Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL SUPERVISI PRAKTEK

KEPERAWATAN MANAJEMEN DI RUANG


BONI
RSUD KABUPATEN KLUNGKUNG

OLEH:
KELOMPOK

1. Gusti Kadek Dedi Praja Kusuma (22089142082)


2. Kadek Idayani ( 22089142030)
3. Komang Rahayu Widia Pangastuti (22089142046)
4. Kadek Parmiasih (22089142064)
5. I Gusti Agung Wibawa (22089142072)
6. I Kadek Mogi Pratama (22089142076)
7. Putu Sri Utami (22089142068)
8. Ni Luh Indah Dewi Asih (22089142028)
9. I Gusti Made Sujana (22089142032)

PROGRAMPROFESINERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
TAHUN 2022/2023
Proposal Supervisi
Di Ruang Rawat Inap Boni RSUD Kabupaten Klungkung

A. Pendahuluan
Seiring dengan semakin tingginya tingkat pengetahuan dan kesadaran akan
kebutuhan kesehatan maka semakin tinggi pula tuntutan masyarakat pada pelayanan
keperawatan. Keadaan tersebut menuntun perawat pada suatu bentuk persaingan
untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat akan pelayanan keperawatan hal mana
membuat perawat harus meningkatkan pelayanan keperawatan yang paripurna.
Pelayanan yang berkualitas harus didukung oleh sumber-sumber yang memadai
antara lain sumber daya manusia yang bermutu standar pelayanan termasuk
pelayanan keperawatan yang berkualitas disamping Fasilitas yang sesuai harapan
masyarakat. Agar pelayanan keperawatan senantiasa memenuhi harapan konsumen
dan sesuai dengan standar yang berlaku maka diperlukan suatu pengawasan
terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan. Melalui pengawasan atau supervisi
diharapkan perawat dapat melaksanakan asuhan yang berkualitas sesuai standar.
Superivsi tersebut merupakan salah satu bentuk kegiatan dari manajemen dan
merupakan cara yang tepat untuk menjaga mutu pelayanan keperawatan. Nursalam.
(2018).
Supervisi berasal dari kata super (bahasa Latin yang berarti di atas), bila
dilihat dari kata aslinya, supervisi berarti melihat dari atas. Secara umum pengertian
supervisi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung dan berkala oleh
atasan terhadap pekerjaan yang dilakukan bawahan untuk kemudian bila ditemukan
masalah, segera diberikan bantuan yang bersifat langsung untuk mengatasinya
(Suarli & Bahtiar, 2020. Admosudiro dalam kuntoro (2010) mendefenisikan
supervisi sebagai pengamatan atau pengawasan secara langsung terhadap
pelaksanaan pekerjaan yang bersifat rutin. Sementara Knon dan Gray (dalam
Kuntoro, 2010) mengartikan supervisi sebagai kegiatan yang merencanakan,
mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi, mendororng, memperbaiki,
mempercayai dan mengevaluasi secara berkesinambungan anggota secara
menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki anggota.
Pengawasan merupakan hak yang penting dilakukan untuk memastikan
pelayanan dan asuhan keperawatan berjalan sesuai standar mutu yang ditetapkan.
Pelayanan tidak diartikan sebagai pemeriksaan dan mencari kesalahan, tetapi lebih
pada pengawasan partisipatif yaitu perawat yang mengawasi pelaksanaan kegiatan
memberikan penghargaan pada pencapaian atau keberhasilan dan memberi jalan
keluar pada hal-hal yang belum terpenuhi. Dengan demikian pengawasan
mengandung makna pembinaan (Setiadi, 2019).

B. Tujuan
1. TujuanUmum
Setelah melakukan tindakan supervisi keperawatan mahasiswa mampu
mengaplikasikan peran kepala ruangan sebagai supervisor dan peran perawat primer
maupun perawat associate.

