Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

EPIDURAL HEMATOMA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Kompeherensif I

KELOMPOK 3
1. Septia sukma rani
2. Siti solehatul kamilah
3. Zakaria alashom
4. Nur hidayati
5. Riska rahmawati

(14201.05.13035)
(14201.05.13011)
(14201.05.13016)
(14201.05.13020)
(14201.05.13023)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAFSHAWATY


ZAINUL HASAN GENGGONG
PROBOLINGGO
TAHUN 2016-2017

BAB I
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1

PENGANTAR :
Pokok bahasan
: EPIDURAL HEMATOMA
Pelaksanaan
: SABTU, 7 JANUARI 2017
Waktu
: 40 MENIT
Sasaran
: KELUARGA PASIEN
Tempat
: RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL
Pemateri
:
IDENTIFIKASI MASALAH
Epidural hematoma adalah akumulasi dari darah dan gumpalan darah antara lapisan dura
mater dan tulang tengkorak. Sumber perdarahan dari epidural hematoma adalah arteri
meningea (seringkali arteri meningea media) atau terkadang sinus venosus dura. Perdarahan
ini memiliki bentuk yang bikonveks atau lentikuler.
Epidural hematom adalah salah satu jenis perdarahan intracranial yang paling sering
terjadi karena fraktur tulang tengkorak. Otak di tutupi olek tulang tengkorak yang kaku dan
keras. Otak juga di kelilingi oleh sesuatu yang berguna sebagai pembungkus yang di sebut
dura. Fungsinya untuk melindungi otak, menutupi sinus-sinus vena, dan membentuk
periosteum tabula interna.. Ketika seorang mendapat benturan yang hebat di kepala
kemungkinan akan terbentuk suatu lubang, pergerakan dari otak mungkin akan menyebabkan
pengikisan atau robekan dari pembuluh darah yang mengelilingi otak dan dura, ketika
pembuluh darah mengalami robekan maka darah akan terakumulasi dalam ruang antara dura
dan tulang tengkorak, keadaan inlah yang di kenal dengan sebutan epidural hematom.
Di Amerika Serikat, 2% dari kasus trauma kepala mengakibatkan hematoma epidural dan
sekitar 10% mengakibatkan koma. Secara Internasional frekuensi kejadian hematoma
epidural hampir sama dengan angka kejadian di Amerika Serikat.Orang yang beresiko
mengalami EDH adalah orang tua yang memiliki masalah berjalan dan sering jatuh.
60 % penderita hematoma epidural adalah berusia dibawah 20 tahun, dan jarang terjadi
pada umur kurang dari 2 tahun dan di atas 60 tahun. Angka kematian meningkat pada pasien

yang berusia kurang dari 5 tahun dan lebih dari 55 tahun. Lebih banyak terjadi pada laki-laki
dibanding perempuan dengan perbandingan 4:1.
Pasien dengan epidural hematom akan mengalami kesadaran menurun yang berlangsung
singkat pada awalnya, diikuti dengan lucid interval. Interval ini kemudian diikuti dengan
kemunduran klinis yang cepat. Semua pasien dengan perdarahan epidural membutuhkan
intervensi yang cepat dari spesialis bedah saraf. Epidural hematom akan menempati ruang
dalam otak, olehnya itu, perluasan yang cepat dari lesi ini, dapat menimbulkan penekanan
pada otak.
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan tentang Epidural Hematoma, diharapkan para keluarga
pasien yang berkunjung ke rumah sakit umum bangil dapat memahami dari penyakit
hematoma beserta tanda gejalanya.
1.3.2 Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan tentang gastritis selama 40 menit, Setelah mengikuti
penyuluhan tentang Epidural Hematoma, diharapkan para keluarga pasien yang
berkunjung ke rumah sakit umum bangil dapat memahami dari penyakit hematoma
beserta tanda gejalanya.
1.4 POKOK BAHASAN
Penting untuk mengetahui penyakit Epidural Hematoma
1.5 SUB POKOK BAHASAN
1. Definisi Epidural Hematoma
2. Penyebab Epidural Hematoma
3. Tanda gejala Epidural Hematoma
4. Penatalaksanaan Epidural Hematoma
1.6 MATERI PENYULUHAN
Terlampir
1.7 METODE
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah yaitu penyajian penyampain
materi Epidural Hematoma dan akhir penyampaian materi disediakan waktu untuk Tanya
jawab.
1.8 MEDIA
1. PowerPoint
2. Leflet
1.9 PENGORGANISASIAN
Penanggung jawab
: Kelompok 3

Moderator
Penyaji
Seksi Dokumentasi
Fasilitator
Evaluator

: Zakaria Al-Ashom
: Septia Sukmarani
: Nur hidayati
: Siti Solehatul kamila
: Riska Rahmawati

1.10 PEMBAGIAN TUGAS

1.Peran Leader
- Membuka dan menutup acara
- Membuat tata tertib acara
- Mengatur kelancaran acara\Mengingatkan coleader tentang waktu kegiatan
2. Peran Coleader
- Menyampaikan materi
- Coleader dan leader bekerja sama dalam melaksanakan acara
- Menjawab pertanyaan dari semua peserta
3.Peran Observer
- Mengamati jalannya kegiatan acara
- Menilai dan mencata perilaku verbal dan nonverbal dari semua peserta
- Membuat laporan penyuluhan
4.Peran Fasilitator
- Memotifasi peserta untuk mengajukan pertanyaan
- Menjadi contoh bagi peserta,selama penyuluhan berlangsung
- Membuat absensi bagi peserta penyuluhan
- Memfasilitasi kegiatan penyuluhan

1.11 DENAH PENYULUHAN

KETERANGAN :
Penyaji
fasilitator
peserta seminar
moderator
1.12 PROSES KEGIATAN

NO
1

TAHAP
PENYULUH
Pendahulua - Pembukaan

AUDIEN

- Mendengarkan

- Memberi salam

- Menjawab salam

- Memperkenalkan diri

dan

- Memperkenalkan diri

memperhatikan

- Menjelaskan kontrak:
waktu, topik, tempat
serta tujuan penyuluhan

WAKTU
5 menit

- Mendengarkan
dan
memperhatikan
- Mendengarkan
dan

Kegiatan Inti

Menjelaskan tentang
pengertian Epidural

memperhatikan
- Mengemukakan
Pendapat

Hematoma
Menyebutkan penyebab

- Mendengar&

Epidural Hematoma
Menyebutkan tanda dan

- Mendengar&

gejala Epidural Hematoma


Menyebutkan Terapi
Epidural Hematoma

20 Menit

Memperhatikan

Memperhatikan
- Mendengar&
Memperhatikan
- Mendengar&

Evaluasi

Memberi kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya tentang materi

yang di sampaikan
Memberi pertanyaan
kepada peserta tentang

materi yang di sampaikan


Memberi kesempatan

untuk menjelaskan ulang


Memberi kesimpulan

Memperhatikan
- Bertanya
- Menjawab
pertanyaan
- Menjelaskan ulang
- Mendengarkan
- Menjawab salam

15Menit

Memberi salam penutup

1.12 KRITERIA EVALUASI


1. Struktur
a) Media dan alat memadai.
b) waktu pelaksanaan tepat waktu.
c) lingkungan yang tenang dan mendukung.
2. Proses
a) Kegiatan penyuluhan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan yang di rencanakan.
b) Penyuluh menyampaikan materi menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
c) Peserta mendengarkan dengan penuh perhatian.
d) Peserta terbuka dan berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan.
e) Tujuan khsus dapat dicapai.
3. Hasil

Setelah mengikuti penyuluhan peserta mampu :


1. Definisi Epidural Hematoma
2. Penyebab Epidural Hematoma
3. Tanda gejala Epidural Hematoma
4. Penatalaksanaan Epidural Hematoma
1.13 LAMPIRAN MATERI

materi tentang penyuluhan Epidural Hematoma


1.14 REFERENSI
Doenges M.E. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3 . EGC. Jakarta.
Sjamsuhidajat, R. Wim de Jong (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. EGC, Jakarta.

BAB II
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN

2.1 DEFINISI
Epidural hematoma adalah akumulasi dari darah dan gumpalan darah antara lapisan dura
mater dan tulang tengkorak. Sumber perdarahan dari epidural hematoma adalah arteri
meningea (seringkali arteri meningea media) atau terkadang sinus venosus dura. Perdarahan
ini memiliki bentuk yang bikonveks atau lentikuler.
Epidural hematom adalah salah satu jenis perdarahan intracranial yang paling sering
terjadi karena fraktur tulang tengkorak. Otak di tutupi olek tulang tengkorak yang kaku dan
keras. Otak juga di kelilingi oleh sesuatu yang berguna sebagai pembungkus yang di sebut
dura. Fungsinya untuk melindungi otak, menutupi sinus-sinus vena, dan membentuk
periosteum tabula interna.. Ketika seorang mendapat benturan yang hebat di kepala
kemungkinan akan terbentuk suatu lubang, pergerakan dari otak mungkin akan menyebabkan
pengikisan atau robekan dari pembuluh darah yang mengelilingi otak dan dura, ketika

pembuluh darah mengalami robekan maka darah akan terakumulasi dalam ruang antara dura
dan tulang tengkorak, keadaan inlah yang di kenal dengan sebutan epidural hematom.
Pasien dengan epidural hematom akan mengalami kesadaran menurun yang berlangsung
singkat pada awalnya, diikuti dengan lucid interval. Interval ini kemudian diikuti dengan
kemunduran klinis yang cepat. Semua pasien dengan perdarahan epidural membutuhkan
intervensi yang cepat dari spesialis bedah saraf. Epidural hematom akan menempati ruang
dalam otak, olehnya itu, perluasan yang cepat dari lesi ini, dapat menimbulkan penekanan
pada otak.

2.2 PENYEBAB
Penyebab dari Epidural Hematoma dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya
sebagai berikut:
Penyebab hematoma epidural biasanya adalah trauma, walaupun perdarahan spontan juga
diketahui terjadi. Ini bias terjadi akibat kecelakaan lalu lintas atau jatuh. Hematoma epidural
umunya terjadi akibat hantaman pada sisi kepala dan seringkali diakibatkan oleh sebuah
fraktur yang melewati saluran artetirial dalam tulang, paling umu pecahnya tulang temporal
yang mengganggu arteti meningeal tengah, sebuah cabang carotid eksternal. Sehingga hanya
20 hingga 30% hematoma epidural yang terjadi di luar area tulang temporal.

2.3 TANDA GEJALA


Pasien dengan EDH seringkali tampak memar di sekitar mata dan di belakang telinga.
Sering juga tampak cairan yang keluar pada saluran hidung atau telinga.
Tanda dan gejala yang tampak pada pasien dengan EDH antara lain:

Penurunan kesadaran, bisa sampai koma


Bingung
Penglihatan kabur
Susah bicara
Nyeri kepala yang hebat
Keluar cairan darah dari hidung atau telinga
Nampak luka yang dalam atau goresan pada kulit kepala.
Mual

Pusing
Berkeringat
Pucat
2.4 PENATALAKSANAAN
Dengan dilakukannya pembedahan yaitu pembedahan Kraniotomi Craniotomy merupakan
proses pembedahan otak yang dilakukan dengan mengangkat sebagian kecil tulang tengkorak
dan memasangkannya kembali. Pascaoperasi, Anda akan merasa sakit pada bagian bekas
sayatan saat batuk, melakukan sesuatu yang mengerahkan tenaga, atau menghirup napas
dalam-dalam. Untuk menghilangkan sakit tersebut, jangan mengonsumsi obat yang tidak
diresepkan oleh dokter karena berisiko menyebabkan pendarahan Dibutuhkan beberapa
minggu sebelum energi Anda kembali pulih, oleh karena itu Anda perlu memerhatikan baikbaik aktifitas yang dilakukan. Jangan mengendarai kendaraan dan jangan mengangkat beban
terlalu berat untuk mencegah ketegangan pada bagian bekas sayatan. Tunggu sampai dokter
memperbolehkan Anda melakukan hal-hal tersebut.Jika pada pascaoperasi craniotomy Anda
mengalami beberapa hal di bawah ini, sebaiknya segera mengonsultasikannya kepada dokter,
o Kejang, kesulitan berbicara, dan lengan atau kaki menjadi lemah.
o Kemampuan

penglihatan

menurun

atau

terus-terusan

mengantuk.
o Tubuh menjadi demam atau menggigil.
o Bekas sayatan terasa makin sakit, bengkak, kemerahan, serta
mengalami pendarahan atau bernanah.
o Dada terasa sakit, sulit bernapas, merasa gelisah.

DAFTAR HADIR
PENYULUHAN DIRUMAH SAKIT BANGIL
NO

NAMA

ALAMAT

TTD

Anda mungkin juga menyukai