Anda di halaman 1dari 15

Makalah Manajemen Keperawatan

DISCHARGE PLANNING

Keperawatan VII-B

Menejemen Keperawatan

Dosen Pengampu : Ns.Norman Alfiat Talibo, S.Kep, M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 5

Nama :

1) Apriyani Nahrawi (1801025)


2) Radina Buamona
(1901091)
3) Indri Safitri Abd Rajak
(1801052)
4) Selly Rosita Ansik
5) Vega Sovian Abraham (1801064)
(1801104)
6) Crisdiyanti Manopo
7) Friska Palamani

PROGRAM STUDI S1 LMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

MUHAMMADIYAH MANADO
T.A 2021

Kata pengantar

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “descharge planning ” ini dapat
terselesaikan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah “menejemen
keperawatan”. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Manado, 10,desember 2021


Disusun oleh

Kelompok 5
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ........................................................................................................


B. Rumusan masalah ..................................................................................................
C. Tujuan penulisan ....................................................................................................
D. Manfaat penulisan ..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

1.1.Pengertian discharge planning .....................................................................................


1.2.Tujuan discharge planning ............................................................................................
1.3.Manfaat discharge planning .........................................................................................
1.4.Prinsip discharge planning ...........................................................................................
1.5.Komponen discharge planning ....................................................................................
1.6.Tahap-tahap discharge planning ..................................................................................
1.7.Mekanisme discharge planning ....................................................................................
1.8.Tindakan Keperawatan pada Waktu Perencanaan Pulang ...........................................
1.9.Jenis-jenis pemulangan pasien .....................................................................................
1.10 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Discharge Planning ...................................
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................
B. Saran ......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
• Latar Belakang

Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan


pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses
penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien
merasa siap untuk kembali ke lingkungannya. Discharge Planning menunjukkan beberapa
proses formal yang melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk mengatur
perpindahan sekelompok orang ke kelompok lainnya (RCP,2001).
Perawat adalah salah satu anggotateam Discharge Planner, dan sebagai discharge
planner perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan data
yang berhubungan untuk mengidentifikasi masalah aktual dan potensial, menentukan
tujuan dengan atau bersama pasien dan keluarga, memberikan tindakan khusus untuk
mengajarkan dan mengkaji secara individu dalam mempertahankan atau memulihkan
kembali kondisi pasien secara optimal dan mengevaluasi kesinambungan asuhan
keperawatan. Hal ini merupakan usaha keras perawat demi kepentingan pasien untuk
mencegah dan meningkatkan kondisi kesehatan pasien, dan sebagai anggota tim
kesehatan, perawat berkolaborasi dengan tim lain untuk merencanakan, melakukan
tindakan, berkoordinasi dan memfasilitasi total care dan juga membantu pasien
memperoleh tujuan utamanya dalam meningkatkan derajat kesehatannya.
• Rumusan Masalah
Bagaimana konsep tentang discharge planning dalam asuhan keperawatan pada
pasien ?
• Tujuan penulisan
• Tujuan umum
Untuk mengetahui konsep tentang discharge planning dalam asuhan
keperawatan pada pasien.
• Tujuan khusus
1. Mengetahui pengertian discharge planning
2. Mengetahui tujuan discharge planning
3. Mengetahui manfaat discharge planning
4. Mengetahui prinsip discharge planning
5. Mengetahui komponen discharge planning
6. Mengetahui tahap-tahap discharge planning
7. Mengetahui alur dan mekanisme discharge planning
8. Mengetahui tindakan kepeawatan pada waktu perencanaan pulang
9. Mengetahui jenis pemulangan pasien
10. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam discharge planning
• Manfaat
• Bagi Institusi
Menambah referensi tentang konsep discharge planning dalam manajemen
keperawatan agar dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara
komprehensif pada pasien.

• Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan tentang konsep discharge planning dalam
manajemen keperawatan agar dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara
konprehensif pada pasien.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1.Pengertian discharge planning


