Anda di halaman 1dari 134

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN


BRONKOPNEUMONIA DI RUMAH SAKIT SAMARINDA
MEDIKA CITRA

Oleh:

Yoanita Chairunisa

NIM : P07220116039

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN

SAMARINDA

2019
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGANBRONKOPNEUMONIA DI
RUMAH SAKIT SAMARINDA MEDIKA CITRA

Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep)


Pada Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur

Oleh:

Yoanita Chairunisa

P07220116039

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN

SAMARINDA

2019
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi :
1. Nama : Yoanita Chairunisa
2. Tempat tanggal lahir : Tenggarong 10 Juni 1998
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Kampung kajang RT 03 Desa Loa ulung
Kecamatan Tenggarong seberang
B. Identitas Orang Tua
1. Nama Ayah/Ibu : Hairul Anwar/ Suryana
2. Pekerjaan : Swasta/ IRT
3. Alamat : Kampung kajang RT 03 Desa Loa ulung
Kecamatan Tenggarong seberang
C. Riwayat pendidikan :
1. Tahun 2002-2004 : TK TUNAS BANGSA
2. Tahun 2004-2010 : SD NEGERI 1 LOA BUKIT
3. Tahun 2010-2013 : SMP NEGERI 2 TENGGARONG
4. Tahun 2013-2016 : SMA NEGERI 1 TENGGARONG
5. Tahun 2016-2019 : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN
KESEHATAN PRODI DIII KEPERAWATAN SAMARINDA

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan

karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang

berjudul “Asuhan Keperawatan anak dengan Bronkopneumonia di Rumah Sakit

Samarinda Medika Citra”. Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahi Madya Keperawatan dari

jurusan keperawatan, Prodi DIII-Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim.

Dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini penulis tentu mengalami kesulitan.

Namun berkat bimbingan, dukungan dan semangat dari orang terdekat sehingga

penulis mampu menyelesaikannya dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan

ini penulis mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya untuk:

1. Supriadi B, S.Kp., M.Kep, selaku Direktur Politeknik Kementerian Kesehatan

Kalimantan Timur.

2. Hj. Umi Kalsum, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik

Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

3. Ns. Andi Lis Arming G, S.Kep., M.Kep, selaku Ketua Program Studi D-III

Keperawatan Politeknik Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

4. Sutrisno, APP,. M.Kes dan Ns.Andi Lis Arming G, S.Kep., M.Kep, selaku

pembimbing yang telah memberikan masukan, arahan serta semangat

sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

ii
5. Diah Setiani. SST., M.Kes selaku Pembimbing Akademik saya yang selalu

memberikan saya semangat untuk dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Para Dosen dan seluruh staf Keperawatan Politeknik Kementerian Kesehatan

Kalimantan Timur yang telah membimbing dan mendidik penulis dalam masa

pendidikan.

7. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini

baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu.

Penulis menyadari dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kiranya kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak dan nantinya akan digunakan untuk
perbaikan dimasa mendatang.

Samarinda, 11 juni 2019

Penulis

iii
ABSTRAK

“ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA


DI RUMAH SAKIT SAMARINDA MEDIKA CITRA”

Latar belakang. Pneumonia merupakan penyakit saluran pernafasan serius yang


sebagian besar menyerang anak balita dibawah usia 5 tahun, pneumonia
merupakan penyakit terbesar penyebab kematian pada anak-anak di seluruh
ada 15 negara dengan angka kematian tertinggi dikalangan anak-anak akibat
pneumonia, Indonesia termasuk dalam urutan ke 8 yaitu sebanyak 22.000
(WHO, 2016).Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu
atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak
yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda asing (Wijayaningsih,
Tujuan. Untuk mendapatkan gambaran bagaimana pemberian asuhan
keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia.
Metode. Jenis penulisan ini adalah deskriptif analitik dalam bentuk studi kasus
dengan menggunakan pendekatan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian,
diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan.
Hasil: Berdasarkan analisa data diperoleh kesimpulan terdapat persamaan
diagnosa yang muncul antara kedua anak diantaranya bersihan jalan nafas tidak
efektif, gangguan pertukaran gas, pola nafas tidak efektif, hipertermia, risiko
deficit nurisi, risiko jatuh, dan risiko infeksi. Kemudian 2 diagnosa yang hanya
muncul pada anak 2 adalah cemas dan deficit pengetahuan orang tua.
Kesimpulan: pada anak 1 terdapat 4 diagnosa aktual yang teratasi yaitu bersihan
jalan nafas, gangguan pertukaran gas, pola nafas tidak efektif, hipertermia dan 3
diagnosa risiko yang tidak terjadi yaitu risiko deficit nutrisi, risiko jatuh, risiko
infeksi. Pada anak 2 terdapat 5 diagnosa aktual yang teratasi yaitu bersihan jalan
nafas tidak efektif, gangguan pertukaran gas, pola nafas tidak efektif, hipertermia,
deficit perawatan diri, 1 diagnosa aktual teratasi sebagian yaitu cemas dan 3
diagnosa risiko tidak terjadi yaitu risiko deficit nutrisi, risiko jatuh dan risiko
infeksi.

Kata Kunci : Asuhan Keperawatan Anak, Bronkopneumonia

iv
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Depan


Halaman Sampul Dalam dan Prasyarat .................................................................. i
Halaman Pernyataan..............................................................................................ii
Daftar Riwayat Hidup ..........................................................................................iii
Halaman Persetujuan ............................................................................................ iv
Halaman Pengesahan ............................................................................................ v
Halaman Kata Pengantar ...................................................................................... vi
Abstrak .............................................................................................................viii
Daftar Isi............................................................................................................... ix
Daftar Gambar .....................................................................................................xii
Daftar Tabel .......................................................................................................xiii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 3
1.3.1 Tujuan Umum .............................................................................................. 3
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................................. 3
1.4 Manfaat penelitian ........................................................................................... 4
1.4.1 Bagi penulis .................................................................................................. 4
1.4.2 Bagi tempat penelitian.................................................................................. 4
1.4.3 Bagi Perkembangan ilmu Keperawatan ....................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Dasar Bronkopneumonia ................................................................... 5
2.1.1 Definisi ......................................................................................................... 5
2.1.2 Etiologi ......................................................................................................... 5
2.1.3 Manifestasi Klinis ........................................................................................ 6
2.1.4 Pathway ........................................................................................................ 7

v
2.1.5 Patofisiologi ................................................................................................. 8
2.1.6 Penatalaksanaan ........................................................................................... 9
2.2. Konsep Asuhan Keperawatan ...................................................................... 10
2.2.1 Pengkajian Keperawatan ............................................................................ 10
2.2.2 Diagnosa Keperawatan .............................................................................. 13
2.2.3 Intervensi Keperawatan ........................................................................... 14
2.2.4 Implementasi Keperawatan ........................................................................ 18
2.2.5 Evaluasi Keperawatan ................................................................................ 19

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian ........................................................................................... 21
3.2 Subyek penelitian .......................................................................................... 21
3.3 Batasan istilah (Definisi operasional) ........................................................... 22
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................ 22
3.5 Prosedur dan penulisan ................................................................................. 23
3.6 Teknik dan instrumen pengumpulan data ..................................................... 23
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 23
3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data .................................................................... 24
3.7 Keabsahan Data............................................................................................. 24
3.7.1 Data Primer ................................................................................................ 24
3.7.2 Data Sekunder ............................................................................................ 24
3.7.3 Data tersier ................................................................................................. 24
3.8 Analisis Data ................................................................................................. 25

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Studi Kasus ......................................................................................... 26
4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian` .................................................................... 26
4.1.2 Pengkajian.................................................................................................. 26
4.1.3 Diagnosa Keperawatan .............................................................................. 35
4.1.4 Perencanaan ............................................................................................. 39
4.1.5 Pelaksanaan................................................................................................ 46

vi
4.1.6 Evaluasi .................................................................................................... 56
4.2 Pembahasan ................................................................................................ 72
4.2.1 (D.0001) Bersihan jalan nafas tidak efektif ............................................... 72
4.2.2 (D.0003) Gangguan pertukran gas ............................................................. 74
4.2.3 (D.0005) Pola nafas tidak efektif ............................................................... 74
4.2.4 (D.0130) Hipertermia ................................................................................. 75
4.2.5 (D.0080) Cemas ......................................................................................... 76
4.2.6 (D.0111) Defisit pengetahuan orang tua .................................................... 77
4.2.7 (D.0032) Risiko deficit nutrisi ................................................................... 78
4.2.8 (D.0143) Risiko jatuh ................................................................................. 79
4.2.9 (D.0142) Risiko infeksi .............................................................................. 80

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 81
5.2 Saran ............................................................................................................ 84

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 ..................................................................................................... 7

viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perencanaan Keperawatan ........................................................... 14
Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Biodata ............................................................... 26
Tabel 4.2 Riwayat kesehatan ......................................................................... 27
Tabel 4.3 Pola kegiatan sehari-hari ................................................................ 29
Tabel 4.4 Keadaan umum ............................................................................ 29
Tabel 4.5 Pemeriksaan fisik ........................................................................... 30
Tabel 4.6 Skala jatuh humpty dumpty ........................................................... 32
Tabel 4.7 Pemeriksaan penunjang ................................................................. 34
Tabel 4.8 Penatalaksanaan terapi ................................................................... 34
Tabel 4.9 Daftar diagnose keperawatan ......................................................... 35
Tabel 4.10 Perencanaan anak 1 ...................................................................... 39
Tabel 4.11 Perencanaan anak 2 ...................................................................... 42
Tabel 4.12 Pelaksanaan anak 1 ...................................................................... 46
Tabel 4.13 Pelaksanaan anak 2 ...................................................................... 51
Tabel 4.14 Evaluasi anak 1 ............................................................................ 56
Tabel 4.15 Evaluasi anak 2 ............................................................................ 64

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pneumonia merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan serius yang

sebagian besar menyerang anak balita dibawah usia 5 tahun, pneumonia

merupakan penyakit terbesar penyebab kematian pada anak-anak di seluruh

dunia, ada 15 negara dengan angka kematian tertinggi dikalangan anak-anak

akibat pneumonia, Indonesia termasuk dalam urutan ke 8 yaitu sebanyak 22.000

kematian (WHO, 2016).

Insiden penemuan kasus pneumonia pada balita usia 1-4 tahun menurut

Kemenes RI (2017), tertinggi di Provinsi Jawa Barat (126.936 kasus) dan

terendah pada Provinsi Papua (51 kasus), kemudian jumlah kematian balita karna

pneumonia tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Tengah (339 kematian) dan

terendah di Provinsi Kalimantan Tengah (1 kematian).

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, kelompok umur

penduduk, period prevalence pneumonia yang paling tertinggi terjadi pada

kelompok usia 1-4 tahun. Sedangkan period prevalence pneumonia pada balita di

Indonesia adalah 18,5% balita pneumonia yang berobat hanya 1,6 %. Lima

Provinsi yang mempunyai insiden pneumonia balita tertinggi adalah Nusa

Tenggara Timur (38,5%), Aceh (35,6%), Bangka Belitung (34,8%), dan

Kalimantan Tengah (32,7%). Insiden tertinggi pneumonia balita terdapat pada

kelompok usia 12-23 bulan (21,7%). Sedangkan pada insiden pneumonia per

1
2

1000 balita banyak dialami oleh anak berusia 12-35 bulan. Berdasarkan data

Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2013 pada pasien anak balita yang

di rawat inap di rumah sakit tertinggi di Provinsi Jawa Tengah (1.942 jiwa),

terendah di Provinsi Bangka Belitung (7 jiwa). Sedangkan pada pasien rawat

jalan terbesar di Jawa Barat sebesar (1.132 jiwa), terendah di Provinsi Sulawesi

Utara (5 jiwa) ( Infodatin, 2013).

Temuan kasus pneumonia pada tahun 2016 pada balita di Kota Samarinda

sebanyak 1.383 kasus, menurun ditahun 2015 sekitar 23,7%, kasus tertinggi

ditemukan di Kecamatan Sungai Kunjang (269 kasus), dan terendah pada

Kecamatan Sungai Pinang (20 kasus) (Dinkes Kab/Kota, 2016).

Masalah keperawatan yang lazim muncul pada anak dengan

bronkopneumonia adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan

dengan peningkatan produksi sputum, gangguan pertukaran gas berhubungan

dengan gangguan pengiriman oksigen, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan metabolik sekunder terhadap

deman dan proses infeksi, anoreksia yang berhubungan dengan toksin bakteri bau

dan rasa sputum, distensi abdomen atau gas, intoleransi aktifitas berhubungan

dengan insufisiensi O2 untuk aktifitas sehari-hari, resiko ketidakseimbangan

elektrolit berhubungan dengan perubahan kadar elektrolit dalam serum (diare)

(Nurarif dan Kusuma, 2015).

Salah satu upaya tindakan mandiri yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah dengan melakukan

fisioterapi dada, gangguan pertukaran gas dengan tindakan memposisikan pasien


3

untuk memaksimalkan ventilasi, masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh dengan memonitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori,

intoleransi aktivitas dengan monitor respon fisik, emosi, social, dan spiritual,

resiko ketidakseimbangan elektrolit dengan monitor status cairan intake dan

output cairan (Nurarif dan Kusuma, 2015).

Berdasarkan uraian diatas dimana masih banyaknya angka kejadian

bronkopneumonia pada anak, penulis merasa tertarik untuk memberikan asuhan

keperawatan pada anak bronkopneumonia di Rumah Sakit Samarinda Medika

Citra.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam studi

kasus ini adalah bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan

bronkopneumonia.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mendapatkan gambaran secara umum bagaimana asuhan

keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia

1.3.2 Tujuan khusus

1) Melakukan pengkajian pada anak dengan bronkopneumonia

2) Merumuskan masalah keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia

3) Menyusun rencana asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia

4) Melaksanakan tindakan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia

5) Melakukan evaluasi keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia.


4

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Bagi penulis

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam

memberikan asuhan keperawatan, khususnya pada kasus anak dengan

bronkopneumonia.

1.4.2 Bagi tempat penelitian

Diharapkan hasil dari karya tulis ilmiah ini dapat menjadi referensi bacaan

dan pertimbangan ilmiah dalam melakukan asuhan keperawatan pada anak

dengan bronkopneumonia.

1.4.3 Bagi perkembangan ilmu keperawatan

Diharapkan karya tulis ilmiah ini bisa bermanfaat bagi perkembangan

ilmu keperawatan anak. Untuk profesi keperawatan sebagai acuan dalam

menambah pengetahuan dan pemahaman tentang asuhan keperawatan pada anak

dengan bronkopneumonia.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA

2.1 Konsep Dasar Bronkopneumonia

2.1.1 Definisi

Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau

beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat

yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda asing (Wijayaningsih,

2013).

Bronkopneumonia adalah cadangan pada parenkim paru yang meluas

sampai bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan

paru melalui cara penyebaran langsung melalui saluran pernapasan atau melalui

hematogen sampai ke bronkus. (Riyadi dan Sukarmin, 2009).

2.1.2 Etiologi

Secara umum bronkopneumonia diakibatkan penurunan mekanisme

pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang normal dan sehat

memiliki mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri

atas : reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang

menggerakkan kuman keluar dari organ dan sekresi humoral setempat.

Timbulnya bronkopneumonia disebabkan oleh bakteri virus dan jamur, antara

lain :

1) Bakteri :Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiella

5
6

2) Virus :Legionella Pneumoniae

3) Jamur :Aspergillus Spesies, Candida Albicans

4) Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung kedalam paru

5) Terjadi karena kongesti paru yang lama

(Nurarif dan Kusuma, 2015).

2.1.3 Manifestasi klinis

Manifestasi klinis yang muncul pada penderita bronkopneumonia menurut

Wijayaningsih (2013), ialah :

1) Biasanya didahului infeksi traktus respiratori bagian atas

2) Demam (39o-40oC) kadang-kadang disertai kejang karena demam yang

tinggi.

3) Anak sangat gelisah, dan adanya nyeri dada yang terasa ditusuk-tusuk, yang

dicetuskan saat bernafas dan batuk.

4) Pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis

sekitar hidung dan mulut.

5) Kadang-kadang disertai muntah dan diare.

6) Adanya bunyi tambahan pernafasan seperti ronchi, wheezing.

7) Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksia apabila infeksinya serius.

8) Ventilasi mungkin berkurang akibat penimbunan mokus yang menyebabkan

atelectasis absorbsi.
7

2.1.4 Pathway

Gambar 2.1

(Sumber : Nurarif dan Kusuma,

2015)
8

2.1.5 Patofisiologi

Sebagian besar penyebab dari bronkopneumonia ialah mikroorganisme

(jamur, bakteri, virus) awalnya mikroorganisme masuk melalui percikan ludah

(droplet) invasi ini dapat masuk kesaluran pernafasan atas dan menimbulkan

reaksi imonologis dari tubuh. reaksi ini menyebabkan peradangan, dimana ketika

terjadi peradangan ini tubuh menyesuaikan diri maka timbulah gejala demam

pada penderita.

Reaksi peradangan ini dapat menimbulkan sekret, semakin lama sekret

semakin menumpuk di bronkus maka aliran bronkus menjadi semakin sempit dan

pasien dapat merasa sesak. Tidak hanya terkumpul dibronkus lama-kelamaan

sekret dapat sampai ke alveolus paru dan mengganggu sistem pertukaran gas di

paru.

Tidak hanya menginfeksi saluran nafas, bakteri ini juga dapat menginfeksi

saluran cerna ketika ia terbawa oleh darah. Bakteri ini dapat membuat flora

normal dalam usus menjadi agen patogen sehingga timbul masalah GI.

Dalam keadaan sehat, pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan

mikroorganisme. keadaan ini disebabkan adanya mekanisme pertahanan paru.

terdapatnya bakteri didalam paru menunjukkan adanya gangguan daya tahan

tubuh, sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan mengakibatkan

timbulnya infeksi penyakit. masuknya mikroorganisme ke dalam saluran nafas

dan paru dapat melalui berbagai cara, antara lain inhalasi langsung dari udara,

aspirasi dari bahan- bahan yang ada dinasofaring dan orofaring serta perluasan
9

langsung dari tempat-tempat lain, penyebaran secara hematogen ( Nurarif dan

Kusuma, 2013)

2.1.6 Penatalaksanaan

Ada dua jenis penatalaksanaan pada pasien bronkopneumonia yaitu secara

asuhan keperawatan dan medis

1) Asuhan keperawatan

(1) Melakukan fisioterapi dada atau mengajarkan batuk efektif pada anak yang

mengalami gangguan bersihan jalan nafas

(2) Mengatur posisi semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi

(3) Memberikan kompres untuk menurunkan demam

(4) Pantau input dan output untuk memonitor balance cairan

(5) Bantu pasien memenuhi kebutuhan ADLs

(6) Monitor tanda-tanda vital

(7) Kolaborasi pemberian O2

(8) Memonitor status nutrisi dan berkolaborasi dengan ahli gizi

2) Medis

(1) Farmakologi

Pemberian antibiotik misalnya penisilin G, streptomisin, ampicillin, dan

gentamicin. Pemberian antibiotik ini berdasarkan usia, keaadan penderita, dan

kuman penyebab.
10

(2) Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan radiologi yaitu foto thoraks, terdapat konsolidasi satu atau

beberapa lobus yang bebercak-bercak.

b. Pemeriksaan laboratorium biasanya terjadi peningkatan leukosit.

c. Pemeriksaan AGD untuk mengetahui status kaardiopulmuner yang

berhubungan dengan oksigen.

d. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah : untuk mengetahui

mikroorganisme penyebab dan obat yang cocok diberikan.

2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktik

keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien/pasien di berbagai

tatanan pelayanan kesehatan. Proses keperawatan terdiri dari atas lima tahap yaitu

pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Setiap tahap dari

proses keperawatan saling terkait dan ketergantungan satu sama lain (Budiono,

2015).

2.2.1 Pengkajian

Menurut Dermawan (2012) pengkajian adalah pemikiran dasar yang

bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat

mengidentifikasi, mengenal masalah-masalah kebutuhan kesehatan dan

keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial, dan lingkungan. Pengkajian pada

anak menurut Nursalam (2008) antara lain :


11

1) Usia :

Pneumonia sering terjadi pada bayi dan anak. Kasus terbanyak terjadi pada

anak berusia di bawah 3 tahun.

2) Keluhan utama :

Saat dikaji biasanya penderita bronkopneumonia mengeluh sesak nafas.

3) Riwayat penyakit sekarang :

Pada penderita bronkopneumonia biasanya merasakan sulit untuk bernafas,

dan disertai dengan batuk berdahak, terlihat otot bantu pernafasan, adanya suara

nafas tambahan, penderita biasanya juga lemah dan tidak nafsu makan, kadang

disertai diare.

4) Riwayat penyakit dahulu :

Anak sering menderita penyakit saluran pernafasan bagian atas, memiliki

riwayat penyakit campak atau pertussis serta memiliki faktor pemicu

bronkopneumonia misalnya riwayat terpapar asap rokok, debu atau polusi dalam

jangka panjang.

5) Pemeriksaan fisik :

(1) Inspeksi.

Perlu diperhatikannya adanya sianosis, dispneu, pernafasan cuping hidung,

distensi abdomen, batuk semula non produktif menjadi produktif, serta nyeri

dada pada saat menarik nafas. Batasan takipnea pada anak 2 bulan – 12 bulan

adalah 50 kali/menit atau lebih, sementara untuk anak berusia 12 bulan – 5 tahun
12

adalah 40 kali/menit atau lebih. Perlu diperhatikan adanya tarikan dinding dada

ke dalam pada fase inspirasi. Pada pneumonia berat, tarikan dinding dada ke

dalam akan tampak jelas.

(2) Palpasi

Fremitus biasanya terdengar lemah pada bagian yang terdapat cairan atau

secret, getaran hanya teraba pada sisi yang tidak terdapat secret.

(3) Perkusi

Normalnya perkusi ppada paru adalah sonor, namun untuk kasus

bronkopneumonia biasanya saat diperkusi terdengar bunyi redup.

(4) Auskultasi

Auskultasi sederhana dapat dilakukan dengan cara mendekatkan telinga ke

hidung atau mulut bayi. Pada anak pneumonia akan terdengar stridor, ronkhi

atau wheezing. Sementara dengan stetoskop, akan terdengar suara nafas akan

berkurang, ronkhi halus pada posisi yang sakit, dan ronkhi basah pada masa

resolusi. Pernafasan bronkial, egotomi, bronkoponi, kadang-kadang terdengar

bising gesek pleura.

6) Penegakan diagnosis :

Pemeriksaan laboratorium : Leukosit meningkat dan LED meningkat, X-foto

dada : Terdapat bercak-bercak infiltrate yang tersebar (bronkopneumonia) atau

yang meliputi satu atau sebagian besar lobus.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan


13

Diagnosa keperawatan adalah proses menganalisa data subjektif dan

objektif yang telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakkan diagnosa

keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses berfikir kompleks tentang

data yang dikumpulkaan dari klien, keluarga, rekammedis, dan pemberi

pelayanan kesehatan lain (suara, dkk, 2013). Masalah keperawatan yang muncul

menurut Nurarif dan Kusuma (2015) :

1). (D.0001) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan

nafas.

2). (D.0003) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan

ventilasi-perfusi,perubahan membrane alveolus-kapiler.

3). (D.0019) Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan,

ketidakmampuan mencerna makanan, faktor psikologis (mis. Stress,

keengganan untuk makan)

4). (D.0056) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

suplai dengan kebutuhan oksigen, kelemahan.

5). Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, lingkungan yang
asing, ketidaknyamanan.

6). (D.0106) Gangguan tumbuh kembang b.d terpisah dari orang tua, keterbatasan
lingkungan

7). (D.0037) Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan

ketidakseimbangan cairan (mis. Dehidrasi intoksikasi air), diare.

2.2.3 Perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah yang

merupakan keputusan awal tentang suatu apa yang akan dilakukan, bagaimana
14

dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari semua tindakan

keperawatan (Dermawan,2012).

