Anda di halaman 1dari 13

EFEKTIFITAS PEMBERIAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DAN MINYAK JINTEN

HITAM TERHADAP TINGKAT BIANG KERINGAT (MILIARIA) PADA BALITA


DESA TUBANAN KEMBANG JEPARA

MANUSKRIP

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan memperoleh Surat Prasurvey


Pada Universitas Karya Husada Semarang

Oleh :

TITIK ISNAWATI
NIM: 2104066

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS KARYA HUSADA
SEMARANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentan mengalami perubahan baik
perkembangan dan pertumbuhannya, dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain/toddler (1-
2,5 tahun), prasekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (6-11 tahun), hingga usia remaja (11-17
tahun) (Yuriati, & Noviandani, 2017). Pada masa anak ini rentan mengalami berbagai
masalah penyakit terutama diusia anak. Kulit anak sangat sensitive terhadap apapun yang
ada di lingkungan sekitarnya (Ullya, dkk, 2018). Indonesia merupakan negara beriklim
tropis, hal ini yang menyebabkan mendapatkan intensitas matahari yang tinggi. Sinar
matahari merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Sinar ultra violet
memiliki energi yang cukup tinggi sehingga mempengaruhi tubuh manusia terutama pada
kulit yang dapat menyebabkan biang keringat (Pratama, 2012).
Salah satu penyakit kulit pada anak adalah biang keringat yang sering tidak
diperdulikan oleh banyak orang karena tidak berbahaya. Biang keringat yang disebut juga
sebagai sudamina, liken tropikus atau biang keringat, atau keringat buntet, prickle heat
adalah salah satu gangguan pada kulit akibat keringat berlebihan. disertai sumbatan saluran
kelenjar keringat berupa bintik-bintik merah yang timbul pada sekujur tubuh. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh sel-sel pada balita yang belum sempurna sehingga terjadilah
sumbatan yang mengakibatkan retensi keringat (Suhartiningsih, 2015).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization, 2016)
melaporkan tiap tahun terdapat 80% penderita biang keringat (miliaria), diantaranya 65%
terjadi pada bayi dan balita. Penduduk Indonesia beresiko terkena biang keringat (miliaria)
(World Health Organization, 2016). Sebagian besar (49,6%) sering terjadi pada bayi
terutama di kota-kota besar yang panas dan pengap (Dewi, 2015). Masalah penyakit kulit
masih tinggi di Indonesia dibuktikan dengan Riset Kesehatan Dasar oleh Departemen
Kesehatan tahun 2018 prevalensi nasional penyakit kulit adalah 6,8%. Provinsi yang
mempunyai prevalensi penyakit kulit diatas prevalensi nasional salah satunya Jawa Tengah
adalah 6,9% dan Kabupaten Jepara adalah 6,5% (Riset Kesehatan Dasar, 2019).
Penelitian di Indonesia terdapat 282 kasus (22,79%) dari 8919 kasus balita menderita
penyakit kulit biang keringat. Biang keringat menempati urutan ke-7 dari 10 penyakit kulit
bayi dan balita. Insiden penyakit kulit biang keringat ini akan meningkat sampai 50% pada
iklim panas dan lembab. Di bagian Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia (FKUI) terdapat 15% yang menderita penyakit kulit biang
keringat yang berobat ke Poliklinik Ilmu Kesehatan Anak (Setyawati, 2013).
Penyakit kulit biasanya menyerang anak karena kulit sangat kompleks, elastis dan
sensitif bisa berubah sesuai iklim, usia, jenis kelamin, ras, dan posisi tubuh. Penyakit kulit
bisa disebabkan oleh jamur, bakteri, atau virus. Disamping itu tergantung terhadap
lingkungan serta keadaan masing-masing (Karisma, dkk, 2017). Penyebab biang keringat
antara lain karena udara yang panas dan lembab, sinar ultraviolet (UV), atau karena
pengaruh pakaian yang tidak menyerap keringat. Penyebab lain adalah tersumbatnya
poripori kelenjar keringat oleh bakteri yang menimbulkan peradangan dan edema akibat
keringat yang tidak keluar dan diabsorbsi oleh stratum korneum. Pori-pori sejati pada bayi