Discharge planning adalah proses sistematis yang diberikan kepada
pasien ketika akan meninggalkan tempat pelayanan kesehatan, baik pulang
kerumah maupun akan melakukan perawatan dirumah sakit lain (Taylor)
Kozier (2004) mendefinisikan discharge planning sebagai proses
mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit
yang lain didalam atau diluar suatu agen pelayanan kesehatan umum.
Discharge planning (perencanaan pulang) merupakan komponen sistem
perawatan berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara
berkelanjutan dan bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan
membantu keluarga menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik,
pada saat tepat dan sumber yang tepat dengan harga yang terjangkau
(Doenges & Moorhouse, 2000).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa discharge planning adalah komponen
sistem perawatan berkelanjutan sebagai perencanaan kepulangan pasien dan
memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya yang dituliskan
untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain didalam atau
diluar suatu agen pelayanan kesehatan umum, sehingga pasien dan
keluarganya mengetahui tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan
sehubunagan dengan kondisi penyakitnya.
1.2.Tujuan discharge planning
Tujuan utama adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai
tingkat kesehatan yang optimal. Discharge planning yang efektif juga
menjamin perawatan yang berkelanjutan di saat keadaan yang penuh dengan
stress.
Menurut Naylor (1990), tujuan discharge planning adalah
meningkatkan kontinuitas perawatan, meningkatkan kualitas perawatan dan
memaksimalkan manfaat sumber pelayanan kesehatan. Discharge Planning
dapat mengurangi hari rawatan pasien, mencegah kekambuhan,
meningkatkan perkembangan kondisi kesehatan pasien dan menurunkan
beban perawatan pada keluarga dapat dilakukan melalui discharge
planning. Discharge planning ini menempatkan perawat pada posisi yang
penting dalam proses pengobatan pasien dan dalam team discharge planner
rumah sakit, pengetahuan dan kemampuan perawat dalam proses
keperawatan dapat memberikan kontinuitas perawatan melalui proses
discharge planning.
Seorang Discharge Planners bertugas membuat rencana,
mengkoordinasikan dan memonitor dan memberikan tindakan dan proses
kelanjutan perawatan (Powell,1996).
Perawat dianggap sebagai seseorang yang memiliki kompetensi lebih
dan punya keahlian dalam melakukan pengkajian secara akurat, mengelola
dan memiliki komunikasi yang baik dan menyadari setiap kondisi dalam
masyarakat. (Harper, 1998 ).

1.3.Manfaat discharge planning

• Bagi Pasien
1. Dapat memenuhi kebutuhan pasien
2. Merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari proses perawatan sebagai bagian yang aktif
dan bukan objek yang tidak berdaya
3. Menyadari haknya untuk dipenuhi segala kebutuhannya
4. Merasa nyaman untuk kelanjutan perawatannya dan memperoleh support sebelum
timbulnya masalah.
5. Dapat memilih prosedur perawatannya
6. Mengerti apa yang terjadi pada dirinya dan mengetahui siapa yang dapat dihubunginya
7. Menurunkan jumlah kekambuhan, penurunan kembali di rumah sakit, dan kunjungan ke
ruangan kedaruratan yang tidak perlu kecuali untuk beberapa diagnosa
8. Membantu klien untuk memahami kebutuhan setelah perawatan dan biaya pengobatan
• Bagi Perawat
1. Merasakan bahwa keahliannya di terima dan dapat di gunakan
2. Menerima informasi kunci setiap waktu
3. Memahami perannya dalam sistem
4. Dapat mengembangkan ketrampilan dalam prosedur baru
5. Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang berbeda dan cara yang berbeda
6. Bekerja dalam suatu sistem dengan efektif
7. Sebagai bahan pendokumentasian dalam keperawatan
1.4.Prinsip Discharge Planning
1. Kordinasi (saling berhubungan)
2. Interdisiplin (saling menjaga, disiplin ilmu,keterampilan sesuai standar keperawatan)
3. Pengenalan secara dini mungkin(penjelasan tentang apa yang kita informasi)
4. Perencanaan secara hati-hati
5. Melibatkan klien dan keluarga dalam memberikan perawatan
• Karakteristik indikasi kebutuhan discharge planning:
1. Kurang pengetahuan tentang pengobatan
2. Isolasi sosial
3. Diagnosa baru penyakit kronik
4. Operasi besar
5. Perpanjangan operasi besar
6. Orang labil
7. Penatalaksanaan dirumah secara kompleks
8. Kesulitan finansial
9. Ketidakmampuan menggunakan sumber rujukan /fasilitas pelayanan kesehatan
10. Penyakit terminal
• Prioritas klien yang mendapatkan discharge planning:
1. Umur diatas 70 tahun
2. Maltipe diagnosis
3. Resiko kematian yang tinggi
4. Terbatas mobilitas fisik
5. Keterbatasan merawat diri sendiri
6. Penurunan status kognisi/kognitif
7. Resiko terjadi cedera
8. Tunawisma
9. Fakir miskin
10. Penyakit kronis
11. Pasien diagnosis baru
12. Penyalahgunaan zat
13. Sering keluar masuk emergency
1.5. Komponen Discharge Planning

1. Jadwal kontrol dan menjelaskan pentingnya melakukan kontrol.


2. Perawatan di rumah Meliputi pemberian pengajaran atau pendidikan kesehatan
(health education) mengenai : diet, mobilisasi, waktu kontrol dan tempat
kontrol. Pemberian pembelajaran disesuaikan dengan
tingkat pemahaman pasien dan keluarga. mengenai perawatan selama pasien di
rumah nanti.
3. Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya
Pada pasien yang akan pulang dijelaskan obat-obatan yang masih diminum, dosis, cara
pemberian, dan waktu yang tepat minum obat.
4. Obat-obatan yang dihentikan
Meskipun ada obat-obatan yang tidak diminum lagi oleh pasien, obat-obatan tersebut
tetap dibawakan ke pasien.
5. Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dan hasil pemeriksaan selama MRS dibawakan
ke pasien waktu pulang
6. Surat-surat seperti : surat keterangan sakit, surat kontrol dan lain-lain.
1.6. Tahap-tahap Discharge Planning
• Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang klien.
Ketika melakukan pengkajian kepada klien, keluarga merupakan bagian dari unit
perawatan. Klien dan keluarga harus aktif dilibatkan dalam proses discharge agar
transisi dari rumah sakit ke rumah dapat efektif. Elemen penting dari pengkajian
discharge planning adalah :
1. Data kesehatan
2. Data pribadi
3. Pemberi perawatan
4. Lingkungan
5. Keuangan dan pelayanan yang dapat mendukung
• Diagnosa
Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge planning,
dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan klien dan keluarga. Keluarga sebagai unit
perawatan memberi dampak terhadap anggota keluarga yang membutuhkan perawatan.
Keluarga penting untuk menentukan apakah masalah tersebut aktual atau potensial.
• Perencanaaan : Hasil yang diharapkan
Menurut Luverne & Barbara (1988), perencanaan pemulangan pasien
membutuhkan identifikasi kebutuhan spesifik klien. Kelompok perawat berfokus pada
kebutuhan rencana pengajaran yang baik untuk persiapan pulang klien, yang disingkat
dengan METHOD, yaitu:
1. Medication (obat)
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah pulang
2. Environment (Lingkungan)
Lingkungan tempat klien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman. Pasien juga
sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk kontinuitas
perawatannya.
3. Treatrment (pengobatan)
Perawat harus memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah klien pulang,
yang dilakukan oleh klien atau anggota keluarga. Jika hal ini tidak memungkinkan,
perencanaan harus dibuat sehingga seseorang dapat berkunjung ke rumah untuk
memberikan keterampilan perawatan.
4. Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Klien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana mempertahankan
kesehatan. Termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan kebutuhan pearwatan
kesehatan tambahan.
5. Outpatient referral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen komunitas lain
yang dapat meningkatan perawatan yang kontinu.
6. Diet
Klien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya. Ia sebaiknya mampu
memilih diet yang sesuai untuk dirinya.
• Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral. Seluruh
pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan perawat dan ringkasan
pulang (Discharge summary). Instruksi tertulis diberikan kepada klien. Demonstrasi
ulang menjadi harus memuaskan. Klien dan pemberi perawatan harus memiliki
keterbukaan dan melakukannya dengan alat yang akan digunakan di rumah.
Penyerahan homecare dibuat sebelum klien pulang. Informasi tentang klien
dan perawatannya diberikan kepada agen tersebut. Seperti informasi tentang jenis
pembedahan, pengobatan (termasuk kebutuhan terapi cairan IV di rumah), status fisik
dan mental klien, faktor sosial yang penting (misalnya kurangnya pemberi perawatan,
atau tidak ada pemberi perawatan) dan kebutuhan yang diharapkan oleh klien.
Transportasi harus tersedia pada saat ini
• Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting dalam membuat kerja
proses discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat
untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi berjalan terus-menerus
dan membutuhkan revisi dan juga perubahan.
Evaluasi lanjut dari proses pemulangan biasanya dilakukan seminggu setelah
klien berada di rumah. Ini dapat dilakukan melalui telepon, kuisioner atau kunjungan
rumah (homevisit). Keberhasilan program rencana pemulangan tergantung pada enam
variabel :
1. Derajat penyakit
2. Hasil yang diharapkan dari perawatan
3. Durasi perawatan yang dibutuhkan
4. Jenis-jenis pelayanan yang diperlukan
5. Komplikasi tambahan
1.7. Mekanisme Discharge Planning

Dokter dan tim


kesehatan lain Ners PP dibantu PA

Penentuan keadaan pasien


1. Klinis dan
pemeriksaan
penunjang lain
2. Tingkat
ketergantungan pasien
Perencanaan pulang

Program HE Lain-lain
Penyelesaian
administrasi 1. Kontrol dan obat atau
nersan
2. Nutrisi
3. Aktivitas dan istirahat
4. Perawatan diri
Monitor
(sebagai program
servis sefty) oleh
keluarga dan petugas

1.8. Tindakan Keperawatan pada Waktu Perencanaan Pulang


Tindakan perawatan yang diberikan pada waktu perencanaan
pulang yaitu meliputi :
a. Pendidikan (edukasi, redukasi, reorientasi) pendidikan kesehatan diharapkan bisa
mengurangi angka kambuh dan meningkatkan pengetauan pasien.
b. Program pulang bertahap
Bertujuan untuk melatih pasien kembali kelingkungan keluarga dan masyarakat antara
lain apa yang harus dilakukan pasien di rumah sakit, apa yang harus
dilakukan keluarga.
c. Rujukan
Integritas pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan langsung antara
perawatan community dengan rumah sakit sehingga
dapat mengetahui perkembangan pasien dirumah.
1.9. Jenis pemulangan Pasien

1. Conditinal discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan pulang ini


dilakukan apabila kondisi pasien bagus tidak terdapat kompilikasi. Pasien untuk
sementara dirawat di rumah namun harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau
Puskesmas terdekat.

2. Absolute discharge (pulang mutlak atau selmanya) cara ini merupakan akhir dari
hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun apabila pasien perlu dirawat kembali
maka prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.

3. Judical discharge (pulang paksa) kondisi ini pasien diperbolehkan pulang walaupun
kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi
pasien harus dipantau dengan melakukan kerjsama dengan perawat
puskesmas terdekat.
1.10. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Discharge Planning
Meskipun pasien telah dipulangkan, penting bagi pasien dan keluarga
mengetahui apa yang telah dilaksanakan dan bagaimana mereka dapat meneruskan untuk
meningkatkan status kesehatan pasien. Selain itu, ringkasan pulang tersebut dapat
disampaikan oleh perawat praktisi/perawat home care dan mungkin dikirim ke dokter
primer/dokter yang terlibat untuk dimasukkan dalam catatan institusi untuk
meningkatkan kesinambungan perawatan dengan kerja yang kontinu ke arah tujuan dan
pemantauan kebutuhan yang berubah (Doenges & Moorhouse, 2000).
Discharge Planning harus disesuaikan dengan :
1. Kebutuhan klien, tersedianya tim kesehatan
2. Dimulai sejak awal masuk rumah sakit
3. Disusun oleh tim
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Discharge planning adalah komponen sistem perawatan berkelanjutan sebagai
perencanaan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada pasien dan
keluarganya yang dituliskan untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit
yang lain didalam atau diluar suatu agen pelayanan kesehatan umum, sehingga
pasien dan keluarganya mengetahui tentang hal-hal yang perlu dihindari dan
dilakukan sehubunagan dengan kondisi penyakitnya.
Tujuan utama discharge planning adalah membantu klien dan keluarga untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Sedangkan, manfaat discarge planning
bagi pasien diantaranya dapat menurunkan jumlah kekambuhan, penurunan
kembali ke rumah sakit, dan kunjungan ke ruangan kedaruratan yang tidak perlu
kecuali untuk beberapa diagnosa serta dapat kembantu klien untuk memahami
kebutuhan setelah perawatan dan biaya pengobatan.
Tahap-tahap discharge planning pada dasarnya sama dengan tahap-tahap
dalam asuhan keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.
B. Saran
• Bagi Institusi
Diharapkan institusi dapat melaksanakan tahap-tahap discharge
planning dalam memberikan suhan keperawatan pada pasien secara tepat.
• Bagi mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapatmenambah pengetahuan tentang tata cara pelaksanaan
discharge planning dalam memberikan suhan keperawatan pada pasien secara tepat.
DAFTAR PUSTAKA

• Chesca, (1990). Perencanaan Pulang Pasien.Makalah Kuliah untuk Perawat. Jakarta.


• Harper E.A. 1998. Discharge planning: An interdisciplinary method. Chicago,
IL :Silverberg Press
• New Brunswick Department of Health and Wellness. 2002. Job definition of a
discharge planning coordinator. Author: Fredericton, NB
• Nursalam. 2002. Manajemen keperawatan Aplikasi dalam Praktik keperawatan
Profesional. Jakarta : Salemba Medika.
• Nursalam. 2007. Manajemen keperawatan Aplikasi dalam Praktik keperawatan
Profesional Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
• Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
• Plan for Follow-up Care. Diakses dari
http://whttp://www.mass.gov/dph/cdc/tb/cmsprotocols.pdf tanggal 26 September
2007

Anda mungkin juga menyukai