Anda di halaman 1dari 11

1.

Virginia Henderson
Virginia Henderson lahir pada 1897, di Kansas City. Ia memperkenalkan
definisi keperawatan. Definisinya tentang keperawatan dipengaruhi oleh latar
belakang pendidikannya dan kecintaanya dengan keperawatan saat Ia melihat
korbankorban perang dunia. Ia mengatakan bahwa definisi keperawatan harus
menyertakan prinsip kesetimbangan fisiologis. Menurutnya, “Tugas unik perawat
ialah membantu individu, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, melalui usahanya
melakukan berbagai aktifitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu
atau proses meninggal dengan damai” dengan begitu maksud dari teori Virginia
Henderson yaitu berusaha mengembalikan kemandirian, kekuatan, kemampuan,
kemauan, dan pengetahuan individu tersebut. Selain itu, Virginia Henderson juga
mengembangkan sebuah model keperawatan “The Actifities of Living”. Model
tersebut menjelaskan bahwa tugas perawat ialah membantu individu dalam
meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin. Perawat harus mandiri dalam
mengerjakan tugasnya dan tidak tergantung pada dokter. Akan tetapi, perawat tetap
harus menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu mengunjungi pasien.

1. Teori Keperawatan Menurut Virginia Henderson


Tugas unik perawat adalah membantu individu baik dalam keadaan sakit
maupun sehat melalui upayanya melaksanakan berbagai aktivitas guna
mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal dengan
damai, yang dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia memiliki kekuatan,
kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untuk itu. Handerson mengemukakan
teori tersebut dikarenakan keyakinan dan nilai yang dia percayai yaitu manusia,
keperawatan, kesehatan, dan lingkungan. Selain itu dia juga mengatakan dalam
mendefinisikan tentang keperawatan harus memikirkan keseeimbangan
fisiologisnya.
Henderson menghubungakan hal-hal tersebut dengan kegiatan sehari-hari dan
Ia juga memberikan gambaran tentang bagaimana tugas perawat harus bisa
mengkaji, menganalisis dan mengobservasi untuk bisa memberikan
dukungandalam kesehatan dan proses penyembuhan atau pemulihan dengan
demikian individu tersebut mendapatkan kembali kemandirian dan kebebasan
yang merupakan tujuan mendasar dari teori tersebut. Ia juga berpendapat dalam
sudut Epistemologi karakteristik ilmu keperawatan, manusia adalah makhluk yang
unik, dan tidak ada yang memiliki kebutuhan dasar yang sama yang dalam
pemenuhannya memerlukan bantuan orang lain (Kusuma, 2014).
A. Manusia
Henderson melihat manusia individu yang mengalami perkembangan
rentang kehidupan yang dalam meraih kesehatan, kebebasan, dan kematian
yang damai membutuhkan orang lain. Ia melihat bahwa pikiran dan tubuh
manusia adalah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan. Oleh sebab
itu Ia membagi kebutuhan dasar manusia itu menjadi 14 komponen
penanganan perawatan, dimana kebutuhan dasar manusia itu
diklasifikasikan menjadi 4 kategori yaitu komponen kebutuhan biologis,
psikologis, sosiologis, dan spiritual. Diantaranya yaitu :
1) Biologis
 Bernapas secara normal.
 Makan dan minum dengan cukup.
 Membuang kotoran tubuh.
 Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
 Tidur dan istirahat.
 Memilih pakaian yang sesuai.
 Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan
menyesuaikan
 pakaian dan mengubah lingkungan.
 Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi
integumen.
 Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
2) Psikologis
 Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi,
kebutuhan, rasa takut, atau pendapat.
 Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang
menuntun pada perkembangan normal dan kesehatan serta
menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.
3) Sosiologis
 Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
 Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
4) Spiritual
 Beibadah sesuai dengan keyakinan.

