Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn. M DENGAN BRONKOPNEUMONIA

Dosen Pembimbing : Ns. Imas Sartika., S.Kep., M.Kep

Disusun oleh

UUS USROTUSSACHIYAH
21317147

PROGRAM STUDI PROFESI NERS TAHUN AJARAN 2021/2022


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YATSI TANGERANG
Jl. Aria Santika No.40A Margasari, Tangerang-Banten
Telp. (021)55726558/5572597
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi Bronkopneumoni
Bronkopneumonia adalah istilah medis yang digunakan untuk menyatakan
peradangan yang terjadi pada dinding bronkiolus dan jaringan paru di sekitarnya
(Muhlisin, 2017). Bronkopneumonia adalah suatu peradangan pada parenkim
paru yang meluas sampai bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang
terjadi pada jaringan paru melalui cara penyebaran langsung melalui saluran
pernafasan atau melalui hematogen sampai ke bronkus (Damayanti et al., 2020).
Bronkopneumonia merupakan peradangan parenkim paru yang
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing yang ditandai dengan
gejala panas yang tinggi, gelisah, dispnea, napas cepat dan dangkal, muntah,
diare, serta batuk kering dan produktif (Wulandari dan Rekawati, 2016).
Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang melibatkan
bronkus yang ditandai dengan bercak-bercak yang disebabkan oleh infeksi
mikroorganisme (Rukmi et al., 2018).
Bronkopneumonia adalah peradangan dinding bronkiolus (saluran napas
kecil pada paru – paru). Peradangan ini umumnya disebabkan infeksi dan terjadi
pada kedua paru – paru secara tersebar. Peradangan dapat bersifat ringan atau
berat tergantung penyebabnya, bronkopneumonia diawali oleh infeksi saluran
napas bagian atas yang menyebar ke saluran napas bagin bawah. Pada
bronkopneumonia, peradangan terjadi pada bronkiolus dan sedikit jaringan paru
di sekitarnya. Sedangkan pada pneumonia, peradangan terjadi pada jaringan
paru (Natharina Yolanda, 2016).

B. Etiologi Bronkopneumoni
Bronkopneumonia terjadi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu (Amin
Huda Nurarif & Hardhi Kusuma 2015) :
1. Bakteri : streptococcus, stphylococcus, H. Influenzae, klebsiella
2. Virus : Legionella pneumoniae
3. Jamur : Aspergillus spesies, candida albicans
4. Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung masuk kedalam
paru-paru 5. Terjadi karena kongesti paru yang lama

C. Manifestasi Klinis Bronkopneumoni


Manifestasi klinis dari bronchopneumonia yaitu (Dicky 2017) :
1. Biasanya didahului dengan infeksi saluran pernafasan atas selama beberapa
hari
2. Demam (390 -400C) kadang-kadang disertai dengan kejang karena demam
yang tinggi
3. Anak sangat gelisah, adanya nyeri dada yang terasa ditusuk-tusuk, yang
dicetuskan oleh bernafas dan batuk
4. Pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis
sekitar hidung dan mulut
5. Kadang-kadang disertai muntah dan diare
6. Adanya bunyi tambahan pernafasan seperti ronchi

D. Patofisiologi Bronkopneumoni
Sebagian besar penyebab dari bronkopneumonia ialah mikroorganisme
(jamur, bakteri, virus) awalnya mikroorganisme masuk melalui percikan ludah
(droplet) invasi ini dapat masuk kesaluran pernafasan atas dan menimbulkan
reaksi imonologis dari tubuh. reaksi ini menyebabkan peradangan, dimana
ketika terjadi peradangan ini tubuh menyesuaikan diri maka timbulah gejala
demam pada penderita. Reaksi peradangan ini dapat menimbulkan sekret,
semakin lama sekret semakin menumpuk di bronkus maka aliran bronkus
menjadi semakin sempit dan pasien dapat merasa sesak.
Tidak hanya terkumpul dibronkus lama-kelamaan sekret dapat sampai ke
alveolus paru dan mengganggu sistem pertukaran gas di paru. Tidak hanya
menginfeksi saluran nafas, bakteri ini juga dapat menginfeksi saluran cerna
ketika ia terbawa oleh darah. Bakteri ini dapat membuat flora normal dalam usus
menjadi agen patogen sehingga timbul masalah pencernaan. Dalam keadaan
sehat, pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan mikroorganisme, keadaan ini
disebabkan adanya mekanisme pertahanan paru. Terdapatnya bakteri didalam
paru menunjukkan adanya gangguan daya tahan tubuh, sehingga
mikroorganisme dapat berkembang biak dan mengakibatkan timbulnya infeksi
penyakit. Masuknya mikroorganisme ke 15 dalam saluran nafas dan paru dapat
melalui berbagai cara, antara lain inhalasi langsung dari udara, aspirasi dari
bahan-bahan yang ada di nasofaring dan orofaring serta perluasan langsung dari
tempat-tempat lain, penyebaran secara hematogen (Mooy, 2019).

