Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

“HIPERTIROID”

DOSEN PEMBIMBING :
Egidius Umbu Ndeta, Ns. M, Kes

DISUSUN OLEH :
RESTU
191101058

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
PRODI D-III KEPERAWATAN SINGKAWANG
TAHUN 2020/2021
A. Pengertian
Hipertiroidisme adalah suatu kondisi di mana kelenjar tiroid terlalu aktif dan
membuat berlebihan hormon tiroid. Kelenjar tiroi dadalah organ yang terletak dibagian
depan leher dan hormon ini yang mengontrol metabolisme, bernapas, denyut jantung,
sistem saraf, berat badan,suhu tubuh, dan banyak fungsi lainnya dalam tubuh. Ketika
kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme) proses tubuh mempercepat dan
mungkin mengalami kegelisahan, kecemasan, denyut jantung yang cepat, tremor
tangan, keringat berlebihan, penurunan berat badan, dan masalah tidur, antara gejala
lainnya. (Aleppo, G. 2015)
Hipertiroid adalah penyaakit yang disebabkan oleh penyakit Graves yaitu jenis
masalah autoimun yang menyebabkan kelenjar tiroid untuk memproduksi terlalu banyak
hormon tiroid. ( Toft, D. 2014)
Hipertiroid atau hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat
produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjer tiroid yang terlalu aktif. Karena
tiroid memproduksi hormon tiroksin dari iodium, maka iodium radiaktif dalam dosis
kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).
(NANDA NIC-NOC. 2013).

B. ETIOLOGI
Kelenjar tiroid membuat hormon tiroksin (T4) dan triiodothyronine (T3) yang
memainkan peran penting dalam cara fungsi seluruh tubuh. Jika kelenjar tiroid membuat
terlalu banyak T4 dan T3, ini didefinisikan sebagai hipertiroid.
Penyebab paling umum dari hipertiroid adalah penyakit gangguan autoimun Graves.
Dalam gangguan ini, tubuh membuat antibodi (protein yang dihasilkan oleh tubuh untuk
melindungi terhadap virus atau bakteri) yang disebut thyroid-stimulating
immunoglobulin (TSI) yang menyebabkan kelenjar tiroid membuat terlalu banyak
hormon tiroid. Penyakit Graves berjalan dalam keluarga dan lebih sering ditemukan
pada wanita. Hyperteroid djuga bisa disebabkan oleh nodular atau multinodular gondok
beracun, yang merupakan benjolan atau nodul pada kelenjar tiroid yang menyebabkan
tiroid untuk memproduksi berlebihan hormon tiroid. Selain itu, radang kelenjar tiroid
yang disebut tiroiditis-akibat virus atau masalah dengan sistem kekebalan tubuh dapat
menyebabkan sementara gejala hipertiroid. Selain itu, beberapa orang yang
mengonsumsi terlalu banyak yodium (baik dari makanan atau suplemen) atau yang
mengambil obat yang mengandung yodium (seperti amiodaron) dapat menyebabkan
kelenjar tiroid untuk kelebihan hormon tiroid. (Aleppo, G. 2015)
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu:
1. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang overaktif dan merupakan
penyebab hypertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan.
Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Diduga penyebabnya adalah penyakit
autoimun, dimana antibody yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid
stimulating imunogirobulin (TSI anti bodies ), tyroid peroksidase antibodies ( TPO )
dan TSA receptor antibodies ( TRAB ) pencetus kelainan ini adalah stress, merokok,
radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti
ada pasir dimata, mata dapat menonjol keluar hingga double vision.
2. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tyroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau
banyak. Kata toksik berarti hypertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol
oleh TSH sehingga memproduksi hormon tyroid yang berlebihan.
3. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan sehingga
merangsang tyroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
4. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
5. Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi yang berlebihan bisa menimbulkan hypertiroid, kelainan ini
biasanya timbul apabila sebelumnya sipasien memang sudah ada kelainan kelenjar
tyroid.
6. Minum obat hormon tyroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke
dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tyroid,
C. PATHWAY

Tiroiditis Penyakit Graves (Antibody Nodul tiroid toksik


reseptor TSH merangsang totoksik
aktivitas tiroid)

