Anda di halaman 1dari 25

ROLEPLAY SUPERVISI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Manajemen Keperawatan

PROPOSAL
Disusun Oleh
Kelompok 5
2016D

1. Citra Suci Kurnia 16010150


2. Debya Abdi Pangestu 16010152
3. Diah Fitri Susanti 16010157
4. Puspita Wulaningrum 16010187
5. Diah Yuni Fatmawati 16010195

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWTAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr.SOEBANDI JEMBER
TAHUN AJARAN 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah darinya kami dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah “Managemen Keperawatan”. Sholawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan
kepada kita jalan yang lurus.

Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan tugas ini disamping itu kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada beberapa pihak yang telah memberikan dorongan
dan motivasi.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Jember, 11 Desember 2019

Penyusun

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 4
1.3 Tujuan .................................................................................................... 5
1.4 Manfaat .................................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Supervisi .......................................................................................... 6


B. Manfaat Supervisi .............................................................................................. 6
C. Tujuan Supervisi ............................................................................... .................7
D. Frekuensi Pelaksanaan Supervisi ....................................................................... 8
E. Prinsip-prinsip Pokok dalam Supervisi .............................................................. 8
F. Pelaksana Supervisi ........................................................................... .................9
G. Teknik Supervisi ................................................................................ ...............10
H. Sasaran Supervisi Keperawatan .........................................................................11
I. Kompetensi Supervisi Keperawatan ...................................................................11
J. Pelaksanaan Supervisi Keperawatan....................................................................12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Supervisi dan evaluasi merupakan bagian yang penting dalam manajemen serta
keseluruhan tanggung jawab pemimpin. Pemahaman ini juga ada dalam manajemen
keperawatan. Untuk mengelola asuhan keperawatan dibutuhkan kemampuan manajemen
dari Perawat profesional. Oleh karena itu sebagai seorang manajer keperawatan atau
sebagai Perawat profesional diharapkan mempunyai kemampuandalam supervisi dan
evaluasi.
Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing pengarahan (dalam fungsi
manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar segalam kegiatan yang telah
diprogram dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Supervisi secara langsung
memungkinkan manajer keperawatan menemukan berbagai hambatan/permasalahan
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan dengan mencoba memandang secara
menyeluruh faktor-faktor yang mempengaruhi dan bersama dengan staf keperawatan
untuk mencari jalan pemecahannya.
Sukar seorang manajer keperawatan untuk mempertahankan mutu asuhan
keperawatan tanpa melakukan supervisi, karena masalah – masalah yang terjadi di unit
keperawatan tidak seluruhnya dapat diketahui oleh manajer keperawatan melalui
informasi yang diberikan oleh staf keperawatan yang mungkin sangat terbatas tanpa
melakukan supervisi keperawatan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan supervisi?
2. Apa manfaat dan tujuan dari supervisi?
3. Bagaimana frekuensi Pelaksanaan Supervisi ?
4. Bagaimana prinsip-prinsip Pokok dalam Supervisi ?
5. Bagaimana pelaksanaan Supervisi ?
6. Bagaimana teknik supervisi?
7. Apa saja sasaran supervisi keperawatan?
8. Apa saja kompetensi supervisor keperawatan?
9. Bagaimana pelaksanaan supervisi keperawatan?

4
1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami teori tentang supervisi keperawatan dan
penerapan dalam keperawatan
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari supervisi
2. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat dan tujuan dari supervisi
3. Mahasiswa dapat mengetahui frekuensi Pelaksanaan Supervisi
4. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip-prinsip Pokok dalam Supervisi
5. Mahasiswa dapat mengetahui pelaksana Supervisi
6. Mahasiswa dapat mengetahui teknik supervisi
7. Mahasiswa dapat mengetahui sasaran supervisi keperawatan
8. Mahasiswa dapat mengetahui kompetensi supervisor keperawatan
9. Mahasiswa dapat mengetahui pelaksanaan supervisor keperawatan
10. Mahasiswa dapat mengetahui contoh role play supervisi keperawatan
1.3.3 Manfaat
Mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep tentang supervisi keperawatan dalam
praktik keperawatan dengan baik dan benar.

