Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN KEPERAWATAN

ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING


Dosen Pengampu: Ana Nur Hikmawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4

1. Emi Suhadak (04164352)


2. Erlita Kundartiari (04164353)
3. Hidayati Indah Sari (04164357)
4. Indah Sri Rohani (04164360)
5. Nuryati (04164371)
6. Sari purwanti (04164378)
7. Sofia (04164383)
8. Yanti susilawati (04164389)

PROGRAM STUDI SI ILMU KEPERAWATAN


STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan berkat serta
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Discharge Planning”.
Makalah ini disusun sebagai pertanggung jawaban dalam menyelesaikan tugas mata kuliah
Manajemen Keperawatan.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan jalan kemudahan dan segalanya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan lancar.
2. Anna Nurhikmawati, M.Kep selaku dosen pengajar Manajemen Keperawatan yang telah
membimbing kami sehingga kami bisa menyusun makalah ini secara objektif.
Kami meyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, agar penyusunan makalah ini
dapat menjadi lebih baik lagi ke depannya.

Yogyakarta, 21 Mei 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang......................................................................................................... 4
1.2Rumusan Masalah................................................................................................... 4
1.3Tujuan...................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1Definisi Discharge Planning.................................................................................... 6
2.2Tujuan Discharge Planning..................................................................................... 6
2.3Pemberi Layanan Discharge Planning..................................................................... 6
2.4Penerima Discharge Planning.................................................................................. 7
2.5Jenis Discharge Planning......................................................................................... 7
2.6Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Discharge Planning....................................... 7
2.7Prinsip Discharge Planning..................................................................................... 9
2.8Komponen/Unsusr Discharge Planning.................................................................. 9
2.9Pelakasanaan Discharge Planning dan Proses Keperawatan................................... 9
2.10Persiapan Sebelum Hari Kepulangan Pasien......................................................... 10
2.11Pada Hari Kepulangan Pasien............................................................................... 11
2.12Keberhasilan Discharge Planning ........................................................................ 12
BAB III ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING........................................................ 13
BAB IV PENUTUP............................................................................................................ 23
3.1Kesimpulan ……………………………………………………………………... 23
3.2Saran ……………………………………………………………………............. 23
Daftar Pustata…………………………………………………………………………… 24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan pulang (discharge planning) akan menghasilkan sebuah hubungan yang
terintegrasi yaitu antara keperawatan yang diterima pada waktu di rumah sakit dengan
keperawatan yang diberikan setelah pasien pulang. Keperawatan di rumah sakit akan
bermakna jika dilanjutkan dengan ners dirumah. Namun sampai dengan saat ini,
perencaan pulang bagi pasien yang dirawat di rumah sakit belum optimal dilaksanakan,
dimana peran keperawatan terbatas pada kegiatan rutinitas saja yaitu hanya berupa
informasi kontrol ulang. Pasien yang memerlukan keperawatan kesehatan dirumah,
konseling kesehatan atau penyuluhan, dan pelayanan komunitas tetapi tidak dibantu
dalam upaya memperoleh pelayanan sebelum pemulangan sering kembali ke ruang
kedaruratan dengan masalah minor, seringkali diterima kembali dalam waktu 24jam
sampai 48jam, dan kemudian pulang kembali.
Discharge planning keperawatan merupakan komponen yang terkait dengan rentang
keners. Rentang keperawatan sering pula disebut dengan keperawatan berkelanjutan
yang artinya keperawatan yang dibutuhkan oleh pasien dimanapun pasien berada.
Kegagalan untuk memberikan dan mendokumentasikan perencanaan pulang akan
beresiko terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi fisik. Dalam
perencaan pulang diperlukan komunikasi yang baik terarah, sehingga aoa yang
disampaikan dapat mengerti dan berguna untuk keperawatan dirumah.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah manajemen discharge planning?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan manajemen discharge planning
1.3.2 Tujuan Khusus
1 Mengidentifikasi Pengertian Discharge Planning
2 Mengidentifikasi Tujuan Discharge Planning
3 Mengidentifikasi Struktur
4 Mengidentifikasi Prinsip

4
5 Mengidentifikasi Proses
6 Mengidentifikasi Pengetahuan
7 Mengidentifikasi Keuntungan discharge planning
8 Mengidentifikasi Justifikasi metode discharge planning

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Definisi Discharge Planning


Discharge planning (perencanaan pulang) adalah serangkaian keputusan dan aktivitas
aktivitasnya yang terlibat dalam pemberian asuhan keperawatan yang kontinu dan
terkoordinasi ketika pasien dipulangkan dari lembaga pelayanan kesehatan.
Discharge planning didefenisikan sebagai proses mempersiapkan pasien untuk
meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain di dalam atau di luar suatu agen
pelayanan kesehatan umum.

