Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL

DISCARGE PLANING MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG PAVILIUN BIMA RSUD JOMBANG

Oleh Kelompok III :


1. Fendi,S.Kep (7420007)
2. Aisyah,S.Kep (7421005)
3. Nurul Malikhatun,S.Kep (7421022)
4. Vilasufah Zayn,S.Kep (7421003)
5. M.Zainul A,S.Kep (7420029)
6. Dede Ri’ayatul M,S.Kep (7421014)
7. Vivi Virizqi A,S.Kep (7421001)
8. Siti Khalila,S.Kep (7421017)
9. Melinda Selly A.S,S.Kep (7421004)

PROGRAM STUDI PRODI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM JOMBANG
2021-2022
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal kegiatan discharge planning praktek profesi manajemen keperawatan di


paviliun BIMA RSUD Jombang.

Telah disetujui pada :

Hari : Sabtu
Tanggal : 26 Februari 2022
Tempat : Ruangan paviliun BIMA RSUD Jombang
Jombang,
Penanggung Jawab

Nurul Malikhatun Nisa’


7421022

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik Pav.BIMA
Profesi Ners FIK UNIPDU JOMBANG RSUD Kab.Jombang

Mukhoirotin,S.Kep.,Ns.M.Kep Niken Sri Wahyuni,S.Kep,.Ns


NIPY : 11010901083 NIP : 196008272005122005
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan pulang (discharge planning) akan menghasilkan sebuah


hubungan yang terintegrasi yaitu antara keperawatan yang diterima pada waktu di
rumah sakit dengan keperawatan yang diberikan setelah pasien pulang.
Keperawatan dirumah sakit akan bermakna jika dilanjutkan dengan ners dirumah.
Namun sampai saat ini, perencanaan pulang bagi pasien yang pulang dirumah
sakit belum optimal dilaksanakan, dimana peran keperawatan terbatas pada
kegiatan rutinitas saja yaitu hanya berupa informasi kontrol ulang. Pasien yang
memerlukan keperawatan kesehatan dirumah, konseling kesehatan atau
penyuluhan, dan pelayanan komunitas tetapi tidak dibantu dalam upaya
memperoleh pelayanan sebelum pemulangan sering kembali keruang kedaruratan
dengan masalah minor, seringkali diterima kembali dalam waktu 24 jam sampai
48 jam, dan kemudian pulang kembali.

discharge planning keperawatan merupakan komponen yang terkait dengan


rentang keners. Rentang keperawatan sering pula disebut dengan keperawatan
berkelanjutan yang artinya keperawatan yang dibutuhkan oleh pasien dimanapun
pasien berada. Kegagalan untuk membarikan dan mendokumentasikan
perencanaan pulang akan beresiko terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup,
dan disfungsi fisik. Dalam perencanaa pulang diperlukan komunikasi yang baik
terarah, sehingga apa yang disampaikan dapat mengerti dan berguna untuk
keperawatan dirumah.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah manajemen discharge planning?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Menjelaskan manajemen discharge planning
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi pengertian discharge planning.
2. Mengidentifikasi tujuan discharge planning.
3. Mengidentifikasi struktur discharge planning.
4. Mengidentifikasi prinsip discharge planning.
5. Mengidentifikasi proses.
6. Mengidentifikasi pengetahuan.
7. Mengidentifikasi keuntungan discharge planning.
8. Mengidentifikasi justifikasi metode discharge planning.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi discharge planning

Discharge planning (perencanaan pulang) adalah serangkaian keputusan dan


aktifitas-aktifitasnya yang terlibat dalam pemberian asuhan keperawatan yang
kontinu dan terkoordinasi ketika pasien dipulangkan dari lembaga pelayanan
kesehatan.

Discharge planning didefinisikan sebagai proses mempersiapkan pasien untuk


meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain di dalam atau diluar suatu
agen pelayanan kesehatan umum.

2.2 Tujuan discharge planning

Tujuan dilakukan discharge planning adalah :

a. Untuk mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis untuk
di transfer ke rumah atau ke suatu lingkungan yang dapat disetujui.
b. Menyediakan informasi tertulis dan verbal kepada pasien dan pelayanan
kesehatan untuk mempertemukan kebutuhan mereka dalam proses
pemulangan.
c. Memfasilitasi proses perpindahan yang nyaman dengan memastikan semua
fasilitas pelayanan kesehatan yang diperlukan telah dipersiapkan untuk
menerima pasien.
d. Mempromosikan tahap kemandirian yang tertinggi kepada pasien dan
keluarga dengan menyediakan serta memandirikan aktifitas perawatan diri.