5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Supervisi


Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi segala bantuan dari
pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk perkembangan para
perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhankeperawatan. Kegiatan supervisi
semacam ini adalah merupakan dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan
keahlian dan kecakapan para perawat.
Prajudi Atmosudiro (1982), Supervisi diartikan sebagai pengamatan atau pengawasan
secara langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya rutin. Swansburg (1999),
Supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber yang diperlukan untuk
penyelesaian tugas-tugasnya.
Thora Kron (1987), Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing,
mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara
terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap
perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan
tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat.

2.2 Manfaat Supervisi


Pitman (2011) manfaat supervisi terdiri atas :
1) Manfaat bagi perawat pelaksana
a) Timbul perasaan dihargai dan dapat meningkatkan rasa percaya diri.
b) Supervisi mendorong praktek keperawatan yang aman dan mencerminkan
pelayanan perawatan pada pasien, hal ini dapat meningkatkan kepuasan kerja
perawat.
c) Meningkatkan pengembangan priadi dan profesional, supervisi yang dilakukan
secara keseluruhan dan terus menerus dapat meningkatkan profesionalisme dan
pengembangan pribadi serta komitmen untuk belajar secara terus menerus.
d) Perasaan diberdayakan dan difasilitasi untuk bertanggug jawab atas pekerjaan
mereka dan keputusan – keputusan yang diambil (Allen and Armorel, 2010;
Pitman, 2011).
2) Manfaat bagi manajer

6
Tantangan bagi manajer untuk menfasilitasi staf dalam mengembangkan diri dan
meningkatkan profesionalisme, sehingga kualitas pelayanan yang bermutu dapat
tercapai.
3) Meningkatkan kualitas dan keamanan pasien
Tujuan yang paling penting dari supervisi adalah meningkatkan kualitas dari
pelayanan dan keamanan pasien. Supervisi memegang peranan utama dalam
mendukung pelayanan yang bermutu melalui jaminan kualitas, manajemen resiko,
dan manajemen kinerja.
Supervisi juga telah terbukti memiliki dampak positif pada perawatan pasien dan
sebaliknya kurangnya supervisi memberi dampak yang kurang baik bagi pasien.
Supervisi dalam praktek profesi kesehatan telah diidentifikasi sebagai faktor penting
dalam meningkatkan keselamatan pasien, supervisi yang tidak memadai dijadikan
sebagai pemicu kegagaan dan kesalahan yang terjadi dalam layanan kesehatan.
4) Pembelajaran
Supevisi memiliki manfaat memberikan efek pada pembelajaran melalui kegiatan
sebagai berikut :
a) Mendidik perawat pelaksana melalui bimbingan yang diberikan oleh supervisor.
b) Mengidentifikasi masalah yang terjadi ketika memberikan asuhan keperawatan
pada pasien.
c) Meningkatkan motivasi perawat pelaksana dalam bekerja
d) Memantau kemajuan pembelajaran (Allen and Armorel, 2012).

2.3 Tujuan Supervisi


Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak hanya meliputi
lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para tenaga keperawatan dan
tenaga lainnya , juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan perawatan agar
memudahkan pelaksanaan tugas. Oleh karena itu tujuan supervisi adalah :
1. Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan
2. Melatih staf dan pelaksana keperawatan
3. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan mengerti
terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan keperawatan.
4. Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan.

