Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL

MANAJAEMEN KEPERAWATAN KEGIATAN PELAKSANAAN SUPERVISI KEPERAWATAN


DI PAVILIUN BIMA
RSUD KABUPATEN JOMBANG

Disusun Oleh:

1. Fendy 7420007

2. M. Zainul Athoillah 7420029

3. Vivi Firizky Amalia 7421001

4. Vilasufah Zayn 7421003

5. Melinda Selly Ary Setya, 7421004

6. Aisyah S.Kep 7421005

7. Dede Riayatul Muamalah 7421014

8. Siti Khalila 7421017

9. Nurul Malikatun Nisa’ 7421022

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM

JOMBANG

i
2022

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Kegiatan DokumentasiKeperawayan Praktik Profesi Manajemen


Keperawatan di Paviliun Bima RSUD Jombang 2022

Telah disetujui pada:

Hari :

Tanggal :

Tempat :

Jombang, Februari 2022

Penanggung Jawab

SITI KHALILAH
NIM: 7421017

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik Paviliun Bima


Profesi ners FIK Unipdu Jombang RSUD Kabupaten Jombang

Mukhoirotin, S.Kep.,Ns.,M.Kep Niken Sri Wahyuni,S.Kep.,Ns


NIPY: 11 01091 083 NIP: 196008272005122005

iii
PRPRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIPDU
DI PAVILIUN BIMA RSUD JOMBANG
1. Latar Belakang
Pandemi COVID-19, telah mengubah manusia dalam berkomunikasi, dan
berinteraksi dengan orang lain. Pandemi psikologi lebih diartikan bagimana
penyakit yang menyebar secara cepat dan luas memberikan dampak psikologis
yang signifikan pada manusia. Bagi petugas layanan kesehatan, akan sulit untuk
tetap sehat secara mental dalam situasi yang berkembang pesat ini, dan
mengurangi risiko depresi, kecemasan, atau kelelahan. Selain itu, mereka secara
khusus menghadapi risiko yang meningkat untuk 'cedera moral' ketika berhadapan
dengan tantangan etis pandemi COVID-19 Bagi petugas layanan kesehatan, akan
sulit untuk tetap sehat secara mental dalam situasi yang berkembang pesat ini, dan
mengurangi risiko depresi, kecemasan, atau kelelahan. Selain itu, mereka secara
khusus menghadapi risiko yang meningkat untuk 'cedera moral' ketika berhadapan
dengan tantangan etis pandemi COVID-19. Perawat merupakan salah satu tenaga
kesehatan paling depan (frontline) dalam melakukan perlawanan terhadap
COVID-19. Beberapa rumah sakit melakukan pengurangan jumlah kunjungan
pasien, tetapi tidak pada ruang gawat darurat dan ruang isolasi.
Perawat yang bekerja di ruang tersebut memiliki risiko yang lebih besar
untuk berinteraksi dengan pasien atau penderita yang dicurigai positif COVID-19.
Hal ini sejalan dengan makin meningkatnya tuntutan masyarakat akan kualitas
pelayanan kesehatan. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara profesional
didukung dengan adanya sumber daya manusia yang bermutu, standart pelayanan,
termasuk pelayanan yang berkualitas, disamping fasilitas yang sesuai harapan
masyarakat. Agar pelayanan keperawatan sesuai dengan harapan konsumen dan
memenuhi standard yang berlaku maka perlu dilakukan pengawasan atau
supervisi terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan. Supervisi merupakan salah
satu bentuk kegiatan dari manajemen dan merupakan cara yang tepat untuk
menjaga mutu pelayanan keperawatan. Supervisi adalah teknik pelayanan yang
tujuan utamanya adalah mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama.
Kunci sukses supervisi yaitu 3 F, yaitu Fair, Feedback, dan Follow Up (H.