2.3 Pemberi layanan discharge planning

Proses discharge planning harus dilakukan secara komprehensif dan


melibatkan multidisiplin, mencangkup semua pemberi layanan kesehatan yang
terlibat dalam memberi layanan kesehatan kepada pasien. Seseorang yang
merencanakan pemulangan atau koordinator asuhan berkelanjutan (continuing care
coordinator) adalah staff rumah sakit yang berfungsi sebagai konsultan untuk proses
discharge planning bersamaan dengan fasilitas kesehatan, menyediakan pendidikan
kesehatan dan memotivasi staff rumah sakit untuk merencanakan serta
mengimplementasikan discharge planning. Seorang discharge planners bertugas
membuat rencana, mengkoordikasikan, memonitor dan memberikan tindakan dan
proses kelanjutan perawatan.

Discharge planning ini menempatkan perawat pada posisi yang penting dalam
proses perawatan pasien dan dalam tim discharge planners Rumah Sakit, karena
pengetahuan dan kemampuan perawat dalam proses keperawatan sangat berpengaruh
dalam memberikan kontinuitas perawatan melalui proses discharge planning.

2.4 Penerima discharge planning

Setiap pasien yang dirawat di rumah sakit memerlukan discharge planning


atau rencana pemulangan. Pasien dan seluruh anggota keluarga harus mendapatkan
informasi tentang semua rencana pemulangan. Discharge planning atau rencana
pemulangan tidak hanya melibatkan pasien tapi juga keluarga, teman-teman, serta
pemberi layanan kesehatan dengan catatan bahwa pelayanan kesehatan dan sosial
bekerja sama.

2.5 Jenis discharge planning

discharge planning dapat diklarifikasikan menjadi 3 jenis yaitu :

a. Pulang sementara atau cuti (conditioning discharge). Keadaan pulang ini


dilakukan apabila kondisi klient baik dan tidak terdapat komplikasi. Klient
sementara dirawat dirumah. Namun haarus ada pengawasan dari pihak rumah
sakit atau puskesmas terdekat.
b. Pulang mutlak atau selamanya (absolute discharge) cara ini merupakan akhir
dari hubungan klient dengan rumah sakit. Namun apabila klient perlu dirawat
kembali, maka prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.
c. Pulang paksa (judicial discharge) kondisi ini klient diperbolehkan pulang
walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi klient
harus dipantau dengan melakukan kerjasama dengan perawat puskesmas
terdekat.
2.6 Faktor-Faktor yang mmepengaruhi discharge planning

Faktor yang berasal dari perawatan yang mempengaruhi keberhasilan dalam


pendidikan kesehatan adalah sikap, emosi, pengetahuan dan pengalaman masa
lalu.

a. Sikap yang baik yang dimiliki perawat akan mempengaruhi penyampaian


informasi kepada pasien, sehingga informasi akan lebih jelas untuk dapat
dimengerti pasien.
b. Pengendalian emosi yang dimiliki perawat merupakan faktor yang
mempengaruhi pelaksaan pendidikan kesehatan. Pengadilan emosi yang baik
akan mengarahkan peerawat untuk lebih bersikap sabar, hati-hati dan telaten.
Dengan demikian informasi yang disampaikan lebih mudah diterima pasien.
c. Pengetahuan adalah kunci keberhasilan dalam pendidikan kesehatan. Perawat
harus memiliki pengetahuan yang cukup untuk memeberikan pendidikan
kesehatan. Pengetahuan yang baik juga akan mengarahkan perawat pada
kegiatan pembelajaran pasien. Pasien akan semakin banyak menerima
informasi dan informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan pasien.
d. Pengalaman masa lalu perawat berpengaruh terhadap gaya perawat dalam
memberikan informasi sehingga yang diberikan akan lebih terarah sesuai
dengan kebutuhan pasien. Perawat juga lebih dapat membaca situasi pasie
berdasarkan pengalaman yang mereka miliki.