Sekresi hormon tiroid yang


berlebihan

Hipertiroidisme

Hipermetabolisme Aktivitas simpatik Gerakan kelopak mata


meningkat berlebihan relative lambat
terhadap bola mata

Berat Ketidakseimbang Perubahan Infiltrasi limfosit, sel mast


Badan an energy dengan konduksi listrik ke jaringan orbital dan otot
kebutuhan tubuh jantung mata
Kurang Perubahan Beban kerja jantung
informasi nutrisi kurang
Kelelahan meningkat
dari Eksoftalmus
kebutuhan
tubuh
Aritmia,
Resiko kerusakan
Kurang takikardia
integritas jaringan
Pengetahua
n
Resiko penurunan curah
jantung
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Kelelahan atau kelemahan otot
2. Tremor tangan
3. perubahan suasana hati
4. Kegugupan atau kecemasan
5. Denyut jantung yang cepat
6. Jantung berdebar-debar atau denyut jantung tidak teratur
7. kekeringan kulit
8. kesulitan tidur
9. Peningkatan frekuensi buang air besar
10. Perubahan nafsu makan(penurunan atau peningkatan)
11. Sulit tidur (insomnia)
12. Intoleransi panas
13. Berkeringat banyak
14. Mata melotot
15. Cepat marah
16. Sesak napas
17. Kelumpuhan mendadak
18. Tremor
19. Berat badan turun
20. Pusing
21. Gatal-gatal
22. Penipisan rambut
23. Kenaikan gula darah
E. KOMPLIKASI
Hipertiroidisme tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama
yang berkaitan dengan jantung.
Beberapa komplikasi yang berhubungan dengan jantung :
- Aritmia (detak jantung abnormal, seperti atrial fibrilasi)
- Dilatasi jantung (peningkatan ukuran rongga jantung, yang sebenarnya menipis
otot jantung dan gagal jantung kongestif)
- Serangan jantung mendadak
- Hipertensi

Jika hipertiroid tidak diobati, akan mengalami resiko terkena osteoporosis. Secara
bertahap akan kehilangan kepadatan mineral tulang karena hipertiroidisme yang tidak
terkontrol dapat menyebabkan tubuh untuk menarik kalsium dan fosfat dari tulang dan
mengeluarkan terlalu banyak kalsium dan fosfor (melalui urine dan feses). (Milas, K.
2014)

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. TSH serum (biasanya menurun)
2. T3, T4 (biasanya meningkat)
3. Tes darah hormon tiroid
4. X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor)
A. Konsep Pengkajian
1. Identitas Pasien
Paling sering terjadi pada usia di antara 30 hingga 60 tahun. Frekuensi pada
wanita 5 kali lebih sering dari pada pria

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama:
Klien biasanya mengeluh merasa lelah, tidak tahan dingin, haid yang
deras, keringat berkurang, kulit terasa kering dan dingin, suara parau,
edema pada kelopak mata bawah.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang:
Tanyakan kepada klien apakah mengalami haid yang deras dan lama serta
merasa lemah, keringat berkurang, tidak tahan dingin, odema kelopak mata
bawah. Tanyakan apakah tambah berat pada waktu pagi dan cuaca dingin
serta setelah aktivitas sedang dan berat. Tanyakan pada klien usaha yang
telah dilakukan dalam menangani keluhan nyeri, serta mengkonsumsi
obat-obat hipotiroidisme dan bagaimana pengontrolannya.
c. Riwayat Penyakit Dahulu:
Defisiensi iodium, oprasi tiroid sebelumnya, atau pengobatan hipertiroid
sebelumnya yang berlebihan.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga:
Dalam keluarga klien, kaji kelain kongenital waktu kecil, riwayat
persalinan, riwayat penyakit DM, kardiovaskuler, dan infeksi.