1
Burton, dalam Pier AS, 1997 : 20). Supervisi merupakan ujung tombak
tercapainya tujuan pelayanan kesehatan di rumah sakit. .
Tujuan dari supervisi tindakan pemberian obat (Bolus intravena) melalui
selang infus ini adalah untuk mengetahui pengetahuan, keterampilan tindakan
perawat apakah sudah sesuai standar operasional prosedur yang diberlakukan di
Rumah Sakit.
2. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan peran seorang kepala ruangan sebagai
supervisor dalam lingkup tanggung jawabnya, terutama dalam melakukan
supervisi terhadap Perawat Primer dan perawat assosiate dalam melakukan
tindakan keperawatan.
2.2 Tujuan Khusus
a. Mampu menyusun, melaksanakan atau menetapkan tujuan supervisi.
b. Mampu menilai kinerja perawat dalam melaksanakan tindakan
keperawatan.
c. Mampu membimbing dan memberikan masukan terhadap staf.
d. Mampu memberikan follow-up terhadap hasil supervisi terhadap staf
e. Mampu melaksanakan dokumentasi hasil supervisi.
3. Manfaat
1. Bagi Perawat
Perawat dapat melaksanakan supervisi dengan baik dan benar sesuai
dengan standar operasional prosedur yang berlaku di Rumah Sakit.
2. Bagi Klien
Klien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal dan mampu
melakukan pemberian obat melalui IV yang benar.
3. Bagi Rumah Sakit
Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara komprehensif.

2
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIPDU
DI PAVILIUN BIMA RSUD JOMBANG
SUPERVISI
1. Pengertian
Pengawasan merupakan hak yang penting dilakukan untuk memastikan
pelayanan dan asuhan keperawatan berjalan sesuai standar mutu yang
ditetapkan. Pelayanan tidak diartikan sebagai pemeriksaan dan mencari
kesalahan, tetapi lebih pada pengawasan partisipatif yaitu perawat yang
mengawasi pelaksanaan kegiatan memberikan penghargaan pada pencapaian
atau keberhasilan dan memberi jalan keluar pada hal-hal yang belum
terpenuhi. Dengan demikian pengawasan mengandung makna pembinaan
(Setiadi, 2016).
2. Tujuan Supervisi
Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak
manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut (Suarli &
Bachtiar, 2009) :
1. Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas
kerja ini erat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan dan
keterampilan bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan suasana
kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan.
2. Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan efesiensi
kerja ini erat kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang
dilakukan bawahan, sehingga pemakaian sumber daya (tenaga, harta dan
sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah.
Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, sama artinya dengan
telah tercapainya tujuan suatu organisasi. Tujuan pokok dari supervisi ialah
menjamin pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah direncanakan secara
benar dan tepat, dalam arti lebih efektif dan efesien, sehingga tujuan yang
telah ditetapkan organisasi dapat dicapai dengan memuaskan.
3. Prinsip Supervisi
1. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi.
2. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen, ketrampilan
hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsip manajemen
dan kepemimpinan.
3. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan dinyatakan
melalui petunjuk, peraturan, uraian tugas dan standart.
4. Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokrasi antara supervisor
dan perawat pelaksana.
5. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang esifik.
6. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif,
kreatifitas dan motivasi.
7. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdaya guna dalam
pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat dan
manajer (Nursalam, 2015).
4. Pelaksana Supervisi
1. Kepala Ruangan :
a. Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan
keperawatan pada klien di ruang perawatan
b. Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya
tujuan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
c. Mengawasi perawat assosiate dalam melaksanakan
praktek keperawatan diruang perawatan.
2. Pengawas perawatan :
Bertanggung jawab dalam mensupervisi pelayanan pada kepala ruangan
yang ada di instalasinya.
3. Kepala seksi perawatan :
Mengawasi instalasi dalam melaksanakan tugas secara langsung dan
seluruh perawat secara tidak langsung (Nursalam, 2015).
5. Alur Supervisi

Ka. Bid Perawatan

Kasi Perawatan

Ka.Per. Irna

Menetapkan kegiatan Kepala Ruangan


PRA dan tujuan serta
instrument / alat ukur
Supervisi

PP 1 PP 2
Menilai kinerja Perawat:
PELAK- RAA
SANAAN (responsibility)
PA PA

Pembinaan (3F)
1. Penyampaian
penilaian
PASCA 2. Feed back
3. Follow up, pemecahan
masalah & reward
Kinerja perawat dan
kualitas pelayanan