2.2Tujuan Discharge Planning


Tujuan dilakukannya discharge planning adalah:
a. Untuk mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis untuk di
transfer ke rumah atau ke suatu lingkungan yang dapat disetujui.
b. Menyediakan informasi tertulis dan verbal kepada pasien dan pelayanan kesehatan
untuk mempertemukan kebutuhan mereka dalam proses pemulangan.
c. Memfasilitasi proses perpindahan yang nyaman dengan memastikan semua fasilitas
pelayanan kesehatan yang diperlukan telah dipersiapkan untuk menerima pasien.
d. Mempromosikan tahap kemandirian yang tertinggi kepada pasien dan keluarga dengan
menyediakan serta memandirikan aktivitas perawatan diri.

2.3Pemberi Layanan Discharge Planning


Proses discharge planning harus dilakukan secara komprehensif dan melibatkan
multidisiplin, mencakup semua pemberi layanan kesehatan yang terlibat dalam memberi
layanan kesehatan kepada pasien. Seseorang yang merencanakan pemulangan atau
koordinator asuhan berkelanjutan (continuing care coordinator) adalah staf rumah sakit
yang berfungsi sebagai konsultan untuk proses discharge planning bersamaan dengan
fasilitas kesehatan, menyediakan pendidikan kesehatan dan memotivasi staf rumah sakit
untuk merencanakan serta mengimplementasikan discharge planning. Seorang discharge
planners bertugas membuat rencana, mengkoordinasikan, memonitor dan memberikan
tindakan dan proses kelanjutan perawatan.

6
Discharge planning ini menempatkan perawat pada posisi yang penting dalam proses
perawatan pasien dan dalam tim discharge planner rumah sakit, karena pengetahuan dan
kemampuan perawat dalam proses keperawatan sangat berpengaruh dalam memberikan
kontinuitas perawatan melalui proses discharge planning.

2.4Penerima Discharge Planning


Setiap pasien yang dirawat di rumah sakit memerlukan discharge planning atau
rencana pemulangan. Pasien dan seluruh anggota keluarga harus mendapatkan informasi
tentang semua rencana pemulangan. Discharge planning atau rencana pemulangan tidak
hanya melibatkan pasien tapi juga keluarga, teman-teman, serta pemberi layanan
kesehatan dengan catatan bahwa pelayanan kesehatan dan sosial bekerja sama.

2.5Jenis Discharge Planning


Discharge planning dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Pulang sementara atau cuti (conditioning discharge). Keadaaan pulang ini dilakukan
apabila kondisi klien baik dan tidak terdapat komplikasi. Klien untuk sementara
dirawat di rumah namun harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau Puskesmas
terdekat.
b. Pulang mutlak atau selamanya (absolute discharge). Cara ini merupakan akhir dari
hubungan klien dengan rumah sakit. Namun apabila klien perlu dirawat kembali, maka
prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.
c. Pulang paksa (judicial discharge). Kondisi ini klien diperbolehkan pulang walaupun
kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi klien harus dipantau
dengan melakukan kerjasama dengan perawat puskesmas terdekat.