B. Keperawatan
Dalam menjalankan fungsinya penanganan keperawatan didasari oleh
14 kebutuhan dasar manusia (independence). Untuk membantu individu
yang sakit maupun sehat untuk mendapatkan kembali pemulihannya yang
tujuannya ialah kebebasan.
1. Kesehatan
Dalam mendapatkan kesehatan manusia perlu memiliki kesadaran dan
pengetahuan dalam meningkatkan kualitas hidup lebih baik yang
menjadi dasar manusia berfungsi bagi kemanusiaan karena mencegah
lebih baik daripada mengobati penyakit. Agar manusia mendapatkan
kesehatannya maka diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan.
2. Lingkungan
Lingkungan adalah salah satu yang harus di perhatikan karena
lingkungan sekitar adalah cerminan pola kehidupan manusia dan
merupakan faktor yang memiliki pengaruh besar bagi kesehatan. Hal-
hal yang harus diperhatikan dalam lingkungan yaitu :
a. Manusia harus mampu menjaga lingkungan sekitarnya agar
tetap dalam kondisi sehat.
b. Perawat dituntut mampu menjaga pasien dari cedera mekanis.
c. Sebagai seorang perawat dituntut untuk memiliki pengetahuan
tentang kesehatan, kebersihan, dan keamanan lingkungan.
d. Perawat harus mampu membuat observasi secara menyeluruh
terhadap seorang pasien dengan tepat agar hasilnya dapat
membantu dokter dalam memberikan resep.
e. Dalam menjalankan tugasnya perawat harus memiliki ketelitian
agar dapat meminimalkan peluang terjadinya kecelakaan atau
luka dikarenakan sarana kontruksi bangunan dan
pemeliharaannya.
f. Dalam menjaga keselamatan yang lebih bagi seorang pasien
maka perawat harus memiliki pengetahuan tentang kebiasaan
sosial dan praktik keagamaan untuk memperkirakan adanya
ancaman. (Hidayat, 2007)

2. Pelayanan kepada pasien


Sebagai perawat dituntut harus memiliki pendekatan dengan
pasien agar mendukung dalam proses memberikan pelayanan,maka
dalam melayani pasien terbentuklah suatu hubungan antara perawat
dengan pasiennya. Menurut Henderson, ada tiga tingkatan hubungan
ketergantungan pasien dengan perawat dari yang sangat bergantung
hingga mendapatkan kembali kemandirian pasien.diantaranya yaitu :
1. Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien.
2. Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
3. Perawat sebagi mitra (partner) bagi pasien.
3. Konsep kepedulian menurut Virginia Henderson
1) Kepedulian adalah suatu hal yang berfokus pada menolong
orang lain untuk sembuh atau pulih
2) Kepedulian adalah suatu rasa kepuasan dalam menolong orang
lain
3) Kepedulian yang optimal adalah kepedulian yang dapat
meningkatkan kesehatan individu
4) Kepedulian yang baik adalah respon yang diterima pasien yang
mempengaruhi bagaimana kesehatannya nanti
5) Lingkungan yang penuh dengan rasa kepedulian akan
membantu seseorang dalam mengambil keputusan dalam
kehidupannya.
6) Kepedulian adalah fokus utama keperawatan
7) Kepedulian adalah unsur dari pengetahuan fisik dengan prilaku
dalam membantu meningkatkan kesehatan seseorang.

4. Aplikasi teori Henderson dalam proses keperawatan


Definisi keperawatan menurut Henderson perawat berkaitan
erat dengan aplikasi penanganan kesehatan yang berinteraksi langsung
denga pasien dengan mengubah kondisi pasien dari yang semula tidak
mampu atau bergantung menjadimandiri dengan menerapkan 14
komponen penanganan perawatan (Baitynb, 2014) seperti:
a. Pengkajian
Perawat melakukan penilaian dengan berdasarkan 14 komponen
kebutuhan dasar yang dapat dilakukan pendekatan yang meliputi
psikologis,sosial dan spritual dengan demikian maka perawat
dapat mengenali kebutuhan yang diperlukan pasien sehingga
dapat diterapkan untuk pengkajian dan persiapan.
b. Observasi
Menganalisis dengan mengunakan indra berupa indra
penglihatan,pendengaran dan peraba setelah itu membandingkan
dengan pengetahuan tentang sehat-sakit
c. Perencanaan
Menurut Henderson,perencanaan adalah akitivitas penyusunan
dan perbaikan susunan perawatan terhadap proses penyembuhan
yang telah disususn bersama antara perawat dengan pasien dan
dokumentasi proses bagaimana perawat memebantu pemulihan
dari sakit hingga sembuh.
d. Implementasi
Proses melakukan penyusunan rencana perawatan yang telah
disusun yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar yang
telah disusun dalam rencana perawatan untuk pemulihan dari
kondisi sakit atau meninggal dengan damai.
e. Interverensi
Tahap dimana dalam pengapilikasianya terlebih dahulu melihat
prinsip fisiologis,usia,latar belakang budaya,keseimbangan
emosional,kemampuan intelektual dan fisik individu.
f. Evaluasi Dalam kesinambungan tahap-tahap tersebut antara
pengkajian, observasi, perencanaan, implementasi, inteverensi dan
yang terakhir adalah evaluasi yaitu catatan akhir yang berupa
perkembangan dalam criteria yang diharapkan, dalam pencapaian
kemandirian pasien dalam melakukan aktivitasnya seharihari
berdasarkan 14 kebutuhan dasar tersebut.

