Disusun Oleh :
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal Praktik Manjemen Desiminasi
awal keperawatan manajemen di Ruang Rawat Inap Paviliyun Dahlia Rumah
Sakit dr.H. Koesnadi Bondowoso. Kami sangat berharap Proposal ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Proposal ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan di masa yang akan datang mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga Proposal sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya, sekiranya Proposal yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangu demi perbaikan di masa depan.
Mahasiswa Ners
4
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................ii
Daftar Gambar................................................................................................vi
DaftarTabel.....................................................................................................vii
Daftar Lampiran.............................................................................................ix
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LatarBelakang 1
B. Tujuan..........................................................................................................3
1. TujuanUmum..................................................................................3
2. TujuanKhusus.................................................................................3
C. Manfaat........................................................................................................4
1. Bagi Mahasiswa.............................................................................4
2. Bagi Perawat..................................................................................5
3. Pasien Dan KeluargaPasien...........................................................5
4. Bagi RumahSakit Umum Daerah Sidoarjo....................................5
5. BagiInstitusi (Universitas Nurul Jadid)..........................................5
BAB II PENGKAJIAN
A. Pengumpulan Data.......................................................................................6
1. Kajian RSUD..................................................................................6
2. Kajian Teratai.................................................................................7
B. StrukturOrganisasi............................................................................................10
C. Pengkajian Keperawatan..............................................................................11
1. Ketenagaan (M1-Man)....................................................................11
2. Sarana dan Prasarana (M2-Material)..............................................22
3. MetodeKeperawatan (M3-Metode).................................................35
4. Pembiayaan(M4-Money).....................................................................64
5
5. Marketing (M5-Marketing)....................................................................62
D. Analisa SWOT.............................................................................................76
E. Menentukan Kuadran Dalam Diagram Layang............................................86
F. Diagram Layang M1-M5..............................................................................87
G. PrioritasMasalah...........................................................................................87
H. IdentifikasiMasalah......................................................................................87
I. Rencana Strategi............................................................................................89
6
DAFTAR GAMBAR
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan standarisaasi akreditasi rumah sakit menuntut kinerja profesi
keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya untuk meningkatan pelayanan kesehatan. Hal
ini seiring dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap
profesi keperawatan. Untuk memberikan pelayanan yang profesional dibidang
keperawatan memerlukan suatu perubahan dan peningkatan kompetensi baik dari aspek
pengetahuan, sikap, maupun psikomotor. Guna menunjang keberhasilan tujuan tersebut,
maka memerlukan suatu pengelolaan atau manajemen keperawatan secara baik.
Model pemberian asuhan keperawatan yang saat ini sedang menjadi tren dalam
keperawatan Indonesia adalah model praktik keperawatan profesional dengan metode
pemberian asuhan keperawatan tim. Metode tim merupakan suatu metode pemberian
asuhan keperawatan dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya
kooperatif dan kolaboratif (Douglas, 1984). Model tim didasarkan pada keyakinan
6
bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan
memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab
perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat.
Berdasarkan pengkajian pada tanggal 11 Juli 2022, Ruang Dahlia RSU dr. H.
Koesnadi Bondowoso menerapkan model praktik keperawatan profesional dengan
metode tim. Salah satu keberhasilan dalam memanagemen ruangan adalah ketepatan
dalam memilih MPKP yang lebih sesuai dengan kondisi ruangan perawatan dan sesuai
dengan sumber daya manusia yang ada, termasuk dukungan dari pemegang kebijakan.
Kwalitas pelayanan keperawatan pun ditentukan juga oleh tingkat pengetahuan,
ketrampilan, sikap dan perilaku dari praktisi keperawatan, maka perlu diperhitungkan
pula nilai-nilai dasar, keyakinan serta cara mengorganisasikannya agar semua orang
yang terlibat di dalamnya bergerak dalam satu tujuan yaitu mencapai mutu pelayanan
prima. Untuk itu dalam kesempatan kegiatan praktik manajemen keperawatan yang
kami laksanakan sejak tanggal 11 Juli 2022 s/d 03 Agustus 2022 kami gunakan untuk
mengaplikasikan diri terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan manajerial yang ada di
Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum dr.H. Koesnadi Bondowoso dengan harapan dapat
mengembangkan kemampuan diri maupun turut membantu meningkatkan mutu
pelayanan dengan jaminan keamanan dan kepuasan bagi pelanggan yang dirawat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan, mahasiswa memahami serta
mampu menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan sesuai model praktik
keperawatan profesional.
7
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan, mahasiswa diharapkan dapat
menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan dengan menggunakan Model
Praktek Keperawatan Profesional (MPKP).
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian di Ruang Dahlia dengan
menggunakan analisa SWOT.
b. Mahasiswa mampu menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan
hasil pengkajian dan analisa situasi di RuangDahlia:
1) Role Play penugasan model Tim.
2) Timbang Terima.
3) Dokumentasi keperawatan.
4) Ronde keperawatan .
c. Mahasiswa mampu melaksanakan MPKP model Tim :
1) Role Play penugasan model Tim.
2) Timbang Terima.
3) Dokumentasi keperawatan.
d. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pelaksanaan Model Praktek
Keperawatan Profesional (MPKP) :
1) Pelaksanaan/Role Play penugasan model Tim.
2) Pelaksanaan Timbang Terima.
3) Pelaksanaan Dokumentasi keperawatan.
4) Pelaksanaan Ronde keperawatan
C. Manfaat
1. Tercapainya manajemen keperawatan profesional yang lebih sesuai dengan kondisi
Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi Bondowoso
2. Memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk menjalankan semua peran fungsi
dalam praktik manajemen keperawatan berdasar model MPKP yang dipilih
3. Tercapainya kepuasan kerja bagi perawat, pasien, dan keluarga pasien
4. Terbina hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim
kesehatan lain, perawat dengan pasien dan keluarganya
5. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin dalam diri perawat Ruang Dahlia
Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi Bondowoso
8
D. Tempat dan Waktu
Dilaksanakan di Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi Bondowoso pada
tanggal 11 Juli 2022 s/d 03 Agustus 2022.
9
BAB II
PENGKAJIAN
A. PENGUMPULAN DATA
1. Kajian RSUD
Berdiri sebelum tahun 1933 “Regenthshap Ziekenhius”, Luas tanah 1,037
m², Terdiri dari : ruang berobat jalan, rawat inap, gawat darurat, dan tata usaha,
Tahun 1952-1956 Rumah Sakit Umum Bondowoso dg kapasitas 150 TT dan
seiringnya waktu keluarlah Perda No, 10 tahun 1984 Rumah Sakit Umum
Daerah berubah menjadi Rumah Sakit Umum, Berdasarkan Perda No, 66 tahun
tahun 1996 Rumah Sakit Umum menjadi Rumah Sakit Daerah (tahun 2000),
Berdasarkan Peraturan Mendagri No, 445,35-1182 tgl 11 September 1998 RSU
dr, H, Koesnadi yang berkelas C uji coba swadana,
Sejak tahun 1999 Perda No, 7 menjadi swadana penuh, Sejak tgl 15
Desember 2005 RSU dr, H, Koesnadi Bondowoso menjadi kelas B Non
Pendidikan dan dilakukan pendampingan oleh BPKP dalam upaya menuju
Badan Layanan Umum (BLU),Tanggal 15 Desember 2006 telah resmi menjadi
Rumah Sakit Kelas B Non Pendidikan,
Tanggal 28 Januari 2008 sesuai dengan Peraturan Daerah No, 3 tahun
2008 tentang Tata Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Rumah
Sakit Daerah (RSD) dr, H, Koesnadi Bondowoso menjadi Rumah Sakit Umum
(RSU), Keputusan Bupati Bondowoso Nomor 445/522/430,42/2008 tanggal 24
Juni 2008 tentang Rumah Sakit Umum dr, H,Koesnadi Bondowoso menjadi
Badan Layanan Umum Bertahap,
1
0
b) Visi Rumah Sakit Umum " dr, H, Koesnadi " Bondowoso :
“ 7S “ : Salam-Senyum-Sapa-Sopan-Santun-Sepenuh Hati-Sabar
a. Fokus Telaah
Ruangan Dahlia merupakan salah satu instalasi rawat inap di RSUD
Dr, H, Koesnadi Bondowoso yang memberikan pelayanan pada kasus-kasus
bedah, dengan kapasitas 30 tempat tidur, Pada awalnya Ruangan Dahlia
hanya memberikan pelayanan pada kasus bedah secara umum dikarenakan
masih terbatasnya profesi dokter spesialis dan fasilitas penunjang, Selain
kasus bedah umum di ruang ini juga memberikan pelayanan spesialisasi lain
yang memerlukan rawat inap antara lain ; Mata, THT dan Bedah Mulut,
1
1
memberikan pelayanan di Ruangan Dahlia, yaitu spesialis bedah umum,
bedah mulut, bedah onkologi, bedah tulang (orthopedi), spesialis mata,
spesialis THT dan bedah saraf.
b. Lingkup Garapan
Ruang lingkup dari Pedoman Pelayanan Ruangan Dahlia meliputi
standar dan kualifikasi sumber daya manusia medis, keperawatan dan no-
medis, standar fasilitas ruangan, tatalaksana pelayanan, keselamatan pasien
dan keselamatan kerja serta pengendalian mutu pelayanan.
c. Basis intervensi
Basis Intervensi ruang dahlia merupakan kasus-kasus bedah baik
operatif maupun non-operatif, yang meliputi :
1. Bedah Umum
2. Bedah Onkologi
3. Bedah Tulang (Orthopedi)
4. Bedah Saraf
5. Bedah Mulut
6. Mata
7. Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT).
d. Model layanan
Model layanan keperawatan yang diberikan diruang dahlia adalah
MPKP m o d i f i k a s i Metode moduler ini dipimpin oleh kepala
ruangan yang membawahi dua atau lebih ketua tim. Ketua Tim
1
2
B. STRUKTUR ORGANISASI
STRUKTUR ORGANISASI DI RUANG DAHLIA
RSUD dr H KOESNADI BONDOWOSO TAHUN 2022
DIREKTUR
dr. YUS PRIYATNA, Sp.P.
Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Ruang Dahlia RSUD dr H Koesnadi Bondowoso Tahun 2022
9
BAGAN Model Praktik keperawatan profesional (MODULER) DI RUANG
DAHLIA RSUD dr H KOESNADI BONDOWOSO
KEPALA PAVILIUN
DAHLIA
Gambar 2.2 Bagan Model Praktik keperawatan profesional ( Model Tim Primer )
Di Ruang Dahlia Rsud Dr H Koesnadi Bondowoso
10
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN PROFESIONAL
1. Ketenagaan M1
a. Tenaga Keperawatan
Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Keperawatan di Ruang
Dahlia RSUD dr H Koesnadi
Bondowoso
Tingk Status Masa
No Nama Lengkap Jabatan Saat Ini
at Kepegawaian Kerja
1 Maskurniadi, S.Kep.Ns. Pendid
S1 PNS 1997 Kepala Ruang
2 Andik Kristianto, S.Kep. S1 PNS 2002 Ketua Tim
3 Agum Supriyoko, S1 PNS Ketua Tim
4 S.Kep.Ns.
Helmi Fahmayanti, S1 PNS 2002 Ketua Tim
5 Amd.Kep
Anton Prayitno, Amd.Kep. D III PNS 2005 Ketua Tim
6 Laura Dwi S1 Kontrak 2011 PP
7 Pradita,S.Kep.Ns.
Siti Musrifatun, S.Kep.Ns. S1 PNS 1998 Ketua Tim
8 Maynardo Deva H, D III Kontrak 2014 PP
9 S.Kep.Ns.
Umiyatun Indah H, D III Kontrak 2014 PP
10 Amd.Kep.
Afifah Fitriah H, Amd.Kep. D-III Kontrak 2016 PP
11 Djaka Imanda, S.Kep.Ns S1 Kontrak 2018 PP
12 Yayang Andriyani, D-III Kontrak 2020 PP
13 Nurul Hidayati, S.Kep.Ns S1 Kontrak 2020 PP
14 Laili Handayani, Amd.Kep. D-III CPNS 2021 PP
15 M. Saiful Ulum, Amd.Kep. D-III Kontrak 2017 PP
16 Dianita Indra, S.Kep.Ns. S1 CPNS 2022 PP
17 Diah Dwi Nur, Amd.Kep. D-III CPNS 2022 PP
15
Tabel 2.3 Tenaga Keperawatan Yang Pernah Mengikuti Pelatihan
Di Ruang Dahlia RSUD dr H Koesnadi Bondowoso
Keterangan:
BCLS : Basic Cardiac LifeSupport
CE : Consul Education
b. Tenaga Non Keperawatan
16
c. Bor (Bed Occupacy Rate) Pada Pasien
Tabel 2.6 Jumlah Tenaga Keperawatan di Ruang Dahlia
RSUD dr H Koesnadi Bondowoso 11 Juli 2022
No Shift Kelas BOR ∑BOR Per Hari
18
jam, menggunakan selang NGT/ nasogastric, menggunakan
terapi intravena, pemakaian alat penghisap (suction) dan kadang
klien dalam kondisi gelisah/disoriented.
Menurut Douglas (1984) dalam Nursalam (2014)
menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit
perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana masing- masing
kategori mempunyai nilai standar pershift.