2.6Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Discharge Planning


Faktor yang berasal dari perawat yang mempengaruhi keberhasilan dalam pemberian
pendidikan kesehatan adalah sikap, emosi, pengetahuan dan pengalaman masa lalu, yakni:
a. Sikap yang baik yang dimiliki perawat akan mempengaruhi penyampaian informasi
kepada pasien, sehingga informasi akan lebih jelas untuk dapat dimengerti pasien.
b. Pengendalian emosi yang dimiliki perawat merupakan faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan pendidikan kesehatan. Pengendalian emosi yang baik akan mengarahkan
perawat untuk lebih bersikap sabar, hati-hati dan telaten. Dengan demikian informasi
yang disampaikan lebih mudah diterima pasien.
7
c. Pengetahuan adalah kunci keberhasilan dalam pendidikan kesehatan. Perawat harus
memiliki pengetahuan yang cukup untuk memberikan pendidikan kesehatan.
Pengetahuan yang baik juga akan mengarahkan perawat pada kegiatan pembelajaran
pasien. Pasien akan semakin banyak menerima informasi dan informasi tersebut sesuai
dengan kebutuhan pasien.
d. Pengalaman masa lalu perawat berpengaruh terhadap gaya perawat dalam memberikan
informasi sehingga informasi yang diberikan akan lebih terarah sesuai dengan
kebutuhan pasien. Perawat juga lebih dapat membaca situasi pasien berdasarkan
pengalaman yang mereka miliki.
Sedangkan faktor yang berasal dari pasien yang mempengaruhi keberhasilan dalam
pemberian pendidikan kesehatan:
a. Motivasi adalah faktor batin yang menimbulkan, mendasari dan mengarahkan pasien
untuk belajar. Bila motivasi pasien tinggi, maka pasien akan giat untuk mendapatkan
informasi tentang kondisinya serta tindakan yang perlu dilakukan untuk melanjutkan
pengobatan dan meningkatkan kesehatannya.
b. Sikap positif pasien terhadap diagnosa penyakit dan perawatan akan memudahkan
pasien untuk menerima informasi ketika dilakukan pendidikan kesehatan.
c. Emosi yang stabil memudahkan pasien menerima informasi, sedangkan perasaan
cemas akan mengurangi kemampuan untuk menerima informasi.
d. Kesehatan fisik pasien yang kurang baik akan menyebabkan penerimaan informasi
terganggu.
e. Tahap perkembangan berhubungan dengan usia. Semakin dewasa usia kemampuan
menerima informasi semakin baik dan didukung pula pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya.
f. Kemampuan dalam belajar yang baik akan memudahkan pasien untuk menerima dan
memproses informasi yang diberikan ketika dilakukan pendidikan kesehatan.
Kemampuan belajar seringkali berhubungan dengan tingkat pendidikan yang dimiliki.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang umumnya kemampuan belajarnya juga
semakin tinggi.

8
2.7Prinsip Discharge Planning
1. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan dan kebutuhan
dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi. Kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah yang
mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti, sehingga kemungkinan masalah yang
mungkin timbul di rumah dapat segera diantisipasi.
3. Perencanaa pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan pulang merupakan
pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama.
4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang ada. Tindakan
atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan dengan pengetahuan
dari tenaga yang tersedia atau fasilitas yang tersedia di masyarakat.
5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan. Setiap pasien
masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus dilakukan.

2.8Komponen/Unsusr Discharge Planning


1. Identifikasi dan kaji apa yang kebutuhan pasien yang harus dibantu pada discharge
planning
2. Kolaborasikan bersama pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya untuk
memfasilitasi dilakukannya discharge planning
3. Mengajarkan kepada pasien dan keluarga tentang strategi pencegahan agar tidak
terjadi kekambuhan atau komplikasi
4. Rekomendasikan beberapa pelayanan rawat jalan atau rehabilitasi pada pasien dengan
penyakit kronis
5. Komunikasi dan koordinasikan dengan tim kesehatan lainnya tentang langkah atau
rencana dari discharge planning yang akan dilakukan.

2.9Pelakasanaan Discharge Planning dan Proses Keperawatan


Proses discharge planning memiliki kesaman dengan proses keperawatan. Kesamaan
tersebut bisa dilihat dari adanya pengkajian pada saat pasien mulai di rawat sampai dengan
adanya evaluasi serta dokumentasi dari kondisi pasien selama mendapatkan perawatan di
rumah sakit. Pelaksanaan discharge planning secara lebih lengkap dapat di urut sebagai
berikut:
a. Sejak waktu penerimaan pasien, lakkukan pengkajian tentang kebutuhan pelayanan
kesehatan untuk pasien pulang, dengan menggunakan riwayat keperawatan, rencana
9
perawatan dan pengkajian kemampuan fisik dan fungsi kognitif yang dilakukan secara
terus menerus.
b. Kaji kebutuhan pendidikan kesehatan untuk pasien dan keluarga yang berhubungan
dengan terapi di rumah, hal-hal yang harus dihindarkan akibat dari gangguan kesehatan
yang dialami, dan komplikasi yang mungkiin terjadi.
c. Bersama pasien dan keluarga, kaji faktor-faktor lingkungan di rumah yang dapat
mengganggu perawatan diri (contoh: ukuran kamar, lebar jalan, langkah, fasilitas kamar
mandi). (Perawat yang melakukan perawatan di rumah hadir pada saat rujukan
dilakukan, untuk membantu pengkajian).
d. Berkolaborasi dngan dokter dan disiplin ilmu yang lain dalam mengkaji perlunya
rujukan untuk mendapat perawatan di rumah atau di tempat pelayanan yang lainnya.
e. Kaji penerimaan terhadap masalah kesehatan dan larangan yang berhubungan dengan
masalah kesehatan tersebut.
f. Konsultasi dengan anggota tim kesehatan lain tentang berbagai kebutuhan klien setelah
pulang.
g. Tetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, lakukan implementasi rencana
keperawatan. Evaluasi kemajuan secara terus menerus. Tentukan tujuan pulang yang
relevan, yaitu sebagai berikut:
1) Pasien akan memahami masalah kesehatan dan implikasinya.
2) Pasien akan mampu memenuhi kebutuhan individualnya.
3) Lingkungan rumah akan menjadi aman
4) Tersedia sumber perawatan kesehatan di rumah.

