Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.M. B


DENGAN CA MAMAE
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS OEBOBO KOTA KUPANG

OLEH:
MAHASISWA
KELOMPOK 8

1. Wasti liunome
2. Yester S Sadung
3. Wilhelmina C Lang
4. Bilkha I Y Lenggu
5. Yohana J D Yubilianty
6. Yeyen A Faku
7. Yuliana Kolo
8. Ladi Lede
9. Yulius Wonga

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PRODI PROGRAM STUDI NERS

JURUSAN KEPERAWATAN KUPANG

TAHUN 2021/2022
I. TINJAUAN TEORI
A. Definsi
Karsinoma mamae adalah kanker pada jaringan payudara. Kanker payudara
adalah tumor yng tumbuh didalam jaringan payudara. Kanker ini bisa tumbuh
didalam kelenjar susu, jaringan lemakdan jaringan ikat payudara .
Karsinoma mamae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mamae
dimana sel abnormal timnul dari sel-sel normal, berkembang biak dan
menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah.
Jenis-jenis kanker payudara
a. Karsinoma duktal ; 90 % penderita kanker payudara merupakan karsinoma
duktal, 25% -35 % penderita karsinoma duktal akan menderita kanker
invasive.
b. Karsinoma insitu ; kanker dini yang belum menyebar ,kanker ini masih berada
ditempatnya.
c. Karsinoma meduler ; kanker ini berasal dari kelenjar susu
d. Karsinoma tubuler ; kanker ini juga berasal dari kelenjar susu
e. Kanker invasif ; kanker ini menyebar dan merusak jaringan lainya. 80%
kanker payudara invasive adalah kanker duktal, 10 % kanker lobuler.
f. Karsinoma lobuler : terjadi setelah menopouse , 25-35 % penderita karsinoma
lobuler menderita kanker invasive.

B. Etiologi
Menurut ( Aji, 2016),penyebab Ca mammae yaitu:
1. Genetika
a. Adanya kecenderungan pada suatu keluarga tertentu yang lebih banyak
mengalami gangguan kanker payudara daripada anggota keluarga sehat
yang lain.
b. Pada kembar suatu dari monozygote, dan juga terdapat kanker penyakit
yang sama.
c. Tardapat kesamaan dan juga lateralisasi pada kanker buah dada dan juga
pada keluarga terdekat dari orang yang menderita kanker payudara itu
d. Seseorang dengan klinifelter akan menapat kemungkinan lebih dari 66 kali
dari pada seorang pria normal atau dari jumlah angka terjadinya 2%
2. Hormon
a. Kanker payudara yang umumnya sering terjadi pada wanita, dan kejadian
pada laki-laki akan kemungkinannya sangatlenih kecil.
b. Insiden ini akan jauh lebih tinggi terjadi pada wanita yang usianya diatas 35
tahun.
c. Saat ini pengobatan dengan menggunakan terapi hormon yang hasilnya
sangat memuaskan.
3. Virogen
Yaitu yang Baru dilakukan percobaan atau experimennya pada seorang
manusia dan hasilnya belum terbukti.
4. Makanan
Yaitu yang Terutama makanan yang sangat banyak mengandung dan
terkandung lemak.
5. Radiasi Daerah Dada
Terapi ini Sudah cukup lama diketahui oleh orang, tspi radiasi juga akan dapat
menyebabkan kejadian mutagen.

