Anda di halaman 1dari 48

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KESIAPSIAGAAN BIDAN


DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI PUSKESMAS
TELAGA DEWA DAN PUSKESMAS BETUNGAN
KOTA BENGKULU

Disusun Oleh :

DESI WAHYUNI
NPM : 2026040142.P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Skripsi ini Telah Disetujui untuk Dipertahankan di Hadapan Tim


Penguji Proposal Skripsi Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Tri Mandiri Sakti
Bengkulu

OLEH :

DESI WAHYUNI
NPM: 2026040142.P

Bengkulu, Mei 2021


Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Violita Siska Mutiara, SST, M.Kes Nuril Absari, S.SiT, M.Kes

Mengetahui
Ketua Prodi Kebidanan Program Sarjana Terapan
STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Mika Oktarina, SST, M.Kes

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya serta

kemudahan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi

yang berjudul “Hubungan Pengetahuan dengan Kesiapsiagaan Bidan dalam

Menghadapi Bencana Gempa Bumi di Puskesmas Telaga Dewa dan

Puskesmas Betungan Kota Bengkulu” sebagai persyaratan untuk

menyelesaikan pendidikan Sarjana Terapan Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Tri Mandiri Sakti Bengkulu.

Penulis menyadari penyusunan proposal skripsi ini banyak mendapatkan

bantuan, bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak yang telah diberikan

kepada penulis, untuk itu penulis menyampaikan banyak rasa terima kasih kepada:

1. Drs. H. S. Effendi, MS selaku Ketua STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu yang

telah memberikan arahan di STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu.

2. Mika Oktarina, SST, M.Kes selaku Ketua Prodi Kebidanan Program Sarjana

Terapan STIKES TRI Mandiri Sakti Bengkulu yang telah memberikan

dukungan.

3. Violita Siska Mutiara, SST, M.Kes selaku pembimbing I yang disela-sela

kesibukan selalu memberikan bimbingan dan masukan dalam menyusun

proposal skripsi ini.

4. Nuril Absari, S.SiT, M.Kes selaku pembimbing II yang selalu sabar

mengarahkan dan memberikan masukan dalam menyusun proposal skripsi ini.

iii
5. Bidan di Puskesmas Telaga Dewa dan Puskesmas Betungan Kota Bengkulu

yang telah memberikan izin pengambilan data awal sehingga proposal skripsi

ini selesai tepat pada waktunya.

6. Seluruh dosen pengajar dan staf tata usaha STIKES Tri Mandiri Sakti yang

telah memberikan dukungan dalam penyusunan proposal skripsi ini sehingga

terselesaikan tepat waktu.

7. Kepada semua keluarga yang penuh dengan kasih sayang dan kesabaran

memberikan dorongan, semangat, dukungan, dan selalu mendoakan

keberhasilan penulis selama pendidikan.

8. Teman-teman se-almamater yang telah memberikan dukungan dan doa serta

berbagi suka dan duka bersama selama perkuliahan sampai saat ini.

Demikian kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah penulis

harapkan untuk kesempurnaan proposal skripsi ini sehingga bermanfaat bagi kita

semua. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan karunia dan

rahmat serta membalas semua kebaikan dari pihak yang telah membantu dalam

penyusunan proposal skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Bengkulu, 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR JUDUL.......................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................ vi
DAFTAR BAGAN........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................
6
C. Tujuan Penelitian ...............................................................................
6
D. Manfaat Penelitian .............................................................................
7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Kajian Teori .......................................................................................
8
1. Gempa Bumi ...............................................................................
8
2. Kesiapsiagaan Bencana...............................................................
14
3. Pengetahuan ................................................................................
18
4. Hubungan Pengetahuan dengan Kesiapsiagaan Bidan dalam
Menghadapi Bencana Gempa Bumi............................................
23
B. Kerangka Konsep ..............................................................................
24
C. Definisi Operasional ..........................................................................
25
D. Hipotesis ............................................................................................
25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 26
B. Desain Penelitian ................................................................................. 26

v
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 26
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 27
E. Teknik Pengolahan Data ...................................................................... 27
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 28

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 Definisi operasional penelitian............................................................ 25

vii
DAFTAR BAGAN

Halaman
Bagan 1 Kerangka Konsep............................................................................... 24

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden


Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 Kuesioner
Lampiran 4 Berita Acara Bimbingan Proposal Skripsi
Lampiran 5 Foto Pengambilan Data Awal

ix
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut laporan World Health Organization (WHO) Antara 1998-

2017, gempa bumi menyebabkan hampir 750.000 kematian secara global,

lebih dari separuh kematian terkait bencana alam. Lebih dari 125 juta orang

terkena dampak gempa bumi selama periode ini, yang berarti mereka terluka,

kehilangan tempat tinggal, mengungsi atau dievakuasi selama fase darurat

bencana (WHO, 2019).

Wilayah Indonesia terletak diantara tiga lempeng tektonik yaitu

lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Hindia-Australia. Situasi ini

membuat Indonesia rentan terhadap gempa bumi, tsunami, letusan gunung

berapi, dan jenis bencana geologi lainnya. Ancaman bencana gempa bumi

meliputi hampir diseluruh wilayah Kepulauan Indonesia, baik dalam skala

kecil maupun skala besar (BNPB, 2018).

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

(BMKG), kejadian gempa bumi di Indonesia sebelum tahun 2017 rata-rata

hanya 4.000-6.000 kali dalam setahun, lalu yang dirasakan atau kekuatannya

lebih dari 5 sekitar 200-an. Namun setelah tahun 2017 jumlah kejadian itu

meningkat menjadi lebih dari 7.000 kali dalam setahun. Bahkan tahun 2018

tercatat sebanyak 11.920 kali kejadian gempa. Ini namanya bukan

peningkatan, tapi sebuah lonjakan (BMKG, 2020).

1
2

Gempa bumi adalah peristiwa berguncangnya bumi yang disebabkan

oleh tumbukan antar lempeng bumi, aktivitas sesar (patahan), aktivitas

gunung api, atau runtuhan batuan. Jenis bencana ini bersifat merusak, dapat

terjadi setiap saat dan berlangsung dalam waktu singkat. Gempa bumi dapat

menghancurkan bangunan, jalan, jembatan, dan sebagainya dalam sekejab

(BNPB, 2018).