2.10Persiapan Sebelum Hari Kepulangan Pasien


a. Anjurkan cara-cara untuk merubah pengaturan fisik di rumah sehingga kebutuhan
pasien dapat terpenuhi.
b. Berikan informasi tentang sumber-sumber pelayanan kesehatan di masyarakat kepada
pasien dan keluarga.
c. Lakukan pendidikan untuk pasien dan keluarga sesegera mungkin setelah pasien di
rawat di rumah sakit (contoh: tanda dan gejala, komplikasi, informasi tentang obat-
obatan yang diberikan, penggunaan perawatan medis dalam perawatan lanjutan, diet,
latihan, hal-hal yang harus dihindari sehubungan dengan penyakit atau oprasi yang
dijalani). Pasien mungkin dapat diberikan pamflet atau buku.

10
2.11Pada Hari Kepulangan Pasien
Biarkan pasien dan keluarga bertanya atau berdiskusi tentang berbagai isu berkaitan
dengan perawatan di rumah (sesuai pilihan).
a. Periksa order pulang dari dokter tentang resep, perubahan tindakan pengobatan, atau
alat-alat khusus yang diperlukan pesan harus ditulis sedini mungkin).
b. Tentukan apakah pasien atau keluarga telah mengatur transportasi untuk pulang ke
rumah.
c. Tawarkan bantuan ketika pasien berpakaian dan mempersiapkan seluruh barang-
barang pribadinya untuk dibawa pulang. Berikan privasi jika diperlukan.
d. Periksa seluruh kamar mandi dan lemari bila ada barang pasien yang masih tertinggal.
Carilah salinan daftar barang-barang berharga milik kpasien yang telah ditandatangani
dan minta satpam atau administrator yang tepat untuk mengembalikan barang-barang
berharga tersebut kepada pasien. Hitung semua barang-barang berharga yang ada.
e. Berikan pasien resep atau obat-obatan sesuai dengan pesan dokter. Periksa kembali
instruksi sebelumnya.
f. Hubungi kantor keuangan lembaga untuk menentukan apakah pasien masih perlu
membayar sisa tagian biaya. Atur pasien atau keluarga untuk pergi ke kantor tersebut.
g. Gunakan alat pengangkut barang untuk membawa barang-barang pasien.
h. berikan kursi roda untuk pasien yang tidak bisa berjalan sendiri. Pasien yang
meninggalkan rumah sakit dengan mobil ambulans akan dipindahkan dengan kereta
dorong ambulans.
i. Bantu pasien pindah ke kursi roda atau kereta dorong dengan mengunakan mekanika
tubuh dan teknik pemindahan yang benar. Iringi pasien masuk ke dalam lembaga
dimana sumber transaportasi merupakan hal yang diperhatikan.
j. Kunci kursi roda. Bantu pasien pindah ke mobil atau alat transportasi lain. Bantu
keluarga memindahkan barang-barang pribadi pasien ke dalam kendaraan tersebut.
k. Kembali ke unit dan beritahukan departemen penerimaan dan departemen lain yang
berwenang mengenai waktu kepulangan pasien.
l. Catat kepulangan pasien pada format ringkasan pulang. Pada beberapa institusi pasien
akan menerima salinan dari format tersebut.
m. Dokumentasikan status masalah kesehatan saat pasien pulang.