C. Manifestasi Klinik
Fase awal kanker seseorang payudara asimptomatika atau disebut juga (tanpa
sedikitpun ada tanda dan gejalanya). Tanda awal yang paling sangat banyak terjadi
yaitu adalah adanya sebuah benjolan atau adanya penebalan pada kulit payudara.
Dan Kebanyakan 90% ditemukan dari seorang wanita itu sendiri, dan akan tetapi
ditemukan secara kebetulan saja , atautidak dengan menggunakan atau tidak
melakukan pemeriksaan pada payudara sendiri atau disebut (sadari) (Tasripiyah,
2012)
Tanda dan gejala yang lanjut dari penyakit kanker payudara yaitu meliputi kulit
yang sekung atau disebut juga (lesung), berbentuk retraksi atau bisa juga deviasi
puting susu, nyeri daat ditekan atau di rabas khususnya akan berdarah dari puting.
Kulit Peau d’orange, kulit tebal dengan pori-pori yang sering menonjol dan
berbentuk sama dengan kulit jeruk, dan juga atau ulserasi pada kulit di payudara
keduanya dan juga merupakan tanda yang sudah lanjut dari penyakit
(Tasripiyah,2012)
Menurut (Tasripiyah,2012) tanda dan gejala Ca mammae antara lain yaitu
sebagai berikutini :
1. Adanya benjolan yang terasa sangat keras di bagian payudara
2. Bentuk puting berubah (bisa masuk kedalam atau sering terasa sangat sakit
terus menerus), mengeluarkan cairan/ darah
3. Ada banyak perubahan pada permukaan kulit payudara yaitu diantaranya
terlihat berkerut, seperti iritasi, dan juga seperti kulit jeruk
4. Adanya benjolan-benjolan kecil
5. Payudara terasa panas,memerah dan bengkak
6. Adanya luka di bagian payudara yang sulit untuk disembuhkan
7. Teraa sakit/ nyeri (bisa juga ini bukan penyebab sakit karena mengalami
kanker, tapi juga tetap harus di waspada)
8. Terasa akan sangat gatal pada bagian didaerah sekitar seputaran puting
9. Benjolan yang sangat keras itu tidak akan bisa bergerak atau (terfiksasi) dan
hanya saja biasanya pada awal-awalnya mengalamiitu tidak ada terasa rasa
sakit. Apabila sebuah benjolan itu kanker, maka awalnya biasanya hanya
saja terdapat pada 1 payudara.

D. Patofisiologis
Tumor merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri: proliferasi sel
yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan
sekitarnya.Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan
proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan
menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-
organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama
dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah
terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di
antar sel-sel normal. Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
a. Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi factor
lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada
manusia.Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun
samapi bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini
tergantung dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat
yang dikenai karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau
kokarsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.
b. Fase in situ: 1-5 tahun
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi precancerous yang
bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna,
kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di mammae.
c. Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui membrane
sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.Waktu antara fase ke
3 dan ke 4 berlangsung antara beberapa minggu sampai beberapa tahun.
d. Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat
lain bertambah.
E. Pathway

vGen Hormon Makanan Radiasi


(kembar monozygote yang terdapat (penggunaan obat anti (makanan uang (marangsang pertumbuhan
kanker payudara, ibu yang konseptiva oral/hormon mengandung lemak) sel abnormal kanker)
mempunyai riwayat kanker estrogen, jangka panjang)
ayudara)

Hiperplasia Sel

Carsinoma in Situ

Stroma jaringan ikat


disekitar sel diinvasi
oleh sel

Carcinoma Mammae

Mendesak jaringan di Mendesak pembuluh


sekitar Mendesak ke suatu sel darah
saraf

Menekan padajaringan Aliran darah terhambat


pada mammae Mengalami Interup padasi sel

Hipoksia
Mammae bengkak Nyeri

Necrose jaringan
Massa tumor mendesak
Metastasis pada tulang
Bacteri patogen
Perfusi pada jaringan Aktivitas terganggu
terganggu
Resiko Infeksi
Hambatan mobilitas
Mengalami ulkus fisik

Kebersihan diri
Kerusakan terganggu
Integriras kulit
Integumen kulit kotor

Defisit Perawatan
Diri
Penatalaksanaan
Ada beberapa penanganan tumor mammae, antara lain:
a. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan mammae. Ada 3 jenis mastektomi,
yaitu:
 Modified radical mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh
mammae, jaringan mammae di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga
serta benjolan di sekitar ketiak.
 Total (simple) mastectomy, yaitu pengangkatan di seluruh mammae saja,
tetapi bukan kelenjar ketiak.
 Radical mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian darimammae.
Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada bagian
yang mengandung sel kanker, bukan seluruh mammae.
b. Radiasi
c. Kemoterapi

F. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium meliputi:
 Morfologi sel darah
 Laju endap darah
 Tes faal hati
 Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau
plasma
 Pemeriksaan sitologis
b. Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang
keluarspontan dari putting mammae, cairan kista atau cairan yang keluar dari
ekskoriasi.
c. Mammagrafi
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi secara dini.
Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi kanker yang
tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal. Mammografi pada masa
menopause kurang bermanfaat karena gambaran kanker di antara jaringan
kelenjar kurang tampak.
d. Ultrasonografi
Biasanya digunakan untuk mendeteksi luka-luka pada daerah padat pada
mammae ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit dengan
kista. Kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.
e. Thermography
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal dari mammae atau
mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena
peningkatan suplaydarah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
f. Xerodiography
Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara pembuluh-
pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan peningkatan sirkulasi
sekitar sisi tumor.
g. Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas,
dengancara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap massa
dan berguna sebagai klasifikasi histologi, pentahapan dan seleksi terapi .
h. CT-Scan
Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma mammae pada organ lain.
i. Pemeriksaan hematologi
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah
dengan sendimental dan sentrifugis darah.
Pemeriksaan SADARI
a. Mulailah dengan melihat payudara payudara dicermin dengan bahu lurus dan
tangan diletakkan dipinggul. Amatilah ukuran , bentuk dan warna payudara ,
apakah ada perubahan yang mudah terlihat , benjolan .
b. Angkat lengan dan lihat perubahan yang mungkin terjadi. Sambil melihat cermin,
perlahan-lahan tekan puting susu antara ibu jari dan jari telunjuk serta lakukan cek
terhadap pengeluaran puting susu.( dapat berupa air susu, atau cairan kekuningan
atau darah ).
c. Lakukan perabaan terhadap payudara anda sambil berbaring . Gunakan tangan
kanan untuk meraba payudara kiri dan tangan kiri untuk meraba payudara kanan.
Gunakan sentuhan yang lembut dengan menggunakan tiga jari tangan ( telunjuk,
jari tengah dan jari manis) dengan posisi berdekatan satu sama lain .Sentuh
payudara dari atas ke bawah , sisi ke sisi dari tulang selangka ke bagian atas perut
dan dari ketiak ke belahan dada.
d. Terakhir, lakukan perabaan terhadap payudara dengan gerakan yang sama sambil
berdiri atau duduk. Kebanyakan wanita merasa lebih mudah merasakan
payudaranya dalam kondisi basah sehingga sering dilakukan saat mandi. ( Irianto
K, 2015)

G. Komplikasi
1. gangguan neurovaskuler
2. metastasis : otak, di hati, pada tulang tengkorak, di vertebra, di iga, dan juga
tulang panjang
3. terjadi fraktur patologi
4. akan mengalami fibrosis payudara juga akan mengalami mkematian

II. PENGKAJIAN
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
menekan mammae, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak
dan nyeri.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat tumor mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae,
kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga
pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit
kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan klien
mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker
lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
d. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : Normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
2. Rambut : Biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu
berminyak.
3. Mata : Biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak
ikterik, tidak ada nyeri tekan.
4. Telinga : Normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan
tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
5. Hidung : Bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
6. Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
7. Leher : Biasanya terjadi pembesaran KGB.
8. Dada : Adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau tanda-
tanda radang.
9. Hepar : Biasanya tidak ada pembesaran hepar.
10. Ekstremitas: Biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.

Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon


a. Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada mammaenya
kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.
1. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan
terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan
mengandung MSG.
2. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena, nyeri
saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
3. Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien terganggu
karena terjadi kelemahan dan nyeri.
4. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan ada
komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.
5. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
6. Persepsi dan Konsep Diri
Mammae merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat
operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya
sebagai wanita normal.
7. Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam melakukan
perannya dalam berinteraksi social.
8. Reproduksi dan Seksual
Biasanya akan ada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat
kepuasan.
9. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan.
10. Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan lapang
dada.
e. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut
2. Kerusakan integritas kulit
3. Resiko Infeksi
4. Intoleransi aktivitas
5. Defisit perawatan diri
f. Intervensi
No SLKI SIKI
Diagnosa Keperawatan
Luaran & Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1 Nyeri akut Tujuan:setelah dilakukan tindakan (Manajemen nyeri I.08238)
keperawatan diharapkan tingkat nyeri
menurun 1. Identifikasi lokasi, karakteristik
Kriteria hasil : Tingkat nyeri nyeri, durasi, frekuensi, intensitas
(L.08066) nyeri
1. Pasien mengatakan nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
berkurang 3. Identifikasi faktor yang
2. Pasien menunjukan ekspresi wajah memperberat dan memperingan
tenang nyeri
3. Pasien dapat beristirahat dengan 4. Berikan terapi non farmakologis
nyaman untuk mengurangi rasa nyeri (mis:
akupuntur,terapi musik hopnosis,
biofeedback, teknik imajinasi
terbimbing,kompres hangat/dingin)
5. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis: suhu
ruangan, pencahayaan,kebisingan)
6. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
7. Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi nyeri
8. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
2. Risiko infeksi. (D.0142) Goal: Pasien akan bebas dari nyeri Pencegahan Infeksi (I.14539)
Objektif: Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan ...X... jam pasien tidak 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
mengalami infeksi dan akan
lokal dan sistemik
menunjukan: Luaran: Tingkat
Infeksi (L.14137) dengan ekspektasi Terapuetik
Menurun Dengan kriteria hasil: 2. Batasi jumlah pengunjung
1. Demam 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah
2. Kemerahan kontak dengan pasien dan
3. Nyeri lingkungan pasien
4. Bengkak 4. Pertahankan teknik aseptik pada
5. Kadar sel darah putih dalam
pasien berisiko tinggi
batas normal.
Edukasi
5. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
6. Ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar
7. Ajarkan cara memerikasa luka atau
luka operasi
8. Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
9. Anjurkan meningkatkan asupan
cairan
Kolaborasi
10.Kolaborasi pemberian antibiotika dan
insulin.

3. Krusakan integritas kulit. Goal: Pasien akan bebas dari risiko Perawatan integritas kuli (I. 11353)
(D.0018) kerusakan integritas kulit selama dalam Observasi:
perawatan 1. Identifikasi penyebab gangguan
Objektif: Setelah dilakukan tindakan integritas kulit (mis. perubahan
keperawatan selama …..x….. jam sirkulasi, perubahan status nutrisi,
integritas kulit pasien normal dengan penurunan kelembaban, suhu
kriteria hasil: lingkungan ektrem, penurunan
Luaran: Integritas Kulit dan Jaringan mobilitas)
(L. 14125) Terapeutik:
1. Elatisitas kulit normal 1. Ubah posisi tiap 2 jam tirah baring
2. Hidrasi baik 2. Lakukan pmijatan pada area
3. Perfusi jaringan efektif penonjolan tulang, jika perlu
4. Tidak ada perdarahan 3. Bersihkan perineal dengan air hangat,
5. Tidak ada kemerahantidak ada terutama selama periode diare
hematoma 4. Gunakan produk berbahan petroleum
6. Pigmentasi normal atau minyak pada kulit kering
7. Jaringan parut berkurrang 5. Gunakan produk berbahan
8. Tidak ada nekrosis ringan/alami dan hipoalergik pada kulit
9. Suhu tubuh dalam batas normal sensitive
10.Tekstur kulit halus 6. Hindari produk berbahan dasar alcohol
11.Pertumbuhan rambut baik pada klit kering
Edukasi:
1. Anjurkan menggunakan pelembap
(mis. lotion, serum)
2. Anjurkan minum air cukup
3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
4. Anjurkan menghindari terpapar suhun
ekstrem
5. anjurkan mandi menggunakan sabun
secukupnya
4. Goal: Setelah dilakukan tindakan (Manajemen energi I.050178)
Intoleransi aktivitas keperawatan intoleransi aktivitas
(D.0056) pasien akan meningkat selama dalam 1. Monitor kelelahan fisik dan
perawatan. emosional
2. Monitor pola dan jam tidur
Objektif: setelah dilakukan tindakan 3. Memonitor lokasi dan
keperawatan selama 3x24 jam ketidaknyamanan selama
diharapkan pasien akan meningkatkan melakukan aktivitas
aktivitasnya dengan kriteria hasil : 4. Sediakan lingkungan yang nyaman
toleransi aktivitas (L.05047) dan rendahn stimulus (mis: cahaya,
1. Pasien mampu melakukan aktivitas suara, kunjungan)
sehari-hari (5) 5. Anjurkan tirah baring
2. Pasien mampu berpindah tanpa 6. Anjurkan melakukan aktifitas secara
bantuan (5) bertahap
3. Pasien mengatakan keluhan lemah 7. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
berkurang (5) cara meningkatkan asupan makanan

DAFTAR PUSTAKA

Aji, M. Corrigon Gorski, L,Hanskin (2016).infusion nursing: an evidence-based approach. 3rd.


Ed.Louis, Missouri: Saunders Elsevier
Ariani, S., (2016). STOP! KANKER. Yogyakarta. Istana Media
Mulyani NS, Nuryani. Kanker Payudara dan PMS pada Kehamilan. Yogyakarta:Nuhamedika.
2013.
Wiknjosastro, Abdul, dan Trijatmo, 2009, Ilmu Kandungan. Edisi 2. Cetakan 7.
PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Savitri, Astrid., et al. 2015. Kupas Tuntas Kanker Payudara, Leher Rahim & Rahim. Amin H.N
& Hardhi K . (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC edisi Revisi Jilid 1, Yogyakarta, Med Action Publishing.

Riskesdas (2013)Kementrian Kesehatan ajak masyarakat cegah dan kendalikan kanker


.dipublikasikan dari http://www.depkes.go.id/article/print/17020200002/kementerian-
kesehatan-ajak-masyarakat-cegah-dan-kendalikan-kanker.html.2 Februari 2017

Irianto K.(2015). Kesehatan Reproduksi , Teori & Praktikum. Bandung : Alfabeta CV

Pudiastuti Ratna D. (2011). Buku Ajar Kebidanan Komunitas : Teori dan Aplikasi . Yogyakarta:
Nuhamedika.

Donsu Jenita D. , Bondan P., Sutejo . Rosa D. & Dewi Sari C. ( 2018). Panduan Penulisan Tugas
Akhir Dalam Bentuk Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Poltekes Kemenkes Yogyakarta.

EBP (EVIDANCE BASED PRAKTIC)


PADA PASIEN CA MAMAE

1. Jurnal pertama

P Pada penelitian populasinya adalah keluarga dan seluruh pasien ca mammae yang
berada di Puskesmas Wilayah Kecamatan Semampir Surabaya dengan jumlah 32
responden.
I Pemberian pendidikan kesehatan tentang dukungan keluarga dengan mekanisme
koping pasien pada pasien ca mammae
C -
O Setelah diberikan pendidikan kesehatan pengetahuan keluarga meningkat
mengenai penyakit ca mamae dan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup
pasien ca mamae.
T 9 Februari 2015

Judul : Hubungan antara dukungan keluarga dengan mekanisme koping pasien pada pasien ca
mammae

Pengarang : Farach Elsera Fitriana Indotang

Tahun : 2015

Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik corelasional, dimana peneliti
berusaha mencari dan menjelaskan hubungan antara variabelvariabel tersebut.

Tujuan : Setelah diberikan pendidikan kesehatan pengetahuan keluarga meningkat mengenai


penyakit ca mamae dan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien ca mamae.

Hasil : Hasil dari penelitian menunjukan bahwa dukungan keluarga dari 19 responden (63,3%)
termasuk dalam kategori kurang. Mekanisme koping pasien sebanyak 22 responden ( 73,3%)
dengan kategori maladaptive.Kesimpulannya adalah ada hubungan antara dukungan keluarga
dengan mekanisme koping pasien.diharapkan kepada keluarga dan tenaga kesehatan untuk
mendukung dan memotivasi pasien ca mamae.
2. Jurnal ke dua

P Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien kanker payudara (Ca
mammae) yang dirawat di Ruang Angsoka III RSUP Sanglah Denpasar. Populasi
dalam penelitian ini berjumlah 71 orang.
I Pada kuesioner HARS responden dapat memilih lebih dari satu atau tidak sama
sekali gejala yang muncul mengenai tingkat kecemasannya. Dan memberikan
pendidikan kesehatan .
C -
O Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada
penderita kanker payudara di Angoka III RSUP Sangla Center Denpasar.
T 2015

Judul : hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker payudara (ca
mammae) di ruang angsoka iii rsup sanglah denpasar.