Tabel 2.9 Nilai Standar Jumlah Perawat Per Shift
berdasarkan Klasifikasi Klien
Klasifikasi Klien
Jumlah Minimal Parsial Total
Klien
P S M P S M P S M
1 0, 0, 0, 0, 0,1 0,1 0, 0,3 0,
17 1 0 27 5 0 3 0 2
4 7 6 0
2 0, 0, 0, 0, 0,3 0,1 0, 0,6 0,
34 2 2 54 0 4 7 0 4
8 0 2 0
3 0, 0, 0, 0, 0,4 0,2 1, 0,9 0,
51 4 3 81 5 1 0 0 6
2 0 8 0
Kualifikasi
Jumlah Kebutuhan Tenaga
Pasien
Tingkat
Jumlah
Ketergantu Pagi Sore Malam
Pasien
ngan
19
0+6,21+0 0+2,76+0 0+2,3+0
Jumlah 23
= 6,21 = 2,76 = 2,3
Total 6 3 2
Tenaga pperawat : Jumlah tenaga yang lepas dinas per hari :
Kualifikasi
Jumlah Kebutuhan Tenaga
Pasien
Tingkat
Jumlah
Ketergantu Pagi Sore Malam
Pasien
ngan
Total 0 0x0,36= 0 0x0.30= 0 0x0,20=0
Parsial 19 19x0,27= 5,13 19x0,12 = 2,28 19x0,10= 1,9
Minimal 0 0x0,17=0 0x0,14 =0 0x0,07= 0
0+5,13+0 0+2,28+0 0+1,9+0
Jumlah
19 =5,13 = 2,28 = 1,9
Total 5 2 2
Pagi =5
Sore =2 86 x 9 =774 = 2,77 (3 orang)
279 279
Malam =2
Total =9
20
Berdasarkan tabel 2.11 tentang perhitungan tingkat
ketergantungan klien dan kebutuhan tenaga keperawatan dengan
Metode Douglass di Ruang Dahlia RSUD dr H Koesnadi Bondowoso
didapatkan bahwa kebutuhan perawat untuk tugas per hari adalah 9
orang + 1 struktural ( kepala ruangan ) + 4 lepas dinas = 14 orang.
1 Sangat Kurang 0 0%
2 Cukup 0 0%
3 Baik 10 58,8%
4 Sangat Baik 7 41,2%
Jumlah 17 100%
21
Dari tabel diatas menjelaskan bahwa hasil kuesioner yang diberikan
kepada 16 perawat sebanyak 9 perawat menyatakan puas dengan
presentase 58,8% dalam kategori “baik”, sebanyak 7 perawat menyatakan
sangat baik dengan presentase 41,2% dalam kategori “Sangat Baik”.
e. Diagram Layang M1
Gambar 2.3 Diagram Layang 2.3
Y
5
4,5
4
3,5
3
2,5 2,
2 4
1,5
1
0,5
0 X
1,
-0-
2
0,5,
5
-5 -4,5 -4 -3,5 -3 -2,5 -2 -1,5 -100,511,522,533,544,55
-1
-1,5
-2
-2,5
-3
-3,5
-4
-4,5
-5
Keterangan :
: M1
Berdasarkan diagram layang diatas dapat di simpulakan bahwa
posisi M1 berada diarea agresif. Dalam posisi agresif yang artinya
ada dalam keadaan yang harus dipertahankan atau dapat juga
ditingkatkan lebih tinggi agar tercapai dalam posisi yang lebih
baik karena dalam posisi ini meskipun ada kekuatan tapi ada
peluang untuk merubah.
21
2. Sarana dan Prasarana (M2-Material)
a. Lokasi
Manajemen keperawatan dan kegiatan pembelajaran pada mahasiswa
Praktek Manajemen Keperawatan Program Profesi Ners Universitas Nurul
Jadid Paiton Probolinggo mengambil tempat di Dahlia RSUD dr H
Koesnadi Bondowoso, dengan alamat di Jalan Piere Tendean No. 03
Kabupaten Bondowoso Jawa Timur. Pengkajian data awal dilakukan
pada tanggal 11-13 Juli 2022. Adapun data-data yang diperoleh adalah
sebagai berikut:
1) Penataan Gedung / Lokasi Dan Denah Ruangan
a) Lokasi Ruang Dahlia
Tabel Batas Ruang Dahlia RSUD dr H Koesnadi Bondowoso
Barat : Berbatasan Dengan Kantin,Paviliun Anggrek
Keterangan :
1. Ruang Perawatan kelas I
2. Kantor perawat.
3. Ruang perawatan kelas II dan Ruang
Isolasi
4. Ruang Intermediate
5. Ruang Rekonstitusi Obat
6. Ruang perawatan kelas III (R.Trauma)
7. Ruang perawatan kelas III (R.Non-
Trauma)
8. Ruang perawatan kelas III (Isolasi)
22
Ruang rawat inap Dahlia meliputi ruang perawatan kelas I,II, III,
Ruang Intermediate, Ruang khusus Luka Bakar dan Ruang Isolasi
Kelas III.
b. Data Bed Pasien
.
c. Fasilitas dan Sarana Prasarana
1) Fasilitas untuk pasien
Pada tanggal 11-13 Juli 2022 dilakukan observasi, dan di dapatkan hasil di
ruang Dahlia sudah memiliki fasilitas, baik untuk pasien dan tenaga
kesehatan. Sumber listrik yang digunakan adalah dari PLN. Standar fasilitas
dimasing-masing ruang untuk pasien adalah sebagai berikut :
Televisi
AC
Kipas angin
Lemari pasien
24
KONDISI JUMLAH
NO NAMA ALAT JUMLAH SATUAN KETERANGAN
B RR RS RB H SAAT INI
A PERALATAN MEDIS dan KEPERAWATAN
1 Infus Pump 1 unit 1 1
2 Syringe Pump 5 unit 5 5
3 Suction Pump 2 unit 2 2
4 Bedsite Momitor 2 unit 2 2
5 Oxymetri 1 unit 1 1
6 Tensimeter Air raksa 0 unit 0 0 Semu tensimeter air raksa ditarik
7 Stetoscope 4 buah 3 1 4
8 Nebulizer 1 unit 0 1 1 pengajuan baru
9 Bag and Mask (Ambu Bag) 2 set 1 1 2 perlu penambahan ukuran kecil (1)
10 Gunting Verban 2 buah 2 2
11 Korentang + Tempatnya 1 buah 1 1
12 Rawat Luka Set 0 set 0 sentralisasi CSSD
13 Hecting Set 0 set 0 0
14 Hb Sahli Set 1 set 1 0
15 Tongque Spatel 2 buah 2 2
16 Bengkok 4 buah 4 4
17 Chest Drain Set 1 set 1 1
18 Bak Instrument/Bak Injeksi Sedang 6 buah 4 2 6
19 Bak Instrument/Bak Injeksi Kecil 2 buah 2 2
Tabel 2.12 Inventaris Alat Medis Dan Keperawatan Ruang Dahlia RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso
KONDISI JUMLAH
NO NAMA ALAT JUMLAH SATUAN SAAT KETERANGAN
B RR RS RB H INI
PERALATAN MEDIS dan KEPERAWATAN
20 Cucing (kecil) 5 buah 5 5 sentralisasi CSSD
21 Box Kemoterapi 0 unit 0 0
22 Kacamata Google 2 buah 2 2
23 Tromol Besar 2 buah 2 2
24 Tromol Kecil 4 buah 4 4
25 Troley Obat 1 unit 1 1
26 Troley Tindakan 2 unit 2 2
27 Regulator O2 11 unit 6 3 2 11 oksigen sentral 21 titik
28 Standar Infus 20 buah 9 11 19 perlu perbaikan dan penambahan
29 Pispot 5 buah 5 5 jumlah kurang
30 Urinal 8 buah 8 8 jumlah kurang
31 Brankart 3 unit 2 1 3
32 Kursi Roda 5 unit 3 2 4
33 Timbangan Dewasa 1 buah 1 1
34 Penlight / Senter Loop 2 buah 1 1 1 perlu pengadaan baru (2)
35 Glass Spuit 1 buah 1 1
36 Film Viewer 1 unit 1 1
37 Cervical Colar 2 buah 2 2
38 ECG 1 set 1 1
39 Otoscope 1 set 1 1
40 Opti Visor 1 buah 1 1
41 Lampu Kepala 1 set 1 1
42 Lampu Tindakan 1 set 1 1
Tabel 2.12 Inventaris Alat Medis Dan Non-Medis Ruang Dahlia RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso
KONDISI JUMLAH
NO NAMA ALAT JUMLAH SATUAN SAAT KETERANGAN
B RR RS RB H INI
B PERALATAN PENUNJANG
1 Tempat Tidur Pasien Kelas I 6 unit 6 - - - - 6
2 Tempat Tidur Pasien Kelas II 12 unit 10 2 - - - 12
3 Tempat Tidur Pasien Kelas III 25 unit 12 13 - - - 25 perlu perbaikan
4 Kasur/Busa 44 buah 42 2 - - - 44
5 Bantal 18 buah 18 - - - - 18
6 Lemari Pasien (kayu) 15 buah 15 - - - - 15
7 Lemari Pasien (besi) 35 buah 35 - - - - 35
1 sudah setor Inventaris, 1 setor
8 Kipas Angin 9 unit 7 - - 2 - 5
IPS
9 Televisi 6 unit 6 - - - - 6
10 Kursi Plastik 16 buah 14 - - 2 - 14
11 Meja Plastik 6 buah 6 - - 6 - 6
12 Kursi Penunggu 5 buah 5 - - - - 5
13 Rak Handuk (jemuran) 13 buah 10 - - 3 - 13 perlu penambahan
14 Rak Piring Kotor 2 buah 2 - - - - 2
15 Meja Makan Pasien 3 buah 3 - - - - 3
16 Sepatu Boot 0 pasang 0 - - - - 0
Tabel 2.13 Inventaris Peralatan Penunjang Ruang Dahlia RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso
KONDISI JUMLAH
NO NAMA ALAT JUMLAH SATUAN SAAT KETERANGAN
B RR RS RB H INI
C PERALATAN KANTOR
1 Televisi 1 buah 1 - - - - 1
2 Kulkas 1 buah 1 - - - - 1
3 Kipas Angin 2 buah 2 - - - - 2 1 belum terpasang
4 Meja Kerja 10 buah 8 2 - - - 10
5 Kursi Kayu 5 buah 3 2 - - - 5
6 Kursi Plastik 6 buah 4 2 - - - 6
7 Sofa 1 set 0 - 1 - - 1
8 Lemari Kaca 2 buah 2 - - - - 2
9 Lemari Kayu Besar 2 buah 1 1 - - - 2
10 Lemari Kayu Sedang 4 buah 4 1 - - - 4
11 Hand Dryer 0 unit 0 - - - - 0 dikembalikan
12 Lemari Berkas (besi) 1 unit - 1 - - - 1
13 Meja Komputer 1 buah - 1 - - - 1
14 Rak Piring (dapur) 1 buah 1 - - - - 1
15 Rak Handuk 2 buah 1 1 - - - 2
16 Tempat Tidur 2 buah 2 - - - - 2
17 Kasur 2 buah 2 - - - - 2
18 Bantal 4 buah 4 - - - - 4
19 Loker Karyawan 1 unit 1 - - - - 1
20 Whiteboard 2 buah - 2 - - - 2
21 Tabung Pemadam 1 unit 1 - - - - 1
22 Jam Dinding 2 buah 2 - - - - 2
23 Tabung LPG 1 buah 1 - - - - 1
24 Kompor Gas 1 buah - 1 - - - 1
25 Kursi Kantor (Erona) 3 buah 3 - - - - 3
Tabel 2.13 Inventaris Peralatan Penunjang Ruang Dahlia RSUD dr. H. Koesnadi
KONDISI JUMLAH
NO NAMA ALAT JUMLAH SATUAN SAAT KETERANGAN
B RR RS RB H INI
D ALAT LINEN
1 Skort 20 stel 20 20
2 Skort Kemoterapi 3 stel 2 1 2 perlu penambahan (min 2)
3 Spei Biru 10 buah 10 10
4 Sprei Hijau 24 buah 24 24
5 Sprei Motif (ungu) 14 buah 14 14
6 Sarung Bantal Biru 10 buah 10 10
7 Sarung Bantal Hijau 22 buah 22 22
8 Sarung Bantal Motif (ungu) 7 buah 7 7
9 Korden Kantor 12 buah 12 12
10 Handuk/Lap Tangan 32 buah 32 32
11 Baju Operasi Pasien 30 stel 30 30 belum pernah pengadaan baru
12 Selimut 20 buah 20 20
13 Sprei Motif (biru) 70 buah 70 70
14 Sarung Bantal Motif (biru) 70 buah 70 70
15 Korden Kelas I 12 buah 11 1 10 korden kamar I.6 tidak ada/rusak
16 Korden Kelas II 12 buah 12 12
17 Korden Kelas III 14 buah 14 14
Tabel 2.13 Inventaris Alat Linen Ruang Dahlia RSUD dr. H. Koesnad
Keterangan :
B : Baik
RR : Rusak Ringan
RS : Rusak Sedang
RB : Rusak Berat
H : Hilang
d. Consumable (Obat dan bahan habis pakai)
Pemenuhan stok obat dan Consumable dilakukan oleh pihak petugas
Farmasi yang sudah standby di Ruang Dahlia setiap pagi
f. Hasil Angket Sarana dan Prasarana Instalasi Ruang Dahlia RSUD dr H Koesnadi
Bondowoso
1 Ya 17 100%
2 Tidak 0 0%
Jumlah 17 100%
Y-Values
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
-0 ,5 Y-Values
-3,5 -3 -2,5 -2 -1,5 -1 -0 ,5
-1 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
-1,5
-2
-2,5
-3
-3,5
30
Keterangan :
:M2
1 Baik 16 93,75%
2 Cukup 1 6,25%
3 Kurang 0 0%
Jumlah 17 100%
1,
6
1,
4
1,
2
1,
-
0,
2
-
0,4
-
0,5
Keterangan :
: MPKP
PASIEN
Poli
IGD
Bedah
Pendaftaran
Rawat Inap
PAV. DAHLIA
LAPOR DPJP
KELENGKAPAN ADMINISTRASI
PERAWATAN & PENGOBATAN
KRS
PASIEN
PAV. DAHLIA
KELENGKAPAN ADMINISTRASI
LAPOR DPJP
1 Baik 17 100%
2 Cukup 0 0%
3 Kurang 0 0%
Jumlah 17 100%
36
dengan “baik” tentang prosedur penerimaan pasien baru, adanya
pemberian brosur/leaflet saat melakukan penerimaan pasien baru,
dan melakukan pendokumentasian setiap selesai melakukan
penerimaan pasien baru.
Kesimpulannya alur peneriman pasien baru sudah
dilaksanakan sepenuhnya sesuai dengan teori ataupun format yang
sudah ada di ruangan.