11
2.12Keberhasilan Discharge Planning
Sebuah discharge planning dikatakan baik apabila pasien telah dipersiapkan untuk
pulang, pasien telah mendapatkan penjelasan-penjelasan yang diperlukan, serta instruksi-
instruksi yang harus dilakukan, serta apabila pasien diantarkan pulang sampai ke mobil
atau alat transportasi lainnya. Kesuksesan tindakan discharge planning menjamin pasien
mampu melakukan tindakan perawatan lanjutan yang aman dan realistis setelah
meninggalkan rumah sakit.
Discharge planning yang berhasil adalah suatu proses yang terpusat terkoordinasi dan
terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang memberi kepastian bahwa pasien mempunyai suatu
rencana untuk memperoleh perawatan yang berkelanjutan setelah meninggalkan rumah
sakit. Discharge planning membantu proses transisi pasien dari satu lingkungan ke
lingkungan yang lain. Proses tersebut dapat dilihat keberhasilannya dengan beberapa
indicator.
Indikator hasil yang diperoleh harus ditujukan untuk keberhasilan discharge
planning pasien, yaitu:
a. Pasien dan keluarga memahami diagnosa, antisipasi tingkat fungsi, obatobatan dan
tindakan pengobatan untuk kepulangan, antisipasi keperawatan tingkat lanjut, dan
respon ynag diambil pada kondisi kedaruratan.
b. Pendidikan khusus diberikan kepada pasien dan keluarga untk memastikan perawatan
yang tepat setelah klien pulang.
c. Sistem pendukung di masyarakat dikoordinasikan agar memungkinkan pasien untuk
kembali ke rumahnya dan untuk membantu klien dan keluarga membuat koping
terhadap perubahan dalam status kesehatan pasien.
d. Melakukan relokasi pasien dan koordinasi sistem pendukung atau memindahkan
pasien ke tempat pelayanan kesehatan lain.

12
BAB III
ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING

ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING I


A. Pelaksanaan Kegiatan :
Topik : Discharge planning perawatan klien dengan diagnosa medis Diabetes
Melitus dengan Luka Gangren
Hari/tanggal : selasa, ….. 2019
Waktu : 08.00
Tempat : Ruang mawar
Pelaksana : Karu, Katim, PA
Sasaran : Klien dan keluarga klien
(Nursalam, 2011)

B. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : sofia
Ketua Tim : sari purwanti
Dokter : erlita
Perawat Pelaksana : nuryati
Perawat 1 : hidayati
Keluarga Pasien : emi suhadak

C. Instrumen
a. Status klien
b. Format discharge planning (terlampir)
c. Leaflet (terlampir)
d. Obat-obatan, hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang

13
D. Mekanisme Kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1) Karu mengucapkan salam kemudian 10 Menit Ruang KARU
menanyakan bagaimana persiapan Ketua
KARU
Tim untuk pelaksanaan discharge
planning
2) Ketua Tim sudah siap dengan status klien
KATIM
dan format discharge planning
3) Menyebutkan masalah-masalah klien KATIM
4) Menyebutkan hal-hal yang perlu
KATIM
diajarkan pada klien dan keluarga.
5) Karu memeriksa kelengkapan discharge
planning
Pelaksanaan 1) Karu membuka acara discharge planning 30 Menit Bed KARU,
2) Ketua Tim dibantu PA menyampaikan
Pasien KATIM,
pendidikan kesehatan, dan menjelaskan
tentang : PA
a. Memotivasi pasien untuk mematuhui
diet yang sudah ditetapkan yaitu
rendah lemak, rendah glukosa, tinggi
serat sebagai cara efektif untuk
mengendalikan lemak darah, gula
darah dan kolesterol.
b. Menjelaskan tanda-tanda hipoglikemi
(kadar gula darah turun) seperti
mengantuk, binggung, lemas, keringat
dingi, mula muntah.
c. Menjelaskan pentingnya merawat kaki
dan mencegah luka seperti tidak
memakai sepatu yang sempit harus
memakai alas kaki, hindari kulit yang
lembab
d. Jaga luka tetap bersih dan kering
e. Hindari penekanan yang lama pada
kaki yang luka
f. Menganjurkan tetap untuk kontrol
gula darah secara rutin
g. Menjelaskan jangan menghentikan
terapi obat tanpa konsultasi dengan
dokter
h. Minum obat secara teratur
i. Informasi kepada klien tentang
perawatan kaki
 Anjurkan pada klien dan keluarga
untuk membersihkan kaki dengan
sabun terutama disela-sela jari

14
 Potong kuku jari kaki mengikuti
lekukkan jari kaki jangan
memotong kuku berbentuk lurus
pada tepinya karena dapat
menyebabkan tekanan pada jari-jari
yang berdekatan
 Hati-hati saat mengikir tepi kuku
yang kasar untuk mencegah
kerusakan kuku
 Hindari merendam kaki berlama-
lama dan mengunakan air panas
 Gunakan pelembab untuk kulit
yang kering
 Pakai kaos kaki yang terawat dari
bahan kualitas baik
 Anjurkan klien untuk melakukan
latihan kaki untuk mempertahankan
sirkulas

j. Informasi kepada klien mengenai alas


kaki
 Hindari berjalan tanpa alas kaki
 Anjurkan klien untuk memakai
sepatu yang pas, tidak sempit
 Periksa sepatu dari benda asing
setiap hari
 Hindari memakai kaos kaki yang
sempit
 Gunakan sepatu yang terbuat dari
bahan yang menyerap
 Ganti sepatu bila sudah rusak
3) Ketua Tim menanyakan kembali kepada
klien dan keluarga tentang materi yang
telah disampaikan
4) Ketua Tim mengucapkan terima kasih
5) Pendokumentasian
6) Timbal balik antara Karu, Ketua Tim, PA
dengan keluarga klien
Penutup Karu memberikan pujian dan masukan atau 2 menit Ruang KARU
saran kepada Ketua Tim dan PA
KARU