7
2.4 Frekuensi pelaksanaan supervisi
Supervisi harus dilakukan dengan frekuensi yang berkala. Supervisi yang dilakukan
hanya sekali bisa dikatakan bukan supervisi yang baik, karena organisasi/lingkungan
selalu berkembang. Oleh sebab itu agar organisasi selalu dapat mengikuti berbagai
perkembangan dan perubahan, perlu dilakukan berbagai penyesuaian. Supervisi dapat
membantu penyesuaian tersebut yaitu melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan
bawahan. Tidak ada pedoman yang pasti mengenai berapa kali supervisi harus dilakukan.
Yang digunakan sebagai pegangan umum, supervisi biasanya bergantung dari derajat
kesulitan pekerjaan yang dilakukan, serta sifat penyesuaian yang akan dilakukan. Jika
derajat kesulitannya tinggi serta sifat penyesuaiannya mendasar, maka supervisi harus
lebih sering dilakukan.
2.5 Prinsip-prinsip Pokok dalam Supervisi
Kegiatan supervisi mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang kondusif dan
nyaman yang mencakup lingkungan fisik, atmosfer kerja, dan jumlah sumber sumber
yang dibutuhkan untuk memudahkan pelaksanaan tugas. Untuk itu diperlukan beberapa
prinsip pokok pelaksanaan supervisi. Prinsip pokok supervisi secara sederhana dapat
diuraikan sebagai berikut (Suarli dan Bahtiar, 2009):
1. Tujuan utama supervisi ialah untuk lebih meningkatakan kinerja bawahan, bukan
untuk mencari kesalahan. Peningkatan kinerja ini dilakukan dengan melakukan
pengamatan langsung terhadap pekerjaan bawahan, untuk kemudian apabila
ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau bantuan untuk mengatasinya.
2. Sejalan dengan tujuan utama yang ingin dicapai, sifat supervisi harus edukatif dan
suportif, bukan otoriter.
3. Supervisi harus dilakukan secara teratur atau berkala. Supervisi yang hanya dilakukan
sekali bukan supervisi yang baik.
4. Supervisi harus dapat dilaksanakan sedemikan rupa sehingga terjalin kerja sama yang
baik antara atasan dan bawahan, terutama pada saat proses penyelesaian masalah, dan
untuk lebih mengutamakan kepentingan bawahan.
5. Strategi dan tata cara supervisi yang akan dilakukan harus sesuai dengan tata cara
yang sama untuk semua kategori bawahan, bukan merupakan supervisi yang baik.
6. Supervisi harus dilaksanakan secara fleksibel dan selalu disesuaikan dengan
perkembangan.

8
2.6 Pelaksana supervisi
Menurut Bactiar dan Suarly, (2009) yang bertanggung jawab dalam melaksanakan
supervisi adalah atasan yang memiliki kelebihan dalam organisasi. Idealnya kelebihan
tersebut tidak hanya aspek status dan kedudukan, tetapi juga pengetahuan dan
keterampilan. Berdasarkan hal tersebut serta prinsip-prinsip pokok supervisi maka untuk
dapat melaksanakan supervisi dengan baik ada beberapa syarat atau karasteristik yang
harus dimilki oleh pelaksana supervisi (supervisor). Karasteristik yang dimaksud
adalah:
1. Sebaiknya pelaksana supervisi adalah atasan langsung dari yang disupervisi. Atau
apabila hal ini tidak mungkin, dapat ditunjuk staf khusus dengan batas-batas
wewenang dan tanggung jawab yang jelas.
2. Pelaksana supervisi harus memilki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk
jenis pekerjaan yang akan disupervisi.
3. Pelaksana supervisi harus memiliki keterampilam melakukan supervisi artinya
memahami prinsip-prinsip pokok serta tehnik supervisi.
4. Pelaksana supervisi harus memilki sifat edukatif dan suportif, bukan otoriter.
5. Pelaksana supervisi harus mempunyai waktu yang cukup, sabar dan selalu berupaya
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku bawahan yang disupervisi.
Materi supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-masing
staf perawat pelaksana yang disupervisi terkait dengan kemampuan asuhan keperawatan
yang dilaksanakan. Supervisi keperawatan dilaksanakan oleh personil atau bagian yang
bertangguung jawab antara lain (Suyanto,2008):
1. Kepala ruangan
Bertanggung jawab untuk melakukan supervisi pelayanan keperawatan yang
diberikan pada pasien di ruang perawatan yang dipimpinnya. Kepala ruangan
mengawasi perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan baik secara
langsung maupun tidak langsung disesuaikan dengan metode penugasan yang
diterapkan di ruang perawatan tersebut. Sebagai contoh ruang perawatan yang
menerapkan metode TIM, maka kepala ruangan dapat melakukan supervisi secara
tidak langsung melalui ketua tim masing-masing
2. Pengawas perawatan (supervisor)
Ruang perawatan dan unit pelayanan yang berada di bawah unit pelaksana fungisional
(UPF) mempunyai pengawas yang bertanggung jawab mengawasi jalannya pelayanan
keperawatan.