Sumber : Setiadi,2016
a. Langkah-langkah Supervisi
1. Pra supervisi
a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
b. Supervisor menetapkan tujuan
2. Pelaksanaan Supervisi
a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur
atau instrumen yang telah disiapkan.
b. Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan
pembinaan.
c. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan
pembinaan dan klarifikasi permasalahan.
d. Pelaksanaan supervise dengan inspeksi, wawancara, dan
memvalidasi data sekunder
1) Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada.
2) Supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat.
3. Pasca Supervisi
a. Supervisor memberikan penilaian supervisi
(F-Fair)
b. Supervisor memberikan Feedback dan
klarifikasi
c. Supervisor memberikan reinforcement dan
Follow up perbaikan
b. Peran supervisor dan fungsi supervisi keperawatan
Peran dan fungsi supervisor dalam supervisi adalah mempertahankan
keseimbangan pelayanan keperawatan dan manajemen sumber daya yang
tersedia.
1. Manajemen pelayanan keperawatan.
Tanggung jawab supervisor adalah :
a. Menetapkan dan mempertahankan standard praktek
keperawatan.
b. Menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang
diberikan.
c. Mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur
pelayanan keperawatan, kerjasama dengan tenaga kesehatan lain yang
terkait.
2. Manajemen anggaran
Manajemen keperawatan berperan aktif dalam membantu perencanaan,
dan pengembangan. Supervisor berperan dalam :
a. Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan
dana tahunan yang tersedia, mengembangkan tujuan unit yang dapat
dicapai sesuai tujuan RS.
b. Membantu mendapatkan informasi statistik untuk
perencanaan anggaran keperawatan.
c. Memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelola.
Supervisi yang berhasil guna dan berdaya guna tidak dapat terjadi begitu
saja, tetapi memerlukan praktek dan evaluasi penampilan agar dapat dijalankan
dengan tepat. Kegegalan supervisi dapat menimbulkan kesenjangan dalam
pelayanan keperawatan (Nursalam, 2015).
c. Tehnik Supervisi
1. Proses supervisi keperawatan terdiri dari 3 elemen kelompok, yaitu :
a. Mengacu pada standar asuhan keperawatan.
b. Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding untuk
menetapkan pencapaian.
c. Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan
kualitas asuhan.

2. Area Supervisi.
a. Pengetahuan dan pengertian tentang cara penggunaan
obat pada klien.
b. Ketrampilan dalam penggunaan obat yang dilakukan pada
klien disesuaikan dengan standar prosedur operasional.
c. Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya
kejujuran, empati
3. Cara Supervisi
Supervisi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu:
a. Langsung.
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang
berlangsung, dimana supervisor dapat terlibat dalam kegiatan, feed back
dan perbaikan.
Adapun prosesnya adalah:
1) Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan
keperawatan didampingi oleh supervisor.
2) Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan, reinforcement
dan petunjuk.
3) Setelah selesai, supervisor dan perawat pelaksana melakukan
diskusi yang bertujuan untuk menguatkan yang telah sesuai dan
memperbaiki yang masih kurang. Reinforcement pada aek yang
positif sangat penting dilakukan oleh supervisor.
b. Supervisi secara tidak
langsung :
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan.
Supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi dilapangan sehingga
mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara
tertulis (Nursalam, 2015).
d. Instrumen
1. Format penilaian supervisi tindakan
pemberian obat (Bolus intravena) melalui selang infus
2. Format laporan supervisi
keperawatan.
e. Evaluasi
1. Struktur :
a. Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan
b. Menyusun konsep supervisi keperawatan.
c. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik.
d. Menentukan materi supervisi.
e. Persiapan alat dan pasien
2. Proses :
a. Melaksanakan supervisi keperawatan oleh kepala ruangan dan
Perawat Primer kepada perawat asosiate
b. Perawat asosiate melaksanakan tugas sesuai dengan diskripsi tugas
masing-masing
c. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan
d. Perawat Primer mengisi lembar penilaian sesuai petunjuk teknis
3. Hasil
a. Supervisor mampu melaksanakan supervisi secara optimal.
b. Supervisi dilaksanakan sesuai dengan rencana.
c. Supervisior mengevaluasi hasil supervisi.
d. Supervisior memberikan reward/feed back pada perawat pelaksana.
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIPDU
DI PAVILIUN BIMA RSUD JOMBANG
PRE PLANNING
1. Pelaksanaan Kegiatan
Topik : Supervisi Pemberian Obat (Bolus Intravena) Melalui Selang Infus
Hari/ tanggal : Kamis, 24 Feb 2022
Pukul : 10.00 WIB
Pelaksana : Kepala Ruangan, Perawat Primer, Perawat Asosiate
Tempat : Ruang BIMA RSUD Jombang
Sasaran : Parawat Assosiate
Materi : Supervisi
Metode : Diskusi dan Tanya Jawab
Media : 1. Lembar Supervisi
2. Daftar Hadir Supervisi Keperawatan

2. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Fendy
Perawat Primer : Vivi Firizky Amalia
Perawat Asosiate : Vilasufah Zayn

Pembimbing Akademik : Mukhoirotin,S,Kep.,Ns.,M.Kep.


Pembimbing Ruangan : Niken Sri Wahyuni, S.Kep.,Ns

3. Metode
Metode yang digunakan dalam supervisi adalah diskusi dan problem
solving setelah pemberian tugas yang disupervisikan.
4. Media
Media yang digunakan dalam supervisi yaitu format penilaian supervise
tindakan pemberian obat (Bolus intravena) melalui selang infus
5. Mekanisme Supervisi
Tahap Kegiatan Tempat Waktu Pelaksana
Pra 1. Kepala ruangan memanggil Nurse 5 menit Karu,
Supervisi dan memberitahu Perawat Station Perawat
Primer dan Perawat asosiate Primer,
tentang rencana kegiatan Perawat
Supervisi yang akan di asosiate
supervisi
2. Kepala ruangan menjelaskan
kepada Perawat asosiate tujuan
supervise.
3. Kepala ruangan menyiapkan
instrument penilaian yang
akan digunakan.
4. Kepala Ruangan memberi
kesempatan kepada Perawat
asosiate membaca instrument
penilaian dan klarifikasi
terhadap instrument yang akan
digunakan
Pelaksanaan 1. Perawat associate Nurse 10 menit Karu,
supervisi mempersiapkan dan station Perawat
menyebutkan langkah-langkah Primer,
sebelum dilakukan tindakan Perawat
pemberian obat (Bolus asosiate
intravena) melalui selang infus
2. Karu menilai pelaksanaan
tindakan pemberian obat
(Bolus intravena) melalui
selang infus.berdasarkan
format supervise.
Pasca 1. Perawat Primer Nurse 5 menit Karu,
supervisi menginformasikan hasil station Perawat
penilaian. Primer,
2. Karu memberikan feedback. Perawat
3. Perawat asosiate memberikan asosiate
klarifikasi.
4. Karu memberikan
reinforcement dan follow up
perbaikan.
5. Karu mendokumentasikan
hasil supervisi.

6. Setting

Meja Nurse Station

Keterangan :
: Kepala Ruangan

: Perawat Primer

: Perawat asosiate
7. Format Supervisi

PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG PAVILIUN BIMA RSUD JOMBANG
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
UNIPDU JOMBANG
2021/ 2022

Hari/Tanggal : Kamis, 24 Feb 2022


Topik : Pemberian Obat (Bolus Intravena) Melalui Selang Infus
Supervisor : Kepala Ruangan dan Perawat Primer