Tabel 2.1 Perencanaan Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi


Kriteria Hasil
1 (D.0001) Bersihan Tujuan : 1.1 Auskultasi suara nafas
jalan nafas tidak Jalan nafas paten sebelum dan sesudah
efektif berhubungan suctioning
dengan spasme jalan Kriteria hasil : 1.2 Keluarkan sekret dengan
1. Mampu melakukan batuk batuk efektif atau suction
nafas .
efektif dan suara nafas yang 1.3 Berikan O2 dengan
Batasan karakteristik bersih, tidak ada sianosis dan menggunakan nasal kanul
: dsypneu (mampu untuk memfasilitasi
mengeluarkan sputum, suction
 Suara nafas mampu bernafas dengan 1.4 Anjurkan pasien untuk
tambahan mudah, tidak ada pursed istirahat dan napas dalam
 Perubahan lips). 1.5 Posisikan pasien untuk
frekuensi nafas 2. Jalan nafas bersih (klien memaksimalkan ventilasi
 Perubahan irama tidak merasa tercekik, irama 1.6 Auskultasi suara nafas,
nafas nafas, frekuensi pernafasan catat adanya
 Sianosis dalam rentang normal, tidak suara tambahan
 Mengeluh sesak ada suara nafas abnormal). 1.7 Monitor respirasi dan
nafas 3. Mampu mengidentifikasi status O2
 Batuk tidak efektif dan mencegah faktor yang 1.8 Lakukan fisioterapi dada
 Sputum berlebihan dapat menghambat jalan bila perlu
 gelisah nafas.

2. (D.0003) Gangguan Tujuan : 2.1 Posisikan pasien untuk


pertukaran gas Pertukaran gas efektif memaksimalkan ventilasi
berhubungan dengan 2.2 Keluarkan sekret dengan
ketidakseimbangan batuk efektif atau suction
ventilasi-perfusi, Kriteria hasil : 2.3 Atur intake untuk cairan
perubahan membrane 1. mendemonstrasikan mengoptimalkan
alveolus-kapiler peningkatan ventilasi dan keseimbangan.
oksigenasi yang adekuat 2.4 Monitor respirasi dan
2. Memelihara kebersihan status O2
Batasan karakteristik paru-paru dan bebas dari 2.5 Catat pergerakan
: tanda-tanda distress dada,amati kesimetrisan,
pernafasan penggunaan otot
 Irama pernafasan 3. mendemonstrasikan batuk tambahan, retraksi otot
tidak teratur efektif dan suara nafas yang supraclavicular
 pH darah arteri bersih, tidak ada sianosis dan intercostal
abnormal dan dyspnea (mampu 2.6 Monitor suara nafas,
 pernafasan cuping mengeluarkan sputum, seperti dengkur
15

hidung mampu bernafas dengan 2.7 Monitor pola nafas :


 gelisah mudah, tidak ada pursed bradipena, takipenia,
 takikardi lips) kussmaul, hiperventilasi,
 hiperkapnea 4. tanda-tanda vital dalam cheyne stokes, biot
 hipoksia rentang normal 2.8 Auskultasi suara nafas,
 samnollen - N :75-160x/menit catat areapenurunan / tidak
 gangguan - RR :21-30x/menit adanya ventilasi dansuara
o
penglihatan - T : 36-37 C tambahan
2.9 Observasi sianosis
 sianosis (pada
khususnya membrane
neonates saja)
mukosa
2.10 Auskultasi bunyi
jantung, jumlah, iramadan
denyut jantung
3. (D.0019) Defisit Tujuan : 3.1 Kaji adanya alergi
nutrisi berhubungan Kebutuhan nutrisi terpenuhi makanan
dengan kurangnya 3.2 Kolaborasi dengan ahli
asupan makanan, Kriteria hasil : gizi untuk menentukan
ketidakmampuan 1. Adanya peningkatan berat jumlah kalori dan nutrisi
mencerna makanan, badan sesuai dengan tujuan yang dibutuhkan pasien
faktor psikologis (mis. 2. Mampu mengidentifikasi 3.3 Anjurkan pasien untuk
Stress, keengganan kebutuhan nutrisi menigkatkan Fe
untuk makan). 3. Tidak ada tanda-tanda mal 3.4 Anjurkan pasien untuk
nutrisi meningkatkan protein dan
Batasan karakteristik 4. Menujukkan peningktan vitamin C
: fungsi pengecapan dari 3.5 Berikan substansi gula
 Diare menelan dan tidak terjadi 3.6 Yakinkan diet yang
 Kram abdomen penurunan berat badan yang dimakan mengandung
berarti. tinggi serat untuk
 Berat badan 20%
mencegah konstipasi
atau lebih dibawah
3.7 Monitor adanya
ideal
penurunan BB dan gula
 Kehilangan rambut
darah
berlebih
3.8 Berikan makanan yang
 Kurang makan terpilih (sudah
 Bising usus dikonsultasikan dengan
hiperaktif ahli gizi)
 Membrane mukosa 3.9 Monitor intake nuntrisi
pucat 3.10 Informasikan pada klien
 Ketidakmampuan dan keluargatentang
menghabiskan manfaat nutrisi
makanan 3.11 Anjurkan banyak minum
 Kekuatan otot 3.12 Monitor turgor kulit
menurun 3.13 Monitor kekeringan,
rambut kusam, total
protein, Hb dan kadar Ht
3.14 Monitor mual dan muntah
3.15 Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
16