9
3. Kepala bidang keperawatan
Sebagai top manager dalam keperawatan, kepala bidang keperawatan, kepala bidang
keperawatan bertanggung jawab melakukan supervisi baik secara langsung atau tidak
langsung melalui para pengawas keperawatan. Mengusahakan seoptimal mungkin
kondisi kerja yang aman dan nyaman, efektif dan efesien. Oleh karena itu tugas dari
seorang supervisor adalah mengorientasikan staf dan pelaksana keperawatan terutama
pegawai baru, melatih staf dan pelaksana staf keperawatan, memberikan pengarahan
dalam pelaksanaan tugas agar menyadari, mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf
dan pelaksana asuhan keperawatan, memberikan pelayanan bimbingan pada
pelaksana keperawatan dalam memberikan asuahan keperawatan
2.7 Teknik supervisi
Tehnik pokok supervisi pada dasarnya identik dengan tehnik penyelesaian masalah.
Bedanya pada supervisi tehnik pengumpulan data untuk menyelesaikan masalah dan
penyebab masalah menggunakan tehnik pengamatan langsung oleh pelaksana supervisi
terhadap sasaran supervisi, serta pelaksanaan jalan keluar. Dalam mengatasi masalah
tindakan dapat dilakukan oleh pelaksana supervisi, bersama-sama dengan sasaran
supervisi secara langsung di tempat . Dengan perbedaan seperti ini, jelaslah bahwa untuk
dapat melaksanakan supervisi yang baik ada dua hal yang perlu :
1. Pengamatan langsung
Pengamatan langsung harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu ada beberapa
hal lain yang harus diperhatikan.
a. Sasaran pengamatan. Pengamatan langsung yang tidak jelas sasarannya dapat
menimbulkan kebingungan, karena pelaksana supervisi dapat terperangkap pada
sesuatu yang bersifat detail. Untuk mencegah keadaan yang seperti ini, maka pada
pengamatan langsung perlu ditetapkan sasaran pengamatan, yakni hanya ditujukan
pada sesuatu yang bersifat pokok dan strategis saja (selective supervision).
b. Objektivitas pengamatan. Pengamatan langsung yang tidak terstandardisasi dapat
menggangu objektivitas. Untuk mencegah keadaan yang seperti ini, maka pengamatan
langsung perlu dibantu dengan dengan suatu daftar isi yang telah dipersiapkan. Daftar
tersebut dipersiapkan untuk setiap pengamatan secara lengkap dan apa adanya.
c. Pendekatan pengamatan. Pengamatan langsung sering menimbulkan berbagai dampak
dan kesan negatif, misalnya rasa takut dan tidak senang, atau kesan menggangagu
kelancaran pekerjaan. Untuk mengecek keadaan ini pengamatan langsung harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga berbagai dampak atau kesan negatif tersebut

