Anda di halaman 1dari 15

TREND DAN ISSUE

KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT NASIONAL

DOSEN PENGAMPUH

Ns. Petronela Mamentu, S.Kep, M.Kep

Disusun Oleh

Kelompok 1

Adisty Posumah (1801002)


Junia Eka Alvia (1801005)
Dahlia Mangantar (1801086)
Andika Yoram Imanuel Masadape (1801100)
Radina Buamona (1901091)
Raudina Hudani Amali (1801028)

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MUHAMMADIYAH

MANADO

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Esa, Allah SWT karena atas segala
rahmat dan hidayah-Nya yang selalu dicurahkan kepada seluruh makhluk-Nya.
Shalawat serta salam dikirimkan kepada Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah
dengan nikmat dan hidayah-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan Makalah
Kebutuhan Tenaga Perawat Nasional, Untuk memenuhi kebutuhan tugas mata
Kuliah Trend Issu Keperawatan .

Terima kasih yang tak terhingga kepada ibu Ns. Petronela Mamentu, S.Kep,
M.Kep, selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah yang telah memberikan pemenuhan
tugas mata kuliah S1- Trend Issu Keperawatan Stikes Muhamadiyah Manado.

Manado, 06 Desember 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang...........................................................................................4
2.1 Rumusan Masalah.....................................................................................5
3.1 Tujuan........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
1.2 Pengertian..................................................................................................6
2.2 Fakta dalam pemenuhan tenaga keperawatan...........................................6
3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kekurangan tenaga keperawatan
profesional/Nursing shortage...............................................................................6
4.2 Kesempatan kerja bagi perawat (nasional & internasional/Nursing job
market)..................................................................................................................7
5.2 Upaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga keperawatan..........................9
BAB III PENUTUP
1.3 Kesimpulan.................................................................................................10
2.3 Saran........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan memegang peranan
penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Bahkan WHO
menyatakan bahwa perawat merupakan “back bone” untuk mencapai target-target
global, nasional maupun daerah. Hal ini disebabkan karena perawat merupakan
tenaga kesehatan dengan proporsi terbesar, melayani pasien selama 24 jam secara
terus menerus dan berkesinambungan serta berada pada garis terdepan dalam
pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tuntutan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan semakin hari semakin bertambah,sehingga perawat
perlu melakukan tindakan secara profesional disertai dengan tanggung jawab yang
besar. Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 merupakan wujud rambu-rambu atas
hak dan kewajiban tenaga kesehatan termasuk para perawat dalam menjalankan
tugas tugas pelayanan (Nursalam, 2007: 59). Salah satu tugas pelayanan adalah
pendokumentasian asuhan keperawatan yang merupakan salah satu pembuktian
atas perbuatan perawat selama menjalankan tugas pelayanan keperawatan.
Proporsi tenaga keperawatan di rumah sakit sebesar 40%-75%. Hampir
semua pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit di rumah sakit dan
tempat lain dilakukan oleh perawat. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran
tenaga perawat dalam menunjang visi, misi dan tujuan rumah sakit sebagai sarana
kesehatan bagi masyarakat, sehingga tenaga perawat sudah seharusnya dapat
bekerja secara profesional dan memiliki kompetensi yang tinggi.
2.1 Rumusan Masalah
1. Apa saja fakta dalam pemenuhan tenaga keperawatan ?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kekurangan tenaga
keperawatan profesional/Nursing shortage ?
3. kesempatan kerja bagi perawat (nasional & internasional/Nursing
job market) ?
4. upaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga keperawatan?

3.1 Tujuan
1. Mengetahui fakta dalam pemenuhan tenaga keperawatan
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kekurangan tenaga
keperawatan profesional/Nursing shortage
3. Mengetahui kesempatan kerja bagi perawat (nasional &
internasional/Nursing job market)
4. Mengetahui upaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga keperawatan
BAB II

PEMBAHASAN
1.2 Pengertian

Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan memegang peranan


penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Bahkan WHO
menyatakan bahwa perawat merupakan “back bone” untuk mencapai target-target
global, nasional maupun daerah. Hal ini disebabkan karena perawat merupakan
tenaga kesehatan dengan proporsi terbesar, melayani pasien selama 24 jam secara
terus menerus dan berkesinambungan serta berada pada garis terdepan dalam
pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