2. Tujuan Khusus
a. Kepala ruangan mampu mengevaluasi dan menilai kinerja perawat dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan,
b. Kepala ruangan mampu memberikan umpan balik , (Feed back) terhadap
tindakan keperawatan yang telah dilakukan perawat.
c. Kepala ruangan memberikan tindak lanjut, (Follow up) terhadap permasalahan
yang dihadapi oleh perawat selama melakukan asuhan keperawatan.
d. Mampu menjalin kerjasama dan keakraban antar perawat.
e. Meningkatkan kinerja perawat primer dan perawat associatc
3. Manfaat supervisi
1. Bagi Perawat
a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat yang disupervisi dan
meningkatkan hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara
supervisor dan perawat yang disupervisi.
b. Meningkatkan kemampuan perawat primer dan perawat associate dalam
menerapkan asuhan keperawatan dan mengurangi adanya kesalahan yang
dilakukan perawat.
2. Bagi Institusi
Memberikan kepastian bahwa pelayanan dan asuhan keperawatan sudah berjalan
atau terlaksana sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.

3. Bagi Pasien
Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan sehingga tercapainya kesehatan
dan kepuasan pasien.

C. Tinjauan teori supervisi


1.Definisi supervisi
Supervisi adalah pemberian bantuan bimbingan atau pengajaran dukungan pada
seseorang untuk menyelesaikan pekerjaanya sesuai kebijakan prosedur
mengembangkan ketrampilan baru pemahaman yang lebih luas tentang pekerjaan
sehingga dapat melakukan lebih baik.
Supervisi merupakan proses formal dari belajar dan dukungan propesional yang
memungkinkan perawat praktisi untuk mengembangkan pengetahuan, dan
kompentensi menerima tanggung jawab terhadap pasien dan kepelayanan
keperawatan yang aman dalam situasiyang kompleks.
Supervisi merupakan salah satu proses kegiatan atau pelaksanaan sistem
manajemen yang merupakan bagian dari fungsi pengarahan serta pengawasan dan
pengendalian.
Supervisi merupakan bagian dari pemimpin, mengkoordinir dan mengarahkan
seseorang dalam melakukan tugasnya untuk mencapai tujuan.

2.Manfaat supervisi
a. Supervisi dapat lebih meningkatkan efektifitas kerja, peningkatan efektitas
kerja ini erat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan dan
keterampiral bawahan, serta makin terbiasanya hubungan dan suasana kerja
yang lebih harmonis antara atasan dan bawaan.
b. Supervisi dapat lebih meningkatkan efektitas kerja, peningkatn efektitas kerja
erat kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan
bawahan ,sehingga pemakaian sumber daya (tenaga,harta dan sarana) yang
sia-sia akan dapat di cegah apabila kedua peningkatan ini dapat dihujudkan
sama artinya dengan telah tercapai nya tujuan suatu organisasi.
Sesungguhnya tujuan pokok dari supervisi adalah menjamin pelaksanaan
berbagai kegiatan yang telah di rencanakan secara benar dan tepat.

3. Tujuan supervisi
a. Mengorentasikan, melatih, membingbing staf sesuai kebutuhan dan
mengerakan untuk menggunakan kemampuan dan mengembangkan
keterampilan baru.
b. Memfasilitasi staf untuk mengembangkan dirinnya
c. Menolong dan mengerkan staf untuk meningkatkan minat siap dan kebiasaan
yang baik dalam berkerja.
d. Memberikan bimbingan langsung kepada staf dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.
e. Mendorong dan meningkatkan perkembagan profesional secara terus
menerus dan menjamin standar asuhan keperawatan.
4. Peran supervisi
Peran supervisi adalah tingkah laku seseorang supervisi yang diharapkan oleh
perawat pelaksana dalam melakukan supervisi
a. Perencana
Peran sebagai perencana, seorang supervisor dituntut mampu membuat
perencanaan sebelum melaksanakan supervisi. Dalam perencanaan
seseorang supervisor banyak membuat keputusan mendahulukan tugas dan
pemberian arahan, untuk memperjelas tugasnya untuk siapa, kapan
waktunya, bagaimana, mengapa termasuk memebrian instuksi.
b. Pengarahan
Peran sebagai pengarah, seorang supervisor harus mampu memberikan
arahan yang baik saat supervisi. Semua pengarahan harus konsisten
dibagiannya dan membantu perawat pelaksana dalam menampilkan tugas
dengan aman dan efisien meliputi: pengarahan harus lengkap sesuai
kebutuhannya, dapat dimengerti, pengarahan menunjukkan indikasi yang
penting, bicara pelan dan jelas, pesannya masuk akal, hindari pengarahan
dalam satu waktu, pastikan arahan dapat dimengerti, dan dapat ditindak
lanjuti. Pengarahan diberikan untuk menjamin agar mutu asuhan
keperawatan pasien berkualitas tinggi, maka supervisor harus mengarahkan
staf pelaksana untuk melaksanakan tugasnya sesuai standar yang ditentukan
rumah sakit. Pengarahan sangat penting karena secara langsung berhubungan
dengan manusia, segala jenis kepentingan, dan kebutuhannya. Tanpa adanya
pengarahan, karyawan cenderung melakukan pekerjaan menurut cara
pandang mereka pribadi tentang tugas-tugas apa yang seharusnya dilakukan,
bagaimana melakukan dan apa manfaatnya.Kemampuan kepala ruangan
dalam memberikan arahan yang baik sangat diperlukan saat melakukan
supervisi.
menanpilkan tugas dengan aman dan efisiensi meliputi :
1. Pengarahan harus lengkap termasuk kebutuhan informasi, saat
memberikan arahan tidak hanya mengetahui tentang pekerjaan dan
apa serta kapan mereka berkerja tetapi mereka juga mengetahui
bagaimana harus bekerja Pengarahan harus dapat di mengerti
2. .Perkataan pada pengarahan menunjukan indikasi yang penting
3. .Bicara yang jelas dan pelan
4. Berikan pengarahan dengan pesan yang masuk akal
5. Hindari pemberian beberapa arahan dalam satu waktu
6. Membuat kepastian bahwa pengarahan yang diberikan dimengerti
7. Membuat kepastian bahwa pengarahan di pahami dan
akan di tindaklanjuti.
c. Pelatih
Peran sebagai pelatih, seorang supervisor dalam memberikan supervisi harus
dapat berperan sebagai pelatih dalam pemberian asuhan keperawatan pasien.
Dalam melakukan supervisi banyak menggunakan keterampilan pengajaran
atau pelatihan untuk membantu pelaksana dalam menerima informasi.
Prinsip dari pengajaran dan pelatihan harus menghasilkan perubahan
perilaku, yang meliputi mental, emosional, aktivitas fisik, atau mengubah
perilaku, gagasan, sikap dan cara mengerjakan sesuatu. Kemampuan
memberikan latihan yang diperlukan oleh staf dan pelaksana keperawatan
terutama staf dengan keterampilan yang rendah. Pada banyak keadaaan
seorang supervisor tidak mampu mengambil hati staf dan pelaksana
keperawatan hanya karena pada saat berlangsung kegiatan supervisi dia
tidak mampu memperagakan kemampuan untuk memberikan latihan secara
benar. Pimpinan yang berkonotasi ke arah kemampuan manajerial tidak
seharusnya melupakan kemampuan-kemampuan praktik yang suatu saat
ditanyakan oleh bawahananya. Bagaimana mungkin seorang supervisor
mampu mengidentifikasi bahwa tindakan yang dilakukan bawahannya
kurang tepat jika dia sendiri tidak tau tentang prinsip atau dasar dari
tindakan tersebut dilakukan.
d. Penilai
Peran sebagai penilai, seorang supervisor dalam melakukan supervisi dapat
memberikan penilaian yang baik. Penilaian akan berarti dan dapat
dikerjakan apabila tujuannya spesifik dan jelas, terdapat standar penampilan
kerja dan observasinya akurat. Dalam melaksanakan supervisi penilaian
hasil kerja perawat pelaksana saat melaksanakan asuhan keperawatan selama
periode tertentu seperti selama masa pengkajian. Hal ini dilaksanakan secara
terus menerus selama supervisi berlangsung dan tidak memerlukan tempat
khusus. Kemampuan dalam melakukan penilaian secara obyektif dan benar
terhadap kinerja keperawatan. Beberapa faktor kadang dapat mempengaruhi
dalam pemberian penilaian secara obyektif misalanya hubungan yang terlalu
dekat dengan bawahan yang tidak lagi profesional namun lebih ke arah
pribadi.

5. Fungsi supervisi
a. Perencanaan
Supervisi mempunyai empat fungsi dalam upaya untuk mencapai tujuan
organisasi. Fungsi tersebuat perencanaan, pengorganisasian, pengawasan,
dan evaluasi. Perencanaan, merupakan salah satu fungsi dasar dari
manajemen yang merupakan proses untuk mencapai tujuan dan misi
organisasi, falsafah keperawatan, tujuan unit, sasaran, kebijakan dan
prosedur. Supervisor merencanakan untuk menurunkan lama harirawat
pasien atau mengembangkan prosedur untuk perawatan pasien. menyatakan
sebagai kepala ruang dalam melaksanakan supervisi di tuntut untuk mampu
membuat perencanaan sebelum melaksanakan supervisi. Dalam
perencanaan, seorang supervisor merencanakan pemberian arahan untuk
menjelaskan tugasnya untuk siapa, kapan waktu, bagaimana, kenapa dan
termasuk memberikan instruksi. Cakupan supervisi meliputi siapa yang di
supervisi dan bagaimana masalah tersebut sering terjadi. Dalam
perencanaan, kepalaruang harus mebuat langkah kerja yang akan
dilaksanakan kedepan seperti pembuatan uraian tugas, jadwal kerja,
deskripsi tugas dan pemberian arahan, hal ini untuk menerangkan apa tugas
itu, untuk siapa, kapan waktunya, bagaimana.
b. Pengorganisasian
Proses supervisi menunjukkan koordinasi terhadap sumber-sumber untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Supervisor harus dapat
menguasai atau memahami fungsi pengorganisasian untuk merestruk turisasi
dan memformulasikan antara perubahan manusia, sumber-sumber material
pada waktu yang pendek. Pengorganisasian disebut dengan
pengarahan, bagaimana kepala ruangan memberikan pengarahan apa yang
harus dilakuakan.
c. Pengawasan
Supervisi bertanggung jawab mengawasi lingkungan dan mengukur hasil
dari proses kerja. Fungsi pengawasan meliputi perhatian terhadap sistem alur
kerja, sistem informasi, model pemberian asuhan pasien, liburan staf, dan
promosi. Kepala ruangan dalam melaksanakan supervisi harus dapat
melaksanakan pengawasan dengan baik Observasi atau pengamatan penting
dalam supervisi . Supervisi dapat menfasilitasi informasi tentang pasien,
lingkungan pasien, perawat pasien yang memberikan asuhan keperawatan
untuk pasien. Observasi atau pengawasan aplikasinya untuk memperoleh
informasi dengan menggunakan seluruh indra keenam, pengamatan di
gunakan secara terus menerus saat seorang melihat, bekerja, bicara, menulis
dan membaca pengawasan merupakan salah satu perilaku peningkatan
meliputi memeriksa pekerjaan staf, memperbaiki, menyetujui pelaksanaan
(dalam hal ini pendokumentasia asuhan keperawatan).
d. Evaluasi
Evaluasi membantu untuk menetukan hasil pengawasan dan biasanya
prosedur dan pedoman digunakan untuk mengkaji hasil kerja dalam
mendapatkan informasi tentang tujuan kerja, kegiatan, hasil, dampak, dan
biaya. Proses supervisi menggunakan prosedur yang sistematik
untuk mengevaluasi kinerja secara periodik. Kemampuan dalam melakukan
evaluasi secara obyektif dan benar terhadap kinerja keperawatan. Beberapa
faktor kadang dapat mempengaruhi dalam pemberian evaluasi secara
obyektif misalanya hubungan yang terlalu dekat dengan bawahan yang tidak
lagi profesional namun lebih kearah pribadi. Peran supervisi kepala ruangan
sebagai evaluasi adalah seorang supervisi dalam melakukan supervisi dapat
memberikan penilaian yang baik dalam melakukan supervisi.

6. Pelaksanaan supervisi
Peryataan yang bertanggung jawab untuk melaksanakan supervisi adalah
atasan yang memiliki kelebihan dalam organisasi. Idealnya, kelebihan tersebut
tidak hanya dari aspek status dan kedudukan, tetapi juga pengetahuan dan
keterampilan. Berdasarkan hal tersebut serta prinsip-prinsip pokok supervisi,
maka untuk dapat melaksanakan supervisi dengan baik, ada beberapa syarat atau
karakteristik yang harus dimiliki oleh pelaksana supervisi (supervisor).
Karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a. Sebaiknya pelaksana supervisi adalah atasan langsung dari yang di supervisi
atau apabila hal ini tidak mungkin, dapat ditunjuk staf khusus dengan batas-
batas wewenang dan tanggung jawab yang jelas.
b. Pelaksana supervisi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
cukup untuk jenis pekerjaan yang akan disupervisi.
c. Pelaksana supervisi harus memiliki keterampilan melakukan supervisi,
artinya memahami prinsip-prinsip pokok serta teknik supervisi.
d. Pelaksana supervisi harus memiliki sifat edukatif dan suportif,
bukan otoriter.
e. Pelaksana supervisi harus mempunyai waktu yang cukup, sabar, dan selalu
berupaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku bawahan
yang disupervisi. Karena karakteristik-karakteristik tersebut, terutama
karakteristik yang ke-tiga yaitu memahami prinsip-prinsip serta teknik
supervisi, maka untuk dapat menjadi pelaksana supervisi yang baik manajer
perlu mengikuti pendidikan dan pelatihan yang bersifat khusus. Pelaksana
supervisi yang baik membutuhkan bekal yang banyak, termasuk bekal,
dalam melakukan komunikasi, motivasi, pengarahan, bimbingan, dan juga
kepemimpinan.

7. Teknik supervisi
Teknik pokok supervisi pada dasarnya identik dengan teknik
penyelesaian masalah (problem solving). Bedanya, pada supervisi, teknik
pengumpulan data untuk menetapkan masalah dsn penyebab masalah
menggunakan teknik pengamatan langsung (direct observation) oleh pelaksana
supervisi terhadap sasaran supervisi, serta pelaksanaan jalan keluar. Dalam
mengatasi masalah, tindakan dapat dilakukan oleh pelaksana supervisi, bersama-
sama dengan sasaran supervisi secara langsung di tempat (on the spot). Dengan
perbedaan seperti ini, jelaslah bahwa untuk dapat melaksanakan supervisi yang
baik, ada dua hal yang perlu diperhatikan.
a. Penangan langsung
Pengamatan langsung harus dilaksanakan dengan sebaik- baiknya. Untuk
itu, ada beberapa hal lain yang harus diperhatikan.
1. Sasaran pengamatan, pengamatan langsung yang tidak jelas
sasarannya dapat menimbulkan kebingungan, karena pelaksana
supervisi dapat terperangkap pada sesuatu yang bersifat detail. Untuk
mencegah keadaan yang seperti ini, maka pada pengamatan langsung
perlu ditetapkan sasaran pengamatan, yakni hanya ditujukan pada
sesuatu yang bersifat pokok dan strategis saja (selective supervision).
2. Objektivitas pengamatan, pengamatan langsung yang tidak
terstandardiasi dapat mengganggu objektivitas. Untuk mencegah
keadaan yang seperti ini, maka pengamatan langsung perlu dibantu
dengan suatu daftar isi (check list) yang telah dipersiapkan. Daftar isi
tersebut ditujukan untuk setiap sasaran pengamatan secara lengkap
dan apa adanya.
3. Pendekatan pengamatan, pengamatan langsung sering menimbulkan
berbagai dampak dan kesan negatif, misalnya rasa takut, tidak
senang, atau kesan mengganggu kelancaran pekerjaan. Untuk
mencegah keadaan ini, pengamatan langsung tersebut harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga berbagai dampak atau kesan
negatif tersebut tidak sampai muncul. Sangat dianjurkan pengamatan
tersebut dapat dilakukan secara edukatif dan suportif, bukan
menunjukkan kekuasaan atau otoritas.
b. Kerja sama

Tujuan pokok supervisi adalah peningkatan kinerja bawahan dengan


memberikan bantuan secara langsung ditempat, sesuai dengan
kebutuhannya. Untuk mengatasi maslah yang ditemukan, diperlukan kerja
sama antara pelaksana supervisi dan yang disupervisi. Kerja sama ini akan
berhasil bila ada komunikasi yang baik antara pelaksana supervisi dan yang
disupervisi, serta mereka yang disupervisi merasakan masalah yang dihadapi
juga juga merupakan masalah mereka sendiri (sense of belonging). Agar
komunikasi yang baik dan rasa memiliki ini dapat muncul, pelaksana
supervisi dan yang disupervisi perlu bekerja sama dalam penyelesaian
masalah, sehingga prinsip-prinsip kerja sama kelompok (team work) dapat
diterapkan. Masalah, penyebab masalah, serta uapaya alternatif penyelesaian
masalah harus dibahas secara bersama-sama. Kemudian, upaya penyelesaian
masalah tersebut dilaksanakan secara bersama-sama pula.