Bidan merupakan tenaga kesehatan yang pada umumnya bekerja di

Puskesmas atau yang berada di masyarakat atau komunitas yang paling dekat

terkena dampak dari bencana. Kontribusi Bidan terhadap bencana/

pengurangan risiko darurat atau kesiapsiagaan sangat penting. Namun, Bidan

sering tidak termasuk dalam tenaga kesiapsiagaan bencana di tingkat lokal,

nasional dan internasional. Hal ini didukung oleh fakta dari WHO yang

menyebutkan bahwa kesehatan ibu, bayi baru lahir dan perempuan perlu

diperhatikan dalam manajemen korban massal sehingga International

Confrederation of Midwives (ICM) dan asosiasi anggotanya untuk

memastikan bahwa Bidan dapat berpartisipasi dan mengambil peran dalam

kesiapsiagaan bencana (Hesti, 2019).

Bidan di wilayah kerja potensi bencana harus siap memberikan asuhan

Kebidanan yang lebih optimal kepada seluruh masyarakat di tengah kondisi

bencana yang bisa terjadi setiap saat. Kesiapsiagaan Bidan dalam menghadapi

bencana merupakan salah satu upaya konkrit dalam mengurangi dampak

buruk terjadinya bencana. Bidan diharapkan mampu melakukan pemetaan ibu

hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir di daerah yang berpotensi bencana
3

sehingga mudah untuk evakuasi dan diberikan pelayanan yang lebih

komprehensif jika sewaktu-waktu terjadi bencana (Mashdariyah, 2018).

Kondisi Indonesia yang rentan terhadap bencana seharusnya diimbangi

dengan upaya peningkatan kesiapsiagaan bencana. Kesiapsiagaan adalah

serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui

pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.

Tujuan dilakukannya kesiapsiagaan bencana adalah untuk mengurangi risiko

(dampak) yang diakibatkan oleh adanya bencana (BNPB, 2018).

Faktor utama yang mengakibatkan timbulnya banyak korban akibat

bencana gempa adalah karena kurangnya kesiapsiagaan masyarakat tentang

bencana dan kurangnya kesiapan masyarakat dalam mengantisipasi bencana

tersebut (Simandalahi, 2019).

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan hal ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui panca indra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2020).

Dalam Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) (2015), pengetahuan

merupakan faktor utama dan menjadi kunci untuk kesiapsiagaan, minimnya

pengetahuan adalah penyebab utama tingginya korban akibat dinamika proses

alam yang terus berlangsung (Pratiwi, 2020).


4

Hasil penelitian Hesti (2019), tentang faktor-faktor yang berhubungan

dengan Kesiapsiagaan Bidan dalam Menghadapi Bencana Gempa dan

Tsunami di Puskesmas Kota Padang, menunjukkan terdapat hubungan yang

bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kesiapsiagaan bidan dalam

menghadapi bencana gempa dan tsunami di puskesmas kota Padang.

Bengkulu pernah dilanda gempa bumi paling besar pada 12 September

2007 berkekuatan 8.4 SR yang memicu tsunami ke pesisir Bengkulu Utara

hingga Mukomuko. Gelombang 2,2 meter juga melumat sebagian daratan

Padang. Stasiun Geofisika Kepahiang mencatat Bengkulu sudah dilanda 972

kali gempa tektonik dalam tiga tahun terakhir. Rinciannya pada 2016

sebanyak 346 kali, 2017 sebanyak 294 kali dan 2018 meningkat hingga 332

kali. Kekuatannya mulai dari 2,5 hingga 6 SR. Dari 332 gempa di 2018 yang

terjadi sepanjang tahun ini, hanya 30 gempa yang dirasakan masyarakat.

Gempa tersebut rata-rata disebabkan oleh aktivitas subduksi lempeng Indo-

Australia yang menyusup ke bawah lempeng Eurasia dan terjadi deformasi

batuan. Menurut BMKG, gempa terbanyak disebabkan lempeng subduksi di

laut. Sementara yang berpusat di darat sedikit (KP2C, 2020).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bengkulu tahun 2020 jumlah

Puskesmas yang berada di Kota Bengkulu sebanyak 20 Puskesmas yang

terdiri dari 201 Bidan. Dari 20 Puskesmas tersebut jumlah bidan terbanyak

yaitu di Puskesmas Telaga Dewa Kota Bengkulu berjumlah 27 bidan.

Jika melihat persentase penyebaran penduduk, maka kecamatan dengan

presentase penduduk terbanyak berada di kecamatan Selebar yaitu sebesar


5

21,28%. Hal ini disebabkan luasnya wilayah kecamatan Selebar dibandingkan

kecamatan lainnya, juga dipengaruhi oleh makin pesatnya pembangunan

komplek perumahan baru (Kota Bengkulu Dalam Angka, 2021).

Alasan peneliti mengambil tempat penelitian di Puskesmas Telaga

Dewa dan Puskesmas Betungan yaitu karena jumlah bidan di Puskesmas

Telaga Dewa yang lebih banyak daripada puskesmas lainnya dan laju

penyebaran penduduk yang terus bertambah di kecamatan Selebar daripada

kecamatan lainnya. Hal ini menunjukkan faktor kerentanan dari aspek

kependudukan cukup tinggi yang mengakibatkan tingkat resiko yang tinggi

pula.

Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan pada tanggal 5 April

2021 di Puskesmas Telaga Dewa dan pada tanggal 20 April 2021 di

Puskesmas Betungan melalui wawancara dari 8 orang bidan terdapat 2 orang

siap terhadap bencana gempa bumi karena telah mengikuti pelatihan

kesiapsiagaan bencana dan mengetahui tentang apa saja yang harus dilakukan

bidan saat terjadi gempa bumi dan 6 orang kurang siap karena belum pernah

mengikuti pelatihan kesiapsiagaan bencana dan kurang mengetahui apa saja

yang harus dilakukan bidan saat terjadi gempa bumi.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik melakukan

penelitian lebih lanjut tentang hubungan pengetahuan dengan kesiapsiagaan

bidan dalam menghadapi gempa bumi di Puskesmas Telaga Dewa dan

Puskesmas Betungan Kota Bengkulu”.