E. Pathway Bronkopneumoni
Mikroorganisme
(bakteri, jamur, virus)

Masuk saluran
pernapasan atas

Terjadi proses inflamasi

Peningkatan suhu tubuh Produksi sputum Bakteri menyebar pada


meningkat saluran pencernaan

Hipertermia
Kepatenan jalan napas Nausea
terganggu
Napsu makan menurun
Bersihan jalan napas
tidak efektif Intake nutrisi tidak
adekuat
Sesak napas
BB menurun

Pola napas tidak Suplai O2 menurun Defisit nutrisi


efektif

Keseimbangan Ph
dalam tubuh
terganggu
Gangguan pertukaran
gas
F. Klasifikasi Bronkopneumoni
Klasifikasi bronkopneumonia berdasarkan prediksi infeksi menurut (Wulandari
dan Rekawati 2016) yaitu :
1. Pneumonia lobaris mengenal satu lobus atau lebih, disebabkan karena
obstruksi bronkus, misalnya aspirasi benda asing, proses keganasan.
2. Bronkopneumonia, adanya bercak – bercak infiltrat pada paru dan disebabkan
oleh virus atau jamur.

G. Pemeriksaan Penunjang Bronkopneumoni


Berikut merupakan pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menentukan
bronkopneumonia menurut (Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma 2015):
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah Pada kasus bronkopneumonia oleh bakteri akan terjadi
leukositosis (meningkatnya jumlah neutrofil)
b. Pemeriksaan sputum Bahan pemeriksaan yang terbaik diperoleh dari batuk
yang spontan dan dalam digunakan untuk kultur serta tes sensitifitas untuk
mendeteksi agen infeksius.
c. Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam
basa.
d. Kultur darah untuk mendeteksi bakteremia.
e. Sampel darah, sputum dan urine untuk tes imunologi untuk mendeteksi
antigen mikroba
2. Pemeriksaan radiologi
a. Ronthenogram thoraks Menunujukkan konsolidasi lobar yang seringkali
dijumpai pada infeksi pneumokokal atau klebsiella. Infiltrat multiple
seringkali dijumpai pada infeksi stafilokokus dan haemofilus
b. Laringoskopi/bronskopi Untuk menentukan apakah jalan nafas tesumbat
oleh benda padat.
H. Penatalaksanaan Bronkopneumoni
Menurut (Damayanti et al., 2020):
1. Pemberian obat antibiotik penisilin 50.000 U/kg BB/hari, ditambah dengan
kloramfenikol 50–70 mg/kg BB/hari atau diberikan antibiotik yang
mempunyai spektrum luas seperti ampisilin. Pengobatan ini diberikan sampai
bebas demam 4–5 hari. Pemberian obat kombinasi bertujuan untuk
menghilangkan penyebab infeksi yang kemungkinan lebih dari 1 jenis juga
untuk menghindari resistensi antibiotik.
2. Koreksi gangguan asam basa dengan pemberian oksigen dan cairan intravena.
3. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal
dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier seperti pemberian
terapi nebulizer dengan flexoid dan ventolin selain bertujuan mempermudah
mengeluarkan dahak juga dapat meningkatkan lebar lumen bronkus.
Pengkajian Keperawat

I. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita bronkopneumoni menurut
(Damayanti et al., 2020) sebagai berikut :
1. Otitis media akut (OMA)
2. Atelektasis
3. Efusi pleura
4. Emfisema
5. Meningitis

J. Diagnosa Keperawatan
1. D.0149 : Bersihan jalan napas tidak efektif
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Respirasi
a. Definisi : Ketidakmampuan membersihkan secret atau obstruksi jalan
napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten.
b. Penyebab
1) Fisiologis :
a) Spasme jalan napas
b) Hipersekresi jalan napas
c) Benda asing dalam jalan nafas
d) Sekresi yang tertahan
2) Proses infeksi Situasional :
a) Merokok aktif
b) Merokok pasif
c) Terpajan polutan
c. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif : -
Objektif : Batuk tidak efektif atau tidak mampu batuk, sputum
berlebih/obstruksi dijalan napas/mekonium dijalan napas (pada neonatus),
mengi,wheezing dan /atau ronkhi kering.
d. Gejala dan Tanda Minor
Subjektif : Dyspnea, Sulit bicara
Objektif : Gelisah, Sianosis, bunyi napas menurun (PPNI, 2017).
2. D. 0005 : Pola napas tidak efektif
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Respirasi
a. Definisi : Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi
adekuat.
b. Penyebab
1) Depresi pusat pernafasan
2) Hambatan upaya nafas
3) Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
4) Kecemasan
c. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif : Dispnea
Objektif : Penggunaan otot bantu pernapasan, fase ekspansi memanjang,
pola nafas abnormal
d. Gejala dan Tanda Minor
Subjektif : Ortopnea 27
Objektif : Pernapasan pursed-lip, pernapasan cuping hidung, diameter
thoraks anterior-posterior meningkat, ventilasi semenit menurun, kapasitas
vital menurun, tekanan ekspirasi menurun, tekanan inspirasi menurun,
ekskursi dada berubah.
3. D.0003 : Gangguan pertukaran gas
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Respirasi
a. Definisi : Kelebihan atau kekurangan oksigenasi atau eliminasi
karbondioksida pada membrane alveolus-kapiler.
b. Penyebab : ketidakseimbangan ventilasi-perfusi dan Perubahan membran
alveolus-kapiler.
c. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif : Dispneu
Objektif : Po2 menurun, Takikardia, Bunyi napas tambahan
d. Gejala dan Tanda Minor
Subjektif : pusing, penglihatan kabur.
Objektif : Sianosis, gelisah, napas cuping hidung, pola napas abnormal.