Kegiatan No Check List


Persiapan Alat 1. Vial atau ampul obat yang diresepkan
2. Spuit sesuai ukuran
3. Jarum steril ukuran 19G – 25G
4. Pelarut yang tepat sesuai indikasi
(misalnya aquades atau normal salin)
5. Selang IV dengan port injeksi
6. Swab antiseptik
7. Bak spuit
8. Bengkok
9. Catatan pemberian obat
10. Jam tangan yang disertai detik/digital
Persiapan
Pasien 1. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang
hal-hal yang akan dilakukan.
2. Pasien diatur sesuai kebutuhan.
Prosedur Pelaksanaan
1. Menjelaskan kepada pasien
2. Menentukan area suntikan (diusahakan
vena yang paling ujung)
3. Memasang pengalas
4. Membaca etiket (nama pasien, nama obat,
dosis cara dan waktu)
5. Mendesinfeksi daerah yang akan disuntik
6. Mendesifektan area suntikan dengan
alcohol swab
7. Melakukan aspirasi, bila ada darah yang
keluar, torniket di buka, obat dimasukkan
secara perlahan-lahan
8. Mengkaji reaksi pasien
9. Mencabut jarum dan menekan kulit bkas
tusukan dengan alcohol swab
10. Pasien dan peralatan dibereskan
11. Melakukan observasiapakah ada reaksi
alergi atau tidak
12 Perawat melakukan kebersihan tangan
13. Mencatat ke dalam rekam medis pasien
(lembar CPOT) serta membubuhhkan
nama dan tanda tangan petugas)

Jombang, 2022
Kepala Ruangan Perawat Primer

( ) ( )
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG PAVILIUN BIMA RSUD JOMBANG
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
UNIPDU JOMBANG
2021/ 2022

LAPORAN SUPERVISI
Tanggal : 24 Feb 2022
Topik : Pemberian Obat (Bolus Intravena) Melalui Selang Infus
Supervisor : Kepala Ruangan dan Perawat Primer
Masalah Konsep Solusi Follow Up

Jombang, 04 Mei 2021


Kepala Ruangan Perawat Primer

( ) ( )
8. Daftar Hadir Supervisi Keperawatan
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIPDU
DI PAVILIUN BIMA RSUD JOMBANG

DAFTAR HADIR
TANGGAL/JAM :
TEMPAT : Paviliun BIMA
ACARA :

NO NAMA JABATAN TANDA TANGAN

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.
9. STANDART PRIOSEDUR OPERASIONAL

9.1 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MEMBERIKAN OBAT


(BOLUS INTRAVENA) MELALUI SELANG INFUS

PEMBERIAN OBAT (BOLUS INTRAVENA) MELALUI


SELANG INFUS
FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
UNIPDU JOMBANG
PROSEDUR NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