10
tidak sampai muncul. Sangat dianjurkan pengamatan tersebut dapat dilakukan secara
edukatif dan suportif, bukan menunjukkan kekuasaan atau otoritas.
2. Kerja sama
Agar komunonikasi yang baik dan rasa memiliki ini dapat muncul, pelaksana supervisi
dan yang disupervisi perlu bekerja sama dalam penyelesaian masalah, sehingga prinsip-
prinsip kerja sama kelompok dapat diterapkan. Masalah, penyebab masalah serta upaya
alternatif penyelesaian masalah harus dibahas secara bersama-sama. Kemudian upaya
penyelesaian masalah tersebut dilaksanakan secara bersama-sama pula.
2.8 Sasaran supervisi
Setiap sasaran dan target dilaksanakan sesuai dengan pola yang disepakati
berdasarkan struktur dan hirearki tugas. Sasaran atau objek dari supervisi adalah
pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan, serta bawahan yang melakukan pekerjaan. Jika
supervisi mempunyai sasaran berupa pekerjaan yang dilakukan, maka disebut supervisi
langsung, sedangkan jika sasaran berupa bawahan yang melakukan pekerjaan disebut
supervisi tidak langsung. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kinerja pekerjaan
yang dilakukan oleh bawahan.
Sasaran yang harus dicapai dalam pelaksanaan supervisi antara lain: pelaksanaan
tugas keperawatan, penggunaan alat yang efektif dan ekonomis, system dan prosedur
yang tidak menyimpang, pembagian tugas dan wewenang, penyimpangan/penyeleengan
kekuasaan, kedudukan dan keuangan
2.9 Kompetensi supervisor keperawatan
Tanggung jawab utama seorang supervisor adalah mencapai hasil sebaik mungkin dengan
mengkoordinasikan system kerjanya. Para supervisor mengkoordinasikan pekerjaan
karyawan dengan mengarahkan, melancarkan, membimbingan, memotivasi, dan
mengendalikan. Seorang keperawatan dalam menjalankan tugasnya sehari-hari harus
memiliki kemampuan dalam :
a. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat dimengerti oleh staf
dan pelaksana keperawatan.
b. Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf dan pelaksanan keperawatan.
c. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja kepada staf dan
pelaksanan keperawatan.
d. Mampu memahami proses kelompok (dinamika kelompok).
e. Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan pelaksana
keperawatan.

11
f. Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat.
g. Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan yang diberikan lebih baik.
2.10 Pelaksanaan supervisor keperawatan
Teknik supervisi dibedakan menjadi dua, supervisi langsung dan tak langsung.
1. Teknik Supervisi Secara Langsung.
Supervisi yang dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang dilaksanakan. Pada
waktu supervisi diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar pengarahan dan
pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah Bittel, 1987 (dalam Wiyana,
2008). Cara memberikan supervisi efektif adalah :
1) pengarahan harus lengkap dan mudah dipahami
2) menggunakan kata-kata yang tepat
3) berbicara dengan jelas dan lambat
4) berikan arahan yang logis
5) Hindari banyak memberikan arahan pada satu waktu
6) pastikan arahan yang diberikan dapat dipahami
7) Pastikan bahwa arahan yang diberikan dilaksanakan atau perlu tindak lanjut
Supervisi langsung dilakukan pada saat perawat sedang melaksanakan pengisian
formulir dokumentasi asuhan keperawatan. Supervisi dilakukan pada kinerja
pendokumentasian dengan mendampingi perawat dalam pengisian setiap
komponen dalam proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi.
Langkah-langkah yang digunakan dalam supervisi langsung :
a. Informasikan kepada perawat yang akan disupervisi bahwa
pendokumentasiannya akan disupervisi.
b. Lakukan supervisi asuhan keperawatan pada saat perawat melakukan
pendokumentasian. Supervisor melihat hasil pendokumentasian secara
langsung dihadapan perawat yang mendokumentasikan.
c. Supervisor menilai setiap dokumentasi sesuai standar dengan asuhan
keperawatan pakai yaitu menggunakan form A Depkes.
d. Supervisor menjelaskan, mengarahkan dan membimbing perawat yang
disupervisi komponen pendokumentasian mulai dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi kepada perawat yang sedang
menjalankan pencacatan dokumentasi asuhan keperawatan sesuai form A dari
Depkes.

