Anda di halaman 1dari 28

Patofisiologi Sistem Integumen

By : Ns. Ria Desnita, M.Kep., Sp.Kep.MB


Kelainan Sistem Integumen
Imunologi dan
Infeksi Cidera Keganasan
efek penyakit lain

Bakteri Cidera akibat Karsinoma


Virus tekanan sel basal Urtikaria
Jamur Paparan suhu Karsinoma Pruritus
tinggi atau sel
bahan kimia skuamosa
Melanoma
maligna
Lesi pada Kulit
• BULA
Bagian kulit yang besar dan menjadi gembung, berukuran
lebih dari 1 cm dan terisi cairan

• KRUSTA
Akumulasi eksudat serosa atau seropurulen yang
mengering di kulit, biasanya berwarna kuning keemasan.
Misal : lesi herpes
• EROSI
Hilangnya epidermis superficial pada bagian tertentu di
tubuh, biasanya daerah tsb basah dan tidak berdarah. Misal
: kulit setelah lepuh atau vesikel pecah

• EKSKORIASI
Goresan atau garukan di kulit, misalnya kulit yang
tergelupas di siku
• FISURA
Retak linier di kulit, misalnya pada kutu air

• KELOID
Pembentukan jaringan parut di kulit yang melebihi cedera
awal akibat trauma atau cidera. Keloid tampak gembung,
merah dan padat.
• PAPULA
Masa padat meninggi yang berukuran sampai lebih kecil
dari 1 cm, misalnya kutil, tahi lalat
• PETEKIE
Bercak kemerahan yang merupakan perdarahan di bawah
kulit.
• PRURITUS (primer dan sekunder)
Gatal pada kulit
• PURPURA
Bercak keunguan di bawah kulit yang berkaitan dengan
perdarahan
• SQUAMA
Sisik epidermis, missal : ketombe
• VESIKEL
Daerah kecil di kulit yang menjadi gembung dan berukuran
sampai 1 cm
• TUMOR
Massa padat besar, meninggi dan berukuran lebih dari 1
sampai 2 cm
• ULKUS
Hilangnya epidermis dan lapisan kulit yang lebih dalam dan
mengeluarkan darah
• URTIKARIA
Plak edematosa yang terkait dengan gatal yang hebat
INFEKSI DI KULIT
• Penyakit infeksi pada kulit adalah kelainan kulit yg
disebabkan oleh adanya infeksi oleh jamur, bakteri, dan
virus
• Infeksi merupakan proses invasif oleh organisme dan
berproliferasi di dalam tubuh sehingga menimbulkan
penyakit (Potter & Perry, 2005).
Infeksi Pada Kulit
1. Infeksi bakteri pada kulit : primer atau sekunder. Infeksi kulit primer
berawal dari kulit yang sebelumnya tampak normal dan biasanya infeksi
ini disebabkan oleh satu macam mikroorganisme. Infeksi kulit sekunder
terjadi akibat kelainan kulit yang sudah ada sebelumnya atau akibat
disrupsi keutuhan kulit karena cedera atau pembedahan. Beberapa jenis
mikroorganisme dapat terlibat, misalnya Staphylococcus aureusatau
streptokus grup A.
• Infeksi bakteri primer yang paling sering terjadi, antara lain: Impetigo
bulosa, folikultis, pseudofolikulitis barbae (“shaving bumps”), furunkel
(bisul), dan Karbunkel.
Pseudofolikulitis
Impetigo bulosa Folikulitis barbae (“shaving
bumps”)
• Merupakan infeksi • Merupakan infeksi • Merupakan reaksi
superfisial kulit yang stafilokokus yang inflamasi wajah
disebabkan timbul dalam folikel pada laki-laki
oleh Staphylococcus rambut. Lesi bisa berambut keriting
aureus, ditandai bersifat superfisial yang terjadi karena
oleh pembentukan atau dalam. Sering pertumbuhan
bula dari vesikel terlihat pada daerah rambut ke dalam
asalnya. Bula dagu laki-laki yang yang menusuk kulit
tersebut mengalami mencukur dan memicu reaksi
ruptur dan janggutnya dan iritatif.
meninggalkan lesi pada tungkai wanita.
yang merah serta
basah.
Furunkel (bisul) Karbunkel

