Anda di halaman 1dari 55

PENELITIAN SEDERHANA

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN


KETEPATAN PEMBERIAN DIET
DI RSUD KARANGASEM

Oleh :
1. I Dewa Agung Ayu Diah Wulandari (P07131218030)
2. Ni Made Sri Mellyzia Putri (P07131218047)
3. Made Ninda Deliana Kesuma D (P07131218052)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
PROGRAM STUDI GIZI DAN DIETETIKA
PROGRAM SARJANA TERAPAN
DENPASAR
2021

i
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN
KETEPATAN PEMBERIAN DIET
DI RSUD KARANGASEM

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Menyelesaikan Mata Kuliah Manajemen Pelayanan Gizi Rumah Sakit
Jurusan Gizi Poltekkes Denpasar
Program Studi Gizi dan Dieteika program Sarjana Terapan

Oleh :

I Dewa Agung Ayu Diah Wulandari (P07131218030)


Ni Made Sri Mellyzia Putri (P07131218047)
Made Ninda Deliana Kesuma D (P07131218052)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
PROGRAM STUDI GIZI DAN DIETETIKA
PROGRAM SARJANA TERAPAN
DENPASAR
2021

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

PENELITIAN SEDERHANA

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KETEPATAN


PEMBERIAN DIET
DI RSUD KARANGASEM

TELAH MENDAPATKAN PERSETUJUAN

Mengetahui,

Clinical Instruktur, Kepala Instalasi Gizi

Rumah Sakit Umum Karangasem

Ida Ayu Nyoman Ardi Suadnyani,SST Ida Ayu Nyoman Ardi Suadnyani,SST
NIP. 19690720 1992 003 013 NIP. 19690720 1992 003 013

iii
PENELITIAN SEDERHANA

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN


KETEPATAN PEMBERIAN DIET
DI RSUD KARANGASEM

TELAH DIUJI DI HADAPAN TIM PENGUJI

PADA HARI :

TANGGAL :

TIM PENGUJI :

1. (Ketua) ……………

2. (Anggota) ……………

3. (Anggota) ……………

MENGETAHUI :

KEPALA INSTALASI GIZI

RUMAH SAKIT UMUM KARANGASEM

Ida Ayu Nyoman Ardi Suadnyani,SST


NIP. 19690720 1992 003 013

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian sederhana ini dengan judul
“Hubungan tingkat pendidikan dengan ketepatan pemberian diet di rsud
Karangasem”.

Penulis menyadari dalam penyusunan penelitian sederhana ini tidak akan


selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ida Ayu Nyoman Ardi Suadnyani,SST selaku Kepala Instalasi Gizi dan Clinical
Instruktur di RSUD Karangasem

2. Ibu Ni Nyoman Sucitawati, SST.Gz selaku Koordinator bagian pengolahan di


RSUD Karangasem

3. Ibu Ida Ayu Eka Padmiari,SKM.M.Kes selaku pembimbing yang telah banyak
memberikan pengarahan, saran dan petunjuk dalam penyelesaian penelitian ini.

4. Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Denpasar yang telah memberikan


kesempatan, dorongan serta kelancaran dalam kegiatan praktik kerja lapangan ini.

5. Ketua Program Studi Gizi dan Dietetika Poltekkes Kemenkes Denpasar beserta
seluruh Dosen dan Tenaga Kependidikan Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Denpasar yang telah memberikan dorongan semangat dalam kegiatan
praktik kerja lapangan ini.

6. Seluruh staf dan pegawai Instalasi Gizi di RSUD Karangasem yang telah
membantu memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian penelitian
sederhana ini.

v
7. Teman – teman PKL RSUD Karangasem yang telah memberikan dorongan dan
motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian sederhana
Besar harapan penulis semoga penelitian sederhana ini dapat dijadikan
pedoman dalam melakukan penelitian lainnya di instalagi gizi RSU Karangasem.
Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membantu untuk
kesempurnaan penelitian sederhana ini. Akhir kata penulis mengharapkan proposal
ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Denpasar, Agustus 2021

Peneliti

vi
DAFTAR ISI
Halaman

COVER .........................................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................iv
KATA PENGANTAR.................................................................................................v
DAFTAR TABEL.....................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................................2
D. Manfaat Penelitian........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................4
2.1 Penyelenggaraan Makanan.........................................................................................4
2.2 Standar Minimal Pelayanan Rumah Sakit.................................................................4
2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Diet.................................................5
BAB III KERANGKA KONSEP...............................................................................7
A. Kerangka Konsep.......................................................................................................7
B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel............................................................8
C. Hipotesis......................................................................................................................9
BAB IV METODE PENELITIAN...........................................................................10
A. Jenis dan Rancangan Penelitian..............................................................................10
B. Sumber Data.............................................................................................................10
C. Subjek Penelitian......................................................................................................10
D. Jumlah Pustaka Yang Dikaji...................................................................................10
E. Cara Pengumpulan Pustaka..........................................................................10

vii
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................11
A. Daftar Hasil Pencarian Jurnal................................................................................11
B. Pembahasan..............................................................................................................15
BAB VI PENUTUP....................................................................................................21
A. Kesimpulan...............................................................................................................21
B. Saran.........................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................22

viii
DAFTAR TABEL

No. Halaman
1. Definisi Operasional Variabel………………………......................................... 8
2. Daftar Hasil pencarian jurnal ............................................................................11

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Pengumpulan Data Indikator Mutu & Keselamatan Pasien rsud Kabupaten
Karangasem .............................................................................................................24

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu tempat umum yang memberikan

pelayanan kesehatan masyarakat yang kompleks, sehingga banyak sekali

pelayanan kesehatan yang berkaitan dan saling bekerja sama dalam satu tim

kesehatan mulai dari pelayanan medis, pelayanan keperawatan, pelayanan gizi,

dan pelayanan rehabilitasi (Evawati, 2008). Penyelenggaraan makanan rumah

sakit bertujuan untuk menyediakan makanan yang sesuai baik jumlah maupun

kualitasnya (Kemenkes RI, 2013). Standar porsi merupakan salah satu standar

yang harus tersedia pada kegiatan penyelenggaraan makanan. Standar porsi

merupakan berat bersih bahan makanan atau berat matang setiap jenis hidangan

untuk setiap porsi (Fatkhurohman et al., 2018). Pengawasan standar porsi

diperlukan untuk mengontrol kualitas makanan (Puckett, 2004). Porsi yang

terstandar dapat meningkatkan kepuasan konsumen, menurunkan biaya yang

terbuang, serta tercukupinya asupan zat gizi pasien. Kontrol terhadap besar porsi

dapat dilakukan sejak pembelian dengan cara menentukan spesifikasi berat,

ukuran, satuan, potongan, atau jumlah dari bahan makanan (Wani et al., 2019).

Petugas distribusi makanan merupakan bagian dari penjamah makanan.

Penjamah makanan merupakan petugas yang secara langsung berhubungan

dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan,pengolahan,

pengangkutan, sampai dengan penyajian makanan. Penjamah makanan di rumah

sakit harus mempunyai pengetahuan tentang penyakit dan terapi dietnya.

Kesalahan dalam pemberian diet pada pasien diharapkan tidak terjadi lagi. Tenaga

1
penjamah makanan di rumah sakit seharusnya memenuhi standar kualifikasi yaitu

memiliki ijazah SMK boga maupun SMA dan sederajat yang memiliki sertifikat

boga (PGRS, 2013). Berdasarkan data Standar Pelayanan Minimal (SPM) di

Instalasi Gizi RSUD RAA Soewondo Pati , indikator pelayanan gizi belum

mencapai SPM yang sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No 129/MENKES/SK//II/2008. RSUD RAA Soewondo pati memiliki

18 ruang rawat inap yang dilayani oleh instalasi gizi dengan tenaga penjamah

makanan yang memiliki tingkat pendidikan, pengetahuan diet dan masa kerja

yang berbeda beda.