konjungtiva
3.16 Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi dan kaji
kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
````````dibutuhkan.
4. (D.0056) Intoleransi Tujuan : 4.1 Bantu pasien
aktifitas berhubungan Mampu melakukan aktivitas mengidentifikasi aktivitas
dengan tanpa disertai peningkatan yang mamou dilakukan
ketidakseimbangan tanda-tanda vital 4.2 Monitor respon fisik,
antara suplai dengan emosi,social, dan spiritual
kebutuhan oksigen, Kriteria hasil : 4.3 Sediakan penguatan yang
kelemahan. 1. Mampu melakukan positif
aktivitas fisik tanpa di 4.4 Bantu pasien/` keluarga
Batasan karakteristik sertai peningkatan tekanan untuk mengidentifikasi
: darah kekuragan saat
2. Mampu melakukan beraktivitas
 Respon tekanan kativitas sehari-hari 4.5 Bantu pasie untuk
darah abnormal (ADLs) secara mandiri membuat jadwal latihan
terhadap aktivitas 3. Tanda-tanda vital normal diwaktu luang
 Respon frekuensi 4. Mampu berpindah dengan 4.6 Bantu untuk
jantung abnormal atau tanpa bantuan alat mengidentifikasi aktivitas
terhadap aktivitas 5. Sirkulasi status baik yang disukai
 Sesak setelah 6. Status respirasi pertukaran
beraktivitas gas dan ventilasi adekuat
 Menyatakan
merasa letih
 Menyatakan
merasa lemah
 Ketidaknyamanan
setelah beraktivitas
5. Cemas berhubungan Tujuan : 5.1 Pertahankan sikap yang
dengan perpisahan Rasa cemas anak dapat tenang dan meyakinkan
dengan orang tua, berkurang atau hilang 5.2 Jelaskan prosedur dan
aktivitas lain sebelum
lingkungan yang asing,
memulai
ketidaknyamanan Kriteria Hasil 5.3 Jawab pertanyaan dan
1. Anak istirahat dengan jelaskan tujuan aktivitas
Batasan karakteristik tenang 5.4 Anjurkan orang terdekat
: 2. Anak mendiskusikan bagi anak untuk tetap
 Gelisah prosedur dan aktivitas bersama anak sebanyak
 Kontak mata buruk tanpa bukti kecemasan mungkin
 Kesedihan yang 5.5 Melakukan terapi bermain
mendalam
 Ketakutan
 Wajah tegang
 Menangis
 Peningkatan
denyut nadi
17

 Marah bila
disentuh

6. (D.0106) Gangguan Tujuan : 6.1 Kaji faktor penyebab


tumbuh kembang Pertumbuhan dan gangguan perkembangan
berhubungan dengan perkembangan anak sesuai anak.
dengan usianya 6.2 Identifikasi dan gunakan
terpisah dari orang sumber pendidikan untuk
tua, keterbatasan Kriteria Hasil : memfasilitasi
lingkungan 1. Pertumbuhan dan perkembangan anak yang
Batasan karakteristik perkembangan anak sesuai optimal.
: dengan usianya 6.3 Berikan perawatan yang
2. Keluarga dan anak mampu konsisten.
 Gangguan menggunakan koping 6.4 Tingkatkan komunikasi
pertumbuhan fisik terhadap tantangan karena verbal dan stimulasi taktil.
 Penurunan waktu adanya ketidakmampuan. 6.5 Berikan instruksi berulang
respon 3. Keluarga mampu dan sederhana.
 Terlambat dalam mendapatkan sumber- 6.6 Dorong anak melakukan
melakukan sumber sarana komunitas. perawatan sendiri.
keterampilan 4. Kematangan fisik : 6.7 Manajemen perilaku anak
umum kelompok perubahan fisik normal yang sulit.
usia pada wanita yang terjadi 6.8 Dorong anak melakukan
 Afek datar dengan dengan transisi dari sosialisasi dengan
 Ketidakmampuan masa kanak-kanak ke kelompok.
melakukan dewasa. 6.9 Ciptakan lingkungan yang
aktivitas perawatan 5. Kematangan fisik : aman.
diri yang sesuai perubahan fisik normal
dengan usia pada pria yang terjadi
 Lesu/tidak dengan transisi dari masa
bersemangat kanak-kanak ke dewasa.
6. Status nutrisi seimbang.

7. (D.0037) Resiko Tujuan : 7.1 Pertahankan catatan


ketidakseimbangan Kebutuhan elektrolit terpenuhi intake dan output yang
elektrolit berhubungan adekuat
dengan Kriteria hasil : 7.2 Monitor status hidrasi
ketidakseimbangan 1. Input dan output cairan (kelembaban membrane
cairan (mis. Dehidrasi, seimbang mukosa, nadi adekuat,
intoksikasi air), diare.
2. Tidak ada tanda-tanda tekanan darah ortostatik)
dehidrasi 7.3 Monit vital sign
Batasan karakteristik 3. Elastisitas turgor kulit baik, 7.4 Monitor masukan
: membrane mukosa lembab, makanan/ cairan dan
 Kekurangan tidak ada rasa haus yang hitung intake kalori
volume cairan berlebihan harian
 Bab > 3x sehari 4. Tanda-tanda vital dalam 7.5 Kolaborasikan pemberian
batas normal cairan IV
 Kelebihan volume
N :75-160x/menit 7.6 Monitor status nutrisi
cairan
RR :21-30x/menit 7.7 Dorong masukan oral
 Gangguan
T : 36-37oC 7.8 Monitor status cairan
mekanisme
18

regulasi termasuk intake dan


 Muntah output cairan
7.9 Monitor tingkat hb dan ht

(Sumber : Nurarif dan Kusuma, 2015)

2.2.4 Implementasi

Implementasi / pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk

mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana

tindakan disusun dan ditujukan pada nursing order untuk membantu klien

mencapai tujuan yang diharapkan (Nursalam, 2008). Ada 3 tahap implementasi :

1. Fase orentasi

Fase orientasi terapeutik dimulai dari perkenalan klien pertama kalinya

bertemu dengan perawat untuk melakukan validasi data diri.

2. Fase kerja

Fase kerja merupakan inti dari fase komunikasi terapeutik, dimana

perawat mampu memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan, maka dari itu

perawat diharapakan mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam tentang

klien dan masalah kesehatanya.

3. Fase terminasi

Pada fase terminasi adalah fase yang terakhir, dimana perawat

meninggalkan pesan yang dapat diterima oleh klien dengan tujuan, ketika

dievaluasi nantinya klien sudah mampu mengikuti saran perawat yang diberikan,

maka dikatakan berhasil dengan baik komunikasi terapeutik perawat-klien

apabila ada umpan balik dari seorang klien yang telah diberikan tindakan atau

asuhan keperawatan yang sudah direncanakan.


19

2.2.5 Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana

tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Meskipun tahap evaluasi

diletakkan pada akhir proses keperawatan, evaluasi merupakan bagian integral

pada setiap tahap proses keperawatan. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat

kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan

mengadakan hubungan dengan klien. Jenis-jenis evaluasi menurut (suara, dkk,

2013) :

1. Evaluasi Formatif

Evaluasi ini menggambarkan hasil observasi dan analisa perawat terhadap

respon klien segera setelah tindakan. Biasanya digunakan dalam catatan

keperawatan.

2. Evaluasi Sumatif

Menggambarkan rekapitulasi dari observasi dan analisa status kesehatan

klien dalam satu periode. Evaluasi sumatif menjelaskan perkembangan kondisi

dengan menilai apakah hasil yang telah diterapkan tercapai.


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penulisan ini adalah deskriptif analitik dalam bentuk studi kasus, penulisan

yang dilakukan menggunakan pendekatan asuahan keperawatan yang meliputi

pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

keperawatan. Pada penulisan ini dikhususkan untuk mengeksplorasi masalah asuhan

keperawatan pada pasien anak dengan bronkopneumonia.

3.2 Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam studi kasus ini adalah dua responden yang sedang

berada di ruang perawatan anak RS Samarinda Medika Citra, yang telah dilakukan

pengkajian dan mengalami bronkopneumonia.

3.2.1 Kriteria Inkusi

Yang menjadi kriteria inkulsi pada studi kasus ini adalah :

1) Anak berusia 3 bulan -5 tahun

2) Klien dirawat inap

21
22

3.2.2 Kriteria Ekslusi

Yang menjadi kriteria ekslusi pada studi kasus ini adalah :

1) Mengalami penurunan kesadaran

2) Klien memiliki komplikasi

3) Tidak mendapat persetujuan oleh orang tua/wali

3.3 Batasan Istilah (Definisi Oprasional)

Bronkopneumonia adalah peradangan paru terlokalisir di daerah bronkiolus dan

dapat menyebar membentuk bercak infiltrate kedaerah sekitarnya yang disebabkan

oleh berbagai macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, atau pun benda asing

sehingga dapat mengganggu proses bernapas.

Studi kasus dengan menggunakan asuhan keperawatan adalah rangkaian proses

keperawatan yang diberikan kepada individu khusunya pada balita dengan

bronkopneumonia melalui pendekatan yang meliputi tahap pengkajian, penegakan

diagnosa keperawatan, menetapkan perencanaan, melakukan implementasi atau

tindakan keperawatan, dan diakhiri dengan mengevalusi respon pasien.

3.4 Lokasi Dan Waktu

Studi kasus ini dilakukan di ruang rawat inap anak di Rumah Sakit Samarinda

Medika Citra dan dilakukan selama 3-6 hari. Dimana waktu penelitian dari tanggal 7

januari – 27 april 2019.


23

3.5 Prosedur Dan Penulisan

Prosedur penulisan studi kasus asuhan keperawatan pada anak dengan

brokopneumonia ini diawali dengan pengajuan proposal dengan menggunakan

rancanan penulisan, subyek studi kasus, definisi operasional, lokasi dan waktu studi

kasus yang diajukan kepada pembimbing, setelah disetujui penulis meminta surat izin

untuk melakukan studi kasus dan pengumpulan data di Rumah Sakit, lalu mencari

dua responden balita dengan kasus yang sama yaitu balita penderita

bronkopneumonia. Menjelaskan secara singkat tujuan dan manfaat dari keikutsertaan

anak dan keluarga dalam studi kasus yang dilakukan. Keluarga atau orang tua yang

setuju diberikan lembar persetujuan (informed consent) untuk di tanda tangani.

Kemudian penulis melakukan pengkajian, merumuskan masalah keperawatan,

menyusun intervensi, melakukan tindakan keperawatan, dan melakukan evaluasi

keperawatan.

3.6 Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data :

1) Wawancara : Menanyakan identitas pasien, menanyakan keluhan utama,

menanyakan riwayat penyakit sekarang, dahulu, dan riwayat penyakit keluarga,

menanyakan informasi tentang pasien dan keluarga.

2) Observasi atau memonitor

3) Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)


24

4) Dokumentasi laporan asuhan keperawatan

3.6.2 Instrument Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah format pengkajian asuhan

keperawatan anak.

3.7 Keabsahan Data

Untuk membuktikan kualitas data yang diperoleh dalam penelitian sehingga

menghasilkan data dengan validitas tinggi.

3.7.1 Data Primer

Data primer yakni sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari

sumber aslinya yang berupa wawancara dari individu pasien maupun hasil observasi

dari suatu objek dan kejadian.

3.7.2 Data Sekunder

Data sekunder berisi sumber data penelitian yang diperoleh melalui media

perantara atau secara tidak langsung seperti data dari kerabat atau keluarga pasien.

3.7.3 Data Tersier

Diperoleh dari catatan perawatan klien atau rekam medis klien yang merupakan

riwayat penyakit atau perawatan klien dimasa lalu.


25

3.8 Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan cara deskriptif yaitu mengemukakan fakta yang

ada yang selanjutnya akan dikaitan dan dibandingkan dengan teori yang ada

kemudian dituangkan kedalam pembahasan, hasil analisa data pada kasus ini berupa

diagnosa keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia.


BAB 4

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Studi Kasus

4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Studi kasus ini dilakukan di RS Samarinda Medika Citra yang terletak di Jalan

Kadrie Oening No.86 RT.35 Air Putih Samarinda Ulu Kota Samarinda Kalimantan

Timur. RS Samarinda Medika Citra adalah Rumah Sakit milik Perusahaan korporasi

yang bersifat RSU,diurus oleh PT. Pandan Harum perusahaan dan tercatat ke dalam

RS tipe C. Rumah Sakit ini teah teregistrasi mulai 12 Juli 2013 dengan Nomor Surat

Ijin 503/RS-002/DKK/VI/2013 dan tanggal surat ijin 16 April 2014 dari Dinas

Kesehatan Kota Samarinda dengan sifat tetap, dan berlaku sampai 2019. Setelah

menjalani akreditasi Rumah Sakit seluruh Indonesia dengan proses penahapan I

(Pelayanan 5) akhirnya ditetapkan surat lulus akreditasi rumah sakit.

4.1.2 Pengkajian

Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Biodata Pasien Anak dengan Bronkopneumonia di RS


Samarinda Medika Citra
No Identitas Pasien Anak 1 Anak 2
1 Nama Pasien Anak R Anak I
2 Tanggal Lahir 10 Agustus 2017 11 januari 2017
3 Suku/Bangsa Dayak/Indonesia Bugis/Indonesia
4 Agama Kristen Islam
5 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
6 Jl. Asrama Brimob Samarinda Jl. Muara Badak Darma Gabar
Alamat
Seberang Toko 5
7 Tanggal MRS 09 April 2019 8 mei2019
8 Tanggal Pengkajian 12 April 2019 9 mei 2019
9 Ruang Rawat Inap Ruang Perawatan Anak Ruang Perawatan Anak
10 No. Registrasi 00.07.22.xx 00.19.05.xx
11 Diagnosa Medis Bronkopneumonia Bronkopneumonia

26
27

No Identitas Pasien Anak 1 Anak 2


12 Nama Orang Tua
Tn. A Tn. I
- Ayah
- Ibu Ny. R Ny. A
13 Suku Bangsa Orang Tua
Dayak Bugis
- Ayah
- Ibu Banten Bugis
14 Agama Orang Tua
- Ayah Kristen Islam
- Ibu
15
Pendidikan Orang Tua
SMA SMP
- Ayah
- Ibu SMK SD
16 Pekerjaan Orang Tua
- Ayah Polisi Wirawasta
- Ibu IRT IRT
17 Alamat Orang Tua
Jl. Asrama Brimob Samarinda Jl. Muara Badak Darma Gabar
- Ayah
Seberang Toko 5
- Ibu

Tabel 4.2 Riwayat Penyakit Pasien Anak dengan Bronkopneumonia di RS Samarinda


Medika Citra
No Identitas Pasien Anak 1 Anak 2

19 Keluhan Utama Orang tua mengatakan anaknya Orang tua mengatakan anaknya
- Saat MRS batuk berdahak batuk berdahak
Ibu pasien mengatakan anak R Ibu pasien mengatakan anak I
sesak tapi sudah berkurang, batuk masih batuk berdahak, demam,
- Saat Pengkajian berdahak, demam, nafsu makan sesak nafas, anak tidak nafsu
menurun. makan, dan menangis saat melihat
perawat/orang asing.
20 Orang tua mengatakan awalnya Orang tua pasien mengatakan
anaknya sempat tersedak saat anaknya batuk-batuk ± 3hari,
makan dirumah sekitar 2 hari demam dan kesulitan bernafas
kemudian anak batuk berdahak ±2 kemuadian anak dibawa ke klinik
hari dan demam kemudian pada BOHC dan mendapatkan tindakan
tanggal 09 april 2019 orang tua pemeriksaan laboratorium,
Riwayat Penyakit Sekarang
mengatakan anaknya dibawa pemasangan O2, fisioterapi dada,
keklinik lalu mendapat terapi uap dan terapi obat : antrain 2mg,
siangnya anak sesak dan langsung ranitidine ¼ amp, cefotaxime
dibawa keIGD SMC, ibu 250mg, gentamicin 20 mg, nebu
mengatakan anak memiliki alergi combiven kemudian anak dirujuk
terhadap debu. ke RS SMC pada tanggal 8 mei
28

No Identitas Pasien Anak 1 Anak 2

2019.ibu mengatakan dirumah


megguanakan obat nyamuk bakar.
21 Riwayat Kehamilan dan Ibu mengatakan hamil Anak R Ibu mengatakan hamil Anak I
Kelahiran selama 39 Minggu dan Anak R selama 39 minggu dan Anak I
- Pre Natal merupakan anak ke 2 merupakan anak ke 3
Ibu mengatakan selama hamil Anak Ibu mengatakan selama hamil
- Intra Natal R pernah mengalami Tekanan Anak I tidak ada keluhan
Darah Tinggi kesehatan
Ibu mengatakan melahirkan Anak Ibu mengatakan melahirkan Anak
- Postnatal R secara cesar dengan berat badan I secara Normal dengan Berat
3600 gram 3300 gram
22 Ibu pasien mengatakan saat berusia Ibu pasien mengatakan anaknya
5 bulan Anak R pernah dirawat di belum pernah dirawat dirumah
RS SMC karna sakit asma. Pasien sakit. Pasien tidak ada riwayat
Riwayat Penyakit Dahulu memiliki riwayat alergi debu, tidak alergi, penyakit menular/ kronik,
memiliki riwayat penyakit menular/ penggunaan obat, dan operasi
kronik, penggunaan obat, dan riwayat imunisasi tidak lengkap.
operasi riwayat imunisasi lengkap.
23 Ibu pasien mengatakan memiliki Ibu pasien mengatakan memiliki
Riwayat Penyakit Keluarga penyakit asma dan menurun pada penyakit asma
Anak R
24 BB Anak R sebelum sakit dan BB Anak I sebelum sakit dan
sesudah sakit tidak mengalami sesudah sakit tidak mengalami
penurunan berat badan 11 Kg, TB penurunan 14 Kg, TB Anak I 93
Riwayat Tumbuh Kembang
Anak R 70,7 cm, LK 48 cm, LD 52 cm, LK Anak I 49 cm, LD 54 cm,
- Antropometri
cm, LILA 15,7 cm LILA 16,3 cm.
BB(sebelum dan sesudah
Interpretasi hasil KPSP jumlah Interpretasi hasil KPSP jumlah
sakit),TB,LK,LD,LILA,
jawaban “ya” = 10 , perkembangan jawaban “ya” = 9 ,
anak sesuai dengan tahap perkembangan anak sesuai
perkembangannya dengan tahap perkembangannya
Anak R dapat menunjukkkan apa Orang tua Anak I mengatakan
yang diinginkannya tanpa menangis anak sering meniru kegiatan yang
- Personal Sosial
atau merengek dilakukan ibunya misalnya
menyapu lantai
Anak R mampu berdiri sendiri Anak I dapat menendang bola
- Motorik Kasar tanpa berpegangan selama 30 detik kecil tanpa berpegangan pada
benda apapun
Anak R dapat mengatakan “papa” Anak I mampu mengucapkan
ketika ia melihat/memanggil kata kakek, nenek, dan paman
- Bahasa
ayahnya dan mengatakan “mama”
saat melihat/memanggil ibunya
Saat diberikan bola Anak R dapat Anak I dapat melepaskan
- Motorik Halus menggelindingkan dan melempar celananya secara mandiri
kembali bola
29

Tabel 4.3 Hasil Pengkajian Pola Kegiatan Sehari-hari Pasien Anak dengan
Bronkopneumonia di RS Samarinda Medika Citra

No Identitas Pasien Anak 1 Anak 2


25 Pola Kesehatan Sehari Hari Ibu mengatakan anak I makan 1-
Dirumah ibu mengatakan anak R
- Pola Nutrisi dan Metabolik 2x sehari dengan jenis makanan
memakan semua makanan yang
seperti nasi, lauk pauk, sayur. Ibu
diberikan, namun kurang menyukai
mengatakan tidak ada pantangan
sayuran tidak ada pantangan
dan alergi makanan anak I
makanan adapun makanan yang
menyukai nugget. Untuk
disukai anak R adalah belut.
minuman ibu mengatakan anak I
Semenjak sakit ibu mengatakan
masih minum ASI , air putih, teh.
nafsu makan anak R menurun anak
Ibu mengatakan sejak sakit anak
hanya makan ikan yang disediakan
tidak nafsu makan hanya makan
namun tidak mau memamkan
1-2 sendok.
nasiya.
Ibu mengatakan anak R adalah anak Ibu mengatakan anak I anak yang
yang aktif, lebih sering bermain di aktif bermain diluar rumah dan
- Pola Aktivitas dan latihan
dalam rumah bersama ayah ataupun akrab bersama teman sebayanya
sodaranya.
Ibu mengatakan anak R selama di Ibu mengatakan anak I selama di
rumah tidur siang ± 3 jam dan tidur rumah tidur siang ± 3 jam dan
malam ± 8 jam, sedangkan di tidur malam ± 8 jam, sedangkan
- Pola Tidur rumah sakit tidur siamg ± 1-2 jam di rumah sakit tidur siamg ± 1-2
dan tidur malam ± 5 jam. Anak jam dan tidur malam ± 5 jam.
sering terbangun dimalam hari Anak sering terbangun dimalam
karna batuknya. hari karna batuknya.
Ibu mengatakan selama di rumah Ibu mengatakan selama di rumah
dan dirmah sakit anak R untuk dan dirumah sakit anak I BAB
- Pola Eliminasi BAB/BAK dan BAB 1x/hari, BAK 1x/hari, BAK ± 4x/hari.
± 3-4x/hari.

Ibu mengatakan anak R selama Ibu mengatakan anak I belum ada


dirumah sakit mandi 1x/hari gosok mandi dan keramas ibu pasien
- Pola Kebesihan Diri
gigi 1x/hari dan cuci rambut setiap mengatakan takut memperarah
mandi penyakit anaknya

Tabel 4.4 Hasil Pengkajian Keadaan Umum Pasien Anak dengan Bronkopneumonia
di RS Samarinda Medika Citra

No Identitas Pasien Anak 1 Anak 2


26 Keadaan Umum Sedang Sedang
27 Compos Menthis Compos Menthis
Kesadaran
E 4M 6V 5 E 4M 6V 5
28 S : 37,8 ℃ S : 38,1℃
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital N : 97x/menit N : 106x/menit.
RR : 35X/Menit RR : 43x/menit
30

Tabel 4.5 Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien Anak dengan Kejang Demam di RS
Samarinda Medika Citra

No Identitas Pasien Anak 1 Anak 2

30 Kepala : Kepala :
Muka Simetris, rambut berwarna Muka Simetris, rambut berwarna
hitam dan sulit dicabut, ubun hitam dan sulit dicabut, ubun ubun
ubun besar menutup, besar menutup,
Telinga : Telinga :
Telinga tidak terdapat serumen, Telinga tidak terdapat serumen,
bersih bersih
Mata: Mata:
Sklera putih, tidak cekung, pupil Sklera putih, tidak cekung, pupil
isokor, refleks cahaya (+), isokor, refleks cahaya (+),
Pemeriksaan Kepala
konjungtiva tidak anemis konjungtiva tidak anemis
Hidung : Hidung :
Tidak terdapat rinorea, tidak Tidak terdapat rinorea, terdapat
terdapat pernafasan cuping pernafasan cuping hidung
hidung Rongga Mulut dan Lidah :
Rongga Mulut dan Lidah : Bibir tidak kering, tidak pucat,
Bibir tidak kering, tidak pucat, Lidah tidak tremor /kotor, gigi tidak
Lidah tidak tremor /kotor, gigi mengalami caries, ukuran tonsil
tidak mengalami caries, ukuran normal
tonsil normal
31 Kelenjar getah bening teraba, Kelenjar getah bening teraba, tiroid
Pemeriksaan Leher tiroid tidak teraba, posisi trakea tidak teraba, posisi trakea letak
letak ditengah tidak ada kelainan ditengah tidak ada kelainan
32 Keluhan : Keluhan :
Ibu anak R mengatakan anaknya Anak I mengalami sesak nafas, dan
sesak nafas, dan batuk berdahak batuk berdahak
Inspeksi : Inspeksi :
Bentuk dada simetris, frekuensi Bentuk dada simetris, frekuensi
nafas 35x/i, irama nafas tidak nafas 42 kali/menit, irama nafas
teratur, cepat dan dangkal, tidak teratur cepat dan dangkal,
pernafasan cuping hidung tidak terdapat cuping hidung saat
ada, penggunaan otot bantu nafas bernafas, terdapat penggunaan otot
, anak R terpasang nasal kanul 1 bantu nafas, anak I menggunakan
Pemeriksaan Thoraks
lpm alat bantu nafas, nassal kanul 2 lpm
Palpasi : Palpasi :
Tidak da nyeri tekan, saat Tidak ada nyeri tekan, getaran
mengembang paru kiri lebih lemah pada kedua paru
rendah, getaran lemah pada pru Perkusi :
kiri Redup pada kedua paru
Perkusi : Auskultasi :
Redup pada paru sinistra Suara nafas ronki
Auskultasi :
Suara nafas ronki
31

No Identitas Pasien Anak 1 Anak 2

33 Inspeksi Inspeksi
- Tidak terlihat adanya pulsasi - Tidak terlihat adanya pulsasi
iktus kordis iktus kordis
- CRT < 2 detik - CRT < 2 detik
- Tidak ada sianosis - Tidak ada sianosis
Palpasi Palpasi
- Ictus Kordis teraba di ICS 5 - Ictus Kordis teraba di ICS 5
- Akral Hangat - Akral Hangat
Perkusi Perkusi
- Batas atas : ICS II line sternal - Batas atas : ICS II line sternal
dekstra dekstra
- Batas bawah : ICS V line - Batas bawah : ICS V line
midclavicula sinistra midclavicula sinistra
- Batas kanan : ICS III line - Batas kanan : ICS III line sternal
Pemeriksaan Jantung sternal dekstra dekstra
- Batas kiri : ICS III line sternal - Batas kiri : ICS III line sternal
sinistra sinistra
Auskultasi Auskultasi
- BJ II Aorta : Dub, reguler dan - BJ II Aorta : Dub, reguler dan
intensitas kuat intensitas kuat
- BJ II Pulmonal : Dub, reguler - BJ II Pulmonal : Dub, reguler dan
dan intensitas kuat intensitas kuat
- BJ I Trikuspid : Lub, reguler - BJ I Trikuspid : Lub, reguler dan
dan intensitas kuat intensitas kuat
- BJ I Mitral : Lub, reguler dan - BJ I Mitral : Lub, reguler dan
intensitas kuat intensitas kuat
- Tidak ada bunyi jantung - Tidak ada bunyi jantung
tambahan tambahan
- Tidak ada kelainan - Tidak ada kelainan
34 Inspeksi : Inspeksi :
Bentuk perut datar, mengikuti Bentuk perut datar, mengikuti gerak
gerak saat bernafas, tidak terdapat saat bernafas, tidak terdapat bekas
bekas luka operasi luka operasi
Auskultasi Auskultasi
Peristaltik usus 8x/menit Peristaltik usus 6 x/menit
Pemeriksaan Sistem Pencernaan Palpasi :
Tidak terdapat massa ataupun Palpasi :
juga tumor, nyeri tekan tidak ada Tidak terdapat massa ataupun juga
Perkusi tumor, nyeri tekan tidak ada
Timpani, tidak ada nyeri ketuk Perkusi
ginjal Timpani, tidak ada nyeri ketuk
ginjal
35 Anak R tidak mengalami Anak I tidak mengalami gangguan
gangguan pandangan, gangguan pandangan, gangguan pendengaran,
Pemeriksaan Persyarafan
pendengaran, dan gangguan dan gangguan penciuman
penciuman
36 Pemeriksaan Muskuloskeletal Anak R Pergerakan sendi bebas, Anak I Pergerakan sendi bebas,
dan Integumen tidak ada kelainan ekstermitas, tidak ada kelainan ekstermitas,
32

No Identitas Pasien Anak 1 Anak 2

tidak ada kelainan tulang tidak ada kelainan tulang belakang,


belakang, kulit normal, turgor kulit normal, turgor kulit baik,
kulit baik, Kekuatan otot :
Kekuatan otot : 5 5
5 5 5 5
5 5
37 Anank R Kebersihan genetalia Anak I Kebersihan genetalia bersih,
bersih, tidak mengalami kelainan tidak mengalami kelainan pada alat
Pemeriksaan Genetalia-Anus
pada alat kelamin dan kelainan kelamin dan kelainan anus
anus

Tabel 4.6 Skala Resiko Jatuh Humpty Dumpty Pasien Anak dengan