Sedangkan faktor yang berasal dari pasien yang mempengaruhi keberhasilan


dalam pemberian pendidikan kesehatan:

a. Motivasi adalah faktor batin yang menimbulkan, mendasari dan mengarahkan


pasien untuk belajar. Bila motivasi pasien tinggi, maka pasien akan giat untuk
mendapatkan informasi tentang kondisinya serta tindakan yang perlu
dilakukan untuk melanjutkan pengobatan dan meningkatkan kesehatannya.
b. Sikap positif pasien terhadap diagnosa penyakit dan perawatan akan
memudahkan pasien untuk menerima informasi ketika dilakukan pendidikan
kesehatan.
c. Emosi yang stabil memudahkan pasien menerima informasi, sedangkan
perasaan cemas akan mengurangi kemampuan untuk menerima informasi.
d. Kesehatan fisik pasien yang kurang baik akan menyebabkan penerimaan
informasi terganggu.
e. Tahap perkembangan hubungan dengan usia semakin dewasa usia
kemampuan menerima informasi semakin baik dan didukung pula
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
f. Kemampuan dalam belajar yang baik akan memudahkan pasien untuk
menerima dan memproses informasi yang diberikan ketika dilakukan
pendidikan kesehatan.
g. Kemampuan belajar seringkali berhubungan dengan tingkat pendidikan yang
dimiliki. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang umumnya kemampuan
belajarnya juga semakin tinggi.

2.7 Prinsip discharge planning

a. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan dan


kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
b. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi. Kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah
yang mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti, sehingga kemungkinan
masalah yang mungkin timbul dirumah, dapat segera diantisipasi.
c. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan pulang
merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus bekerjasama.
d. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang ada.
Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan
dengan pengetahuan dari tenaga yng tersedia atau fasilitas yang tersedia di
masyarakat.
e. Perencanaan pulang dilaksanakan pada setiap sistem pelayanan kesehatan.
Setiap pasien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus
dilakukan.
2.8 Komponen/ unsur discharge planning

a. Identifikasi dan kaji apa yang dibutuhkan pasien harus dibantu pada discharge
planning.
b. Kolaborasikan bersama pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya untuk
memfasilitasi dilakukannya discharge planning.
c. Mengajarkan kepada pasien dan keluarga tentang strategi pencegahan agar
tidak terjadi kekambuhan atau komplikasi.
d. Rekomendasikan beberapa pelayanan rawat jalan atau rehabilitasi pada pasien
dengan penyakit kronis.
e. Komunikasi dan koordinasikan dengan tim kesehatan lainnya tentang langkah
atau rencana dari discharge planning yang akan dilakukan.

2.9 Pelaksanaan discharge planning dan proses keperawatan.

Proses discharge planning memiliki kesamaan dengan proses keperawatan.


Kesaman tersebut bisa dilihat dari adanya pengkajian pada saat pasien mulai dirawat
sampai dengan adanya evaluasi serta dokumentasi dari kondisi pasien selama
mendapatkan perawatan di rumah sakit. Pelaksanaan discharge planning secara lebih
lengkap sebagai berikut :

a. Sejak waktu penerimaan pasien, lakukan pengkajian tentang kebutuhan


pelayanan kesehatan untuk pasien pulang, dengan menggunakan riwayat
keperawatan, rencana perawatan dan pengkajian kemampuan fisik dan fungsi
kognitif yang dilakukan secara terus menerus.
b. Kaji kebutuhan pendidikan kesehatan untuk pasien dan keluarga yang
berhubungan dengan terapi dirumah, hal-hal yang harus dihindari akibat dari
gangguan kesehatan yang dialami, dan komplikasi yang mungkin terjadi.
c. Bersama pasien dan keluarga, kaji faktor-faktor lingkungan dirumah yang
dapat mengganggu perawatan diri (contoh : ukuran kamar, lebar jalan,
langkah, fasilitas kamar mandi).(perawat yang melakukan perawatan dirumah
hadir pada saat rujukan dilakukan untuk membantu pengkajian).
d. Berkolaborasi dengan dokter dan disiplin ilmu yang lain dalam mengkaji
perlunya rujukan untuk mendapat perawtan dirumah, atau di tempat pelayanan
yang lainnya.
e. Kaji penerimaan terhadap masalah kesehatan dan larangan yang berhubungan
dengan masalah kesehatan tersebut.
f. Konsultasi dengan anggota tim kesehatan lain tentang berbagai kebutuhan
klient setelah pulang.
g. Tetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, lakukan implementasi rencana
keperawatan. Evaluasi kemajuan terus menerus. Tentukan tujuan pulang yang
relevan yaitu sebagai berikut:
1) Pasien akan memahami masalah kesehatan dan implikasinya.
2) Pasien akan mampu memenuhi kebutuhan individunya.
3) Lingkungan rumah akan menjadi aman.
4) Tersedia sumber keperawatan kesehatan dirumah.

