• KRUSTA
Akumulasi eksudat serosa atau seropurulen yang
mengering di kulit, biasanya berwarna kuning keemasan.
Misal : lesi herpes
• EROSI
Hilangnya epidermis superficial pada bagian tertentu di
tubuh, biasanya daerah tsb basah dan tidak berdarah. Misal
: kulit setelah lepuh atau vesikel pecah
• EKSKORIASI
Goresan atau garukan di kulit, misalnya kulit yang
tergelupas di siku
• FISURA
Retak linier di kulit, misalnya pada kutu air
• KELOID
Pembentukan jaringan parut di kulit yang melebihi cedera
awal akibat trauma atau cidera. Keloid tampak gembung,
merah dan padat.
• PAPULA
Masa padat meninggi yang berukuran sampai lebih kecil
dari 1 cm, misalnya kutil, tahi lalat
• PETEKIE
Bercak kemerahan yang merupakan perdarahan di bawah
kulit.
• PRURITUS (primer dan sekunder)
Gatal pada kulit
• PURPURA
Bercak keunguan di bawah kulit yang berkaitan dengan
perdarahan
• SQUAMA
Sisik epidermis, missal : ketombe
• VESIKEL
Daerah kecil di kulit yang menjadi gembung dan berukuran
sampai 1 cm
• TUMOR
Massa padat besar, meninggi dan berukuran lebih dari 1
sampai 2 cm
• ULKUS
Hilangnya epidermis dan lapisan kulit yang lebih dalam dan
mengeluarkan darah
• URTIKARIA
Plak edematosa yang terkait dengan gatal yang hebat
INFEKSI DI KULIT
• Penyakit infeksi pada kulit adalah kelainan kulit yg
disebabkan oleh adanya infeksi oleh jamur, bakteri, dan
virus
• Infeksi merupakan proses invasif oleh organisme dan
berproliferasi di dalam tubuh sehingga menimbulkan
penyakit (Potter & Perry, 2005).
Infeksi Pada Kulit
1. Infeksi bakteri pada kulit : primer atau sekunder. Infeksi kulit primer
berawal dari kulit yang sebelumnya tampak normal dan biasanya infeksi
ini disebabkan oleh satu macam mikroorganisme. Infeksi kulit sekunder
terjadi akibat kelainan kulit yang sudah ada sebelumnya atau akibat
disrupsi keutuhan kulit karena cedera atau pembedahan. Beberapa jenis
mikroorganisme dapat terlibat, misalnya Staphylococcus aureusatau
streptokus grup A.
• Infeksi bakteri primer yang paling sering terjadi, antara lain: Impetigo
bulosa, folikultis, pseudofolikulitis barbae (“shaving bumps”), furunkel
(bisul), dan Karbunkel.
Pseudofolikulitis
Impetigo bulosa Folikulitis barbae (“shaving
bumps”)
• Merupakan infeksi • Merupakan infeksi • Merupakan reaksi
superfisial kulit yang stafilokokus yang inflamasi wajah
disebabkan timbul dalam folikel pada laki-laki
oleh Staphylococcus rambut. Lesi bisa berambut keriting
aureus, ditandai bersifat superfisial yang terjadi karena
oleh pembentukan atau dalam. Sering pertumbuhan
bula dari vesikel terlihat pada daerah rambut ke dalam
asalnya. Bula dagu laki-laki yang yang menusuk kulit
tersebut mengalami mencukur dan memicu reaksi
ruptur dan janggutnya dan iritatif.
meninggalkan lesi pada tungkai wanita.
yang merah serta
basah.
Furunkel (bisul) Karbunkel
Rambut
Rambut pd kulit kepala akan kehilangan pigmennya shg mnjdi
rambut putih (uban). Garis rambut laki2 pd usia 20 th mungkin sudah
mulai menyusut pd daerah pelipis, kemudian kerontokan rambut tjd
pd daerah verteks. Banyak wanita memperlihatkan kerontokan yg tdk
begitu berat tetapi dg pola serupa. Kerontokan rambut ini ditentukan
secara genetik.
Pada kedua jenis kelamin, jumlah rambut kulit kepala akan menurun
dg pola yg menyeluruh dan diamter setiap lembar rambut akan
berkurang.
Komplikasi Penyakit Kulit
• 1. Akibat Infeksi Bakteri
• Pada kasus folikulitis, furunkel dan karbunkel dapat
menyebabkan terjadinya pembentukan jaringan parut,
bakteremia atau selulitis, dan penyebaran kuman yang
meluas dapat menyebabkan cacat pada katup jantung atau
arthritis pada persendian. Selulitis sendiri juga bisa mengarah
pada terjadinya sepsis (selulitis yang tidak diobati) dan juga
penyebaran meluas ke lebih banyak jaringan tubuh. Selulitis
pada ekstremitas bawah lebih besar kemungkinan menjadi
tromboflebitis pada pasien lansia.
• 2. Infeksi Akibat Virus
• Pada penyakit hepres akan terjadi :
• Neuralgia Pasca Herpes: komplikasi yang paling umum yaitu
nyeri di daerah kulit yang dipersarafi oleh saraf yang terkena
herpes zoster. Nyeri ini bisa menetap selama beberapa bulan
atau beberapa tahun setelah terjadinya herpes zoster. Nyeri
bisa dirasakan terus menerus atau hilang-timbul dan bisa
semakin memburuk pada malam hari atau jika terkena panas
maupun dingin.
• Herpes zoster pada mata dapat menyebabkan peradangan
sebagian atau seluruh bagian mata yang mengancam
penglihatan.
• 3. Infeksi Jamur
• Infeksi jamur dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas
yang bermakna.
• Muncul jaringan parut kulit atau alopesia (rambut rontok)
akibat tinea kapitis.
• Saraf yang terkena dampak adalah saraf motorik dan saraf
sensorik yang sensitif. Hal ini dapat menimbulkan kelemahan
(palsy) pada otot-otot yang dikontrol oleh saraf yang terkena.
• Komplikasi lain seperti infeksi otak oleh virus varisela-zoster
atau penyebaran virus ke seluruh tubuh. Ini adalah komplikasi
yang sangat serius tapi jarang terjadi.
Eksim
(ekzema)
Kudis
Lepra
(skabies)
Jenis peny.
kulit
Ketombe
dan Kurap
panu/panau
Bisul
(funrunkel)
`