Bronkopneumonia di RS Samarinda Medika Citra
Anak 1
No Parameter Kriteria Nilai
(Skor)
38 < 3 Tahun 4
3-7 Tahun 3
Usia 4
7-13 Tahun 2
≥ 13 Tahun 1
Laki-Laki 2
Jenis Kelamin 2
Perempuan 1
Diagnosa Neurologi 4
Perubahan Oksigenasi (Diagnosis respiratorik,
dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing, 3
Diagnosis dsb) 1
Gangguan Perilaku /Psikiatri 2
Diagnosis Lainnya 1
Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3
Gangguang Kognitif Lupa akan adanya keterbatasan 2 3
Orientasi baik terhadap diri sendiri 1
Riwayat Jatuh/bayi diletakkan di tempet tidur
4
dewasa
Pasien menggunakan alat bantu/ bayi diletakkan
Faktor Lingkungan 3 2
dalam tempat tidru bayi/perabot rumah
Pasien diletakkan di tempat tidur 2
Area diluar rumah sakit 1
Dalam 24 jam 3
Pembedahan/Sedasi/Ane Dalam 48 jam 2 -
stesi > 48 jam atau tidak menjalani
1
pembedahan/sedasi/anestesi
33

Penggunaan multiple : sedatif, obat hipnosis,


barbiturat, fenotiazin, anti depresan, pencahar, 3
Penggunaan diuretik, narkose
1
Medikamentosa Penggunaan salah satu obat diatas 2
Penggunaan medikasi lainnya/tidak ada
1
medikasi
Jumlah Skor Humpty Dumpty 13

Anak 2
No Parameter Kriteria Nilai
(Skor)
< 3 Tahun 4
3-7 Tahun 3
Usia 4
7-13 Tahun 2
≥ 13 Tahun 1
Laki-Laki 2
Jenis Kelamin 1
Perempuan 1
Diagnosa Neurologi 4
Perubahan Oksigenasi (Diagnosis respiratorik,
dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing, 3
Diagnosis dsb) 3
Gangguan Perilaku /Psikiatri 2
Diagnosis Lainnya 1
Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3
Gangguang Kognitif Lupa akan adanya keterbatasan 2 1
Orientasi baik terhadap diri sendiri 1
Riwayat Jatuh/bayi diletakkan di tempet tidur
4
dewasa
Pasien menggunakan alat bantu/ bayi diletakkan
Faktor Lingkungan 3 3
dalam tempat tidru bayi/perabot rumah
Pasien diletakkan di tempat tidur 2
Area diluar rumah sakit 1
Dalam 24 jam 3
Pembedahan/Sedasi/Ane Dalam 48 jam 2 -
stesi > 48 jam atau tidak menjalani
1
pembedahan/sedasi/anestesi
Penggunaan multiple : sedatif, obat hipnosis,
barbiturat, fenotiazin, anti depresan, pencahar, 3
Penggunaan diuretik, narkose
-
Medikamentosa Penggunaan salah satu obat diatas 2
Penggunaan medikasi lainnya/tidak ada
1
medikasi
Jumlah Skor Humpty Dumpty 12
34

Table 4.7 Hasil Anamnesis Pemeriksaan Penunjang Pasien Anak dengan


Bronkopneumonia di RS Samarinda Medika Citra
Tindakan Anak 1 Anak 2

Pemeriksaan penunjang Jenis pemeriksaan : Jenis pemeriksaan :


Morfologi Darah Tepi Laboratorium tanggal :
tanggal : 11 april 2019 07 Mei 2019
-Result : 1. Leukosit 6400 103/ul
Eritrrosit : normokrom- 2Trombosit 337.000
normositer 10’6/ul
Leukosit :kesan jumlah 3. Hemoglobin 9,0 g/dl
meningkat 4. Hematokrit 29,1 %
Trombosit : kesan jumlah
meningkat Jenis pemeriksaan :
Thorax AP/PA tanggal :
Jenis pemeriksaan : 08/05/2019
Thorax AP/PA tanggal : -Result : sinus, diagfragma
11 april 2019 dan cor normal
-kesan : Bronkopneumonia - Pulmo : perselubungan
sinsitra pada para cardial perihiler,
terutama dextra
- Kesan :
Bronkopneumonia

Tabel 4.8 Penatalaksanaan Terapi Pasien Anak dengan Bronkopneumonia di RS


Samarinda Medika Citra
Penatalaksanaa Terapi
Anak 1 Anak 2
Cefotaxime (IV) 3x300mg Dexametasone (IV) 3x 1/2 ampul
Certidex (IV) 2x2mg Paracetamol (PO) 3x 1 ctm
Puyer batuk (PO) 3x1 Sanpicilin (IV) 4x 300mg
Paracetamol (IV) 3x100mg Colsancetine (IV) 4x 125mg
Nebu ventolin (Inhalasi) /8jam Alco DMP (PO) 3x1/2 ctm
IVFD D5 1/2 10 tpm 1
IVFD D5 /2 10 tpm
35

4.1.3 Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.9 Daftar Diagnosa Keperawatan Pasien Anak dengan Bronkopneumonia


di RS Samarinda Medika Citra

Anak 1 Anak 2
No
Tanggal Diagnosa Kep Tanggal Diagnosa Kep
ditemukan ditemukan
1 12/ 04 /2019 (D.0001) Bersihan jalan 09/ 05 /2019 (D.0001) Bersihan jalan
nafas tidak efektif b.d nafas tidak efektif b.d
peningkatan produksi peningkatan produksi
sputum sputum
DS :
DS :
 Ibu An.I mengatakan
 Ibu pasien mengatan anaknya batuk berdahak
anak R mengalami  Ibu mengatakan
sesak nafas anaknya masih sesak
 Ibu mengatakan
anak R masih batuk DO :
 Ibu pasien  Suara nafas ronki pada
mengatakan anak R kedua lapang paru
batuk tapi tidak bisa  Pernafasan cepat dan
mengeluarkan dangkal
dahaknya  Anak tidak mampu
mengeluarkan dahaknya
DO : secara mandiri
 Suara nafas ronki  Otot bantu pernafasan
pada paru kiri dada
 Pernafasan cepat dan  Terdapat cuping hidung
dangkal  Frekuensi nafas 42x/i
 Anak tidak mampu
mengeluarkan
dahaknya secara
mandiri
 Frekuensi nafas 35x/i

2 12/04/2019 (D.0003) Gangguan 09/ 05/2019 (D.0003) Gangguan


pertukaran gas b.d pertukaran gas b.d
membrane alveolus membrane alveolus kapiler
kapiler DS :
DS :  Ibu mengatakan anak I
 Ibu mengatakan anak kesulitan bernafas
R mengalami sesak DO :
nafas  terdengar bunyi nafas
DO : tambahan (ronkhi) pada
 terdengar bunyi kedua lapang paru
ronkhi pada paru kiri  terdapat pernafasan
36

 terdapat pernafasan cuping hidung


cuping hidung  pola nafas cepat dan
 pola nafas cepat dan dangkal
dangkal  kesadaran composmentis
 kesadaran (E4V5M6)
composmentis  warna kulit kemerahan
(E4V5M6)
 warna kulit
kemerahan

3 12/04/2019 (D.0005) Pola nafas 09/05/2019 (D.0005) Pola nafas tidak


tidak efektif b.d defresi efektif b.ddefresi pusat
pusat pernafasan pernafasan
DS: DS:
 ibu mengatakan  ibu mengatakan pasien
pasien kesulitan kesulitan bernafas
bernafas  ibu mengatakan saat
 ibu mengatakan saat posisi tidur telentang
posisi tidur telentang anak semakin merasa
anak semakin merasa sesak nafas
sesak nafas DO:
DO:  terdapat otot bantu
 terdapat otot bantu pernafasan dada
pernafasan dada  pola nafas cepat dan
 pola nafas cepat dan dangkal
dangkal  terdapat pernafasan
 terdapat pernafasan cuping hidung
cuping hidung  TTV :
 TTV : RR : 42x/i
RR : 35x/i N: 112x/i
N: 105x/i T : 38,10C
T : 37,80C
4 (D.0130) Hipertermia b.d 09/ 05 /2019 (D.0130) Hipertermia b.d
proses inflamasi proses inflamasi
DS : DS :
 Ibu mengatakan  Ibu pasien mengatakan
badan anak R teraba anaknya rewel dan
hangat sejak malam badan teraba hangat
 Ibu mengatakan DO:
An.R demam  T : 38,10C
DO  badan teraba hangat
 T : 37,80C
 badan teraba hangat

5 12/ 04/2019 (D.0032) Resiko Defisit 09/ 05 /2019 Cemas b.d lingkungan yang
Nutrisi b.d faktor asing
psikologis (keengganan DS :
untuk makan)  ibu mengatakan pasien
DS : menangis bila melihat
 Ibu pasien perawat/ orang asing
37

mengatakan anak R  ibu mengatakan pasien


nafsu makannya meangis bila
menurun ditinggalkan sendiri
 Ibu pasien DO :
mengatakan anak R  anak menangis
hanya makan lauk ketakutan
(ikan) tapi tidak mau  menghindari kontak
menghabiskan mata
nasinya.  anak tampak gelisah
Data Objektif  anak cenderung lebih
 A : BB = 11kg, TB= banyak diam dan tidak
70,7cm, LILA= aktif bergerak seperti
15,7cm dirumah
 B : terjadi
peningkatan jumlah
leukosit dan
trombosit
 C:
- Tidak ada
penurunan berat
badan
- Tidak ada tanda-
tanda dehidrasi
- Rambut hitam
mengkilat

 D : MLTKTP
6 12/ 04 /2019 (D.0143) Resiko jatuh 09/ 05 /2019 (D.0111) Defisit
d.d anak usia 2 tahun pengetahuan orang tua b.d
atau kurang kurang terpapar informasi
DS : DS :
-  ibu pasien mengatakan
DO : sebelunya tidak pernah
 usia anak < 2tahun diberikan pendidikan
 jenis kelamin laki- kesehatan tentang
laki bronkopneumonia
 anak ditempatkan  ibu mengatakan tidak
ditempat tidur orang paham tentang penyakit
dewasa yang diderita anaknya
 pagar tempat tidur  ibu mengatakan tidak
tidak terpasang berani memandikan
jumlah skor penilaian anaknya karna takut
humpty dumpty 12 memperparah
(resiko tinggi) kondisinya

DO:
 Orang tua pasien hanya
diam saat ditanya tentang
penyakit anaknya
 Ibu bertanya tentang
38

penyakit anaknya

7 (D.0142) Risiko infeksi 09/ 05 /2019 (D.0032) Resiko Defisit


b.d efek prosedur Nutrisi b.d faktor psikologis
invasive (keengganan untuk makan)
DS : DS :
-  Ibu pasien mengatakan
DO : Anak I nafsu makannya
 Anak terpasang IVFD menurun semenjak sakit
ditangan sebelah kiri  Ibu mengatakan anak I
 Balutan tampak bersih hanya makan 1-2 sendok
namun sudah longgar saja
 Tidak ada tanda-tanda DO :
infeksi  A : BB = 14kg, TB=
 terjadi peningkatan 93cm, LILA= 16,3cm
jumlah leukosit  B:
- Leukosit : 6400
103/ul
- Trombosit : 333.700
- Hb : 9,0 g/dL
- Ht : 29,1%
 C:
- Tidak ada penurunan
berat badan
- Tidak ada tanda-
tanda dehidrasi
- Rambut hitam
mengkilat
- Mukosa bibir lembab
 D : MLTKTP
8 09/ 05 /2019 (D.0143) Resiko jatuh d.d
anak usia 2 tahun atau
kurang
DS :
-
DO :
 usia anak 2tahun
 anak ditempatkan
ditempat tidur orang
dewasa
 pagar tempat tidur tidak
terpasang
 jumlah skor penilaian
humpty dumpty 13
(resiko tinggi)
9 09/ 05 /2019 (D.0142) Risiko infeksi b.d
efek prosedur invasive
DS :
-
DO :
39

 Anak terpasang IVFD


ditangan sebelah kiri
 Balutan tampak bersih
 Tidak ada tanda-tanda
infeksi
 Leukosit : 6400 103/ul
 Hb : 9,0 g/dL

4.1.4 Perencanaan

Tabel 4.10 Perencanaan Pasien Anak 1 dengan Bronkopneumonia di RS


Samarinda Medika Citra

NO TANGGAL DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI KEP


DITEMUKAN KEP HASIL
1 12/ 04 / 2019 (D.0001) Setelah dilakukan 1.1 Monitor status
Bersihan jalan tindakan oksigen pasien
nafas berhubungan keperawatan 3 x 24 1.2 Monitor status
dengan jam diharapkan respirasi
peningkatan jalan nafas pasien (frekuensi,irama
produksi sputum paten dengan nafas)
kriteria hasil : 1.3 Auskultasi suara
1. Suara nafas nafas catat jika ada
bersih, tidak suara nafas
ada dypsnoe, tambahan
dan tanda- 1.4 Atur poisi pasien
tanda sianosis untuk
2. Jalan nafas memaksimalkan
bersih, pasien ventilasi
tidak merasa 1.5 Lakukan fisioterapi
tercekik dada jika perlu
3. Irama nafas 1.6 Ajarkan teknik batuk
teratur, efektif untuk
frekuensi nafas mengeluarkan secret
dalam rentang 1.7 Kolaborasi
normal (20- pemberian O2
30x/i) 1.8 kolaborasi
pemberian terapi
nebulizer
1.9 kolaborasi
pemberian antibiotik
40

2 12/04/2019 (D.0003) Setelah dilakukan 2.1 Observasi Tanda


Gangguan tindakan tanda vital anak
pertukaran gas keperawatan 3 x 24 (nadi, repirasi, suhu)
berhubungan jam diharapkan
2.2 Kaji frekuensi,
dengan perubahan masalah gangguan
membrane pertukaran gas Kedalaman dan
alveolus kapiler teratasi dengan kemudahan
kriteria hasil : pernafasan
1. suara nafas 2.3 Observasi warna
bersih, tidak kulit, membran
ada dypneu mukosa dan kuku
2. mampu
anak apakah terdapat
bernafas
dengan mudah sianosis
3. tanda-tanda 2.4 Mempertahankan
vital dalam istirahat dan tidur
batas normal pada anak
2.5 Kolaborasi
pemberian oksigen
3 12/ 04 /2019 (D.0005) Pola Setelah dilakukan 3.1 Observasi tanda
napas tidak efektif tindakan tanda vital anak
berhubungan keperawatan 3 x 24 (nadi, repirasi, suhu
dengan depresi jam diharapkan
3.2 Kaji frekuensi
pusat pernapasan masalah pola nafas
teratasi dengan pernapasan
kriteria hasil : 3.3 Memberikan posisi
1. Tidak ada sesak semi fowler
nafas 3.4 Kolaborasi
2. Mampu pemberian Oksigen
bernafas
dengan mudah
3. Menunjukkan
jalan nafas yang
paten (pasien
tidak merasa
tercekik,
frekuensi nafas
dalam rentang
normal, tidak
ada suara nafas
abnormal)
4 12/ 04 /2019 (D.0130) Setelah dilakukan 4.1 monitor suhu tubuh
Hipertermi tindakan sesering mungkin
berhubungan keperawatan 3 x 24 4.2 monitor warna kulit,
dengan proses jam diharapkan nadi dan RR
inflamasi Suhu tubuh kembali 4.3 berikan kompres
normal dengan pada lipat paha dan
kriteria hasil : aksila
1. suhu tubuh 4.4 selimuti pasien
anak dalam untuk mencegah
41

rentang normal hilangnya


(36-370C) kehangatan tubuh
2. tidak ada 4.5 kolaborasi
perubahan pemberian obat
warna kulit antipiretik untuk
3. tidak terjadi menurunkan panas
kejang

5 12/ 04 /2019 (D.0032) Risiko Setelah dilakukan 5.1 Kaji status nutrisi
defisit nutrisi b/d Tindakan anak
faktor psikologis Keperawatan selam 5.2 Kaji adanya alergi
3x24 jam
makanan atau
diharapkan pasien
dapat terhindar dari minuman
resiko defisit nutrisi 5.3 Ukur tinggi/panjang
dengan Kriteria badan dan berat
Hasil: badan anak
1. Mampu 5.4 Monitor turgor kulit
mengidentifikas 5.5 Monitor muntah
i kebutuhan
pada anak
nutrisi
2. Nafsu makan 5.6 Monitor
anak meningkat pertumbuhan dan
3. Tidak terjadi perkembangan anak
penurunan berat 5.7 Kolaborasi dengan
badan ahli gizi untuk
membantu memilih
makanan yang dapat
memenuhi
kebutuhan gizi
selama sakit
6 12/ 04 /2019 (D.0143) Risiko Setelah dilakukan 6.1 Mengidentifikasi
jatuh berhubungan tindakan perilaku dan factor
dengan anak usia 2 keperawatan 3 x 24 yang mempengaruhi
tahun atau kurang jam diharapkan risiko jatuh
tidak ada kejadian 6.2 Mengidentifikasi
jatuh dengan karakteristik
kriteria hasil : lingkungan yang
1. Tidak ada dapat meningkatkan
kejadian jatuh potensi untuk jatuh
2. Perilaku 6.3 Memasang pagar
pencegah jatuh pengaman tempat
: tindakan orang tidur
tua atau 6.4 Merendahkan
pemberi asuhan tempat tidur
untuk 6.5 Jelaskan kepada
meminimalkan keluarga pasien
factor resiko tentang factor risiko
yang memicu yang memicu jatuh
jatuh
42

7 12/ 04 /2019 (D.0142) Risiko Setelah dilakukan 7.1 Cuci tangan sebelum
infeksi Tindakan dan sesudah
behubungan Keperawatan selam tindakan
dengan efek 3x24 jam
keperawatan
prosedur invasive diharapkan masalah
infeksi teratasi 7.2 Batasi pengunjung
dengan kriteria bila perlu
hasil : 7.3 Monitor tanda gejala
1. Tidak ada tanda- infeksi sistemik dan
tanda infeksi local
muncul 7.4 Lakukan perawatan
2. Jumlah leukosit
infus
dalam batas
normal 7.5 Mengajarkan
3. Menunjukkan keluarga tentang
perilaku hidup tanda gejala infeksi
sehat 7.6 Ajarkan cara
4. Menunjukkan menghindari infeksi
kemampuan 7.7 Kolaborasi
untuk mencegah
pemberian antibiotic
timbulnya infeksi

Tabel 4.11 Perencanaan Pasien Anak 2 dengan Bronkopneumonia di RS


Samarinda Medika Citra
NO TANGGAL DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI KEP
DITEMUKAN KEP HASIL
1 09/ 05 / 2019 (D.0001) Setelah dilakukan 6.1 Monitor status
Bersihan jalan tindakan oksigen pasien
nafas berhubungan keperawatan 3 x 24 6.2 Monitor status
dengan jam diharapkan respirasi
peningkatan jalan nafas pasien (frekuensi,irama
produksi sputum paten dengan nafas)
kriteria hasil : 6.3 Auskultasi suara
1. Suara nafas nafas catat jika ada
bersih, tidak suara nafas
ada dypsnoe, tambahan
dan tanda- 1.4 Atur poisi pasien
tanda sianosis untuk
2. Jalan nafas memaksimalkan
bersih, pasien ventilasi
tidak merasa 1.5 Lakukan fisioterapi
tercekik dada jika perlu
3. Irama nafas 1.6 Ajarkan teknik batuk
teratur, efektif untuk
frekuensi nafas mengeluarkan secret
dalam rentang 1.7 Kolaborasi
normal (20- pemberian O2
30x/i) 1.8 kolaborasi pemberian
terapi nebulizer
43

1.9 kolaborasi pemberian


antibiotik

2 09/ 05 / 2019 (D.0003) Setelah dilakukan 2.1 Observasi Tanda


Gangguan tindakan tanda vital anak
pertukaran gas keperawatan 3 x 24 (nadi, repirasi, suhu)
berhubungan jam diharapkan
2.2 Kaji frekuensi,
dengan perubahan masalah gangguan
membrane pertukaran gas Kedalaman dan
alveolus kapiler teratasi dengan kemudahan
kriteria hasil : pernafasan
1. suara nafas 2.3 Observasi warna
bersih, tidak kulit, membran
ada dypneu mukosa dan kuku
2. mampu
anak apakah terdapat
bernafas
dengan mudah sianosis
3. tanda-tanda 2.4 Mempertahankan
vital dalam istirahat dan tidur
batas normal pada anak
2.5 Kolaborasi
pemberian oksigen
3 09/ 05 / 2019 (D.0005) Pola Setelah dilakukan 3.1 Observasi tanda
napas tidak efektif tindakan tanda vital anak
berhubungan keperawatan 3 x 24 (nadi, repirasi, suhu
dengan depresi jam diharapkan
3.2 Kaji frekuensi
pusat pernapasan masalah pola nafas
teratasi dengan pernapasan
kriteria hasil : 3.3 Memberikan posisi
1. Tidak ada sesak semi fowler
nafas 3.4 Kolaborasi
2. Mampu bernafas pemberian Oksigen
dengan mudah
3. Menunjukkan
jalan nafas yang
paten (pasien
tidak merasa
tercekik
4. frekuensi nafas
dalam rentang
normal, tidak ada
suara nafas
abnormal)
4 09/ 05 /2019 (D.0130) Setelah dilakukan 4.1 monitor suhu tubuh
Hipertermi tindakan sesering mungkin
berhubungan keperawatan 3 x 24 4.2 monitor warna kulit,
dengan proses jam diharapkan nadi dan RR
inflamasi Suhu tubuh kembali 4.3 berikan kompres
normal dengan pada lipat paha dan
44

kriteria hasil : aksila


1. suhu tubuh 4.4 selimuti pasien
anak dalam untuk mencegah
rentang normal hilangnya
(36-370C) kehangatan tubuh
2. tidak ada 4.5 kolaborasi
perubahan pemberian obat
warna kulit antipiretik untuk
3. tidak terjadi menurunkan panas
kejang

5 09/ 05 /2019 (D.0080) Cemas Setelah dilakukan 5.1 Identifikasi tingkat


berhubungan tindakan kecemasan
dengan lingkungan keperawatan 3 x 24 5.2 Pertahankan yang
yang asing jam diharapkan sikap tenang dan
cemas anak meyakinkan
berkurang atau 5.3 Jelaskan prosedur
hilang teratasi dan aktivitas yang
dengan kriteria akan dilakukan
hasil : kepada
1. Anak istirahat 5.4 orang tua dan
dengan tenang anakAnjurkan orang
2. Anak terdekat anak untuk
kooperatif dan tetap bersama anak
mau sesering mungkin
bersosialisasi 5.5 Melakukan terapi
dengan bermain
lingkungan
sekitar
3. Postur tubuh,
ekspresi wajah
dan tingkat
aktivitas
menunjukkan
cemas
berkurang
6 09/ 05 /2019 (D.0111) Defisit Setelah dilakukan 6.1 Berikan penilaian
pengetahuan tindakan tentang tingkat
berhubungan keperawatan 1 x 24 pengetahuan pasien
dengan kurang jam diharapkan mengenai proses
terpapar informasi Defisit pengetahuan penyakit
orang tua teratasi 6.2 Jelaskan
dengan kriteria Patofisiologi
hasil : penyakit dengan cara
1. Orang tua dapat yang tepat
mengungkapka 6.3 Gambarkan tanda
n pemahaman gejala yang muncul
tentang pada penyakit
penyakit dengan cara yang
anaknya tepat
45

2. Orang tua 6.4 Melakukan


dapat pendidikan kesehatan
menjelaskan 6.5 Diskusikan
kembali apa perubahan gaya
yang telah hidup yang mungkin
dipaparkan diperlukan untuk
perawat mencegah
komplikasi

7 09/ 05 /2019 (D.0032) Risiko Setelah dilakukan 7.1 Kaji status nutrisi
defisit nutrisi b/d Tindakan anak
faktor psikologis Keperawatan selam 7.2 Kaji adanya alergi
3x24 jam
makanan atau
diharapkan pasien
dapat terhindar dari minuman
resiko defisit nutrisi 7.3 Ukur tinggi/panjang
dengan Kriteria badan dan berat
Hasil: badan anak
1. Mampu 7.4 Monitor turgor kulit
mengidentifika 7.5 Monitor muntah
si kebutuhan
pada anak
nutrisi
2. Nafsu makan 7.6 Monitor
anak meningkat pertumbuhan dan
3. Tidak terjadi perkembangan anak
penurunan berat 7.7 Kolaborasi dengan
badan ahli gizi untuk
membantu memilih
makanan yang dapat
memenuhi
kebutuhan gizi
selama sakit

8 09/ 05 /2019 (D.0143) Risiko Setelah dilakukan 8.1 Mengidentifikasi


jatuh berhubungan tindakan perilaku dan factor
dengan anak usia 2 keperawatan 3 x 24 yang mempengaruhi
tahun atau kurang jam diharapkan risiko jatuh
tidak ada kejadian 8.2 Mengidentifikasi
jatuh dengan karakteristik
kriteria hasil : lingkungan yang
1. Tidak ada dapat meningkatkan
kejadian jatuh potensi untuk jatuh`
2. Perilaku 8.3 Memasang pagar
pencegah jatuh pengaman tempat
: tindakan orang tiduR
tua atau 8.4 Merendahkan
pemberi asuhan tempat tidur
untuk 8.5 Jelaskan kepada
meminimalkan keluarga pasien
factor resiko tentang factor risiko
46

yang memicu yang memicu jatuh


jatuh
9 (D.0142) Risiko Setelah dilakukan 9.1 Cuci tangan sebelum
infeksi Tindakan dan sesudah
behubungan Keperawatan selam tindakan
dengan efek 3x24 jam
keperawatan
prosedur invasive diharapkan masalah
infeksi teratasi 9.2 Batasi pengunjung
dengan kriteria bila perlu
hasil : 9.3 Monitor tanda gejala
1. Tidak ada infeksi sistemik dan
tanda-tanda local
infeksi muncul 9.4 Lakukan perawatan
2. Jumlah leukosit
infus
dalam batas
normal 9.5 Mengajarkan
3. Menunjukkan keluarga tentang
perilaku hidup tanda gejala infeksi
sehat 9.6 Ajarkan cara
4. Menunjukkan menghindari infeksi
kemampuan 9.7 Kolaborasi
untuk
pemberian antibiotic
mencegah
timbulnya
infeksi

4.1.5 Pelaksaan

Tabel 4.12 Pelaksaan Pasien An.1 dengan Bronkopneumonia di RS Samarinda


Medika Citra
No Tannggal/ Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan Paraf
Jam
1 12/4/2019 7.1 mencuci tangan sebelum - mencuci tangan 6 langkah tangan
08:03 kontak dengan anak tampak bersih

2 12/4/2019 1.2 menghitung frekuensi - RR : 35x/i


08:05 nafas dan - Irama nafas tidak teratur
memperhatikan irama
nafas An.R

3 12/4/2019 2.2 melihat kedalaman dan - Pasien terlihat sesak


08:07 kemudahan pasien dalam - Pernafasan cepat dan dangkal
bernafas

4 12/4/2019 1.3 mendengarkan suara - Suara nafas ronki pada paru kiri
08:10 nafas

5 12/4/2019 4.1 mengukur suhu tubuh - T = 37,80C


47

08:10 pasien

4.2 memantau warna kulit - Tidak ada kebiruan ataupun tanda-tada


6 12/4/2019 dan menghitung nadi sianosis, akral teraba hangat, N= 97x/i
08:12

7 12/4/2019 1.1 melihat status oksigen - SpO2 = 97%


08:15 pasien

8 12/4/2019 3.4 memasang oksigen - Terpasang nasal kanul 1lpm


08:17 kepada pasien

9 12/4/2019 2.3 melihat mukosa bibir - Mukosa bibir lembab kuku tidak ada
09:00 dan kuku pasien kebiruan

10 12/4/2019 6.2 melihat lingkungan - Side rail tidak terpasang


09:02 yang dapat - Anak ditempatkan ditempat tidur
meningkatkan risiko orang dewasa
jatuh - Posisi tempat tidur terlalu tinggi
11 12/4/2019 6.1 mengkaji perilaku anak
09:05 yang dapat memicu - Skor humpty dumpty = 12
risiko jatuh - Anak masih aktif bergerak

12 12/4/2019 1.9 menginjeksikan - Obat telah diinjeksikan dan tidak ada


09:10 cefotaxime 300mg IV respon negatif

13 12/4/2019 3.3 mengatur posisi pasien - Menganjurkan ibu untuk memangku


11:40 untuk memaksimalkan anaknya dan mengatur posisi anak
ventilasi menjadi semi fowler, anak terlihat
tenang

14 12/4/2019 1.8 memberikan terapi - Anak menangis selama diuap, setelah


11:55 nebulizer ventolin diuap ibu mengatakan anaknya lebih
nyaman bernafas dan tidak gelisah

15 12/4/2019 4.3 memberikan kompres - Kompres telah diberikan


12:00 pada An.R

16 12/4/2019 6.5 menjelaskan kepada - Orang tua mengatakan mengerti


12:02 orang tua An.R tentang tentang factor risiko yang memicu
factor yang memicu jatuh dan dapat mengulangi kembali
jatuh apa yang telah dijelaskan perawat

17 12/4/2019 6.3 memasang side rail - Side rail telah terpasang anak lebih
12:04 tempat tidur aman

18 12/4/2019 5.2 Menilai adanya alergi - Ibu mengatakan An.R tidak memiliki
12:06 terhadap makanan atau alergi terhadap makanan
minuman
48

19 12/4/2019 5.1 kaji kemampuan pasien - Ibu mengatakan kadang membelikan


12:06 untuk mendapat nutrisi makanan diluar
yang dibutuhkan - Ibu mengatakan harini ini An.R masih
tidak mau makan nasi

20 12/4/2019 3.3 Mengukur BB,TB. Lila - BB : 11Kg, TB : 70,7 cm , Lila = 15,7


12:08 cm

21 12/4/2019 4.4 merendahkan posisi - tempat tidur telah direndahkan


12:10 tempat tidur posisinya, tidak ada kejadian jatuh

22 12/4/2019 7.3 melihat tanda- tanda - tidak ada tanda-tanda infeksi yang
12:12 infeksi pada tangan muncul
pasien yang terpasang
infus
23 12/4/2019 7.5 mengajarkan kepada - orang tua mampu menyebutkan secara
12:14 orang tua pasien tentang umum tanda gejala infeksi
tanda dan gejala infeksi

24 12/4/2019 7.6 mengajarkan cara - orang tua mengatakan paham tentang


12:19 menghindari infeksi cara menghindari infeksi

1 13/4/2019 7.1 mencuci tangan sebelum - tangan tampak bersih


08:05 kontak dengan pasien

2 13/4/2019 7.4 Melakukan perawatan - plaster telah diganti balutan tampak


08:06 infus bersih

3 13/4/2019 7.3 melihat apakah ada - tidak ada tanda atau gejala infeksi
08:09 tanda-tanda infeksi yang yang muncul
muncul pada tangan
pasien
4 13/4/2019 7.2 memberitahu orang tua - orang tua mengatakan akan
08:10 untuk membatasi jumlah melakukan saran dari perawat
pengunjung
5 13/4/2019 1.3 mendengarkan suara - Terdengar suara nafas tambahan
08:12 nafas ronki pada lapang paru bagian kiri

6 13/4/2019 3.4 menghitung frekuensi - RR = 36x/i irama nafas cepat dan


08:15 nafas dan melihat irama dangkal pola nafas tidak teratur
nafas