• Merupakan inflamasi • Merupakan abses


kulit akut yang timbul pada kulit dan jaringan
dalam satu atau lebih subkutan yang
folikel rambut dan menggambarkan
menyebar ke lapisan perluasaan sebuah
dermis sekitarnya. furunkel yang telah
Lebih sering terjadi menginvasi beberapa
pada daerah yang buah folikel rambut.
mengalami iritasi, Karbunkel paling
seperti: posterior leher, sering ditemukan pada
aksila atau pantat daerah yang kulitnya
(gluteus). tebal dan tidak elastis.
2. Infeksi virus : yang paling sering terjadi adalah Herpes zoster. Herpes zoster merupakan
kelainan inflamatorik viral di mana virus penyebabnya menimbulkan erupsi vesikuler yang nyeri
di sepanjang distribusi saraf sensorik dari satu atau lebih ganglion posterior.
3. Infeksi Mikotik (Fungus)
• Fungus (jamur) : anggota dunia tanaman yang berukuran kecil dan makan dari bahan organik,
merupakan penyebab berbagai jenis infeksi kulit yang sering ditemukan, antara lain
• Tinea pedis (jamur kaki): infeksi jamur yang paling sering ditemukan. Infeksi ini sering ditemukan
para remaja dan dewasa muda walaupun dapat terjadi pada setiap kelompok usia serta kedua
jenis kelamin.
• Tinea korporis (penyakit jamur badan) : ditemukan pd bagian muka, leher, batang tubuh dan
ekstremitas. Pada bagian yg terinfeksi akan tampak lesi berbentuk cincin atau lingkaran yang
khas.
• Tinea kapitis (penyakit jamur kulit kepala). Merupakan infeksi jamur menular yang menyerang
batang rambut dan penyebab kerontokan rambut yang sering ditemukan pd anak-anak.
• Tinea kruris (penyakit jamur lipat paha). Merupakan infeksi jamur pada lipat paha yang meluas
ke paha bagian dalam dan pantat, paling sering terjadi pada pelari yang berusia muda, orang-
orang yang gemuk dan yang mengenakan pakaian dalam terlalu ketat.
• Tinea unguiun (onikomikosis). Merupakan infeksi jamur yang kronis pada kuku jari kaki atau
kuku jari tangan. Biasanya disertai dengan infeksi jamur yang lama pada kaki.
Patofisiologi Infeksi Bakteri
• Infeksi bakteri terjadi ketika terdapat inokulum bakteri yang jumlahnya
mencapai 100.000 organisme per ml eksudat, atau per gram jaringan,
atau per mm2 daerah permukaan. Itu kemudian ditunjang dengan
lingkungan yang rentan terhadap bakteri seperti air, elektrolit,
karbohidrat, hasil pencernaan protein, dan darah. Hilangnya resistensi
pejamu terhadap infeksi (sawar fisik yang terganggu, respon
biokimiawi/humoral yang menurun, respon selular yang menurun).
• Bakteri menimbulkan beberapa efek sakitnya dengan melepaskan senyawa berikut:
• Enzim : Hemolisin, Streptokinase, Hialuronidase
• Eksotoksin : Tetanus, Difteri yang dilepaskan bakteri intak gram positif
• Endotoksin : Lipopolisakaridase (LPS) dilepaskan dari dinding sel saat kematian
bakteri
• Setelah kulit terpapar bakteri, timbul respon inflamasi seperti rubor (kemerahan), tumor
(pembengkakan), dolor (nyeri), dan kalor (panas). Setelah itu reaksi inflamasinya
menetap, sedangkan infeksinya menghilang. Infeksi kemudian menyebar melalui
beberapa cara: (a) langsung ke jaringan sekitar; (b) sepanjang daerah jaringan; (c)
melalui sistem limfatik; dan (d) melalui aliran darah.
• Setelah infeksi menyebar, muncul abses. Abses ini merupakan respon kekebalan tubuh
terhadap infeksi yang muncul. Jika perawatannya baik, maka akan muncul jaringan
granulasi, fibrosis, dan jaringan parut. Namun jika tidak dirawat secara baik, maka akan
menyebabkan infeksi kronis, yaitu menetapnya organisme pada jaringan yang
menyebabkan respon inflamasi kronis.
Patofisiologi Infeksi Virus
• Banyak virus yang dapat menyebabkan infeksi, salah satunya