15
DIALOG SKENARIO ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING

Kepala Ruangan : sofia


Ketua Tim : Sari purwanti
Perawat Pelaksana : nuryati
Perawat 1 : hidayati
Dokter : erlita
Keluarga Pasien : Emi suhadak

Pada tanggal ….. datang seorang pasien bernama Ny.Y di Ruang Penyakit Dalam melati
RSUD Cipta Kenangan Yogyakarta, dengan diagnosa medis Diabetes melitus dengan luka
Gangren di tungkai kaki sebelah kiri.

Karu ( sofia) : “selamat pagi bu ?”


Pasien ( yanti) : “pagi sus”
Karu (sofia) : “selamat datang di Rs cipta kenangan yogyakarta, saya perawat sofia
kepala ruangan di ruangan ini dan ini perawat nuryati yang bertugas
pada pagi ini, mohon maaf dengan ibu siapa ?”
Pasien (yanti ) :” ibu yanti”
PP (nuryati) :”baik ibu yanti, apa yang anda keluhkan pada pagi hari ini ?”
Pasien (yanti) :”lemas, dan pusing sekali sus”
PP (nuryati ) :” ada lagi selain
Pasien (yanti) :” tidak ada sus”
Karu ( sofia ) :”o.. gitu ya bu, nanti dokter yang akan menangani ibu akan segera
datang.

Sambil menunggu dokter, karena disini ibu baru datang perawat nuryati akan mengenalkan
ibu dengan keluarga mengenai peraturan dan fasilitas yang ada di ruangan ini. Tujuannya
untuk menjaga kenyaman ibu selama dirawat disini, apakah ibu bersedia?”

Pasien (yanti) :”iya, boleh”


PP (nuryati) :”baiklah ibu, waktunya tidak lama sekitar 10 menit saja, ibu bisa
dengan tetap berbaring di tempat tidur”

16
PP (nuryati) :”sebelumnya saya akan membacakan peraturan untuk ruangan ini
terlebih dahulu, pertama mengenai jam kunjung, di RS ini, jam
kunjungan dibatasi karena untuk menjaga kenyamanan klien. Jam
kunjungan pagi jam 09.00 samapai jam 11.00, kunjungan sore dari
jam 14.00 sampai jam 17.00, pengunjung yang masuk ruangan
maksimal 2 orang, jadi apabila ada kerabat keluarga ibu yng
berkunjung lebih dari 2 orang disediakan ruangan untuk bergantian
menjenguk. Sebelum dilanjutkan ada yang ingin ditanyakan ?”
Pasien (yanti) :” sementara tidak ada sus”
PP (nuryati) :”baiklah kalau begitu kita lanjut ya bu. Selanjutnya saya akan
mengenalkan lingkungan dan fasilitas yang ada diruangan ini. Tempat
tidur ini bisa dinaikkan bagian atas dan bawahnya, ini ada
pemutarannya yang sebelah kanan untuk menaikkan bagian kaki dan
yang kiri untuk menaikkan bagian kepala. Disebelah kanan TT ada
lemari kecil disana nanti bisa dipakai untuk menyimpan pakaian ganti
untuk ibu dan keluarga. Dibagian kiri dekat pintu ada kamar mandi,
jadi nanti ibu bisa mandi atau buang air disini. Diatas TT ada bel, jika
ibu membutuhkan sesuatu atau jika pada keadaan darurat silahkan
menekan bel. Selain itu diruangan ini tidak diperkenankan merokok
dan mohon bantuananya untuk menjaga kebersihan ruangan untuk
kenyamanan bersama. Bagaimana ada yang ingin ditanyakan ?”
Pasien (yanti) :”tidak ada sus, sudah cukup jelas”
PP (nuryati) :”baiklah kalau begitu ibu istirahat dulu, nanti 10 menit lagi dokter
akan kesini untuk memeriksa keadaan ibu”
Pasien (yanti) :”iya sus, terima kasih”
PP (nuryati) :”sama-sama bu, terima kasih atas kerjasamanya. Saya permisi dulu
ya bu?”
Pasien (yanti) :”iya sus”