Aplikasi Teori V Henderson


Perawat memiliki tugas untuk membantu individu yang sehat maupun sakit
(hubungan perawat dengan pasien), tugas-tugas perawat sebagai suatu team medis(Perawat
sebagai anggota team), dan tugas perawat tidak tergantung pada dokter namun dia
mengajukan rencananya (hubungan perawat dengan dokter).
Henderson mengidentifikasi 14 kebutuhan dasar pasien yang meliputi :
Bernafas normal, makan dan minum dengan cukup, eliminasi, bergerak dan menjaga
posisi, istirahat tidur, memilih pakaian yang sesuai, menjaga suhu tubuh, menjaga tubuh tetap
bersih, menghindar dari bahaya dalam lingkungan, berkomunikasi, beribadah sesuai
keyakinan, bekerja, rekreasi dan bermain, belajar. Tiga tingkatan hubungan perawat–pasien
dapat dikenali , mulai dari hubungan sangat tergantung hingga hubungan sangat mandiri yaitu
;
1. Perawat sebagai substitusi (pengganti) bagi pasien, pada saat penyakitnya gawat perawat
menggantikan apa saja yang kurang, yang terjadi karena ketidakmampuan fisik,
ketidaktahuan dan ketidakmauan.
2. Perawat sebagai helper (penolong)
3. Perawat sebagai partner (rekan) pasien, perawat dan pasien bersama-sama merumuskan
rencana keperawatan.
Selain 3 tingkatan hubungan diatas Henderson juga menjelaskan bahwa perawat dapat
mengubah lingkungan jika dianggap perlu, dan selalu berusaha mencapai tujuan apakah
berupa kesembuhan pasien atau kematian dengan damai.
1.  Konsep Teori Medeleine Leininger

Teori Leininger adalah untuk menyediakan langkah-langkah perawatan yang selaras


dengan individu atau kelompok budaya kepercayaan, praktik, dan nilai-nilai. Pada tahun
1960-an dia menciptakan budaya kongruen perawatan jangka panjang, yang merupakan
tujuan utama transkultural keperawatan praktek. Budaya perawatan sebangun adalah
mungkin bila tindakan terjadi dalam hubungan perawat-klien (Leininger, 1981). Keperawatan
transkultural merupakan suatu arah utama dalam keperawatan yang berfokus pada study
komparatif dan analisis tentang budaya dan sub budaya yang berbeda di dunia yang
menghargai perilaku caring, layanan keperawatan, niai-nilai, keyakinan tentang sehat sakit,
serta pola-pola tingkah laku yang bertujuan mengembangkan body of knowladge yang ilmiah
dan humanistik guna memberi tempat praktik keperawatan pada budaya tertentu dan budaya
universal (Marriner-Tomey, 1994). Teori keperawatan transkultural ini menekankan
pentingnya peran keperawatan dalam memahami budaya klien. Leininger juga menyatakan
bahwa care adalah inti sari keperawatan dan merupakan yang dominan, berbeda, dan
mempersatukan.

Leininger mengembangkan istilah baru untuk prinsip dasar teorinya. Ini definisi dan prinsip-
prinsip  istilah kunci untuk memahami teori tersebut. Di bawah ini adalah ringkasan
dasar prinsip yang penting untuk memahami teori Leininger :