7 13/4/2019 2.1 mengukur suhu tubuh - T = 36,60C, N = 102x/i, RR = 36x/i
08:20 dan menghitung RR dan
nadi anak
8 13/4/2019 1.1 mengukur status - SpO2 = 98%
08:25 oksigen An.R
49

9 13/4/2019 6.1 menghitung skor - Skor humpty dumpty = 12


08:55 humpty dumpty dan - Anak sedang rewel dan aktif
mengkaji perilaku An.R bergerak
yang mungkin
mempengaruhi resiko
jatuh

10 13/4/2019 6.2 mengkaji factor - Side rail tidak terpasang


08:57 lingkungan yang - Ibu mengatakan lupa memasang
memicu jatuh pagar pengaman
11 13/4/2019 6.3 memasang side rail dan - Pagar tempat tidur telah dipasang
09:05 mengingatkan orang tua - Ibu mengatakan lain kali akan
pasien memastikan pagar tempat tidur
terpasang

12 13/4/2019 1.9 menginjeksikan - Obat telah dimasukkan dan tidak ada


09:08 antibiotik cefotaxime respon negative
300mg IV
13 13/4/2019
09:22 2.5 memberikan - Obat tekah diberikan dan tidak ada
paracetomol 100mg IV respon negative

14 13/4/2019 3.3 mengubah posisi pasien - Mengubah posisi pasien menjadi


14:30 semi fowler dan pasien terlihat
tenang

15 13/4/2019 1.8 memberikan terapi - An.R menangis dan berusaha


14:35 nebulizer ventolin membuka masker nebunya

16 13/4/2019 1.5melakukan fisioterapi - Fisioterapi dada telah diberikan ibu


14:38 dada mengatakan ada sedikit dahak yang
keluar

1 14/04/2019 1.4 mendengarkan suara - suara nafas bersih


08:45 nafas

- RR = 26x/i irama nafas teratur


2 14/04/2019 3.5 menghitung frekuensi
08:47 nafas dan melihat irama
nafas
- SpO2 = 99%
3 14/04/2019 1.1 mengukur status - An.R tidak terpasang oksigen lagi
08:47 oksigen An.R - Ibu mengatakan anaknya sudah tidak
sesak

14/04/2019 3.1 mengukur tanda-tanda - RR = 26x/i


4 08:50 vital - T =36,3
- N = 97x/i
50

5
6.1 menghitung skor humpty - Skor humpty dumpty = 12
14/04/2019 dumpty dan mengkaji - Anak sedang aktif bergerak
08:55 perilaku An.R yang
mungkin mempengaruhi
resiko jatuh

6
6.2 mengkaji factor - Side terpasang
14/04/2019 lingkungan yang - Posisi tempat tidur rendah
09:00 memicu jatuh - Ibu mengatakan akan memastikan
pagar tempat tidur selalu terpasang

7
1.9 menginjeksikan - Obat telah dimasukkan dan tidak ada
14/04/2019 antibiotik cefotaxime respon negative
09:03 300mg IV
8
1.4 mengubah posisi pasien - Mengubah posisi pasien menjadi
14/04/2019 semi fowler dan pasien terlihat
09:05 tenang
9
1.8 memberikan terapi - An.R menangis dan berusaha
14/04/2019 nebulizer ventolin membuka masker nebunya
09:10
1 15/04/2019 7.1 mencuci tangan sebelum - tangan tampak bersih
08:45 tindakan

2 15/04/2019 5.6 mengakaji - anak berkembang sesuai dengan


08:47 perkemabangan anak usianya

15/04/2019 7.3 melihat tanda dan gejala - tidak ada tanda gejala ifeksi yang
3 08:47 infeksi muncul

15/04/2019 6.1 menghitung skor humpty - Skor humpty dumpty = 12


08:50 dumpty dan mengkaji - Anak sedang aktif bergerak
4 perilaku An.R yang
mungkin mempengaruhi
resiko jatuh

- Side terpasang
15/04/2019 6.2 mengkaji factor - Posisi tempat tidur rendah
5 08:55 lingkungan yang - Ibu mengatakan akan memastikan
memicu jatuh pagar tempat tidur selalu terpasang

15/04/2019 7.7 menginjeksikan - Obat telah dimasukkan dan tidak ada


6 09:00 antibiotik cefotaxime respon negative
300mg IV
51

7 15/04/2019 5.7 menanyakan kepada ibu - Ibu mengatakan anak tidak ada muntah
09:03 apakah pasien muntah hari ini
hari ini

8 15/04/2019 5.3 mengukur BB, TB, Lila - BB : 11Kg, TB : 70,7 cm , Lila = 15,7
09:05 cm

Tabel 4.13 Pelaksaan Pasien An.2 dengan Bronkopneumonia


di RS Samarinda Medika Citra
No Tannggal/ Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan Paraf
Jam
1 09/05/2019 9.1 mencuci tangan sebelum - tangan tampak bersih
08:00 kontak dengan pasien

2 09/05/2019 9.4 melihat kondisi infus - balutan tampak bersih


08:02 pasien

3 09/05/2019 9.3 mengakaji tanda tanda - tinda ada kemerahan, bengkak,


08:04 infeksi pada infus pasien ataupun perubahan bentuk

4 09/05/2019 5.2 melakukan pendekatan - anak menangis melihat orang asing


08:05 dengan tenang

5 09/05/2019 5.8 mengkaji tingkat - ibu mengatakan anaknya menangis


08:07 kecemasan yang setiap kali melihat perawat/tenaga
dirasakan anak medis lainnya
- anak tidak mau bermain dan lebih
banyak diam

6 09/05/2019 5.3 menjelaskan aktivitas - ibu mengerti tentang tindakan yang


08:09 yang akan dilakukan akan dilakukan keanak
kepada orang tua pasien

7 09/05/2019 2.2 menghitung frekuensi - RR : 34x/I


08:11 nafas dan - Irama nafas tidak teratur
mamperhatikan irama -terdapat pernapasan cuping hidung
nafas - ada otot bantu pernafasan dada

8 09/05/2019 1.1 mengukur status - SpO2 = 98%


08:12 oksigen pasien - Terpasang nasal kanul 2lpm

9 09/05/2019 1.3 Mendengarkan bunyi - Suara nafas ronki pada kedua paru
08:15 nafas

10 09/05/2019 4.1 mengukur suhu tubuh - T = 38,10C


52

08:17

11 09/05/2019 4.2 mengkaji warna kulit - Tidak ada kebiruan ataupun tanda-tada
09:00 dan menghitung nadi sianosis, badan teraba panas N= 97x/i

12 09/05/2019 4.1 memberikan kompres - Kompres telah diberikan anak tertidur


09:02 hangat pada lipat axila
An.I

13 09/05/2019 4.2 menyelimuti pasien - Selimut telah dipasang anak tertidur


09:05 pulas

14 09/05/2019 1.9 menginjeksikan - Obat telah diberikan dan tidak ada


09:10 antibiotic colsancetin reaksi negative
125mg IV
15 09/05/2019 2.5 memberikan pct puyer - Obat telah diminum tidak ada reaksi
09:12 via oral negative

16 09/05/2019 1.6 mengajarkan teknik - Ibu mengatakan mengerti dan mampu


09:30 batuk efektif kepada orang mendemostrasikan secara mandiri
tua An.I - Ibu mengatakan akan mengajarkan
pada An.I

17 09/05/2019 6.1 mengkaji tingkat - Saat ditanya terkain apa itu bp orang
09:40 pengetahuan orang tua tua pasien tampak bingung dan
mengatakan tidak tau
- Saat dikaji terkait kebersihan diri ibu
mengatakan anak belum ada mandi
karna takut jika mandi dapat
memperparah kondisi An.I

18 09/05/2019 8.1 mengkaji perilaku dan - Skor humpty dumpty = 13 (resiko


10:00 factor yang tinggi)
mempengaruhi risiko - Ketika rewel ibu mengatakan anaknya
jatuh aktif bergerak

19 09/05/2019 8.2 mengakaji karakteristik - Anak ditempatkan ditempat tidur


10:01 lingkungan yng orang dewasa
berpotensi memicu - Posisi tempat tidur terlalu tunggi
jatuh - Pagar pengaman (side rail) tidak
terpasang
20 09/05/2019 8.5 menjelaskan kepada - Ibu mengatakan mengerti dan akan
10:03 keluarga pasien tentang memperhatikan dan lebih waspada
factor risiko yang terhadap anaknya agak tidak jatuh
memicu jatuh

21 09/05/2019 8.3 memasang pagar - Side rail telah terpasang


10:10 pengaman

22 09/05/2019 8.4 merendahkan posisi - Posisi tempat tidur lebih rendah


10:16 tempat tidur
53

23 09/05/2019 6.2 menjelaskan proses - Orang tua memperhatikan penjelasan


10:17 terjadinya penyakit dengan baik
bronkopneumonia - Orang tua An.R mengatakan sekarang
sudah paham tentang proses terjadinya
sakit pada anaknya
24 09/05/2019 6.3 menggambarkan tanda - Orang tua mengatakan sekarang sudah
10:23 dan gejala yang mucul bisa memahami gejala umum yang
pada penyakit muncul karna bp
bronkopneumonia

25 09/05/2019 6.4 melakukan pendidikan - Orang tua mengatakan sekarang sudah


10:29 kesehatan tentang paham bahaya asap obat nyamuk dan
“Bahaya Asap Obat pentingnya menjaga kebersihan diri
Nyamuk Bagi Anak”
dan “pentingnya
personal hygiene”

26 09/05/2019 6.5 mengajak orang tua - Ibu mengatakan setelah pulang akan
10:40 pasien unuk berdiskusi mengganti obat nyamuk dengan
perubahan gaya hidup kelambu
yang mungkin - Ibu mengatakan besok pagi akan
diperlukan menyeka An.I

27 09/05/2019 7.1 menanyakan kepada ibu - Ibu mengatakan An.I tidak memiliki
11:00 apakah pasien memiliki alergi ataupun pantangan dalam makan
alergi makanan

09/05/2019 7.1 menanyakan konsumsi - Ibu mengatakan hari ini An.I hanyak
11:03 nutrisi pasien makan 1-2 sendok makanannya
28
09/05/2019 7.5 menanyakan apakah - Ibu mengatakan anak tidak ada muntah
11:15 anak ada muntah

29 09/05/2019 9.2 menganjurkan orang tua - Orang tua mengatakan akan mengikuti
11:20 untuk membatasi saran perawat
pengunjung

30 09/05/2019 9.5 mengajarkan orang tua - Orang tua mengatakan mengerti dan
11:25 tentang tanda dan gejala mampu menyebutkan tanda dan gejala
infeksi infeksi

31 09/05/2019 7.3 mengukur BB, TB, Lila - BB = 14kg, TB = 93 cm, LILA = 16,3
11:30 cm

32 09/05/2019 3.1 mengukur tanda tanda - RR 46x/i, N : 112x/i, T : 38,1


11:05 vital
54

1 10/05/2019 5.2 melakukan pendekatan - anak tidak menangis tapi masih tidak
08:00 dengan tenang mau kontak mata dengan mahasiswa

2 10/05/2019 5.9 mengkaji tingkat - ibu mengatakan An.I masih menangis


08:02 kecemasan yang setiap kali melihat perawat/tenaga
dirasakan anak medis lainnya
- anak tidak mau bermain dan lebih
banyak diam

3 10/05/2019 2.2 menghitung frekuensi - RR : 33x/I


08:05 nafas dan - Irama nafas tidak teratur
mamperhatikan irama -terdapat pernapasan cuping hidung
nafas - ada otot bantu pernafasan dada

4 10/05/2019 1.2 mengukur status - SpO2 = 98%


08:07 oksigen pasien - Terpasang nasal kanul 2lpm

5 10/05/2019 1.3 Mendengarkan bunyi - Suara nafas ronki pada kedua lapang
08:10 nafas paru

6 10/05/2019 2.1 mengukur suhu tubuh - T = 37,70C


08:15

7 10/05/2019 2.3 mengkaji warna kulit - Tidak ada kebiruan ataupun tanda-tada
08:17 dan menghitung nadi sianosis, badan teraba panas, N=
105x/i

8 10/05/2019 4.3 memberikan kompres - Kompres telah diberikan anak tertidur


08:20 hangat pada lipat axila
anak I

9 10/05/2019 1.9 menginjeksikan - Obat telah diberikan dan tidak ada


09:00 antibiotic colsancetin reaksi negative
125mg IV

10 10/05/2019 4.5 memberikan pct puyer - Obat telah diminum tidak ada reaksi
09:01 via oral negative

11 10/05/2019 1.6 menganjurkan anak - Anak mengikuti arahan ibunya


09:05 untuk batuk efektif

12 10/05/2019 8.1 mengkaji perilaku dan - Skor humpty dumpty = 13 (resiko


09:40 factor yang tinggi)
mempengaruhi risiko - Ketika rewel ibu mengatakan anaknya
jatuh aktif bergerak

13 10/05/2019 8.2 mengakaji karakteristik - Anak ditempatkan ditempat tidur


09:45 lingkungan yng orang dewasa
berpotensi memicu - Posisi tempat tidur terlalu tunggi
55

jatuh

14 10/05/2019 8.3 memasang pagar - Side rail telah terpasang


09:50 pengaman

15 10/05/2019 8.4 merendahkan posisi - Posisi tempat tidur lebih rendah


09:55 tempat tidur

16 10/05/2019 4.5 menganjurkan ibu untuk - Ibu mengatakan nanti akan mengambil
10:35 membawa boneka atau boneka untuk An.I
mainan An.I

17 10/05/2019 7.2 menanyakan konsumsi - Ibu mengatakan hari ini An.I masih
10:40 nutrisi pasien belum menghabiskan makanannya

18 10/05/2019 7.4 menganjurkan pasien - Ibu mengatakan mengerti dan akan


10:45 banyak konsumsi memberikan makanan yang berserat
makanan yang berserat kepada pasien

19 10/05/2019 2.6 mengisi air oksigen - Terpasang nasal kanul 2lpm


10:50
20 10/05/2019 3.3 mengubah posisi - Mengubah posisi pasien menjadi semi
10:52 fowler
21 10/05/2019 7.6 mengukur
10:54 perkembangan anak - Hasil : anak berkembang sesuai
dengan kpsp usianya
22 10/05/2019 7.5 menanyakan apakah
anak ada muntah hari ini - Ibu mengatakan anak tidak ada muntah

23 10:56 7.4 mengecek turgor kulit - Turgor kulit baik

24 10/05/2019 7.7 Mengukur BB, TB, - BB = 14kg, TB= 93cm, LILA=


10:58 LILA 16,3cm

1 11/05/2019 9.1 mencuci tangan sebelum - tangan tampak bersih


08:00 tindakan

11/05/2019 1.1 monitor status oksigen - SpO2 = 99%


08:05 pasien

2 11/05/2019 1.3 auskultasi suara nafas - Suara nafas bersih tadak ada suara
08:19 nafas tambahan

11/05/2019 2.1 mengukur suhu badan - RR : 26x/i, N : 98x/i, T : 36,3


3 08:20 dan menghitung RR dan
N
4 11/05/2019 2.2 melihat kedalaman dan - Frekuensi nafas 26x/i irama nafas
08:25 kemudahan pasien teratur pasien tidak merasa sesak
dalam bernafas
11/05/2019 2.3 melihat warna kulit, - Warna kulit kemerahan, mukosa bibir
5 08:27 membrane mukosa serta lembab, dan tidak ada tanda-tanda
56

kuku pasien sianosis

6 11/05/2019 9.7 menginjeksikan - Obat telah diberikan dan tidak ada


08:55 antibiotic reaksi negatif yang muncul
7
11/05/2019 5.1 mengidentifikasi tingkat - Anak masih takut bila melihat
09:30 kecemasan pasien perawata/tenaga medis lainnya
- Anak rewel saat terpisah dari ibunya
- Anak menarik diri dari orang asing

8 11/05/2019 7.5 menayakan apakah anak - Ibu mengatakan anak tidak ada muntah
09:45 ada muntah hari ini hari ini

7.4 mengecek turgor kulit - Turgor kulit baik


9 pasien
11/05/2019 8.1 mengukur skor humpty - Skore humpty dumpty = 12 (risiko
10:23 dumpty jatuh)

10 9.3 melihat apakah ada tanda - Tidak ada tanda gejala infeksi yang
11/05/2019 gejala infeksi yang muncul muncul
10:30

11
11/05/2019 9.4 melakukan perawatan - Melepas infus, pembekuan darah baik
10:35 infus

4.1.6 Evaluasi

Tabel 4.14 Evaluasi Asuhan Keperawatan Pasien Anak 1 dengan


Bronkopneumonia di RS Samarinda Medika Citra
Hari/ Diagnosa Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Jam Keperawatan
Hari DK 1 S : - ibu mengatakan anak R masih sulit bernafas
1 Bersihan jalan - ibu mengatakan anak R masih batuk berdahak
nafas tidak - ibu mengatakan anak tidak bisa mengeluarkan dahaknya
15:00 efektif O : - auskultasi bunyi nafas ronki pada paru kiri
- RR=35x/i
- SpO2=98%
- Ada otot bantu pernafasan dada
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 monitor status oksigenasi pasien
1.2 monitor status respirasi (irama,frekuensi)
1.3 auskultasi suara nafas catat jika ada suara nafas
tambahan
1.4 atur posisi pasien untuk memaksimalkan ventilasi
1.5 lakukan fisioterapi dada jika perlu
1.7 kolaborasi pemberian O2
57

1.8 kolaborasi pemberian terapi nebulizer


1.9 kolaborasi penberian antibiotic

15:10 DK 2 S : - ibu mengatakan anak masih kesulitan bernafas


Gangguan O : - terdengar bunyi ronki pada paru kiri
pertukaran gas - masih ada pernafasan cuping hidung
- pola nafas cepat dan dangkal
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2.1 observasi tanda- tanda vital anak
2.2 kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan anak
dalam bernafas
2.3 observasi warna kulit, membrane mukosa, dan kuku
anak apakah ada sianosis
2.4 mempertahankan istirahat dan tidur anak
2.5 kolaborasi pemberian oksigen

15:15 DK 3 S : - ibu mengatakan pasien kesulitan bernafas


Pola nafas - ibu mengatakan saat posisi tidur telentang anak semakin
tidak efektif merasa sesak nafas
O : - terdapat otot bantu pernafasan dada
- pola nafas cepat dan dangkal
- terdapat pernafasan cuping hidung
- TTV :
RR : 36x/i
N: 102x/i
T : 37,80C
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3.1 Observasi tanda-tanda vital anak
3.2 Kaji frekuensi pernafasan
3.3 Memberikan posisi semi fowler
3.4 Kolaborasi pemberian oksigen

15:20 DK 4 S:
Hipertermia - ibu mengatakan badan anak panas
- ibu mengatakan anak rewel dan demam
O:
- Saat diraba badan anak teraba panas
- T = 37,80C N:102x/i
- Anak rewel

A : Masalah belum teratasi


P : Lanjutkan intervensi :
4.1 Monitor suhu tubuh
4.2 Monitor warna kulit nadi dan RR
4.3 Berikan kompres pada lipatan paha dan axila
4.4 Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
kehangatan
4.5 Kolaborasi pemberian obat antipiretik untuk
menurunkan panas
58

15:25 DK 5 S : - Ibu pasien mengatakan anak R nafsu makannya menurun


Risiko Defisit - Ibu pasien mengatakan anak R hanya makan lauk (ikan)
nutrisi tapi tidak mau menghabiskan nasinya.
O : - A : BB = 11kg, TB= 70,7cm, LILA= 15,7cm
- B : terjadi peningkatan jumlah leukosit dan trombosit
- C:
- Tidak ada penurunan berat badan
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Rambut hitam mengkilat
- D : MLTKTP
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi :
5.1 Kaji status nutrisi anak
5.2 Kaji adanya alergi makanan atau minuman
5.3 Ukur tinggi/panjang badan dan berat badan anak
5.4 Monitor turgor kulit
5.5 Monitor muntah pada anak
5.6 Monitor pertumbuhan dan perkembangan anak
5.7 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu
memilih makanan yang dapat memenuhi kebutuhan
gizi selama sakit
15:30 DK 6 S:-
Risiko jatuh O : - Tidak ada kejadian jatuh
- Side rail telah terpasang
- Skor humpty dumpty 12 (resiko tinggi)
- Tempat tidur dalam posisi yang tidak terlalu tinggi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
6.1 mengidentifikasi perilaku dan factor yang
mempengaruhi risiko jatuh
6.2 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat
meningkatkan potensi untuk jatuh
6.3 memasang pagar pengaman tempat tidur
6.4 merendahkan posisi tempat tidur

15:35 DK 7 S:-
Risiko infeksi O : - Anak terpasang IVFD ditangan sebelah kiri
- Balutan baru diganti
- Balutan tampak bersih
- Tidak ada kemerahan, atau pun bengkak pada daerah
tangan yang diinfus
A : Masalah tidak terjadi
P : pertahankan intervensi
7.1 Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
7.2 Batasi pengunjung jika perlu
7.3 Monitor tanda dan gejala sistemik dan lokal
7.4 Lakukan perawatan infus
7.7 Kolaborasi pemberian antibiotic
59

Hari Diagnosa Evaluasi (SOAP) Paraf


ke 2 Keperawatan
14:45 DK 1 S : - ibu mengatakan anak R sesaknya berkurang
Bersihan jalan - ibu mengatakan anak R masih batuk berdahak
nafas tidak - ibu mengatakan anak tidak bisa mengeluarkan dahaknya
efektif - ibu mengatakan hari ini anak mendapat terapi fisioterapi
dada
O : - auskultasi bunyi nafas ronki pada paru kiri
- RR=33x/i
- SpO2=98%
- Ada otot bantu pernafasan dada
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 monitor status oksigenasi pasien
1.2 monitor status respirasi (irama,frekuensi)
1.3 auskultasi suara nafas catat jika ada suara nafas
tambahan
1.4 atur posisi pasien untuk memaksimalkan ventilasi
1.5 lakukan fisioterapi dada jika perlu
1.7 kolaborasi pemberian O2
1.8 kolaborasi pemberian terapi nebulizer
1.9 kolaborasi penberian antibiotic

14:50 DK 2 S : - ibu mengatakan sesak anak sudah berkurang


Gangguan O : - terdengar bunyi ronki pada paru kiri
pertukaran gas - masih ada pernafasan cuping hidung
- pola nafas cepat dan dangkal
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2.1 observasi tanda- tanda vital anak
2.2 kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan anak
dalam bernafas
2.3 observasi warna kulit, membrane mukosa, dan kuku
anak apakah ada sianosis
2.4 mempertahankan istirahat dan tidur anak
2.5 kolaborasi pemberian oksigen

14:55 DK 3 S : - ibu mengatakan pasien kesulitan bernafas


Pola nafas - ibu mengatakan saat posisi tidur telentang anak semakin
tidak efektif merasa sesak nafas
O : - terdapat otot bantu pernafasan dada
- pola nafas cepat dan dangkal
- terdapat pernafasan cuping hidung
- TTV :
RR : 36x/i
N: 102x/i
T : 37,80C
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3.1 Observasi tanda-tanda vital anak
3.2 Kaji frekuensi pernafasan
60

3.3 Memberikan posisi semi fowler


3.4 Kolaborasi pemberian oksigen

15:00 DK 4 S:
hipertermia - ibu mengatakan tadi pagi anak mendapat obat
paracetamol
- ibu mengatakan badan anak R sudah tidak panas lagi
O:
- Saat diraba badan anak sudah tidak panas lagi
- T = 36,70C N:102x/i
- Anak tidak rewel
A : Masalah hipertermia teratasi
P : Hentikan intervensi

15:10 DK 5 S:
Risiko deficit - Ibu pasien mengatakan anak R hanya makan ½ porsi
nutrisi bubur tapi menghabiskan lauk (ikan)
O : - A : BB = 11kg, TB= 70,7cm, LILA= 15,7cm
- B : terjadi peningkatan jumlah leukosit dan trombosit
- C:
- Tidak ada penurunan berat badan
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Rambut hitam mengkilat
- D : MLTKTP
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi :
5.1 Kaji status nutrisi anak
5.2 Kaji adanya alergi makanan atau minuman
5.3 Ukur tinggi/panjang badan dan berat badan anak
5.4 Monitor turgor kulit
5.5 Monitor muntah pada anak
5.6 Monitor pertumbuhan dan perkembangan anak
5.7 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu
memilih makanan yang dapat memenuhi kebutuhan
gizi selama sakit
15:30 DK 6 S:-
Risiko jatuh O:
- Tidak ada kejadian jatuh
- Side rail telah terpasang
- Skor humpty dumpty 12 (resiko tinggi)
- Tempat tidur dalam posisi yang tidak terlalu tinggi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
6.1 mengidentifikasi perilaku dan factor yang
mempengaruhi risiko jatuh
6.2 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat
meningkatkan potensi untuk jatuh
6.3 memasang pagar pengaman tempat tidur
6.4 merendahkan posisi tempat tidur
61

15:40 DK 7 S:-
Risiko infeksi O : - Anak terpasang IVFD ditangan sebelah kiri
- Balutan baru diganti
- Balutan tampak bersih
- Tidak ada kemerahan, atau pun bengkak pada daerah
tangan yang diinfus
A : Masalah tidak terjadi
P : pertahankan intervensi
7.1 Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
7.2 Batasi pengunjung jika perlu
7.3 Monitor tanda dan gejala sistemik dan lokal
7.4 Lakukan perawatan infus
7.7 Kolaborasi pemberian antibiotic
Hari DK 1 S : - ibu mengatakan anak sudah tidak sesak lagi
ke 3 Bersihan jalan - ibu mengatakan anak R batuknya sudah tidak berdahak
15:10 nafas tidak O : - tidak terdengar bunyi nafas tambahan
efektif - RR=29x/i
- SpO2=99%
- Tidak ada otot bantu pernafasan dada
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

15:15 DK 2 S : - ibu mengatakan anak sudah tidak sesak lagi


Gangguan O : - tidak ada bunyi nafas tambahan
pertukaran gas - Pola nafas teratur
- Tidak ada tarikan dinding dada dan cuping hidung
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

15:20 DK 3 S : - ibu mengatakan pasien kesulitan bernafas


Pola nafas - ibu mengatakan saat posisi tidur telentang anak semakin
tidak efektif merasa sesak nafas
O : - tidak ada otot bantu pernafasan dada
- pola teratur
- tidak pernafasan cuping hidung
- suara nafas bersih
- TTV :
RR : 29x/i
N: 97x/i
T : 36,50C
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

15:25 DK 5 S:
Risiko defisit - Ibu pasien mengatakan anak R hanya makan ½ porsi
nutrisi bubur tapi menghabiskan lauk (ikan)
O : - A : BB = 11kg, TB= 70,7cm, LILA= 15,7cm
- B : terjadi peningkatan jumlah leukosit dan trombosit
- C:
- Tidak ada penurunan berat badan
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
62

- Rambut hitam mengkilat


- D : MLTKTP
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi :
5.1 Kaji status nutrisi anak
5.2 Kaji adanya alergi makanan atau minuman
5.3 Ukur tinggi/panjang badan dan berat badan anak
5.4 Monitor turgor kulit
5.5 Monitor muntah pada anak
5.6 Monitor pertumbuhan dan perkembangan anak
5.7 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu
memilih makanan yang dapat memenuhi kebutuhan
gizi selama sakit
15:30 DK 6 S:-
Risiko jatuh O:
- Tidak ada kejadian jatuh
- Side rail telah terpasang
- Skor humpty dumpty 12 (resiko tinggi)
- Tempat tidur dalam posisi yang tidak terlalu tinggi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
6.1 mengidentifikasi perilaku dan factor yang
mempengaruhi risiko jatuh
6.2 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat
meningkatkan potensi untuk jatuh
6.3 memasang pagar pengaman tempat tidur
6.4 merendahkan posisi tempat tidur

15:35 DK 7 S:-
Risiko infeksi O : - Anak terpasang IVFD ditangan sebelah kiri
- Balutan baru diganti
- Balutan tampak bersih
- Tidak ada kemerahan, atau pun bengkak pada daerah
tangan yang diinfus
A : Masalah tidak terjadi
P : pertahankan intervensi
7.1 Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
7.2 Batasi pengunjung jika perlu
7.3 Monitor tanda dan gejala sistemik dan lokal
7.4 Lakukan perawatan infus
7.7 Kolaborasi pemberian antibiotic

Hari DK 5 S:
ke 4 Risiko deficit - Ibu pasien mengatakan anak R hampir mengahbiskan
15:05 nutrisi makanannya hari ini (tersisa 2-3 sendok saja)
O : - A : BB = 11kg, TB= 70,7cm, LILA= 15,7cm
- B : terjadi peningkatan jumlah leukosit dan trombosit
- C:
- Tidak ada penurunan berat badan