Setelah 10 menit kemudian dokter visite memeriksa pasien yanti. Setelah selesai diperiksa
PP menyampaikan: kemungkinan penyakit pasien, perkiraan lama pasien dirawat, intervensi
keperawatan/medis yang biasa dilakukan di ruangan, biaya perawatan,

17
PP (nuryati) :”selamat pagi bu yanti?”
Pasien (yanti) :”selamat pagi sus”
PP (nuryati) :”bagaimana perasaan ibu setelah diperiksa dokter?”
Pasien (yanti) :”baik sus, pusingnya sedikit berkurang”
PP (nuryati) :”o. Gitu ya bu. Baik bu yanti disini saya akan meyampaikan
kemungkinan penyakit ibu yaitu DM, perkiraan perawatan ibu
diruangan ini selama 1 minggu, kemudian untuk tindakan yang
biasanya dilakukan untuk pasien seperti kondisi ibu adalah rawat
luka karena luka dikaki ibu apabila tidak dirawat akan semakin
parah dan sulit sembuh. Untuk biaya keperawatan dan lain-lain
seperti obat dan alat nanti akan direkap diruangan dan diserahkan
ke keluarga ibu untuk dilunasi, bagaimana bu yanti, apakah sudah
jelas?”
Pasien (yanti) :”iya sus sudah cukup jelas”
PP (nuryati) :”baik ibu yanti, selain saya nanti juga ada perawat Hidayati yang
akan merawat ibu selama diruangan ini. Untuk perawat hidayati nanti
akan merawat ibu pada dinas sore, nanti akan saya perkenalkan ya
bu”
Pasien (yanti) :”iya sus”
PP (nuryati) :”baik bu yanti, silahkan istirahat kembali, dan terima kasih atas
kerjasamanya”
Pasien (yanti) :”baik sus”

Sebelum dinas sore dimulai, PP merencanakan dan mendelegasikan tindakan keperawatan


kepada PA untuk dinas siang.
Setelah 6 hari dirawat pasien yanti diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah membaik.
Untuk itu Karu beserta TIM di Ruang Melati akan melakukan tindakan Discharge Planning.

Tahap Persiapan di ruang Karu

Karu :”selamat pagi rekan-rekan, agenda kita pagi hari ini untuk pasien Wahyu adalah
melakukan Discharge Planning karena kondisi pasien sudah membaik dan
memungkinkan untuk perawatan dirumah, Bagaimana persiapan katim/PP dari
pasien wahyu?”
18
PP/Katim :”baik, untuk persiapan discharge lanning pada pasien wahyu sudah siap. Status
pasien dan format discharge planning sudah dipersiapkan.
Untuk masalah pada pasien saat ini adalah luka pada kaki sebelah kiri pasien
yang memungkinkan untuk kambuh kembali sehingga perlu diinformasikan
kepada pasien dan keluraga mengenai diet, tempat kontrol, cara perawatan kaki
dirumah, dan tanda-tanda terjadi kekambuhan dan kegawatan pada pasien”
Karu :”baik, terima kasih untuk katim. Untuk coba berkas2nya saya periksa dulu”
PP :”baik pak ini berkas2nya beserta format discharge planningnya”

Setelah Karu memeriksa kelengkapan berkas, Karu beserta TIM ke ruangan pasien untuk
melakukan discharge planning

Tahap pelaksanaan

Karu :”selamat pagi ibu yanti, bagaimana kabar ibu yanti hari ini?”
Pasien :”selamat pagi bu. Alhamdulillah semakin baik”
Karu :”alhamdulilah, hari ini ada kabar gembira untuk ibu. Jadi hari ini ibu
diperbolehkan untuk pulang. Namun sebelum pulang keluarga harus mengurus
administrasi”
Pasien :”mohon maaf bu untuk administrasinya sudah diurus semua, ini berkas2nya”
Karu :”o.. baik, bagus sekali kalau begitu. Namun ada satu hal lagi yang perlu
dilakukan terkait dengan kepulangan ibu. Ini nanti suster nuryati dan hidayati
akan menyampaikan hal-hal yang terkait dengan perawatan ibu dirumah,
bagaimana apakah bapak bersedia?”
Pasien :”iya bu, boleh. Silahkan”
PA :”baik bu disini sya akan menyampaikan beberapa hal, yaitu yang pertama :
1) ibu harus mematuhui diet yang sudah ditetapkan yaitu rendah lemak,
rendah glukosa, tinggi ini untuk mengendalikan lemak darah, gula darah
dan kolesterol. (beras merah, hindari asin, jeroan, masakan bersantan, dan
olah raga yang teratur)
2) Tanda-tanda hipoglikemi (kadar gula darah turun) seperti mengantuk,
binggung, lemas, keringat dingi, mula muntah maka ibu harus segera
mencari bantuan untuk segera ke yankes.