1. Care adalah untuk membantu orang lain dengan kebutuhan nyata atau diantisipasi
dalam upaya untuk memperbaiki kondisi manusia yang menjadi perhatian atau untuk
menghadapi kematian.
2. Merawatadalah tindakan atau kegiatan diarahkan memberikan perawatan.
3. Budayamengacu pada belajar, berbagi, dan dipancarkan nilai-nilai,
keyakinan, norma, dan kehidupan dari individu tertentu atau kelompok yang membimbing
mereka berpikir, keputusan, tindakan, dan cara berpola hidup.
4. Perawatan Budayamengacu pada beberapa aspek budaya yang mempengaruhi
seseorang atau kelompok untuk meningkatkan kondisi manusia atau untuk
menangani penyakit atau kematian.
5. Keragaman budayapeduli merujuk pada perbedaan dalam makna, nilai, pantas
tidaknya perawatan di dalam atau di antara kelompok-kelompok orang yang berbeda.
6. Universalitaspeduli Budaya mengacu pada perawatan umum atau arti serupa yang
jelas di antara banyak budaya.
7. Keperawatan adalah profesi yang dipelajari dengan disiplin terfokus dengan
perawatan fenomena.
8. Worldviewmengacu pada cara orang cenderung untuk melihat dunia atau alam
semesta dalam menciptakan pandangan pribadi tentang hidup.
9. Budaya dan dimensi struktur sosialtermasuk faktor yang berhubungan dengan
agama, struktur sosial, politik / badan hukum, ekonomi, pola pendidikan-terns, penggunaan
teknologi, nilai-nilai budaya, dan ethnohistory yang di-fluence tanggapan budaya manusia
dalam konteks budaya.
10. Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan budaya dan
dihargai oleh budaya yang ditunjuk.
11. Pelestarian budaya perawatan atau pemeliharaanmengacu pada kegiatan
pelayanan keperawatan yang membantu orang dari budaya tertentu untuk menyimpan dan
menggunakan inti kebudayaan nilai perawatan terkait dengan masalah kesehatan atau
kondisi.
12. Budaya akomodasi perawatan atau negosiasimerujuk kepada tindakan keperawatan
kreatifyang membantu orang-orang dari budaya tertentu beradaptasi dengan atau bernegosiasi
dengan lain- ers dalam kesehatan masyarakat dalam upaya untuk mencapai tujuan
bersama dari hasil kesehatan yang optimal untuk klien  dari budaya yang
ditunjuk. Memahami Kerja Theorists Perawat
13. Budaya perawatan restrukturisasimengacu pada tindakan terapi yang diambil oleh
budaya perawat yang kompeten atau keluarga. Tindakan ini memungkinkan atau sebagai
klien untuk mengubah perilaku kesehatan pribadi terhadap menguntungkan hasil sementara
menghormati nilai-nilai budaya klien.

Leininger mengusulkan bahwa ada tiga modus untuk membimbing penilaian asuhan
keperawatan, keputusan, atau tindakan untuk memberikan perawatan yang tepat, bermanfaat,
dan bermakna yaitu :

1. Pelestarian dan / atau pemeliharaan


2. Akomodasi dan / atau negosiasi
3. Re-pola dan / atau restrukturisasi

Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan care dipengaruhi oleh elemen-
elemen berikut yaitu : Struktur sosial seperti teknologi, kepercayaan dan factor filosofi,
sistem sosial, nilai-nilai cultural, politik dan factor-faktor legal, factor-faktor ekonomi, dan
factor-faktor pendidikan. Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa
dan sejarah etnis, masing-masing sistem ini merupakan bagian struktur sosial. Pada setiap
kelompok masyarakat; pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada dalam masyarakat dan
praktek-praktek. Yang merupakan bagian integral dari aspek-aspek struktur sosial (Leininger
dan MC Farland 2002). Dalam model Sunrisenya Leininger menampilkan visualisasi
hubungan antara beberapa konsep yang disignifikan.

Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leineinger sebagai bentuk tindakan dari asuhan)
merupakan inti dari idenya tentang keperawatan. Memberikan asuhan merupakan jantung
dari keperawatan. Tindakan membantu didefinisikan sebagai prilaku yang mendukung.

Menurut Leininger bantuan semacam itu baru dapat benar-benar efektif jika latar belakang
budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan pemberian asuhan selalu
dikaitkan dengan budaya.

