Anda di halaman 1dari 5

EBP

Critical thinking dan Evidence Based Practice


P Populasi pasien atau disease of interest Keluarga Pasien Dengan Odha
I Intervensi atau Issues Of In terest
: perawatan komperhensif oleh orang tua
C Tidak ada
O Menggetahui masalah apa saja yang dihadapi saat melakukan Perawatan
pada bayi dengan HIV/AIDS

T 3 sampai 6 bulan

Jurnal 1.
Penulis & Tahun : Gebi E. Nurhayati, Bandu J. Murwasuminar, Laelasari, Abdul Manap ,
2018
Judul : HAMBATAN DAN TANTANGAN ORANG TUA (IBU) PADA SAAT
MELAKUKAN PERAWATAN ANAK DENGAN HIV/AIDS (ADHA) YANG
MENGAKSES LAYANAN HIV DI KOTA BANDUNG
Metode penelitian :
1. Metode penelitian menggunakan teknik kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi.
2. Populasi dalam penelitian ini adalah Penelitian dilakukan pada orang tua (ibu)
yang merawat ADHA dengan mengakses layanan HIV
3. Penelitian ini menggunakan responden sebanyak 126 orang tua.
4. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung, Rumah Sakit Bungsu Kota Bandung dan
Rumah Sakit Santosa Kota Bandung
5. Pemilihan informan penelitian menggunakan purposive sampling pada 6
informan dengan strategi in-depth interview menggunakan voice recorder dan
field notes
6. Analisa Data 9 tahap Colaizzi
Ringkasan Materi :
1. Hasil penelitian mengungkap tiga tema yaitu hambatan dari dalam,hambatan dari luar dan
tantangan dalam perawatan Hasil. Anak dengan HIV/AIDS membutuhkan perawatan
orang tua yang lebih komprehensif dibandingkan anak lain pada umumnya karena
mengalami masalah pada kesehatan fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Orang tua
memiliki banyak masalah ketika melakukan perawatan kepada ADHA.
2. Kesimpulan :
New insight dalam penelitian ini, yaitu orang tua yang merawat anak dengan HIV/AIDS
merasa takut untuk mengungkapkan status HIV kepada anaknya karena orang tua merasa
khawatir anak yang mengetahui status akan mengalami pemberontakan, kesedihan, atau
mengalami masalah kesehatan mental sehingga orang tua lebih memilih berbohong
kepada anak tentang statusnya. Kerahasiaan status yang dilakukan orang tua juga
diakibatkan ketakutan pada stigma dan diskriminasi dari masyarakat awam yang tidak
mengetahui cara penularan penyakit HIV/AIDS sehingga khawatir akan diperlakukan
berbeda dibandingkan dengan orang yang menderita penyakit lain. Orang tua juga belum
memberitahukan status HIV anak mereka kepada pihak sekolah karena merasa takut akan
menimbulkan stigma dan diskriminasi dari guru dan temannya.
3. Kelebihan : Jurnal ini meyajikan data secara lengkap dan baik dan mudah dipahami
Jurnal II.
Nama Penulis dan Tahun : Ernawati, Yunie Armiyati. 2013
Judul : ANALISIS KEBUTUHAN PERAWATAN DI RUMAH UNTUK PENDERITA HIV/AIDS
ANAK (An Analysis Caring for Children HIV/Aids Infected at Home)
Metode Penelitian :
1. Jenis penelitian dirancang dengan studi kasus menggunakan metode kualitatif.
2. Pengambilan data melalui teknik wawancara mendalam (Indepth Interview) pada
pengasuh dan observasi kondisi fisik anak sebagai responden primer
3. Responden dipilih secara purposive, yaitu penyeleksian responden berdasarkan criteria
tertentu yang ditetapkan untuk mencapai tujuan penelitian.
4. Penelitian ini menggunakan responden sebanyak 5 Pengasuh pada ODHA
5. Pengujian Validitas penelitian ini adalah dengan uji credibility (validitas internal) dan
transferability (validitas eksternal)
6. Data dianalisis secara manual menggunakan metode "Analisis tematik".
Ringkasan Materi :
1. Hasil :
Hasil penelitian menemukan bahwa Permasalahan keluarga dalam merawat anak
HIV/Aids sangat komplek dan anak membutuhkan perawatan fisik untuk mencegah
terjadinya infeksi oportunistik, nutrisi adekuat, perawatan medis khusus, kesehatan
emosional, kebutuhan sosial bermain dalam lingkungan yang tidak menstigma serta
diskriminasi dan perawatan spiritual.
2. Kesimpulan :
Anak-anak yang terinfeksi HIV/AIDS mempunyai kebutuhan perawatan kesehatan
khusus. Mereka berisiko terpapar pada penyakit fisik kronis sehingga kebutuhan
perawatan medis diarahkan untuk mencegah infeksi oportunistik dan meningkatkan daya
tahan tubuh terhadap virus, kepatuhan terhadap pengobatan dan konsekuensi psikososial
dari pengobatan ART jangka panjang. Selain itu juga memerlukan layanan kesehatan