K. Intervensi Keperawatan
No SLKI SIKI
1 Setelah dilakukan tindakan I.01006 Latihan Batuk Efektif
selama 15-30 menit masalah Observasi
keperawatan dapat teratasi - Identifikasi kemampuan batuk
dengan kriteria hasil - Monitor tanda dan gejala infeksi
L.01001 Bersihan jalan napas saluran napas
- Batuk efektif (meningkat) Terapeutik
- Produksi sputum (menurun) - Atur posisi semi fowler
- Wheezing (menurun) - Pasang perlak dan bengkok di
- Dispnea (menurun) pangkuan pasien
- Buang sekret pada tempat sputum
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur batuk
efektif
- Anjurkan tarik napas dalam hidung
selama 4 detik, ditahan selama 2
detik, kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir dibulatkan selama 8
detik.
- Anjurkan mengulangi tarik napas
dalam hingga 3 kali
2 Setelah dilakukan tindakan L.01011 Manajemen jalan napas
selama 10-15 menit masalah Observasi
keperawatan dapat teratasi - Monitor pola napas (frekuensi,
dengan kriteria hasil kedalaman, usaha napas)
L.01004 Pola Napas - Monitor bunyi tabahan (wheezing)
- Dispnea (menurun) - Monitor sputum (jumlah, warna,
- Pernapasan cuping hidung aroma)
(menurun) Terapeutik
- Frekuensi napas (membaik) - Posisikan semi-fowler atau fowler
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterapi dada atau
penghisapan lendir kurang dari 15
detik
- Berikan oksigen
3 Setelah dilakukan tindakan I.08250 Terapi Musik
selama 15-30 menit masalah Observasi
keperawatan dapat teratasi - Monitor kecepatan aliran oksigen
dengan kriteria hasil - Monitor posisi alat terapi oksigen
L.01003 Pertukaran Gas - Monitor efektifitasterapi oksigen
- Dispnea (menurun) Terapeutik
- Bunyi napas tambahan - Bersihkan sekret pada mulut, hidung,
(menurun) trakea.
- Gelisah (menurun) - Pertahankan kepatenan jalan napas
- PCO2 (membaik) Edukasi
- PO2 (membaik) - Anjurkan pasien dan keluarga cara
- Pola napas (membaik) menggunakan oksigen dirumah.

Sumber : (PPNI, 2019) dan (PPNI, 2018)

DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma. (2015) Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Penerbit Mediaction
Jogja

Damayanti, I., Nurhayati, S., Keperawatan, A., Rebo, P., & Anak, D. K. (2020).
Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Bronkopneumonia Akademi
Keperawatan Pasar Rebo , Departemen Keperawatan Anak Pendahuluan
Bronkopneumonia terjadi akibat anak Karakteristik tertinggi mikroba yang
ada di udara di aspirasi dari atau berdasarkan usia yang. 161–181.

Mooy, W. A. P. (2019). “ ASUHAN KEPERAWATAN KOMPREHENSIF PADA


By. A. N. DENGAN DIAGNOSA MEDIK BRONCHOPNEUMONIA DI
RUANG KENANGA RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG.”

PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1st ed.). DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. DPP PPNI.

PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (1st ed.). DPP PPNI.

Riski, D. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Klien Pneumonia. Energies, 6(1), 1–


8.
http://journals.sagepub.com/doi/10.1177/1120700020921110%0Ahttps://doi.
org/10.1016/j.reuma.2018.06.001%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.arth.2018.03.
044%0Ahttps://reader.elsevier.com/reader/sd/pii/S1063458420300078?token
=C039B8B13922A2079230DC9AF11A333E295FCD8

Tahir, R., Sry Ayu Imalia, D., & Muhsinah, S. (2019). Fisioterapi Dada dan Batuk
Efektif sebagai Penatalaksanaan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas pada
Pasien TB Paru di RSUD Kota Kendari. Health Information : Jurnal
Penelitian, 11(1), 20–25. https://doi.org/10.36990/hijp.v11i1.87
PENGKAJIAN KEPERAWATAN PADA Tn. M

DENGAN BRONKOPNEUMONIA

Dosen Pembimbing : Ns. Imas Sartika., S.Kep., M.Kep

Disusun oleh

UUS USROTUSSACHIYAH
21317147

PROGRAM STUDI PROFESI NERS TAHUN AJARAN 2021/2022


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YATSI TANGERANG
Jl. Aria Santika No.40A Margasari, Tangerang-Banten
Telp. (021)55726558/557259
PENGKAJIAN PADA TN. M DENGAN BRONKOPNEUMONIA