2.10 Persiapan Sebelum Hari Kepulangan Pasien

a. Anjurkan cara-cara untuk merubah pengaturan fisik di rumah sehingga kebutuhan


pasien dapat terpenuhi.

b. Berikan informasi tentang sumber-sumber pelayanan kesehatan di masyarakat


kepada pasien dan keluarga.

c. Lakukan pendidikan untuk pasien dan keluarga sesegera mungkin setelah pasien di
rawat di rumah sakit (contoh: tanda dan gejala, komplikasi, informasi tentang obat-
obatan yang diberikan, penggunaan perawatan medis dalam perawatan lanjutan, diet,
latihan, hal-hal yang harus dihindari sehubungan dengan penyakit atau oprasi yang
dijalani). Pasien mungkin dapat diberikan pamflet atau buku.

2.11 Pada Hari Kepulangan Pasien

Biarkan pasien dan keluarga bertanya atau berdiskusi tentang berbagai isu berkaitan
dengan perawatan di rumah (sesuai pilihan).
a. Periksa order pulang dari dokter tentang resep, perubahan tindakan pengobatan,
atau alat-alat khusus yang diperlukan pesan harus ditulis sedini mungkin).

b. Tentukan apakah pasien atau keluarga telah mengatur transportasi untuk

pulang ke rumah.

c. Tawarkan bantuan ketika pasien berpakaian dan mempersiapkan seluruh barang-


barang pribadinya untuk dibawa pulang. Berikan privasi jika

d Periksa seluruh kamar mandi dan lemari bila ada barang pasien yang masih
diperlukan. tertinggal. Carilah salinan daftar barang-barang berharga milik kpasien
yang telah ditandatangani dan minta satpam atau administrator yang tepat.

untuk mengembalikan barang-barang berharga tersebut kepada pasien. Hitung semua


barang-barang berharga yang ada.

e. Berikan pasien resep atau obat-obatan sesuai dengan pesan dokter. Periksa kembali
instruksi sebelumnya.

f. Hubungi kantor keuangan lembaga untuk menentukan apakah pasien masih perlu
membayar sisa tagian biaya. Atur pasien atau keluarga untuk pergi ke kantor tersebut.

g. Gunakan alat pengangkut barang untuk membawa barang-barang pasien.

h. berikan kursi roda untuk pasien yang tidak bisa berjalan sendiri. Pasien yang
meninggalkan rumah sakit dengan mobil ambulans akan dipindahkan dengan kereta
dorong ambulans.

i. Bantu pasien pindah ke kursi roda atau kereta dorong dengan mengunakan
mekanika tubuh dan teknik pemindahan yang benar. Iringi pasien masuk ke dalam
lembaga dimana sumber transaportasi merupakan hal yang diperhatikan.

j. Kunci kursi roda. Bantu pasien pindah ke mobil atau alat transportasi lain. Bantu
keluarga memindahkan barang-barang pribadi pasien ke dalam kendaraan tersebut.

k. Kembali ke unit dan beritahukan departemen penerimaan dan departemen lain


yang berwenang mengenai waktu kepulangan pasien.
Catat kepulangan pasien pada format ringkasan pulang. Pada beberapa institusi pasien
akan menerima salinan dari format tersebut.

m. Dokumentasikan status masalah kesehatan saat pasien pulang.

2.12 Keberhasilan Discharge Planning

Sebuah discharge planning dikatakan baik apabila pasien telah dipersiapkan untuk
pulang, pasien telah mendapatkan penjelasan-penjelasan yang diperlukan, serta
instruksi-instruksi yang harus dilakukan, serta apabila pasien diantarkan pulang
sampai ke mobil atau alat transportasi lainnya. Kesuksesan tindakan discharge
planning menjamin pasien mampu melakukan tindakan perawatan lanjutan yang
aman dan realistis setelah meninggalkan Tumah sakit.

Discharge planning yang berhasil adalah suatu proses yang terpusat terkoordinasi dan
terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang memberi kepastian bahwa pasien mempunyai
suatu rencana untuk memperoleh perawatan yang berkelanjutan setelah meninggalkan
rumah sakit. Discharge planning membantu proses transisi pasien dari satu
lingkungan ke lingkungan yang lain. Proses tersebut dapat dilihat keberhasilannya
dengan beberapa indicator.