khusus serta lebih dari yang dibutuhkan oleh anak-anak pada umumnya. Anak-anak
dengan penyakit HIV lanjut mengalami peningkatan frekuensi secara signifikan dari
infeksi jamur dan virus. Masalah kekurangan gizi, kebutuhan perawatan dan pengobatan,
emosional, sosial serta spiritual. Perawatan, dukungan dan pengobatan penderita
HIV/AIDS sangat erat kaitannya dengan upaya pencegahan. Meningkatkan dukungan dan
perawatan terbukti sangat menunjang keberhasilan upaya pencegahan. Dengan
memberikan perhatian yang cukup pada dukungan dan perawatan, ketakutan yang
berlebihan terhadap stigma dan diskriminasi dapat dikikis dalam masyarakat (baik yang
terinfeksi maupun yang tidak) rasa aman dan nyaman timbul pada penderita dan dengan
demikian HIV/AIDS mulai diterima di masyarakat. Pemberian perawatan dan pengobatan
HIV/AIDS pada anak secara komprehensif, memerlukan keterlibatan penuh dari
keluarga. Fungsi koordinasi medis dan manajer kasus, dukungan pelayanan medis serta
komunikasi dengan keluarga mampu meningkatkan kesejahteraan penderita HIV/Aids.
Pendekatan pada pasien dankeluarga dengantim multidisiplin (MK/konselor, KDS,
petugas kesehatan) bertujuan untuk mengurangi hambatandalam system pelayanan
kesehatan, meningkatkan kesehatan keluarga yang terkena dampak HIV, mengurangi
risiko transmisi perinatal, mendukung kepatuhan terhadap pengobatan dan memahami
peran keluarga dalam pencegahan HIV.
3. Saran :
Keluarga harus memberikan perawatan secara adekuat terkait kebutuhan fisik, nutrisi,
sosial, spiritual, emosional dan dukungan. Manajemen perawatan anak yang terinfeksi
HIV/AIDS dirumah oleh keluarga secara komprehensif harus menekankan pada
ketersediaan makanan dan pengelolaan gizisehat, hygiene personal dan
lingkungan.Dukungan sosial terhadap keluarga sangat diperlukan agar mereka tetap
mampu memenuhi kebutuhan hidup karena beban financial perawatan penderita
HIV/AIDS sangat tinggi.
4. Kelebihan : Jurnal ini meyajikan data secara lengkap dan baik dan mudah dipahami dan
semua komponennya lengkap.
Jurnal III
1. Nama penulis dan Tahun : Gusgus Ghraha Ramdhanie, M.Kep, Ns.Sp.Kep.An, Ema
Arum Rukmasari, S.Kep, Ners, M.Kes. 2019
2. Judul : PERAWATAN PALIATIF PADA ANAK DENGAN HIV/AIDS SEBAGAI KORBAN
TRANSMISI INFEKSI VERTIKAL: LITERATURE REVIEW
Metode Penelitian :
1. Metode yang digunakan dalam penulisan literature review ini adalah penelusuran internet
dari database Google Scholar, PubMed, Proquest, Medscape, dan EBSCO dengan
menggunakan kata kunci pediatric palliative care, palliative care, dan pediatric
HIV/AIDS.
Ringkasan Materi :
1. Hasil : Perawatan paliatif pada
anak adalah model terintegrasi dimana komponen layanan paliatif dilakukan setelah
pasien mulai terdianosis. Sebagian besar pasien anak dengan HIV/AIDS ditemukan
dalam stadium klinis berat pada usia yang sangat dini. Manajemen terapi farmakologis,
non-farmakologis dan dukungan psikososial serta spiritual diberikan dalam perawatan.
Selain itu, manajemen tanda gejala dalam perawatan paliatif harus dilakukan dengan
tepat. Perawatan paliatif merupakan pelayanan tenaga profesional dengan
mengimplementasikan interprofesional collaborative practice yang dapat diintegrasikan
dengan pelayanan berbasis rumah. Perawatan paliatif pada anak dengan HIV/AIDS dapat
meningkatkan kualitas hidup anak.
2. Kesimpulan :
Tingginya HIV/AIDS pada anak sebagai korban transmisi infeksi vertical dapat
menjadi sebuah permasalahan sehingga penemuan dini tentang diagnostik HIV pada
ibu adalah menjadi lead penemuan kasus untuk menurunkan transmisi infeksi. Anak
adalah korban kedua dari penularan HIV/AIDS. Sementara dampak kondisi sakit kronik
pada anak berbeda dengan dewasa, Sakit yang dialami anak membutuhkan peran dan
tugas keluarga baik emosional, sosial, maupun spiritual. Perawatan paliatif dapat
menjadi alternatif pelayanan tenaga profesional untuk meningkatkan kualitas hidup
anak dengan HIV/AIDS dengan mengimplementasikan interprofesional collaborative
prantice yang dapat diintegrasikan dengan pelayanan berbasis rumah/home care.
3. Kelebihan : Jurnal ini meyajikan
data secara lengkap dan baik dan mudah dipahami namun tidak memiliki saran.

Anda mungkin juga menyukai