Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIABETUS MELLITUS TIPE 2

Disusun oleh Kelompok 6:


OKY GUNAWAN RAHARJO
MUZAEYANATUL AZIZAH
DECKI PRAGOLA
RINGGA ADITYA DEWI
UNTUN IRFANDI
FEBI FAUZIA SAFARI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NURUL JADID
PAITON PROBOLINGGO
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik :Konsep DM (pengertian, penyebab, tanda dan gejala, klasifikasi


Pencegahan dan Perawatan mandiri)
Sasaran : Klien DM tipe 2
Tempat : Poli penyakit dalam
Waktu : 60 Menit

1. Analisa Situasional
1) Penyuluh : Mahasiswa Program Studi Keperawatan Ners Nurul Jadid
Paiton
2) Peserta : Klien dengan DM tipe 2
2. Tujuan Instruksional
1) Tujuan Instruksional Umum
Klien mengerti dan memahami tentang Diabetes Mellitus
2) Tujuan Instruksional Khusus
a. Klien mengerti dan memahami tentang pengertian DM
b. Klien mengerti dan memahami tentang penyebab terjadinya DM
c. Klien mengerti dan memahami Klasifikasi DM
d. Klien mengerti dan memahami tanda dan gejala DM
e. Klien mengerti dan memahami Pencegahan dan Perawatan mandiri
yang meliputi Pola makan, diet, olah raga dan monitoring gula darah
3. Materi
Menjelaskan Konsep dasar tentang DM (pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, klasifikasi dan Pencegahan dan Perawatan mandiri yang meliputi Pola
makan, diet, olah raga dan monitoring gula darah)
4. Alat- alat
Leaflet
5. Metode
Ceramah, Diskusi
6. Kegiatan

NO Tahap Waktu Kegiatan Fasilitator Kegiatan Klien

1) Perkenalan dan 15 Mengucapkan salam Menjawab salam


pertemuan awal menit Menanyakan kabar Menjawab
Menanyakan riwayat kesehatan pertanyaaan
Penetapan tujuan bersama dan peneliti
target pencapaian gula darah
Melakukan kontrak waktu
Menyampaikan manfaat dan
tujuan pembelajaran dari materi
yang akan disampaikan
2) Penjelasan materi 35 Menjelaskan tentang pengertian Memperhatikan
menit Diabetes Mellitus peneliti
Menjelaskan tentang penyebab
terjadinya Diabetes mellitus
Menjelaskan Klasifikasi Diabetes
Mellitus
Menjelaskan tanda dan gejala
diabetes Mellitus
Klien mengerti dan memahami
Pencegahan dan Perawatan
mandiri yang meliputi Pola
makan, diet, olah raga dan
monitoring gula darah
3) Penutup 10 Memberi kesempatan bertanya. Menanyakanhal
menit yang kurang
Perawat menanyakan apakah jelas.
sudah mengerti tentang Menjawab
Pengetahuan dasar tentang DM pertanyaan
(pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, Pencegahan dan
Perawatan mandiri yang meliputi
Pola makan, diet, olah raga dan
monitoring gula darah DM).
Meminta klien untuk
menyampaikan hal yang sudah
dijelaskan

Problem solving

Review tujuan yang telah


ditetapkan

Mengucapkan terimakasih atas


pertisipasinya dalam kegiatan ini
(3) Mengucapkan salam

7. Evaluasi
Tanya jawab langsung saat proses dan setelah proses pembelajaran selesai

8. Materi pembelajaran
a. Pengertian DM
DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau kedua-duanya (Perkeni, 2019)
b. Penyebab DM
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin pada DM tipe 2 masih belum diketahui. Faktor
genetik masih diperkirakan memegang peranan penting dalam proses
terjadinya resistensi insulin. DM tipe 2 disebabkan kombinasi faktor genetik
yang berhubungan dengan gangguan sekresi insulin dan resistensi insulin
dan faktor faktor seperti:
1) Usia (resistensi cenderung meningkat diusia 45 tahun)
2) Obesitas
Salah satu faktor yang lebih signifikan memengaruhi tingkat obesitas
adalah perubahan konsumsi makanan, seperti kebiasaan diet tinggi
kalori, lemak tinggi, makanan cepat saji atau fast food.
3) Riwayat keluarga dengan diabetes
c. Tanda dan Gejala DM
Tanda dan gejala dari DM tipe 2 menurut IDF (2017) adalah :
1) Haus yang berlebihan dan mulut kering
Polidipsia adalah rasa haus berlebihan yang timbul karena kadar
glukosa terbawa oleh urin sehingga tubuh merespon untuk
meningkatkan asupan cairan.
2) Sering buang air kecil dan berlimpah
Poliuria timbul sebagai gejala DM dikarenakan kadar gula dalam
tubuh relatif tinggi sehingga tubuh tidak sanggup untuk
mengurainya dan berusaha untuk mengeluarkannya melalui urin.
3) Kurang energi, kelelahan ekstrim
Kelelahan terjadi karena penurunan proses glikogenesis sehingga
glukosa tidak dapat disimpan sebagai glikogen dalam hati serta
adanya proses pemecahan lemak (lipolisis) yang menyebabkan
terjadinya pemecahan trigliserida (TG) menjadi gliserol dan asam
lemak bebas sehingga cadangan lemak menurun
4) Kesemutan atau mati rasa di tangan dan kaki
Mati rasa merupakan hasil dari hiperglikemia yang menginduksi
perubahan resistensi pembuluh darah endotel dan mengurangi
aliran darah saraf. Orang dengan neuropati memiliki keterbatasan
dalam kegiatan fisik sehingga terjadi peningkatan gula darah

5) Infeksi jamur berulang di kulit


Kadar gula kulit merupakan 55% kadar gula darah pada orang
biasa. Pada pasien DM, rasio meningkat sampai 69-71% dari
glukosa darah yang sudah meninggi. Hal tersebut mempermudah
timbulnya dermatitis, infeksi bakterial (terutama furunkel), dan
infeksi jamur terutama kandidosis
6) Lambatnya penyembuhan luka
Kadar glukosa darah yang tinggi di dalam darah menyebabkan
pasien DM mengalami penyembuhan luka yang lebih lama
dibanding dengan manusia normal
7) Penglihatan kabur
8) Peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemi) dapat
menyebabkan peningkatan tekanan osmotik pada mata dan
perubahan pada lensa sehingga akan terjadi penglihatan yang tidak
jelas atau kabur
d. Pencegahan dan Perawatan mandiri
Perilaku hidup sehat bagi penyandang Diabetes Melitus adalah
memenuhi anjuran:
1) Pola Makan Diabetes Melitus
Pola makan penderita diabetes melitus harus sangat di jaga
mulai dari jenis-jenis yang di makan, memiliki kecenderungan gula
darah yang tinggi/tidak terkontrol, kadar gula darah meningkat
apabila mengkomsumsi jenis-jenis makanan tertentu, oleh karena itu
pola makan dan jenis-jenis makanan harus benar di jaga
keseimbangan. Kebutuhan makan penderita diabetes melitus ini
tidak hanya sekedar mengisi perut saja. Penderita diabetes makanan
harus pemilihan jenis-jenis makanan dengan berkaitan naik
turunnya kadar gula darah. Dan sebab itu asupan gula darah di
dalam tubuh yang berasal dari komsumsi makanan. Indeks glikemik
ialah angka yang menujukan kecepatan makanan dalam
meningkatkan/ menaikan kadar gula dalam darah semakin tinggi
indeks glikemik maka kenaikan kadar gula darah setelah komsumsi
makanan semakin cepat.
Prinsip pengaturan makan pada penyandang DM hampir
sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum, yaitu
makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan
zat gizi masing-masing individu. Penyandang DM perlu diberikan
penekanan mengenai pentingnya keteraturan jadwal makan, jenis
dan jumlah kandungan kalori, terutama pada mereka yang
menggunakan obat yang meningkatkan sekresi insulin atau terapi
insulin itu sendiri. Prinsip diet Diabetes mellitus :
a) Tepat jumlah bahan makanan
b) Tepat jadwal makan yaitu jadwal makan dibagi 3x makan utama
dan 3x makan selingan dengan jangka waktu 3 jam
c) Tepat jenis makanan yang dikonsumsi
2) Pola Diet Diabetes Melitus
Pola diet yang baik untuk penderita diabetes melitus harus
seimbang dengan dilakukan mengurangi asupan karbonhidrat yang
berbagai jenis gula darah dan tepung termasuk nasi dan lain
sebagainya yang mengandung karbonhidrat berlebih. Mengurangi
lemak-lemak yang berebihan serta memperbanyak makan sayur-
sayur yang berserat misalkannya (vitamin dan mineral). Berbagai
sumber protein dapat menfaatkan. Dan tujuan dari diet ialah
mempertahankan kadar gula yang tetap seimbang dan akan
terjadinya komplikasi.
Perinsip diet Diabetes Mellitus yaitu dengan memberikan
makan meliputi makan utama dan selingan dengan dengan jangka
waktu 3 jam. Makanan selingan dapat berupa snack atau buah.
Berikut ini adalah contoh pengaturan jadwal makan diet DM:
a) Pukul 06.30 makan pagi
b) Pukul 09.30 selingan
c) Pukul 12.30 makan siang
d) Pukul 15.30 makan selingan
e) Pukul 18.30 makan malam
f) Pukul 21.30 makan kecil atau buah
Komposisi makanan pada klien Diabetes Mellitus (DM) yang
dianjurkan adalah :
a) Karbohidrat
Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energy.
Pembatasan karbohidrat total yang < 130 g/hari tidak
dianjurkan.Gula dalam bumbu diperbolehkan sehingga klien DM
dapat makan sama dengan makanan keluarga yang lain. Sukrosa
tidak boleh lebih dari 5% total asupan energi. Karbohidrat
merupakan sumber energi utama bagi tubuh, gula merupakan
karbohidrat yang merangsang pankreas mengeluarkan insulin.
Karbohidrat yang sederhana adalah gula, sedangkan karbohidrat
yang kompleks adalah tepung. Dari makanan yang masuk
karbohidrat yang kompleks akan dicerna menjadi karbohidrat yang
sederhana yaitu gula. Buah buahan yang dianjurkan menurut adalah
buah yang kurang manis disebut sebagai buah golongan B misalnya
pisang, papaya, dan apel, tomat dan semangka. Sedangkan buah
buahan yang manis disebuat buah golongan A seringkali
mengacaukan perawatan dan harus dilarang diberikan kepada klien
DM contohnya adalah sawo, mangga, jeruk, rambutan. Buah
golongan A boleh dimakan asal dalam jumlah sedikit atau sesekali
dan dimakan sesudah sayur golongan B Produk Susu
b) Protein
Dibutuhkan sebesar 10-20% total asupan energy. Sumber protein
yang baik adalah ikan, udang, cumi dan jenis sea food lainnya,
daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, susu rendah lemak, kacang
kacangan, tahu dan tempe. Sumber protein nabati antara lain kacang
polong, buncis, kacang kedelai, tahu
c) Natrium (garam)
Konsumsi natrium sebesar 1 sendok teh atau tidak lebih dari 3000
mg. Pada klien yang hipertensi pembatasan natrium sampai 2400
mg garam dapur. makannan dengan sumber natrium yang
dianjurkan adalah garam dapur, vetsin, soda, natrium benzoate, dan
natrium nitrit
d) Serat
Klien DM dianjurkan mengkonsumsi cukup serat dari kacang
kacangan, buah dan sayuran. Anjuran konsumsi serat adalah ±
25gr/1000 kkal/hari . Sumber serat dari sayuran dan buah buahan,
sayuran kelompok A seperti beligo, daun bawang, daun labu siam,
daun lobak, jamur segar, kangkung oyong (gambas), ketimun,
tomat, kecipir muda, kol, kembang kol, labu air, lobak, papaya
muda, petsay, rebung, sawi, seledri, selada, tauge, terong, cabe hijau
besar. Sayuran kelompok B yaitu bayam, buncis, bit, daun bluntas,
daun ketela rambat, daun kecipir, daun leunca, daun keladi, daun
mangkokan, daun melinjo, daun singkong, daun papaya, jagung
muda, jantung pisang, genjer, kacang panjang, kacang kapri, daun
katuk, kucai, labu siam, nangka muda, pare, takokak dan wortel .
e) Pemanis alternatif
Pemanis dikelompokkan menjadi pemanis bergizi dan pemanis tidak
bergizi. Yang termasuk pemanis bergizi adalah gula, alcohol dan
fruktosa . Gula alcohol seperti isomalt, lactitol, maltitol, mannitol,
sorbitol dan xylitol. Dalam penggunaannya, pemanis bergizi ini
perlu diperhitungkan kandungan kalorinya. Fruktosa tidak
dianjurkan digunakan pada klien DM Karena mempunyai efek
samping pada lemak darah Makanan yang tidak dianjurkan pada
klien DM
(1) Makanan dengan kandungan gula sederhana, contohnya gula
pasier, gula jawa, sirup, jelly, manisan, susu kental manis,
minuman botol, es krim, kue kue manis, dodol, cake, kue tar.
(2) Makanan yang mengandung tinggi lemak yaitu cake, fast food,
dan gorengan.
(3) Makanan dengan tinggi garam seperti ikan asin, telur asin,
makanan yang diawetkan, makanan dengan MSG.
3) Pola Olahraga
Pola olahraga penderita diabetes melitus harus di sarankan
berolahraga secara teratur dengan cara sesuai bertahap-tahap sesuai
dengan kemampunya. Olahraga yang sesuai atau ideal ialah yang
bersifat aerobik seperti jalan-jalan santai, lari-lari pagi, bersepeda,
berenang dan lain-lainnya. Olahraga aerobik ini paling tidak
dilakukan selama 20 – 30 menit pertama-tama pemansan selama 5
menit dan di akhiri dengan istirahat selama 5 menit. Latihan ini
dapat dilakukan 2 – 3 kali seminggu. Tingkat kebugaran tubuh yang
menuingkat tujuanya olahraga akan memperbanyak jumlah
peningkatan aktivitas reseptor insulin dalam tubuh penderita.
Apabila kadar glukosa darah <100 mg/dL klien harus
mengkonsumsi karbohidrat terlebih dahulu dan bila >250 mg/dL
dianjurkan untuk menunda latihan jasmani. Kegiatan sehari-hari
atau aktivitas sehari- hari bukan termasuk dalam latihan jasmani
meskipun dianjurkan untuk selalu aktif setiap hari. Latihan jasmani
selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan
dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki
kendali glukosa darah. Pada klien DM tanpa kontraindikasi (contoh:
osteoartritis, hipertensi yang tidak terkontrol, retinopati, nefropati)
dianjurkan juga melakukan resistance training (latihan beban) 2-3
kali/perminggu sesuai dengan petunjuk dokter.
Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan
status kesegaran jasmani. Intensitas latihan jasmani pada
penyandang DM yang relatif sehat dapat ditingkatkan, sedangkan
padapenyandang DM yang disertai komplikasi intesitas latihan perlu
dikurangi dan disesuaikan dengan masing-masing individu
4) Monitoring Kadar Gula Darah
Kadar gula darah harus di uji / di tes secara berkala yaitu
pada saat sebelum sarapan pagi dan sebelum makan malam. Nilai
yang di harapkan dari pengukuran tersebut ialah berada pada
rentang antara 70 s.d 120 mg/dl. Kontrol gula darah sebaiknya di
lakukan secara rutin untuk mengetahui tinggi rendahnya level gula
darah sehingga penderita diabetes melitus dapat mengontrol gula
darah agar dapat kondisi yang normal. Tujuan kontrol kadar gula
darah secara teratur merupakan upaya pencegahan terjadinya
komplikasi yang dilakukan oleh pasien diabetes melitus. Standar
pemeriksaan kadar gula darah di pelayanan kesehatan idealnya
dilakukan minimal tiga bulan sekali setelah kunjungan pertama,
yang meliputi pemeriksaan kadar gula darah puasa, kadar gula 2 jam
setelah makan. Melakukan pengontrolan gula darah bukan hanya
selalu di tes secara rutin, tetapi mengontrol gula darah dapat juga
melalui pemberian injeksi insulin. pemberian injeksi insulin adalah
suatu kegiantan measukan obat insulin ke dalam jaringan tubuh
melalui suntikan subcutan atau intravena, yang dapat di gunakan
untuk mengontrol kadar gula darah. Pemberian injeksi insulin ada
dua macam dapat dilakukan dengan injeksi dan oral. Injeksi sendiri
dapat dengan suntik biasa ataupun insulin pen

Anda mungkin juga menyukai