Keterangan :
38
Keterangan :
: Sentralisasi Obat
4. Timbang Terima
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara
untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan
dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan
seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap
dengan tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan atau belum, dan perkembangan pasien saat itu, informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan
dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat
39
primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam (Nursalam, 2016).
Gambar Alur Timbang Terima
40
prosedur timbang terima yaitu dilakukan sebanyak 3x dalam 24 jam
diruangan, yang dipimpin oleh perawat tim serta dihadiri oleh perawat
yang berkepentingan, memahami tekhnik pelaporan timbang terima,
memahami hal-hal yang harus disampaikan saat timbang terima, dan
mengunjungi atau berinteraksi langsung dengan masing-masing pasien ke
setiap ruangan.
Kesimpulannya Timbang terima yang dilakukan di Ruang
Dahlia sudah dilaksanakan dengan baik, terdapatnya buku timbang
terima yang sudah ada dapat digunakan sebagai acuan dalam
pelaksanaan timbang terima agar sesuai dengan format standar rumah
sakit.
Keterangan :
: Timbang terima
42
No Kategori Respond en Persentase
1 Baik 17 100%
2 Cukup 0 0%
3 Kurang 0 0%
Jumlah 17 100%
43
Keterangan :
: Supervisi
1 Baik 0 0%
2 Cukup 1 5,88%
3 Kurang 16 94,12%
Jumlah 17 100%
Keterangan :
: Ronde
Keperawatan
45
Berdasarkan diagram layang diatas dapat di simpulakan bahwa posisi
ronde keperawatan dalam posisi turn arround posisi ini menandakan
sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah turn around strategi, artinya
organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan
berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan
untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya.
Oleh karenanya organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam
strategi taktisnya.
7. Discharge Planning
46
standar/ketentuan
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan discharge planning berjalan
dengan baik, dimulai dari pasien diperbolehkan pulang, pada saat pulang
pasien pulang diberikan lembar discharge planning untuk persyaratan
pasien pulang apakah pasien pulang karena sembuh, meninggal atau
pasien pulang paksa. Kemudian pasien diberikan edukasi terkait dengan
makanan, obat, hasil pemeriksaan penunjang, kontrol ke poli sesuai
dengan penyakit. Hambatannya yaitu perawat hanya memberikan edukasi
secara lisan dan tidak menunjukkan ataupun memberikan leaflet yang
diperlukan sesuai dengan penyakit atau kebutuhan pasien.
Hasil angket tingkat pemahaman Discharge Planning Ruang
Kelas Dahlia RSUD dr H Koesnadi Bondowoso.
1 Baik 15 87,5%
2 Cukup 2 12,5%
3 Kurang 0 0%
Jumlah 17 100%
Berdasarkan tabel diatas dari hasil kuesioner pemahaman discharge
planning dari 16 responden menunjukkan 14 responden dengan presentase
87,5%% menyatakan mampu memahami dengan “baik” tentang prosedur
pelaksanaan dari discharge planning, mampu mendokumentasikan secara
jelas setiap selesai melakukan discharge planning, serta menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien saat pelaksanaan discharge
planning, 2 responden dengan persentase 12,5% menyatakan “cukup”
memahami tentang prosedur pelaksanaan dari discharge planning, mampu
mendokumentasikan secara jelas setiap selesai melakukan discharge
planning, serta menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien
saat pelaksanaan discharge planning.
Kesimpulannya bahwa pelaksanaan discharge planning di ruang
Dahlia sudah dilaksanakan secara optimal, dengan sistem
pendokumentasian yang jelas serta bahasa yang mudah di mengerti oleh
pasien saat pelaksanaan discharge planning.
47
Gambar Diagram Layang Discharge Planning
Keterangan :
: Discharge Planning
48
8. Dokumentasi Keperawatan
50
Keterangan :
: Dokumentasi Keperawatan
Berdasarkan diagram layang diatas dapat di simpulakan bahwa
posisi dokumentasi keperawatan dalam posisi agresif, dalam posisi agresif
yang artinya ada dalam keadaan yang harus dipertahankan atau dapat juga
ditingkatkan lebih tinggi agar tercapai dalam posisi yang lebih baik karena
dalam posisi ini meskipun ada kekuatan tapi ada peluang untuk berubah.
4. M4 – Money
a. Persiapan
Pengawasan M-4 (Money) pada Ruang Dahlia RSUD dr H Koesnadi
Bondowoso dilakukan pada bulan April, Mei dan Juni 2022 dengan
mengamati jumlah pasien pengguna Umum, Jasa Raharja, BPJS
Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan.
b. Pembiayaan (M4/Money)
Sebagian besar sumber pembiayaan ruangan berasal dari rumah sakit yang
diperoleh dari APBD Propinsi Jawa Timur. Pembiayaan pasien sebagian
besar dari JAMKESMAS, sedangkan sisanya dari ASKES PNS,
Jamsostek, Askes swasta (BPJS) dan umum (biaya sendiri). Tarif yang
diberlakukan mengikuti PERBUB dan PERDA Kab. Bondowoso tahun
2020. Selain itu dari segi pembiayaan pengembangan SDM masih kurang
terkait masalah anggaran
Tabel 3.25 Biaya Visite/Konsul Dokter, apoteker, ahli gizi Rawat Inap
Dahlia RSUD dr H Koesnadi Bondowoso
No Uraian Kela 2
1 Visite Dokter Spesialis Rp. 30.000,-
2 Visite Dokter Umum Rp. 20.000,-
3 Konsultan Ahli Gizi Rp. 15.000,-
4 Visite Apoteker Rp. 20.000,-
Konsultan Dokter Spesialis Di Luar Jam
5 Rp. 25.000,-
Kerja Via Telvon
Sumber : Data Ruangan DahliaLantai II (Maret, 2022)
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat biaya
jasa untuk visite/konsul dengan tenaga kesehatan lain yang dapat di klaim
setelah perawatan selesai.
51
Tabel 3.26 Daftar Perincian Pembiayaan Perawatan Ruang Dahlia RSUD
dr H Koesnadi Bondowoso
KOMPONEN
JASA Tarif
No
saran Pelayan (Rp )
Jenis Pelayanan a (RP ) an (RP )
a Tindakan Sederhana I
29.70 49.50
1 Ambil darah arteri atau vena 0 19.800 0
29.70 49.50
2 Angkat Drainage 0 19.800 0
Angkat jahitan bedah, 29.70 49.50
3 kandungan, kulit 0 19.800 0
Injeksi
intravena/intramuscular/intr 29.70 49.50
4 acutan 0 19.800 0
29.70 49.50
5 Pemasangan kateter 0 19.800 0
29.70 49.50
6 Pemasangan NG Tube 0 19.800 0
29.70 49.50
7 Punctie bedah 0 19.800 0
29.70 49.50
8 rectal Toucher 0 19.800 0
b Tindakan Sederhana II
Pers sekresi dari trackea pd 46.80 78.00
1 klien trakheostomi 0 31.200 0
d Tindakan Sederhana IV
Ekstraksi corpus alienum 78.30 130.5
1 dengan penyulit 0 52.200 00
52
78.30 130.5
2 Ekstraksi kuku 0 52.200 00
78.30 130.5
3 Reposisi Tulang 0 52.200 00
2.
TINDAK
AN
KECIL
96.00 160.0
a Tindakan Kecil I 0 64.000 00
96.00 160.0
1 Af Gips Body Jacket 0 64.000 00
96.00 160.0
2 Af Gips Hemispika 0 64.000 00
Angkat jahitan luka oprasi 1- 96.00 160.0
3 5 cm 0 64.000 00
96.00 160.0
4 Luka jahitan 1-5 0 64.000 00
96.00 160.0
5 Infus Pump 0 64.000 00
96.00 160.0
6 Vena Punksi 0 64.000 00
b Tindakan Kecil II
102.0 170.0
1 Angkat pining 00 68.000 00
102.0 170.0
2 Irigasi Mata 00 68.000 00
102.0 170.0
3 resusitasi napas 00 68.000 00
d Tindakan Kecil IV
114.0 190.0
1 Luka dalam sedang 00 76.000 00
53
114.0 190.0
2 Reposisi toraks drain 00 76.000 00
3 TINDAKAN SEDANG
a Tindakan Sedang I
132.0 220.0
1 Bulectomi 00 88.000 00
132.0 220.0
2 Gliserin Klisma 00 88.000 00
132.0 220.0
3 Punctie asites 00 88.000 00
132.0 220.0
4 Tampor epistaksis ringan 00 88.000 00
b Tindakan Sedang II
138.0 220.0
1 DC Shock/Defibrilasi 00 88.000 00
138.0 220.0
2 Intubasi Endotracheal 00 88.000 00
138.0 220.0
3 Trakeostomi 00 88.000 00
d Tindakan Sedang IV
150.0 250.0
1 Luka jahitan 10-25 00 100.000 00
f Tindakan Sedang VI
162.0 270.0
1 Epistaksis sedang 00 108.000 00
162.0 270.0
2 Luka daalam sedang 00 108.000 00
162.0 270.0
3 Luka jahit > 25 00 108.000 00
4 TINDAKAN BESAR
a Tindakan Besar I
168.0 280.0
1 Punctie Hemato Thorax 00 112.000 00
54
b Tindakan Besar II
Non invasive Cardiac Closed 174.0 290.0
1 Monitoring 00 116.000 00
Punctie pleura dengan 3 174.0 290.0
2 waystock 00 116.000 00
Tindakan Keperawatan
a Tindakan Kecil
Distraks dengan teknik
pernafasan 3.000 2.000 5.000
Ganti Verban 3.000 2.000 5.000
kompres Mata 3.000 2.000 5.000
Lepas Dower Chateter 3.000 2.000 5.000
Memasukkan Obat
Suppositoria 3.000 2.000 5.000
Memberikan Makan Klien 3.000 2.000 5.000
Memberikan Nutrisi/Sonde 3.000 2.000 5.000
Mencukur Daerah Operasi 3.000 2.000 5.000
Mengajarkan Cara Batuk
Efektif 3.000 2.000 5.000
Mengajarkan Klien Cara
nafas dalam efektif 3.000 2.000 5.000
Mobilisasi Log Roling 3.000 2.000 5.000
Pemasangan Infus 3.000 2.000 5.000
Pemasangan O2 3.000 2.000 5.000
Pemasangan Spalk 3.000 2.000 5.000
Pemasangan Venvlon 3.000 2.000 5.000
Pemasangan Verban Elastis 3.000 2.000 5.000
Pengambilan Sample Darah 3.000 2.000 5.000
Perawatan Klien akan
Meninggal 3.000 2.000 5.000
Spalk 3.000 2.000 5.000
Stimulasi Kutaneus 3.000 2.000 5.000
b Tindakan sedang
10.00
Irigasi kandung kemih 6.000 4.000 0
10.00
Memandikan klien luka bakar 6.000 4.000 0
10.00
Merawat luka 6.000 4.000 0
10.00
Pemasangan servical colar 6.000 4.000 0
55
Perawatan luka bakar kecil 10.00
(<5%)/kali 6.000 4.000 0
Perkusi vibrasi posisi secret 10.00
( postural drainage ) 6.000 4.000 0
10.00
Merawat luka gangren 6.000 4.000 0
10.00
Nebulizer & Suction 6.000 4.000 0
Perawatan luka bakar grade 10.00
II 6-9 % 6.000 4.000 0
10.00
Perawatan luka WSD 6.000 4.000 0
Perawatan luka sedang (10- 10.00
30% )/kali 6.000 4.000 0
10.00
Buka gips 6.000 4.000 0
10.00
Syiringe pump 6.000 4.000 0
10.00
Jahitan situasi 6.000 4.000 0
Perawatan dekubitus grade 10.00
I,II 6.000 4.000 0
10.00
Oral Hygyne 6.000 4.000 0
Perawatan luka bakar luas 10.00
(>30%) /kali 6.000 4.000 0
Pengelolaan dan perawatan 10.00
pasca bedah 6.000 4.000 0
c Tindakan Besar
15.00
Darm buis 9.000 6.000 0
15.00
Pemasangan skin traksi 9.000 6.000 0
Perawatan suction 15.00
padaacheostomy 9.000 6.000 0
15.00
Lepas tampon 9.000 6.000 0
Luka bakar grade II lebih dari 15.00
10% 9.000 6.000 0
15.00
Pasang gips kupu-kupu 9.000 6.000 0
15.00
Pemasangan Gips long arm 9.000 6.000 0
15.00
Perawatan jenazah 9.000 6.000 0
Perawatan 15.00
Tracheostomy/hari 9.000 6.000 0
56
15.00
Pemeriksaan dan wawancara 9.000 6.000 0
15.00
Nebulizer berkala 9.000 6.000 0
15.00
Pasang gips 9.000 6.000 0
Perawatan luka kotor luas 15.00
(diameter >20cm2 9.000 6.000 0
Y-
Axis Title
1,2
Values
1 M-4, 1.4, 1
0,8
0,6
0,4 Y-
Values
0,2
0
0 0,5 1 1,5
Axis Title
Keterangan :
: M4
Berdasarkan diagram layang diatas dapat di simpulakan bahwa
posisi M4 dalam posisi agresif, dalam posisi agresif yang artinya ada
dalam keadaan yang harus dipertahankan atau dapat juga ditingkatkan
lebih tinggi agar tercapai dalam posisi yang lebih baik karena dalam
posisi ini meskipun ada kekuatan tapi ada peluang untuk merubah.
57
5. M5 (Mutu/Kualitas Pelayanan Keperawatan)
Peningkatan mutu pelayanan adalah derajat memberikan pelayanan
secara efisien dan efektif sesuai dengan standart profesi, standart
pelayanan yang di laksanakan secara menyeluruh sesuai dengan
kebutuhan pasien, memanfaatkan teknologi tepat guna dan hasil
penelitian dalam pengembangan pelayanan kesehatan atau keperawatan
sehingga mencapai derajat kesehatan yang optimal(Nursalam, 2015).
Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan
kesehatan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan
kesehatan dimata masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan
merupakan kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan
dan terdekat dengan penderitaan, kesakitan, kesengsaraan yang di alami
pasien dan keluarganya. Salah satu indikator dari mutu pelayanan
keperawatan itu adalah apakah pelayanan keperawatan yang diberikan
itu memuaskan pasien atau tidak.Kepuasan merupakan perbandingan
antara kualitas jasa pelayanan yang di dapat dengan keinginan,
kebutuhan, dan harapan (Tjiptono, 2014).
Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait
dengan struktur, proses, dan outcome system pelayanan rumah sakit.
Secara umum aspek penilaian meliputi evaluasi, dokumentasi,
instrument, dan audit (EDIA) (Nursalam, 2015). Menurut Standar
Nasional Akreditasi Rumah Sakit (2018) dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan pasien dan menjamin keselamatan pasien maka rumah
sakit perlu mempunyai program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien (PMKP) yang menjangkau ke seluruh unit kerja di rumah sakit.
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah di lakukan pada tanggal 13
Juli 2022 di RSUD dr H Koesnadi Bondowoso di ruang Dahlia telah
menerapkan upaya penjaminan mutu perawatan pasien, dimana terdapat
beberapa aspek penilaian penting, diantaranya sebagai berikut:
62
a. Keselamatan pasien (Patient Safety)
1)Sasaran I ketepatan identifikasi pasien
Sasaran ini memiliki dua maksud dan tujuan yakni untuk
memastikan ketepatan pasien yang akan menerima layanan atau
tindakan dan untuk menyelaraskan layanan atau tindakan yang di
butuhkan oleh pasien. Identifikasi pasien di lakukan untuk
menghindari kesalahan pasien Identifikasi dilakukan dengan
menggunakan gelang untuk identitas pasien di pasang saat pasien
dilakukan penilaian risiko mulai dari IGD atau di ruang perawatan.
Gelang terdiri dari 2 warna yang memiliki definisi tersendiri pada
masing-masing warna yaitu :
a) Gelang pink digunakan untuk pasien perempuan.
Recommendation).
SBAR digunakan pada saat berkomunikasi dengan tim
kesehatan yang lain, timbang terima, berkomunikasi dengan
teman sejawat, konsultasi pasien, dan melaksanakan informed
consent. SBAR juga digunakan pada saat komunikasi atau perintah
secara verbal ataupun telepon, staf yang menerima pesan harus
menuliskan dan membacakan kembali kepada pemberi pesan
dan dalam pemberi pesan harus menandatangani dalam waktu
1x24 jam. Kolom comunicator yang ditandatangani oleh perawat
yang menerima dan kolom advisor yang ditandatangani oleh
dokter yang memberikan advice. Sasaran II Peningkatan
komunikasi yang efektif meliputi standart yaitu :
a) Perintah lisan dan yang melalui telfon ataupun hasil pemeriksaan
yang dituliskan secara lengap oleh penerima perintah atau hasil
pemeriksaan tersebut
b) Perintah lisan dan melalui telfon atau hasil pemeriksaan secara
lengkap dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil
pemeriksaan tersebut
c) Perintah atau hasil pemeriksaan di konfirmasi oleh individu yang
memberi perintah atau hasil pemeriksaan tersebut
d) Kebijakan dan prosedur mendukung praktik yang konsisten
dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dan komunikasi
62
lisan melalui telfon
Berdasarkan hasil pengkajian 13 Juli 2022 di Ruang Dahlia
penerapan komunikasi efektif yang sudah diterapkan yaitu
menggunakan metode SBAR.
a) Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon
atau hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh
penerima perintah
b) Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil
pemeriksaan dibacakan kembali secara lengkap oleh
penerima pesan
c) Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh
pemberi perintah atau yang menyampaikan hasil
pemeriksaan
d) Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan
verifikasi keakuratan komunikasi lisan atau melalui
telpon secara konsisten melalui “ read back”
63
dilakukan menggunakan double cross check dan dengan memisahkan
obat-obatan high alert pada tempat yang telah disediakan, untuk obat
yang akan diinjeksikan penamaan sudah dilakukan dengan labeling
(etiket).
65
b. Rumah sakit menerapkan program hand hygiene
yang efektif
c. Kebijkan dan / atau prosedur dikembangkan
untuk mengarahkan pengurangan secara
berkelanjutan resiko dari infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan
66
melakukan pendataan infeksi di setiap ruang.
Berdasarkan hasil pengkajian kepada pasien dan keluarga pada
tanggal 13 Juli 2022 didapatkan bahwa perawat sudah menerapkan
enam momen mencuci tangan yang ditetapkan oleh WHO. Dalam
pemberian health education mengenai cara cuci tangan yang benar
sudah dilakukan melalui media berupa poster yang di tempel di
dinding.
68
6. Kesalahan 0% 0%
Identifikasi
Pasien
Dari tabel diatas didapatkan bahwa tidak ada kejadian
infeksi pasca operasi dan kejadian infeksi nosokomial di
Instalasi Rawat Inap Dahlia Tahun 2022, sehingga kejadian
infeksi pasca operasi adalah nihil.Resiko pasien jatuh
didapatkan bahwa di Instalasi Rawat Inap Dahlia 2022,
terdapat 0 resiko jatuh.Selain itu pemahaman terhadap Standar
Prosedur Operasional pemasangan jarum infus juga perlu
ditingkatkan tak terkecuali bagi mahsiswa keperawatan
yang sedang praktik agar tidak terjadi kembali kejadian-
kejadian yang tidak diharapkan saat praktek di lapangan.
Sedangkan untuk kejadian pasien terjatuh dari bed, dan
kesalahan identifikasi pasien selama periode yang sama tidak
terjadi sama sekali. Begitu pula dengan kejadian kesalahan
dalam pemberian obat kepada pasien yang disebabkan
kesalahan dalam pembacaan resep obat, dikarenakan upaya
double check telah dimaksimalkan oleh para petugas yang ada.
1) ALOS (Average Length of Stay)
ALOS menurut Depkes RI (2015) adalah rata-rata lama rawat
seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran
tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan,
apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang
perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai LOS yang
ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2015)
Rumus :
ALOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
= 63/7
=9
69
Dahlia, berdasarkan pengkajian pada tanggal 11-13 Juli 2022 yaitu
9 hari. Lama pasien dirawat sangat tergantung dari diagnosa
penyakit yang diderita pasien. Semakin berat dan kompleks
penyakit yang diderita maka akan semakin lama pasien dirawat.
2) Sasaran VI Pengurangan resiko pasien jatuh
Pasien yang pada asesmen awal dinyatakan berisiko rendah
untuk jatuh dapat mendadak berubah menjadi berisiko tinggi.Hal ini
disebabkan oleh operasi dan/atau anestesi, perubahan mendadak
kondisi pasien, serta penyesuaian pengobatan.Banyak pasien
memerlukan asesmen selama dirawat inap di rumah sakit.Rumah
sakit % 0 0 Jumlah 0% 0% harus menetapkan kriteria untuk
identifikasi pasien yang dianggap berisikotinggi jatuh (SNARS,
2018). Sasaran VI Pengurangan resiko pasien jatuh yang meliputi
standart yaitu :
a) Rumah sakit menerapkan proses assesmen awal resiko pasien
jatuh dan melakukan pengkajian ulang terhadap pasien bila di
indikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan.
b) Langkah-langkah diterapkan untk mengurangi resiko jatuh
bagi mereka yang pada hasil assesmen dianggap beresiko.
c) Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang
keberhasilan pengurangan cidera akibat jatuh maupun
dampak yang berkaitan secara tidak disengaja.
d) Kebijakan dan atau prosedur mendukung pengurangan
berkelanjutan beresiko cidera pasien akibat jatuh dirumah
saki
70
Tabel 5.4 Insiden Pasien Risiko Jatuh Selama Perawatan
Rawat InapDahliaAtas Utara di Rumah Sakit RSUD
dr H KOESNADI BONDOWOSO pada tahun 2021
No. Indikator Standart Angka
kejadian
tahun
1. Kejadian pasien risiko jatuh 0% 2022
0%
2. Kejadian pasien jatuh dari 0% 0%
tempat tidur
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 11-13 Juli 2022 di
Ruang DahliaAtas Utara yang menggunakan wawancara dan
observasi didapatakan hasil tidak ada kejadian pasien yang beresiko
jatuh.
b. Kepuasan pasien dan perawat terhadap pelayanan kesehatan
di rumah sakit
Kepuasan pelanggan untuk instalasi rawat inap, baik Eksternal
(pasien) ataupun Internal (staf) dilakukan oleh sub Bagian Pendidikan
dan Penelitian RSUD dr H KOESNADI BONDOWOSO. Survei
kepuasan pelanggan dilakukan setiap 3 bulan sekali. Khusus untuk
instalasi rawat inap, penilaian kepuasan pelanggan dikelompokkan
menjadi satu, yang terdiri dari Instalasi Teratas Atas Utara, Terdapat
lima aspek yang dinilai dalam penilaian kepuasan pelanggan ini
yaitu dimensi Reliability, Responsiveness, Assurance, Emphaty, dan
Tangible.
1) Kepuasan pasien
Penilaian dilakukan terhadap 16 responden dari rawat inap
Dahlia. Dari sejumlah responden tersebut didapatkan hasil bahwa
13 responden(81%) menyatakan puas serta 3 responden(19%)
menyatakan sangat puas terhadap aspek-aspek yang dinilai.
Sehingga total persentase kepuasan pelanggan adalah 100% di
Instalasi Dahlia RSUD dr H Koesnadi Bondowoso.
71
2) Perawatan diri
Penilaian dilakukan terhadap 16 responden dari rawat inap
Dahlia. Dari sejumlah responden tersebut didapatkan hasil bahwa
7 responden (44%) memiliki perawatan kurang, 9
responden(56%) menyatakan perawatan cukup terhadap aspek-
aspek yang dinilai. Sehingga total persentase perawatan diri pasien
adalah 100% di Instalasi Rawat Dahlia RSUD dr H Koesnadi
Bondowoso.
72
3) Kepuasan perawat
Hasil tingkat kepuasan perawat terhadap hasil kinerja selama
menjadi perawat di RSUD dr H Koesnadi Bondowoso. Dari total 16
perawat yang menjadiresponden, semua perawat (100%)
menyatakan puas.
Diagram Layang M5
Y-Values
5
4.5 M5 : 0,0 / 1,0
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
-5 -4.5 -4 -3.5 -3 -2.5 -2 -1.5 -1 --00..55 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
-1
-1.5
-2
-2.5
-3
-3.5
-4
-4.5
73
1.6 1.2 0.3 0.5-5 0 2 -0.2 1.2 2 2.4 1 0
Keterangan :
:M5
NO ANALISIS BOBOTRATINGBOBOT X
SWOT RATING
M1
(Sumber
Daya Internal faktor (IFAS)
Manusia
/ Man)
STRENGH
T 5
1. Memiliki struktu 0,3 1,5
organisasi r 3
2. Jenis ketenagaan 0,4 7 2,8
S1 Kep : 9 orang
D3 Kep : 8 orang
3. Perawat Di Ruang Dahlia 0, 351,5
sudah mendapatkan pelatihan BCLS, , pelatihan CE, ACLS,
APAR,
ICU,ECG, Perawatan W =X
Lengkap dll 5,8 - 4=1,8
1 17 5,8
Total
WEAKNESS
1. 17 orang latar belakan 0,5 5 2,5
pendidikan g 3
keperawatan. D3
2. Minimnya tenag S1 0,5 3 1,5
Keperawatan a di
bandingkan denga D3
keperawatan nyang lebih
sehingga
banyak, penerapan MPKP
Tim Primer kurang optimal
Total
1 8 4
OPPORTUNITY
1. Adanya kepercayaan dari 0,5 4 2
pasiendan masyaraka
cukup baik t
2. Adanya kebijaka 0,5 4 2
pemerintah n 0-T = y
profesi perawat mengena 4 – 2,8=1,2
Total i 1 4
THREATENED
1. Makin tinggi kesadaran 0,6 2 1,2
masyarakat akan
pentingnya kesehatan
2. Ada tuntutan tinggi dari0,441,6 masyarakatuntuk
76
pelayanan yan lebih
professional g
Total 1 6 2,8
M2
(SaranaInternal faktor (IFAS) Dan
Prasarana)
STRENGHT
Memiliki sarana dan prasarana untuk pasien dan
tenaga kesehatan. 0,2 4 0,8
Semua sarana dan prasarana dapat digunakan
oleh tenaga kesehatan dan pasien.
Tersedianya Nurse Station 0,3 3 0,9
S-W =
0,3 3 0,9 X 3,2 -
4. Memiliki beberapa 0,2 3 0,6 2=
administrasi penunjang yang 1,2
memadai
Total 1 3,2
WEAKNESS
1. Ada beberapa peralatan di1,022
ruanganyangjumlahnya
masih perlu ditambah sesuai
dengan kebutuhan ruangan.
Total 1 2
Ekternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanyakesempatan untuk 0,3 3 0,9
menambah ala yang
berkurang t
2. Adanya kerjasam antara 0,3 3 0,9
rumah sakita dengan pihak luar
yangdapatmenyediakan
sarana dan prasarana yang
dibutuhkan.
3. Kebijakan pemerintah untuk 0,4 3 1,2 O-T =
menamba sarana dan y 3,0–
h
prasarana dirumah sakit. 2,5=
Total 1 3,0 0,5
THREATENED
1. Klienrawat inaprentan 0,5 3 1,5
mengalami stress
hospitalisasi.
2. Adanya tuntutan masyarakat 0,5 2 1.0
yan tinggi terhadap
g
pelayanan kesehatan sehingga
memerlukan peralatan yang memadai.
Total12,5
77
M3
(Methode) Internal faktor (IFAS)
MPKP
STRENGHT
1. RS memiliki misi, visi 0.3 5 1,5
dan motto sebagai acuan
melaksanakan kegiatan
pelayanan
2. Sudah ada model MPKP 0.2 5 1,0
yang digunakan yaitu
model moduler
3. Perawat mengerti dengan 0.2 5 1,0
model MPKP yang
digunakan diruangan
4. Mempunyai standart 0.3 4 1,2 S-W = X
asuhan keperawatan dan 4,7– 4 =
mempunyai SOP setiap 0,7
tindakan
Total 1 19 4,7
WEAKNESS
1. Kurangnya jumlah tenaga 0,5 3 1,5
yang membantu
optimalisasi penerapan
model yang digunakan
78
STRENGHT
1. Sudah ada format 0,5 3 1,5
penerimaan pasien baru
dan tata tertib pasien
2. Ada kepuasan pasien dan 0,5 4 2
keluarga terhadap
pelayanan S-W = X
Total 1 7 3,5 3,5-3= 0,5
WEAKNESS
1. Kurang tersedianya 1 3 3
waktu bagi perawat
untuk mengorientasikan
pasien dan keluarga
akibat keterbatasan
waktu dan tenaga
Total 1 3
Ekternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa 0,5 3 1,5
yang praktik manajemen
keperawatan .
2. Adanya kerjasama yang 0,5 3 1,5
baik antara mahasiswa
dengan perawat Ruang
mawarkuning atas.
Total 1 3
0-T = y
THREATENED
3-2,5 = 0,5
1. Adanya tuntutan 0,5 3 1,5
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang
profesional.
2. Makin tinggi kesadaran 0,5 2 1
masyarakat akan
pentingnya kesehatan.
Total 1 2,5
Sentralisas Internal faktor (IFAS)
i Obat
STRENGHT
1. Adanya pencatatan 0.5 4 2,0
sentralisasi obat
2. Ada pencatatan 0.5 3 1,5
sentralisasi obat
penyimpanan obat
injeksi dan oral
Total 1 3,5 S-W = X
WEAKNESS 3,5 – 2,5 =
1. Perawatruanganmengam 0.5 3 1,5 1
bilsendiriobatkolektingda
rifarmasi
2. Pemberianobat oral 0,5 2 1
ygdiberikansecarabersam
aanantaraobat oral
pagisiangdanmalamdiber
ikandalamsatuwaktu
Total 1 5 2,5
79
Ekternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa yang 0.5 5 2,5
Praktik sebagai role
model.
2. Kerjasamanya yang baik 0.5 5 2.5
antara perawat dan
mahasiswa .
Total 1 10 5
THREATENED 0-T = y
1. Adana tuntutan pasien 0.5 4 2 5– 4,5 =
untuk mendapatkan 0,5
pelayanan yang
professional
2. Adanya 0.5 5 2,5
ketidakpercayaan pasien
terhadap pengelolaan
sentralisasi obat
Total 1 9 4,5
Timbang Internal faktor (IFAS)
Terima
STRENGHT
1. Kepala tim meminpin 0.2 3 0.6
kegiatan timbang terima
2. Adanya timbang terima 0.2 3 0.6
setiap sift
3. Adanya kedisiplinan 0.2 2 0.4
perawat dalam
melakukan timbang
terima
4. Adanya format kasus 0.2 3 0.6 S-W = X
untuk pelaporan timbang 2,8 – 1
terima berupa buku =1,8
5. Dokumentasi 0.2 3 0.6
keperawatan
menggunakan soap
Total 1 14 2,8
WEAKNESS
1. Waktu pelaksanaan 1 1 1
timbang terima tidak
tepat waktu
Total 1 1 1
80
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang
profesional
2. Meningkanya kesadaran 0.5 3 1,5
masyarakat tentang
tanggung jawab dan
tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan
keperawatan
Total 1 5 2,5
Ronde Internal faktor (IFAS)
Keperawat
an
STRENGHT
1. Bidang perawatan dan 0.3 3 0,9
ruangan mendukung
adanya kegiatan Ronde
keperawatan.
2. Tenaga kesehatan yang 0.2 5 1
lengkap. Terdiri dari
dokter spesialis, perawat,
DM, ahli gizi, mahasiswa
perawat praktek.
3. Sebagian besar perawat 0.5 3 1,5 S-W = X
mengerti adanya ronde 3 , 4 -3 = -
keperawatan . 0,4
Total 1 11 3,4
WEAKNESS
1. Karakteristik tenaga yang 0.5 3 1,5
memenuhi kualifikasi
belum merata
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa 0.4 5 2
praktek yang akan
menerapkan ronde
keperawatan di ruang
rawatinap Dahlia
RSUD dr H KOESNADI
2. Adanya dukungan dari 0.4 3 1,2
ruangan untuk
0-T = y
mengadakan ronde
3,6-1,5 =
keperawatan bila ada
2,1
mahasiswa.
3. Adanya pelatihan dan 0,2 2 0.4
seminar mengenai
manajemen keperawatan
Total 1 10 3,6
THREATENED
1. Adanya tuntutan yang 0,5 1 0,5
lebih tinggi dari
81
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
yang lebih professional.
2. Persaingan antar RS 0,3 2 0,6
semakin kuat dalam
pemberian pelayanan
3. Pengetahuan akan kasus 0,2 2 0,4
bagi tenaga keperawatan
semakin meningkat.
Total 1 5 1,5
Discharge Internal faktor (IFAS)
Planning
STRENGHT
1. Adanya kemauan untuk 0.3 3 0,9
memberikan pendidikan
kesehatan kepada pasien
atau keluarga
2. Selalu dilaksanakan 0,2 3 0,6
discharge planning
sebelumnya
3. Adanya surat kontrol dan 0.2 4 0,8
format resume untuk
pasien pulang S-W = X
4. Ada alur psien pulang 0.2 3 0.6 3,2 - 2 =
1,2
5. Sudah tersedianya kartu 0.1 3 0.3
discharge planning untuk
pasien pulang
Total 1 16 3,2
WEAKNESS
1. Pemberian leaflet 1 2 2
kesehatan kepada pasien
maupun keluarga belum
terlaksana secara optimal
Total 1 2 2
Ekternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa 0.5 4 2
keperawatan yang akan
praktek manajemen
2. Adanya kerjasama yang 0.5 3 1.5
baik antara
mahasiswakeperawatan
dengan perawat klinik
Total 1 7 3.5
THREATENED 0-T = y
1. Adanya tuntutan 0.5 1 0,5 3,5-2,5= 1
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang
professional
2. Makin tingginya 0.5 4 2
kesadaran masyarakat
akan pentingnya
kesehatan
Total 1 5 2,5
82
Supervisi Internal faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Perawat mengerti 0.2 3 0.6
tentang supervisi.
2. Adanya hubungan kerja 0.3 3 0,9
sama yang baik antara
kepala ruangan dengan
staf
3. Adanya unpan balik 0.2 3 0.6
dari supervisior untuk
setiap tindakan. S-W = X
4. Kepala ruangan 0.3 3 0.9 3-2 = 1
mendukung kegiatan
suprvisi.
Total 1 12 3
WEAKNESS
1. Supervisi ruangan hanya 1 2 2
dilakukan sesuai
kebutuhan dan kebijakan
kepala ruangan
Total 1 2 2
Ekternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa 0.5 4 2
keperawatan yang
praktek manajemen
2. Adanya kerja sama yang 0.5 3 1,5
baik antara institusi
kesehatan dengan bidang 0-T = y
keperawatan 3,5-3 = 0,5
Total 1 7 3.5
THREATENED
1. Adanya kesadaran 1 3 3
masyarakat yang tinggi
terhadap mutu kesehatan
Total 1 3 3
Dokument Internal faktor (IFAS)
asi
Keperawat
an
STRENGHT
1. Tersedianya sarana dan 0,5 2 1
prasarana untuk
pendokumentasian
83
sistematika
pendokumentasikan
kurang dilaksanakan
secara optimal
Total 1 11 2,2
Ekternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Peluang perawat untuk 0,5 2 1
meningkatkan
pendidikan
(pengembangan SDM).
2. kerjasama yang baik 0,5 4 2
antara perawat dengan
mahasiswa.
Total 1 6 3
THREATENED 0-T = y
1. Adanya tingkat 0.5 5 2,5 3-5 = -2
kesadaran yang tinggi
dari pasien dan keluarga
tentang tanggung jawab
dan tanggung gugat
2. persaingan antar RS 0.5 5 2,5
dalam memberikan
pelayanan keperawatan
Total 1 10 5
84
Ekternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya kerjasama 1 3 3
dengan asuransi
kesehatan
Total 1 3 3 O-T = Y
THREATENED 3-2 = 1
1. Adanya tuntutan dari 1 2 2
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
kesehatan yang lebih
baik
Total 1 2 2
M5
(marketi
ng) Internal faktor(IFAS)
STRENGHT
1. Kepuasan 0,5 2 1
pasien
dengan
pelayanan
kesehatan
dirumah sakit
2.Rata-rata BOR cukup baik 0,3 2 0,6
Total 1 2 2
EKSTERNAL FAKTOR
(EFAS)
Oportunity
1. Meningkatkan pelayanan 0,5 4 2
pada pasien yang baik
antara perawat dan
mahasiswa.
2. Meningkatnya pendapat 0,5 3 1,5
RS
Total 1 3,5 O-T = Y
3,5-2,5 = 1
THREATENED
85
1. Adanya peningkatan 0,5 3 1,5
standar kesehatan
masyarakat yang harus
dipenuhi
2. Persaingan RS dalam 0,5 2 1
memberikan pelayanan
keperawatan
Total 1 2,5
86
5 M4 : 1,4/1
M1 : 1,2/2,4
4,5 M5 : 0/1
M2 : 1,2/0,5
4 M3 : 0,3/0,7
3,5 PB : 0,5/0,5
3 SO : 0/0
2,5 TT : 2/-0,5
2 RK : -0,2/-0,2
DP : 1,2/1
1,5
SV : 2/2
1 DK : 2,4/2
0,5
0
-0-
-5 -4,5 -4 -3,5 -3 -2,5 -2 -1,5 -100,511,522,533,544,55
0,5,
5
-1
-1,5
-2
-2,5
-3
-3,5
-4
-4,5
-5
G. Prioritas Masalah
87
4. Terdapat jadwal untuk melakukan supervisi ruangan namun pelaksanaanya
dilakukan secara kondisional dan situasional sesuai kebutuhan dan
kebijakan dari kepala ruangan
5. Belum terlaksananya ronde keperawatan secara maksimal
6. Pemberian leaflet kesehatan belum terlaksana.
7. Adanya double penulisan dokumentasi keperawatan di status dan
computer
8. Penempatan waktu dan lokasi pembayaran berbeda tidak dilakukan di satu
tempat dalam 24 Jam.
9. Terkadang ditemukan SOP yang tidak digunakan secara optimal dan
kurangnya pelaksanaan pasien safety seperti penggunaan tanda pasien
resiko jatuh di bed pasien, pemberian tanda patient safety di gelang pasien
seperti alergi obat, pasien resiko jatuh dan lain sebagainya
88
G. Rencana Strategi
kegiatan keberhasilan
89
3. M-3 Ronde 1. Belum Ronde 1. Menentukan hambatan dilakukan MPKP Modular dapat
Keperawatan Ditemukan keperawatan ronde keperawatan diterapkan dengan baik dan
kriteria kasus dapat terlaksana 2. Menentukan pasien untuk optimal
yang sesuai dilakukan ronde keperawatan
dengan optimal
untuk 3. Mempersiapkan ronde
sesuai prosedur keperawatan
dilakukan
4. Melaksanakan ronde
ronde keperawatan (strategi dan
keperawatan materi)
2. Belum
Terlaksana
secara optimal
Ronde
keperawat
an
4 M4 – money - - - -
99
utu
91
BAB III
PERENCANAAN
A. Pengorganisasian
93
Penanggung Jawab Kegiatan:
1. Penerimaan Pasien Baru : Wahyu Tri Susanti, S.Kep
2. Sentralisasi Obat : Ulfa Febriyanti, S.Kep
3. Supervisi : Tri Riskiyah, S.Kep
4. Discharge Planning : Ummah Hatun Mardiah, S.Kep
5. Ronde Keperawatan : Putri Mega Wijayanti Agustin, S.Kep
6. Timbang Terima : Riska Kamilia Imandiah , S.Kep
7. Dokumentasi Keperawatan : Wardatul Anisa, S.Kep
Adapun dalam pengelolaan ruang rawat maka diselenggarakan pengorganisasian
dalam pembagian peran sebagai berikut :
1. Kepala Ruangan
2. Perawat Primer
3. Perawat Associate
Pembagian peran ini secara rinci akan dilampirkan, setelah pelaksanaan Model
Praktik keperawatan profesional di ruangan.
B. Strategi Kegiatan
Model Praktik keperawatan profesional (MPKP)
1. Latar Belakang
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan profesional
dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon perawat.Respon yang
ada harus bersifat kondusif dengan belajar banyak tentang konsep pengelolaan
keperawatan profesional dan langkah-langkah konkret dalam pelaksanaannya.
Setiap perkembangan dan perubahan dalam keperawatan profesional
memerlukan pengelolaan secara optimal dengan peningkatkan sumber daya
manusia. Perubahan pelayanan keperawatan mempunyai dua pilihan utama
yang berhubungan dengan perubahan, mereka melakukan inovasi dan berubah
atau mereka yang diubah oleh suatu keadaan atau situasi.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan model MPKP Moduler diruangandengan baik.
b. Tujuan Khusus
1) MPKP Moduler dapat diterapkan dalam asuhan
keperawatan
94
2) Terpenuhinya kepuasan pasien dan keluarga pasien
3) Terpenuhinya kepuasan dan kinerja perawat
4) Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim
kesehatan lainnya.
3. Indikator/Target
a. Kepuasan pasien dan keluarga meningkat
b. Rasio perbandingan jumlah perawat dan pasien seimbang
c. Perawat bekerja sesuai dengan fungsi dan tanggung jawab yang diberikan
d. Terdapat komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan
yang lain
e. Beban kerja perawat tidak terlalu tinggi
4. Teori MPKP Primary Nursing modification
Setelah dilakukan analisis dengan metode SWOT maka kelompok praktik
klinik manajemen keperawatan Ruang RawatInap Kelas II DahliaAtas Lantai
2 RSUD Sidoarjo menerapkan Model Asuhan Keperawatan Profesional
Moduler.
Model pemberian asuhan keperawatan tim dan primer digunakan secara
kombinasi dari kedua sistem tersebut. Model ini dapat digunakan jika
(Nursalam, 2015):
a. Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena perawat primer
tidak harus mempunyai lakar belakang pendidikan ners.
b. Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung
jawabasuhan keperawatan pasien terfrakmentasi padaberbagai tim.
c. Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan komunitas dan
akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat para primer, karena saat ini
perawat yang ada dirumah sakit sebagian besar adalah perawat pelaksana
(vokasi atau D3 keperawatan).
95
STRUKTUR ORGANISASI
MPKP PRIMER
Ka. RUANGAN
PP PA PJ PA PJ PA
Metode yang digunakan bila perawat pelaksana terdiri dari berbagai lakat
belakang pendidikan dan kemampuaannya. Metode ini menggunakantim yang
terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadidua sampai tiga tim
atau grup yang terdiri dari tenaga profesional, tehnikaldan pembantu dalam satu
grup kecil yang saling membantu. Dalam penerapannya ada kelebihan dan
kelemahannya yaitu (Nursalam, 2007) :
Dalam penerapan MPKP Moduler ini terdapat beberapa kelebihan dan
kelemahan.
a. Kelebihan
96
5. Pembagian Tugas
a. Tugas Kepala Ruangan
Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung jawab dan
mengelola kegiatan pelayanankeperawatan disatu ruang rawat.
1) Tugas Pokok
Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung jawab dan
mengelola kegiatan pelayanankeperawatan disatu ruang rawat.
2) Uraian Tugas
a) Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :
(1) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawat serta tenaga lain
sesuai kebutuhan
(2) Merencanakan jumlah jenis peralatan yangdiperlukan sesuai kebutuhan
(3) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan atau asuhan
keperawatan yang akan diselenggerakan sesuai kebutuhan
b) Memonitor Kegiatan PP dan PA
c) Mengorientasi pegawai baru, residen dan mahasiswapraktik yang akan
bertugas atau praktek diruangan
d) Bekerja sama dengan pembimbing klinik dalam :
(1) Pembimbing siswa dalam memberikan asuhan keperawatan diruangan
dengan sistem (MPKP)
(2) Melaksanakan pembinaan terhadap PP dan PA dalam penerapan MPKP
(3) Memonitor dan mengevaluasi penampilan kerja semua tenaga yang ada
diruangan danmengusulkan kenaikan pangkat
(4) Merencanakan dan melaksanakan evaluasi mutu asuhan keperawatan
e) Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dengan
pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya
f) Melakukan pertemuan rutin setiap bulan dengan semua perawat untuk
membahas kebutuhan ruangan
b. Tugas Perawat Primer
Seorang perawatan profesional dengan kemampuan S1 keperawatan atau
setara.
97
1) Tugas Pokok
Menilai perkembangan pasien dan tanggung jawab pada sifttersebut
2) Uraian Tugas
a) Melakukan kontrak dengan pasien dan keluarga padaawal masuk
b) Ruangan berdasarkan format orientasi pasien dan keluarga sehingga
tercipta hubungan terapeutik
c) Melakukan pengkajian terhadap pasien baru atau melengkapi pengkajian
yang dilakukan PP sebelumnya
d) Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap pasien
e) Menjelaskan rencana keperawatan yang sudah ditetapkan pada PA
dibawah tanggung jawabnya sesuaiyang dirawat
f) Melakukan bimbingan dan evaluasi pada PA dalam implementasi tindakan
keperawatan, serta dokumentasi yang dilakukan oleh PA
g) Mendampingi dokter visite pasien dibawah tanggungjawabnya
h) Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium
i) Melakukan kegiatan serah terima pasien bersama dengan PA
j) Melakukan pertemuan dengan pasien atau keluarga untuk membahas
kondisi keperawatan pasien
k) Melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dankeluarga, serta membuat
perencanaan pulang sejak awal pasien dirawat
c. Tugas Perawat Pelaksana (PP)
Seorang perawat profesional yang sudah mempunyaii pengalaman kerja
dirumah sakit
1) Tugas Pokok
Melakukan asuhan keperawatan pada pasien yang menjadi tanggung
jawabnya
2) Uraian Tugas
a) Membaca rencana yang telah ditetapkan PP dan meminta bimbingan
kepada PP bila ada hal yang belumjelas
b) Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien berdasarkan rencana
keperawatan
c) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan
98
mendokumentasikan pada format yang telah disediakan
d) Mengecek kerapian status keperawatan
e) Membuat laporan pergantian dinas dan setelah selesaidiparaf
f) Melakukan inventaris fasilitas yang terkait dengantimnya
g) Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik,laboratorium,
pengobatan dan tindakan
h) Mengkomunikasikan kepada PP bila menemukan masalah yang perlu
diselesaikan
i) Membantu tim lain yang membutuhkan
j) Bekerja sama dengan PP dalam hal :
(1) Membina hubungan dengan pasien dan keluargasebagai lanjutan
kontrak
(2) Mengikuti visite dokter
(3) Menerima pasien baru dan memberikan informasiberdasarkan format
orientasi pasien dan keluarga
(4) Melakukan pendidikan kesehatan kepada pasiendan keluarga
(5) Menerima resep dan menerima obat dari keluargapasien
TIM
KEPALA
RUANGAN
MEDIS
DAN SARANA
TIM LAIN
PERAWAT PRIMER
KLIEN
99
dan kelemahan.
a. Kelebihan
1) Bersifat kontinuitas dan komprehensifPerawat primer mendapatkan
akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan pengembangan
diri
2) Pasien merasa diperlakukan sewajarnya karenaterpenuhinya kebutuhan secara
individu
3) Tercapainya pelayanan kesehatan yang efektif terhadap pengobatan,
dukungan proteksi, informasi dan advokasi (Gillies, 1989).
b. Kelemahan
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan
yang memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan pengambilan
keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik, accountable serta
mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin profesi
d. Pembagian Tugas
1) Tugas Kepala Ruangan
a) Perencanaan
(1) Menunjuk perawat primer (PP) dan mendeskripsikan tugasnya masing-
masing
(2) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya
(3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien yang dibantu perawat
primer
(4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas
dan tingkat ketergantunganpasien dibantu oleh perawat primer
(5) Merencanakan strategi pelaksanaan perawat
(6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiolois, tindakan
medis yang dilakukan, program pengobatan, dan mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan yang akan dilakukanterhadap klien
(7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan
(a) Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan
(b) Membimbing penerapan proses keperawatan
(c) Menilai asuhan keperawatan
100
(d) Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah
(e) Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru
masuk
(8) Membantu mengembangkan niat pendidikan danlatihan diri
(9) Membantu membimbing peserta didik keperawatan
(10) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatandan rumah sakit
b) Pengorganisasian
101
asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien
2) Melalui supervisi
(a) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui
laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-
kelemahanyang ada saat ini
(b) Pegawasan secara langsung, yaitu mengecek daftar hadir, membaca dan
memeriksa rencana keperawatan, serta catatan yang dibuat selama dan
sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan),
mendengar laporan dari perawat primer.
3) Evaluasi
(a) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatanyang telah disusun bersama
(b) Audit keperawatan
2) Tugas Perawat Primer
a) Menerima klien dan mengkaji kebutuhan klien secarakomprehensif
b) Membuat tujuan dan rencana keperawatan
c) Membuat rencana yang telah dibuat selama praktik
102
catatan perawatan
b) Melaksanakan program medis dengan penuh tanggungjawab
(1) Pemberian obat
(2) Pemeriksaan laboratorium
(3) Persiapan klien yang akan operasi
c) Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental,sosial dan spiritual
(1) Memelihara kebersihan klien dan lingkungan
(2) Mengurangi penderitaan klien dengan memberirasa aman, nyaman dan
ketenangan
(3) Pendekatan dan komunikasi terapiutik
d) Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan
keperawatan dan pengobatan ataudiagnosis
e) Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuaidengan kemampuannya
f) Memberikan pertolongan segera pada klien gawat atau sakaratul maut
g) Membantu kepala ruangan dalam penatalaksanakan ruangan secara
admnistratif
(1) Menyiapkan data klien baru, pulang atau meninggal
(2) Sensus harian atau formulir
(3) Rujukan harian atau formulir
h) Mengatur dan menyiapkan alat–alatyang ada di ruanganmenurut fungsinya
supaya siap pakai
i) Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan,kenyamanan dan
keindahan ruangan
j) Melaksanakan tugas dinas pagi, sore, malam, atau harilibur secaa berganti
sesuai jadwal tugas
k) Memberi penyuluhan kesehatan sehubungan denganpenyakitnya (PKMRS)
l) Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klienbaik secara lisan
maupun tulisan
m)Membuat laporan harian klien
C. Penerimaan Pasien Baru
1. Latar Belakang
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan
sebagai fenomena yang harus direspons oleh perawat. Respon yang ada harus
103
bersifat kondusif dan belajar banyak langkah-langkah konkrit dalam
pelaksanaannya (Nursalam, 2011).
Penerimaan pasien baru merupakan salah satu bentuk dari discharge
planning pada pasien baru masuk dan merupakan bagian dari pelayanan
kesehatan yang komprehensif melibatkan klien dan keluarga, dimana sangat
mempengaruhi mutu kualitas pelayanan. Pemenuhan tingkat kepuasan pasien
dapat dimulai dengan adanya suatu upaya perencanaan tentang kebutuhan
asuhan keperawatan sejak masuk sampai pasien pulang. Penerimaan pasien
baru yang belum dilakukan sesuai standart maka besar kemungkinan akan
menurunkan mutu suatu kualitas pelayanan yang pada akhirnya dapat
menurunkan tingkat kepercayaan pasien terhadap pelayanan suatu Rumah
sakit.
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam
tatanan pelayanan keperawatan adalah dengan melakukan proses penerimaan
pasien baru sesuai standart. Dengan harapan adanya faktor pengelolaan yang
optimal mampu menjadi wahana bagi peningkatan keefektifan pelayanan
keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan
2. Tahapan Penerimaan Pasien Baru
a. Tahap pra penerimaan pasien baru
1) Menyiapkan kelengkapan administrasi
2) Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan
3) Menyiapkan format penerimaan pasien baru
4) Menyiapkan format pengkajian
5) Menyiapkan informed consent sentralisasi obat
6) Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjungruangan
b. Tahap pelaksanaan penerimaan pasien baru
1) Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala PP/ perawatyang diberi
delegasi.
2) Perawat memperkenalkan diri kepada klien dan keluarganya.
3) Perawat menunjukkan kamar/ tempat tidur klien dan mengantar ke
tempat yang telah ditetapkan.
104
4) Perawat bersama karyawan lain memindahkan pasien ke tempat tidur
(apabila pasien datang dengan branchard/ kursi roda) dan berikan posisi
yang nyaman.
5) Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format.
6) Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat
memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang orientasi
ruangan, perawatan (termasuk perawat yang bertanggung jawab dan
sentralisasi obat), medis (dokter yang bertanggung jawab dan jadual
visite), dan tata tertib ruangan.
7) Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah
disampaikan.
8) Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk
menandatangani inform concent sentralisasi obat.
3. Peran perawat dalam penerimaan pasien baru
a. Perawat Primer
1) Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru
2) Menandatangani lembar penerimaan pasien baru
3) Melakukan pengkajian pada pasien baru
4) Mengorientasikan klien pada ruangan
5) Memberi penjelasan tentang perawat dan dokter yangbertanggung jawab
6) Mendokumentasikan penerimaan pasien baru
b. Perawat Associate
Membantu Perawat Primer dalam pelaksanaan penerimaan pasien
105
4. Alur Penerimaan Pasien Baru
Terminasi
Evaluasi
106
5. Pelaksanaan Kegiatan
Hari/tanggal :
Pukul :
Pelaksana : PP dan PA
Topik : Pelaksanaan Pasien Baru
Tempat : Ruang Rawat Inap Kelas II DahliaAtas Lantai 2 RSUD
dr H KOESNADI BONDOWOSO
Sasaran : Pasien baru masuk di Ruang Rawat Inap Kelas II Teratai
Atas Lantai 2 RSUD
6. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Wahyu Tri Susanti, S.Kep
Kepala Ruangan : Ria Deviani, S.Kep
Perawat Primer : Sitti Anifatl Karimah, S.Kep
Perawat Asosiate : Sahol, S.Kep
Pasien :-
Keluarga :-
Perawat IGD :-
Pembimbing Akademik : Khusnul Hotimah,
M.Kep Pembimbing Klinik : Ekowati, S.Kep., Ns
a. Metode
1) Penjelasan
2) Diskusi / Tanya jawab
3) Observasi
b. Media
1) Lembar pasien masuk rumah sakit
2) Buku status dan lembar format pengkajian pasien
3) Nursing kit
4) Informed concent sentralisasi obat.
5) Lembar tata-tertibpasien dan pengunjung.
107
c. Mekanisme penerimaan pasien baru
108
Pelaksanaan 1. PP mengisilembar pasien KamarPasien 20 menit Karu, PP dan
penerimaan masuk serta menjelaskan PA, Pasien dan
pasien baru mengenai beberapa hal keluarga
yang tercantum dalam le
mbar penerimaan pasien
baru. PP menjelaskan
tentangpenyakit penyakit
yang diderita pasien,
terapi
yang akan dijalani,menjel
askan dokter yang mena
ngani pasien dan
jadwal kunjungan,
menjelaskan fasilitas
yang ada, serta aturan
yang ada di rumah sakit.
2. PP mengorientasikan
pasien pada ruang /
lingkunga rumah sakit.
3. PP di bantu PA
melakukan pengkajian
keperawatan dan
pemeriksaan fisik pada
pasien. Penjelasan yang
terkait dengan penyakit
oleh dokter yang
merawat dan/atau bisa
didelegasikan kepada
perawat.
4. PP menanyakan kembali
pada pasien dan keluarga
mengenai hal-hal yang
belum di mengerti
5. .PP, Pasien, danKeluarga
menandatangani lembar
penerimaan pasien baru.
6. Karu, PP, dan PA
kembali ke NurseStation
.
109
Penutup 1. Karu memeriksa kembali Nurse Station 5 menit KARU
kelengkapan PP da PA
pengisian dokumen
penerimaan pasien baru.
2. Karu memberikan
penghargaan pada PP dan
PA.
3. PP merencanakan
intervensi keperawatan.
d. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
110
prima dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus segera direspon oleh
perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan mempelajari
langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaanya (Nursalam, 2010). Salah
satunya adalah dalam pengelolaan obat pasien. Teknik pengelolaan secara
sentralisasi merupakan pengelolaaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat. Pengeluaran
dan pembagian obat juga sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
Sentralisasi obat sudah dilakukan di DahliaAtas Lantai 2 RSUD dr H
KOESNADI BONDOWOSO untuk semua pasien. Di DahliaAtas Lantai
2 RSUD. Sidoarjo masih belum memberikan surat persetujuan kepada
keluarga pasien untuk dilakukan sentralisasi obat. Pemberian obat oral
maupun injeksi diresepkan oleh dokter dan diterima oleh perawat yang
kemudian diserahkan kepada keluarga pasien. Keluarga pasien mengambil
obat dikamar obat atau apotek, selanjutnya diserahkan kepada perawat
untuk dikelola.
Pengawasan terhadap penggunaan obat oral maupun injeksi merupakan
salah satu tugas perawat. Penggunaan obat yang tidak tepat dapat
menimbulkan berbagai kerugian pada pasien. Resistensi tubuh terhadap obat
dan resiko resistensi kuman penyakit dapat terjadi jika konsumsi obat oleh
penderita tidak terkontrol dengan baik. Kerugian lain yang bisa terjadi
adalah terjadinya kerusakan organ tubuh atau timbulnya efek samping obat
yang tidak diharapkan. Oleh karena itu diperlukan suatu cara yang
sistematis sehingga penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol perawat
dan paisen/keluarga pasien serta resiko kerugian baik secara material
maupun non material dapat dihindari, pada akhirnya kepercayaan pasien
terhadap perawat juga semakin meningkat. Berdasarkan hal tersebut, untuk
lebih mengoptimalkan pelaksanaan sentralisasi obat di ruang DahliaAtas
Lantai 2 RSUD dr H KOESNADI BONDOWOSO, kami akan
melaksanakan sentralisasi obat oral maupun injeksi.
2) Tehnik Pengelolaan Sentralisasi Obat
Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat merupakan salah
satu peran perawat sehingga perlu dilakukan dalam suatu pola / alur yang
sistematis sehingga penggunaan obat benar-benar dikontrol oleh perawat
sehingga resiko kerugian baik material maupun non material dapat
111
dielimir.Upaya sistematik meliputi uraian terinci tentang pengelolaan obat
secara ketat oleh perawat diperlukan sebagai bentuk tanggung jawab
perawat dalam menyelenggarakan kegiatan perawatan.
Teknik pengelolaan obat control penuh (sentralisasi) adalah
pengelolaan obat dimana seluruh obat yang diberikan pada klien diserahkan
sepunuhnya pada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya
dilakukan perawat:
a. Penanggung jawab dalam pengelolaan adalah kepala ruangan diserahkan
operasional dapat didegasikan pada staf yang ditunjuk (Perawat Primer).
b. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengotrol penggunaan obat
c. Penerimaan obat
1) Obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh keluarga diserahkan
kepada perawat dengan menandatangani lembar serah terima obat
yang ada pada lembar control obat.
2) Perawat menuliskan nama klien, register, jenis obat, jumlah dan
sediaan serta dosis obat dalam lembar control obat dan diketahui
(tanda tangan) oleh keluarga dalam lembar control obat.
3) Klien/keluarga untuk selanjutnya dapat melakukan controlkeberadaan
obat pada lembar control obat yang ada disisi klien (sisi bed klien)
4) Obat yang sudah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam
kotak obat (Nursalam, 2016)
d. Pembagian obat
1) Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar
pemberian obat.
2) Obat disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat dengan
memperhatikan alur yang telah tercantum dalam buku daftar
pemberian obat; dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi
yang diinstruksikan dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
3) Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan obat, jumlah obat dan efek samping. Usahakan
tempat/wadah obat kembali kepada perawat setelah obat dikonsumsi.
Pantau efek samping pada pasien.
112
4) Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala
ruangan atau petugas yang ditunjuk dandidokumentasikan dalam buku
masuk obat. Obat-obatan yangyang hamper habis akan diinformasikan
kepada keluarga, kemudian dimintakan resep (jika masih perlu
dilanjutkan) kepada dokter penanggung jawab pasien (Nursalam,
2014).
e. Penambahan obat baru
1) Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau
perubahan alur pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan
dalam buku masuk obat dan sekaligus dilakukan perubahan dalam
kartu sediaan obat.
2) Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka
dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya
diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat (Nursalam,
2016)
f. Obat khusus
1) Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup
mahal, mengguakan alur peberian yang cukup sulit, memiliki efek
samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu
tertentu/sewaktu saja.
2) Pemberian obat khusus menggunakan kartu khusus obat, dilaksanakan
oleh perawat primer.
3) Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga; nama obat,
kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab
pemberi dan wdah obat sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada
keluarga setelah pemberin. Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat
pemberian obat (Nursalam, 2016)
g. Pendidikan Managemant Obat
Seorang manager keperawatan dapat mendidik staf mengenai obat
dengan cara berikut ini :
1) Membuat catatan mengenai obat-obatan yang sering dipakai, jelaskan
penggunaan obat dan efek samping, kemudian berikan salinan kepada
113
semua staf.
2) Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan
gantungkan didinding.
3) Adakan pertemuan staf untuk membahas penyebab pemborosan obat.
4) Beritahu kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat.
5) Aturlah program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis obat setiap
minggu pada pertemuan staf
6) Sediakan satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana di
perpustakaan
7) Pengambilan Obat
8) Bila klien pulang atau pindah ruangan dan obat masih ada sisa maka
obat dikembalikan kepada klien / keluarga dan perawat/petugas serta
tanggal dan waktu penyerahan.
Diberikan ke pasien
Informasikan sisa
obat
Keterangan :
: Garis Komando
114
4) Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksana : PP dan PA
Topik : Sentralisasi Obat
Tempat : Ruang Rawat Inap Kelas II DahliaAtas Lantai 2 RSUD
dr H KOESNADI BONDOWOSO
Sasaran : Pasien baru masuk di Ruang Rawat Inap Kelas II
DahliaAtas Lantai 2 RSUD
5) Pengorganisasian
115
untuk dilakukan sentralisasi obat.
b. Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah ditentukan.
10) Hasil
a. Klien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat.
b. Obat dapat diberikan secara tepat dan benar 6T dan 1W.
c. Perawat mudah mengontrol pemberian obat dan dokumentasi yang
benar
11)Mekanisme Kegiatan
116
pensentralisasian obat
4. PP memberikan
PP
informed consent
pada keluargapasien
5. PP bersama keluarga
PP
mencatatjumlah obat
danmenyimpan obat
PP&PA
6. PP&PA bersamasama
melakukanpendokume
ntasian pemberian obat
7. PP melaporkan kepada
Karu dengan membawa
semua kelengkapan SO
Penutup 8. Karu mengecek 15 menit Nurse Station Karu
informed concent dan
lembar serah terima
obat
9. Karu mengevaluasi
pada PP tentang
pelaksanaan sentralisas
i obat
f. Supervisi
1) Latar Belakang
Supervisi adalah merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan
peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agara merekea dapat
melaksanakan tugas kegiatan yang tekah ditetapkan secara efisien dan efektif
(Nursalam, 2017).
Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan
yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah
pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan, dan perawatan agar pasien
mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat (Depkes, 2000).
Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber
yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai
tujuan.
117
2) Tujuan Supervisi
Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada
klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan
kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas.
3) Prinsip Supervisi
a. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi
b. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen, keterampilan
hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsip
manajemen dan kepemimpinan.
c. Fungsi supervisi diuraikan denganjelas,terorganisir dan dinyatakan
melalui petunjuk, peraturan, uraian tugas dan standar.
d. Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokrasi antara
supervisor dan perawat pelaksana.
e. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang
spesifik.
f. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif,
kreativitasdan motivasi.
g. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil guna dan berdayaguna dalam
pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat dan
manajer.
4) Pelaksana Supervisi
a. Kepala Ruangan
1) Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan pada
kliendiruang perawatan.
2) Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan
pelayanankesehatan dirumah sakit.
3) Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktek
keperawatandiruang perawatan.
b. Kepala Instalasi Rawat Inap :
118
Bertanggung jawab untuk melaksanakan supervisi kepala seksiperawatan
secaralangsung dan semua perawat secara tidak langsung.
5) Alur Supervisi
Kasi keperawatan
Ka per
Karu
Menetapkan kegiatan dan tujuanserta instrument / alat
ukur
Supervisi
Primer 1 Primer 2
PEMBINAAN 3F :
Pelayanan Meningkat
Sumber : Hasil Wawancara Kepala Ruangan Kelas I Tulip Barat Lantai 3RSUD
dr H KOESNADI BONDOWOSO.
6) Langkah-langkah Supervisi
a. Pra supervisi
1) Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
2) Supervisor menetapkan tujuan
b. Supervisi
1) Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan instrument/ alat ukur
yangtelah disiapkan
2) Supervisor menemukan beberapa hal yang memerlukanpembinaan.
3) Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakanpembinaan
119
danklarifikasi masalah
4) Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, danmemvalidasi
datasekunder
5) Supervisor mengklarifikasi masalah yang ada.
c. Pasca Supervisi 3F
120
3) Memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelola, Supervisi
memerlukan praktek dan evaluasi yang benar agar dapat berjalan sesuai
prosedur.
8) Teknik Supervisi
Proses Supervisi keperawatan terdiri dari 3 elemen pokok, yaitu :
a. Mengacu pada standar asuhan keperawatan
1) Supervisi langsung :
121
a. Peran Kepala Ruangan :
4) Evaluasi kerja.
5) Merencanakan / menyelenggarakan pengembangan staf
6) Membuat 1- 2 pasien untuk model agar dapat mengenalhambatan
yang terjadi.
b. Peran PP :
c. Peran PA :
122
3) Kepala ruangan memberikan tindak lanjut (follow up) terhadap
permasalahanyang dihadapi oleh perawat selama melakukan asuhan
keperawatan.
d. Program Kerja
1) Pengorganisasian
a. Status pasien
b. Instrument supervisi
123
5) Rencana strategi
Post Supervisi (10 1. Karu menyampaikan hasil Ruang Karu Karu danPP
supervise
menit) 2. Karu memberikan feed back dan
kasrifikasi serta masukan pada PP
3. Karu memberi reward
124
INSTRUMEN SUPERVISI INJEKSI INTRAVENA MELALUISELANG
INFUS
Dilakukan
Parameter Bobot Keterangan
Ya Tidak
A.Persiapan Alat
1. Kapas steril 1
2. Bak injeksi 1
3. Spuit sesuai kebutuhan 1
4. Sarung tangan 1
5. Alcohol 70% 1
6. Pengalas 1
7. Bengkok 1
8. Alat tulis 1
9. Buku injeksi 1
10. Jam tangan dengan 1
Detikan
11. Obat sesuai kebutuhan 3
B. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam 3
2. Senyum 2
3. Memperkenalkan diri 3
4.Memberikan penjelasan 3
tentang tujuan dilakukaninjeksi
5. Mengatur posisi 3
senyaman mungkin
1. Prinsip pemberian 5T 5
125
2. Cuci tangan kemudian menggu 3
nakan sarungtangan
Dibereskan
Melepas sarung tangan 2
dan cuci tangan
Dokumentasi 3
Total Nilai : 66
126
Kriteria :
Baik : 44-66
Cukup : 22-43
Kurang : <21
Sidoarjo,........................2022
g. Discharge Planning
1) Latar Belakang
127
Membantu klien dalam Rencana pulang yang dimulai pada saatpasien
masuk rumah sakit secara periodik dan berkelanjutan
c. Tujuan Khusus
1) Mengkaji kebutuhan rencana pemulangan
a. Bagi Klien
1) Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukankeperawatan
dirumah.
b. Bagi mahasiswa
Terjadi pertukaran informasi antara mahasiswa dengan pasiensebagai
penerimaan pelayanan.
1) Mengevaluasi pengaruh intervensi yang terencana padapenyembuhan
pasien.
2) Membantu kemandirian pasien dalam kesiapanmelakukan
keperawatandirumah.
4) Prinsip-Prinsip Rencana Pemulangan
Menurut Nursalam (2017) Meliputi :
1. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai
keinginan dan kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi. Kebutuhan ini berkaitan
dengan masalah yangmungkin timbul pada saat pasien pulang
nanti, sehingga kemungkinan masalah yang timbul dirumah dapat
segera diantisipasi.
3. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan
pulang merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus
saling bekerja sama.
128
4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas
yang ada. Tindakan atau rencana yang akan dilakukan
setelah pulang disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga yang
tersedia atau fasilitas yang tersedia di masyarakat.
5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan
kesehatan. Setiap pasien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan
pulang harus dilakukan.
1) Medication (obat)
129
dihentikan , dosis, cara pemberian dan waktu yang tepat minum obat.
2) Environment (Lingkungan)
Lingkungan tempat klien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman.
Pasien juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan
untuk kontinuitas perawatannya.
3) Treatrment (pengobatan)
Perawat harus memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah
klien pulang, yang dilakukan oleh klien atau anggota keluarga. Jika hal
ini tidak memungkinkan, perencanaan harus dibuat sehingga seseorang
dapat berkunjung ke rumah untuk memberikan keterampilan perawatan.
4) Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
130
e. Evaluasi terhadap discharge planning : dangat penting dalam membuat kerja
proses discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti
dengancermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi
berjalan terus- menerus dan membutuhkan revisi dan juga perubahanEvaluasi
lanjut dari proses pemulangan biasanya dilakukan seminggu setelah klien
berada di rumah. Ini dapat dilakukan melalui telepon, kuisioner atau
kunjungan rumah (home visit).Keberhasilan program rencana pemulangan
tergantung pada enam variabel :
1) Derajat penyakit
2) Hasil yang diharapkan dari perawatan
3) Durasi perawatan yang dibutuhkan
7) Jenis-Jenis Pemulangan
Nursalam (2017), mengklasifikasikan jenis pemulangan pasiensebagai berikut
a. Conditioning discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan pulang ini
131
dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat komplikasi. Pasien
untuk sementara dirawat di rumah namun harus ada pengawasan dari pihak
rumah sakit atau Puskesmas terdekat.
8) Pelaksanaan Kegiatan
Hari / tanggal :
Pukul :
Pelaksana : Karu, PP, dan PA
Topik : Aplikasi Rencana Pemulangan Pada Klien
Dengan DisentriTempat : Ruang Nurse Station dilanjutkan dikamar klien
9) Pengorganisasian MIDDLE
Penanggung Jawab : Ummah Hatun Mardiah, S.Kep
Karu : Ria Deviani, S.Kep
Perawat Primer : Riska Kamiia Imandia, S.kep
Perawat Asosiate : Wawan Setiawan, S.Kep
Pembimbing Akademik : Khusnul Hotimah, M.Kep
Pembimbing Klinik : Ekowati, S.Kep., Ns
10) Metode dan Media
a. Karu Membuka acara discharge planning kepada pasien
b. Karu Menyetujui dan menandatangani format dischargeplanning
c. PP membuat rencana discharge planning
d. PP membuat leaflet dan kartu discharge plannimg
e. PPmemberikan konseling
f. PP memberikan pendidikan kesehatan
g. PP menyediakan format discharge planning
132
h. PP mendokumentasikan discharge planning
i. PP melakukan agenda discharge planning (pada awal perawatan sampai
akhirperawatan)
j. PA Ikut membantu dalam melaksanakan discharge planning yang sudah
direncanakan oleh perawat primer.
Admin
Alur Discharge
Planning
1. Instrumen
a) Leaflet
133
2. Mekanisme Kegiatan Discharge Planning Perencanaan PasienPulang
(Middle)
Persiapan 1. PP masuk keruang karu 5 Menit Ruang karu Karu, PP, dan
mengucapkan salam, PA
memberitahukan pada
karu bahwa ada pasien
yang akandilaksanakanm
iddledischar ge planning
2. PP sudah siap dengan
format middle charge
planning
3. PP menyebutkan hal-hal
yang perlu dijelaskan
pada klien dan keluarga
4. Karu memeriksa
kelengkapan middle
charge planning
5. KARU PP dan PA
menuju keruang klien
6. Karu membuka acara disc
harge planning
7. PP menyampaikan
kontrakwaktu yang
perlukan untuk middle
charge planning
8. PP dibantu PA melakukan
pendidikan kesehatan
terkaitpenyakit tentang
Disentri :
a. Pengertian
b. Etiologi
c. Tanda dan
134
gejala
d. Pencegahan
e. Pengobatan
f. Memberikan
leaflet
9. PP mengucapkan
terimakasih
10. Karu menutup serta
memberikan salam dan
terimakasih
11. Pendokumentasian
Penutup Karu memberikan reward
kepada perawat primer
3. Pelaksanaan Kegiatan
Hari/Tanggal :
Pukul :
Disentri
4. Pengorganisasian
135
a) Karu Membuka acara discharge planning kepada pasien
e) PP memberikan konseling
136
Pelaksanaan 1. PP meminta tolong kepada PA 15 menit Nurse station PP dan PA
untuk memanggil keluarga
pasien yang akan dilakukan
discharge planning post
dan keluarga pasien di bawa ke
nursestation
1. PP dibantu PA menjelaskan
tentang perawatan dirumah :
a. Diet selama dirumah
b. Obat-obatan yangditeruskan
c. Aktivitas secara bertahap
d. Perawatan luka
e. Waktu control
2. PP menanyakan kembali
pada klien dan keluarga
tentang materiyang telah
disampaikan
3. PA memberikan surat
kontrol, leaflet, obat-obatan
dan menyertakan data
penunjang
Penutup 1. PP melaporkan kepada Karu 2 Menit Ruangan Karu PP
karu
bahwa post charge
planning telah dilaksanakan
2. Karu mengucapkan terima
kasih kepada PP
h. Timbang Terima
1) Latar Belakang
a. Pengertian
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima
suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima
merupakankegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian shift. Selain
laporan antar shift, dapat disampaikan juga informasi-informasi yang berkaitan
137
dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan (Nursalam,
2017).
b. Tujuan
c. Langkah-langkah
1) Persiapan
a) Kedua kelompok sudah dalam keadaan siap.
b) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
2) Pelaksanaan
Timbang terima dilaksanakan oleh perawat primer kepada Katim yang
mengganti jaga pada shift berikutnya :
a) Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift
b) Di nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang
138
terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan
tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah
dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu
dilimpahkan.
c) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap
sebaiknya dicatat untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat
jaga berikutnya.
d) Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
(1) Identitas klien dan diagnosa medis.
(2) Masalah keperawatan yang muncul.
(3) Data fokus (Keluhan subyektif dan obyektif).
(4) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
(5) Intervensi kolaboratif dan dependensi.
(6) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya.
e) Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi
tanya jawab terhadap hal-hal yang ditimbang-terimakan dan berhak
menanyakan mengenai hal-hal yang kurang jelas.
f) Penyampaian saat timbang terima secara jelas dan singkat.
g) Lama timbang terima untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit
kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan
rinci.
h) Kepala ruangan dan semua perawat keliling ke tiap klien dan
melakukan validasi data.
i) Pelaporan untuk timbang terima ditulis secara langsung pada buku
laporanruangan oleh perawat primer.
j) Tidak menggunakan SBAR pada saat timbang terima namun hanya
menggunakan buku laporan
2) Tujuan
a. Tujuan umum
139
Ruang Rawat Inap Kelas I Tulip Barat Lantai 3 mampu mengkomunikasikan
hasil pelaksanaan asuhan keperawatan klien dengan baik sehingga
kesinambungan informasi mengenai keadaan klien dapat dipertahankan .
b. Tujuan khusus
3) Target
Hari/tanggal :
Pukul :
Pelaksana : Mahasiswa Program Profesi Ners Universitas
Nurul Jadid
Topik : Role Play Timbang Terima (operan)
Tempat : Ruang Rawat Inap Kelas II DahliaAtas Lantai 2
5) Pengorganisasian
140
PA ( Malam) : Putri Mega Wijayanti, S.Kep
Pembimbing Akademik : Khusnul Hotimah, M.Kep
Pembimbing Klinik : Ekowati, S.Kep., Ns
6) Metode dan Media
a. Metode :
1) Karu memimpin proses timbang terima
2) Melakukan timbang terima antara PA malam dengan Perawat Shift pagi.
3) Melaporkan status keadaan klien dari PA malam dengan Perawat shift
pagi.
4) Diskusi, tanya jawab dan validasi data kembali.
b. Media :
1) Status pasien
2) Alat tulis
3) Materi disampaikan secara lisan
4) Leaflet
5) Sarana dan prasarana perawat
141
7) Alur Timbang Terima
Pasien
Perkembangan /keadaan
pasien
Masalah :
Teratasi
Belum teratasi
Teratasi sebagian
142
utuhkanobservasi lebih
lanjut Malam PAMalam
PP
3. PA/PP menyampaikan
timbang terima kepadaPP
(yang menerima
pendelegasian)
berikutnya, hal yang
perlu disampaikan
dalamtimbangterima:
a. Aspek umum yang
meliputi M1 s/d
MS Jumlah pasien
b. Identitas pasien dan
diagnosis medis
c. Data (keluhan subjektif
danobjektif)
d. Masalah keperawatan
yangmasih muncul
e. Intervensi
keperawatanyangsudah
dan belum dilaksanakan
(secaraumum)
f. Intervensi kolaboratif
dandependen
g. Rencana umum dan
persiapan yang perlu
dilakukan (persiapan
operasi, pemeriksaan
penunjang dan
program lainnya)
143
Pelaksanaan Nurse Station 20 menit Nurse
Station
1. Ketua kelompok dinas Karu PP
sudah siap (shift jaga)
2. Kelompok yang akan Pagi PA Pagi PA
bertugas menyiapkanreka MalamPA Malam
m medis pasien
3. Kepala ruangan
membuka acara timbang
terima
4. Penyampaian yang jelas,
singkat, dan padat oleh
perawat jaga (NIC)
5. Perawat jaga shift selanju
tnya dapat melakukan kl
arifikasi, Tanya jawab da
n melakukan validasi terh
adap hal hal yang telah di
timbang terimakan dan b
erhak menanyakan meng
enai hal-hal yang kurang
jelas
1. Kepala ruangan
menyampaikan salam
dan PP menanyakan
kebutuhan dasar
Bed Paisen
pasien
2. Perawat jaga
selanjutnya mengkaji
secara penuh
terhadap masalah
keperawatan kebutuha
n,dan tindakan yang te
lah/belum dilaksanaka
n, serta hal-hal
penting lainnyaselama
masa perawatan
3. Hal yang sifatnya
khusus dan memerluk
an perincian yang
matang sebaiknya
144
dicatat secara khusus
untuk kemudian
diserah terimakan
kepada petugas
berikutnya
9) Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia
antara lain : Catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift timbang
terima. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan
pada pergantian shiftyaitu malam ke pagi. Sedangkan kegiatan timbang terima
pada shift sore ke malam dipimpin oleh ketua tim.
b. Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh
seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift.Ketua tim
malam menyerahkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti
shift.Timbang terima pertama dilakukan di nurse station kemudian ke bed klien
dan kembali lagi ke nurse station.Isi timbang terima mencakup jumlah klien,
masalah keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum
145
dilakukan serta pesan khusus bila ada.Setiap klien dilakukan timbang terima
tidak lebih dari5 menitsaat klarifikasi ke klien.
c. Evaluasi Hasil
H. Ronde Keperawatan
b. Tujuan
146
1) Tujuan Umum
2) Tujuan Khusus
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, mahasiswamampu:
a) Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis
b) Meningkatkan kemampuan validasi data klien
c) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosiskeperawatan.
d) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasirencana keperawatan
e) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakankeperawatan yang berorientasi
pada masalah klien.
f) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
g) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
11) Target
a. Menyusun proposal kegiatan ronde keperawatan (strategi danmateri).
b. Menyusun materi kegiatan ronde keperawatan
c. Melaksanakan ronde keperawatan
d. Memotivasi perawat agar menerapkan ronde keperawatan
Topik :
Hari / Tanggal :
Waktu :
13) Pengorganisasian
147
b. Perawat Primer : Ummah Hatun Mardiah, S.Kep
d. Ahli Gizi :-
e. Dokter :-
14) Media
15) Sasaran
a. Pasien
b. Metod
c. Diskusi
148
Memperkenalkan Station
timronde
Menjelaskan tujuanronde
Mengenalkanmasalah
pasien secara spintas
Validasi data :
1. Mencocokkan dan
menjelaskan kembali Bed Pasien
data yang telah
disampaikan dengan Ruang
wawancara, observasi pertemuan /
Karu, PP, Ners
dan pemeriksaan
Perawat Station
keadaan pasien secara
langsung, dan melihat konselor.
dokumentasi
2. Diskusi antar anggota
tim dan pasien tentang
masalah keperawatan
tersebut di bed pasien
3. Pemberian justifikasi
oleh perawat primer
atau konselor atau
kepala ruangan tentang
masalah pasien
4. Menentukan tindakan
keperawatan pada
masalah prioritas yang
telah ditetapkan
149
10 menit Pasca 1. Melanjutkan diskusi Kepala Memberikan Ruang
Ronde danmasukan dari tim. ruangan, respon dan pertemuan /
(nurse 2. Menyimpulkan untuk supervisor, menjawab Nurse
station) menentukan tindakan perawat pertanyaan Station
keperawatan pada konselor,
masalah prioritas pembimbing
yang telah
ditetapkan.
3. Merekomendasikan
intervensi
keperawatan.
4. Penutup
a. Struktur
3) Menentukan kasus
4) Menyusun proposal
b. Proses
c. Hasil
3) Perawat dapat :
150
a) Menumbuhkan cara berfikir yang kritis dan sistematis
b) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
c) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosiskeperawatan
d) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan
keperawatanyang berorientasi padamasalah pasien
e) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
f) Meningkatkan kemampuan justifikasi
g) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
18) Dokumentasi Keperawatan
151
2) Jaminan mutu (kualitas pelayanan )
Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat akanmemberi kemudahanperawat
untuk menyelesaikan masalah klien serta untyuk mengetshui sejauh mana
masalah dapat teratasi.hal ini juga memungkinkan perawat untuk mengetahui
masalah baru secara dini.
3) Komunikasi
Dokumentasi merupakan alat perekam masalah yang berkaitan dengan klien
sehingga dapat dijadikan sebagai alatkomunikasi antar tenaga kesehatan.
4) Keuangan
Semua tindakan keperawatan yang belum , sedang dan telah diberikan
dicatat dengan lengkap sebagai acuhan dalam menentukan biaya
perawatan klien .
5) Pendidikan
7) Akreditasi
152
professional.
3) Jangan tergesa-gesa melengkapi catatan, pastikan dulu datanya
akurat.
4) Catat hanya waktu , akurat, reliable.
5) Jangan biarkan pada akhir catatan peraewat kosong. Coret bagian
sisa yang kosong dan bubuhkan tandatangan.
6) Semua catatan ditulis dengan tinta dan bahasa yang lugas.
7) Jika mempertanyakansuatu instruksicatat bahwa anda sedang
mengklarifikasi .
8) Tulis hanya untuk diri sendiri .
9) Hindari penulisan yang kurang spesifik.
2) Tujuan
Setelah dilakukan praktik keperawatan diharapkan semua perawat
mampu menerapkan dan pendokumentasian keperawatan secara
ringkas, baik dan benar.
153
3) Waktu
Minggu 2 sampai minggu 3
4) Rencana strategi
a) Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasiansesuai
dengan kasus
b) Merevisi forman pengkajian, diagnosis keperawatan,perncanaan,
pelaksanaandan evaluasi.
c) Menyiapkan format atau pendokumentasian keperawatan.
d) Melaksanakan pendokumentasian bersama dengan perawat
ruangan.
a) Struktur :
154
klien terhadap tindakan.
155