2.2 Fakta dalam pemenuhan tenaga keperawatan

Kriteria pemenuhan kebutuhan tenaga keperawatan

a) Kriteria struktur
1) Kebijakan rumah sakit tentang tenaga keperawatan
2) Tenaga keperawatan teregistrasi
3) Pola ketenagaan
4) Mekanisme tekruitmen dan seleksi tenaga
5) SPO tentang ketenagaan
6) Pedoman cara perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan
7) Tersedianya data dan informasi BOR dan tata ruang
b) Kriteria proses
1) Mengelompokkan pasien berdasarkan karakteristik
2) Menetapkan metode pemberian asuhan keperawatan
3) Cara perhitungan tenaga keperawatan
4) Menyusun kualifikasi yang dipersyaratkan
5) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan
c) Kriteria Hasil
Adanya dokumen :
1) Pola ketenagaan keperawatan di Rs
2) Tenaga keperawatan yang bertugas di unit kerja sesuai
kompetensi
3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kekurangan tenaga keperawatan
profesional/Nursing shortage

Faktor faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan

1. 1.Faktor klien, meliputi : tingkat kompleksitas perawat, kondisi pasien


sesuai dengan jenis penyakit dan usianya, jumlah pasien dan
fluktuasinya, keadaan sosial ekonomi danharapan pasien dan keluarga.
2. Faktor tenaga, meliputi : jumlah dan komposisi tenaga keperawatan,
kebijakan pengaturan dinas, uraian tugas perawat, kebijakan
personalia, tingkat pendidikan dan pengalaman kerja, tenaga perawat
spesialis dan sikap ethis professional.
3. Faktor lingkungan, meliputi : tipe dan lokasi rumah sakit, layout
keperawatan, fasilitasdan jenis pelayanan yang diberikan, kelengkapan
peralatan medik atau diagnostik, pelayanan penunjang dan instalasi
lain dan macam kegiatan yang dilaksanakan.
4. Faktor organisasi, meliputi : mutu pelayanan yang ditetapkan dan
kebijakan pembinaandan pengembangan.

4.2 Kesempatan kerja bagi perawat (nasional & internasional/Nursing job market)

Berdasarkan UU Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan, definisi perawat


yaitu seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Lebih lanjut dijelaskan dalam UU tersebut,
terdapat dua jenis perawat yaitu perawat vokasi dan perawat profesi. Perawat
profesi terdiri dari perawat ners dan ners spesialis. Perawat profesional wajib
memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) yaitu bukti tertulis yang diberikan oleh
Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia Kementerian Kesehatan kepada Perawat yang
telah diregistrasi. Secara rinci, UU Nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga
kesehatan menjelaskanjenis-jenis perawat termasuk diantaranya yaitu:
a) perawat kesehatan masyarakat,
b) perawat kesehatan anak,
c) perawat maternitas,
d) perawat medikal bedah,
e) perawat geriatri dan
f) perawat kesehatan jiwa.

Menurut Permenkes Nomor 83 Tahun 2019 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan,


tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan
di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan. Untuk melakukan upaya kesehatan tenaga kesehatan
perlu diregistrasi. Tenaga kesehatan yang teregistrasi adalah tenaga kesehatan
yang tercatat secara resmi, telah memiliki sertifikat kompetensi dan memiliki
kualifikasi tertentu lainnya, serta diakui secara hukum untuk menjalankan praktik
dan/atau pekerjaan profesinya. Dapat dikatakan, bahwa tenaga kesehatan
teregistrasi adalah tenaga kesehatan yang sudah memiliki STR. Registrasi tenaga
kesehatan bertujuan untuk menjamin kualitas tenaga kesehatan, dan mutlak
diperlukan guna memastikan kesiapan tenaga kesehatan untuk didayagunakan
sesuai dengan kompetensinya. Bagi perawat yang ingin melakukan praktek, maka
diwajibkan memiliki Surat Izin Praktik Perawat (SIPP) yaitu bukti tertulis yang
diberikan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota kepada Perawat sebagai
pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik keperawatan (UU 38 RI, 2014;
Permenkes 83, 2019).

Namun yang seringkali menjadi kendala bagi tenaga perawat Indonesia yang
akan bekerja di luar negeri adalah persyaratan bahasa, pengalaman kerja dan
sertifikasi di negara tujuan. Minat untuk bekerja di luar negeri sudah harus
dikembangkan sejak dari tingkat pendidikan. Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
bersama beberapa institusi pendidikan berupaya untuk mengetahui minat perawat
keluar negeri (dalam konteks studi penempatan tenaga perawat ke Jepang). Dalam
studi diperoleh hasil bahwa sebanyak 91% dari 1.407 mahasiswa keperawatan
menyampaikan minat bekerja keluar negeri dan 50% menyatakan akan mendaftar
untuk bekerja di luar negeri. Dalam studi ini, peminat lebih cenderung berasal dari
luar Jawa (Efendi et al., 2020).