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Rambut hitam mengkilat
63

- D : MLTKTP
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi :
5.1 Kaji status nutrisi anak
5.2 Kaji adanya alergi makanan atau minuman
5.3 Ukur tinggi/panjang badan dan berat badan anak
5.4 Monitor turgor kulit
5.5 Monitor muntah pada anak
5.6 Monitor pertumbuhan dan perkembangan anak
5.7 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu
memilih makanan yang dapat memenuhi kebutuhan
gizi selama sakit

15:10 DK 6 S:-
Risiko jatuh O:
- Tidak ada kejadian jatuh
- Side rail telah terpasang
- Skor humpty dumpty 12 (resiko tinggi)
- Tempat tidur dalam posisi yang tidak terlalu tinggi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
6.1 mengidentifikasi perilaku dan factor yang
mempengaruhi risiko jatuh
6.2 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat
meningkatkan potensi untuk jatuh
6.3 memasang pagar pengaman tempat tidur
6.4 merendahkan posisi tempat tidur

15:15 DK 7 S:-
Risiko infeksi O : - infus telah dilepas
- pembekuan darah baik
- Tidak ada kemerahan, atau pun bengkak pada daerah
tangan yang di infus
A : Masalah tidak terjadi
P : pertahankan intervensi
7.1 Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
7.2 Batasi pengunjung jika perlu
7.3 Monitor tanda dan gejala sistemik dan local
7.4 Lakukan perawatan infus
7.7 Kolaborasi pemberian antibiotic
64

Tabel 4.15 Evaluasi Asuhan Keperawatan Pasien Anak 2 dengan Bronkopneumonia


di RS Samarinda Medika Citra
Hari/ Diagnosa Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Jam Keperawatan
Hari DK 1 S:
1 Bersihan jalan - ibu mengatakan anak I masih sesak namun sudah
15:00 nafas tidak berkurang
efektif - ibu mengatakan anak I masih batuk berdahak
- ibu mengatakan sudah paham tentang batuk efektif
namun belum melatih anak I karna masih tidur
O:
- auskultasi bunyi nafas ronki pada kedua paru
- RR=46x/i
- SpO2=98%
- Ada otot bantu pernafasan
- Anak tidak bisa mengeluarkan dahak secra mandiri
A:
- Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 monitor status oksigenasi pasien
1.2 monitor status respirasi (irama,frekuensi)
1.3 auskultasi suara nafas catat jika ada suara nafas
tambahan
1.4 atur posisi pasien untuk memaksimalkan ventilasi
1.5 lakukan fisioterapi dada jika perlu
1.6 anjurkan teknik batuk efektif
1.7 kolaborasi pemberian O2
1.8 kolaborasi pemberian terapi nebulizer
1.9 kolaborasi penberian antibiotic
15:10 DK 2 S:
Gangguan - ibu mengatakan anak I masih sesak namun sudah agak
pertukaran gas mendingan
O:
- saat auskultasi terdengar bunyi nafas tambahan (ronki)
pada kedua lapang paru
- pernafasan cuping hidung
- pola nafas cepat dan dangkal
- kesadaran composmentis
- tidak ada tanda-tanda sianosis
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2.1 observasi TTV anak (nadi, respirasi, suhu)
2.2 kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernafas
2.3 observasi warna kulit, membrane mukosa dan kuku
anak apakah terdapat sianosis
2.4 mempertahankan istirahat dan tidur pada anak
2.5 kolaborasi pemberian oksigen
15:15 DK 3 S:
Pola nafas - ibu mengatakan anak kesulitan bernafas
tidak efektif - ibu mengatakan sesak anak akan bertambah bila tidur
dengan posisi telentang
65

O:
- ada tarikan dinding dada
- pola nafas cepat dan dangkal
- terdapat pernafasan cuping hidung
- TTV
RR : 46x/i, N : 112x/i, T : 38,1
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3.1 Observasi tanda tanda vital
3.2 Kaji frekuensi pernafasan
3.3 Memberikan posisi semi fowler
3.4 Kolaborasi pemberian O2
15:20 DK 4 S:
Hipertermia - ibu mengatakan anak I masih demam
O:
- T = 38,10C N: 112x/i
- Badan anak teraba panas
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
4.1 Monitor suhu tubuh sesering mungkin
4.2 Monitor warna kulit dan nadi
4.3 Berikan kompres pada lipatan paha dan aksila
4.4 Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
4.5 Kolaborasi pemberian obat antipiretik untuk
menurunkan panas
15:25 DK 5 S:
Cemas - Ibu mengatakan anak I masih sering menangis jika
ditinggalkan
- Ibu anak I mengatakan pasien masih banyak diam dan
belum aktif untuk bermain

O:
- Ekspresi wajah takut dan tegang
- Anak I tidak mau kontak mata dengan lawan bicara
- Anak I menangis bila ada perawat/tenaga medis lain
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi intervensi
5.1 Identifikasi ulang tingkat kecemasan
5.2 Pertahankan sikap yang tenang dan meyakinkan
5.3 Jelaskan setiap prosedur dan aktivitas kepada orang
tua dan anak
5.4 Anjurkan orang terdekat untuk selalu mendampingi
5.5 Melakukan terapi bermain
15:30 DK 6 S:
Defisit - Ibu mengatakan sekarang sudah paham tentang penyakit
pengetahuan yang diderita anaknya
orang tua - Ibu mengatakan sudah tau bahaya asap obat
nyamuk/rokok bagi kesehatan anaknya
- Ibu mengatakan sudah paham terkait pentingnya
menjaga kebersihan diri anak
66

- Ibu mengatakan akan merubah gaya hidup menjadi lebih


baik lagi
O:
- Ibu pasien dapat mengulang dan memaparkan secara
singkat terkait penyakit bronkopneumonia
- Ibu mampu menyebutkan bahaya asap obat nyamuk bagi
kesehatan anaknya
- Ibu mampu menjelaskan kembali tentang pentingnya
menjaga kebersihan diri bagi anaknya
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
15:30 DK 7 S:
Risiko deficit
nutrisi - Ibu pasien mengatakan Anak I nafsu makannya menurun
semenjak sakit
- Ibu mengatakan anak I hanya makan 1-2 sendok saja
O:
- A : BB = 14kg, TB= 93cm, LILA= 16,3cm
- B:
Leukosit : 6400 103/ul, Trombosit : 333.700, Hb : 9,0
g/dL, Ht : 29,1%
- C:
- Tidak ada penurunan berat badan
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Rambut hitam mengkilat
- Mukosa bibir lembab
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan Intervensi :
7.1 Kaji status nutrisi anak
7.2 Kaji adanya alergi makanan atau minuman
7.3 Ukur tinggi panjang dan berat badan anak
7.4 Monitor turgor kulit
7.5 Monitor muntah pada anak
7.6 Monitor pertumbuhan dan perkembangan anak
7.7 Kolaborasi dengan ahli gizi
15:35 DK 8 S:-
Risiko jatuh O:
- Tidak ada kejadian jatuh
- Side rail telah terpasang
- Skor humpty dumpty 13 (resiko tinggi)
- Tempat tidur dalam posisi yang tidak terlalu tinggi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
8.1 mengidentifikasi perilaku dan factor yang
mempengaruhi risiko jatuh
8.2 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat
meningkatkan potensi untuk jatuh
8.3 memasang pagar pengaman tempat tidur
8.4 merendahkan posisi tempat tidur
67

15:40 DK 9 S:-
Risiko infeksi O:
- terpasang IVFD ditangan sebelah kiri
- tidak ada kemerahan, bengkak, dan perubahan bentuk
pada tangan yang terpasang infus
- balutan bersih dan rapi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
9.1 cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan
9.2 batasi pengunjung bila perlu
9.3 monitor tanda dan gejala infeksi sitemik dan local
9.4 lakukan perawatan infus
9.7 kolaborasi pemberian antibiotic
Hari Diagnosa Evaluasi (SOAP) Paraf
ke 2 Keperawatan
14:45 DK 1 S:
Bersihan jalan - ibu mengatakan anak I sesaknya sudah berkurang
nafas tidak - ibu mengatakan anak I masih batuk berdahak namun
efektif sudah berkurang
- ibu mengatakan anak mau meniru melakukan batuk
efektif
- ibu mengatakan anak mampu mengeluarkan batuknya
sambil dibimbing
O:
- auskultasi bunyi nafas ronki pada kedua paru namun
sudah berkurang
- RR= 40x/i
- SpO2=98%
- Ada otot bantu pernafasan
- Napas cepat dan dangkal
- Pernafasan cuping hidung
- Terpasang nasal kanul 2lpm
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 monitor status oksigenasi pasien
1.2 monitor status respirasi (irama,frekuensi)
1.3 auskultasi suara nafas catat jika ada suara nafas
tambahan
1.4 atur posisi pasien untuk memaksimalkan ventilasi
1.5 lakukan fisioterapi dada jika perlu
1.6 anjurkan teknik batuk efektif
1.7 kolaborasi pemberian O2
1.8 kolaborasi pemberian terapi nebulizer
1.9 kolaborasi penberian antibiotic
68

14:50 DK 2 S:
Gangguan - ibu mengatakan anak I masih sesak namun sudah agak
pertukaran gas mendingan
O:
- saat auskultasi terdengar bunyi nafas tambahan (ronki)
pada kedua lapang paru
- pernafasan cuping hidung
- pola nafas cepat dan dangkal
- kesadaran composmentis
- tidak ada tanda-tanda sianosis
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2.1 observasi TTV anak (nadi, respirasi, suhu)
2.2 kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernafas
2.3 observasi warna kulit, membrane mukosa dan kuku
anak apakah terdapat sianosis
2.4 mempertahankan istirahat dan tidur pada anak
2.5 kolaborasi pemberian oksigen
14:55 DK 3 S:
Pola nafas - ibu mengatakan anak kesulitan bernafas
tidak efektif - ibu mengatakan sesak anak akan bertambah bila tidur
dengan posisi telentang
O:
- ada tarikan dinding dada
- pola nafas cepat dan dangkal
- terdapat pernafasan cuping hidung
- TTV
RR : 40x/i, N : 105x/i, T : 36,6
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3.1 Observasi tanda tanda vital
3.2 Kaji frekuensi pernafasan
3.3 Memberikan posisi semi fowler
3.4 Kolaborasi pemberian O2
15:00 DK 4 S:
Hipertermia - ibu mengatakan An.I badannya sudah tidak panas lagi
O:
- T = 36,60C N: 78x/i
- Akral teraba hangat, kulit kemerahan tidak ada tanda-
tanda sianosis
A : Masalah teratasi
P : hentikan intervensi
15:05 DK 5 S:
Cemas - Ibu mengatakan anak I masih sering menangis jika
ditinggalkan ibunya
- Ibu anak I mengatakan pasien masih banyak diam dan
belum aktif untuk bermain
O:
- Ekspresi wajah takut dan tegang
- Anak I tidak mau kontak mata dengan lawan bicara
- Anak I menangis bila ada perawat/tenaga medis lain
69

A : Masalah belum teratasi


P : lanjutkan intervensi intervensi
5.1 Identifikasi ulang tingkat kecemasan
5.2 Pertahankan sikap yang tenang dan meyakinkan
5.3 Jelaskan setiap prosedur dan aktivitas kepada orang
tua dan anak
5.4 Anjurkan orang terdekat untuk selalu mendampingi
5.5 Melakukan terapi bermain.
15:10 DK 7 S:
Risiko deficit - Ibu pasien mengatakan Anak I masih tidak
nutrisi menghabiskan porsi makanannya
- Ibu mengatakan anak I hanya makan 1-2 sendok saja
O:
- A : BB = 14kg, TB= 93cm, LILA= 16,3cm
- B:
Leukosit : 6400 103/ul, Trombosit : 333.700, Hb : 9,0
g/dL, Ht : 29,1%
- C:
- Tidak ada penurunan berat badan
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Rambut hitam mengkilat
- Mukosa bibir lembab
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan Intervensi :
7.1 Kaji status nutrisi anak
7.2 Kaji adanya alergi makanan atau minuman
7.3 Ukur tinggi panjang dan berat badan anak
7.4 Monitor turgor kulit
7.5 Monitor muntah pada anak
7.6 Monitor pertumbuhan dan perkembangan anak
7.7 Kolaborasi dengan ahli gizi
15:15 DK 8 S:-
Risiko jatuh O:
- Tidak ada kejadian jatuh
- Side rail telah terpasang
- Skor humpty dumpty 13 (resiko tinggi)
- Tempat tidur dalam posisi yang tidak terlalu tinggi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
8.1 mengidentifikasi perilaku dan factor yang
mempengaruhi risiko jatuh
8.2 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat
meningkatkan potensi untuk jatuh
8.3 memasang pagar pengaman tempat tidur
8.4 merendahkan posisi tempat tidur
15:20 DK 9 S:-
Risiko infeksi O:
- terpasang IVFD ditangan sebelah kiri
- tidak ada kemerahan, bengkak, dan perubahan bentuk
pada tangan yang terpasang infus
- balutan bersih dan rapi
70

A : Masalah tidak terjadi


P : Pertahankan intervensi
9.1 cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan
9.2 batasi pengunjung bila perlu
9.3 monitor tanda dan gejala infeksi sitemik dan local
9.4 lakukan perawatan infus
9.7 kolaborasi pemberian antibiotic
Hari DK 1 S:
ke 3 Bersihan jalan - ibu mengatakan An.I sudah tidak sesak lagi
14:45 nafas tidak - ibu mengatakan An.I batuk sudah tidak berdahak lagi
efektif O:
- auskultasi bunyi nafas bersih
- RR=25x/i
- SpO2=99%
- Tidak ada otot bantu pernafasan
- Irama nafas teratur
- Tidak ada pernafasan cuping hidung
- Tidak terpasang oksigen
A : - Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
14:50 DK 2 S:
Gangguan - ibu mengatakan anak I sudah tidak sesak lagi
pertukaran gas O:
- auskultasi suara nafas bersih tidak ada suara nafas
tambahan
- tidak pernafasan cuping hidung
- pola nafas teratur
- tidak ada tarikan dinding dad
- kesadaran composmentis
- tidak ada tanda-tanda sianosis
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
14:55 DK 3 S:
Pola nafas - ibu mengatakan anak sudah tidak sesak lagi
tidak efektif - ibu mengatakan anak sudah tidak menggunakan oksigen
lagi
O:
- tidak ada tarikan dinding dada
- pola nafas teratur
- tidak ada terdapat pernafasan cuping hidung
- TTV
RR : 25x/i, N : 98x/i, T : 36,3
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
15:00 DK 5 S:
Cemas - Ibu mengatakan anak I masih sering menangis jika
ditinggalkan
- Ibu anak I mengatakan pasien sekarang sudah mulai
tersenyum namun belum aktif bergerak
71

O:
- Anak tidak mau diajak terapi bermain (mewarnai)
- Anak sudah mulai sesekali tersenyum
- Anak masih menangis bila ada perawat/tenaga medis
lain
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi intervensi
5.1 Identifikasi ulang tingkat kecemasan
5.2 Pertahankan sikap yang tenang dan meyakinkan
5.3 Jelaskan setiap prosedur dan aktivitas kepada orang
tua dan anak
5.4 Anjurkan orang terdekat untuk selalu mendampingi
5.5 Melakukan terapi bermain

15:10 DK 7 S:
Risiko deficit - Ibu pasien mengatakan Anak I masih tidak
nutrisi menghabiskan porsi makanannya
O:
- A : BB = 14kg, TB= 93cm, LILA= 16,3cm
- B:
Leukosit : 6400 103/ul, Trombosit : 333.700, Hb : 9,0
g/dL, Ht : 29,1%
- C:
- Tidak ada penurunan berat badan
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Rambut hitam mengkilat
- Mukosa bibir lembab
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan Intervensi :
7.1 Kaji status nutrisi anak
7.2 Kaji adanya alergi makanan atau minuman
7.3 Ukur tinggi panjang dan berat badan anak
7.4 Monitor turgor kulit
7.5 Monitor muntah pada anak
7.6 Monitor pertumbuhan dan perkembangan anak
7.7 Kolaborasi dengan ahli gizi
15:25 DK 8 S:-
Risiko jatuh O:
- Tidak ada kejadian jatuh
- Side rail telah terpasang
- Skor humpty dumpty 13 (resiko tinggi)
- Tempat tidur dalam posisi yang tidak terlalu tinggi

A : Masalah tidak terjadi


P : Pertahankan intervensi
8.1 mengidentifikasi perilaku dan factor yang
mempengaruhi risiko jatuh
8.2 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat
meningkatkan potensi untuk jatuh
8.3 memasang pagar pengaman tempat tidur
8.4 merendahkan posisi tempat tidur
72

15:30 DK 9 S:-
Risiko infeksi O:
- infus telah dilepas
- tidak ada kemerahan, bengkak, dan perubahan bentuk
pada tangan
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
9.1 cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan
9.2 batasi pengunjung bila perlu
9.3 monitor tanda dan gejala infeksi sitemik dan local
9.4 lakukan perawatan infus
9.7 kolaborasi pemberian antibiotic

4.2 Pembahasan

4.2.1 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan

produksi sputum

Berdasarkan hasil pengkajian pada dua pasien ditemukan adanya peningkatan

produksi sputum ditandai dengan anak batuk berdahak, sesak nafas, terdengar bunyi

nafas tambahan (ronki), adanya peningkatan frekuensi nafas menjadi cepat dan

dangkal, serta adanya tarikan dinding dada dan pernafasan cuping hidung.

Menurut Nurarif dan Kusuma (2013) mikroorganisme yang masuk kesaluran

pernafasan memicu peradangan yang menimbulkan secret yang semakin lama

semakin menumpuk dibronkus sehingga aliran bronkus menjadi sempit dan pasien

merasa sesak. Menurut Nugroho (2011) akibat dari sekresi sputum yang berlebihan

meliputi batuk, dapat menyebabkan obstruksi saluran pernafasan dan sumbatan pada

saluran pernafasan, sputum terjadi karena adanya peradangan atau infeksi saluran

pernapasan. Pengeluaran dahak yang tidak lancar juga menyebabkan penumpukan

sputum yang membuat perlengketan pada jalan nafas sehingga jalan nafas tidak
73

efektif dan menimbukan sesak nafas. Sesuai dengan teori diatas peneliti berasumsi

selain karna efek peradangan yang menimbulkan mukus dan menghambat jalan nafas

bersihan jalan nafas ini juga disebabkan oleh sputum yang menumpuk karena tidak

dikeluarkan secara mandiri melalui batuk.

Berdasarkan masalah yang muncul panulis menyusun intervensi seperti

melakukan monitoring status oksigen, memonitor frekuensi dan irama nafas,

auskultasi suara nafas tambahan, mengajarkan batuk efektif pada anak 2 dan

melakukan fisioterapi dada pada anak 1, kolaborasi pemberian terapi nebulizer,

antibiotic dan oksigen.

Hasil analisa peneliti terkait kenapa anak 2 tidak mendapatkan terapi fisioterapi

dada dan terapi nebulizer seperti anak 1 adalah karena anak 1 masih berusia 1th

sehingga kurang kooperatif untuk mengikuti arahan peneliti saat mengajarkan batuk

efektif, sedangkan anak 2 sudah berusia 2th lebih dan mampu mengikuti arahan dari

ibunya sehingga anak bisa mengeluarkan dahaknya secara mandiri dengan teknik

batuk efektif.

Hasil evaluasi setelah peneliti melakukan perawatan selama 4 hari pada anak 1

dan 3 hari pada anak 2 masalah teratasi baik pada anak 1 maupun anak 2 dibuktikan

dengan data penunjang ibu megatakan anaknya tidak kesulitan bernafas lagi, suara

nafas bersih, frekuensi nafas normal, irama nafas teratur dan tidak ada tarikan dinding

dada serta tidak ada pernafasan cuping hidung.


74

4.2.2 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane

alveolus-kapiler

Berdasarkan hasil pengkajian muncul masalah gangguan pertukaran gas pada

anak 1 dan 2 dengan data ibu mengatakan anak sesak nafas, ada suara nafas tambahan

(ronki), terdapat pernafasan cuping hidung, pola nafas yang cepat dan dangkal.

Menurut Djodjosubroto (2009) gangguan pertukaran gas muncul disebabkan

daerah paru menjadi padat karna terisi oleh eksudat sehingga terjadi penurunan ratio

ventilasi dan perfusi yang berdampak pada penurunan kapasitas difusi. Sesuai dengan

teori dan data yang didapat peneliti berasumsi bahwa masalah gangguan pertukaran

gas terjadi karna efek dari peradangan yang menyebar kebagian alveolus sehingga

alveolus tidak bisa bekerja secara optimal karna terisi oleh eksudat.

Berdasarkan masalah yang muncul peneliti lalu menyusun intervensi kemudian

mengimplementasikan dikedua pasien berupa observasi tanda-tanda vital, mengkaji

frekuensi dan kemudahan pasien dalam bernafas, observasi adanya tanda-tanda

sianosis, mempertahankan istirahat, dan kolaborasi pemberian oksigen nasal kanul

pada anak 1 dan 2, hasil evaluasi masalah sama-sama teratasi di buktikan dengan

anak tidak sesak lagi, tidak ada suara nafas tambahan, frekuensi nafas dalam rentang

normal, irama nafas teratur, tidak ada otot bantu pernafasan dan cuping hidung.

4.2.3 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan defresi pusat pernafasan

Dari hasil pengkajian pada anak 1 dan anak 2 muncul masalah pola nafas tidak

efektif yang didukung data ibu mengatakan anaknya kesulitan bernafas. Menurut

teori dari Hockenberry & Wilsson (2013) obstruksi jalan nafas pada pasien
75

pneumonia yang disebabkan peningkatan produksi sputum menghambat suplai

oksigen kejaringan sehingga menimbulkan distress pernafasan yang merupakan

kompensasi tubuh karena konsentrasi oksigen yang rendah. Sesuai dengan data yang

didapat dilapangan dan didukung oleh teori peneliti berasumsi bahwa masalah pola

nafas tidak efektif muncul dikarenakan kurangnya suplai oksigen yang didapat

jaringan akibat obstruksi yang terjadi dibronkus sehingga terjadi disstres pernafasan

yang menimbulkan gejala seperti sesak dan kelelahan.

Berdasarkan masalah yang muncul peneliti melakukan implementasi sesuai

dengan intervensi yang telah disusun berupa observasi tanda-tanda vital anak,

mengkaji frekuensi nafas, mengubah posisi untuk memaksimalkan ventilasi, serta

melakukan kolaborasi pemberian oksigen. Setelah dilakukan perawatan selama 4 hari

masalah teratasi pada anak 1 dan 3 hari pada anak 2.

4.2.4 Hipertermia berhubungan dengan proses inflamasi

Berdasarkan hasil pengkajian anak 1 dan anak 2 sama-sama mengalami demam

dimana suhu badan berada diatas rentang normal anak 1 (37,80C) dan anak 2

(38,10C).

Menurut Nurarif dan Kusuma (2013) penyebab demam pada anak

bronkopneumonia adalah karna adanya peradangan yang disebabkan oleh

mikroorganisme sehingga tubuh merespon dan terjadilah demam. Menurut Sherwood

(2012) demam terjadi akibat adanya infeksi atau peradangan, sebagai respon

masuknya organisme pathogen, sel-sel fagositik tertentu (magrofag) akan

mengeluarkan pirogen endogen yang merangsang hipotalamus untuk meningkatkan


76

patokan termo stat. Berdasarkan hasil pengkajian dan teori yang ada peneliti

berasumsi bahwa hipertermi yang muncul pada pasien bronkopneumonia merupakan

efek dari proses peradangan yang kemudian merangsang hipotalamus.

Berdasarkan hasil study setelah dilakukan tindakan keperawatan dilapangan

dengan memonitor suhu tubuh, memberikan kompres pada lipatan paha atau axila,

menyelimuti pasien, dan melakukan kolaborasi pemberian antipiretik setlah

dilakukan tindakan selama 4 hari padi anak 1 dan 3 hari pada anak 2 masalah

hipertermi teratasi.

4.2.5 Cemas berhubungan dengan lingkungan asing

Dari hasil pengkajian ditemukan masalah cemas pada anak 2 yang dibuktikan

dengan data subyektif ibu pasien mengatakan anak menangis saat melihat

perawat/tenaga medis lainnya data obyektif anak cenderung diam, tampak gelisah,

kontak mata buruk dan ketakutan.

Kecemasan merupakan perasaan yang paling umum dialami oleh pasien anak

yang mengalami hospitalisasi. Kecemasan yang sering dialami seperti menangis, dan

takut pada orang baru.Banyaknya stressor yang dialami anak ketika menjalani

hospitalisasi menimbulkan dampak negatif yang mengganggu perkembangan anak.

Lingkungan rumah sakit dapat merupakan penyebab stress dan kecemasan pada anak

(Utami, 2014).

Analisa peneliti terkait masalah kecemesan yang hanya muncul pada anak 2

adalah karena anak 2 baru pertama kali di rawat inap sehingga merasa asing dengan

lingkungan yang baru berbeda dengan anak 1 yang sebelumnya sudah pernah dirawat
77

inap di rumah sakit dari segi perilaku pun orang tua anak 1 lebih paham tentang

kecemasan yang mungkin akan muncul pada anaknya selama dirawat di rumah sakit

sehingga orang tua anak 1 membawa mainan kesukaan anak untuk mengalihkan

perhatian anak saat ada petugas medis.

Berdasarkan hasil study kasus dimana setelah dilakukan tindakan pendekatan

secara tenang, menganjurkan ibu selalu mendampingi pasien dan meyakinkan lalu

melakukan terapi bermain mewarnai dengan anak setidaknya dapat mengurangi

kecemasan yang dirasakan anak karna hospitalisasi dan anak merasa lebih nyaman.

4.2.6 Defisit pengetahuan orang tua b.d kurang terpapar informasi

Dari hasil pengkajian pada orang tua anak ke 2 didapatkan data subyektif orang

tua mengatakan tidak paham terkait penyakit yang diderita anaknya, ibu mengatakan

tidak berani memandikan anaknya karna takut akan memperparah kondisi, dan ibu

mengatakan ini kali pertama anaknya dirawat dirumah sakit dan sebelumnya tidak

pernah mendapat pendidikan kesehatan tentang penyakit anaknya data obyektif yang

didapat orang tua pasien tampak bingug dan hanya diam saat ditanya terkait penyakit

anaknya, ibu aktif bertanya tentang penyakit yang diderita anak.

Menurut SDKI (2017) defisit pengetahuan adalah ketiadaan atau kurangnya

informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertetu yang bisa disebabkan oleh

beberapa hal misalnya keterbatasan kognitif, gangguan fungsi kognitif, kurang

terpapar informasi, kurang mampu mengingat ataupun ketidaktahuan menemukan

sumber informasi. Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan.


78

Dari hasil study peneliti berasumsi bahwa faktor yang mempengaruhi deficit