Pengarang : Nurpeni, Ratih Khrisna Made ; Ns. Ni Ketut Guru Prapti, S.Kep., MNS .

Tahun : 2015

Metode : Jenis penelitian termasuk penelitian Kuantitatif (Non Eksperimental). Desain penelitian
merupakan deskriptif korelasional. Pendekatan menggunakan pendekatan Cross Sectional.

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada
penderita kanker payudara di Angoka III RSUP Sangla Center Denpasar.

Hasil : ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker
payudara.

Kesimpulan : Berdasarkan uji korelasi Rank Spearman, didapatkan nilai r - 0,493 dengan tingkat
signifikansi 0,000 ( < 0,05). Parameter negatif ( - ) menunjukkan arah hubungan yang terbalik
dengan kekuatan korelasi sedang. Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi ada hubungan
antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada pasien kanker payudara. Dalam
penelitian ini berarti peningkatan dukungan keluarga diikuti oleh penurunan tingkat kecemasan,
hal ini menunjukkan semakin baik dukungan keluarga semakin berkurang tingkat kecemasan
pasien kanker payudara (Ca mammae).
Saran : Dokter, psikolog, fisioterapis dan ahli gizi di Ruang Angsoka III RSUP Sanglah
Denpasar, agar dapat meningkatkan pelayanan dengan cara memberikan KIE seperti
memberitahu pentingnya dukungan dari keluarga selama proses perawatan pasien dengan kanker
payudara (Ca mammae). Perawat diharapkan selalu memperhatikan aspek bio, psiko, sosio,
spiritual dalam setiap perawatan pasien. Hal yang patut untuk diperhatikan perawat dalam
penelitian ini adalah perawatan pasien dengan kanker payudara dilihat dari aspek psikologi
pasien. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan penelitian ini
dengan meneliti tentang faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kecemasan yaitu faktor
tingkat pengetahuan dan faktor ekonomi. Keluarga disarankan untuk lebih meningkatkan
kepeduliannya terhadap pasien dengan demikian akan mengurangi kecemasan pasien selama
perawatan di rumah sakit.

3. Jurnal ke tiga

P jumlah sampel 83 responden dengan diagnosa kanker payudara stadium lanjut.


Teknik pengambilan sampel dengan teknik Purposive sampling.
I Melakukan perawatan paliatif pada pasien ca mamae
C -
O Untuk mengetahui hubungan perawatan paliatif dengan kualitas hidup pasien
kanker payudara.
T 2017

Judul : hubungan perawatan paliatif dengan kualitas hidup pasien kanker payudara di rsu h.
Adam malik medan 2017.

Pengarang : Frida Liharris Saragih, Frida Liharris Saragih.

Tahun : 22017.

Metode : Jenis penelitian ini adalah analisa kolerasi dengan rancangan cross sectional, Tehnik
pengambilan sempel menggunakan purposive sampling.

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan perawatan paliatif dengan kualitas hidup pasien kanker
payudara.
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perawatan paliatif dalam kategori tinggi sebanyak
56 responden (67,5%) dengan kualiatas hidup baik sebanyak 74 responden (89,2%). Uji statistik
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara hubungan perawatan paliatif dengan
kualitas hidup pasien kanker di RSU H. Adam Malik Medan dengan p value = 0,000 yang lebih
kecil dari p value = 0,05 (5%). Nilai korelasi didapatkan r= 0,356 dengan nilai positif yang
menandakan tingkat antara variabel tersebut sedang. Disimpulkan ada hubungan perawatan
paliatif yang tinggi dengan kualitas hidup yang baik. Diharapkan tim perawatan paliatif dapat
meningkatkan perawatan paliatif yang diberikan pada responden dengan diagnosa kanker
payudara dalam aspek psikologis dan pemberian informasi dari perawat. Disarankan
berkolaborasi dengan psiko log terkait psikologis dan pemberian informasi terkait status
kesehatan dan perkembangan responden.

Anda mungkin juga menyukai