Seiring dengan pekembangan zaman dan tuntutan kebutuhan masyarakat akan


layanan kesehatan, profesi perawat saat ini menjadi salah satu profesi dengan
jumlah peminat yang tinggi. Perawat dianggap memiliki kesempatan kerja yang
luas diberbagai fasilitas pelayanan kesehatan, baik di Rumah Sakit , Dinas
Kesehatan, Puskesmas, Klinik Kesehatan, dan berbagai instansi yang memiliki
pelayanan kesehatan. Namun demikian, anggapan bahwa peluang kerja kelulusan
keperawatan hanya terfokus kepada dunia kesehatan dan bekerja di Rumah Sakit,
Puskemas, ataupun Klinik tidak sepenuhnya benar.

Lulusan keperawatan memiliki peluang yang luas untuk menjalani karir, tidak
hanya sebatas di lingkungan Rumah Sakit. Salah satu peluang besar bagi seorang
perawat adalah pengembangan kewirausahaan dibidang keperawatan
(Nursepreneurship). Hal tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya
peraturan yang mengatur perawat untuk praktik mandiri dan meningkatnya
kebutuhan masyarakat yang ingin mengakses jasa pelayanan keperawatan, seperti
Homecare, Homevisit, edukasi dan lain sebagainya.

5.2 Upaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga keperawatan

Menurut Ilyas (2013) dalam melakukan analisis kebutuhan tenaga merupakan


bagian dari perencanaan ketenagaan rumah sakit. Pada dasarnya semua metode
atau formula telah dikembangkan untuk menghitung tenaga rumahsakit berakar
pada beban kerja perawat. Jumlah tenaga perawat dapat ditentukan oleh jumlah
tempat tidur atau juga oleh tingkat Bed Occupancy Rate (BOR).
Handoko (2011) menyatakan, bahwa standar pekerjaan dapat diperoleh dari hasil
pengukuran kerja atau penetapan tujuan partisipatip. Teknik pengukuran kerja
yang dapat digunakan antaralain: studi waktu, data standar, data waktu standar
yang telah ditetapkan sebelumnya, dan pengambilan sampel kerja (work
sampling). Sedangkan Moeljadi (1992) mengatakan, bahwa perencanaan tenaga
kerja dalam jangka panjang ditentukan oleh sisi permintaan perusahaan, yaitu
perkiraan kebutuhan tenaga kerja dan sisi penawaran yaitu ketersediaantenaga
kerja di pasar.

Perkiraan kebutuhan tenaga kerja perusahaan ditentukan oleh perkiraan


tersedianya tenaga kerja di perusahaan dan rencana-rencana perusahaan.
Sedangkan perkiraan tersedianya tenaga kerja itu sendiri, ditentukan dari analisis
beban kerja, analisis perpindahan tenaga kerja dan analisis kelebihan ata
kekurangan tenaga kerja.Analisis kelebihan atau kekurangan tenaga kerja
perusahaan,berkaitan dengan besarnya jumlah tenaga kerja yang ada pada
perusahaan tersebut berada pada kondisi berlebih atau kurang jika dikaitkan
dengan beban kerja. Analisis tersebut dapat dilaksanakan jika sudah diketahui
beban kerjanya. Dan analisis beban kerja sendiri memberikan arahan tentang
produktivitas. Produktivitas kerja dapat digambarkan dalam efisiensi penggunaan
tenaga kerja. Di mana tenaga kerja tersebut akan dapat digunakan secara efisien
jika jumlah tenaga kerja yang ada seimbang dengan beban kerjanya.
BAB III

PENUTUP

1.3 Kesimpulan

Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan memegang peranan


penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Hampir semua
pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit di rumah sakit dan tempat
lain dilakukan oleh perawat. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran tenaga
perawat dalam menunjang visi, misi dan tujuan rumah sakit sebagai sarana
kesehatan bagi masyarakat, sehingga tenaga perawat sudah seharusnya dapat
bekerja secara profesional dan memiliki kompetensi yang tinggi.