6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah

penelitian yang diambil adalah “Apakah ada hubungan pengetahuan dengan

kesiapsiagaan bidan dalam menghadapi bencana gempa bumi di Puskesmas

Telaga Dewa dan Puskesmas Betungan Kota Bengkulu?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mempelajari hubungan pengetahuan dengan kesiapsiagaan

bidan dalam menghadapi bencana gempa bumi di Puskesmas Telaga

Dewa dan Puskesmas Betungan Kota Bengkulu.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran kesiapsiagaan bidan dalam menghadapi

bencana gempa bumi di Puskesmas Telaga Dewa dan Puskesmas

Betungan Kota Bengkulu.

b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan bidan dalam menghadapi

bencanagempa bumi di Puskesmas Telaga Dewa dan Puskesmas

Betungan Kota Bengkulu.

c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kesiapsiagaan

bidan dalam menghadapi bencanagempa bumi di Puskesmas Telaga

Dewa dan Puskesmas Betungan Kota Bengkulu.

D. Manfaat Penelitian
7

1. Bagi Puskesmas Telaga Dewa dan Puskesmas Betungan Kota

Bengkulu

Diharapkan hasil penelitian ini dapat disampaikan kepada

Puskesmas lokasi penelitian berupa laporan akhir yang dapat menjadi

dasar dalam pertimbangan peningkatan manajemen dan kompetensi

kesiapsiagaan bencana bagi tenaga kesehatan terutama bidan di

puskesmas.

2. Bagi STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi

mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan tentang hubungan

pengetahuan dengan kesiapsiagaan bidan dalam menghadapi bencana

gempa bumi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar

atau pembanding bagi penelitian selanjutnya dalam mengembangkan dan

menyempurnakan penelitian yang akan datang berhubungan dengan

kesiapsiagaan terhadap bencana gempa bumi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Gempa Bumi

a. Pengertian

Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat

pelepasan energi dari dalam perut bumi secara tiba-tiba, sehingga

menciptakan gelombang seismik, yang ditandai dengan patahnya

lapisan batuan pada kerak bumi (Anies, 2017).

Gempa bumi adalah peristiwa berguncangnya bumi yang

disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, aktivitas sesar

(patahan), aktivitas gunung api, atau runtuhan batuan. Jenis bencana

ini bersifat merusak, dapat terjadi setiap saat dan berlangsung dalam

waktu singkat. Gempa bumi dapat menghancurkan bangunan, jalan,

jembatan, dan sebagainya dalam sekejab (BNPB, 2018).

Gempa bumi adalah tekanan yang terjadi akibat pergerakan

lempeng yang terlampau besar untuk di tahan dan terjadi tumbukan

antar lempeng yang menghasilkan getaran yang kuat sampai ke

permukaan bumi (Meilany, 2015).

Gempa bumi adalah goncangan yang mengguncang suatu

daerah mulai dari yang tingkat rendah sampai tingkat tinggi yang

membahayakan. Rumah, gedung, menara, jalan, jembatan, taman


9

dan lainnya dapat hancur rata dengan tanah jika terkena gempa bumi

besar (Khambali, 2017).

b. Penyebab gempa bumi

Gempa bumi dapat disebabkan karena tumbukan antar

lempeng yang kuat sampai ke permukaan bumi, hasil pelepasan

energi dari inti bumi yang dikenal dengan istilah gempa tektonik.

Selain gempa bumi atau gempa tektonik, dikenal juga gempa

vulkanik yaitu gempa yang terjadi akibat meletusnya gunung berapi.

Pada peristiwa ini, magma yang berada dalam dapur magma

mendesak menuju kubah gunung oleh suatu tenaga penggerak

sehingga menimbulkan gempa di sekitar daerah letusan gunung

berapi. Gempa runtuhan yang terjadi di area pegunungan yang

runtuh, gua-gua yang runtuh, serta di sekitar tanah yang longsor.

Aktivitas ledakan nuklir atau ledakan di area galian barang tambang

juga dapat menyebabkan gempa (Meilany, 2015).

Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi

yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan lempengan yang

bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya

mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut tidak dapat di tahan

lagi oleh pinggiran lempengan dan terjadilah gempa bumi. Penyebab

lainnya karena pergerakan magma dalam gunung berapi yang

menjadi gejala terjadinya letusan gunung berapi. Menumpuknya

massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di
10

Zambia, Afrika. Injeksi atau ekstraksi cairan dari/ke dalam bumi

(contohnya, pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan

di Rocky Mountain, Arsenal). Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari

peledakan bahan peledak. Hal ini membuat para ilmuan memonitor

tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi

disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas

terinduksi (Khambali, 2017).

Menurut Anies (2017), terdapat beberapa faktor penyebab

gempa bumi. Penyebab-penyebab tersebut yaitu:

1) Pelepasan energi lempeng tektonik

Pelepasan energi ini terjadi karena tekanan yang dilakukan oleh

pergerakan lempeng-lempeng tektonik secara terus-menerus.

Semakin lama tekanan ini akan semakin besar, yang akhirnya

tekanan tersebut tidak mampu ditahan lagi oleh pinggiran

lempeng-lempeng bumi. Saat inilah terjadi pelepasan energi

secara tiba-tiba sehingga timbulah gempa bumi.

2) Proses subduksi

Dalam proses ini terjadi tumbukan antara dua lempeng bumi

sehingga satu lempeng bumi terdorong ke bawah lempeng bumi

yang lain. Peristiwa ini terjadi karena lempeng samudra di laut

menumbuk lempeng benua yang lebih tipis di darat. Lempeng

samudra yang jatuh dan bergesekan dengan lempeng benua di

atasnya dapat melelehkan kedua bagian lempeng tersebut.


11

Akibatnya dapat terjadi gempa bumi dengan kekuatan yang

sangat besar.

3) Pergerakan magma di dalam gunung berapi, gempa bumi jenis

ini merupakan tanda awal terjadinya letusan gunung berapi.

4) Penumpukkan massa air yang sangat besar di balik dam. Gempa

bumi jenis ini sangat jarang terjadi. Peristiwa ini pernah terjadi

pada Dam Karibia di Zambia, Afrika.

5) Injeksi atau akstraksi cairan, meskipun lebih jarang tetapi pernah

terjadi pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi di

Rocky Mountain Arsenal, Inggris.

6) Penggunaan bahan peledak dengan kekuatan besar.

c. Jenis Gempa Bumi

Menurut Anies (2017), berdasarkan penyebab terjadinya

gempa bumi ini dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu:

1) Gempa Vulkanik (Gunung Api)

Gempa bumi ini terjadi akibat aktivitas magma, yang biasa terjadi

sebelum gunung api meletus. Di mana pergerakan secara terus-

menerus dari magma dan cairan yang bersifat hidrotermal (peka

terhadap panas/kenaikan suhu) di bawah gunung berapi.

2) Gempa Runtuhan

Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah penggalian batu

kapur dan sejenisnya, getarannya sangat kecil dan setempat.


12

3) Gempa Buatan

Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh

aktivitas dari manusia, seperti percobaan nuklir yang getaran

gelombangnya dapat menjalar di dalam bumi sehingga terekam

oleh seismograph.

4) Gempa Tektonik

Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya gesekan atau tumbukan

pada kerak bumi. Tumbukan ini terjadi akibat pergerakan

lempeng-lempeng tektonik yang ada di bawah permukaan bumi.

d. Kedalaman dan kekuatan gempa bumi

Berdasarkan kedalaman sumber (h), gempa bumi digolongkan

atas (Sunarjo, 2012):

1) Gempa bumi dalam h > 300 Km .

2) Gempa bumi menengah 60 < h <300 Km

3) Gempa bumi dangkal h <60 Km

Berdasarkan kekuatannya atau magnitudo (M), gempa bumi

dapat dibedakan atas (Sunarjo, 2012):

1) Gempa bumi sangat besar dengan magnitudo lebih besar dari 8

SR.

2) Gempa bumi besar magnitudo antara 7 hingga 8 SR.

3) Gempa bumi merusak magnitudo antara 5 hingga 6 SR.

4) Gempa bumi sedang magnitudo antara 4 hingga 5 SR.

5) Gempa bumi kecil dengan magnitudo antara 3 hingga 4 SR


13

6) Gempa bumi mikro magnitudo antara 1 hingga 3 SR

7) Gempa bumi ultra mikro dengan magnitudo lebih kecil dari 1 SR.

e. Dampak gempa bumi

Dampak yang dapat ditimbulkan dari kejadian gempa bumi

meliputi korban jiwa, cedera/luka, gangguan psikologis berupa

trauma, kerusakan fisik bangunan, sarana dan fasilitas umum,

perubahan atau gangguan kehidupan sosial, ekonomi, politik dan

spiritual (Anies, 2017).

Menurut Meilany (2015), beberapa dampak dari gempa bumi

adalah sebagai berikut :

1) Menggetarkan bangunan : bangunan-bangunan tersebut roboh,

bahkan ada yang hampir rata dengan tanah.

2) Merusakkan jaringan infrastruktur : guncangan gempa yang kuat

dapat merusak jalan, robohnya jembatan, serta memutuskan

aliran listrik dan sambungan telepon. Gempa juga diikuti oleh

kebakaran dari instalasi listrik dan gas di permukiman serta di

beberapa fasilitas publik.

3) Menyebabkan tanah longsor : guncangan gempa yang kuat dapat

menimbulkan bencana tanah longsor dan menimbun permukiman

warga.

4) Menimbulkan tsunami : terjadi jika pusat gempa berada di dasar

laut sehingga menimbulkan gelombang tinggi di pantai.


14

Dampak dari gempa tidak hanya berupa kerugian material dan

korban jiwa, tetapi juga kerugian lain berupa pemulihan fisik bagi

korban luka berat dan ringan, pemulihan psikis dari yang ringan

sampai berat karena trauma akan ketakutan bencana yang dialami,

serta terhentinya aktivitas keseharian masyarakat dalam segala bidang

(Meilany, 2015).

2. Kesiapsiagaan Bencana

a. Pengertian

Kesiapsiagaan merupakan serangkaian kegiatan untuk

mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta langkah-

langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Membangun

kesiapsiagaan merupakan langkah penting dan strategis, meskipun

tidak mudah dilakukan. Hal ini menyangkut sikap mental dan disiplin

yang tinggi (Anies, 2017).

Kesiapsiagaan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan

untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui

langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Banyak upaya

kesiapsiagaan bermanfaat dalam berbagai situasi bencana, yaitu

(BNPB, 2018) :

1) Memahami bahaya di sekitar.

2) Memahami sistem peringatan dini setempat. Mengetahui rute

evakuasi dan rencana pengungsian.


15

3) Memiliki keterampilan untuk mengevaluasi situasi secara cepat

dan mengambil inisiatif tindakan untuk melindungi diri.

4) Memiliki rencana antisipasi bencana untuk keluarga dan

mempraktekkan rencana tersebut dengan latihan.

5) Mengurangi dampak bahaya melalui latihan mitigasi.

6) Melibatkan diri dengan berpartisipasi dalam pelatihan.

Kesiapsiagaan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan

untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta langkah

yang tepat guna dan berdaya guna (Pasal 1 (7) UU RI No.24 Tahun

2007). Sedangkan kesiapsiagaan menurut Carter (1991) (dalam

Khambali, 2017) adalah berbagai tindakan yang memungkinkan

pemerintahan, organisasi, masyarakat, komunitas, dan individu untuk

mampun menanggapi suatu situasi bencana secara cepat dan tepat

guna. Contohnya:

1) Penyiapan sarana komunikasi.

2) Pos komando.

3) Penyiapan lokasi evakuasi.

4) Rencana kontinjensi.

5) Sosialisasi peraturan/pedoman penanggulangan bencana.

Menurut The United Nations International Strategy For Disaster

Reduction (UNISDR, 2009) (dalam Khambali,2017), Kesiapsiagaan

adalah pengetahuan dan kapasitas yang dikembangkan oleh

pemerintah, lembaga-lembaga profesional dalam bidang respons dan


16

pemulihan, serta masyarakat dan perorangan dalam mengantisipasi,

merespons, dan pulih secara efektif dari dampak-dampak peristiwa

atau kondisi ancaman bahaya yang mungkin ada, akan segera ada,

atau saat ini ada.

b. Komponen kesiapsiagaan bencana

Salah satu kecepatan penyelenggaraan operasi penanggulangan

bencana (respons time), yaitu menyelenggarakan siaga

penanggulangan bencana yang meliputi kesiagaan pada 5 (lima)

komponen utama penanggulangan bencana, antara lain:

1) Kesiapan manajemen operasi penanggulangan bencana.

2) Kesiapan fasilitas penanggulangan bencana.

3) Kesiapan komunikasi penanggulangan bencana.

4) Kesiapan pertolongan darurat penanggulangan bencana.

5) Dokumentasi.

Termasuk ke dalam tindakan kesiapsiagaan adalah penyusunan

rencana penanggulangan bencana, pemeliharaan, dan pelatihan

personel. Kesiapsiagaan merupakan bagian tak terpisahkan dari

manajemen bencana secara terpadu (Khambali, 2017).

c. Tugas sistem kesiapsiagaan bencana

Menurut Khambali (2017), tugas sistem kesiapsiagaan antara lain

sebagai berikut:

1) Mengevaluasi risiko yang ada pada suatu negara/daerah tertentu

terhadap bencana.
17

2) Menjalankan standar dan peraturan.

3) Mengatur sistem komunikasi, informasi, dan peringatan.

4) Menjamin mekanisme koordinasi dan tanggapan.

5) Menjalankan langkah-langkah untuk memastikan bahwa sumber

daya keuangan dan sumber daya lain yang tersedia untuk

meningkatkan kesiapan dan dapat dimobilisasikan saat situasi

bencana.

6) Mengembangkan program pendidikan masyarakat.

7) Mengoordinasi penyampaian informasi pada media massa.

8) Mengoordinasi latihan simulasi bencana yang dapat menguji

mekanismerespons/tanggapan.

d. Upaya peningkatan kesiapsiagaan

Menurut Pasal 45 (2) UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang

penanggulangan bencana menjelaskan hal-hal yang dapat dilakukan

untuk memastikan upaya yang cepat dan tepat dalam menghadapi

bencana diantaranya:

1) Penyusunan dan uji coba rencana penanggulangan kedaruratan

bencana.

2) Pengorganisasian, pemasangan, dan pengujian sistem peringatan

dini.

3) Penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhan kebutuhan

dasar.
18

4) Pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan, dan gladi tentang

mekanisme tanggap darurat.

5) Penyiapan lokasi evakuasi.

6) Penyusunan data akurat, informasi, dan pemutakhiran prosedur

tetap tanggap darurat bencana.

7) Penyediaan dan penyiapan bahan, barang, dan peralatan untuk

pemenuhan pemulihan prasarana dan sarana.

3. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,

hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu

pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra

pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata) (Notoatmodjo,

2020).

b. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2020), pengetahuan seseorang terhadap

objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda-beda. Secara

garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu:


19

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai usaha mendapatkan kembali

pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, untuk

mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat

menggunakan pertanyaan-pertanyaan.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan hanya sekedar tahu terhadap

objek tersebut, dan juga tidak sekedar menyebutnya, tapi orang

tersebut dapat menginterprestasikan secara besar tentang objek

yang di ketahui. Orang yang telah memahami objek dan materi

harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menarik

kesimpulan, meramalkan terhadap suatu objek yang di pelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi di artikan apabila orang yang telah memahami

objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan

prinsip yang diketahui tersebut pada situasi atau kondisi yang

lain.

4) Analisis(Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang dalam menjabarkan

atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara

komponen-komponen dalam suatu objek atau masalah yang di

ketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang telah sampai pada

tingkatan analisis adalah jika orang tersebut dapat membedakan,


20

memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan)

terhadap pengetahuan objek tersebut.

5) Sintesis (Synthesis)

Sistensis merupakan kemampuan seseorang dalam

merangkum atau meletakan dalam suatu hubungan yang logis dari

komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata

lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi

baru dari formasi yang sudah ada sebelumnya.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi merupakan kemampuan seseorang untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.

Penilaian berdasarkan suatu kriteria yang di tentukan sendiri atau

norma-norma yang berlaku di masyarakat.

c. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Budiman (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi

adalah sebagai berikut :

1) Pendidikan

Pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan perilaku

individu ataupun kelompok serta menajadi salah satu upaya

proses pendewasaan melalui pengajaran dan pelatihan.

Pendidikan memiliki peran yang penting dalam pendidikan

kebencanaan baik di tingkat sekolah maupun di luar sekolah (baik

formal maupun non formal). Semakin tinggi pendidikan


21

seseorang maka semakin mudah untuk menerima informasi, baik

dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak

informasi yang didapatkan semakin banyak pula pengetahuan

yang didapat tentang kebencanaan.

2) Informasi/media massa

Pengetahuan individu akan baik apabila semakin banyak

informasi yang diterima dalam suatu pembelajaran. Informasi

dapat diperoleh melalui pembelajaran formal maupun non formal

sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti

televisi, radio, surat kabar, majalah, handphone dan lainnya.

3) Sosial, budaya, dan ekonomi

Sosial dan budaya yang baik maka akan meningkatkan

pengetahuan individu melalui cara berpikir yang sesuai dengan

ilmu yang dipelajari. Status ekonomi seseorang akan

mempengaruhi ketersediaan fasilitas belajar apabila fasilitas

memadai maka proses pembelajaran akan berjalan dengan baik.

4) Lingkungan

Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya

pengetahuan individu, apabila lingkungan mendukung proses

pembelajaran maka akan lebih baik hasil pembelajaran yang

dicapai.
22

5) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan merupakan suatu

cara pembelajaran bagi individu untuk mencari penyelesaian dari

masalah yang dihadapi sebelumnya.

6) Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh

semakin membaik.

d. Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur

dari subjek penelitian atau responden (Budiman, 2013). Kedalaman

pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan

dengan tingkat pengetahuan responden yang meliputi tahu,

memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi (Notoatmodjo,

2017).

Menurut Arikunto (dalam Budiman, 2013), penilaian dilakukan

dengan cara membandingkan jumlah skor yang diharapkan (tertinggi)

kemudian dikalikan 100% dan hasilnya prosentase kemudian

digolongkan menjadi 3 kategori yaitu kategori baik (75 -100%),

sedang atau cukup (56 – 74%) dan kurang (≤55%).


23

4. Hubungan Pengetahuan dengan Kesiapsiagaan Bidan dalam

Menghadapi Bencana Gempa Bumi

Hasil penelitian Silviani (2020), Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Upaya Mitigasi Bencana Bidang Kesehatan Reproduksi Di

Seluruh Puskesmas Kota Bengkulu, menunjukkan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara pengetahuan dengan upaya mitigasi bencana

bidang kesehatan reproduksi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat

dijelaskan bahwa sebagian besar bidan yang mempunyai pengetahuan

baik maka upaya mitigasi bencana dalam bidang kesehatan reproduksinya

lebih baik, begitupun sebaliknya bidan yang mempunyai pengetahuan

kurang mereka secara umum upaya mitigasi kesehatan reproduksinya

kurang baik, artinya pengetahuan bidan akan menentukan upaya mitigasi

kesehatan reproduksi. Pengetahuan merupakan faktor utama dan menjadi

kunci untuk kesiapsiagaan.

Hasil penelitian Hesti (2019), tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan Kesiapsiagaan Bidan dalam Menghadapi Bencana

Gempa dan Tsunami di Puskesmas Kota Padang, menunjukkan terdapat

hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan

kesiapsiagaan bidan dalam menghadapi bencana gempa dan tsunami di

puskesmas kota Padang.

Hasil penelitian Mashdariyah (2018), tentang Hubungan

Pengetahuan Mahasiswa Tentang Manajemen Pra Bencana Dengan Sikap

Kesiapsiagaan Pada Kegiatan Simulasi Bencana Banjir Di Akademi


24

Kebidanan Mandiri Gresik Tahun 2017, menunjukkan ada hubungan yang

signifikan antara pengetahuan mahasiswa kebidanan tentang manajemen pra

bencana dengan sikap kesiapsiagaan bencana pada kegiatan simulasi bencana

banjir di Akademi Kebidanan Mandiri Gresik.

B. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Kesiapsiagaan Bidan
Pengetahuan MenghadapiBencana
Gempa Bumi

Bagan 1.
Kerangka Konsep
25

C. Definisi Operasional

Tabel 1
Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala


1 Pengetahua Pengetahua KuesionerMembagikan 0: Kurang Ordinal
n n umum Kuesioner jika
tentang jawaban
bencana benar <
gempa bumi 56%
meliputi 1: Cukup
definisi, jika
penyebab, jawaban
jenis dan benar >
dampak 56%-
gempa bumi 75%
2: Baik
jika
jawaban
benar >
75%-
100%
2 Kesiapsiag Penerapan KuesionerMembagikan 0: Tidak Nomina
aan bidan kesiapsiaga Kuesioner Siap l
dalam an dalam 1: Cukup
menghadap menghadapi Siap
i bencana bencana 2: Siap
gempa gempa bumi
bumi

D. Hipotesis

H0 : Tidak ada hubungan pengetahuan dengan kesiapsiagaan bidan dalam

menghadapi bencana gempa bumi di Puskesmas Telaga Dewa dan

Puskesmas Betungan Kota Bengkulu.

Ha : Ada hubungan pengetahuan dengan kesiapsiagaan bidan dalam

menghadapi bencana gempa bumi di Puskesmas Telaga Dewa dan

Puskesmas Betungan Kota Bengkulu.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan diwilayah kerja Puskesmas Telaga

Dewa dan Puskesmas Betungan Kota Bengkulu bulan Mei 2021.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian secara survey analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu

dimana variabel independen adalah pengetahuan dan variabel dependen

adalah kesiapsiagaan bidan menghadapi bencana gempa bumi, dimana data

dikumpulkan dalam waktu bersamaan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini seluruh bidan di Puskesmas Telaga Dewa

dan Puskesmas Betungan bulan Mei Tahun 2021 sebanyak 41 orang.

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik

purposive sampling yaitu seluruh bidan di Puskesmas Telaga Dewa dan

Puskesmas Betungan Mei Tahun 2021 sebanyak 41 orang dijadikan

sebagai sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel yang memenuhi

kriteria sebagai berikut akan dijadikan sampel pada penelitian, yaitu :


27

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah bidan di Puskesmas

Telaga Dewa dan Puskesmas Betungan Kota Bengkulu dan bersedia

menjadi responden.

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah Bidan yang sedang

cuti (tidak masuk kerja) dan bidan yang tidak bersedia menjadi

responden.

D. Teknik Pengumpulan Data

Cara mengumpulkan data pada penelitian ini digunakan data sekunder

dan primer. Data sekunder merupakan data bidan yang diperoleh dari register

Dinas Kesehatan dan Puskesmas sedangkan data primer merupakan data

pengetahuan dan kesiapsiagaan bencana melalui pembagian kuesioner secara

langsung pada bidan.

E. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini terbagi menjadi beberapa tahapan

yaitu sebagai berikut ini :

1. Memeriksa Data (Editing) yaitu melakukan pengecekan intrumen

pengumpulan data berupa cheklis atau buku register kemudian di koreksi

dan di periksa sebelum masuk ke tahap selanjurnya.

2. Pemberian Kode (Coding) yaitu merupakan pemberian kode sesuai

variabel penelitian agar memudahkan proses pengolahan.


28

3. Tabulasi (Tabulating) yaitu membuat data yang telah diberi kode kedalam

bentuk tabel.

4. Memasukkan Data (Entry data) yaitu data yang telah dibuat dalam bentuk

tabel dimasukkan ke dalam komputer untuk dilakukan pengolahan.

5. Pembersihan Data (Cleaning data) yaitu data yang sudah dimasukkan

kedalam komputer dilakukan pengecekan serta pembersihan sehingga

dapat diperbaiki jika ada kesalahan sebelum dilakukan analisis data

menggunakan program SPSS.

F. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan

presentase dari tiap variabel yaitu variabel independen (pengetahuan) dan

variabel dependen (kesiapsiagaan bidan dalam menghadapi bencana

gempa bumi).

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel

independen (pengetahuan) dengan variabel dependen (kesiapsiagaan

bidan dalam menghadapi bencana gempa bumi) dengan menggunakan uji

statistik chi square. Untuk mengetahui keeratan hubungan dilakukan uji

statistik contingency coefficient (C).


DAFTAR PUSTAKA

Anies. (2017). Negara Sejuta Bencana. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Budiman & Riyanto, A. (2013). Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan Sikap
Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). (2020). Tingkatan


Kesiapan Hadapi Tsunami di Masa Pandemi, BMKG Gelar IOWave20.
(Diakses pada tanggal 17 April 2021). Tersedia dari:
https://www.bmkg.go.id/berita/?p=tingkatkan-kesiapan-hadapi-bencana-
gempabumi-dan-tsunami-bmkg-gelar-iowave20&lang=ID&s=detil

BNPB. (2018). Buku Saku: Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana.


Jakarta: Pusat Data Informasi dan Humas BNPB.

Erita, dkk. (2019). Buku Materi Pembelajaran Manajemen Gawat Darurat dan
Bencana. Jakarta: Universitas Kristen Indonesia.

Hesti, N., & Yetti, H. (2018).Artikel Penelitian Faktor-Faktor yang berhubungan


dengan Kesiapsiagaan Bidan dalam Menghadapi Bencana Gempa dan
Tsunami di Puskesmas Kota Padang. Fk.Unand.ac.id, 8(2), 338–345.

Khambali, I. (2017). Manajemen Penanggulangan Bencana.Yogyakarta: ANDI.

Komunitas Peduli Sungai Cileungsi dan Cikeas (KP2C). (2020). Bumi Rafflesia di
Bawah Bayang-bayang Gempa Bumi. (Diakses pada tanggal 4 Mei 2021).
Tersedia dari: http://kp2c.org/bumi-reflesia-di-bawah-bayang-bayang-
gempa-bumi/

BPS Kota Bengkulu. (2021). Kota Bengkulu Dalam Angka 2021. Bengkulu : BPS
Kota Bengkulu.

Mashdariyah, A. (2018). Hubungan Pengetahuan Mahasiswa Tentang Manajemen


Pra Bencana Dengan Sikap Kesiapsiagaan Pada Kegiatan Simulasi Bencana
Banjir Di Akademi Kebidanan Mandiri Gresik Tahun 2017. Jurnal
Midpro, 10(2), 64-70.

Meilany. (2015). Bersahabatlah dengan Bencana Gempa Bumi. Jakarta:


Mediantara Semesta.

Notoatmodjo, S. (2017). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2020). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


Pratiwi, W. R. (2020). Pendidikan Kespro dalam Menghadapi Situasi Darurat
Bencana sebagai Upaya Peningkatan Kesejahteraan dan Reproduksi
Sehat. Indonesian Journal of Community Dedication, 2(2), 39-44.

Silviani, Y. E., & Absari, N. (2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Upaya Mitigasi Bencana Bidang Kesehatan Reproduksi Di Seluruh
Puskesmas Kota Bengkulu. Journal for Quality in Women's Health, 3(2),
216-224.

Simandalahi, T., Alwi, N. P., Sari, I. K., & Prawata, A. H. M. (2019). Edukasi
Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Melalui Pendidikan
Kesehatan. Jurnal Abdimas Saintika, 1(1), 51-55.

Sunarjo, dkk. (2012). Gempa Bumi Edisi Populer. Jakarta: BMKG.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang


Penanggulangan Bencana. BNPB. 2007

WHO. (2019). Earthquakes. Diakses melalui https://www.who.int/health-


topics/earthquakes#tab=tab_1
Lampiran 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Bengkulu, Mei 2021


Kepada Yth
...........................
Di -
Tempat
Dengan Hormat,
Saya mahasiswa Sarjana Terapan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Tri Mandiri Sakti Bengkulu.
Nama : DESI WAHYUNI
NPM : 2026040142.P
Semester : II (dua)
Bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul
“HubunganPengetahuan dengan Kesiapsiagaan Bidan dalam Menghadapi
Bencana Gempa Bumi di Puskesmas Telaga Dewadan Puskesmas Betungan Kota
Bengkulu”.
Sehubungan dengan hal yang di atas, saya mohon kesediaan ibu untuk
dapat menjadi responden dalam penelitian ini. Kerahasiaan atas semua informasi
yang diberikan akan dijaga dan digunakan untuk kepentingan penelitian.
Apabila ibu menyetujui, maka dengan ini saya memohon kesediaannya
untuk mengisi kuesioner yang diberikan. Atas perhatian dan kerjasama ibu, saya
ucapkan banyak terima kasih.

Bengkulu, 2021

Hormat Saya,

(Desi Wahyuni)
Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Umur :
Alamat :
Dengan ini menyatakan bahwa saya telah mendapatkan penjelasan
mengenai maksud dari pengumpulan data untuk penelitian mengenai
“HubunganPengetahuan dengan Kesiapsiagaan Bidan dalam Menghadapi
Bencana Gempa Bumi di Puskesmas Telaga Dewa dan Puskesmas Betungan Kota
Bengkulu”. Untuk itu secara sukarela saya menyatakan bersedia menjadi
responden penelitian tersebut.
Adapun bentuk kesediaan saya adalah :
1. Bersedia ditemui dan memberikan keterangan yang diperlukan untuk
penelitian.
2. Bersedia mengisi kuesioner penelitian.
Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh
kesadaran tanpa paksaan.

Bengkulu, 2021
Responden

(
)
Lampiran 3

KUESIONER

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KESIAPSIAGAAN BIDAN


DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI PUSKESMAS
TELAGA DEWA DAN PUSKESMAS BETUNGAN
KOTA BENGKULU

A. Identitas Responden
a. No Responden:
b. Nama :
c. Umur :
d. Pendidikan :
B. PENGETAHUAN
Petunjuk Pengisian
Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pengetahuan Ibu miliki
dengan memberikan checklist (√) pada jawaban yang menurut anda paling
tepat.

1. Indonesia merupakan negara rawan bencana gempa bumi karena……


a. Letak geografis Indonesia berada di daerah pertemuan lempeng Indo-
Australia, Eurasia dan lempeng Pasifik
b. Letak geografis Indonesia yang dilintasi garis katulistiwa
c. Indonesia sangat dekat dengan samudera Hindia
d. Banyak gunung berapi yang masih aktif
2. Suatu peristiwa gempa bumi dapat disebut bencana bila……
a. Mengancam nyawa
b. Korbannya banyak
c. Dokter tidak ada
d. Stok obat hilang
3. Gempa bumi yang terjadi di beberapa daerah merupakan contoh dari……
a. Bencana sosial
b. Bencana alam
c. Bencana teknologi
d. Bencana gagal modernisasi
4. Dampak gempa bumi terhadap kesehatan adalah sebagai berikut,
kecuali……
a. Rusaknya sarana dan prasarana kesehatan
b. Gedung rumah sakit dan puskesmas rusak
c. Alat kesehatan dan stok obat rusak atau hilang
d. Pelayanan kesehatan meningkat
5. Berikut siklus terjadinya bencana gempa bumi adalah……
a. Pra bencana – saat bencana – pasca bencana
b. Respon – mitigasi – rekonstruksi
c. Pencegahan – tanggap darurat – rehabilitasi
d. Pemulihan – tanggap darurat – kesiapsiagaan
6. Tindakan penanggulangan gempa bumi yang dilakukan pada fase sebelum
terjadi gempa bumi disebut……
a. Pemulihan
b. Tanggap darurat
c. Kesiapsiagaan
d. Rekonstruksi
7. Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau
menghilangkan risiko bencana gempa bumi dilakukan pada tahap……
a. Kesiapsiagaan
b. Pencegahan
c. Rehabilitasi
d. Rekonstruksi
8. Makin tinggi ancaman bahaya gempa bumi di suatu daerah, maka……
a. Makin tinggi tingkat kerentanan masyarakat atau penduduk
b. Makin tinggi risiko daerah tersebut terkena gempa bumi
c. Makin tinggi tingkat kemampuan bidan
d. Makin kecil resiko yang dihadapinya
9. Resiko suatu bencana dapat dikurangi bila bidan……
a. Mengurangi daya tahan
b. Mengurangi dampak bencana
c. Meningkatkan ancaman
d. Meningkatkan kemampuan
10. Peran bidan di puskesmas saat terjadi bencana adalah……
a. Melakukan perawatan pasien ringan
b. Pemberian obat ringan
c. Membuat masalah tambah rumit
d. Merujuk pasien

Keterangan : Modifikasi kuesioner Erita, dkk (2019)


KUNCI JAWABAN

1. A
2. A
3. B
4. D
5. A
6. C
7. B
8. B
9. D
10. C
C. KESIAPSIAGAAN BIDAN
Berilah tanda (x) pada jawaban pertanyaan di bawah ini yang menurut anda
paling tepat
Jawaban
NO Pernyataan Ya Tidak
1 Kesiapsiagaan sangat diperlukan dan harus dimiliki
seseorang dalam menghadapi bencana gempa bumi
2 Saya memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
terkait dengan korban jiwa saat bencana
3 Saya ikut terlibat dalam berbagai dinas
pemerintahan, organisasi lingkungan, palang merah
nasional, maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan
dalam memberikan penyuluhan dan simulasi
persiapan menghadapi bencana kepada masyarakat
4 Saya mengetahui sistem peringatan bencana gempa
5 Saya mengetahui perlengkapan yang dapat dibawa
saat gempa bumi terjadi (pakaian seperlunya,
makanan ringan tahan lama, air minum, kotak obat-
obatan/P3K, radio/ponsel, senter, uang, masker dan
lainnya)
6 Saya mengetahui jalur dan tempat evakuasi saat
gempa bumi terjadi
7 Saya memberikan informasi tempat-tempat alternatif
penampungan dan posko-posko bencana kepada
masyarakat
8 Saya terlibat dalam program promosi kesehatan
untuk meningkatkan kesiapan masyarakat dalam
menghadapi gempa bumi
9 Saya mengikuti pendidikan dan pelatihan
penanggulangan gempa bumi untuk setiap fasenya
10 Saya memiliki nomor telepon darurat seperti dinas
kebakaran, rumah sakit, ambulans dan petugas lain
yang dapat di hubungi saat terjadi bencana gempa
bumi

Keterangan : Modifikasi kuesioner Erita,dkk (2019)


Lampiran 4

BERITA ACARA BIMBINGAN PROPOSAL SKRIPSI

Nama : Desi Wahyuni


NPM : 2026040142.P
Jurusan : Program Sarjana Terapan Kebidanan
Judul Skripsi: Hubungan pengetahuan dengan kesiapsiagaan bidan dalam
menghadapi bencana gempa bumi di Puskesmas Telaga Dewa
dan Puskesmas Betungan Kota Bengkulu
Pembimbing I : Violita Siska Mutiara, SST, M.Kes

Paraf
No Hari/Tanggal Materi (BAB) Keterangan
Pembimbing I
Selasa, 23 Judul - Tentukan TTD
1 Februari variabel, sampel
2021 dan tempat
penelitian
- Survey/data
jumlah bidan

2 Rabu, 17 Judul - Menentukan TTD


Maret 2021 Sampel

3 Rabu, 14 Bab I - III - Lengkapi TTD


April 2021 Proposal
- Lengkapi Materi
- Print out sumber
yang di pakai
- Lampirkan foto
survey awal

4 Senin, 10 Bab I - III - Perbaiki dan TTD


Mei 2021 dan PPT lengkapi PPT
- Perbaiki Proposal
- ACC ujian
proposal

Bengkulu, 2021
Pembimbing I

Violita Siska Mutiara, SST, M.Kes


Lampiran 4

BERITA ACARA BIMBINGAN PROPOSAL SKRIPSI

Nama : Desi Wahyuni


NPM : 2026040142.P
Jurusan : Program Sarjana Terapan Kebidanan
Judul Skripsi : Hubungan Pengetahuan Dengan Kesiapsiagaan Bidan Dalam
Menghadapi Bencana Gempa Bumi di Puskesmas Telaga Dewa
dan Puskesmas Betungan Kota Bengkulu
Pembimbing II : Nuril Absari, S.SiT, M.Kes

Paraf
No Hari/Tanggal Materi (BAB) Keterangan
Pembimbing II

Bengkulu, 2021
Pembimbing II

Nuril Absari, S.SiT, M.Kes


Lampiran 5

FOTO PENGAMBILAN DATA AWAL

1. Puskesmas Telaga Dewa

2. Puskesmas Betungan

Anda mungkin juga menyukai