3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum: somnolen
b. TTV
TD : < 80/120 mmHg (menurun)
RR : < 20 kali/menit
N : < 80 kali/menit
T : < 36,5 oC
c. Neurologi
1) Letargi
2) Bicar pelan, monoton, tidak terdengar
3) Gangguan memori
4) Kongnitif melambat
5) Perubahan kepribadian : puas dengan diri sendiri, tumpul, apatis
6) Nistagmus
7) Kebutaan malam
8) Kehilangan pendengaran preseptif
9) Parestesia
10) Tremor intensi
11) Refreks tendon dalam melambat
12) Ataksia
13) Somnolen
14) Sinkope
d. Muskuloskaletal
1) Mialgia
2) Artralgia
3) Keletihan
e. Kardovaskular
1) Intoleran pada dingin
2) Penurunan keringat
3) Tekanan darah menyempit
4) Binyi jantung menghilang
5) Nyeri prekordial
f. Pernafasan
1) Sakit tenggorokan
2) Sesak nafas dengan latihan ringan
g. Pencernaan/nutrisi
1) Peningkatan berat badan yang tidak jelas
2) Anoreksia
3) Konstipasi
4) Distensi abdomen
5) Asites
h. Seksual/reproduksi
1) Menuragi, metroragi, amenorea
2) Penurunan libido
3) Penurunan fertilitas : aborsi sepontan
4) Inpotensi
i. Integumen
1) Kulit : pucat, kering, kasar, keras
2) Edema nonpitting : lengan, kaki, periorbital
3) Kelopak mata atas turun
4) Pembesaran lidah dan bibir
5) Rambur kasar dan tipis
6) Kuku : rapuh, pertumbuhan lambat, tebal

4. Pemeriksaan diagnostik/Laboratorium
a. Elektrokardogram (EKG) : voltase rendah, perubahan segmen ST non
spesifik, perpanjangan interval PR, blok jantung, pedataran atau inversi
gelombang T
b. Penurunan T3 dan T4 bebas
c. Tes ambilan radioiodida menurun (RAIU)
d. Penurunan T3 dan T4 serum
e. Penurunan natrum serum
f. Kadar TSH bila digunakan : rendah bila hipotiroidisme sekunder; menigkat
bila hipotiroidisme primer
g. Peningkatan serum : kolesterol, trigliserida, CPK, alkalin fosfatase
h. Peningkatan protein dalam cairan serebrospinal (CSS)
i. Gas-gas darah arteri : hipoksia, peningkatan CO2
j. Anemia normostik, normokromik

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan terjadi pada klien yang mengalami hipertiroidisme adalah
sebagai berikut :
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
hipertiroid tidak terkontrol
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan
energi
3.Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan metabolisme
4. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis.

C. Intervemsi

NO Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional


1. Risiko tinggi terhadap Tujuan : Klien akan a. Pantau tekanan a. Hipotensi
penurunan curah jantung mempertahankan curah darah pada posisi umum atau
berhubungan dengan jantung yang adekuat baring, duduk dan ortostatik
hipertiroid tidak terkontrol sesuai dengan kebutuhan berdiri jika dapat terjadi
tubuh, dengan kriteria : memungkinkan. sebagai akibat
1) Nadi perifer dapat teraba Perhatikan dari
normal. besarnya tekanan vasodilatasi
2) Vital sign dalam batas nadi perifer yang
normal. b. Periksa berlebihan dan
3) Pengisian kapiler normal kemungkinan penurunan
4) Status mental baik adanya nyeri dada volume
5) Tidak ada disritmia atau angina yang sirkulasi
dikeluhkan pasien.
c. Auskultasi suara b. Merupakan
nafas. Perhatikan tanda adanya
adanya suara yang peningkatan
tidak normal kebutuhan
(seperti krekels) oksigen oleh
d. Observasi tanda otot jantung
dan gejala haus atau iskemia.
yang hebat, c. S1 dan
mukosa membran murmur yang
kering, nadi menonjol
lemah, penurunan berhubungan
produksi urine dan dengan curah
hipotensi jantung
e. Catat masukan meningkat
dan keluaran
pada keadaan
Askep Klien
hipermetabolik
Hipertiroidisme
d. Dehidrasi
yang cepat
dapat terjadi
yang akan
menurunkan
volume
sirkulasi dan
menurunkan
curah jantung
e. Kehilangan
cairan yang
terlalu banyak
dapat
menimbulkan
dehidrasi berat
2. Kelelahan berhubungan Klien mengatakan secara a. Pantau tanda vital a. Nadi secara luas
dengan hipermetabolik verbal tentang peningkatan dan catat nadi baik meningkat dan
dengan peningkatan tingkat kerja istirahat maupun bahkan
kebutuhan energi saat aktivitas istirahat,takikard
b.Ciptakan ia mungkin
lingkungan yang ditemukan
tenang b. Menurunkan
c. Sarankan pasien stimulsi yang
untuk mengurangi kemungkinan
aktivitas besar dapat
d.Berikan tindakan menimbulkan
yang membuat agitasi,
pasien merasa hiperaktif, dan
nyaman imsomnia
c. Membantu
melawan
pengaruh dari
peningkatan
metabolisme
d. Meningkatkan
relaksasi
3. Risiko tinggi terhadap Klien akan menunjukkan a. Catat adanya a. Peningkatan
perubahan nutrisi kurang anoreksia, mual dan sekresi
berat badan stabil dengan
dari kebutuhan muntah insulin/terjadi
berhubungan dengan kriteria : b.Pantau masuknya resisten yang
peningkatan metabolisme makanan setiap mengakibatkan
1) Nafsu makan baik.
hari, timbang berat hiperhlikemia
2) Berat badan
badan setiap hari b. Penurunan
normal
c. Kolaborasi untuk berat badan terus
3) Tidak ada tanda-
pemberian diet menerus dalam
tanda malnutrisi
tinggi kalori, keadaan masukan
protein, karbohidrat kalori yang cukup
dan vitamin merupakan
indikasi kegagalan
terhadap terapi
antitiroid
c. Mungkin
memerlukan
bantuan untuk
menjamin
pemasukan zat- zat
makanan yang
adekuat dan
mengidentifikasi
makanan
pengganti yang
sesuai
4. Ansietas berhubungan Klien akan melaporkan a. Observasi tingkah a. Ansietas ringan
dengan faktor fisiologis; ansietas berkurang sampai laku yang dapat ditunjukkan
status hipermetabolik tingkat dapat diatasi menunjukkan dengan peka
dengan kriteria : Pasien tingkat ansietas rangsangan dan
tampak rileks b.Bicara singkat imsomnis
dengan kata yang b. Rentang
sederhana perhatian
c. Jelaskan prosedur mungkin menjadi
tindakan pendek,
d.Kurangi stimulasi konsentrasi
dari luar berkurang, yang
membatasi
kemampuan
untuk
mengasimilasi
informasi
c. Memberikan
informasi yang
akurat yang dapat
menurunkan
kesalahan
interprestasi
d.Menciptakan
lingkungan yang
terapeutik

D. Evaluasi
Hasil yang diharapkan adalah :
1. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan
tubuh
2. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi
3. Klien akan menunjukkan berat badan stabil
4. Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari
ulkus
5. Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
6. Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya.
7. Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan dalam
berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.

DAFTAR PUSTAKA
Allepo, G. (2015). Hyperthyroidism Overview. Retrieved from www.
Endocrineweb.com 5 Februari 2015
Milas, K. (2014). Hyperthyroidism Symptoms. Retrieved from www.
Endocrineweb.com 5 Februari 2015
Milas, K. (2014). Hyperthyroidism Complication. Retrieved from www.
Endocrineweb.com 5 Februari 2015
Norman, J. (2010). Hyperthyroidism Operactivity of the Thyroid Gland. Retrieved from
www. Endocrineweb.com 5 Februari 2015
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2013). NANDA NIC-NOC. (jilid 1 & 2). Yogyakarta :
MediaAction
Rehan, K. M. (2014). Papillary Thyroid Cancer Risk Factor. Retrieved from www.
Endocrineweb.com 5 Februari 2015
Toft, D. J. (2014). Graves’ Disease Overview. Retrieved from www. Endocrineweb.com 5
Februari 2015
P.D Welsby. Pemeriksaan fisik dan anamnesis klinis. EGC.Jakarta.2010

Anda mungkin juga menyukai