Di Indonesia isu resiko keselamatan pasien menjadi hal yang menarik dan

perhatian di rumah sakit. Hal ini dibuktikan dalam rentang waktu 2006–2011,

Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) melaporkan 877 insiden

(RSUDZA dalam Harsul, Syahrul, & Majid, 2018). Pelaporan Insiden

Keselamatan Pasien (IKP) menjadi hal penting dalam perbaikan mutu pelayanan,

sebab dapat digunakan sebagai koreksi bagi organisasi untuk memperbaiki sistem

pelayanan yang ada di Rumah Sakit . Pada tahun 2012 tim Komite Keselamatan

Pasien Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun melaporkan terdapat 46%

kesalahan identifikasi, 36% dikarenakan komunikasi efektif sehingga terjadi

medication error, 18% disebabkan prosedur tidak dijalankan (Yudhawati &

Listiowati, 2016). Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa angka

tertinggi terdapat pada kesalahan identifikasi yang merupakan insiden yang dapat

dicegah dengan peningkatan ketelitian petugas. Keselamatan pelayanan di rumah

sakit salah satunya dimulai dari ketepatan identifikasi pasien. Kesalahan

identifikasi pasien diawal pelayanan akan berdampak pada kesalahan pelayanan

2
pada tahap selanjutnya (WHO, 2007). Rumah sakit diharuskan menjamin

kebenaran proses identifikasi sejak pasien pertama kali didaftar (Setyowati, 2010).

Hasil penelitian ketepatan diet pasien yang dilakukan instalasi gizi RSUD

RAA Soewondo tahun 2011 sebesar 98%, tahun 2012 sebesar 97%, tahun 2013

sebesar 98 %, serta tahun 2014 sebesar 98%. Data tersebut menunjukkan bahwa

masih terjadi kesalahan dalam pemberian diet pada pasien. Ketepatan dalam

pemberian diet pasien di RSUD RAA Soewondo Pati belum mencapai 100%

seperti target SPM.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan tingkat Pendidikan petugas gizi dengan ketetapan

pemberian diet.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat Pendidikan petugas gizi dengan ketetapan

pemberian diet `

2. Tujuan Khusus

1. Untuk menganalisis hubungan tingkat pendidikan petugas gizi.

2. Untuk menganalisis ketepatan pemberian diet

3. Untuk menganalisis hubungan tingkat pendidikan petugas gizi dengan

ketepatan pemberian diet. .

3
D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara teoritis maupun

praktis, yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis Penelitian mengenai hubungan tingkat pendidikan dengan

ketepatan diet sebagai indikator mutu penyelenggaraan makanan di RSUD

Karangasem diharapkan dapat berguna sehingga bisa memberi kontribusi dan

manfaat bagi dunia kesehatan.

2. Manfaat Praktis Melalui penelitian ini, peneliti dapat mengetahui informasi-

informasi yang berhubungan dengan ketepatan diet pada pasien di RSUD

Karangasem

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyelenggaraan Makanan

Penyelenggaraan makanan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari

perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen,

dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet

yang tepat. Termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan dan evaluasi (Aritonang,

2012). Penyelenggaraan makanan merupakan rangkaian kegiatan mulai dari

perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, perencanaan

anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, distribusi dan pencatatan, pelaporan

serta evaluasi (Kemenkes, 2013).

Tujuan dilaksanakan penyelenggaraan makanan Menurut Kemenkes RI

(2013), tujuan penyelenggaraan makanan adalah menyediakan makanan yang

berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya, aman dan dapat diterima oleh konsumen

guna mencapai status gizi yang optimal. Menurut Depkes (2007), tujuan

penyelenggaraan makanan adalah untuk menyediakan makanan dengan kualitas

yang baik dan jumlah yang sesuai kebutuhan serta pelayanan yang layak dan

memadai baik konsumen.

2.2 Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit

Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) adalah ketentuan tentang jenis dan

mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak di

peroleh setiap warga secara minimal juga merupakan spesifikasi tekhnis tentang

tolak ukur pelayanan minimum yang di berikan oleh Rumah Sakit. Standar

pelayanan minimal rumah sakit hakekatnya merupakan jenis-jenis pelayanan

5
Rumah Sakit yang wajib di laksanakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah

dengan standar kinerja yang di tetapkan. Namun demikian mengingat kondisi

masing-masing daerah sejak di tetapkan tahun 2007 sampai 2012 sesuai kondisi/

perkembangan kapasitas daerah. Standar Pelayanan Minimal dapat di jadikan

acuan bagi pengelola Rumah Sakit dan unsure terkait dalam pelayanan di Rumah

Sakit terhadap masyarakat.

Pelaksanaan penyelenggaraan makanan rumah sakit bertujuan untuk

menyediakan makanan yang berkualitas sesuai kebutuhan gizi,biaya, aman, dan

dapat diterima oleh konsumen guna mencapaistatus gizi yang optimal (Kemenkes

RI,2013). Penyediaan makanan bagi orang sakit merupakan salah satu hal penting

karena tujuan pemberian makanan untuk mempertahankan dan meningkatkan

status gizi, mempertahankan daya tahan tubuh, serta sebagai bagian dari

penyembuhan penyakitnya (Hartono, 2000).

Penyelenggaraan makanan rumah sakit merupakan rangkaian kegiatan

mulai dari perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan,

perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan dan

penyimpanan, pemasakan bahan makanan, distribusi dan pencatatan, pelaporan

serta evaluasi. Kegiatan pelayanan gizi rumah sakit yang lain yaitu penelitian dan

pengembangan gizi terapan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan

guna menghadapi tantangan dan masalah gizi terapan yang kompleks. Ciri suatu

penelitian adalah proses yang berjalan terus menerus dan selalu mencari sehingga

hasilnya selalu mutakhir (PGRS, 2013). Pada penyelenggaraan makanan di rumah

sakit, bentuk-bentuk penyelanggaraannya dapat berupa sistem swakelola yaitu

instalasi gizi bertanggung jawab terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan

6
penyelenggaraan makanan termasuk sumber daya manusia yang diperlukan

disediakan oleh pihak rumah sakit dengan pelaksanaannya sesuai fungsi

manajemen dan mengacu pada pedoaman pelayanan gizi rumah sakit yang

berlaku serta menerapkan standar prosedur yang digunakan.

2.3 Pelayanan Gizi Rumah Sakit

Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan

disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan

status metabolisme tubuh. Kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit meliputi asuhan

gizi rawat jalan, asuhan gizi rawat inap, penyelenggaraan makanan, serta

penelitian dan pengembangan. Asuhan gizi rawat jalan merupakan serangkaian

proses kegiatan asuhan gizi yang dimulai dari asesmen/pengkajian, pemberian

diagnosis, intervensi gizi dan monitoring evaluasi kepada pasien rawat jalan yang

pada umumnya meliputi kegiatan konseling gizi dan dietetik atau edukasi/

penyuluhan gizi, sedangkan asuhan gizi rawat inap pada intervensi gizi meliputi

perencanaan dan penyediaan makanan. Penyelenggaraan makanan rumah sakit

merupakan rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu, perencanaan

kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan

makanan, penerimaan dan penyimpanan, pemasakan bahan makanan, distribusi

dan pencatatan, pelaporan serta evaluasi. Kegiatan pelayanan gizi rumah sakit

yang lain yaitu penelitian dan pengembangan gizi terapan yang dilakukan untuk

meningkatkan kemampuan guna menghadapi tantangan dan masalah gizi terapan

yang kompleks.

7
Ketepatan diet menurut PGRS

a. definisi :

prosentase ketepatan diet yang disajikan sesuai dengan diet order dan

rencana asuhan

b. skor : 100 %

c. prosedur :

1). Pilih pasien kurang gizi (minimum 4 maksimal 20 ) untuk

dilakukan evaluasi

2). Catat rencana intervend diet yang terdapat dalam rekam medik,

catat nomor diet yang diminta ke ruang produksi makanan dan

observasi diet yang disajikan

3). Jawaban “ ya” bila order diet sesuai dengan rencana intervensi,

order diet sesuai dengan diet yang disajikan ; jawaban “ tidak “ bila

terjadi sebaliknya. Jawaban “ pengecualian “ bila ketidak sesuaian

tersebut karena sesuatu hal mendasar

4). Lakukan rekapitulasi dan tentukan apakah skor minimum tercapai

atau tidak

5). Bila tidak tercapai skor minimum, lakukan indentifikasi masalah

dan tindak lanjut

2.4 Ketepatan Diet

Ketetapan pemberian diet adalah persentase jumlah pemberian diet yang

tidak mengalami kesalahan dari seluruh jumlah pasien yang disurvei. Capaian

ketetapan pemberian diet juga dilihat dari kebijakan dan peran petugas di instalasi

gizi dalam proses pemberian diet pasien mencapai SPM gizi. Menurut PGRS

8
(2013) definisi ketepatan diet adalah persentase ketepatan diet yang disajikan

kepada pasien sesuai dengan diet order.

2.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Diet

1. Identifikasi Pasien

Identifikasi pasien adalah penerapan atau penentu ciri-ciri atau keterangan

lengkap seseorang (Hamzah, 2008). Menurut Hardawinati (2003) identifikasi

adalah tanda pengenal diri, penentu atau penetapan identitas seseorang dan

pengenalan tanda-tanda atau karateristik suatu hal berdasarkan pada tanda

pengenal. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

identifikasi adalah penempatan atau penentu 11 12 identitas seseorang atau benda

pada suatu saat tertentu. Sedangkan identifikasi yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah pengecekan ulang data pasien sebelum melaksanakan kegiatan asuhan

keperawatan pada pasien untuk kepentingan masa perawatan selama di rumah

sakit. Proses identifikasi ini setidaknya memerlukan dua cara untuk

mengidentifikasi pasien, seperti nama, nomor identifikasi, tanggal lahir atau

gelang berkode. Dalam hal ini nomor kamar atau lokasi tidak digunakan. Rumah

sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki/meningkatkan

ketelitiam identifikasi pasien, salah satu alat yang digunakan adalah gelang

identitas pasien. Gelang identitas adalah suatu alat berupa gelang identifikasi yang

dipasangkan kepada pasien secara individual yang digunakan sebagai identitas

pasien selama dirawat di rumah sakit. Ada beberapa tindakan atau prosedur yang

membutuhkan identifikasi pasien, yaitu pemberian obat-obatan, prosedur

pemeriksaan radiologi, intervensi pembedahan dan prosedur invasif lainnya

9
seperti transfuse darah, pengambilan sampel, 13 transfer pasien dan konfirmasi

kematian (Dale and Renner, 1997). Gelang identifikasi dibedakan dalam beberapa

warna dengan tujuan yang berbeda-beda, yaitu :

1) Pink : pasien dengan jenis kelamin perempuan

2) Biru : pasien dengan jenis kelamin laki-laki

3) Merah : semua pasien yang memiliki alergi obat

4) Kuning : semua pasien dengan risiko jatuh

3. Jenis Diet Pasien

Diet adalah sebuah metode yang mengatur asupan makanan dan minuman

yang masuk ke dalam tubuh–guna mencapai atau menjaga berat badan yang

terkontrol. Perlu diketahui, pengertian diet bagi setiap orang berbeda-beda karena

setiap orang memiliki tujuan masing-masing dalam melakukan Pada rumah sakit

unit pengolahan makanan pasien memerlukan penanganan khusus sesuai keadaan

pasien seperti diet yang disarankan oleh dokter atau ahli gizi maupun diet yang

sesuai dengan standar rumah sakit. Dari berbagai jenis diet tersebut dapat

menghambat proses selanjutnya seperti proses pemorsian maupun proses

distribusi sehingga mengakibatkan ketidaktepatannya makanan sampai pada

pasien (Aritonang & Priharsiwi, 2009). Adapun jenis-jenis diet yaitu:

1. Diet DM

2. Diet jantung

10
3. Diet pasca bedah

4. Diet rendah garam

5. Diet gout artritis

6. Diet tinggi energi tinggi protein

7. Diet luka bakar

4. Ketelitian Petugas Distribusi

Ketelitian petugas distribusi makanan merupakan kegiatan akhir dari

proses penyelenggaraan makanan. Distribusi makanan adalah serangkaian

kegiatan penyampaian makanan sesuai dengan jenis makanan dan jumlah porsi

konsumen yang dilayani. Dalam penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit,

distribusi memiliki makna kegiatan menyalurkan makanan yang diproduksi

sesuai dengan porsi, jumlah dan diet pasien yang dilayani. (Wayansari dkk,

2018).

2.6 Pendidikan Petugas Gizi

Pendidikan didefiniskan sebagai usaha atau kegiatan untuk membantu

individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan perilaku

mereka, untuk mencapai tingkat kesehatannya secara optimal. Pendidikan

kesehatan dan promosi kesehatan mempunyai sedikit perbedaan yaitu pada

penekanannya saja. Pendidikan kesehatan dalam mencapai perubahan perilaku

masyarakat ditekankan pada faktor predisposisi, dengan pemberian informasi atau

peningkatan pengetahuan dan sikap. (Notoatmodjo, 2011).

11
pendidikan petugas gizi secara umum sangat penting karena, pendidikan

yang tinggi akan berbeda dengan petugas yang memiliki pendidikan rendah.

seseorang yang berpendidikan tinggi lebih mudah untuk menerima instruksi dan

petunjuk dengan lebih mudah dibandingkan dengan pekerja yang memiliki

pendidikan rendah. Tingkat atau jenjang pendidikan petugas distribusi makanan

juga akan mempengaruhi pemahaman dan pengetahuan tentang diet. Petugas

distribusi makanan yang memiliki tingkat pendidikan rendah akan berbeda

dengan yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi.

12
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Tingkat pendidikan Ketepatan pemberian diet

Gambar 1

Keterangan:

1. Tingkat pendidikan

Tingkat atau jenjang pendidikan petugas distribusi makanan juga akan

mempengaruhi pemahaman dan pengetahuan tentang diet. Petugas

distribusi makanan yang memiliki tingkat pendidikan rendah akan

berbeda dengan yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi.

Pengetahuan didapatkan dari teori dan pengalaman yang pernah

dilakukan oleh individu yang bersangkutan. Pengalaman didapatkan pada

saat menjalankan pekerjaannya. Semakin lama petugas menjalankan

pekerjaannya, maka akan semakin banyak pengalaman dan pengetahuan

yang akan dimilikinya. Petugas yang mempunyai pengalaman kerja

yang banyak tidak memerlukan bimbingan seperti petugas yang

memiliki sedikit pengalaman, selain itu masa kerja petugas juga dapat

mempengaruhi petugas dalam menjalankan tugasnya.

2. Ketepatan pemberian diet

13
Ketepatan pemberian diet merupakan satu indikator tercapainya

standar pelayanan minimal rumah sakit di samping ketepatan waktu

pendistribusian makanan ke pasien dan sisa makanan pasien.

Kesalahan pemberian diet pasien kemungkinan dapat diakibatkan karena

kesalahan dokter dalam menentukan diet, kesalahan ahli gizi dalam

menerjemahkan diet, sehingga sampai pada kesalahan tenaga distribusi

B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel bebas : Tingkat Pendidikan

2. Definisi Operasional Variabel

Tabel 1

Definisi operasional variabel

VARIABEL DEFINISI ALAT CARA SKALA

UKUR PENGUKUR

AN
Tingkat Perbedaan Dengan Menggunakan Ordinal

pendidikan jenjang menggunakan metode

pendidikan kuisioner wawancara

seseorang.
Ketepatan merupakan satu Formulir Menggunakan ordinal

pemberian indikator ketepatan formulir

diet tercapainya pemberian ketepatan

standar diet pemberian diet

pelayanan

minimal rumah

14
sakit di samping

ketepatan waktu

pendistribusian

makanan ke

pasien dan sisa

makanan pasien

(kemenkes

2008).

C. Hipotesis

Adanya hubungan antara tingkat pendidikan dengan ketepatan

pemberian diet pada pasien di RSUD Karangasem

BAB IV

15
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan studi literature yang mengumpulkan data


dari sumber-sumber tertulis yang bersifat teoritis seperti buku, dokumen
dan berbagai macam literature yang berhubungan dengan topik yang
peneliti bahas yaitu hubungan tingkat pendidikan dengan ketepatan
pemberian diet di rsud karangasem

B. Sumber Data

Dalam penelitian pustaka ini, sumber data yang digunakan yaitu


jurnal
ilmiah.
C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam studi literature (literature review) Hubungan

Pendidikan Dengan Ketepatan Pemberian Diet.

D. Jumlah Pustaka Yang Dikaji

Jumlah Pustaka yang akan dikaji yaitu sebanyak 4 jurnal yang

berkaitan dengan judul maupun isi dari penelitian pustaka peneliti.

E. Cara Pengumpulan Pustaka

Penelusuran pustaka dilakukan melalui (Google Scholar) yang dicari

berupa laporan hasil penelitian dan review yang

membahas ketepatan pemberian diet, pelayanan minimal rumah sakit,

kesalahan pemberian diet. Artikel diseleksi berdasarkan judul dan informasi

abstrak. Apabila informasi pada judul dan abstrak tidak jelas,

mempergunakan naskah lengkap untuk dilakukan review

16
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Daftar Hasil Pencarian Jurnal

Tabel 2
Hasil pencarian jurnal
No Tahu
Penulis Judul Hasil Penelitian Database
. n
1 Andita Putri 2021 Ketepatan Usia ,tingkat Google

Astari , pemorsian Pendidikan dan Scholar

Setyowati, Sri hidangan di pelatihan, serta alat

Kadaryati RSUD Dr. pemorsian berpengaruh

Tjitrowardojo terhadap ketepatan

Purworejo pemberian porsi diet

bagi pasien di RSUD

Dr. Tjitrowardojo

Purworejo
2 Nurhasanah 2020 Capaian standar Faktor yang Google

Mardianingsih pelayanan mempengaruhi Scholar

, Fasty Arum minimal gizi di ketidaktepatan diet

Utami , Ika Rumah Sakit pasien, meliputi

Ratna Palupi Umum Daerah keterbatasan alat makan

(RSUD) yang disediakan,

Manokwari kurangnya ketersediaan

Papua Barat makanan di dapur dan

saat proses distribusi

makanan, serta

17
kurangnya peran ahli

gizi dalam penentuan

preskripsi diet
3 Rini Benowati 2016 Hubungan Tenaga distribusi yang Google

Tingkat mempunyai tingkat Scholar

Pendidikan, pendidikan lanjut tidak

Pengetahuan selalu tepat dalam

Diet dan Masa memberikan diet dan

Kerja Tenaga sebaliknya tenaga

Distribusi distribusi yang

Makanan mempunyai tingkat

dengan pendidikan dasar belum

Ketepatan tentu salah (tidak tepat)

Pemberian Diet dalam memberikan diet.

Pasien di RSUD

RAA Soewondo

Pati
4 Uswatun 2018 Hubungan Tidak ada hubungan Google

Chasanah Pendidikan, yang bermakna antara Scholar

Lama Bekerja pendidikan dengan

dan ketepatan porsi nasi.

Pengetahuan Tidak ada hubungan

tentang yang bermakna antara

Pemorsian pendidikan dengan

Petugas ketepatan porsi sayur.

18
Penjamah Tidak ada hubungan

Makanan yang bermakna antara

dengan lama bekerja dengan

Ketepatan Porsi ketepatan porsi nasi.

Makan Di RSJD Tidak ada hubungan

Dr. Amino yang bermakna antara

Gondohutomo lama bekerja dengan

Provinsi Jawa ketepatan porsi sayur.

Tengah Ada hubungan yang

bermakna antara

pengetahuan dengan

ketepatan porsi nasi.

Ada hubungan yang

bermakna antara

pengetahuan dengan

ketepatan porsi sayur.


5 Ramona 2017 Gambaran Sisa Ketepatan pemberian Google

Insyerah Makanan diet pada pasien Scholar

Hj. Aprianti Berdasarkan diabetes mellitus di

Ketepatan RSUD Dr. H. Moch.

Pemberian Diet Ansari Saleh terbesar

dan Cita Rasa tidak tepat yaitu

pada Pasien 96,77%. Adanya

Diabetes ketidaktepatan tersebut

Mellitus di terjadi dikarenakan

19
RSUD Dr. H. pada saat penyajian,

Moch. Ansari besar porsi tidak sesuai

Saleh Kota dengan standar porsi

Banjarmasin yang ditentukan rumah

sakit pada tiap jenis

makanan . Di RSUD

Dr. H. Moch. Ansari

Saleh penyajian

makanan tidak melalui

proses penimbangan.

Pemorsian makanan

dilakukan dengan cara

menggunakan Ukuran

URT yang dijadikan

standar rumah sakit dan

ukuran pramusaji yang

bertugas.

20
B. Pembahasan

A. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Ketepatan Pemberian Diet pada

Pasien

Indikator SPM adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang

digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam

pencapaian suatu SPM tertentu, yaitu berupa masukan, proses, hasil, dan manfaat

pelayanan. Sasaran mutu dalam pelayanan gizi yang berdasarkan SPM rumah

sakit meliputi tiga indikator, yaitu ketepatan waktu pemberian makanan kepada

pasien, sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien, dan tidak adanya kesalahan

pemberian diet. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008

menyebutkan standar persentase ketepatan waktu penyajian makanan yaitu lebih

dari atau sama dengan 90%, sisa makanan pasien kurang dari atau sama dengan

20%, dan ketepatan pemberian diet sebesar 100%

Ketidaktepatan pemberian diat pada pasien di RSUD Karangasem pada

periode Januari - Juli 2021 yaitu sebesar 98% pada bulan Januari, April dan Mei.

Ketidaktepatan ini disebabkan karena kurang telitinya petugas dalam

mengidentifikasi pasein sehingga menyebabkan terjadinya kesalahan dalam

pemberian diet. Selain itu kesalahan pemberian diet juga disebabkan karena

ketidak siapan petugas dalam menyiapkan makanan yang sesuai dengan diet yang

seharusnya dijalankan oleh pasien.

Ketepatan pemberian diet merupakan satu indikator tercapainya standar

pelayanan minimal rumah sakit. Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan adanya

perencanaan menu seperti pemorsian menu. Pemorsian menu makanan adalah

21
suatu proses atau cara mencetak makanan sesuai dengan standar porsi yang telah

ditentukan. Sebaiknya jika pemorsian makanan pasien tersebut dilakukan

penimbangan terlebih dahulu agar kebutuhan pasein tersebut dapat terpenuhi.

Dalam hal ini pentingnya pengetahuan mengenai identifikasi pasien sangat

diperlukan sehingga dapat meminimalisir kesalahan pemberian diet yang

disebabkan oleh kurangnya ketelitian petugas dalam mengidentifikasi pasien.

Pengetahuan penting bagi para petugas baik pramusaji maupun petugas pemorsian

dan ahli gizi dalam memberikan diet yang tepat bagi pasien.

Berdasarkan kelima jurnal yang telah di review menurut Rini Benowati yang

melakukan penelitian terkait Hubungan Tingkat Pendidikan, Pengetahuan Diet

dan Masa Kerja Tenaga Distribusi Makanan dengan Ketepatan Pemberian Diet

Pasien di RSUD RAA Soewondo Pati pada tahun 2016, tingkat Pendidikan tidak

berpengaruh terhadap ketepatan pemberian diet dimana tenaga distribusi yang

mempunyai tingkat pendidikan lanjut tidak selalu tepat dalam memberikan diet

dan sebaliknya tenaga distribusi yang mempunyai tingkat pendidikan dasar belum

tentu salah (tidak tepat) dalam memberikan diet.

Jenjang pendidikan memegang peranan penting dalam perilaku tenaga di

instalasi gizi. Pendidikan yang tinggi akan berbeda dengan pekerja yang memiliki

pendidikan rendah. seseorang yang berpendidikan tinggi lebih mudah untuk

menerima instruksi dan petunjuk dengan lebih mudah dibandingkan dengan

pekerja yang memiliki pendidikan rendah. faktor lain yang mungkin

mempengaruhi ketepatan pemberian diet adalah penyaluran informasi dari

kebijakan operasioal pelayanan gizi oleh ahli gizi kepada pramusaji maupun

22
pramuruang yang terkendala oleh latar belakang pendidikan dan sosial budaya

serta hambatan dalam cara berkomunikasi. pendidikan berpengaruh terhadap

kemampuan tenaga pengolah makanan dalam menerima informasi terutama cara

mengolah makanan. Pada penelitian ini diketahui pula adanya hubungan antara

tingkat pengetahuan dengan ketepatan diet. Sampel yang memiliki tingkat

pengetahuan baik kemungkinan besar tepat dalam pemberian diet, sedangkan

sampel dengan tingkat pengetahuan rendah memiliki resiko kesalahan diet yang

lebih besar. (Benowati, 2016)

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rini Benowati (2016),

menurut Andita Putri Astari , Setyowati, dan Sri Kadaryati yang melakukan

penelitian di RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo pada tahun 2021 diketahui

bahwa Tingkat pendidikan petugas berpengaruh terhadap pekerjaanya. Tingkat

pendidikan yang tinggi menjadikan perilaku petugas tersebut terhadap

pekerjaanya semakin baik. Hasil penelitian ini menunjukkan petugas dengan

tingkat pendidikan rendah tidak memorsikan hidangan secara tepat, sedangkan

petugas dengan tingkat pendidikan menengah dan tinggi, sudah memorsikan

hidangan secara tepat. Pendidikan berpengaruh pada tahapan belajar. Petugas

dengan pendidikan yang semakin tinggi dapat lebih mudah mendapatkan

informasi.

Pemorsian secara tepat juga akan berpengaruh terhadap ketepatan pemberian

diet pada pasien. Kesalahan yang sering terjadi saat kegiatan pemorsian yaitu pada

berat hidangan yang diporsikan. Berat hidangan yang diporsikan tidak boleh

melebihi atau kurang dari standar porsi. Berat porsi hidangan yang dihasilkan

dapat mempengaruhi nilai gizi yang terkandung didalam hidangan

23
Pelatihan berpengaruh terhadap ketepatan pemorsian. Pelatihan dan

pengembangan SDM sangat diperlukan dalam suatu penyelenggaraan makanan.

Pelatihan bertujuan meningkatkan serta mengembangkan kompetensi kerja,

produktivitas, serta meningkatkan pengetahuan dan wawasan petugas. Pemberian

pelatihan dan pendidikan lanjutan untuk pegawai dapat dilakukan untuk

meningkatkan kemampuan kerja, meningkatkan ilmu dan cara pandang,

meningkatkan keterampilan serta kecakapan terhadap pekerjaannya (Astari,

Setyowati and Kadaryati, 2021)

Menurut Uswatun Chasanah (2018) Petugas yang berpendidikan tinggi akan

lebih mudah dalam menerima ilmu dan pengetahuan. Pendidikan secara umum

adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik

individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang

diharapkan oleh pelaku Pendidikan. Pendidikan formal merupakan salah satu cara

meningkatkan pengetahuan dan keahlian yang merupakan bagian dari proses

pembelajaran, dengan demikian ketetapan pemorsian sangat tergantung pada

pengetahuan dan ketrampilan yang didapatkan melalui proses pendidikan yang

ditempuh oleh tenaga pemorsi. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan

bahwa apabila petugas penjamah makanan mempunyai pengetahuan baik maka

makanan yang yang dihasilkan juga baik.(Chasanah, 2018)

Adanya ketidaktepatan pemberian diet tersebut terjadi dikarenakan pada saat

penyajian, besar porsi tidak sesuai dengan standar porsi yang ditentukan rumah

sakit pada tiap jenis makanan . Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD

Dr. H. Moch. Ansari Saleh, penyajian makanan tidak melalui proses

penimbangan. Pemorsian makanan dilakukan dengan cara menggunakan Ukuran

24
URT yang dijadikan standar rumah sakit dan ukuran pramusaji yang bertugas.

Sedangkan perkiraan tiap orang berbeda - beda dan sulit mendapatkan porsi yang

sesuai dengan standar porsi yang ditentukan rumah sakit. Kebutuhan gizi pasien

pun belum terjamin dapat terpenuhi oleh setiap pasien terlebih khusus untuk

pasien yang mempunyai diet khusus. Sehingga sebaiknya dilakukan penimbangan

secara tepat terlebih dahulu sehingga sesuai dengan porsi diet yang diperlukan

oleh pasien. (Insyerah and Aprianti, 2018)

Selain itu ketidaktepatan pemberian diet juga diakibatkan oleh factor lain

yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurhasanah Mardianingsih ,

Fasty Arum Utami , dan Ika Ratna Palupi pada tahun 2020. Pada penelitian ini

menunjukan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi ketidaktepatan diet

pasien, meliputi keterbatasan alat makan yang disediakan, kurangnya ketersediaan

makanan di dapur dan saat proses distribusi makanan, serta kurangnya peran ahli

gizi dalam penentuan preskripsi diet dan melakukan visite pasien ke ruangan.

Selain itu proses pembagian makanan dengan menggunakan alat makan pribadi

pasien memperbesar risiko terjadinya kesalahan pemberian diet dari segi porsi.

Dari kelima jurnal yang telah di review dapat diketahui bahwa tingkat

Pendidikan akan mempengaruhi sikap dan pengetahuan petugas terhadap

bagaimana petugas tersebut menerima informasi terkait diet yang diberikan

kepada pasien. Semakin tinggi tingkat Pendidikan petugas maka semakin tinggi

pula pengetahuan dan semakin mudah dalam menerima informasi. Selain itu

pentingnya penggunaan alat pemorsian yang tepat juga dapat mendukung

ketepatan pemberian diet, sehingga porsi makanan yang diterima pasien sesuai

dengan porsi diet yang dijalankan. Pemorsian ini sangat tergantung dari

25
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki petugas, sehingga semakin baik

pengetahuan dan keterampilan petugas maka semakin baik pula makanan yang

akan disajikan. Untuk meningkatkan pengetahuan petugas diperlukannya

pelatihan pemorsian, sehingga petugas dapat meningkatkan kemampuan kerja,

dan meningkatkan pengetahuan mengenai pemorsian yang tepat

26
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tingkat Pendidikan akan mempengaruhi sikap dan pengetahuan petugas

terhadap bagaimana petugas tersebut menerima informasi terkait diet yang

diberikan kepada pasien. pentingnya penggunaan alat pemorsian yang tepat juga

dapat mendukung ketepatan pemberian diet, sehingga porsi makanan yang

diterima pasien sesuai dengan porsi diet yang dijalankan. Pemorsian ini sangat

tergantung dari pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki petugas, sehingga

semakin baik pengetahuan dan keterampilan petugas maka semakin baik pula

makanan yang akan disajikan.

Faktor yang mempengaruhi ketidaktepatan diet pasien, meliputi keterbatasan

alat makan yang disediakan, kurangnya ketersediaan makanan di dapur dan saat

proses distribusi makanan, serta kurangnya peran ahli gizi dalam penentuan

preskripsi diet dan melakukan visite pasien ke ruangan.

B. Saran

Untuk meningkatkan ketepatan pemberian diet pada pasien sebaiknya

dilakukan pelatihan kepada petugas, sehingga dapat meningkatkan kemampuan

kerja, dan meningkatkan pengetahuan petugas mengenai pemberian diet yang

tepat bagi pasien, mengingat untuk memenuhi standar pelayanan minimal rumah

sakit dimana tidak adanya kesalahan pemberian diet.

27
DAFTAR PUSTAKA

Astari, A. P., Setyowati, S. and Kadaryati, S. (2021) ‘Ketepatan pemorsian

hidangan di RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo’, AcTion: Aceh Nutrition

Journal, 6(1), p. 33. doi: 10.30867/action.v6i1.351.

Benowati, R. (2016) ‘Hubungan Tingkat Pendidikan, Pengetahuan Diet dan Masa

Kerja Tenaga Distribusi Makanan dengan Ketepatan Pemberian Diet Pasien

di RSUD RAA Soewondo Pati’.

Chasanah, U. (2018) ‘Hubungan Pendidikan , Lama Bekerja Dan Penjamah

Makanan Dengan Ketepatan’.

Insyerah, R. and Aprianti, H. (2018) ‘Gambaran sisa makanan berdasarkan

ketepatan pemberian diet dan cita rasa pada pasien diabetes mellitus di rsud

dr. h. moch. ansari saleh kota banjarmasin’, Jurnal Riset Pangan Dan Gizi,

1(1), p. 7. Available at: http://www.ejurnalpangan-

gizipoltekkesbjm.com/index.php/JR_PANZI/article/view/30.

Kemenkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129

Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta:

Kemenkes RI; 2008.

Nurhasanah Mardianingsih, Fasty Arum Utami & Ika Ratna Palupi 2020.

Capaian standar pelayanan minimal gizi di rumah sakit umum daera


manokwari papua barat. Jurnal gizi klinik indonesia volume 16, nomor 4,
april 2020, volume 16, nomor 4,.

Kuzairi, Untung 2018. Implementasi standar pelayanan minimal (SPM)

pada pelayanan publik bidang kesehatan. Jember

28
LAMPIRAN

29
PENGUMPULAN DATA INDIKATOR MUTU & KESELAMATAN
PASIEN
RSUD KABUPATEN KARANGASEM

INSTALASI GIZI BULAN : Januari


TAHUN : 2021
No Judul Indikator Nomerator (N) & Denominator Hasil Capaian Standar
. (D)
1 Ketepatan waktu Pemberian N Jumlah Pasien rawat inap 50 100% ≥ 90%
Makanan Kepada Pasien yang di survey yang
mendapat makanan tepat
waktu dalam satu bulan
D Jumlah seluruh pasien rawat 50
inap yang di survey
2 Sisa Makanan Yang Tidak N Jumlah Komulatif porsi sisa 10 20% ≤ 20%
Termakan Oleh Pasien makanan dari pasien yang di
survey
D Jumlah Pasien yang di 50
survey dalam satu bulan
3 Tidak adanya kesalahan N Jumlah pemberian makanan 49 98% 100%
dalam pemberian diet yang di survey dikurangi
jumlah pemberian makanan
yang salah diet
D Jumlah pasien yang di 50
survey dalam satu bulan
4 Pemberi pelayanan gizi** N Jumlah dan jenis tenaga ahli 16 Sesuai
gizi yang bekerja di instalasi Kelas
gizi RS
D 1 30
5 Ketersediaan fasilitas dan N Jenis dan jumlah fasilitas 145 Sesuai
peralatan pelayanan gizi 88 dan peralatan pelayanan gizi Kelas
D 1 428 RS

6 Kepuasan Pelanggan N Jumlah komulatif hasil 48,875 97,75% ≥ 80%


penilaian kepuasan dari
pasien yang di survey
D Jumlah total pasien yang 50
disurvey (n minimal 50)
Verifikasi / Validasi :

Analisa

30
Dari hasil analisa tabel diatas dapat disimpulkan yaitu :

1. Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien sudah sesuai dengan


standar (≥90%) hal ini ditandai dengan semua pasien menjawab tepat
dengan hasil analisa 100%.

2. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien sudah sesuai dengan
standar (≤ 20%) hal ini ditandai dengan hasil analisa yaitu 20%.

3. Adanya kesalahan dalam pemberian diet sehingga belum memenuhi


standar (100%) hal ini ditandai dengan hasil analisa yaitu 98%. Adanya
kesalahan dalam pemberian diet pasien di ruang wijaya kusuma 2 kelas I
(sekamar ada 2 pasien), pasien puasa diberikan diet bubur. Hal ini
disebabkan karena petugas gizi tidak menulis identitas lengkap pasien
pada etiket diet dan pramusaji saat distribusi tidak membawa amprahan
makanan keruangan.

Tindak lanjut

Adapun tindak lanjut dari hasil analisa tersebut yaitu :

1. Jadwal distribusi makanan tetap dipertahankan karena sudah sesuai standar


(≥ 90%).

2. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien memang sudah sesuai
dengan standar yaitu ≤ 20% dengan hasil 20%. Hal ini disebabkan karena
tergantung dari kondisi pasien, berat ringannya penyakit yang diderita, dan
adanya gangguan saluran cerna pada pasien seperti : mual, muntah,diare,
sesak tidak ada nafsu makan, masalah sariawan pada mulut dan kebiasaan
makan pasien.

3. Adanya kesalahan dalam pemberian diet pasien yang belum mencapai


standar 100 %. Hal ini petugas gizi seharusnya membuat identitas lengkap
pasien pada etiket diet seperti Nama Ruangan, No kamar, Nama Pasien,
No RM, Diet Pasien, Tanggal dan Waktu Distribusi (subuh, siang, sore).
Dan Petugas Distribusi saat membagi makanan keruangan harus membawa
amprahan makanan serta sebelum menyerahkan makanan ke pasien harus
menanyakan identitas pasien (mencocokan dengan gelang pasien).

Amlapura, 31 Januari 2021


Mengetahui
Ka. Instalasi Gizi

I.A. Nym. Ardi Suadnyani SST


NIP. 19690720 1992 003 013
31
PENGUMPULAN DATA INDIKATOR MUTU & KESELAMATAN
PASIEN
RSUD KABUPATEN KARANGASEM

INSTALASI GIZI BULAN : Pebruari


TAHUN : 2021
No Judul Indikator Nomerator (N) & Hasil Capaian Standar
. Denominator (D)
1 Ketepatan waktu Pemberian N Jumlah Pasien rawat inap 50 100% ≥ 90%
Makanan Kepada Pasien yang di survey yang
mendapat makanan tepat
waktu dalam satu bulan
D Jumlah seluruh pasien 50
rawat inap yang di survey
2 Sisa Makanan Yang Tidak N Jumlah Komulatif porsi 9,5 19% ≤ 20%
Termakan Oleh Pasien sisa makanan dari pasien
yang di survey
D Jumlah Pasien yang di 50
survey dalam satu bulan
3 Tidak adanya kesalahan N Jumlah pemberian 50 100% 100%
dalam pemberian diet makanan yang di survey
dikurangi jumlah
pemberian makanan yang
salah diet
D Jumlah pasien yang di 50
survey dalam satu bulan
4 Pemberi pelayanan gizi** N Jumlah dan jenis tenaga 16 Sesuai
ahli gizi yang bekerja di Kelas
instalasi gizi RS
D 1 30
5 Ketersediaan fasilitas dan N Jenis dan jumlah fasilitas 145 Sesuai
peralatan pelayanan gizi 88 dan peralatan pelayanan Kelas
gizi RS
D 1 428
6 Kepuasan Pelanggan N Jumlah komulatif hasil 49.87 99.75% ≥ 80%
penilaian kepuasan dari
pasien yang di survey
D Jumlah total pasien yang 50
disurvey (n minimal 50)
Verifikasi / Validasi :

Analisa

32
Dari hasil analisa tabel diatas dapat disimpulkan yaitu :

1. Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien sudah sesuai dengan


standar (≥90%) hal ini ditandai dengan semua pasien menjawab tepat
dengan hasil analisa 100%.

2. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien sudah sesuai dengan
standar (≤ 20%) hal ini ditandai dengan hasil analisa yaitu 19%.

3. Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet sudah sesuai dengan standar
(100%) hal ini ditandai dengan hasil analisa yaitu 100%.

Tindak lanjut

Adapun tindak lanjut dari hasil analisa tersebut yaitu :

1. Jadwal distribusi makanan tetap dipertahankan karena sudah sesuai standar


(≥ 90%).

2. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien memang sudah sesuai
dengan standar yaitu ≤ 20% dengan hasil 19%. Hal ini disebabkan karena
tergantung dari kondisi pasien, berat ringannya penyakit yang diderita, dan
adanya gangguan saluran cerna pada pasien seperti : mual, muntah, tidak
ada nafsu makan dan lain-lain.

3. Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet pasien sudah memenuhi


standar yaitu 100% harus selalu dipertahankan dan pengawas gizi ruang
rawat inap mengecek ketepatan antara penulisan amprah makanan sesuai
dengan instruksi dokter dengan pemberian makanan di ruangan.

Amlapura, 28 Pebruari 2021


Mengetahui
Ka. Instalasi Gizi

I.A. Nym. Ardi Suadnyani SST


NIP. 19690720 1992 003 013

33
PENGUMPULAN DATA INDIKATOR MUTU & KESELAMATAN
PASIEN
RSUD KABUPATEN KARANGASEM

INSTALASI GIZI BULAN : Maret


TAHUN : 2021
No Judul Indikator Nomerator (N) & Hasil Capaian Standar
. Denominator (D)
1 Ketepatan waktu Pemberian N Jumlah Pasien rawat 50 100 % ≥ 90%
Makanan Kepada Pasien inap yang di survey
yang mendapat
makanan tepat waktu
dalam satu bulan
D Jumlah seluruh pasien 50
rawat inap yang di
survey
2 Sisa Makanan Yang Tidak N Jumlah Komulatif porsi 4,75 9,5 % ≤ 20%
Termakan Oleh Pasien sisa makanan dari
pasien yang di survey
D Jumlah Pasien yang di 50
survey dalam satu bulan
3 Tidak adanya kesalahan N Jumlah pemberian 50 100% 100%
dalam pemberian diet makanan yang di survey
dikurangi jumlah
pemberian makanan
yang salah diet
D Jumlah pasien yang di 50
survey dalam satu bulan
4 Pemberi pelayanan gizi** N Jumlah dan jenis tenaga 17 Sesuai
ahli gizi yang bekerja di Kelas
instalasi gizi RS
D 1 30
5 Ketersediaan fasilitas dan N Jenis dan jumlah 145 Sesuai
peralatan pelayanan gizi 88 fasilitas dan peralatan Kelas
pelayanan gizi RS
D 1 428
6 Kepuasan Pelanggan N Jumlah komulatif hasil 49,62 99,25% ≥ 80%
penilaian kepuasan dari
pasien yang di survey
D Jumlah total pasien 50
yang disurvey (n
minimal 50)

34
Verifikasi / Validasi :

Analisa

Dari hasil analisa tabel diatas dapat disimpulkan yaitu :

1. Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien sudah sesuai dengan


standar (≥90%) hal ini ditandai dengan pasien menjawab tepat dengan
hasil analisa 100%.

2. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien sudah sesuai dengan
standar (≤ 20%) hal ini ditandai dengan hasil analisa yaitu 9,5%.

3. Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet sudah sesuai dengan standar
(100%) hal ini ditandai dengan hasil analisa yaitu 100%.

Tindak lanjut

Adapun tindak lanjut dari hasil analisa tersebut yaitu :

1. Jadwal distribusi makanan tetap dipertahankan karena sudah sesuai standar


(≥ 90%).

2. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien memang sudah sesuai
dengan standar yaitu ≤ 20% dengan hasil 9,5%. Hal ini disebabkan karena
tergantung dari kondisi pasien, berat ringannya penyakit yang diderita, dan
adanya gangguan saluran cerna pada pasien seperti tidak ada nafsu makan
dan lain-lain.

3. Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet pasien sudah memenuhi


standar yaitu 100% harus selalu dipertahankan dan pengawas gizi ruang
rawat inap mengecek ketepatan antara penulisan amprah makanan sesuai
dengan instruksi dokter dengan pemberian makanan di ruangan.

Amlapura, 31 Maret 2021


Mengetahui
Ka. Instalasi Gizi

I.A. Nym. Ardi Suadnyani SST


NIP. 19690720 1992 003 013
35
PENGUMPULAN DATA INDIKATOR MUTU & KESELAMATAN
PASIEN
RSUD KABUPATEN KARANGASEM

INSTALASI GIZI BULAN : April


TAHUN : 2021
No Judul Indikator Nomerator (N) & Hasil Capaian Standar
. Denominator (D)
1 Ketepatan waktu Pemberian N Jumlah Pasien rawat 50 100 % ≥ 90%
Makanan Kepada Pasien inap yang di survey
yang mendapat
makanan tepat waktu
dalam satu bulan
D Jumlah seluruh pasien 50
rawat inap yang di
survey
2 Sisa Makanan Yang Tidak N Jumlah Komulatif Sisa 12,5 25% ≤ 20%
Termakan Oleh Pasien Makanan Yang Tidak
Termakan Oleh Pasien
yang di survey
D Jumlah Pasien yang di 50
survey dalam satu bulan
3 Tidak adanya kesalahan N Jumlah pemberian 49 98% 100%
dalam pemberian diet makanan yang di survey
dikurangi jumlah
pemberian makanan
yang salah diet
D Jumlah pasien yang di 50
survey dalam satu bulan
4 Pemberi pelayanan gizi** N Jumlah dan jenis tenaga 17 Sesuai
ahli gizi yang bekerja di Kelas
instalasi gizi RS
D 1 30
5 Ketersediaan fasilitas dan N Jenis dan jumlah 145 Sesuai
peralatan pelayanan gizi 88 fasilitas dan peralatan Kelas
pelayanan gizi RS
D 1 428
6 Kepuasan Pelanggan N Jumlah komulatif hasil 48,5 97% ≥ 80%
penilaian kepuasan dari
pasien yang di survey
D Jumlah total pasien 50
yang disurvey (n

36
minimal 50)
Verifikasi / Validasi :

Analisa

Dari hasil analisa tabel diatas dapat disimpulkan yaitu :

1. Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien sudah sesuai dengan


standar (≥90%) hal ini ditandai dengan semua pasien menjawab tepat
dengan hasil analisa 100%.

2. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien tidak sesuai dengan standar
(≤ 20%) hal ini ditandai dengan hasil analisa yaitu 25%.

3. Adanya kesalahan dalam pemberian diet,karena tidak sesuai dengan


standar (100%) hal ini ditandai dengan hasil analisa yaitu 98%.

Tindak lanjut

Adapun tindak lanjut dari hasil analisa tersebut yaitu :

1. Jadwal distribusi makanan tetap dipertahankan karena sudah sesuai standar


(≥ 90%).

2. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien tidak sesuai dengan standar
(≤ 20%) yaitu dengan hasil melebihi standar 25%. Hal ini disebabkan
karena kebanyakan kondisi pasien mual, muntah, sesak, tidak ada nafsu
makan dan sulit menelan. Serta beberapa pasien mengatakan rasa makanan
tidak enak.

3. Adanya kesalahan dalam pemberian diet pasien tidak memenuhi standar


(100%) yaitu dengan hasil 98%. Hal ini disebabkan di ruangan WK 3 ada
pasien mendapat diet bs+cair tetapi hanya diberikan bs saja, cairnya tidak
diberikan karena ketidaksiapan petugas di instalasi gizi meningat jumlah
pasien sangat banyak saat itu.

Amlapura, 30 April 2021


Mengetahui
Ka. Instalasi Gizi

37
I.A. Nym. Ardi Suadnyani SST
NIP. 19690720 1992 003 013
PENGUMPULAN DATA INDIKATOR MUTU & KESELAMATAN
PASIEN
RSUD KABUPATEN KARANGASEM

INSTALASI GIZI BULAN : Mei


TAHUN : 2021
No Judul Indikator Nomerator (N) & Hasil Capaian Standar
. Denominator (D)
1 Ketepatan waktu Pemberian N Jumlah Pasien rawat 50 100 % ≥ 90%
Makanan Kepada Pasien inap yang di survey
yang mendapat
makanan tepat waktu
dalam satu bulan
D Jumlah seluruh pasien 50
rawat inap yang di
survey
2 Sisa Makanan Yang Tidak N Jumlah Komulatif porsi 8 16% ≤ 20%
Termakan Oleh Pasien sisa makanan dari
pasien yang di survey
D Jumlah Pasien yang di 50
survey dalam satu bulan
3 Tidak adanya kesalahan N Jumlah pemberian 49 98% 100%
dalam pemberian diet makanan yang di survey
dikurangi jumlah
pemberian makanan
yang salah diet
D Jumlah pasien yang di 50
survey dalam satu bulan
4 Pemberi pelayanan gizi** N Jumlah dan jenis tenaga 17 Sesuai
ahli gizi yang bekerja di Kelas
instalasi gizi RS
D 1 30
5 Ketersediaan fasilitas dan N Jenis dan jumlah 145 Sesuai
peralatan pelayanan gizi 88 fasilitas dan peralatan Kelas
pelayanan gizi RS
D 1 428
6 Kepuasan Pelanggan N Jumlah komulatif hasil 49,6 99,3% ≥ 80%
penilaian kepuasan dari
pasien yang di survey
D Jumlah total pasien 50
yang disurvey (n
minimal 50)

38
Verifikasi / Validasi :

Analisa

Dari hasil analisa tabel diatas dapat disimpulkan yaitu :

1. Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien sudah sesuai dengan


standar (≥90%) hal ini ditandai dengan semua pasien menjawab tepat
dengan hasil analisa 100%.

2. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien sudah sesuai dengan
standar (≤ 20%) hal ini ditandai dengan hasil analisa yaitu 16%. Hal ini
disebabkan karena tergantung dari kondisi pasien, berat ringannya
penyakit yang diderita, dan adanya gangguan saluran cerna pada pasien
seperti: mual, muntah, tidak ada nafsu makan dan lain-lain.

3. Adanya kesalahan dalam pemberian diet belum sesuai dengan standar


(100%) hal ini ditandai dengan hasil analisa yaitu 98%. Hal ini disebabkan
karena petugas saat melakukan distribusi makanan tidak melakukan
identifikasi pasien

Tindak lanjut

Adapun tindak lanjut dari hasil analisa tersebut yaitu :

1. Jadwal distribusi makanan tetap dipertahankan karena sudah sesuai standar


(≥ 90%).

2. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien sudah sesuai dengan
standar yaitu ≤ 20% dengan hasil 16%. Tindak lanjutnya akan melakukan
koordinasi dengan unit pengolahan untuk evaluasi siklus menu dan
menyampaikan kepada pekarya saat mengolah makanan agar lebih
memperhatikan cita rasa atau mencicipi makanan terlebih dahulu.

3. Adanya kesalahan dalam pemberian diet pasien tidak memenuhi standar


(100%) yaitu dengan hasil 98%. Tindak lanjutnya menyampaikan
sosialisasi melalui rapat rutin dan menekankan kepada pekarya gizi untuk
melakukan identifikasi pasien saat distribusi makanan, memastikan
kesesuaian antara amprah makanan dengan etiket diet pasien.
Amlapura, 31 Mei 2021
Mengetahui
Ka. Instalasi Gizi

39

I.A. Nym. Ardi Suadnyani SST


NIP. 19690720 1992 003 013
PENGUMPULAN DATA INDIKATOR MUTU & KESELAMATAN
PASIEN
RSUD KABUPATEN KARANGASEM

INSTALASI GIZI BULAN : JUNI


TAHUN : 2021
No Judul Indikator Nomerator (N) & Hasil Capaian Standar
. Denominator (D)
1 Ketepatan waktu Pemberian N Jumlah Pasien rawat inap 50 100 % ≥ 90%
Makanan Kepada Pasien yang di survey yang
mendapat makanan tepat
waktu dalam satu bulan
D Jumlah seluruh pasien 50
rawat inap yang di survey
2 Sisa Makanan Yang Tidak N Jumlah Komulatif porsi 7,25 14,5% ≤ 20%
Termakan Oleh Pasien sisa makanan dari pasien
yang di survey
D Jumlah Pasien yang di 50
survey dalam satu bulan
3 Tidak adanya kesalahan N Jumlah pemberian 50 100% 100%
dalam pemberian diet makanan yang di survey
dikurangi jumlah
pemberian makanan yang
salah diet
D Jumlah pasien yang di 50
survey dalam satu bulan
4 Pemberi pelayanan gizi** N Jumlah dan jenis tenaga 17 Sesuai
ahli gizi yang bekerja di Kelas
instalasi gizi RS
D 1 30
5 Ketersediaan fasilitas dan N Jenis dan jumlah fasilitas 145 Sesuai
peralatan pelayanan gizi 88 dan peralatan pelayanan Kelas
gizi RS
D 1 428
6 Kepuasan Pelanggan N Jumlah komulatif hasil 49,87 99,75% ≥ 80%
penilaian kepuasan dari
pasien yang di survey
D Jumlah total pasien yang 50
disurvey (n minimal 50)
Verifikasi / Validasi :

Analisa

40
Dari hasil analisa tabel diatas dapat disimpulkan yaitu :

1. Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien sudah sesuai dengan


standar (≥90%) hal ini ditandai dengan semua pasien menjawab tepat
dengan hasil analisa 100%.

2. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien sudah sesuai dengan
standar (≤ 20%) hal ini ditandai dengan hasil analisa yaitu 14,5%. Hal ini
disebabkan karena tergantung dari kondisi pasien, berat ringannya
penyakit yang diderita, dan adanya gangguan saluran cerna pada pasien
seperti: mual, muntah, tidak ada nafsu makan dan lain-lain.

3. Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet sudah sesuai dengan


standar (100%) hal ini ditandai dengan hasil analisa yaitu 100%.

Tindak lanjut

Adapun tindak lanjut dari hasil analisa tersebut yaitu :

1. Jadwal distribusi makanan tetap dipertahankan karena sudah sesuai standar


(≥ 90%).

2. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien sudah sesuai dengan
standar yaitu ≤ 20% dengan hasil 14,5%. Tindak lanjutnya melakukan
koordinasi dengan unit pengolahan untuk evaluasi siklus menu dan
menyampaikan kepada pekarya saat mengolah makanan agar lebih
memperhatikan cita rasa serta mencicipi makanan terlebih dahulu.

3. Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet pasien sudah memenuhi


standar yaitu 100% harus selalu dipertahankan dan pengawas gizi ruang
rawat inap mengecek ketepatan antara penulisan amprah makanan sesuai
dengan instruksi dokter dengan pemberian makanan di ruangan.

Amlapura, 30 Juni 2021


Mengetahui
Ka. Instalasi Gizi

I.A. Nym. Ardi Suadnyani SST


NIP. 19690720 1992 003 013

41
PENGUMPULAN DATA INDIKATOR MUTU & KESELAMATAN
PASIEN
RSUD KABUPATEN KARANGASEM

INSTALASI GIZI BULAN : JULI


TAHUN : 2021
No Judul Indikator Nomerator (N) & Hasil Capaian Standar
. Denominator (D)
1 Ketepatan waktu Pemberian N Jumlah Pasien rawat 50 100 % ≥ 90%
Makanan Kepada Pasien inap yang di survey
yang mendapat
makanan tepat waktu
dalam satu bulan
D Jumlah seluruh pasien 50
rawat inap yang di
survey
2 Sisa Makanan Yang Tidak N Jumlah Komulatif porsi 7,5 15% ≤ 20%
Termakan Oleh Pasien sisa makanan dari
pasien yang di survey
D Jumlah Pasien yang di 50
survey dalam satu bulan
3 Tidak adanya kesalahan N Jumlah pemberian 50 100% 100%
dalam pemberian diet makanan yang di survey
dikurangi jumlah
pemberian makanan
yang salah diet
D Jumlah pasien yang di 50
survey dalam satu bulan
4 Pemberi pelayanan gizi** N Jumlah dan jenis tenaga 17 Sesuai
ahli gizi yang bekerja di Kelas
instalasi gizi RS
D 1 30
5 Ketersediaan fasilitas dan N Jenis dan jumlah 145 Sesuai
peralatan pelayanan gizi 88 fasilitas dan peralatan Kelas
pelayanan gizi RS
D 1 428
6 Kepuasan Pelanggan N Jumlah komulatif hasil 49,5 99% ≥ 80%
penilaian kepuasan dari
pasien yang di survey
D Jumlah total pasien 50
yang disurvey (n
minimal 50)

42
Verifikasi / Validasi :

Analisa

Dari hasil analisa tabel diatas dapat disimpulkan yaitu :

1. Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien sudah sesuai dengan


standar (≥90%) hal ini ditandai dengan semua pasien menjawab tepat
dengan hasil analisa 100%.

2. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien sudah sesuai dengan
standar (≤ 20%) hal ini ditandai dengan hasil analisa yaitu 15%. Hal ini
disebabkan karena tergantung dari kondisi pasien, berat ringannya
penyakit yang diderita, dan adanya gangguan saluran cerna pada pasien
seperti: mual, muntah, tidak ada nafsu makan dan lain-lain.

3. Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet sudah sesuai dengan


standar (100%) hal ini ditandai dengan hasil analisa yaitu 100%.

Tindak lanjut

Adapun tindak lanjut dari hasil analisa tersebut yaitu :

1. Jadwal distribusi makanan tetap dipertahankan karena sudah sesuai


standar (≥ 90%).

2. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien sudah sesuai dengan
standar yaitu ≤20% dengan hasil 15%. Tindak lanjutnya melakukan
koordinasi dengan unit pengolahan untuk evaluasi siklus menu dan
menyampaikan kepada pekarya saat mengolah makanan agar lebih
memperhatikan cita rasa serta mencicipi makanan terlebih dahulu.

3. Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet pasien sudah memenuhi


standar yaitu 100% harus selalu dipertahankan dan pengawas gizi
ruang rawat inap mengecek ketepatan antara penulisan amprah
makanan sesuai dengan instruksi dokter dengan pemberian makanan di
ruangan.

Amlapura, 31 Juli 2021


Mengetahui
Ka. Instalasi Gizi

43

I.A. Nym. Ardi Suadnyani SST


NIP. 19690720 1992 003 013
44
45

Anda mungkin juga menyukai