Beberapa inti dari model teorinya :

1. Asuhan membantu, mendukung atau membuat seorang atau kelompok yang memiliki


kebutuhan nyata agar mampu memperbaiki jalan hidup dan kondisinya.
2. Budaya diekspresikan sebagai norma-norma dan nilai-nilai kelompok tertentu.
3. Asuhan transkultural perawat secara sadar mempelajari norma-norma dan nilai-
nilai dan cara hidup budaya tertentu dalam rangka memberikan bantuan dan dukungan
dengan tujuan untuk membantu individu mempertahankan tingkat kesejahteraanya.
4. Diversitas asuhan cultural, Keanekaragaman asuhan kultural mengakui adanya
variasi dan rentang kemungkinan tindakan dalam hal memberikan bantuan dan dukungan.
5. Universalitas asuhan kultural merujuk pada persamaan atau karakteristik universal,
dalam hal memberikan bantuan dan dukungan

Hubungan Model Dan Paradigma Keperawatan

1. MANUSIA 

Manusia adalah individu atau kelompok yamg memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang
diyakini dan berguna untuk menentukan pilihan serta melakukan tindakan. Menurut
Leininger, manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap
saat dimanapun ia berada.

2. KESEHATAN

Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan secara kultural memiliki
nilai dan praktek serta merefleksikan kemampuan individu maupun kelompok untuk
menampilkan kegiatan budaya mereka sehari-hari, keuntungan dan pola hidup.

3. LINGKUNGAN

Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau pengalaman-pengalaman
yang memberikan arti bagi perilaku manusia, interpretasi, dan interaksi sosial dalam
lingkungan fisik, ekologi, sosial politik, dan atau susunan kebudayaan.

4. KEPERAWATAN

Keperawatan mengacu kepada suatu pembelajaran humanistik dan profesi keilmuan serta
disiplin yang difokuskan pada aktivitas dan fenomena perawatan manusia yang bertujuan
untuk membantu, memberikan dukungan, menfasilitasi, atau memampukan individu maupun
kelompok untuk memperoleh kesehatan mereka dalam cara yang menguntungkan yang
berdasarkan pada kebudayaan atau untuk menolong orang-orang agar mampu menghadapi
rintangan dan kematian.

1. Hubungan Teori Model Leininger dengan Konsep Caring

Caring adalah bentuk perhatian kepada orang lain, berpusat kepada orang lain, menghargai
harga diri dan kemanusiaan , berusaha mencegah terjadi suatu yang buruk, serta memberi
perhatian dan cinta. Caring adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam memberikan
dukungan kepada individu secara utuh,. Caring dalam keperawatan adalah fenomena
transkultural dimana perawat berinteraksi dengan klien, staf dan kelompok lain.
Tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa ”care” adalah cocok dan masuk akal terhadap
kebutuhan klien dan realita yang ada.Leininger meyakini bahwa “ perilaku caring dan
praktiknya secara unik membedakan keperawatan terhadap kontribusi dari disiplin ilmu yang
lain.”

Alasan utama untuk mempelajari caring adalah :

 Konsep ”care” muncul secara kritis pada pertumbuhan manusia, perkembangan


manusia, dan kemampuan bertahan pada makhluk hidup.
 Untuk secara eksplisit mengerti secara menyeluruh aturan-aturan pemberi pelayanan
dan penerima pelayanan pada kultur yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
secara kultural.
 ”Care” adalah studi untuk memenuhi kebutuhan yang esensial untuk proses
penyembuhan, perbaikan dan untuk bertahan pada manusia dan kelompok sepanjang waktu.
 Profesi keperawatan telah mempelajari ”care” secara terbatas tetapi secara sistematis
dari persfektif kultural dan telah melupakan aspek-aspek epistemology dan ontology yg
berlandaskan pada pengetahuan keperawatan.

Leininger percaya bahwa tujuan teori ini adalah untuk memberikan pelayanan yang berbasis
pada kultur. Dia percaya bahwa perawat harus bekerja dengan prinsip ”care” dan pemahaman
yang dalam mengenai ”care” sehingga culture‟s care, nilai-nilai, keyakinan, dan pola hidup
memberikan landasan yang realiabel dan akurat untuk perencanaan dan implementasi yang
efektif terhadap pelayanan pada kultur tertentu. Dia meyakini bahwa seorang perawat tidak
dapat memisahkan cara pandangan dunia, struktur sosial dan keyakinan kultur ( orang biasa
dan profesional) terhadap kesehatan, kesejahteraan , sakit, atau pelayanan saat bekerja dalam
suatu kelompok masyarakat tertentu, karena faktor-faktor ini saling berhubungan satu sama
lain. Struktur sosial seperti kepercayaan, politik, ekonomi dan kekeluargaaan adalah kekuatan
signifikan yang berdampak pada ”care” dan mempengaruhi kesejahteraan dan kondisi sakit.