adalah Human Papiloma Virus (HPV). HPV dapat bereplikasi
pada sel-sel epidermis dan menular kepada orang yang tidak
memiliki imunitas spesifik terhadap dirinya. Keberadaan virus
ini menyebabkan munculnya Veruka vulgaris atau kutil yang
kasar pada badan, tungkai, tangan, lengan, genitalia, bahkan
membran mukosa mulut.
• Kemunculan kutil disebabkan oleh replikasi di dalam sel-sel
epidermis dengan menimbulkan penebalan yang tidak teratur
pada stratum korneum di daerah yang terinfeksi. Individu
yang kehilangan imunitas yang spesifik terhadap virus sangat
mudah mengalami infeksi oleh virus tersebut
Patofisiologi Infeksi Jamur
• Faktor predisposisi infeksi ini dapat terjadi tanpa alasan yang jelas,
seringkali orang terpajan akibat lingkungan atau perilakunya.
Terjadi pada orang yang mengalami penurunan fungsi imun,
misalnya pasien diabetes, wanita hamil, dan bayi. Mereka yang
menderita imunodefisiensi berat, termasuk pengidap AIDS, berisiko
mengalami infeksi jamur yang kronik dan berat. Pada
kenyataannya, infeksi pada vagina atau mulut seringkali
merupakan infeksi oportunistik yang ditemukan pada para
pengidap HIV. Pasien dengan infeksi jamur kronik harus dievaluasi
untuk mencari diabetes melitus dan AIDS.
• Pengobatan dengan antibiotik untuk infeksi bakteri dapat
membunuh bakteri vagina normal yang biasanya berada dalam
keseimbangan dengan ragi vagina. Hal ini dapat menimbulkan
infeksi ragi pada vagina wanita atau perempuan muda.
PENYAKIT KULIT AKIBAT CIDERA
• Adanya trauma yang dapat menyebabkan kerusakan
pada kulit, trauma bisa berupa tekanan, benturan,
paparan suhu tinggi, paparan zat kimia.
• Contoh :
Luka bakar
Ukus dekubitus
Ulkus diabetik
KEGANASAN
• Faktor genetik
• Paparan radiasi UV dari sinar matahari
Jenis :
- Karsinoma sel basal : kanker superfisial sel-sel epitel
imatur, nodus berwarna seperti daging atau pink. Sering
pada area yang terpajan sinar UV seperti telinga, wajah,
tangan.
- Karsinoma sel squamosa
Kanker sel-sel epidermis, yang dapat menyebar secara
horizontal di kulit atau vertikal hingga ke dermis.
- Melanoma Maligna
Suatu tumor agresif sel-sel penghasil melanin di dasar
epidermis dan adanya penurunan fungsi sel imun kulit (sel
Langerhans)
IMUNOLOGI DAN EFEK PENYAKIT LAIN
• Reaksi alergi / hipersensitifitas : urtikaria
• Efek penyakit lain : pruritus pada GGK, pruritus pada
sirosis hepatis
Perubahan kulit seiring dengan
pertambahan usia
• Ketika manusia bertambah tua, kulit manusia akan mengerut menjadi kendur dan
kehilangan turgor. Vaskularitas dermis akan menurun dan warna kulit pada orang
yg kulitnya cerah cenderung terlihat lbh pucat serta lebih opaque.
• Komedo (blackhead) : tdp pd pipi atau skitar mata. Bila kulit terkena cahaya
matahari, kulit akan tampak spt termakan cuaca; menebal, mjdi kuning, dan
memiliki kerut2 yg dalam. Kulit pd bag. punggung tangan dan lengan bawah
terlihat tipis, rapuh, longgar, serta transparan dan mungkin mmperlihatkan bercak2
depigmentasi berwarna keputih2an yg dikenal dg nama pseudoscar. Bercak/
makula yg batasnya tegas berwarna ungu terang dan dinamakan purpura aktinik,
dpt ditemukan pd daerah yg sama, bercak2 ini akan memudar dalam waktu
beberapa minggu. Bercak2 purpura ini berasal dr darah yg bocor melewati
pembuluh kapiler yg tdk tersangga dg baik dan menyebar di dalam lapisan dermis.
• Kulit yg kering (asteatosis): keadaan kulit yg mengelupas, kasar, & sering terasa
gatal. Biasanya tdp pd tungkai.
Kuku
Kuku jari akan kehilangan kilauan cahayanya seiring dg pertambahan
usia dan dpt terlihat berwarna kuning serta menebal, terutama pd
kuku jari kaki.