BIODATA KLIEN

1. Nama : Tn. M
2. Umur : 29 th
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Bo. Register : 4780
5. Alamat : Tangerang
6. Status : Menikah
7. Keluarga terdekat : Istri (Ny. M)
8. Diagnosa Medis : Bronkopneumonia
9. Tanggal Pengkajian : 08 November 2021

A. ANAMNESE
1. Keluhan Utama (Alasan MRS)
Saat Masuk Rumah Sakit :
Keluhan utama demam naik turun disertai mual terus menerus, menerus dan
badan lemas, nafsu makan meurun, nyeri ulu hati, batuk, sesak, hidung
tersumbat dan terdapat dahak.
Saat Pengkajian :
klien mengatakan demam sudah hari ke 4, klien juga mual dan nyeri ulu
hati serta batuk berdahak disertai sesak napas.
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Bronkopneumonia
3. Riwayat Penyakit Yang Lalu : Tidak ada
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak ada

B. POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN


1. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Di Rumah :
Klien mengatakan pada pagi hari tidak makan karena mual. Siang hari hanya
makan sedikit (2 sendok ) pada jam 12.00 dan malam hari juga klien makan
sedikit (2 suap sendok) jam 19.00. Jenis makanan yang dikonsumsi klien
yaitu nasi putih tanpa lauk hanya dengan sayur bening labu dikuah.
Minuman yang dikonsumsi yaitu air putih. Tidak ada pantangan makanan
yang dikonsumsi, klien hanya kesulitan makan karena mual.
Di Rumah Sakit :
Klien mengatakan pada pagi hari dan siang tidak makan dan hanya makan
bubur sedikit ( 3 sendok ) pada malam hari jam 19.00 dengan lauk tahu dan
ayam suir serta wortel yang dicincang. Minuman yang dikonsumsi klien
berupa air putih dan susu. klien diberikan infus cairan NaCL.
Kesimpulan : Terdapat Masalah Keperawatan Nausea

2. Pola Eliminasi
Di rumah :
Klien mengatakan BAB 1x dan BAK 2x setiap pagi, pada siang hari BAK
1-2 kali, pada malam hari BAK 2x. Warna feses kuning, lunak dan berbau
khas. Warna urine kuning pudar, cair dan berbau khas. Klien mengatakan
tidak kesulitan dalam BAK maupun BAB.
Di Rumah Sakit :
Klien mengatakan BAB 1x dan BAK 3x setiap pagi, pada siang hari BAK
1-2 kali, pada malam hari BAB 1x dan BAK 2x. urine yang dikeluarkan
sekitar 1.500 ml. Warna feses kuning, lunak dan berbau khas. Warna urine
kuning pudar, cair dan berbau khas. Klien mengatakan kondisinya sama
seperti dirumah tidak kesulitan dalam BAB atau BAK.
Kesimpulan : Tidak Terdapat Masalah Keperawatan

3. Pola Istirahat Tidur


Di Rumah :
Klien mengatakan tidur malam sampai jam 5, Siang hari klien tidak tidur
karena bekerja. Pada malam hari tidur jam 21.00-05.00 (total keseluruhan
istirahat tidur klien 8 jam dalam sehari). Klien tidak memiliki gangguan
tidur. Klien akan mudah terbangun jika suara sekitar klien berisik dan akan
mudah tidur jika suasana sunyi atau sepi.
Di Rumah Sakit :
Klien mengatakan tidur malam sampai jam 5, Siang hari klien tidak tidur
karena tidak terbiasa. Pada malam hari tidur jam 23.00-06.00 (total
keseluruhan istirahat tidur klien 7 jam dalam sehari). Klien tidak memiliki
gangguan tidur. Klien akan mudah terbangun jika suara sekitar klien berisik
dan akan mudah tidur jika suasana sunyi atau sepi.
Kesimpulan : Tidak Terdapat Masalah Keperawatan

4. Pola Kebersihan Diri/Personal Hygine


Di Rumah :
Klien mengatakan mandi 2x sehari pagi dan sore selepas kerja dibarengi
dengan menggosok gigi. Klien mencuci rambut 1x sehari pada pagi hari
terkadang sore hari tidak setiap mandi keramas.
Di Rumah Sakit :
Klien mengatakan mandi 2x sehari pagi dan sore (mandi secara langsung
atau di lap saja jika sedang demam) dibarengi dengan menggosok gigi.
Klien mengatakan mencuci rambut 1x per 2 hari karena kepalanya pusing.
Kesimpulan : Tidak Terdapat Masalah Keperawatan

C. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI


Klien tidak mengikuti kegiatan kemasyarakatan, budaya. Hanya mengikuti
kegiatan spiritual seperti pengajian mingguan. Tidak ada permasalahan
keuangan, yang membiayai perawatan klien dirumah sakit adalah keluarganya
yaitu istri dan dirinya sendiri.
Kesimpulan : Tidak Terdapat Masalah Keperawatan