2.3 Saran
Seorang manajer keperawatan harus mampu membuat perencanaan dan
ketenangan dengan baik, yaitu dengan memanfaatkan hasil perhitungan yang
didasarkan pada data – data kepegawaian yang sesuai dengan yang ada di rumah
sakit tersebut. Dalam melakukan perhitungan kenutuhan tenaga perawat di rumah
sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (1998). Management Decision Making for Nurses
(3rd ed) Philadelphia: Lippincot – Raven Publisher

DepKesRI (2003), Indonesia sehat 2010. Jakarta : Departemen Kesehatan R.I

Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (2000). Leaderships Roles and Management
Functions in Nursing (3rd ed) Philadelphia: Lippincot – Raven Publisher

https://mediaperawat.id/perawat-dan-peluang-kerjanya/

https://id.scribd.com/document/365371635/Perencanaan-Kebutuhan-Tenaga-
Perawat
ANALISA JURNAL

Topic no Checklist item


Title
Judul 1 Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Unit
Pelayanan Intensif Berdasarkan Beban Kerja dan
Kompetensi di Unit Pelayanan Intensif Rumah
Sakit Dr Oen Solo Baru

Penulis Antonny Halim Gunawan


Di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
publikasikan Indonesia
Abstract
Ringkasan 2 Perawat, sebagai SDM tenaga kesehatan
terstruktur memberikan kontribusi besar terhadap pelayanan
kesehatan di rumah sakit dalam hal pelayanan
langsung kepada pasien. Pelayanan keperawatan
Unit Pelayanan Intensif merupakan pelayanan
keperawatan yang saat ini perlu untuk
dikembangkan di Indonesia, sejalan dengan
perkembangan teknologi dibidang perawatan
intensif. Oleh karena itu, demi efisiensi
kebutuhan tenaga dan kompetensi perawat Unit
Pelayanan Intensif perlu dikonsentrasikan.
Penelitian ini membahas tentang analisa
kebutuhan tenaga keperawatan di Unit
Pelayanan Intensif RS dr Oen Solo Baru
berdasarkan beban kerja (menggunakan time and
motion study kepada 7 perawat kemudian diolah
dengan Metode Ilyas) dan kompetensi kerja
berdasarkan Aditama 2007 dan Ilyas (depth
interview kepada tiga informan dengan fokus
kepada pengetahuan seputar pekerjaan ,
keterampilan dan sikap ).
Metode dan
hasil
Metode 3 Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif
peneitian kualitatif dengan menggunakan Time and Motion Study
Metode Ilyas
Hasil 4 penelitian ini menyatakan waktu produktif
penelitian sebesar 81.56 %, beban kerja 6.88 jam/shift,
belum memenuhi standard an kompetensi yang
ada, dan dibutuhkan 51 perawat.
Kesimpulan
Picot 5 P (problem)
Berdasarkan pengamatan peneliti, perawat lebih bekerja
kurang efisien, banyak melakukan tindakan keperawatan
untukmenulisstatus.Untuk1pasien,perawatbisamenulis
status keperawatan hingga 2 kali di kertas yang berbeda.
Berdasarkan pengalaman peneliti pada waktu melakukan
kunjungan ICU di RS Mount Novena Singapore pada
tanggal 9 November 2013 dan ICU di Bangkok Hospital
Thailand pada tanggal 17 April 2015, kedua RS ini
menerapkan sisteme-status yang memungkinkan perawat
untuk menginput data 1 kali dengan hasil yang lebih efisien
dan data pasien lebih rapi.
I (intervensi)
Dengan menggunakan formula intensive care Yaslis
didapatkan tenaga perawat intensif yang dibutuhkan oleh Unit
Pelayanan Intensif RS dr Oen Solo Baru sebanyak 51 orang.
Peneliti memilih formula intensivecare karena pada ICU
kondisi pasien relative homogen, critical care, yang
membutuhkan waktu keperawatan relatif sama (Ilyas, 2013).
Berdasarkan panduan yang dikeluarkan Direktorat Bina
Pelayanan Keperawatan & Keteknisan Medik pada tahun
2011 tentang Standar Pelayanan Keperawatan
ICUdiRumahSakit bahwaUnitPelayananIntensifRSdr Oen
Solo Baru termasuk dalam kategori ICU primer.
C (comparation)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan
sebelumnya, diketahui bahwa proporsi waktu produktif yang
dihabiskan responden dalam 7 shift adalah sebesar 81,56 %.
Hal ini mengindikasikan bahwa perawat unit pelayanan
intensif RS dr Oen Solo Baru telah berdasarkan waktu
melewati titik optimum karena telah melewati 80% (Ilyas
2011). Untuk itu menurut peneliti perlu dipertimbangkan
perekrutan tenaga kerja baru.
O (outcome)
penelitian ini menyatakan waktu produktif
sebesar 81.56 %, beban kerja 6.88 jam/shift,
belum memenuhi standard an kompetensi yang
ada, dan dibutuhkan 51 perawat.
T (time)
Peneliti tidak mencantumkan waktu penelitian

Anda mungkin juga menyukai