Rambut
Rambut pd kulit kepala akan kehilangan pigmennya shg mnjdi
rambut putih (uban). Garis rambut laki2 pd usia 20 th mungkin sudah
mulai menyusut pd daerah pelipis, kemudian kerontokan rambut tjd
pd daerah verteks. Banyak wanita memperlihatkan kerontokan yg tdk
begitu berat tetapi dg pola serupa. Kerontokan rambut ini ditentukan
secara genetik.
Pada kedua jenis kelamin, jumlah rambut kulit kepala akan menurun
dg pola yg menyeluruh dan diamter setiap lembar rambut akan
berkurang.
Komplikasi Penyakit Kulit
• 1. Akibat Infeksi Bakteri
• Pada kasus folikulitis, furunkel dan karbunkel dapat
menyebabkan terjadinya pembentukan jaringan parut,
bakteremia atau selulitis, dan penyebaran kuman yang
meluas dapat menyebabkan cacat pada katup jantung atau
arthritis pada persendian. Selulitis sendiri juga bisa mengarah
pada terjadinya sepsis (selulitis yang tidak diobati) dan juga
penyebaran meluas ke lebih banyak jaringan tubuh. Selulitis
pada ekstremitas bawah lebih besar kemungkinan menjadi
tromboflebitis pada pasien lansia.
• 2. Infeksi Akibat Virus
• Pada penyakit hepres akan terjadi :
• Neuralgia Pasca Herpes: komplikasi yang paling umum yaitu
nyeri di daerah kulit yang dipersarafi oleh saraf yang terkena
herpes zoster. Nyeri ini bisa menetap selama beberapa bulan
atau beberapa tahun setelah terjadinya herpes zoster. Nyeri
bisa dirasakan terus menerus atau hilang-timbul dan bisa
semakin memburuk pada malam hari atau jika terkena panas
maupun dingin.
• Herpes zoster pada mata dapat menyebabkan peradangan
sebagian atau seluruh bagian mata yang mengancam
penglihatan.
• 3. Infeksi Jamur
• Infeksi jamur dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas
yang bermakna.
• Muncul jaringan parut kulit atau alopesia (rambut rontok)
akibat tinea kapitis.
• Saraf yang terkena dampak adalah saraf motorik dan saraf
sensorik yang sensitif. Hal ini dapat menimbulkan kelemahan
(palsy) pada otot-otot yang dikontrol oleh saraf yang terkena.
• Komplikasi lain seperti infeksi otak oleh virus varisela-zoster
atau penyebaran virus ke seluruh tubuh. Ini adalah komplikasi
yang sangat serius tapi jarang terjadi.
Eksim
(ekzema)

Kudis
Lepra
(skabies)

Jenis peny.
kulit

Ketombe
dan Kurap
panu/panau

Bisul
(funrunkel)
`

Anda mungkin juga menyukai