D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda vital
Tensi : 132/82 Mmhg
Nadi : 98x/mnt
Rr : 26x/ mnt
Suhu : 37,70c
Bb : Tidak Terkaji
Tb : Tidak Terkaji
Kategori IMT Klien : Tidak Terkaji
2. Keadaan Umum
Klien dalam keadaan sadar (compos mentis)
Kesimpulan : Terdapat Masalah Keperawatan Hipertermia

E. PEMERIKSAAN INTEGUMEN, RAMBUT DAN KUKU


1. Integumen
Kulit klien berwarna sawo matang, tidak terdapat lesi seperti makula,
papula, nodule, vasikula, pustula, ulkus, crusta,exsoriasi, sear dan
linchenifikasi. Tidak terdapat nyeri tekan juga jaringan parut dan tidak ada
luka bakar. Kulit klien terasa halus, turgor kulit baik (kembali dalam 5
detik), tidak keriput dan memiliki jaringan subkutan yang tebal. Klien juga
tidak memiliki kelainan pada kulit.
2. Rambut
Rambut klien berwarna hitam, tebal merata serta wangi shampo, tidak ada
alopesia, hirutisme dan alopesia.
3. Kuku
Kuku klien berwarna merah muda berbentuk oval dengan keadaan yang
bersih, tidak panjang dan tidak ada kotoran.
Kesimpulan : Tidak ada Masalah Keperawatan

F. PEMERIKSAAN WAJAH DAN LEHER


1. Pemeriksaan Kepala
Kepala klien berbentuk lonjong dan simetris tidak ada hidrochepalus
(penumpukan cairan di otak), luka, nyeri tekan, darah dan trepanasi. Klien
juga tidak memiki kelaninan pada kepalanya saat bayi.
2. Pemeriksaan Mata
Mata klien simetris dan normal, tida ada kelainan mata seperti ekstoftalmus
dan endofthalmus. Kelopak mata tidak ada lesi, peradangan ataupun
benjolan. Bulu mata tidak rontok. Konjungtiva dan sclera tidak anemis.
Warna iris mata klien cokelat dengan reaksi pupil yang baik (mengecil jika
terkena cahaya). Kornea mata klien normal tidak strabismus atau nigtasmus.
Klien tidak memiliki masalah penglihatan.
3. Pemeriksaa Telinga
Telinga klien simetris berwarna sawo matang dan dalam keadaan normal
yaitu tidak ada lesi, nyeri tekan, peradangan ataupun penumpukan serumen.
Pendengaran klien normal pada uji bisik dan arloji, sedangkan untuk uji
weber, rinne dan swabach tidak terkaji karena tidak ada alat bantu uji.
4. Pemeriksaan Hidung
Keadaan hidung klien bersih dan normal, tidak ada pembengkokan pada
tulang hidung serta sputum nasi serta tidak ada perdarahan, pembengkakan
atau pembesaran polip.
5. Pemeriksaan Mulut dan Faring
Klien tidak memiliki kelainan kongenital pada bagian bibir. Warna bibir
pink campur hitam dan tidak terdapat lesi serta tidak pecah-pecah. Gigi klien
bersih dan tidak ada caries. Warna lidah merah muda serta tidak bau mulut.
Letak uvula simetris dan tidak terdapat pembengkakan tonsil.
6. Pemeriksaaan Wajah
Wajah klien terlihat rileks (tidak cemas ataupun gelisah) serta wajah klien
juga normal tidak ada kelumpuhan otot fasialis dan bisa mengekspresikan
sesuai perasaannya.
7. Pemeriksaan Leher
Leher klien simetris, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, limfe dan
vena jugularis.
Kesimpulan : Tidak Terdapat Masalah Keperawatan
G. PEMERIKSAAN PAYUDARA DAN KETIAK
Ukuran payudara klien normal dan simetris, tidak ada pembengkakan pada
ketiak dan payudara klien (benjolan massa) . Warna payudara sawo matang
dengan areola hitam dan tidak ada cairan yang keluar pada payudara klien.
Kesimpulan : Tidak Terdapat Masalah Keperawatan

H. PEMERIKSAAAN TORAKS DAN PARU


Bentuk toraks atau chest normal, simetris antar kedua sisi, getaran antar kedua
sisi juga teraba sama. Susunan tulang belakang klien kyposis. Terdapat retraksi
intercosta dan tidak ada pernapasan cuping hidung, retaksi suprasternal atau
sternomastoid. RR Klien 26x/menit (Takipnea). Klien mengeluh sesak napas,
batuk disertai dahak. Suara nafas area vasikular klien terdengar halus, area
bronkial dan bronkovesikuler kasar. Terdengar suara napas tambahan
(Ronchi). Kesimpulan : Terdapat Masalah Keperawatan Bersihan Jalan
Napas Tidak Efektif

I. PEMERIKSAAN JATUNG
Ictus cordis klien normal (ditengah antar kedua sisi). Pulsasi dinding toraks
klien teraba kuat. Batas jantung atas normal ICS II, batas jantung bawah normal
ICS V, batas kiri jantung normal ICS V Mid Klavikula Sinitra dan batas jantung
kanan ICS IV Mid Sternalis Dextra dengan bunyi jantung I dan II terdengar
tunggal dan keras serta reguler (berirama sama). Tidak terdapat bunyi jantung
tambahan seperti murmur dan Gallop Rhythm.
Kesimpulan : Tidak Terdapat Masalah Keperawatan

J. PEMERIKSAAN ABDOMEN
Bentuk abdomen klien datar dan simetris. Bising usus 25x/menit. tidak ada
nyeri tekan atau pun pembesaran hepar dan ginjal (tidak teraba). Klien
mengatakan mual, napsu makan menurun serta nyeri ulu hati.
Kesimpulan : Terdapat Masalah Keperawatan Nausea
K. PEMERIKSAAN GENETALIA
Tidak terkaji karena klien menolak.