pengetahuan pada orang tua anak 2 karna ini kali pertama anaknya masuk rumah

sakit sehingga belum pernah terpapar informasi terkait Bronkopneumonia, serta

adanya pengaruh faktor pendidikan pada orang tua anak 2, setelah dilakukan

pendidikan kesehatan tentang proses penyakit, bahaya asap obat nyamuk, dan

pentingnya menjaga kebersihan anak terjadi peningkatan pengetahuan orang tua dan

menimbulkan motivasi bagi orang tua untuk merubah gaya hidup menjadi lebih baik

lagi.

4.2.7 Risiko deficit nutrisi ditandai dengan perubahan psikologis (keengganan

untuk makan)

Dari hasil pengkajian didapatkan data pada anak 1 sebelum sakit dan sesudah
sakit tidak mengalami penurunan berat badan 11 Kg, TB 70,7 cm, LK 48 cm, LD 52
cm, LILA 15,7 cm, dan pada anak 2 sebelum sakit dan sesudah sakit tidak mengalami
penurunan 14 Kg, TB 93 cm, LK 49 cm, LD 54 cm, LILA 16,3 cm. Sesuai dengan
kartu menuju sehat (KMS) status gizi anak 1 dan 2 berada digaris hijau yang berarti
status gizi baik namum kondisi sakit yang diderita kedua anak akan mempengaruhi
nafsu makan. Sehingga peneliti merasa perlu untuk mengangkat diagnose ini untuk
mempertahankan status nutrisi anak. Menurut Agustina (2013) penyakit infeksi
menjadi salah satu faktor langsung penyebab terjadinya gizi kurang pada balita.
Apabila dimasa ini anak tidak mendapatkan asupan yang cukup akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangannya, selain itu dengan adanya penyakit
infeksi yang berada pada tubuh anak akan menurunkan nafsu makannya dan
berakibat pada status gizi anak.
Berdasarkan teori yang ada dan hasil study penulis berasumsi bahwa pada anak
bronkopneumonia yang memiliki masalah deficit nutrisi ini berkaitan dengan faktor
79

psikologis yang dipicu oleh efek dari proses penyakit seperti batuk, sesak nafas, anak
mudah lelah, dan gangguan pada indra pengecap sehingga anak tidak nafsu makan.
Tidakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini diantaranya
ialah mengkaji status nutrisi, mengkaji adanya alergi makanan/minuman,mengecek
turgor kulit, monitoring adanya muntah, serta melakukan penilaian tumbang. Hasil
evaluasi masalah risiko deficit nutrisi tidak terjadi baik pada anak 1 maupun anak 2.

4.2.8 Risiko jatuh ditandai dengan anak usia 2tahun atau kurang

Dari hasil pengakajian didapatkan data bahwa kedua anak memiliki masalah

risiko jatuh yang didukung dengan data obyektif skor humpty dumpty anak 1 = 12

(risiko tinggi) dan skor humpty dumpty anak 2 = 13 (risiko tinggi), anak ditempatkan

dikasur orang dewasa, pagar pengaman tidak terpasang dan posisi tempat tidur yang

terlalu tinggi. Berdasarkan data tersebut peneliti merasa perlu mengangkat diagnose

risiko jatuh untuk menghindari kejadian jatuh.

Menurut trisniawati & richa (2018) kejadian pasien jatuh merupakan masalah

serius di rumah sakit terutama pada pasien rawat inap karena kejadian pasien jatuh

merupakan salah satu indikator keselamatan pasien khususnya anak dan indikator

mutu rumah sakit. Menurut SDKI (2017) risiko jatuh adalah kondisi berisiko

mengalami keruskan fisik dan gangguan kesehatan akibat terjatuh dimana faktor

risiko yang berkaitan pada kasus ini adalah usia anak 2 tahun atau kurang. Sesuai

dengan teori menurut penulis usia anak berkait an dengan risiko yang memicu jatuh

karna anak usia 2tahun atau kurang akan sangat aktif bergerak namun mengenal

bahaya disekitarnya.
80

Berdasarkan hasil study di lapangan selama perawatan tidak ada kejadian jatuh,

penulis berasumsi bahwa pada pasien anak usia 2tahun ataupun kurang sangat perlu

adanya kesadaran, perhatian dan kewaspadaan ekstra baik dari perawat, tenaga medis

lainnya, maupun orang tua pasien untuk meminimalisir faktor risiko agar anak

terhindar dari kejadian jatuh.

4.2.9 Risiko infeksi ditandai dengan efek prosedur invasive

Dari hasil pengkajian diperoleh data kedua pasien mendapat terapi intravena

dimana anak 1 sudah 3 hari terpasang infuse sedangkan anak 2 baru hari kedua

terpasang infuse tidak ada tanda gejala infeksi yang muncul seperti rubor, dolor,

kalor, tumor, dan fungsio laesa pada kedua anak , berdasarkan data tersebut peneliti

berasumsi penggunaan alat-alat invasive rentan sekali akan infeksi karena ada

jaringan yang terbuka sehingga meningkatkan risiko terpaparnya organisme pathogen

hal inilah yang mendasari peneliti mengangkat diagnose risiko inveksi. Menurut

Kartono (2009) infeksi nasokomial merupakan masalah serius yang dapat menjadi

penyebab kematian secara langsung atau tidak langsung, hal yang paling ringan yang

dapat dirasakan adalah menjadi lamanya masa rawat inap.

Untuk mengatasi masalah risiko infeksi peneliti menyusun intervensi dan

melakukan tindakan keperawatan diantaranya mencuci tangan sebelum dan sesudah

tindakan, membatasi jumlah pengunjung untuk meminimalisir sumber infeksi dari

lingkungan, monitor tanda dan gejala infeksi, melakukan perawatan infus, dan

kolaborasi untuk pemberian antibiotic. Hasil evaluasi setelah dilakukan perawatan

selama 4 hari pada anak 1 dan 3 hari pada anak 2 masalah risiko infeksi tidak terjadi.
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada anak 1 dan

anak 2 dengan penyakit Bronkpneumoniadi Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit

Samarinda Medika Citra Kalimantan Timur peneliti dapat mengambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Pengkajian

Hasil pengkajian yang didapatkan dari kedua anak menunjukkan adanya

beberapa tanda gejala yang sama. Keluhan yang diarasakan anak 1 juga

dirasakan oleh anak ke 2. Keluhan yang memiliki kesamaan dengan teori yang

dikemukakan pada bab II ialah anak batuk berdahak, sesak nafas, frekuensi nafas

meningkat, anak demam, pada auskultasi thorak terdengar suara nafas tambahan

(ronki), ada pernafasan cuping hidung, tarikan dinding dada, terjadi penurunan

nafsu makan dan anak tampak gelisah. Dari hasil pemeriksaan penunjang pun

menunjukkan hasil yang sama yaitu kesan bronkopneumonia pada kedua anak.

Hal ini menujukkan adanya keselarasan antara teori dan fakta dilapangan.

2. Diagnosa Keperawatan

Dari 7 diagnosa yang muncul pada anak 1 dan 9 diagnosa yang muncul pada

anak 2 ada 7 diagnosa yang sama-sama dirasakan kedua anak yaitu bersihan jalan

nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum, gangguan

81
82

pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolus kapiler, pola

nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernafasan, hipertermia

berhubungan dengan proses inflamasi, risiko deficit nurisi berhubungan dengan

efek psikologis (keengganan untuk makan), risiko jatuh berhubungan dengan

anak usia 2 tahun atau kurang, dan risiko infeksi berhubungan dengan efek

prosedur invasive. Kemudian 2 diagnosa yang hanya muncul pada anak 2 adalah

cemas berhubungan dengan lingkungan yang asing dan deficit pengetahuan

orang tua berhubungan dengan kurang terpapar informasi.

3. Perencanaan

Perencanaan yang digunakan pada kedua pasien di susun berdasarkan rencana

keperawatan menurut NANDA (2015) dan sesuai dengan masalah keperawatan

yang ditegakkan berdasarkan kriteria tanda dan gejala mayor, minor serta kondisi

klien saat ini.

4. Pelaksanaan tindakan

Tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan yang telah

penulis susun diantaranya adalah memonitor status oksigen, tanda-tanda vital,

pertumbuhan dan perkembangan anak, dan memonitor status repirasi, mengkaji

status nurisi serta alergi makanan/minuman, mendengarkan suara nafas

tambahan, mengubah posisi pasien untuk memaksimalkan ventilasi, mengajarkan

batuk efektif, melakukan fisiterapi dada, berkolaborasi untuk pemberian

antibiotic dan antipiretik, memberikan kompres dan menyelimuti pasien,

mengidentifikasi tingkat kecemasan dan tingkat pengetahuan orang tua,


83

memberikan penyuluhan kesehatan, melakukan terapi bermain bersama anak,

memasang pagar pengaman tempat tidur untuk menghindari kejadian jatuh,

selalu memonitor adanya tanda/gejala infeksi yang mungkin muncul serta

melakukan perawatan infus dan selalu membiasakan mencuci tangan sebelum

ataupun sesudah tindakan untuk meminimalisir penyebaran infeksi.

5. Evaluasi

Akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan keperawatan

yang di berikan dan didasarkan pada bagaimana efektifnya tindakan keperawatan

yang telah dilakukan. Pada evaluasi yang penulis lakukan pada anak 1

berdasarkan kriteria yang penulis susun terhadap 4 diagnosa yang teratasi yaitu

Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan Peningkatan Produksi

Sputum, Gangguan Pertukaran Gas beruhubungan dengan Membrane Alveolus-

kapiler, Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan Depresi Pusat Pernafasan,

Hipertermia berhubungan dengan Proses Inflamasi, 3 diagnose risiko tidak

terjadi yaitu Risiko Defisit Nutrisi, Risiko Jatuh, dan Risiko inveksi.

Sedangkan pada anak 2 dari 9 diagnosa yang mencul berdasarkan kriteria

hasil yang disusun terdapat 5 diagnosa teratasi yaitu Berihan Jalan Nafas Tidak

Efektif, Gangguan Pertukaran Gas, Pola Nafas Tidak Efektif, Hipertermia dan

Defisit Pengetahuan Orang Tua, ada 1 diagnosa keperawatan yang teratasi

sebagian yaitu Cemas, 3 diagnosa risiko tidak terjadi yaitu Risiko Deficit Nutrisi,

Risiko Jatuh, dan Risiko Infeksi.


84

5.2 Saran

Berdasarkan kasus yang diangkat penulis dengan judul Asuhan Keperawatan

Anak dengan Bronkopneumonia di Rumah Sakit Samarinda Medika Citra untuk

peningkatan mutu dalam pemberian asuhan keperawatan selanjutnya penulis

menyarankan kepada :

1. Peneliti selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengeksplorasi lebih dalam lagi terkait

asuhan keperawatan anak dengan bronkopneumonia. Dan dapat mengaplikasikan

intervensi keperawatan yang telah disusun dengan baik.

2. Perawat ruangan

Diharapkan dapat meningkatkan komunikasi yang efektif baik kepada pasien

maupun orang tua dan dapat lebih meningkatkan kepedulian terhadap kebersihan

diri pasien.

3. Pasien dan orang tua pasien

Diharapkan dapat mengenali bagaimana proses dan tanda gejala serta faktor

penyabab terjadinya bronkopneumonia sehingga untuk kedepannya dapat

merubah pola hidup menjadi lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Asmadi (2008) Konsep Dasar Keperawatan Jakarta: EGC

Agustina, I (2013) Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita dengan Perilaku
Pencegahan Penyakit Pneumonia Di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (2013) Penyakit yang


Ditularkan Melalui Udara.Jakarta: Kemenkes RI

Budiono, dkk (2015) Konsep Dasar Keperawatan Jakarta : Bumi Medika

Dermawan (2012) Proses Keperawatan Penerapan Konsep Dan Kerangka Kerja.


Yogyakarta: Gosyen Publishing

Dinkes (2016) Profil Kesehatan Kota Samarinda 2016 Samarinda: Dinas


Kesehatan Kota Samarinda

Fadhila (2013). Rule Of Diagnosis And Treatment Of Bronchopneumonia


Patiens On Baby Boys Age 6 Months

Dewi & Noprianty (2018) Risk Factors Related To Faal Incidence In


Hospitaliced Pediatric Patient Whit Theory Faye G Abdellah . NurseLine
Journal Vol.3 No. 2

Infodatin (2015) Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI Jakarta :


infodatin

Hockenberry, M.J., & Wilson, D (2009) wong’s essential of pediatric nursing.


(8th ed). St. Louis : Mosby Elsevier

Kartono (2009) Risk Factors Analysis Affecting The occurrence of Nasocomial


infection in Child. Jupri Kartono Care Unit of RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Bandar Lampung.

Kemenkes RI (2018) Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017
Jakarta : Kementrian Kesehatan RI

Notoadmodjo S (2012) Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan Jakarta: PT


Rineka Cipta

Nugroho, T (2011) Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah dan Penyakit


Dalam Yogyakarta: Nuha Medika
Nurarif, A. Huda dan Hardhi Kusuma (2015) Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC jilid 1 Yogjakarta:
Mediaction

(2013) Asuhan keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &


NANDA NIC-NOC Yogyakarta: Mediaction
Nursalam (2008) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Jakarta: Salemba Medika

Nursalam, Susila Ningrum dan Sri Utami (2008) Asuhan Keperawatan Bayi dan
Anak (untuk perawat dan bidan) Jakarta: SalembaMedika

Riyadi dan Sukarmin (2009) Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi pertama
Yogyakarta: Graha Ilmu

PPNI (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik Edisi 3 Jakarta : DPP PPNI

Sherwood, L (2012) Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 6 Jakarta: EGC

Suara, Mahyar. dkk (2013) Konsep Dasar Keperawatan Jakarta: CV Trans Info
Media

Wijayaningsih, Kartika Sari (2013) Asuhan Keperawatan Anak Jakarta : CV


Trans Info Media

WHO (2016). Pneumonia, http://www.who.int/mediacentre/ factsheets/fs331/en/.


(diakses pada`28 oktober 2018)
FORMAT PENGKAJIAN ANAK

Nama Preceptee : Yoanita Chairunisa


NIM : P07220116039
Tanggal MRS : 8 Mei 2019 Jam Masuk : 21:15

Tanggal Pengkajian : 12 Mei 2019 No. RM :

Jam Pengkajian : 08:15 Diagnosa Masuk : Bronkopneumonia

Ruangan Rawat Inap : Ruang Perawatan Anak

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. I Penanggung jawab Biaya

Umur : 2tahun 4bulan 1hari (diisi bila penanggung jawab bukan


orang tua)
Tanggal lahir : 11 januari 2017

Suku/bangsa : Bugis/Indonesia
Nama : Tn. I
: Islam
Agama Alamat : Jl. Muara Badak Darma
: Perempuan Gabak Toko Lima
Jenis Kelamin : Jl. Muara Badak Darma Gabak

Alamat Toko Lima

II. IDENTITAS ORANG TUA

Ayah Ibu Ny. A


Nama Tn. I Nama

22th
Umur
Umur
35th
Suku/bangsa Bugis/Indonesia
Suku/bangsa
Bugis/Indonesia
Agama
Agama
Islam
Pendidikan
Pendidikan Islam
Pekerjaan Smp
Pekerjaan
Smp
Alamat
Alamat Wiraswasta
Wiraswasta
Jl. Muara Badak
Darma Gabak Toko
Jl. Muara Badak
Lima
Darma Gabak Toko
Lima

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

1. Keluhan Utama
Saat MRS: Batuk
Saat Pengkajian: Batuk
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Orang tua pasien mengatakan anaknya batuk-batuk
± 3hari, demam dan kesulitan bernafas kemuadian anak dibawa ke klinik BOHC dan
mendapatkan tindakan pemasangan O2, fisioterapi dada, dan terapi obat : antrain 2mg,
ranitidine ¼ amp, cefotaxime 250mg, gentamicin 20 mg, nebu combiven kemudian anak
dirujuk ke RS SMC pada tanggal 8 mei 2019. Saat dikaji anak hanya berbaring ditempat
tidur orang tua mengatakan anak masih batuk berdahak dan kesulitan bernafas, orang tua
juga mengatakan anaknya tidak nafsu makan dan menangis bila melihat perawat, dari
pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh hasil : N : 98x/i RR : 34x/i T: 38,1.

IV. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN


1. Prenatal:…………………………………………………………………………….

2. Intranatal:…………………………………………………………………………..

3. Postnatal:…………………………………………………………………………..

V. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

1. Pernah dirawat : ya tidak kapan :……...................


diagnosa :………….................
2. Riwayat penyakit kronik dan menular ya tidak
jenis……………………...................................................
Riwayat kontrol :
.................................................................................................................................................
......
Riwayat penggunaan obat di rumah : ya tidak
3. Riwayat alergi ya tidak
jenis…………………….................................................
4. Riwayat operasi ya tidak
kapan……………………...............................................
5. RiwayatImunisasi : ibu pasien mengatakan imunisasi tidak lengkap

VI. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Ya tidak `
jenis : asma

GENOGRAM

VII. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG


1. Antropometri :
a. BB – Sebelum sakit : 14 kg
b. BB – Sesudah sakit : 14 kg
c. TB/Panjang Badan : 93 cm
d. LK : 49 cm
e. LD : 57 cm
f. LILA : 16,4 cm
g. Status Gizi :
BB/U : Gizi Buruk/ Gizi Kurang/ Gizi Baik/ Gizi Lebih
PB/U : Sangat Pendek/ Pendek /Normal/Tinggi
BB/PB(TB) : Sangat Kurus/Kurus/Normal/Gemuk
IMT/U : Sangat Kurus/Kurus/Normal/Gemuk/Obesitas

2. Personal sosial : ibu mengatakan anaknya sering meniru kegiatan ibu


saat melakukan pekerjaan rumah (menyapu)
3. Motorik kasar : anak mampu menendang bola kecil kedepan tanpa
berpegangan pada benda apapun

4. Bahasa : anak mampu mengucapkan kata “bapak” dan


“mamak”

5. Motorik halus : anak mampu melepas celananya secara mandiri

VIII. POLA KESEHATAN SEHARI-HARI


A. Pola nutrisi dan metabolic
Kegiatan Di rumah Di Rumah Sakit
1. Makan
a. Frekuensi
3x sehari (habis) 3x sehari (tidak habis)
b. JenisMakanan

Nasi, lauk pauk, sayur Nasi, lauk pauk, sayur,


c. Makanan yang disukai dan buah
Kue
Nugget
d. Makanan Pantangan
2. Minum Tidak ada
a. Jenis Minuman Tidak ada
b. Jumlah (ml/24 jam)
c. Minuman yang disukai
Asi dan air putih
Asi dan air putih
±
±
Susu
Susu
B. Pola aktivitas dan latihan

Kegiatan Di rumah Di Rumah Sakit

1. Kegiatan khusus setiap hari Bermain tidak ada hanya berbaring


(bermain) ditempat tidur
2. Jumlah jam kegiatan/24 jam
2-3 jam
3. JenisPermainan 8 jam
Tidak ada
Boneka, petak umpet,
masak-masak

C. Pola tidur
Kegiatan Di Rumah Di Rumah Sakit
Tidur
a. Tidur siang (jam/hari)
2-3 jam 2-3jam
b. Tidur malam (jam/hari)
c. Kesulitan tidur 8 jam 6 jam
Tidak ada Sering terbangun karna
d. Cara mengatasi batuk
Tidak ada
Tidak ada

D. Pola eliminasi
Kegiatan Di Rumah Di Rumah Sakit
1. BAB (Buang Air Besar)
a. Frekuensi
1x sehari
b. Jumlah
c. Warna
d. Konsistensi
e. Gangguan / Kelainan
2. BAK (Buang Air Kecil)
a. Frekuensi
b. Jumlah
c. Warna
d. Gangguan/kelainan

E. Pola kebersihan diri


Kegiatan Di Rumah Di Rumah Sakit
1. Mandi 2x sehari Belum ada
2. Gosok gigi
3. Potong kuku 2x sehari 1x sehari
4. Cuci rambut Saat panjang Belum ada
2 hari 1x Belum ada

IX. POLA HUBUNGAN DAN PERAN

1. Yang mengasuh anak : orang tua (ayah dan ibu)


2. Hubungan dalam anggota keluarga : sebagai anak dan adik
3. Hubungan dengan teman sebaya : baik, anak berteman dengan anak
sebayanya
4. Hubungan dengan orang lain : kooperatif pada orang yang dikenalnya
saja
5. Perhatian terhadap lawan bicara :

X. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum

Sakit ringan Sakit sedang Sakit berat

2. Kesadaran :

Kualitatif :

Compos Mentis Apatis Somnolen Sopor Koma

Kuantitatif : GCS : E4.M6V6

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

3. Pemeriksaan Tanda Tanda Vital

S : 38,10C N : 98x/I TD: - RR : 34x/i

4. Kenyamanan/nyeri

Nyeri Ya Tidak

Lama Nyeri Akut (<3 bln) Kronis (>3 bln)


P (Provokatif/Paliatif) : ......................................

Q (Qualitas/Quantitas) : ......................................

R (Region/Radiasi) : ......................................

S (Scale) : ......................................

T (Time) : ......................................

Masalah Keperawatan : hipertermi

5. Pemeriksaan Kepala

Kepala : normal/makro/mikrosefal Bibir: kering: ya/tidak

Muka : simetris/deformitas Pucat : ya/tidak

Rambut : warna : hitam. mudah/sulit dicabut Lidah: kotor. ya/tidak

Ubun-ubun besar : menutup/tidak tremor :ya/tidak

Telinga : serumen ya/tidak Mulut: stomatitis ya/tidak

Membran timpani utuh Gigi:

Mata : cekung/tidak, kering/tidak 2212 2122

Konjungtivitis : ya/tidak

Pupil isokor : ya/tidak 2212 2122

Refleks cahaya : ya/tidak

Sclera : anemis /tidak Caries: ya/tidak

Konjunctiva : ikterus /tidak Tenggorokan : hiperemis ya/tidak


Hidung: Rinorea ya/tidak Tonsil : T..../T.......

Pernapasan cuping hidung ya/tidak hiperemis ya/tidak

Masalah Keperawatan :
..............................................................................................................................................................

6. Pemeriksaan leher

Kelenjar getah bening : ( ) teraba ( ) tidak teraba

Tiroid : ( ) teraba ( ) tidak teraba

Leher: kaku kuduk ya/tidak

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

7. Pemeriksaan Thorak (Sistem Pernafasan)

a. Keluhan : sesak nyeri waktu nafas

Batuk produktif tidak produktif

Sekret :……........................................... Konsistensi :..........................................................................

Warna :.................................................. Bau :........................................................................................

b. Inspeksi

Bentuk dada simetris asimetris barrel chest

Funnel chest Pigeons chest

Frekuensi : .......................................

Irama nafas teratur tidak teratur

Pola pernafasan : Dispnoe Kusmaul Cheyne Stokes

Bradipnea takipnea Hyperventilasi

Otot bantu pernafasan : ada tidak ....jenis retraksi

Usaha napas : posisi duduk menunduk

Alat bantu napas : ya tidak

Jenis..........................................
Flow...........................................................................lpm

c. Palpasi

Sela iga kiri = kanan ya/tidak


Nyeri tekan. ya/tidak

d. Perkusi : Sonor Redup Pekak Hipersonor/ timpani

Lokasi :

e. Auskultasi :

Suara nafas : Vesikuler Bronko vesikuler rales

Ronki Wheezing suara nafas tambahan lainnya :...............................

f. Alat bantu napas ya tidak

Jenis..........................................
Flow...........................................................................lpm

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

8. Pemeriksaan Jantung (Sistem Kardio vaskuler)

a. Inspeksi :
..........................................................................................................................................................

CRT :.............detik

Ujung jari : jari tabuh : ya/tidak

b. Palpasi : ictus cordis................................................................................................................................

Akral hangat panas dingin kering


basah

c. Perkusi :

Batas atas
:.............................................................................................................................................

Batas bawah
:........................................................................................................................................

Batas kanan :...............................................................batas kiri :


.........................................................

d. Auskultasi :

BJ II –
Aorta:.......................................................................................................................................
..

BJ II –
Pulmonal:.................................................................................................................................
..

BJ I –
Trikuspidalis:...........................................................................................................................
....

BJ I – Mitral :
........................................................................................................................................

Bunyi jantung tambahan: .........................................................................................................................

Kelainan :..................................................................................................................................................

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

9. Pemeriksaan Sistem Pencernaan

Inspeksi : datar/cembung/cekung

Ikut gerak napas/tidak

Palpasi : massa tumor : ya/tidak

Nyeri tekan ya/tidak Lokasi:.......................................................................

Perkusi: timpani :ya/tidak

Pekak hepar :ya/tidak

Jika ascites: shifting dullness: +/-

Auskultasi :Peristaltik :.................................... x/menit

