu mengatakan badan anak panas
- ibu mengatakan anak rewel dan demam
O:
- Saat diraba badan anak teraba panas
- T = 37,80C N:102x/i
- Anak rewel
15:35 DK 7 S:-
Risiko infeksi O : - Anak terpasang IVFD ditangan sebelah kiri
- Balutan baru diganti
- Balutan tampak bersih
- Tidak ada kemerahan, atau pun bengkak pada daerah
tangan yang diinfus
A : Masalah tidak terjadi
P : pertahankan intervensi
7.1 Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
7.2 Batasi pengunjung jika perlu
7.3 Monitor tanda dan gejala sistemik dan lokal
7.4 Lakukan perawatan infus
7.7 Kolaborasi pemberian antibiotic
59
15:00 DK 4 S:
hipertermia - ibu mengatakan tadi pagi anak mendapat obat
paracetamol
- ibu mengatakan badan anak R sudah tidak panas lagi
O:
- Saat diraba badan anak sudah tidak panas lagi
- T = 36,70C N:102x/i
- Anak tidak rewel
A : Masalah hipertermia teratasi
P : Hentikan intervensi
15:10 DK 5 S:
Risiko deficit - Ibu pasien mengatakan anak R hanya makan ½ porsi
nutrisi bubur tapi menghabiskan lauk (ikan)
O : - A : BB = 11kg, TB= 70,7cm, LILA= 15,7cm
- B : terjadi peningkatan jumlah leukosit dan trombosit
- C:
- Tidak ada penurunan berat badan
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Rambut hitam mengkilat
- D : MLTKTP
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi :
5.1 Kaji status nutrisi anak
5.2 Kaji adanya alergi makanan atau minuman
5.3 Ukur tinggi/panjang badan dan berat badan anak
5.4 Monitor turgor kulit
5.5 Monitor muntah pada anak
5.6 Monitor pertumbuhan dan perkembangan anak
5.7 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu
memilih makanan yang dapat memenuhi kebutuhan
gizi selama sakit
15:30 DK 6 S:-
Risiko jatuh O:
- Tidak ada kejadian jatuh
- Side rail telah terpasang
- Skor humpty dumpty 12 (resiko tinggi)
- Tempat tidur dalam posisi yang tidak terlalu tinggi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
6.1 mengidentifikasi perilaku dan factor yang
mempengaruhi risiko jatuh
6.2 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat
meningkatkan potensi untuk jatuh
6.3 memasang pagar pengaman tempat tidur
6.4 merendahkan posisi tempat tidur
61
15:40 DK 7 S:-
Risiko infeksi O : - Anak terpasang IVFD ditangan sebelah kiri
- Balutan baru diganti
- Balutan tampak bersih
- Tidak ada kemerahan, atau pun bengkak pada daerah
tangan yang diinfus
A : Masalah tidak terjadi
P : pertahankan intervensi
7.1 Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
7.2 Batasi pengunjung jika perlu
7.3 Monitor tanda dan gejala sistemik dan lokal
7.4 Lakukan perawatan infus
7.7 Kolaborasi pemberian antibiotic
Hari DK 1 S : - ibu mengatakan anak sudah tidak sesak lagi
ke 3 Bersihan jalan - ibu mengatakan anak R batuknya sudah tidak berdahak
15:10 nafas tidak O : - tidak terdengar bunyi nafas tambahan
efektif - RR=29x/i
- SpO2=99%
- Tidak ada otot bantu pernafasan dada
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
15:25 DK 5 S:
Risiko defisit - Ibu pasien mengatakan anak R hanya makan ½ porsi
nutrisi bubur tapi menghabiskan lauk (ikan)
O : - A : BB = 11kg, TB= 70,7cm, LILA= 15,7cm
- B : terjadi peningkatan jumlah leukosit dan trombosit
- C:
- Tidak ada penurunan berat badan
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
62
15:35 DK 7 S:-
Risiko infeksi O : - Anak terpasang IVFD ditangan sebelah kiri
- Balutan baru diganti
- Balutan tampak bersih
- Tidak ada kemerahan, atau pun bengkak pada daerah
tangan yang diinfus
A : Masalah tidak terjadi
P : pertahankan intervensi
7.1 Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
7.2 Batasi pengunjung jika perlu
7.3 Monitor tanda dan gejala sistemik dan lokal
7.4 Lakukan perawatan infus
7.7 Kolaborasi pemberian antibiotic
Hari DK 5 S:
ke 4 Risiko deficit - Ibu pasien mengatakan anak R hampir mengahbiskan
15:05 nutrisi makanannya hari ini (tersisa 2-3 sendok saja)
O : - A : BB = 11kg, TB= 70,7cm, LILA= 15,7cm
- B : terjadi peningkatan jumlah leukosit dan trombosit
- C:
- Tidak ada penurunan berat badan
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Rambut hitam mengkilat
63
- D : MLTKTP
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi :
5.1 Kaji status nutrisi anak
5.2 Kaji adanya alergi makanan atau minuman
5.3 Ukur tinggi/panjang badan dan berat badan anak
5.4 Monitor turgor kulit
5.5 Monitor muntah pada anak
5.6 Monitor pertumbuhan dan perkembangan anak
5.7 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu
memilih makanan yang dapat memenuhi kebutuhan
gizi selama sakit
15:10 DK 6 S:-
Risiko jatuh O:
- Tidak ada kejadian jatuh
- Side rail telah terpasang
- Skor humpty dumpty 12 (resiko tinggi)
- Tempat tidur dalam posisi yang tidak terlalu tinggi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
6.1 mengidentifikasi perilaku dan factor yang
mempengaruhi risiko jatuh
6.2 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat
meningkatkan potensi untuk jatuh
6.3 memasang pagar pengaman tempat tidur
6.4 merendahkan posisi tempat tidur
15:15 DK 7 S:-
Risiko infeksi O : - infus telah dilepas
- pembekuan darah baik
- Tidak ada kemerahan, atau pun bengkak pada daerah
tangan yang di infus
A : Masalah tidak terjadi
P : pertahankan intervensi
7.1 Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
7.2 Batasi pengunjung jika perlu
7.3 Monitor tanda dan gejala sistemik dan local
7.4 Lakukan perawatan infus
7.7 Kolaborasi pemberian antibiotic
64
O:
- ada tarikan dinding dada
- pola nafas cepat dan dangkal
- terdapat pernafasan cuping hidung
- TTV
RR : 46x/i, N : 112x/i, T : 38,1
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3.1 Observasi tanda tanda vital
3.2 Kaji frekuensi pernafasan
3.3 Memberikan posisi semi fowler
3.4 Kolaborasi pemberian O2
15:20 DK 4 S:
Hipertermia - ibu mengatakan anak I masih demam
O:
- T = 38,10C N: 112x/i
- Badan anak teraba panas
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
4.1 Monitor suhu tubuh sesering mungkin
4.2 Monitor warna kulit dan nadi
4.3 Berikan kompres pada lipatan paha dan aksila
4.4 Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
4.5 Kolaborasi pemberian obat antipiretik untuk
menurunkan panas
15:25 DK 5 S:
Cemas - Ibu mengatakan anak I masih sering menangis jika
ditinggalkan
- Ibu anak I mengatakan pasien masih banyak diam dan
belum aktif untuk bermain
O:
- Ekspresi wajah takut dan tegang
- Anak I tidak mau kontak mata dengan lawan bicara
- Anak I menangis bila ada perawat/tenaga medis lain
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi intervensi
5.1 Identifikasi ulang tingkat kecemasan
5.2 Pertahankan sikap yang tenang dan meyakinkan
5.3 Jelaskan setiap prosedur dan aktivitas kepada orang
tua dan anak
5.4 Anjurkan orang terdekat untuk selalu mendampingi
5.5 Melakukan terapi bermain
15:30 DK 6 S:
Defisit - Ibu mengatakan sekarang sudah paham tentang penyakit
pengetahuan yang diderita anaknya
orang tua - Ibu mengatakan sudah tau bahaya asap obat
nyamuk/rokok bagi kesehatan anaknya
- Ibu mengatakan sudah paham terkait pentingnya
menjaga kebersihan diri anak
66
15:40 DK 9 S:-
Risiko infeksi O:
- terpasang IVFD ditangan sebelah kiri
- tidak ada kemerahan, bengkak, dan perubahan bentuk
pada tangan yang terpasang infus
- balutan bersih dan rapi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
9.1 cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan
9.2 batasi pengunjung bila perlu
9.3 monitor tanda dan gejala infeksi sitemik dan local
9.4 lakukan perawatan infus
9.7 kolaborasi pemberian antibiotic
Hari Diagnosa Evaluasi (SOAP) Paraf
ke 2 Keperawatan
14:45 DK 1 S:
Bersihan jalan - ibu mengatakan anak I sesaknya sudah berkurang
nafas tidak - ibu mengatakan anak I masih batuk berdahak namun
efektif sudah berkurang
- ibu mengatakan anak mau meniru melakukan batuk
efektif
- ibu mengatakan anak mampu mengeluarkan batuknya
sambil dibimbing
O:
- auskultasi bunyi nafas ronki pada kedua paru namun
sudah berkurang
- RR= 40x/i
- SpO2=98%
- Ada otot bantu pernafasan
- Napas cepat dan dangkal
- Pernafasan cuping hidung
- Terpasang nasal kanul 2lpm
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 monitor status oksigenasi pasien
1.2 monitor status respirasi (irama,frekuensi)
1.3 auskultasi suara nafas catat jika ada suara nafas
tambahan
1.4 atur posisi pasien untuk memaksimalkan ventilasi
1.5 lakukan fisioterapi dada jika perlu
1.6 anjurkan teknik batuk efektif
1.7 kolaborasi pemberian O2
1.8 kolaborasi pemberian terapi nebulizer
1.9 kolaborasi penberian antibiotic
68
14:50 DK 2 S:
Gangguan - ibu mengatakan anak I masih sesak namun sudah agak
pertukaran gas mendingan
O:
- saat auskultasi terdengar bunyi nafas tambahan (ronki)
pada kedua lapang paru
- pernafasan cuping hidung
- pola nafas cepat dan dangkal
- kesadaran composmentis
- tidak ada tanda-tanda sianosis
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2.1 observasi TTV anak (nadi, respirasi, suhu)