berfungsi sebagai sistem kerja kelenjar keringat yang fungsinya belum sempurna sehingga
bila bayi kepanasan akan menimbulkan biang keringat. Keringat bayi yang keluar terkumpul
dibawah kulit, kemudian akan muncul bintik-bintik merah dan akan menimbulkan rasa gatal,
terutama di daerah paha dan bagian tubuh yang tertutup (Karisma, dkk, 2017).
Balita yang mengalami biang keringat menjadi rewel akibat rasa gatal dan orang tua
biasanya mengeluh karena pola tidur bayinya terganggu seperti gelisah, tidak nyenyak dan
lainnya. Rasa gatal dan panas yang disebabkan oleh biang keringat, juga dapat menyebabkan
penderita mengalami infeksi. Penjelasan yang diberikan oleh Mayo Clinic (2014), bahwa
biang keringat dapat berbahaya jika muncul tanda-tanda infeksi (Azis, 2014). Hal ini harus
mendapatkan pengobatan secara langsung oleh dokter jika anak mengalami peningkatan rasa
sakit, bengkak, kemerahan atau panas di sekitar daerah yang terkena, terdapat nanah pada
luka, pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak, leher atau selangkangan, demam atau
kedinginan. Tidak hanya itu, hal lain selain infeksi yang dapat lebih membahayakan adalah
muculnya gejala heat stroke (Setyawati, 2013).
Heat stroke adalah kondisi yang disebabkan karena tubuh mengalami panas atau
demam yang berlebihan pada tubuh (biasanya jika suhu tubuh sekitar 40°C atau bahkan
lebih tinggi. Sehingga diperlukan perawatan darurat, jika tidak maka akan cepat merusak
otak, jantung, ginjal, dan otot. Pengobatan yang lebih lama tertunda akan memperburuk
kerusakan, meningkatkan komplikasi serius atau bahkan kematian (Mayoclinic, 2014)
Upaya untuk mempercepat penyembuhan dan menghambat penyebaran biang
keringat, yaitu dengan medis (konvensional) dan non-medis (nonkonvensional). Pengobatan
medis dapat berupa konsumsi obat antihistamin, penggunaan krim hidrokortison, atau
memakai lotion calamine. Penggunaan pengobatan medis terlalu sering akan berdampak
bagi tubuh terutama anak-anak karena mengandung bahan kimia. Sedangkan dalam
pengobatan non farmakologi, dapat berupa tindakan atau aktivitas pencegahan atau
pengobatan secara mandiri dan tradisional seperti memandikan bayi dan balita secara rutin
dan menggunakan rebusan kayu secang, mengenakan pakaian yang berbahan katun agar
mampu menyerap keringat, masker tradisional yang dibalurkan ke tubuh dapat digunakan
sebagai perawatan kulit yang berguna untuk meningkatkan kesehatan kulit,
memperbaiki dan merangsang sel-sel kulit serta menggunakan bahan-bahan tradisional salah
satunya VCO (Virgin Coconut Oil) dan minyak jintan hitam atau (Nigella Sativa Oil) atau
yang biasa disebut Habbatussauda (Muliya, dkk, 2020).
Virgin Coconut Oil (VCO) telah diteliti bermanfaat bagi kesehatan kulit. Kandungan
asam lemak rantai sedang medium-chain triglyceride (MCT) yang terkandung dalam VCO
bersifat anti mikroba karena dapat menghambat pertumbuhan berbagai jasad renik berupa
bakteri, ragi, jamur dan virus. Sifat-sifat anti mikroba dari VCO berasal dari komposisi
MCT yang dikandungnya karena ketika diubah menjadi asam lemak bebas
seperti yang terkandung dalam sebum, MCT akan menunjukkan sifat-sifat sebagai anti
mikroba. Hal inilah yang menyebabkan VCO efektif dan aman digunakan pada kulit dengan
cara meningkatkan hidrasi kulit dan mempercepat penyembuhan pada kulit (Handayani,
2010). Keuntungan lain dijelaskan bahwa VCO mampu mengurangi radikal bebas karena
kandungan asam ferulic dan asam pcoumaric yang dapat digunakan sebagai antioksidan.
Penggunaan VCO sebagai skin barrier disini juga didapatkan hasil mampu membunuh
berbagai mikroba sehingga dapat digunakan sebagai antibakteri (Suhartiningsih, 2015).
Sifat minyak jintan hitam tidak lengket dan lembut. Kandungan asam lemak esensial
dalam minyak Nigella Sativa Oil meningkatkan hidrasi dan elastisitas kulit, sehingga