Indikator hasil yang diperoleh harus ditujukan untuk keberhasilan discharge planning
pasien, yaitu:

a. Pasien dan keluarga memahami diagnosa, antisipasi tingkat fungsi, obatobatan dan
tindakan pengobatan untuk kepulangan, antisipasi keperawatan tingkat lanjut, dan
respon ynag diambil pada kondisi kedaruratan.

b. Pendidikan khusus diberikan kepada pasien dan keluarga untk memastikan


perawatan yang tepat setelah klien pulang.

c. Sistem pendukung di masyarakat dikoordinasikan agar memungkinkan pasien


untuk kembali ke rumahnya dan untuk membantu klien dan keluarga membuat
koping terhadap perubahan dalam status kesehatan pasien.

d. Melakukan relokasi pasien dan koordinasi sistem pendukung atau

memindahkan pasien ke tempat pelayanan kesehatan


BAB III

RENCANA PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING

A. Alur Discharge Planning

Klient MRS

Dokter & Tim


Kesehatan Lain Perawat (PA &PP)

Keadaan Pasien :
1. Klinis & Pemeriksaan penunjang lain.
2. Tingkat ketergantungan (menurut
kebutuhan perawatan dari orem)

Perencanaan Pulang
(Discharge Planning)

Program HE :
Penyelesaian Lain-lain
1. Pengobatan/control.
administrasi
2. Kebutuhan nutrisi.
3. Aktivitas & Istirahat.
4. Perawatan Diri

Monitoring oleh
petugas kesehatan
keluarga
Keterangan :
 Tugas kepala ruangan :
1. Menerima pasien baru.
2. Menentukan estimasi lama perawatan.
 Tugas PP:
1. Membuat rencana Discharge Planning.
2. Membuat Leafleat.
3. Membrikan konseling.
4. Memberikan pendidikan kesehatan.
5. Menyediakan format Discharge Planning.
6. Mendokumentasikan Discharge Planning.
 Tugas perawat Assosiate
1. Melaksanakan agenda Discharge Planning (pada saat perawatan dan
diakhiri perawatan.
 Peserta
Kegiatan ini dihadiri oleh :
1. Kepala Ruangan BIMA.
2. Pembimbing Pendidikan.
3. Mahasiswa praktek manajemen.
 Penutup
Demikian proposal ini dibuat, atas perhatiannya disampaikan terima kasih.
B. Pelaksanaan Discharge Planning

1. Struktur Pengorganisasian
a. Penanggung Jawab : Nurul Malikhatun Nisa’ S.Kep
b. Kepala ruangan : Melinda Selly A S.Kep
c. Perawat Pelaksana : Aisyah S.Kep
d. Perawat Associete : Vivi Virizqi S.Kep
e. Dokter : Fendi S.Kep
f. Pembimbing Akademik : Mukhoirotin, S.Kep. Ns., M.Kep
g. Pembimbing Ruangan : Niken Sri Wahyuni,S.Kep,.Ns
2. Pelaksanaan Discharge Planning
a. Hari/tanggal : Sabtu, 26 Februari 2022
b. Pukul : 09.30-10.00
c. Topik : Pelaksanaan Discharge planning
d. Tempat : Ruang BIMA bagian C RSUD
Jombang
3. Mekanisme Kegiatan
a. Topik : Discharge planning perawatan klien
dengan diagnosa medis po distal tibia plateau
b. Sasaran : Klien Tn.N dan keluarga klien
c. Hari/tanggal : Sabtu, 26 Februari 2022
d. Waktu : 09.30-10.00
4. Metode
a. Diskusi
b. Tanya Jawab
5. Media
a. Status Klient
b. Lembar Discharge Planning
c. Leaflet
6. Pelaksanaan Kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1)DPJP
menganjurkan
pasien untuk KRS.
2)Karu
mengucapkan salam
kemudian.
menanyakan
bagaimana
persiapan PP untuk
pelaksanaan
discharge planning
3) PP sudah siap
dengan status klien
dan format
discharge planning
4) Menyebutkan
masalah-masalah
klien
5) Menyebutkan hal-
hal yang perlu
diajarkan pada klien
dan keluarga.
6) Karu memeriksa
kelengkapan
discharge planning
Pelaksana 1) Karu membuka
acara discharge
planning
2) PP dibantu PA
menyampaikan
pendidikan
kesehatan, dan
menjelaskan
tentang:
a. Memotivasi
pasien untuk
mematuhui diet
yang sudah
ditetapkan yaitu
rekomendasi diet
yang dapat
membantu untuk
mempercepat
pemulihan.
Makanan yang dapat
diberikan yaitu
makanan dengan
tinggi protein untuk
mempercepat
pemulihan seperti
daging, ikan, susu,
keju, serta kacang-
kacangan. Selain
makanan tinggi
protein, makanan
tinggi zat besi,
kalsium, serta
vitamin C dan D
dapat membantu
proses
penyembuhan
fraktur.
b. Menjelaskan
tanda-tanda terasa
nyeri saat
memberikan beban
pada kaki Anda.
memar dan bengkak.
pucat di kaki akibat
penurunan aliran
darah.
nyeri pada sendi
baik saat sedang
menumpu pada lutut
ataupun tidak.
tampak tulang
menembus kulit.
c. Menganjurkan
tetap untuk kontrol
ke poli bedah
d. Menjelaskan
jangan
menghentikan terapi
obat tanpa
konsultasi dengan
dokter
e. Minum obat
secara teratur
f. rawat luka setiap 2
hari sekali.
3) PP menanyakan
kembali kepada
klien dan keluarga
tentang materi yang
telah disampaikan
4) PP mengucapkan
terima kasih
5)Pendokumentasian
6) Timbal balik
antara Karu,PP, PA
dengan keluarga
klien
Penutup Penutup
1) Karu memberikan
pujian dan masukan
atau saran kepada
PP dan PA
2) Karu menutup
kegiatan discharge
planning.