Luka operasi ada tidak Tanggal operasi :


........................................................

Jenis operasi :............................................................. Lokasi :


.......................................................................

Keadaan : Drain ada tidak

Jumlah :.......................................... Warna


:.............................................................................

Hepar : teraba/tidak teraba, jika teraba: teraba .. ..cm bawah arkus kosta

Konsistensi: kenyal/keras

Permukaan: rata/berbenjol-benjol

Pinggir: tumpul/tajam

Lien: teraba/tidak teraba, , jika terabaSchuffner.....Konsistensi:........................

Ginjal: nyeri ketuk : ada tidak

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
10. Sistem Persyarafan

a. Refleks patologis babinsky brudzinsky kernig

b. Refleks fisiologis patella bicep tricep

c.. Gangguan pandangan ya tidak


Jelaskan……............................................................

d. Gangguan pendengaran ya tidak


Jelaskan……............................................................

e. Gangguan penciuman ya tidak


Jelaskan……............................................................

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

11. Sistem muskuloskeletal dan integumen

a. Pergerakan sendi bebas terbatas

b. Kekuatan otot

c. Kelainan ekstremitas ya tidak

d. Kelainan tulang belakang ya tidak

e. Scar BCG ya tidak

f. Rumple Leede Test + -

g. Vesikel ya tidak

h. Kulit ikterik sianosis kemerahan hiperpigmentasi

i. Turgor baik kurang jelek

j. Edema ektermitas :.........................................


k. Pitting edema : +/- grade : .............................

Penilaian Edema :

+1 : kedalaman 1-3 mm, waktu kembali 3 detik

+2 : kedalaman3-5 mm, waktu kembali 5 detik

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
12. Sistem Genitalia - Anus

a. Hernia :
b. Kebersihan :
c. Kelainan alat kelamin :
d. Kelainan pada anus :
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

13. KEAMANAN DAN LINGKUNGAN

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

14. BALANCE CAIRAN


MONITORING BALANCE CAIRAN

Jumlah Jumlah
Shift Pukul Intake (cc) Pukul Out put (cc)

Makan (Per oral / Urine ( 0.5 - 1


1. 1.
NGT) cc/KgBB/jam)

Minum (Per oral /


2. 2. BAB ( ± 100 cc / kali)
NGT)
PAGI

3. Pemberian obat 3. Muntah

a. Obat-obatan 4. Drain

b. Cairan infus

TOTAL PAGI TOTAL PAGI

Makan (Per oral / Urine ( 0.5 - 1


1. 1.
NGT) cc/KgBB/jam)

Minum (Per oral /


2. 2. BAB ( ± 100 cc / kali)
NGT)
SORE

3. Pemberian obat 3. Muntah

a. Obat-obatan 4. Drain

b. Cairan infus

TOTAL SORE TOTAL SORE

Makan (Per oral / Urine ( 0.5 - 1


1. 1.
NGT) cc/KgBB/jam)

Minum (Per oral /


2. 2. BAB ( ± 100 cc / kali)
MALAM

NGT)

3. Pemberian obat 3. Muntah

a. Obat-obatan 4. Drain

b. Cairan infus

TOTAL MALAM TOTAL MALAM

Air Metabolisme IWL

TOTAL PAGI + SORE + MALAM+ Air TOTAL PAGI + SORE + MALAM


Metabolisme + IWL

Keterangan:

1. Cara Perhitungan IWL:


a. bayi : 30-50 cc/kg BB/24 jam

b. anak : (30-Usia (tahun)cc/kg BB/24 jam

c. Jika ada kenaikan suhu badan: (IWL + 200 (suhu bdan sekarang-36,80 C)

2. Cara Perhitungan Air Metabolisme:

b. 12 - 14 tahun : 5 - 6 cc / KgBB/ 24 Jam

c. c. 7 - 11 tahun : 6 - 7 cc / KgBB/ 24 Jam

d. d. 5 - 7 tahun : 8 - 8.5 cc / KgBB/ 24 Jam

e. e. Balita : 8 cc /KgBB/24 Jam

3. Balance cairan

Balance cairan = Input-Output

= (.....................)cc- (.....................)cc

= (.....................)cc

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

XI. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, Radiologi, EKG, USG )

1) Pemeriksaan Laboratorium

Hasil Laboratorium

Jenis Tanggal
Tanggal ……….
Pemeriksaan …………. Tanggal Tanggal Tanggal
Laboratorium MRS
(Ruangan ………….. ………….. …………..
(Saat di IGD)
Rawat Inap)
2) Rontgen (Tanggal.................)
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………

3) CT Scan (Tanggal.................)
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………

4) USG (Tanggal.................)
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………

5) Lain-lain
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………

XIII. TERAPI

DIET: .................………………………………………………………

REHABILITASI MEDIK : .................………………………………………………………


OBAT YANG DITERIMA

Cara/rute
Nama Obat Kandungan Obat Kekuatan Dosis Sediaan/Bentuk
pemberian
DATA FOKUS

1. DATA SUBJEKTIF:

……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………

2. DATA OBJEKTIF:

………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

……………………20.............

Preceptee

.....................................................
NIM.
FORMAT PENGKAJIAN ANAK

Nama Preceptee : Yoanita Chairunisa


NIM : P07220116039
Tanggal MRS : 8 Mei 2019 Jam Masuk : 21:15

Tanggal Pengkajian : 12 Mei 2019 No. RM :

Jam Pengkajian : 08:15 Diagnosa Masuk : Bronkopneumonia

Ruangan Rawat Inap : Ruang Perawatan Anak

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. I Penanggung jawab Biaya

Umur : 2tahun 4bulan 1hari (diisi bila penanggung jawab bukan


orang tua)
Tanggal lahir : 11 januari 2017

Suku/bangsa : Bugis/Indonesia
Nama : Tn. I
: Islam
Agama Alamat : Jl. Muara Badak Darma
: Perempuan Gabak Toko Lima
Jenis Kelamin : Jl. Muara Badak Darma Gabak

Alamat Toko Lima

II. IDENTITAS ORANG TUA

Ayah Ibu Ny. A


Nama Tn. I Nama

22th
Umur
Umur
35th
Suku/bangsa Bugis/Indonesia
Suku/bangsa
Bugis/Indonesia
Agama
Agama
Islam
Pendidikan
Pendidikan Islam
Pekerjaan Smp
Pekerjaan
Smp
Alamat
Alamat Wiraswasta
Wiraswasta
Jl. Muara Badak
Darma Gabak Toko
Jl. Muara Badak
Lima
Darma Gabak Toko
Lima

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

1. Keluhan Utama
Saat MRS: Batuk
Saat Pengkajian: Batuk
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Orang tua pasien mengatakan anaknya batuk-batuk
± 3hari, demam dan kesulitan bernafas kemuadian anak dibawa ke klinik BOHC dan
mendapatkan tindakan pemasangan O2, fisioterapi dada, dan terapi obat : antrain 2mg,
ranitidine ¼ amp, cefotaxime 250mg, gentamicin 20 mg, nebu combiven kemudian anak
dirujuk ke RS SMC pada tanggal 8 mei 2019. Saat dikaji anak hanya berbaring ditempat
tidur orang tua mengatakan anak masih batuk berdahak dan kesulitan bernafas, orang tua
juga mengatakan anaknya tidak nafsu makan dan menangis bila melihat perawat, dari
pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh hasil : N : 98x/i RR : 34x/i T: 38,1.

IV. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN


1. Prenatal:…………………………………………………………………………….

2. Intranatal:…………………………………………………………………………..

3. Postnatal:…………………………………………………………………………..

V. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

1. Pernah dirawat : ya tidak kapan :……...................


diagnosa :………….................
2. Riwayat penyakit kronik dan menular ya tidak
jenis……………………...................................................
Riwayat kontrol :
.................................................................................................................................................
......
Riwayat penggunaan obat di rumah : ya tidak
3. Riwayat alergi ya tidak
jenis…………………….................................................
4. Riwayat operasi ya tidak
kapan……………………...............................................
5. RiwayatImunisasi : ibu pasien mengatakan imunisasi tidak lengkap

VI. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Ya tidak `
jenis : asma

GENOGRAM

VII. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG


1. Antropometri :
a. BB – Sebelum sakit : 14 kg
b. BB – Sesudah sakit : 14 kg
c. TB/Panjang Badan : 93 cm
d. LK : 49 cm
e. LD : 57 cm
f. LILA : 16,4 cm
g. Status Gizi :
BB/U : Gizi Buruk/ Gizi Kurang/ Gizi Baik/ Gizi Lebih
PB/U : Sangat Pendek/ Pendek /Normal/Tinggi
BB/PB(TB) : Sangat Kurus/Kurus/Normal/Gemuk
IMT/U : Sangat Kurus/Kurus/Normal/Gemuk/Obesitas

2. Personal sosial : ibu mengatakan anaknya sering meniru kegiatan ibu


saat melakukan pekerjaan rumah (menyapu)
3. Motorik kasar : anak mampu menendang bola kecil kedepan tanpa
berpegangan pada benda apapun

4. Bahasa : anak mampu mengucapkan kata “bapak” dan


“mamak”

5. Motorik halus : anak mampu melepas celananya secara mandiri

VIII. POLA KESEHATAN SEHARI-HARI


A. Pola nutrisi dan metabolic
Kegiatan Di rumah Di Rumah Sakit
1. Makan
a. Frekuensi
3x sehari (habis) 3x sehari (tidak habis)
b. JenisMakanan

Nasi, lauk pauk, sayur Nasi, lauk pauk, sayur,


c. Makanan yang disukai dan buah
Kue
Nugget
d. Makanan Pantangan
2. Minum Tidak ada
a. Jenis Minuman Tidak ada
b. Jumlah (ml/24 jam)
c. Minuman yang disukai
Asi dan air putih
Asi dan air putih
±
±
Susu
Susu

B. Pola aktivitas dan latihan


Kegiatan Di rumah Di Rumah Sakit

1. Kegiatan khusus setiap hari Bermain tidak ada hanya berbaring


(bermain) ditempat tidur
2. Jumlah jam kegiatan/24 jam
2-3 jam
3. JenisPermainan 8 jam
Tidak ada
Boneka, petak umpet,
masak-masak

C. Pola tidur
Kegiatan Di Rumah Di Rumah Sakit
Tidur
a. Tidur siang (jam/hari)
2-3 jam 2-3jam
b. Tidur malam (jam/hari)
c. Kesulitan tidur 8 jam 6 jam
Tidak ada Sering terbangun karna
d. Cara mengatasi batuk
Tidak ada
Tidak ada

D. Pola eliminasi
Kegiatan Di Rumah Di Rumah Sakit
1. BAB (Buang Air Besar)
a. Frekuensi
1x sehari
b. Jumlah
c. Warna
d. Konsistensi
e. Gangguan / Kelainan
2. BAK (Buang Air Kecil)
a. Frekuensi
b. Jumlah
c. Warna
d. Gangguan/kelainan

E. Pola kebersihan diri


Kegiatan Di Rumah Di Rumah Sakit
1. Mandi 2x sehari Belum ada
2. Gosok gigi
3. Potong kuku 2x sehari 1x sehari
4. Cuci rambut
Saat panjang Belum ada
2 hari 1x Belum ada

IX. POLA HUBUNGAN DAN PERAN

1. Yang mengasuh anak : orang tua (ayah dan ibu)


2. Hubungan dalam anggota keluarga : sebagai anak dan adik
3. Hubungan dengan teman sebaya : baik, anak berteman dengan anak
sebayanya
4. Hubungan dengan orang lain : kooperatif pada orang yang dikenalnya
saja
5. Perhatian terhadap lawan bicara :

X. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum

Sakit ringan Sakit sedang Sakit berat

2. Kesadaran :

Kualitatif :

Compos Mentis Apatis Somnolen Sopor Koma

Kuantitatif : GCS : E4.M6V6

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

3. Pemeriksaan Tanda Tanda Vital

S : 38,10C N : 98x/I TD: - RR : 34x/i

4. Kenyamanan/nyeri

Nyeri Ya Tidak

Lama Nyeri Akut (<3 bln) Kronis (>3 bln)

P (Provokatif/Paliatif) : ......................................

Q (Qualitas/Quantitas) : ......................................
R (Region/Radiasi) : ......................................

S (Scale) : ......................................

T (Time) : ......................................

Masalah Keperawatan : hipertermi

5. Pemeriksaan Kepala

Kepala : normal/makro/mikrosefal Bibir: kering: ya/tidak

Muka : simetris/deformitas Pucat : ya/tidak

Rambut : warna : hitam. mudah/sulit dicabut Lidah: kotor. ya/tidak

Ubun-ubun besar : menutup/tidak tremor :ya/tidak

Telinga : serumen ya/tidak Mulut: stomatitis ya/tidak

Membran timpani utuh Gigi:

Mata : cekung/tidak, kering/tidak 2212 2122

Konjungtivitis : ya/tidak

Pupil isokor : ya/tidak 2212 2122

Refleks cahaya : ya/tidak

Sclera : anemis /tidak Caries: ya/tidak

Konjunctiva : ikterus /tidak Tenggorokan : hiperemis ya/tidak

Hidung: Rinorea ya/tidak Tonsil : T..../T.......

Pernapasan cuping hidung ya/tidak hiperemis ya/tidak


Masalah Keperawatan :
..............................................................................................................................................................

6. Pemeriksaan leher

Kelenjar getah bening : ( ) teraba ( ) tidak teraba

Tiroid : ( ) teraba ( ) tidak teraba

Leher: kaku kuduk ya/tidak

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

7. Pemeriksaan Thorak (Sistem Pernafasan)

a. Keluhan : sesak nyeri waktu nafas

Batuk produktif tidak produktif

Sekret :……........................................... Konsistensi :..........................................................................

Warna :.................................................. Bau :........................................................................................

b. Inspeksi

Bentuk dada simetris asimetris barrel chest

Funnel chest Pigeons chest

Frekuensi : .......................................

Irama nafas teratur tidak teratur

Pola pernafasan : Dispnoe Kusmaul Cheyne Stokes

Bradipnea takipnea Hyperventilasi

Otot bantu pernafasan : ada tidak ....jenis retraksi

Usaha napas : posisi duduk menunduk

Alat bantu napas : ya tidak

Jenis..........................................
Flow...........................................................................lpm

c. Palpasi

Sela iga kiri = kanan ya/tidak

Nyeri tekan. ya/tidak

d. Perkusi : Sonor Redup Pekak Hipersonor/ timpani

Lokasi :
e. Auskultasi :

Suara nafas : Vesikuler Bronko vesikuler rales

Ronki Wheezing suara nafas tambahan lainnya :...............................

f. Alat bantu napas ya tidak

Jenis..........................................
Flow...........................................................................lpm

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

8. Pemeriksaan Jantung (Sistem Kardio vaskuler)

a. Inspeksi :
..........................................................................................................................................................

CRT :.............detik

Ujung jari : jari tabuh : ya/tidak

b. Palpasi : ictus cordis................................................................................................................................

Akral hangat panas dingin kering


basah

c. Perkusi :

Batas atas
:.............................................................................................................................................

Batas bawah
:........................................................................................................................................

Batas kanan :...............................................................batas kiri :


.........................................................

d. Auskultasi :

BJ II –
Aorta:.......................................................................................................................................
..

BJ II –
Pulmonal:.................................................................................................................................
..

BJ I –
Trikuspidalis:...........................................................................................................................
....

BJ I – Mitral :
........................................................................................................................................
Bunyi jantung tambahan: .........................................................................................................................

Kelainan :..................................................................................................................................................

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

9. Pemeriksaan Sistem Pencernaan

Inspeksi : datar/cembung/cekung

Ikut gerak napas/tidak

Palpasi : massa tumor : ya/tidak

Nyeri tekan ya/tidak Lokasi:.......................................................................

Perkusi: timpani :ya/tidak

Pekak hepar :ya/tidak

Jika ascites: shifting dullness: +/-

Auskultasi :Peristaltik :.................................... x/menit

Luka operasi ada tidak Tanggal operasi :


........................................................

Jenis operasi :............................................................. Lokasi :


.......................................................................

Keadaan : Drain ada tidak

Jumlah :.......................................... Warna


:.............................................................................

Hepar : teraba/tidak teraba, jika teraba: teraba .. ..cm bawah arkus kosta

Konsistensi: kenyal/keras

Permukaan: rata/berbenjol-benjol

Pinggir: tumpul/tajam

Lien: teraba/tidak teraba, , jika terabaSchuffner.....Konsistensi:........................

Ginjal: nyeri ketuk : ada tidak

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

10. Sistem Persyarafan

a. Refleks patologis babinsky brudzinsky kernig


b. Refleks fisiologis patella bicep tricep

c.. Gangguan pandangan ya tidak


Jelaskan……............................................................

d. Gangguan pendengaran ya tidak


Jelaskan……............................................................

e. Gangguan penciuman ya tidak


Jelaskan……............................................................

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

11. Sistem muskuloskeletal dan integumen

a. Pergerakan sendi bebas terbatas

b. Kekuatan otot

c. Kelainan ekstremitas ya tidak

d. Kelainan tulang belakang ya tidak

e. Scar BCG ya tidak

f. Rumple Leede Test + -

g. Vesikel ya tidak

h. Kulit ikterik sianosis kemerahan hiperpigmentasi

i. Turgor baik kurang jelek

j. Edema ektermitas :.........................................


k. Pitting edema : +/- grade : .............................

Penilaian Edema :

+1 : kedalaman 1-3 mm, waktu kembali 3 detik

+2 : kedalaman3-5 mm, waktu kembali 5 detik

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

12. Sistem Genitalia - Anus

a. Hernia :
b. Kebersihan :
c. Kelainan alat kelamin :
d. Kelainan pada anus :
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

13. KEAMANAN DAN LINGKUNGAN

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

14. BALANCE CAIRAN

MONITORING BALANCE CAIRAN


Jumlah Jumlah
Shift Pukul Intake (cc) Pukul Out put (cc)

Makan (Per oral / Urine ( 0.5 - 1


1. 1.
NGT) cc/KgBB/jam)

Minum (Per oral /


2. 2. BAB ( ± 100 cc / kali)
NGT)
PAGI

3. Pemberian obat 3. Muntah

a. Obat-obatan 4. Drain

b. Cairan infus

TOTAL PAGI TOTAL PAGI

Makan (Per oral / Urine ( 0.5 - 1


1. 1.
NGT) cc/KgBB/jam)

Minum (Per oral /


2. 2. BAB ( ± 100 cc / kali)
NGT)
SORE

3. Pemberian obat 3. Muntah

a. Obat-obatan 4. Drain

b. Cairan infus

TOTAL SORE TOTAL SORE

Makan (Per oral / Urine ( 0.5 - 1


1. 1.
NGT) cc/KgBB/jam)

Minum (Per oral /


2. 2. BAB ( ± 100 cc / kali)
MALAM

NGT)

3. Pemberian obat 3. Muntah

a. Obat-obatan 4. Drain

b. Cairan infus

TOTAL MALAM TOTAL MALAM

Air Metabolisme IWL

TOTAL PAGI + SORE + MALAM+ Air TOTAL PAGI + SORE + MALAM


Metabolisme + IWL

Keterangan:

1. Cara Perhitungan IWL:

a. bayi : 30-50 cc/kg BB/24 jam

b. anak : (30-Usia (tahun)cc/kg BB/24 jam

c. Jika ada kenaikan suhu badan: (IWL + 200 (suhu bdan sekarang-36,80 C)
2. Cara Perhitungan Air Metabolisme:

b. 12 - 14 tahun : 5 - 6 cc / KgBB/ 24 Jam

c. c. 7 - 11 tahun : 6 - 7 cc / KgBB/ 24 Jam

d. d. 5 - 7 tahun : 8 - 8.5 cc / KgBB/ 24 Jam

e. e. Balita : 8 cc /KgBB/24 Jam

3. Balance cairan

Balance cairan = Input-Output

= (.....................)cc- (.....................)cc

= (.....................)cc

Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................

XI. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, Radiologi, EKG, USG )

1) Pemeriksaan Laboratorium

Hasil Laboratorium

Jenis Tanggal
Tanggal ……….
Pemeriksaan …………. Tanggal Tanggal Tanggal
Laboratorium MRS
(Ruangan ………….. ………….. …………..
(Saat di IGD)
Rawat Inap)
2) Rontgen (Tanggal.................)
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………

3) CT Scan (Tanggal.................)
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………

4) USG (Tanggal.................)
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………

5) Lain-lain
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………

XIII. TERAPI

DIET: .................………………………………………………………

REHABILITASI MEDIK : .................………………………………………………………


OBAT YANG DITERIMA

Cara/rute
Nama Obat Kandungan Obat Kekuatan Dosis Sediaan/Bentuk
pemberian
DATA FOKUS

1. DATA SUBJEKTIF:

……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………

2. DATA OBJEKTIF:

………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………20.............

Preceptee

.....................................................
NIM.
KPSP PADA ANAK UMUR 24 BULAN

1 Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah Sosialisasi & Ya Tidak


apakah anak meniru apa yang anda lakukan ? kemandirian
2 Apakah anak dapat meletakkan 1 buah kubus Gerak halus Ya Tidak
diatas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus
itu? Kubus yang digunakan ukuran 2,5-5 cm.
3 Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit Bicara & bahasa Ya Tidak
Cuma 3 kata yang mempunyai arti selain “papa”
dan “mama” ?.
4 Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah Gerak kasar Ya Tidak
atau lebih tanpa kehilangan keseimbangan?
(anda mungkin dapat melihatnya ketika anak
menarik mainannya).
5 Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti : Gerak halus, Ya Tidak
baju, rok, atau celananya (topi dan kaos kaki sosialisasi &
tidak ikut dinilai). kemandirian
6 Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri ? Gerak kasar Ya Tidak
jawab YA jika iya naik tangga dengan posisi
tegak atau berpegangan pada dinding atau
pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik
tangga dengan merangkak atau anda tidak
memperbolehkan anak naik tangga atau anak
harus berpegangan pada seseorang.
7 Tanpa bimbingan petunjuk atau bantuan anda Bicara dan Ya Tidak
dapatkah anak menunjuk dengan benar paling bahasa
sedikit satu bagian badannya ?
8 Dapatkah anak makan sendiri makanannya tanpa Sosialisasi & Ya Tidak
banyak tumpah ? kemandirian
9 Dapatkah anak membantu memungut mainannya Bicara & bahasa Ya Tidak
sendiri atau membantu mengangkat piring jika
diminta ?
10 Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar Gerak kasar Ya Tidak
bola tenis) kedepan tanpa berpegangan pada
apapun ? Mendorong tidak ikut dinilai.

Hasil “YA” = 9

Interpretasi hasil KPSP pada anak I adalah sesuai dengan tahap perkembangannya.
KPSP PADA ANAK UMUR 18 BULAN

1 Tanpa bantuan apakah anak dapat bertepuk Sosialisasi & Ya Tidak


tangan atau melambai-lambai ? jawab TIDAK kemandirian
bila ia membutuhkan bantuan.
2 Apakah anak dapat mengatakan “papa” ketika Bicara & bahasa Ya Tidak
melihat ayahnya, atau memanggil “mama”
ketika melihat ibunya ? jawab “YA” jika anak
mengatakan salah satu diantaranya.
3 Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa Gerak kasar Ya Tidak
berpegangan tangan selama kira-kira 5 detik ?
4 Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa Gerak kasar Ya Tidak
berpegangan selama 30 detik atau lebih ?
5 Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, Gerak kasar Ya Tidak
apakah anak dapat membungkuk atau memungut
mainan dilantai dan kemudian berdiri kembali?
6 Apakah anak dapat menunjuk apa yang di Sosialisasi & Ya Tidak
inginkannya tanpa menangis atau merengek ? kemandirian
jawab YA jika ia menunjuk, menarik, atau
mengeluarkan suara yang menyenangkan.
7 Apakah anak dapat berjalan disepanjang ruangan Gerak kasar Ya Tidak
tanpa jatuh dan terhuyung-huyung?
8 Apakah anak dapat mengambil benda kecil Gerak halus Ya Tidak
seperti kacang, kismis, atau potongan biscuit
dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk?
9 Jika anda menggelindingkan bola keanak, Gerak halus, Ya Tidak
apakah ia menggelindingkan/melempar kembali sosialisasi &
bola pada anda ? kemandirian
10 Apakah anak dapat memegang sendiri cangkir Sosialisasi & Ya Tidak
atau gelas dan minum dari tempat itu tanpa kemandirian
tumbah ?

Hasil “YA” = 10

Interpretasi hasil KPSP pada anak R adalah sesuai dengan tahap perkembangannya

Anda mungkin juga menyukai