19
3) Perawatan kaki dan mencegah luka baru seperti tidak memakai sepatu yang
sempit harus memakai alas kaki, hindari kulit yang lembab.
4) Jaga luka tetap bersih dan kering
5) Hindari penekanan yang lama pada kaki yang luka
6) Tetap kontrol gula darah secara rutin
7) Jangan menghentikan terapi obat tanpa konsultasi dengan dokter
8) Minum obat secara teratur

PA :”bagaimana ada yang ditanyakan bu ?”


Pasien :”tidak ada sus”
PP :”baik kalau tidak ada, kita lanjutkan bu ya, selain yang disampaikan perawat
hidayati tadi hal ini juga perlu ibu dan kelurga ketahui, yaitu:
1. Cara perawatan kaki
 ibu sendiri atau bisa dibantu keluarga harus membersihkan kaki dengan
sabun terutama disela-sela jari
 potong kuku jari kaki mengikuti lekukkan jari kaki jangan memotong
kuku berbentuk lurus pada tepinya karena dapat menyebabkan tekanan
pada jari-jari yang berdekatan
 hati-hati saat mengikir tepi kuku yang kasar untuk mencegah kerusakan
kuku
 hindari merendam kaki berlama-lama dan mengunakan air panas
 gunakan pelembab untuk kulit yang kering
 pakai kaos kaki yang terawat dari bahan kualitas baik
 latihan kaki untuk mempertahankan sirkulasi
2. Mengenai alas kaki
 hindari berjalan tanpa alas kaki
 pakai sepatu yang pas, tidak sempit
 periksa sepatu dari benda asing setiap hari
 hindari memakai kaos kaki yang sempit
 gunakan sepatu yang terbuat dari bahan yang menyerap
 ganti sepatu bila sudah rusak
PP :”bagaimana bu sudah jelas?”
Pasien :”sudah sus”
PP :”coba ibu ulangi lagi”
20
Pasien menyampaikan kembali materi yang telah diajarkan dengan baik

PP :”bagus sekali ibu yanti, saya kira ibu cukup paham dengan apa yang
disampaikan oleh perawat. Terima kasih atas kerjasamanya.”
Pasien :”iya sus, sama-sama”
Karu :”baik bu yanti, saya kira semua sudah disampaikan dan ibu sudah paham.
Sekarang ibu dan keluarga diperbolehkan untuk bersiap-siap meninggalkan
ruangan ini. Dan kami mohon maaf apabila selama perawatan ibu disini ada
yang kurang. Semoga ibu sehat selalu.”
Pasien :”iya bu, tidak apa-apa. Terima kasih banyak”
Karu :”iya bu sama-sama. selamat pagi bu”
Pasien :”selamat pagi”

Kemudian Karu dan TIM kembali keruangan

Tahap penutup

Karu :”terima kasih atas kerjasama rekan-rekan semua, saya kira untuk kegiatan
discharge planning pada pagi hari ini cukup bagus, namun saya harap untuk
kedepannya lebih ditingkatkan lagi untuk kenyamanan dan kepuasan pasien dan
kelurga”
PP/PA :”baik bu”.
Karu :”baik selamat bertugas kembali, dan tetap jaga diri dan semangat”
PP/PA :” baik bu”

21
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan
pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses
penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa
siap untuk kembali ke lingkungannya. Discharge Planning menunjukkan beberapa proses
formal yang melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk mengatur perpindahan
sekelompok orang kekelompok lainnya.
Perawat adalah salah satu anggota team Discharge Planner, dan sebagai discharge
planner perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan data yang
berhubungan untuk mengidentifikasi masalah actual dan potensial, menentukan tujuan
dengan atau bersama pasien dan keluarga, memberikan tindakan khusus untuk mengajarkan
dan mengkaji secara individu dalam mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi
pasien secara optimal dan mengevaluasi kesinambungan Asuhan Keperawatan.

3.2 Saran
Dengan diselesaikannya tugas ini, penyusun mengetahui bahwa masih banyak
kekurangan dalam menyusun tugas mata kuliah manajemen keperawatan yang berjudul
“Discharge Planning”. Untuk itu, penyusun berharap mendapatkan kritik dan saran
yang membangun agar dalam penyusunan tugas yang akan datang bisa lebih baik dari
yang saat ini.

22
DAFTAR PUSTAKA

A Potter & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktik Volume 1. Alih bahasa: Yasmin Asih et al. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktek Keperawatan
Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

23

Anda mungkin juga menyukai