meningkatkan integritas dan keutuhan kulit, melindungi kulit dari gesekan, serta dapat
menurunkan hiperpoliferasi pertumbuhan kulit. Studi sebelumnya telah menyoroti bahwa
Nigella Sativa Oil memiliki aktivitas anti inflamasi, antioksidan, dan anti kanker. Minyak ini
tidak memiliki efek samping pada kulit bayi karena memiliki kandungan non iritan.
Pengembangan pengobatan biang keringat secara tradisional dengan menggunakan minyak
jintan hitam (Nigella Sativa Oil) menjadi inovasi yang menarik sebagai salah satu obat
segala penyakit (Nisfatul, dkk, 2021).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muliya Harning Setyowati, Kusumastuti (2019)
setelah dilakukan penerapan Virgin Coconut Oil (VCO) ada penurunan tanda gejala miliaria
dari 3 partisipan mengalami miliaria rubra menjadi miliaria profunda dan dua partisipan
mengalami miliaria profunda menjadi miliaria kristalina. Penerapan Virgin Coconut Oil
(VCO) efektif mengobati biang keringat pada bayi (Muliya, dkk, 2020). Andang Yuli
Katmono, Surati Ningsih (2021) hasil penelitian menunjukkan, dari tindakan pemberian
olesan minyak kelapa murni diperoleh hasil yang berbeda untuk kesembuhan miliaria, dari 5
subjek diperoleh 3 subjek (60%) sembuh dalam waktu kurang dari 5 hari dan 2 subjek (40%)
sembuh dalam waktu lebih dari 5 hari, pemberian VCO dapat mengurangi miliaria pada
anak (Andang, dkk, 2021). Penelitian Nisfatul Annisa, Wulan Rahmadhani, Suci Amin
(2021) Hasil penelitian 3 partisipan mengalami kesembuhan (60%), 2 partisipan mengalami
perubahan menjadi miliaria profunda (40%). Penerapan pemberian minyak jintan hitam
(Nigella sativa oil) efektif mengobati biang keringat (Miliaria) pada bayi (Nisfatul, dkk,
2021).
Masalah Makro yang didapat dari Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara pada
tahun 2020 didapatkan kejadian penyakit kulit pada anak sebanyak ….., dimana kasus
penyakit kulit pada balita sebanyak ……. anak. Pada Tahun 2021 Di Puskesmas Kembang
dari bulan September sampai Desember didapatkan jumlah yang periksa sebanyak
……….anak, yang mengalami penyakit kulit pada balita sebanyak……….. anak dengan
penyakit kulit biang keringat sebanyak……..anak, ruam popok sebanyak……anak, jamur/
panu sebanyak….anak. Sedangkan di Desa Tubanan sendiri kasus biang keringat pada balita
pada bulan September-Desember 2021 terdapat sebanyak…………..kasus.
Masalah mikro yang di dapatkan dari kasus ini dengan hasil wawancara pada bidan
koordinator Puskesmas Kembang mengenai pemeriksaan penyakit kulit biang keringat pada
anak, apabila hasil pemeriksaan mengalami biang keringat maka diberikan obat seperti CTM
dan citirizin, salf anti jamur, serta dianjurkan untuk menjaga kebersihan anak dengan cara
menganti baju ketika berkeringat, mandi dengan air bersih. Upaya tersebut belum
mendapatkan hasil yang signifikan ditunjukkan dengan adanya pasien yang datang kembali
setelah 2 hari dan mengatakan anak masih gatal-gatal.
Hasil wawancara pada ibu yang berkunjung periksa ke Puskesmas dengan diagnosa
biang keringat pada anaknya sebanyak 7 orang. Mereka mengatakan ketika anak mengalami
gatal akibat biang keringat biasanya biasanya diberikan bedak salicil atau herocin, seta
membawa anak ke Puskesmas. Selain itu dari 2 ibu ada yang mengganti pakaian ketika
berkeringat, dari 3 ibu memberikan obat dari Puskesmas dan memberikan salf yang
diresepkan dokter, 2 ibu memberikan minyak kayu putih dan memberikan obat dari
Puskesmas, akan tetapi jika kena panas dan berkeringat masih merasakan gatal. Pasien
belum ada yang memberikan minyak VCO dan minyak jinten hitam ketika anak mengalami
biang keringat. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Efektifitas pemberian Virgin Coconut Oil (VCO) dan minyak
jinten hitam terhadap tingkat biang keringat (Miliaria) pada Balita Desa Tubanan Kembang
Jepara”

B. Tujuan
Untuk Mengetahui efektifitas pemberian Virgin Coconut Oil (VCO) dan minyak jinten
hitam terhadap tingkat biang keringat (Miliaria) pada Balita Desa Tubanan Kembang
Jepara.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Balita
1. Definisi Balita
Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan disertai dengan
perubahan yang memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan
kualitas yang tinggi. Akan tetapi, balita termasuk kelompok yang rawan gizi serta
mudah menderita kelainan gizi karena kekurangan makanan yang dibutuhkan.
Konsumsi makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan
kecerdasan anak sehingga konsumsi makanan berpengaruh besar terhadap status
gizi anak untuk mencapai pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak (Andang, dkk,
2021).
2. Karakteristik Balita
3. Kebutuhan Dasar Balita
4. Penyakit kulit yang menyerang Balita
B. Biang Keringat
1. Pengertian biang keringat
Biang keringat atau miliaria adalah kelainan kulit akibat retensi keringat ditandai
dengan adanya vesikuler milier. Miliaria disebut juga keringat buntet, biang keringat
(pricky head atau head rash), mengenai daerah dada, punggung, ketiak, dan leher.
Sekitar 40% bayi mengalami miliaria (Handayani, 2010).
2. Klasifikasi Biang Keringat
3. Penyebab Biang Keringat
4. Komplikasi
5. Pencegahan
6. Pengobatan
C. Virgin Coconut Oil
1. Pengertian
Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil atau VCO) merupakan produk olahan
asli Indonesia yang terbuat dari daging kelapa segar yang diolah pada suhu rendah
atau tanpa melalui pemanasan, sehingga kandungan yang penting dalam minyak tetap
dapat dipertahankan. Minyak kelapa murni merupakan hasil olahan kelapa yang bebas
dari transfatty acid (TFA) atau asam lemak-trans. Asam lemak trans ini dapat terjadi
akibat proses hidrogenasi. Agar tidak mengalami proses hidrogenasi, maka ekstraksi
minyak kelapa ini dilakukan dengan proses dingin. Misalnya, secara fermentasi,
pancingan, pemanasan terkendali, pengeringan parutan kelapa secara cepat dan lain-
lain (Karisma, dkk, 2017).
2. Kandungan VCO
3. Sifat Kimia VCO
4. Manfaat VCO
5. Metode Pengolahan VCO
D. Minyak Jinten Hitam
1. Pengertian
Jintan hitam merupakan tanaman herbal berbunga tahunan. Tanaman jintan hitam
merupakan tanaman semak dengan ketinggian lebih kurang 30 cm. Ekologi dan
penyebaran tanaman ini mulai dari daerah Mediterania ke arah timur Samudera
Indonesia sebagai gulma semusim dengan keanekaragaman yang kecil. Budi daya
perbanyakan tanaman dilakukan dengan biji. Tumbuhan jintan hitam dipercaya berasal
dari daerah Mediterania. Jintan hitam merupakan spesies tumbuhan semak rendah yang
termasuk famili Racunculaceae. Tumbuhan ini selama berabad-abad telah digunakan
sebagai obat tradisional atau rempah-rempah dari minyak yang diperoleh dengan cara
memeras biji oleh orang-orang Asia, Timur Tengah, dan Afrika. Tanaman ini tumbuh
pada kisaran suhu 5- 25˚C, tumbuh baik pada suhu sekitar 14˚C, dan pH tanah 5.8
(Nisfatul, dkk, 2021).
2. Manfaat jinten hitam
3. Kandungan Kimia Jinten hitam
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan kuantitatif yaitu penelitian yang menuntut


penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsairan terhadap data tersebut, serta
penampilan dari hasilnya, demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik
bila disertai dengan gambar, tabel, grafik atau tampilan lainnya (Notoatmodjo, 2012).
Penelitian ini menggunakan desain penelitian atau rancangan penelitian ditetapkan
dengan tujuan agar peneliti dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. Desain penelitian ini
adalah Quasi eksperimen dalam dua kelompok two group pretest postest design adalah
desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random dimana group
pertama diberikan perlakuan sedangkan group yang lain tidak. Pada desain ini dilakukan
observasi pertama (pretest) dan observasi kedua (postest). Sehingga dapat menguji
perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya perlakuan, dalam penelitian ini tidak ada
kelompok kontrol/pembanding (Sugiyono, 2012).
Perlakuan Posttest
O1 X1 O2
O3 X2 O4

Bagan 3.1 Rancangan Penelitian

Keterangan :
O1 : pretest dilihat tingkat biang keringat diberikan virgin coconut oil
O3 : pretest dilihat tingkat biang keringat sebelum diberikan minyak jinten hitam
X 1 : Intervensi dengan virgin coconut oil
X 2 : Intervensi dengan minyak jinten hitam
O2 : post test dilihat tingkat biang keringat setelah diberikan virgin coconut oil
O4 : post test dilihat tingkat biang keringat diberikan minyak jinten hitam

B. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Lingkup Tempat
Penelitian ini akan dilakukan di Desa Tubanan Kembang Jepara
2. Lingkup waktu
Penelitian ini akan dilakukan dari bulan Januari-April 2022.
C. Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling
1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Sugiyono, 2012). Populasi
pada penilitian ini adalah semua Balita bulan di Desa Tubanan Kembang Jepara pada
bulan Januari-April 2022 jumlah 123 responden.
b. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Sampel dalam penelitian
ini adalah sebagian balita yang mengalami biang keringat pada bulan Januari-April
2022 di Desa Tubanan Kembang Jepara. Untuk menghitung besar sampel
penggunaan sampel menggunakan rumus sederhana yaitu rumus jumlah subjek untuk
penelitian eksperimen (Sugiyono, 2012) jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 20 responden, 10 kelompok virgin coconut oil dan 10
kelompok minyak jinten hitam.
Kriteria Sampel
1) Kriteria inklusi
a) Bayi usia 1-4 bulan
b) Bersedia menjadi responden
c) Tidak memiliki riwayat penyakit alergi kulit
2) Kriteria eksklusi
a) Bayi tidak hadir untuk pemeriksaan
b) bayi saat datang dalam kondisi sakit
c. Tehnik Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian adalah dengan
menggunakan teknik purposive sampling (Notoatmodjo, 2010)

D. Definisi Operasional
Adapun dalam penelitian ini variabel yang akan didefinisikan secara operasional
dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Hasil Ukur Skala
Ukur Ukur
Pemberian Pemberian VCO untuk VCO - -
Virgin mengatasi biang keringat
coconut selama 10 hari dengan
oil dioleskan sehari 2 kali yaitu
setelah mandi pagi dan setelah
mandi sore
Pemberian Pemberian VCO untuk Minyak - -
Variabel Definisi Operasional Alat Hasil Ukur Skala
Ukur Ukur
Minyak mengatasi biang keringat Jinten
jinten selama 10 hari dengan Hitam
hitam dioleskan sehari 2 kali yaitu
setelah mandi pagi dan setelah
mandi sore
Tingkat Suatu keadaan yang tidak Lembar 1.Biang keringat Kritalina Ordinal
biang menyenangkan observasi gejala munculnya bintil-
keringat yang dialami akibat suntikan gejala bintil yang terisi cairan
pada anak balita dari rasa yang biang jernih dan mudah pecah.
sangat sakit menjadi sedang keringat 2.
atau dari sedang menjadi yang kerap muncul adalah
ringan bahkan tidak sakit sama sensasi rasa gatal serta
sekali menyengat yang disertai
dengan timbulnya bintil
kemerahan
3.
gejala mengalami
peradangan dari bintil
kemerahan menjadi terisi
oleh cairan nanah.
4.Biang keringat Profunda
gejala seperti adanya
pembengkakan kelenjar
getah bening di area
ketika atau bahkan leher,
timbul demam yang
menggigil dan rasa sakit
yang semakin memburuk,
keluarnya nanah dari bintil
yang timbul.

E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan Standar Operasional Prosedur (SOP).
Lembar observasi yaitu daftar observasi tingkat biang keringat dan karakteristik
responden (inisial ibu, usia, pekerjaan, pendidikan, alamat) dan minyak dalam botol.
F. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah :
5. Data Primer
Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan data secara langsung dari responden meliputi
pengisian observasi menggunakan lembar observasi tingkat biang keringat.
6. Data Sekunder
Dalam penelitian ini, data sekunder diambil dari laporan pemeriksaan Balita sakit kulit di
Desa Tubanan Kembang Jepara
G. Pengolahan Data
1. Editing (Pengeditan Data )
2. Coding
3. Entry data
4. Tabulating (tabulasi data)
H. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisa univariat dengan menggunakan Bentuk data numerik penyajian dalam bentuk
tendensi sentral (Notoatmodjo, 2012)
2. Analisa Bivariat
Uji normalitas data menggunakan Saphiro Wilk (n < 50). Jika hasil variabel berdistribusi
Normal menggunakan Paired t test dan jika data tidak normal maka uji yang digunakan
adalah korelasi Wilcoxon. Sedangkan jika hasil variabel berdistribusi normal maka
mengunakan uji korelasi Independent T Test berdistribusi tidak berpasangan maka uji
yang digunakan adalah korelasi Mann Whitney. (Sugiono, 2012).
Bibliografi

Andang Yuli Katmono, Surati Ningsih. (2021). Penatalaksanaan Pemberian Virgin Coconut Oil
(VCO) Untuk Mengurangi Miliaria Pada Anak. IJMS – Indonesian Journal On Medical
Science – Volume 8 No. 2 – Juli 2021

Azis. (2014). Mama Aku Sakit: 100% Dijamin Berhasil. Jakarta: Lembar Langit Indonesia

Dewi Susilowati (2015). Pengaruh Air Rebusan Kayu Secang Dalam Penyembuhan Biang Keringat
Pada Bayi. Surakarta: Politeknik Kesehatan Surakarta

Handayani (2010). Efektifitas penggunaan virgin coconut oil (vco) dengan massage untuk
pencegahan luka tekan grade I pada pasien yang berisiko mengalami luka tekan di RSUD
Dr. Hi. Abdoel Moeloek Provinsi Lampung. Depok: Universitas Indonesia

Karisma, Riski Candra & Lestari, D. I. (2017). Kesembuhan Miliaria Pada Bayi Usia 0-12 Bulan
dengan Pemberian VCO (Virgin Coconut Oil) di Desa Purwosari Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang Tahun 2017. Ilmu Kebidanan Dan Kesehatan, 8(1), 1–15.

Mayoclinic. (2014). Deseases and Conditons Heat Rash, http://www.mayoclinic.org/


diseasesconditions/ heatrash/basics/definition/con20033908

Muliya Harning Setyowati, Kusumastuti. (2020). Penerapan Virgin Coconut Oil (VCO) untuk
Mengobati Biang Keringat (Miliaria) pada Bayi di PMB Diana Yulita A,Amd.Keb.
URECOL The 10th University Research Colloqium 2019 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Gombong

Nisfatul Annisa, Wulan Rahmadhani, Suci Amin. (2021). Penerapan Pemberian Minyak Jintan
Hitam (Nigella Sativa Oil) Untuk Pengobatan Biang Keringat (Miliaria) Pada Bayi Di
Wilayah Pmb Brida Kity Dinarum S.S. Al-Insyirah Midwifery Jurnal Ilmu Kebidanan
(Journal of Midwifery Sciences)https://jurnal.stikes-alinsyirah.ac.id/index.php/kebidanan
Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021 p-ISSN: 2338-2139 e-ISSN: 2622-3457

Notoatmodjo, S,; 2012, “Metodologi penelitian’” Rineka Cipta: Jakarta.


Pratama. (2012). Uji SPF In Vitro dan Sifat Fisik Beberapa Produk Tabir Surya yang Beredar di
Pasaran. Jurnal UGM.

Riset Kesehatan Dasar. 2019. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian
kesehatan RI. Diakses tanggal 6 Desember 2021

Sarwono Prawirohardjo, 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo: Jakarta

Setyawati. (2013). Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Biang Keringat (Miliaria) pada Anak Usia 0-1
tahun di Posyandu Desa Pereng Mojogedang Karanganyar. digilib.stikeskusumahusada.
ac.id/download. ?id=388

Sugiono,; 2012, “Metodologi penelitian kesehatan,” Mitra Cendikia: Yogyakarta

Suhartiningsih. (2015). Ilmu penyakit kulit. Jakarta: Media Jaya.


Ullya, Widyawati, & Armalina, D. (2018). Hubungan Antara Pengetahuan Dan Perilaku Ibu Dalam
Pemakaian Disposable Diapers Pada Batita Dengan Kejadian Ruam Popok. Jurnal
Kedokteran Diponegoro, 7(2), 485–498. Retrieved from
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/view/ 20691

World Health Organization (2016). The Difference of Antibacterial Effect of Neem Leaves and Stick
Extracts, Int. Chin J Dent, 7:27- 29.

Yuriati, P., & Noviandani, R. (2017). Hubungan Pengetahuan Orang Tua Dan Tindakan
Pencegahan Dengan Kejadian Diaper Rush (Ruam Popok) Di Wilayah Kerja Puskesmas
Mekar Baru Tahun 2017. Jurnal Cakrawala Kesehatan, VIII(1), 39–47. Retrieved from
http://ejurnal.anugerahbintan .ac.id/index.php/jcn/article/view/204/150

Anda mungkin juga menyukai