L. PEMERIKSAAN ANUS
Klien hanya mengatakan tidak ada perdarahan, hemoroid ataupun benjolan
serta jahitan. Klien juga mengatakan tidak memiliki kelainan bawaan seperti
atresia ani. Selebihnya tidak terkaji karena klien menolak pemeriksaan secara
langsung.
Kesimpulan : Tidak Terdapat Masalah Keperawatan

M. PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL (EKTREMITAS)


Otot antar sisi kanan dan kiri klien simetris, tidak ada deformitas ataupun
fraktur.

4 4
Ket : tonus otot klien
4 4 Kanan (Ekstremitas atas dan bawah) = 4
44 Kiri (Ekstremitas atas dan bawah) = 4
Lingkar lengan klien : normal
Kesimpulan : Tidak Terdapat Masalah Keperawatan

N. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
1. Tingkat Kesadaran dengan GCS (Glasgow Coma Scale)
Respon Membuka Mata : 4
Respon Verbal :5
Respon Motorik :6
Setelah dilakukan scoring dapat diambil kesimpulan : klien dalam keadaan
(Compos Mentis) dengan skor 15.
2. Tanda-tanda rangsangan otak
Terjadi peningkatan suhu tubuh pada klien yaitu 37,70c, klien mengatakan
pusing dan mual namun, tidak terjadi kaku kuduk, kejang dan juga penurun
kesadaran.
3. Memeriksa nervus cranialis
Penciuman klien baik (klien dapat mencium aroma sedap dan tidak sedap).
Penglihatan klien serta lapang pandang juga membaik meskipun dengan
jarak 1 meter. Klien mampu menggerakan mata keatas dan kekiri dengan
baik. Klien juga mampu menggerakan bahu, rahang dan lidah dengan baik.
Klien juga mampu membedakan rasa manis, asin dan pahit serta
kemampuan otot menelan masih baik. Pendengaran dan kesimbangan tubuh
klien baik.
4. Memeriksa fungsi motorik dan sensorik
Ukuran otot klien simetris tidak ada pengecilan otot (atrofi), tidak ada
gerakan-gerakan yang tidak disadari klien, semua gerakan atas dasar
kesadaran klien. Saraf perifer klien juga normal, klien mampu membedakan
sensasi rasa benda tumpul, tajam, halus dan kasar serta wangi wangian.
5. Memeriksa refleks kedaaman tendon
Refleks tendon fisiologis klien masih baik, sensasi menggelitik dapat
dirasakan oleh klien sedangkan umtuk refleks tendon patologis tidak
ditemukan.
Kesimpulan : Tidak Terdapat Masalah Keperawatan

O. RIWAYAT PSIKOLOGIS
Klien mengeluh nyeri uluh hati dengan skala numerik 4. Status emosional klien
terbilang stabil. Klien mengatakan bahagia jika bersama orang yang dia
sayangi seperti keluarga dan teman. Hal yang membuat klien stres yaitu
pendapatan yang merosot tapi sekarang ekonomi masih stabil. Gaya
komunikasi spontan, tidak menggunakan bahasa isyarat dan klien dapat
terbuka serta berinteraksi kepada semua orang. Jika terjadi suatu masalah klien
akan membicarakannya dengan keluarga khususnya istri. Selama di rawat di
rumah sakit tidak ada perubahan fisik maupun psikologis pada klien.
Kesimpulan : Nyeri Akut
P. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL DAN SPIRITUAL
Suasana hati yang menonjol pada klien saat ini adalah sedih karena keadaannya
yang harus dirawat di rumah sakit. Ekspresi wajah dan suasana hati sesuai.
Dalam memenuhi kebutuhan spiritual klien terpenuhi, klien kategori taat dalam
spiritualnya. Tidak ada kecemasan pada klien karena klien percaya dia akan
sembuh seperti semula. Klien berfikir dia seorang laki-laki dan perannya adalah
seorang kepala keluarga jadi dia harus cepat sembuh. Klien tidak malu dengan
keadaannya karena sakit merupakan hal yang wajar, klien masih bersyukur
diberikan hidup.
Kesimpulan : Tidak Terdapat Masalah Keperawatan

Q. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN NILAI NORMAL


IMUNO SEROLOGI
- Rapid tes igG/igM SARS Non reaktif
Cov2
Darah lengkap 14.9 Laki – laki : 14 – 16
- Hemoglobin g/dl
43 Wanita : 12 – 14 g/dl
- Hematokrit 7.0 40 – 48 %
- Trombosit 224 5-10
- Leukosit 5.3 159 – 440 ribu
- Eritrosit 83 4.0 – 5.5 juta
- MCV 28 80.0 – 90.0 fL
- MCH 43 26.5 – 33.5 pg
- MCHG 31.5 – 35.0 %
Hitung jenis 0
- Basofil 0 0–1%
- Eosinofil 86 0-3 %
- Neutrofil 13 50 – 70 %
- Limfosit 1 20 – 40 %
- Monosit 10 2–8%
- Laju endap darah 6.6 0 – 15 mm/jam
(LED) 900
- NLR
- ALC

R. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Rontgent Paru, pemeriksaan lab (sputum dan darah) dan tes Rapid tes
igG/igM SARS Cov2.

S. TERAPI YANG TELAH DIBERIKAN


Terapi farmakologi : Vit c 2 x 500 g, Paracetamol 3x1, Omeprazole 2x 1,
N. acetil listerin, Azitremicin 3x 1, Nefisoprinol,
Levofloxacin 750, Ondansentron 4 g.
Terapi non farakologi : Fisioterapi dada dan batuk efetif, edukasi makan
sedikit tapi sering, kompres dingin.
Kasus
Tn. M usi 29 tahun di rawat di RS dengan diagnosa Bronkopneumonia, tn. M
mengeluh demam hari ke 4, demam naik turun disertai mual terus menerus dan
badan lemas, nafsu makan menurun, nyeri ulu hati, batuk, sesak, hidung tersumbat
dan terdapat dahak. Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit. TD :
132/82 mmHg, Nadi radial : 98 x/menit, suhu : 37,7 0C, RR : 26 x/menit. Bunyi
nafas tn.m ronchi, hasil rontegen torax Bronchopenumonia (minimal), cor dalam
batas normal.
L. Analisa Data
No. Data Masalah keperawatan
1 Ds : Klien mengeluh batuk, sesak, Kategori : Fisiologis
hidung tersumbat dan terdapat Subkategori : Respirasi
dahak. D.0149 Bersihan jalan napas tidak
Do : Suara nafas ronchi. Rr efektif
26x/mnt. Hasil rontgen toraks
Bronchopenumonia.
2 Ds : Klien mengeluh mual, badan Kategori : Psikologis
lemas, napsu makan menurun dan Subkategori : Nyeri dan
nyeri ulu hati. Kenyamanan
Do : Nadi radial 98x/mnt. D.0076 Nausea
3 Ds : klien mengeluh demam pada Kategori : Lingkungan
hari ke 4, naik turun terus menerus. Subkategori : Keamanan dan Proteksi
Do : S 37,70c D.0130 Hipertermia

M. Prioritas Masalah Keperawatan


Masalah Keperawatan
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Respirasi
D.0149 Bersihan jalan napas tidak efektif

S
Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan Kenyamanan
D.0076 Nausea
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan dan Proteksi
D.0130 Hipertermia

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Inisial Klien : Tn. M
Diagnosa Medis : Brokopneumonia
Tanggal : 11 November 2021
No Dx Kep SLKI SIKI
Bersihan Jalan Setelah dilakukan I.01006 Latihan Batuk
Napas Tidak tindakan 2x 24 jam Efektif
Efektif masalah keperawatan Observasi
dapat teratasi dengan - Identifikasi kemampuan
kriteria hasil batuk
L.01001 Bersihan jalan - Monitor tanda dan gejala
napas infeksi saluran napas
- Batuk efektif Terapeutik
(meningkat) - Atur posisi semi fowler
- Produksi sputum - Pasang perlak dan
(menurun) bengkok di pangkuan
- Wheezing (menurun) pasien
- Dispnea (menurun) - Buang sekret pada tempat
sputum
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif

S
- Anjurkan tarik napas
dalam hidung selama 4
detik, ditahan selama 2
detik, kemudian
keluarkan dari mulut
dengan bibir dibulatkan
selama 8 detik.
- Anjurkan mengulangi
tarik napas dalam hingga
3 kali
Nausea Setelah dilakukan I.03117 Manajemen Mual
tindakan keperawatan Observasi
selama 2x 24 jam masalah - Identifikasi dampak mual
keperawatan dapat - Identifikasi faktor
teratasi dengan kriteria penyebab mual
hasil : - Monitor Mual
L.12111 Tingkat Mual Terapeutik
- Napsu makan - Berikan makanan dalam
(meningkat) jumlah kecil dan menarik.
- Keluhan mual Edukasi
(menurun) - Anjurkan istirahat tidur
- Perasaan ingin muntah yang cukup.
(menurun) Kolaborasi
- Pucat (membaik) - Pemberian obat
Hipertermia Setelah dilakukan I.03099 Manajemen
tindakan keperawatan Demam
selama 3x 24 jam masalah Observasi
keperawatan dapat - Monitor tanda-tanda vital
teratasi dengan kriteria - Monitor intake dan output
hasil cairan

S
L.14134 Termoregulasi - Tutupi badan dengan
- Saturasi oksien selimut
(meningkat) - Anjurkan tirah baring
- Pucat (membaik)
- Tekanan nadi
(membaik)

RENCANA IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN


Hari Pertama
No Dx Kep Waktu/Tgl Implementasi Evaluasi
1 Bersihan Selasa 08 - Melatih pasien S : Klien mengeluh
jalan napas Nov 2021 melakukan batuk batuk berdahak dan
tidak efektif efektif (mengajarkan sesak napas
batuk efektif dengan O : RR 26x/mnt,
cara tarik napas terdengar suara
selama 4 detik, napas tambahan
ditahan selama 2 (ronchi).
detik, kemudian A : Masalah
keluarkan dari mulut Bersihan Jalan
dengan bibir Napas Tidak
dibulatkan selama 8 Efektif belum
detik) (Tahir et al., teratasi
2019). P : Intervensi
- Mengevaluasi dilanjutkan dengan
kepatenan jalan napas mengevaluasi
(terdengar suara napas kembali latihan
tambahan) batuk efektif serta
- Mengevaluasi pola memonitor pola
napas klien (Rr napas.
26x/mnt)

S
2 Nausea Selasa 08 - Mengidentifikasi S : Klien
Nov 2021 penyebab nyeri (nyeri mengatakan masih
ulu hati) merasa mual dan
- Megedukasi klien tidak napsu makan
untuk tetap makanan O : Klien tampak
sedikit tapi sering. lemas
- Menganjurkan A : masalah
istirahat tidur yang Nausea belum
cukup. teratasi
- Berkolaborasi P : intervensi
memberikan obat dilanjutkan
(Omeprazol) (makan sedikit tapi
sering dan istirahat
yang cukup)
3 Hipertermia Selasa 08 - Memeriksa suhu klien S : Klien
Nov 2021 (37,70c) mengeluh demam
- Memeriksa TD dan naik turun
Nadi klien (135/82 O : S 37,70C
Mmhg, Nadi A : Masalah
98x/mnt). Hipertermia belum
teratasi
P : intervensi
dilanjutkan dengan
memantau keadaan
klien serta
memberikan
intervensi untuk
mengurangi
demam).

S
Hari kedua
No Dx Kep Waktu/Tgl Implementasi Evaluasi
1 Bersihan Selasa 09 - Melatih kembali klien S : Klien
jalan napas Nov 2021 dan keluarga batuk mengatakan masih
tidak efektif efektif batuk berdahak
- Memposisikan klien dan sesak napas
semi fowler O : Rr 24x/mnt
- Memonitor ttv klien A : Masalah
- Memberikan terapi keperawatan
oksigen nasal kanul Bersihan Jalan
Napas Tidak
Efektif teratasi
sebagian
P : lanjutkan
intervensi
(memonitor suara
napas tambahan
dan sesak napas
klien)
2 Nausea Selasa 09 - Memonitor mual yang S : Klien
Nov 2021 dirasakan klien mengatakn merasa
- Menganjurkan makan mual dan tidak
sedikit tapi sering napsu makan
- Berkolaborasi O : klien tampak
memberikan obat lemas
(omeprazol 2x/1 hari)

S
- Memonitor nyeri uluh A : Masalah
hati klien Keperawatan
Nausea teratasi
sebagian
P : lanjutkan
intervensi dengan
mengkonsumsi
obat rutin dan
makan sedikit tapi
sering dilakukan.
3 Hipertermia Selasa 09 - Memonitor ttv klien S : Klien
Nov 2021 - Mengajarkan terapi mengatakan
komplementer untuk demam naik turun
menurunkan demam O : S 37,90c
(kompres hangat) A : Masalah
(Riski, 2018) Keperawatan
- Berkolaborasi Hipertermia
pemberian obat teratasi sebagian
dengan dokter P :lanjutkan
(paracetamol 3x/hari) intervensi kompres
dingin

Hari ketiga
No Dx Kep Waktu/Tgl Implementasi Evaluasi
1 Bersihan Kamis 11 - Memonitor kepatenan S : Klien
jalan napas Nov 2021 jalan napas klien (tidak mengatakan sudah
tidak efektif ada suara tambahan) tidak sesak
- Memposisikan semi O : Rr 20x/mnt
fowler atau fower A : Masalah
Bersihan Jalan

S
- Terapi oksigen nasal Napas Tidak
kanul Efektif teratasi
P : intervensi
dihentikan
2 Nausea Kamis 11 - Memonitor mual S : Klien sudah
Nov 2021 - Mengevaluasi napsu tidak merasa mual,
makan klien dan napsu makan
- Mengevaluasi nyeri sudah membaik
ulu hati O : klien makan
sedkit tapi sering
A : Masalah
keperawatan
Nausea teratasi
P : intervensi di
hentikan
3 Hipertermia Kamis 11 - Memberikan serta S : klien
Nov 2021 mengajarkan klien dan mengatakan sudah
keluarga terapi tidak demam
komplementer O : S 37,50C
(kompres hanat) A : Masalah
(Riski, 2018) keperawatan
- Mengevaluasi Hipertermia
konsumsi obat klien teratasi
(paracetamol) P : intervensi
- Memonitor TTV klien dihentikan

Anda mungkin juga menyukai