7. Evaluasi
a. Stuktur
1) Persiapan dilakukan pada saat pasien masuk Ruang BIMA.
2) Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik.
3) Penyusunan proposal.
4) Menetapkan kasus.
b. Proses
1) Kelancaran kegiatan
2) Peran serta perawat yang bertugas
c. Hasil
1) Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh klient dan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

A Potter & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,


Proses, dan Praktik Volume 1. Alih bahasa: Yasmin Asih et al. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional Edisi 5. Jakarta Salemba Medika.
Setiadi, (2016). Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan (Teori dan
Aplikasi Praktik bagi Mahasiswa dan Perawat Klinis). Yogyakarta: Indomedia
Pustaka.
PETUNJUK TEKNIS DISCHARGE PLANNING

1. No.Reg 1. Diisi sesuai nomer register pasien.


2. Nama 2. Diisi sesuai nama pasien.
3. Jenis kelamin 3. Diisi laki-laki/ perempuan.
4. Tanggal MRS 4. Sesuai klient masuk RS.
5. Diagnosa MRS 5. Diisi oleh dokter berdasarkan pemeriksaan
6. Tanggal KRS klinis.
7. Diagnosa KRS 6. Tanggal ditetapkannya pasien pulang oleh
8. Aturan Diit dokter.
9. Obat-obat yang 7. Diagnosa klient berdasarkan pemeriksaan
diminum dan klinis setelah klient diperbolehkan pulang.
jumlahnya. 8. Diisi berdasarkan anjuran dari ahli gizi.
10. Aktifitas 9. Diisi sesuai obat yang dibawa pulang
11. Tanggal/Tempat aturannya, dosisnya, jumlahnya.
Kontrol 10. Diisi sesuai advis dokter tentang
12. Yang dibawa pulang kegiatannya, dan istirahatnya dirumah.
(Hasil 11. Diisi sesuai tempat dan kontrol dimana
Lab,Foto,ECG). klient kontrol.
13. Dipulangkan dari 12. Hasil dari pemeriksaan klient yang
RSUD Jombang diperbolehkan dibawa pulang.
dengan keadaan. 13. Diisi berdasarkan kondisi pasien pulang.
14. Lain-lain. 14. Diisi hal diluar ketentuan diatas mis: obat-
obat yang distop/dihentikan.
DAFTAR HADIR

TANGGAL/JAM : 24 Februari 2022/10.00


TEMPAT : RUANG BIMA
ACARA : Discharge Planning

No. NAMA JABATAN TANDA TANGAN

1. Fendi,S.Kep

2. Aisyah,S.Kep

3. Nurul Malikhatun
Nisa’,S.Kep
4. Vilasufah Zayn,S.Kep

5. M.Zainul Atho’ilah,S.Kep

6. Dede Ri’ayatul
Mu’amalah,S.Kep
7. Vivi Virizqi Amalia,S.Kep

8. Siti Khalila,S.Kep

9. Melinda Selly A.S,S.Kep

Anda mungkin juga menyukai