1. Hubungan Teori Model Leininger dengan Konsep Holism

 Holistic artinya menyeluruh. Perawat perlu melakukan asuhan keperawatan secara


menyeluruh/ holistic care, hal ini dikarenakan objek keperawatan adalah manusia yang
merupakan indivcidu yang utuh sehingga dengan asuhan keperawatan terhadap individu
harus dilakukan secara menyeluruh dan holistic.

Pada asuhan holistic maupun menyeluruh individu diperlakukan secara utuh sebagai individu/
manusia, perbedaan asuhan keperawatan menyeluruh berfokus memadukan berbagai praktek
dan ilmu pengetahuan kedalam satu kesatuan asuhan. Sedangkan asuhan holistic berfokus
pada memadukan sentiment kepedulian ( sentiment of care) dan praktek perawatan ke dalam
hubungan personal-profesional antara perawat dan pasien yang bertujuan meningkatkan
kesejahteraan pasien sebagai individu yang utuh.

Leininger dengan teori modelnya telah dengan jelas memaparkan bahwa asuhan keperawatan
yang diberikan pada klien atau kelompok harus mengikutsertakan individu/kelompok secara
keseluruhan termasuk aspek bio-psiko-sosio-spiritual dengan menitikberatkan konsep terapi
pada kondisi kultural klien.
1. Hubungan Teori Model Leininger dengan Konsep Humanism

Filosofi (Watson 1979, 1989, 1988) mendefinisikan hasil dari aktifitas keperawatan yang
berhubungan dengan aspek humanistic dari kehidupan. Tindakan keperawatan mengacu
kepada pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan perilaku manusia. Intervensi
keperawatan diberikan dengan proses perawatan manusia.

Perawatan manusia membutuhkan perawat yang memahami prilaku dan respon manusia
terhadap masalah kesehatan yang aktual maupun yang potensial, kebutuhan manusia dan
bagaimana cara berespon kepada orang lain dan memahami kekurangan dan kelebihan klien
dan keluarganya, sekaligus pemahaman kepada dirinya sendiri.

Selain itu perawat memberikan kenyamanan dan perhatian serta empati kepada klien dan
keluarganya, asuhan keperawatan tergambar pada seluruh faktor-faktor yang digunakan oleh
perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien (Watson, 1987).

Hubungan dari teori Leininger dan konsep humanism ini bahwa memberikan pelayanan
kesehatan pada klien dengan memandang klien sebagai invidu sebagai personal lengkap
dengan fungsinya.

1. Kelebihan dan Kekurangan Teori Transcultural dari Leininger


2. Kelebihan :

 Teori ini bersifat komprehensif dan holistik yang dapat memberikan pengetahuan


kepada perawat dalam pemberian asuhan dengan latar belakang budaya yang berbeda.
 Teori ini sangat berguna pada setiap kondisi perawatan untuk memaksimalkan
pelaksanaan model-model teori lainnya (teori Orem, King, Roy, dll).
 Penggunakan teori ini  dapat mengatasi hambatan faktor budaya yang akan
berdampak terhadap pasien, staf keperawatan dan terhadap rumah sakit.
 Penggunanan teori transcultural dapat membantu perawat untuk membuat keputusan
yang kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan.
 Teori ini banyak  digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan pengembangan
praktek keperawatan.

1. Kelemahan :

 Teori transcultural bersifat sangat luas sehingga  tidak bisa berdiri


sendiri dan  hanya  digunakan sebagai pendamping dari berbagai macam konseptual model
lainnya.
 Teori transcultural ini tidak mempunyai intervensi spesifik dalam mengatasi masalah
keperawatan sehingga perlu dipadukan dengan model teori lainnya.

Akhirnya, menurut Leininger, tujuan studi praktek pelayanan kesehatan transkultural adalah
meningkatkan pemahaman atas tingkah laku manusia dalam kaitan dengan kesehatannya.
Dengan mengidentifikasi praktek kesehatan dalam berbagai budaya (kultur) baik dimasa lalu
maupun zaman sekarang, akan terkumpul persamaan-persamaan, sehingga kombinasi
pengetahuan tentang pola praktek transkultural dengan kemajuan teknologi dapat
menyebabkan makin sempurnanya pelayanan perawatan dan kesehatan orang banyak dari
berbagai kultur.

Anda mungkin juga menyukai