TETAP TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH

1. Pengertian Memasukkan dosis obat yang kental atau pekat langsung ke


dalam sirkulasi sistemik melalui port pada selang infus.
2. Tujuan Pemberian obat dengan bolus intravena bertujuan agar obat
yang diberikan dapar bereaksi dengan cepat, dan untuk
menghindari percampuran medikasi yang tidak cocok.
3. Indikasi Pemberian obat melalui bolus intravena dapat diindikasikan
pada:
1. Pasien yang secara kritis tidak stabil
2. Situasi gawat darurat
3. Pemberian obat-obat yang perlu absorbsi lebih cepat pada
pasien yang jumlah masukan cairannya terbatas.
4. Kontraindikasi -
5. Persiapan 1. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi
Pasien pasien dengan memeriksa identitas pasien secara cermat,
cek program pengobatan mencakup “12 benar”
2. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan,
kaji riwayat mdis dan riwayat alergi terhadap obat yang
sama sebelumnya, berikan kesempatan kepada pasien untuk
bertanya dan jawab seluruh pertanyaan pasien.
3. Minta pengnjung untuk meninggalkan ruangan, beri privasi
kepada pasien.
4. Atur posisi sehingga merasakan aman dan nyaman.
6. Persiapan Alat Baki beralas berisi:
1. Vial atau ampul obat yang diresepkan
2. Spuit sesuai ukuran
3. Jarum steril ukuran 19G – 25G
4. Pelarut yang tepat sesuai indikasi (misalnya aquades atau
normal salin)
5. Selang IV dengan port injeksi
6. Swab antiseptik
7. Bak spuit
8. Bengkok
9. Catatan pemberian obat
10. Jam tangan yang disertai detik/digital
7. Cara Bekerja 1. Beritahu pasien bahwatindakan akan segera dimulai
2. Siapkan peralatan dan catatan atau kartu di dalam ruang
pengobatan atau di kotak obat. Hitung dosis obat yang
benar. Lakukan dengan teliti dan periksa kembali
perhitungan
3. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
4. Siapkan dosis obat yang tepat dari vial atau ampul sesuai
kebutuhan. Lakukan dengan langkah yang benar. Ingat 3 cek
pembacaan obat. Obat yang telah disiapkan didalam bak
injeksi. Pastikan bahwa medikasi dan cairan intravena
cocok.
5. Kaji kepatenan selang Ivdenan memastikan bahwa cairan
diinfuskandengan kecepatan yang tepat
6. Periksa kateter infus dan letaknya.
7. Pilih posrt injeksi selang IV yangpaling dekat dengan
pembuluh darah pasien. Lingkaran pada post menunjukkan
tempat insersi jarum
8. Bersihkan post injeksi dengan swab antiseptik. Biarkan
mengering
9. Hubungkan spuitdengan selang IV:
a. Sistem jarum: masukkan jarum ukuran kecil pada spuit
yang berisi obat memlui port injeksi
b. Sistem tanpa jarum: lepas port injeksi tanpa jarum.
Hubungkan ujungspuit secara langsung.
10. Sumbat aliran IV dengan menekuk selang di bagian depan
pangkalinjeksi. Tarik pluger perlahan untuk aspirasi aliran
balik darah.
11. Setelah darah teraspirasi, lanjutkan penyumbatan selang
dan menyuntikkan obat secara perlahan selama beberapa
menit. Gunakan jam tangan untuk memperhitungkan
waktu pemberian
12. Setelah menyuntikkan obat, lepas selang. Tarik spuit dan
periksa kembali kecepatan aliran infus
13. Buang spuit pada tempat khusus anti tuduk tanpa harus
menutup jarum dengan kapnya atau sebelum dibuang tutup
jarum dengan satu tangan dan letakkan pada bengkok
sebelum dibuang di tepat sampah khusus.
14. Bereskan peralatan dan lepas sarung tangan
15. Catat setiap pemberian obat, tulis inisial dan tanda tangan
perawat
16. Evaluasi respon pasien setelah dilakukan tindakan
17. Beri reinforcement positif
18. Buat kontrak pertemuan selanjutnya dan akhiri kegiatan
dengan baik
19. Kembalikan semua peralatan ke tempatnya dan cucui
tangan
8. Hasil Dokumentasikan:
1. Jenis/nama obat dan dosis (jumlah) obat, rute, tanggal, dan
waktu pemberian obat
2. Respon pasien selamatindakan
3. Nama dan paraf perawat
9. Hal-hal yang 1. Pastikan sistem IV paten, tidak ada bengkak pada tempat
perlu insersi infus, dan tidak ada kebocoran cairan IV pada tempat
diperhatikan insersi. Bila sistem IV tidak berfungsi dengan tepat, kateter
(selang IV) perlu dipasang ulang sebelum memasukkan obat
melaui selang IV
2. Obat tidak boleh diberikansecara intravena jika tempat
insersi tampak bengkak atau cairan IV tidak tepat mengalir
pada kecepatan yang sesuai
3. Efek samping yang serius dapat terjadi dalam hitungan detik
karena obat langsung masuk kedalam sirkulasi. Oleh karena
itu, pemberian obat harus dilakukansecara hati-hati untuk
mencegah aliran infus yang telalu cepat
4. Observasilokasi intravena selama pemberian obat. Adanya
bengkak yang tiba-tiba mengindikasikanterjasinya infiltrasi.
Penting untuk menghentikan injeksi jika terjadi infiltrasi.
Penting juga untuk mengetahui efek samping setiap obt dan
memperhatikan adanya reaksi pada apsien.
5. Perawat perlu mengealuasi respon pasien terhadap
pengobatan dalam 10 sampai 30 menit.

Jombang , 24 Feb 2022

(Kepala Ruangan)
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik


Keperawatan Profesional Edisi 5. Jakarta :Salemba Medika.

Setiadi. (2016). Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan ( Teori dan


Aplikasi Praktik bagi Mahasiswa dan Perawat Klinis). Yogyakarta :
Indomedia Pustaka.

Suarli, S & Bachtiar. (2009). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan


Praktik. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai