Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL ROLE PLAY SUPERVISI

KEPERAWATAN MANAJEMEN DI RUANG PAVILIUN DAHLIA


RUMAH SAKIT DR. H. KOESNADI BONDOWOSO

Disusun Oleh:

Decki Pragola,S.Kep ( 2132000056 )


Oky Gunawan Raharjo,S.Kep ( 2132000065 )
Untun Irfandi,S.Kep ( 2132000070 )
Aries Widyana Aprielia A,S.Kep ( 2132000071 )
Febi Fauzia Safari,S.Kep ( 2132000076 )
Muzaeyanatul Azizah,S.Kep ( 2132000089 )
Pratiwi Indah Wahyuni,S.Kep ( 2132000091 )
Ratnasari Susylowati,S.Kep ( 2132000092 )
Ringga Aditya Dewi,S.Kep ( 2132000093 )
Uswatun Hasanah,S.Kep ( 2132000095 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS NURUL JADID
PAITON PROBOLINGGO
2022
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pengelolaan pelayanan keperawatan membutuhkan sistem
manajerial keperawatan yang tepat untuk mengarahkan seluruh sumber
daya keperawatan dalam menghasilkan pelayanan keperawatan yang prima
dan berkualitas. Manajemen keperawatan merupakan koordinasi dan
integrasi dari sumbersumber keperawatan dengan menerapkan proses
manajemen untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan. Hal ini tentu
perlu didukung oleh seorang manajer yang mempunyai kemampuan
manajerial yang handal untuk melaksanakan fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian aktivitas-aktivitas
keperawatan.
Supervisi merupakan bagian dari fungsi pengarahan yang berperan
untuk mempertahankan segala kegiatan yang telah terprogram agar dapat
dilaksanakan dengan baik dan lancar. Supervisi secara langsung
memungkinkan kepala ruang menemukan berbagai hambatan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan dan bersama dengan staf
keperawatan mencari jalan pemecahannya. Supervisi dalam keperawatan
bukan hanya sekedar kontrol, kegiatan supervisi juga mencakup penentuan
kondisi-kondisi atau syarat-syarat personal maupun material yang
diperlukan untuk tercapainya tujuan asuhan keperawatan secara efektif dan
efisien
Kepala ruang sebagai ujung tombak tercapainya tujuan pelayanan
keperawatan di rumah sakit harus mempunyai kemampuan melakukan
supervisi untuk mengelola asuhan keperawatan. Supervisi yang dilakukan
kepala ruang berperan untuk mempertahankan segala kegiatan yang telah
direncanakan dapat dilaksanakan sesuai standar. Supervisi memerlukan
peran aktif semua perawat yang terlibat dalam kegiatan pelayanan
keperawatan sebagai mitra kerja yang memiliki ide, pendapat dan
pengalaman yang perlu didengar, dihargai, dan diikutsertakan dalam
proses perbaikan pemberian asuhan keperawatan dan pendokumentasian
asuhan keperawatan
Supervisi merupakan bagian fungsi pengarahan yang mempunyai
peran untuk mempertahankan agar segala kegiatan yang telah terprogram
dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Supervisi dalam keperawatan
bukan hanya sekedar kontrol,tetapi mencakup penentuan kondisi-kondisi
atau syaratsyarat personal maupun material yang diperlukan untuk
tercapainya suatu tujuan asuhan keperawatan secara efektif dan efisien.
Kepala ruang sebagai seorang supervisor bertanggung jawab dalam
supervisi keperawatan kepada pasien. Kepala ruang merupakan ujung
tombak tercapai tidaknya tujuan pelayanan keperawatan di rumah sakit.
Kepala ruang bertanggungjawab mengawasi perawat pelaksana dalam
melakukan praktik keperawatan. Peran kepala ruang sebagai supervisor
sangat penting. Peran supervisor dapat menentukan apakah pelayanan
keperawatan (nursing care delivery) mencapai standar mutu atau tidak

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana definisi supervisi ?
2. Bagaimana tujuan supervisi ?
3. Bagaimana manfaat supervisi ?
4. Bagaimana sasaran supervisi ?
5. Bagaimana kompetensi supervisi ?
6. Bagaimana prinsip supervisi ?
7. Bagaimana tekhnik supervisi ?
8. Bagaimana cara supervisi ?
9. Bagaimana kegiatan rutin supervisor ?
10. Bagaimana pelaksanaan supervisi keperawatan ?
11. Bagaimana langkah supervisi ?
12. Bagaimana alur supervisi ?
1.3 TUJUAN

1.3.1 TUJUAN UMUM


Mahasiswa mampu menjelaskan cara meelakukan supervisi dengan baik

1.3.2 TUJUAN KHUSUS


1. Untuk mengetahui definisi supervisi
2. Untuk mengetahui tujuan supervisi
3. Untuk mengetahui manfaat supervisi
4. Untuk mengetahui sasaran supervisi
5. Untuk mengetahui kompetensi supervisi
6. Untuk mengetahui prinsip supervisi
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian supervisi


Supervisi memiliki pengertian yang sangat luas. Supervisi meliputi
segala bantuan dari pimpinan atau penanggung jawab keperawatan
yang ditujukan untuk perkembangan para perawat dan staf lain dalam
mencapai tujuan keperawatan. Kegiatan supervisi semacam ini
merupakan dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi perkembangan
kemampuan, keahlian dan kecakapan perawat. Supervisi merupakan
upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan kemampuan pihak
yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas atau kegiatan
yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. Sementara itu
supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan
yang dilakukan secara kesinambungan oleh supervisor yang mencakup
masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan dan peralatan
agar pasien atau klien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat (
Sudjana, 2013 ).
Tidak jauh berbeda dengan pendapat diatas, beberapa ahli seperti
Swanburg ( 1999) menyatakan bahwa supervisi adalah suatu proses
kemudahan dalam mendapatkan sumber – sumber yang diperlukan
untuk menyelesaikan tugas – tugas nya. Sementara itu, Korn ( 1987)
dalam Gillies ( 1996 ) menyatakan bahwa supervisi adalah kegiatan
merencankan, mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi,
mendorong, memperbaiki, mempercayai dan mengevaluasi secara
terus menerus dengan sabar, adil dan bijaksana sehingga setiap
perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil,
aman, cepat dan tepat secara menyeluruh, sesuai dengan kemampuan
dan keterbatasan perawat.
Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam
pelaksanaannya, supervisor bukan sekedar mengawasi kinerja seluruh
staf keperawatan dalam melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Lebih dari itu, supervisor
bersama para perawat memikirkan bagaimana memperbaiki proses
keperawatan yang sedang berlangsung. Dengan demikian, kegiatan
supervisi memungkinkan semua staf perawat bukan sebagai pelaksana
pasif, melainkan sebagai partner kerja yang memiliki ide – ide,
pendapat dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai dan
diikutsertakan dalam upaya perbaikan proses keperawatan. Untuk itu,
supervisi dapat diartikan sebagai kegiatan pembinaan yang
direncanakan sehingga membantu tenaga keperawatan dan staf lainnya
dalam menjalankan tugas mereka secara efektif dan efisien.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat diuraikan pemahaman
atau pandangan tentang supervisi sebagai berikut :
1. Supervisi adalah proses memastikan kegiatan yang dilaksanakan
sesuai dengan tujuan, dengan cara melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut. Supervisi dilakukan untuk
memastikan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan standart
yang telah ditetapkan.
2. Pelaksanaan supervisi dilaksanakan oleh orang yang mumpuni
secara struktur, supervisi biasanya dilakukan oleh atasan terhadap
bawahan.
3. Dalam MPKP tim pelaksanaan supervisi dilakukan oleh kepala
ruangan yang menyuoervisi ketua tim dan perawat pelaksana, lalu
ketua tim menyupervisi perawat pelaksana.
4. Materi supervisi disesuaikan dengan uraian tugas dari tiap staf
perawat yang disupervisi.
5. Kepala ruang disupervisi mengenai kemampuan manajerial dan
kemampuan asuhan keperawatan
6. Ketua tim disupervisi terkait kemampuan pengelolaan dalam
timnya dan kemampuan asuhan keperawatan
7. Perawat pelaksana disupervisi terkait dengan kemampuannya
dalam asuhan keperawatan yang dilaksanakan.
8. Pelaksanaan supervisi harus disosialisasikan terlebih dahulu
kepada orang yang akan disupervisi, sehingga perlu dijadwalkan
dan diketahui oleh orang – orang yang akan terlibat dalam kegiatan
supervisi.
Dalam bidang keperawatan, supervisi memiliki pengertian
yang sangat luas, yakni meliputi segala bantuan dari penanggung
jawab kepada perawat yang ditujukan untuk perkembangan para
perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan
keperawatan. Kegiatan supervisi tersebut dapat memberikan
motivasi, bimbingan dan kesempatan bagi para perawat dalam
pengembangan diri, baik keahlian maupun kecakapan kerjanya.
Supervisi terhadap kinerja perawat pelaksana dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan, dapat dilakukan dengan
pemberian bimbingan, pengarahan, observasi dan pemberian
motivasi serta evaluasi terhadap pelaksana pendokumentasian.
Dalam hal ini, langkah – langkah proses keperawatan harus sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.

2.2 Tujuan Supervisi


Tujuan supervisi adalah memberikan bantuan kepada bawahan
secara langsung, sehingga bawahan memiliki bekal yang cukup untuk
dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil yang baik.
Menurut WHO (1999) dalam Sudjana (2013) tujuan dari pengawasan
antara lain :
1. Menjamin bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan dalam tempo yang diberikan, dengan
menggunakan sumber daya yang tersedia ;
2. Memungkinkan pengawas menyadari kekurangan para petugas
kesehatan dalam hal kemampuan, pengetahuan, dan pemahaman,
serta mengatur pelatihan yang sesuai;
3. Memungkinkan para pengawas mengenali dan memberi
penghargaan atas pekerjaannya, serta mengenali staf yang layak
diberikan kenaikan jabatan dan pelatihan lebih lanjut;
4. Memungkinkan manajemen bahwa sumber yang disediakan bagi
petugas telah cukup dan dipergunakan dengan baik;
5. Memungkinkan manajemen menentukan penyebab kekurangan
pada kinerja tersebut.

Berbeda dengan manajemen keperawatan, pendapat lain juga


menyatakan bahwa tujuan supervisi adalah untuk menilai kemampuan
atau kinerja dalam pelaksanaan asuhan keperawatan antara lain;
1. Mengorientasi staf dalam pelaksanaan keperawatan;
2. Melatih staf dalam pelaksanaan keperawatan;
3. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari
sekaligus mengerti peran dan fungsi sebagai pelaksana asuhan
keperawatan;
4. Memberikan layanan kemampuan kepada perawat pelaksana dalam
melaksanakan asuhan keperawatan.

2.3 Manfaat Supervisi


1. Dalam keperawatan fungsi supervisi adalah untuk mengatur dan
mengorganisir proses pemberian pelayanan keperawatan yang
menyangkut kebijakan pelayanan keperawatan tentang standart
asuhan yang telah disepakati.
2. Fungsi utama supervisi modern adalah menilai dan memperbaiki
faktor – faktor yang mempengaruhi proses pemberian pelayanan
asuhan keperawatan.
3. Fungsi utama supervisi dalam keperawatan adalah
mengkoordinasikan, menstimulasi dan mendorong ke arah
peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
4. Fungsi supervisis adalah membantu ( assisting ), memberi support (
supporting ) dan mengajak untuk diikutsertakan ( sharing ).

2.4 Sasaran Supervisi


Sasaran atau objek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan
oleh bawahan,dengan bawahan yang melakukan pekerjaan. Jika
supervisi memiliki sasaran berupa pekerjaan yang dilakukan maka
disebut dengan supervisi langsung. Sementara itu, jika sasaran berupa
bawahan yang melakukan pekerjaan maka disebut dengan supervisi
tidak lansung. Tujuan utama supervise adalah untuk meningkatkan
kinerja pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan ( suarli dan bahtiar,
2009).
Setiap sasaran dan target dilaksanakan sesuai dengan pola yang
disepakati berdasarkan strukur dan hierarki tugas. Sasaran yang harus
dicapai dalam pelaksanaan supervise antara lain pelaksanaan tugas
keperawatan , pengunaan alat yang efektif dan ekonomis , system dan
prosedur yang tidak menyimpang, pembagian tugas dan wewenang
serta menyimpang kekuasaan , kedudukan dan keuangan. Adapun
sasaran yang ingin dicapai dalam supervisi antara lain:
1. pelaksanaan tugas sesuai dengan pola
2. struktur dan hierarki dengan rencana
3. staf yang berkualitas dapat dikembangkan secara kontinu dan
sistematis
4. penggunaan alat yang efektif dan ekonomis
5. system dan prosedur yang tidak menyimpang
6. pembagian tugas dan wewenang yang mengedepankan
pertimbangan rasional
7. tidak terjadi penyimpangan atau penyelewangan kekuasaan ,
kedudukan , dan keuangan.

2.5 Kompetensi Supervisi


Kompetensi seorang supervisor menurut Bittel (1996) dalam
Marquis dan Huaton (2010), meliputi beberapa hal berikut:
1. Pengetahuan, seorang manager akan lebih sukses jika dilandasi
dengan ilmu pengetahuan yang memadai.
2. Kompetensi enterpreneurial, yaitu kemampuan supervisor
mencakup orientasi yang terdiri dari suatu keinginan untuk
mendapatkan dan melakukan pekerjaan yang lebih baik.
3. Kompetensi intelektual, yaitu bagaimana seorang supervisor
berpikir logis dapat dilihat dari:
a. Mencari penyebab dari suatu kejadian yang diawali dengan
pengumpulan informasi hingga dapat membedakan hal-hal di
luar dari masalah.
b. Keterampilan mendiagnosis, yaitu kemapuan dalam
mengaplikasikan konsep dan teori pada situasi tatanan nyata.
4. Kemampuan sosioemosional, yaitu kemampuan supervisor dalam
hal emosi dan bersosialisasi antara lain:
a. kepercayaan diri yang kuat untuk mencapai tujuan
b. membantu mengembangkan rasa tanggung jawab
c. menanamkan kedisiplinan
5. Kemampuan berinteraksi dengan orang lain, yang meliputi :
a. kepercayaan diri
b. pengembangan diri yang meliputi rasa tanggung jawab, disiplin
dan membantu memberikan nasihat bagi yang memerlukan.
c. mempertahankan dan mempelajari semua perilaku atau respons
terhadap kebijakan atau keputusan organisasi
d. mengelola proses kelompok dapat memberikan inspirasi.
bekerja sama, dan dapat mengoordinasikan semua kegiatan
dalam kelompoknya.

2.6 Prinsip Supervisi


Kegiatan supervisi mengusahak a n seoptimal mungkin kondisi
kerja kondusif dan nyaman, yang mencangkup lingkungan fisik,
atmosfer kerja, dan jumlah sumber yang dibutuhkan memudahkan
pelaksanaan tugas. untuk itu, diperlukan beberapa prinsip pokok
pelaksanaan supervisi menurut Suarli dan Bachtiar (2009), prinsip
pokok supervisi secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Tujuan utama supervisi ialah untuk lebih meningkatkan kinerja
bawahan, bukan untuk mencari kesalahan.
2. Sejalan dengan tujuan utama yang ingin dicapai, sifat supervisi
harus edukatif dan suportif, bukan otoriter.
3. Supervisi harus dapat dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
terjalin kerjasama yang baik antara atasan dan bawahan, terutama
pada saat proses penyelesaian masalah, dan untuk lebih
mengutamakan kepentingan bawahan.
4. Strategi dan tata cara supervisi yang dilakukan harus sesuai dengan
kebutuhan masing-masing bawahan secara individu penerapan
strategi dan tata cara yang sama untuk semua kategori bawahan,
bukan merupakan supervisi yang baik.
5. Supervisi harus dilaksanakan secara fleksibel dan selalu
disesuaikan dengan perkembangan.
Dengan berpedoman pada beberapa prinsip pokok tersebut, secara
rinci dapat dijabarkan prinsip-prinsip supervisi dalam keperawatan dan
prinsip ilmiah supervisi keperawatan sebagai berikut.
1. Supervisi dalam keperawatan, meliputi beberapa hal berikut .
a. Berdasarkan hubungan profesional, bukan hubungan pribadi.
b. Yang direncanakan secara matang.
c. Bersifat edukatif dan suportif.
d. Dapat memberikan perasaan aman pada staf dalam pelaksanaan
keperawatan.
e. Dapat membentuk kerjasama yang demokratis antara
supervisor dengan staf dalam pelaksanaan keperawatan.
f. Objektif dan harus mampu melaksanakan evaluasi diri.
g. Progresif, inovatif, fleksibel dan dapat mengembangkan
kelebihan tiap staf pelaksanaan keperawatan.
h. Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri yang
disesuaikan dengan kebutuhan.
i. Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
2. Prinsip ilmiah supervisi keperawatan, meliputi beberapa hal berikut.
a. Kegiatan supervisi dilaksanakan atas dasar objektif yang
diperoleh dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
b. Kegiatan supervisi menggunakan beberapa instrumen
pengumpulan data, seperti angket, observasi, dan pedoman
wawancara untuk mencapai keberhasilan.

2.7 Tekhnik Supervisi


Teknik merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu. Pada dasarnya, teknik dalam kegiatan
supervisi secara sistematis mencakup beberapa hal yang bersifat
pokok, antara lain:
1. Penetapan dan prioritas masalah
2. Penetapan penyebab masalah
3. Penetapan prioritas alternatif penyelesaian masalah
4. Melaksanakan alternatif penyelesaian masalah
5. Menilai hasil yang dicapai untuk tindak lanjut
6. Penetapan rencana tindak lanju
Azwar (2010) menyatakan bahwa terdapat dua teknik dalam
melaksanakan supervisi yang baik, yaitu pengamatan langsung dan
kerja sama.
1. Pengamatan Langsung
Pengamatan langsung dilaksanakan dengan memperhatikan
beberapa hal berikut:
a. Sasaran Pengamatan
Pengamatan langsungsung yang tidak memiliki sasaran yang
jelas dapat menimbulkan kebingungan. Hal ini karena
pelaksanaan supervisi harus mengamati secara mendetail semua
aspek yang berkaitan dengan tugas atau pekerjaa yang dibeikan.
b. Objektivitas Pengamatan
Pengamatan langsung yang tidak memiliki standar dapat
mengganggu objektivitas. Untuk mencegah hal tersebut, perlu
dibantu dengan checklist yang telah dipersiapkan sebelumnya.
c. Pendekatan Pengamatan
Pendekatan pengamatan harus dilakukan secara edukatif dan
suportif, serta tidak dilakukan secara otoriter. Hal ini karena
pengamatan langsung sering menimbulkan dampak dan kesan
negatif, seperti rasa takut, tidak senang, mengganggu pekerjaan,
atau kesan negatif lainnya.
Supervisi secara langsung dilakukan pada kegiatan yang sedang
berlangsung. Dalam hal ini, supervisor diharapkan terlibat dalam
kegiatannya agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak
dirasakan sebagai perintah. Beberapa hal yang perlu diperlihatkan
dalam memberikan supervisi yang efektif diuraikan sebagai
berikut.
a. Pengarahan harus lengkap dan mudah dipahami dengan
menggunakan kata-kata yang tepat.
b. Berikan arahan yang logis dengan suara yang jelas dan tidak
terlalu cepat
c. Hindari banyak memberikan arahan pada satu waktu
d. Pastikan arahan yang diberikan mudah dipahami.
e. Pastikan arahan yang diberikan akan dilaksanakan dan perlu
tindak lanjut
2. Kerjasama
Pada dasarnya, prinsip supervisi adalahberupaya meningkatkan
penampilan kinerja staf dengan memberikan bantuan secara
langsung di tempat, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
Selain itu, supervisi juga merupakan suatu upaya untuk mengatasi
masalah yang ditemukan, sehingga perlu terjalin kerja sama antara
pelaksana supervisi dengan orang atau kelompok yang disupervisi.
Kerja sama tersebut akan trwujud jika terjalin komunikasi yang
baik antara pelaksana supervisi dengan orang atau kelompok yang
di supervisi dan pihak lain, sehingga tercipta sense of belonging.
Dalam hal ini, mereka yang disupervisi merasakan masalah yang
dihadapi adalah masalah mereka sendiri.
Kerja sama ini dapat diartikan sebagai supervisi tidak langsung
yaitu supervisi yang dlakukan melalui laporan, baik secara tertulis
maupun lisan. Jika perawat supervisor tidak melihat langsung apa
yang terjadi di lapangan maka memungkinkan terjadinya
kesenjangan fakta, sehingga umpan balik dapat diberikan secara
tertuis.
Langkah-langkah supervisi tidak langsung diuraikan sebagai
berikut:
a. Supervisi dilakukan secara tidak langsung, yaitu dengan melihat
hasil dokumentasi pada buku rekam medik perawat.
b. Pilih salah satu dokumen asuhan keperawatan.
c. Periksa kelengkapan dokumentasi sesuai dengan standar
dokumentasi asuhan keperawatan yang ditetapkan
d. Berikan penilaian atas dokumentasi yang disupervisi dengan
memberikan tanda bila ada yang masih kurang, serta berkan
catatan tertulis pada perawat yang mendokumentasikan.
e. Berikan catatan pada lembar dokumentasi yang tidak lengkap
atau tidak sesuai standar.

Dalam keperawatan, Swanburg (1999) memaparkan cakupan


supervisi dalam keperawatan sebagai berikut:
1. Proses supervisi dalam praktik keperawatan meliputi beberapa
hal berikut:
a. Standar asuhan keperawatan sebagai pedoman.
b. Fakta pelaksanaan praktik keperawatan sebagai
pembanding untuk pencapaian atau kesenjangan.
c. Tindak lanjut sebagai upaya mempertahankan kualitas
ataupun memperbaikinya.
2. Area supervisi dalam keperawatan meliputi beberapa hal
beriikut:
a. Pengetahuan dan pengertian tentang tugas yang akan
dilaksanakan.
b. Keterampilan yang dilakukan diseseuaikan dengan standar.
c. Sikap dan penghargaan trhadap pekerjaan seperti kejujuran
dan empati.

2.8 Cara Supervisi


1. Langsung
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang
berlangsung. Pada supervisi modern diharapkan supervisor terlibat
dalam kegiatan agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak
dirasakan sebagai perintah. Cara memberikan pengarahan yang
efektif adalah :
a. Pengarahan harus lengkap
b. Mudah dipahami
c. Menggunakan kata-kata yang tepat
d. Berbicara dengan jelas dan lambat
e. Berikan arahan yang logika
f. Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat
g. Pastikan bahwa arahan dipahami
h. Yakinkan bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu
tindak lanjut

2. Tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun
lisan,. Supervisor tidak melihat langsung kejadian di lapangan,
sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat
diberikan secara tertulis.
3. Kegiatan rutin supervisor
Tugas-tugas rutin yang harus dilakukan oleh supervisor setiap
harinya(bittel,a987)adalah sebagai berikut:Sebelum pertukaran shift
(15-30 menit)
a. Mengecek kecukupan fasilitas/peralatan/sarana untuk hari itu
Mengecek jadwal kerja
b. Pada waktu mulai shift (15-30 menit)
Mengecek personil yang ada, Menganalisa keseimbangan
personil dan pekerjaan, Mengatur pekerjaan, Mengidentifikas
i kendala yang muncul, Mencari jalan supaya pekerjaan dapat
diselesaikan.
c. Sepanjang hari dinas (6-7 jam)
Mengecek pekerjaan setiap personil, dapat mengarahkan,
instruksi, mengoreksi atau memberikan latihan sesuai kebutu
hannya. Mengecek kemajuan pekerjaan dari personil
sehingga dapat segera membantu apabila diperlukan, Menge
cek kembali pekerjaan personil dan kenyamanan kerja, teruta
ma untuk personil baru. Berjaga jaga di tempat apabila ada pe
rtanyaan, permintaan bantuan atau hal hal yang terkait. Meng
atur jam istirahat personil, Mendeteksi dan mencatat problem
yang muncul pada saat itu dan mencari cara memudahkannya
. Mengecek kembali kecukupan alat/fasilitas/sarana sesuai ko
ndisi operasional, Mencatat fasilitas/sarana yang rusak kemud
ian melaporkannya, Mengecek adanya kejadian kecelakaan k
erja, Menyiapkan dan melaporkan secara rutin mengenai
pekerjaan.
d. Sekali dalam sehari (15-30 menit)
Mengobservasi satu personil atau area kerja secara kontinu
untuk 15 menit. Melihat dengan seksama hal-hal yang
mungkin terjadi seperti : Keterlambatan pekerjaan, lamanya
mengambil barang, kesulitan pekerjaan dan lain sebagainya.
e. Sebelum pulang
Membuat daftar masalah yang belum terselesaikan dan
berusaha untuk
memecahkan persoalan tersebut keesokan harinya.
Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan sepanjang hari
dengan mengecek
hasilnya, kecukupan material dan peralatannya. Lengkapi lap
oran harian sebelum pulang Membuat daftar pekerjaan untuk
harinya, membawa pulang memperlajari di rumah sebelum
pergi bekerja kembali.
4. Supervisor Keperawatan
Yang termasuk supervisor keperawatan adalah:
a. Kepala ruangan, kepala ruangan bertanggung jawab dalam
supervisi pelayanan keperawatan diunit kerjanya. Kepala
rungan merupakan ujung tombak penentu tercapai tidaknya
tujuan pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan
dan pendokumentasian di unit kerjanya.
b. Pengawas Keperawatan, beberapa ruangan atau unit
pelayanan berada di bawah satu instalasi, pengawas
perawatan bertanggung jawab dalam melakukan supervisi
pada areanya yaitu beberapa kepala ruangan yang berada
dalam satu instalasi tertentu, misalnya instalasi rawat inap,
instalasi rawat jalan dan lain-lain.
c. Kepala seksi, beberapa instansi digabung dibawah satu
pengawasan kepala seksi. Kepala seksi mengawasi
pengawas keperawatan dalam melaksanakan tugas secara
langsung dan seluruh perawat secara tidak langsung. Kepala
Bidang keperawatan, Kabid Keperawatan bertanggung
jawab untuk melakukan supervisi kepada kepala seksi
secara langsung dan semua perawat secara tidak langsung.
5. Cara Supervisi menurut , (suyanto, 2009)
Supervisi dapat dilakukan secara langsung dan tidak
langsung, penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi
serta tujuan supervisi.
a. Supervisi Langsung :
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang
sedang berlangsung. Cara supervisi ini ditujukan untuk
bimbingan dan arahan serta mencegah dan memperbaiki
kesalahan yang terjadi. Cara supervisi terdiri dari :
1) Merencanakan
Seorang supervisor, sebelum melakukan supervisi
harus membuat perencanaan tentang apa yang akan
disupervisi, siapa yang akan disupervisi, bagaimana
tekniknya, kapan waktunya dan alasan dilakukan
supervisi (Kron, 1987). Dalam membuat perencanaan
diperlukan unsur-unsur : Objektif / tujuan dari
perencanaan, Uraian Kegiatan, Prosedur, Target waktu
pelaksanaan, penanggung jawab dan anggaran (Suarli,
2009).
2) Mengarahkan
Pengarahan yang dilakukan supervisor kepada
staf meliputi pengarahan tentang bagaimana kegiatan
dapat dilaksanakan sehingga tujuan organisasi dapat
tercapai. Dalam memberikan pengarahan diperlukan
kemampuan komunikasi dari supervisor dan hubungan
kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf.
Cara pengarahan yang efektif adalah : Pengarahan harus
lengkap, Menggunakan kata-kata yang tepat, Bebicara
dengan jelas dan lambat, Berikan arahan yang logis.
Hindari memberikan banyak arahan pada satu waktu,
Pastikan bahwa arahan dipahami. Yakinkan bahwa
arahan supervisor dilaksanakan sehingga perlu kegiatan
tindak lanjut.
3) Membimbing
Agar staf dapat menyelesaikan pekerjaan dengan
baik, maka dalam melakukan suatu pekerjaan, staf perlu
bimbingan dari seorang supervisor. Supervisor harus
memberikan bimbingan pada staf yang mengalami
kesulitan dalam menjalankan tugasnya, bimbingan harus
diberikan dengan terencana dan berkala. Staf dibimbing
bagaimana cara untuk melakukan dan menyelesaikan
suatu pekerjaan. Bimbingan yang diberikan diantaranya
dapat berupa : pemberian penjelasan, pengarahan dan
pengajaran, bantuan, serta pemberian contoh langsung.
4) Memotivasi
Supervisor mempunyai peranan penting dalam
memotivasi staf untuk mencapai tujuan organisasi.
Kegiatan yang perlu dilaksanakan supervisor dalam
memotivasi antara lain adalah (Nursalam, 2007) :
Mempunyai harapan yang jelas terhadap staf dan
mengkomunikasikan harapan tersebut kepada para staf,
Memberikan dukungan positif pada staf untuk
menyelesaikan pekerjaan, Memberikan kesempatan pada
staf untuk menyelesaikan tugasnya dan memberikan
tantangan-tantangan yang akan memberikan pengalaman
yang bermakna, Memberikan kesempatan pada staf
untuk mengambil keputusan sesuai tugas limpah yang
diberikan, Menciptakan situasi saling percaya dan
kekeluargaan dengan staf, Menjadi role model bagi staf.
5) Mengobservasi (Nursalam, 2007)
Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi staf
dalam melaksanakan tugasnya sehingga dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang
diharapkan, maka supervisor harus melakukan observasi
terhadap kemampuan dan perilaku staf dalam
menyelesaikan pekerjaan dan hasil pekerjaan yang
dilakukan oleh staf.
6) Mengevaluasi
Evaluasi merupakan proses penilaian pencapaian
tujuan, apabila suatu pekerjaan sudah selesai dikerjakan
oleh staf, maka diperlukan suatu evaluasi upaya
pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana yang
telah disusun sebelumnya. Evaluasi juga digunakan
untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah
dikerjakan sesuai dengan ketentuan untuk mencapai
tujuan organisasi. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara
menilai langsung kegiatan, memantau kegiatan melalui
objek kegiatan. Apabila suatu kegiatan sudah di evaluasi,
maka diperlukan umpan balik terhadap kegiatan tersebut.

289
b. Supervisi Tidak Langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis, seperti
laporan pasien dan catatan asuhan keperawatan dan dapat
juga dilakukan dengan menggunakan laporan lisan seperti
saat timbang terima dan ronde keperawatan. Pada supervisi
tidak langsung dapat terjadi kesenjangan fakta, karena
supervisor tidak melihat langsung kejadian dilapangan. Oleh
karena itu agar masalah dapat diselesaikan , perlu klarifikasi
dan umpan balik dari supevisor dan staf.

2.9 Kegiatan rutin supervisor


Tugas-tugas rutin yang harus dilakukan oleh supervisor setiap
harinya (bittel,1987)
adalah sebagai berikut: Sebelum pertukaran shift (15-30 menit)
a. Mengecek kecukupan fasilitas /peralatan /sarana untuk hari
itu mengecek jadwal kerja
b. Pada waktu mulai shift (15-30 menit)
Mengecek personil yang ada, Menganalisa keseimbangan
personil dan pekerjaan, Mengatur pekerjaan, Mengidentifikas
i kendala yang muncul, Mencari jalan supaya pekerjaan dapat
diselesaikan.
c. Sepanjang hari dinas (6-7 jam)
Mengecek pekerjaan setiap personil, dapat mengarahkan,
instruksi, mengoreksi atau memberikan letihan sesuai
kebutuhannya. Mengecek kemajuan pekerjaan dari personil
sehingga dapat segera membantu apabila diperlukan.
Mengecek pekerjaan rumah tangga. Mengecek kembali
pekerjaan personil dan kenyamanan kerja terutama untuk
personil baru. Berjaga-jaga di tempat apabila ada pertanyaan
permintaan bantuan atau hal-hal yang terkait. Mengatur jam
istirahat personil, mendeteksi dan mencatat problem yang
muncul pada saat itu dan mencari cara memudahkannya.
Mengecek kembali kecukupan alat / fasilitas / sarana sesuai
kondisi operasional. Mencatat fasilitas/sarana yang rusak kem
udian melaporkannya, Mengecek adanya kejadian
kecelakaan kerja, Menyiapkan dan melaporkan secara rutin
mengenai pekerjaan.
d. Sekali dalam sehari (15-30 menit)
Mengobservasi satu personil atau area kerja secara kontinu
untuk 15 menit. Melihat dengan seksama hal-hal yang
mungkin terjadi seperti : Keterlambatan pekerjaan, lamanya
mengambil barang, kesulitan pekerjaan dan lain sebagainya.
e. Sebelum pulang
membuat daftar masalah yang belum terselesaikan dan
berusaha untuk memecahkan persoalan tersebut keesokan
harinya. Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan sepanjang
hari dengan mengecek hasilnya, kecukupan material, dan
peralatannya. Lengkapi laporan harian sebelum pulang.
Membuat daftar ekerjaan untuk harinya, membawa pulang
mempelajari dirumah sebelum pergi bekerja kembali

2.10 Pelaksana Supervisi Keperawatan


Materi supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian
tugas dari masing-masing staf perawat pelaksana yang disupervisi
terkait dengan kemampuan asuhan keperawatan yang dilaksanakan.
Supervisi keperawatan dilaksanakan oleh personil atau bagian yang
bertangguung jawab antara lain (Suyanto,2008):
1) Kepala ruangan
Bertanggung jawab untuk melakukan supervisi
pelayanan keperawatan yang diberikan pada pasien di ruang
perawatan yang dipimpinnya. Kepala ruangan mengawasi
perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan
baik secara langsung maupun tidak langsung disesuaikan
dengan metode penugasan yang diterapkan di ruang perawatan
tersebut. Sebagai contoh ruang perawatan yang menerapkan
metode TIM, maka kepala ruangan dapat melakukan supervisi
secara tidak langsung melalui ketua tim masing-masing (Suarli
dan Bahtiar , 2009).
2) Pengawas perawatan (supervisor)
Ruang perawatan dan unit pelayanan yang berada di
bawah unit pelaksana fungisional (UPF) mempunyai pengawas
yang bertanggung jawab mengawasi jalannya pelayanan
keperawatan.
3) Kepala seksi, beberapa instansi digabung dibawah satu
pengawasan kepala seksi. Kepala seksi mengawasi pengawas
keperawatan dalam melaksanakan tugas secara langsung dan
seluruh perawat secara tidak langsung.
4) Kepala bidang keperawatan
Sebagai top manager dalam keperawatan, kepala bidang
keperawatan, kepala bidang keperawatan bertanggung jawab
melakukan supervisi baik secara langsung atau tidak langsung
melalui para pengawas keperawatan. Mengusahakan seoptimal
mungkin kondisi kerja yang aman dan nyaman, efektif dan
efesien. Oleh karena itu tugas dari seorang supervisor adalah
mengorientasikan staf dan pelaksana keperawatan terutama
pegawai baru, melatih staf dan pelaksana staf keperawatan,
memberikan pengarahan dalam pelaksanaan tugas agar
menyadari, mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan
pelaksana asuhan keperawatan, memberikan pelayanan
bimbingan pada pelaksana keperawatan dalam memberikan
asuahan keperawatan.
2.11 Langkah Supervisi
1. Pra-supervisi
a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
b. Supervisor menetapkan tujuan

2.Pelaksanaan Supervisi
a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau
instrumen yang telah disiapkan.
b. Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan
pembinaan.
c. Supervisor memanggil Katim dan PA untuk mengadakan
pembinaan dan klarifikasi permasalahan.
d. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan
memvalidasi data sekunder:
- Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada
- Supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat

3. Pasca-Supervisi - 3F
a. Supervisor memberikan penilaian supervisi (F-Fair)
b. Supervisor memberikan Feedback dan klarifikasi.
c. Supervisor memberikan reinforcement dan follow up
perbaikan.
2.12 Alur Supervisi

Kasi keperawatan

Ka per

Karu
Menetapkan kegiatan dan tujuanserta instrument / alat
ukur
Supervisi

Menilai kinerja Perawat

Primer 1 Primer 2

PEMBINAAN 3F :

Penyampaian penilaian (Fair) Anggota Anggota


Feed back
Follow up, Pemecahanmasalah

Pelayanan Meningkat

Keterangan : : Kegiatan supervisi


: Deligasi dan Supervisi

Sumber : Hasil Wawancara Kepala Ruangan Paviliun Dahlia


RS. Dr. H. Koesnadi Bondowoso
BAB III

NASKAH ROLE PLAY


SUPERVISI DALAM TIMBANG TERIMA

Pengorganisasian

Penanggung jawab : Oki Gunawan, S.Kep


Kepala ruangan : Aries Widyana, S.Kep
Prawat primer : Muzaeynatul Azizah, S.Kep
Perawat Assosiate : Febi Fauziah, S.Kep
Pembimbing akademik : Husnul Khotimal, M.Kep
Pembimbing klinik : Maskurniadi, S.Kep,. Ns
Disebuah Rumah Sakit Dr. H. Koesnadi Bondowoso, tepatnya di
Ruang Rawat Inap Paviliun Dahlia , akan dilakukan kegiatan
timbang terima dari shift malam ke shift pagi dan akan
dilaksanakannya supervise untuk SOP timbang terima diruangan
paviliun Dahlia apakah sudah sesuai dengan prosedur atau belum.
Sebelumnya karu sudah memberitahu perawat shift pagi dan
malam bahwasanya akan dilakukan supervise timbang terima(
karu, dan perawat ruangan sudah berkumpul dan siap melakukan
timbang terima)

Kepala Ruangan : Assalamualaikum wr wb, Baik selamat pagi,


alhamdulillah kita semua masih diberi kesehatan.
Sehingga kita bisa bertatap muka seperti hari
biasanya, sebelum memulai kegiatan pagi hari ini
marilah kita berdoa telebih dahulu agar diberikan
kelancaran. Berdoa dimulai,,, baik selesai. silahkan
untuk perawat penanggung jawab malam untuk
melaporkan kepada perawat yang shift pagi

PJ Malam : Baik saya akan memulai, kepada perawat Ringga dan


teman-teman yang lain harap disimak ya,,, hari ini
total px ada 17 orang dengan tingkat ketergantuan
partial ada 2 pasien di ruang intermediet, dan yang
mandiri ada 2.( melaporkan kondisi pasien )

Proses operan berlangsung mulai operan di nurse station, operan ke


ruangan pasien hingga berakhir di nurse station Kembali.

( karu keluar dari ruangan pasien)

Kepala ruangan : untuk ners Ringga dan yang lain diharap tidak
beranjak terlebih dahulu setelah kegiatan timbang
terima ya

Perawat PP dan PA : baik pa……

Karu : baik karena timbang terima sudah selesai,


jadi dari hasil supervise yang saya lakukan
terkait dengan timbang terima tadi, sudah
baik, sudah sesuai dengan prosedur. Untuk
ners Muzay selaku PP hari ini juga sudah
baik, dipertahankan nggeh kalau bisa
ditingkatkan lagi, dan jangan lupa untuk
selalu menjaga agar px merasa nyaman
sehingga tidak ada complain kepada
perawat, komunikasi terapeutiknya juga
dipertahankan nggeh. Saya lihat kalian juga
sudah bagus

PP, PA, PJ : Baik terima kasih bu atas masukan nya kepada


kami, kami akan tetap menjaga kualitas kami dalam
melakukan pelayanan Kesehatan dan mengikuti
standart prosedur yang ada.

Karu : Baik kegiatan timbang terima dan supervise


sudah selesai, untuk yang shift pagi silahkan
melanjutkan kegiatan dan tetap semangat. Dan
untuk yang shift malam silahkan bisa pulang, hati
hati dijalan dan selamat beristirahat.

PP, PA, PJ : baik siap ibu...


Mekanisme role play supervisi keperawatan

Tahap Kegiatan Kepala Ruangan (supervisor) Pelaksanaan


Tempat

Pra Supervisi( 5 Karu memanggil PP keruangan, Ruang Karu Kau dan PP


Menit ) menyampaikan akan melakukan
supervisi pada PP tentang tindakan
Supervisi(25menit) injeksi
1. PPIV dibantu PA menyiapkan alat Nurse Karu, PP,PA
dalam tindakan perawatan infus Station dan
2. PP menyampaikan pada karu alat- Raung
alat perawatan infus yang keperawatan
dipersiapkan sudah siap
3. Karu mengecek kelengkapan alat
4. Karu,PP,dan PA ke ruangan pasien
5. PP dibantu PA melakukan
perawatan infus
6. Tindakan perawatan infus selesai,
Karu,PP, dan PA kembali
ketempat
7. Karu memanggil PP keruangan
untuk mengevaluasi hasil
Post Supervisi (10 1. Karu menyampaikan Ruang Karu Karu danPP
hasil supervise
menit) 2. Karu memberikan feed back dan
kasrifikasi serta masukan pada
PP
3. Karu memberi reward
Kelompok 5
Paviliun Dahlia PENCEGAHAN TERJADINYA PLEBITIS
RS. DR. H. Koenadi

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
Supervisi
PROSEDUR
19 Juli 2022
OPERASIONAL

Untun Irfandi S.Kep


PENGERTIAN Adalah cara yang di lakukan untuk mencegah terjadinya plebitis atau
peradangan pada dinding pembuluh darah balik atau vena pada saat
pemasangan infuse.
1. Mencegah terjadinya infeksi pada saat pemasangan infus
TUJUAN
2. Meningkatkan mutu pelayanan pada pasien rawat
Petugas medis harus melakukan tindakan untuk pencegahan plebitis
KEBIJAKAN
1. Tahap Pra interaksi
PROSEDUR
a. Baca catatan keperawatan mengenai pasien
b. Cuci Tangan
c. Persiapan alat

2. Tahap Orientasi
a. Berikan salam, panggil klien dengan namanya
b. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan klien dan keluarga

3. Tahap Kerja
a. Cuci tangan sebelum tindakan
b. Pakai sarung tangan bersih untuk pemasangan cateter vena perifer,
dan untuk tindakan pemasanga kateter jenis lainnya harus
menggunakan sarung tangan steril.
c. Cuci tangan setelah melepas sarung tangan
d. Seleksi tempat penusukan insersi ) dan dipindah – pindah (rotasi)
- Untuk orang dewasa dianjurkan:
o Vena tangan daripada lengan karena bila terjadi
masalah dapat dipindah ke lengan
o Vena lengan lebih baik daripapada vena kaki dan paha
karena pemasangan divena kaki dan paha beresiko
terjadi inflamasi /plebitis
- Hindari daerah sendi, vena keras, vena kaki, dan vena yang
disekitar terdapat kelainan kulit seperti pembengkakan, demam
dan infeksi.
- Untuk menghindari trauma, pilih vena yang besar dan lurus
sesuai dengan ukuran jarum yang digunakan. Ukuran yang
lazin dipakai adalah ukuran 18 - 24 Gauge, semakin besar
nomer Gauge, semakin kecil jarunnya.
- Fiksasi jarum yang baik akan mencegah jarum bergerak dan
melukai dinding vena.
- Lakukan pemindahan tempat penusukan setiap 72 jam.
Catatan Perkembangan perawatan pasien
DOKUMEN TERKAIT
Catatan tindakan pasien rawat inap
Rawat Inap Paviliun Dahlia
UNIT TERKAIT

INSTRUMEN SUPERVISI INJEKSI INTRAVENA MELALUISELANGINFUS


Hari/Tanggal : Supervisor : KARU
Yang disupervisi : Perawat Primer Ruangan : Paviliun Dahlia

Dilakukan
Parameter Bobot Keterangan
Ya Tidak
A.Persiapan Alat
1. Kapas steril 1
2. Bak injeksi 1
3. Spuit sesuai kebutuhan 1
4. Sarung tangan 1
5. Alcohol 70% 1
6. Pengalas 1
7. Bengkok 1
8. Alat tulis 1
9. Buku injeksi 1
10. Jam tangan dengan 1
Detikan
11. Obat sesuai kebutuhan 3
B. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam 3
2. Senyum 2
3. Memperkenalkan diri 3
4.Memberikan penjelasan 3
tentang tujuan dilakukaninjeksi
5. Mengatur posisi 3
senyaman
mungkin
C. Pelaksanaan Injeksi Intravena:

1. Prinsip pemberian 5T 5
2. Cuci tangan kemudian menggu 3
nakan sarungtangan

3. Memasukkan obat dalam 2


Spuit

4. Pastikan infus dalam keadaan 3


lancer tidak adatanda-tanda
phlebitis, kemudian klem atau
pengatur tetesan dimatikan
5. Melakukan desinfeksi 3
dengan alcohol 70% pada
daerah yang akan
6. diinjeksi
Obat dimasukkan 2

7. Lihat ekspresi wajah 2


Pasien

8. Pengatur tetesan dibuka 3


kembali, kemudian tetesan
diatur sesuai dengan kebutuhan
yang sudahDitentukan
9. Terminasi

11. Mengevaluasi lokasi penyunti 3


kan dan kelancaran tetesan

12. Mengevaluasi kenyamanan 2


Posisi

13. Mengobservasi kemungkinan 4


phlebitis

13. Pasien dirapikan, alat-alat 2

Dibereskan

Melepas sarung 2
tangan dan cuci
tangan
Dokumentasi 3
66
Total Nilai :

Kriteria :

Baik : 44-66

Cukup : 22-43

Kurang : <21

Bondowoso,...........................2022

300
BAB IV
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Supervisi keperawatan diperlukan untuk mencapai tujuan


pelayanan keperawatan di rumah sakit, supervisi bukan berarti
menghukum tetapi memberikan pengarahan dan petunjuk agar
perawat dapat menyelesaikan tugasnya secara efektif dan efisien.
Supervisor diharapkan mempunyai hubungan interpersonal yang
memuaskan dengan staf agar tujuan supervisi dapat tercapai untuk
meningkatkan motivasi, kreativitas dan kemampuan perawat yang
pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan
keperawatan.

3.2 SARAN
Diharapkan mahasiswa mampu menerapkan supervisi dalam
manajemen keperawatan. Dan memahami manfaat, tujuan, prinsip
supervisi dalam manajemen keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Suni, Arsad. 2018. Kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Bumi Medika : Jakarta.
Wisnu Efan. 2017. Makalah supervise dalam keperawatan. https://www.academia
.edu/27573637/MAKALAH_SUPERVISI_DALAM_MEN
EJEMEN_KEPERAWATAN. 21.00

Anda mungkin juga menyukai