2.2 kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernafas
2.3 observasi warna kulit, membrane mukosa dan kuku
anak apakah terdapat sianosis
2.4 mempertahankan istirahat dan tidur pada anak
2.5 kolaborasi pemberian oksigen
14:55 DK 3 S:
Pola nafas - ibu mengatakan anak kesulitan bernafas
tidak efektif - ibu mengatakan sesak anak akan bertambah bila tidur
dengan posisi telentang
O:
- ada tarikan dinding dada
- pola nafas cepat dan dangkal
- terdapat pernafasan cuping hidung
- TTV
RR : 40x/i, N : 105x/i, T : 36,6
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3.1 Observasi tanda tanda vital
3.2 Kaji frekuensi pernafasan
3.3 Memberikan posisi semi fowler
3.4 Kolaborasi pemberian O2
15:00 DK 4 S:
Hipertermia - ibu mengatakan An.I badannya sudah tidak panas lagi
O:
- T = 36,60C N: 78x/i
- Akral teraba hangat, kulit kemerahan tidak ada tanda-
tanda sianosis
A : Masalah teratasi
P : hentikan intervensi
15:05 DK 5 S:
Cemas - Ibu mengatakan anak I masih sering menangis jika
ditinggalkan ibunya
- Ibu anak I mengatakan pasien masih banyak diam dan
belum aktif untuk bermain
O:
- Ekspresi wajah takut dan tegang
- Anak I tidak mau kontak mata dengan lawan bicara
- Anak I menangis bila ada perawat/tenaga medis lain
69
O:
- Anak tidak mau diajak terapi bermain (mewarnai)
- Anak sudah mulai sesekali tersenyum
- Anak masih menangis bila ada perawat/tenaga medis
lain
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi intervensi
5.1 Identifikasi ulang tingkat kecemasan
5.2 Pertahankan sikap yang tenang dan meyakinkan
5.3 Jelaskan setiap prosedur dan aktivitas kepada orang
tua dan anak
5.4 Anjurkan orang terdekat untuk selalu mendampingi
5.5 Melakukan terapi bermain
15:10 DK 7 S:
Risiko deficit - Ibu pasien mengatakan Anak I masih tidak
nutrisi menghabiskan porsi makanannya
O:
- A : BB = 14kg, TB= 93cm, LILA= 16,3cm
- B:
Leukosit : 6400 103/ul, Trombosit : 333.700, Hb : 9,0
g/dL, Ht : 29,1%
- C:
- Tidak ada penurunan berat badan
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Rambut hitam mengkilat
- Mukosa bibir lembab
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan Intervensi :
7.1 Kaji status nutrisi anak
7.2 Kaji adanya alergi makanan atau minuman
7.3 Ukur tinggi panjang dan berat badan anak
7.4 Monitor turgor kulit
7.5 Monitor muntah pada anak
7.6 Monitor pertumbuhan dan perkembangan anak
7.7 Kolaborasi dengan ahli gizi
15:25 DK 8 S:-
Risiko jatuh O:
- Tidak ada kejadian jatuh
- Side rail telah terpasang
- Skor humpty dumpty 13 (resiko tinggi)
- Tempat tidur dalam posisi yang tidak terlalu tinggi
15:30 DK 9 S:-
Risiko infeksi O:
- infus telah dilepas
- tidak ada kemerahan, bengkak, dan perubahan bentuk
pada tangan
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
9.1 cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan
9.2 batasi pengunjung bila perlu
9.3 monitor tanda dan gejala infeksi sitemik dan local
9.4 lakukan perawatan infus
9.7 kolaborasi pemberian antibiotic
4.2 Pembahasan
produksi sputum
produksi sputum ditandai dengan anak batuk berdahak, sesak nafas, terdengar bunyi
nafas tambahan (ronki), adanya peningkatan frekuensi nafas menjadi cepat dan
dangkal, serta adanya tarikan dinding dada dan pernafasan cuping hidung.
semakin menumpuk dibronkus sehingga aliran bronkus menjadi sempit dan pasien
merasa sesak. Menurut Nugroho (2011) akibat dari sekresi sputum yang berlebihan
meliputi batuk, dapat menyebabkan obstruksi saluran pernafasan dan sumbatan pada
saluran pernafasan, sputum terjadi karena adanya peradangan atau infeksi saluran
sputum yang membuat perlengketan pada jalan nafas sehingga jalan nafas tidak
73
efektif dan menimbukan sesak nafas. Sesuai dengan teori diatas peneliti berasumsi
selain karna efek peradangan yang menimbulkan mukus dan menghambat jalan nafas
bersihan jalan nafas ini juga disebabkan oleh sputum yang menumpuk karena tidak
auskultasi suara nafas tambahan, mengajarkan batuk efektif pada anak 2 dan
Hasil analisa peneliti terkait kenapa anak 2 tidak mendapatkan terapi fisioterapi
dada dan terapi nebulizer seperti anak 1 adalah karena anak 1 masih berusia 1th
sehingga kurang kooperatif untuk mengikuti arahan peneliti saat mengajarkan batuk
efektif, sedangkan anak 2 sudah berusia 2th lebih dan mampu mengikuti arahan dari
ibunya sehingga anak bisa mengeluarkan dahaknya secara mandiri dengan teknik
batuk efektif.
Hasil evaluasi setelah peneliti melakukan perawatan selama 4 hari pada anak 1
dan 3 hari pada anak 2 masalah teratasi baik pada anak 1 maupun anak 2 dibuktikan
dengan data penunjang ibu megatakan anaknya tidak kesulitan bernafas lagi, suara
nafas bersih, frekuensi nafas normal, irama nafas teratur dan tidak ada tarikan dinding
alveolus-kapiler
anak 1 dan 2 dengan data ibu mengatakan anak sesak nafas, ada suara nafas tambahan
(ronki), terdapat pernafasan cuping hidung, pola nafas yang cepat dan dangkal.
daerah paru menjadi padat karna terisi oleh eksudat sehingga terjadi penurunan ratio
ventilasi dan perfusi yang berdampak pada penurunan kapasitas difusi. Sesuai dengan
teori dan data yang didapat peneliti berasumsi bahwa masalah gangguan pertukaran
gas terjadi karna efek dari peradangan yang menyebar kebagian alveolus sehingga
alveolus tidak bisa bekerja secara optimal karna terisi oleh eksudat.
pada anak 1 dan 2, hasil evaluasi masalah sama-sama teratasi di buktikan dengan
anak tidak sesak lagi, tidak ada suara nafas tambahan, frekuensi nafas dalam rentang
normal, irama nafas teratur, tidak ada otot bantu pernafasan dan cuping hidung.
4.2.3 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan defresi pusat pernafasan
Dari hasil pengkajian pada anak 1 dan anak 2 muncul masalah pola nafas tidak
efektif yang didukung data ibu mengatakan anaknya kesulitan bernafas. Menurut
teori dari Hockenberry & Wilsson (2013) obstruksi jalan nafas pada pasien
75
kompensasi tubuh karena konsentrasi oksigen yang rendah. Sesuai dengan data yang
didapat dilapangan dan didukung oleh teori peneliti berasumsi bahwa masalah pola
nafas tidak efektif muncul dikarenakan kurangnya suplai oksigen yang didapat
jaringan akibat obstruksi yang terjadi dibronkus sehingga terjadi disstres pernafasan
dengan intervensi yang telah disusun berupa observasi tanda-tanda vital anak,
dimana suhu badan berada diatas rentang normal anak 1 (37,80C) dan anak 2
(38,10C).
(2012) demam terjadi akibat adanya infeksi atau peradangan, sebagai respon
patokan termo stat. Berdasarkan hasil pengkajian dan teori yang ada peneliti
dengan memonitor suhu tubuh, memberikan kompres pada lipatan paha atau axila,
dilakukan tindakan selama 4 hari padi anak 1 dan 3 hari pada anak 2 masalah
hipertermi teratasi.
Dari hasil pengkajian ditemukan masalah cemas pada anak 2 yang dibuktikan
dengan data subyektif ibu pasien mengatakan anak menangis saat melihat
perawat/tenaga medis lainnya data obyektif anak cenderung diam, tampak gelisah,
Kecemasan merupakan perasaan yang paling umum dialami oleh pasien anak
yang mengalami hospitalisasi. Kecemasan yang sering dialami seperti menangis, dan
takut pada orang baru.Banyaknya stressor yang dialami anak ketika menjalani
Lingkungan rumah sakit dapat merupakan penyebab stress dan kecemasan pada anak
(Utami, 2014).
Analisa peneliti terkait masalah kecemesan yang hanya muncul pada anak 2
adalah karena anak 2 baru pertama kali di rawat inap sehingga merasa asing dengan
lingkungan yang baru berbeda dengan anak 1 yang sebelumnya sudah pernah dirawat
77
inap di rumah sakit dari segi perilaku pun orang tua anak 1 lebih paham tentang
kecemasan yang mungkin akan muncul pada anaknya selama dirawat di rumah sakit
sehingga orang tua anak 1 membawa mainan kesukaan anak untuk mengalihkan
secara tenang, menganjurkan ibu selalu mendampingi pasien dan meyakinkan lalu
kecemasan yang dirasakan anak karna hospitalisasi dan anak merasa lebih nyaman.
Dari hasil pengkajian pada orang tua anak ke 2 didapatkan data subyektif orang
tua mengatakan tidak paham terkait penyakit yang diderita anaknya, ibu mengatakan
tidak berani memandikan anaknya karna takut akan memperparah kondisi, dan ibu
mengatakan ini kali pertama anaknya dirawat dirumah sakit dan sebelumnya tidak
pernah mendapat pendidikan kesehatan tentang penyakit anaknya data obyektif yang
didapat orang tua pasien tampak bingug dan hanya diam saat ditanya terkait penyakit
informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertetu yang bisa disebabkan oleh
Dari hasil study peneliti berasumsi bahwa faktor yang mempengaruhi deficit
pengetahuan pada orang tua anak 2 karna ini kali pertama anaknya masuk rumah
adanya pengaruh faktor pendidikan pada orang tua anak 2, setelah dilakukan
pendidikan kesehatan tentang proses penyakit, bahaya asap obat nyamuk, dan
pentingnya menjaga kebersihan anak terjadi peningkatan pengetahuan orang tua dan
menimbulkan motivasi bagi orang tua untuk merubah gaya hidup menjadi lebih baik
lagi.
untuk makan)
Dari hasil pengkajian didapatkan data pada anak 1 sebelum sakit dan sesudah
sakit tidak mengalami penurunan berat badan 11 Kg, TB 70,7 cm, LK 48 cm, LD 52
cm, LILA 15,7 cm, dan pada anak 2 sebelum sakit dan sesudah sakit tidak mengalami
penurunan 14 Kg, TB 93 cm, LK 49 cm, LD 54 cm, LILA 16,3 cm. Sesuai dengan
kartu menuju sehat (KMS) status gizi anak 1 dan 2 berada digaris hijau yang berarti
status gizi baik namum kondisi sakit yang diderita kedua anak akan mempengaruhi
nafsu makan. Sehingga peneliti merasa perlu untuk mengangkat diagnose ini untuk
mempertahankan status nutrisi anak. Menurut Agustina (2013) penyakit infeksi
menjadi salah satu faktor langsung penyebab terjadinya gizi kurang pada balita.
Apabila dimasa ini anak tidak mendapatkan asupan yang cukup akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangannya, selain itu dengan adanya penyakit
infeksi yang berada pada tubuh anak akan menurunkan nafsu makannya dan
berakibat pada status gizi anak.
Berdasarkan teori yang ada dan hasil study penulis berasumsi bahwa pada anak
bronkopneumonia yang memiliki masalah deficit nutrisi ini berkaitan dengan faktor
79
psikologis yang dipicu oleh efek dari proses penyakit seperti batuk, sesak nafas, anak
mudah lelah, dan gangguan pada indra pengecap sehingga anak tidak nafsu makan.
Tidakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini diantaranya
ialah mengkaji status nutrisi, mengkaji adanya alergi makanan/minuman,mengecek
turgor kulit, monitoring adanya muntah, serta melakukan penilaian tumbang. Hasil
evaluasi masalah risiko deficit nutrisi tidak terjadi baik pada anak 1 maupun anak 2.
4.2.8 Risiko jatuh ditandai dengan anak usia 2tahun atau kurang
Dari hasil pengakajian didapatkan data bahwa kedua anak memiliki masalah
risiko jatuh yang didukung dengan data obyektif skor humpty dumpty anak 1 = 12
(risiko tinggi) dan skor humpty dumpty anak 2 = 13 (risiko tinggi), anak ditempatkan
dikasur orang dewasa, pagar pengaman tidak terpasang dan posisi tempat tidur yang
terlalu tinggi. Berdasarkan data tersebut peneliti merasa perlu mengangkat diagnose
Menurut trisniawati & richa (2018) kejadian pasien jatuh merupakan masalah
serius di rumah sakit terutama pada pasien rawat inap karena kejadian pasien jatuh
merupakan salah satu indikator keselamatan pasien khususnya anak dan indikator
mutu rumah sakit. Menurut SDKI (2017) risiko jatuh adalah kondisi berisiko
mengalami keruskan fisik dan gangguan kesehatan akibat terjatuh dimana faktor
risiko yang berkaitan pada kasus ini adalah usia anak 2 tahun atau kurang. Sesuai
dengan teori menurut penulis usia anak berkait an dengan risiko yang memicu jatuh
karna anak usia 2tahun atau kurang akan sangat aktif bergerak namun mengenal
bahaya disekitarnya.
80
Berdasarkan hasil study di lapangan selama perawatan tidak ada kejadian jatuh,
penulis berasumsi bahwa pada pasien anak usia 2tahun ataupun kurang sangat perlu
adanya kesadaran, perhatian dan kewaspadaan ekstra baik dari perawat, tenaga medis
lainnya, maupun orang tua pasien untuk meminimalisir faktor risiko agar anak
Dari hasil pengkajian diperoleh data kedua pasien mendapat terapi intravena
dimana anak 1 sudah 3 hari terpasang infuse sedangkan anak 2 baru hari kedua
terpasang infuse tidak ada tanda gejala infeksi yang muncul seperti rubor, dolor,
kalor, tumor, dan fungsio laesa pada kedua anak , berdasarkan data tersebut peneliti
berasumsi penggunaan alat-alat invasive rentan sekali akan infeksi karena ada
hal inilah yang mendasari peneliti mengangkat diagnose risiko inveksi. Menurut
Kartono (2009) infeksi nasokomial merupakan masalah serius yang dapat menjadi
penyebab kematian secara langsung atau tidak langsung, hal yang paling ringan yang
lingkungan, monitor tanda dan gejala infeksi, melakukan perawatan infus, dan
selama 4 hari pada anak 1 dan 3 hari pada anak 2 masalah risiko infeksi tidak terjadi.
BAB 5
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pengkajian
beberapa tanda gejala yang sama. Keluhan yang diarasakan anak 1 juga
dirasakan oleh anak ke 2. Keluhan yang memiliki kesamaan dengan teori yang
dikemukakan pada bab II ialah anak batuk berdahak, sesak nafas, frekuensi nafas
meningkat, anak demam, pada auskultasi thorak terdengar suara nafas tambahan
(ronki), ada pernafasan cuping hidung, tarikan dinding dada, terjadi penurunan
nafsu makan dan anak tampak gelisah. Dari hasil pemeriksaan penunjang pun
menunjukkan hasil yang sama yaitu kesan bronkopneumonia pada kedua anak.
Hal ini menujukkan adanya keselarasan antara teori dan fakta dilapangan.
2. Diagnosa Keperawatan
Dari 7 diagnosa yang muncul pada anak 1 dan 9 diagnosa yang muncul pada
anak 2 ada 7 diagnosa yang sama-sama dirasakan kedua anak yaitu bersihan jalan
81
82
anak usia 2 tahun atau kurang, dan risiko infeksi berhubungan dengan efek
prosedur invasive. Kemudian 2 diagnosa yang hanya muncul pada anak 2 adalah
3. Perencanaan
yang ditegakkan berdasarkan kriteria tanda dan gejala mayor, minor serta kondisi
4. Pelaksanaan tindakan
5. Evaluasi
yang telah dilakukan. Pada evaluasi yang penulis lakukan pada anak 1
berdasarkan kriteria yang penulis susun terhadap 4 diagnosa yang teratasi yaitu
kapiler, Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan Depresi Pusat Pernafasan,
terjadi yaitu Risiko Defisit Nutrisi, Risiko Jatuh, dan Risiko inveksi.
hasil yang disusun terdapat 5 diagnosa teratasi yaitu Berihan Jalan Nafas Tidak
Efektif, Gangguan Pertukaran Gas, Pola Nafas Tidak Efektif, Hipertermia dan
sebagian yaitu Cemas, 3 diagnosa risiko tidak terjadi yaitu Risiko Deficit Nutrisi,
5.2 Saran
menyarankan kepada :
1. Peneliti selanjutnya
2. Perawat ruangan
maupun orang tua dan dapat lebih meningkatkan kepedulian terhadap kebersihan
diri pasien.
Diharapkan dapat mengenali bagaimana proses dan tanda gejala serta faktor
Agustina, I (2013) Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita dengan Perilaku
Pencegahan Penyakit Pneumonia Di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu
Kemenkes RI (2018) Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017
Jakarta : Kementrian Kesehatan RI
Nursalam, Susila Ningrum dan Sri Utami (2008) Asuhan Keperawatan Bayi dan
Anak (untuk perawat dan bidan) Jakarta: SalembaMedika
Riyadi dan Sukarmin (2009) Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi pertama
Yogyakarta: Graha Ilmu
Sherwood, L (2012) Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 6 Jakarta: EGC
Suara, Mahyar. dkk (2013) Konsep Dasar Keperawatan Jakarta: CV Trans Info
Media
I. IDENTITAS PASIEN
Suku/bangsa : Bugis/Indonesia
Nama : Tn. I
: Islam
Agama Alamat : Jl. Muara Badak Darma
: Perempuan Gabak Toko Lima
Jenis Kelamin : Jl. Muara Badak Darma Gabak
22th
Umur
Umur
35th
Suku/bangsa Bugis/Indonesia
Suku/bangsa
Bugis/Indonesia
Agama
Agama
Islam
Pendidikan
Pendidikan Islam
Pekerjaan Smp
Pekerjaan
Smp
Alamat
Alamat Wiraswasta
Wiraswasta
Jl. Muara Badak
Darma Gabak Toko
Jl. Muara Badak
Lima
Darma Gabak Toko
Lima
1. Keluhan Utama
Saat MRS: Batuk
Saat Pengkajian: Batuk
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Orang tua pasien mengatakan anaknya batuk-batuk
± 3hari, demam dan kesulitan bernafas kemuadian anak dibawa ke klinik BOHC dan
mendapatkan tindakan pemasangan O2, fisioterapi dada, dan terapi obat : antrain 2mg,
ranitidine ¼ amp, cefotaxime 250mg, gentamicin 20 mg, nebu combiven kemudian anak
dirujuk ke RS SMC pada tanggal 8 mei 2019. Saat dikaji anak hanya berbaring ditempat
tidur orang tua mengatakan anak masih batuk berdahak dan kesulitan bernafas, orang tua
juga mengatakan anaknya tidak nafsu makan dan menangis bila melihat perawat, dari
pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh hasil : N : 98x/i RR : 34x/i T: 38,1.
2. Intranatal:…………………………………………………………………………..
3. Postnatal:…………………………………………………………………………..
Ya tidak `
jenis : asma
GENOGRAM
C. Pola tidur
Kegiatan Di Rumah Di Rumah Sakit
Tidur
a. Tidur siang (jam/hari)
2-3 jam 2-3jam
b. Tidur malam (jam/hari)
c. Kesulitan tidur 8 jam 6 jam
Tidak ada Sering terbangun karna
d. Cara mengatasi batuk
Tidak ada
Tidak ada
D. Pola eliminasi
Kegiatan Di Rumah Di Rumah Sakit
1. BAB (Buang Air Besar)
a. Frekuensi
1x sehari
b. Jumlah
c. Warna
d. Konsistensi
e. Gangguan / Kelainan
2. BAK (Buang Air Kecil)
a. Frekuensi
b. Jumlah
c. Warna
d. Gangguan/kelainan
1. Keadaan Umum
2. Kesadaran :
Kualitatif :
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
4. Kenyamanan/nyeri
Nyeri Ya Tidak
Q (Qualitas/Quantitas) : ......................................
R (Region/Radiasi) : ......................................
S (Scale) : ......................................
T (Time) : ......................................
5. Pemeriksaan Kepala
Konjungtivitis : ya/tidak
Masalah Keperawatan :
..............................................................................................................................................................
6. Pemeriksaan leher
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
b. Inspeksi
Frekuensi : .......................................
Jenis..........................................
Flow...........................................................................lpm
c. Palpasi
Lokasi :
e. Auskultasi :
Jenis..........................................
Flow...........................................................................lpm
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
a. Inspeksi :
..........................................................................................................................................................
CRT :.............detik
c. Perkusi :
Batas atas
:.............................................................................................................................................
Batas bawah
:........................................................................................................................................
d. Auskultasi :
BJ II –
Aorta:.......................................................................................................................................
..
BJ II –
Pulmonal:.................................................................................................................................
..
BJ I –
Trikuspidalis:...........................................................................................................................
....
BJ I – Mitral :
........................................................................................................................................
Kelainan :..................................................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
Inspeksi : datar/cembung/cekung
Hepar : teraba/tidak teraba, jika teraba: teraba .. ..cm bawah arkus kosta
Konsistensi: kenyal/keras
Permukaan: rata/berbenjol-benjol
Pinggir: tumpul/tajam
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
10. Sistem Persyarafan
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
b. Kekuatan otot
g. Vesikel ya tidak
Penilaian Edema :
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
12. Sistem Genitalia - Anus
a. Hernia :
b. Kebersihan :
c. Kelainan alat kelamin :
d. Kelainan pada anus :
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
Jumlah Jumlah
Shift Pukul Intake (cc) Pukul Out put (cc)
a. Obat-obatan 4. Drain
b. Cairan infus
a. Obat-obatan 4. Drain
b. Cairan infus
NGT)
a. Obat-obatan 4. Drain
b. Cairan infus
Keterangan:
c. Jika ada kenaikan suhu badan: (IWL + 200 (suhu bdan sekarang-36,80 C)
3. Balance cairan
= (.....................)cc- (.....................)cc
= (.....................)cc
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
1) Pemeriksaan Laboratorium
Hasil Laboratorium
Jenis Tanggal
Tanggal ……….
Pemeriksaan …………. Tanggal Tanggal Tanggal
Laboratorium MRS
(Ruangan ………….. ………….. …………..
(Saat di IGD)
Rawat Inap)
2) Rontgen (Tanggal.................)
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………
3) CT Scan (Tanggal.................)
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………
4) USG (Tanggal.................)
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………
5) Lain-lain
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………
XIII. TERAPI
DIET: .................………………………………………………………
Cara/rute
Nama Obat Kandungan Obat Kekuatan Dosis Sediaan/Bentuk
pemberian
DATA FOKUS
1. DATA SUBJEKTIF:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………
2. DATA OBJEKTIF:
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………20.............
Preceptee
.....................................................
NIM.
FORMAT PENGKAJIAN ANAK
I. IDENTITAS PASIEN
Suku/bangsa : Bugis/Indonesia
Nama : Tn. I
: Islam
Agama Alamat : Jl. Muara Badak Darma
: Perempuan Gabak Toko Lima
Jenis Kelamin : Jl. Muara Badak Darma Gabak
22th
Umur
Umur
35th
Suku/bangsa Bugis/Indonesia
Suku/bangsa
Bugis/Indonesia
Agama
Agama
Islam
Pendidikan
Pendidikan Islam
Pekerjaan Smp
Pekerjaan
Smp
Alamat
Alamat Wiraswasta
Wiraswasta
Jl. Muara Badak
Darma Gabak Toko
Jl. Muara Badak
Lima
Darma Gabak Toko
Lima
1. Keluhan Utama
Saat MRS: Batuk
Saat Pengkajian: Batuk
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Orang tua pasien mengatakan anaknya batuk-batuk
± 3hari, demam dan kesulitan bernafas kemuadian anak dibawa ke klinik BOHC dan
mendapatkan tindakan pemasangan O2, fisioterapi dada, dan terapi obat : antrain 2mg,
ranitidine ¼ amp, cefotaxime 250mg, gentamicin 20 mg, nebu combiven kemudian anak
dirujuk ke RS SMC pada tanggal 8 mei 2019. Saat dikaji anak hanya berbaring ditempat
tidur orang tua mengatakan anak masih batuk berdahak dan kesulitan bernafas, orang tua
juga mengatakan anaknya tidak nafsu makan dan menangis bila melihat perawat, dari
pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh hasil : N : 98x/i RR : 34x/i T: 38,1.
2. Intranatal:…………………………………………………………………………..
3. Postnatal:…………………………………………………………………………..
Ya tidak `
jenis : asma
GENOGRAM
C. Pola tidur
Kegiatan Di Rumah Di Rumah Sakit
Tidur
a. Tidur siang (jam/hari)
2-3 jam 2-3jam
b. Tidur malam (jam/hari)
c. Kesulitan tidur 8 jam 6 jam
Tidak ada Sering terbangun karna
d. Cara mengatasi batuk
Tidak ada
Tidak ada
D. Pola eliminasi
Kegiatan Di Rumah Di Rumah Sakit
1. BAB (Buang Air Besar)
a. Frekuensi
1x sehari
b. Jumlah
c. Warna
d. Konsistensi
e. Gangguan / Kelainan
2. BAK (Buang Air Kecil)
a. Frekuensi
b. Jumlah
c. Warna
d. Gangguan/kelainan
1. Keadaan Umum
2. Kesadaran :
Kualitatif :
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
4. Kenyamanan/nyeri
Nyeri Ya Tidak
P (Provokatif/Paliatif) : ......................................
Q (Qualitas/Quantitas) : ......................................
R (Region/Radiasi) : ......................................
S (Scale) : ......................................
T (Time) : ......................................
5. Pemeriksaan Kepala
Konjungtivitis : ya/tidak
6. Pemeriksaan leher
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
b. Inspeksi
Frekuensi : .......................................
Jenis..........................................
Flow...........................................................................lpm
c. Palpasi
Lokasi :
e. Auskultasi :
Jenis..........................................
Flow...........................................................................lpm
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
a. Inspeksi :
..........................................................................................................................................................
CRT :.............detik
c. Perkusi :
Batas atas
:.............................................................................................................................................
Batas bawah
:........................................................................................................................................
d. Auskultasi :
BJ II –
Aorta:.......................................................................................................................................
..
BJ II –
Pulmonal:.................................................................................................................................
..
BJ I –
Trikuspidalis:...........................................................................................................................
....
BJ I – Mitral :
........................................................................................................................................
Bunyi jantung tambahan: .........................................................................................................................
Kelainan :..................................................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
Inspeksi : datar/cembung/cekung
Hepar : teraba/tidak teraba, jika teraba: teraba .. ..cm bawah arkus kosta
Konsistensi: kenyal/keras
Permukaan: rata/berbenjol-benjol
Pinggir: tumpul/tajam
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
b. Kekuatan otot
g. Vesikel ya tidak
Penilaian Edema :
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
a. Hernia :
b. Kebersihan :
c. Kelainan alat kelamin :
d. Kelainan pada anus :
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
a. Obat-obatan 4. Drain
b. Cairan infus
a. Obat-obatan 4. Drain
b. Cairan infus
NGT)
a. Obat-obatan 4. Drain
b. Cairan infus
Keterangan:
c. Jika ada kenaikan suhu badan: (IWL + 200 (suhu bdan sekarang-36,80 C)
2. Cara Perhitungan Air Metabolisme:
3. Balance cairan
= (.....................)cc- (.....................)cc
= (.....................)cc
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
1) Pemeriksaan Laboratorium
Hasil Laboratorium
Jenis Tanggal
Tanggal ……….
Pemeriksaan …………. Tanggal Tanggal Tanggal
Laboratorium MRS
(Ruangan ………….. ………….. …………..
(Saat di IGD)
Rawat Inap)
2) Rontgen (Tanggal.................)
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………
3) CT Scan (Tanggal.................)
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………
4) USG (Tanggal.................)
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………
5) Lain-lain
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………
XIII. TERAPI
DIET: .................………………………………………………………
Cara/rute
Nama Obat Kandungan Obat Kekuatan Dosis Sediaan/Bentuk
pemberian
DATA FOKUS
1. DATA SUBJEKTIF:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………
2. DATA OBJEKTIF:
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………20.............
Preceptee
.....................................................
NIM.
KPSP PADA ANAK UMUR 24 BULAN
Hasil “YA” = 9
Interpretasi hasil KPSP pada anak I adalah sesuai dengan tahap perkembangannya.
KPSP PADA ANAK UMUR 18 BULAN
Hasil “YA” = 10
Interpretasi hasil KPSP pada anak R adalah sesuai dengan tahap perkembangannya