DISCHARGE PLANNING
Kelas 16 D
i
KATA PENGANTAR
Assalamua’alaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan kasih–Nyalah sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan “
Proposal Makalah dan skenario Roleplay Discharge Planning” ini tepat pada
waktu yang telah ditentukan. Proposal Makalah dan skenario Roleplay
Discharge Planning diajukan guna memenuhi tugas yang diberikan dosen mata
kuliah Manajemen Keperawatan.
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan
dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat
menyelesaikan Proposal ini baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari isi ini Proposal ini masih jauh dari kategori sempurna, baik
dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun dari dosen mata kuliah yang bersangkutan, sangat kami
harapkan demi kesempurnaan Proposal ini
Wassalam...........
Kelompok: 5
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
diterima kembali dalam waktu 24 jam sampai 48 jam, dan kemudian pulang
kembali. (Nursalam. 2014).
1.3 TUJUAN
1.3.1 Umum
Mengetahui tentang Discharge Planning
1.3.2 Khusus
Mengetahui tentang tujuan discharge planning
Mengetahui tentang manfaat discharge planning
Mengetahui tentang prinsip – prinsip discharge planning
Mengetahui tentang hal – hal yang harus diketahui pasien sebelum
pulang
Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi discharge planning
Mengetahui alur dari discharge planning
Mengetahui tentang proses discharge planning
Mengetahui tentang format discharge planning
2
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 DEFINISI
Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis
dari penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk
memberikan kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan
sosial sebelum dan sesudah pulang. Perencanaan pulang merupakan proses
yang dinamis, agar tim kesehatan mendapatkan kesempatan yang cukup
untuk menyiapkan pasien melakukan keperawatan mandiri di rumah.
Perencanaan pulang didapatkan dari proses interaksi ketika keperawatan
profesional, pasien, dan keluarga berkolaborasi untuk memberikan dan
mengatur kontinuitas keperawatan yang diperlukan oleh pasien saat
perencanaan harus berpusat pada masalah pasien yaitu pencegahan,
terapeutik, rehabilitatif, serta keperawatan rutin yang sebenarnya
(Swenberg, 2000).
Discharge planning keperawatan merupakan komponen yang terkait
dengan rentang keners. Rentang keperawatan sering pula disebut dengan
keperawatan berkelanjutan yang artinya keperawatan yang dibutuhkan oleh
pasien di mana pun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan
mendokumentasikan perencanan pulang akan berisiko terhadap beratnya
penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi fisik. Dalam perencanan pulang
diperlukan komunikasi yang baik terarah, sehingga apa yang disampaikan
dapat dimengerti dan berguna untuk keperawatan di rumah. (Nursalam.
2014).
3
2.2 TUJUAN
Tujuan perencanaan pulang menurut Nursalam (2014), adalah:
1. Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan sosial
2. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga
3. Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien.
4. Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain
5. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan keterampilan
serta sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan
pasien
6. Melaksanakan rentang keperawatan antara rumah sakit dan masyarakat
Rorden dan Nursalam (2011) mengungkapkan bahwa perencanan pulang
bertujuan untuk:
1. Membantu pasien dan keluarga untuk dapat memahami permasalahan,
pencegahan yang harus ditempuh sehingga dapat mengurangi angka
kambuh dan penerimaan kembali di rumah sakit; dan
2. Terjadi pertukaran informasi antara pasien sebagai penerima pelayanan
dengan keperawatan dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit.
2.3 MANFAAT
Perencanaan pulang mempunyai manfaat antara lain sebagai berikut
(Nursalam, 2002, 2007, 2011).
1. Memberi kesempatan kepada pasien untuk mendapat penjaran selama di
rumah sakit sehingga bisa dimanfaatkan sewaktu di rumah.
2. Tindak lanjut yang sistematis yang digunakan untuk menjamin
kontinuitas keperawatan pasien
3. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada
penyembuhan pasien dan mengidentifikasi kekambuhan atau kebutuhan
keperawatan baru.
4. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan keperawatan
rumah. (Nursalam. 2014).
4
2.4 PRINSIP – PRINSIP
1. Pasien merupakan fokus dalam perencanan pulang. Nilai keinginan dan
kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi. Kebutuhan ini dikaitkan dengan
masalah yang mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti, sehingga
kemungkinan masalah yang timbul di rumah dapat segera diantisipasi.
3. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan pulang
merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja
sama.
4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang
ada. Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang
disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia atau fasilitas
yang tersedia di masyarakat.
5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan.
Setiap pasien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus
dilakukan. (Nursalam. 2014).
5
2.6 HAL – HAL YANG HARUS DIKETAHUI PASIEN
SEBELUM PULANG
1. Instruksi tentang penyakit yang diderita, pengobatan yang harus
dijalankan, serta masalah-masalah atau komplikasi yang dapat terjadi.
2. Informasi tertulis tentang keperawatan yang harus dilakukan di rumah.
3. Pengaturan diet khusus dan bertahap yang harus dijalankan
4. Jelaskan masalah yang mungkin timbul dan cara mengantisipasi
5. Pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada keluarga maupun pasien
sendiri dapat digunakan metode ceramah, demonstrasi, dan lain-lain.
6. Informasi tentang nomor telepon layanan keperawatan, medis, dan
kunjungan rumah apabila pasien memerlukan. (Nursalam. 2014).
6
Beberapa tindakan keperawatan yang dapat diberikan pada pasien sebelum
pasien diperbolehkan pulang antara lain sebagai berikut:
1. Pendidikan kesehatan
Diharapkan bisa mengurangi angka kambuh atau komplikasi dan
meningkatkan pengetahuan pasien serta keluarga tentang keperawatan
postlaparatomi. Pendidikan kesehatan terkait dengan keperawatan
postoperatif yang perlu diberikan pada pasien dengan postlaparatomi
meliputi (Long, 1996; Nursalam. 2014):
a. Kontrol (waktu dan tempat);
b. Lanjutan keperawatan(luka operasi, pemasangan gif, dan tindakan
lainnya);
c. Diet/nutrisi yang harus dikonsumsi;
d. Aktivitas dan istirahat, kontrol;
e. Aktivitas dan istirahat, kontrol;
2. Program pulang bertahap
Bertujuan untuk melatih pasien untuk kembali ke lingkungan keluarga
dan masyarakat antara lain apa yang harus dilakukan pasien di rumah
sakit dan apa yang harus dilakukan oleh keluarga.
3. Rujukan
Integritas pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan langsung
antara keperawatan komunitas atau praktik mandiri keperawatan dengan
rumah sakit, sehingga dapat mengetahui perkembangan pasien di rumah.
(Nursalam. 2014).
7
2.8 ALUR DISCHARGE PLANNING
Ket:
1. Tugas Keperawatan Primer
a. Membuat rencana discharge planning
b. Membuat leaflet.
c. Memberikan konseling.
d. Memberikan pendidikan kesehatan.
e. Menyediakan format discharge planning.
f. Mendokumentasikan discharge planning.
2. Tugas Keperawatan Associate
a. Melaksanakan agenda discharge planning (pada saat keperawatan dan
diakhiri ners).
8
2.9 PROSES DISCHARGE PLANNING
Proses discharge planning mencakup kebutuhan fisik pasien, psikologis,
sosial, budaya, dan ekonomi. Perry & Potter (2006) membagi proses
discharge planning atas tiga fase, yaitu akut, transisional, dan pelayanan
berkelanjutan. Pada fase akut, perhatian utama medis berfokus pada usaha
discharge planning. Pada fase transisional, kebutuhan pelayanan akut selalu
terlihat, tetapi tingkat urgensinya semakin berkurang, pasien mulai
dipersiapkan untuk pulang dan merencanakan kebutuhan perawatan masa
depan. Pada fase pelayanan berkelanjutan, pasien mampu untuk
berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan aktivitas perawatan
berkelanjutan yang dibutuhkan setelah pemulangan.
Perry & Potter (2006) menyusun format discharge planning sebagai
berikut:
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan,
verifikasi dan komunikasi data tentang klien (Potter & Perry, 2005).
Menurut Slevin (1986) pengkajian discharge planning berfokus pada 4
area yang potensial, yaitu pengkajian fisik dan psikososial, status
fungsional, kebutuhan health education dan konseling.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge
planning, dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan pasien dan
keluarga. Yaitu mengetahui problem, etiologi (penyebab), support sistem
(hal yang mendukung pasien sehingga dilakukan discharge planning).
3. Perencanaan
Perencanaan pemulangan pasien membutuhkan identifikasi kebutuhan
pasien. Kelompok perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran
yang baik untuk persiapan pulang pasien, yang disingkat dengan
METHOD yaitu :
a. Medication (obat). Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus
dilanjutkan setelah pulang.
9
b. Environment (lingkungan). Lingkungan tempat pasien akan pulang
dari rumah sakit sebaiknya aman. Pasien juga sebaiknya memiliki
fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk kelanjutan perawatannya.
c. Treatment (pengobatan). Perawat harus memastikan bahwa
pengobatan dapat berlanjut setelah pasien pulang, yang dilakukan oleh
pasien dan anggota keluarga.
d. Health Teaching (pengajaran kesehatan). Pasien yang akan pulang
sebaiknya diberitahu bagaimana mempertahankan kesehatan,
termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan kebutuhan
perawatan kesehatan tambahan.
e. Outpatient Referal. Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah
sakit atau agen komunitas lain yang dapat meningkatkan perawatan
yang kontinu.
f. Diet Pasien. Sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya
dan pasien sebaiknya mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya.
4. Implementasi
Implementasi dalam discharge planning adalah pelaksanaan rencana
pengajaran referal. Seluruh pengajaran yang diberikan harus
didokumentasikan pada catatan perawat dan ringkasan pulang (discharge
summary). Intruksi tertulis diberikan kepada pasien. Demontrasi ulang
harus memuaskan, pasien dan pemberi perawatan harus memiliki
keterbukaan dan melakukannya dengan alat yang digunakan dirumah.
5. Evaluasi
Evaluasi sangat penting dalam proses discharge planning.
Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk
menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Keberhasilan program
rencana pemulangan tergantung pada enam variabel:
a. Derajat penyakit
b. Hasil yang diharapkan dari perawatan
c. Durasi perawatan yang dibutuhkan
d. Jenis-jenis pelayanan yang diperlakukan
10
e. Komplikasi tambahan
f. Ketersediaan sumber-sumber untuk mencapai pemulihan.
11
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN
DISCHARGE PLANNING
1. No. Reg :
Diisi sesuai nomer register pasien.
2. Nama:
Diisi sesuai nama pasien.
3. Jenis kelamin:
Diisi laki laki/perempuan
4. Tanggal MRS:
Sesuai pasien masuk RS
5. Diagnosis MRS:
Diisi oleh dokter berdasarkan pemeriksaan klinis.
6. Tanggal MRS:
Tanggal ditetapkannya pasien pulang oleh dokter.
7. Diagnosis KRS:
Diagnosis pasien berdasarkan pemeriksaan klinis setelah pasien
diperbolehkan pulang.
8. Dipulangkan dari RS Y dengan keadaan:
Diisi berdasar kondisi pasien pulang.
9. Tanggal/tempat kontrol:
Diisi sesuai tempat dan kontrol ketika pasien kontrol.
10. Lanjutan keperawatan di rumah:
Diisi keperawatan lanjutan sesuai diagnosis sewaktu pulang
(keperawatan luka, gif, dan lain-lain).
11. Aturan diet:
Diisi berdasarkan anjuran dari ahli gizi.
12. Obat-obat yang diminum dan jumlahnya:
Diisi sesuai obat yang dibawa pulang aturannya, dosisnya, jumlahnya.
13. Aktivitas dan istirahat:
Diisi sesuai advis dokter tentang kegiatannya, dan istirahatnya di rumah.
12
14. Hal yang dibawa pulang (hasil laboratorium, foto, EKG):
Hasil dari pemeriksaan pasien yang diperbolehkan dibawa pulang.
15. Lain-lain:
Diisi hal di luar ketentuan di atas misal: obat obat yang di-
stop/dihentikan. (Nursalam. 2014).
13
BAB 3
PENUTUP
3.1KESIMPULAN
3.2SARAN
1. Bagi Institusi
Diharapkan institusi dapat melaksanakan tahap-tahap discharge
planning dalam memberikan suhan keperawatan pada pasien secara
tepat.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang tata
cara pelaksanaan discarge planning dalam memberikan suhan
keperawatan pada pasien secara tepat.
3. Bagi Masyarakat
14
Diharapkan masyarakat dapat memahami tujuan dan manfaat dari
discharge planning
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/98082780/Tugas-Manajemen-Kel-5-Disch-
plan
15
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
Ruang Dahlia DISCHARGE PLANNING
RSUD. Dr.
Abdoer Rahem PROGRAM
Situbondo PENDIDIKAN
PROFESI NERS
(P3N)
Universitas Jember
PROSEDUR TETAP
IV KONTRAINDIKASI -
16
VII PERSIAPAN PASIEN 1. Beri penjelasan pada keluarga dan pasien
tentang cara perawatan di rumah dan
pencegahannya.
VII CARA KERJA 1. Memberikan salam.
I 2. Mengenalkan nama perawat.
3. Memberi penyuluhan kepada pasien dengan
cara diskusi, tanya jawab, demonstrasi.
4. Menggunakan alat peraga bila diperlukan.
5. Mengadakan evaluasi.
6. Memberikan umpan balik.
7. Mengakhiri kegiatan dengan memberikan
salam.
8. Mencatat hasil penyuluhan.
IX HASIL Dokumentasi :
1. Catat tindakan yang telah dilakukan.
2. Waktu dan Tanggal Tindakan.
3. Nama Pasien, Usia, Nomor Rekam Medik.
4. Nama Perawat dan Tanda Tangan Perawat.
17