8. Pengukuran supervisi
Pengukuran supervisi kepala ruangan dapat dilakukan dengan wawancara
atau kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
subjek penelitian atau responden, Skala ini menggunakan data kuantitatif yang
berbentuk angka-angka yang menggunakan alternatif jawaban serta
menggunakan peningkatan yaitu kolom menunjukkan letak ini maka sebagai
konsekuensinya setiap centangan pada kolom jawaban menunjukkan nilai
tertentu. Dengan demikian analisa data dilakukan dengan mencermati
banyaknya centangan dalam setiap kolom yang berbeda nilainya lalu
mengalihkan frekuensi pada masing-masing kolom yang bersangkutan.
Penelitian menggunakan kuisioner Close Ended Question atau pertanyaan
tertutup. Prosedur berskala atau (scaling) yaitu penentu pemberian angka atau
skor yang harus diberikan pada setiap kategori respon perskalaan.

E. Pengorganisasian
1. Supervisor : Putu Sri Utami
2. Perawat Primer 1 : Gusti Kadek Dedi Praja Kusuma
3. Prawat Primer 2 : Komang Rahayu Widia Pangestuti
4. Perawat Associate : Gusti Agung Wibawa
5. Perawat Associate : Ni Luh Indah Dewi Asih
6. Perawat Associate : Kadek Parmiasih
7. Perawat Associate : I Kadek Mogi Pratama
8. Perawat Associate : Kadek Idayani
9. Perawat Associate : I gusti Made Sujana
F. Mekanisme Kegiatan
1. Topik : Supervisi Perawat
2. Sasaran : Perawat Ruang Boni
3. Hari/Tanggal : Senin Desember 2022
4. Waktu : Jam 12:00 Wita
5. Materi : Superivsi merupakan salah satu bentuk kegiatan dari
manajemen dan merupakan cara yang tepat untuk menjaga mutu pelayanan
keperawatan. Nursalam.
(2018).

G. Metode
Metode yang digunakan dalam supervisi adalah diskusi dan problem solving setelah

pemberian tugas yang disupervisikan.

H. Media
Media yang digunakan dalam supervisi yaitu cheklist penilaian supervisi.
I. Pelaksanaan Kegiatan

Tahap Kegiatan Tempat Waktu Pelaksana


Pra 1. Kepala ruangan memanggil Nurse 5 menit Karu,
Supervisi dan memberitahu Perawat Station Perawat
Primer dan Perawat Pelaksana Primer,
tentang rencana kegiatan Perawat
Supervisi yang akan di Pelaksana
supervisi
2. Supervisor menjelaskan
kepada Perawat Pelaksana
tujuan supervise.
3. Supervisor menyiapkan
instrument penilaian yang akan
digunakan.
4. Supervisor memberi
kesempatan kepada Perawat
Pelaksana membaca instrument
penilaian dan klarifikasi
terhadap instrument yang akan
digunakan.
5. Perawat pelaksana, kontrak
waktu dalam pelaksanaan
supervisi mempersiapkan dan
menyebutkan langkah-langkah
sebelum dilakukan tindakan
sesuai dengan
Pelaksanaan a. Supervisor menilai Nurse 10 menit Perawat
Supervisi station Primer,
pelaksanaan
Perawat
tindakanpemberian sesuai
Pelaksana
dengan ceklist

Pasca f. Supervisor menginformasikan Nurse 5 menit Perawat


Supervisi hasil penilaian. station Primer,
g. Supervisor memberikan Perawat
feedback. Pelaksana
h. Perawat Pelaksana dan Perawat
Primer memberikan klarifikasi
permasalahan.
i. Supervisor memberikan
reinforcement dan follow up
perbaikan.
j. Supervisor menandatangani
instrument supervise.
J. Evaluasi

c. Evaluasi Struktur
1. Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan
2. Menyusun konsep supervisi keperawatan
3. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
4. Menentukan materi supervisi
5. Persiapan alat dan pasien

d. Evaluasi proses
1. Melaksanakan supervisi keperawatan oleh Karu kepada
perawat primer dan perawatpelaksana
2. Perawat primer dan perawat pelaksana melaksanakan tugas
sesuai dengan deskripsi tugas masing-masing
3. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi.
4. Karu mengisi lembar penilaian sesui petunjuk teknis pengisian.

e. EvaluasiHasil.
1. Mahasiswa mampu melaksanakan supervisi secara optimal
2. Supervisi dilaksanakan sesuai dengan rencana
3. Supervisor mengevaluasi hasil supervisi
4. Supervisor memberikan reward/feed back pada perawat primer
dan perawat pelaksana.
DAFTAR
PUSTAKA

Nursalam. (2018). Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik


Keperawatan
Profesional Edisi 5.Jakarta :Salemba Medika.

Setiadi. (2019). Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan ( Teori dan


Aplikasi
Praktik bagi Mahasiswa dan Perawat Klinis). Yogyakarta : Indomedia Pustaka.

Suarli, S & Bachtiar. (2020). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktik.


Jakarta
: Erlangga.
PetunjukTeknisPengisian
JADWAL SUPERVISI RUANG BONI
RSUD KABUPATEN KLUNGKUNG

NO Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Sop supervisi
pengertian Supervisi adalah upaya pekerjaan dan kegiatan yang
bertujuan untuk menstimulir, mengkoordinir dan
membingbing dengan baik terhadap suatu pelaksanaan
kegiatan.
tujuan Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan
pelayanan pada pasien dan keluarga yang berfokus pada
kebutuhan, keterampilan dan kemampuan perawat dalam
melaksanakan tugas.
prosedur 1. Pra Supervisi
a. Kepala ruangan memanggil dan memberitahu Perawat
Primer dan Perawat Pelaksana tentang rencana
kegiatan Supervisi yang akan di supervisi

b. Supervisor menjelaskan kepada Perawat Pelaksana


tujuan supervise.
c. Supervisor menyiapkan instrument penilaian yang
akan digunakan.
d. Supervisor memberi kesempatan kepada Perawat
Pelaksana membaca instrument penilaian dan
klarifikasi terhadap instrument yang akan digunakan.
e. Perawat pelaksana, kontrak waktu dalam pelaksanaan
supervisi mempersiapkan dan menyebutkan langkah-
langkah sebelum dilakukan tindakan sesuai dengan
f. Supervisi.
g. Champion setiap unit.
h. Semua unit rumah sakit.
2. Pelaksanaan supervisi
a. Supervisor menilai pelaksanaan tindakanpemberian
sesuai dengan ceklist
3. Pasca supervisi

a. Supervisor menginformasikan hasil penilaian.


b. Supervisor memberikan feedback.
c. Perawat Pelaksana dan Perawat Primer memberikan
klarifikasi permasalahan.
d. Supervisor memberikan reinforcement dan follow up
perbaikan.
e. Supervisor menandatangani instrument supervise.
Kumpulan ceklist supervisi keperawatan.
Primer dan Perawat Pelaksana tentang rencana
kegiatan Supervisi yang akan di supervisi

b. Supervisor menjelaskan kepada Perawat Pelaksana


tujuan supervise.
c. Supervisor menyiapkan instrument penilaian yang
akan digunakan.
d. Supervisor memberi kesempatan kepada Perawat
Pelaksana membaca instrument penilaian dan
klarifikasi terhadap instrument yang akan digunakan.
e. Perawat pelaksana, kontrak waktu dalam pelaksanaan
supervisi mempersiapkan dan menyebutkan langkah-
langkah sebelum dilakukan tindakan sesuai dengan
f. Supervisi.
g. Champion setiap unit.
h. Semua unit rumah sakit.
2. Pelaksanaan supervisi
a. Supervisor menilai pelaksanaan tindakanpemberian
sesuai dengan ceklist
3. Pasca supervisi

a. Supervisor menginformasikan hasil penilaian.


b. Supervisor memberikan feedback.
c. Perawat Pelaksana dan Perawat Primer memberikan
klarifikasi permasalahan.
d. Supervisor memberikan reinforcement dan follow up
perbaikan.
e. Supervisor menandatangani instrument supervise.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2018). Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional Edisi 5.Jakarta :Salemba Medika.

Setiadi. (2019). Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan ( Teori dan Aplikasi
Praktik bagi Mahasiswa dan Perawat Klinis). Yogyakarta : Indomedia Pustaka.

Suarli, S & Bachtiar. (2020). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktik. Jakarta
: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai