Anda di halaman 1dari 63

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA

PENCEGAHAN KOMPLIKASI DIABETES MELLITUS PADA


PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MUARA AMAN TAHUN 2021

PROPOSAL

OLEH

DODI ARMANSA PUTRA


NPM 19230112P

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S-1) FAKULTAS


ILMU KESEHATAN (FIKES) DEHASEN BENGKULU
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN 2021
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA
PENCEGAHAN KOMPLIKASI DIABETES MELLITUS PADA
PASIEN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK
PENYAKIT DALAM TAHUN 2020

PROPOSAL

OLEH

DODI ARMANSA PUTRA


NPM 19230112P

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Keperawatan Pada Program Studi Ilmu Keperawatan (S1)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S-1) FAKULTAS


ILMU KESEHATAN (FIKES) DEHASEN BENGKULU
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN 2021

i
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA
PENCEGAHAN KOMPLIKASI DIABETES MELLITUS PADA
PASIEN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK
PENYAKIT DALAM TAHUN 2020

PROPOSAL

OLEH:

DODI ARMANSA PUTRA


NPM 19230112P

Disetujui Oleh

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ns.Murwati, S.Kep., M.Kes Nuche Marlianto, SKM., MKM


NIDN: 02-2109-8001 NIDN:

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan (S1)

Ns. Murwati, S.Kep., M.Kes


NIDN: 02-2109-8001

ii
KATA PENGANTAR

Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan Penyusunan proposal ini, dengan judul “Faktor - Faktor Yang

Berhubungan Dengan Upaya Pencegahan Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Pasien

Diabetes Mellitus Di Poliklinik Penyakit Dalam Tahun 2021”. Proposal ini

merupakan bagian yang tak terpisahkan atau merupakan rangkaian kegiatan

akademik yang merupakan syarat yang diwajibkan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan Strata-1 (S1) pada program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu.

Selanjutnya tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah banyak membantu sehingga proposal ini dapat diselesaikan. Ucapan

terima kasih khususnya penulis ucapkan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Kamaludin, S.E., M.M, Selaku Rektor Universitas Dehasen

Bengkulu.

2. Ibu Dr. Ida Samidah, S.Kp.,M.Kes, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Dehasen Bengkulu.

3. Ibu Ns. Berlian Kando Sianipar, S.Kep.,M.Kes, Selaku Wakil Dekan I Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu.

4. Ibu Dra. Hj. Ice Rakizah Syafrie, M.Kes, Selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu

iii
5. Ibu Ns. Murwati, S.Kep., M.Kes, Selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

(SI) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu dan Selaku

Pembimbing Utama yang selalu memberikan masukan dan saran kepada penulis

sehingga proposalini dapat diselesaikan.

6. Bapak Nuche Marlianto, SKM., MKM Selaku Pembimbing Pendamping yang

telah memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan proposal ini.

7. Terimakasih kepada pihak Puskesmas yang telah banyak membantu dalam

penyelesaian proposal ini.

8. Seluruh staf dosen pengajar yang telah banyak memberikan ilmu kesehatan

khususnya keperawatan selama perkuliahan

9. Ayahanda, Ibunda dan Istriku serta saudaraku yang telah memberikan doa dan

semangat untuk menyelesaikan proposal ini.

10. Teman-teman sealmamater di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen

Bengkulu

11. Dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Demikian proposal ini dibuat semoga dapat memberikan manfaat dan

mendapatkan masukan dan kritikan yang membangun. Terima kasih

Bengkulu, Maret 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................................................. v
DAFTAR BAGAN........................................................................................ vii
DAFTAR TABEL......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................... 1
B. Rumusan masalah.................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Discharge Planning................................................... 9
1. Pengertian Discharge Planning.............................................. 9
2. Tujun Discharge Planning................................................. 10
3. Manfaat Discharge Planning............................................. 10
4. Jenis Discharge Planning.................................................. 11
5. Komponen Discharge Planning......................................... 11
6. Prinsip Discharge Planning............................................... 14
7. Prosedur Discharge Planning ............................................ 15
8. Faktor Yang Mempengaruhi Discharge Planning............. 16
9. Pelaksanaan Discharge Planning dan Proses Keperawatan 17

v
B. Konsep Dasar Kepuasan......................................................... 21
1. Pengertian Kepuasan.......................................................... 21
2. Tipe Kepuasan.................................................................... 22
3. Manfaat Kepuasan.............................................................. 22
4. Dimensi Kepuasan............................................................. 23
5. Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Dalam Pelayanan 25
6. Cara Mengukur Kepuasan.................................................. 27
7. Hubungan Pelaksanaan Discharge Planning Dengan Kepuasan
Pasien di Rumah Sakit Rawat Inap Kota Lubuk Linggau. 28
C. Kerangka Teori.......................................................................... 30
BABIII Kerangka Konsep,DO DanHipotesis Penelitian
A. Kerangka Konsep Penelitian................................................... 31
B. Definisi Operasional............................................................... 32
C. Hipotesis Penelitian ............................................................... 33
BAB IV METODELOGI PENELITIAN
A.Desain Penelitian .................................................................... 34
B.Tempat dan Waktu Penelitian.................................................. 34
C.Populasi dan Sampel................................................................ 34
D. Instrumen Penelitian............................................................... 36
E. Teknik Pengumpulan Data, Pengolahan dan Analisa Data.... 37
F. Etika Penelitian....................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR BAGAN

Nomor Judul Bagan Halaman


2.1 Kerangka Teori 30

3.1 Kerangka Konsep Penelitian 31

vii
DAFTAR TABEL

No Judul Halaman
Tabel
3.2 Definisi Operasional 32

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

Lampiran 1 Surat izin pra penelitian dari Institusi Pendidikan

Lampiran 2 Surat izin pra penelitian dari RSUD Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau

Lampiran 3 Surat selesai pra penelitian dari RSUD Siti Aisyah Kota Lubuk

Linggau

Lampiran 4 Surat Pengantar responden

Lampiran 5 Surat Persetujun menjadi responden

Lampiran 6 Kuesioner

Lampiran 7 Lembar Konsul

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak

menghasilkan insulin yang cukup, atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif

menggunakan insulin yang dihasilkan. Hiperglikemia, atau gula darah yang

meningkat, merupakan efek umum dari diabetes yang tidak terkontrol dan dari

waktu ke waktu menyebabkan kerusakan serius pada banyak system tubuh,

khususnya saraf dan pembuluh darah. Penyakit diabetes mellitus dapat terjadi pada

semua kelompok umur dan populasi, pada bangsa manapun dan mulai usia berapa

pun. Pada usia anak-anak disebut diabetes mellitus tipe I, sedangkan pada usia

dewasa dan lansia diabetes mellitus tipe II. kejadian diabetes mellitus berkaitan

erat dengan faktor keturunan, dan kejadian diabetes mellitus tipe II, 9 kali lebih

banyak dari pada diabetes mellitus tipe I (Bustan. 2014).

World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 2030

Diabetes akan menjadi penyebab utama kematian. Pada tahun 2012 penyebab

langsung dari 1,5 juta kematian adalah penyakit Diabetes. Jumlah penderita

Diabetes pada tahun 1980 yaitu 108 juta dan meningkat menjadi 422 juta pada

tahun 2014. Dilihat dari peningkatan jumlah penderita Diabetes tersebut, maka

akan menjadikan Indonesia menduduki rangking ke 4 dunia setelah Amerika

Serikat, China, dan India (WHO, 2015).

1
2

Di indonesia pada tahun 2013, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia

yang mengidap Diabetes. Pada tahun 2014, jumlah penderita diabetes di Indonesia

meningkat tajam menjadi 12 juta orang, dimana baru 50 persen yang sadar

mengidapnya dan diantara mereka baru sekitar 30 persen yang datang berobat

teratur. Jika dilihat per provinsi prevalensi DM tertinggi terdapat di Kalimantan

Barat dan Maluku Utara (masing-masing 11,1%), Riau (10,4%), NAD (8,5%),

sedangkan prevalensi DM terendah terdapat di provinsi papua (1,7%). (Kemenkes

RI. 2015 ).

Berdasarkan Data Kunjungan di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Aman,

jumlah penderita meningkat pada tahun 2020 dibandingkan tahun sebelumnya

yaitu pada tahun 2019 total kunjungan pasien DM berjumlah 80 penderita

meningkat menjadi 96 penderita di tahun 2020. Di tahun 2019 dari total kunjungan

80 orang yaitu 60 orang pasien lama dan 20 orang pasien baru sedangkan di tahun

2020 dari total kunjungan 96 orang yaitu 80 orang pasien lama dan 16 orang

pasien baru. Dari data di atas menunjukkan masih tingginya angka penderita yang

disebabkan oleh Diabetes melitus yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal

ini menjadi masalah serius karena adanya peningkatan kasus dan korban yang

meninggal (Mokopido, 2017).

Kenaikan jumlah penderita diabetes melitus erat kaitannya dengan transisi

demografi yaitu disebabkan oleh peningkatan kualitas hidup yang berhubungan

dengan peningkatan kasus diabetes melitus, hal ini dikarenakan perubahan struktur

pekerjaan penduduk, yang sebelumnya didominasi dari sektor pertanian menjadi


3

sektor pabrik dan jasa menyebabkan berkurangnya aktifitas fisik sehingga energi

yang di konsumsi lebih besar dari energi yang dikeluarkan yang mengkibatkan

adanya perubahan pola makan sebagai salah satu faktor risiko yang berhubungan

dengan diabetes. Selain itu faktor yang mempermudah seseorang terkena diabetes

melitus antara lain faktor ekonomi, faktor lingkungan, dan faktor prilaku meliputi :

pola makan, aktifitas fisik, dan status pekerjaan (Dita G. 2015).

Masalah komplikasi dari Diabetes Melitus mempunyai hubungan dengan

perubahan metabolik ginjal misalnya terjadi gangguan atau perubahan pada

sirkulasi serta fungsi penyaringan yang akibat lanjutnya adalah gagal ginjal.

Komplikasi lainnya dari Diabetes Melitus adalah gangguan terhadap jantung.

Sekitar 75-80% kematian pada Diabetes karena kelainan jantung dan pembuluh

darah, hal ini karena timbulnya timbunan lemak di pembuluh darah sehingga

aliran darah terhambat, jika terjadi di jantung maka akan terjadi serangan jantung.

Selain itu komplikasi juga dapat menyebabkan pembuluh darah lain dimata

(kebutaan), kelamin, kaki, dan otak (Arisman, 2011).

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya diabetes tipe 2 ini. Umumnya

diabetes tipe 2 disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat. Hal ini membuat

insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik. Pola makan atau gaya

hidup yang tidak sehat serta kadar kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan

terjadinya diabetes tipe 2 (Rafanani, 2013).

Dalam banyak hal, usia berpengaruh terhadap serangan berbagai macam

penyakit. Faktor usia merupakan faktor yang tidak dapat dimodifikasi atau
4

direkayasa. Orang dengan usia 40 tahun mulai memiliki risiko terkena diabetes.

Semakin bertambahnya usia, maka semakin besar pula risiko seseorang

mengalami diabetes melitus tipe 2 (Helmawati, 2014). Penelitian Trisnawati, dkk

(2012) di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat, diketahui bahwa

antara umur dan kejadian diabetes melitus menunjukkan adanya hubungan yang

signifikan. Hal ini berarti, seiring dengan bertambahnya umur maka risiko diabetes

juga mengalami peningkatan.

Berdasarkan Darusman (2009) jenis kelamin merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi perilaku kesehatan, termasuk dalam mengatur pola makan.

Wanita lebih sering menggunakan fasilitas kesehatan dari pada laki-laki, dan

wanita lebih berpartisipasi dalam pemeriksaan kesehatan. Pada umumnya wanita

lebih memperhatikan dan peduli pada kesehatan mereka dan lebih sering

menjalani pengobatan dibanding pria. Berdasarkan penelitian Nur Lailatul

Lathifah (2017) didapatkan hasil bahwa karakteristik responden penderita DM tipe

2 laki-laki sebanyak 52% dan perempuan sebanyak 48%.

Faktor risiko DM terdiri dari faktor yang dapat dimodifikasi dan faktor yang

tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko Diabetes Melitus tipe 2 pada laki yang tidak

dapat dimodifikasi terdiri dari usia, riwayat keluarga menderita DM. Sedangkan

faktor risiko Diabetes Melitus tipe 2 pada laki-laki yang dapat dimodifikasi

diantaranya obesitas, kurang aktifitas fisik, hipertensi, dislipidemia, diet tidak

sehat,perilaku merokok (Panduan TeknisPTM, 2012).


5

. Berdasarkan latar belakang tersebut tersebut maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan

Upaya Pencegahan Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Pasien Diabetes Mellitus

Di Poliklinik Penyakit Dalam Tahun 2021”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang dikemukakan diatas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Apakah Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan

Upaya Pencegahan Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Pasien Diabetes Mellitus

Di Poliklinik Penyakit Dalam Tahun 2021”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui “Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Upaya

Pencegahan Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Pasien Diabetes Mellitus Di

Poliklinik Penyakit Dalam Tahun 2021”.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk Mengetahui Distribusi Frekuensi karakteristik (Umur, Jenis Kelamin,

Pendidikan, Pekerjaan) Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Poliklinik Penyakit

Dalam Tahun 2021”.

b. Untuk Mengetahui Distribus Frekuensi Upaya Pencegahan Komplikasi

Diabetes Mellitus Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Poliklinik Penyakit

Dalam Tahun 2021”.


6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat membantu menjelaskan hubungan pelaksanaan

discharge planning dengan kepuasan pasien sehingga dapat dijadikan informasi

ilmiah untuk pengembangan ilmu manajemen keperawatan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini dihrapkan dapat memberikan informasi bagi perawat

untuk melaksanakan praktik keperawatan professional dalam upaya

meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan khususnya berkaitan dengan

kepuasan pasien dalam pelaksanaan discharge planning.

b. Bagi Peneliti

Sebagai informasi penelitian, yang dapat menambah pengetahuan dan bahan

masukkan yang dapat diaplikasikan ketika bekerja sebagai perawat

professional untuk mewujudkan harapan pasien akan pelayanan keperawatan

yang optimal khususnya discharge planning.

c. Bagi Responden

Hsil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan responden akan

haknya sebagai pasien untuk mendapatkan informasi dalam program

discharge planning sehingga mengurangi kekambuhan dan komplikasi

penyakit. .
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Discharge Planning (Perencanaan Pulang)

1. Pengertian

Perencanaan pulang atau discharge planningmerupakan proses

terintegrasi yang terdiri dari fase-fase yang di tujukan untuk memberikan

asuhan keperawatan yang berkesinambungan (Raden dan Traft dalam Rosyidi,

2013).

Discharge Planningadalah suatu proses yang sistematis dalam pelayanan

kesehatan untuk membantu pasien dan keluarga dalam menetapkan kebutuhan,

mengimplementasikan serta mengkoordinasikan rencana perawatan yang akan

dilakukan setelah pasien pulang dari rumah sakit sehingga dapat meningkatkan

atau mempertahankan derajat kesehatannya (Devi Darliana, 2012).

2. Tujuan Discharge Planning

Discharge planningmerupakan kolaborasi antara keperawatan, pasien dan

keluargapasca rawat inap, yang bertujuan untukmenyiapkan kemandirian pasien

dan keluarga secara fisik, psikologis, social, pengetahuan,

keterampilanperawatandan sistim rujukan berkelanjutan.Hal tersebut

dilaksanakan untuk mengurangi kekambuhan, serta menukar informasi antara

pasien sebagai penerima layanan dengan perawat selama rawat inap sampai

keluar dari rumah sakit (Nursalam, 2016).

9
10

Tujuan discharge planningadalahmempersiapkan pasien atau keluarga

secara fisik dan psikologis untuk ditransfer ke lingkungan yang disetujui,

memberikaninformasi baik tertulis maupunlisankebutuhanpasien dan pelayanan

kesehatan, mempersiapkanfasilitasyang digunakan,dan prosesperpindahan yang

nyaman, serta mempromosikan tahap kemandirian aktivitas perawatan kepada

pasien, orang orang yang ada di sekitar pasien (The Royal Marsden Hospital,

2014).

3. Manfaat Discharge Planning

Discharge planningbermanfaatdalam menurunkan jumlah kekambuhan,

menurunkan perawatan kembali di rumah sakit dan ruang kedaruratan yang

tidak perlu kecuali untuk beberapa diagnosa, membantu klien untuk memahami

kebutuhan setelah perawatan di rumah sakit, sertadapat digunakan sebagai

bahan dokumentasi keperawatan (Doengoes, Moorhouse & Murr, 2016).

Perencanaan pulangmempunyai manfaat sebagai berikut(Nursalam, 2016)

a. Dapatmemberikan kesempatan untuk memperkuat pengajaran kepadapasien

yang dimulai dari rumah sakit.

b. Dapat memberikan tindak lanjut secara sistematis yang digunakan

untukmenjamin kontinuitas perawatan pasien.

c. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencanapada

penyembuhanpasien dan mengidentifikasi kekambuhan dan perawatan baru.


11

d. Membantu kemandirian dan kesiapan pasien dalam melakukan perawatandi

rumah

4. Jenis Discharge Planning

Ada tiga jenis pemulangan pasien (Nursalam, 2016), yaitu pulang

sementara atau cuti (conditioning discharge), pulang mutlak atau selamanya

(absolute discharge), pulang paksa (judicial discharge).Pulang sementara

(conditioning discharge), keadaan pulang ini dilakukan apabila kondisi klien

baik dan tidak terdapat komplikasi.Klien untuk sementara dirawat di rumah

namun harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau puskesmas

terdekat.Pulang mutlak atau selamanya (absolute discharge) merupakan akhir

dari hubungan klien dengan rumah sakit.Namun apabila klien perlu dirawat

kembali, maka prosedur perawatan dapat dilakukan kembali. Pulang paksa

(judicial discharge) adalah kondisi klien diperbolehkan pulang walaupun

kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi klien harus

dipantau dengan melakukan kerja sama dengan perawat puskesmas terdekat.

5. Komponen Discharge Planning

Agency for Health Care Research and Quality (AHRQ, 2013)

menjelaskan bahwa elemen dalam discharge planning yaitu melibatkan pasien

dan keluarga dalam proses discharge planning dan mengidentifikasi anggota

keluarga yang akan merawat pasien di rumah. Menjelaskan keadaan kehidupan

di rumah, termasuk lingkungan rumah, sumber dukungan yang diperlukan,

makanan yang dapat dimakan dan dihindari, dan kegiatan yang dapat dilakukan
12

atau dihindari.Menjelaskan obat-obatan yang digunakan. Memberikan daftar

obat-obatan dan menjelaskan tujuan dari masing-masing obat, dosis obat, cara

menggunakan obat,dan efek samping obat. Tanda dan gejala, mengidentifikasi

tanda dan gejala yang berbahaya, menuliskan nama dan kontak seseorang jika

terjadi masalah. Menjelaskan hasil pemeriksaan penunjang kepada pasien dan

keluarga.Jika hasil pemeriksaan tidak ada dalam catatan pemulangan, maka

beritahukan tentang hasil pemeriksaan dan mengidentifikasi layanan yang bisa

dihubungi jika belum mengetahui hasil pemeriksaan dan membuat jadwal

pertemuan dengan pasien.

Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga dengan

menggunakan bahasa yang sederhana tentang kondisi pasien, proses

pemulangan, dan tindakan selanjutnya selama berada di rumah sakit.

Memberikan semua informasi mengenai keadaan pasien pada hari pemulangan

akan memberatkan pasien dan keluarga maka discharge planning harus menjadi

proses yang berkelanjutan selama berada di rumah sakit (AHRQ, 2013).

Mengkaji cara dokter dan perawatan dalam menjelaskan diagnosis,

kondisi, dan langkah-langkah selanjutnya dalam proses perawatan pasien.

Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga dan meminta pasien dan

keluarga untuk mengulangi apa yang telah disampaikan dalam bahasa mereka

sendiri untuk memastikan bahwa penjelasan sudah diberikan dengan baik.

Menghargai dan mendengarkan tujuan, pilihan, pandangan, dan keluhan pasien

dan keluarga (AHRQ, 2013).


13

Discharge Planning melibatkan koordinasi perawatan antara staf rumah

sakit, antara staf rumah sakit, pasien, dan keluarga.Antara staf rumah sakit dan

komunitas masyarakat, dan antara pasien, keluarga, dan

masyarakat.DischargePlanning yang efektif yaitu adanya komunikasi antara

dokter, pasien, dan keluarga selama berada di rumah sakit. Pendidikan dan

pembelajaran dengan cara jalan dua arah yaitu, pasien dan keluarga perlu

belajar dari dokter tentang kondisi dan langkah selanjutnya, dokter perlu belajar

dari pasien dan keluarga tentang keadaan rumah. Dokter juga perlu memastikan

bahwa pasien dan keluarga benar-benar memahami langkah-langkah

selanjutnya dalam perawatan pasien (AHRQ, 2013).

Pengkajian keperawatan awal dimulai dari mengidentifikasi

caregiveryang akan berada di rumah. Caregiver tersebut perlu memahami

petunjuk perawatan di rumah.Minta pasien dan keluarga untuk mengemukakan

kapan dan bagaimana mereka meninggalkan rumah sakit.Sesuaikan dengan

saran dari dokter, diskusikan dengan pasien dan keluarga untuk menetapkan

tujuan yang realistis karena mereka berada di rumah sakit.Berikan informasi

kepada pasien dan keluarga tentang langkah - langkah dalam kemajuan

pemulangan.

Setiap hari selama berada di rumah sakit berikan pendidikan kepada

pasien dan keluarga tentang kondisi pasien, seperti saat perawat memberikan

laporan di samping tempat tidur pasien, memeriksa tanda-tanda vital, panggilan

perawat, dan pada kesempatan lain.Jelaskan tentang obat-obatan kepada


14

pasien.Jelaskan fungsi dari masing-masing obat, efek samping dan pastikan

pasien tahu tentang perubahan dalam obat-obatan yang dikonsumsi.Diskusikan

dengan pasien, keluarga, dan dokter tentang perencanaan pulang, jelaskan

tujuan perencanaan pulang dan ulangi kembali untuk memastikan pasien dan

keluarga memahami untuk menghadapi perencanaan pulang.

Libatkan pasien dan keluarga dalam perawatan untuk meningkatkan

kemampuan perawatan setelah kepulangan.Misalnya perawatan yang mencakup

mengganti pembalut luka, membantu pasien makan atau pergi ke kamar mandi,

atau membantu dengan latihan rehabilitasi (AHRQ, 2013).

Satu atau dua hari sebelum pulang, siapkan booklet untuk mendiskusikan

pertanyaan pasien, kebutuhan, dan kekhawatiran saat kembali ke rumah. Pada

hari kepulangan, tinjau kembali daftar obat-obatan, ajarkan kembali kegunaan

obat, waktu minum obat, cara menggunakan obat. Berikan kepada pasien

jadwal untuk kontrol, tempat, dan waktu untuk kontrol. Berikan kepada pasien

dan keluarga nama, lokasi, dan nomor telepon yang dapat dihubungi jika terjadi

suatu masalah setelah kepulangan (AHRQ, 2013).

6. Prinsip Discharge Planning

Prinsip-prinsip yang diterapkan dalam penatalaksanaan

DischargePlanning (Nursalam, 2015) adalah sebagai berikut :

a. Klien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan dan

kebutuhan dari klienperlu dikaji dan dievaluasi.


15

b. Kebutuhan dari klien diidentifikasi, kebutuhaan ini dikaitkan dengan

masalah yang mungkin muncul pada saat klien pulang nanti, sehingga

kemungkinan masalah yang muncul di rumah dapat segera diantisipasi.

c. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan pulang

merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama.

d. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang ada.

Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan

dengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia maupun fasilitas yang tersedia

dimasyarakat.

e. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan.

Setiap klien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan tersebut harus

dilakukan.

7. Unsur-Unsur Discharge Planning

Adapun unsur-unsur yang harus ada pada sebuah format

perencanaanpemulangan (Nursalam, 2011) antaralain:

a. Pengobatan di rumah meliputi resep baru, pengobatan yang

sangatdibutuhkan, danpengobatan yang harus dihentikan.

b. Daftar nama obat harus mencakup nama, dosis, frekuensi, dan efeksamping

yangumum terjadi.

c. Kebutuhan akan hasil test laboratorium yang dianjurkan, dan pemeriksaan

lain dengan petunjuk bagaimana untuk memperoleh atau bilamana

waktuakan diadakannya.
16

d. Bagaimana melakukan pilihan gaya hidup dan tentang perubahan

aktivitas,latihan, diet makanan yang dianjurkan dan pembatasannya.

e. Petunjuk perawatan diri (perawatan luka, perawatan kolostomi,

ketentuaninsulin dan lain-lain).

f. Kapan dan bagaimana perawatan atau pengobatan selanjutnya yang

akandihadapi setelah dipulangkan. Nama pemberi layanan, waktu, tanggal,

danlokasi setiap janji untuk kontrol.

g. Apa yang harus dilakukan pada keadaan darurat dan nomor telepon

yangbisadihubungi untuk melakukan peninjauan ulang petunjuk

pemulangan.

h. Bagaimana mengatur perawatan lanjutan (jadwal pelayanan di

rumah,perawat yang menjenguk, penolong, pembantu jalan, tabung oksigen,

danlain-lain) beserta dengan nama dan nomor telepon setiap institusi

yangbertanggung jawab untukmenyediakan pelayanan.

8. Faktor yang mempengaruhi Discharge Planning

Keberhasilan perencanaan pulang dipengaruhi oleh berbagai faktor

seperti pribadi perawat dan diri pribadi pasien. Hal-hal yang mempengaruhi

discharge planning adalah faktor personil perencanaan pulang, keterlibatan dan

partisipasi, komunikasi, perjanjian dan konsensus (Pujasari, 2012).

Faktor personil perencanaan pulang adalah orang-orang yang

berkontribusi dalam perencanaan pulang yaitu perawat, dokter, petugas

kesehatan lainnya, petugas kesehatan di masyarakat, pasien dan anggota


17

keluarga.Perawat sebagai bagian dari personil perencanaan pulang.Perawat

bertanggungjawab untuk berkoordinasi dan mempertahankan hubungan dengan

perawatan, fasilitas professional, dan sumber daya yang diperlukan untuk

pemulihan pasien (Pujasari, 2012).

Salah satu langkah prosedur dalam perencanaan pulang adalah perawat

melakukan kolaborasi dengan dokter dan disiplin ilmu lain yang mengkaji

perlunya rujukan untuk mendapat perawatan di rumah atau di tempat pelayanan

lainnya. Kolaborasi dengan dokter dan disiplin ilmu lain merupakan suatu

bentuk keterlibatan dan partisipasi dari personil dalam perencanaan pulang

(Pujasari, 2012).

9. Pelaksanaan Discharge Planning dan Proses Keperawatan

Proses discharge planning memiliki kesaman dengan proses keperawatan.

Kesamaan tersebut bisa dilihat dari adanya pengkajian pada saat pasien mulai di

rawat sampai dengan adanya evaluasi serta dokumentasi dari kondisi pasien

selama mendapatkan perawatan di rumah sakit. Pelaksanaan discharge

planningmenurut Potter & Perry (2010) secara lebih lengkap dapat di urut

sebagai berikut:

a. Sejak waktu penerimaan pasien, lakukan pengkajian tentang kebutuhan

pelayanan kesehatan untuk pasien pulang, dengan menggunakan riwayat

keperawatan, rencana perawatan dan pengkajian kemampuan fisik dan

fungsi kognitif yang dilakukan secara terus menerus.


18

b. Kaji kebutuhan pendidikan kesehatan untuk pasien dan keluarga yang

berhubungan dengan terapi di rumah, hal-hal yang harus dihindarkan akibat

dari gangguan kesehatan yang dialami, dan komplikasi yang mungkiin

terjadi.

c. Bersama pasien dan keluarga, kaji faktor-faktor lingkungan di rumah yang

dapat mengganggu perawatan diri (contoh: ukuran kamar, lebar jalan,

langkah, fasilitas kamarmandi). (Perawat yang melakukan perawatan di

rumah hadir pada saat rujukan dilakukan, untuk membantu pengkajian).

d. Berkolaborasi dngan dokter dan disiplin ilmu yang lain dalam mengkaji

perlunya rujukan untuk mendapat perawatan di rumah atau di tempat

pelayanan yang lainnya.

e. Kajipenerimaan terhadap masalah kesehatan dan larangan yang berhubungan

dengan masalah kesehatan tersebut

f. Konsultasi dengan anggota tim kesehatan lain tentang berbagai kebutuhan

klien setelah pulang.

g. Tetapkan diagnose keperawatan yang tepat, lakukan implementasi rencana

keperawatan. Evaluasi kemajuan secara terus menerus. Tentukan tujuan

pulang yang relevan, yaitu sebagai berikut:

1. Pasien akan memahami masalah kesehatan dan implikasinya.

2. Pasien akan mampu memenuhi kebutuhan individualnya.

3. Lingkungan rumah akanmenjadi aman.

4. Tersedia sumber perawatan kesehatan di rumah.


19

Persiapan Sebelum Hari Kepulangan Pasien

a. Anjurkan cara-cara untuk merubah pengaturan fisik di rumah sehingga

kebutuhan pasien dapat terpenuhi.

b. Berikan informasi tentang sumber-sumber pelayanan kesehatan di

masyarakat kepada pasien dan keluarga.

c. Lakukan pendidikan untuk pasien dan keluarga sesegera mungkin setelah

pasien di rawat di rumah sakit (contoh: tanda dan gejala, komplikasi,

informasi tentang obat-obatan yang diberikan, penggunaan perawatan

medis dalam perawatan lanjutan, diet, latihan, hal-hal yang harus

dihindari sehubungan dengan penyakit atau oprasi yang dijalani).Pasien

mungkin dapat diberikan pamflet atau buku.

Pada Hari Kepulangan Pasien.

a. Biarkan pasien dan keluarga bertanya atau berdiskusi tentang berbagai isu

berkaitan dengan perawatan di rumah (sesuai pilihan).

b. Periksa order pulang dari dokter tentang resep, perubahan

tindakanpengobatan, atau alat-alat khusus yang diperlukan pesan harus

ditulis sedini mungkin).

c. Tentukan apakah pasien atau keluarga telah mengatur transportasi untuk

pulang ke rumah.
20

d. Tawarkan bantuan ketika pasien berpakaian dan mempersiapkan seluruh

barang-barang pribadinya untuk dibawa pulang. Berikan privasi jika

diperlukan.

e. Periksa seluruh kamar mandi dan lemari bila ada barang pasien yang

masih tertinggal. Carilah salinan daftar barang-barang berharga milik

pasien yang telah ditandatangani dan minta satpam atau administrator

yang tepat untuk mengembalikan barang-barang berharga tersebut kepada

pasien. Hitung semua barang-barang berharga yang ada.

f. Berikan pasien resep atau obat-obatan sesuai dengan pesan dokter.

Periksa kembali instruksi sebelumnya.

g. Hubungi kantor keuangan lembaga untuk menentukan apakah pasien

masih perlu membayar sisa tagian biaya. Atur pasien atau keluarga untuk

pergi ke kantor tersebut.

h. Gunakan alat pengangkut barang untuk membawa barang-barang pasien.

berikan kursi roda untuk pasien yang tidak bisa berjalan sendiri. Pasien

yang meninggalkan rumah sakit dengan mobil ambulans akan

dipindahkan dengan kereta dorong ambulans.

i. Bantu pasien pindah ke kursi roda atau kereta dorong dengan

mengunakan mekanika tubuh dan teknik pemindahan yang benar. Iringi

pasien masuk ke dalam lembaga dimana sumber transaportasi merupakan

hal yang diperhatikan.


21

j. Kunci kursi roda. Bantu pasien pindah ke mobil atau alat transportasi lain.

Bantu keluarga memindahkan barang-barang pribadi pasien ke dalam

kendaraan tersebut.

k. Kembali ke unit dan beritahukan departemen penerimaan dan departemen

lain yang berwenang mengenaiwaktu kepulangan pasien.

l. Catat kepulangan pasien pada format ringkasan pulang. Pada beberapa

institusi pasien akan menerima salinan dari format tersebut.

m. Dokumentasikan status masalah kesehatan saat pasien pulang.

10. Prosedur Pelaksanaan Discharge Planning

Formatdischarge planning Menurut (Potter dan Perry, 2010) adalahsebagai

berikut:

a. Pengkajian

1. Pengkajian dilakukan sejak waktu penerimaan pasien, tentang kebutuhan

pelayanan kesehatan untuk pasien pulang dengan menggunakan riwayat

keperawatan, rencana perawatan, dan pengkajian kemampuan fisik dan

fungsi kognitif yang dilakukan secara terus menerus

2. Mengkaji kebutuhan pendidikan kesehatan untuk pasien dan keluarga

yang berhubungan dengan proses penyakit,obat-obatan, prosedur cara

perawatan, pencegahan faktor risiko atauhal-hal yang harus dihindarkan

akibat dari gangguan kesehatan yang dialami, dan komplikasi yang

mungkin terjadi
22

3. Bersama pasien dan keluarga,mengkaji faktor-faktor lingkungan rumah

sehingga mengganggu perawatan diri (fasilitas rumah, kamar mandi)

4. Berkoordinasi dengan dokter dan disiplin ilmu yang lain, mengkaji

perlunya rujukan untuk mendapatkan perawatan di rumah atau di tempat

pelayanan yang lainatau support sisitem

5. Kaji penerimaan terhadap masalah kesehatan dan larangan yang

berhubungan dengan masalah kesehatan tersebutatau pemahaman pasien

terhadap penjelasan dari fisioterapi dan ahli gizi.

6. Konsultasi dengan tim kesehatan lain tentang berbagai kebutuhan pasien

setelah pulang.

b. Diagnosa Keperawatan

Fungsi diagnostik keperawatan merupakan pusat dari peran perawat ,

diagnosa keperawatan bersifat individu sesuai dengan kebutuhan pasien.

Disusun setelah melakukan pengkajian discharge planning, dikembangkan

untukmengetahui kebutuhan pasien dan keluarga.Diagnosa keperawatan

yang sering muncul : kecemasan, kurang pengetahuan perawatan diri dan

stres,disusun sesuai problem, etiologi(penyebab), supportsistem(faktor

pendukung discharge planning), denganmenentukan tujuan yang relevan,

yaitu sebagai berikut, 1). Pasien akan memahamimasalah dan implikasinya;

2). Pasien akan mampu memenuhi kebutuhan individunya; 3). lingkungan

rumah akan menjadi aman; 4). tersedia sumber perawatan kesehatan di

rumah.
23

c. Perencanaan

Perencanaan berfokus pada kebutuhan pengajaran yangbaik untuk

persiapan pulang pasien, yang disingkat dengan METHOD yaitu:

1. Medication (obat) Pasien diharapkan mengetahui jenis, jumlah obat yang

dilanjutkan pasca rawat inap.

2. Environment (lingkungan)

Dalam proses discharge planning dibutuhkan lingkungan yang nyaman

serta fasilitas kesehatan yang baik untuk proses perawatan setelah rawat

inap.

3. Treatment(pengobatan)

Perawat memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah pasien

pulang, yang dilakukan oleh pasien dan anggota keluarga.

4. Health Teaching(pengajaran kesehatan).

Sebelum pasien dijadwalkan untuk pulang, sebaiknya diberikan edukasi

tentang kondisi kesehatannya serta perawatan kesehatan tambahan.

5. Outpatient Referal.

Pasien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau komunitas

lain diluar rumah sakit yang dapat meningkatkan perawatan

berkelanjutan.

6. Diet Pasien
24

Perawat sebaiknya memberikan edukasi tentang pola makan yang

sebaiknya dikonsumsi oleh pasien.

d. Implementasi

Implementasi dalam Discharge planning adalahpelaksanaan rencana

pengajaran referal. Seluruhpengajaran yang diberikan harus

didokumentasikanpada catatan perawat dan ringkasan pulang

(dischargesummary).Intruksi tertulis diberikan kepada pasien,

penatalaksanaan dilakukan persiapan sebelum hari pemulangan pasien dan

pada hari pemulangan. Demontrasi ulang harus memuaskan, pasien

danpemberi perawatan harus memiliki keterbukaan danmelakukannya

dengan alat yang digunakan dirumah, Antara lain:

1. Anjurkan cara-cara merubah pengaturan fisik di rumah sehingga

kebutuhan pasien dapat terpenuhi.

2. Berikan informasi tentang sumber-sumber pelayanan kesehatan di

masyarakat kepada pasien dan keluarga.

3. Lakukan pendidikan untuk pasien dan keluarga sesegeramungkin setelah

pasien dirawat dirumah sakit. Pasien dapat diberikan pamflet atau buku.

e. Evaluasi

Evaluasi sangat penting dalam proses dischargeplanningdigunakan untuk

persiapan pasien pulang, Perencanaan dan penyerahan harus ditelitidengan

cermat untuk menjamin kualitas dan pelayananyang sesuai. Untuk evaluasi

kesiapan pasien perlu di lakukan tindakan pada hari kepulangan diantaranya:


25

1. Biarkan pasien dan keluarga bertanya atau berdiskusi tentang berbagai isu

yang berkaitan dengan perawatan di rumah

2. Menanyakan kepasien dan keluarga tentang pengetahuan tentang semua

proses dischargeplanningyang telah di terimah.

3. Perikasa order pulang dari dokter tentang resep, perubahan tindakan

pengobatan, atau alat-alat khusus yang diperlukan.

4. Menentukan pasien atau keluarga telah mengatur transportasi untuk

pulangke rumah.

5. Tawarkan bantuan ketika pasien berpakaian dan mempersiapkan seluruh

barang-barang pribadinya untuk dibawa pulang.

6. Periksa seluruh barang pasien agar tidak tertinggal.

7. Berikan pasien resep atau obat-obatan sesuai instruksi dokter

8. Hubungi bagian administrasi untuk mengurus keuangan pasien

9. Gunakan alat bantu untuk membawa barang-barang pasien dan untuk

mobilisasi pasien (kursi roda).

10. Bantu pasien pindah dari kursi roda;

11. Bantu pasien pindah dari kursi roda ke kendaraan dan bantu untuk

memindahkan barang-barang pasien

12. Beritahu ke bagian lain tentang waktu pemulangan pasien

13. Catat kepulangan pasien pada format ringkasan

14. Dokumentasi status masalah kesehatan saat pasien pulang.


26

15. Evaluasi apakah pasien dapat menjelaskan penyakit yang diderita,

pengobatan yang dibutuhkan, tanda-tanda fisik atau gejala yang harus

dilaporkan kepada timmedis, dapat mendemonstrasikan penatalaksanaan

pengobatan dilanjutkan dirumah, serta memastikan hambatan yang

membahayakan pasien di rumah sudah diperbaiki

B. Konsep Kepuasan

1. Pengertian Kepuasan

Kepuasan adalah suatu keadaan yang dirasakan konsumen setelah dia

mengalami suatu kinerja (atau hasil) yang telah memenuhi berbagai

harapannya. Menurut Oliver, kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang

(pelanggan) setelah membandingkan antara kinerja atau hasil yang dirasakan

(pelayanan yang diterima dan dirasakan) dengan yang diharapkannya (Irine,

2009).

Kepuasan konsumen adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli yang

mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya (Dadang,

2010).

Supranto (2009) mengemukakan kepuasan adalah tingkat perasaan

seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan

harapannya.Jadi, tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara

kinerja yang dirasakan dengan harapan.

2. Tipe kepuasan
27

Hingga saat ini definisi kepuasan pelanggan masih banyak diperdebatkan,

setidaknya ada dua tipe yang domain.Disatu pihak, kepuasan pelanggan

dipandang sebagai outcome atau hasil yang didapatkan dari pengalaman

konsumsi barang atau jasa spesifik (outcome-oriented approach). Di lain pihak,

kepuasan pelanggan juga kerapkali dipandang sebagai proses (processoriented

approach).

Kendati demikian, belakangan ini prosess-oriented approach lebih

dominan.Penyebabnya, orientasi program dipandang lebih mampu mengungkap

pengalaman konsumsi secara keseluruhan dibandingkan orientasi hasil.

Orientasi proses menekankan perseptual, evaluatif, dan psikologis yang

berkontribusi terhadap terwujudnya kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan,

sehingga masing-masing komponen signifikan dapat ditelaah secara lebih

spesifik (Dadang, 2010).

3. Manfaat kepuasan

Beberapa manfaat kepuasan yaitu (Irine, 2009):

a. Kepuasan pelanggan merupakan sarana untuk menghadapi kompetisi di

masa yang akan datang

b. Kepuasan pelanggan merupakan promosi terbaik.

c. Kepuasan pelanggan merupakan asset perusahaan terpenting.

d. Kepuasan pelanggan menjamin pertumbuhan dan perkembangan

perusahaan.

e. Pelanggan makin kritis dalam memilih produk.


28

f. Pelanggan puas akan kembali.

g. Pelanggan yang puas mudah memberikan referensi

4. Dimensi kepuasan

Mutu jasa dapat diukur pada dasar 10 dimensi. Mencoba untuk mengukur

10 dimensi, ternyata pelanggan hanya dapat membedakan 5 dimensi. Sepuluh

dimensi yang asli dapat dirangkum menjadi 5dimensi pokok yaitu sebagai

berikut (Suprantro, 2009) :

a. Keandalan (Reliability)

Yaitu kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat

dan terpercaya.

b. Ketanggapan (Responsiveness)

Yaitu kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa

dengan cepat dan ketanggapan.

c. Keyakinan (Assurance)

Yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka

untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan.

d. Empati (Empathy).

Yaitu syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi pelanggan.

e. Kenyataan (Tangiable)
29

Yaitu penampilan fisik, peralatan, personel dan media komunikasi.Secara

umum dimensi kepuasan tersebut dapat dibedakan menjadi dua macam.

Kepuasan yang mengacu hanya pada penerapan kode etik serta standar

pelayanan profesi. Ukuran yang dimaksud pada dasarnya mencakup penilaian

terhadap kepuasan pasien mengenai :

1. Hubungan dokter-pasien

2. Kenyamanan pelayanan

3. Kebebasan melakukan pilihan

4. Pengetahuan dan kompetensi teknis

5. Efektivitas pelayanan

6. Keamanan tindakan

Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan

kesehatan. Ukuran yang dimaksud pada dasarnya mencakup penilaian terhadap

kepuasan pasien mengenai:

a. Ketersediaan pelayanan kesehatan

b. Kewajaran pelayanan kesehatan

c. Kesinambungan pelayanan kesehatan

d. Penerimaan pelayanan kesehatan

e. Ketercapaian pelayanan kesehatan

f. Keterjangkauan pelayanan kesehatan

g. Efisiensi pelayanan kesehatan


30

h. Mutu pelayanan kesehatan

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan dalam pelayanan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna jasa pelayanan

kesehatan. Kepuasan pelanggan pengguna jasa pelayanan kesehatan

(pasien/klien) dipengaruhi oleh beberapa faktor(Bustami, 2011), yaitu :

a. Pemahaman pengguna jasa tentang jenis pelayanan yang akan diterimanya,

dala hal ini aspek komunikasi memegang peranan penting. Empati (sikap

peduli) yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan.sikap ini akan menyentuh

emosi pasien. Faktor ini akan berpengaruh pada tingkat kepatuhan pasien

(compliance). Untuk bisa berempati, seorang tenaga kesehatan harus bisa

mengamati dan menginterpretasikan perilaku pasien.hal ini tergantung pada

kemampuan tenaga kesehatan untuk menginterpretasikan informasi-

informasi yang diberikan oleh pasien tentang situasi internalnya melalui

perilaku dan sikap mereka. Setiap tenaga kesehatan mempunyai kemampuan

berbeda-beda dalam berempati.

b. Biaya (cost), tingginya biaya pelayanan dapat dianggap sebagai sumber

moral hazard pasien dan keluarganya, “yang penting sembuh” sehingga

menyebabkan mereka menerima saja jenis perawatan dan teknologi yang

ditawarkan petugas kesehatan.Akibatnya, biaya perawatanmenjadi mahal.

Informasi terbatas yang dimiliki pihak pasien dan kelurganya tentang

perawatan yang diterima dapat menjadi sumber keluan pasien. Sistem

asuransi kesehatan dapat mengatasi masalah biaya kesehatan.


31

c. Penampilan fisik (kerapian) petugas, kondisi kebersihan dan kenyamanan

ruangan (tangibility). Kenyamanan dalam pelayanan kesehatan dapat

ditunjukkan dari penampilan fasilitas fisik, peralatan, personel dan media

komunikasi. Serta kenyamanan tidak hanya yang menyangkut fasilitas yang

disediakan, tetapi terpenting lagi menyangkut sikap serta tindakan para

pelaksana ketika menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

d. Jaminan keamanan yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan (Assurance),

ketepatan jadwal pemeriksaan, dan kunjungan dokter juga termasuk dalam

faktor ini. Jaminan pelayanan kesehatan merupakan salah satu pendekatan

atau upaya yang sangat mendasar dalam memberikan pelayanan kepada

pasien.

e. Keandalan dan keterampilan (Reliability) petugas kesehatan dalam dalam

memberi perawatan. Keandalan merupakan tanggapan pasien terhadap

kinerja petugas kesehatan dalam hal akurasi data dan pelayanan yang sesuai

janji sehingga memuaskan.

f. Bukti fisik atau bukti langsung (tangible), dapat berupa ketersediaan sarana

dan prasarana termasuk alat yang siap pakai serta penampilan karyawan/staf

yang menyenangkan.

g. Kecepatan petugas dalam memberi tanggapan terhadap keluhan pasien

(Responsiveness). Ketanggapan merupakan kemauan para petugas kesehatan

dalam memberikan pelayanan dengan cepat.

6. Cara Mengukur Kepuasan


32

Berbagai pengalaman pengukuran kepuasan pasien menunjukkan bahwa

upaya untuk mengukur tingkat kepuasan tidaklah mudah, karena upaya untuk

memperoleh infirmasi yang diperlukan untuk mengukur tingkat kepuasan

pasien tersebut akan berhadapan dengan suatu kendala kultur, yaitu terdapatnya

suatu kecenderungan masyarakat yang enggan atau tidak mau mengemukakan

kritik, apalagi terhadap fasilitas pelayanan milik pemerintah. Seperti kita

ketahui pada saat ini sebagian besar fasilitas pelayanan kesehatan yang

digunakan oleh masyarakat dari golongan stara bahwa adalah fasilitas

pelayanan milik pemerintah. Tingkat kepuasan pasien yang akurat sangat

dibutuhkan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan, maka oleh

sebab itu pengukuran tingkat kepuasan pasien mutlak perlu dilakukan secara

berkala, teratur dan berkesinambungan (Tjiptono, 2011).

Banyak cara pengukuran tingkat kepuasan pasien, tetapi yang akan

dijelaskan berikut ini adalah salah satu cara pengukuran kepuasan pasien

berdasarkan konsep harapan kinerja. Pengukuran harapan pasien dapat

dilakukan dengan membuat kuesioner yang berisi aspek aspek pelayanan

kesehatan yang dianggap penting oleh pasien. Kemudian pasien diminta untuk

menilai setiap aspek tadi, sesuai dengan tingkat kepentingan aspek tersebut bagi

pasien yang bersangkutan. Tingkat kepentingan dapat diukur dengan skala

gutmant dengan graduasi penilaian, sebagai berikut : Puas, Cukup puas dan

kurang puas. Penilaian jawaban untuk pertanyaan kurang puas= 0, CukupPuas=

1dan Puas = 2. (Pohan, 2009).Dengan kriteria :


33

Puas : Bila responden menjawab 76% -100%

Cukup Puas : Bila responden menjawab 56% - 75%%

Kurang Puas : Bila responden menjawab ≤55%

C. Hubungan Pelaksanaan Discharge Planning dengan Kepuasan Pasien di Ruang

rawat Inap RSUD Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau.

Dalam upaya memenuhi tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan,

rumah sakit mulai melakukan pembenahan sistem pelayanan maupun

manajemennya.Kepuasaan pasien sebagai salah satu indikator pelayanan

berkualitas yang harus menjadi perhatian karena berhubungan langsung dengan

pengguna pelayanan kesehatan(Herniyatun, 2009).

Salah satu aspek dari tujuh dimensi pelayanan keperawatan yang dapat

mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan dan kepuasan pasien adalah

pemberian informasi yangjelas, komunikasi efektif dan pendidikan kesehatan yang

diperlukan oleh pasien (Potter &Perry, 2010).Hal serupa juga diungkapkan oleh

Suryawati(2006)dalam Yosafianti& Alfiyanti (2010),bahwaindikator kepuasan

pasien yang berhubungan dengan pelayanan keperawatan adalah penjelasan

perawat terhadap tindakan yang akan dilakukan, pemberian dan penjelasan obat,

respon perawat terhadap keluhan pasien serta sikap dan ketrampilan perawat.Oleh

karenaitukomunikasi dan pemberian pendidikan kesehatan oleh perawat kepada

pasien dipandang merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam

memenuhi kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan.


34

Program perencanaan pemulangan pada dasarnya merupakanprogram

pemberian pendidikan kesehatan kepada pasien yang meliputi nutrisi,

aktifitas/latihan, obat-obatan dan instruksi khusus yaitu tanda dan gejala penyakit

pasien (Potter & Perry, 2010 dalam Herniayatun, 2009).Oleh karena itu,

pelaksanaan discharge planningdi suatu rumah sakit akan menjadi salah satu

faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat kepuasan dari pengguna

pelayanan kesehatandi rumah sakit tersebut

Dari hasil penelitian dari Muhammad Rofi’i, Rr. Tutik Sri Hariyanti, Hening

Pujasari (2013), perjanjian dan konsensus dalam pelaksanaan perencanaan pulang

pada perawat rumah sakit. Metode penelitian ini deskriptif korelasi dengan

menggunakancrosssectional. Sampel penelitian ini adalah perawat dan

dokumentasi asuhan keperawatan dengan jumlah masing-masih 147 dengan

purposive sampling dan proporsionate sampling. Analisis penelitian ini dengan

menggunakan chi square (signifikasi 5%) dan dengan uji regresi logistik ganda.

Hasil penelitian ini menunjukan ada hubungan antara faktor personil perencanaan

pulang (p=0.01; α = 0.05), keterlibatan dan partisipasi (p=0.025 ; α=0.05),

komunikasi (p=0.008; α=0.05), perjanjian dan konsesnsus (p=0.07; α=0.05)

dengan pelaksanaan pulang. Faktor yang berpengaruh adalah perjanjian dan

konsesnsus (OR = 2,361).


35

C. Kerangka Teori.

Discharge Planning

Input Output

Perawat Kepuasan Pasien Hasil:

1. Meningkatkan
Persepsi perawat: kualitas discharge
1. Pengkajian planning rumah sakit
2. Diagnosa 2. Memperpendek lama
Keperawatan Proses perawatan yang dapat
3. Perencanaan mengurangi biaya
4. Implementasi rumah sakit
5. Evaluasi 3. Melindungi perawat
dari kelalaian .

Pengkajian: Perencanaan: Pelaksanaan:

1. Mengkaji Dibuat oleh tim 1. Persiapan sebelum


kebutuhan pasien hari pemulangan
discharge planning
2. Mengkaji riwayat pasien:
kesehatan pasien yang disebut memberikan
3. Sumber yang ada Discharge planner informasi tentang
pada lingkungan yang sudah sumber-sumber
untuk membantu disesuaikan dengan pelayanan
klien kebutuhan klien kesehatan
2. Penatalaksanaan
pada hari
pemulangan

Bagan 2.1 Kerangka Teori


36

Sumber: Potter & Perry, (2010)

Keterangan:
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti

BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONALDAN
HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian merupakan bagan atau skema yang

menerangkan tentang hubungan antar konsep-konsep yang berhubungan dengan

variabel yang akan diteliti, kerangka konsep penelitian yang terdiri dari variabel

independen/Variabel bebas dan variabel dependen/ variabel terikat. Variabel

independen dalam penelitian ini adalah Discharge Planning sedangkan variabel

dependen adalah Kepuasan Pasien.Kerangka konsep dalam penelitian ini

digambarkan pada bagan 3.1 berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Discharge Planning Kepuasan Pasien

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian


37

A. Definisi Operasional

Table 3.1. Definisi Operasioal

N Variabel Definisi Cara Alat Hasil Ukur Skala


o Operasional ukur Ukur Ukur
1 Pelaksanaa Penilaian pasien Wawancara Kuesione 0 : Kurang Ordinal
n terhadap kegiatan r Baik bila
Discharge perawat dalam jawaban
Planning mempersiapkan benar ≤
pasien 55 %
menghadapi
pemulangan 1 : Cukup,
berkaitan dengan bila
pengetahuan jawaban
pasien tentang benar
hal-hal yang perlu 56%-75%
diperhatikan dan
dipatuhi pasien 2 : Baik, bila
setelah berada di jawaban
rumah, seperti benar
obat-obatan, 76%-
tanda-tanda 100%
bahaya,
perawatan di
ruma, aktivitas di
rumah, diet di
rumah, serta
perawatan
lanjutan.
2. Kepuasan Suatu perasaan Wawancara Kuesione 0:Kurang Ordinal
Pasien yang dimiliki oleh r Puas, bila
pasien ketika responden
keinginan, menjawab
kebutuhan dan ≤ 55%
harapannya
38

terpenuhi saat 1:Cukup


memperoleh Puas, bila
suatu layanan dari responden
produk yang menjawab
dikonsumsi. 56% -75%

2:Puas, bila
responden
menjawab
76%-
100%

C.Hipotesis

Ha: Terdapat hubungan antara pelaksanaan Discharge Planning dengan kepuasan

pasien diruang rawat inap RSUD Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau Tahun

2019..

Ho: Tidak terdapat hubungan antara pelaksanaan Discharge Planning dengan

kepuasan pasien diruang rawat inap RSUD Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau

Tahun 2019.
39

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian secara deskriptifanalitik dengan

menggunakan desain cross-sectional yang merupakan rencana penelitian suatu

penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara variabel independen

(Discharge Planning) dengan variabel dependen (Kepuasan Pasien) yang

diobservasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat yang sama

(Notoadmodjo, 2010).Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat Penelitian ini di laksanakan di RSUD Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau.

2. Waktu penelitian
40

Penelitianini di laksanakan pada bulan Juni – Juli Tahun 2020

C.Populasi dan Sampel

1.Populasi

Populasiadalahkeseluruhanjumlahyang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyaikarakteristikdankualitas tertentuyang ditetapkanoleh peneliti

untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya(Sujarweni, 2014).

Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh pasien di ruang rawat inap

RSUD Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau. Bila dihitung dari jumlah rata-rata

kunjungan perbulan perhitungannya adalah sebagai berikut : jumlah pasien

rawat inap selama periode bulan Januari - Desember 2019 sebanyak 9.680

pasien. Jumlah rata-rata pasien yang di rawat inap perbulan adalah 9.680 dibagi

dua belas (12) sebanyak 806 pasien.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap

mewakili seluruh populasi, (Notoatmojo, 2010). Teknik pengambilan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik non

probability dengan jenis purposive sampling yaitutehnik subjektif dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

N
n= 2
1+ N (d )

806
n=
1+ 806(0,12 )
41

806
n=
9.06

n = 88,9dibulatkan menjadi 90 responden.

Keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar populasi
d = Tingkat signifikansi = 0,1
Sampel dalam peneltian ini diambil berdasarkan kriteria inklusi yaitu :

a. Pasien yang berkunjung ke wilayah Kerja Puskesmas Muara Aman.

b. Bisa membaca dan menulis

c. Pasien yang sudah direncanakan pulang oleh dokter yang bertanggungjawab.

d. Tidak mengalami gangguan pendengaran dan fungsi bicara

e. Bersedia menjadi responden

D. Pengumpulan Data

a. Data primer
Data yang diperoleh secara langsung didapat dari responden melalui

kuesioner dengan metode wawancara langsung kepada responden yang di rawat

inap di RSUD Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau untuk mengetahui pelaksanaan

Discharge Planningdengan kepuasan pasien cara menyebarkan kuesioner.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara melihat status

pasien yang dirawat inap di RSUD Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau.

2. Instrumen dan Bahan Penelitian


42

Dalam Penelitian ini alat yang digunakan adalah kuesioner yaitu sejumlah

pertanyaan tertulis yang dijawab oleh responden penelitian.Pada penelitian ini

instrument yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner yang terdiri

dari 6 pertanyaan untuk responden meliputi Nama, umur, jenis kelamin,

pendidikan terakhir, pekerjaan. Dan instrumen penilaian pasien terhadap

pelaksanaan dischargeplanning oleh perawat. Penilaian ini menggunakan

kuesioner dengan jumlah pertanyaan sebanyak 15 item.Skor 1 diberikan jika

jawaban “ya” dan skor 0 jika jawaban “tidak”. Instrumen kepuasan pasien diukur

dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 15 item pertanyaan dengan

menggunakan skala likert yaitu menjawab Puas= skor 2, Cukup Puas= Skor 1,

Kurang Puas= Skor 0. Kemudian skor pertanyaan tersebut dikonversikan dalam

persen dengan rumus menurut (Alfianika, 2016).

Skor yang diperolehx 100


Skor maksimum

Sehingga didapatkan dengan kriteria Kurang Puas: ≤ 55%, Cukup Puas: 56%-

75%, Puas: 76%-100%.

F. Pengolahan Data

Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan komputer, melalui

beberapa tahap antara lain.

a. Editing (Pemeriksaan data)

Merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau

kuesioner.Hasil wawancara,angket,atau pengamatandari lapangan harus


43

dilakukan penyuntingan (Editing) terlebih dahulu. kegiatan untuk melakukan

pengecekan isi kuesioner apakah kuesioner sudah diisi dengan lengkap, jelas

jawaban dari responden,relevan jawaban dengan pertanyaan, konsisten.

b. Coding (Pengolahan data)

Merupakan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka/

bilangan. Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjut nya dilakukan

pengkodean ataucoding “.

c. Entry

Memasukkan data yang sudah dilakukan editing dan koding tersebut

kedalam komputer yaitu untuk memastikan apakah semua data sudah siap

dianalisis.

d. Cleaning (Pembersihan data)

Untuk memastikan apakah data sudah siap dianalisis.Apabila semua data

dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukan,perlu dicek kembali

untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,

ketidaklengkapan, dan sebagainya.

e. Pengolahandata

Pada penelitian ini pengolahan data dengan menggunakan perangkat

komputerisasi (Notoadmodjo, 2010).

G. Analisa Data
44

Dalam penelitian ini digunakan analisa data univariat dan analisa bivariat.

1. Analisa Univariat

Analisa data yang dapat dilakukan adalah analisa data univariat yang

dilakukan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi masing – masing

variabel penelitian,baik variabel independen maupun variabel dependen dengan

menggunakan rumus persentase :

F
P= X 100
n

Keterangan :

P : Jumlah persentasi yang ingin dicari.

F : Jumlah frekuensi untuk setiap alternatif jawaban.

n : Jumlah populasi.

Dari rumus diatas nilai proporsi yang didapatkan dalam bentuk persentase

dapat diinterprestasikan dengan menggunakan data :

0% : Tidak satupun dari responden.

1% - 25% : Sebagian kecil dari responden.

26% - 49% : Hampir sebagian dari responden.

50% : Setengah dari responden.

51%-75% : Sebagian besar dari responden.

76%-99% : Hampir seluruh dari responden

100% : Seluruh responden.


45

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk melihat hubungan

antara variabel dependen dengan variabel independen dengan menggunakan Uji

chi square (x2) dengan menggunakan α= 0,1 dan Confidence Interval (CI)

sebesar 90% (Notoadmodjo, 2010).

Aturan pengambilan keputusan:

1. Jika P value ≤ α (0,1) maka Ha diterima, jadi ada hubungan antara

pelaksanaan Discharge Planning terhadap kepuasan pasien.

2. Jika P value ≥ α (0,1) maka Ha ditolak, jadi tidak ada hubungan antara

pelaksanaan Discharge Planning terhadap kepuasan pasien.

H. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya rekomendasi

dari pihak institusi dengan mengajukan permohonan izin kepada institusi tempat

penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan barulah dilakukan penelitian dengan

menekankan masalah etika penelitian meliputi

1. Informed Consent

Lembar persetujuan yang akan diberikan responden yang akan diteliti dan

memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian.

2. Anonymity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan nama

responden , tetapi lembar tersebut diberikan kode


46

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya

kelompok data tertentu yang dilaporkan hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

AHRQ (2013)” Strategy 4 :Care Transitions From Hospital to Home: IDEAL


Discharge Planning” Us Departement of Health and Human Services.
Available at: https://www.ahrq.gov/professionals/education/curiculum-
tools/cusptoolkit/videos/11d_idealdischarge/index.html.

Arikunto, 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka


Cipta.

Graham, J., Gallagher, R. and Bothe, J. (2013): Nurses” discharge planning and risk
assestment: behaviours, understanding and barriers”, journal of clinical
Nursing, 22.

Herniyatun, Nurlaila, & Sudaryani.(2009). Efektifitas Program DischargePlanning


Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Kebumen Tahun 2009. Jurnal Ilmu Kesehatan Keperawatan

Haris, M (2016) “ Hubungan antara pelaksanaan discharge planning dengan


kepuasan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Sampang”, Journal of
Nursing Research.
47

Kumalasari,H. (2014) Hubungan pemberian discharge planning dengan tingkat


kecemasan pada pasien gagal jantung diruang emergency PJT RSUP
Sanglah Denpasar. Universitas Udayana Denpasar.

Kotler, P., Keller and Lane, K.(2009) Manajemen Pemasaran. 13th edn.Edited by A.
Maulana and W. Hardani.Erlangga.

Nursalam and Efendi (2009) Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Nursalam (2016) Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan.5 th


edn.Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. (2012).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2009).Fundamental of Nursing (7 ed., Vol.1). (d.D.


Sjabaana, Ed., & d. A. Ferderika, Trans.) Elsevier: Selamba Medika.

Pohan, I, (2009) Jaminan Mutu Layanan Kesehatan : Dasar-Dasar Pengertian dan


Penerapan, Jakarta: EGC
Rofi’I, M. (2013).Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
perencanaan pulang pada perawat di Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang. Jurnal Managemen Keperawatan . Volume 1, No. 2, November
2013.

Satrianegara, M. (2014) Organisasi Manajemen Pelayanan Kesehatan: Teori dan


Aplikasi Dalam Pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit. Jakarta: Salemba
Medika.

Sujarweni, V.W. (2014). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta : Gava


Medika

Tjiptono, F. and Candra (2011).Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi Offset.


48

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.
Responden Penelitian

Di
Tempat

Dengan hormat
Perkenalkan nama saya Eva Ramadona, Mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan (S1) Fakultas Ilmu Kesehatan Dehasen Bengkulu Universitas Dehasen
Bengkulu bermaksud mengadakan penelitian dengan judul penelitian “Hubungan
Pelaksanaan Discharge Planning Dengan Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat
Inap RSUD Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau”.Penelitian ini saya lakukan sebagai
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Keperawatan (S1) Fakultas
Ilmu Kesehatan Dehasen Bengkulu Universitas Dehasen Bengkulu.
49

Sehubungan dengan hal tersebut, maka saya mohon kesediaan saudara untuk
ikut berpatisipasi dalam penelitian ini. Keikutsertaan saudara dalam penelitian
bersifat sukarela dan tidak berpengaruh pada nilai apapun dalam kehidupan
keseharian saudara, karena jawaban yang saudara berikan kepada saya akan saya
jamin kerahasiaannya serta hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja. Jika
saudara setuju untuk berpatisipasi dalam penelitian ini diharapkan menandatangani
surat persetujuan mengikuti penelitian. Atas kesediaan dan kerjasamanya saya
ucapkan terima kasih.
Bengkulu, ..../..../ 2020
Pemohon

EVA RAMADONA

LEMBAR PERSETUJUANMENJADI
RESPONDEN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Umur :
Alamat :
Menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden penelitian Mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan (S1) Fakultas Ilmu Kesehatan Dehasen Bengkulu
Universitas Dehasen Bengkulu atas nama Eva Ramadonadengan judul penelitian
“Hubungan Pelaksanaan Discharge Planning Dengan Kepuasan Pasien Di
Ruang Rawat Inap RSUD Siti Aisyah Kota Lubuk Linggau”.
Saya sudah diberi informasi dan memutuskan untuk berpartisipasi sebagai
responden pada penelitian ini secara sukarela.
50

Bengkulu,......./......./2020
Responden

KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING
DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG
RAWAT INAP RSUD SITI AISYAH
KOTA LUBUK LINGGAU
TAHUN 2019

Identitas Responden :
1. Nama :
2. Alamat :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin :
5. Pendidikan Terakhir :
6. Pekerjaan :

I.Pelaksanaan Discharge Planning


Berikan tanda conteng (√) pada salah satu kolom di bawah ini
51

N0. Pertanyaan YA TIDAK


(1) (0)
Pada saat pasien pertama kali masuk ruang rawat inap
1. Perawat menanyakan tentang kebutuhan pendidikan
kesehatan untuk pasien dan keluarga yang berhubungan
dengan penyakit pasien
2. Perawat menanyakan tentang kebutuhan pelayanan
kesehatan untuk kepulangan pasien
3. Perawat menanyakan faktor-faktor lingkungan di rumah
yang dapat mengganggu perawatan diri (ukuran kamar,
lebar jalan, tangga, keadaan lantai, pencahayaan, fasilitas
kamar mandi, dll)
4. Perawat bekerja sama dengn dokter dan tenaga kesehatan
lainnya tentang perlu tidaknya rujukan untuk mendapatkan
perawatan di rumah atau di tempat pelayanan yang lainnya.
5. Perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya tentang
berbagai kebutuhan pasien setelah pulang
Persiapan sebelum hari kepulangan pasien
6. Perawat memberikan informasi tentang sumber pelayanan
kesehatan di masyarakat kepada pasien dan keluarga
(puskesmas, klinik, praktik dokter)
7. Perawat menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang
tanda dan gejala kekambuhan penyakit
8. Perawat menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang
obat-obatan yang diberikan (dosis, cara penggunaan, efek
samping)
9. Perawat menjelaskan kepada pasien keluarga tentang
makanan yang boleh dikonsumsi dan yang harus dihindari
10. Perawat menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang
aktivitas yangboleh dilakukan dan yang harus dibatasi dan
perawat memberikan leaflet/brosur atau buku saku
Pada hari kepulangan pasien
11. Perawat membantu pasien untuk pindah ke kursi roda
dengan tehnik pemindahan yang benar.
12. Perawat membantu pasien pindah ke mobil dan membantu
keluarga pasien memindahkan barang-barang pribadi pasien
dalam kendaraan tersebut.
13. Perawat mengingatkan kembali kepada keluarga pasien
untuk memberikan pasien resep atau obat-obatan sesuai
dengan pesan dokter periksa kembali instruksi sebelumnya.
14. Perawat memberikan dorongan moril/ semangat kepada
keluarga dan pasien dalam upaya pemeliharaan kesehatan
terhadap pasien.
15. Perawat mencatat dan mendokumentasikan status masalah
kesehatan pasien saat pulang.
52

Sumber: Perry & Poter (2010).

II. Kepuasan Pasien


Jawablah pertanyaan berikut sesuai dengan anda rasakan dan pilih jawaban
dengan menconteng (√) sebagai berikut : Tidak Puas (0), Cukup Puas (1), Puas
(2)
N0. Pertanyaan Tidak Cukup Puas
Puas Puas
Dimensi Reliable (Relibilitas)
1. Perawat menjelaskan jenis aktivitas yang dapat saya
lakukan dengan jelas
2. Perawat memberikan informasi tentang cara
memperoleh obat dengan jelas
3. Perawat menjelaskan tentang pencegahan jika
terjadi infeksi dengan jelas
4. Perawat memberitahukan cara mengenali tanda dan
gejala suatu penyakit dengan jelas.
Dimensi Assurance (Jaminan)
5. Perawat menjelaskan tentang pengobatan yang
dapat dilakukan di rumah sebelum ke rumah sakit
dengan jelas
6. Perawat meyakinkan saya tentang kondisi yang
memungkinkan saya pulang
7. Perawat memberikan informasi tentang tempat
perawatan selanjutnya setelah pulang
8. Perawat menanyakan tentang kondisi saya
9. Perawat memberitahukan jadwal kontrol ulang
secara mendetail
10. Perawat menjelaskan kebutuhan perawatan sebelum
melakukan tindakan secara profesional
Dimensi Tangibles (Tampilan fisik)
11. Perawat berpenampilan rapi saat memberikan
pendidikan kesehatan kepada saya dan keluarga
12. Perawat memberikan brosur (materi) terkait
dengan masalah kesehatan saya.
Dimensi Empathy (Empati)
13. Perawat membantu saya melengkapi administrasi
sebelum pulang dengan penuh perhatian
14. Perawat memperhatikan transportasi yang dapat
saya gunakan ke tempat pelayanan kesehatan
terdekat
15. Perawat mudah ditemui/ dihubungi jika saya
membutuhkan perawat.
53

Sumber: Perry & Poter (2010).

Anda mungkin juga menyukai