12
e. Mencatat hasil supervisi dan menyimpan dalam dokumen supervisi.
2. Secara Tidak Langsung.
Supervisi tidak langsung adalah supervisi yang dilakukan melalui laporan baik tertulis
maupun lisan. Perawat supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan
sehingga memungkinkan terjadinya kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan
secara tertulis.
Langkah-langkah Supervisi tak langsung :
a. Lakukan supervisi secara tak langsung dengan melihat hasil dokumentasi pada
buku rekam medik perawat.
b. Pilih salah satu dokumen asuhan keperawatan.
c. Periksa kelengkapan dokumentasi sesuai dengan standar dokumentasi asuhan
keperawatan yang ditetapkan rumah sakit yaitu form A dari Depkes.
d. Memberikan penilaian atas dokumentasi yang di supervisi dengan memberikan
tanda bila ada yang masih kurang dan berikan cacatan tertulis pada perawat yang
mendokumentasikan.
e. Memberikan catatan pada lembar dokumentasi yang tidak lengkap atau sesuai
standar.

13
ROLEPLAY SUPERVISI

Naskah Role Play : Supervisi Dalam Manajeman Keperawatan


Kepala Ruangan : Puspita
Perawat : Fitri
Pasien : Debya
Keluarga Pasien : Citra

Di sebuah rumah sakit di Malang, di ruang Mawar, ada seorang pasien laki-laki bernama
Tn. D yang berumur 27 tahun. Bapak ini datang ke rumah sakit karena kecelakaan dan
mengalami luka parah (robek) pada kaki kanan. Dan diantar oleh istrinya yang bernama
Ny. C
Maka, salah seorang perawat bernama Suster F ditugaskan oleh Kepala Ruangan untuk
melakukan rawat luka.
Kepala Ruangan : Suster F, anda saya tugaskan untuk melakukan rawat luka pada Tn. D
setengah jam lagi, anda siapkan alat-alatnya dulu ya !!
Perawat :Baik Bu, akan saya siapkan alat-alatnya .
(Perawat F menyiapkan alat untuk merawat luka, diantaranya : Kasa steril, Nacl, Pinset
anatoni, Cucing, Bengkok, Supratul, Hipavix, Sarung tangan, Gunting verband)
Setengah jam kemudian Suster F menemui pasien Tn. D untuk melakukan rawat luka, seperti
yang di tugaskan oleh Kepala Ruangan yang pada saat itu kepala Ruangan juga berada di
ruangan pasien untuk menanyakan kondisi pasien,
Perawat : (Ya Allah, semoga saya dalam melakukan rawat lukat pada pasien ini dapat
berjalan dengan lancar). Assalamualaikum…!!!
Semua : Waalaikumsalam…
Perawat : Perkenalkan, saya perawat F yang akan bertugas di ruangan ini. Apa benar ini
dengan Tn. D?
Pasien : Iya Sus, (sambil mengangguk)
Keluarga : Iya suster, ini dengan Tn D, suami saya.
Perawat : Oh iya kalau begitu. Bapak, saya di sini akan menanyakan beberapa pertanyaan
kepada bapak. Mohon dijawab dengan sebenar-benarnya ya, pak.
Pasien : Iya suster.
Perawat : Nah sekarang, apa yang bapak rasakan saat ini?

14
Pasien : Saya merasa nyeri suster. Kaki saya sakit pas di lukanya suster, nyerinya seperti
disayat-sayat,
Perawat : Baik, saya akan melakukan tindakan rawat luka kepada bapak, bapak tahan
sebentar ya pak lukanya,
Pasien : Iya Sus,
(Setelah melakukan bina hubungan saling percaya Perawat Lila melakukan tindakan rawat
luka)
Perawat : Permisi pak saya buka perbannya dulu (sambil memakai sarung tangan)
Pasien : Iya Sus silahkan
(Kemudian Suster Lila menginspeksi luka apakah terjadi infeksi pada luka dengan cara
menekan area sekitar luka dengan pinset apakah terdapat pus)
Perawat : Luka Bapak tidak ada infeksi sekarang saya akan membersihkan luka bapak.
Pasien : Iya Sus hati – hati ya sakit.
Perawat : Iya Pak saya akan berhati-hati, bila bapak merasa nyeri ambil napas dalam ya pak
lalu hembuskan pelan pelan melalui mulut.
Pasien : Iya Sus
(Perawat membersihkan luka dengan larutan Nacl 0,9 % dengan kasa steril dan pinset sampai
luka bersih dari kotoran dan darah, kemudian memberikan supratul pada luka dan
menutupnya dengan kasa steril dan hipavix)
Perawat : Sudah Pak lukanya sudah saya bersihkan dan saya balut kembali
Pasien :Iya Sus terimakasih
(Perawat membereskan alat yang sudah digunakan, dan cuci tangan)
Perawat : Sudah Pak silahkan bapak istirahat kembali, saya akan kembali ke Nurse Station
bila ada yang bapak perlukan silahkan pencet bel.
Pasien : Iya Sus terimakasih
Perawat : Iya Pak sama – sama. Assalamualaikum
(Perawat & Kepala Ruangan meninggalkan ruangan)

15
Di Nurse Station
Kepala ruangan : Suster F tolong ke ruangan saya sebentar
Perawat : Iya Bu

Di Ruang Kepala Ruangan


Kepala ruangan : Bagaimana Suster tadi tindakan rawat lukanya, apakah suster merasa sudah
benar melakukannya?
Perawat : Iya Bu saya rasa saya sudah melakukan prosedur dengan benar
Kepala ruangan : Suster tadi melakukan prosedur dengan baik namun, ada yang kurang dari
tindakan anda. Apakah tadi sebelum melakukan tindakan suster sudah cuci tangan 7
langkah?
Perawat : Astaghfirullah haladzim,, iya bu maaf saya lupa cuci tangan sebelum melakukan
rawat luka tadi, maaf bu tindakan berikutnya akan lebih saya perhatikan.
Kepala ruangan : Yaitu prosedur cuci tangan 7 langkah sebelum melakukan tindakan ke
pasien hal itu sangat penting guna mencegah infeksi pada luka pasien suster lila baik tidak
apa – apa jangan diulangi lagi ya, besok kita lakukan rawat luka lagi bersama saya
Perawat : Baik bu

Keesokan harinya
(Di Nurse Station)

Kepala ruangan : Nurse citra 30 menit lagi lakukan rawat luka lagi ya pada pasien A tolong
siapkan alatnya ya
Perawat : Baik Bu
(Kemudian perawat menyiapkan alat rawat luka Perawat Citra menyiapkan alat untuk
merawat luka, diantaranya : Kasa steril, Nacl, Pinset anatoni, Cucing, Bengkok, Supratul,
Hipavix, Sarung tangan, Gunting verband)
30 Menit Kemudian
Perawat : Ibu saya sudah menyiapkan alat untuk rawat luka
Kepala ruangan : Iya mari kita ke ruangan pasien,namun sbeelumnya mari kita mencuci
tangan 7 langkah untuk menghindari penularan infeksi nosocomial kepada pasien
Perawat : Iya bu (mereka melakukan cuci tangan 7 langkah dengan bimbingan dari kepala
ruangan)
Di ruang pasien :
16
Perawat & kepala ruangan : Asslamualaikum pak
Semua : Waalaikumsalam
Kepala ruangan : Pak bagaimana keadaan bapak hari ini? Apakah kakinya masih terasa
nyeri?
Pasien : Iya bu masih nyeri…
Kepala ruangan : Pak saya selaku kepala ruangan dan suster citra yang kemarin merawat
luka bapak hari ini (kepala ruang dan perawat sambil memakai sarung tangab)
Pasien : Iya bu Suster
Perawat : Permisi pak saya buka perbanya ya dulu ya
Pasien : Iya sus silahkan
Perawat : (Perawat membuka perban luka pasien, dan memeriksa apakah terjadi infeksi pada
luka) luka bapak tidak terjadi infeksi ,
Pasien : Iya Sus
Kepala ruangan : Saya akan membersihkan luka bapak, jika bapak merasa nyeri tahan ya pak
dengan mengambil napas dalam lalu hembuskan pelasn melalui mulut
Pasien : Iya Sus
(Lalu Kepala Ruang membersihkan luka dengan di asisteni oleh perawat, lalu pada luka
pasien diberi supratul dan ditutup lagi dengan kasa steril dan hipavix)
Perawat : Baik Pak sudah selesai rawat lukanya, sekarang bapak istiraht saja
(lalu perawat membersihkan alat, perawat dan kepala ruangan mencuci tangan 7 langkah)
Kepala ruangan : Baik Pak kami permisi dlu, jika ada yang bapak butuhkan silahkan pencet
bel.
Pasien : Iya Sus terimakasih
Kepala ruangan dan perawat : Assalamualaikum
Pasien : Waalaikumsalam

17
Di Nurse Station
Kepala ruangan : Suster F tadi kita sudah melakukan tindakan rawat luka bersama apakah
ada yang anda belum mengerti silahkan bertanya
Perawat : Saya sudah mengerti bu setelah melakukan tindakan dengan didampingi ibu secara
langsung seperti tadi, dan saya akan selalu melakukan cuci tangan 7 langkah sebelum dan
sesudah melakukan tindakan ke pasien guna mencegah terjadinya infeksi nosocomial
Kepala ruangan : Bagus Suster citra sekarang anda sudah mengerti dan bisa melakukan
prosedur tindakan dengan benar
Perawat : Terimakasih bu
Kepala ruangan : Iya sama-sama
(Kemudian Kepala Ruangan kembali ke ruangannya, dan perawat kembali bekerja)

18
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Supervisi keperawatan diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanankeperawatan di
rumah sakit, supervisi bukan berarti menghukum tetapi memberikan pengarahan dan
petunjuk agar perawat dapat menyelesaikan tugasnya secara efektif dan efisien.
Supervisor diharapkan mempunyai hubungan interpersonal yang memuaskan dengan
staf agar tujuan supervisi dapat tercapai untuk meningkatkan motivasi, kreativitas dan
kemampuan perawat yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kualitas
pelayanan keperawatan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika
http://riabhona.blogspot.co.id/2013/03/suvervisi-dalam-keperawatan.html
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://repository.usu.ac.id
/bitstream/123456789/20582/4/Chapter%2520II.pdf

20
SOP SUPERVISI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

PROSEDUR TETAP TGL. TERBIT STIKES dr.SOEBANDI

Pengertian Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan


peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar dapat
melaksanakan tugas kegiatan yang telah di tetapkan secara efisien
dan efektif

Tujuan Memberikan bantuan kepada bawahan secara langsung sehingga


dengan bantuan tersebut bawahan akan memiliki bekal yang cukup
untuk dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil yang
baik
Petugas Perawat
Persiapan alat 1. Persiapan alat
a. Alat tulis
b. SOP
c. Format penilaian supervisi
2. Persiapan perawat
a. Kelompok dalam keadaan siap
b. Kelompok yang bertugas menyiapakan alat untuk
melakukan tindakan sesuai dengan SOP
3. Persiapanpasien
Pasien dalam kondisi stabil dan tenang
1. Persiapan
Prosedur a. Supervisior mempersiapkan format supervisi yang

21
22
23
24
25

Anda mungkin juga menyukai